Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERILAKU POLITIK MASYARAKAT GAMPONG
UJONG BAROH DALAM MENENTUKAN PILIHAN
POLITIK PADA PILKADA 2012 DI
ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Disusun OLEH:
WAHYU NINGSIH NIM : 09C20201009
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
MEULABOH - ACEH BARAT
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : PERILAKU POLITIK MASYARAKAT GAMPONG
UJONG BAROH DALAM MENENTUKAN PILIHAN
POLITIK PADA PILKADA 2012 DI ACEH BARAT
Nama Mahasiswa : WAHYU NINGSIH
Nim : 09C20201009
Program Studi : ADMINISTRASI NEGARA
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I
MURSYIDIN ZAKARIA, MA
NIDN :01-2007-7702
Pembimbing II
Drs. TABRANI
NIY : 012A.0028
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
SAIFUL ASRA, M.Soc. Sc
NIDN : 01-1305-8201
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar
SUDARMAN ALWY, M. Ag
NIDN : 01-2504-7601
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh Dalam
Menentukan Pilihan Politik Pada Pilkada 2012 di Aceh Barat atas nama Wahyu
Ningsih Nim 09C20201009 telah dipertahankan di depan komisi penguji pada
tanggal 26 April 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
KOMISI PENGUJI
1. Sudarman Alwy, M.Ag
NIDN : 01-2504-7601 : ........................ Ketua
2. Andi Sayumitra, S.Sos NIDN : 01-0508-8701 : ........................
Anggota 1
3. Nurlian, S.Sos
NIDN : 01-2404-8202 : ........................ Anggota 2
4. Kana Safrina Rouzi, M.Si
NIDN : 21-2402-7601 : ........................
Anggota 3
ABSTRAK
Wahyu Ningsih, 2009, Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh
Dalam Menentukan Pilihan Politik Pada Pilkada 2012 Di Aceh Barat
Dibawah Bimbingan Mursyidin Zakaria dan Tabrani.
Pelaksanaan pemilukada pada Gampong Ujong Baroh belum berjalan dengan
maksimal, disebabkan oleh sebagian dari masyarakat masih bersikap apatis terhadap pelaksanaan pemilukada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana perilaku masyarakat Aceh Barat khususnya pada Gampong Ujong Baroh serta hal-hal yang mempengaruhi perilaku politik pada pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat periode 2012-2017. Objek
penelitian ini adalah masyarakat Gampong Ujong Baroh yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Proses pemilihan kepala daerah yang telah
berlangsung di Kabupaten Aceh Barat khususnya Gampong Ujong Baroh, memberikan kesan bahwa masih banyak masyarakat yang belum betul-betul memahami makna dari pemilukada itu sendiri, beberapa diantaranya menganggap
pemilukada hal yang biasa-biasa saja. Ada pula masyarakat yang memilih hanya karena adanya ikatan kekerabatan dan lain sebagainya. Maka dari itu peneliti
merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh, apakah ada pengaruh antara perilaku politik dengan pilihan politik masyarakat. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3230 orang, agar lebih spesifik peneliti mengambil 97 orang sebagai sampel dari
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan perilaku politik masyarakat Gampong Ujong Baroh 60% masih cenderung didasari oleh faktor-faktor yang bersifat tradisional dan ikatan-ikatan emosional seperti adanya
hubungan kekerabatan, faktor lingkungan , ekonomi dan budaya politik.
Kata Kunci: Perilaku Politik, Politik, Pemilu dan Masyarakat.
BIODATA PENULIS
Nama : Wahyu Ningsih
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Meulaboh, 26 juni 1991
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. blang pulo 1 Lr.pokat
Gampong Ujong Baroh
Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat
Nama Ayah : M.Ali K.
Nama Ibu : Nurnia (Almh)
Alamat Orang Tua : Jl. Blang pulo 1 Lr.pokat
Gampong Ujong Baroh
Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat
Pendidikan Formal :
1997- 2003 : SD N 9 Meulaboh
2004- 2006 : SMP N 1 Meulaboh
2007- 2009 : SMK N 1 Meulaboh
2009 - 2014 : FISIP –UTU Meulaboh
Pengalaman Organisasi
Anggota PMR (Palang Merah Remaja) SMP N 1 Meulaboh
Anggota PRAMUKA SMP N 1 Meulaboh
Anggota Osis SMK N 1 Meulaboh
Anggota PEMA UTU Meulaboh
Anggota BEM FISIP UTU
Peserta Baksos 2009 FISIP UTU
Pelatihan LKMN – TD – PEMA UTU 2011
Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Dengan Tema Membangun
Intelektualitas Kepemimpinan Mahasiswa Yang Kritis Dan Peka 2012
PERSEMBAHAN
(QS. Al-Baqarah : 269) “Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dia kehendaki,
Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak
Dan tiadalah yang menerima peringatan melebihi orang-orang yang berakal”.
(QS. Al-Insyirah : 6-10) “Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan,
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap”.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin.... Akhirnya aku tiba pada titik ini,
Setetes keberhasilan yang telah kuraih sebagai hadiah yang Engkau berikan padaku yaa rabb.. Takkan pernah habis rasa syukurku padamu wahai pemilik segala ilmu.
Serta ku iringi shalawat dan salam pada pemimpin islam dunia akhirat baginda Rasulullah
Saw dan para keluarga sahabat sekalian yang mulia.
Semoga karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi keluargaku tercinta..
Kupersembahkan karya kecil ini,
Pada sosok wanita yang menjadi panutan dalam hidupku Yang telah menabur kasih dan do’a seumur masa yang selalu bergetar dalam jiwaku
Sosok wanita yang rela menahan rasa sakit dan lelah demi diriku Takkan pernah mampu ku membalas semua jasamu wahai ibundaku tersayang (almh. NURNIA)
yang telah terlebih dahulu menemukan tempat terbaik disisiMU, hanya do’a yang mampu kukirimkan untuk ibundaku tercinta ‘’Allahummagfirli zunubi wa
liwalidayya’’
Serta sosok yang telah memberikan banyak nasehat dan petuah yang selalu terngiang ditelinga ini, yang rela membanting tulang demi keberlangsungan hidup kami,
yang rela menahan haus dan lapar demi memberikan segelas air dan sesuap nasi pada kami anak-anaknya,
Ayahanda tercinta M.ALI K, orang yang memiliki kesabaran dan pengertian luar biasa.
Kepada abangku alm. Reffi Hendri dan kakakku almh. Sri Ramadhani semoga mendapatkan
tempat yang terbaik disisiNya, Do’a kami selalu menyertai.
Buat abangku Aria Gusli yang selalu memberikan semangat dan dukungan tanpa lelah, dan kakakku Novia Purnama, Amd. Kep beserta suami tercintanya yang senantiasa
memberikan do’a dan suport serta kebutuhan yang penulis butuhkan tanpa putus. Terimakasih yang sebesar-besarnya,
Tanpa kalian aku takkan mengerti arti kehidupan yang begitu penuh liku-liku. Tak lupa pula buat ponaanku tersayang si ganteng Aditya Arvidinata, si puid Ziarvi Januarta,
dan si cibum Bella Oktavia yang mampu menghilangkan rasa penat dan lelahku.
Kepada teman-teman seperjuangan, khususnya rekan-rekan Fisipol angkatan 09, yang tak bisa
tersebutkan namanya satu per satu terimakasih yang tiada tara kuucapkan.
Pada sahabat setiaku Darma Yunita, Putri Yana, Salami dan Murni terima kasih buat suport baik moril dan materil dan kebersamaannya, yang telah menemani penulis dalam
menyelesaikan karya kecil ini.
Terakhir untuk seseorang yang tanpa mengenal lelah dan bosan dalam memberikan do’a dan
motivasi, serta semangat untukku dengan cara-caranya yang selalu membuat penulis menjadi sosok yang begitu berharga yang mampu menghipnotis dengan kata-kata dan tingkah laku
yang begitu soo sweet , imamku tercinta Harmaini
Akhir kata semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan, aminn Bila hidup bisa kuceritakan diatas kertas, takkan terhitung kertas yang akan kupakai hanya
untuk mengucapkan terimakasih ^_^.
By : Wahyu Ningsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan pada program sarjana strata satu (S-1) di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik jurusan Administrasi Negara Universitas Teuku Umar
Meulaboh. Shalawat dan salam seraya kita sampaikan kepada junjungan alam
Rasulullah Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia ke alam yang
lebih baik.
Skripri ini berjudul “Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh
Dalam Menentukan Pilihan Politik Pada Pilkada 2012 Di Aceh Barat”. Selama
penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat
diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Jasman Ma’ruf, MBA selaku Rektor Universitas Teuku
Umar Meulaboh.
2. Bapak Sudarman Alwy, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Teuku Umar meulaboh.
3. Bapak Mursyidin Zakaria, MA selaku dosen pembimbing ketua yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Drs. Tabrani selaku dosen pembimbing anggota yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
5. Bapak Saiful Asra, M.Soc. Sc selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara Universitas Teuku Umar.
6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah
memberikan dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak Keuchik Gampong Ujong Baroh beserta staf.
8. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
karya akhir ini sebagai syarat bagi penulis mendapatkan gelar Sarjana
Sosial (S.sos) serta ilmu yang penulis terima menjadi bekal pengetahuan
menjalani hari-hari kedepan.
