22
1 I. Pendahuluan Jalur visual merupakan proses perjalanan informasi visual yang berasal dari lingkungan untuk selanjutnya diolah di dalam otak. Jalur visual meliputi retina, saraf optikus, kiasma optikus, traktus optikus, korpus genikulatum lateral, radiasio optik hingga korteks visual. Terjadi proses konversi cahaya di retina menjadi suatu impuls saraf di fotoreseptor, retina memulai proses visual yang selanjutnya akan di teruskan ke sel ganglion. Akson sel ganglion meninggalkan retina dan membentuk saraf optik, jadi impuls saraf yang akan dibawa menuju ke korteks visual melewati jalur visual. 1,2 Saraf optik merupakan salah satu komponen dalam jaras penglihatan yang berfungsi untuk menghantarkan informasi visual dari retina ke otak. Saraf optik terdiri dari 1-1,2 juta akson yang berasal dari sel ganglion retina dan dihantarkan menuju korteks oksipital. 1,3,4 Sari kepustakaan ini akan menjelaskan mengenai mengenai anatomi dan fisiologi serta defek lapang pandang yang dapat ditemukan pada masing-masing komponen. II. Anatomi Jaras Penglihatan 2.1 Retina

Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

1

I. Pendahuluan

Jalur visual merupakan proses perjalanan informasi visual yang berasal dari

lingkungan untuk selanjutnya diolah di dalam otak. Jalur visual meliputi retina,

saraf optikus, kiasma optikus, traktus optikus, korpus genikulatum lateral, radiasio

optik hingga korteks visual. Terjadi proses konversi cahaya di retina menjadi

suatu impuls saraf di fotoreseptor, retina memulai proses visual yang selanjutnya

akan di teruskan ke sel ganglion. Akson sel ganglion meninggalkan retina dan

membentuk saraf optik, jadi impuls saraf yang akan dibawa menuju ke korteks

visual melewati jalur visual.1,2

Saraf optik merupakan salah satu komponen dalam jaras penglihatan yang

berfungsi untuk menghantarkan informasi visual dari retina ke otak. Saraf optik

terdiri dari 1-1,2 juta akson yang berasal dari sel ganglion retina dan dihantarkan

menuju korteks oksipital.1,3,4 Sari kepustakaan ini akan menjelaskan mengenai

mengenai anatomi dan fisiologi serta defek lapang pandang yang dapat ditemukan

pada masing-masing komponen.

II. Anatomi Jaras Penglihatan

2.1 Retina

Retina memiliki 10 lapisan dari luar ke dalam yang terdiri dari lapisan pigmen

epitel retina, lapisan sel fotoreseptor, membran limitan eksterna, lapisan inti luar ,

lapisan pleksiform luar , lapisan inti dalam , lapisan pleksiform dalam, lapisan sel

ganglion, lapisan serabut saraf dan membran limitan interna. Lapisan fotoreseptor

pada retina berperan dalam proses konversi energi cahaya menjadi energi listrik.

Proses perubahan tersebut dinamakan fototransduksi dan terjadi pada segmen luar

sel fotoreseptor. Terdapat dua macam sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel

kerucut. Sel batang berjumlah ± 80-120 juta sel yang tersebar merata di seluruh

bagian retina, kecuali fovea. Sel kerucut berjumlah 5-6 juta sel dengan konsentrasi

maksimum terdapat di fovea.5,6

Page 2: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

2

Gambar 2.1 Lapisan retina

Dikutip dari : Trobe4

Impuls listrik yang terbentuk di dalam lapisan fotoreseptor retina akan

diteruskan oleh sel bipolar menuju sel ganglion. Serabut saraf sel ganglion dari

seluruh bagian retina menyatu di diskus optikus. Serabut saraf dari bagian

temporal retina akan mengikuti bentuk arkuata melingkari makula dan masuk ke

kutub superior dan inferior dari diskus optikus. Serabut bentuk papilomakular

berjalan langsung dari fovea menuju diskus optikus. Serabut-serabut saraf yang

berasal dari bagian nasal retina akan berjalan radial menuju sisi nasal diskus

optikus. Vaskularisasi di daerah retina didapatkan melalui dua sumber, yaitu

pembuluh darah koriokapiler untuk retina bagian luar dan arteri retina sentral

untuk retina bagian dalam.1,8,9

Gambar 2.2 Konfigurasi akson sel ganglion di lapisan serabut saraf Dikutip dari : Skuta7

