Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

Embed Size (px)

Citation preview

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Perilaku Perawat Dalam Pencegahan

    Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di

    Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    Yulia Habni

    Skripsi

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Fakultas Kedokteran Universitas sumatera Utara

    Medan, 2009

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Judul Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

    Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan Di Rumah Sakit

    Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    Penulis Yulia Habni

    Nim 071101101

    Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan

    Tahun Akademik 2007/2008

    Abstrak

    Infeksi Nosokomial adalah infeksi akibat transmisi organisme patogen kepasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkungan rumah sakit. Sedangkan perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku memiliki domain yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat jalan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel 51 orang. Metode sampling yang digunakan adalah cluster sampling

    Hasil penelitian diuji dengan komputerisasi dan menggunakan metode descritive untuk mengetahui frekuensi, persentase, dan hasil penelitian disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil metode deskriptif didapatkan hasil penelitian tentang perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial didapatkan tingkat pengetahuan baik sebesar 88%, tingkat pengetahuan sedang sebesar 10%, tingkat pengetahuan kurang sebesar 1%, penilaian sikap positif sebesar 84,3%, sikap negatif sebesar 15,7%, sedangkan untuk keterampilan baik sebesar 4%, keterampilan sedang sebesar 78,4%, keterampilan kurang sebesar 17,6%.

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh , peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melihat hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dan mengobservasi keterampilan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

    Manfaat dari penelitian ini adalah Agar mutu pelayanan khususnya keperawatan dapat ditingkatkan dengan cara memperhatikan pencegahan infeksi nosokomial dalam memberikan tindakan keperawatan terhadap pasien yang sedang sakit dan dalam proses penyembuhan. Kata kunci : Perilaku, perawat, pencegahan infeksi nosokomial

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

    karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perilaku Perawat

    Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

    Malik Medan .

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu

    Salbiah SKp, M.Kep selaku dosen pembimbing dan penguji I yang telah

    menyediakan waktu untuk memberi bimbingan, masukan, arahan, dan kritikan

    kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH

    selaku Dekan FK USU, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku Pembantu

    Dekan I FK USU, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan FK USU. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

    Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku penguji II, dan Ibu Rika Endah

    Nurhidayah, S.Kp, selaku penguji III, seluruh dosen dan staf administrasi di Program

    Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Medan.Terima kasih kepada Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

    Malik Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

    penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada ibunda Nurgaya

    dan ayahanda Chairuddin tercinta dan tersayang yang selalu berdoa dalam sholat lima

    waktunya, menyanyangiku, memberiku motivasi dan dukungan moril maupun

    materil, semangat mereka membuat penulis tidak putus asa dalam menghadapi

    rintangan yang ada

    Dalam penulisan skripsi ini dan selama penulis mengikuti pendidikan di PSIK

    FK USU. Untuk Adikku tercinta, Ucu Misdar, Ucu Harun, Nenekku dan seluruh

    keluarga yang juga memberikan motivasi dan menyayangi serta memberikan

    perhatiannya pada penulis. Terima kasih buat sahabat-sahabatku seperjuangan di

    PSIK FK USU ( Dewi, Nia, Arika, Bang Erwin, Naamp, Marlon, Dinni, Kak Nini,

    Chika, Evi, juga Saipul) kalian selalu memberikan dorongan dan semangat saat

    penulis lemah dan selalu menghibur saat sedih.

    Buat teman-teman Se-angkatan di PSIK FK USU stambuk 2007 yang banyak

    memberikan masukan, berbagi pengetahuan dan mendukung saya serta teman-teman

    yang tidak bisa saya sebutkan namanya, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya

    serta doanya selama ini.

    Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada

    penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini

    masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari

    pihak. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan

    dan pengembangan profesi keperawatan

    Medan, Februari 2009

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Penulis

    DAFTAR ISI

    Halaman Lembar Persetujuan ...................................................................................... i Abstrak ......................................................................................................... ii Ucapan Terima Kasih.................................................................................. ..... iii Daftar Isi........................................................................................................... v Daftar Tabel ................................................................................................ .... viii BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.............................................................................. ... 1

    1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

    1.3.1. Tujuan Khusus ..................................................................... 3

    1.3.2. Tujuan Umum ...................................................................... 4

    1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

    1.4.1. Praktek Keperawatan ........................................................... 4

    1.4.2. Untuk Penelitian .................................................................. 4

    1.4.3. Bagi Pendidikan Keperawatan ............................................. 5

    1.4.4. Rumah Sakit ........................................................................ 5

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Perilaku ................................................................................... 6

    2.1.1 Defenisi Perilaku ......................................................................... 6

    2.1.2 Ciri-ciri Perilaku .......................................................................... 6

    2.1.3 Jenis Perilaku .............................................................................. 7

    2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................................. 8

    2.1.5 Domain Perilaku ........................................................................ 10

    2.2 Konsep Perilaku Kesehatan .................................................................. 12

    2.2.1 Defenisi Perilaku Kesehatan ........................................................ 12

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2.2.2 Jenis Perilaku Kesehatan ............................................................. 12

    2.3 Konsep Infeksi Nosokomial ................................................................. 13

    2.3.1 Defenisi Infeksi ........................................................................... 13

    2.3.2 Defenisi Infeksi Nosokomial ....................................................... 13

    2.3.3 Etiologi Infeksi Nosokomial ....................................................... 14

    2.4 Klasifikasi Infeksi Nosokomial ............................................................ 15

    2.5 Cara Penularan Mikroorganisme .......................................................... 16

    2.6 Pencegahan infeksi Nosokomial ........................................................... 18

    BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

    3.1 Kerangka Penelitian ....................................................................... 22

    3.2 Defenisi Operasional ...................................................................... 23

    BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 27

    4.2 Populasi dan Sampel ...................................................................... 27

    4.2.1 Populasi Penelitian ................................................................ 27

    4.2.2 Sampel Penelitian .................................................................. 27

    4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 28

    4.4 Pertimbangan Etik Penelitian .................................................... 29

    4.5. Instrumen Penelitian ................................................................ 29

    4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 32

    4.6.1 Uji Validitas .................................................................... 32

    4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 33

    4.7 Proses Pengumpulan Data ........................................................ 34

    4.8 Analisis Data ............................................................................ 35

    BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 36

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    5.1.1 Deskriptif Karakteristik Responden ....................................... 36

    5.1.2 Deskriptif Karakteristik Tingkat Pengetahuan ....................... 37

    5.1.3 Deskriptif Karakteristik Sikap ............................................... 39

    5.1.4 Deskriptif Karakteristik Keterampilan .................................. 41

    5.2 Pembahasan ................................................................................... 45

    5.2.1 Tingkat Pengetahuan ............................................................ 45

    5.2.2 Penilaian Sikap ..................................................................... 49

    5.2.3 Tingkat Keterampilan ........................................................... 51

    BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    6.1. Kesimpulan ................................................................................... 54

    6.2. Rekomendasi ................................................................................ 55

    6.2.1. Praktek Keperawatan ........................................................... 55

    6.2.2. Untuk Peneliti Selanjutnya .................................................. 55

    6.2.3. Untuk Pendidikan Keperawatan ........................................... 55

    6.2.4. Untuk Rumah Sakit ............................................................. 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

    2. Instrumen Penelitian

    3. Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan

    4. Hasil Uji Reliabilitas Sikap

    5. Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan

    6. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban responden tentang Pengetahuan

    7. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban responden tentang Sikap

    8. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban responden tentang Keterampilan

    9. Lembar Konsul

    10. Curiculum Vitae

    11. Surat Izin Validitas

    12. Surat Izin Survei Data

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    13. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU

    14. Surat Izin Penelitian dari RSUP H.Adam Malik Medan

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan karakteristik data demografi ............................................................ 31

    Tabel 2. Distribusi frekuensi sub variabel tingkat pengetahuan dalam pencegahan infeksi nosokomial .................................................... 38

    Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi nosokomial ....................................................... 39

    Tabel 4. Distribusi frekuensi sub variabel sikap responden dalam pencegahan infeksi nosokomial ....................................................... 40

    Tabel 5. Distribusi Penilaian sikap responden dalam pencegahan infeksi nosokomial .......................................................................... 41

    Tabel 6. Distribusi frekuensi sub variabel keterampilan dalam pencegahan infeksi nosokomial ....................................................... 42

    Tabel 7. Distribusi frekuensi penilaian tingkat keterampilan responden dalam pencegahan infeksi nosokomial ............................................ 43

    Tabel 8. Distribusi Frekuensi Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial ......................................................................... 44

    Tabel 9. Distribusi Frekuensi Penilaian Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial ..................................................... 45

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai

    melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

    pengendalian infeksi nosokomial menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah

    sakit dan menjadi standar penilaian akreditasi (Handiyani, 1999).

