Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan PerwakilanProvinsi Jawa Timur)
HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI
Oleh:ERYMESHA PUTRI CAHYADINI
NPM: 13.1.01.08375
Program Studi: Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)SURABAYA
2017
ii
PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur)
HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI
Oleh:ERYMESHA PUTRI CAHYADINI
NPM: 13.1.01.08375
Program Studi: Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)SURABAYA
2017
iii
PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan PerwakilanProvinsi Jawa Timur)
HALAMAN JUDUL SKRIPSI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi: Akuntansi
Konsentrasi: Akuntansi Sektor Publik dan Perpajakan
Oleh:
ERYMESHA PUTRI CAHYADINI
NPM: 13.1.01.08375
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
STIESIA SURABAYA
2017
iv
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
v
HALAMAN PERNYATAAN
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. MAHASISWANama : Erymesha Putri CahyadiniNPM : 13.1.01.08375Program Studi : AkuntansiTempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Agustus 1995Agama : IslamJumlah Saudara/Anak ke : 3 (tiga)/1 (satu)Alamat Rumah : Gunung Sari Indah Blok EE-51 Surabaya Status : Belum Menikah
B. ORANG TUANama : Drs. Budi TiastotoAlamat Rumah/Telepon : Gunung Sari Indah Blok EE-51 SurabayaAlamat Kantor/Telepon : -Pekerjaan/Jabatan : Swasta
C. RIWAYAT PENDIDIKAN1 Tamat SD di SD Muhammadiyah 15 di Surabaya Tahun 20072 Tamat SMP di SMP Negeri 21 di Surabaya Tahun 20103 Tamat SLTA di SMA Kemala Bhayangkari 1 di Surabaya Tahun 20134 Pendidikan Tinggi (PT)
Nama PT Tempat Semester Tahun Keterangan
STIESIA Surabaya I-VII 2013-2017
D. RIWAYAT PEKERJAANTahun Bekerja di Pangkat/Golongan Jabatan
- - - -
Dibuat dengan sebenarnya
Erymesha Putri Cahyadini
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahnya yang selalu dilimpahkan kepada saya, serta berkat
doa restu kedua orang tua sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP
PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT (Studi Pada Badan Pemeriksa
Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur)”.
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekonomi Ekonomi
Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan
bantuan dari semua pihak, maka kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima
kasih dengan tulus, ikhlas dan rendah hati kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Akhmad Riduwan, S.E., M.S.A., Ak., CA. Selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
2. Ibu Dr. Wahidahwati, S.E., MSi., Ak., CA. Selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
3. Ibu Dr. Wahidahwati, S.E., MSi., Ak., CA. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan memberikan bimbingan serta petunjuk
dengan sabar selama penulisan skripsi ini.
viii
4. Ibu Dra. Dini Widyawati, M.Si., Ak., CA. Selaku Dosen Wali yang telah
meluangkan arahan dan nasehat, sehingga penulis dapat menempuh
pendidikan selama dibangku kuliah dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen, serta para staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah banyak membantu penulis selama
mengikuti kuliah.
6. Seluruh auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa
Timur yang telah membantu penulis dalam memperoleh data penelitian.
7. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya cintai dan sayangi selama ini
telah memberikan doa, dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Untuk semua adik-adik dan keluarga saya yang senantiasa memberikan
dukungan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini.
9. Untuk terkasih Hanif Zahron yang telah membantu dan memberikan
semangat serta motivasi untuk segera meneyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk sahabatterbaik sekaligus teman seperjuangan saya Miftahul Reza
Fauziyah, Ivoni Ike Liando,Vera Amsirillah, Rahma Febriana dan Cindy
Setyo Apsari yang selalu membantu dan memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
11. Untuk sahabat terbaik Mailania Kartika Putri, Dzihni Waida Atika Putri,
Vivin Wuri, Baskoro Dwi Wicaksono, dan Abdul Fauzi yang selalu
memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman SA 4 Angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang telah memberikan cerita suka dan duka selama perkuliahan.
ix
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang dengan tulus
ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesainya skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
serta jauh dari kesempurnaan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat serta membantu menunjang perkembangan ilmu dan
pengetahuan di masa yang akan datang, terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Surabaya, 28 Februari 2017
Erymesha Putri Cahyadini
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI ......................................................... iHALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI ..................................................... iiHALAMAN JUDUL SKRIPSI ........................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................. ivHALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... vDAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... viKATA PENGANTAR ...................................................................................... viiDAFTAR ISI..................................................................................................... xDAFTAR TABEL............................................................................................. xiiDAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiiiDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xivINTISARI.......................................................................................................... xvABSTRACT...................................................................................................... xvi
BAB 1: PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 11.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 51.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 61.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 61.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 7
BAB 2: TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ......... 92.1 Tinjauan Teoretis........................................................................ 9
2.1.1 Teori Atribusi ............................................................... 92.1.2 Auditing (Pemeriksaan) dan Standar Auditing ............ 112.1.3 Jenis-jenis Auditor ....................................................... 152.1.4 Locus of Control........................................................... 172.1.5 Kinerja (Performance) ................................................. 182.1.6 Komitmen Organisasi (Organizational
Commitment) ................................................................ 192.1.7 Turnover Intention ....................................................... 202.1.8 Perilaku Menyimpang dalam Audit (DAB) ................. 21
2.2 Rerangka Pemikiran ................................................................... 232.3 Perumusan Hipotesis .................................................................. 24
2.3.1 Hubungan Locus of Control dengan Perilaku Menyimpang dalam Audit............................................ 24
2.3.2 Hubungan Kinerja dengan Perilaku Menyimpang dalam Audit .................................................................. 25
2.3.3 Hubungan Komitmen Organisasi dengan Perilaku Menyimpang dalam Audit............................................ 27
2.3.4 Hubungan Turnover Intention dengan Perilaku Menyimpang dalam Audit............................................ 28
2.4 Penelitian Terdahulu................................................................... 30
xi
BAB 3:METODA PENELITIAN ................................................................... 343.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek)
Penelitian .................................................................................... 343.2 Teknik Pengambilan Sampel...................................................... 343.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 353.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel .............................. 36
3.4.1 Variabel Independen .................................................... 363.4.2 Variabel Dependen....................................................... 39
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 423.5.1 Uji Kualitas Data.......................................................... 433.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 433.5.3 Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 453.5.4 Pengujian Hipotesis...................................................... 46
BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 484. 1 Hasil Penelitian........................................................................... 48
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 484.1.2 Deskriptif Karakteristik Responden ............................. 504.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian....................................... 554.1.4 Uji Kualitas Data.......................................................... 644.1.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 664.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda ................................ 714.1.7 Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 724.1.8 Pengujian Hipotesis...................................................... 73
4. 2 Pembahasan ................................................................................ 764.2.1 Pengaruh Locus Of Control Eksternal terhadap
Perilaku Menyimpang dalam Audit ............................. 764.2.2 Pengaruh Kinerja terhadap Perilaku Menyimpang
dalam Audit .................................................................. 784.2.3 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Perilaku
Menyimpang dalam Audit............................................. 794.2.4 Pengaruh Turnover Intention terhadap Perilaku
Menyimpang dalam Audit............................................. 80
BAB 5:PENUTUP ............................................................................................. 825.1 Kesimpulan.................................................................................. 825.2 Saran............................................................................................ 83
JADWAL PENELITIAN.................................................................................... 85DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 86LAMPIRAN ....................................................................................................... 89
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 30 2 Definisi Operasional Variabel....................................................... 41 3 Jenis kelamin................................................................................. 51 4 Usia Responden............................................................................. 52 5 Pendidikan Terakhir ...................................................................... 52 6 Jabatan........................................................................................... 53 7 Lama Kerja.................................................................................... 54 8 Perkiraan Jumlah Penugasan Audit................................................ 54 9 Penentuan Kategori Berdasrkan Rerata ......................................... 55 10 Distribusi Frekuensi Variabel Locus of Control ............................ 56 11 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja ........................................... 58 12 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi ..................... 59 13 Distribusi Frekuensi Variabel Turnover Intention .......................... 60 14 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Menyimpang dalam
Audit............................................................................................... 62 15 Hasil Uji Validitas........................................................................... 64 16 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 66 17 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 68 18 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 69 19 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda.......................................... 71 20 Hasil Uji Determinasi (R2) .............................................................. 72 21 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)................................................. 73 22 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ............................................................... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rerangka Pemikiran ................................................................. 23 2. Uji Normalitas .......................................................................... 67 3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian...................................................................... 882. Rekapitulasi Jawaban Responden ................................................. 953. Hasil Output Pengelolaan Data ..................................................... 1024. Uji Kualitas Data ........................................................................... 1065. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 1196. Analisis Regresi Linier Berganda.................................................. 1217. Tabel Koefisien Korelasi............................................................... 1228. Surat Pengantar ke Dosen Pembimbing ........................................ 1239. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi............................................. 12410. Surat Ijin Riset dari STIESIA........................................................ 12511. Surat Ijin dari BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur................... 12612. Berita Acara Bimbingan Penulisan Skripsi .................................. 12713. Sertifikat Seminar Hasil Penelitian ............................................... 128
xv
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik personal auditor terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Perilakumenyimpangdalam audit diukur dengan variabel locus of control, kinerja, komitmen organisasi, dan turnover intention. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 56 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20.0.
Perilaku menyimpang dalam audit dilakukan oleh individu untuk menutupi kekurangan yang dimiliki serta adanya kesempatan yang tinggi untuk dapat melakukan perilaku menyimpang agar tetap bertahan di organisasi terkait dan tidak kehilangan pekerjaannya.
Kata Kunci: locus of control, kinerja, komitmen organisasi,turnover intention, dan perilaku menyimpang dalam audit
xvi
ABSTRACT
The purpose of this research to examine the influence of auditor personal characteristics to the deviant behavior in audit. The deviant behavior in audit is measured by locus of control, performance, organization committment, and turnover intention. This research is a quantitative research. The population is thw audit board of republic of Indonesia East Java province representative and the sample collection technique has been done by using purposive sampling method. 56 respondents have been selected as samples.
The data collection technique has been carried out by using survey method. The data is the primary data in the form of questionnaires which have been issued to the respondents. The analysis method has been done by using multiple lienar regressions and the SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 20.0 version.
The deviant behavior in audit has been done by the person to cover the weaknesses he or she has and there is high opportunity to conduct deviant behavior in order to stay in the related organization and does not loss his or her job.
Keywords: locus of control, performance, organization committment, turnover intention, and deviant behavior in audit
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi
keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau
perusahaan. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Ditinjau dari sudut profesi, auditor mempunyai peranan yang penting dalam
membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan. Sikap
cermat dan hati-hati sangat dibutuhkan oleh auditor dalam melakukan audit
laporan keuangan dengan di dukung bukti-bukti audit yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Profesi auditor merupakan profesi kepercayaan
masyarakat, dimana masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh instansi atau manajemen
perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor, kewajarannya
lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan laporan keuangan yang tidak atau
belum diaudit.Berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan
mempengaruhi kesimpulan hasil akhir auditor dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan di ambil oleh pihak
pemakai informasi pelaporan keuangan.
Dalam konteks auditing, tindakan manipulasi atau penipuan akan terwujud
dalam bentuk penyimpangan perilaku. Perilaku ini memiliki arti bahwa auditor
2
akan memanipulasi proses auditing untuk mencapai tujuan kinerja individu
maupun organisasi. Pengurangan kualitas audit bisa dihasilkan sebagai
pengorbanan yang harus dilakukan auditor untuk bertahan di dalam lingkungan
audit (Pertiwi et al., 2015:72).Meningkatnya permintaan jasa audit dan semakin
banyak perusahaan audit yang berdiri akan timbul persaingan yang ketat. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran terjadinya persaingan yang tidak sehat, dengan
mengambil jalan pintas yang melanggar kode etik akuntan publik yang dapat
menurunkan kualitas audit. Oleh karena itu, penelitian mengenai perilaku
menyimpang dalam audit atau perilaku disfungsional perlu dilakukan agar
penyebabnya dapat diketahui dan berdasarkan bukti yang jelas sehingga dapat
mengambil solusi yang tepat.
Secara teoretis akuntan publik memberikan jasa assurance tentang informasi
laporan keuangan historis kepada masyarakat diwajibkan untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan akuntansi serta kualitas pribadi yang memadai.
Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku profesinya. Perilaku
profesional akuntan publik diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku
menyimpang dalam audit (Harini, 2010:03).
Pada prakteknya tindakan perilaku menyimpang dalam audit masih sering
terjadi. Salah satu kasus yang ada pada kantor BPK-RI saat ini adalah korupsi
audit yang terjadi pada proses audit dan praktik jual beli hasil opini audit dengan
aktor utamanya adalah seorang auditor. Sedangkan pada teori sudah jelas
dinyatakan bahwa perilaku profesional seorang auditor yang baik sangat penting
3
dalam melakukan proses audit agar dapat meningkatkan kualitas audit yang andal
dan relevan.
Sehubungan dengan hal tersebut, faktor penting dalam diri auditor dapat
mempengaruhi kecenderungan untuk melakukan perilaku menyimpang dalam
audit. Diantaranya adalah locus of control yang mengacu pada karakteristik
personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh
mana dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan yang dialami. Semakin tinggi locus of controlindividu, semakin besar
kemungkinan individu tersebut melakukan perilaku menyimpang (Pertiwi et al.,
2015:79).
Menurut Basudewa(2015:965) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
komitmen organisasi yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin rendah
perilaku menyimpang yang dilakukan seorang auditor. Dengan demikian tingkat
tinggi komitmen organisasi akan dikaitkan dengan penyimpangan perilaku dalam
audit, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk tetap mempertahankan organisasi
tempat mereka bekerja.
Kinerja berkaitan dengan hasil dari perilaku anggota organisasi dimana tujuan
yang dicapai adalah dengan adanya tindakan atau perilaku. Hal ini berarti, bahwa
seorang auditor dengan tingkat kinerja yang rendah lebih dapat terlibat dalam
perilaku menyimpang (dysfunctional audit behavior) dikarenakan sebagai
kebutuhan dalam situasi yang dimana tujuan organisasi maupun individual tidak
dapat dicapai melalui langkah-langkah secara umum. Menurut Basudewa
(2015:966) menyatakan bahwa kinerja yang lebih tinggi secara tidak langsung
4
dapat memberikan kontribusi bagi efektivitas dan kualitas. Kinerja pekerjaan
auditor berhubungan dengan kualitas audit, kinerja yang buruk akan menurunkan
kredibilitas audit.
Kegiatan manipulasi atau ketidakjujuran sangat memungkinkan terjadinya
perilaku menyimpang dalam audit. Ketika individu melakukan pekerjaan dibawah
standar yang ditetapkan maka memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan
penyimpangan sejak individu tersebut merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk
bertahan dalam pekerjaan. Jadi, penyimpangan perilaku dapat dilihat sebagai
kebutuhan dalam situasi dimana tujuan organisasi maupun individual tidak dapat
dicapai melalui langkah-langkah umum yang sering dilakukan. Keinginan untuk
berhenti bekerja (turnover intention) adalah jalan satu-satunya untuk individu
dalam menyelesaikan suatu masalah karena adanya rasa takut akan kemungkinan
jatuhnya sanksi apabila perilaku menyimpang dalam audit terdeteksi.
Banyak penelitian yang dilakukan di Indonesia mengenai perilaku
menyimpang dalam audit seperti yang telah dilakukan oleh Pertiwi et al., (2015)
tentang pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit dan kualitas hasil audit (Studi empiris pada
BPKP perwakilan Kota Pekanbaru Provinsi Riau). Hasil penelitian ini
menunjukaan bahwa audit mutu, locus of control, kecerdasan emosional dan
kinerja auditor berpengaruh terhadap tingkat penerimaan perilaku penyimpangan
perilaku dalam audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum (2014) yaitu tentang
determinan perilaku disfungsional audit (Studi empiris pada Perguruan Tinggi
5
Negeri Badan Layanan Umum di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control eksternal, kinerja
auditor, komitmen organisasi dan emotional spiritual quotient berpengaruh
terhadap perilaku disfungsional audit.
Tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama. Pada penelitian
Evanauli (2013) tentang penerimaan auditor atas dysfunctional audit behavior:
sebuah pendekatan karakteristik personal auditor menyatakan bahwa keinginan
untuk berhenti bekerja (turnover intention) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku menyimpang auditor. Sedangkan pada penelitian
Hadi (2014) dan Anita (2016) menyatakan bahwa turnover intention berpengaruh
positif signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Hal ini terjadi
ketidaksesuaian antara objek dan waktu penelitian sehingga secara umum
penelitian sebelumnya belum pasti dalam menjelaskan faktor-faktor penyebab
perilaku disfungsional audit
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku menyimpang dalam audit diantaranya adalah locus of
control, kinerja, komitmen organisasi, dan turnover intention.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah locus of control berpengaruh terhadap perilaku menyimpang dalam
audit?
6
2. Apakah kinerja berpengaruh terhadap perilaku menyimpang dalam audit?
3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap perilaku menyimpang
dalam audit?
4. Apakah turnover intention berpengaruh terhadap perilaku menyimpang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk menguji pengaruh locus of control terhadap perilaku menyimpang
dalam audit.
2. Untuk menguji pengaruh kinerja terhadap perilaku menyimpang dalam audit.
3. Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap perilaku menyimpang
dalam audit.
4. Untuk menguji pengaruh turnover intention terhadap perilaku menyimpang
dalam audit.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Melalui penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
menentukan sikap seorang auditor agar melakukan pencegahan untuk tidak
melakukan tindakan perilaku menyimpang dalam audit, serta dapat
meningkatkan kemampuannya dalam memberikan opini hasil audit yang
sebenarnya tanpa dimanipulasi.