2.2 Anatomi Saraf Optik

Nasal Radial

Papilomakular

Horizontal raphe

Arkuata

membran limitan internalapisan serabut saraflapisan sel ganglionlapisan pleksiform dalam

lapisan inti dalam

lapisan pleksiform luar

lapisan inti luar

membran limitan eksternalapisan sel fotoreseptor

lapisan pigmen epitel retina

sklera

Page 3: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

3

Saraf optik terdiri lebih dari satu juta akson yang berasal dari lapisan sel

ganglion retina dan memanjang menuju korteks oksipital. Saraf optikus memiliki

panjang yang bervariasi antara 35 mm sampai 55 mm dengan rata-rata 40 mm.

Saraf optik dibagi menjadi 4 area yaitu bagian intraokular (1 mm), bagian

intraorbital (25 mm), bagian intrakanalikular (4-10mm) dan bagian intrakranial

(10 mm).1,2

Gambar 2.3 Daerah topografi saraf optik yang normal (1) Intraokular, (2) Intraorbital, (3) Intrakanalikular

(4) Intrakranial, (OC) Kiasma optikum Dikutip dari : Neil R Miller10

2.2.1. Segmen Intraokular

Segmen intraokular saraf optikus terlihat seperti kepala saraf optikus atau

diskus optikus dengan pemeriksaan oftalmoskopi. Regio intraokuler dimulai dari

diskus optikus dimana akson sel ganglion memusat untuk meninggalkan mata

melalui lapisan lamina kribosa. Cabang dari arteri retina sentral dan vena retina

sentral masuk melalui tengah diskus optikus. Bagian kepala dari saraf optik ini

bisa dibagi menjadi 4 bagian yaitu lapisan serabut saraf superfisial, bagian

prelaminar, bagian laminar dan bagian retrolaminar.1,4

Page 4: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

4

Gambar 2.4 Segmen intraokular dari saraf optik Dikutip dari : Lee Ann Remington2

2.2.2 Segmen Intraorbital

Bagian segmen intraorbital ini panjangnya 25 mm. Panjang saraf optikus

intraorbital 6 mm lebih panjang dibandingkan jarak antara bola mata dan kanalis

optikus. Perbedaan panjang ini membuat saraf optik dapat bergerak leluasa ketika

terjadi pergerakan mata tanpa menyebabkan tegangan pada saraf optikus. Saraf

didalam bagian intraorbital ini diselubungi oleh duramater, araknoid, dan

piamater. Ketiga lapisan ini memanjang hingga ke depan bola mata dan menyatu

dengan sklera. Ketiga lapisan ini juga berjalan ke belakang dan melewati kanalis

optikus. Arteri retina sentral memperdarahi sebagian kecil sirkulasi saraf optikus,

sebagian besar diperdarahi oleh pleksus pial dari arteri oftalmika.1,8

.

Gambar 2.5 Panjang saraf optik (N) di segmen intraorbital melebihi panjang anterior-posterior mata bagian belakang ke foramen optikum

Dikutip dari : Neil R Miller10

2.2.3 Segmen Intrakanalikular

Saraf optik bagian intrakanalikular memiliki panjang 5 mm. Saraf optik bagian

intrakanalikular berada di kanalis optik dalam tulang sphenoid. Lapisan duramater

Nerve fiber layer

Prelaminar

Laminar

Retrolaminar

Page 5: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

5

meningen akan melekat kuat dengan tulang di sekitarnya. Segmen ini rentan

terhadap cedera kepala yang melibatkan fraktur sphenoid atau perdarahan ke

dalam kanal. Vaskularisasi berasal dari pleksus pial yang mendapatkan pasokan

darah dari cabang-cabang arteri oftalmika.1,8

Gambar 2.6 Segmen intrakanalikular Dikutip dari : Neil R Miller10

2.2.4 Segmen Intrakranial

Segmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga optik kiasma.