    Infeksi nosokomial merupakan infeksi akibat transmisi organisme patogen

    kepasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkunagan rumah sakit.

    Sampai saat ini infeksi nosokomial masih merupakan problem serius yang dihadapi

    oleh rumah sakit di seluruh dunia terutama di Negara berkembang. Di Amerika

    serikat ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial, dan

    menghabiskan biaya lebih dari 4.5 miliar dolar pertahun (Smeltzer, 2001). Sedangkan

    di Asia Tenggara infeksi nosokomial sebanyak 10,0%. Data kejadian infeksi

    nosokomial di Malaysia sebesar 12,7%, Taiwan 13,8% (Marwoto, 2007).

    Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh RobertUtji (2004) di sebelas rumah

    sakit di DKI Jakarta, menunjukkan bahwa 9,8% pasien dirawat inap mendapat infeksi

    baru selama dirawat. Hasil penelitian Simanjuntak (2001) yang berjudul upaya

    perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pneumonia pada pada pasien yang

    menggunakan ventilator di intensive care unit dalam tindakan mencuci tangan dan

    pelaksanaan prosedur trakeal tube di rumah sakit St Boromeus bandung dengan hasil

    penelitian pada prosedur mencuci tangan secara aseptik sebelum melakukan tindakan

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    perawatan invasif hanya 25%, kegiatan dilaksanakan baik 12,5% cukup baik, dan

    62,5% kurang baik dalam melakukan tindakan mencuci tangan secara aseptik, pada

    pelaksanaan prosedur trakaeal tube hanya 28,6% kegiatan dilaksanakan dengan baik,

    14,3% cukup baik, dan 57,1% kurang baik. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

    Malik Medan terdapat angka kejadian infeksi nosokomial Februari pada tahun (2007)

    di ruangan RB1 terdapat kejadian infeksi nosokomial 2,6% dari jumlah pasien yang

    keluar, kejadian infeksi nosokomial dekubitus 0,68% dari pasien keluar, di ruang ICU

    terdapat kejadian infeksi nosokomial pneumonia 9,6% dari jumlah pasien keluar,

    ruang CVCU terdapat kejadian infeksi nosokomial plebitis 4,48% dari pasien keluar.

    Resiko infeksi nosokomial selain dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah

    sakit, dapat juga terjadi pada para petugas rumah sakit. Berbagai prosedur

    penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengan kuman yang berasal dari

    pasien. Infeksi yang berasal dari petugas juga berpengaruh pada mutu pelayanan

    (Nurmatono, 2005)

    Kemampuan perawat untuk mencegah tranmisi infeksi di rumah sakit dan upaya

    pencegahan adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayan bermutu. Perawat

    berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, hal ini disebabkan perawat

    merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung dengan

    klien dan bahan infeksius di ruang rawat. Perawat juga bertanggung jawab menjaga

    keselamatan klien di rumah sakit melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma, dan

    melalui penyebaran infeksi nosokomial (Handiyani, 1999). Di unit perawatan intensif

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    aktifitas perawat tinggi dan cepat, hal ini sering menyebabkan perawat kurang

    memperhatikan teknik aseptik dalam melakukan tindakan keperawatan (Potter, 2005).

    Tindakan salah lainnya yang sering dilakukan perawat adalah jarang mencuci

    tangan dalam melakukan tindakan. Kadang kala ada juga perawat yang menggunakan

    sarung tangan dan lupa menggantinya sewaktu memeriksa satu pasien kepasien lain,

    atau dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lainnya.

    Dalam meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial

    diperlukan perilaku yang mendukung menuju perubahan yang lebih baik, khususnya

    bagi seorang perawat. Maka penulis melakukan suatu penelitian tentang perilaku

    perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

    Adam Malik Medan.

    1.1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, terjadinya infeksi nosokomial

    dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah perilaku perawat dalam

    pencegahan infeksi nosokomial Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

    Medan.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    1.2.1 Tujuan Khusus

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    a) Untuk mengetahui pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

    yang terdiri Kontrol atau eliminasi agen infeksius, kontrol atau eliminasi reservoir,

    kontrol terhadap portal keluar, pengendalian penularan, kontrol terhadap portal

    masuk, perlindungan terhadap penjamu yang rentan, perlindungan bagi perawat di

    Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

    b) Untuk mengetahui sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial yang

    terdiri Kontrol atau eliminasi agen infeksius, kontrol atau eliminasi reservoir, kontrol

    terhadap portal keluar, pengendalian penularan, kontrol terhadap portal masuk,

    perlindungan terhadap penjamu yang rentan, perlindungan bagi perawat di Rumah

    Sakit Umum Pusat Haji Adam malik Medan.

    c) Untuk mengetahui keterampilan perawat dalam pencegahan infeksi

    nosokomialyang terdiri Kontrol atau eliminasi agen infeksius, kontrol atau eliminasi

    reservoir, kontrol terhadap portal keluar, pengendalian penularan, kontrol terhadap

    portal masuk, perlindungan terhadap penjamu yang rentan, perlindungan bagi perawat

    di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

    1.2.2 Tujuan Umum

    Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perilaku perawat dalam pencegahan

    infeksi nosokomial di RSUP H. Adam Malik Medan.

    1.3. Manfaat Penelitian

    Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1.4.1. Praktek Keperawatan

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu

    pengetahuan khususnya bagi perawat yang bekerja dalam praktek keperawatan agar

    menunjukkan perilaku yang positif dalam pencegahan infeksi nosokomial.

    1.4.2. Untuk Penelitian

    Memberikan sumber data yang baru bagi penelitian lain yang ingin

    melakukan penelitian yang lebih lanjut tentang infeksi nosokomial.

    1.4.3. Bagi Pendidikan Keperawatan

    Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengembangan ilmu

    keperawatan tentang pencegahan infeksi nosokomial, dan dapat mengembangkan

    pendidikan keperawatan dalam praktik pencegahan infeksi nosokomial yang lebih

    baik lagi.

    1.4.4. Rumah Sakit

    Memberikan informasi tambahan bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu

    pelayanan khususnya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan infeksi

    nosokomial. Di rumah sakit sendiri banyak tindakan yang salah sering dilakukan

    perawat seperti menggunakan satu sarung tangan untuk pasien satu dengan pasien

    yang lainnya.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Konsep Perilaku

    2.1.1. Definisi Perilaku

    Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makluk hidup)

    yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Sunaryo (2004) perilaku adalah

    suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara

    langsung maupun tidak langsung. Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi atau

    reaksi organisme terhadap lingkunganya. (Ensiklopedia Amerika, 1997).

    Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,

    sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam

    diri manusia ( Purwanto, 1998).

