PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    1/130

    PERATURAN PEMERINTAH

    PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 1 TAHUN 2014

    TENTANG

    PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemilihan Gubernur, Bupati, danWalikota dilaksanakan secara demokratis sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 makakedaulatan rakyat serta demokrasi dari rakyat, olehrakyat, dan untuk rakyat wajib dihormati sebagai syaratutama pelaksanaan pemilihan Gubernur, Bupati, danWalikota;

    b. bahwa kedaulatan rakyat dan demokrasi sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu ditegaskan denganpelaksanaan pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikotasecara langsung oleh rakyat, dengan tetap melakukanbeberapa perbaikan mendasar atas berbagaipermasalahan pemilihan langsung yang selama ini telahdijalankan;

    c. bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentangPemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mengaturmekanisme pemilihan kepala daerah secara tidaklangsung melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telahmendapatkan penolakan yang luas oleh rakyat dan proses

    pengambilan keputusannya telah menimbulkan persoalanserta kegentingan yang memaksa sesuai PutusanMahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009;

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang

    Mengingat . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    2/130

    - 2 -

    Pemilihan Gubernur, Bupati, dan alikota;

    Mengingat: 1. Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587);

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DANWALIKOTA.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini

    yang dimaksud dengan:1. Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang

    selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaankedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untukmemilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsungdan demokratis.

    2. Uji Publik adalah pengujian kompetensi dan integritas yang dilaksanakan secara terbuka oleh panitia yangbersifat mandiri yang dibentuk oleh Komisi PemilihanUmum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum

    Kabupaten/Kota, yang hasilnya tidak menggugurkanpencalonan.

    3. Calon Gubernur adalah peserta pemilihan yang diusulkanoleh partai politik, gabungan partai politik, atauperseorangan yang mendaftar atau didaftarkan di KomisiPemilihan Umum Provinsi.

    4. Calon . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    3/130

    - 3 -

    4. Calon Bupati dan Calon Walikota adalah peserta pemilihan yang diusulkan oleh partai politik, gabungan partai

    politik, atau perseorangan yang mendaftar ataudidaftarkan di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

    5. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dandibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secarasukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-citauntuk memperjuangkan dan membela kepentingan politikanggota, masyarakat, bangsa dan negara, sertamemelihara keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    6. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yangterdaftar dalam Pemilihan.

    7. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPUadalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yangbersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugasmelaksanakan pemilihan umum.

    8. Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnyadisingkat KPU Provinsi adalah penyelenggara PemilihanGubernur.

    9. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yangselanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalahpenyelenggara Pemilihan Bupati/Walikota.

    10. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnyadisebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihanumum yang bertugas mengawasi penyelenggaraanpemilihan umum di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia.

    11. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum yangselanjutnya disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugasmenangani pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihanumum dan merupakan satu kesatuan fungsipenyelenggaraan pemilihan umum.

    12. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkatPPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU

    13. Panitia . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    4/130

    - 4 -

    Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan ditingkat Kecamatan atau nama lain.

    13. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPSadalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kotauntuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Desa atausebutan lain/Kelurahan.

    14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yangselanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yangdibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutansuara di tempat pemungutan suara.

    15. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suarauntuk Pemilihan.

    16. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnyadisingkat Bawaslu Provinsi adalah Badan PengawasPemilihan Gubernur yang bertugas untuk mengawasipenyelenggaraan Pemilihan Gubernur di wilayah Provinsi.

    17. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota yangselanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalahpanitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugasuntuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayahKabupaten/Kota.

    18. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang selanjutnyadisebut Panwas Kecamatan adalah panitia yang dibentukoleh Panwas Kabupaten/Kota yang bertugas untukmengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayahKecamatan.

    19. Pengawas Pemilihan Lapangan yang selanjutnyandisingkat PPL adalah petugas yang dibentuk oleh PanwasKecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihandi Desa atau sebutan lain/Kelurahan.

    20. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnyadisebut Pengawas TPS adalah petugas yang dibentuk olehPanwas Kecamatan untuk membantu PPL.

    21. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanyeadalah kegiatan untuk meyakinkan Pemilih denganmenawarkan visi, misi, dan program Calon Gubernur,Calon Bupati, dan Calon Walikota.

    22. Pemerintahan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    5/130

    - 5 -

    22. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewanperwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dantugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnyadalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    23. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.

    24. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yangselanjutnya disingkat DPRD Provinsi atau sebutan lainnyaadalah lembaga perwakilan rakyat daerah di Provinsi danberkedudukan sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah.

    25. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yangselanjutnya disingkat DPRD Kabupaten/Kota atausebutan lainnya adalah lembaga perwakilan rakyat daerahdi Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Daerah.

    26. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

    27. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dalam negeri.

    28. Hari adalah hari kerja.

    BAB IIASAS DAN PRINSIP PELAKSANAAN

    Bagian Kesatu

    Asas

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    6/130

    - 6 -

    Pasal 2

    Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asaslangsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

    Bagian Kedua

    Prinsip Pelaksanaan

    Pasal 3

    (1) Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secaraserentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

    (2) Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota yang

    dapat mengikuti Pemilihan harus mengikuti proses UjiPublik.

    Pasal 4

    (1) DPRD Provinsi memberitahukan secara tertulis kepadaGubernur dan KPU Provinsi mengenai berakhirnyamasa jabatan Gubernur dalam waktu paling lambat6 (enam) bulan sebelum masa jabatan Gubernur berakhir.

    (2) DPRD Kabupaten/Kota memberitahukan secara tertulis

    kepada Bupati/Walikota dan KPU Kabupaten/Kotamengenai berakhirnya masa jabatan Bupati/Walikotadalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa

    jabatan Bupati/Walikota berakhir.

    Pasal 5

    (1) Pemilihan diselenggarakan melalui 2 (dua) tahapan yaitutahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan.

    (2) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

    a. perencanaan program dan anggaran;

    b. penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan;

    c. perencanaan penyelenggaraan yang meliputipenetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaanPemilihan;

    Bagian . . .

    e. pembentukan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    7/130

    - 7 -

    d. pembentukan PPK, PPS, dan KPPS;

    e. pembentukan Panwas Kabupaten/Kota, PanwasKecamatan, PPL, dan Pengawas TPS;

    f. pemberitahuan dan pendaftaran pemantau Pemilihan;dan

    g. penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih.

    (3) Tahapan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

    a. pendaftaran bakal Calon Gubernur, Calon Bupati, danCalon Walikota;

    b.

    Uji Publik;c. pengumuman pendaftaran Calon Gubernur, Calon

    Bupati, dan Calon Walikota;

    d. pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan CalonWalikota;

    e. penelitian persyaratan Calon Gubernur, Calon Bupati,dan Calon Walikota;

    f. penetapan Calon Gubernur, Calon Bupati, dan CalonWalikota;

    g. pelaksanaan Kampanye;h. pelaksanaan pemungutan suara;

    i. penghitungan suara dan rekapitulasi hasilpenghitungan suara;

    j. penetapan calon terpilih;

    k. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasilPemilihan; dan

    l. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih.

    Pasal 6

    (1) KPU Provinsi menyampaikan laporan kegiatan setiaptahapan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur kepadaDPRD Provinsi dan KPU dengan tembusan kepadaPresiden melalui Menteri.

    (2) KPU . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    8/130

    - 8 -

    (2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kegiatansetiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati danWalikota kepada DPRD Kabupaten/Kota dengantembusan kepada KPU Provinsi dan Gubernur.

    (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh KPUProvinsi diteruskan kepada KPU dan oleh Gubernurditeruskan kepada Menteri.

    BAB III

    PERSYARATAN CALON

    Pasal 7

    Warga negara Indonesia yang dapat menjadi Calon Gubernur,Calon Bupati, dan Calon Walikota adalah yang memenuhipersyaratan sebagai berikut:

    a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara KesatuanRepublik Indonesia;

    c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkatatas atau sederajat;

    d. telah mengikuti Uji Publik;e. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon

    Gubernur dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk CalonBupati dan Calon Walikota;

    f. mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasilpemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter;

    g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusanpengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetapkarena melakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

    h. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusanpengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

    i. tidak pernah melakukan perbuatan tercela; j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;

    k. tidak . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    9/130

    - 9 -

    k. tidak sedang memiliki tanggungan utang secaraperseorangan dan/atau secara badan hukum yangmenjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangannegara;

    l. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusanpengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

    m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporanpajak pribadi;

    n. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Bupati, danWalikota selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan

    yang sama;o. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Bupati, dan

    Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain;p. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabatBupati dan penjabat Walikota;

    q. tidak memiliki konflik kepentingan dengan petahana;r. memberitahukan pencalonannya sebagai Gubernur,

    Bupati, dan Walikota kepada Pimpinan Dewan PerwakilanRakyat bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kepadaPimpinan Dewan Perwakilan Daerah bagi anggota DewanPerwakilan Daerah, atau kepada Pimpinan DPRD bagianggota DPRD;

    s. mengundurkan diri sebagai anggota Tentara Nasional

    Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, danPegawai Negeri Sipil sejak mendaftarkan diri sebagai calon;dan

    t. berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara ataubadan usaha milik daerah.

