62
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (Studi Deskriptif Empirik pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung) (Skripsi) Oleh Silvia Ulfa 1342011163 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

(Studi Deskriptif Empirik pada Mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Lampung)

(Skripsi)

Oleh

Silvia Ulfa

1342011163

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

(Studi Deskriptif Empirik pada Mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Lampung)

Oleh

Silvia Ulfa

Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi aspek kehidupan dan

kegiatan masyarakat. Muncul media elektronik membantu dalam memudahkan

kegiatan perdagangan. Keinginan masyarakat yang serba cepat, ekonomis dan

praktis menjadikan transaksi elektronik melalui internet sebagai pilihan yang

diminati. Kegiatan Transaksi elektronik tersebut diatur dalam Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tipe penelitian eksplanatori.

Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan empiris. Data yang

digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka,

kuisioner, dan wawancara. Pengolahan data melalui tahap pemeriksaan,

penandaan serta sistematisasi data. Data yang diperoleh ditafsirkan secara

kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% mahasiswa melakukan

transaksi elektronik, umumnya transaksi elektronik menggunakan Smartphone,

Personal Computer maupun Tablet. Kelebihan transaksi elektronik bagi

konsumen antara lain: menghemat waktu; efektif dan efisien; serta harga lebih

rendah. Kekurangan transaksi elektronik bagi konsumen: biaya pengiriman yang

cukup tinggi; barang tidak sesuai; dan rawan penipuan. Kelebihan dan kekurangan

transaksi elektronik bagi pelaku usaha. Kelebihan bagi pelaku usaha yaitu: biaya

modal rendah; pemasaran wilayah lebih luas; serta efektif dan efisien.

Kekurangan bagi pelaku usaha antara lain: rentan terjadi penipuan; sistem

keamanan yang kurang; serta rawan plagiat. Upaya mahasiswa dalam

penyelesaian sengketa perkara transaksi elektronik, yaitu melalui alternatif

penyelesaian sengketa (non-litigasi), berupa negosiasi, atau konsiliasi dengan

berdasar kepada permasalahan yang terjadi.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Mahasiswa, Transaksi Elektronik

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

(Studi Deskriptif Empirik pada Mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Lampung)

Oleh

SILVIA ULFA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi
Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi
Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi
Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Silvia Ulfa. Penulis dilahirkan di Bandar

Lampung pada tanggal 08 April 1995 dan merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Yurizal, S.H.,

M.M.Pd. dan Ibu Yulinar Mursyit, S.Pd.

Riwayat Pendidikan Penulis diawali dengan Pendidikan di Taman Kanak-Kanak

Amalia Tanjung Senang Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001,

Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMP

Negeri 1 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010, dan menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada

tahun 2013.

Pada Tahun 2013 penulis melanjutkan Pendidikan di Universitas Lampung

sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur Paralel.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung yaitu dalam HIMA Perdata.

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

MOTO

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah

memudahkannya mendapat jalan ke syurga

( H.R Muslim)

“When everybody said that you can’t do just believe that you can do”

(Silvia Ulfa)

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

PERSEMBAHAN

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan

skripsiku ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yurizal, S.H., M.M.Pd. dan Ibu Yulinar

Mursyit, S.Pd. yang telah tulus dan ikhlas mendidik, membimbing, dan selalu

berdoa dalam setiap sujudnya untuk masa depan terbaik bagi anak-anaknya;

Kakakku Frenki Harditama, S.E., Ak., Titiek Suci Ramadhani, S.E. dan

Abangku Tedi Fanizar, S.H., yang selalu sabar menemani serta

menyemangatiku dan selalu mendukung agar terus menjadi manusia yang

lebih baik lagi.

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

SANWACANA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi

Mahasiswa Dalam Melakukan Transaksi Elektronik (Studi Deskriptif

Empirik pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung)” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Bagian Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk

pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H, M.H dan Ibu Rohaini, S.H, M.H, Ph.D selaku Ketua

dan Sekretaris Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

3. Bapak Dr. Wahyu Sasongko, S.H, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I atas

kesabaran dan kesediaan meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya,

mencurahkan segenap pemikirannya untuk membimbing, memberikan saran

dan masukan, motivasi dan mengarahkan Penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan;

4. Ibu Dewi Septiana, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya, dengan kesabaran mencurahkan segenap

pemikirannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik, serta

mengarahkan Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

5. Bapak Dr. Hamzah, S.H., M.H selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang sangat membangun dalam

penulisan skripsi ini;

6. Ibu Selvia Oktaviana, S.H., M.H selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun dalam penulisan

skripsi ini;

7. Ibu Martha Riananda, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik, yang telah

membantu Penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, khususnya

Bapak/Ibu Dosen Bagian Hukum Keperdataan yang dengan penuh ketulusan

dan dedikasi memberikan ilmu yang bermanfaat bagi Penulis selama

menyelesaikan studi;

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

9. Melisa Rahmaini, S.H. dan Ega Marisa, S.H. yang selalu ada untukku dan

menemani hari-hariku serta senantiasa memberikan semangat dan

dukungannya. Semoga persahabatan kita untuk selamanya;

10. Sahabat-sahabatku Niken Mailiani Putri, Anindya Sekarini, S.Pd, Rendy

Kurniawan, Danyel Darmansyah yang selalu ada untukku dan menghiburku

serta memberi semangat dan dukungannya.

11. Sahabat-sahabatku Amelia Ullfa HN, S.H., Dea Fanawa, S.H., Anissa Putri,

S.E., Terima kasih banyak untuk waktu dan kebersamaannya selama ini;

12. Team Santuy yang gak santuy, Stovia Saras; Sandy Nauval; Agus Setiawan

S.H., Indra Setiawan S.H., Terima kasih selalu menemani dan member

semangat selama akhir perskripsian ini;

13. Teman Seperjuangan Skripsi Perdata, Dea Cinthia, Heni Aprilia, Landoria,

Fazar Eprye, Bangkit, Yona, Aisyah, Devita, Merio, Adha Arafat, Terima

Kasih teman-teman atas kebaikannya selama ini memberi semangat serta

berbagi info-info bermanfaat;

14. Teman-teman KKN dan warga Desa Bangun Rejo, Kecamatan Punduh Pidada

Kabupaten Pesawaran. terima kasih untuk kebersamaannya selama 60 hari;

15. Teman-teman Jurusan Perdata dan seluruh teman-teman Fakultas Hukum

angkatan 2013, terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan masa

perkuliahan ini;

16. Keluarga Besar HIMA PERDATA yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk pengalaman dan kebersamaannya selama ini;

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Silvia Ulfa

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya khususnya bagi Penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan

ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 2018

Penulis,

Silvia Ulfa

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

MOTO .............................................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

SANWACANA ...............................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

A. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum ............................ 8

1. Pengertian Perlindungan Hukum .............................................. 8

B. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum terhadap

Konsumen...................................................................................... 11

1. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen ............................ 11

2. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen .................................... 14

C. Tinjauan Umum tentang Media Elektronik ................................... 15

1. Pengertian Media Elektronik ..................................................... 15

2. Jenis-Jenis Media Elektronik .................................................... 16

D. Tinjauan Umum tentang Transaksi Elektronik ............................. 17

1. Pengertian Transaksi Elektronik ............................................... 17

2. Bukti Dalam Transaksi Elektronik ............................................ 19

3. Prinsip-Prinsip Transaksi Elektronik Berdasarkan

UU No. 11 Tahun 2008 .............................................................. 20

E. Tinjauan Umum Upaya Hukum Penyelesaian Sengketa Tentang

Transaksi Elektronik ..................................................................... 24

1. Kerugian Yang Timbul Dalam Transaksi Elektronik ............. 24

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

2. Penyelesaian Sengketa yang Timbul Dalam Transaksi

Elektronik ................................................................................ 28

F. Kerangka Pikir............................................................................... 32

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 34

A. Pendekatan Masalah ........................................................................ 34

B. Jenis Penelitian ................................................................................ 35

C. Tipe Penelitian ................................................................................. 35

D. Data dan Sumber Data ..................................................................... 36

E. Populasi dan Sampel ........................................................................36

F. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................37

G. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38

H. Metode Pengolahan Data ................................................................. 40

I. Analisis Data ..................................................................................... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42

A. Penggunaan Media Elektronik oleh Mahasiswa dalam

Melakukan Transaksi Elektronik ................................................... 42

B. Kelebihan dan Kekurangan Transaksi Elektronik .......................... 50

1. Kelebihan dan Kekurangan Transaksi Elektronik bagi

Konsumen................................................................................ 50

2. Kelebihan dan Kekurangan Transaksi Elektronik bagi

Pelaku Usaha ........................................................................... 53

C. Upaya Mahasiswa dalam Penyelesaian Sengketa Perkara

Transaksi Elektronik ...................................................................... 57

V. PENUTUP .................................................................................................. 72

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di berbagai bidang, khususnya bidang informatika

memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, misalnya dalam

hubungan hukum. Perkembangan teknologi elektronik yang sangat pesat telah

mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dan kegiatan masyarakat.

bermunculan media elektronik yang membantu masyarakat untuk memudahkan

melakukan kegiatan perdagangan.