7
b. Melalui penelitian ini dapat memberikan masukan atau saran kepadakantor
BPK untuk mendeteksi apa yang menyebabkan terjadinya perilaku
menyimpang dalam audit, sehingga perilaku menyimpang dalam audit dapat
di hindari oleh para auditor di masa yang akan datang dalam menciptakan
hasil kualitas audit yang lebih baik dengan dilandasi oleh kode etik. Selain
itu, kantor BPK juga diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
c. Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat umum, khususnya
mahasiswa sehingga dapat mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi
perilaku menyimpang dalam audit
2. Manfaat Teoretis
a. Peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh locus of
control, kinerja, komitmen organisasi,dan turnover intention terhadap
perilaku menyimpang dalam audit.
b. penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi atau bahan kajian dalam
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan di dalam dunia
pendidikan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yaitu suatu batasan studi yang menjelaskan fokus
studi. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah bahkan
menimbulkan perbedaan persepsi, maka diperlukan pembatasan ruang lingkup
8
penelitian yang jelas agar penelitian ini dapat terfokus pada topik pembahasan
yang ingin disajikan penulis.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan dilakukan terhadap masing-
masing variabel guna mendapatkan penjelasan dan pemahaman mengenai
pengaruh tiap-tiap variabel tersebut dengan perilaku menyimpang dalam audit.
Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, teori-teori, dan agar penelitian
ini dapat dilakukan secara mendalam, maka penelitian ini dibatasi pada
permasalahan yang telah dirumuskan. Fokus penelitian ini untuk meneliti
pengaruh locus of control, kinerja, komitmen organisasi, dan turnover intention
terhadap perilaku menyimpang dalam audit pada Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan Jawa Timur.
9
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis
2.1.1 Teori Atribusi
Menurut Freitz Heider teori Atribusi (Atribution) adalah proses yang
dilakukan orang-orang dalam menafsirkan penyebab perilaku mereka sendiri dan
perilaku orang lain (Davis dan Newstorm, 1985:96). Pentingnya konsep ini
terletak dalam hal keyakinan bahwa apabila kita dapat memahami cara orang-
orang menetapkan penyebab suatu hal, maka kita akan dapat memperkirakan
perilaku mereka di masa depan secara lebih akurat. Teori ini mengacu kepada
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri
yang ditentukan apakah dari internal (dispositional attributions) atau eksternal
(situasional attributions) dan pengaruhnya akan terlihat dalam perilaku individu
(Luthan, 1998; Ardiansah, 2003; Harini, 2010:11). Dispositional attributions
mengacu pada sesuatu yang ada dalam diri seseorang, seperti ciri kepribadian,
kesadaran, dan kemampuan. Sedangkan situasional attribution mengacu pada
lingkungan sekitar yang mempengaruhi perilaku, seperti pengaruh sosial yang
artinya individu terpaksa berperilaku karena situasi yang sedang dihadapinya.
Penentuan internal dan eksternal tergantung pada tiga faktor diantaranya adalah
sebagai berikut :
10
1. Keunikan
Keunikan merupakan tingkatan dimana seseorang berperilaku dengan cara yang
sama dalam situasi yang berbeda. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu hal
yang luar biasa, maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat akan
memberikan atribusi eksternal terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya, jika
perilaku seseorang dianggap hal yang biasa, maka akan dinilia sebagai atribusi
internal
2. Konsistensi
Konsistensi merupakan tingkatan dimana seseorang menunjukkan perilaku yang
sama dari waktu ke waktu. Semakin konsisten perilaku seseorang, maka individu
cenderung menghubungkan hal tersebut dengan sebab-sebab internal.
3. Konsensus
Konsensus merupakan semua individu memiliki kesamaan pandangan dalam
merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama. Apabila konsensunya
tinggi, maka termasuk atribusi internal, sebaliknya jika konsensus rendah maka
termasuk atribusi eksternal (Ivancevich et al., 2006:124).
Menurut teori atribusi, keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat dianalisis
dalam tiga karakteristik, yakni :
1. Penyebab keberhasilan atau kegagalan karena faktor internal maupun
eksternal, yang dapat diartikan bahwa keberhasilan atau kegagalan
dikarenakan adanya faktor-faktor yang di miliki pada tiap individu.
2. Penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang karena tingkat kestabilan
pada diri seseorang. Misalnya, ketika seseorang meyakini bahwa melakukan
11
suatu usaha dengan stabil akan mendapatkan hasil yang diharapkan, maka
hasilnya akan sama ketika seseorang melakukan usaha dengan stabil pada
kesempatan yang lainnya.
3. Penyebab keberhasilan atau kegagalan karena bisa atau tidaknya seseorang
dalam melakukan pengendalian pada diri sendiri.
Salah satu penemuan lebih menarik dari teori atribusi adalah bahwa terdapat
kekeliruan atau bias yang mendistorsi atribusi. Misalnya, banyak bukti yang
mengungkapkan bahwa ketika membuat pertimbangan atau penilaian mengenai
perilaku orang lain, maka kita mempunyai kecenderungan untuk meremehkan
pengaruh faktor eksternal dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal atau
faktor pribadi. Hal ini disebut dengan kekeliruan atribusi mendasar yang dimana
memiliki kecenderungan untuk meremehkan pengaruh faktor-faktor eksternal dan
melebih-lebihkan pengaruh faktor-faktor internal ketika membuat penilaian
tentang perilaku orang lain (Robbins, 2007:173).
2.1.2 Auditing (Pemeriksaan) dan Standar Auditing
Definisi auditing menurut Arens et al. (2014:04) adalah sebagai berikut :
“Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”
Dalam melakukan audit, harus memiliki informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Tugas auditor adalah untuk menentukan apakah
representasi (asersi) tersebut betul-betul wajar. Untuk mengevaluasi kewajaran,
auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung asersi tersebut. Untuk
12
memenuhi tujuan audit, auditor harus kompeten dalam memperoleh dan
menentukan jenis bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi guna
mencapai kesimpulan yang tepat. Sikap mental independen harus ada dalam diri
auditor, jika seorang auditor tidak memiliki sikap independen maka dalam
melaksanakan audit tidak akan mendapatkan kepercayaan oleh publik atau para
pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor
harus di informasikan kepada pihak yang berkepentingan. Laporan hasil atas
temuan audit di ekspersikan dalam bentuk pendapat (opinion) mengenai
kewajaran laporan keuangan yang mencakup tentang kesesuaian antara informasi
yang telah diaudit dan standar yang telah ditetapkan (Messier, et al. 2014:13).
Menurut Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa pada Badan Pemeriksa
Keuangan, dalam Pasal 1 Poin 4 menyatakan bahwa pemeriksaan adalah proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Agar Badan Pemeriksa
Keuangan dapat melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara secara efektif, sesuai peraturan perundang-undangan maka
dibentuk suatu Standar Pemeriksaaan Keuangan Negara (SPKN) yang secara
resmi dikeluarkan oleh BPK tanggal 19 April 2007 dengan referensi sebagai
berikut :
1. Standar Audit Pemerintahan 1995-BPK;
13
2. Generally Accepted Goverment Auditing Standards (GAGAS) 2003- US GAO;
3. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI);
4. Auditing Standards 1995 – INTOSAI;
5. Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) 1992 – AICPA;
6. Internal Control Standards 2001 – INTOSAI;
7. Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) 2003 –
IIA (Rai, 2008:32).
SPKN merupakan patokan untuk melakukan audit atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. SPKN berlaku bagi BPK dan akuntan publik
atau pihak lainnya yang melakukan audit keuangan negara untuk dan atas nama
BPK. Sementara itu, Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) seperti
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
(Itjen), dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) dapat menggunakan SPKN
sebagai acuan dalam menyusun standar pengawasan sesuai dengan kedudukan,
tugas, dan fungsinya. SPKN memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu
pelaksanaan pemeriksaan di lapangan dan persyaratan laporan pemeriksaan yang
profesional bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pernyataan Standar Pemeriksaan No. 02 pada SPKN menyatakan bahwa
standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara memberlakukan tiga
pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP yang ditetapkan oleh IAI adalah
berikut ini :
14
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Bukti audit yang kompeten harus di peroleh melalu inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Selain itu, SPKN juga menetapkan standar pelaksanaan tambahan yaitu
sebagai berikut :
1. Komunikasi pemeriksa.
2. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya.
3. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta
ketidakpatutan (abuse).
4. Pengembangan temuan pemeriksaan.
5. Dokumentasi pemeriksaan.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuaangan negara, yaitu audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan
tertentu, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
15
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Audit kinerja adalah audit yang diakukan secara objektif dan sistematis
terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit
dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas
publik.
3. Audit dengan tujuan tertentu adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang
diaudit. Audit dengan tujuan tertentu bersifat eksaminasi (examination), reviu
(review), atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Audit
dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain dibidang keuangan,
audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal (Rai, 2008:31).
2.1.3 Jenis-jenis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu auditor pemerintah, auditor
internal, dan auditor independen yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia pelaksanaan audit
dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK). Hasil audit yang dilakukan
BPK disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas
pelaksanaan keuangan negara. Selain BPK, di Indonesia mengenal adanya BPKP
yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang merupakan internal
16
auditor pemerintah yang independen terhadap jajaran organisasi pemerintahan.
Upaya yang diperankan internal auditor pemerintah merupakan dorongan bagi
diterapkannya good governance pada setiap jenjang pemerintahan serta
pengelolaan kekayaan Negara. Selain itu, internal auditor pemerintah merupakan
kekuatan pendorong dalam upaya peningkatan efektivitas, efisiensi, dan
kehematan penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan nasional. Para
auditor BPKP memberikan layanan audit, antara lain :
1. Audit khusus (audit investigasi) untuk menetapkan adanya indikasi praktik
tindak pidana korupsi dan penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan kinerja BUMN atau badan usaha
lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
5. Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan
berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tanggungjawab auditor internal
pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan
perusahaan yang bersangkutan. Auditor internal berkewajiban memberi informasi
kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan efektivitas perusahaan. Pihak luar periusahaan pada umumnya tidak bisa
mengandalkan hasil audit yang dilakukan oleh auditor internal karena
17
kedudukannya yang tidak independen inilah yang membedakan auditor internal
dengan auditor eksteren yang independen dari kantor-kantor akuntan publik.
Auditor independen atau lebih umum disebut dengan akuntan publik memiliki
tanggungjawab utama yaitu melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan
yang diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Pengauditan ini
dilakukan pada perusahaan terbuka, perusahaan besar, dan juga pada perusahaan
kecil, serta organisasi nirlaba. (Jusup, 2014:16-19).
2.1.4 Locus of Control
Locus of control atau pusat pengendalian merupakan penentuan tingkatan
dimana individu meyakini bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi
pada mereka. Ada dua jenis golongan locus of control yaitu locus of control
internal dan locus of control eksternal. Dapat di golongkan sebagai locus of
control internal karena individu tersebut yakin bahwa mereka sepenuhnya dapat
mengatur dirinya, sehingga yang dapat menentukan nasib adalah dirinya sendiri
serta memiliki tanggung jawab pribadi untuk apa yang terjadi terhadap diri
mereka. Ketika seseorang melakukan kinerja dengan baik, mereka yakin bahwa
hal tersebut disebabkan oleh usaha atau ketrampilan mereka. Locus of control
eksternal merupakan keyakinan individu atas nasib yang diterima adalah faktor
kekuatan dari luar dirinya sendiri. Ketika individu tersebut melakukan kinerja
dengan baik, mereka yakin bahwa hal tersebut disebabkan oleh keberuntungan.
Dalam organisasi, locus of control internal biasanya tidak memerlukan
pengawasan sebanyak locus of control eksternal, karena mereka lebih meyakini
bahwa perilaku kerja mereka akan mempengaruhi hasil yang akan mereka
18
dapatkan seperti kinerja, promosi, dan gaji. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa pusat pengendalian berhubungan dengan perilaku moral, yang dimana
locus of control internal melakukan apa yang menurut mereka merupakan hal
yang benar dan bersedia untuk menerima konsekuensi apabila melakukan
kesalahan (Ivancevich et al. 2006:97).
2.1.5 Kinerja (Performance)
Kinerja (Performance) adalah perilaku anggota organisasi yang membantu
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini tidak semata-mata berfokus pada
perilaku seorang karyawan atau seorang auditor, namun berkonsentrasi pada
proses yang dilakukan seseorang dalam melakukan kerja. Organisasi tidak akan
berfokus pada atribut-atribut personal yang melekat pada diri seseorang, seperti
asal, ras, keturunan, jenis kelamin, lulusan perguruan tinggi dimana, dan
sebagainya. Namun organisasi akan lebih melihat pada faktor bagaimanakah
sesorang bekerja (Mahmudi, 2013:27).
Dalam menjalankan tugasnya, karyawan atau seorang auditor dituntut untuk
memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan umum yang memadai, dan
keahlian khusus dalam bidangnya (Rai, 2008:63). Untuk menilai kinerja
berdasarkan perilaku, organisasi biasanya menentukan faktor kinerja sebagai dasar
untuk menilai. Penilaian kinerja pada seorang auditor sangat penting untuk
dilakukan bila organisasi ingin melakukan promosi jabatan. Kinerja
(Performance) dibedakan menjadi dua yaitu kinerja individu dan organisasi.
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja
19
organisasi adalah gabungan antara kinerja individu dan kelompok sehingga
kinerja organisasi sangat tergantung pada karyawannya (Husna et al, 2012).
2.1.6 Komitmen Organisasi (Organizational Commitment)
Komitmen organisasi merupakan suatu konsep yang digunakan untuk
menggambarkan dorongan-dorongan atau motivasi yang timbul dari dalam
seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku (Setyaningrum,
2014:365). Dalam komitmen organisasi, seorang pekerja mengidentifikasi sebuah
organisasi, tujuan serta harapannya untuk tetap menjadi anggota. Sebuah
hubungan positif tampak di antara komitmen organisasi dan produktivitas, tetapi
bersifat sederhana. Model teoretis menyatakan bahwa pekerja yang berkomitmen
akan semakin kurang terlibat dalam pengunduran diri, sekalipun mereka tidak
puas, karena memiliki rasa kesetiaan dan keterikatan terhadap organisasi. Di sisi
lain, pekerja yang tidak berkomitmen, yang merasa kurang setia pada organisasi,
akan cenderung menunjukkan tingkat kehadiran di tempat kerja yang lebih rendah
(Robbins dan Judge, 2014:47). Pujaningrum (2012:17) menyimpulkan bahwa
komitmen dikarakteristikan pada kepercayaan dan penerimaan akan tujuan dan
nilai-nilai organisasi, kemauan untuk mengusahakan usaha individu kearah
pencapaian tujuan serta keinginan yang kuat untuk mempertahankan anggota
organisasi.
Tiga dimensi komitmen organisasional menurut Robbins dan Judge
(2008:101 ) dapat di kelompokkan sebagai berikut :
1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional untuk
organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. Misalnya, seorang karyawan
20
memiliki komitmen aktif untuk perusahannya karena keterlibatannya dengan
pekerjaannya.
2. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)adalah nilai ekonomi yang
dirasa apabila lebih memilih bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan
dengan meninggalkan organisasi tersebut. Seorang pegawai akan berkomitmen
kepada perusahaan atau organisasi karena di bayar tinggi dan pengunduran diri
dari perusahaan akan menghancurkan keluarganya.
3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah kewajiban untuk bertahan
dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.
2.1.7 Turnover Intention
Turnover Intention merupakan sikap yang dimiliki oleh anggota organisasi
untuk mengundurkan diri dari organisasi atau dalam hal ini, dari kantor BPK
sebagai seorang auditor. Turnover Intention di pengaruhi oleh skill (ketrampilan)
dan ability (kemampuan). Sebelum turnoverintention terjadi, selalu ada perilaku
yang mendahuluinya, yaitu adanya niat atau intensitas turnover intention. Faktor
utama intensitas adalah kepuasaan, ketertarikan yang diharapkan terhadap
pekerjaan saat ini dan ketertarikan yang diharapkan dari atau pada alternatif
pekerjaan atau peluang lain (Fitriany et al.2010).
Menurut Anita et al. (2016:119) menyatakan bahwa turnover intention
ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku auditor, yakni: mulai malas
bekerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk
menentang kepada atasan, maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua
tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya. Indikasi indikasi
21
tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksi turnover intention
karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Dan juga perilaku yang
dilakukan tersebut akan berdampak pada penerimaan atas perilaku menyimpang
dalam audit.
2.1.8 Perilaku Menyimpang dalam Audit (DAB)
Perilaku menyimpang dalam audit (Dysfunctional audit behavior) adalah
perilaku auditor dalam proses audit yang tidak sesuai dengan program audit yang
telah ditetapkan atau menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Perilaku
menyimpang dalam audit dianggap sebagai suatu bentuk reaksi terhadap
lingkungan misalnya, sistem pengendalian yang apabila perilaku ini dilakukan
dapat berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara langsung maupun tidak
langsung. Beberapa perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit
yaitu: Premature sign off, altering or replacing audit procedures, dan
underreporting of time (Harini, 2010 dan Basudewa, 2015).
Premature sign off atau penghentian prematur atas prosedur audit sebagai
suatu keadaan yang menunjukkan seorang auditor menghentikan satu atau
beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa mengganti
dengan langkah yang lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa kegagalan audit
sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting daripada
prosedur audit yang tidak dilakukan secara memadai. Perilaku tersebut akan
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit dan dapat mengubah hasil
audit yang tidak relevan.
22
Altering or replacing audit procedures terkait dengan penggantian prosedur audit
yang ada pada standar auditing. Kegagalan audit sering disebabkan karena
penghapusan prosedur audit yang penting atau melakukan prosedur audit secara
tidak memadai. Hal ini juga dapat mempengaruhi secara langsung terhadap
kualitas audit.
Underreporting of timeterjadi ketika auditor menyelesaikan pekerjaan atau
tugas yang dibebankan dengan waktu pribadi dan dimotivasi oleh keinginan untuk
menghindari atau meminimumkan anggaran yang berlebihan. Hal ini berarti
bahwa underreporting of time meningkat ketika auditor menyelesaikan pekerjaan
yang dibebankan kepada auditor dengan tidak melaporkan waktu yang
sesungguhnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Walaupun tidak
mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas audit tetapi akan menyebabkan
time pressure untuk audit dimasa yang akan datang. Time pressure merupakan
tekanan dari pihak luar mengenai waktu seorang auditor harus menyelesaikan
tugas secepatnya. Hal ini juga menghasilkan tekanan jika pekerjaan yang
dilakukan tidak bisa diselesaikan. Tekanan akan menyebabkan stress pada auditor
karena ketidakseimbangan antara tugas dan waktu untuk menyelesaikan
pekerjaannya serta dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu berupa kegagalan
dalam meneliti prinsip-prinsip akuntansi, memeriksa dokumen secara dangkal,
dan mengurangi pekerjaan pada salah satu langkah audit.
