25
TUGAS 1 DISUSUN OLEH: REIKARDI ILMAR D22108261 TEKNIK INDUSTRI

Perkembangan Industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan Industri

TUGAS 1

DISUSUN OLEH:REIKARDI ILMAR

D22108261TEKNIK INDUSTRI

Page 2: Perkembangan Industri

“Industrial engineering is concerned with the design, improvement and instalation of integrated system of people, information, equipment, and energy. It draws upon specialized knowledge and skills in the mathematical, phisical and social sciences, togethe with the principles and methods of analisis and design to specify predict and evaluate the results to be obtained from such system”

(Institute of Industrial Enginereeng - IIE)

1. LATAR BELAKANG HISTORIS

Teknik Industri --istilah ini diterjemahkan dari kata " indusrial engineering " ---sebagai suatu disiplin ilmu keteknikan teknologi yang tergolong baru dibandingkan dengan disiplin ilmu keteknikan yang lain (teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, dan sebagainya ); lahir dan memiliki akar yang kuat dari proses Revolusi Industri yang berlangsung hampir dua abad yang lalu. Disiplin ini pada awalnya dikembangkan oleh beberapa individu (Tylor, Gilbreth, dll) yang berusaha untuk mencari metoda-metoda untuk meningkatka produktivitas kerja melalui stusi kerja yang lebih efektif-efisien dengan mengkaji interaksi kerja mannusia-mesin sebagai suatu sistem yang integral.

Sekitar satu abad yang lalu, Frederick Winslow Taylor (1856-1915 --- seorang insunyur mesin yang masih muda waktu itu ---mengembangkan teori " scientific management "-nya yang menghasilkan pradigma baru yang beranjak dari ekonomi agraris bergerak menuju ekonomi produksi (industri). Apa yang dikembangkan oleh Taylor dengan prinsip-prinsip "scientific management" yang diterapkan melalui studi-studi perancangan kerja (work study/design) tidaklah jauh berbeda dengan apa-apa yang dikerjakan oleh para sarjana teknik industri sekarang ini. Kalau bisa disimpulkan , fokus dari fungsi dan peran disiplin teknik industri akan berkisar pada 2 ( dua ) tema pokok yaitu "interfaces" dari manusia dan mesin dalam sebuah sistem kerja dan analisa sistem produksi (industri) untuk memperbaiki serta meningkatkan performans kerja yang ada. Kedua tema studi ini yang memberikan motifasi utama bagi Taylor untuk melakukan riset-riset di industri (Midvale & Bethlehem Steel Company) saat itu.

Apa yang dilakukan oleh Taylor dengan studi kerja-nya telah membuka lapangan baru dalam disiplin ilmu keteknikan (engineering) yang ternyata tidak harus selalu terlibat dalam masalah-masalah pengembangan teknologi produksi perangkat keras (perancangan produk, rancangan mesin /peralatan kerja, dsb); akan tetapi juga ikut bertanggung-jawab dalam masalah-masalah pengembangan teknologi produksi perangkat lunaknya (metode kerja/produksi, organisasi dan manajemen produksi,dsb) Penelitian kerja yang telah

Page 3: Perkembangan Industri

dilaksanakan oleh Taylor di pebrik baja Midvale Bethlehem telah menghasilkan banyak kemaslahatan dan membawa perubahan-perubahan dalam upaya meningkatkan produktivits melalui "sumber daya pasif", maka Taylor telah mengawali eksperimen-eksperimen untuk meningkatkan produktivitas melalui "sumber daya aktif" (manusia pekerja).

Tiga puluh tahun kemudian terjadi suatu "penyempurnaan" terhadap konsep manajemen ilmiah yang telah dikembangkan oleh Taylor. Dalam hal ini kita jumpai apa-apa yang telah dilakukan oleh pasangan suami-istri Frank & Lilian Gilberth --- seorang yang berlantar belakang teknik sipil dan psikolog --- yang mencoba lebih "memanusiawikan" prinsip-prinsip manajemen ilmiah-nya Taylor yang pendekatannya cenderung masih serba mekanistik (memperlakukan manusia seperti halnya manusia yang bisa di program secara linierdeterministik). Seperti halnya dengan Taylor, setudi yang dilakukan oleh Gilbreths tetap terfokus pada komponen manusia dalam siste kerja (sistem manusia mesin). Sinergi yang terjadi antara pasangan suami yang insinyur dan istri yang ahli prilaku manusia (psikolog) ini teraasa memberikan agin segar dan wawasan baru terhadap konsep/prinsip manajemen ilmiah yang telah dikembangkan oleh Taylor. Disini prilaku (behavior), maupun pada saat berinteraksi dengan lingkungan kerja fisik (kondisi ergonomis), maupun pada saat berinteraksi dengan sesama manusia yang lain (human relation) akan memberi pengaruh yang singnifikasi didalam segala upaya meningkatkan produktifitas kerja.