Alue Peunyareng, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3. Fokus Masalah .......................................................................... 7 1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 7 1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................... 7 1.4.2 Manfaat Praktis................................................................. 8
1.6. Hipotesis ................................................................................... 8 1.7. Sistematika Pembahasan ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................. 10
2.2. Tinjauan Teoritis ....................................................................... 11 2.2.1. Pengertian Perilaku Politik.............................................. 11
2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Politik ...... 15 2.3. Pengertian Politik ...................................................................... 17 2.3.1. Pengertian Budaya Politik ............................................... 18
2.3.2. Ciri-Ciri Budaya Politik .................................................. 19 2.3.3. Faktor Penyebab Perkembangan Politik
di Suatu daerah ............................................................... 19 2.3.4. Karakteristik Pemilih...................................................... 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian....................................................................... 23
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................... 23 3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24 3.4 Teknik Analisa Data.................................................................. 27
3.5 Jadwal Penelitian....................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 28 4.1.1. Gambaran Umum Gampong Ujong Baroh ..................... 28
4.2. Penyajian Data Yang Diperoleh Dari Penyebaran Kuesioner ............................................................. 28
4.2.1. Karakteristik Responden ................................................. 28
4.2.2. Tanggapan Responden .................................................... 30 4.3. Hasil Pilkada Kabupaten Aceh Barat........................................ 37
4.3.1. Nama-Nama Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Aceh Barat Periode 2012-2017....................................... 37 4.3.2. Analisis Hasil Pilkada Aceh Barat .................................. 38
4.3.3. Hasil Akhir Kemenangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat....................................................................... 41
4.3.4. Alasan Masyarakat Dalam Menentukan Pilihan Politik Pada Pemilukada ............................................................. 42
4.4. Pembahasan............................................................................... 44
4.4.1. Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh ..... 44 4.4.2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Perilaku
Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh .................... 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 49 5.2 Saran ......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Distribusi Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin (populasi) 26
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Sampai dengan Penyelesaian
Skripsi 27
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 29
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin 29
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 30
Tabel 4.4 Daftar Nama-nama Calon Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Aceh Barat 37
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan
Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Pada Kecamatan Johan Pahlawan 38
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Pada
Gampong Ujong Baroh 39
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Pada Kecamatan Johan Pahlawan 40
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan
Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Pada Gampong Ujong Baroh 41
Tabel 4.9 Alasan Tokoh Masyarakat Dalam Menentukan Pilihan Politik 43
Tabel 4.10 Alasan TimSes Memberi Dukungan Politik 43
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Masyarakat Gampong Ujong Baroh diberikan kebebasan dalam memilih pada pilkada 2012 lalu ( otonom : karena
keinginan sendiri tanpa ada tekanan dari pihak manapun) 31
Diagram 4.2 Apakah Anda setuju dengan sistem politik saat ini yang
digunakan oleh pihak partai dengan tujuan untuk
memenangkan pilkada? 31
Diagram 4.3 Masyarakat memiliki persepsi dan pengetahuan masing-
masing terhadap calon Bupati dan wakilnya sehingga memberikan suara mereka pada saat pilkada berlangsung 32
Diagram 4.4 Apakah anda percaya bahwa calon Bupati dan Wakil
Bupati yang anda pilih mampu membawa Aceh Barat
kearah yang lebih baik? 33
Diagram 4.5 Masyarakat Gampong Ujong Baroh turut menyaksikan
pada saat penghitungan suara. 33
Diagram 4.6 Anda menentukan pilihan calon Bupati dan wakil bupati
Berdasarkan pemberian dari calon baik berupa sembako,
Barang dan jabatan. 34
Diagram 4.7 Kesamaan etnis, agama dan hubungan kekerabatan dengan calon menjadi pertimbangan Anda dalam memilih calon
Bupati dan Wakil Bupati tersebut. 35
Diagram 4.8 Apakah Anda memilih karena ajakan keluarga atau teman
yang merupakan kerabat anda? 35
Diagram 4.9 Kesibukan anda sehari-hari dapat mempengaruhi anda
dalam mengikuti pemilukada 2012 lalu. 36
Diagram 4.10 Tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat
mampu mempengaruhi pilihan politik masyarakat. 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2012
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian Lapangan
Lampiran 5 Surat Persetujuan Penelitian Lapangan
Lampiran 6 Biodata Penulis
ABSTRACT
Wahyu Ningsih, 2009, Village Community Political Behavior Ujong Baroh in
Determining Political Choices 2012 In West Aceh election Under Guidance
Mursyidin Zakaria and Tabarani.
Implementation of the election in the Village of Ujong Baroh not run at max, caused by some of the people still be apathetic towards the implementation of the
election. This research aims to determine how people's behavior, especially on the West Aceh village of Ujong Baroh and the things that affect political behavior at
the time of the selection of the Regent and Vice Regent of West Aceh period 2012-2017. Object of this study is the village of Ujong Baroh people who have registered in the register electon constant. Local election process that has been
underway in West Aceh district in particular Gampong Ujong Baroh, giving the impression that there are still many people who do not really understand the
meaning of pemulikada itself, and keeping them considers the election mediocre. There is also the people who choose simply because of certain factors which they may be used as consideration. Therefore the researchers were interested in
knowing more, is there any influence between the political behavior of the people's political choices. Population in this study amounted to 3230 men, to be
more specific as researchers took 97 samples from the study. methods used in this study is a quantitative method. This method is used to examine the relationship between the study variables. based on the results of research by the author of
political behavior Village of Ujong Baroh society still tends to be 60% based on factors that are traditional and emotional ties such as kinship relationship,
environmental factors, economic and political culture. keyword: political behavior, politics, elections and public
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Wahyu Ningsih NIM : 09C20201009
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Administrasi Negara
Dengan ini menyatakan sesungguhnya didalam skripsi yang saya susun
dengan judul: “Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh Dalam
Menentukan Pilihan Politik Pada Pilkada 2012 Di Aceh Barat” tidak terdapat
bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, disertasi, atau bentuk lain
yang saya kutip dari karya orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang
dipandang sebagai tindakan penjimplakan. Sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat produksi karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh
orang lain yang dijadikan seolah-olah karya saya sendiri. Apabila ternyata
terdapat dalam skripsi saya bagian-bagian yang memenuhi unsur penjiplakan,
maka saya menyatakan kesediaan untuk dibatalkan sebagian atau seluruh hak
kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
diperguna seperlunya.
Meulaboh, 14 Mei 2014 Pembuat Pernyataan
Wahyu Ningsih
Nim: 09C20201009
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,
memberikan kebebasan berbicara dan berpendapat serta kebebasan berserikat
kepada setiap warga negara Indonesia. Demokrasi secara sederhana dapat di
artikan sebagai pemerintahan yang dijalankan dari rakyat, oleh rakyat, untuk
rakyat. Demokrasi dapat diwujudkan melalui pemilihan umum yang menjadikan
rakyat mampu membatasi kekuasaan pemerintah, sebab setiap pemilih dapat
menikmati kebebasan yang dimilikinya tanpa intimidasi dan kecurangan yang
membuat kebebasan pemilih terganggu. Hal ini tidak lepas dari pandangan bahwa
demokrasi yang baik itu tidak hanya berkaitan dengan prosedur dan isi, melainkan
juga berkaitan dengan hasil dari prosedur dan isi di dalam demokrasi itu (Kacung
Marijan,2010 h.109).
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan
singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada
sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan
suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan
umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan
suara. Bebas berarti pemilih pada saat memberikan suaranya tanpa ada paksaan
dan intimidasi dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang
diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan
singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan
2
umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap
warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan
setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat
yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu
dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta
atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih
ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
Sejak di berlakukannya Otonomi Daerah membawa dampak yang sangat
luas terhadap berkembangnya demokrasi di Indonesia serta membawa harapan
besar untuk kesejahtraan rakyat dan kemakmuran daerah dengan pemilihan kepala
daerah secara langsung. Rakyat bisa menentukan pilhannya sendiri dibandingkan
dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
Hal ini membawa perubahan pandangan masyarakat terhadap
pemerintahan, karena calon yang akan memimpin dipilih langsung oleh rakyat.
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung membuktikan adanya sikap demokratis
dan ketransparanan bagi rakyat yang akan memilih seorang pemimpin secara
terbuka tidak memilih bagaikan kucing dalam karung. Bagaimanapun ini
merupakan konsekuensi logis dari berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagai penyempurnaan dari Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1947 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
Dengan adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 rakyat berharap
dapat mengetahui dan memahami isi yang terkandung dalam undang-undang,
sehingga lebih dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan politik atau
3
pendidikan politik yang lebih dewasa terutama lebih memperhatikan aspek-aspek
hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah.
Pada 2004, perilaku pemilih sudah mengalami perubahan. Antusiasme
pemilih terlibat di dalam pemilu jauh berkurang. Kalaupun terlibat, tidak lepas
dari transaksi-transaksi material. Tidak sedikit para pemilih dating ketempat-
tempat kampanye karena memperoleh imbalan kaus atau „uang transportasi‟.
Kecenderungan demikian semakin kuat ditemui pada pilkada-pilkada yang
dilakukan sejak 1 Juni 2005. Transaksi model demikian menghasilkan relasi
antara wakil dan terwakil secara terputus, karena transaksi itu selesai ketika
(calon) wakil memberikan „materi‟ dan terwakil menentukan pilihannya (Kacung
Marijan, 2010 h.131).
Sehubungan dengan kondisi rakyat yang sebahagian berada dalam kondisi
serba keterbelakangan dan ketidaktahuan politik, serta didukung pula oleh sikap
apatisme masyarakat terhadap politik, kemudian untuk merangsang partisipasi
politik mereka secara aktif, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi
yang terbuka dengan adanya otonomi dan pemilihan kepala daerah secara
langsung dewasa ini, membawa dampak positif bagi masyarakat dalam pemilihan
Kepala Daerah secara langsung dan membangun tingkat kesadaran dalam
berpolitik, serta masyarakat lebih kreatif dalam memilih calon Kepala Daerah
yang mempunyai pemikiran yang ingin membangun daerahnya untuk maju dan
sejahtera serta pelayanan publik yang lebih baik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, setiap pemilihan kepala daerah dan
wakil kepala daerah penyelenggaranya dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan
Umum Daerah (KPUD) yang tercantum di dalam Undang–Undang No. 32 Tahun
4
2004 tentang Pemerintahan Daerah BAB IV bagian kedelapan pasal 57 (1,2) yang
berbunyi :
1. Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan oleh
KPUD yang bertanggung jawab kepada DPRD.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, KPUD menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah kepada DPRD.
Dari penjelasan di atas dapatlah saya simpulkan bahwa pemilihan kepala
daerah dilaksanakan secara demokratis tetapi masih kentalnya keterlibatan partai
dalam menentukan dan mengendalikan pemilihan kepala daerah, secara pemilihan
demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
bahwa pemilihan kepala daerah benar-benar bersifat murni dan konsekuen dimana
setiap pasangan calon tersebut diajukan oleh partai politik. Harapan positif dari
partai politik adalah optimalisasi fungsi dan peran partai politik itu sendiri dalam
membawa masyarakat menuju kearah yang lebih baik dan sejahtera serta
demokratis.
Begitu pula pada pelaksanaan pemilukada pada Gampong Ujong Baroh
yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 lalu, masih belum berjalan dengan baik.
Sebab sebahagian masyarakat masih bersikap apatis terhadap pelaksanaan
pemilukada. Sikap apatis ini bukan tanpa alasan, masyarakat pada umumnya telah
jenuh terhadap fenomena-fenomena silih bergantinya pemimpin yang menurut
mereka semata-mata hanyalah perebutan kekuasaan untuk kepentingan elit politik
itu sendiri. Terlebih, ketidakpercayaan masyarakat juga semakin tinggi karena
setiap kali diadakannya perebutan kursi kepemimpinan, mereka selalu saja
5
disuguhkan dengan adanya janji-janji yang membuat masyarakat percaya dan
yakin terhadap calon.
Fenomena demikian semakin meyakinkan masyarakat bahwa setiap kali
diadakannya pemilihan pemimpin seperti pemilukada dan pemilu-pemilu lainnya,
masyarakat hanya dijadikan sebuah alat untuk mengantarkan kandidat untuk
menggapai ambisi kekuasaannya. Setelah mendapatkan kekuasaan itu,
sebagaimana sebuah alat yang sudah terpakai fungsinya, maka akan dibuang
begitu saja karena sudah hilang nilai manfaatnya. Demikian halnya anggapan
masyarakat, Setelah pemilihan berakhir, maka mereka akan terlupakan begitu
saja.