23
2.2 Rerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian sebelumnya dan telaah pustaka, maka variabel yang
terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi rerangka pemikiran sebagai
berikut :
Gambar 1Rerangka Pemikiran
Teori Atribusi
Dispositional Attributions
(Internal)
Locus of Control (LOC)
Konsistensi
Situasional Attributions(Eksternal)
Kinerja (K)
Komitmen Organisasi
(KO)
Turnover Intention
(TI)
Perilaku Menyimpang Audit (Dysfunctional Audit Behavior)
Keunikan Konsensus
Perilaku Manusia
Karakter Auditor
Kualitas Hasil Audit
24
2.3 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan teoretis dan rerangka pemikiran maka dapat dirumuskan
hipotesis penilaian sebagai berikut :
2.3.1 Hubungan Locus of Control dengan Perilaku Menyimpang dalam
Audit
Locus of control dapat dikatakan sebagai cara pandang seorang auditor dalam
mengartikan suatu keberhasilan yang telah dialami. Individu yang memiliki locus
of control internal cenderung menghubungkan hasil yang diraih didapatkan atas
pengendalian individu dan memiliki komitmen yang lebih besar dibandingkan
dengan individu yang memiliki locus of control eksternal (Pertiwi et al, 2015:72).
Individu dengan locus of control eksternal cenderung percaya bahwa hasil yang
lebih merupakan akibat kekuatan dari luar. Locus of control yang berbeda dapat
mencerminkan motivasi yang berbeda dan juga memiliki kinerja yang berbeda.
Hal tersebut dikarenakan adanya kurang percaya akan kemampuan dirinya
sendiri dalam melakukan suatu pekerjaan dan tidak bisa menentukan nasib
baiknya sendiri. Pada saat individu merasa bahwa kemampuannya tidak sesuai
dengan tuntutan pekerjaan, maka individu tersebut dapat melakukan perilaku
disfungsional dalam mempertahankan kedudukannya. Perilaku ini dapat diartikan
bahwa ketika seorang audior berniat untuk memanipulasi, maka tujuan kinerja
dapat dicapai secara maksimal sehingga pengurangan kualitas hasil audit bisa
dikatakan sebagai sebuah pengorbanan yang harus dilakukan auditor untuk
bertahan pada lingkungan pekerjannya.
25
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bryanet al. (2005) menyatakan
bahwa kepribadian dapat membangun locus of control dalam mengelola perilaku
disfungsional.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2007), Fatimah
(2012), Pujaningrum (2012), Evanauli (2013), Hadi (2014) Pertiwi, et al. (2015)
dan Anita, et al. (2016) menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat penerimaan perilaku menyimpang dalam audit. Namun
dalam penelitian Gustati (2012), Hartati (2012), Wahyudin (2012), dan
Setyaningrum (2014) menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan perilaku menyimpang dalam audit. Dengan tidak
konsistennya hasil penelitian tersebut, maka peneliti ingin menguji kembali
variabel locus of control agar kesimpulan yang didapatkan bisa lebih dipastikan
lagi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
hipotesis sebagai berikut :
H1: Locus of control berpengaruh terhadap perilaku menyimpang dalam
audit.
2.3.2 Hubungan Kinerja dengan Perilaku Menyimpang dalam Audit
Kinerja dapat dilihat dari tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan
atau menyelesaikan suatu pekerjaan dengan melakukan sebuah tindakan atau
perilaku yang sesuai. Untuk menyelesaikan tugasnya, seseorang dituntut untuk
memiliki kemampuan dan motivasi tertentu. Kinerja pegawai merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai suatu tujuannya.
26
Oleh karena itu, auditor yang memiliki persepsi yang rendah terhadap tingkat
kinerja dianggap akan memperlihatkan penerimaan perilaku menyimpang dalam
audit yang lebih tinggi (Pertiwi et al. 2015). Dengan adanya kinerja auditor yang
rendah, hal tersebut timbul adanya pemikiran untuk meningkatkan kinerja dengan
berbagai tindakan, salah satunya melakukan perilaku menyimpang, seperti
mengurangi prosedur audit tanpa menggantikan dengan langkah yang lain untuk
mencapai waktu tugas yang telah ditetapkan (Basudewa, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2007), Fatimah
(2012), Pujaningrum (2012), Evanauli (2013), Setyaningrum (2014) dan Anita, et
al. (2016) yang menyatakan bahwa kinerja memiliki pengaruh pada penerimaan
perilaku menyimpang dalam audit sedangkan Hartati (2012) dan Pertiwi, et al
(2015) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini mengindikasikan bahwa
individu yang memiliki persepsi tidak baik atas kinerjanya diperkirakan lebih
menerima atas perilaku menyimpang dalam audit. Sedangkan individu yang
memiliki persepsi yang baik atas kinerjanya akan cenderung menolak perilaku
menyimpang dalam audit. Dengan tidak konsistennya hasil penelitian tersebut,
maka peneliti ingin menguji kembali variabel kinerja agar kesimpulan yang
didapatkan bisa lebih dipastikan lagi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut
H2 :Kinerja berpengaruh terhadap perilaku menyimpang dalam audit.
27
2.3.3 Hubungan Komitmen Organisasi dengan Perilaku Menyimpang
dalam Audit
Komitmen organisasi merupakan kekuatan identifikasi individual dan
keterlibatan dalam organisasi tertentu. Komitmen organisasi menunjukkan
kekuatan dalam diri seorang auditor untuk berpihak dan terlibat dalam organisasi
dan keinginan untuk bertahan dalam organisasi merupakan sikap dalam hal
loyalitas. Komitmen terhadap profesi dan organisasi adalah salah satu
karakteristik profesional dan personal yang dimiliki seorang auditor. Dalam
keadaan apapun seorang auditor harus memiliki komitmen organisasi yang tinggi,
sehingga bekerja keras tanpa melakukan tindakan yang menyimpang adalah hal
yang paling diutamakan. Komitmen organisasi dipengaruhi kuat oleh beberapa
faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dengan penghargaan kinerja
yang adil, dan seseorang yang merasa bahwa organisasi mereka perduli tentang
kesejahteraan mereka akan memiliki komitmen organisasi yang tinggi.
Berdasarkan penelitian Anita, et al. (2016) menyatakan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap perilaku disfungsional audit.
Sedangkan pada penelitian Pujaningrum (2012) dan Setyaningrum (2014)
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara komitmen organisasi terhadap
perilaku menyimpang dalam audit. Dengan demikian, Individu yang memiliki
komitmen yang tinggi pada organisasi akan mempunyai usaha yang keras dan
mempunyai kinerja dan loyalitas yang lebih baik sehingga jauh dari perilaku
menyimpang dalam audit. Sedangkan Individu yang rendah dalam mengartikan
28
komitmen organisasi cenderung untuk melakukan tindakan perilaku menyimpang,
hal ini dilakukan agar tetap bertahan dalam organisasi tersebut.
Dengan tidak konsistennya hasil penelitian tersebut, maka peneliti ingin
menguji kembali variabel komitmen organisasi agar kesimpulan yang didapatkan
bisa lebih dipastikan lagi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya,
maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H3: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap perilaku menyimpang
dalam audit.
2.3.4 Hubungan Turnover Intention dengan Perilaku Menyimpang dalam
Audit
Turnover intentionmerupakan keinginan seseorang untuk mencari pekerjaan lain
dan meninggalkan pekerjaan sekarang. Keinginan untuk berhenti masih tetap
berhubungan dengan organisasi dan belum diwujudkan untuk meninggalkan
organisasi. Turnover intention ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut
perilaku individu, diantaranya adalah absensi yang meningkat, mulai malas kerja,
timbul keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberenanian untuk
menentang kepada atasan, maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua
tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya (Anitaet al.,
2016:119). Indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksi
turnover intention pegawai dalam sebuah perusahaan dan juga perilaku yang
dilakukan tersebut akan berdampak pada penerimaan perilaku menyimpang dalam
audit. Oleh karena itu, auditor yang berkeinginan untuk keluar dari organisasinya,
29
lebih cenderung tidak perduli atas dampak perilaku yang dilakukannya dan
memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan penyimpangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2007), Fatimah
(2012), Pujaningrum (2012), Wahyudin (2012), Hadi (2014), dan Anita, et al.
(2016) menyatakan bahwa adanya pengaruhturnover intention terhadap perilaku
menyimpang dalam audit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi
keinginan seorang auditor untuk meninggalkan pekerjannya maka memiliki
kecenderungan untuk menerima perilaku menyimpang dalam audit, dan
sebaliknya, semakin kuat keinginan seorang auditor untuk bertahan dengan
pekerjannya, maka memiliki kecenderungan untuk menolak perilaku menyimpang
dalam audit. Sedangkan pada penelitian Hartati (2012) dan Evanauli (2013)
menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh antara turnover intention dengan
perilaku menyimpang dalam audit.
Dengan tidak konsistennya hasil penelitian tersebut, maka peneliti ingin
menguji kembali variabel turnover intention agar kesimpulan yang didapatkan
bisa lebih dipastikan lagi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya,
maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H4: Turnover intention berpengaruh terhadap perilaku menyimpang dalam
audit.
30
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 1Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Peneltian Hasil penelitian1 Bryan, David O.,
Jeffrey J, Quirin., David P. Donnelly. (2005)Journal of Business and Economics Research, Vol.3, No.10.
Locus of Control and Dysfunctional Audit Behavior
Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian membangun locus of control dalam mengelola dysfunctional audit behavior. Di dalam sampel, auditor tergolong eksternal dan dysfunctional audit behavior terjadi di tingkat yang lebih tinggi.
2 Suryandari, E. (2007)Jurnal Akuntansi dan Investasi
Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit
1. Lokus kendali dan Keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
2. Kinerja pribadi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
3. Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
3 Fatimah, A. (2012)Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol.1 No.1
Karakteristik Personal Auditor Sebagai Antesden Perilaku Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Hasil Audit.
1. Lokus kendali, keinginan untuk berhenti bekerja, dan tingkat kinerja pribadi karyawan dapat meningkatkan perilaku disfungsional.
2. Perilaku disfungsional berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil audit.
31
4 Gustati (2012).Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.7 No.2.
Persepsi Auditor tentang Pengaruh Locus of Control terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit.
1. Secara partial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel locus of control internal dan eksternal terhadap perilaku disfungsional audit.
2. Secara simultan, locus of control internal dan eksternal berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit.
5 Hartati, N. L. (2012)Accounting Analysis Journal, Vol.1, No.2
Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Atas Prosedur Audit.
1. Tidak terdapat pengaruh locus of control internal terhadap perilaku disfungsional auditor, dan terdapat pengaruh locus of control eksternal terhadap perilaku disfungsional auditor.
2. Tidak terdapat pengaruh kinerja auditor terhadap perilaku disfungsional auditor.
3. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap perilaku disfungsional auditor.
4. Terdapat pengaruh time perssure terhadap perilaku disfungsional.
5. Tidak terdapat pengaruh audit fee terhadap perilaku disfungsional auditor.
6 Pujaningrum, I. (2012)Journal of Accounting Vol.1 No.1
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor atas Penyimpangan Perilaku dalam Audit.
1. Locus of control berpengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit.
2. Kinerja berpengaruh terhadap perilaku dysfunctional audit behavior.
3. Komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior.
4. Turnover intention berpengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior
7 Sijabat, J. (2012) Jurnal Akuntansi Vol.16 No.3
Antesenden dan Konsekuensi Keinginan untuk
1. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk pindah.
32
Pindah 2. Keinginan untuk pindah berhubungan positif terhadap perilaku audit disfungsional.
8 Wahyudin, A. (2012)Jurnal Dinamika Akuntansi Vol.3 No.2
Analisis Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.
1. Locus of control berpengaruh pada kinerja auditor.
2. Turnover intention berpengaruh pada dysfunctional audit behavior.
3. Locus of control dan turnover intention tidak berpengaruh pada dysfunctional audit behavior.
9 Evanauli, R.P (2013).Jurnal Akuntansi dan InvestasiVol. 14 No. 2.
Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor
1. Locus of Control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap dysfunctional audit behavior.
2. Turnover Intention tidak berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior
3. Kinerja berpengaruh negatif terhadap dysfunctional audit behavior.
4. Relijiusitas berpengaruh negatif terhadap dysfunctional audit behavior.
10 Hadi, S. (2014) Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol.9 No.1
Pengaruh Karakteristik Personal dan Faktor Situasional dalam Penerimaan Perilaku Disfungsional
1. Locus of control, kinerja dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor.
2. Keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap perilaku disfungsional auditor.
11 Setyaningrum, F,(2014)Accounting Analysis Journal Vol.3 No.3
Determinan Perilaku Disfungsional Audit
1. Locus of control eksternal dan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit.
2. Kinerja auditor dan emotional spiritual quotient berpengaruh terhadap perilaku disfungsional audit.
33
12 Pertiwi, D., Andreas dan Nur A. (2015)Jurnal AkuntansiVol.4 No.1
Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit dan Kualitas Hasil Audit.
1. Locus of Control berpengaruh positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
2. Emotional quotient berpengaruh terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
3. Kinerja auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku audit.
4. Locus of control, emotional quotient dan kinerja auditor berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.
5. Locus of control berpengaruh terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
6. Emotional quotient dan kinerja auditortidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan dimediasi oleh penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
7. Penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
13 Anita, R., Rita A., dan Zulbahridar. (2016)Jurnal AkuntansiVol.4 No.2
Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.
1. Locus of controldan Turnover intentionberpengaruh positif terhadap penerimaan atas dysfunctional audit behavior.
2. Kinerja auditor dan Komitmen organisasiberpengaruh negatif signifikan terhadap dysfunctional audit behavior.
Sumber: Penelitian Terdahulu
34
BAB 3
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
menganalisis data yang berbentuk angka dan data-data sekunder. Berdasarkan
karakteristik masalah, penelitian ini termasuk tipe penelitian kausalitas yang
bertujuan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antar
variabel (Sanusi, 2014:14).
Populasi adalah kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2014:87). Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2009:81). Sampel dapat mewakili dari suatu populasi dan dari sampel
tersebut akan mempermudah dalam menganalisis untuk mendapatkan kesimpulan.
Adapun populasi dalam penelitian ini terdiri dari auditor yang bekerja pada suatu
lembaga yaitu Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Jawa Timur, jalan Raya
Juanda – Gedangan, Sidoarjo. Kantor BPK Perwakilan Jawa Timur menjadi objek
penelitian karena sesuai dengan wilayah tempat tinggal peneliti sehingga
mempermudah peneliti untuk mendapatkan informasi serta melakukan penelitian.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah cara peneliti mengambil sampel atau
contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Sanusi, 2014:88). Sampel
35
yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Penentuan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling digunakan untuk menentukan ukuran sampel berdasarkan
tujuan atau target dengan pertimbangan kriteria tertentu. Berdasarkan metode
tersebut, maka kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Jawa Timur.
2. Auditor yang sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan audit.
3. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun.
Data pegawai menurut organisasi BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2016, terdapat 145 orang yang terdaftar sebagai auditor. Perlu diketahui
bahwa saat ini banyak auditor yang sedang melakukan tugas lapangan, sehingga
auditor yang masih berada di kantor dan belum melakukan tugas lapangan
sebanyak 60 auditor. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 auditor.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek yang
merupakan jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman, atau
karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian
(responden).
Sumber data yang dihimpun berupa data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden yang menjadi sasaran penelitian. Data primer dapat
berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
36
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Sumber
data primer dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, penyampaian daftar
pertanyaan atau daftar isian dari peneliti.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode surveiyaitu dengan
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden baik
dalam bentuk lisan maupun tertulis (Sanusi, 2014:105). Sumber data primer yang
dilakukan dengan penyampaian daftar pertanyaan atau kuesioner kepada auditor
yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalahvariabel yang nilainya tidak
mempengaruhi variabel lain (Sunyoto, 2013:24). variabel independen (bebas)
dapat mempengaruhi variabel dependen (terikat) baik secara positif maupun
negatif. Dalam penelitian ini terdapat tiga definisi operasional variabel
independen yang digunakan yaitu :
1. Locus Of Control (LOC)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan suatu sikap
yang ada pada diri seseorang untuk menentukan segala pemikiran dan keputusan.
Dalam hal ini locus of control merupakan bagian psikologis yang ada pada diri
seseorang yang tumbuh dan berkembang untuk memikirkan sejauh apa yang telah
dikerjakan dan memperoleh hasilnya. Individu yang memiliki locus of control
internal cenderung menghubungkan hasil dengan usaha-usaha yang telah
37
dilakukan atau dapat dikatakan bahwa percaya dengan kejadian yang telah dilalui
atas pengendalian diri sendiri dan juga lebih komitmen terhadap tujuan yang di
inginkan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal adalah
individu yang percaya bahwa individu tersebut tidak dapat mengontrol dirinya
sendiri sehingga hasil yang didapatkan karena suatu faktor yang kebetulan.
Indikator yang mencerminkan locus of control internal maupun eksternal ada 8
(delapan) diantaranya adalah kemampuan melaksanakan pekerjaan, koneksi yang
kuat dalam mendapatkan pekerjaan, keberuntungan, kesempatan, reward, nasib,
kedudukan atau jabatan, dan keputusan pimpinan. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur locus of controlinternal maupun eksternal diadopsi dari
penelitian Gustati (2012). Responden diminta untuk menjawab tentang bagaimana
pendapat mereka atas pertanyaan (kuesioner) yang telah diberikan oleh peneliti.
Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yang
terdiri dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), dan
sangat setuju (5).
2. Kinerja (K)
Kinerja merupakan suatu hasil karya yang dicapai oleh individu atau seorang
auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan dengan waktu
tertentu dan didasarkan atas kecakapan dan pengalaman. Pencapaian kinerja
auditor atas hasil pekerjaannya akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil
kualitas audit. Indikator yang mencerminkan kinerja ada 7 (tujuh) diantaranya
adalah kuantitas, kualitas, usulan konstruktif, hubungan dengan klien, penilaian
kinerja diri sendiri, ketepatan waktu dan peningkatkan prosedur audit. Instrumen
38
yang digunakan untuk mengukur kinerja diadopsi dari penelitian Wahyudin
(2011). Responden diminta untuk menjawab tentang bagaimana pendapat mereka
atas pertanyaan (kuesioner) yang telah diberikan oleh peneliti. Masing-masing
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yang terdiri dari
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), dan sangat setuju
(5).