2. ARAH PERKEMBANGAN

Dalam sejarah disiplin teknik industri, setudi telaah kerja yang dilakuakn oleh Taylor dan Gilbreths sebaik titik awal muncul, tumbuh dan berkembangnya disiplin tersebut yang kemudian mampu memperkaya kazanah ilmu keteknikan yang ada. Disamping kedua tokoh ini, arah dan pertumbuhan disiplin teknik industri yang diwarnai oleh hasil kerja pionir-pionir lainnya seperti Henry Gantt (Bar/Gantt Charts), Harington Hemorson.

Meskipun historis perkembangan disiplin teknik industri berangkat dari disiplin teknik mesin (mechanical engineering dan terutama sekali sangat berhubungan erat dengan sistem manufaktur yang proses transformasi-produksinya terjadi secara fisik; disiplin teknik industri telah berkembang luas dalam dua dekade terahir ini. Sesuai dengan "nature" industri yang pendefinisiannya sangat luas; yaitu mulai dari industri yang menghasilkan produk-barang fisik (manufaktur) atau jasa (service), sampai ke industri hulu/dasar yang banyak berhadapan dengan persoalan-persoalan teknis atau industri hilir yang lebih menonjolkan aspek-aspek ekonomis

Page 4: Perkembangan Industri

pemasarannya.Demikian juga problem yang harus dikaji oleh disiplin teknik industri yang awal mulanya lebih terkonsentrasi ke lantai produksi (mikro) terus melebar luas mengarah ke problem manajemen industri (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengndalian sistem produksi ) yang harus pula mempertimbangkan faktor sistem lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini disiplin teknik industri mengkedepankan konsep sistem, analisis sistem dan pendekatan sistem dalam setiap proses pangambilan keputusan. Disiplin teknik industri melihat segala permasalahan industri dengan tinjauan dari aspek-aspek teknis (engineering) maupun non teknis ( sosial-ekonomis). Wawasan "tekno-sosio-ekonomis" akan mewarnai penyusunan kurikulum pendidikan teknik industri dan merupakan karakteristik yang khas dan membedakan disiplin ini dibandingkan dengan disiplin-disiplin lainnya.

Sebegitu luasnya ruang lingkup yang bisa dimasuki untuk mengaplikasikan keilmuan teknik industri, bagaimanapun juga hal ini dapat dikelompokkan kedalam 3 ( tiga) topik pokok yang menjadi landasan utama pengembangan disiplin teknik industri. Pertama adalah berkaitan erat dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut dinamika aliran material yang terjadi di lantai produksi. Studi disini akan menekankan pada prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses transformasi / nilai tambah dan aliran material yang terjadi pada sistem produksi yang terus berkelanjutan sampai meningkat ke persoalan aliran distribusi dari produk akhir ( finished goods output ) yang keluar dari pabrik menuju konsumen. Topik kedua adalah berkaitan dengan dinamika aliran informasi. Persoalan pokok yang dipelajari dalam hal ini akan berkaitan dengan aliran informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut persoalan-persoalan manajemen industri. Pendekatan kedua ini dalam disiplin teknik industri akan memerlukan landasan yang kuat melalui penguasaan matematika, fisik dan engineering sciences. Selanjutnya topik ketiga cenderung untuk bergerak ke arah persoalan-persoalan yang bersifat makro dan strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak ada lagi bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lini produksi (sistem produksi) ataupun manajemen produksi / industri; melainkan sudah beranjak ke persoalan diluar dinding-dinding pabrik. Hal yang terahir inilah yang cenderung membawa disiplin teknik industri untuk terus menjauhi persoalan-persoalan teknis (eksak, fisik-kuantitatif) yang umum dijumpai di lini sistem produksi dan bergelut dalam persoalan non-teknis yang serba abstraktif-kualitatif.