Segmen intrakranial saraf optik memiliki panjang 10 mm dengan diameter sekitar

4-7 mm. Saraf optikus melewati bagian posterior sinus kavernosus untuk

bergabung dengan optik kiasma. Arteri serebri anterior menyilang di atas saraf

optikus, arteri karotis interna berada pada bagian lateral sementara arteri oftalmika

pada bagian infero-lateral. Suplai darah pada segmen intrakranial diperoleh dari

cabang pleksus pial.1,4,8

2.3 Kiasma Optik

Kiasma optik memiliki bentuk yang pipih, dengan diameter horizontal sekitar

15 mm, panjang anterior-posterior 8 mm, dengan ketebalan 4 mm.Kiasma optik

terletak di anterior hipotalamus dan di anterior ventrikel III dan berada kira-kira

10 mm diatas dari sella. Sebagian besar letak kiasma tepat di atas sella, namun

sekitar 17% dapat ditemukan di bagian depan (prefixed) dan sebanyak 4%

ditemukan di bagian belakang sella (postfixed). 1,7,11

Saraf OptikKlinoid

anterior

arakhnoid

Page 6: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

6

Gambar 2.7 Kiasma optikum Dikutip dari : Ulrich Schiefer11

Sekitar 53% serabut saraf yang berasal dari bagian nasal retina akan

bersilangan pada kiasma menuju traktus optik kontralateral dan 47% serabut saraf

yang berasal dari temporal retina akan berjalan pada traktus optik sisi yang sama.

Vaskularisasi kiasma optik diperoleh dari 2 sumber, yaitu arteri hipofise superior

yang mendapat pasokan darah dari arteri karotis interna, arteri komunikans

posterior dan arteri serebral posterior, serta cabang dari arteri serebral anterior.1,8

Gambar 2.8 Serabut saraf optik di kiasma Dikutip dari : Remington2

2.4 Traktus Optik

Panjang traktus optik sekitar 20 – 30 mm, bagian ini terletak di posterior dari

kiasma optik. Setiap traktus optik mengandung serabut dari retina bagian temporal

Sinus sfenoid

Hipofise Lobus anterior

Kanal optik

Prosesus klinoid anterior

Saraf Optik Kiasma Optik

Infundibulum

Sella diafragma

Sella tursika

Hipofise lobus posterior

Saraf Optik

Optik kiasma

Traktus optikus

Anterior knee

Posterior kneea

Serabut nasal inferior

Serabut nasal superior

Serabut temporal inferior

Serabut temporal superior

Page 7: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

7

ipsilateral dan serat retina bagian nasal kontralateral. Serabut di bagian superior

yang terdiri dari serabut superotemporal ipsilateral dan serabut superonasal

kontralateral akan berjalan di sisi medial traktus. Serabut yang berasal dari retina

bagian inferior meliputi serabut inferotemporal ipsilateral dan serabut inferonasal

kontralateral akan menempati sisi lateral traktus.1,2,11

Serabut-serabut saraf yang ada di traktus optik akan berjalan menuju korpus

genikulatum lateral. Sekitar 10% serabut saraf sebelum mencapai korpus akan

berjalan melalui sisi medial brakium superior, memasuki kolikulus superior dan

nukleus pretektal. Serabut saraf di daerah ini berperan dalam refleks pupil.