3. Komitmen Organisasi (KO)
Komitmen organisasi merupakan sikap loyalitas seorang individu pada
organisasi dengan menujukkan suatu kekuatan untuk berpihak dan terlibat dalam
organisasi termasuk juga keinginan untuk bertahan dalam organisasi tersebut.
Dengan kata lain, komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu
untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai
dengan tujuan dan lebih mengutamakan organisasi dibandingkan dengan
kepentingan diri sendiri. Indikator-indikator yang mencerminkan komitmen
organisasi ada 3 (tiga) diantaranya adalah keterikatan, keterlibatan dan loyalitas
seorang auditor terhadap organisasi yang diikuti. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur komitmen organisasi diadopsi dari penelitian Wahyudin (2011).
Responden diminta untuk menjawab tentang bagaimana pendapat mereka atas
pertanyaan (kuesioner) yang telah diberikan oleh peneliti. Masing-masing
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yang terdiri dari
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), dan sangat setuju
(5).
39
4. Turnover Intention(TI)
Turnover intentionmerupakan berhenti atau keluar dari organisasi secara
permanen baik sukarela seperti pensiun, atau tidak suka rela seperti pemecatan.
Auditor yang memiliki keinginan berpindah kerja cenderung terlibat dalam
perilaku menyimpang dalam audit karena adanya rasa takut yang ada dalam diri
individu terhadap sanksi yang diberikan apabila perilaku tersebut dapat terdeteksi.
Individu yang berniat meninggalkan pekerjaannya tidak akan peduli dengan
dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian kinerja. Indikator-
indikator yang digunakan ada 4 (empat) diantaranya adalah peluang untuk
berpindah kerja, keaktifan, keinginan untuk berpindah kerja dan rencana untuk
berpindah kerja.Instrumen yang digunakan untuk mengukur komitmen organisasi
diadopsi dari penelitian Wahyudin (2011). Responden diminta untuk menjawab
tentang bagaimana pendapat mereka atas pertanyaan (kuesioner) yang telah
diberikan oleh peneliti. Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan
skala likert 5 poin yang terdiri dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-
ragu (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang besar kecilnya
mempengaruhi nilai variabel bebas (Sunyoto, 2013:24). Dalam penelitian ini
definisi operasional dependen adalah perilaku menyimpang dalam audit (PMA)
atau dysfunctional audit behavior. Penyimpangan perilaku timbul akibat
ketidakseimbangan tugas dan waktu yang tersedia dan secara tidak langsung
40
mempengaruhi etika profesional auditor melalui sikap, niat, perhatian, dan
perilaku auditor secara keseluruhan sehingga dapat menurunkan kualitas hasil
audit sebagai akibat perilaku audit disfungsional yang terkadang dilakukan auditor
dalam praktik audit. Indikator yang digunakan adalah premature sign off,
underreporting of time dan altering of audit procedures. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur dysfunctional audit behavior diadopsi dari penelitian
Wahyudin (2011). Responden diminta untuk menjawab tentang bagaimana
pendapat mereka atas pertanyaan (kuesioner) yang telah diberikan oleh peneliti.
Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yang
terdiri dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), dan
sangat setuju (5).
41
Tabel 2Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Locusof Control(Internal dan
Eksternal)
1. Keberuntungan2. Kemampuan
melaksanakan pekerjaan3. Nasib4. Reward5. Kesempatan 6. Kedudukan (jabatan)7. Koneksi yang kuat 8. Keputusan pimpinan
Interval
Kinerja(Performance)
1. Kuantitas2. Kualitas3. Usulan konstruktif4. Hubungan dengan klien.5. Ketepatan waktu6. Penilaian kinerja diri
sendiri7. Meningkatkan prosedur
audit
Interval
Komitmen Organisasi
(Organizatinal Commitment)
1. Keterikatan2. Keterlibatan3. Loyalitas
Interval
Variabel Independen
Turnover Intention
1. Peluang untuk berpindah kerja.
2. Keinginan untuk berpindah kerja.
3. Rencana untuk berpindah kerja.
4. Keaktifan.
Interval
Variabel Dependen
Perilaku Menyimpang dalam Audit
(Dysfunctional Audit Behavior)
1. Premature sign off.2. Altering of audit
procedures.3. Under reporting of time.
Interval
42
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode analisis yang
digunakan adalah analisis statistik yang perhitungannya menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 20.0. Analisis ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh locus of control (LOC), kinerja (K), komitmen organisasi
(KO), dan turnover intention (TI) terhadap perilaku menyimpang dalam audit
(PMA) pada kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Dari variabel diatas, terdapat teknik analisis data yang dapat digunakan
peneliti untuk mengetahui masing-masing variabel yang memiliki pengaruh
terhadap perilaku menyimpang dalam audit yaitu dengan menggunakan analisis
linier berganda, hal tersebut disebabkan karena variabel yang digunakan dalam
penelitian ini lebih dari satu variabel sehingga dapat diperoleh perumusan regresi
linier berganda sebagai berikut :
PMA = a + b1LOC + b2K + b3KO + b4TI + e
Keterangan :
PMA = Perilaku menyimpang dalam audita = Konstantab = Koefisien regresi dari variabel independenLOC = Locus of controlK = KinerjaKO = Komitmen organisasiTI = Turnover Intentione = Error term
43
3.5.1 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data terdiri dari dua jenis pengujian yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dari kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,
2001:135). Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara nilai yang diporeleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila pearson correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data
yang diporeleh adalah valid (Ghozali, 2001:135).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dan variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten dari waktu
ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach alfa (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s alfa> 0,60
(Ghozali, 2001:132-133).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen
(terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak
44
(Ghozali, 2009:147). Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji
kolmogorov-smirnov) (Ghozali, 2009:147).
Distribusi normalitas dapat diketahui dari penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi ini
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka data ini tidak menunjukkan pola distribusi normal, sehingga
model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas.
Terkadang Pengujian melalui grafik masih dapat menimbulkan bias, maka
dalam penelitian ini dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov yang bertujuan untuk
memastikan bahwa data benar-benar sudah terdistribusi normal. Dan apabila uji
Kolmogorov-Smirnov berada diatas α = 0.05 maka asumsi normalitas sudah
dianggap terpenuhi.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas ini
digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang mengisyaratkan
bahwa variabel bebas (independen) harus terbebas dari gejala multikolinieritas
atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adanya multikolinieritas
dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
45
Factor(VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF < 10 menunujukkan
bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir (Ghozali, 2009:96).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residualnya memiliki varian yang sama disebut terjadi
homoskedastisitas dan jika varian tidak sama maka disebut terjadi
heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2001; Sunyoto, 2013).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan
data antara Z predicton (ZPRED) dan nilai residual (SREISD) menyebar dibawah
maupun diatas titik origin (angka nol) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang.
3.5.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menjelaskan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi dilihat pada adjusted R square. Adjusted R square
merupakan R square yang telah disesuaikan dan biasanya digunakan untuk
mengukur kemampuan menjelaskan pengaruh jika dalam regresi menggunakan
lebih dari dua variabel independen. Nilai yang mendekati 0 (nol) berarti
menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
46
variasi variabel dependen semakin kecil. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
3.5.4 Pengujian Hipotesis
1. Uji t
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka perlu digunakan analisis regresi melalui uji statistik t.
Menurut Ghozali (2001:44) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Adapun kriteria pengujian secara parsial
dengan tingkat signifikan α = 0,05 atau 5% yaitu :
a. Apabila nilai signifikansi uji t < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan demikian hipotesis dapat diterima atau terbukti.
b. Apabila nilai signifikansi uji t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang
berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Analisis regresi dengan menggunakan uji F digunakan untuk mengetahui
kelayakan model. Hasil Uji F dapat dilihat dari tabel ANOVA (Ghozali, 2011:98).
Adapun kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signifikan α = 0,05 atau
5% yaitu :
47
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan bahwa model persamaan yang
dihasilkan dikatakan layak untuk digunakan pada penelitian.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa model persamaan yang
dihasilkan dikatakan tidak layak untuk digunakan pada penelitian.
48
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan
Provinsi Jawa Timur. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi
Subauditorat Jatim I, Subauditorat Jatim II, Subauditorat Jatim III, dan
Subauditorat Jatim IV, yang terdiri dari pemeriksa pertama (auditor junior),
pemeriksa muda (auditor junior), dan staff auditor.
Berdasarkan UU Nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Pasal 6 menyatakan bahwa BPK bertugas memeriksa pengeolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan negara. Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, maka ditetapkan Keputusan
BPK Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia sebagai berikut:
1. Sekretariat Perwakilan Provinsi Jawa Timur, terdiri atas:
a. Sub bagian Tata Usaha Kepala Perwakilan
49
b. Subbagian Hubungan Masyarakat
c. Subbagian Sumber Daya Manusia
d. Subbagian Keuangan
e. Subbagian Umum dan Teknologi Informasi
f. Subbagian Hukum
2. Subauditorat Jawa Timur I, terdiri atas lingkup Pemerintah:
a. Provinsi Jawa timur
b. Kota Surabaya
c. Kabupaten Sidoarjo
d. Kabupaten Gresik
e. Kabupaten Sampang
f. Kabupaten Sumenep
g. Kabupaten Bangkalan
h. Kabupaten Pamekasan
i. Kabupaten Lamongan
3. Subauditorat Jawa Timur II, terdiri atas lingkup Pemerintah:
a. Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto
b. Kabupaten Jombang
c. Kabupaten Tuban
d. Kabupaten Bojonegoro
e. Kota Madiun
f. Kabupaten Madiun
g. Kabupaten Pacitan
h. Kabupaten Ponorogo
50
i. Kabupaten Ngawi
j. Kabupaten Magetan
4. Subauditorat Jawa Timur III, terdiri atas lingkup Pemerintah:
a. Kota Kediri dan Kabupaten Kediri
b. Kabupaten Trenggalek
c. Kabupaten Tulungagung
d. Kabupaten Nganjuk
e. Kota Blitar dan Kabupaten Blitar
f. Kota Malang dan Kabupaten Malang
g. Kota Batu
h. BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas
5. Subauditorat Jawa Timur IV, terdiri atas lingkup Pemerintah :
a. Kota Pauruan dan Kabupaten Pasuruan
b. Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo
c. Kabupaten Lumajang
d. Kabupaten Situbondo
e. Kabupaten Bondowoso
f. Kabupaten Jember
g. Kabupaten Banyuwangi
4.1.2 Deskriptif Karakteristik Responden
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini didapat dengan cara mengirimkan
kuesioner pada BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Jumlah kuesioner yang
dikirimkan untuk setiap subauditorat sebanyak 15 kuesioner, sehingga total
kuesioner yang dikirmkan sebnayak 60 kuesioner. Jumlah kuesioner yang
51
kembali sebanyak 58 kuesioner, namun kuesioner yang tidak dapat diolah
sebanyak 2 kuesioner dikarenakan tidak diisi dengan lengkap. Dengan demikian
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 kuesioner.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jeni kelamin, usia,
pendidikan terakhir, jabatan, lama kerja, dan perkiraan jumlah penugasan audit.
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik
dari 56 responden dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut jenis kelamin dari 56
responden yang menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti dalam tabel
3 berikut ini:
Tabel 3Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen Kumulatif Persen
Pria 31 55,4 % 55,4 %Wanita 25 44,6 % 100.0%Total 56 100,0 %
Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah responden sebagian besar
yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur adalah berjenis kelamin
pria sebanyak 31 orang dengan presentasi 55,4%, sedangkan responden yang
berjenis kelamin wanita sebanyak orang dengan presentase 44,6%.
2. Karakteristik Responden Menurut Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut usia dari 56
52
responden yang menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti dalam tabel
4 berikut ini:
Tabel 4Usia
Usia Frekuensi Persen Kumulatif Persen25-35 tahun 38 67,9 % 67,9 %36-45 tahun 15 26,8 % 94,6 %46-55 tahun 3 5,4 % 100,0 %
Total 56 100,0 %Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang bekerja di
BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagian besar yang berusia 25-35 tahun
sebanyak 38 orang dengan presentase 67,9 %, sedangkan yang berusia 36-45
tahun sebanyak 15 orang dengan presentase 26,8 %, dan yang berusia 45-55 tahun
sebanyak 3 orang dengan presentase 5,4 %.
3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut pendidikan terakhir
dari 56 responden yang menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti
dalam tabel 5 berikut ini:
Tabel 5Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen Kumulatif PersenS1 46 82,1 % 82,1 %S2 10 17,9 % 100,0 %
Total 56 100,0 %Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak
adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 46 orang
53
dengan presentase 82,1% dan responden yang memiliki pendidikan terakhir S2
sebanyak 10 orang dengan presentase 17,9%.
4. Karakteristik Responden Menurut Jabatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut jabatan dari 56
responden yang menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti dalam tabel
6 berikut ini:
Tabel 6Jabatan
Jabatan Frekuensi Persen Kumulatif PersenStaff Pemeriksa 19 33,9% 33,9%Pemeriksa Pertama 25 44,6% 78,6%Pemeriksa Muda 12 21,4% 100,0%
Total 56 100,0%Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari banyaknya responden
sebagian besar memiliki jabatan sebagai pemeriksa pertama sebanyak 25 orang
dengan presentase 44,6%, kemudian staff pemeriksa sebanyak 19 orang dengan
presentase 33,9%, dan pemeriksa Muda sebanyak 12 orang dengan presentase
21,4%.
5. Karakteristik Responden Menurut Lama Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut lamanya bekerja dari
56 responden yang menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti dalam
tabel 7 berikut ini:
54
Tabel 7Lama Kerja
Lama Kerja Frekuensi Persen Kumulatif Persen2-5 tahun 8 14,3% 14,3%6-10 tahun 39 69,6% 83,9%> 10 tahun 9 16,1% 100,0%
Total 56 100,0%Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa dari banyaknya responden
sebagian besar lama kerja 6-10 tahun sebanyak 39 orang dengan presentase
69.6%, sedangkan lama kerja > 10 tahun sebanyak 9 orang dengan presentase
19,1%, dan lama kerja 2-5 tahun sebanyak 8 orang dengan presentase 14,3%.
6. Karakteristik Responden Menurut Perkiraan Jumlah Penugasan Audit yang
Dilakukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, maka frekuensi jumlah
responden di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menurut perkiraan jumlah
penugasan audit yang pernah dilakukan selama bekerja dari 56 responden yang
menjadi sampel penelitian dapat direkapitulasi seperti dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 8Perkiraan Jumlah Penugasan Audit
Penugasan Audit Frekuensi Persen Kumulatif Persen< 20 kali 20 35,7% 35,7%
21-40 kali 31 55,4% 91,1%> 40 kali 5 8,9% 100,0%
Total 56 100,0%Sumber: Hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa dari banyaknya responden
sebagian besar menurut perkiraan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan
adalah 21-40 kali sebanyak 31 orang dengan presentase 55,4%, sedangkan
perkiraan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan kurang dari 20 kali
55
sebanyak 20 orang dengan presentase 35,7%, dan perkiraan jumlah penugasan
audit yang pernah dilakukan lebih dari 40 kali sebanyak 5 orang dengan
presentase 8,9%.
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi jawaban responden merupakan hasil jawaban responden pada
masing-masing variabel penelitian. Deskripsi jawaban akan dijelaskan
berdasarkan nilai mean atau rerata yang diperoleh dengan menggunakan
descriptive statistic dari SPSS versi 20.0. Nilai mean dari indikator yang tertinggi
menunjukkan kecenderungan responden untuk memberikan tanggapan yang sama.
Menurut Sudjana (2005:47) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Panjang Interval Kelas = Data Terbesar - Data Terkecil
Banyak Kelas
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas intervalnya dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Panjang Interval Kelas =5 - 1
5= 0,8
Jarak interval kelas pada masing-masing kategori adalah sebesar 0,8. Sehingga
berlaku ketentuan kategori dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 9Penentuan Kategori Berdasarkan Rerata
Nilai Interval Kategori Keterangan4,20-5,00 5 Sangat Setuju3,40-4,19 4 Setuju2,60-3,39 3 Netral1,80-2,59 2 Tidak Setuju1,00-1,79 1 Sangat Tidak Setuju
Sumber: Sudjana (2005:47)
56
1. Deskripsi Variabel Locus of Control
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden dari tiap-tiap indikator pada
variabel locus of control. Setelah diketahui nilai meanmaka nilai tersebut
dikategorikan untuk memudahkan interprestasi sebagai berikut:
Tabel 10Distribusi Frekuensi
Variabel Locus of ControlItem Pernyataan Mean
LOC1 Pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu merupakan tugas seorang auditor
4,45
LOC2 Auditor mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tepat waktu, dan memiliki hasil kualitas audit yang baik
4,12
LOC3 Untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkan, koneksi lebih penting dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki auditor
4,30
LOC4 Mendapatkan pekerjaan atau penugasan yang bagus, auditor harus memiliki koneksi, dengan kata lain memiliki kenalan yang sedang memiliki kedudukan yang lebih tinggi
4,21
LOC5 Mendapatkan penghasilan yang banyak, auditor harus memiliki koneksi yang kuat untuk membantu kenaikan penghasilan atau gaji.
4,07
LOC6 Keberuntungan yang dimiliki oleh seorang auditor adalah salah satu faktor yang membedakan antara pegawai yang mendapatkan penghasilan banyak maupun penghasilan sedikit.
4,12
LOC7 Kedudukan yang tinggi maupun kegiatan promosi kenaikan jabatan merupakan faktor keberuntungan yang dimiliki oleh seorang auditor
4,14
LOC8 Auditor mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya ketika auditor berusaha secara maksimal dengan kemampuan yang dimiliki
3,88
LOC9 Hasil yang baik bisa didapatkan ketika seseorang melakukan tugas atau pekerjannya dengan berusaha semaksimal mungkin.