Salah satu dari media elektronik itu adalah internet, yang dahulu hanya digunakan

untuk mencari informasi dan mengirim data, saat ini menjadi media transaksi

elektronik. Di bidang perdagangan misalnya, semakin banyak mengandalkan

perdagangan elektronik/electronic commerce (e-commerce) sebagai media

transaksi.1

Penggunaan internet untuk keperluan bisnis dan perdagangan mulai dikenal

beberapa tahun belakangan ini dengan cepat meluas, terutama di negara-negara

maju. Perdagangan lewat internet ini berkembang pula dengan sistem bisnis

virtual, seperti virtual store dan virtual company dimana pelaku bisnis

menjalankan bisnis dan perdagangan melalui media internet dan tidak lagi

1 Abdul Halim Barkatullah, Syahrida, Sengketa Transaksi E-Commerce Internasional,

FH Unlam Press, Banjarmasin, 2010, hlm.1

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

2

mengandalkan basis perusahaan yang konvensional nyata.2 Perkembangan bisnis

melalui internet ini dapat berkembang cepat dengan adanya dukungan dari sarana

penyelesaian yang tersedia, seperti sistem pengiriman yang cepat dan dapat

dipercaya, cara pembayaran yang aman, dan terutama dukungan perangkat hukum

yang ada.

Transaksi elektronik melalui media elektronik khususnya melalui media internet

telah banyak dipilih oleh masyarakat di berbagai negara tidak terkecuali di

Indonesia. Alasan hadirnya transaksi elektronik melalui media internet karena

tidak membuang banyak waktu dan tenaga, cukup duduk di depan komputer

ataupun laptop bahkan telepon genggam (hand phone) kita dapat melakukan

transaksi elektronik. Keinginan masyarakat yang serba cepat, ekonomis dan

praktis menjadikan transaksi elektronik melalui internet sebagai pilihan yang

paling banyak diminati saat ini.

Beberapa tahun belakangan, terjadi pergeseran yang sangat besar di dunia

internet. Dengan adanya akses pengguna internet yang semakin mudah dan lancar,

kini lebih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan telepon pintar

(smartphone) daripada Personal Computer (PC) untuk mengakses segala

informasi yang ada di dunia maya. Dengan adanya hal tersebut menimbulkan

berbagai macam aplikasi muncul untuk memudahkan pengguna dalam berbelanja

secara online. Selain itu, tidak sedikit pengguna media elektronik memanfaatkan

smartphone dalam mengisi waktu luang khususnya pada mahasiswa, maka

smartphone telah menjadi sumber informasi dan panduan yang luar biasa dalam

2 Asril Sitompul, Hukum Internet (Pengenalan Mengenai Masalah Hukum di

Cyberspace), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. xiii

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

3

mencari informasi, menemukan informasi dan dalam melakukan transaksi

elektronik.

Kegiatan Transaksi elektronik tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disingkat

UU ITE), menurut Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan

Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Transaksi yang

berarti adanya suatu hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat

hukum antara dua pihak atau lebih yang dilakukan dengan menggunakan sarana

komputer, jaringan komputer dan atau media elektronik lainnya.3

Pengaturan mengenai perjanjian di Indonesia hanya mengatur pada perjanjian jual

beli, hal tersebut diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang menyebutkan mengenai syarat sah suatu perjanjian yang mengikat para

pihak. Perjanjian dianggap sah apabila memenuhi syarat subyektif dan syarat

obyektif. Pemenuhan atas syarat tersebut berakibat pada perjanjian yang telah

dibuat menjadi sah. Perjanjian juga mengikat bagi para pihak mengenai hak dan

kewajiban, sehingga pemenuhan syarat sahnya suatu perjanjian mutlak untuk

dipenuhi.

Perjanjian dalam perdagangan elektronik dengan perjanjian biasa tidaklah berbeda

jauh, yang membedakan hanya pada bentuk dan berlakunya. Media dalam

perjanjian biasa yang digunakan adalah tinta dan kertas serta dibuat berdasarkan

kesepakatan para pihak. Setelah dibuat dan disepakati maka perjanjian tersebut

3 Jurnal Hukum,Vol. XIX, No. 19, Oktober 2010, Tinjauan Tentang Dasar Hukum

Transaksi Elektronik Di Indonesia, hlm. 63 diakses pada tanggal 5 Maret 2017

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

4

mengikat setelah ditandatangani, Sedangkan, dalam perdagangan elektronik

perjanjian menggunakan media elektronik yang ada hanya form atau blanko

klausul perjanjian yang dibuat salah satu pihak yang ditulis dan ditampilkan

dalam media elektronik (halaman web), kemudian pihak yang lain cukup menekan

tombol yang disediakan untuk setuju mengikatkan diri terhadap perjanjian

tersebut.

Transaksi Elektronik pada prinsipnya mengutamakan kemudahan, salah satu

kelebihan transaksi elektronik ini yaitu, efisiensi waktu, tanpa harus bertatap

muka pelanggan bisa membeli barang yang diinginkan. Demikian pula dengan

mahasiswa Universitas Lampung yang berminat menggunakan jasa online shop

sebagai cara belanja ini, yang dapat diakses kapanpun dan dimana saja.

Namun transaksi ini juga mempunyai kelemahan, perihal penyerahan barang

konsumen harus menunggu dahulu dikarenakan menggunakan sistem pengiriman.

Lamanya penyerahan tergantung kepada jauh dekatnya lokasi konsumen. Dengan

demikian transaksi jual beli melalui internet ini dilakukan tanpa tatap muka antara

para pihak. Mereka mendasari transaksi tersebut karena rasa kepercayaan satu

sama lain, sehingga perjanjian jual beli yang terjadi di antara para pihak pun

dilakukan secara elektronik dengan mengakses halaman web yang disediakan,

berisi klausul atau perjanjian yang dibuat oleh pihak pertama (penjual), dan pihak

yang lain (pembeli) hanya tinggal menekan tombol yang disediakan sebagai tanda

persetujuan atas isi perjanjian yang telah ada, tanpa perlu membubuhkan tanda

tangan seperti perjanjian pada umumnya, tetapi menggunakan tanda tangan

elektronik atau digital signature.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

5

Penggunaan elektronik melalui internet juga dapat mempengaruhi tingkat

kebutuhan mahasiswa dalam kehidupannya. Kewajiban sebagai mahasiswa ialah

belajar dan menuntut ilmu. Perubahan lingkungan sosial juga tatanan kehidupan,

mahasiswa mengubah pola hidupnya. Berbagai cara dilakukan mahasiswa untuk

tetap eksis di lingkungannya mulai dari pemilihan cara belajar, memilih teman,

cara berpenampilan, cara memilih hiburan hingga cara mengekspresikan

kreativitas. Mahasiswa mengekspresikan dirinya dengan mencari informasi terkait

dengan tatanan kehidupannya dengan menggunakan teknologi internet.