    BAB IV

    PENYELENGGARA PEMILIHAN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 8

    (1) Penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawabbersama KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

    (2) Pemilihan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    10/130

    - 10 -

    (2) Pemilihan Gubernur dilaksanakan oleh KPU Provinsi.

    (3) Pemilihan Bupati dan Walikota dilaksanakan oleh KPUKabupaten/Kota.

    Bagian Kedua

    Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPU

    Pasal 9

    Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilihanmeliputi:

    a. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiaptahapan Pemilihan setelah berkonsultasi dengan DewanPerwakilan Rakyat dan Pemerintah;

    b. mengkoordinasi dan memantau tahapan Pemilihan;

    c. melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan;

    d. menerima laporan hasil Pemilihan dari KPU Provinsi danKPU Kabupaten/Kota;

    e. memfasilitasi pelaksanaan tugas KPU Provinsi dan KPUKabupaten/Kota dalam melanjutkan tahapanpelaksanaan Pemilihan jika Provinsi, Kabupaten, danKota tidak dapat melanjutkan tahapan Pemilihan secaraberjenjang; dan

    f. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikanoleh peraturan perundang-undangan.

    Pasal 10

    KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib:

    a.

    memperlakukan Calon Gubernur, Calon Bupati, danCalon Walikota secara adil dan setara;

    b. menyampaikan semua informasi penyelenggaraanPemilihan kepada masyarakat;

    c. melaksanakan Keputusan DKPP; dan

    d. melaksanakan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    11/130

    - 11 -

    d. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    Bagian Ketiga

    Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPU Provinsi

    Pasal 11

    Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam PemilihanGubernur meliputi:

    a. merencanakan program dan anggaran;

    b. merencanakan dan menetapkan jadwal PemilihanGubernur;

    c. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPUKabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam PemilihanGubernur dengan memperhatikan pedoman dari KPU;

    d. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiaptahapan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    e. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, danmengendalikan semua tahapan penyelenggaraanPemilihan Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dengan memperhatikan pedomandari KPU;

    f. menerima daftar pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dalampenyelenggaraan Pemilihan Gubernur;

    g. memutakhirkan data Pemilih berdasarkan datakependudukan yang disiapkan dan diserahkan olehPemerintah dengan memperhatikan data terakhir:

    1. pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan DPRD;

    2. pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan

    3. Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,

    dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

    h. menetapkan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    12/130

    - 12 -

    h. menetapkan Calon Gubernur yang telah memenuhipersyaratan;

    i. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasipenghitungan suara Pemilihan Gubernur berdasarkanhasil rekapitulasi penghitungan suara di KPUKabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi yangbersangkutan;

    j. membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikathasil penghitungan suara serta wajib menyerahkannyakepada saksi peserta Pemilihan dan Bawaslu Provinsi;

    k. menerbitkan Keputusan KPU Provinsi untukmengesahkan hasil Pemilihan Gubernur danmengumumkannya;

    l. mengumumkan Calon Gubernur terpilih dan membuatberita acaranya;

    m. melaporkan hasil Pemilihan Gubernur kepada KPU danMenteri;

    n. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi BawasluProvinsi atas temuan dan laporan adanya dugaanpelanggaran Pemilihan;

    o. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkansementara anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris KPUProvinsi, dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yangterbukti melakukan tindakan yang mengakibatkanterganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihanberdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atauketentuan peraturan perundang-undangan;

    p. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan PemilihanGubernur dan/atau yang berkaitan dengan tugas danwewenang KPU Provinsi kepada masyarakat;

    q. melaksanakan pedoman yang ditetapkan oleh KPU;

    r. memberikan pedoman terhadap penetapan organisasi dantata cara penyelenggaraan Pemilihan Gubernur sesuaidengan tahapan yang diatur dalam ketentuan peraturanperundang-undangan;

    s. melakukan evaluasi dan membuat laporan

    t. menyampaikan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    13/130

    - 13 -

    penyelenggaraan Pemilihan Gubernur;

    t. menyampaikan laporan mengenai hasil PemilihanGubernur kepada DPRD Provinsi; dan

    u. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikanoleh KPU dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 12

    Dalam pelaksanaakan Pemilihan Gubernur, KPU Provinsiwajib:

    a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan PemilihanGubernur dengan tepat waktu;

    b. memperlakukan peserta Pemilihan Calon Gubernur secaraadil dan setara;

    c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraanPemilihan Gubernur kepada masyarakat;

    d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaransesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semuakegiatan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur kepadaKPU dan Menteri;

    f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen sertamelaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

    g. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Gubernur kepada KPU danMenteri dengan tembusan kepada Bawaslu;

    h. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPUProvinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    i. menyediakan dan menyampaikan data hasil PemilihanGubernur di tingkat Provinsi;

    j. melaksanakan Keputusan DKPP; dan

    k. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPUdan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 13 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    14/130

    - 14 -

    Pasal 13

    Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam PemilihanBupati dan Walikota meliputi:

    a. merencanakan program dan anggaran;

    b. merencanakan dan menetapkan jadwal Pemilihan Bupatidan Walikota;

    c. menyusun dan menetapkan tata kerja KPUKabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam PemilihanBupati dan Walikota dengan memperhatikan pedoman dariKPU dan/atau KPU Provinsi;

    d. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiaptahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikotasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    e. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam PemilihanGubernur serta Pemilihan Bupati dan Walikota dalamwilayah kerjanya;

    f. mengoordinasikan, menyelenggarakan, danmengendalikan semua tahapan penyelenggaraanPemilihan Bupati dan Walikota sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dengan memperhatikanpedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

    g. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraanPemilihan Bupati dan Walikota;

    h. memutakhirkan data Pemilih berdasarkan datakependudukan yang disiapkan dan diserahkan olehPemerintah dengan memperhatikan data terakhir:

    1. pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan DPRD;

    2. pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan

    3. Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,

    dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

    i. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraanPemilihan Gubernur dan menyampaikannya kepada KPUProvinsi;

    j. menetapkan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    15/130

    - 15 -

    j. menetapkan Calon Bupati dan Calon Walikota yang telahmemenuhi persyaratan;

    k. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasipenghitungan suara Pemilihan Bupati dan Walikotaberdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dariseluruh PPK di wilayah Kabupaten/Kota yangbersangkutan;

    l. membuat berita acara penghitungan suara serta membuatsertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannyakepada saksi peserta Pemilihan, PanwasluKabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

    m. menerbitkan Keputusan KPU Kabupaten/Kota untukmengesahkan hasil Pemilihan Bupati dan Walikota danmengumumkannya;

    n. mengumumkan Calon Bupati dan Walikota terpilih dandibuatkan berita acaranya;

    o. melaporkan hasil Pemilihan Bupati dan Walikota kepadaMenteri melalui Gubernur dan kepada KPU melalui KPUProvinsi;

    p. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi PanwasluKabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan

    pelanggaran Pemilihan;q. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan

    sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPUKabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPUKabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraanpemilihan berdasarkan rekomendasi PanwasluKabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturanperundang-undangan;

    r. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan

    dan/atau yang berkaitan dengan tugas KPUKabupaten/Kota kepada masyarakat;

    s. melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitandengan Pemilihan Gubernur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan pedoman KPUdan/atau KPU Provinsi;

    t. melakukan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    16/130

    - 16 -

    t. melakukan evaluasi dan membuat laporanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikota;

    u. menyampaikan hasil Pemilihan Bupati dan Walikotakepada KPU Provinsi, Gubernur, dan DPRDkabupaten/Kota; dan

    v. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikanoleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau ketentuan peraturanperundang-undangan.

    Pasal 14

    KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati dan Walikotawajib:

    a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan PemilihanBupati dan Walikota dengan tepat waktu;

    b. memperlakukan peserta Pemilihan Calon Bupati danWalikota secara adil dan setara;

    c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraanPemilihan Bupati dan Walikota kepada masyarakat;

    d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaransesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semuakegiatan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikotakepada Menteri melalui Gubernur dan kepada KPU melaluiKPU Provinsi;

    f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen sertamelaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

    g. mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    h. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikota kepadaMenteri melalui Gubernur, kepada KPU dan KPU Provinsiserta menyampaikan tembusannya kepada BawasluProvinsi;

    i. membuat . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    17/130

    - 17 -

    i. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPUKabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

    j. menyampaikan data hasil Pemilihan dari tiap TPS padatingkat Kabupaten/Kota kepada peserta Pemilihan palinglama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi diKabupaten/Kota;

    k. melaksanakan Keputusan DKPP; dan

    l. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU,KPU Provinsi dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Bagian Keempat

    PPK

    Pasal 15

    (1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatandibentuk PPK.