4,50
LOC10 Kinerja yang baik akan mendapatkan penghargaan atau reward
3,96
LOC11 Menjadi pegawai yang sangat dominan merupakan suatu nasib yang dimiliki seseorang
4,23
LOC12 Penghasilan yang didapat merupakan suatu nasib yang dimiliki oleh seseorang
4,21
LOC13 Kenaikan jabatan atau promosi jabatan yang didapatkan seseorang dikarenakan faktor nasib yang beruntung
4,11
57
LOC14 Promosi jabatan bisa diberikan kepada seseorang yang melaksanakan penugasan audit dengan memiliki hasil kualitas audit yang baik
4,14
LOC15 Auditor dapat menyampaikan pendapat maupun solusi apabila keputusan yang diambil oleh pimpinan tidak sesuai dengan prosedur, sehingga kualitas audit yang baik dapat dihasilkan secara maksimal
3,70
LOC16 Auditor dapat memberikan pengaruh kepada pimpinan atas kinerja yang dilakukan auditor dengan baik dan mendapatkan hasil audit yang berkualitas
3,18
Rata-rata secara keseluruhan 4,08Sumber: Data primer yang diolah
Berdasrakan tabel 10 diatas untuk pernyataan LOC1, LOC2, LOC8, LOC9,
LOC10, LOC14, LOC15 dan LOC16 merupakan pernyataan yang termasuk
indikator locus of control internal. Sedangkan untuk pernyataan LOC3, LOC4,
LOC5, LOC6, LOC7, LOC11, LOC12, dan LOC13 merupakan pernyataan yang
termasuk indikator locus of control eksternal.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar auditor
setujumemiliki locus of control, hal ini terbukti bahwa rata-rata jawaban
responden pada pernyataan yang termasuk indikator locus of control eksternal
berada diatas mean skor 4,08, sedangkan pernyataan yang termasuk indikator
locus of controlinternal rata-rata berada dibawah mean skor. Secara keseluruhan
nilai rata-rata tanggapan responden tentang seluruh aspek locus of control sebesar
4,08. Dalam kelas interval termasuk dalam kategori 3,45-4,19 yang menunjukkan
bahwa responden memberi nilai setuju atas pernyataan locus of control. Sehingga
terdapatlocus of controleksternal yang ada dalam diri auditor yang bekerja di BPK
Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
58
2. Deskripsi Variabel Kinerja
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden dari tiap-tiap indikator pada
variabel kinerja. Setelah diketahui nilai meankemudian nilai tersebut
dikategorikan untuk memudahkan interprestasi sebagai berikut:
Tabel 11Distribusi Frekuensi
Variabel KinerjaItem Pernyataan MeanK1 Auditor lebih banyak menyelesaikan pekerjaan karena
kesempatan, selain itu setiap pekerjaan memiliki porsi yang berbeda dengan memperhatikan intelektual dan pengalaman auditor
3,55
K2 Faktor pendukung hasil yang baik adalah kecerdasan yang dimiliki individu, namun perbedaan hasil pada setiap individu dalam pekerjaan terletak pada sikap profesional dan rasa tanggung jawab yang dimiliki
3,54
K3 Setiap pekerjaan yang dilakukan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Opini dari setiap individu akan menghasilkan sebuah solusi sesuai dengan kesepakatan berbagai pihak
3,63
K4 Kinerja yang tinggi dapat dinilai dengan kemampuan individu, dan didukung dengan kode etik
3,04
K5 Prosedur audit harus benar-benar diterapkan pada pemeriksaan, agar hasil yang didapatkan menjadi berkualitas
3,64
K6 Menjaga hubungan dengan klien adalah salah satu bagian dari kinerja yang dituntut untuk bersikap profesional dalam melakukan pemeriksaan dan saling menjaga kepercayaan antara auditor dengan klien
3,93
K7 Manajemen waktu dan hasil yang berkualitas merupakan salah satu pendukung untuk menilai suatu kinerja individu.
3,95
Rata-rata secara keseluruhan 3,61Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 11 dapat disimpulkan bahwa dari variabel kinerja sebagian
besar responden menyatakan sangat setuju pada item K7 yang menyatakan bahwa
manajemen waktu merupakan salah satu pendukung untuk menilai suatu kinerja
individu, dengan nilai meantertinggi sebesar 3,95. Sedangkan secara keseluruhan
nilai rata-rata jawaban responden tentang kinerja sebesar 3,61. Dalam kelas
59
interval termasuk dalam nilai 3,40-4,19 yang menunjukkan bahwa responden
memberi nilai setuju atas pernyatan tentang semua aspek kinerja. Sehingga
auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur dapat
menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang berkualitas dan tepat waktu.
3. Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden dari tiap-tiap indikator pada
variabel komitmen organisasi. Setelah diketahui nilai meankemudian nilai
tersebut dikategorikan untuk memudahkan interprestasi sebagai berikut:
Tabel 12Distribusi Frekuensi
Variabel Komitmen OrganisasiItem Pernyataan MeanKO1 Seseorang akan bekerja lebih keras sesuai yang telah
ditetapkan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang sukses
3,86
KO2 Seseorang akan menerima semua bentuk penugasan agar tetap bekerja
3,41
KO3 Kepedulian terhadap organisasi dimana individu bekerja akan menjadi prioritas utama
3,86
KO4 Seseorang akan menceritakan kepada teman-temannya bahwa organisasi yang sedang diikuti selalu memiliki program kerja yang bagus
3,80
KO5 Turut membanggakan organisasi yang sedang diikuti kepada teman-temannya karena memiliki lingkungan pekerjaan yang baik
3,89
KO6 Ada rasa bahagia ketika bergabung dalam organisasi yang diikuti karena kerja keras yang dilakukan untuk bergabung di organisasi tersebut tidak sia-sia
3,88
KO7 Seseorang akan memiliki rasa bahwa organisasi yang sedang diikuti adalah tempat yang terbaik untuk bekerja
3,71
KO8 Adanya kesamaan antara nilai-nilai pribadi dengan nilai-nilai yang ada di organisasi terkait dengan peraturan, visi dan misi maupun tujuan
3,84
KO9 Organisasi dapat memberikan inspirasi untuk bekerja dengan baik
3,86
Rata-rata secara keseluruhan 3,79Sumber: Data primer yang diolah
60
Berdasarkan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa dari variabel komitmen
organisasi sebagian besar responden menyatakan setuju pada item KO5 dengan
memiliki nilai rata-rata (mean) tertinggi sebesar 3,89 yang menyatakan bahwa
turut membanggakan organisasi yang sedang diikuti kepada teman-temannya
karena memiliki lingkungan pekerjaan yang baik. Sedangkan secara keseluruhan
nilai rata-rata tanggapan responden tentang seluruh aspek variabel komitmen
organisasi tersebut sebesar 3,79. Dalam kelas interval termasuk dalam kategori
3,40-4,19 yang menunjukkan bahwa responden memberi nilai setuju atas
pernyataan tentang semua aspek komitmen organisasi. Sehingga auditor yang
bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur memberikan loyalitas untuk
organisasi tersebut.
4. Deskripsi Variabel Turnover Intention
Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden dari tiap-tiap indikator pada
variabel turnover Intention. Setelah diketahui nilai meankemudian nilai tersebut
dikategorikan untuk memudahkan interprestasi sebagai berikut:
Tabel 13Distribusi Frekuensi
Variabel Turnover IntentionItem Pernyataan MeanTI1 Ketika telah menemukan pekerjaan yang lebih baik, maka
segera meninggalkan instansi yang diikuti saat ini.3,90
TI2 Seseorang aktif untuk mencari pekerjaan di instansi lain. Tidak hanya untuk pribadi, namun untuk membantu teman-teman maupun saudara terdekat yang sedang membutuhkan
2,69
TI3 Seseorang selalu berpikir untuk berhenti dari pekerjaan karena ada sesuatu masalah pribadi maupun masalah yang lainnya
2,80
TI4 Bertahan bekerja di instansi terkait untuk lebih dari 5 tahun terhitung mulai sekarang
4,21
Rata-rata secara keseluruhan 3,40Sumber: Data primer yang diolah
61
Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan bahwa dari variabel turnover
intention sebagian besar responden menyatakan setuju pada item TI 4 yang
menyatakan bahwa bertahan bekerja di instansi terkait untuk lebih dari 5 tahun
terhitung mulai sekarang, dengan memiliki nilai rata-rata (mean) tertinggi sebesar
4,21. Sedangkan secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan responden tentang
seluruh aspek turnover intention tersebut sebesar 3,40. Dalam kelas interval
termasuk dalam kategori 3,40-4,19 yang menunjukkan bahwa responden memberi
nilai setuju atas pernyataan tentang semua aspek turnover intention. Sehingga
auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur akan bertahan
bekerja di instansi tersebut untuk lebih dari 5 tahun terhitung mulai tahun 2017.
62
5. Deskripsi Variabel Perilaku Menyimpang dalam Audit
Berikut adalah deskripsi jawaban responden dari tiap-tiap indikator pada
variabel akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Setelah diketahui nilai mean
kemudian nilai tersebut dikategorikan untuk memudahkan interpretasi sebagai
berikut:
Tabel 14Distribusi Frekuensi
Variabel Perilaku Menyimpang dalam AuditItem Pernyataan Mean
PMA1 Tahapan audit selanjutnya hinga tahapan akhir tidak menemukan sesuatu yang salah jika diselesaikan, sehingga melakukan premature sign off
3,41
PMA2 Tidak menemukan adanya masalah pencatatan pada tahun sebelumnya sehingga melakukan premature sign off
3,36
PMA3 Pengawas audit tidak setuju dalam setiap penugasan dan memberikan tekanan untuk segera menyelesaikan tahapan audit, sehingga melakukan premature sign off
3,27
PMA4 Adanya kepercayaan bahwa tahapan audit tidak diperlukan dalam pemeriksaan, sehingga melakukan premature sign off
3,45
PMA5 Adanya kepercayaan bahwa awal prosedur audit tidak diperlukan, sehingga melakukan altering of audit procedure
3,66
PMA6 Tidak menemukan masalah pencatatan dengan sistem klien pada audit sebelumnya, sehingga melakukan altering of audit procedur
3,57
PMA7 Adanya ketidakpercayaan bahwa prosedur awal akan menemukan suatu kesalahan, sehingga melakukan altering of audit procedure
3,75
PMA8 Adanya tekanan waktu untuk menyelesaikan audit, sehingga melakukan altering of audit procedure
3,61
PMA9 Meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan promosi, sehingga melakukan undereporting of time
3,27
PMA10 Melakukan undereporting of time untuk meningkatkan penilaian kinerja
3,14
PMA11 Underreporting of time dilakukan karena disarankan oleh pengawas audit
3,20
PMA12 Underrporting of time dilakukan agar bisa bersaing dengan rekan yang lainnya
3,27
Rata-rata secara keseluruhan 3,41
Sumber: Data primer yang diolah
63
Berdasarkan tabel 14 dapat disimpulkan bahwa dari variabel perilaku
menyimpang dalam audit sebagian besar responden menyatakan setuju pada item
PMA7 yang menyatakan bahwa adanya ketidakpercayaan bahwa prosedur awal
akan menemukan suatu kesalahan, sehingga melakukan altering of audit
procedur, dengan memiliki nilai rata rata (mean) tertinggi sebesar 3,75.
Sedangkan secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan responden tentang
seluruh aspek perilaku menyimpang dalam audit tersebut sebesar 3,41. Dalam
kelas interval termasuk dalam kategori 3,40-4,19 yang menunjukkan bahwa
responden memberi nilai setuju atas pernyataan perilaku menyimpang dalam
audit. Sehingga auditor tidak percaya bahwa prosedur awal audit akan
menemukan suatu kesalahan, maka perlu melakukan altering of audit procedure
yaitu mengganti prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
64
4.1.4 Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2006:45). Dasar analisis yang digunakan adalah jika rhitung> rtabelmaka pernyataan
tersebut dinyatakan valid, jika r hitung<r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan
tidak valid. Berikut ini merupakan uji validitas dengan program SPSS maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 15Hasil Uji Validitas
Variabel ItemPernyataan r hitung r tabel
(α=5%) Keterangan
Locus of Control LOC1LOC2LOC3LOC4LOC5LOC6LOC7LOC8LOC9LOC10LOC11LOC12LOC13LOC14LOC15LOC16
0,4360,3370,7130,7400,7110,7350,7200,3010,4830,5350,6240,5330,5790,5470,6700,569
0.2632 0,26320,26320.2632 0,26320,26320.2632 0,26320,26320.2632 0,26320,26320,26320,26320,26320,2632
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid ValidValid
Kinerja K1K2K3K4K5K6K7
0,7460,7970,6590,7770,6880,7860,763
0,26320,26320,26320,26320,26320,26320,2632
ValidValidValidValidValidValidValid
65
Komitmen Organisasi
KO1KO2KO3KO4KO5KO6KO7KO8KO9
0,5390,6140,8190,8410,8660,8300,8540,8880,900
0,26320,26320,26320,26320,26320,26320,26320,26320,2632
ValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Turnover Intention
TI1TI2TI3TI4
0,8530,8060,8530,743
0,26320,26320,26320,2632
ValidValidValidValid
Perilaku Menyimpang dalam Audit
PMA1PMA2PMA3PMA4PMA5PMA6PMA7PMA8PMA9PMA10PMA11PMA12
0,5960,6770,5800,4830,5070,5160,5310,4510,7100,7300,7100,690
0,26320.2632 0,26320,26320.2632 0,26320,26320.2632 0,26320,26320.2632 0,2632
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Keterangan: Tabel df-2 (56-2) = 54 ;α = 5% = 0,2632Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 15 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan item
pernyataan dari masing-masing variabel dapat dikatakan valid, karena mempunyai
nilai r hitung lebih besar dari rtabel (r hitung> 0,2632).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
66
waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha> 0,60 (Ghozali, 2006:41).
Berdasarkan hail uji reliabilitas nilai cronbach alpha dilihat pada tabel 14
dibawah ini:
Tabel 16Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s alpha (α)
Koefisien alpha
Keterangan
Locus of Control 0,832 0,60 ReliabelKinerja 0,864 0,60 ReliabelKomitmenOrganisasi 0,925 0,60 ReliabelTurnoverIntention 0,830 0,60 ReliabelPerilaku Menyimpang dalam Audit
0,838 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 16 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
penelitian memiliki cronbach alpha yang terdapat pada tabel diatas yaitu locus of
control sebesar 0,832, kinerja sebesar 0,864, komitmen organisasi sebesar 0,925,
turnover intention sebesar 0,830, dan perilaku menyimpang dalam audit sebesar
0,838. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengukuran data sudah dipercaya
(reliable).
4.1.5 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data yang mengikuti garis
normal seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
67
Gambar 2Uji Normalitas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan gambar 2 Normal P-Plot Regression Standardized Residual di
atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu menguji normalitas residual dengan menggunakan uji statistik non-
paramterik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan
normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai
signifikansi dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali,
2006:115).
68
Berikut hasil uji normalitas dapat dilihat pada perhitungan statistik pada tabel
di bawah ini:
Tabel 17Hasil Uji Normalitas
One - Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized Residual
N 56Mean ,0000000Normal Parameters a.b
Std. Deviation 1,78375471Absolute ,095Positive ,095
Most Extreme Differences
Negative -,058Kolmogorov-Smirnov Z ,713Asymp. Sig. (2-tailed) ,689
a. Test distribution is Normalb. Calculated from dataSumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 17 hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,689 > 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal serta memenuhi
asumsi normalitas sehingga layak untuk digunakan penelitian.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011:105).
Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas atau tidak yaitu dengan melihat
Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila dari hasil
pengujian diperoleh nilai TOL lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF menunjukkan
kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat dikatakan terbebas
dari gejala multikolinieritas (Ghozali, 2011:106). Berikut ini merupakan hasil
pengujian multikolinieritas:
69
Tabel 18Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity StatisticsModelTolerance VIF
(Constant)LOC ,680 4,683K ,830 2,013KO ,660 5,166TI ,580 7,355a. Dependent Variable: PMASumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui nilai Tolerance (TOL) menunjukkan
bahwa semua variabel bebas memiliki nilai TOL > 0,10 dan hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan semua variabel bebas
memiliki nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model dapat
dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas antar variabel.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SREISD. Deteksi
ada tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SREISD dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah prediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
70
telah di stundentized (Ghozali, 2006:105). Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah
terjadi heterokedastisitas
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini :
Gambar 3Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas
dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
71
4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perubahan faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu mengenai
pengaruh karakteristik personal auditor terhadap perilaku menyimpang dalam
audit. Data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang telah diisi oleh
responden, diolah dengan menggunakan SPSS versi 20.0 dengan menggunakan
hasil perhitungan yang tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 19Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta1 (Constant) 22,997 2,307
LOC ,626 ,131 ,833K -,347 ,153 -,358KO -,379 ,166 -,403TI 1,513 ,341 ,838
a. Dependent Variable: PMASumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 19 maka prediksi perilaku menyimpang dalam audit dapat
dimasukkan kedalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
PMA = 22,997 + 0,626LOC - 0,347K – 0,379KO + 1,513TI + e
Persamaan regresi yang didapat menunjukkan variabel locus of control, dan
turnover intention memiliki koefisien positif. Sedangkan untuk variabel komitmen
organisasi dan kinerja berpengaruh negatif. Penjelasan untuk persamaan diatas
adalah sebagai berikut :
1. Apabila locus of control eksternal yang dimiliki individu tinggi maka akan
semakin tinggi pula perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor, dan
72
sebaliknya jika locus of controleksternal yang dimiliki individu rendah maka
akan semakin rendah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor.
2. Apabila kinerja yang dimiliki indvidu tinggi maka akan semakin rendah
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor, dan sebaliknya jika kinerja
yang dimiliki individu rendah maka akan semakin tinggi perilaku menyimpang
dilakukan oleh auditor.
3. Apabila komitmen organisasi yang dimiliki individu tinggi maka akan semakin
rendah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor, dan sebaliknya jika
komitmen organisasi yang dimiliki indivdiu rendah maka akan semakin tinggi
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor.
4. Apabila turnover intention yang dimiliki individu tinggi maka akan semakin
tinggi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor, dan sebaliknya jika
turnover intention yang di miliki individu rendah maka akan semakin rendah
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor.