    2.1.2. Ciri-ciri Perilaku

    Dikutip dari Sawono (1983), yang dipaparkan oleh Notoadmodjo, (2003),

    ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makluk lain adalah sebagai berikut:

    a. Kepekaan Sosial

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Kepekaan sosial merupakan kemampuan manusia untuk dapat

    menyesuaikan perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah

    makluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain.

    b. Kelangsungan Perilaku

    Kelangsungan perilaku merupakan antara perilaku yang satu ada kaitannya

    dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru

    lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara

    berkesinambungan bukan secara serta merta.

    c. Orientasi Tugas

    Orientasi tugas merupakan setiap perilaku selalu memiliki orientasi pada

    suatu tugas tertentu.

    d. Usaha dan Perjuangan

    Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri,

    serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan.

    2.1.3. Jenis Perilaku

    Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:

    a. Perilaku Tertutup (cover behovior)

    Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

    (cover). Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

    14

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

    stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

    b. Perilaku Terbuka (overt behoviour)

    Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

    terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

    praktik (pratice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

    2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut

    (Sunaryo, 2004), faktor tersebut terdiri dari:

    2.1.4.1 Faktor Genetik atau Endogen

    Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk

    kelanjutan perkembangan perilaku makluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari

    dalam individu (endogen), antara lain:

    a. Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling

    berbeda satu dengan lainnya.

    b. Jenis kelamin. Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

    berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.

    c. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan

    oleh (Marami, 1995): Keseluruhan pola, pikiran, perasaan, dan perilaku

    yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha dalam adaptasi yang

    terus menerus terhadap hidupnya.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    d. Bakat pembawa. Bakat menurut (Notoadmojo,1997) yang mengutip

    pendapat (William B. Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk

    melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai

    hal tersebut.

    e. Inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak (Sukardi, 1997).

    Menurut Notoadmojo (1997) intelegensi adalah kemampuan untuk

    membuat kombinasi.

    f. Usia

    Menurut Hurlock (1996) Usia dewasa dini merupakan periode penyesuian

    diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif

    dimana individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan

    menyesuaikan dori paa situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang pernah

    dipelajari, penalaran analogis, berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan

    daya ingat. Masa dewasa dini memiliki rentang usia 18 tahun sampai dengan

    usia 40 tahun.

    2.1.4.2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu

    a. Faktor Lingkungan. Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada

    disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

    b. Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu.

    Proses kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah

    perilaku individu maupun kelompok.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    c. Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau

    penghabisan.

    d. Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu

    lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah

    lingkungan sosial.

    e. Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver (1985) dalam buku Soerjono

    Soekanto (2001) merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara

    hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi

    dan hiburan.

    2.1.5 Domain Perilaku

    Dikutip dari Bloom (1990) yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (1997), perilaku

    manusia dapat dibagi kedalam tiga domain yaitu :

    2.2.5.1 Cognitive Domain (ranah kognitif)

    Cognitif domain dapat diukur dari knowledge (pengetahuan). Pengetahuan

    adalah hasil dari tahu terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga

    terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan

    umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004)

    Proses adopsi perilaku, menurut (Notoadmodjo 1997) yang mengutip

    pendapat (Rogers 1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang

    tersebut terjadi suatu proses yang berurutan.

    Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu:

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    a) Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat

    mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat

    menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

    b) Memahami, artinya kemampuan tuntuk menjelaskan dan

    menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Seseorang

    yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan

    contoh, dan menyimpulkan.

    c) Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-

    hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.

    d) Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam

    bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek

    tersebut dan masih terkait satu sama lain.

    e) Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di

    dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk

    menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    f) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

    objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun

    sendiri.

    2.2.5.2 Affetive domain diukur dari attitude (sikap)

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Menurut Azwar pada tahun (2007), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau

    reaksi perasaan.

    Sikap mempunyai tingkat berdasarkan intensitas menurut Notoatmodjo,

    (2005) terdiri dari menerima, menanggapi, menghargai, bertanggung jawab. Sikap

    juga dapat dibentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap

    penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, dan

    pengaruh faktor emosional.

    2.2.5.3 Psikomotor Domain. Diukur dari psychomotor / practice (keterampilan).

    Merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over

    behaviour).

    Keterampilan atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut

    kualitasnya adalah sebagai berikut :

    a) Praktik terpimpin

    Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

    tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

    b) Praktik secara mekanis

    Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu

    hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

    c) Adopsi

    Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya

    apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah

    dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2.2. Konsep Perilaku Kesehatan

    2.2.1 Defenisi Perilaku Kesehatan

    Perilaku kesehatan adalah suatu tanggapan sekarang terhadap rangsangan

    yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

    lingkungan, (Sunaryo, 2004).

    2.2.2 Jenis Perilaku Kesehatan

    Berdasarkan batasan perilaku dari skiner di dalam (Notoadmodjo, 2003),

    perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek-objek

    yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan,

    minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklarifikasikan

    menjadi 3 kelompok yaitu:

    a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (healt maintenenace)

    Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

    menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

    b. Perilaku Pencarian Pengobatan (healt seeking behavior)

    Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

    menderita penyakit atau kecelakaan.

    c. Perilaku Kesehatan Lingkungan

    Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan

    fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

    mempengaruhinya.

    2.3 Konsep Infeksi Nosokomial

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2.3.1 Defenisi Infeksi

    Infeksi adalah penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain

    atau dari hewan ke manusia (Gibson, 1997).

    Sedangkan menurut pendapat lain bahwa infeksi adalah akibat dari invasi

    mikrooorganisme patogen kedalam tubuh dan reaksi jaringan yang terjadi pada

    penjamu terhadap organisme toksinnya (Scharwtz, 2000).

    2.3.2 Defenisi Infeksi Nosokomial

    Infeksi nosokomial disebut juga infeksi rumah sakit (hospital infection atau

    associated infection) adalah infeksi yang terjadi pada seseorang penderita yang

    sedang dirawat atau berobat jalan dirumah sakit dan waktu tidak sedang dalam masa

    tunas suatu penyakit menular (Chairuddin, 2001).

    Pengertian tentang infeksi nosokomial adalah infeksi akibat transmisi

    organisme patogen ke pasien yang sebelumnya tidak terinfeksi, yang berasal dari

    lingkungan rumah sakit (Scharwtz, 2000)

    2.3.3 Etiologi Infeksi Nosokomial

    Terjadinya infeksi nosokomial dapat disebabkan beberapa elemen yang

    dikemukakan oleh (Patricia, 2005) yaitu:

    a. Agen Infeksius

    Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh beberapa macam agen penyakit

    dapat berupa bakteri, virus, jamur, protozoa, dan macam-macam agen penyakit ini

    ditentukan pula oleh patogenitas, daya invasi, dan dosis infeksinya.

    b. Reservoir

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Reservoir adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak

    berkembang biak (Patricia, 2005). Reservoir yang paling umum adalah tubuh

    manusia. Berbagai mikroogranisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh, cairan

    dan keluaran.

    c. Portal Keluar

    Setelah mikrooganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan berkembang

    biak, mereka harus menemukan salah keluar jika mereka masuk ke pejamu lain dan

    menyebabkan penyakit. Mikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempat,

    seperti kulit dan membran mukosa, traktus respiratorrius, traktus urinarius, traktus

    gastrointestinal, traktus reproduktif dan darah.

    d. Penularan

    Ada banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoir ke penjamu (host)

    penyakit infeksius tertentu cenderung ditularkan secara lebih umum melalui cara

    yang spesifik. Mikroorganisme yang sama dapat ditularkan melalui lebih dari satu

    rute. Misalnya, herpes zoster dapat disebarkan melalui udara dalam nuklei droplet

    atau melalui kontak langsung.

    Meskipun cara utama penularan mikroorganisme adalah tangan dari pemberi

    layanan kesehatan, hampir semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat

    penularan patogen. Semua personel rumah sakit yang memberi pelayanan diagnostik

    dan pendukung.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    e. Portal Masuk

    Organisme dapat masuk kedalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang

    digunakan untuk keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh

    memperbesar kesempatan patogen masuk kedalam tubuh.