    (2) PPK berkedudukan di ibu kota Kecamatan.

    (3)

    PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat6 (enam) bulan sebelum pemungutan suara dandibubarkan 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara.

    (4) Hak keuangan anggota PPK dihitung sesuai dengan waktupelaksanaan tugasnya.

    Pasal 16

    (1) Anggota PPK sebanyak 5 (lima) orang yang memenuhisyarat berdasarkan Undang-Undang.

    (2) Anggota PPK diangkat dan diberhentikan oleh KPUKabupaten/Kota.

    (3) Komposisi keanggotaan PPK memperhatikan keterwakilanperempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

    (4) Dalam menjalankan tugasnya, PPK dibantu olehsekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari Pegawai

    (5) PPK . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    18/130

    - 18 -

    Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.

    (5) PPK melalui KPU Kabupaten/Kota mengusulkan3 (tiga) nama calon sekretaris PPK kepada Bupati/Walikota

    untuk selanjutnya dipilih dan ditetapkan 1 (satu) namasebagai Sekretaris PPK dengan KeputusanBupati/Walikota.

    Pasal 17

    Tugas, wewenang, dan kewajiban PPK meliputi:

    a. membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalammelakukan pemutakhiran data pemilih, Daftar PemilihSementara, dan Daftar Pemilih Tetap;

    b. membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalammenyelenggarakan Pemilihan;

    c. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihandi tingkat Kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPUProvinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

    d. menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPUKabupaten/Kota;

    e. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruhPPS di wilayah kerjanya;

    f. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suarasebagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yangdihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan Panwaskecamatan;

    g. mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksudpada huruf f;

    h. menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimanadimaksud pada huruf f kepada seluruh peserta Pemilihan;

    i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat

    sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannyakepada saksi peserta Pemilihan, Panwas Kecamatan, danKPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

    j. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yangdisampaikan oleh Panwas Kecamatan;

    k. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan

    l. melakukan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    19/130

    - 19 -

    penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya;

    l. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calonperseorangan;

    m. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihandan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPKkepada masyarakat;

    n. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU Kabupaten/Kota sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    o. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Bagian Kelima

    PPS

    Pasal 18

    (1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di Desa atau sebutanlain/Kelurahan dibentuk PPS.

    (2) PPS berkedudukan di Desa atau sebutan lain/Kelurahan.

    (3) PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota 6 (enam) bulansebelum pemungutan suara dan dibubarkan palinglambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara.

    (4) Hak keuangan anggota PPS dihitung sesuai dengan waktupelaksanaan tugasnya.

    Pasal 19

    (1) Anggota PPS berjumlah 3 (tiga) orang yang diangkat sesuaidengan persyaratan dalam ketentuan peraturanperundang-undangan mengenai penyelenggara pemilihan

    umum.(2) Anggota PPS diangkat oleh KPU Kabupaten/Kota atas usul

    bersama Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan BadanPermusyawaratan Desa atau sebutan lain/DewanKelurahan.

    Pasal 20 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    20/130

    - 20 -

    Pasal 20

    Tugas, wewenang, dan kewajiban PPS meliputi:

    a. membantu KPU Kabupaten/Kota dan PPK dalammelakukan pemutakhiran data Pemilih, Daftar PemilihSementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan DaftarPemilih Tetap;

    b. membentuk KPPS;

    c. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calonperseorangan;

    d. mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih;

    e.

    mengumumkan daftar pemilih;f. menerima masukan dari masyarakat tentang Daftar

    Pemilih Sementara;

    g. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikanDaftar Pemilih Sementara;

    h. menetapkan hasil perbaikan Daftar Pemilih Sementarasebagaimana dimaksud pada huruf g untuk menjadiDaftar Pemilih Tetap;

    i. mengumumkan Daftar Pemilih Tetap sebagaimana

    dimaksud pada huruf h dan melaporkan kepada KPUKabupaten/Kota melalui PPK;

    j. menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK;

    k. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihandi tingkat Desa atau sebutan lain/Kelurahan yang telahditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota dan PPK;

    l. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya;

    m. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suarasebagaimana dimaksud pada huruf l dalam rapat yangharus dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan PPL;

    n. mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dariseluruh TPS di wilayah kerjanya;

    o. menyerahkan rekapitulasi hasil penghitungan suarasebgaimana dimaksud pada huruf m kepada seluruh

    p. membuat . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    21/130

    - 21 -

    peserta Pemilihan;

    p. membuat berita acara penghitungan suara serta membuatsertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya

    kepada saksi peserta Pemilihan, PPL, dan PPK;q. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah

    penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;

    r. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK padahari yang sama setelah terkumpulnya kotak suara darisetiap TPS dan tidak memiliki kewenangan membukakotak suara yang sudah disegel oleh KPPS;

    s. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yangdisampaikan oleh PPL;

    t. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya;

    u. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihandan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPSkepada masyarakat;

    v. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan,kecuali dalam hal penghitungan suara;

    w. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    x. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh peraturan perundang-undangan.

    Pasal 21

    (1) Anggota KPPS berjumlah 7 (tujuh) orang yang berasal darianggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syaratsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Anggota KPPS diangkat dan diberhentikan oleh PPS atas

    nama Ketua KPU Kabupaten/Kota.(3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota KPPS wajib

    dilaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota.

    (4) Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas seorang ketuamerangkap anggota dan anggota.

    Pasal 22 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    22/130

    - 22 -

    Pasal 22

    Tugas, wewenang, dan kewajiban KPPS meliputi:

    a. mengumumkan dan menempelkan Daftar Pemilih Tetap di TPS;

    b. menyerahkan Daftar Pemilih Tetap kepada saksi pesertaPemilihan yang hadir dan PPL;

    c. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;

    d. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;

    e. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang

    disampaikan oleh saksi, PPL, peserta Pemilihan, danmasyarakat pada hari pemungutan suara;

    f. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelahpenghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;

    g. membuat berita acara pemungutan dan penghitungansuara serta membuat sertifikat penghitungan suara danwajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan,PPL, dan PPK melalui PPS;

    h. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS danPPL;

    i. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suaradan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPKmelalui PPS pada hari yang sama;

    j. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    k. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh peraturan perundang-undangan.

    Bagian . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    23/130

    - 23 -

    Bagian Keenam

    Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan

    Pasal 23

    (1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilihandilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi, PanwasKabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas

    TPS.

    (2) Keanggotaan Bawaslu Provinsi, PanwasKabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas

    TPS berasal dari kalangan profesional yang mempunyai

    kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidakmenjadi anggota Partai Politik.

    (3) Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota, dan PanwasKecamatan masing-masing beranggotakan 3 (tiga) orang.

    (4) PPL berjumlah 1 (satu) orang setiap Desa atau sebutanlain/Kelurahan.

    (5) Pengawas TPS berjumlah 1 (satu) orang setiap TPS.

    Pasal 24

    (1) Panwas Kabupaten/Kota dibentuk paling lambat1 (satu) bulan sebelum tahapan persiapanpenyelenggaraan Pemilihan dimulai dan dibubarkan palinglambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapanpenyelenggaraan Pemilihan selesai.

    (2) Panwas Kabupaten/Kota dibentuk dan ditetapkan olehBawaslu Provinsi.

    (3) Penetapan anggota Panwas Kabupaten/Kota sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah melalui seleksi

    oleh Bawaslu Provinsi.

    Pasal 25 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    24/130

    - 24 -

    Pasal 25

    (1) Panwas Kecamatan dibentuk 1 (satu) bulan sebelumtahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan dimulai danberakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruhtahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai.

    (2) Panwas Kecamatan untuk Pemilihan dibentuk olehPanwas Kabupaten/Kota dan ditetapkan denganKeputusan Panwas Kabupaten/Kota.

    Pasal 26

    (1) PPL dibentuk 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama

    penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan dibubarkan palinglambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapanpenyelenggaraan Pemilihan selesai.

    (2) Anggota PPL berjumlah 1 (satu) orang setiap Desa atausebutan lain/Kelurahan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    (3) Anggota PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan dengan Keputusan Panwas Kecamatan.

    Pasal 27

    (1) Dalam melaksanakan tugas pengawasan, PPL dapatdibantu 1 (satu) orang Pengawas TPS di masing-masing

    TPS berdasarkan usulan PPL kepada Panwas Kecamatan.

    (2) Pengawas TPS dibentuk 23 (dua puluh tiga) hari sebelumhari pemungutan suara Pemilihan dan dibubarkan7 (tujuh) hari setelah hari pemungutan suara Pemilihan.