4.1.7 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Dari uji determinasi dihasilkan
nilai R2 sebagaimana dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 20Hasil Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,946a ,895 ,887 1.852a. Prediction: (Constant), TI, KO, K, LOCb. Dependent Variable: PMASumber: Output SPSS
73
Berdasarkan pada tabel 20 dapat dilihat bahwa besarnya koefisien determinasi
yang menunjukkan nilai R square pada penelitian ini sebesar 0,895 atau 89,50%.
Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel locus of control, kinerja,
komitmen organisasi dan turnover intention menjelaskan variabel perilaku
menyimpang dalam audit adalah sebesar 89,50% sedangkan sisanya 10,50%
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.
4.1.8 Pengujian Hipotesis
1. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Analisis regresi dengan menggunakan uji F digunakan untuk mengetahui
kelayakan model. Hasil Uji F dapat dilihat dari tabel ANOVA (Ghozali, 2011:98).
Apabila nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan bahwa model persamaan yang
dihasilkan dikatakan layak untuk digunakan pada penelitian. Sedangkan nilai
signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa model persamaan yang dihasilkan
dikatakan tidak layak untuk digunakan pada penelitian. Berikut perhitungan yang
tersaji pada tabel dibawah ini:
Tabel 21Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Regression 1489.216 5 372.304 108.501 ,000b
1 Residual 174.998 51 3.431Total 1664.214 56
a. Dependent Variable: PMAb. Predictors: (Constant), TI, KO, K, LOCSumber: Output SPSS
74
Berdasarkan pada tabel 21 maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 artinya nilai tersebut kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
model persamaan ini dapat dikatakan layak. Sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh locus of control, kinerja, komitmen organisasi, dan
turnover intention terhadap perilaku menyimpang dalam audit.
2. Uji hipotesis (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
ariabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006:84). Kriteria pengujian dengan tingkat
signifikan α = 5%. Apabila signifikansi uji t < 0.05, maka H0 ditolak, sedangkan
apabila nilai signifikansi uji t > 0.05, maka H0 diterima. Berikut ini hasil uji t
menggunakan SPSS 20.0 sebagai berikut:
Tabel 22Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsModelB Std. Error
t Sig.
1 (Constant) 22,977 2,307 9.967 ,000LOC ,626 ,131 4,790 ,000K -,347 ,153 -2,275 ,027KO -,379 ,166 -2,276 ,027TI 1,513 ,341 4,431 ,000
a. Dependent Variable: PMASumber: Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 22 menunjukkan hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut:
1. Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang
dalam audit, hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05
dan hipotesis pertama (H1) diterima.
75
2. Kinerja berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit, hal
ini dibuktikan dengan signifikan 0,027< 0,05 dan hipotesis kedua (H2)
diterima.
3. Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang
dalam audit, hal ini dibuktikan dengan sognifikan 0,027< 0,05 dan hipotesis
ketiga (H3) diterima.
4. Turnover intention berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang dalam
audit, hal ini dibuktikan dengan signifikan 0,000< 0,05 dan hipotesis keempat
(H4) diterima.
76
4. 2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Locus Of Control Eksternal terhadap Perilaku Menyimpang
dalam Audit
Berdasarkan tabel 20 bahwa locus of control menunjukkan arah yang positif
terhadap perilaku menyimpang dalam audit atau perilaku disfungsional, yang
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel locus of control sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa locus of control eksternal berpengaruh positif
terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Dengan demikian hasil pengujian
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa locus of control eksternal
berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang dalam audit dapat diterima.
Locus of controlmerupakan keadaan dimana pandangan hidup seorang auditor
menurut internal dan eksternal sangat berbeda. Ciri pembawaan locus of control
internal adalah mereka yang yakin bahwa suatu kejadian selalu berada dalam
kendalinya dan akan selalu mengambil peran dan tanggung jawab dalam penetuan
benar atau salah. Sehingga individu locus of control internal akan aktif mencari
informasi sebelum mengambil keputusan, lebih termotivasi untuk berprestasi dan
melakukan usaha lebih besar untuk mengendalikan lingkungkan yang ada di
sekitar. Sebaliknya, individu locus of control eksternal diidentifikasikan lebih
banyak berharap untuk bergantung pada orang lain, sehingga cenderung
dikendalikan oleh kekuatan di luar diri mereka seperti faktor keberuntungan, serta
lebih banyak mencari dan memilih kondisi yang menguntungkan. Dengan
demikian individu yang memiliki locus of control eksternal akan melakukan
penyimpangan perilaku saat melakukan audit misalnya melakukan manipulasi
atau penipuan untuk mempertahankan pengaruh auditor terhadap lingkungan yang
77
kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika individu atau
auditor merasa bahwa kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan,
maka individu tersebut cenderung melakukan perilaku menyimpang dalam audit
atau perilaku disfungsional untuk mempertahankan kedudukannya. Dengan kata
lain, auditor dapat melakukan perilaku menyimpang dalam audit ketika merasakan
ketidakpercayaan pada diri sendiri atau dengan lingkungannya dalam
menyelesaikan sebuaah tugas audit.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gustati (2012), Hartati (2012), Wahyudin (2012), dan Setyaningrum (2014) yang
menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh signifikan terhadap
perilaku menyimpang audit. Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Suryandari (2007), Fatimah (2012), Pujaningrum (2012),
Evanauli (2013), Hadi (2014) Pertiwi, et al (2015) dan Anita, et al (2016) yang
menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap
perilaku menyimpang audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika
individu atau auditor merasa bahwa kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan
pekerjaan, maka individu tersebut cenderung melakukan perilaku menyimpang
dalam audit atau perilaku disfungsional untuk mempertahankan kedudukannya.
Berdasarkan indikator yang dijawab oleh auditor pada BPK Perwakilan
Provinsi Jawa Timur terlihat bahwa rata-rata auditor memiliki locus of control
eksternal dan hanya sedikit yang memiliki locus of control internal sehingga
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit pada auditor tinggi.
78
4.2.2 Pengaruh Kinerja terhadap Perilaku Menyimpang dalam Audit
Berdasarkan pada tabel 20 bahwa kinerja menunjukkan arah yang negatif
terhadap perilaku menyimpang dalam audit, yang menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi variabel kinerja sebesar 0,027< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja berpengaruh negatif terhadap terhadap perilaku menyimpang dalam audit.
Dengan demikian hasil pengujian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa
kinerja berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit dapat
diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa individu yang melakukan pekerjaan sesuai
dengan standar yang ditetapkan tidak mungkin melakukan perilaku menyimpang
dan akan menyelesaikan pekerjaan dengan usahanya sendiri serta dengan hasil
kerja yang berkualitas. Dengan kata lain seorang auditor dengan tingkat
pelaksanaan tugas pemeriksaan dilapangan yang tinggi atau diatas standar akan
cenderung menolak untuk melakukan perilaku menyimpang dalam audit karena
auditor merasa mampu untuk mencapai target yang telah ditetapkan dengan hasil
yang optimal. Sebaliknya auditor dengan tingkat kinerja dibawah standar
memiliki kemungkinan yang lebih besar terlibat perilaku disfungsional karena
menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang lebih untuk bertahan di
organisasi terkait dan cenderung akan melakuakn segala cara untuk meningkatkan
kinerjanya dengan cara yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan etika atau
standar yang berlaku.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hartati (2012) dan Pertiwi,
et al (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Namun, hasil penelitian
79
ini mendukung penelitian Suryandari (2007), Fatimah (2012), Pujaningrum
(2012), Evanauli (2013), Setyaningrum (2014) dan Anita, et al (2016) yang
menyatakan bahwa kinerja berpengaruh signifikan negatif terhadap perilaku
menyimpang dalam audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja
yang tinggi secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi bagi efektivitas
dan kualitas audit.
4.2.3 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Perilaku Menyimpang
dalam Audit
Berdasarkan tabel 20 bahwa komitmen organisasi menunjukkan arah yang
negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit, yang menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel komitmen organisasi sebesar 0,027< 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap perilaku
menyimpang dalam audit. Dengan demikian hasil pengujian hipotesis ketiga (H3)
yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
perilaku menyimpang dalam audit dapat diterima.
Hal tersebut menunjukkan bahwa individu yang cenderung memiliki loyalitas
yang tinggiuntuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, akan cenderung menolak untuk melakukan perilaku menyimpang
dalam audit. Hal tersebut dilakukan karena didalam diri individu terdapat sikap
profesional, sehingga memiliki komitmen untuk mempertahankan organisasi.
Ketika individu memiliki komitmen organisasi yang rendah maka akan cenderung
melakukan perilaku menyimpang dalam audit, hal ini di indikasikan karena
80
individu menganggap remeh sikap loyalitas yang seharusnya diberikan oleh
organisasi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Pujaningrum (2012) dan
Setyaningrum (2014) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh antara komitmen
organisasi terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Namun, hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Anita, et al (2016) yang menyatakan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam
audit. Artinya semakin rendah komitmen organisasi yang dimiliki individu maka
akan semakin tinggi perilaku menyimpang dalam audit. Dengan demikian tingkat
tinggi komitmen organisasi akan dikaitkan dengan penyimpangan perilaku dalam
audit, hal ini dilakukan oleh auditor dengan tujuan untuk tetap mempertahankan
pekerjaan di oorganisasi terkait.
4.2.4 Pengaruh Turnover Intentionterhadap Perilaku Menyimpang dalam
Audit
Berdasarkan tabel 20 bahwa turnover intention menunjukkan arah yang
positif terhadap perilaku menyimpang dalam audit, yang menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi variabel komitmen organisasi sebesar 0,000< 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa turnover intention berpengaruh positif terhadap perilaku
menyimpang dalam audit. Dengan demikian hasil pengujian hipotesis keempat
(H4) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
perilaku menyimpang dalam audit dapat diterima.
Mengingat tugas auditor adalah sebagai pemeriksa sehingga memiliki beban
mental yang lebih untuk dapat mempertanggungjawabkan hasil audit. Dengan
81
demikian hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki keinginan untuk
meninggalkan organisasi lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena
auditortidak memikirkan risiko dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian
kinerja yang telah dilakukan. Selain itu, auditor merasa takut akan adanya
jatuhnya sanksi yang akan diberikan apabila perilaku menyimpang dalam audit
terdeteksi. Sehingga auditor yang memiliki keinginan untuk berpindah kerja
cenderung melakukan perilaku menyimpang dalam audit.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati
(2012) dan Evanauli (2013) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh
antara turnover intention dengan perilaku menyimpang dalam audit. Namun, hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Suryandari (2007), Fatimah
(2012), Pujaningrum (2012), Wahyudin (2012), Hadi (2014), dan Anita, et al
(2016) yang menyatakan bahwa semakin tinggi turnover intention yang dimiliki
oleh seorang auditor maka akan semakin tinggi pula perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh auditor. Dengan demikian semakin tinggi turnover intention, maka
terdapat adanya indikasi untuk individu melakukan perilaku menyimpang dalam
audit.
82
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh karakteristik personal auditor
terhadap perilaku menyimpang dalam audit, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang
dalam audit. Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu atau auditor merasa
bahwa kemampuan yang dimiliki tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaanya,
maka diindikasikan dapat melakukan perilaku menyimpang dalam audit untuk
mempertahankan kedudukannya di organisasi terkait.
2. Kinerja berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit. Hal
ini menunjukkan bahwa individu atau auditor yang melakukan pekerjaan
dibawah standar cenderung memiliki kemungkinan untuk terlibat perilaku
menyimpang dalam audit, karena menganggap dirinya tidak mampu dalam
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan sehingga cenderung melakukan
segala cara yang tidak wajar untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
3. Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang
dalam audit. Hal ini menunjukkan bahwa individu atau auditor menganggap
sikap komitmen organisasi tidak terlalu penting dalam melakukan suatu
pekerjaan sehingga ketika individu atau auditor memiliki komitmen organisasi
83
yang rendah maka lebih terlibat dalam melakukan perilaku menyimpang dalam
audit.
4. Turnover intention berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang dalam
audit. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor memiliki beban mental
yang tinggi untuk dapat mempertanggungjawabkan hasil pekerjaanya dan
ketika individu melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan
standarnya maka timbul ketakutan auditor akan adanya jatuhnya sanksi apabila
perilaku yang dilakukannya tersebut terdeteksi, sehingga individu atau auditor
yang memilki keinginan untuk berhenti bekerja lebih dapat terlibat dalam
perilaku menyimpang dalam audit.
5. Perilaku menyimpang dalam audit dilakukan oleh individu untuk menutupi
kekurangan yang dimiliki serta adanya kesempatan yang tinggi untuk dapat
melakukan perilaku menyimpang agar tetap bertahan di organisasi terkait dan
tidak kehilangan pekerjaannya.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang
bisa disampaikan peneliti antara lain :
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan dalam
menentukan objek penelitian yang lebih luas dengan ruang lingkup semua
pemeriksa atau auditor dan lebih memperbanyak sampel penelitian.
2. Penelitian ini masih terbatas pada variabel locus of control, kinerja, komitmen
organisasi dan turnover intention, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
84
menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku
menyimpang dalam audit, misalnya etika audit, pengalaman auditor dan lain
sebagainya.
85
JADWAL PENELITIANPENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur)
Tahun 2016-2017September Oktober November Desember Januari FebruariNo. Kegiatan Penelitian1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul, Acc Judul2 Pengajuan Proposal, Acc Proposal3 Survei ke BPK4 Revisi Bab 1 dan 35 Pengajuan Ijin Riset ke Bagian Prodi
Akuntansi6 Revisi Bab 1 dan 37 Pengajuan Ijin Riset ke BPK8 Acc Bab 1 dan 39 Revisi Kuesioner di BPK10 Penyebaran kuesioner11 Pengumpulan kuesioner 12 Pengelolaan Data, Penarikan
Kesimpulan13 Revisi bab 2 &414 Revisi Bab 2, Acc Bab 415 Acc Bab 2 & 5 + Abstraksi
86
DAFTAR PUSTAKA
Anita, R., Rita A., dan Zulbahridar. 2016. Analisis Penerimaan Auditor atasDysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik PersonalAuditor. Jurnal Akuntansi Universitas Riau 4(2): 114-128.
Arens,A.A.,Randal, J.E., dan Mark,S.B. 2000. Auditing and Assurance Services.Twelfth Edition. Pearson Education, Inc. Terjemahan Herman W. 2006.Auditing dan Jasa Assurance. Edisi Kedua belas. Jilid 1. Erlangga.Jakarta.
Basudewa,D.G.A. 2015. Pengaruh Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja Auditor dan Turnover Intention pada PerilakuMenyimpang dalam Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana13(3):944-972.
Bryan, O.,D, Jeffrey, J.,Q., David, P.,D. 2005. Locus of Control and Dysfunctional Audit Behavior. Journal of Business and Economics Research 3 (10): 9-14.
Davis, K., dan J.W., Newstorm. 1985. Human Behavior at Work: OrganizationalBehavior. Seventh Edition. Mc Graw Hill, Inc. Terjemahan Dharma. Perilakudalam Organisasi. Edisi Tujuh. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Evanauli, R.P. 2013. Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior:Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Jurnal Akuntansi danInvestasi14(2): 158-167.
Fatimah, A. 2012. Karakteristik Personal Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal Manajemen dan Akuntansi 1(1):1-12.
Fitriany, L., G., Sylvia V.,N., Arywarti, M, dan Viska A. 2010.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor dan Hubungannya dengan Performance dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor. Simposium Nasional AkuntansiXIII.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. EdisiKedua.Universitas Diponegoro.Semarang.
________.2009.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Universitas Diponegoro. Semarang.
________. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS.Edisi Kelima. Universitas Diponegoro. Semarang.
87
Gustati. 2012. Persepsi Auditor tentang Pengaruh Locus of Control terhadap Penerimaan Perilaku disfungsional Audit. Jurnal Akuntansi dan Manajemen 7(2): 46-68.
Hadi, S. 2014. Pengaruh Karakteristik Personal dan Faktor Situasional dalam Penerimaan Perlakuan Disfungsional. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 9(1):15-24,
Harini,D. 2010. Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior:Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Simposium NasionalAkuntansi XIII.
Hartati, N.,L. 2012. Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional atas Prosedur Audit. Accounting Analaysis Journal 1(2): 1-8.
Ivancevich, J.M., R, Konopaske, dan M.T., Matteson. 2005. OrganizationalBehavior and Management. Seventh Edition. McGraw-Hill Companies.Terjemahan Gina Gania. 2006. Perilaku Manajemen Organisasi. Jilid 1.Erlangga. Jakarta.
Jusup, Al., H. 2014. Auditing(Pengauditan Berbasis ISA). Edisi Kedua. CetakanPertama. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Kedua. CetakanPertama. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Messier, W.F., Steven, M.G., dan Douglas, F.P. Auditing and AssuranceServices: a Systematic Approach. 8th Edition. McGraw-Hill Education.Terjemahan Denies Priantinah dan Linda Kusumaning Wedari. 2014. JasaAudit dan Assurance: Pendekatan Sistematis. 2014. Edisi 8. Jilid 1. SalembaEmpat. Jakarta.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Januari 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 42. Jakarta.
________________________________________________ Nomor 4 Tahun 2010 Jabatan Fungsional Pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan.17 Desember 2010. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 136.Jakarta.
Pertiwi, D., Andreas dan Nur, A. 2015. Pengaruh Karakteristik Personal Auditorterhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit danKualitas Hasil Audit. Jurnal Akuntansi 4(1): 70-85.
88
Pujaningrum, I. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TingkatPenerimaan Auditor atas Penyimpangan Perilaku dalam Audit. DiponegoroJournal of Accounting 1(1).
Rai, I.G.A. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jilid 1. Salemba Empat.Jakarta.
Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior. Tenth Edition. Pearson Education,Inc. New Jersey. Terjemahan Benyamin Molan. 2007. Perilaku Organisasi.Edisi Lengkap. Cetakan Kedua. Mancanan Jaya Cemerlang.
Robbins, S.P., dan Tomothy, A.J. 2015. Organizational Behavior. SixteenthEdition. Pearson Education, Inc. New Jersey. Terjemahan Ratna Saraswati danFebriella Sirait. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Salemba Empat. Jakarta.
Sanusi, A. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Salemba Empat.Jakarta.