Perkembangan teknologi membawa banyak perubahan dalam gaya hidup

mahasiswa. Internet mengenalkan berbagai informasi mulai dari jejaring sosial,

berita, video, foto hingga berbelanja.

Berbagai kesempatan di lingkungan sosial mahasiswa Universitas Lampung

sering kali memperbincangkan mengenai berbelanja melalui media elektronik.

Berbelanja melalui media elektronik menjadi topik perbincangan untuk menjalin

komunikasi antara mahasiswa satu dengan yang lainnya. Perbincangan seputar

berbelanja melalui media elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa

memberikan keingintahuan penulis lebih mendalam mengenai penggunaan media

elektronik oleh Mahasiswa Universitas Lampung dalam melakukan transaksi

elektronik maupun kelebihan dan kelemahan transaksi elektronik ini dalam

memenuhi kebutuhan serta upaya Mahasiswa Universitas Lampung dalam

penyelesaian sengketa perkara transaksi elektronik. Karena, konsumen tidak dapat

melihat dan menyentuh secara langsung barang yang ingin dibelinya namun hanya

melihat melalui foto yang dipajang oleh penjual di internet.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

6

Konsumen yang mengalami kerugian akibat melakukan transaksi elektronik

seperti tidak sesuainya barang yang sampai di tangan konsumen dengan foto

barang tersebut di internet. Sehingga konsumen yang merasa dirugikan dan

bingung mengenai bagaimana upaya hukum yang harus ditempuh untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Pelanggaran terhadap hak-hak konsumen

khususnya di dalam transaksi elektronik perlu diatasi dengan peraturan

perundang-undangan guna meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta

meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, pengetahuan,dan kemandirian

konsumen untuk melindungi haknya, serta menumbuh kembangkan sikap pelaku

usaha yang bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul:

“Perlindungan Hukum Bagi Mahasiswa Dalam Melakukan Transaksi

Elektronik (Studi Deskriptif Empirik pada Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Lampung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan memperhatikan pokok-pokok pikiran di atas,

maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penggunaan media elektronik oleh mahasiswa dalam

melakukan transaksi elektronik?

2. Apakah kelebihan dan kekurangan transaksi elektronik?

3. Bagaimanakah upaya mahasiswa dalam penyelesaian sengketa perkara

transaksi elektronik?

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

7

C. Tujuan Penelitian

Adapun berdasarkan rumusan masalah, penulisan skripsi ini mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan media elektronik oleh mahasiswa dalam

melakukan transaksi elektronik.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan transaksi elektronik.

3. Untuk mengetahui upaya mahasiswa dalam penyelesaian sengketa perkara

transaksi elektronik.

D. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai upaya pengembangan ilmu

pengetahuan,ilmu dibidang Hukum Keperdataan khususnya tentang hal yang

berhubungan dengan transaksi melalui media elektronik.

2. Secara Praktis

a) Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum bagi

Penulis khususnya pemahaman pada bidang ilmu pengetahuan Hukum

Telematika dan Perikatan.

b) Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan khususnya bagi

mahasiswa Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

c) Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Fakultas Hukum

Universitas Lampung

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum

1. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan Hukum adalah segala daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh

setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan

pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-

hak asasi yang ada sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak-hak Asasi Manusia.

Perlindungan Hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk

mewujudkan tujuan-tujuan hukum yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian

hukum. Perlindungan hukum dapat diartikan sebagai perlindungan oleh hukum

atau perlindungan dengan menggunakan pranata dan sarana hukum.4

Perlindungan hukum berkorelasi secara signifikan dengan kepastian hukum,

artinya sesuatu dirasakan adanya perlindungan apabila ada kepastian tentang

norma hukumnya dan kepastian bahwa norma hukum tersebut dapat ditegakkan.

Hal ini sesuai dengan asas perlindungan hukum yang menghendaki adanya

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara para pihak yang berhubungan.

4 Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,

Lampung, 2007. hlm. 31.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

9

Perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini

hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum,

terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh

manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama manusia serta

lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban

untuk melakukan suatu tindakan hukum.5

Beberapa ahli hukum banyak juga yang mengeluarkan pendapat mengenai definisi

dari perlindungan hukum itu sendiri, diantaranya:6

1. Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum adalah

memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain

dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat

menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

2. Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah

perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak

asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum

dari kesewenangan.

3. Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan

peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.

Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan

terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak

terpenuhinya hak-hak tersebut.

5 Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), Surakarta, Magister Ilmu Hukum Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004, hlm. 3 6 http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ diakses

pada tanggal 10 Agustus 2017 pukul. 20.32 wib.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

10

4. Menurut Muktie, A. Fadjar Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari

perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja.

Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan

kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum

dalam interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai

subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu

tindakan hukum.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan Perlindungan adalah cara, proses, perbuatan melindungi. Sedangkan yang

dimaksud dengan hukum adalah peraturan yang mengikat dibuat oleh Pemerintah

untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat mengenai peristiwa tertentu dengan

pertimbangan keputusan ditetapkan oleh hakim.

Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek

hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif maupun yang

bersifat represif, baik secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka

penegakan peraturan hukum. Secara Konseptual, perlindungan hukum yang

diberikan bagi rakyat Indonesia merupakan implementasi atas prinsip pengakuan

dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada

Pancasila dan prinsip negara hukum yang berdasarkan Pancasila.

Perlindungan hukum merupakan bentuk perlindungan yang utama karena

berdasarkan pemikiran bahwa hukum sebagai sarana yang dapat mengakomodasi

kepentingan dan hak konsumen secara komprehensif, disamping itu hukum juga

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

11

memiliki kekuatan memaksa yang diakui sehingga dapat dilaksanakan secara

permanen.7

Perlindungan hukum dapat disimpulkan yaitu suatu perlindungan yang diberikan

kepada subyek hukum bertujuan untuk mengusahakan keadilan, pengamanan, dan

pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada

berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan.

B. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum terhadap Konsumen

1. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang

memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan juga

mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun batasan

mengenai hukum perlindungan konsumen, yaitu :

“Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi

konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk

(barang dan/atau jasa) konsumen antara penyedia dan penggunaannya dalam

kehidupan bermasyarakat”.8

Arti perlindungan konsumen menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang

Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum

7 Ibid., hlm. 30

8 A.Z Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar, Diadit Media.

Jakarta, 2007, Hlm 22.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

12

merupakan unsur yang utama karena didalamnya ada korelasi positif antara

kepastian hukum dengan perlindungan konsumen.

Kepastian hukum merupakan variabel yang akan mempengaruhi pemberian

perlindungan terhadap konsumen. Apabila kepastian hukum dapat tercapai, maka

perlindungan hukum juga akan dapat diberikan. Kepastian hukum meliputi segala

upaya untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya

atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta mempertahankan atau membela

hakhaknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan

konsumen tersebut.

Pengaturan perlindungan konsumen dapat dilakukan dengan:

a. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

keterbukaaan akses dan informasi, serta menjamin kepastian hukum;

b. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh

pelaku usaha;

c. Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa;

d. Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktik usaha yang menipu

dan menyesatkan;

e. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan

konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lain.9

Tujuan dibentuknya perlindungan konsumen meliputi atau mencakup aktivitas-

aktivitas penciptaan dan penyelenggaraan sistem perlindungan konsumen, yaitu :

9Erman Rajagukguk dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung,

2000. Hlm. 7

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

13

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri;

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastianhukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan

informasi;

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha;

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan

keselamatan konsumen.10

Pada awalnya hukum yang digunakan untuk mengatasi masalah di bidang

perlindungan konsumen adalah hukum umum atau hukum yang penerbitannya

tidak khusus ditujukan untuk perlindungan konsumen hal ini dikarenakan hukum

umum memiliki segi-segi positif namun tidak terlepas dari terdapat pula segi-segi

negatifnya. Adapun segi positif dari penggunaan hukum umum antara lain:11

1) Dapat menanggulangi hubungan-hubungan hukum dan masalah-masalah yang

berkaitan dengan konsumen dan penyedia produk konsumen;

10

Wahyu Sasongko, Op. Cit., hlm. 40 11

Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Visimedia, Jakarta, 2008. Hlm. 5

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

14

2) Kedudukan konsumen dan penyedia pokok konsumen adalah sama di depan

hukum.

