3
Kinerja Indeks Jakarta Islamic Index: Dominasi Saham Tambang dan Agrobisnis Perdana Wahyu Santosa 1 Setiap indeks harga saham yang ada di BEI, seperti LQ-45, Bisnis-27 atau Kompas-100 memiliki keunikan tersendiri satu dengan lainnya, begitu pula dengan indeks JII. Keunikan tersebut mempunyai tujuan dan manfaat bagi para investor sesuai dengan tujuan dan strategi investasi yang dikembangkan di pasar modal. Keunikan dari JII adalah indeks pasar modal yang berbasis syariah yang dioperasikan pada perdagangan reguler atas panduan dari Dewan Syariah Nasional MUI. Indeks harga saham yang baik adalah indeks yang dapat merepresentasikan dan merespon dengan akurat setiap pergerakan IHSG keseluruhan. Setiap indeks mempunyai track record dan kinerjanya masing-masing, namun secara umum terdapat kemiripan (similar) pola satu indeks dengan lainnya. Begitu pula dengan indeks JII yang mewakili pasar modal melalui 30 saham syariah. Secara umum, selama tiga tahun terakhir sejak pertengahan 2007 sampai dengan oktober 2009, indeks JII menunjukkan pola pergerakan yang sangat fluktuatif dalam rentang (range) yang sangat besar. Setelah berhasil mencapai break high sepanjang sejarah pasar modal pada level 521,433, indeks JII ikut terperosok jatuh begitu dalam akibat krisis ekonomi global yang dipicu oleh memburuknya perekonomian AS dan sebagian Eropa. Krisis ekonomi global yang dipicu oleh kehancuran ”backed securitiesdengan underlying kredit perumahan kualitas rendah (subprime mortgage). Indeks sempat JII anjlok sangat dalam hingga mencapai level terendahnya 166,917 pada September 2008. Saham-saham andalan JII yang selama ini menjadi motor penggerak indeks justru menjadi sumber kejatuhan hingga level terburuk sejak 2004 (Gambar. 1). Setelah perekonomian dunia mulai mengalami pemulihan kembali pada Maret-Agustus 2009, indeks JII yang dimotori 10 saham blue chips kembali menunjukkan kekuatan 1 Perdana Wahyu Santosa adalah Wakil Dekan II Bidang Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas YARSI dan Chief Knowledge Officer CAPITAL PRICE. Penulis mengasuh kolom Analisis Fundamental Emiten BEI di Harian Investor Daily dan Rubrik Bedah Korporasi di Bisnis Indonesia setiap Senin. Penulis juga nara sumber Talk Show “CAPITAL MARKET REVIEW” di PAS FM setiap Senin pukul 18.00-19.00. Email: [email protected]

Perkembangan Jakarta Islamic Index

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan Jakarta Islamic Index

Kinerja Indeks Jakarta Islamic Index: Dominasi Saham Tambang

dan Agrobisnis

Perdana Wahyu Santosa1

Setiap indeks harga saham yang ada di BEI, seperti LQ-45, Bisnis-27 atau Kompas-100 memiliki keunikan tersendiri satu dengan lainnya, begitu pula dengan indeks JII. Keunikan tersebut mempunyai tujuan dan manfaat bagi para investor sesuai dengan tujuan dan strategi investasi yang dikembangkan di pasar modal. Keunikan dari JII adalah indeks pasar modal yang berbasis syariah yang dioperasikan pada perdagangan reguler atas panduan dari Dewan Syariah Nasional MUI.

Indeks harga saham yang baik adalah indeks yang dapat merepresentasikan dan merespon dengan akurat setiap pergerakan IHSG keseluruhan. Setiap indeks mempunyai track record dan kinerjanya masing-masing, namun secara umum terdapat kemiripan (similar) pola satu indeks dengan lainnya. Begitu pula dengan indeks JII yang mewakili pasar modal melalui 30 saham syariah.

Secara umum, selama tiga tahun terakhir sejak pertengahan 2007 sampai dengan oktober 2009, indeks JII menunjukkan pola pergerakan yang sangat fluktuatif dalam rentang (range) yang sangat besar. Setelah berhasil mencapai break high sepanjang sejarah pasar modal pada level 521,433, indeks JII ikut terperosok jatuh begitu dalam akibat krisis ekonomi global yang dipicu oleh memburuknya perekonomian AS dan sebagian Eropa. Krisis ekonomi global yang dipicu oleh kehancuran ”backed securities” dengan underlying kredit perumahan kualitas rendah (subprime mortgage). Indeks sempat JII anjlok sangat dalam hingga mencapai level terendahnya 166,917 pada September 2008. Saham-saham andalan JII yang selama ini menjadi motor penggerak indeks justru menjadi sumber kejatuhan hingga level terburuk sejak 2004 (Gambar. 1).