    2.4. Klasifikasi Infeksi Nosokomial

    Menurut (David, 2003) ada beberapa klasifikasi infeksi nosokomial

    berdasarkan tempatnya, adalah sebagai berikut:

    a. Community Acquired Infection

    Umumnya tiap-tiap rumah sakit telah mempunyai policy untuk menempatkan

    dan perawatan dari penderita dengan penyakit menular. Problema timbul bila

    diagnosa tidak segera dapat ditegakkan sesaat sipenderita masuk kerumah sakit,

    sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya pada penderita lain.

    b. Cross infection (infeksi silang)

    Kebanyakan orang menganggap bahwa infeksi silang inilah yang dimaksud

    dengan infeksi nosokomial. Infeksi ditularkan dari penderita atau anggota staf rumah

    sakit kependerita lainnya.

    c. Infection Acquired form the Environtment

    Keadaan lingkungan ini selalu dituduh sebagai penyebab infeksi nosokomial.

    Seperti lingkungan yang kotor dalam rumah sakit, alat-alat untuk pemeriksaan atau

    pengobatan. Infeksi atau keracunan dari makanan yang disediakan dirumah sakit.

    d. Self Infection (Infeksi diri sendiri)

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Ini adalah penyebab infeksi nosokomial yang tersering. Disini kuman-kuman

    jaringan tubuhnya dan menimbulkan penyakit. Misalnya pada pemberian antibiotik

    flora usus. Flora usus yang tadinya tidak, oleh karena terjadinya empat komponen

    yang terlihat dibawah ini merupakan gambaran dari hospital infection. Faktor-faktor

    yang menentukan terjadinya infeksi.

    2.5 Cara Penularan Mikroorganisme

    Transmisi mikroorganisme di rumah sakit dapat terjadi dengan berbagai

    cara, bisa lebih dari satu cara. Menurut (Slack, 2003) ada lima cara terjadinya

    transmisi mikroorganisem yaitu:

    a. Contact Transmision

    Contact transmisi adalah yang paling sering pada infeksi nosokomial, dibagi

    menjadi dua bagian yaitu secara langsung dan tidak langsung, kontak langsung

    (direct contact); transmisi mikroorganisme langsung permukaan tubuh seperti saat

    memandikan, membalikkan pasien pada saat melakukan kegiatan asuhan

    keperawatan, menyentuh permukaan tubuh pasien.

    Kontak tidak langsung (indirect contact) kontak dengan kondisi orang yang lemah

    melalui peralatan yang terkontaminasi seperti peralatan instrumen yang

    terkontaminasi, jarum, tangan yang terkontaminasi tidak dicuci dan sarung tangan

    tidak diganti diantara pasien.

    b. Droplet Transmision (Percikan)

    Secara teroritikal merupakan bentuk kontak transmisi, namun mekanisme

    transfer mikroorganisme. Patogen ke penjamu ada jarak dari transmisi kontak.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Droplet transmisi dapat terjadi ketika batuk, bersin, berbicara dan saat melakukan

    tindakan khusus.

    c. Airbone Transmisi (melalui udara)

    Transmisi melalui udara yang terkontaminasi dengan mikroorganisme

    patogen, memiliki partikel kurang yang sama dengan mikron. Tranmisi terjadi ketika

    menghirup udara yang mengandung mikroorganisme patogen. Mikroorganisme dapat

    tinggal di udara beberapa waktu sehingga penanganan khusus udara dan ventilias

    perlu dilakukan. Mikroorganisme yang transmisi melalui udara adalah

    mycobacteroum tuberculosis, rubeola dan varicella verus.

    d. Food Borne (melalui makanan)

    Transmisi mikroorganisme melalui makanan alat kesehatan dan peralatan

    yang terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen.

    e. Blood Borne (melalui darah)

    Terjadinya infeksi dapat berasal dari penyakit HIV, hapatitis B dan C melalui

    jarum suntik yang telah terkontaminasi.

    2.6. Pencegahan Infeksi nosokomial

    Pada tahun (1995) Centre Of Disease Control and Prevention menetapkan

    dua bentuk pencegahan yaitu : tindakan pencegahan standart, didesain untuk semua

    perawatan pasien di rumah sakit tanpa memperhatikan diagnosis mereka atau status

    infeksi sebelumnya. Tindakan pencegahan tranmisi, yang dibagi dalam kategori

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    udara, droplet dan kontak dan digunakan pada pasien yang diketahui atau dicurigai

    terinfeksi atau terkolonisasi patogen secara epidemiologis dapat ditularkan melalui

    udara dan kontak . Tindakan pencegahan standart diterapkan untuk darah, sekresi,

    dan ekresi cairan tubuh tanpa memperhatikan apakah mengandung darah yang terlihat

    dan membran mukosa. Tindakan pencegahan berdasarkan tranmisi dirancang untuk

    pasien yang telah didokumentasikan megalami atau dicurigai terinfeksi yang dapat

    ditransmisikan melalui udara atau droplet, organisme yang penting secara

    epidemiologis, termasuk isolasi penyakit menular (Swearing, 2001)

    Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi harus disesuaikan dengan

    rantai terjadinya infeksi nosokomial sebagai berikut menurut (Patricia, 2005) yaitu :

    2.6.1. Kontrol atau eleminasi agen infeksius

    Pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi terhadap objek yang terkontaminasi

    secara signifikan mengurangi dan seringkali memusnahkan mikroorganisme.

    Pembersihan adalah membuang sampah material asing seperti otoran dan materi

    organik dari suatu objek. Desinfeksi menggambarkan proses yang memusnahkan

    banyak atau semua mikroorganisme, denan pengecualian spora bakteri, dari objek

    yang matim Biasanya menggunakan desinfeksi kimia atau pasteurisasi basah.

    Sterilisasi adalah pemusnahan seluruh mikroorganisme termasuk spora.

    2.6.2. Kontrol atau eleminasi reservoir

    Untuk mengeliminasi reservoir perawat harus membersihkan cairan tubuh,

    drainase, atau larutan yang dapat merupakan tempat mikroorganisme. Perawat juga

    membuang sampah dengan hati-hati alat yang terkontaminasi material infeksius.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Semua institusi kesehatan harus memiliki pedoman untuk membuang materi sampah

    infeksius menurut kebijakan lokal dan negara.

    2.6.3. Kontrol terhadap portal keluar

    Perawat mengikuti praktik pencegahan dan kontrol untuk meminimalkan

    atau mencegah organisme yang keluar melalui saluran pernafasan, perawat harus

    selalu menghindari berbicara langsung menghadap pasien Perawat harus selalu

    menggunakan sarung tangan sekali pakai bila menangani eksudat. Masker, gown dan

    kacamata jika terdapat kemungkinan adanya percikan dan kontak cairan. Perawat

    yang demam ringan namun tetap bekerja harus memakai masker, khususnya bila

    mengganti balutan atau melakukan prosedur steril. Perawat juga bertanggung jawab

    mengajarkan klien untuk melindungi orang lain pada saat bersin dan batuk. Cara lain

    mengontrol keluarnya mikroorganisme adalah penanganan yang hati-hati terhadap

    eksudat. Cairan yang terkontaminasi dapat dengan mudah terpecik saat dibuang

    ditoilet atau bak sampah.

    2.6.4. Pengendalian penularan

    Pengendalian efektif terhadap infeksi mengharuskan perawat harus tetap

    waspada tentang jenis penularan dan cara mengontrolnya. Bersihkan dan sterilkan

    semua peralatan yang reversibel. Teknik yang paling penting adalah mencuci tangan

    dengan aseptik. Untuk mencegah penularan mikroorganisme melalui kontak tidak

    langsung, peralatan dan bahan yang kotor harus dijaga supaya tidak bersentuhan

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    dengan baju perawat. Tindakan yang salah sering dilakukan adalah mengangkat linen

    yang kotor langsung dengan tangan memgenai seragam.