3. PERAN PROFESI TEKNIK INDUSTRI DI MASA DEPAN

Begitu Luasnya ruang lingkup yang bisa dirambah untuk mengaplikasikan keilmuan teknik industri --- walaupun begitu yang masih patut

Page 5: Perkembangan Industri

diingat kesemuanya harus tetap berlandaskan ilmu-ilmu fisika, matematika dan sosial-ekonomis --- membawa persoalan sendiri bagi profesiona teknik industri (industrial engineer ) pada saat mereka harus menjelaskan secara tepat " what should we do and where should we work?". Pertanyaan ini sebetulnya tidak mudah di jawab secara singkat, jelas dan memuaskan mereka yang masih awam dengan keilmuan teknik industri. Kenyataan yang sering dihadapi adalah bahwa seorang yang berlatar-belakang keilmuan teknik industri sering berada dan bekerja dimana-mana mulai dari lini operasional sampai ke lini manajerial. Seorang profesional teknik industri seringkali membanggakan kemampuan dirinya dalam hal merancang dan mengembangkan konsep-konsep yang berwawasan sistem dengan pendekatan yang bersifat komperhensif-integral. Pola pikir dan pola tindak yang berwawasan sistem inilah yang mungkin menjadi "strong basic" dari seorang profesional teknik industri dimasapun dia berada atau bekerja.

Beberapa indifidu yang sukses didalam meningkatkan kinerja perusahaan merasakan betul bagaimana disiplin teknik industri telah mampu menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya. Herm Reininga --- adalah President dari Collins Avionices and Comunications Division (CACD),--- USA --- adalah salah satu contoh manager yang sukses membawa seluruh aktifitas manufactuing CACD selama lebih dari satu dekade, karena latar belakang profesi teknik industri yang dimilikinya. Pada saat ditanyakan kiat kunci sukses yang diraihnya, Reininga menyatakan ".... The industrial engineering dagree gave me a system that the other didn't have. It gave me the ability to statistically analzed products and processes" (Boggs,1997). Hal yang senada dengan Reininga juga dinyatakan oleh susan Story --- Vice President dari Albama Power Co. --- seorang yang berlatar belakang pendidikan formalnya sebagai nuclear engineer, tetapi merasakan bahwa sukses karier yang dicapainya lebih banyak ditunjang oleh keikutsertaanya didalam mengikuti "IE training " pada berbagai kesempatan yang dimilikinya. Pada saat menceritakan kiat-kiat suksesnya , Story menyatakan antara lain " ... a background in industrial engieenering gives you a creadibility you can't get otherwise. Industrial engineering combines the technical skill with the people skill and some business-type skills that proven to be important in project management and people management ...."(Boggs, 1996)

Kiat-kiat meriah sukses didalam merintis karier seseorang karena ilmu-ilmu TI yang dikuasai, tentunya masih banyak lagi yang bisa diperoleh dari berbagai kisah meraih sukses seseorang. Hal tersebut tidak hanya dijumpai di LN, melainkan bisa juga bisa dipetik dari apa yang pernah dinyatakan oleh seorang Cacuk Sudariyanto --- yang berlatar belakang pendidikan formalnya sebagai insinyur pertambangan ITB --- pada saat mendongkrak kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia bergerak ke arah bisnis global. Dalam pernyataanya

Page 6: Perkembangan Industri

didepan peserta kongres dan seminar ITSMI sekitara awal tahun 1990-an dan berbagai kesempatan lainnya, Cacuk menyatakan "kekagumannya" dengan ilmu-ilmu TI yang ternyata cukup efektif dalam memecahkan permasalahan manajemen industri. Begitu pula bagaimana seorang Kuntoro Mangkusubroto dengan latar belakang permasalahan yang kuat bidang operation research dan manajemen industri lainnya mampu melepaskan PT. Timah yang nyaris ambruk sampai menjadi sebuah perusahaan yang sehat. Meskipun pada saat itu orang belum mengenal konsep mengenai "reegineering" , akan tetapi apa yang telah dilakukan oleh kedua sarjana teknik tersebut betul-betul memberikan konstribusi nyata akan peranan disiplin dan profesi teknik indusri didalam "revitalisasi" kinerka perusahaan.

Tantangan global yang membawa dampak kearah suasana persaingan yang lebih keras, tentu saja akan memberikan nuansa perubahan san pradigma baru yang harus mampu diantisipasi oleh seorang manajer perusahaan mulai dari lini produksi/operasional sampai ke lini penentu kebijaksanaan dan pengambil keputusan strategis. Menghadapi situasi semacam ini tentu saja diperlukan seorang majer industri yang memiliki bekal kuat yang tidak saja menguasai kemampuan-kemampuan teknis operasional (enginereering design/processes) ; tetapi juga harus menguasai dengan baik kemampuan mengenai persoalan manusia (human skill), selain juga kemampuan didalam memformulasikan da melahirkan konsep-konsep baru yang secara efektif-efisien bisa memberikan terobosan dalam memecahkan permasalahan industri yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.