Pada saat peneliti melakukan observasi pada Gampong Ujong Baroh,
masih terlihat perilaku masyarakat dalam memilih pemimpin dan keterlibatannya
pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Gampong Ujong Baroh, memberikan
kesan bahwa pilihan rasional masyarakat dalam memilih pemimpinnya cenderung
dikesampingkan. Mereka yang pada saat mencoblos, meski memilih secara sadar
pilihannya, akan tetapi masih didasarkan pada pertimbangan yang bersifat
subjektif emosional, memilih hanya karena masih adanya ikatan kekeluargaan,
kekerabatan, persahabatan dan sebagainya. Keadaan masyarakat yang demikian
peneliti ketahui dari beberapa masyarakat yang memberikan informasi langsung.
Hal tersebut disebabkan karena faktor etnisitas, ataupun kekerabatan yang
masih amat kental pada perilaku masyarakat, sehingga keberadaan pemimpin
masyarakat dengan model perilaku memilih tersebut, dapat menghambat proses
demokratisasi. Sehingga, jika hal tersebut diarahkan untuk kepentingan politik
kekuasaan tertentu, maka hal tersebut menjadi kekuatan politik yang besar.
6
Namun tidak semua masyarakat merasakan hal tersebut, masih ada juga
masyarakat yang berfikir positif terhadap pelaksanaan pemilukada. Semua
tergantung individu, mau terus-terusan dimanfaatkan atau maju dan ikut
berpartisipasi melalui pemilukada dengan hati dan pikiran yang positif demi
mewujudkan negara yang adil dan sejahtera.
Berdasarkan Uraian tersebut maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dengan
mengangkat judul “Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh Dalam
Menentukan Pilihan Politik Pada Pilkada 2012 di Aceh Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Pada hakekatnya masalah dalam suatu penelitian merupakan segala bentuk
pernyataan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk kesulitan yang
datang tentunya harus ada kegiatan yang memecahkannya sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan adalah:
1. Bagaimana Perilaku politik masyarakat Gampong Ujong baroh dalam
memilih Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat periode 2012-2017?
2. Apa saja yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat Gampong Ujong
Baroh dalam menentukan pilihan pada proses pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati?
7
1.3 Fokus Masalah
Untuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka
di perlukan adanya gambaran tentang apa yang akan diteliti dan bagaimana
pembatasannya.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Perilaku politik masyarakat dalam menentukan hak pilihnya pada proses
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat periode 2012-2017.
2. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat Gampong Ujong
Baroh pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh barat.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu,
1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat Aceh Barat khususnya
pada Gampong Ujong Baroh dalam Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati periode 2012-2017.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi perilaku politik
dalam penentuan pilihan politik.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat secara teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak terkait seperti tim sukses, partai politik,
mahasiswa, masyarakat, serta panwaslu agar mampu memperbaiki pilkada
selanjutnya.
8
1.5.2 Manfaat secara praktis
a. Untuk menambah wawasan penulis karena dapat mengimplementasikan
ilmu yang diperoleh selama kuliah, serta penulis dapat melakukan analisis
secara nyata untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi prilaku
politik masyarakat.
b. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi pembaca dalam pengembangan
ilmu politik, khususnya dalam kajian Perilaku Politik Masyarakat dalam
Memilih Pilihan Politik.
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana
rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:
a. Hipotesis Kerja (Ha)
Ada hubungan yang signifikan antara perilaku politik dengan pilihan
politik masyarakat Gampong Ujong Baroh.
b. HipotesisNol (Ho)
Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku politik dengan pilihan
politik masyarakat gampong Ujong Baroh.
1.7 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam penyusunan dan pembahasan penelitian ini,
maka penulis membaginya dalam beberapa bab :
BAB I PENDAHULUAN
9
Dalam Bab ini penulis mambahas tentang latar belakang, rumusan masalah
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan bagian yang menguraikan teori-teori yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini memberikan informasi mengenai populasi dan sampel yang
digunakan, data yang diambil, variabel penelitian, metode analisis data, dan
pengujian hipotesis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian akan dibahas pada Bab ini berupa, hasil penelitian dan
pembahasan.
BAB V KESIMPULAN
Merupakan Bab penutup sebagai intisari materi skripsi secara umum serta
beberapa saran yang mungkin dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah diteliti oleh lembaga maupun individu
yaitu:
1. Penelitian Mahasiswa Universitas Muhammadiah Malang
Pada pemilukada 1999, ada perubahan radikal terhadap karakter dan
perilaku pemilih. Kacung Marijan (2010) menyebut keikutsertaan pemilih dalam
pemilukada 1999 sebagai pemilih bercorak sukarela. Di mana terjadi keterlibatan
yang intens dari pemilih selama proses pemilukada. Hal ini tidak lepas dari
euforia reformasi yang masih dirasakan masyarakat serta harapan yang besar
terhadap perubahan.
Pemilukada 2004 menunjukkan perilaku pemilih yang berbeda.
Antusiasme pemilih mulai menurun dan perilakunya sudah mulai bercorak
rasional. Bahkan menurut Marijan (2010) sudah tergolong rasional pragmatis
dengan melakukan praktik-praktik transaksional (jual beli suara) di mana pemilih
mulai menghitung imbalan dari suara yang diberikan. Perilaku ini tidak lepas dari
penilaian bahwa wakil-wakil rakyat hasil pemilu 1999 yang mereka harapkan
ternyata tak mampu berbuat banyak dan tidak memberikan perubahan berarti.
Kalaupun ada, yang memperoleh keuntungan dari perubahan itu adalah wakil
rakyat itu sendiri.
2. LSI (Lembaga Survei Indonesia)
Pada Pemilukada langsung, dalam analisis LSI preferensi pemilih dalam
menentukan pilihannya lebih beragam. Selain rasionalitas pragmatis, muncul juga
11
semangat kedaerahan, etnisitas, agama dan kelompok. Survei LSI tahun 2008
yang dilakukan di sejumlah daerah, yaitu Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan
Bangka Belitung, menyimpulkan bahwa faktor Etnis dan Agama masih menjadi
pertimbangan utama bagi pemilih dalam menentukan pilihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan pemilih ini adalah sudut kajian
yang menarik dalam konteks pemilihan langsung. Selama ini kajian terhadap
pemilih seperti yang dilakukan oleh Afan Gaffar, Liddle dan Mujani (LSI),
Malaranggeng, Ananta dkk, adalah kajian dalam perspektif kuantitatif yang
melihat kecenderungan pemilih dari hitungan statistik, agregasi angka-angka dan
kecenderungan-kecenderungan kelompok. Hal ini menurut hemat penulis belum
dapat menyelami lebih dalam apa yang dipikirkan oleh pemilih ketika ikut
berpartisipasi dan menentukan pilihannya terhadap calon yang ada.
2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Perilaku Politik
Perilaku merupakan sifat alamiah manusia yang membedakannya atas
manusia lain, dan menjadi ciri khas individu atas individu yang lain. Dalam
konteks politik, perilaku dikategorikan sebagai interaksi antara pemerintah dan
masyarakat, lembaga- lembaga pemerintah, dan diantara kelompok dan individu
dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan
keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk
berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari
berbagai macam aspek, baik fisik maupun nonfisik. Perilaku juga diartikan
sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang
12
dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata
atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit), sedangkan dalam
pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan
oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 2005 h.1). Menurut Ensiklopedi
Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu
yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan
demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu
pula. Kushartono menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari (Kushartono, 2006
h.15)
Ditengah masyarakat, individu berperilaku dan berinteraksi, sebagian dari
perilaku dan interaksi dapat ditandai akan berupa perilaku politik, yaitu perilaku
yang bersangkut paut dengan proses politik. Sebagian lainnya berupa perilaku
ekonomi, keluarga, agama, dan budaya. Termasuk kedalam kategori ekonomi,
yakni kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, menjual dan membeli barang
dan jasa, mengkonsumsi barang dan jasa, menukar, menanam, dan
menspekulasikan modal. Namun, hendaklah diketahui pula tidak semua individu
ataupun kelompok masyarakat mengerjakan kegiatan politik.
Memilih ialah suatu aktifitas yang merupakan proses menentukan sesuatu
yang dianggap cocok dan sesuai dengan keinginan seseorang atau kelompok, baik
yang bersifat eksklusif maupun yang inklusif.
Memilih merupakan aktifitas menentukan keputusan secara langsung
maupun tidak langsung. Menilai perilaku memilih ialah keikutsertaan Warga
13
Negara dalam pilkada merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan,
yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pilkada tersebut.
Perilaku pemilih merupakan realitas sosial politik yang tidak terlepas dari
pengaruh faktor eksternal dan internal. Secara eksternal perilaku politik
merupakan hasil dari sosialisasi nilai-nilai dari lingkungannya, sedangkan secara
internal merupakan tindakan yang didasarkan atas rasionalitas berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemilih. Misalnya saja
isu-isu dan kebijakan politik, tetapi pula sekelompok orang yang memilih
kandidat karena dianggap representasi dari agama atau keyakinannya, sementara
kelompok lainnya memilih kandidat politik tertentu karena dianggap representasi
dari kelas sosialnya bahkan ada juga kelompok yang memilih sebagai ekspresi
dari sikap loyal pada ketokohan figur tertentu. Sehingga yang paling mendasar
dalam mempengaruhi perilaku pemilih antara lain pengaruh elit, identifikasi
kepartaian sistem sosial, media massa dan aliran politik.
Pemilu sebagai medium pilihan publik seyogyanya mengkondisikan
seluruh pihak yang terlibat untuk belajar berbagi peran sehingga tidak semuanya
harus berpusat pada salah satu aktor atau salah satu lokus (pusat) (Ahmad Nadir,
2005 h.39).
Seiring dengan konstalasi politik di era reformasi penguatan demokrasi
yang legitimate sebagai harapan dari ending transisi demokrasi, semakin dapat
dirasakan oleh masyarakat melalui pelaksanaan pemilihan kepala daerah/pilkada
secara langsung. Sebagai konsekuensi logis dari perubahan atmosfir politik
14
tersebut, maka dinamika dan intensitas artikulasi politik pun makin tampak
ditengah ranah kehidupan sosial politik.
Secara khusus perubahan yang terjadi dalam sistem pemilu kepala daerah,
yakni dari sistem pengangkatan langsung oleh pejabat pusat, kemudian menjadi
sistem pemilihan perwakilan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
yang senantiasa mengandung kultur vested interest (kepentingan pribadi) di
kalangan elit, dan akhirnya menjadi pemilihan secara langsung oleh rakyat.
Dengan demikian, pemilu kepala daerah secara langsung merupakan
indikator pengembalian hak-hak dasar masyarakat di daerah dengan memberikan
kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik lokal secara demokratis
(Ambo Upe, 2008 h.45).
Para ilmuwan politik kontemporer berpandangan bahwa perilaku politik
berarti suatu kegiatan yang berkenaan dengan proses dan pelaksanaan keputusan
politik dan yang melakukan kegiatan tersebut ialah pemerintah dan masyarakat.
warga negara memang tidak memiliki fungsi menjalankan pemerintahan, tetapi
mereka memiliki hak untuk mempengaruhi orang yang menjalankan fungsi
pemerintahan.