    2.6.5. Kontrol terhadap portal masuk

    Dengan mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa menurunkan

    kemungkinan penjamu. Tenaga kesehatan harus berhati-hati terhadap resiko jarum

    suntik. Perawat harus menjaga kesterilan alat dan tindakan invasif. Klien, tenaga

    kesehatan dan tenaga kebersihan beresiko mendapat infeksi dari tusukan jarum secara

    tidak sengaja. Pada saat pembersihan luka perawat menyeka bagian dalam dulu

    kemudian bagian luar.

    2.6.6. Perlindungan terhadap penjamu yang rentan

    Tindakan isolasi atau barier termasuk penggunaan gown, sarung tangan,

    kacamata dan masker serta alat pelindung lainnya. Perawatan semua klien,

    kewaspadaan berdasarkan penularan perlukaan untuk memgurangi resiko infeksi

    untuk klienm Tanpa memandang jenis sistem isolasi, perawat harus mengikuti prinsip

    dasar yaitu : harus mencuci tangan sebelum masuk dan meninggalkan ruang isolasi,

    benda yang terkontaminasi harus dibuang untuk mencegah penyebaran

    mikroorganisme, pemgetahuan tentang proses penyakit dan jenis peenularan infeksi

    harus diaplikasikan paa saat menggunakan barrier pelindung, semua orang yang

    kemungkinan terpapar selama perpindahan klien diluar kamar isolasi harus

    dilindimgi. Lingkungan yang protektif yang digunakan untuk isolasi dapat memiliki

    tekanan udara yang negatif untuk mencegah partikel infeksius mengalir keluar dari

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    ruangan. Ada juga kamar khusus dengan tekanan aliran positif digunakan pada

    pasien yang rentan seperti resepien transplantasi.

    2.6.7. Perlindungan bagi perawat

    Perlindungan barier harus sudah tersedia bagi pekerja yang memasuki kamar

    isolasi, penggunaan gown, sarung tangan, masker dan kacamata pelindung. Perawat

    mengenakan sarung tangan bila resiko terpapar materi infeksius, khususnya sarung

    tangan direkomendasikan saat perawat ada goresan atau luka pada kulit, saat

    melakukan fungsi vena, karena mereka beresiko terkena tumpahan darah atau cairan

    tubuh lainnya pada tangan, dan bila mereka kurang pengalaman. CDC lebih lanjut

    merekomendasikan bahwa sarung tangan hanya digunakan sekali pakai.

    BAB 3

    KERANGKA PENELITIAN

    3.1. Kerangka Penelitian

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Kerangka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku perawat

    dalam pencegahan infeksi nosokomial dimana perilaku perawat terdiri pengetahuan,

    sikap, keterampilan, dan pencegahan infeksi nosokomial terdiri dari Kontrol atau

    eliminasi agen infeksius, kontrol atau eliminasi reservoir, kontrol terhadap portal

    keluar, pengendalian penularan, kontrol terhadap portal masuk, perlindungan

    terhadap penjamu yang rentan, perlindungan bagi perawat, jadi sesuai dengan tujuan

    penelitian, maka didapatkan gambar sebagai berikut :

    Keterangan :

    = Variabel yang diteliti

    3.2. Defenisi Operasional

    Tabel 3.2 operasional variabel penelitian

    Pencegahan infeksi nosokomial 1. Kontrol atau eleminasi agen

    infeksius. 2. Kontrol atau eleminasi

    reservoir 3. Kontrol terhadap portal keluar. 4. Pengendalian penularan 5. Kontrol terhadap portal masuk. 6. Perlindungan terhadap penjamu

    yang rentan. 7. Perlindungan bagi perawat.

    Pengetahuan: - Baik - Sedang - Kurang

    Sikap: - Positif - Negatif

    Keterampilan: - Baik - Kurang - Sedang

    Perilaku perawat

    30

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala

    1 Perilaku perawat

    dalam

    pencegahan

    infeksi

    rosokomial,

    dimana perilaku

    perawat

    memiliki sub

    variabel yang

    terdiri dari

    pengetahuan,

    sikap,

    keterampilan

    Serangkaian tindakan

    yang dilakukan perawat

    dalam tindakan

    keperawatan secara

    langsung. Untuk

    pencegahan infeksi

    nosokomial terdiri dari :

    kontrol eleminasi atau

    eliminasi agen infeksius,

    kontrol atau eliminasi

    reservoir, kontrol

    terhadap portal keluar,

    pengendalian penularan,

    kontrol terhadap portal

    masuk,perlindungan

    terhadap penjamu yang

    rentan, perlindungan

    bagi perawat.

    Keseluruhan

    kuesioner

    untuk perilaku

    sebanyak 86

    pernyataan

    yang terdiri

    dari :

    1.Pengetahuan

    soal nomor

    1-30 dengan

    pilihan

    jawaban

    Tidak = 0

    Ya = 1

    Baik 59-86

    Sedang 30-58

    Buruk 0-29

    Interval

    No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala

    2.Sikap soal Interval

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2

    Pengetahuan

    perawat dalam

    Segala sesuatu yang

    diketahui perawat

    nomor

    31-61 dengan

    pilihan

    jawaban

    a. Sangat

    setuju dan

    setuju = 1

    b. Tidak

    setuju dan

    sangat tidak

    setuju = 0

    3.Keterampilan

    soal nomor

    62-86

    a. Selalu dan

    sering = 1

    b. Kadang-

    kadang dan

    tidak pernah

    = 0

    Kuesioner

    dengan

    Baik 21-30

    Sedang 11-20

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    pencegahan

    infeksi

    nosokomial

    mengenai kontrol

    eleminasi atau eliminasi

    agen infeksius, kontrol

    atau eliminasi reservoir,

    kontrol terhadap portal

    keluar, pengendalian

    penularan, kontrol

    terhadap portal

    masuk,perlindungan

    terhadap penjamu yang

    rentan, perlindungan

    bagi perawat.

    pengetahuan

    sebanyak 30

    pernyataan

    dengan pilihan

    jawaban ya

    atau tidak

    Kurang 0-10

    3 Sikap perawat

    dalam

    pencegahan

    infeksi

    nosokomial

    Pandangan, perasaan,

    penilaian baik positif

    maupun negatif termasuk

    penerimaan ataupun

    penolakan terhadap

    usaha-usaha pencegahan

    infeksi nosokomial yaitu

    kontrol eleminasi atau

    eliminasi agen infeksius,

    kontrol atau eliminasi

    Kuesioner

    sikap sebanyak

    31 pernyataan

    dengan pilihan

    jawaban:

    1. Sangat

    Setuju

    2. Setuju

    3.Tidak Setuju

    4. Sangat

    Positif 80-124

    Negatif 31-79

    Interval

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    reservoir, kontrol

    terhadap portal keluar,

    pengendalian penularan,

    kontrol terhadap portal

    masuk,perlindungan

    terhadap penjamu yang

    rentan, perlindungan

    bagi perawat.

    tidak setuju

    4 Keterampilan

    perawat dalam

    pencegahan

    infeksi

    nosokomial

    Tindakan, perbuatan

    yang dilakukan oleh

    perawat dalam

    pencegahan infeksi

    nosokomial yang terdiri

    dari kontrol atau

    eliminasi reservoir,

    kontrol terhadap portal

    keluar, pengendalian

    penularan, kontrol

    terhadap portal masuk,

    perlindungan terhadap

    penjamu yang rentan,

    perlindungan bagi

    perawat.

    Kuesioner

    dengan

    keterampilan

    sebanyak 25

    pernyataan

    dengan pilihan

    jawaban

    1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-

    kadang 4. Tidak

    pernah

    Baik 76-100

    Sedang 51-75

    Kurang 25-50

    Interval

    BAB 4

    METODOLOGI PENELITIAN

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    4.1. Desain Penelitian

    Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif yang bertujuan

    untuk mengindentifikasi perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di

    Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

    Adam Malik.