Page 7: Perkembangan Industri

Frederick Winslow Taylor

Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun) adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah" dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.

Peninggalan

Peninggalan Taylor yang paling terkenal dalam ilmu manajemen adalah ide tentang penggunaan metode ilmiah dalam manajemen. Ide ini muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:

1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.

Page 8: Perkembangan Industri

2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.

3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.

4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.

Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.(http://id.wikipedia.org/wiki/Frederick_Winslow_Taylor)

Frank Bunker Gilbreth & Lillian Moller Gilbreth

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.

Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga

Page 9: Perkembangan Industri

gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.(http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen)

Frank Bunker Gilbreth

Lahir7 Juli 1868

Fairfield, Maine, Amerika Serikat

Meninggal14 Juni 1924 (umur 56)

Montclair, New Jersey, Amerika

Serikat

Pekerjaan Ilmuwan

Pasangan hidup

Lillian Moller Gilbreth

AnakAnne, Mary, Ernestine, Martha, Frank

Jr., Bill, Lill, Fred, Dan, Jack, Bob, dan

Jane

Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868-14 Juni 1924) adalah penganjur manajemen ilmiah dan perintis studi gerak dan waktu. Ia juga terkenal sebagai bapak dan tokoh sentral dalam novel Cheaper by the Dozen.

Pendidikan Gilbreth hanya sampai sekolah menengah atas. Setelah bekerja sebagai pekerja bangunan, ia menjadi kontraktor bangunan, dan berlanjut menjadi ahli manajemen. Gilbreth kadang-kadang diundang sebagai dosen di Universitas Purdue yang banyak menerbitkan karya ilmiah yang ditulisnya. Istrinya bernama Lillian Moller Gilbreth yang dinikahinya tahun 1904. Pasangan suami istri ini memiliki 12 orang anak, tapi seorang meninggal dunia ketika masih kanak-kanak. Kedua belas putra-putri mereka adalah Anne, Mary (wafat tahun 1912), Ernestine, Martha, Frank Jr., William, Lillian, Fred, Daniel, John, Robert, dan Jane. Gilbreth meninggal mendadak akibat gagal jantung pada usia 55 tahun. Istrinya, Lillian sangat panjang umur, dan hidup hingga usia 93 tahun.

Gilbreth menemukan bidang penelitian yang disukainya ketika masih bekerja sebagai kontraktor bangunan. Pada waktu itu, ia mencari cara tercepat

Page 10: Perkembangan Industri

dan termudah untuk mendirikan tembok dari batu bata. Bersama ilmuwan yang kemudian menjadi pasangan hidupnya, Lillian Moller Gilbreth, ia meneliti kebiasaan kerja pegawai tingkat klerikal dan manufaktur dalam usaha mencari cara meningkatkan hasil kerja dan membuat pekerjaan mereka menjadi mudah. Bersama istrinya, ia mendirikan firma konsultasi manajemen bernama Gilbreth, Inc.

Menurut Claude George (1968), Gilbreth mengurangi semua gerakan tangan menjadi sejumlah 17 gerakan dasar, termasuk memegang, membawa, dan memegang untuk memakai. Nama ke-17 gerakan dasar tersebut adalah therblig yang diambil dari namanya sendiri ("Gilbreth") yang dieja terbalik. Dalam penelitiannya, ia menggunakan kamera film untuk menghitung waktu tersingkat dalam melakukan sebuah gerakan.

Claude George menulis bahwa Frank dan Lillian Gilbreth adalah ilmuwan yang mengajarkan manajer agar mempertanyakan semua aspek di tempat kerja, dan secara terus menerus menerapkan metode yang lebih baik. Penekanan Frank dan Lillian Gilbreth adalah pada satu cara terbaik ("one best way"). Metode therblig menjadi cikal bakal perbaikan mutu kontinyu (CQI), dan penelitian di abad ke-20 mengungkap gerakan berulang-ulang sebagai penyebab cedera gerakan repetitif.

Gilbreth adalah orang pertama yang mengusulkan perawat kamar bedah bertugas menyodorkan peralatan bedah kepada dokter bedah seperti halnya seorang "kedi" (istilah yang digunakan Gilbreth). Gilbreth juga merancang teknik standar yang digunakan angkatan bersenjata di seluruh dunia dalam mengajarkan cara membongkar pasang senjata dengan cepat, termasuk dalam keadaan mata tertutup dan ruangan gelap total. Sebagian orang menganggap inovasi yang dilakukan Gilbreth telah menyelamatkan jutaan jiwa.