Sedangkan sisi negatifnya adalah :

1) Pengertian dan istilah yang digunakan di dalam peraturan perundang-

undangan yang ada tidak selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen dan

perlindungan konsumen;

2) Kedudukan hukum yang sama antara konsumen dan penyedia produk

konsumen (pelaku usaha) menjadi tidak berarti apa-apa karena posisi

konsumen tidak seimbang, lemah dalam pendidikan, ekonomis dan daya

tawar, dibandingkan dengan pelaku usaha penyedia produk konsumen.

3) Prosedur dan biaya pencarian keadilannya belum mudah, cepat, dan biaya

murah sebagaimana dikehendaki peraturan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Pemerintah Indonesia bergerak dalam rangka memberikan perlindungan hukum

terhadap konsumen dengan mengeluarkan peraturan yang mengakomodasi hak-

hak dan kewajiban para pihak sebagai bentuk adanya kepastian hukum yang

dalam praktiknya membutuhkan kesepakatan para pihak yaitu dengan

mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen merupakan

peraturan khusus yang mengatur tentang perlindungan konsumen dan pelaku

usaha secara seimbang. Keberadaan Undang-undang Perlindungan Konsumen

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

15

menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan

konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen

melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.

Adanya Undang-undang Perlindungan Konsumen beserta perangkat hukum

lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi yang berimbang dan merekapun dapat

menggugat atau menuntut apabila ternyata hak-haknya telah dirugikan atau

dilanggar oleh pelaku usaha.12

C. Tinjauan Umum tentang Media Elektronik

1. Pengertian Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi

elektromekanik sebagai pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini

merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun

sering dihasilkan secara elektronis tetapi tidak membutuhkan elektronik untuk

diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familierbagi

pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi

multimedia, dan konten daring.

Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media

barupada umumnya berbentuk digital. Media elektronik adalah informasi atau

data yang dibuat, disebarkan, dan diakses dengan menggunakan suatu bentuk

elektronik, energi elektromekanikal, atau alat lain yang digunakan dalam

komunikasi elektronik. Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain

12

Ibid., hlm. 7

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

16

televisi, radio, komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima

informasi dengan menggunakan elektronik.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media elektronik

adalah sarana media massa yang menggunakan alat-alat elektronik modern,

seperti radio, televisi, komputer, handphone, dll.

2. Jenis-Jenis Media Elektronik

Beberapa jenis media elektronik yang banyak digunakan di Indonesia, antara lain:

a. Televisi

TV atau televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu tele yang berarti jauh dan

bahasa Latin yaitu viso yang berarti penglihatan. Jadi, TV bisa diartikan

sebagai suatu alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau

penglihatan.

b. Radio

Radio adalah transmisi sinyal dengan cara modulasi dan radiasi

elektromagnetik baik lewat udara atau ruangan hampa udara.

c. Telepon seluler atau handphone

Telepon seluler atau handphone adalah alat komunikasi modern tanpa kabel

atau wireless sehingga mudah dibawa kemana-mana. Fungsinya hampir sama

dengan telepon konvensional yang ada di rumah, hanya saja telepon seluler

bisa digunakan untuk mengirim dan menerima pesan singkat melalui layanan

short messaging service (SMS). Beberapa jenis telepon seluler ada yang

disertai berbagai fitur lain seperti bluetooth, kabel data, dan internet yang

semakin memudahkan pertukaran informasi.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

17

d. Komputer/laptop

Komputer berasal dari kata computare yang berarti menghitung. Komputer

adalah mesin yang dapat memanipulasi, menyimpan, dan mengolah data

sesuai dengan prosedur dan instruksi yang diberikan. Komputer dan laptop

sebenarnya sama dari segi fungsi hanya saja laptop terkesan lebih canggih dan

praktis, karena sifatnya yang mobile dan harganya yang lebih mahal.

e. Smartphone dan tablet komputer

Smartphone memiliki fungsi dasar yang sama seperti telepon seluler biasa,

yaitu sebagai alat komunikasi dengan fitur telepon dan pesan singkat, hanya

saja smartphone atau telepon pintar ini lebih canggih karena adanya fitur-fitur

tambahan yang tidak dimiliki telepon seluler biasa. Sedangkan tablet

komputer adalah komputer portabel lengkap yang bersifat mobile dengan layar

sentuh sebagai piranti input yang menggunakan stylus, pena digital, atau ujung

jari, tidak seperti komputer biasa yang menggunakan keyboard atau mouse.

D. Tinjauan Umum tentang Transaksi Elektronik

1. Pengertian Transaksi Elektronik

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 UUITE bahwa transaksi

elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan

Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Transaksi

menggunakan sarana elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik ataupun

privat sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) UUITE. Pada pembahasan berikutnya

materinya dibatasi transaksi elektronik dalam lingkup hukum privat. Di dalam

transaksi elektronik antara pihak-pihak hanya mengandalkan itikad baik, karena

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

18

memang transaksi elektronik dikenal di dunia maya yang tidak saling

mempertemukan antara pihak-pihak yang bertransaksi sesuai dengan Pasal 17 ayat

(2) UUITE yang menentukan bahwa para pihak yang melakukan Transaksi

Elektronik wajib beriktikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik selama transaksi berlangsung.

Jual beli adalah perjanjian, yang berarti perjanjian sebagaimana dimaksud oleh

Pasal 1313 KUH Perdata adalah "suatu perbuatan dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih". Subekti

mengartikan perjanjian adalah "suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada

seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan

sesuatu hal".13

Perjanjian jual beli agar mempunyai kekuatan mengikat terhadap kedua belah

pihak, maka harus dibuat memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian. Syarat

sahnya perjanjian yang dimaksud adalah sebagaimana ditentukan dalam Pasal

1320 KUH Perdata.

Perkataan “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-

undang bagi mereka yang membuatnya” sebagaimana Pasal 1338 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata di atas, mengandung maksud bahwa buku III menganut

asas kebebasan berkontrak, maksudnya bahwa: “Setiap orang boleh mengadakan

perjanjian apa saja, walaupun belum atau tidak diatur dalam undang-undang.

Walaupun berlaku asas ini, kebebasan berkontrak tersebut dibatasi oleh tiga hal,

13

R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2004, hlm.1

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

19

yaitu tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan

dan ketertiban umum”.14

Perjanjian jika dibuat memenuhi syarat sahnya perjanjian, maka perjanjian

tersebut mengikat kedua belah pihak sejak tercapainya kata sepakat mengenai hal-

hal yang pokok, demikian halnya dengan perjanjian jual beli sesuai dengan

ketentuan Pasal 1458 KUH Perdata.

Menghindari kemungkinan terjadinya sengketa akibat peralihan hak atas tanah,

peralihan hak atas tanah perlu dibuat dalam bentuk perjanjian. Hal ini secara tegas

diatur dalam Pasal 1338 alinea pertama KUH Perdata. Hal tersebut di atas berarti

bahwa para pihak dalam membuat perjanjian harus didasarkan atas kemauan yang

bebas sebagai perwujudan dari asas kebebasan berkontrak.

Memperhatikan uraian sebagaimana tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dalam

transaksi elektronik khususnya hukum privat dasar yang digunakan adalah aturan-

aturan dalam KUH Perdata terutama Buku III tentang Perikatan. Pada perikatan

ini menganut asas kebebasan berkontrak, maksudnya pihak-pihak diberi

kebebasan dalam membuat perjanjian atau transaksi asalkan tidak bertentangan

dengan undang-undang, ketertiban umum maupun kesusilaan.

2. Bukti Dalam Transaksi Elektronik

Membahas mengenai transaksi elektronik tidak lepas dari membahas mengenai

alat bukti, karena dalam transaksi elektronik belum secara keseluruhannya dapat

digunakan sebagai alat bukti sah terjadinya hubungan hukum para pihak.

14

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm.