Salah satu wujud dari perilaku sosial dalam kehidupan masyarakat adalah
perilaku politik sebagai perilaku yang bersangkut paut dengan proses politik,
untuk membedakannya dari perilaku ekonomi, keluarga, agama dan budaya.
Sedangkan politik adalah interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dalam
rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang
kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah.
15
Secara lebih rinci Popkin membedakan antara pilihan politik sebagai
wujud perilaku politik dengan pilihan pribadi terhadap produk-produk konsumtif
sebagaimana dalam perilaku ekonomi. Menurutnya ada empat hal yang
membedakan perilaku tersebut. Pertama, memilih kandidat politik tidak langsung
dirasakan manfaatnya sebagaimana pilihan terhadap pilihan konsumtif, melainkan
manfaatnya diperoleh di masa depan. Kedua, pilihan politik merupakan tindakan
kolektif di mana kemenangan ditentukan oleh perolehan suara terbanyak. Jadi
pilihan seseorang senantiasa mempertimbangkan pilihan orang lain. Ketiga,
pilihan politik senantiasa diperhadapkan dengan ketidakpastian utamanya politisi
untuk memenuhi janji politiknya. Keempat, pilihan politik membutuhkan
informasi yang intensif demi tercapainya manfaat di masa depan. Dari beberapa
karakteristik tentang perilaku memilih tersebut, yang tentunya akan berimplikasi
dalam pemberian suara pada proses pemilihan kepala daerah (pemilukada).
Memberikan suara adalah salah satu tindakan sosial dalam proses
pemilihan Kepala Daerah, di mana pemilih banyak menggunakan pertimbangan
yang digunakan dalam menetapkan putusan mereka dengan pemberian suara
melalui pemilihan kepala daerah (Pemilukada) secara langsung. Pemilihan umum
(Pemilu) adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk
mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan yang disini beraneka-
ragam, mulai dari Presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai
kepala desa.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Politik
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku politik pemilih adalah:
16
a) Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik,
ekonomi, sistem kebudayaan media massa.
b) Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan
membentuk kepribadian masyarakat seperti keluarga, agama,
sekolah, dan kelompok pergaulan.
c) Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.
d) Faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu
keadaan yang mempengaruhi masyarakat secatra langsung ketika
hendak melakukan suatu kegiatan seperti, cuaca, keadaan keluarga,
keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok dan
ancaman dengan segala bentuknya.
e) Faktor sosial ekonomi, meliputi tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan dan jumlah keluarga.
f) Budaya, Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis
yang membentuk demokrasi, menyangkut persepsi, pengetahuan,
sikap, dan kepercayaan politik.
Perilaku politik suatu masyarakat juga bisa dipengaruhi oleh adanya unsur-
unsur kekuasaan. Seorang pemimpin sebagai pemilik kekuasaan bisa
mempengaruhi, bahkan menciptakan dan menggiring pengikut, menjadi
provokator pengikut, sehingga para pengikut dapat mempengaruhi pemimpin
yang diinginkan. Sebaliknya “seorang pengikut dapat mempengaruhi pemimpin,
bisa memberikan bisikan, dan menyuruh untuk memepertahankan kekuasaan dan
bahkan bisa menjatuhkan kekuasaannya” (Hidayat, 2002 h.44).
17
2.3 Pengertian Politik
Politik sebagaimana kita ketahui bersama terdiri dari orang-orang yang
berperilaku dan bertindak politik (consists of people acting politically) yang di
organisasikan secara politik oleh kelompok-kelompok kepentingan dan berusaha
mencoba mempengaruhi pemerintah untuk mengambil dan melaksanakan suatu
kebijakan dan tindakan yang bisa mengangkat kepentingannya dan
mengenyampingkan kepentingan kelompok lainnya (Miftah Thoha, 2007 h.27).
Politik sangat identik dengan konflik dalam suatu pemerintahan, baik
ditingkat pusat maupun daerah. Untuk mengendalikan konflik tersebut pemerintah
harus bisa memuaskan kebutuhan rakyat yang nantinya bisa menerima dan
mendukung kebijakan dan program-program pemerintah. Pemerintah harus mau
mendengar, mengamati, dan menyaring melalui tuntutan-tuntutan politik yang
secara ajek dituntut oleh berbagai macam kelompok kepentingan. Tuntutan-
tuntutan itu bisa berupa selalu melihat salah dan kekurangan pemerintah, mulai
dari kesalahan kebijakan yang diambil sampai kepada realisasi kegiatan dan
pengawasan.
Kelompok-kelompok kepentingan seperti partai politik dan lain
sebagainya menuntut dan bahkan memaksa agar pemerintah mengambil langkah-
langkah kebijakan yang sesuai dengan tuntutannya. Jika tuntutan-tuntutan itu
tidak dipenuhi, mereka tidak puas dan dari sinilah bibit konflik internal itu
dimulai. Dalam masyarakat terdapat tidak hanya satu kelompok saja, melainkan
terdapat banyak kelompok, masing-masing mempunyai tradisi, nilai, keyakinan
dan kepentingan yang berbeda dengan kelompok lainnya. Menurut Miftah,
masyarakat merupakan suatu kelompok orang-orang yang hidup dalam suatu
18
lingkungan tertentu yang mempunyai tradisi, institusi, aktivitas dan kepentingan
bersama (Miftah Thoha, 2007 h.28).
Dapat kita lihat pada partai politik yang merupakan organisasi yang
berhubungan dengan kekuasaan melalui cara pemilihan yang demokratis. Oleh
karena itu partai politik bekerja melalui mekanisme perwakilan dalam
pemerintahan seperti di lembaga perwakilan rakyat (DPR) (Miftah Thoha, 2007
h.94).
2.3.1 Pengertian Budaya Politik
Banyak ahli yang memberikan definisi mengenai budaya politik dan tidak
ada pengertian yang seragam, tetapi dari pendapat para ahli tersebut terdapat
unsur-unsur yang sama. Berikut pendapat para ahli tentang budaya politik, yakni:
a) Almond dan Verba ( dalam buku The Civic Culture )
Budaya politik adalah suatu sikap/orientasi warga negara terhadap sistem
politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga
negara di dalam sistem itu.
b) Larry Diamond
Budaya politik adalah suatu keyakinan, sikap, nilai, ide, sentimen dan
evaluasi masyarakat tentang sistem politik nasionalnya serta peran dari
masing-masing individu dalam sistem itu.
c) Samuel Beer
Nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus
dilakukan oleh pemerintah.
19
d) Rusadi Sumintapura
Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik
yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
Berdasar kutipan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pengertian budaya
politik terdapat unsur-unsur yang sama, yakni bahwa dalam budaya politik
terdapat pola sikap dan orientasi Warga Negara terhadap negaranya. Konsep
budaya politik lebih menekankan pada perilaku non aktual yaitu orientasi, sikap,
nilai, dan kepercayaan.
Budaya politik berkaitan erat dengan sistem politik, artinya membicarakan
tentang budaya politik tidak lain adalah juga berbicara tentang sistem politik suatu
negara yang meliputi struktur (supra dan infrastruktur politik) dan
fungsinya. Budaya politik juga merupakan cerminan perilaku/sikap warga negara
atau masyarakat secara massal, bukan gambaran perilaku per individu.
2.3.2 Ciri-ciri budaya politik
Ciri – ciri budaya politik dapat diidentifikasi meliputi bahasan tentang:
1. Masalah legitimasi.
2. Pengaturan kekuasaan.
3. Proses pembuatan kebijakan.
4. Kegiatan partai politik.
5. Perilaku aparat negara.
6. Gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
2.3.3 Faktor Penyebab Perkembangan Politik di Suatu Daerah
Bagaimana sikap dan orientasi warga negara terhadap negaranya sangat
dipengaruhi oleh bagaimana orientasi politik warga negara yang bersangkutan.
20
Ada dua tingkatan orientasi politik, yaitu tingkatan masyarakat dan individu.
Orientasi masyarakat secara keseluruhan tidak lepas dari orientasi individu.
Komponen tersebut meliputi tiga bentuk orientasi, yaitu:
a. Kognitif
Yaitu pengetahuan atau pemahaman dan keyakinan individu tentang
sistem politik dan atributnya.
b. Afektif
Yaitu berkaitan dengan perasaan atau ikatan emosi yang dimiliki individu
terhadap sistem politik.
c. Evaluatif
Yaitu berkaitan dengan kapasitas individu dalam memberikan penilaian
moral terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagaimana peran
individu didalamnya.
Dalam kondisi nyata, ketiga komponen orientasi tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kemampuan seseorang dalam menilai sistem
politiknya akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki
sebelumnya. Perilaku politik seseorang juga ditentukan dari ketiga orientasi
tersebut. Apakah seseorang akan berperan aktif dalam sistem politiknya atau
sebaliknya, apakah seseorang berperilaku politik yang bersifat demokratis atau
otoriter.
Perkembangan budaya politik pada tingkat daerah lebih didominasi oleh
pemikiran dan tingkah laku politik pada budaya politik yang telah matang. Pada
tingkat nasional yang lebih menonjol adalah interaksi antar sub budaya politik, di
tingkat daerah peranan budaya politik nasional masih sangat kuat. Kenyataan ini
21
mengakibatkan terjadinya peningkatan dan percepatan interaksi antar sub budaya
politik, yang dengan sendirinya akan menimbulkan dampak pada proses
pembentukan budaya politik nasional.
Perkembangan-perkembangan pada tingkat sub budaya politik
menunjukkan bahwa pada umumnya budaya politik daerah telah menerima
pengaruh yang besar dari dua faktor dominan yang ada dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Kedua faktor tersebut adalah sistem kultural (adat istiadat)
dan sistem kepercayaan (agama). Oleh sebab itulah sistem kultural masyarakat
tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh luar. Pertemuan antara adat
dan agama telah mematangkan sub budaya politik di Indonesia.
Begitu pula hal nya proses pematangan budaya politik di Aceh Barat
adanya pengakuan atau kesepakatan atas nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
masing-masing. Dengan demikian, telah mewarnai perkembangan kebanyakan
sub budaya politik adalah keserasian antar aspek-aspek budaya politik masyarakat
dengan struktur politiknya. Walaupun juga diakui di tingkat daerah sudah pasti
bahwa masyarakat Aceh Barat juga dipengaruhi oleh faktor- faktor negatif, yang
dapat berakibat negatif seperti konflik. Dalam manifestasinya, konflik dapat
memotivasi munculnya pelanggaran-pelanggaran yang dapat berujung pada
pembangkangan-pembangkangan, baik secara individu maupun kelompok,
terhadap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
2.3.4 Karakteristik pemilih
1. Pemilih memilih atas dasar sistim kekerabatan dan paguyuban berdasarkan
keturunan (gemeinschaft by blood), dan yang menjadi pemuka masyarakat
tersebut berasal dari keluarga/kerabat asli, dari orang yang dipandang,
22
terkemuka dari segi sosial ekonomi atau terkemuka karena ketokohannya,
sehingga warga masyarakat seringkali menyandarkan d iri dan sikapnya
terhadap pemuka/tokoh masyarakat tersebut.