Walaupun penelitian Gilbreth sering dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan Frederick Winslow Taylor, di antara keduanya terdapat perbedaan filosofi yang mendasar. Taylorism identik dengan penggunaan stopwatch, dan Taylorisme pada prinsipnya berhubungan dengan pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses. Di lain pihak, fokus penelitian Frank dan Lillian Gilbreth adalah proses yang lebih efisien dengan mengurangi gerakan yang dibutuhkan. Dibandingkan dengan Taylorisme yang mengutamakan keuntungan, prinsip Gilbreth lebih mengutamakan kesejahteraan pekerja. Perbedaan mencolok di antara Taylorisme dan prinsip Gilbreth menyebabkan perbedaan pendapat di antara pengikut Gilbreth dan Taylor.

Page 11: Perkembangan Industri

Frank dan Lillian Gilbreth sering menggunakan keluarga besarnya sebagai hewan percobaan. Kisah ini diangkat dalam novel Cheaper by the Dozen yang ditulis anaknya yang bernama Frank Jr. dan Ernestine Gilbreth Carey. Buku Cheaper by the Dozen mengilhami dua film berjudul sama. Salah satunya adalah film tahun 1950 yang dibintangi Clifton Webb dan Myrna Loy. Pada tahun 2003, film berjudul sama dibintangi Steve Martin dan Bonnie Hunt. Walaupun sama-sama mengisahkan keluarga beranak dua belas, cerita dalam film yang dibintangi Steve Martin tidak berhubungan dengan cerita dalam novel. Kisah lanjutan berjudul Belles on Their Toes diterbitkan tahun 1950. Isinya mengisahkan perjalanan hidup keluarga Gilbreth setelah Frank Gilbreth meninggal dunia pada tahun 1924. Frank Jr kembali menulis novel lanjutannya, Time Out For Happiness yang terbit tahun 1971, dan sekarang sudah habis dan tidak dicetak lagi.

Lillian Moller Gilbreth

Lillian Moller Gilbreth, foto tahun 1921

LahirLillian Evelyn Moller

24 Mei 1878

Oakland, California, Amerika Serikat

Meninggal2 Januari 1972 (umur 93)

Phoenix, Arizona, Amerika Serikat

Pekerjaan Ilmuwan

Gelar BA, MA, PhD

Pasangan Frank Bunker Gilbreth

Page 12: Perkembangan Industri

hidup

AnakAnne, Mary, Ernestine, Martha, Frank Jr., Bill,

Lill, Fred, Dan, Jack, Bob, dan Jane

Lillian Moller Gilbreth, BA, MA, PhD (24 Mei 1878–2 Januari 1972) adalah salah seorang wanita ilmuwan Amerika Serikat yang pertama kali menyandang gelar doktor (Ph.D).

Sebagian orang berpendapat bahwa Gilbreth adalah ahli psikologi organisasi dan industri yang pertama. Bersama suami bernama Frank Bunker Gilbreth, ia adalah perintis bidang teknik industri. Pasangan suami istri Frank dan Lillian Gilbreth memiliki banyak anak sehingga mereka tertarik dalam studi waktu dan gerak. Kesibukan pasangan ini yang beranak dua belas digambarkan dalam novel Cheaper by the Dozen dan Belles on Their Toes.

Sebagai penghormatan baginya, Dinas Pos Amerika Serikat mengeluarkan prangko bergambar Lillian Gilbreth pada tahun 1984.[1] Gilbreth dianggap sebagai "Ratu Bidang Teknik yang Pertama", dan menjadi wanita pertama yang dipilih sebagai anggota Akademi Teknik Nasional Amerika Serikat. Gilbreth bekerja sebagai staf pengajar di Universitas Purdue, Akademi Teknik Newark dan Universitas Wisconsin-Madison.

Selain itu, Gilbreth juga bekerja sebagai penasihat lima orang presiden, mulai dari Presiden Hoover, Roosevelt, Eisenhower, Kennedy, hingga Johnson. Di antara topik yang dikuasainya terdapat masalah pertahanan sipil, produksi di masa perang, dan rehabilitasi orang cacat. Pasangan suami istri Gilbreth mendirikan firma konsultasi manajemen bernama Gilbreth, Inc. yang mengkhususkan diri pada studi waktu dan gerak.