84

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

20

Perihal alat bukti sah, diatur dalam Pasal 1866 KUH Perdata, yang menentukan

sebagai berikut:

Alat pembuktian meliputi:

a. bukti tertulis;

b. bukti saksi;

c. persangkaan;

d. pengakuan;

e. sumpah.

3. Prinsip – Prinsip Transaksi Elektronik Berdasarkan UU No. 11 Tahun

2008

UU No. 11 Tahun 2008 Tentang ITE menerangkan bahwa prinsip-prinsip

transaksi elektronik tidak diatur secara jelas tetapi dalam beberapa pasal dalam

undang-undang ini secara tersirat mengatur mengenai prinsip-prinsip kontrak

dalam suatu transaksi elektronik.

a. Prinsip kepastian hukum

Dalam pasal 18 ayat (1) UU ITE disebutkan bahwa : “ Transaksi elektronik

yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat para pihak” Suatu

transaksi elektronik mengikat pihak-pihak yang saling terkait di dalamnya,

artinya suatu kontrak elektronik merupakan undang-undang bagi para pihak

yang membuatnya. Apabila ada salah satu pihak yang melanggar kontrak

elektronik tersebut maka pihak yang lain dapat mengajukan gugatan terhadap

pihak yang melanggar kontrak tersebut.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

21

b. Prinsip itikad baik

Sama halnya seperti dalam KUHPerdata dalam UU ITE juga ada diatur

mengenai prinsip itikad baik dalam melakukan kontrak elektronik. Hal ini

diatur dalam Pasal 17 ayat (2) UU ITE, Pasal ini menyatakan : “para pihak

yang melakukan transaksi elektronik wajib beritikad baik dalam melakukan

interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumen

elektronik selama transaksi berlangsung”.

Prinsip itikad baik berarti para pihak yang bertransaksi tidak bertujuan untuk

secara sengaja mengakibatkan kerugian kepada pihak lainnya tanpa

sepengetahuan pihak lain tersebut. Seperti telah disinggung sebelumnya dalam

prinsip itikad baik dalam suatu kontrak elektronik menurut KUHPerdata,

bahwa para pihak yang membuat kontrak haruslah mempunyai itikad baik

dalam melaksanakan kontrak elektronik tersebut, sebab dalam suatu kontrak

elektronik para pihak dapat membuat suatu kontrak tanpa harus bertemu

terlebih dahulu, hanya melalui perantaraan media elektronik.

Kontrak elektronik para pihak tidak boleh mempunyai niatan yang buruk,

pihak penawar harus jujur mengenai produknya dan produk yang diperjanjikan

tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,

norma kepatutan maupun norma kesusilaan. Dalam suatu transaksi atau

kontrak elektronik dilarang adanya tindakan yang dengan sengaja dan tanpa

hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan

kerugian konsumen. Hal ini diatur dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE, apabila

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

22

hal ini terjadi maka pihak atau orang yang melakukannya dapat dikenai pidana

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau dikenai denda paling banyak Rp.

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sebagaimana diatur dalam Pasal 45 ayat

(2) UU ITE dan bilamana pihak yang menerima penawaran tidak memiliki

itikad baik dalam melaksanakan suatu kontrak, pihak penawar dapat

mengajukan gugatan.

c. Prinsip Konsensualisme dalam UU ITE dalam Pasal 20 diatur mengenai kapan

suatu transaksi elektronik dikatakan terjadi. Pasal 20 ayat (1) UU ITE

menyatakan :

” Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, transaksi elektronik terjadi pada saat

penawaran transaksi yang dikirim pengirim telah diterima dan disetujui

penerima” Pasal 20 ayat (2) UU ITE menyatakan : ” Persetujuan atas

penawaran transaksi elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik”.

Dari Pasal ini dapat dilihat bahwa dalam UU ITE juga diatur mengenai prinsip

konsensualisme dalam melakukan kontrak elektronik, dengan penerapan yang

berbeda dengan kontrak konvensional, dimana dalam kontrak elektronik

kesepakatan terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pengirim

diterima dan disetujui oleh penerima, dan persetujuan akan kesepakatan

tersebut harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik,

misalnya dengan mengirimkan e-mail konfirmasi.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

23

d. Prinsip keterbukaan atau transparansi mengenai prinsip keterbukaan atau

transparansi dalam suatu kontrak elektronik dalam UU ITE diatur dalam Pasal

9 yang menyatakan : ” Pelaku usaha yang menawarkan produk melaui sistem

elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan

dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan” Dengan

adanya prinsip ini maka suatu perusahaan atau pihak yang menawarkan

produk harus terbuka atas produk yang dikeluarkan dan isi kontrak yang

dibuat ini tidak boleh mengandung unsur yang merugikan konsumen, bila hal

ini dilakukan maka perusahaan atau pihak penawar tersebut dapat dikenai

sanksi pidana sesuai Pasal 45 ayat (2) UU ITE.

e. Prinsip kebebasan kontrak yang terbatas

Para pihak dalam melakukan kontrak dengan cara apa saja, dalam hal kontrak

elektronik dibuat dengan menggunakan media elektronik dalam hal ini

internet. Para pihak juga bebas membuat kontrak tentang apa saja, dan

perjanjian atau kontrak tersebut akan mengikat kepada para pihak

sebagaimana halnya undang – undang. Ini juga berlaku dalam kontrak

elektronik hanya saja dalam kontrak elektronik ada barang – barang tertentu

yang tidak boleh diperjualbelikan, seperti misalnya hewan. Ada juga barang –

barang yang tidak dapat diperjualbelikan melalui transaksi elektronik, seperti

tanah. Karena disyaratkan bahwa jual beli tanah harus dituangkan dalam akta,

yaitu akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dari sini tampak adanya

prinsip kebebasan kontrak yang terbatas.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

24

Pasal yang menjadi dasar hukum prinsip kebebasan berkontrak yang terbatas

ini adalah Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 19 UU ITE. Bunyi dari Pasal 18 ayat (1)

UU ITE ini adalah : ” Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak

elektronik mengikat para pihak” Pasal 19 menyatakan bahwa : ” Para pihak

yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem elektronik

yang disepakati” Dari kedua pasal ini diberikan kebebasan kepada para pihak

untuk dapat melakukan transaksi elektronik ke dalam kontrak elektronik

dengan bentuk apa saja tetapi kontrak elektronik tau transaksi elektronik

tersebut juga dibatasi, dimana para pihak harus menggunakan sistem

elektronik yang telah disepakati.

E. Tinjauan Umum Upaya Hukum Penyelesaian Sengketa Tentang

Transaksi Elektronik

1. Kerugian Yang Timbul Dalam Transaksi Elektronik

Sebagaimana disebutkan dalam pasal 18 ayat (1) UUITE bahwa Transaksi

Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak,

yang berarti bahwa apabila salah satu pihak tidak memenuhi kesepakatan yang

terjadi dalam transaksi elektronik tersebut yang berakibat timbulnya kerugian,

maka pihak yang dirugikan akibat transaksi elektronik berhak untuk mengajukan

gugatan ganti kerugian.

Perihal gugatan ganti kerugian pada umumnya terjadi karena adanya ingkar janji

atau wanprestasi dan karena adanya perbuatan melanggar hukum atau

onrechtmatigedaad. Gugatan ganti rugi atas dasar “wanprestasi artinya tidak

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

25

memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan”.15

Gugatan atas

dasar wanprestasi diawali dengan tidak dipenuhinya suatu kewajiban yang timbul

dari suatu perjanjian. Ganti rugi yang didasarkan atas suatu perjanjian, di mana

salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban yang didasarkan atas perjanjian dapat

dikatakan ingkar janji atau wanprestasi

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak

mengikat pada saat kedua belah pihak mencapai kata sepakat mengenai hal-hal

pokok yang dijanjikan. Dengan tercapainya kata sepakat maka untuk tahap

berikutnya yaitu pelaksanaan perjanjian tersebut.