Setyaningrum, F. 2014. Determinan Perilaku Disfungsional Audit (Pada PTNBadan Layanan Umum di Jawa Tengah dan DIY). Accounting AnalysisJournal3(3): 361-369.
Sijabat, J.2012.Antesenden dan Konsekuensi Keinginan untuk Pindah. Jurnal Akuntansi 16(03): 439-449.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
_______. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Alfabeta.Bandung.
Sunyoto, D. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Cetakan Pertama. RefikaAditama.Bandung.
Suryandari, E. 2007. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap TingkatPenerimaan Penyimpangan Perilaku Audit. Jurnal Akuntansi dan Investasi8(2): 147-166.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 19 Juli 2004. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Jakarta.
Wahyudin, A. 2011. Analisis Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Jurnal Dinamika Akuntansi 3(2):67-76.
Wahyudi, E. 2013. Pengaruhwww.surabaya.bpk.go.id 23 januari 2017 (19:23)
89
Lampiran 1
Surabaya, Desember 2016
Hal : Permohonan Pengisian KuesionerKepada Yth.Bapak/Ibu RespondenDi Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa program Strata Satu (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya (STIESIA), Saya :
Nama : Erymesha Putri CahyadiniNPM : 13.1.01.08375Jur/Smtr : Akuntansi/VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Perilaku Menyimpang dalam Audit”
Untuk itu, Saya sangat mengaharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diberikan akan dijamin kerahasiannya dan hanya ditujukan untuk kepentingan ilmiah. Kesungguhan dalam memberikan jawaban akan bermanfaat dan membantu keberhasilan penelitian ini.
Saya mohon maaf apabila telah menganggu waktu bekerja Bapak/Ibu, atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini Saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Erymesha Putri Cahyadini
90
IDENTITAS RESPONDEN
Jenis Kelamin : Laki-laki
a. Perempuan
Usia : .............. Tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S2
S1 S3
Fakultas/Jurusan :
Jabatan di Kantor BPK :
Lama bekerja sebagai auditor di BPK ........... Tahun
Jumlah penugasan audit yang pernah ditangani hingga sekarang ............
Apakah memiliki sertifikat atau gelar profesi lain yang menunjang bidang keahlain (Selain akuntan publik) :
Ya sebutkan ................................................................................
Tidak
PETUNJUK PENGISIAN
Dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara di silang (X). Jika menurut Anda tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pernyataan hanya boleh ada satu jawaban.Skor yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut :(1) Sangat Tidak Setuju (STS)(2) Tidak Setuju (TS)(3) Netral (N)(4) Setuju (S)(5) Sangat Setuju (SS)
91
LOCUS OF CONTROLJAWABAN
NO URAIAN STS(1)
TS(2)
N(3)
S(4)
SS(5)
Kemampuan Melaksanakan Pekerjaan : (-)Tugas pemeriksaan adalah sesuatu yang Anda lakukan.
1.
Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Koneksi yang Kuat dalam Mendapatkan Pekerjaan : (+)Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi yang Anda miliki lebih penting dibandingkan dengan kemampuan yang Anda miliki.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus, Anda harus memiliki koneksi.
2.
Untuk mendapatkan penghasilan yang banyak, Anda harus memiliki koneksi.Keberuntungan : (+)Perbedaan utama antara orang-orang yang mendapatkan penghasilan banyak dan orang yang mendapat penghasilan yang sedikit adalah keberuntungan.
3.
Promosi jabatan biasanya merupakan faktor keberuntunganKesempatan : (-)Ketika Anda tahu apa yang Anda inginkan dari suatu pekerjaan, maka Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan Anda.
4.
Pada umumnya Anda dapat melakukan pekerjannya dengan baik jika Anda mau berusaha.
5. Penghargaan dalam Bekerja (Reward) : (-)Penghargaan dapat diberikan kepada pegawai yang memiliki kinerja yang baik.Nasib : (+)Untuk menjadi seseorang pegawai yang menonjol sangat bergantung pada nasib seseorang. Besar kecilnya penghasilan seseorang tergantung pada nasib.
6.
Ketika jabatan (promosi) lebih merupakan masalah nasib baik seseorang.
7. Kedudukan (jabatan) : (-)Promosi akan diberikan kepada Anda apabila Anda melaksanakan penugasan dengan baik
92
Keputusan Pimpinan : (-) Jika Anda tidak menyukai keputusan yang diambil pimpinan, Anda akan melakukan sesuatu terhadap keputusan tersebut.
8.
Anda yakin dapat memberikan lebih banyak pengaruh pada atasan Anda.
Ket : (-) Internal (+) Eksternal
KINERJA JAWABAN
NO URAIAN STS(1)
TS(2)
N(3)
S(4)
SS(5)
1. Kuantitas :Anda mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu dibandingkan dengan rekan Anda yang lain.
2. Kualitas :Hasil pekerjaan Anda selalu dinilai sangat bagus
3. Usulan Konstruktif :Anda selalu memberikan usulan konstruktif kepada pimpinan mengenai bagaimana seharusnya pekerjaan audit dilakukan.
4. Penilaian Kinerja :Anda menilai bahwa kinerja Anda paling tinggi dibandingkan dengan auditor yang lainnya
5. Peningkatan Prosedur Audit :Anda selalu menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit.
6. Hubungan dengan Klien :Mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan klien merupakan bagian penting dari pekerjaan Anda.
7 Ketepatan Waktu :Anda selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
KOMITMEN ORGANISASI
93
JAWABANNO URAIAN STS
(1)TS(2)
N(3)
S(4)
SS(5)
Keterlibatan Auditor :Anda bersedia berusaha lebih keras dari apa yang telah ditetapkan oleh organisasi ini, agar organisasi tersebut sukses.Anda akan menerima semua bentuk penugasan agar tetap bekerja di Organisasi ini.
1.
Anda sangat peduli terhadap nasib organisasi ini.
Loyalitas :Anda akan berbicara pada teman-teman Anda, bahwa organisasi ini adalah organisasi yang bagus.Anda akan bercerita pada orang lain bahwa Anda bangga menjadi bagian dari organisasi ini.Anda sangat bahagia sejak memilih bergabung dengan organisasi ini sebagai tempat bekerja.
2.
Bagi Anda organisasi ini adalah tempat terbaik untuk bekerja.Keterikatan Auditor :Saya menemukan kesamaan antara nilai-nilai diri Saya dengan nilai-nilai organisasi ini.
3.
Organisasi ini sungguh memberikan inspirasi bagi Saya untuk bekerja dengan baik
TURNOVER INTENTIONJAWABAN
NO URAIAN STS(1)
TS(2)
N(3)
S(4)
SS(5)
1. Peluang Berpindah :Setelah Saya dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik, Saya akan segera meninggalkan instansi saat ini.
2. Keaktifan dalam Mencari Pekerjaan Lain:Saya sangat aktif untuk mencari pekerjaan di instansi lain.
3. Keinginan untuk Berpindah :Saya selalu berpikir untuk berhenti dari pekerjaan Saya saat ini.
4. Rencana untuk Berpindah :Saya akan bekerja untuk instansi ini lebih dari 5 tahun dari sekarang.
PERILAKU MENYIMPANG AUDIT
94
JAWABANNO URAIAN STS
(1)TS(2)
N(3)
S(4)
SS(5)
Anda melakukan Premature Sign Off (Penghentian prosedur audit tanpa menggantinya) :Jika Anda percaya bahwa tahapan audit selanjutnya hingga tahapan audit selesai tidak akan menemukan sesuatu yang salah jika diselesaikan.Jika audit tahun sebelumnya tidak menemukan adanya masalah pencatatan atau sistem klien.
Jika pengawas audit tidak setuju dalam setiap penugasan dan memberikan tekanan untuk segera menyelesaikan tahapan audit.
1
Jika Anda percaya bahwa tahapan audit tidak diperlukan.Anda melakukan Altering of Audit Procedure (mengganti prosedur audit yang telah ditetapkan sebelumnya) :Jika Anda percaya bahwa prosedur audit semula tidak diperlukan.Jika audit sebelumnya tidak menemukan adanya masalah pada bagian ini dengan sistem klien.Jika Anda tidak percaya prosedur semula akan menemukan suatu kesalahan.
2.
Jika Anda di bawah tekanan waktu (time pressure) untuk menyelesaikan audit.Anda melakukan Underreporting of Time (melaporkan waktu pelaksanaan audit yang tidak sesuai dengan waktu aktual) :Jika Anda mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan waktu personal.Jika Anda mengalihkan waktu audit yang digunakan untuk pelaksanaan tugas audit tertentu pada tugas lain yang pengerjannya dilakukan pada waktu yang bersamaan.Jika anda tidak melaporkan waktu lembur yang digunakan dalam mengerjakan prosedur atau tugas audit tertentu.
3.
Jika rekan Anda atau auditor lain juga melakukan hal tersebut dan underreporting of time dilakukan agar bisa bersaing dengan auditor lainnya.
Lampiran 2
95
Rekapitulasi Jawaban Responden
Locus of Control
No LOC 1
LOC 2
LOC 3
LOC 4
LOC 5
LOC 6
LOC 7
LOC 8
LOC 9
LOC 10
LOC 11
LOC 12
LOC 13
LOC 14
LOC 15
LOC 16 LOC
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 802 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 803 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 764 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 3 735 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 736 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 2 1 677 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 698 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 2 659 5 5 5 4 3 3 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 6810 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 7211 5 5 5 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 6712 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 2 6913 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 5 3 3 6314 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 6815 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 7016 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 6517 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 6918 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 5 3 5 3 6419 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 2 3 6620 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 3 6521 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 6722 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 6523 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 6524 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 3 4 3 3 6425 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 3 4 2 6326 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 2 6327 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 6128 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 2 6729 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 6130 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 2 6531 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 6432 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 6333 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 3 3 2 6134 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 6535 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 2 6436 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 6137 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 6538 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 6839 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 6040 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 6441 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 6342 5 4 3 3 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 6643 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 4 4 3 3 4 5644 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 5845 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 5 3 4 6446 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 6547 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 6348 4 4 5 5 3 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 6549 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 5550 5 4 4 5 5 5 5 3 5 3 4 3 4 3 4 3 6551 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 6052 5 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 5853 5 5 5 5 5 5 3 4 5 2 5 5 5 5 5 4 7354 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 6455 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 67
96
56 5 4 4 5 5 5 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 52
Rekapitulasi Jawaban Responden
Kinerja
No K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 K 7 K1 4 2 4 2 3 4 4 232 4 3 2 2 4 4 4 233 4 4 3 3 3 3 4 244 4 4 4 4 3 4 4 275 3 5 5 3 5 5 5 316 4 4 3 2 3 4 4 247 4 3 4 4 4 4 4 278 2 2 4 2 2 2 2 169 4 4 4 4 4 4 4 2810 4 4 4 4 4 4 4 2811 4 3 4 3 4 4 4 2612 4 3 4 3 4 4 4 2613 3 3 4 3 4 4 4 2514 3 3 3 2 3 4 4 2215 3 3 3 3 3 4 4 2316 3 3 5 3 4 5 4 2717 2 3 3 2 3 2 3 1818 2 4 4 3 4 4 5 2619 4 3 3 2 3 3 4 2220 4 3 3 3 4 4 4 2521 5 5 5 3 5 5 5 3322 5 5 4 3 3 4 4 2823 5 5 3 5 5 5 5 3324 3 3 4 2 2 3 4 2125 3 4 4 3 4 3 4 2526 3 4 4 2 4 4 4 2527 5 4 4 5 5 5 4 3228 2 3 3 2 3 4 3 2029 5 5 5 5 2 5 5 3230 4 4 4 3 4 4 4 2731 3 3 3 3 3 3 3 2132 3 3 3 2 4 3 2 2033 4 4 4 4 5 4 5 3034 3 3 3 3 3 4 4 2335 3 4 4 3 4 5 3 2636 3 3 4 3 4 4 3 2437 3 3 3 3 3 3 3 2138 3 3 3 3 3 4 4 2339 3 3 3 3 3 4 4 2340 4 4 4 3 3 4 4 26
97
41 3 3 3 3 3 3 4 2242 3 4 4 3 4 4 4 2643 3 3 3 3 4 4 4 2444 3 3 3 3 4 4 4 2445 3 3 3 3 3 4 4 2346 3 3 4 3 4 4 4 2547 5 5 5 5 5 5 5 3548 4 4 4 3 4 4 4 2749 2 3 2 2 3 3 3 1850 4 4 4 2 4 4 5 2751 4 4 4 3 4 4 4 2752 4 3 2 2 2 4 3 2053 4 4 4 4 4 4 4 2854 4 3 3 3 5 5 5 2855 4 4 4 4 4 4 4 2856 5 4 4 4 4 4 4 29
Rekapitulasi Jawaban Responden
Komitmen Organisasi
No KO 1 KO 2 KO 3 KO 4 KO 5 KO 6 KO 7 KO 8 KO 9 KO1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 332 4 4 4 3 4 4 4 4 4 353 3 3 3 4 4 4 4 4 4 334 2 4 4 4 4 4 4 4 4 345 5 2 5 5 5 4 5 5 5 416 4 2 4 4 3 3 2 4 3 297 4 4 4 4 4 4 4 4 4 368 2 2 4 2 4 4 4 4 4 309 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3610 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3611 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3612 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3614 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2515 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3616 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4217 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3418 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3519 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2820 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3621 5 5 5 3 3 3 3 2 3 3222 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4523 5 3 5 5 5 5 3 5 5 41
98
24 3 2 4 5 4 5 5 5 5 3825 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3526 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3427 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4328 3 2 4 4 5 4 3 3 3 3129 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3630 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3631 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2732 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3633 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1534 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2835 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3236 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3637 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2638 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3539 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3240 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3641 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3042 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3743 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3044 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3345 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3046 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3647 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4548 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4149 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3150 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3751 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4052 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2753 5 3 3 1 1 1 1 1 1 1754 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4155 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3756 5 4 5 4 4 5 5 5 5 42
Rekapitulasi Jawaban Responden
Turnover Intention
No TI 1 TI 2 TI 3 TI 4 TI1 4 3 3 4 142 3 2 3 4 123 4 2 3 3 124 4 2 3 4 13
99
5 2 2 2 4 106 4 3 4 3 147 4 3 4 4 158 5 3 2 4 149 4 4 4 4 1610 4 4 4 4 1611 2 2 2 2 812 2 2 2 3 913 3 3 3 4 1314 3 3 3 3 1215 4 3 3 4 1416 3 3 3 3 1217 1 1 1 1 418 3 2 2 3 1019 3 3 4 4 1420 2 2 2 2 821 4 3 4 3 1422 5 5 4 4 1823 3 3 2 3 1124 3 3 3 3 1225 3 2 2 4 1126 4 3 2 3 1227 2 1 2 2 728 5 2 2 4 1329 5 2 3 3 1330 3 3 4 4 1431 3 3 3 3 1232 4 2 4 4 1433 5 5 5 5 2034 3 3 3 3 1235 4 3 5 4 1636 3 3 2 2 1037 3 2 4 3 1238 4 2 2 4 1239 3 3 2 3 1140 2 2 2 4 1041 5 3 4 4 1642 2 2 2 2 843 4 3 2 3 1244 2 2 2 2 845 3 2 3 4 1246 2 2 2 2 847 1 1 1 5 848 3 1 2 2 849 2 2 2 2 850 2 2 2 2 8
100
51 3 2 2 2 952 4 2 3 3 1253 5 4 4 4 1754 3 2 3 4 1255 4 2 4 4 1456 3 2 2 3 10
Rekapitulasi Jawaban Responden
Perilaku Menyimpang Audit
No PMA 1
PMA 2
PMA 3
PMA 4
PMA 5
PMA 6
PMA 7
PMA 8
PMA 9
PMA 10
PMA 11
PMA 12 PMA
1 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 402 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 353 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 414 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 305 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 326 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 307 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 368 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 419 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4810 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4811 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 3412 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3513 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4414 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4015 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4816 5 2 2 4 5 5 5 3 5 5 3 5 4917 5 2 2 2 5 5 5 1 1 2 4 2 3618 4 3 2 2 4 4 4 5 3 3 3 3 4019 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3520 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3421 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4122 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3623 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3924 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3225 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3226 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3727 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 3428 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4129 2 2 2 2 5 5 5 5 1 1 1 1 3230 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3231 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3632 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4833 4 2 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 37
101
34 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3435 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3936 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3337 3 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3438 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3939 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3740 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3741 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4842 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4043 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3644 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4045 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2446 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2947 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6048 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4249 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 3 3850 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2851 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3952 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2853 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3654 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3655 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3656 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
102
Lampiran 3
Hasil Output Pengelolaan Data Menggunakan SPSS Versi 20.0
Hasil Deskripsi Responden
Jenis KelaminFrequency Percent Valid Percent Cumulative
PercentPria 31 55,4 55,4 55,4Wanita 25 44,6 44,6 100,0ValidTotal 56 100,0 100,0
UsiaFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent25-35 tahun 38 67,9 67,9 67,936-45 tahun 15 26,8 26,8 94,6> 45 tahun 3 5,4 5,4 100,0
Valid
Total 56 100,0 100,0
Pendidikan TerakhirFrequency Percent Valid Percent Cumulative
PercentS1 46 82,1 82,1 82,1S2 10 17,9 17,9 100,0ValidTotal 56 100,0 100,0
JabatanFrequency Percent Valid
PercentCumulative
PercentStaff Pemeriksa 19 33,9 33,9 33,9Pemeriksa Pertama 25 44,6 44,6 78,6Pemeriksa Muda 12 21,4 21,4 100,0