Peninggalan Lillian dan Frank Gilbert mendapat tempat khusus dalam ruang pamer Museum Nasional Sejarah Amerika yang dikelola Lembaga Smithsonian. Selain itu, potretnya juga dipajang di Galeri Potret Nasional.

Henry Gantt

Page 13: Perkembangan Industri

Lahir 1861Meninggal November 23, 1919Kewarganegaraan Amerika SerikatBidang Manajemen ilmiahDikenal atas Bagan Gantt

Henry Laurence Gantt, AB, ME (1861 - 23 November 1919) adalah seorang insinyur mekanik Amerika dan konsultan manajemen yang paling terkenal untuk mengembangkan Gantt chart pada 1910-an.

Grafik ini Gantt dipekerjakan pada proyek-proyek infrastruktur utama termasuk Hoover Dam dan sistem Interstate jalan raya dan terus menjadi alat penting dalam manajemen proyek.

Biografi

Gantt lahir di Calvert County, Maryland. Dia lulus dari Sekolah McDonogh pada 1878 dan kemudian pergi ke Stevens Institute of Technology di New Jersey. Ia kemudian bekerja sebagai guru dan juru gambar sebelum menjadi insinyur mesin. Pada tahun 1887, ia bergabung dengan Frederick W. Taylor dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah untuk pekerjaan mereka di Midvale Steel dan Bethlehem Steel-bekerja di sana dengan Taylor sampai 1893. Dalam karir di kemudian hari sebagai konsultan manajemen-menyusul penemuan grafik Gantt-ia juga merancang 'tugas dan bonus' sistem pembayaran upah dan metode pengukuran efisiensi dan produktivitas pekerja tambahan. Henry Gantt terdaftar di bawah Stevens Alumni Institut Teknologi. American Society of Mechanical Engineers (ASME) merupakan penghargaan medali tahunan untuk menghormati Henry Laurence Gantt. [2]

Page 14: Perkembangan Industri

Pekerjaan

warisan Henry Gantt untuk manajemen produksi adalah sebagai berikut:

Bagan Gantt: Masih diterima sebagai alat manajemen yang penting hari ini, ia menyediakan jadwal grafis untuk perencanaan dan pengendalian kerja, dan merekam kemajuan menuju tahapan proyek. grafik ini memiliki variasi modern, Program Evaluasi dan Review Teknik (PERT).

Efisiensi Industri: Industri efisiensi hanya dapat dihasilkan oleh aplikasi analisis ilmiah untuk semua aspek pekerjaan dalam penyelesaian. Peran manajemen industri adalah untuk memperbaiki sistem dengan menghilangkan kesempatan dan kecelakaan.

Tugas Dan Sistem Bonus: Dia menghubungkan bonus yang dibayarkan kepada manajer untuk seberapa baik mereka ajarkan karyawan mereka untuk meningkatkan kinerja.

Tanggung jawab sosial perusahaan: Dia percaya bahwa bisnis memiliki kewajiban untuk kesejahteraan masyarakat di mana mereka beroperasi.

Grafik Gantt

Gantt menciptakan berbagai jenis grafik Dia merancang grafik-nya sehingga mandor atau supervisor lain cepat bisa tahu apakah produksi sesuai jadwal, lebih awal dari jadwal, atau di belakang jadwal.. Modern perangkat lunak manajemen proyek meliputi fungsi kritis bahkan sekarang.

Gantt (1903) menjelaskan dua jenis saldo: Catatan orang "itu", yang menunjukkan apa setiap pekerja harus dilakukan dan

tidak dilakukan, dan Saldo "setiap hari kerja", yang menunjukkan jumlah pekerjaan yang harus

dilakukan dan jumlah yang dilakukan.

Gantt memberi contoh dengan perintah yang membutuhkan beberapa hari untuk menyelesaikan. Saldo harian telah baris untuk setiap hari dan kolom untuk setiap bagian atau setiap operasi. Di bagian atas setiap kolom adalah jumlah yang dibutuhkan. Jumlah dimasukkan dalam sel yang sesuai adalah jumlah bagian dilakukan setiap hari dan total kumulatif untuk bagian itu. Berat garis horizontal menunjukkan tanggal awal dan tanggal pesanan harus dilakukan. Menurut Gantt, saldo harian grafis adalah "sebuah metode penjadwalan dan merekam bekerja". Dalam artikel ini 1903, Gantt juga menjelaskan penggunaan:

"Kartu produksi" untuk menugaskan bekerja untuk operator masing-masing dan merekam berapa banyak dilakukan setiap hari.