Pelaksanaan perjanjian, timbul pada saat perjanjian tersebut mengikat kedua belah

pihak, yaitu sejak saat tercapainya kata sepakat mengenai hal-hal yang pokok

antara kedua belah pihak yang disebut dengan konsensus..16

Dengan tercapainya

kata sepakat, maka menimbulkan suatu kewajiban secara timbal balik yang

disebut juga dengan prestasi. Prestasi diartikan oleh Abdulkadir Muhammad

sebagai “kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan”.17

Prestasi merupakan kewajiban, yang berarti kewajiban yang harus dipenuhi oleh

para pihak yang membuat perjanjian sebagai pelaksanaan dari perjanjian tersebut.

Kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian menurut Pasal 1234 KUH Perdata

yang menentukan bahwa “tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,

untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”. Hal ini berarti bahwa

wujud prestasi dalam suatu perjanjian adalah untuk memberikan atau

menyerahkan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dalam hubungannya asuransi

15 Abdulkadir Muhammad, Op. cit., hlm. 20.

16

Subekti, Op. cit., hlm. 23.

17

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 17.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

26

bentuk prestasinya berupa berbuat sesuatu, yaitu melakukan perbuatan yang tidak

sesuai yang telah diperjanjikan bersama.

Dengan demikian seseorang yang wanprestasi memberikan hak kepada pihak lain

yang dirugikannya untuk menggugat ganti kerugian. Mengenai bentuk ganti

kerugian, Pasal 1246 KUH Perdata menentukan bahwa “Biaya, rugi dan bunga

yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan penggantiannya, terdirilah pada

umumnya atas rugi yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat

dinikmatinya,…”.

Gugatan ganti kerugian atas dasar perbuatan melanggar hukum, diawali pada

mulanya perbuatan melawan hukum hanya ditujukan pada perbuatan yang

bertentangan dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku saja. Namun

setelah tahun 1919, yang dipelopori oleh Pengadilan Tertinggi di Negeri Belanda

(putusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919). Istilah “onrechtmatige daad“

ditafsirkan secara luas, sehingga meliputi pula suatu perbuatan yang bertentangan

dengan kesusilaan atau dengan yang dianggap pantas dalam pergaulan hidup

masyarakat.

Berdasarkan Arrest Hoge Raad 1919, suatu perbuatan melawan hukum, jika :

1. melanggar hak orang lain;

2. bertentangan dengan kewajiban hukum dari si pelaku;

3. bertentangan dengan kesusilaan;

4. bertentangan dengan kepatutan yang berlaku dalam lalu-lintas masyarakat

terhadap diri atau barang orang lain.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

27

Gugatan ganti rugi atas dasar perbuatan melanggar hukum diatur dalam Pasal

1365 KUH Perdata, yang menentukan: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang

membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut”. Pasal 1365 KUH

Perdata tersebut, di dalamnya terkandung unsur-unsur :

a. Perbuatan yang melanggar hukum (onrechtmatige daad);

b. Harus ada kesalahan;

c. Harus ada kerugian yang ditimbulkan;

d. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian.18

Apabila memperhatikan uraian di atas menunjukkan bahwa pelaku usaha jika

melakukan perbuatan yang memenuhi keseluruhan unsur pasal 1365 KUH

Perdata, maka dapat dimintakan pertanggungjawaban berupa ganti rugi. Perihal

ganti rugi dalam perbuatan melanggar hukum, menurut yurisprudensi “kerugian

yang timbul karena perbuatan melanggar hukum, ketentuannya sama dengan

ketentuan kerugian yang timbul karena wanprestasi dalam perjanjian. Ketentuan

tersebut diperlakukan secara analogi”19

. Kerugian atas dasar wanprestasi

bentuknya berupa biaya, rugi dan bunga sesuai dengan pasal 1246 KUH Perdata,

sebagaimana yang telah dikutip di atas.

18

Abdulkadir Muhammad, Op. cit., hlm. 142. 19

Ibid.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

28

2. Penyelesaian Sengketa yang Timbul Dalam Transaksi Elektronik

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 ayat (2), (3), (4) dan ayat (5) UU ITE

menentukan sebagai berikut:

(2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi

Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.

(3) Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi

Elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas

Hukum Perdata Internasional.

(4) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan,

arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang

berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi

Elektronik internasional yang dibuatnya.

(5) Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga

penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani

sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada

asas Hukum Perdata Internasional

Memperhatikan uraian sebagaimana pasal 18 UUITE di atas dapat dijelaskan

bahwa jika dalam transaksi elektronik timbul suatu sengketa maka instansi yang

menyelesaikannya tergantung pada keinginan para pihak, di mana para pihak

memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi

Elektronik internasional yang dibuatnya, apabila para pihak tidak melakukan

pilihan hukum maka, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata

Internasional.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

29

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan umum telah mengetahui yaitu

memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga penyelesaian

sengketa alternatif banyak menjadi pilihan di antaranya melalui arbitrase,

sehingga dalam pembahasan berikutnya materi penyelesaian secara arbitrase.

Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan

umum yang didasarkan pada Perjanjian Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh

para pihak yang bersengketa (Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 1999). Perihal

arbitrase, terdapat tiga hal yang dapat dikemukakan dari definisi perjanjian

arbitrase, di antaranya:

a. perjanjian arbitrase merupakan salah satu bentuk perjanjian;

b. perjanjian arbitrase harus dibuat dalam bentuk tertulis;

c. perjanjian-perjanjian arbitrase tersebut merupakan perjanjian untuk

menyelesaikan sengketa yang dilaksanakan di luar peradilan umum.

Penyelesaian perkara perdata melalui lembaga peradilan tidak cukup hanya pada

lembaga peradilan dalam arti Pengadilan Negeri saja, karena jika dengan putusan

peradilan tingkat pertama tersebut terdapat pihak yang merasa dirugikan, dapat

mengajukan upaya hukum pada peradilan yang lebih tinggi yaitu upaya banding

pada Pengadilan Tinggi. Jika putusan Pengadilan Tinggi tersebut mengakibatkan

salah satu pihak merasa keberatan karena dirugikan, maka dapat mengajukan

upaya hukum kasasi pada Mahkamah Agung, dan demikian juga jika salah satu

pihak merasa keberatan terhadap putusan Mahkamah Agung pada tingkat kasasi,

dapat mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada Mahkamah Agung.

Penyelesaian melalui jalur lembaga peradilan, selain memakan waktu cukup lama

yang dilanjutkan dengan banyaknya tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

30

pihak-pihak berperkara. Penyelesaian melalui jalur hukum, pada prinsipnya yang

digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan adalah hukum

nasional negara Indonesia. Kondisi yang demikian tentunya kurang

menguntungkan bagi pihak-pihak yang bersengeka di mana salah satu pihaknya

adalah dari negara asing. Inilah yang merupakan salah satu kendala yang muncul

dalam kaitannya dengan dunia perdagangan, karena menurutnya kurang adanya

perlindungan dan kepastian hukum khususnya bagi negara yang sedang

berkembang sebagaimana di Indonesia.

Melihat kondisi sebagaimana di atas, penyelesaian melalui lembaga arbitrase

mempunyai kelebihan-kelebihan jika dibandingkan dengan penyelesaian melalui

jalur peradilan umum. Kelebihan tersebut di antaranya adalah:

a. dijamin kerahasiaan sengketa para pihak;

b. dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal proseduran dan

administrasi;

c. para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempu-nyai

pengetahuan, pengalaman serta latar belakang yang cukup mengenai masalah

yang disengketakan, jujur dan adil;

d. para pihak dapat memilih hukum apa yang akan diterapkan untuk

menyelesaikan masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase;

e. putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan

melalui tatacara (prosedur) yang sederhana saja ataupun lang-sung dapat

dilaksanakan.20

20

Penjelasan Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

31

Arbitrase merupakan salah satu alternatif diantara sekian banyak alternatif forum

penyelesaian sengketa dagang. Arbitrase termasuk dalam model penyelesaian

sengketa yang bersifat non litigasi(out of court dispute settlement). Selain

arbitrase, terdapat pula berbagai alternatif penyelesaian sengketa dagang secara

non litigasi, antara lain meliputi: negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan lain

sebagainya. Di antara berbagai model penyelesaian sengketa non litigasi tersebut,

maka arbitrase yang memiliki ciri tersendiri yang tergolong unik. Di satu pihak,

arbitrase termasuk sebagai model non litigasi, oleh karena menyangkut

penyelesaian sengketa dagang di luar lembaga peradilan atas dasar kesukarelaan

para pihak. Para pihak yang bersengketa memiliki otonomi luas (party autonomie)

dalam dan menentukan forum, aturan, prosedur, arbitrase, dan lain sebagainya

yang dianggap sesuai dengan kehendak bersama para pihak. Termasuk adanya

prinsip “private and confidential” yang merupakan ciri yang paling litigasi.