    Pasal 28

    (1) Tugas dan wewenang Bawaslu Provinsi adalah:a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di

    wilayah provinsi yang meliputi:1. pemutakhiran data pemilih berdasarkan data

    kependudukan dan penetapan Daftar PemilihSementara dan Daftar Pemilih Tetap;

    2. pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan

    3. proses . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    25/130

    - 25 -

    tata cara pencalonan Gubernur;3. proses penetapan Calon Gubernur;4. penetapan Calon Gubernur;

    5.

    pelaksanaan Kampanye;6. pengadaan logistik Pemilihan danpendistribusiannya;

    7. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suaradan penghitungan suara hasil Pemilihan;

    8. pengawasan seluruh proses penghitungan suara diwilayah kerjanya;

    9. proses rekapitulasi suara dari seluruhKabupaten/Kota yang dilakukan oleh KPUProvinsi;

    10. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara

    ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan;dan11. proses penetapan hasil Pemilihan Gubernur;

    b. mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumenserta melaksanakan penyusutannya berdasarkan

    jadwal retensi arsip yang disusun oleh BawasluProvinsi dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkanpedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan ArsipNasional Republik Indonesia;

    c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadappelaksanaan peraturan perundang-undangan

    mengenai Pemilihan;d. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU

    Provinsi untuk ditindaklanjuti;e. meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi

    kewenangannya kepada instansi yang berwenang;f. menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar

    untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yangberkaitan dengan adanya dugaan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapanpenyelenggaraan Pemilihan oleh PenyelenggaraPemilihan di tingkat Provinsi;

    g. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasiBawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggotaKPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPUProvinsi yang terbukti melakukan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapanpenyelenggaraan Pemilihan yang sedang berlangsung;

    h. mengawasi . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    26/130

    - 26 -

    h. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraanPemilihan; dan

    i.

    melaksanakan tugas dan wewenang lain yangdiberikan oleh peraturan perundang-undangan.

    (2) Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Bawaslu Provinsi dapat:a. memberikan rekomendasi kepada KPU untuk

    menonaktifkan sementara dan/atau mengenakansanksi administratif atas pelanggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f; dan

    b. memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atastemuan dan laporan terhadap tindakan yangmengandung unsur tindak pidana Pemilihan.

    Pasal 29

    Bawaslu Provinsi wajib:a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan

    wewenangnya;b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

    pelaksanaan tugas pengawas pemilihan umum padatingkatan di bawahnya;

    c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitandengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaanperaturan perundang-undangan mengenai Pemilihan;

    d. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslusesuai dengan tahapan Pemilihan secara periodikdan/atau berdasarkan kebutuhan;

    e. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawasluberkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yangdilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakibatkanterganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan ditingkat Provinsi; dan

    f. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    Pasal 30 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    27/130

    - 27 -

    Pasal 30

    Tugas dan wewenang Panwas Kabupaten/Kota adalah:

    a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan yangmeliputi:

    1. pemutakhiran data pemilih berdasarkan datakependudukan dan penetapan Daftar PemilihSementara dan Daftar Pemilih Tetap;

    2. pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dantata cara pencalonan;

    3. proses dan penetapan calon;

    4. pelaksanaan Kampanye;

    5. perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya;6. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan

    suara hasil Pemilihan;

    7. mengendalikan pengawasan seluruh prosespenghitungan suara;

    8. penyampaian surat suara dari tingkat TPS sampai kePPK;

    9. proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPUProvinsi, Kabupaten, dan Kota dari seluruh

    Kecamatan; dan10. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara

    ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan;

    b. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadappelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenaiPemilihan;

    c. menyelesaikan temuan dan laporan sengketapenyelenggaraan Pemilihan yang tidak mengandung unsurtindak pidana;

    d. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsidan KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti;

    e. meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadikewenangannya kepada instansi yang berwenang;

    f. menyampaikan . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    28/130

    - 28 -

    f. menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasaruntuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitandengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan

    terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan olehpenyelenggara di Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

    g. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasiBawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPUProvinsi dan KPU Kabupaten/Kota, sekretaris dan pegawaisekretariat KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yangterbukti melakukan tindakan yang mengakibatkanterganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yangsedang berlangsung;

    h. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan

    Pemilihan; dani. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan

    oleh peraturan perundang-undangan.

    Pasal 31

    Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 28, Bawaslu Provinsi berwenang:

    a. memberikan rekomendasi kepada KPU dan KPU Provinsiuntuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan

    sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimanadimaksud pada Pasal 28 huruf g dan Pasal 30 huruf g;

    b. memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atastemuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandungunsur tindak pidana Pemilihan.

    Pasal 32

    Dalam Pemilihan Bupati dan Walikota, PanwasKabupaten/Kota wajib:

    a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas danwewenangnya;

    b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadappelaksanaan tugas Panwas pada tingkatan di bawahnya;

    c. menerima . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    29/130

    - 29 -

    c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitandengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaanperaturan perundang-undangan mengenai Pemilihan;

    d. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslusesuai dengan tahapan Pemilihan secara periodik dan/atauberdasarkan kebutuhan;

    e. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawasluberkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yangdilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota

    yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraantahapan Pemilihan; dan

    f. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan olehperaturan perundang-undangan.

    Pasal 33

    Tugas dan wewenang Panwas Kecamatan dalam Pemilihanmeliputi:

    a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayahKecamatan yang meliputi:

    1. pemutakhiran data Pemilih berdasarkan datakependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementaradan Daftar Pemilih Tetap;

    2. pelaksanaan Kampanye;

    3. perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya;

    4. pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasilPemilihan;

    5. penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK;

    6. proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dariseluruh TPS; dan;

    7. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara

    ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan;b. mengawasi penyerahan kotak suara tersegel kepada KPU

    Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

    e. menerima . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    30/130

    - 30 -

    c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan olehpenyelenggara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada

    huruf a;d. menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk

    ditindaklanjuti;

    e. meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadikewenangannya kepada instansi yang berwenang;

    f. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraanPemilihan;

    g. memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atastemuan dan laporan mengenai tindakan yang mengandungunsur tindak pidana Pemilihan; dan

    h. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikanoleh peraturan perundang-undangan.

    Pasal 34

    Dalam Pemilihan, Panwas Kecamatan wajib:

    a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas danwewenangnya;

    b. menyampaikan laporan kepada Panwas Kabupaten/Kotaberkaitan dengan adanya dugaan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraanPemilihan di tingkat Kecamatan;

    c. menyampaikan laporan pengawasan atas tahapanpenyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya kepadaPanwas Kabupaten/Kota;

    d. menyampaikan temuan dan laporan kepada PanwasKabupaten/Kota berkaitan dengan adanya dugaanpelanggaran yang dilakukan oleh PPK yang mengakibatkanterganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan ditingkat Kecamatan; dan

    e. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan olehperaturan perundang-undangan.

    Pasal 35 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    31/130

    - 31 -

    Pasal 35

    Tugas dan wewenang PPL meliputi:

    a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkatDesa atau sebutan lain/Kelurahan yang meliputi:

    1. pelaksanaan pemutakhiran data Pemilih berdasarkandata kependudukan dan penetapan Daftar PemilihSementara, daftar Pemilih hasil perbaikan, dan DaftarPemilih Tetap;

    2. pelaksanaan Kampanye;

    3. perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya;

    4. pelaksanaan pemungutan suara dan prosespenghitungan suara di setiap TPS;

    5. pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS;

    6. pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yangditempelkan di sekretariat PPS;

    7. penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK; dan

    8. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suaraulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan.

    b. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan oleh

    penyelenggara Pemilihan sebagaimana dimaksud padahuruf a;

    c. meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaranterhadap tahapan penyelenggaraan Pemilihan sebagaimanadimaksud pada huruf b kepada instansi yang berwenang;

    d. menyampaikan temuan dan laporan kepada PPS dan KPPSuntuk ditindaklanjuti;

    e. memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atastemuan dan laporan tentang adanya tindakan yangmengandung unsur tindak pidana Pemilihan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan;f. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan

    Pemilihan; dan

    g. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikanoleh Panwas Kecamatan.

    Pasal 36 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    32/130

    - 32 -

    Pasal 36

    Dalam Pemilihan, PPL wajib:

    a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas danwewenangnya;

    b. menyampaikan laporan kepada Panwas Kecamatanberkaitan dengan adanya dugaan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraanPemilihan di tingkat Desa atau sebutan lain/Kelurahan;

    c. menyampaikan temuan dan laporan kepada PanwasKecamatan berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran

    yang dilakukan oleh PPS dan KPPS yang mengakibatkanterganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan ditingkat Desa atau sebutan lain/Kelurahan;

    d. menyampaikan laporan pengawasan atas tahapanpenyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya kepadaPanwas Kecamatan; dan

    e. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh PanwasKecamatan.