2. Agama menjadi pengikat ikatan emosional, asal daerah atau tempat
tinggal, ras/suku, budaya, dan status sosial ekonomi, sosial budaya juga
menjadi unsur penting dalam ikatan emosional komunitas masyarakat
tertentu dalam memberikan hak suaranya.
3. Komunitas masyarakat yang heterogen cenderung lebih bersifat rasional,
pragmatis, tidak mudah untuk dipengaruhi, berorientasi ke materi. Sikap
dan pandangan untuk memilih atau tidak memilih dalam proses politik
lebih besar, sehingga tingkat kesadaran dan partisipasi politiknya
ditentukan oleh sikap dan pandangan individu yang bersangkutan, tidak
mudah untuk dipengaruhi oleh tokoh atau ikatan primordialisme tertentu.
4. Masyarakat yang kurang pemahamannya di bidang politik, sehingga
muncul sikap akan memilih jika mereka diberi materi baik berupa barang
maupun uang yang akan berakibat buruk kedepannya (money politic).
Dilihat dari karakteristik pemilih tersebut diatas, dapat dipastikan bahwa
masyarakat masih sangat kurang pemahamnnya dibidang politik khususnya pada
saat pemilu dilaksanakan. Afan Gaffar mengatakan bahwa:
“Pola perilaku masyarakat pemilih di Indonesia cenderung tidak bersifat rasional dalam arti bahwa para pemilih di Indonesia menentukan pilihannya terhadap partai tertentu
bukan semata-mata karena perhitungan rasional tentang manfaat yang akan mereka terima, namun cenderung
didasarkan oleh faktor- faktor yang bersifat tradisional dan ikatan- ikatan emosional yang dibangun sebagai akibat internalisasi nilai yang mereka pilih dari suatu generasi ke
generasi sebelumnya (1997 h:11)”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis lakukan bertempat di Gampong Ujong
Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, yang sesuai dengan
judul penelitian yang diangkat oleh penulis, yakni menyangkut perilaku politik
masyarakat Gampong Ujong Baroh dalam menentukan pilihan politik pada
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2012-2017 di Kabupaten Aceh Barat.
Dengan dibantu oleh seorang Keuchik dan Sekretaris Gampong. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 5 Agustus s/d 12 September 2013.
Alasan pemilihan tempat penelitian berdasarkan pertimbangan karena
masyarakatnya masih ada yang belum betul-betul memahami arti dari pemilukada
itu sendiri, kurangnya kepedulian terhadap suara yang akan diberikan serta masih
adanya sistem money politik yang dilakukan oleh calon legislatif.
3.2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode surve i,
melalui metode ini penulis mampu mengukur bagaimana perilaku masyarakat
dalam menentukan pilihan politik. Metode ini membantu peneliti
mendeskripsikan posisi perilaku politik masyarakat yang telah terdaftar dalam
daftar pemilih tetap Gampong Ujong Baroh. Burhan Bungin mengemukakan
bahwa “penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan
23
24
apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran
tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut” (Burhan Bungin, 2008 h.36).
Survei biasanya dilakukan pada sebagian dari populasi atau sampel
sehingga biasa disebut sample survei. Akan tetapi survei juga dapat dilakukan
pada seluruh anggota populasi. Survei yang tidak menggunakan sampel seperti ini
disebut sensus. Data yang dikumpulkan tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti
seperti yang dilakukan dalam eksperimen, namun data yang dikumpulkan dalam
survei adalah data yang ada dan terdapat dalam kehidupan yang berjalan secara
wajar. (Irwan Soehartono, 2008 h.53-54).
Metode survei yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner, jenis
pertanyaan yang digunakan yaitu pertanyaan tertutup, yaitu jawaban dari
pertanyaan tersebut sudah ditentukan terlebuh dahulu, dan responden tidak diberi
kesempatan memberikan jawaban lain. Objek penelitian ini adalah masyarakat
Gampong Ujong Baroh yang sudah mempunyai hak pilihnya atau sudah tedaftar
dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang mempunyai pilihan sendiri dalam
memilih para kandidat yang didukungnya.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Field Research (Penelitian Lapangan)
Peneliti meneliti langsung dilapangan dengan meninjau lokasi yang
menjadi tempat penelitian pada Gampong Ujong Baroh di 5 dusun yang ada,
untuk memperoleh data yang akurat.
25
2. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Mencari data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari
literatur, artikel, arsip, dan lain- lain yang dianggap relevan dengan penelitian.
Tujuan penelitian kepustakaan ini adalah untuk memperoleh data teoritis untuk
membangun landasan teori yang kuat guna mendukung penelitian ini.
3. Observasi yaitu suatu prosedur yang berencana yang antara lain meliputi,
melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang di teliti (Notoatmodjo, 2005 h.93).
4. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang akan disebarkan kepada para
responden yang menjadi sampel penelitian yaitu masyarakat Gampong
Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
5. Wawancara, yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan
dari seseorang sasaran penelitian (responden, atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut) (Notoatmodjo, 2005 h.102).
6. Populasi dan Sampel
Pelaksanaan penelitian senantiasa akan selalu berhadapan dengan masalah
populasi, sebab suatu pengujian masalah selalu berhubungan dengan
sekelompok subjek baik manusia, gejala ataupun peristiwa sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sugiyono mengatakan definisi populasi sebagai
berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” (Sugiyono, 2012 h.90)
26
Berangkat dari pendapat ahli diatas maka dalam penelitian ini populasi
yang digunakan penulis adalah masyarakat Gampong Ujong Baroh yang telah
terdaftar dalam daftar pemilih tetap, dengan jumlah populasi 3.230 orang. Adapun
sebaran populasi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin (Populasi)
NO JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE (%)
1 Laki- laki 1568 48,5 %
2 Perempuan 1662 51,5 %
JUMLAH 3230 100 %
Sumber:arsip KPU Kab. Aceh Barat 2012
Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012 h:91). Penentuan jumlah sampel diambil
berdasarkan rumus perhitungan besaran sampel menurut Burhan Bungin (2008
h.105) berikut:
𝑛 =N
N. d 2 + 1
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi d : Nilai presisi ditentukan sebesar 90% atau a= 0,1
n= _____3230___ 3230 (0,1)2 + 1
= 3230
33,3 = 96,9 =97
Dengan demikian maka dari jumlah populasi 3230 diperoleh ukuran
sampel sebesar 96,9 atau 97 sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel pada
27
penelitian ini diambil secara Random Sampling. Menurut Arikunto merupakan
pengambilan sampel oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil
merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri. Dengan
demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang (acak) saja
(Suharsimi Arikunto, 2007 h.95).
Peneliti melakukan teknik penarikan sampel tersebut karena masyarakat
Gampong Ujong Baroh terdiri dari 5 dusun dan penarikan sampel diambil cara
sampling acak dengan bilangan random.
3.4. Teknik Analisa Data
Analisis data penelitian dilakukan melalui penyusunan diagram pie,
dimana setiap kategori diberikan jumlah persentase yang disusun berdasarkan
jawaban responden. Selain itu penulis juga menyusun tabel frekuensi untuk
menyusun karakter dari masyarakat yang akan dijadikan responden.
3.5. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dalam penulisan skripsi ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian Sampai Dengan Penyelesaian Skripsi
No. Kegiatan Bulan/Tahun 2013-2014
5 6 7 8 9 12 1 2
1. Persiapan Penelitian
2. Pengumpulan data sekunder
3. Pembuatan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Perbaikan proposal
6. Penelitian lapangan
7. Seminar hasil
8. Sidang
9. Penggandaan
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Gampong Ujong Baroh
Gampong Ujong Baroh merupakan salah satu Gampong yang berada
dalam wilayah Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, dengan batas-
batas wilayah yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Seuneubok
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Krung Cangkoi
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Panggong
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Kuta Padang
Menurut hasil observasi yang dilakukan pada Gampong Ujong Baroh,
terdapat 6.726 jiwa penduduk terdiri atas laki- laki 3.562 orang dan perempuan
3.164 orang, dengan jumlah 1779 kepala keluarga.Gampong Ujong Baroh
merupakan Gampong yang berada di pusat kota Meulaboh. Dengan luas wilayah
105,28 Ha/m2. Gampong Ujong Baroh terdiri dari 5 dusun, yaitu dusun mangga,
dusun anggur, dusun kuini, dusun jambu, dan dusun manggis.
4.2 Penyajian Data yang Diperoleh dari Penyebaran Kuesioner
4.2.1 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang
tersebar pada masyarakat Gampong Ujong Baroh, dengan menemukan data
sebagai berikut:
29
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
NO USIA FREKUENSI PERSENTASE
(%)
1 Dewasa awal (21-40 thn) 62 64 %
2 Dewasa tengah (40-60 thn) 35 36 %
3 Dewasa akhir (≥ 61 thn) 0 0 %
JUMLAH 97 100 % Sumber:data primer d iolah tahun 2013
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 97 responden yang
persentase terbanyak adalah dari usia 21-40 tahun dengan jumlah persentase
53,6%, dan persentase terkecil adalah masyarakat yang usianya di atas 60 tahun
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan usia pada
kategori dewasa awal sebanyak 62 orang (64%), kategori dewasa tengah 35 orang
(36%), sedangkan kategori dewasa akhir tidak diambil sebagai responden, karena
masyarakat yang berusia 60 tahun keatas dianggap terlalu dewasa sehingga tidak
dapat memberikan jawaban dengan baik (tidak memahami pertanyaan yang
diajukan).
Tabel 4.2
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin FREKUENSI PERSENTASE (%)
1 Laki- laki 50 51,5 %
2 Perempuan 47 48,5 %
JUMLAH 97 100 % Sumber:data primer dio lah tahun 2013
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 97
responden, yang menjadi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah,
30
yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 50 orang (51,5%) dan yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 47 orang (48,5%).
Tabel 4.3
Distribusi Responden berdasarkan pekerjaan
NO PEKERJAAN FREKUENSI PERSENTASE
(%)
1 Swasta 23 23,7 %
2 Wiraswasta 12 12,4 %
3 PNS 16 16,5 %
4 Nelayan 10 10,3 %
5 Mahasiswa 17 17,5 %
6 Tidak bekerja 19 19,6 %
JUMLAH 97 100 % Sumber:data primer dio lah tahun 2013
Dari data pada tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa dari 97 responden
yang menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan
pekerjaannya yaitu, masyarakat yang bekerja di bidang swasta sebanyak 23 orang
(23,7%), yang bekerja di bidang wiraswasta sebanyak 12 orang (12,4%), pegawai
negeri sipil (PNS) sebanyak 16 orang (16,5%), Nelayan sebanyak 10 orang
(10,3%), Mahasiswa sebanyak 17,5%, dan tidak bekerja sebanyak 19,6%.