Dipihak lain, putusan yang telah dihasilkan melalui proses arbitrase bersifat final

dan mengikat (final and binding) sehingga putusannya dimungkinkan untuk

dilaksanakan sebagaimana layaknya sebagai putusan lembaga peradilan

(enforceable). Putusan arbitrase yang bersifat final dan mengikat memberikan

penyelesaian sengketa dagang yang efektif dan efisien kepada pihak yang

bersengketa. Selain dari pada itu, dengan dimungkinkannya pelaksanaan putusan

arbitrase melalui lembaga peradilan memberikan efek kepastian hukum kepada

pihak yang bersengketa.

Memperhatikan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hakekat perjanjian arbitrase

ialah untuk menyelesaikan suatu permasalahan hubungan keperdataan yang

diusahakan di luar sidang pengadilan (non litigasi). Penyelesaian di luar peradilan

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

32

umum tersebut untuk menghindari penyelesaian yang memakan waktu, biaya dan

tenaga dan lebih utama adalah dengan penyelesaian secara arbitrase dijamin

kerahasiaan sengketa para pihak.

F. Kerangka Pikir

G. PPKKLL

Transaksi Elektronik

Timbulnya Sengketa dalam

Transaksi Elektronik

Upaya Penyelesaian Sengketa

Pelaku Usaha Mahasiswa

(Konsumen)

Media Elektronik

Litigasi Non Litigasi

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

33

Keterangan:

Berdasarkan skema di atas, para pihak yaitu Mahasiswa selaku konsumen dan

pelaku usaha melakukan suatu transaksi jual beli menggunakan media elektronik.

Transaksi jual beli yang dilakukan merupakan transaksi elektronik. Transaksi

elektronik yang dilakukan antara Mahasiswa dan Pelaku Usaha diatur dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik. Kemudian dengan adanya transaksi tersebut sehingga menimbulkan

hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh para pihak

seperti adanya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak, karena

transaksi ini dilakukan dengan online pasti akan menimbulkan suatu kelebihan

dan kekurangan. Dengan adanya berbagai kelebihan dari transaksi online ini tidak

memungkiri pula banyaknya risiko yang timbul dalam transaksi ini karena

dilakukan tanpa ada pertemuan antara para pihaknya. Timbulnya sengketa yang

terjadi dalam transaksi elektronik dapat diselesaikan melalui litigasi maupun non

litigasi.

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

34

III. METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa, dilakukan

secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Analisa, dapat dilakukan secara

metodologis berarti berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti

berdasarkan tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka

tertentu.21

Tujuan dari penelitian di antaranya mendapatkan pengetahuan tentang

suatu gejala, sehingga dapat merumuskan masalah dan dapat merumuskan

hipotesa, untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik suatu keadaan dan

prilaku, memperoleh data mengenai hubungan gejala dengan gejala lainnya, dan

dapat menguji hipotesa yang berhubungan dengan sebab-akibat.22

Berdasarkan

segi fokus kajiannya, penelitian hukum dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu

penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif-empiris atau normatif

terapan, dan penelitian hukum empiris.23

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang ditentukan sehingga mencapai tujuan penelitian.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

empiris, yaitu pendekatan dengan melakukan penelitian secara langsung untuk

21

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press: Jakarta, 2010, hlm 42. 22

Ibid., hlm 9. 23

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. PT. Citra Aditya Bakti:

Bandung, 2004, hlm 52.

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

35

mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan penelitian ini, baik

dengan wawancara dengan pihak terkait, maupun dengan pengamatan secara

seksama terhadap objek penelitian. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan

lengkap mengenai mekanisme perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam

melakukan Transaksi Elektronik.24

B. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

empiris. Penelitian hukum empiris adalah mengkaji hukum yang dikonsepkan

sebagai perilaku nyata (actual behavior), sebagai gejala sosial yang sifatnya tidak

tertulis, yang dialami setiap orang dalam hubungan hidup bermasyarakat.25

Penelitian hukum empiris adalah perilaku nyata setiap warga sebagai akibat

keberlakuan hukum normatif. Perilaku tersebut dapat diobservasi dengan nyata

dan merupakan bukti apakah warga telah berperilaku sesuai atau tidak sesuai

dengan ketentuan hukum normatif (Kodifikasi atau undang-undang) mengenai

mekanisme perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam melakukan Transaksi

Elektronik.

C. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori

yaitu penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu,

tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya

mengedarkan kuesioner, test, wawancara dan sebagainya. Penelitian ini juga

24

Ibid. 25

Ibid., Hlm. 54

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

36

bermaksud untuk menjelaskan pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain

yang didukung oleh teori dan dalam mengumpulkan data melalui kuesioner, maka

tipe penelitian ini termasuk tipe penelitian eksplanatori.26

Untuk itu, Penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh deskripsi lengkap, jelas, rinci, dan sistematis

mengenai mekanisme perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam melakukan

Transaksi Elektronik.

D. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data

primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui

wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang

kemudian diolah oleh peneliti.27

Data primer diperoleh melalui penelitian

kuantitatif yang menggunakan populasi dan sampel dalam pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan teknik sampling yang diperoleh dengan bantuan

kuisioner dalam pengumpulan data, yang kemudian dianalisis secara statistik, dan

dikembangkan dalam bentuk penyajian data secara kualitatif deskriptif.28

E. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek pengamatan dan/atau objek yang menjadi

penelitian.29

26

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta,2013, hlm. 6. 27

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2009) hlm. 106 28

Ibid., hlm 98. 29

Ibid.

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

37

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah

mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung yang aktif diuraikan dalam

tabel berikut ini:

JUMLAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG S.D. 30 OKTOBER 2017

Angkatan Reguler Non Reguler Mandiri

2013 131 152 -

2014 335 47 115

2015 344 130 -

2016 358 30 270

2017 332 61 126

Jumlah 1500 420 511

Total 2431

Sumber: Akademik Fakultas Hukum Universitas Lampung

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi atau yang

menjadi objek penelitian.30

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Stratifield Random Sampling. Dalam hal ini, dibagi menjadi dua tipe yaitu,

Proportinonal Stratifield Random Sampling dan Nonproportional Stratifield

30

Ibid., hlm. 98

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

38

Random Sampling. Penelitian ini menggunakan Nonproportional Stratifield

Random Sampling. Sampel dari masing-masing bagian dalam penelitian ini

diambil secara merata pada masing-masing angkatan Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Lampung. Pada penelitian ini sampel yang diambil ada 5 angkatan

mahasiswa yaitu, 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 dengan sampel secara merata

di tiap-tiap angkatan mahasiswa berjumlah 100 mahasiswa. Jumlah total

pengambilan sampel di kelima angkatan tersebut berjumlah 500 mahasiswa yang

berperan sebagai responden dalam penelitian ini untuk melengkapi data yang

diperlukan dalam mekanisme perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam

melakukan Transaksi Elektronik.

G. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer. Pengumpulan data primer dilakukan

melalui cara-cara sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang

berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan

dalam penelitian hukum normatif empiris. Studi kepustakaan dilakukan untuk

memperoleh data sekunder yaitu melakukan serangkaian kegiatan studi

dokumentasi dengan cara membaca dan mengutip literatur-literatur, mengkaji

peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan perlindungan

hukum bagi Mahasiswa dalam melakukan Transaksi Elektronik.

