Click here to load reader
Upload
aliansi-mahasiswa-papua
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
“Mengapa Rakyat Papua Dibunuh, Saat Merayakan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia ?” Berdasarkan pengalaman itulah, maka segenap masyarakat adat Papua menyatakan sikap tegas atas insiden lapangan Sinapuk Wamena yang telah menewaskan alm. Opinus Tabuni; 2. Menghentikan proses hukum terhadap Pimpinan Dewan Adat Papua dan masyarakat adat secara umum, karena proses tersebut sangat bertentangan dengan demokrasi yang sedang disuarakan oleh Pemerintah Indonesia.
Citation preview
(Papua Customary(Papua Customary
Council)Council)
Jl. Raya Waena – Sentani Samping Mess Fakfak
Waena Jayapura Papua
+62 967 573595 99351
Anggota :
Wilayah I (Tabi) :Dewan Adat Keerom
LMA Port NumbayDewan Adat Grime Nawa
Dewan Adat Sarmi
Wilayah II (Saireri) :Dewan Adat ByakDewan Adat Yapen
Dewan Adat WaropenDewan Adat Nabire
Wilayah III (Doberay) :Dewan Adat Manokwari
Dewan Adat SorongDPMA Teluk Wondama
LMA Bintuni
Wilayah IV (Bomberay) :Dewan Adat Fakfak
Dewan Adat KaimanaLEMASA
LEMASKO
Wilayah V (Ha Anim) :Dewan Adat Merauke
Dewan Adat MappiLMA Asmat
Wilayah VI (La Pago) :Dewan Adat Baliem
Dewan Adat Aplim Apom
Wilayah VII (Me Pago) :Dewan Adat Puncak Jaya
Dewan Adat Paniai
Perwakilan Dewan Adat Papua
di Asia : di Jakarta
PERNYATAAN & TUNTUTAN
Syukur BagiMu Tuhan
Memulai pernyataan ini, kami hendak mengajukan pertanyaan;
“Mengapa Rakyat Papua Dibunuh,Saat Merayakan Hari Internasional Bangsa Pribumi
se-Dunia ?”
Pertanyaan ini layak diajukan atas tewasnya alm. Opinus Tabuni. Peluru aparat telah menembusi rusuk kanannya, bersarang di jantung kiri, dan seketika merenggut nyawanya. Almarhum adalah satu dari sekitar 20 ribuan massa masyarakat adat Papua di Baliem yang sedang merayakan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia ( International Day of the World’s Indigenous People ) tanggal 9 Agustus 2008, di lapangan Sinapuk Wamena.
Peristiwa penembakan ini adalah satu dari sekian banyak kasus yang telah merenggut nyawa masyarakat adat Papua diatas tanah leluhurnya, yang hingga hari ini tidak pernah diselesaikan secara adil oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aparat Keamanan yang melakukan kejahatan ditanah Papua selalu meligitimasi tindakannya dengan alasan subversif, makar dan separatis. Seolah-olah, cap subversif, makar dan separatis yang dikenakan kepada orang Papua, adalah sah bagi aparat keamanan untuk melakukan tindakan penculikan, penghilangan paksa, penembakan, penyiksaan, pembunuhan, dan segala bentuk kejahatan lainnya kepada orang Papua.
Berdasarkan pengalaman itulah, maka segenap masyarakat adat Papua menyatakan sikap tegas atas insiden lapangan Sinapuk Wamena yang telah menewaskan alm. Opinus Tabuni;
Pertama ; Insiden penembakan yang menewaskan alm. Opinus Tabuni oleh peluru aparat keamanan Indonesia adalah kejahatan kemanusiaan yang telah menginjak-injak harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulia. Hak Hidup adalah Hak Sangat Mendasar ( fundamental rights ), yang merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Agung kepada semua manusia. Hak ini tidak dapat dicabut dengan alasan apapun, oleh siapapun, termasuk oleh negara sekalipun.
Kedua ; Penancapan Bendera ( Merah Putih, PBB, SOS, dan Bintang Fajar ) bukanlah alasan untuk melakukan pembunuhan terhadap masyarakat adat Papua. Penancapan bendera adalah salah satu bentuk ekspresi protes terhadap berbagai ketidak adilan, marginalisasi, kemiskinan struktural yang terus dirasakan oleh masyarakat adat Papua selama berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1
(Papua Customary(Papua Customary
Council)Council)
Jl. Raya Waena – Sentani Samping Mess Fakfak
Waena Jayapura Papua
+62 967 573595 99351
Anggota :
Wilayah I (Tabi) :Dewan Adat Keerom
LMA Port NumbayDewan Adat Grime Nawa
Dewan Adat Sarmi
Wilayah II (Saireri) :Dewan Adat ByakDewan Adat Yapen
Dewan Adat WaropenDewan Adat Nabire
Wilayah III (Doberay) :Dewan Adat Manokwari
Dewan Adat SorongDPMA Teluk Wondama
LMA Bintuni
Wilayah IV (Bomberay) :Dewan Adat Fakfak
Dewan Adat KaimanaLEMASA
LEMASKO
Wilayah V (Ha Anim) :Dewan Adat Merauke
Dewan Adat MappiLMA Asmat
Wilayah VI (La Pago) :Dewan Adat Baliem
Dewan Adat Aplim Apom
Wilayah VII (Me Pago) :Dewan Adat Puncak Jaya
Dewan Adat Paniai
Perwakilan Dewan Adat Papua
di Asia : di Jakarta
Ketiga ; Peristiwa tewasnya alm. Opinus Tabuni bukan merupakan persoalan adat, tindakan pembunuhan ini adalah kejahatan kemanusiaan yang terkait dengan persoalan politik. Sebab itu, untuk menyelesaikannya harus melalui mekanisme politik, serta juga lewat pertanggung jawaban hukum dan moral oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat ; Insiden penembakan yang telah merenggut nyawa alm. Opinus Tabuni harus menjadi tragedi yang terakhir. Kami tidak rela, jika tindakan seperti ini terulang kembali bagi masyarakat adat Papua yang lain, dimasa akan datang.