Jadi, yang diambil sebagai responden terbanyak jika dilihat dari segi
pekerjaan, yaitu masyarakat yang bekerja di bidang swasta, dan yang paling
sedikit bekerja sebagai nelayan.
4.2.2 Tanggapan Responden
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah
pertanyaan sebanyak 16 butir yang terbagi dalam variabel faktor pengaruh (X)
sebanyak 5 butir dan variabel perilaku (Y) sebanyak 8 butir.
31
Selanjutnya akan diuraikan pula hasil kuesioner dari para responden yang
memberikan pendapat terhadap variabel yang diteliti sebagai berikut:
I. Variabel Perilaku Politik (X)
diagram 4.1 : Masyarakat Gampong Ujong Baroh diberikan kebebasan dalam memilih pada pilkada 2012 lalu (otonom: karena keinginan
sendiri tanpa ada tekanan dari pihak manapun)
Sumber: Kuesioner
Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat bahwa dari 97 responden yang
sangat setuju terhadap kebebasan masyarakat dalam memilih sebanyak 43 orang
atau 44,%, yang setuju sebanyak 51 orang atau 53% dan yang sangat tidak setuju
sebanyak 3 orang atau 3%.
Jadi, masyarakat Gampong Ujong Baroh telah diberikan kebebasan dalam
memilih pada saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati lalu.
diagram 4.2 : Apakah Anda setuju dengan sistem politik saat ini yang digunakan oleh pihak partai dengan tujuan untuk memenangkan pilkada?
Sumber: Kuesioner
44%
53%
0% 3%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
9%
11%
20%60%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
32
Berdasarkan diagram 4.2 dapat dilihat bahwa dari 97 responden yang
sangat setuju terhadap sistem politik yang digunakan oleh partai politik sebanyak
9 orang atau 9%, yang setuju sebanyak 11 orang atau 11%, yang tidak setuju
sebanyak 19 orang atau 20%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 58 orang atau
60%.
Jadi, masyarakat Gampong Ujong Baroh sangat tidak setuju terhadap
sistem politik yang digunakan oleh partai politik saat ini.
Diagram 4.3 : Masyarakat memiliki persepsi dan pengetahuan masing-masing
terhadap calon Bupati dan Wakilnya sehingga memberikan suara
mereka pada saat pilkada berlangsung.
Sumber: Kuesioner
Berdasarkan diagram 4.3 dapat dilihat bahwa dari 97 responden yang
sangat setuju terhadap persepsi dan pengetahuan masyarakat terhadap calon
Bupati dan Wakilnya mampu mempengaruhi masyarakat sehingga memberikan
suaranya sebanyak 35 orang atau 36%, masyarakat yang setuju sebanyak 43 orang
atau 44%, yang tidak setuju sebanyak 13 orang atau 13%, dan yang sangat tidak
setuju sebanyak 6 orang atau 6%.
Jadi, dominan masyarakat setuju terhadap persepsi dan pengetahuan
masyarakat terhadap calon Bupati dan Wakilnya mampu mempengaruhi
masyarakat.
36%
45%
13%
6%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
33
Diagram 4.4 : Apakah anda percaya bahwa calon Bupati dan Wakil bupati yang
anda pilih mampu membawa Aceh Barat kearah yang lebih baik?
Sumber: kuesioner 2013
Berdasarkan diagram 4.4 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, yang
sangat percaya terhadap calon bupati dan wakil bupati sebanyak 5 orang atau 5,%,
yang percaya sebanyak 13 orang atau 14%, yang tidak percaya sebanyak 38 orang
atau 39%, dan yang tidak percaya sama sekali sebanyak 41 orang atau 42%.
Jadi, masyarakat kurang mempercayai Bupati yang akan mereka pilih akan
sesuai dengan harapan mereka, diakibatkan pengalaman mereka pada saat pemilu
Bupati tahun lalu.
Diagram 4.5 : Masyarakat Gampong Ujong Baroh turut menyaksikan pada saat
penghitungan suara
Sumber: kuesioner 2013
5%
14%
39%
42%
sangat percaya
percaya
tidak percaya
sangat tidak percaya
25%
43%
16%
16%sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
34
Berdasarkan diagram 4.5 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, yang
sangat setuju terhadap keikutsertaan masyarakat pada saat perhitungan suara
sebanyak 24 orang atau 25%, yang setuju sebanyak 41 orang atau 42%, yang tidak
setuju sebnyak 16% atau 16%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 16 orang
atau 16%.
Banyak masyarakat Gampong Ujong Baroh yang ikut menyaksikan pada
saat penghitungan suara pada TPS-TPS di desa mereka masing-masing.
II. Variabel Pilihan Politik (Y)
Diagram 4.6 : Anda menentukan pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati
berdasarkan pemberian dari calon Bupati baik berupa sembako, barang dan jabatan.
Sumber: kuesioner 2013
Berdasarkan diagram 4.6 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, yang
sangat setuju terhadap pernyataan no 1 sebanyak 14 orang atau 14%, yang setuju
sebanyak 16 orang atau 16% , yang tidak setuju sebanyak menariknya kampanye
yang diselenggarakan oleh calon Bupati dan wakil bupati sebanyak 16 orang atau
16,5%, yang setuju sebanyak 49 orang atau 51%, yang tidak setuju sebanyak 18
orang atau 19%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 14 orang atau 14%.
14%
16%
51%
19%sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
35
Jadi, respon masyarakat pada saat menyaksikan kampanye yang
dilaksanakan calon Bupati dan Wakilnya positif, mereka tertarik untuk
menyaksikan kampanye tersebut.
Diagram 4.7 : Kesamaan etnis, agama dan hubungan kekerabatan dengan calon menjadi pertimbangan Anda dalam memilih calon Bupati dan
Wakil Bupati tersebut
Sumber:kuesioner 2013
Berdasarkan diagram 4.7 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, yang
menjawab sangat setuju pada pernyataan diatas sebanyak 39 orang atau 40%,
yang setuju sebanyak 41 orang atau 42%, yang tidak setuju sebanyak 10 orang
atau 11%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 orang atau 7%.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan kekerabatan masih sangat
berpengaruh bagi masyarakat dalam hal perilaku politik yang dilakukan oleh
masyarakat Gampong Ujong Baroh.
Diagram 4.8 : Apakah Anda memilih karena ajakan keluarga atau teman yang merupakan kerabat anda?
Sumber: kuesioner 2013
40%
42%
11%
7%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
7%
42%42%
9%sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
36
Berdasarkan diagram 4.8 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, sebanyak
6 orang atau 7% responden menjawab sangat setuju terhadap masyarakat yang
memilih karena ajakan keluarga dan kerabat, yang setuju sebanyak 41 orang atau
42%, yang tidak setuju sebanyak 41 orang atau 42%, dan yang sangat tidak setuju
sebanyak 9 orang atau 9%.
Jadi, dari pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang
memilih karena ajakan teman dan kerabat sama besar dengan masyarakat yang
memilih atas dasas keinginannya sendiri.
Diagram 4.9 : Kesibukan anda sehari-hari dapat mempengaruhi anda dalam mengikuti pemilukada 2012 lalu
Sumber: kuesioner 2013
Berdasarkan diagram 4.9 dapat dilihat bahwa dari 97 responden,
masyarakat yang sangat setuju terhadap pernyataan yang penulis berikan sebanyak
21 orang atau 22%, yang setuju sebanyak 42 orang atau 43%, yang tidak setuju
sebanyak 25 orang atau 26%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 9 orang atau
9%.
Jadi, masyarakat Gampong Ujong Baroh sebanyak 65% merasa kesibukan
sehari-hari mampu mempengaruhi perilaku politik masyarakat.
22%
43%
26%
9%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
37
Diagram 4.10 : Tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat mampu
mempengaruhi pilihan politik masyarakat
Sumber: kuesioner 2013
Berdasarkan diagram 4.10 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, yang
sangat setuju terhadap pernyataan diatas sebanyak 14 orang atau 14%, yang setuju
sebanyak 41 orang atau 42%, yang tidak setuju sebanyak 40 orang atau 41%, dan
yang sangat tidak setuju sebanyak 2 orang atau 3%.
Jadi, pendapatan dan pendidikan berpengaruh terhadap perilaku politik
masyarakat sebesar 56%.
4.3 Hasil Pilkada Kabupaten Aceh Barat
4.3.1 Nama-Nama Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Aceh Barat
Periode 2012-2017
Berikut nama-nama calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat periode
2012-2017.
Tabel 4.4
Nama-Nama Calon Bupati Kabupaten Aceh Barat
No. Nama Calon Bupati/Wakil Bupati No. Urut
1 H. Said Rasyidin – Nurdin S 1
2 H. Saminan – H. Babussalam Oemar 2
3 Fuadri – H.T Bustami 3
4 H. M. Ali Alfata – Tgk. H. M. Amien 4
5 Rasyidin Hasyim – Sofyan Rasyid 5
14%
42%
41%
3%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
38
6 M. Isa – H. Munir Basyir 6
7 H. M Hibban – Tarmizi Ilyas 7
8 H.T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD 8
9 Teuku Zainal TD – Said Nadir 9
10 M Nur – Zaini Dahlan 10
11 Ramli MS – Moharriadi Safari 11
12 Teuku Syahluna Polem – Tgk Harmen Nuriqmar
12
13 Adami Umar – Bustanudin 13
Sumber: KIP Aceh Barat
4.3.2 Analisis Hasil Pilkada Aceh Barat
1. Putaran I
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
Pada Kecamatan Johan Pahlawan
No.
Urut Nama Calon Bupati/Wakil Bupati
Jumlah
suara Persentase
1 H. Said Rasyidin – Nurdin S 951 1,44%
2 H. Saminan – H. Babussalam Oemar 341 0,52%
3 Fuadri – H.T Bustami 3.128 4,74%
4 H. M. Ali Alfata – Tgk. H. M. Amien 985 1,50%
5 Rasyidin Hasyim – Sofyan Rasyid 555 0,84%
6 M. Isa – H. Munir Basyir 672 1,02%
7 H. M Hibban – Tarmizi Ilyas 471 0,71%
8 H.T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD 25.631 38,86%
9 Teuku Zainal TD – Said Nadir 1.085 1,65%
10 M Nur – Zaini Dahlan 626 0,95%
11 Ramli MS – Moharriadi Safari 11.577 17,55%
12 Teuku Syahluna Polem – Tgk Harmen
Nuriqmar 8.645 13,11%
13 Adami Umar – Bustanudin 5.777 8,76%
Suara Tidak Sah 5.508 8,35%
Jumlah 65.952 100 %
Sumber: KIP Aceh Barat
39
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa, pada tingkat kecamatan
Johan Pahlawan diperoleh hasil yaitu pasangan H.T. Alaidinsyah – H. Rahmad
Fitri HD dengan no. urut 8 dengan perolehan suara sebanyak 25.631 suara atau
38,86%. Pada posisi kedua tertinggi diduduki oleh pasangan Ramli MS –
Moharriadi Safari dengan no. urut 11 dengan perolehan suara sebanyak 11.577
suara atau 17,55%. Pada posisi ketiga diduduki oleh pasangan Teuku Syahluna
Polem – Tgk. Harmen Nuriqmar dengan perolehan suara sebanyak 8.645 suara
atau 13,11%. Dengan jumlah suara tidak sah sebanyak 5.508 suara atau 8,35%.