Pada 1916 bukunya "Kerja, Upah, dan Laba" Gantt secara eksplisit membahas penjadwalan, terutama di lingkungan job shop. Dia mengusulkan memberi kepada mandor setiap hari perintah "kerja" yang merupakan daftar memerintahkan pekerjaan

Page 15: Perkembangan Industri

harus dilakukan hari itu. Selain itu, ia membahas kebutuhan untuk mengkoordinasikan kegiatan untuk menghindari "gangguan". Namun, ia juga mengingatkan bahwa jadwal yang paling elegan yang diciptakan oleh perencanaan kantor tidak ada gunanya jika diabaikan, suatu situasi yang diamati. Pada tahun 1919 bukunya "Penyelenggara Kerja" [6] Gantt memberikan dua prinsip untuk grafik-nya:

Satu, mengukur aktivitas dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan mereka;

Dua, ruang pada tabel dapat digunakan untuk mewakili jumlah kegiatan yang seharusnya dilakukan pada waktu itu.

Gantt menunjukkan grafik kemajuan yang menunjukkan bulan untuk setiap tahun, menggunakan garis horizontal tipis, jumlah item yang dihasilkan selama bulan tersebut. Selain itu, garis horizontal tebal menunjukkan jumlah barang yang diproduksi sepanjang tahun. Setiap baris dalam tabel sesuai dengan pesanan untuk bagian-bagian dari kontraktor tertentu, dan setiap baris menunjukkan bulan awal dan akhir bulan pengiriman. Ini adalah hal yang paling dekat dengan grafik Gantt hari ini biasanya digunakan dalam penjadwalan sistem, meskipun berada pada tingkat lebih tinggi dari penjadwalan mesin.

Mesin catatan Gantt chart dan grafik yang merekam manusia cukup mirip, meskipun mereka menunjukkan baik waktu kerja yang sebenarnya untuk setiap hari dan waktu kerja kumulatif selama seminggu. Setiap baris tabel sesuai untuk sebuah mesin individual atau operator. Grafik ini tidak menunjukkan yang tugas-tugas yang harus dilakukan, namun.

Sebuah metode baru menampilkan proses saling ketergantungan untuk meningkatkan visibilitas jadwal produksi ditemukan pada tahun 1896 oleh Karol Adamiecki, yang mirip dengan yang didefinisikan oleh Gantt pada tahun 1903. Namun, Adamiecki tidak menerbitkan karya-karyanya dalam bahasa yang populer di Barat; maka Gantt mampu mempopulerkan metode yang serupa, yang dikembangkan di sekitar tahun 1910-1915, dan solusi menjadi dihubungkan dengan Gantt. Dengan modifikasi kecil, apa yang berasal sebagai grafik Adamiecki adalah sekarang lebih sering disebut sebagai Gantt Chart Gantt Chart merupakan gambaran dari macam-macam bagan yang mempunyai fungsi untuk:

Menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu. Perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan. Pemantauan kemajuan proyek pekerjaan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Gantt)

ELTON MAYO

Page 16: Perkembangan Industri

George Elton Mayo (lahir 26 Desember 1880 – meninggal 7 September 1949 pada umur 68 tahun) adalah seorang psikolog, sosiolog, dan teoritikus organisasi kelahiran Australia. Mayo dikenal karena penelitian-penelitiannya serta perannya dalam Hawthrone Studies.

Ia mengajar di University of Queensland dari 1919 hingga 1923, sebelum pindah ke University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard Business School pada tahun 1926—1947, di mana ia menjadi profesor di bidang penelitian industrial (industrial research). Pada tanggal 18 April 1913, ia menikah dengan Dorothea McConel di Brisbane dan mendapatkan 2 putri dari perkawinannya.

Elton Mayo lahir di Australia pada tahun 1880. Dia tidak mengenal sosiologi sampai tahun 1926 ketika Lawrence J. Henderson memperkenalkan kepadanya teori Parieto. Pada waktu itu Mayo telah berumur 46 tahun. Dia menerapkan teori sosiologi yang ia pelajari pada studi Manajemen lain yang sedang dilakukan pada saat itu. Dia akan mengumpulkan dan menerapkan teori-teori sosiologis yang ada dan menerapkannya pada penelitian yang dia kenal. Dia tidak selalu melakukan penelitian sendiri tetapi ia juga menggunakan penelitian orang lain dan kemudian dia menaruh kesimpulan ke dalam sebuah buku.