Valid
Total 56 100,0 100,0Lama Kerja
103
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
2-5 tahun 8 14,3 14,3 14,36-10 tahun 39 69,6 69,6 83,9> 11 tahun 9 16,1 16,1 100,0
Valid
Total 56 100,0 100,0
Jumlah Penugasan AuditFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent< 20 20 35,7 35,7 35,721-40 31 55,4 55,4 91,1> 40 5 8,9 8,9 100,0
Valid
Total 56 100,0 100,0
HASIL ANALISA DESKRIPTIF
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LOC1 56 4 5 4,48 ,504LOC2 56 3 5 4,14 ,520LOC3 56 1 5 2,64 ,962LOC4 56 1 5 2,79 ,929LOC5 56 1 5 2,68 ,897LOC6 56 1 5 2,71 ,929LOC7 56 1 5 2,70 ,913LOC8 56 3 5 3,98 ,646LOC9 56 3 5 4,29 ,494LOC10 56 2 5 4,43 ,657LOC11 56 1 5 2,88 ,896LOC12 56 1 5 2,95 ,818LOC13 56 1 5 2,93 ,892LOC14 56 1 5 4,13 ,740LOC15 56 1 5 3,86 ,796LOC16 56 2 5 3,66 ,940LOC 56 44 77 55,23 6,758Valid N (listwise) 56
Descriptive Statistics
104
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationK1 56 2 5 3,55 ,829K2 56 2 5 3,54 ,738K3 56 2 5 3,62 ,728K4 56 2 5 3,04 ,830K5 56 2 5 3,64 ,796K6 56 2 5 3,93 ,684K7 56 2 5 3,95 ,672Valid N (listwise) 56
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KO1 56 2 5 3,86 ,773KO2 56 1 5 3,41 ,910KO3 56 2 5 3,86 ,672KO4 56 1 5 3,80 ,818KO5 56 1 5 3,89 ,779KO6 56 1 5 3,87 ,764KO7 56 1 5 3,71 ,929KO8 56 1 5 3,84 ,890KO9 56 1 5 3,86 ,819Valid N (listwise) 56
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TI1 56 1 5 3,27 1,036TI2 56 1 5 2,52 ,853TI3 56 1 5 2,80 ,961TI4 56 1 5 3,27 ,884Valid N (listwise) 56
Descriptive Statistics
105
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationPMA1 56 2 5 3,41 ,804PMA2 56 2 5 3,36 ,699PMA3 56 2 5 3,27 ,798PMA4 56 2 5 3,45 ,784PMA5 56 2 5 3,66 ,815PMA6 56 2 5 3,57 ,806PMA7 56 2 5 3,75 ,694PMA8 56 2 5 3,61 ,755PMA9 56 2 5 3,27 ,774PMA10 56 2 5 3,14 ,841PMA11 56 2 5 3,20 ,862PMA12 56 2 5 3,27 ,842Valid N (listwise) 56
106
Lampiran 4
UJI KUALITAS DATA
Uji Validitas Locus of Control
LOC1LOC
2LOC
3LOC
4LOC
5LOC
6LOC
7LOC
8LOC
9LOC
10LOC
11LOC
12LOC
13LOC
14LOC
15LOC
16LOC
Pearson Correlation
1 .349** .037 .021 -.032 .142 .087 .310* .396** -.044 -.074 .010 -.038 .161 .041 .056 .287
Sig. (2-tailed) .008 .789 .877 .816 .298 .526 .020 .003 .748 .589 .939 .784 .237 .764 .682 .031
LOC1
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.349*
*1 .055 .180 .146 .189 .146 .448** .600** .241 -.038 .034 .289* .603** .241 .063 .430**
Sig. (2-tailed) .008 .689 .183 .285 .164 .281 .001 .000 .073 .781 .805 .031 .000 .074 .643 .001
LOC 2
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.037 .055 1 .770** .610** .472** .350** .165 .454** .507** .378** .400** .324* .249 -.023 -.102 .695**
Sig. (2-tailed) .789 .689 .000 .000 .000 .008 .223 .000 .000 .004 .002 .015 .064 .867 .454 .000
LOC 3
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.021 .180 .770** 1 .718** .400** .244 .162 .501** .476** .404** .512** .352** .332* -.049 -.164 .718**
Sig. (2-tailed) .877 .183 .000 .000 .002 .069 .234 .000 .000 .002 .000 .008 .013 .722 .227 .000
LOC 4
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
-.032 .146 .610** .718** 1 .362** .247 .375** .424** .585** .446** .524** .442** .346** .069 .116 .786**
Sig. (2-tailed) .816 .285 .000 .000 .006 .066 .004 .001 .000 .001 .000 .001 .009 .613 .395 .000
LOC5
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.142 .189 .472** .400** .362** 1 .688** .089 .135 .262 .464** .435** .532** .233 -.083 -.283* .623**
Sig. (2-tailed) .298 .164 .000 .002 .006 .000 .512 .321 .051 .000 .001 .000 .084 .541 .034 .000
LOC6
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56
107
Pearson Correlation
.087 .146 .350** .244 .247 .688** 1 .030 -.033 .031 .330* .320* .438** .205 -.028 -.249 .481**
Sig. (2-tailed) .526 .281 .008 .069 .066 .000 .828 .809 .819 .013 .016 .001 .129 .835 .065 .000
LOC7
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.310* .448** .165 .162 .375** .089 .030 1 .572** .334* -.022 .190 .214 .451** .262 .356** .500**
Sig. (2-tailed) .020 .001 .223 .234 .004 .512 .828 .000 .012 .875 .160 .113 .000 .051 .007 .000
LOC8
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.396*
*.600** .454** .501** .424** .135 -.033 .572** 1 .489** .081 .288* .296* .574** .245 .125 .633**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .001 .321 .809 .000 .000 .551 .031 .027 .000 .069 .358 .000
LOC9
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
-.044 .241 .507** .476** .585** .262 .031 .334* .489** 1 .240 .169 .225 .534** .193 .167 .630**
Sig. (2-tailed) .748 .073 .000 .000 .000 .051 .819 .012 .000 .075 .213 .095 .000 .154 .219 .000
LOC10
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
-.074 -.038 .378** .404** .446** .464** .330* -.022 .081 .240 1 .521** .451** .032 -.106 -.336* .510**
Sig. (2-tailed) .589 .781 .004 .002 .001 .000 .013 .875 .551 .075 .000 .000 .817 .436 .011 .000
LOC11
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.010 .034 .400** .512** .524** .435** .320* .190 .288* .169 .521** 1 .725** .058 .114 -.057 .659**
Sig. (2-tailed) .939 .805 .002 .000 .000 .001 .016 .160 .031 .213 .000 .000 .672 .402 .677 .000
LOC12
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
-.038 .289* .324* .352** .442** .532** .438** .214 .296* .225 .451** .725** 1 .228 .203 -.044 .685**
Sig. (2-tailed) .784 .031 .015 .008 .001 .000 .001 .113 .027 .095 .000 .000 .091 .133 .749 .000
LOC13
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.161 .603** .249 .332* .346** .233 .205 .451** .574** .534** .032 .058 .228 1 .398** .156 .588**
Sig. (2-tailed) .237 .000 .064 .013 .009 .084 .129 .000 .000 .000 .817 .672 .091 .002 .252 .000
LOC14
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56LOC15
Pearson Correlation
.041 .241 -.023 -.049 .069 -.083 -.028 .262 .245 .193 -.106 .114 .203 .398** 1 .371** .295*
108
Sig. (2-tailed) .764 .074 .867 .722 .613 .541 .835 .051 .069 .154 .436 .402 .133 .002 .005 .028N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.056 .063 -.102 -.164 .116 -.283* -.249 .356** .125 .167 -.336* -.057 -.044 .156 .371** 1 .264
Sig. (2-tailed) .682 .643 .454 .227 .395 .034 .065 .007 .358 .219 .011 .677 .749 .252 .005 .042
LOC16
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.287 .430** .695** .718** .786** .623** .481** .500** .633** .630** .510** .659** .685** .588** .295* .264 1
Sig. (2-tailed) .031 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .028 .042
LOC
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109
109
Uji ValiditasKinerja
CorrelationsK1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K
Pearson Correlation
1 .576** .320* .578** .332* .520** .511** .746**
Sig. (2-tailed) .000 .016 .000 .012 .000 .000 .000
K1
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.576** 1 .517** .562** .425** .510** .572** .797**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
K2
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.320* .517** 1 .444** .361** .420** .404** .659**
Sig. (2-tailed) .016 .000 .001 .006 .001 .002 .000
K3
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.578** .562** .444** 1 .432** .517** .460** .777**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000
K4
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.332* .425** .361** .432** 1 .554** .473** .688**
Sig. (2-tailed) .012 .001 .006 .001 .000 .000 .000
K5
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.520** .510** .420** .517** .554** 1 .625** .786**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
K6
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.511** .572** .404** .460** .473** .625** 1 .763**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
K7
N 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.746** .797** .659** .777** .688** .786** .763** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
K
N 56 56 56 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
110
110
Uji Validitas Komitmen Organisasi
CorrelationsKO1
KO2
KO3
KO4
KO5
KO6
KO7
KO8
KO9
KO
Pearson Correlation
1 .473** .555** .386** .306* .185 .322* .336* .341* .539**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .022 .173 .015 .011 .010 .000
KO1
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.473** 1 .573** .354** .397** .363** .421** .352** .422** .614**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .002 .006 .001 .008 .001 .000
KO2
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.555** .573** 1 .642** .665** .602** .574** .660** .656** .819**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO3
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.386** .354** .642** 1 .822** .716** .643** .755** .717** .841**
Sig. (2-tailed) .003 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO4
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.306* .397** .665** .822** 1 .771** .711** .762** .774** .866**
Sig. (2-tailed) .022 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO5
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.185 .363** .602** .716** .771** 1 .743** .772** .785** .830**
Sig. (2-tailed) .173 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO6
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.322* .421** .574** .643** .711** .743** 1 .802** .830** .854**
Sig. (2-tailed) .015 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO7
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.336* .352** .660** .755** .762** .772** .802** 1 .891** .888**
Sig. (2-tailed) .011 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO8
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.341* .422** .656** .717** .774** .785** .830** .891** 1 .900**KO9
Sig. (2-tailed) .010 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
111
111
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.539** .614** .819** .841** .866** .830** .854** .888** .900** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
KO
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
112
112
Uji Validitas Turnover Intention
CorrelationsTI1 TI2 TI3 TI4 TI
Pearson Correlation 1 .602** .620** .516** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000TI1
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .602** 1 .636** .416** .806**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000TI2
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .620** .636** 1 .512** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000TI3
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .516** .416** .512** 1 .743**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000TI4
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .853** .806** .853** .743** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI
N 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
114
Uji Validitas Turnover Intention
CorrelationsTI1 TI2 TI3 TI4 TI
Pearson Correlation 1 .602** .620** .516** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000TI1
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .602** 1 .636** .416** .806**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000TI2
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .620** .636** 1 .512** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000TI3
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .516** .416** .512** 1 .743**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000TI4
N 56 56 56 56 56Pearson Correlation .853** .806** .853** .743** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
TI
N 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
115
Uji Validitas Perilaku Menyimpang dalam Audit
CorrelationsPMA
1PMA
2PMA
3PMA
4PMA
5PMA
6PMA
7PMA
8PMA
9PMA
10PMA
11PMA
12PMA
Pearson Correlation
1 .506** .305* .445** .312* .192 .266* -.006 .250 .344** .341* .317* .596**
Sig. (2-tailed) .000 .022 .001 .019 .155 .047 .964 .063 .009 .010 .017 .000
PMA1
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.506** 1 .557** .454** .159 .115 .133 .304* .410** .420** .424** .404** .677**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .243 .400 .330 .023 .002 .001 .001 .002 .000
PMA2
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.305* .557** 1 .560** .186 .051 .020 .164 .352** .301* .381** .299* .580**
Sig. (2-tailed) .022 .000 .000 .170 .711 .884 .226 .008 .024 .004 .025 .000
PMA3
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.445** .454** .560** 1 .236 .231 .149 .035 .137 .104 .092 .064 .483**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .081 .087 .272 .798 .314 .446 .500 .638 .000
PMA4
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.312* .159 .186 .236 1 .700** .579** .367** .042 .041 .203 -.003 .507**
Sig. (2-tailed) .019 .243 .170 .081 .000 .000 .005 .761 .765 .134 .983 .000
PMA5
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.192 .115 .051 .231 .700** 1 .777** .476** .085 .074 .200 -.009 .516**
Sig. (2-tailed) .155 .400 .711 .087 .000 .000 .000 .532 .586 .139 .946 .000
PMA6
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56PMA7 Pearson
Correlation.266* .133 .020 .149 .579** .777** 1 .582** .065 .118 .193 .126 .531**
116
Sig. (2-tailed) .047 .330 .884 .272 .000 .000 .000 .636 .386 .154 .356 .000N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
-.006 .304* .164 .035 .367** .476** .582** 1 .156 .110 .098 .103 .451**
Sig. (2-tailed) .964 .023 .226 .798 .005 .000 .000 .251 .419 .474 .451 .000
PMA8
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.250 .410** .352** .137 .042 .085 .065 .156 1 .900** .667** .837** .710**
Sig. (2-tailed) .063 .002 .008 .314 .761 .532 .636 .251 .000 .000 .000 .000
PMA9
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.344** .420** .301* .104 .041 .074 .118 .110 .900** 1 .703** .929** .730**
Sig. (2-tailed) .009 .001 .024 .446 .765 .586 .386 .419 .000 .000 .000 .000
PMA10
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.341* .424** .381** .092 .203 .200 .193 .098 .667** .703** 1 .699** .710**
Sig. (2-tailed) .010 .001 .004 .500 .134 .139 .154 .474 .000 .000 .000 .000
PMA11
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.317* .404** .299* .064 -.003 -.009 .126 .103 .837** .929** .699** 1 .690**
Sig. (2-tailed) .017 .002 .025 .638 .983 .946 .356 .451 .000 .000 .000 .000
PMA12
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56Pearson Correlation
.596** .677** .580** .483** .507** .516** .531** .451** .710** .730** .710** .690** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
PMA
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
117
Uji Reliabilitas Locus of Control
Uji Reliabilitas Kinerja
Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi
Case Processing SummaryN %
Valid 56 100.0Excludeda 0 .0
Cases
Total 56 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Uji Reliabilitas Turnover Intention
Case Processing SummaryN %
Valid 56 100.0Excludeda 0 .0
Cases
Total 56 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.832 16
Case Processing SummaryN %
Valid 56 100.0Excludeda 0 .0
Cases
Total 60 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items.864 7
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items.925 9
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items.830 4
Case Processing SummaryN %
Valid 56 100.0Excludeda 0 .0
Cases
Total 56 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
118
Uji Reliabilitas Perilaku Menyimpang dalam Audit
Case Processing SummaryN %
Valid 56 100.0Excludeda 0 .0
Cases
Total 56 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items.838 12
119
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One - Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized ResidualN 56
Mean ,0000000Normal Parameters a.b
Std. Deviation 1,78375471Absolute ,095Positive ,095
Most Extreme Differences
Negative -,058Kolmogorov-Smirnov Z ,713Asymp. Sig. (2-tailed) ,689a. Test distribution is Normalb. Calculated from data
2. Uji Multikolinieritas
120
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model
BStd.
Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF(Constant) 22.997 2.307 9.967 .000LOC .626 .131 .833 4.790 .000 .680 4.683K -.347 .153 -.358 -2.275 .027 .830 2.013 KO -.379 .166 -.403 -2.276 .027 .660 5.166
1
TI 1.513 .341 .838 4.431 .000 .580 7.355a. Dependent Variable: PMA
3. Uji Heteroskedasitas
Lampiran 6
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
121
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model
BStd.
Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF(Constant) 22.997 2.307 9.967 .000LOC .626 .131 .833 4.790 .000 .680 4.683K -.347 .153 -.358 -2.275 .027 .830 2.013 KO -.379 .166 -.403 -2.276 .027 .660 5.166
1
TI 1.513 .341 .838 4.431 .000 .580 7.355a. Dependent Variable: PMA
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 .946a .895 .887 1.852a. Predictors: (Constant), TI, KO, K, LOCb. Dependent Variable: PMA
Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model
BStd.
Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF(Constant) 22.997 2.307 9.967 .000LOC .626 .131 .833 4.790 .000 .680 4.683K -.347 .153 -.358 -2.275 .027 .830 2.013 KO -.379 .166 -.403 -2.276 .027 .660 5.166
1
TI 1.513 .341 .838 4.431 .000 .580 7.355a. Dependent Variable: PMA
Lampiran 7
Tabel Koefisien Korelasi (r tabel)
122
df 0.1 0.05 0.02 0.01 df 0.1 0.05 0.02 0.011 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 41 0.2542 0.3008 0.3536 0.38872 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 42 0.2512 0.2973 0.3496 0.38433 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 43 0.2483 0.2940 0.3457 0.38014 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 44 0.2455 0.2907 0.3420 0.37615 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 45 0.2429 0.2876 0.3384 0.37216 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 46 0.2403 0.2845 0.3348 0.36837 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 47 0.2377 0.2816 0.3314 0.36468 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 48 0.2353 0.2787 0.3281 0.36109 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 49 0.2329 0.2759 0.3249 0.357510 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 50 0.2306 0.2732 0.3218 0.354211 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 51 0.2284 0.2706 0.3188 0.350912 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 52 0.2262 0.2681 0.3158 0.347713 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 53 0.2241 0.2656 0.3129 0.344514 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 54 0.2221 0.2632 0.3102 0.341515 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 55 0.2201 0.2609 0.3074 0.338516 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 56 0.2181 0.2586 0.3048 0.335717 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 57 0.2162 0.2564 0.3022 0.332818 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 58 0.2144 0.2542 0.2997 0.330119 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 59 0.2126 0.2521 0.2972 0.327420 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 60 0.2108 0.2500 0.2948 0.324821 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 61 0.2091 0.2480 0.2925 0.322322 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 62 0.2075 0.2461 0.2902 0.319823 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 63 0.2058 0.2441 0.2880 0.317324 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 64 0.2042 0.2423 0.2858 0.315025 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 65 0.2027 0.2404 0.2837 0.312626 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 66 0.2012 0.2387 0.2816 0.310427 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 67 0.1997 0.2369 0.2796 0.308128 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 68 0.1982 0.2352 0.2776 0.306029 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 69 0.1968 0.2335 0.2756 0.303830 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 70 0.1954 0.2319 0.2737 0.301731 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 71 0.1940 0.2303 0.2718 0.299732 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 72 0.1927 0.2287 0.2700 0.297733 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 73 0.1914 0.2272 0.2682 0.295734 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 74 0.1901 0.2257 0.2664 0.293835 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 75 0.1888 0.2242 0.2647 0.291936 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 76 0.1876 0.2227 0.2630 0.290037 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 77 0.1864 0.2213 0.2613 0.288238 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 78 0.1852 0.2199 0.2597 0.286439 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 79 0.1841 0.2185 0.2581 0.284740 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830