    4.2. Populasi dan penelitan

    4.2.1. Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah Instalansi Rawat Inap meliputi

    Instalansi Rawat Inap Rindu A, Instalansi Rawat Inap Rindu B, ICU, IGD, Instalansi

    Rawat Jalan, adapun pertimbangan pemilihan instalasi tersebut karena perawat yang

    bekerja sebagai perawat pelaksana dengan jumlah populasi adalah 508 orang.

    4.2.2. Sampel Penelitian

    Pada penelitian ini sampel diambil dengan metode cluster sampling

    (sampel secara kelompok atau gugus). Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit

    individu, tetapi kelompok atau gugusan. Pengambilan sampel secara gugus, peneliti

    tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada di dalam populasi, melainkan

    cukup mendaftar banyaknya kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi.

    Kemudian mengambil sampel berdasarkan gugus-gugus tersebut (Notoatmodjo,

    2005). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari total populasi yaitu

    sebanyak 50,8 orang dan di genapkan menjadi 51 orang (Arikunto, 2002).

    Pengambilan sampel pada penelitian ini dari Instalansi Rawat Inap Rindu

    A, Instalansi Rawat Inap Rindu B, ICU, IGD, Instalansi Rawat Jalan. Sehingga 35

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    diperoleh untuk tiap-tiap instalansi sampelnya rata-rata 10 orang. Dengan tabel

    sebagai berikut :

    No. Ruangan Populasi Sampel

    1. Rindu A 130 orang 10 orang

    2. Rindu B 158 orang 10 orang

    3. ICU 68 orang 10 orang

    4. IGD 67 orang 10 orang

    5. Instalansi Rawat Jalan 85 orang 11 orang

    Jumlah 508 orang 51 orang

    4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dengan alasan

    bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan memiliki perawat

    yang relatif banyak. Penelitian ini dilakukan di instalansi rawat inap Rindu A,

    instalansi rawat inap Rindu B, ICU, IGD, Instalansi Rawat Jalan Terpadu. Alasan

    peneliti mengambil lokasi tersebut karena banyak tindakan keperawatan yang

    dilakukan oleh perawat yang berhubungan dengan infeksi nosokomial. Waktu

    penelitian akan dilakukan pada akhir November pada tahun 2008.

    4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari program

    studi ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan

    Direktur RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti mendekati calon

    responden yang memenuhi kriteria, meminta kesediaan calon responden penelitian.

    Apabila calon responden bersedia, maka dijelaskan tujuan, manfaat dan prosedur

    penelitian, kemudian responden dipersilahkan menandatangani informed consent.

    Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak.

    Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencatumkan nama

    lengkap tapi hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada

    masing-masing lembar kuesioner. Kerahasiaan informasi di jamin oleh peneliti dan

    data yang diberikan oleh responden hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini

    saja.

    Selama proses pengambilan data tidak menimbulkan tekanan psikologis

    pada responden yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan efek yang merugikan

    terhadap responden.

    4.5. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan untuk mengelompokkan data penelitian ini berupa

    angket (kuesioner). Kuesioner perilaku perawat dalam pencegahan infeksi

    nosokomial terdiri dari 4 bagian yaitu : pertama data demografi yang berisi identitas

    perawat. Kedua kuesioner pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi

    nasokomial, ketiga kuesioner sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial,

    dan keempat kuesioner keterampilan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    4.5.1. Kuesioner Data Demografi

    Data demografi responden terdiri dari inisal responden, usia, jenis kelamin,

    tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pernah mengikuti pelatihan infeksi nosokomial.

    4.5.2. Kuesioner pengetahuan

    Kuesioner terdiri dari 30 pernyataan tertutup dengan jenis pernyataan (ya)

    (tidak). Setiap kategori pernyataan dengan jawaban (ya) di beri skor 1 dan jawaban

    (tidak) diberi skor 0 (nol).

    Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan nilai terendah 0. Skala ukur yang

    digunakan dalam variable ini adalah skala interval, dimana nilainya dengan

    menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (2002).

    P =

    Rentang kelas

    Banyak kelas

    Dimana P = panjang kelas dengan rentang sebesar 30 (selisih nilai tertinggi dan nilai

    terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (pengetahuan baik, sedang, kurang)

    didapatkan panjang kelas sebesar 10. Dengan menggunakan P =10 maka didapatkan

    nilai interval pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial adalah

    sebagai berikut :

    21-30 pengetahuan baik

    11-20 pengetahuan sedang

    0-10 pengetahuan kurang

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    4.5.3. Kuesioner Sikap

    Kuesioner sikap perawat terdiri dari 31 pernyataan dengan pilihan jawaban

    sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS), kuesioner

    terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Bila pernyataan positif terdiri dari jawaban

    sangat setuju diberi nilai 4, setuju diberi nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, sangat

    tidak setuju diberi nilai 1, sebaliknya untuk pernyataan negatif jawaban sangat setuju

    diberi nilai 1, setuju diberi nilai 2, tidak setuju diberi nilai 3, sangat tidak setuju diberi

    nilai 4. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 124 dan nilai terendah sebesar 31. Skala

    ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala interval, dimana nilainya diukur

    dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (2002)

    P=

    Kuesioner keterampilan perawat terdiri dari 25 pernyataan dengan pilihan

    jawaban salalu (SL), Sering (SR), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TP), kuesioner

    terdiri 10 pernyataan yang terdiri dari pernyataan baik, kurang, sedang. Pernyataan

    diberi penilaian selalu (4), sering (3), kadang-kadang (2), tidak pernah (1). Maka

    Rentang kelas

    Banyak kelas

    Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang kelas sebesar 93 (selisih nilai

    tertinggi dan nilai terendah ) dan banyak kelas sebanyak 2 kelas (sikap positif dan

    negatif), maka didapatkan panjang kelas sebesar 47.Dengan menggunakan P = 47,

    maka di peroleh interval sikap infeksi nosokomial adalah sebagai berikut :

    80-124 : sikap postif

    31-79 : sikap negatif

    4.5.4. Kuesioner keterampilan perawat

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    nialai tertinggi diperoleh 100 dan nilai terendah 25. Skala ukur yang digunakan dalam

    variabel ini adalah skala interval, dimana nilainya diukur dengan menggunakan

    rumus Sudjana (2002).

    P=

    Uji validitas ini terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pakar yang memahami

    tentang infeksi nosokomial yaitu dengan dokter spesialis mikrobiologi Fakultas

    Rentang kelas Banyak kelas

    Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 75 (selisih nilai

    tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas adalah ( baik, sedang,

    kurang). Dengan menggunakan P =25, maka diperoleh interval keterampilan perawat

    adalah sebagai berikut :

    Keterampilan baik 76-100

    Keterampilan sedang 51-75

    Keterampilan kurang 25-50

    4.6. Uji Validitas dan reliabilitas

    4.6.1. Uji Validitas

    Ketiga instrumen di buat oleh peneliti, sehingga perlu dilakukan uji validitas

    untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur

    secara konsisten sasaran yang akan diukur.

    Alat ukur yang baik adalah alat ukur ukur yang memberikan hasil relatif sama

    bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2007).

    Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

    dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan Dr. R. Lia Kusumawati, MS, SpMK.