Kelima ; Kasus Lapangan Sinapuk – Wamena 09 Agustus 2008 yang menewaskan Opinus Tabuni adalah masalah kemanusiaan – masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia. karena itu bukan hanya menjadi masalah orang Baliem saja. Ini adalah masalah bagi seluruh rakyat Papua, ini juga adalah masalah Indonesia. Tragedi ini terjadi saat masyarakat adat Papua sedang merayakan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia, karena itu masalah ini juga menjadi tanggungjawab dunia internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat pribumi diseluruh dunia.
Atas Ketegasan Sikap inilah, kami masyarakat adat Papua dengan penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa, menyampaikan Tuntutan kepada :
Kepolisian Republik Indonesia Daerah Papua :
1. Segera secara berani dan jujur mengungkapkan kasus penembakan yang telah menewaskan Alm. Opinus Tabuni pada tanggal 09 Agustus 2008 di lapangan Sinapuk Wamena. Siapa pelakunya (nama, pangkat & institusi ), dengan senapan jenis apa penembakan dilakukan, alasan penembakan, dan atas perintah siapa penembakan dilakukan adalah hal-hal yang harus terjawab dari hasil penyelidikan dan penyidikan Polisi.
2. Menghentikan proses hukum terhadap Pimpinan Dewan Adat Papua dan masyarakat adat secara umum, karena proses tersebut sangat bertentangan dengan demokrasi yang sedang disuarakan oleh Pemerintah Indonesia.
Gubernur Provinsi Papua :
Agar memfasilitasi Delegasi Papua yang akan menghadap Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Ketua MPR-RI, Ketua DPR-RI, Ketua DPD RI, Komnas HAM dan pihak terkait lainnya di Jakarta.
Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua :
Segera menyurat kepada Gubernur Provinsi Papua untuk memfasilitasi Delegasi Papua yang akan menghadap Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Ketua MPR-RI, Ketua DPR-RI, Ketua DPD RI, Komnas HAM dan pihak-pihak terkait lainnya di Jakarta.
2
(Papua Customary(Papua Customary
Council)Council)
Jl. Raya Waena – Sentani Samping Mess Fakfak
Waena Jayapura Papua
+62 967 573595 99351
Anggota :
Wilayah I (Tabi) :Dewan Adat Keerom
LMA Port NumbayDewan Adat Grime Nawa
Dewan Adat Sarmi
Wilayah II (Saireri) :Dewan Adat ByakDewan Adat Yapen
Dewan Adat WaropenDewan Adat Nabire
Wilayah III (Doberay) :Dewan Adat Manokwari
Dewan Adat SorongDPMA Teluk Wondama
LMA Bintuni
Wilayah IV (Bomberay) :Dewan Adat Fakfak
Dewan Adat KaimanaLEMASA
LEMASKO
Wilayah V (Ha Anim) :Dewan Adat Merauke
Dewan Adat MappiLMA Asmat
Wilayah VI (La Pago) :Dewan Adat Baliem
Dewan Adat Aplim Apom
Wilayah VII (Me Pago) :Dewan Adat Puncak Jaya
Dewan Adat Paniai
Perwakilan Dewan Adat Papua
di Asia : di Jakarta
Majelis Rakyat Papua :
Segera mengadakan Rapat Umum Dengar Pendapat dengan komponen Rakyat Papua, pada bulan Oktober 2008.
Perserikatan Bangsa – Bangsa :
Meminta perhatian dan tanggung jawab Perserikatan Bangsa - Bangsa terhadap insiden penembakan di lapangan Sinapuk Wamena yang telah menewaskan alm. Opinus Tabuni, karena insiden ini terjadi saat masyarakat adat Papua sedang merayakan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia. Dimana Perayaan ini ditetapkan oleh PBB pada tahun 1994, melalui sidang Majelis Umum PBB.
Mengakhiri pernyataan dan tuntutan ini, kami menyampaikan kepada seluruh rakyat Papua, bahwa pada tanggal 15 sampai 17 Oktober 2008, di London – Inggris, akan diselenggarakan Peluncuran Caucus Parlemen Internasional untuk Papua. Sebagai bentuk dukungan atas langkah ini, maka kami menyerukan kepada segenap rakyat Papua untuk melaksanakan Aksi Nasional, Doa serta Puasa pada hari Rabu,15 Oktober 2008 diseluruh tanah Papua dan seluruh Indonesia.
Semoga Tuhan Yang Punya Kuasa dan Kemuliaan meridhoi Pernyataan Tuntutan ini dan perjuangan kita kedepan.
Jayapura – Port Numbay, 17 September 2008
3