Vaskularisasi pada traktus optik diperoleh dari arteri koroid anterior, cabang

langsung arteri karotis interna dan arteri komunikans posterior.8

2.5 Korpus Genikulatum Lateral

Korpus genikulatum lateral terletak di bagian dorsolateral dari talamus. Semua

serabut saraf dari retina berakhir di korpus genikulatum lateral. Serabut saraf akan

meninggalkan daerah ini untuk diproyeksikan ke radiasio optik. Korpus

genikulatum lateral adalah suatu struktur yang terdiri dari 6 lapisan. Lapisan 1,4

dan 6 berasal dari kontralateral, sementara lapisan 2,3 dan 5 berasal dari

ipsilateral. Sel-sel yang berada di dalam lapisan ini memiliki 3 ukuran. Lapisan

magnoselular terdiri dari sel besar, lapisan parvoselular terdiri dari sel yang

berukuran medium, sedangkan lapisan konioseluler mengandung sel yang

berukuran kecil. 1,2,7,12

Lapisan 1 dan 2 hanya menerima impuls dari magnoseluler yang berisi tentang

informasi pergerakan dan kontras, sedangkan keempat lapisan lainnya

mendapatkan impuls dari sel parvoselular yang berisi informasi tentang warna.

Korpus genikulatum lateral mendapat pasokan darah dari arteri koroid anterior

sedangkan di bagian sentral diperoleh dari arteri koroid posterior. 3,7

Page 8: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

8

Gambar 2.9 Korpus genikulatum lateral Dikutip dari : Lee ann remington2

2.6 Radiasio Optik

Radiasio optik menghubungkan korpus genikulatum lateral dengan korteks

visual yang berada di lobus oksipital. Serabut saraf pada radiasio optik dibagi

menjadi serabut superior dan serabut inferior. Serabut yang berasal dari bagian

superior retina akan diproyeksikan ke belakang lobus parietal dan membawa

informasi visual yang berasal dari lapang pandang inferior kontralateral. Serabut

yang berasal dari bagian inferior retina akan diproyeksikan lobus temporal, yang

akan berdeviasi ke arah lateral di sekitar kornu ke inferior ventrikel lateral

membentuk Meyer’s loop. Serabut inferior ini membawa informasi visual yang

berasal dari lapang pandang superior kontralateral. Radiasio optik superior

diperdarahi oleh cabang arteri serebri medial, sedangkan radiasio optik inferior

diperdarahi cabang arteri serebri posterior.1,8,9,12,13

2.7 Korteks Visual Primer

Korteks visual terbagi menjadi area visual primer (V1, area Broadmann 17)

dan area visual sekunder yang terdiri dari area Broadmann 18 (V2) dan area

Broadmann 19 (V3).8

2.7.1 Area Visual Primer

Terletak pada dinding sulkus kalkarina pada permukaan medial dari lobus

oksipital. Area visual primer memiliki 6 lapisan. Serabut saraf yang berasal dari

radiasio optik berakhir pada lapisan IV. Lapisan II mengandung serabut saraf

yang mengirim akson hanya ke lapisan kortikal yang lebih dalam. Lapisan III

terdiri dari serabut saraf yang berhubungan dengan lapisan kortikal baik yang jauh

Page 9: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

9

maunpun dekat. Sel-sel pada lapisan V akan diproyeksikan pada kolikulus

superior, dan lapisan VI pada korpus genikulatum lateral.2

Gambar 2.10 Area visual, (V1)Area Broadman 17 (V2)Area Broadman 18,(V3)Area Broadman 19 Dikutip dari : Neil R Miller10

Korteks visual primer menggambarkan aktivitas retina bagian sentral.

Representasi area makula di korteks menempati porsi yang cukup besar bila

dibandingkan ukuran makula yang kecil di retina. Sekitar 50-60% area korteks

mewakili aktivitas area penglihatan sentral 10˚ dan sekitar 80% area korteks

dikhususkan untuk aktivitas makula 30˚.3,11

2.7.2 Area Visual Sekunder

Area Broadmann 18 (V2, korteks parastriata) merupakan kelanjutan dari

korteks visual primer dan menerima input dari V1. Area V3 terutama terletak di

bagian posterior lobus parietal dan menerima input langsung dari V1. Area V3

akan mengirimkan informasi eferen menuju ganglia basalis dan otak tengah. Sel-

sel di daerah ini dapat berespon terhadap lebih dari satu stimulus, sehingga

integrasi visual dapat terjadi disini. Sel di area V3 sebagian besar bertanggung

jawab terhadap penglihatan binokular dan sensitif terhadap gerakan dan arahnya.