    Uji Validitas kuesioner penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 Juli 2008 di bagian

    Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Setelah kuesioner

    dikoreksi (di validasi) oleh ahlinya, peneliti memperbaiki sesuai dengan saran ahli

    (lampiran 2)

    4.6.2. Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya

    untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Uji reliabilitas telah dilakukan

    dengan 10 orang responden pada tanggal 18 oktober 2008, dimana responden dalam

    uji reliabilitas tersebut memiliki karakteristik dan kriteria yang sama dengan

    responden penelitian. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah uji reliabilitas internal

    yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengukuran. Untuk

    variabel pengetahuan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-

    Richardson (KR-21) dengan jumlah pernyataan 30 dengan hasil uji reliabilitas 0,795

    dimana lebih besar dari r tabel =0,632 hasil ini terdapat dilampiran 3. Sedangkan

    untuk variabel sikap dengan jumlah pernyataan 31 dengan hasil uji reliabilitas 0,770

    dimana lebih besar dari r tabel =0,632 hasil ini dapat dilihat dilampiran 4, sedangkan

    untuk keterampilan didapatkan hasil uji reliabilitas adalah sebesar 0,858 hasil ini

    dapat dilihat dilampiaran 5. Untuk kuesioner sikap dan keterampilan uji reliabilitas

    menggunakan rumus Alpha, karena skor dalam instrument sikap dan keterampilan

    merupakan rentang dari beberapa nilai(skala likert). Dari tabel r product moment

    diketahui bahwa N= 10 maka akan diperoleh r tabel = 0,632 dengan interval

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    kepercayaan 5% (0,05). Instrument perilaku perawat dalam pencegahan infeksi

    nosokomial terdiri dari pengetahuan, sikap, keterampilan dinyatakan reliabel jika nilai

    r hitung > dari r tabel, dan sebaliknya jika r hitung lebih < dari r tabel maka

    instrument tersebut tidak reliabel. Dalam Instrument pengetahuan, sikap dan

    keterampilan dalam pencegahan infeksi nosokomial ini telah reliabel dengan

    menghitung secara manual.

    4.7. Proses Pengumpulan Data

    Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan

    permohonan izin kepada program studi ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur

    RSUP H. Adam Malik Medan, setelah mendapat izin dari direktur RSUP. H. Adam

    Malik Medan, selanjutnya dilaksanakan pengumpulan data penelitian.

    Dalam pengumpulan data kuesioner diberikan kepada responden yang menguji

    kriteria yang sudah ditentukan, dan di kuesioner diberikan kepada setiap responden

    yang ada di setiap ruangan diteliti.

    Setelah responden didapat, dilakukan penjelasan terlebih dahulu kepada calon

    responden tentang tujuan penelitian dan serta menanyakan kesediaan calon

    responden, calon responden bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan

    atau menyetujui secara lisan, responden dipersilahkan untuk menjawab semua

    pernyataan yang diajukan peneliti.

    Dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk mengisi

    kuesioner tersebut kurang lebih 15 menit, dan jika ada hal-hal yang kurang jelas

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya dan jika

    responden tidak bisa mengisi kuesioner pada saat peneliti membagikan kuesionernya,

    responden diperbolehkan membawa pulang kuesioner dan diisi dengan jujur.

    Responden dapat mengembalikan kuesioner kepada peneliti paling lama dua hari

    setelah responden mengisi semua kuesioner maka seluruh data yang terkumpul

    dikelompokkan kembali oleh peneliti untuk mengidentifikasi perilaku perawat dalam

    penagahan infeksi nosokomial. Setelah data semua terkumpul dengan jelas baru

    peneliti melakukan pengolahan / analisa data (Hidayat, 2007)

    4.8. Analisis Data

    Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisis data, analisis

    ini dimulai dari tahap editing. Untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian

    memberikan kode (coding), untuk memudahkan dalam tabulasi. Selanjutnya

    memasukkan (entry) data kedalam computer dan dilakukan pengolahan data dengan

    bentuk pengolahan data menggunakan komputer.

    Setelah data ditabulasi maka dilakukan analisis terhadap terhadap masing-

    masing variabel penelitian. Untuk variabel pengetahuan skala ukur yang digunakan

    adalah skala interval yang dimana hasilnya akan dibagi menjadi tiga kategori tingkat

    pengetahuan yaitu :baik dengan skor 0-10, sedang dengan skor 11-20, kurang dengan

    skor 21-30. Untuk variabel sikap skala ukur yang digunakan adalah skala interval

    dimana hasilnya dibagi menjadi dua kategori yaitu : positif dengan skor beri 80-124,

    dan negatif diberi skor 31-79. Untuk variabel keterampilan skala ukur yang

    digunakan adalah skala interval dimana hasilnya dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    baik diberi skor 76-100, sedang diberi skor 51-75, kurang diberi skor 25-50.

    Selanjutnya data demografi, variabel pengetahuan, variabel sikap, variabel

    keterampilan akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

    BAB 5

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

    perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat

    Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 17

    November 2008 sampai dengan 10 Desember 2008 dengan jumlah responden

    sebanyak 51 orang perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan di

    ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Dan Rawat jalan. Hasil penelitian ini

    menguraikan karakteristik responden, pengetahuan, sikap, dan keterampilan perawat

    dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

    Malik Medan.

    5.1. Hasil Penelitian

    5.1.1 Karakteristik Responden

    Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data karakteristik

    responden, berdasarkan sebagian responden yaitu 84,3% (n= 43) usia responden

    berada pada rentang 22-40 tahun. Mayoritas responden adalah perempuan yaitu

    sebesar 60,8% (n=31) dengan tingkat pendidikan responden yaitu Diploma III

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    keperawatan yaitu sebesar 80,3% (n=41) dan mempunyai masa kerja minimal 1 tahun

    dan maksimal 15 tahun. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa sebagian

    besar responden yaitu 74,6% (n=38) belum pernah mengikuti pelatihan resmi tentang

    infeksi nosokomial. Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik responden dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini.

    Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik data demografi di Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik Medan

    No Karakteristik Responden F % 1 2 3 4 5

    Usia 22-40 tahun 41-59 tahun

    Jenis kelamin

    Laki-laki Perempuan

    Tingkat pendidikan SPK Akper Sarjana

    Lama bekerja Mean Median Modus Minimal Maksimal

    Pelatihan infeksi nosokomial

    Ya Tidak

    43 8 20 31 7 41 3

    4,8 5 5 1 15 13 38

    84,3 15,6 2 60,8 13,8 39,2 5,9 25,4 74,6

    5.1.2 Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial

    Penilaian pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial dalam

    penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    dengan jawaban ya dan tidak. Hasil penelitian tentang pengetahuan responden dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 2. Distribusi frekuensi sub variabel tingkat pengetahuan dalam pencegahan infeksi nosokomial

    No Pengetahuan f % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Kontrol atau eliminasi agen infeksius Baik Sedang Kurang Kontrol atau eliminasi reservoir Baik Sedang Kurang Kontrol terhadap portal keluar Baik Sedang Kurang Pengendalian penularan Baik Sedang Kurang Kontrol terhadap portal masuk Baik Sedang Kurang Perlindungan terhadap penjamu Baik Sedang Kurang Perlindungan bagi perawat Baik Sedang Kurang

    45 5 1 45 5 1 45 5 1 45 5 1 45 5 1 45 5 1 45 5 1

    88 10 2 88 10 2 88 10 2 88 10 2 88 10 2 88 10 2 88 10 2

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi

    nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Tingkat Pengetahuan f % 1 2 3

    Baik Sedang Kurang

    45 5 1

    88

    10

    2 Jumlah 51 100

    Dari tabel 2 dan 3 hasil penilaian pengetahuan diatas, tingkat pengetahuan

    responden tentang infeksi nosokomial dibagi dalam tiga tingkatan. Hasil penelitian

    diperoleh bahwa 45 responden (88%) memiliki tingkat pengetahuan baik, tingkat

    pengetahuan sedang sebesar 5 responden (10%), dan tingkat pengetahuan buruk

    sebesar 1 responden (2%). Dilihat dari hasil penilaian pengetahuan responden baik

    sebesar 88% dan itu dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab pernyataan

    hampir 50 responden menjawab benar pada pernyataan kontrol atau eliminasi agen

    infeksius, kontrol eliminasi reservoir, kontrol terhadap portal masuk, perlindungan

    terhadap penjamu.