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

39

b. Kuisioner

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner ditempuh

karena jumlah sampel penelitian relatif besar, sehingga dengan kuesioner

maka penelitian akan lebih efektif dan efisien. Kuesioner ditujukan pada

responden yaitu Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang bersumber langsung dari

beberapa jumlah sampel dalam penelitian ini. Wawancara sebagai data

penunjang terhadap data yang diperoleh, dilakukan secara tatap muka

langsung dengan responden dan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan sebelumnya.

Daftar pertanyaan tersebut digunakan sebagai pedoman dan dikembangkan

saat wawancara dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Wawancara

dilakukan juga dengan: Ardian Ilham dan Antarielya Dewi dan sebagai

konsumen (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung), Desi

Agustina dan Adha Arafat sebagai pelaku usaha (Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Lampung). Wawancara dilakukan dengan mengkaji tentang

mekanisme perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam melakukan Transaksi

Elektronik.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

40

H. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data, diperoleh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan data

Pemeriksaan data yaitu pembenaran apakah data yang terkumpul melalui

studi pustaka, dan dokumen yang sudah dianggap lengkap, relevan, jelas,

tidak berlebihan, tanpa kesalahan.

b. Penandaan data

Pemberian tanda data yang sudah diperoleh, baik berupa penomoran ataupun

penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang menunjukan

golongan/kelompok/klasifikasi data menurut jenis dan sumbernya, dengan

tujuan untuk menyajikan data secara sempurna, memudahkan rekonstruksi

serta analisis data.

c. Sistematisasi data

Mengelompokkan secara sistematis data yang sudah diedit dan diberi tanda

itu menurut klasifikasi data dan urutan masalah bila data itu kualitatif.31

I. Analisis Data

Data primer yang telah dikumpulkan kemudian diolah, selanjutnya bahan tersebut

akan dianalisis dan dibahas secara kualitatif. Analisis kualitatif, yaitu penelitian

yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat.32

31

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Op.Cit., hlm 90-91. 32

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Op. Cit., hlm. 105.

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

41

Analisis dilakukan dengan menafsirkan data dan hasilnya diuraikan dalam bentuk

kalimat secara teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif sehingga

memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis, kemudian ditarik

kesimpulan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai jawaban dari

permasalahan tentang perlindungan hukum bagi Mahasiswa dalam melakukan

Transaksi Elektronik.

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

72

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media elektronik oleh mahasiswa dalam melakukan transaksi

elektronik dengan menggunakan Smartphone, Personal Computer maupun

Tablet. Produk yang biasa dibeli berupa barang-barang konsumtif. Sebelum

melakukan transaksi elektronik (e-commerce), pembeli melihat daftar atau

katalog barang yang dijual. Pembayaran dalam transaksi elektronik dapat

melalui kartu kredit, transfer antar bank melalui mesin ATM, atau transfer

melalui internet/mobile banking. Penjual melakukan pengiriman barang ke

tempat tujuan pembeli melalui ekspidisi atau jasa pengiriman barang seperti

Pos Indonesia, Tiki Online, JNE, dan ekspidisi lainnya. Jangka waktu

pengiriman barang biasanya sesuai yang tertera dalam kesepakatan antara

pihak penjual dan pembeli. Umumnya, jangka waktu pengiriman sesuai

dengan jarak geografis antara penjual dan pembeli.

2. Kelebihan transaksi elektronik bagi konsumen antara lain: menghemat

waktu; efektif dan efisien; serta harga lebih rendah dibandingkan dengan

harga di pasaran. Sedangkan kekurangan transaksi elektronik bagi

konsumen: biaya pengiriman yang cukup tinggi; barang tidak sesuai dengan

yang digambarkan; dan rawan penipuan, yang sengaja dilakukan oleh

oknum pelaku usaha tertentu. Selain konsumen, adapun kelebihan dan

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

73

kekurangan transaksi elektronik bagi pelaku usaha. Kelebihan bagi pelaku

usaha yaitu: biaya modal rendah; pemasaran wilayah lebih luas

dibandingkan di pasaran; serta efektif dan efisien. Kekurangan bagi pelaku

usaha antara lain: rentan terjadi penipuan yang dilakukan oleh oknum

sesama pelaku usaha dan konsumen; sistem keamanan yang kurang; serta

rawan plagiat terhadap produk yang dijual.

3. Upaya mahasiswa dalam penyelesaian sengketa perkara transaksi elektronik,

banyak melalui alternatif penyelesaian sengketa (non litigasi) karena nilai

objek yang kecil dibandingkan dengan secara ranah litigasi. Penyelesaian

sengketa non litigasi berupa negosiasi, atau konsiliasi dengan berdasar

kepada permasalahan yang terjadi. Upaya penyelesaian juga dapat berupa

meminta refund kepada pihak pelaku usaha atau pengembalian uang

pembayaran, sesuai dengan kesepakatan antar dua pihak.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Untuk Konsumen dalam melakukan pembelian melalui transaksi

elektronik agar lebih berhati-hati dalam melakukan transasi. Konsumen

harus memastikan toko online tersebut dapat dipercaya, dan bertanya

mengenai risiko-risiko yang terjadi dalam perjanjian.

2. Untuk Pelaku usaha sebelum melakukan proses pengiriman barang,

sebaiknya melakukan pengecekan pada rekening terkait apakah konsumen

telah benar melakukan pembayaran. Hal ini untuk mencegah terjadinya

penipuan yang merugikan pihak pelaku usaha.

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

74

3. Untuk Pemerintah perlu menambah peraturan guna memberikan

perlindungan hukum bagi pelaku usaha yang dirugikan dengan

permasalahan sistem keamanan media transaksi elektronik.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Cet-6. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Barkatullah, Abdul Halim dan Syahrida. 2010. Sengketa Transaksi E-

CommerceInternasional. Banjarmasin: Fakultas Hukum Unlam

H.S, Salim. 2015. Hukum Kontrak. Cet-11. Jakarta: Sinar Grafika

Makarim, Edmon. 2003. Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Muhammad, Abdulkadir. 2003. Hukum Perikatan. Bandung: Citra Aditya

Bakti

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung:

Citra Aditya Bakti

Muhammad, Abdulkadir. 2010. Hukum Perdata Indonesia. Bandung: Citra

Aditya Bakti

Nasution, A. Z. 2007. Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar.

Jakarta: Diadit Media

Rahardjo, Satjipto. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Rajagukguk, Erman, dkk. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen. Bandung:

Mandar Maju

Sasongko, Wahyu. 2007. Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan

Konsumen. Lampung: Universitas Lampung

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Setiono, 2004. Rule of Law (Supremasi Hukum). Surakarta: Magister Ilmu

Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Sitompul, Asril. 2001. Hukum Internet (Pengenalan Mengenai Masalah

Hukum di Cyberspace). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Soekanto, Soerjono. 2004. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Subekti, R. 2004. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa

Susanto, Happy. 2008. Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan. Jakarta:

Visimedia

Zainuddin Ali. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

B. PERATURAN

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa

Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi danTransaksi

Elektronik

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik

C. JURNAL

Jurnal Hukum,Vol. XIX, No. 19, Oktober 2010. Tinjauan Tentang Dasar

Hukum Transaksi Elektronik Di Indonesia. Hlm. 63 diakses pada

tanggal 5 Maret 2017

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MAHASISWA DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ...digilib.unila.ac.id/54314/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Perkembangan teknologi elektronik telah mempengaruhi

Jurnal Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya. Vol. XX, No.20.

April 2011. Keabsahan Perjanjian Jual Beli Benda Bergerak melalui

Internet. Diakses pada tanggal 1 Februari 2018

D. WEBSITE

Esther Dwi Magfirah, Perlindungan Konsumen Dalam E-Commerce.

husnul-chan.blogspot.com diakses pada tanggal 8 Januari 2017

Jusuf Patrianto Tjahjono, Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Tertulis yang

Mempunyai Kekuatan Pembuktian yang Sempurna

groups.yahoo.com/group/Notaris_Indonesia

diakses tanggal 25 September 2016

http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/

diakses pada tanggal 10 Agustus 2017 pukul. 20.32 WIB