Dia mampu melakukan ini dengan sukses karena Mayo adalah jurnalis yang sangat baik dari studinya itu, dan advokasi tentang konsep manusia sosial dan kebutuhan sosial sangat terkait dengan studi itu. Hal yang menakjubkan dari Mayo ialah Mayo mampu menyesuaikan teori Sosiologi terhadap penelitian yang ia mulai kenal tahun 1926 dan ia menulis buku pertamanya di tahun 1933 berjudul “The Human

Page 17: Perkembangan Industri

Problems of an Industrial Civilization”. Dia menulis buku itu setelah studi Hawthorn selesai dan ia menemukan bahwa itu adalah masalah sosial yang adalah masalah dengan hal-hal seperti itu terjadi dalam industry walaupun tidak semua faktor yang studi Hawthorn mencoba untuk membuktikannya. Dia kemudian menulis buku lain di tahun 1945 berjudul “The Social Problems of an Industrial Civilization” dan ia menulis buku yang ketiga pada tahun 1947 berjudul “The Political Problems of an Industrial Civilization”. Dalam buku ini dia menunjukkan masalah-masalah politik yang muncul dari peradaban industri. Beberapa masalah seperti korupsi pejabat dan peraturan yang perindustrian perhatikan tetapi tidak pernah terpenuhi.

Peranan yang Mayo punya dalam “development of management” biasanya dihubungkan dengan penemuannya mengenai mahkluk sosial dan kebutuhan akan hal ini di tempat kerja. Mayo menemukan bahwa pekerja bertindak sesuai dengan perasaan dan emosi. Dia merasa bahwa jika Anda memperlakukan pekerja dengan menghargai dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, maka mereka akan menjadi pekerja yang lebih baik untuk Anda dan keduanya. Baik manajemen maupun karyawan akan membawa keuntungan. Hal ini dijelaskan dalam buku-buku yang ditulisnya.

Pekerjaan Mayo disumbangkan untuk teori manajemen melalui penelitian yang dilakukan di Western Electric’s Hawthorn Work yang berlangsung dari tahun 1927-1932. Mayo juga mampu memberikan bukti nyata untuk mendukung teori Follet bahwa kurangnya perhatian terhadap hubungan manusia merupakan cacat utama dalam teori-teori manajemen lainnya. Dia mampu membuktikan bahwa karyawan akan memiliki reaksi lebih baik ketika mereka memiliki hubungan yang baik dengan manajemen dimana mereka bekerja. Jika manajemen suatu perusahaan memperlakukan karyawan dengan rasa hormat dan memberikan perhatian di tempat kerja yang mereka butuhkan, maka pekerja akan lebih bersedia untuk bekerja lebih keras untuk majikannya. Itu belum semua yang ada dalam studi Hawthorn misalnya untuk mereka yang fokus pada kondisi kerja seperti pencahayaan dimana pekerja bekerja dan faktor-faktor lain yang dengan mudah dapat diubah dengan manajemen harus berbuat banyak. Solusi sebenarnya adalah memiliki manajemen yang terlibat lebih dengan para pekerja.

Mayo tidak bisa meramalkan penghargaan sosial dan pribadi pekerja berpengalaman sebagai hasil dari pertimbangan manajemen, afiliasi kelompok, dan pengakuan khusus. Mereka tidak melihat berapa banyak peningkatan produktivitas akan dilakukan untuk fakta faktor manusia dan tidak lakukan untuk faktor lingkungan. Hal ini membantu menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat reaksi pekerja dengan majikan dan manajemen mereka dan masalah yang mereka miliki. Sebuah hal sederhana seperti memberikan karyawan sebuah hadiah atau penghargaan kecil untuk performa yang luar biasa selama sebulan atau setahun bisa membantu memotivasi

Page 18: Perkembangan Industri

karyawan lain untuk ingin berbuat lebih baik sehingga mereka bisa memiliki kesempatan untuk diakui atas kerja kerasnya. Ketika mereka membiarkan karyawan bekerja dengan kelompok-kelompok atau berafiliasi dengan kelompok di tempat kerja, mereka mampu membuat perbedaan. Bahkan perbedaan kecil masih membuat hal itu sehingga karyawan akan lebih produktif karena mereka tahu bahwa mereka membantu orang lain dan bahwa mereka akan memiliki kesempatan untuk diakui di depan sesame pekerja untuk pekerjaan yang mereka lakukan.

Dengan semua yang telah dilakukan Elton Mayo dengan teorinya tentang manajemen dan cara memotivasi karyawan untuk lebih produktif itu , tidak mengherankan bahwa Hubungan Manusia biasanya dianggap sebagai gagasan Elton Mayo.