Upload
rahajengintanpawestri
View
20
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jaringan periodontal
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan Periodontal
A. Pengertian Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari
beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi
atau penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris,
cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein, 2005). Pada saat terjadi suatu kelainan pada
jaringan periodontal, biasanya diawali dengan bakteri yang berkolonisasi pada
permukaan gigi dan sulkus gingiva, respon tubuh dipercaya berperan penting dalam
proses pengrusakan jaringan ikat dan tulang. Patogenesis penyakit periodontal
merupakan suatu proses inflamasi yang melibatkan respon imun alami dan imun adaptif.
Sistem imun alami adalah suatu mekanisme yang paling awal memberikan
perlindungan segera untuk melawan infeksi atau inflamasi. Sistem imun alami beraksi
melalui perekrutan sel-sel imun, pengaktifan sistem komplemen, identifikasi dan
penyingkiran zat-zat asing, dan pengaktifan sistem imun adaptif. Sel-sel fagosit, seperti
polimorfonuklear neutrofil, monosit, dan makrofag yang merupakan sel-sel imun alami,
memicu pelepasan mediator-mediator kimia seperti sitokin (tumor necrosis factor [TNF]
dan Interleukin [IL]), yang mengaktifkan berbagai sistem seperti sistem komplemen dan
respon fase akut.
Penyakit periodontal adalahpenyakitkronis yang disebabkan oleh bakteri. Interaksi
antara bakteri dan respon imun host dapat menyebabkan destruksinya jaringan
periodonsium. Bila terjadi serangan bakteri, tubuh akan meresponnya dengan reaksi
inflamasi sebagai mekanisme pertahanan awal (respon imun alami). Pada saat terjadinya
inflamasi, sejumlah sel host dan mediator pro-inflamatori akan berkumpul pada sisi yang
terinfeksi. Sel-sel host tersebut meliputi sel mast, netrofil (PMN), makrofag, sel NK, sel
plasma, dan limfosit. Sel-sel host ini kemudian mensekresi sejumlah mediator pro-
inflamatori yaitu sitokin untuk membantu melawan serangan bakteri dalam proses
inflamasi. Sitokin merupakan molekul biologik aktif sebagai mediator inflamatori yang
berperan sebagai pembawa sinyal antar sel-sel. Apabila sitokin dihasilkan dalam jumlah
yang cukup terhadap stimulus imun, sitokin berfungsi sebagai imunprotektif, dan
sebaliknya apabila sitokin dihasilkan melebihi kebutuhan (hipersensitivitas), maka
sitokin akan bertindak sebagai non-imun protektif. Dalam hal ini, sitokin akan
mempengaruhi sejumlah faktor yang terlibat dalam destruksi jaringan periodonsium.
Sitokin-sitokin pro-inflamatori seperti IL-1, 1L-6, TNF-α, dan IFN-γ merupakan
sitokin yang paling banyak terlibat pada penyakit periodontal. IL-1, 1L-6, dan TNF-α
saling berhubungan satu sama lain. Kaitan ketiga sitokin tersebut disebabkan karena
masing-masing dapat saling menginduksi pelepasannya. Misalnya Universitas Sumatera
Utara IL-1 atau TNF-α dapat menginduksi pelepasan IL-6, TNF-α menginduksi
pelepasan IL-1 dan IL-6 menginduksi IL-1. Walaupun TNF-α dalam beberapa aktivitas
biologik mirip IL-1, namun ada beberapa perbedaan dalam pengaturan mekanisme imun.
TNF-α mempunyai aktivitas stimulasimultipelterhadaplimfosit T yang teraktivasi,
misalnyaresponproliferatifterhadap antigen, daninduksiproduksi IFN-γ.Apabilasel-
selhost dansejumlah mediator tersebut tidak mampu melawan serangan bakteri, maka
respon imun adaptif akan teraktivasi. Dalam hal ini, makrofag sebagai sel penyaji antigen
(APC) akanmemproses antigen yang akan disajikan sebagai suatu molekul pada
permukaan sel bersama dengan protein MHC sehingga limfosit T akan teraktivasi dan
IFN-γ dihasilkan selama adanya antigen spesifiksel-sel T tersebut.
Pada keadaan yang tidak terkendali (reaksi hipersensitivitas), proses inflamasi
yang dikatakan sebagai mekanisme pertahanan tubuh, bahkan dapat berbalik menjadi
sesuatu yang merugikan tubuh. Apabila proses inflamasi ini terus berlanjut dan kadar
keempat sel sitokin (IL-1, 1L-6, TNF-α, dan IFN-γ) meningkat pada jaringan
periodonsium, maka keempat sel-sel sitokin ini akan menstimulasi RANKL dan M-CSF
dan menunjukkan adanya peningkatan proses inflamasi dan destruksi jaringan
periodonsium.