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
Pada Gampong Ujong Baroh
No.
Urut Nama Calon Bupati/Wakil Bupati Jumlah
suara Persentase
1 H. Said Rasyidin – Nurdin S 57 2,04%
2 H. Saminan – H. Babussalam Oemar 12 0,43%
3 Fuadri – H.T Bustami 70 2,51%
4 H. M. Ali Alfata – Tgk. H. M. Amien 67 2,40%
5 Rasyidin Hasyim – Sofyan Rasyid 23 0,83%
6 M. Isa – H. Munir Basyir 31 1,11%
7 H. M Hibban – Tarmizi Ilyas 28 1,00%
8 H.T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD 1.099 39,41%
9 Teuku Zainal TD – Said Nadir 31 1,11%
10 M Nur – Zaini Dahlan 23 0,83%
11 Ramli MS – Moharriadi Safari 430 15,42%
12 Teuku Syahluna Polem – Tgk Harmen Nuriqmar
385 13,80%
13 Adami Umar – Bustanudin 297 10,65%
Suara Tidak Sah 236 8,46%
Jumlah 2.789 100 %
Sumber: KIP Aceh Barat
40
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa, pada Gampong Ujong
Baroh diperoleh hasil yaitu pasangan H.T. Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD
dengan no. urut 8 dengan perolehan suara sebanyak 1.099 suara atau 39,41%.
Pada posisi kedua tertinggi diduduki oleh pasangan Ramli MS – Moharriadi
Safari dengan no. urut 11 dengan perolehan suara sebanyak 430 suara atau
15,42%. Pada posisi ketiga diduduki oleh pasangan Teuku Syahluna Polem – Tgk.
Harmen Nuriqmar dengan perolehan suara sebanyak 385 suara atau 13,80%.
Dengan jumlah suara tidak sah sebanyak 236 suara atau 8,46%.
Sesuai dengan Peraturan Qanun Aceh No. 5 Tahun 2012 Tentang
Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati Dan Walikota/Wakil
Walikota Pasal 78 ayat 4 bahwa apabila pasangan calon Gubernur/Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota memperoleh suara
tidak ada yang mencapai 30% dari jumlah suara sah, maka akan dilakukan
pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang
kedua. Oleh karena itu diadakanlah pemilihan Bupati dan Wakil Bupati putaran
kedua untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Putaran II
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
Pada Kecamatan Johan Pahlawan
No.
Urut Nama Calon Bupati/Wakil Bupati
Jumlah
suara Persentase
8 H.T. Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD 40.695 69,68%
11 Ramli MS – Moharriadi Safari 16.893 28,93%
Suara Tidak Sah 810 1,39%
Jumlah 58.398 100 %
Sumber: KIP Aceh Barat
41
Berdasarkan tabel 4.17 rekap hasil penghitungan suara pemilihan umum
Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat pada Kecamatan Johan Pahlawan putaran ke
II yaitu pada pasangan H. T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD diperoleh hasil
40.695 suara atau 69,68% sedangkan pada pasangan Ramli MS – Moharriadi
Safari diperoleh hasil 16.893 suara atau 28,93%. Dengan jumlah suara tidak sah
sebanyak 810 suara atau 1,39%.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
Pada Gampong Ujong Baroh
No.
Urut Nama Calon Bupati/Wakil Bupati
Jumlah
suara Persentase
8 H.T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD 1.636 68,08%
11 Ramli MS – Moharriadi Safari 730 30,38%
Suara Tidak Sah 37 1,54%
Jumlah 2.403 100 %
Sumber: KIP Aceh Barat
Berdasarkan tabel 4.18 rekap hasil penghitungan suara pemilihan umum
Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat pada Gampong Ujong Baroh putaran ke II
yaitu pada pasangan H. T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD diperoleh hasil
1.636 suara atau 68,08%, sedangkan pada pasangan Ramli MS – Moharriadi
Safari diperoleh hasil 730 suara atau 30,38%. Dengan jumlah suara tidak sah
sebanyak 37 suara atau 1,54%.
4.3.3 Hasil Akhir Kemenangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
Berdasarkan hasil akhir pemilukada putaran ke II yang dilangsungkan
pada tanggal 02 Juni 2012, setelah sebelumnya dilangsungkan pemilukada putaran
pertama pada tanggal 09 April 2012 yaitu, pada tingkat Kecamatan Johan
42
Pahlawan yang terdiri dari 21 Gampong/Desa dan diikuti oleh dua pasangan calon
Bupati dan Wakil Bupati, diperoleh hasil untuk pasangan H.T Alaidinsyah – H.
Rahmad Fitri HD dengan no. urut 8 dan diusung oleh 8 (delapan) partai nasional
dan 3 (tiga) partai lokal, dengan perolehan suara sebanyak 40.695 suara atau
69,68%. Sedangkan pada pasangan Ramli MS – Moharriadi Safari dengan no.
urut 11 dan diusung oleh partai PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan PRA (Partai
Rakyat Aceh) yaitu satu partai nasional dan satu partai lokal dengan perolehan
suara sebanyak 16.893 suara atau 28,93%.
Pada tingkat Gampong Ujong Baroh yang terdiri dari 5 dusun diperoleh
hasil yaitu, untuk pasangan H.T Alaidinsyah – H. Rahmad Fitri HD diperoleh
hasil sebanyak 1.636 suara atau 68,08%, sedangkan pada pasangan Ramli MS –
Moharriadi Safari sebanyak 730 suara atau 30,38%.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh
Barat periode 2012-2017 dimenangkan oleh pasangan no. urut 8 yaitu H. T
Alaidinsyah dan wakilnya H. Rahmad Fitri HD dengan jumlah suara yang
diperoleh khusus pada Gampong Ujong Baroh sebanyak 1.636 suara atau 68,08%
dan suara tidak sah sebanyak 37 suara atau 1,54%.
4.3.4 Alasan Masyarakat Dalam Menentukan Pilihan Politik Pada
Pemilukada
Berdasarkan hasil kuesioner yang penulis bagikan pada masyarakat
Gampong Ujong Baroh pada tanggal 5 Agustus s/d 12 September 2013 lalu
diperoleh beberapa alasan kuat masyarakat memilih calon Bupati dan Wakil
Bupati Aceh Barat, yaitu, adanya faktor lingkungan politik baik secara langsung
maupun tidak langsung, kepribadian individu, faktor ekonomi serta budaya yang
telah berjalan di kancah politik sekarang ini.
43
Berikut beberapa alasan tokoh masyarakat Gampong Ujong Baroh beserta
Timses:
Tabel 4.9
Alasan Tokoh Masyarakat Dalam Menentukan Pilihan Politik
No. Responden Pilihan Politik Alasan
1 Sekdes No. 8 Visi dan Misi
2 Ketua Pemuda No. 11 Kekerabatan
3 Tuha Peut No. 8 Figur dan Visi misi
4 Dosen No.8 Visi misi
5 Guru No. 8 Visi misi
6 Pedagang No. 8 Figur Calon
7 Nelayan No. 11 Visi misi
8 IRT No. 3 Figur dan visi misi Sumber : Kuesioner
Tabel 4.10
Alasan TimSes Memberi Dukungan Politik
No. Nama TimSes No. Urut
Pasangan Alasan Dukungan
1 Yulia Nanda 1 Jasa
2 Nasir 2 Figur Calon
3 Ayu Andani 3 Visi dan misi
4 Muhajir Rafli 4 Kekerabatan
5 Yusnidar 5 Kekerabatan
6 Abdul Manaf 6 Figur Calon
7 Merianti 7 Kekerabatan
8 Infazillah 8 Visi Misi
9 Zainal Abidin 9 Jasa
10 Tarmizi 10 Ajakan teman
11 Basri 11 Kekerabatan
12 Rasyidin 12 Visi dan misi
13 Martunis 13 Kekerabatan Sumber : Kuesioner
44
4.4 Pembahasan
4.4.1 Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh
Perilaku politik Politic Behaviour adalah perilaku yang dilakukan oleh
individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai msyarakat
politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak
dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik. Salah satunya adalah pada
saat memberikan hak suara mereka pada pemilu yang berlangsung di daerahnya.
Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi, sikap,
orientasi dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti pemberian suara,
protes, lobi dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan gambaran suatu
obyek tertentu, baik mengenai keterangan, informasi dari sesuatu hal, maupun
gambaran tentang obyek atau situasi politik dengan cara tertentu. Sedangkan sikap
politik adalah merupakan hubungan atau pertalian diantara keyakinan yang telah
melekat dan mendorong seseorang untuk menanggapi suatu obyek atau situasi
politik dengan cara tertentu. Sikap dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh
proses dan peristiwa historis masa lalu dan merupakan kesinambungan yang
dinamis. Peristiwa atau kejadian politik secara umum maupun yang menimpa
pada individu atau kelompok masyarakat, baik yang menyangkut sistem politik
atau ketidak stabilan politik, janji politik dari calon pemimpin atau calon wakil
rakyat yang tidak pernah ditepati dapat mempengaruhi perilaku politik
masyarakat.
Sumber perilaku politik pada dasarnya adalah budaya politik, yaitu
kesepakatan antara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan. Kesepakatan ini tidak selalu bersifat terbuka, tetapi ada
45
pula yang bersifat tertutup. Kesepakatan untuk menerima amplop setiap kali
dilakukan kampanye maupun rapat partai politik merupakan kesepakatan gelap.
Membayar "uang pelicin" kepada para petinggi politik untuk mendapatkan
dukungan partai dalam rebutan jabatan bupati, wali kota, dan gubernur merupakan
tindakan yang dianggap sah dalam budaya politik kita kini.
Ada banyak alasan yang mendorong masyarakat Gampong Ujong Baroh
untuk ikut berpartisipasi pada pemilukada lalu. Beberapa di antaranya yaitu
karena keikutsertaan dalam pemilukada adalah merupakan kewajiban/hak sebagai
Warga Negara, bila tidak ikut dalam pilkada mereka takut adanya sanksi hukum,
sebab nama mereka telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), meskipun
sebenarnya mereka tidak menganggap penting hal tersebut. Mereka juga
memaknai pemilukada merupakan salah satu cara bagi pemilih untuk tetap ikut
berpartisipasi sebagai wujud masyarakat yang patuh terhadap peraturan
pemerintah tanpa harus terbebani oleh harapan-harapan politik. Hal ini
diungkapkan oleh beberapa responden, bahwa mereka tidak memikirkan hasil
ketika hendak menggunakan hak suaranya. Artinya siapapun yang keluar jadi
pemenang dalam Pemilukada tersebut tidak menjadi pikiran bagi pemilih.