    BAB V

    PENDAFTARAN BAKAL CALON

    Pasal 37

    (1) KPU Provinsi mengumumkan masa pendaftaran bakalCalon Gubernur bagi warga negara Indonesia yangberminat menjadi bakal Calon Gubernur yang diusulkanPartai Politik, gabungan Partai Politik, atau perseorangan.

    (2) KPU Kabupaten/Kota mengumumkan masa pendaftaranbakal Calon Bupati dan Walikota bagi warga negaraIndonesia yang berminat menjadi bakal Calon Bupati danCalon Walikota yang diusulkan Partai Politik, gabungan

    Partai Politik, atau perseorangan.(3) Pendaftaran bakal Calon Gubernur, bakal Calon Bupati,

    dan bakal Calon Walikota dilaksanakan 6 (enam) bulansebelum pembukaan pendaftaran Calon Gubernur, CalonBupati, dan Calon Walikota.

    (4) KPU . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    33/130

    - 33 -

    (4) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota mengumumkanbakal Calon Gubernur, bakal Calon Bupati, dan bakalCalon Walikota kepada masyarakat untuk memperoleh

    masukan dan tanggapan.(5) Bakal calon dapat mengenalkan dirinya kepada

    masyarakat sebelum dimulainya pendaftaran CalonGubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota.

    BAB VI

    UJI PUBLIK

    Pasal 38

    (1) Warga negara Indonesia yang mendaftar sebagai bakalCalon Gubernur, bakal Calon Bupati, dan bakal CalonWalikota yang diusulkan oleh Partai Politik, gabunganPartai Politik, atau perseorangan wajib mengikuti UjiPublik.

    (2) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapatmengusulkan lebih dari 1 (satu) bakal Calon Gubernur,bakal Calon Bupati, dan bakal Calon Walikota untukdilakukan Uji Publik.

    (3) Uji Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    diselenggarakan oleh panitia Uji Publik.(4) Panitia Uji Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri atas 2 (dua)orang berasal dari unsur akademisi, 2 (dua) orang berasaldari tokoh masyarakat, dan 1 (satu) orang anggota KPUProvinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

    (5) Uji Publik dilaksanakan secara terbuka paling lambat3 (tiga) bulan sebelum pendaftaran Calon Gubernur, CalonBupati, dan Calon Walikota.

    (6) Bakal Calon Gubernur, bakal Calon Bupati, dan bakalCalon Walikota yang mengikuti Uji Publik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memperoleh surat keterangan telahmengikuti Uji Publik dari panitia Uji Publik.

    BAB VII . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    34/130

    - 34 -

    BAB VII

    PENDAFTARAN CALON GUBERNUR, CALON BUPATI,DAN CALON WALIKOTA

    Pasal 39

    Peserta Pemilihan adalah:

    a. Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota yangdiusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik; dan/atau

    b. calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang.

    Pasal 40 (1) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapat

    mendaftarkan calon jika telah memenuhi persyaratanperolehan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dariumlah kursi DPRD atau 25% (dua puluh lima persen) dari

    akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umumanggota DPRD di daerah yang bersangkutan.

    (2) Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politikdalam mengusulkan pasangan calon menggunakanketentuan memperoleh paling sedikit 20% (dua puluhpersen) dari jumlah kursi DPRD sebagaimana dimaksudpada ayat (1), jika hasil bagi jumlah kursi DPRDmenghasilkan angka pecahan maka perolehan dari jumlahkursi dihitung dengan pembulatan ke atas.

    (3) Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politikmengusulkan pasangan calon menggunakan ketentuanmemperoleh paling sedikit 25% (dua puluh lima persen)dari akumulasi perolehan suara sah sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ketentuan itu hanya berlakuuntuk Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD.

    (4) Partai Politik atau gabungan Partai Politik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hanya dapat mengusulkan1 (satu) calon, dan calon tersebut tidak dapat diusulkanlagi oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik lainnya.

    Pasal 41 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    35/130

    - 35 -

    Pasal 41

    (1) Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai CalonGubernur jika memenuhi syarat dukungan dengan

    ketentuan:a. Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan

    2.000.000 (dua juta) jiwa harus didukung paling sedikit6,5% (enam setengah persen);

    b. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari2.000.000 (dua juta) jiwa sampai dengan6.000.000 (enam juta) jiwa harus didukung palingsedikit 5% (lima persen);

    c. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari6.000.000 (enam juta) jiwa sampai dengan 12.000.000(dua belas juta) jiwa harus didukung paling sedikit 4%(empat persen);

    d. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari12.000.000 (dua belas juta) jiwa harus didukung palingsedikit 3% (tiga persen); dan

    e. jumlah dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a,huruf b, huruf c dan huruf d tersebar di lebih dari50% (lima puluh persen) jumlah Kabupaten/Kota diProvinsi dimaksud.

    (2) Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai CalonBupati dan Calon Walikota, jika memenuhi syaratdukungan dengan ketentuan:

    a. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk sampaidengan 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) jiwa harusdidukung paling sedikit 6,5% (enam koma lima persen);

    b. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari250.000 (dua ratus lima puluh ribu) sampai dengan500.000 (lima ratus ribu) jiwa harus didukung palingsedikit 5% (lima persen);

    c. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari500.000 (lima ratus ribu) sampai. dengan1.000.000 (satu juta) jiwa harus didukung paling sedikit4% (empat persen);

    d. Kabupaten . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    36/130

    - 36 -

    d. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari1.000.000 (satu juta) jiwa harus didukung paling sedikit3% (tiga persen); dan

    e. Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a,huruf b, huruf c, dan huruf d tersebar di lebih dari50% (lima puluh persen) jumlah Kecamatan diKabupaten/Kota dimaksud.

    (3) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dibuat dalam bentuk surat dukungan yang disertaidengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik atausurat keterangan tanda penduduk sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    (4) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanyadiberikan kepada 1 (satu) calon perseorangan.

    Pasal 42

    (1) Calon Gubernur didaftarkan ke KPU Provinsi oleh PartaiPolitik, gabungan Partai Politik, atau perseorangan.

    (2) Calon Bupati dan Calon Walikota didaftarkan ke KPUKabupaten/Kota oleh Partai Politik, gabungan PartaiPolitik, atau perseorangan.

    (3) Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harusmemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7.

    (4) Pendaftaran Calon Gubernur oleh Partai Politikditandatangani oleh ketua Partai Politik dan sekretarisPartai Politik tingkat Provinsi.

    (5) Pendaftaran Calon Bupati dan Calon Walikota oleh PartaiPolitik ditandatangani oleh ketua Partai Politik dansekretaris Partai Politik tingkat Kabupaten/Kota.

    (6)

    Pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan CalonWalikota oleh gabungan Partai Politik ditandatangani olehpara ketua Partai Politik dan para sekretaris Partai Politikdi tingkat Provinsi atau para ketua Partai Politik dan parasekretaris Partai Politik di tingkat Kabupaten/Kota.

    (7) Pendaftaran . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    37/130

    - 37 -

    (7) Pendaftaran calon perseorangan ditandatangani oleh yangbersangkutan.

    Pasal 43

    (1) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarangmenarik calonnya dan/atau calonnya dilarangmengundurkan diri terhitung sejak pendaftaran sebagaicalon pada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

    (2) Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politikmenarik calonnya atau calonnya mengundurkan dirisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai Politik ataugabungan Partai Politik yang mencalonkan tidak dapatmengusulkan calon pengganti.

    (3) Calon perseorangan dilarang mengundurkan diri terhitungsejak pendaftaran sebagai calon pada KPU Provinsi atauKPU Kabupaten/Kota.

    (4) Dalam hal calon perseorangan mengundurkan diri denganalasan yang tidak dapat diterima setelah pendaftaran padaKPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, yangbersangkutan dikenai sanksi administratif berupa dendasebesar Rp.20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah)untuk Calon Gubernur dan Rp.10.000.000.000,00(sepuluh miliar rupiah) untuk Calon Bupati atau CalonWalikota.

    Pasal 44

    Masa pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan CalonWalikota paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejakpengumuman pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati,dan Calon Walikota.

    Pasal 45

    (1) Pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan CalonWalikota disertai dengan penyampaian kelengkapandokumen persyaratan.