    5.1.3 Sikap Perawat Mengenai pencegahan Infeksi Nosokomial

    Penilaian sikap perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial dalam

    penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert,

    dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Hasilnya akan dibagi dua kategori tingkatan sikap yaitu : positif dan negatif. Hasil

    penelitian tentang penilaian sikap responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 4. Distribusi frekuensi sub variabel sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Sikap f % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Kontrol atau eliminasi agen infeksius Positif Negatif Kontrol atau eliminasi reservoir Positif Negatif Kontrol terhadap portal keluar Positif Negatif Pengendalian penularan Positif Negatif Kontrol terhadap portal masuk Positif Negatif Perlindungan terhadap penjamu Positif Negatif Perlindungan bagi perawat Positif Negatif

    43 8 43 8 43 8 43 8 43 8 43 8 43 8

    84,3 15,7 84,3 15,7 84,3 15,7 84,3 15,7 84,3 15,7 84,3 15,7 84,,3 15,7

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 5. Disribusi frekuensi penilaian sikap responden mengenai sikap dalam pencegahan infeksi nosokomial

    No Penilaian Sikap Frekuensi Persentase 1 2

    Positif Negatif

    43 8

    84,3

    15,7

    Jumlah 51 100

    Dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap

    positif (84,3%) sedangkan sikap negatif sebesar (15,7%). Berdasarkan penilaian

    terhadap jawaban responden bahwa hampir seluruh pernyataan ditanggapi positif ada

    pernyataan yang lebih dari 30 responden menanggapi secara positif yaitu kontrol atau

    eliminasi agen infeksius, kontrol terhadap portal keluar, perlindungan terhadap

    penjamu yang rentan, perlindungan bagi perawat.

    5.1.4 Keterampilan Perawat Mengenai Pencegahan Infeksi Nosokomial

    Penilaian keterampilan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial dalam

    penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert,

    dengan pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Hasilnya akan

    dibagi tiga kategori yaitu : baik, sedang, kurang. Hasil penelitian tentang penilaian

    keterampilan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 6. Distribusi frekuensi sub variabel keterampilan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Keterampilan f % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Kontrol atau eliminasi agen infeksius Baik Sedang Kurang Kontrol atau eliminasi reservoir Baik Sedang Kurang Kontrol terhadap portal keluar Baik Sedang Kurang Pengendalian penularan Baik Sedang Kurang Kontrol terhadap portal masuk Baik Sedang Kurang Perlindungan terhadap penjamu Baik Sedang Kurang Perlindungan bagi perawat Baik Sedang Kurang

    2 40 9 2 40 9 2 40 9 2 40 9 2 40 9 2 40 9 2 40 9

    4 78,4 17,6 4 78,4 17,6 4 78,4 17,6 4 78,4 17,6 4 78,4 17,6 4 78,4 17,6 4 78,4 17,6

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 7. Distribusi frekuensi penilaian tingkat keterampilan responden mengenai infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Tingkat keterampilan f %

    1 Baik 2 4

    2 Sedang 40 78,4

    3 Kurang 9 17,6

    Jumlah 51 100

    Dari table 6 dan 7 hasil penilaian keterampilan diatas, maka diperoleh tingkat

    keterampilan responden tentang infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum pusat

    Haji Adam Malik Medan, yang dibagi dalam tiga tingkatan. Dari hasil penelitian

    diperoleh bahwa 40 responden (7,84%) memiliki tingkat keterampilan sedang dan 9

    orang responden (17,6%) memiliki keterampilan kurang dan sisanya memiliki tingkat

    keterampilan yang baik sebesar 2 responden (3,9%).

    Berdasarkan jawaban yang diberikan responden hanya satu orang yang selalu

    melakukan pencegahan infeksi nosokomial pada saat pengendalian penularan.

    5.1.5 Perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

    Secara keseluruhan perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

    memiliki sub variabel pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dimana secara

    keseluruhan hasil penilaian perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial

    dibagi dalam tiga kategori yaitu : baik, sedang, buruk. Hasil penilaian perilaku secara

    keseluruhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 8. Distribusi frekuensi sub variabel perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Perilaku f % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Kontrol atau eliminasi agen infeksius Baik Sedang Buruk Kontrol atau eliminasi reservoir Baik Sedang Buruk Kontrol terhadap portal keluar Baik Sedang Buruk Pengendalian penularan Baik Sedang Buruk Kontrol terhadap portal masuk Baik Sedang Buruk Perlindungan terhadap penjamu Baik Sedang Buruk Perlindungan bagi perawat Baik Sedang Buruk

    5 38 8 5 38 8 5 38 8 5 38 8 5 38 8 5 38 8 5 38 8

    9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3 9,8 74,5 16,3

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 9. Distribusi frekuensi penilaian perilaku responden mengenai infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

    No Penilaian perilaku f %

    1 Baik 5 9,8

    2 Sedang 38 74,5

    3 Buruk 8 16,3

    Jumlah 51 100

    Dari tabel hasil penilaian perilaku diatas, maka diperoleh tingkat perilaku

    perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial diruang Rindu A, Rindu B, ICU,

    IGD, Rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan secara

    keseluruhan dibagi dalam tiga tingkatan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 38

    responden (74,5%) memiliki perilaku yang sedang dan 8 responden (16,3%) dan

    sisanya memiliki perilaku buruk sebesar 8 responden (16,3%).

    5.2. Pembahasan

    5.2.1 Tingkat pengetahuan

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan

    mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan

    kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu (Purwanto,

    1999). Dalam penelitian ini pengetahuan yang akan dikaji adalah semua informasi

    yang diperoleh perawat mulai dari kontrol atau eliminasi agen infeksius,kontrol atau

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    eliminasi reservoir, kontrol terhadap portal keluar, pengendalian penularan, kontrol

    terhadap portal masuk, perlindungan terhadap penjamu yang rentan, dan perlindungan

    bagi pekerja.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa lebih dari setengah

    responden yaitu perawat di Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat jalan di Rumah

    Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mempunyai tingkat pengetahuan yang

    baik sebesar 88% (lihat tabel 3). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh usia, tingkat

    pendidikan, dan lama bekerja responden. Dilihat dari usia keseluruhan responden

    berada pada rentang usia 22-40 tahun, rentang usia seperti ini termasuk kedalam masa

    dewasa dini. Masa dewasa dini adalah 18-40 tahun pada masa dewasa dini dikenal

    dengan masa kreatif dimana individu memiliki kemampuan mental untuk

    mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang

    pernah dipelajari, penalaran analogis, berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan

    daya ingat (Hurlock, 1999). Pada penelitian ini memiliki rentang usia minimal 22

    tahun kemungkinan perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

    khususnya di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan memiliki

    kemampuan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, dan

    mengingat hal-hal yang pernah dipelajari khususnya tentang pencegahan infeksi

    nosokomial

    Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa tingkat pengetahuan dalam

    pencegahan infeksi nosokomial memiliki pengetahuan yang baik sebesar 88% dan ini

    sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan sesuai dengan pendapat Notoadmodjo

  • Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor

    diantaranya adalah tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, sumber informasi,

    sosial ekononomi, persepsi dan budaya. Dilihat dari segi tingkat pendidikan,

    mayoritas responden 80,3% adalah lulusan ahli madya atau DIII, sedangkan sisanya

    adalah tamatan sarjana sebanyak 5,9% dan tamatan SPK sebanyak 13,8%.

    Pengetahuan perawat dalam penelitian ini lebih baik bila dibandingkan dengan

    pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial di rumah sakit Mata Friska Medan

    yang dilihat oleh Purba (2008) dimana hanya 25% perawat yang memiliki tingkat

    pengetahuan baik, hal ini mungkin disebabkan karena berbedanya instrumen

    pernyataan yang diberikan.

    Namun bila dilihat secara rinci dari masing-masing pernyataan masih ada

    beberapa pernyataan dimana tingkat ketidaktahuan responden hampir mencapai 50%