Setelah perekonomian dunia mulai mengalami pemulihan kembali pada Maret-Agustus 2009, indeks JII yang dimotori 10 saham blue chips kembali menunjukkan kekuatan

1 Perdana Wahyu Santosa adalah Wakil Dekan II Bidang Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas YARSI dan Chief Knowledge Officer CAPITAL PRICE. Penulis mengasuh kolom Analisis Fundamental Emiten BEI di Harian Investor Daily dan Rubrik Bedah Korporasi di Bisnis Indonesia setiap Senin. Penulis juga nara sumber Talk Show “CAPITAL MARKET REVIEW” di PAS FM setiap Senin pukul 18.00-19.00. Email: [email protected]

Page 2: Perkembangan Jakarta Islamic Index

kinerja fundamentalnya. Indeks JII pun mulai bangkit kembali secara konsisten hingga mencapi level pemulihan yang cukup baik, yaitu di posisi 383,665.

Gambar 1. Pergerakan Indeks JII 2007-2009

Sumber: BEI (2009)

Di samping itu, kesepuluh saham tersebut senantiasa menjadi pencetak keuntungan terbesar di BEI seperti terlihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1, disajikan keuntungan yang diperoleh sepuluh saham andalan tersebut pada periode 1 Juli- 30 Oktober 2009. Sepuluh saham berpredikat top gainer tersebut dikenal sebagai saham dengan fundamental yang sangat solid terutama profitabilitas, struktur modalnya dan atraktivitas komoditas yang diproduksi.

Tabel 1. Sepuluh Saham Terbaik Indeks JII Agustus-Oktober 2009

Sumber: BEI (2009) Pertambangan dan Agribisnis: Sang Primadona

Saham-saham berbasis komoditas natural seperti pertambangan dan agribisnis mempunyai prospek yang sangat baik di masa depan. Prospek yang menjanjikan bagi kedua bisnis tersebut dipicu meningkatnya permintaan industri akan komoditas energi, metal, emas, dan CPO. Permintaan akan komoditas tersebut disebabkan meningkatnya pertumbuhan industri di kawasan Asia terutama China dan India. Kedua negara tersebut, selain menunjukkan kekuatan ekonomi masa depan dengan pertumbuhan PDB yang besar

Page 3: Perkembangan Jakarta Islamic Index

juga memiliki potensi untuk mengeksploitasi pasar domestiknya. Dengan demikian, diprediksi permintaan terhadap komoditas energi, metal dan CPO akan semakin besar di masa mendatang.

Sebagai fakta temuan, berdasarkan Tabel 1 di atas, saham-saham yang mendominasi sepuluh top gainer JII tersebut adalah saham berbasis komoditas sumber daya alam terutama sektor pertambangan (mining) dan agrobisnis khususnya kelapa sawit yang memproduksi crude palm oil (CPO). Sisanya dikendalikan oleh saham semen seperti Indocement dan Semen Gresik dan alat berat (heavy equipment) dari United Tractors. Saham pertambangan yang mendominasi top ten JII juga dari sektor energi saja terutama batubara (coal). Begitu pula dengan sektor agribisnis, yang mana hanya sektor CPO saja yang menunjukka kinerja luar biasa.

Mengapa sektor energi menjadi primadona pemulihan ekonomi global?. Hal ini disebabkan oleh terus meningkatnya harga minyak mentah dunia dari posisi USD 38/ barrel hingga menyentuh level USD 80/barrel selama periode Januari-Oktober 2009. Kenaikan hingga lebih dari 100% terhadap harga minyak mentah dunia menyebabkan harga komoditas yang berperan sebagai energi alternatif selama ini seperti batubara (carbon) dan CPO (biofuel) semakin bersinar kembali. Maka tidak mengherankan jika harga komoditas barubara dan CPO juga terus merangkak harganya sehingga memicu kenaikan harga sahamnya.

Persepsi Pasar terhadap JII

Selama tiga tahun terakhir (2007-2009), pelaku pasar di BEI memiliki respon yang cukup positif terhadap indeks JII. Salah satu faktor penting yang dijadikan pertimbangan oleh para investor adalah aspek fundamental saham JII dinilai sangat baik dan kosisten pertumbuhannya. Sekalipun terkena imbas krisis ekonomi global, ketiga puluh anggotan JII relatif menunjukkan kinerja yang memuaskan kendati sempat terpukul pada dua kuartal pertama 2009.

Secara umum, hasil riset CAPITAL PRICE juga menujukkan temuan-temuan penting bagi para investor terkait saham-saham JII. Kinerja saat ini (current performance) dari ketiga puluh anggota JII secara komposit menunjukkan financial result di atas rerata 82 sampel saham BEI. Begitu pula, prospek bisnis emiten JII diprediksi pelaku pasar modal memiliki peluang tumbuh di masa depan yang lebih baik dibandingkan rerata industri. Dengan demikian, persepsi pasar terhadap emiten JII adalah excellent value manager.