    (2) Dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

    a. surat pernyataan, yang dibuat dan ditandatangani oleh

    calon . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    38/130

    - 38 -

    calon sendiri, sebagai bukti pemenuhan syarat calonsebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf a, huruf b,huruf i, huruf n, huruf o, huruf p, huruf r, huruf s, dan

    huruf t;b. surat keterangan hasil pemeriksaan kemampuan

    secara rohani dan jasmani dari tim dokter yangditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPUKabupaten/Kota, sebagai bukti pemenuhan syaratcalon sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf f;

    c. surat tanda terima laporan kekayaan calon dariinstansi yang berwenang memeriksa laporan kekayaanpenyelenggara negara, sebagai bukti pemenuhan syaratcalon sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf j;

    d. surat keterangan tidak sedang memiliki tanggunganutang secara perseorangan dan/atau secara badanhukum yang menjadi tanggungjawabnya yangmerugikan keuangan negara, dari Pengadilan Negeri

    yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon,sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimanadimaksud pada Pasal 7 huruf k;

    e. surat keterangan tidak dinyatakan pailit dariPengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputitempat tinggal calon, sebagai bukti pemenuhan syarat

    calon sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf l;f. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya

    berdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap, dari PengadilanNegeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggalcalon, sebagai bukti pemenuhan syarat calonsebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf h;

    g. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atas namacalon, tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan

    Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

    atas nama calon, untuk masa 5 (lima) tahun terakhir,dan tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajakdari Kantor Pelayanan Pajak tempat calon yangbersangkutan terdaftar, sebagai bukti pemenuhansyarat calon sebagaimana dimaksud pada Pasal 7huruf m;

    h. daftar . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    39/130

    - 39 -

    h. daftar riwayat hidup calon yang dibuat danditandatangani oleh calon perseorangan dan bagi calon

    yang diusulkan dari Partai Politik atau gabungan Partai

    Politik ditandatangani oleh calon, pimpinan PartaiPolitik atau pimpinan gabungan Partai Politik;

    i. fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik denganNomor Induk Kependudukan;

    j. fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh pihak yangberwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calonsebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf c;

    k. surat keterangan tidak pernah dijatuhi pidana penjaraberdasarkan putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap, karena

    melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidanapenjara 5 (lima) tahun atau lebih dari PengadilanNegeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggalcalon, sebagai bukti pemenuhan syarat calonsebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf g;

    l. pas foto terbaru Calon Gubernur, Calon Bupati danCalon Walikota;

    m. surat keterangan telah mengikuti Uji Publik; dan

    n. naskah visi dan misi Calon Gubernur, Calon Bupati,dan Calon Walikota.

    Pasal 46

    Calon perseorangan pada saat mendaftar wajib menyerahkan:

    a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh yangbersangkutan;

    b. berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang dilampiri dengan identitas diri berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau surat keterangan tanda

    penduduk; danc. dokumen persyaratan administrasi sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 45.

    Pasal 47 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    40/130

    - 40 -

    Pasal 47

    (1) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarangmenerima imbalan dalam bentuk apapun pada proses

    pencalonan Gubernur, Bupati, dan Walikota.(2) Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politik

    terbukti menerima imbalan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Partai Politik atau gabungan Partai Politik yangbersangkutan dilarang mengajukan calon pada periodeberikutnya di daerah yang sama.

    (3) Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang menerimaimbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusdibuktikan dengan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap.

    (4) Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalankepada Partai Politik atau gabungan Partai Politik dalambentuk apapun dalam proses pencalonan Gubernur,Bupati, dan Walikota.

    (5) Dalam hal putusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap menyatakan setiap orang ataulembaga terbukti memberi imbalan pada prosespencalonan Gubernur, Bupati, atau Walikota makapenetapan sebagai calon, calon terpilih, atau sebagaiGubernur, Bupati, atau Walikota dibatalkan.

    BAB VIII

    VERIFIKASI DUKUNGAN CALON DAN PENELITIANKELENGKAPAN PERSYARATAN CALON

    Bagian Kesatu

    Verifikasi dan Rekapitulasi Dukungan Calon Perseorangan

    Pasal 48 (1) Verifikasi dukungan calon perseorangan untuk Pemilihan

    Gubernur dilakukan oleh KPU Provinsi dan untukPemilihan Bupati dan Pemilihan Walikota dilakukan olehKPU Kabupaten/Kota yang dibantu oleh PPK dan PPS.

    (2) Calon . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    41/130

    - 41 -

    (2) Calon perseorangan menyerahkan dokumen syaratdukungan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi palinglambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum waktu

    pendaftaran calon dimulai.(3) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

    paling lama 14 (empat belas) hari sejak dokumen syaratdukungan calon perseorangan diserahkan ke PPS.

    (4) Hasil verifikasi dokumen syarat dukungan calonperseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dituangkan dalam berita acara yang selanjutnyaditeruskan kepada PPK dan salinan hasil verifikasidisampaikan kepada calon.

    (5) PPK melakukan verifikasi dan rekapitulasi jumlahdukungan calon untuk menghindari adanya seseorang

    yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu)calon dan adanya informasi manipulasi dukungan yangdilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari.

    (6) Hasil verifikasi dukungan calon perseorangansebagaimana dimaksud pada ayat (5) dituangkan dalamberita acara yang selanjutnya diteruskan kepada KPUKabupaten/Kota dan salinan hasil verifikasi danrekapitulasi disampaikan kepada calon.

    (7) Dalam Pemilihan Gubernur, Pemilihan Bupati, danPemilihan Walikota, salinan hasil verifikasi danrekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)dipergunakan oleh calon dari perseorangan sebagai buktipemenuhan persyaratan dukungan pencalonan.

    (8) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukanverifikasi dan rekapitulasi jumlah dukungan calon untukmenghindari adanya seseorang yang memberikandukungan kepada lebih dari 1 (satu) calon dan adanyainformasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan palinglama 7 (tujuh) hari.

    (9) Mekanisme dan tata cara verifikasi dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Bagian . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    42/130

    - 42 -

    Bagian Kedua

    Penelitian Kelengkapan Persyaratan Calon

    Pasal 49

    (1) KPU Provinsi meneliti kelengkapan persyaratanadministrasi Calon Gubernur dan dapat melakukanklarifikasi kepada instansi yang berwenang jikadiperlukan, dan menerima masukan dari masyarakatterhadap keabsahan persyaratan Calon Gubernur.

    (2) Penelitian persyaratan administrasi sebagaimanadimaksud ayat (1) dilakukan paling lama 7 (tujuh) harisejak penutupan pendaftaran Calon Gubernur.

    (3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberitahukan secara tertulis kepada Partai Politik,gabungan Partai Politik, atau calon perseorangan palinglambat 2 (dua) hari setelah penelitian selesai.

    (4) Apabila hasil penelitian sebagaimana dimaksud ayat (3)dinyatakan tidak memenuhi syarat, Partai Politik,gabungan Partai Politik, atau calon perseorangan diberikesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaikipersyaratan pencalonan paling lama 3 (tiga) hari sejakpemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU

    Provinsi.(5) Dalam hal Calon Gubernur yang diajukan Partai Politik

    atau gabungan Partai Politik berhalangan tetap sampaidengan tahap penelitian kelengkapan persyaratan,Partai Politik atau gabungan Partai Politik diberikesempatan untuk mengajukan Calon Gubernurpengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak pemberitahuanhasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi diterima.

    (6) KPU Provinsi melakukan penelitian kelengkapandan/atau perbaikan persyaratan Calon Gubernur

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) danmemberitahukan hasil penelitian kepada pimpinan PartaiPolitik atau pimpinan gabungan Partai Politik paling lama7 (tujuh) hari sejak kelengkapan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterima.

    (7) Dalam . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    43/130

    - 43 -

    (7) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud padaayat (6), menetapkan calon yang diajukan tidakmemenuhi syarat, Partai Politik atau gabungan Partai

    Politik tidak dapat mengajukan Calon Gubernurpengganti.

    (8) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud padaayat (7) menghasilkan calon yang memenuhi persyaratankurang dari 2 (dua) calon, tahapan pelaksanaanPemilihan ditunda paling lama 10 (sepuluh) hari.

    (9) KPU Provinsi membuka kembali pendaftaran CalonGubernur paling lama 3 (tiga) hari setelah penundaantahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (8).

    (10) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitianpersyaratan Calon Gubernur sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan KPU.

    Pasal 50

    (1) KPU Kabupaten/Kota meneliti kelengkapan persyaratanadministrasi Calon Bupati atau Calon Walikota dan dapatmelakukan klarifikasi kepada instansi yang berwenang

    jika diperlukan, dan menerima masukan dari masyarakatterhadap keabsahan persyaratan Calon Bupati dan CalonWalikota.

    (2) Penelitian persyaratan administrasi sebagaimanadimaksud ayat (1) dilakukan paling lama 7 (tujuh) harisejak penutupan pendaftaran Calon Bupati dan CalonWalikota.

    (3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberitahukan secara tertulis kepada Partai Politik,gabungan Partai Politik, atau calon perseorangan palinglambat 2 (dua) hari setelah penelitian selesai.

    (4) Apabila hasil penelitian sebagaimana dimaksud ayat (3)dinyatakan tidak memenuhi syarat, Partai Politik,gabungan Partai Politik, atau calon perseorangan diberikesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaikipersyaratan pencalonannya paling lama 3 (tiga) hari sejakpemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPUKabupaten/Kota diterima.