Jika dilihat dari segi sistem politik yang dipakai sekarang ini, 80%
masyarakat tidak menyetujui hal tersebut, masyarakat merasa setiap diadakanya
pemilihan kepala daerah maupun pemilihan lainnya, para calon hanya mampu
berjanji tanpa memberi bukti, sehingga masyarakat memiliki pandangan atau
persepsi masing-masing terhadap calon dan perepsi berpengaruh terhadap perilaku
politik masyarakat ke depannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
46
perilaku politik masyarakat Gampong Ujong Baroh masih dipengaruhi oleh
faktor- faktor tertentu.
Pada saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Periode 2012-
2017 lalu, masih terdapat banyak surat suara yang tidak sah. Pada tingkat
kecamatan Johan Pahlawan diperoleh sebanyak 5.508 suara dan pada tingkat
Gampong Ujong Baroh diperoleh sebanyak 236 suara yang tidak sah pada putaran
pertama. Sedangkan pada putaran kedua pada tingkat kecamatan Johan Pahlawan
diperoleh sebanyak 810 suara tidak sah dan pada tingkat Gampong Ujong Baroh
diperoleh sebanyak 37 suara tidak sah. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa masih ada sebagian dari masyarakat yang belum betul-betul memahami
bagaimana proses pencoblosan yang benar, sehingga masih terdapat surat suara
yang rusak.
4.4.2 Hal Yang Mempengaruhi Perilaku Politik Masyarakat Gampong
Ujong Baroh
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat
Gampong Ujong Baroh yaitu:
1. Lingkungan Sosial Politik Tak Langsung
Faktor lingkungan politik tak langsung mampu mempengaruhi sikap
masyarakat sebanyak 70% seperti pada sistem politik yang digunakan oleh partai
politik untuk memenangkan pemilihan kepala daerah, masyarakat memberikan
penilaian tersendiri. Selain itu dari segi ekonomi dan media massa yang
memberikan berbagai macam informasi mengenai parpol dan figur calon juga
mampu menjadi pertimbangan masyarakat ujong baroh dalam memberikan pilihan
politik.
47
2. Lingkungan Sosial politik Langsung
Lingkungan sosial politik masyarakat secara langsung memberikan
pengaruh pada sikap politik masyarakat sebanyak 55%, baik negatif maupun
positif. Pengaruh tersebut bisa datang dari keluaraga sendiri, agama, dan
kelompok-kelompok tertentu, bahkan dari pihak partai pun mampu memberikan
pengaruh besar terhadap sikap yang akan mereka tunjukkan. Seperti pada saat
calon kepala daerah melakukan kampanye atau pendekatan pada masyarakat,
calon secara langsung memberikan banyak bantuan dengan berbagai macam
bentuknya, untuk menarik simpatik masyarakat.
Dalam hal ini responden menganggap pemberian-pemberian calon selama
masa kampanye, baik berupa bantuan sosial terhadap individu atau kelompok,
rumah ibadah dan lain sebagainya, bagi responden dimaknai sebagai kebaikan,
bahkan responden menilai bahwa calon yang baik menurut mereka adalah calon
yang bukan hanya mampu berjanji, tapi juga mampu memberi.
3. Kepribadian Individu
Kepribadian individu merupakan salah satu faktor pengaruh dan diperoleh
hasil persentase sebesar 45%, karena setiap individu memiliki pemikiran yang
berbeda-beda. Ada yang sadar akan hak mereka dalam memilih merupakan
aspirasi masyarakat yang akan mampu memberikan perubahan pada daerahnya.
Namum ada juga sebagian masyarakat yang tidak peduli akan hal tersebut,
sehingga akan berdampak buruk untuk negara dan daerah mereka sendiri.
4. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan yang dimaksud disini yaitu keadaan lingkungan yang
dapat mempengaruhi ikut atau tidaknya responden dalam memberikan hak
48
suaranya, yang disebabkan karena cuaca, keadaan keluarga yang tidak dapat
ditinggalkan, kesehatan dan lain sebagainya. Faktor ini memiliki persentase
sebesar 52%.
5. Faktor Sosial Ekonomi
Masyarakat Gampong Ujong Baroh terdiri dari keluaga yang memiliki
pendapatan tinggi, sedang, dan rendah. Hal tersebut mampu memberikan
pengaruh bagi responden. Dari tingkat pendidikan salah satunya, mereka yang
berpendidikan tinggi mampu berfikir sebelum bertindak, berfikir dalam hal
mampu atau tidaknya calon memberikan perubahan kedepan, sedangkan mereka
yang berpendidikan rendah, mereka hanya langsung bertindak tanpa mampu
berfikir. Pada faktor ekonomi besaran pengaruh yang diperoleh sebesar 56%.
6. Budaya Politik
Budaya politik merupaka faktor yang paling berpengaruh yakni sebesar
80%, karena dari sistem politik yang dijalankan oleh para politikus yang selalu
akan melakukan apapun demi mewujudkan keinginannya dalam mendapatkan
kursi di pemerintahan. Sistem politik yang dijalankan pun bermacam-macam, dari
yang bersifat positif sampai yang negatif. Masyarakat pun mampu terpengaruh
dengan janji-janji dan berbagai macam pemberian calon selama kampanye yang
mampu menarik masyarakat untuk memilih calon. Dalam hal ini responden
merasa setuju-setuju saja sebab mereka tak mau ambil pusing untuk memikirkan
hal tersebut, bagi mereka budaya politik kini memang sudah tidak bisa dirubah
lagi, jadi mereka hanya pasrah dan mengikuti saja perkembangan budaya politik
tersebut.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berangkat dari konsep Afan Gaffar mengenai pola perilaku masyarakat
pemilih di Indonesia yang menjadi salah satu dasar teori dalam penelitian ini,
maka perilaku politik masyarakat Gampong Ujong Baroh dapat disimpulkan
yaitu:
1. Perilaku Politik Masyarakat Gampong Ujong Baroh
Sikap dan perilaku masyarakat dibidang politik masih dapat dilihat melalui
keikutsertaan masyarakat pada saat pemilihan serta pandangan masyarakat
terhadap calon Bupati dan Wakil Bupati. Perilaku masyarakat yang demikian
masih berdampak positif, mereka memiliki keinginan untuk lebih mngenal calon
yang akan mereka pilih nantinya pada saat hari pencoblosan, agar tidak salah pilih
nantinya. Namun adapula masyarakat yang kurang mempercayai calon Bupati dan
Wakil Bupati yang mencalonkan diri, mereka menganggap calon Bupati dan
Wakil Bupati yang akan terpilih tidak akan sesuai dengan keinginan mereka.
Masyarakat hanya dijadikan alat untuk mendapatkan jabatan yang mereka
inginkan. Seperti yang telah terjadi pada tahun-tahun yang lalu.
Pada saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2012-2017,
masyarakat masih mempertimbangkan hal-hal yang menurut mereka sangat
penting untuk diperhatikan seperti visi dan misi dan figur calon Bupati dan Wakil
Bupati Aceh Barat serta sistem politik yang dipakai. Berdasarkan hasil penelitian
yang penulis lakukan, diketahui sebanyak 60% perilaku politik masyarakat masih
dipengaruhi oleh faktor- faktor lain.
50
2. Hal-hal Yang Mempengaruhi Perilaku Politik Masyarakat
Adapula faktor penting yang menentukan perilaku politik masyarakat
dalam menentukan pilihan politik adalah kesan pribadi pemilih terhadap calon,
visi dan misi calon Bupati dan Wakil Bupati, hubungan kekerabatan dengan
calon, faktor lingkungan politik baik secara langsung maupun tidak langsung,
ekonomi dan budaya politik.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dilapangan usaha yang dilakukan KPPS dan pihak
Desa dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah cukup sukses tetapi tidak
100%. Hal ini diketahui dari beberapa persen masyarakat yang masih belum
paham tentang hai ini,mereka seolah-olah tidak mau tahu bahwa Pemilihan
Kepala Daerah itu sangat penting untuk memajukan daerahnya, sehingga mereka
beranggapan Pemilihan Kepala Daerah itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja,
maka dari itu penulis mengajukan saran :
1. Pihak Desa
Pihak Desa diharapkan dapat memberikan suasana yang kondusif bagi
masyarakat hingga masyarakat dapat dengan bebas menentukan pilihannya sesuai
dengan hati nurani.
2. Pihak Masyarakat
Alangkah baiknya sebagai warga negara yang baik senantiasa ikut
sertaberpartisipasi dengan niat yang baik demi mewujudkan negara yang
demokrasi dalam pemilihan Kepala Daerah bahkan Pemilihan Presiden dan
pemilihan yang lainnya.
51
3. Para Elit Politik
Hendaknya dalam mengikuti pemilihan pada pemilukada lebih bersikap
sportif dalam bersaing, dan diikuti pula dengan niat yang baik. Bukan hanya untuk
mendapatkan jabatan saja yang dapat memberikan keuntungan bagi p ihak-pihak
tertentu, namun diharapkan lebih kepada tujuan untuk memajukan daerah yang
akan dipimpinnya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , PT Rieneka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2007. Manajemen Penelitian, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada media Group. Jakarta.
Gaffar, Afan, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta,
Cetakan V, PustakaPelajar, 2005.
Hidayat, 2002. Penelitian dan Penilaian kepemimpinan Kepala Daerah
Kabupaten Suka bumi, Thesis UGM, 2001. Yogyakarta. Kriyantono, Rachmat, 2007. Public Relations Writing Media Public Relation
Membangun Citra Korporate, Kencana Prenada Media Groub, Jakarta.
Kushartono, Toto, 2006, Perilaku Pemilih di Kabupaten Suka bumi (Studi Kasus
Perilaku Pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Suka bumi secara Langsung Tahun 2005 di Kecamatan pelabuhan ratu, citsaat dan
jampang kulon Kabupaten Suka bumi, Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia (konsolidasi demokrasi pasca-orde baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Nadir, Ahmad. 2005. Pilkada Langsung dan masa depan Demokrasi, Averroes
press, Malang
Nazir, Moh. 2003. MetodePenelitian. Ghalia Indonesia, jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Putra, Fadillah, 2003, Perkembangan Politik Indonesia, Bina Cipta, Bandung.
Riduwan, 2010, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung.
Soedjatmoko, 2001. Realita culture sejak zaman kolonial sampai saat ini, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Soehartono, Irawan. 2008. Metode penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Supartono, 2001. Model-model kebudayaan, Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik,Jakarta: Grasindo, 2010
Sugiyono, Arif, 2005, Faktor yang Mempengaruhi Pemilih dalam pemilihan
kepala daerah langsung: perspektif Political Marketing, Majalah Usahawan, No.5, Th.XXXIV, Mei 2005, Jakarta
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung
Thoha, Miftah, 2007, Birokrasi dan Politik di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Upe, Ambo. 2008. Sosiologi politik kontemporer, Prestasi Pustaka karya, Jakarta
Sumber-sumber lain :
Arsip KPU Bupati/wakil bupati Tahun 2012 Ujong Baroh, Aceh Barat
Amandemen Undang-Undang Pemerintahan Daerah 2008, Sinar Grafika, Jakarta.
Rekapitulasi Hasil Pilkada Aceh Barat 2012-2017