    (5) Dalam . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    44/130

    - 44 -

    (5) Dalam hal Calon Bupati dan Calon Walikota diajukanoleh Partai Politik atau gabungan Partai Politikberhalangan tetap sampai dengan tahap penelitian

    kelengkapan persyaratan, Partai Politik atau gabunganPartai Politik diberi kesempatan untuk mengajukanCalon Bupati dan Calon Walikota pengganti paling lama3 (tiga) hari sejak pemberitahuan hasil penelitianpersyaratan oleh KPU Kabupaten/Kota diterima.

    (6) KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian tentangkelengkapan dan/atau perbaikan persyaratan CalonBupati dan Calon Walikota sebagaimana dimaksud padaayat (4) dan ayat (5) dan memberitahukan hasilnyakepada pimpinan Partai Politik atau pimpinan gabunganPartai Politik paling lama 7 (tujuh) hari sejakkelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (5) diterima.

    (7) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud padaayat (6), menetapkan calon yang diajukan tidakmemenuhi syarat, Partai Politik atau gabungan PartaiPolitik tidak dapat mengajukan Calon Bupati dan CalonWalikota pengganti.

    (8) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud padaayat (7) menghasilkan calon yang memenuhi persyaratankurang dari 2 (dua) calon, tahapan pelaksanaanpemilihan ditunda paling lama 10 (sepuluh) hari.

    (9) KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaranCalon Bupati dan Calon Walikota paling lama 3 (tiga) harisetelah penundaan tahapan sebagaimana dimaksud padaayat (8).

    (10) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitianpersyaratan Calon Bupati dan Calon Walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan KPU.

    BAB IX . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    45/130

    - 45 -

    BAB IX

    PENETAPAN CALON

    Pasal 51

    (1) KPU Provinsi menuangkan hasil penelitian syaratadministrasi dan penetapan calon dalam Berita AcaraPenetapan Calon Gubernur.

    (2) Berdasarkan Berita Acara Penetapan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), KPU Provinsi menetapkan palingsedikit 2 (dua) Calon Gubernur dengan Keputusan KPUProvinsi.

    (3) Calon Gubernur yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsisebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukanpengundian nomor urut Calon Gubernur.

    (4) Pengundian nomor urut Calon Gubernur dilaksanakan KPUProvinsi yang disaksikan oleh Partai Politik, gabungan PartaiPolitik, dan calon perseorangan.

    (5) Nomor urut Calon Gubernur bersifat tetap dan sebagaidasar KPU Provinsi dalam pengadaan surat suara.

    (6) Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat (2) diumumkan secara terbuka paling lambat 1 (satu)

    hari sejak tanggal penetapan.

    Pasal 52

    (1) KPU Kabupaten/Kota menuangkan hasil penelitian syaratadministrasi dan penetapan calon dalam Berita AcaraPenetapan Calon Bupati dan Calon Walikota.

    (2) Berdasarkan Berita Acara Penetapan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), KPU Kabupaten/Kota menetapkanpaling sedikit 2 (dua) Calon Bupati dan Calon Walikota

    dengan Keputusan KPU Kabupaten/Kota.(3) Calon Bupati, dan Calon Walikota yang telah ditetapkan

    oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud padaayat (2), dilakukan pengundian nomor urut Calon Bupatidan Calon Walikota.

    (4) Pengundian . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    46/130

    - 46 -

    (4) Pengundian nomor urut Calon Bupati dan Calon Walikotadilaksanakan KPU Kabupaten/Kota yang disaksikan olehPartai Politik, gabungan Partai Politik, dan calon

    perseorangan.(5) Nomor urut Calon Bupati dan Calon Walikota bersifat tetap

    dan sebagai dasar KPU Kabupaten/Kota dalam pengadaansurat suara.

    (6) Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat (2) diumumkan secara terbuka paling lambat 1 (satu)hari sejak tanggal penetapan.

    Pasal 53

    (1) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarangmenarik calonnya dan/atau calonnya dilarangmengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan sebagaicalon oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

    (2) Dalam hal Partai Politik dan gabungan Partai Politikmenarik calonnya dan/atau calonnya mengundurkan dirisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai Politik ataugabungan Partai Politik yang mencalonkan tidak dapatmengusulkan calon pengganti.

    (3) Calon perseorangan dilarang mengundurkan diri terhitungsejak ditetapkan sebagai calon oleh KPU Provinsi dan KPUKabupaten/Kota.

    (4) Apabila calon perseorangan mengundurkan diri dari CalonGubernur setelah ditetapkan oleh KPU Provinsi atau CalonBupati dan Calon Walikota setelah ditetapkan oleh KPUKabupaten/Kota, calon dikenai sanksi administratifberupa denda sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluhmiliar rupiah) untuk Calon Gubernur danRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) untuk CalonBupati dan Calon Walikota.

    Pasal 54 (1) Dalam hal calon berhalangan tetap sejak penetapan calon

    sampai pada saat dimulainya hari Kampanye, Partai Politikatau gabungan Partai Politik yang calonnya berhalangantetap dapat mengusulkan calon pengganti paling lama3 (tiga) hari terhitung sejak calon berhalangan tetap.

    (2) KPU . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    47/130

    - 47 -

    (2) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukanpenelitian persyaratan administrasi calon penggantisebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama

    3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengusulan.(3) Dalam hal calon pengganti berdasarkan hasil penelitian

    administrasi memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (2), paling lama 1 (satu) hari KPUProvinsi/Kabupaten/Kota, menetapkannya sebagai calon.

    (4) Dalam hal calon berhalangan tetap sejak penetapan calonsampai pada saat dimulainya hari Kampanye sehingga

    jumlah calon kurang dari 2 (dua) orang, KPU Provinsi danKPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaranpengajuan calon paling lama 7 (tujuh) hari.

    (5) Dalam hal calon berhalangan tetap pada saat dimulainyaKampanye sampai hari pemungutan suara dan terdapat2 (dua) calon atau lebih, tahapan pelaksanaan Pemilihandilanjutkan dan calon yang berhalangan tetap tidak dapatdiganti serta dinyatakan gugur.

    (6) Dalam hal calon berhalangan tetap pada saat dimulainyaKampanye sampai hari pemungutan suara calon kurangdari 2 (dua) orang, tahapan pelaksanaan Pemilihanditunda paling lama 14 (empat belas) hari.

    Pasal 55 (1) Dalam hal salah satu calon yang perolehan suaranya

    terbesar pertama dan terbesar kedua berhalangan tetapsetelah pemungutan suara putaran pertama sampaidimulainya hari pemungutan suara putaran kedua,tahapan pelaksanaan Pemilihan ditunda paling lama14 (empat belas) hari.

    (2) Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang calonnyaberhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengusulkan calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari

    sejak calon berhalangan tetap.(3) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukan

    penelitian persyaratan administrasi terhadap calonpengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danmenetapkannya paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejakpendaftaran calon pengganti.

    (4) Dalam . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    48/130

    - 48 -

    (4) Dalam hal calon berhalangan tetap pada hari pemungutansuara putaran kedua sehingga jumlah calon kurang dari2 (dua), KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

    menetapkan calon yang memperoleh suara terbanyak dibawah calon yang memperoleh suara terbanyak keduauntuk mengikuti pemungutan suara putaran kedua.

    BAB X

    HAK MEMILIH DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

    Bagian Kesatu

    Hak Memilih

    Pasal 56

    (1) Warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suarasudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernahkawin, mempunyai hak memilih.

    (2) Warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud padaayat (1) didaftar 1 (satu) kali oleh penyelenggara.

    (3) Jika Pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat tinggal,Pemilih tersebut harus memilih salah satu tempat

    tinggalnya yang dicantumkan dalam daftar pemilihberdasarkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan/atausurat keterangan domisili dari Kepala Desa atau sebutanlain/ Lurah.

    Pasal 57

    (1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, warga negaraIndonesia harus terdaftar sebagai Pemilih.

    (2) Dalam hal warga negara Indonesia tidak terdaftar sebagaiPemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemilihmenunjukkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atausurat keterangan penduduk pada saat pemungutansuara.

    (3) Untuk . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    49/130

    - 49 -

    (3) Untuk dapat didaftar sebagai Pemilih, warga negaraIndonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi syarat:

    a. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya; dan/ataub. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap.

    (4) Warga negara Indonesia yang tidak terdaftar dalam daftarPemilih dan pada saat pemungutan suara tidakmemenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)atau ayat (3), yang bersangkutan tidak dapatmenggunakan hak memilihnya.

    Bagian Kedua

    Penyusunan Daftar Pemilih

    Pasal 58

    (1) Daftar penduduk potensial pemilih dari DinasKependudukan dan Catatan Sipil dan daftar pemilih padasaat pelaksanaan pemilihan umum terakhir di daerah,digunakan sebagai bahan penyusunan daftar Pemilihuntuk Pemilihan.

    (2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) olehPPS dilakukan pemutakhiran berdasarkan perbaikan dariRT/RW atau sebutan lain dan tambahan Pemilih yangtelah memenuhi persyaratan sebagai Pemilih.

    (3) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai Daftar PemilihSementara.

    (4) Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud padaayat (3) diumumkan secara luas dan melalui papan

    pengumuman RT/RW atau sebutan lain oleh PPS, untukmendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakatselama 10 (sepuluh) hari.

    (5) PPS . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    50/130

    - 50 -

    (5) PPS memperbaiki Daftar Pemilih Sementara berdasarkanmasukan dan tanggapan dari masyarakat paling lama5 (lima) hari terhitung sejak masukan dan tanggapan dari

    masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)berakhir.

    (6) Daftar Pemilih Sementara yang telah diperbaikisebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan sebagaiDaftar Pemilih Tetap dan diumumkan oleh PPS palinglama 2 (dua) hari terhitung sejak jangka waktupenyusunan Daftar Pemilih Tetap berakhir.

    (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemutakhirandata Pemilih diatur dengan Peraturan KPU.

    Pasal 59

    (1) Penduduk yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (6)diberikan surat pemberitahuan sebagai Pemilih oleh PPS.

    (2) Penduduk yang mempunyai hak pilih dan belum terdaftardalam Daftar Pemilih Tetap dapat mendaftarkan dirisebagai Pemilih kepada PPS untuk dicatat dalam DaftarPemilih Tambahan.

    (3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejakpengumuman Daftar Pemilih Sementara.

    (4) Pemilih tambahan yang sudah didaftar sebagaimanadimaksud pada ayat (2), diberikan surat pemberitahuansebagai Pemilih oleh PPS.

    Pasal 60

    Daftar Pemilih Tetap harus ditetapkan paling lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal pemungutan suara Pemilihan.

    Pasal 61 . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    51/130

    - 51 -

    Pasal 61

    (1) Dalam hal masih terdapat penduduk yang mempunyaihak pilih belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap,

    yang bersangkutan dapat menggunakan hak pilihnyadengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk Elektronikatau surat keterangan penduduk.

    (2) Penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud padaayat (1) hanya dapat digunakan di tempat pemungutansuara yang berada di RT/RW atau sebutan lain sesuaidengan alamat yang tertera dalam Kartu TandaPenduduk Elektronik atau surat keterangan penduduk.

    (3) Sebelum menggunakan hak pilihnya penduduksebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu

    mendaftarkan diri pada KPPS setempat dan dicatat dalamDaftar Pemilih Tambahan.

    (4) Penggunaan hak pilih penduduk sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilakukan 1 (satu) jam sebelum selesainyapemungutan suara di TPS.

    Pasal 62

    (1) Pemilih yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetapsebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (6) kemudian

    berpindah tempat tinggal atau karena inginmenggunakan hak pilihnya di tempat lain, Pemilih yangbersangkutan harus melapor kepada PPS setempat.

    (2) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencatat namaPemilih dari daftar pemilih dan memberikan suratketerangan pindah tempat memilih.

    (3) Pemilih melaporkan kepindahannya kepada PPS ditempat Pemilihan yang baru.

    BAB XI . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    52/130

    - 52 -

    BAB XI

    KAMPANYE

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 63

    (1) Kampanye dilaksanakan sebagai wujud dari pendidikanpolitik masyarakat yang dilaksanakan secarabertanggung jawab.

    (2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh KPU Provinsi untuk PemilihanGubernur dan KPU Kabupaten/Kota untuk PemilihanBupati dan Pemilihan Walikota.

    (3) Jadwal pelaksanaan Kampanye ditetapkan oleh KPUProvinsi untuk Pemilihan Gubernur dan KPUKabupaten/Kota untuk Pemilihan Bupati dan PemilihanWalikota dengan memperhatikan usul dari calon.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanKampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan KPU.

    Bagian Kedua

    Materi Kampanye

    Pasal 64

    (1) Calon wajib menyampaikan visi dan misi yang disusunberdasarkan Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah Provinsi atau Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah Kabupaten/Kota secara lisan maupun

    tertulis kepada masyarakat.(2) Calon berhak untuk mendapatkan informasi atau data

    dari Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    (3) Penyampaian . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    53/130

    - 53 -

    (3) Penyampaian materi Kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan bersifat edukatif.

    Bagian KetigaMetode Kampanye

    Pasal 65

    (1) Kampanye dapat dilaksanakan melalui:

    a. pertemuan terbatas;

    b. pertemuan tatap muka dan dialog;

    c. debat publik/debat terbuka antarcalon;

    d. penyebaran bahan Kampanye kepada umum;e. pemasangan alat peraga;

    f. iklan media massa cetak dan media massa elektronik;dan/atau

    g. kegiatan lain yang tidak melanggar laranganKampanye dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,huruf d, huruf e dan huruf f difasilitasi oleh KPU Provinsi

    dan KPU Kabupaten/Kota yang didanai APBN.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan metode

    Kampanye diatur dengan Peraturan KPU.

    Pasal 66

    (1) Media cetak dan media elektronik dapat menyampaikantema, materi, dan iklan Kampanye.

    (2) Pemerintah Daerah dapat memberikan kesempatanpenggunaan fasilitas umum untuk kegiatan Kampanye

    pada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.(3) Semua yang hadir dalam pertemuan terbatas yang

    diadakan oleh calon hanya dibenarkan membawa ataumenggunakan tanda gambar dan/atau atribut calon yangbersangkutan.

    (4) KPU . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    54/130

    - 54 -

    (4) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berkoordinasidengan Pemerintah Daerah untuk menetapkan lokasipemasangan alat peraga untuk keperluan Kampanye.

    (5) Pemasangan alat peraga Kampanye sebagaimanadimaksud pada ayat (4) oleh KPU Provinsi dan KPUKabupaten/Kota dilaksanakan denganmempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dankeindahan kota atau kawasan setempat sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    (6) Pemasangan alat peraga Kampanye pada tempat yangmenjadi milik perseorangan atau badan swasta harusseizin pemilik tempat tersebut.

    (7) Alat peraga Kampanye harus sudah dibersihkan palinglambat 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara.

    (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pemasanganalat peraga dan penyebaran bahan Kampanye diaturdengan Peraturan KPU.

    Bagian Keempat

    Jadwal Kampanye

    Pasal 67

    (1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1)dilaksanakan 3 (tiga) hari setelah penetapan calon pesertaPemilihan sampai dengan dimulainya masa tenang.

    (2) Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berlangsung selama 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutansuara.

    Pasal 68

    (1)

    Debat publik/debat terbuka antarcalon sebagaimanadimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) huruf c dilaksanakanpaling banyak 3 (tiga) kali oleh KPU Provinsi dan KPUKabupaten/Kota.

    (2) Debat . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    55/130

    - 55 -

    (2) Debat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disiarkansecara langsung melalui lembaga penyiaran publik.

    (3) Moderator debat dipilih oleh KPU Provinsi dan KPUKabupaten/Kota dari kalangan profesional dan akademisi

    yang mempunyai integritas, jujur, simpatik, dan tidakmemihak kepada salah satu calon.

    (4) Materi debat adalah visi dan misi Calon Gubernur, CalonBupati, dan Calon Walikota dalam rangka:

    a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

    b. memajukan daerah;

    c. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;

    d. menyelesaikan persoalan daerah;

    e. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerahkabupaten/kota dan provinsi dengan nasional; dan

    f. memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dankebangsaan.

    Bagian Kelima

    Larangan dalam Kampanye

    Pasal 69 Dalam Kampanye dilarang:

    a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan PembukaanUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945;

    b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, CalonGubernur, Calon Bupati, Calon Walikota, dan/atau PartaiPolitik;

    c. melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah,mengadu domba Partai Politik, perseorangan, dan/ataukelompok masyarakat;

    d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan ataumenganjurkan penggunaan kekerasan kepadaperseorangan, kelompok masyarakat dan/atau PartaiPolitik;

    e. mengganggu . . .

  • 8/11/2019 PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 .pdf

    56/130

    - 56 -

    e. mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertibanumum;

    f. mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasanuntuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yangsah;

    g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye;

    h. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah danPemerintah Daerah;

    i. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan;

    j. melakukan pawai yang dilakukan dengan berjalan kakidan/atau dengan kendaraan di jalan raya; dan/atau

    k. melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal yang telahditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

    Pasal 70

    (1) Dalam Kampanye, calon dilarang melibatkan:

    a. pejabat badan usaha milik negara/badan usaha milikdaerah;

    b. aparatur sipil Negara, anggota Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, dan anggota Tentara Nasional

    Indonesia; danc. Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan perangkat

    Desa atau sebutan lain/perangkat Kelurahan.

    (2) Gubernur, Bupati, Walikota, dan pejabat negara lainnyadapat ikut dalam Kampanye dengan