Area V4 memiliki sensitivitas terhadap cahaya, sedangkan area V5 sangat sensitif

terhadap gerakan dan orientasi arah. Area asosiasi lainnya, V6, dianggap mewakili

ruangan ekstrapersonal.3

III. Gangguan jaras penglihatan

Page 10: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

10

Gambar 3.1 Jaras penglihatan Dikutip dari : George L Skuta3

Retina menerima gambaran visual yang dihasilkan oleh sistem optik pada

mata, lalu mengubah energi cahaya menjadi impuls. Impuls saraf ini diproses dan

disalurkan melewati saraf optik menuju korteks visual. Proses perubahan energi

cahaya menjadi impuls saraf terjadi di lapisan fotoreseptor retina pada bagian

segmen luar, proses ini dinamakan fototransduksi. Impuls saraf yang dibentuk

akan diteruskan oleh sel bipolar menuju sel ganglion. Bayangan pada sistem optik

dari temporal di proyeksikan ke bagian nasal retina dan sebaliknya. Bayangan dari

superior diproyeksikan ke inferior retina dan sebaliknya. Serabut saraf sel

ganglion dari seluruh bagian retina menyatu di diskus optikus.8,11

Defek lapang pandang yang terjadi pada kumpulan serabut papilomakular

dapat berupa skotoma sentral, skotoma parasentral dan skotoma sekosentral.

Kerusakan pada kumpulan serabut arkuata menimbulkan defek lapang pandang

yang berbentuk skotoma arkuata, altitudinal dan nasal step. Bentuk kelainan

lapang pandang yang ditemukan pada kerusakan kumpulan serabut nasal radial

akan berbentuk defek temporal wedge.2,3,11,14

Korpus Genikulatum Lateral

Lobus oksipitalKortek striae

Kiasma

Traktur optikus

Meyer loop

Nasal retinaTemporal retina

Saraf optik

Page 11: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

11

Gambar 3.2 Defek lapang pandang akibat kerusakan serabut saraf Dikutip dari : Trobe14

Serabut saraf di bagian distal saraf optikus terdiri dari serabut saraf medial dan

serabut saraf lateral. Serabut saraf medial berasal dari serabut saraf nasal

sedangkan serabut saraf lateral yang berasal dari sarabut saraf temporal. Serabut

saraf makula berada di pusat saraf optikus. Serabut saraf yang berasal dari

superior dan inferior retina tetap berada di superior dan inferior saraf optik. Lesi

pada saraf optikus akan menyebabkan defek kehilangan lapang pandang total pada

mata ipsilateral.9,11

Pemisahan serabut-serabut saraf retina bagian nasal dan temporal yang terjadi

di optik kiasma menyebabkan defek lapang pandang yang terbentuk di daerah

optik kiasma dan retrokiasma berhubungan dengan meridian vertikal. Sindrom

kiasma anterior atau sindrom junctional ditandai adanya lesi yang mengenai

1saraf optik pada perbatasannya dengan kiasma. Defek lapang pandang yang

Skotoma sentral Skotoma sekosentral Nasal step Skotoma arkuata

Skotoma altitudinal Temporal wedge

Page 12: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

12

terjadi berupa gangguan lapang pandang pada 1 mata disertai defek

superotemporal pada mata kontralateral. Lesi yang mengenai badan kiasma

menghasilkan defek lapang pandang berbentuk hemianopia bitemporal. Defek

lapang pandang yang terjadi di kiasma posterior berbentuk hemianopia sentral

bitemporal karena hanya melibatkan serabut saraf menyilang yang berasal dari

makula.9,11

Serabut saraf nasal di kiasma optikus akan masuk ke traktus optikus

kontralateral. Serabut saraf temporal berjalan secara ipsilateral. Serabut saraf

nasal membentuk loop pendek di traktus optik ipsilateral sebelum menyilang di

kiasma atau masuk ke traktus optikus kontralateral setelah menyilang di kiasma.

Lesi pada kiasma optikus menyebabkan bitemporal hemianopia. Lesi pada loop

menyebabkan defek kehilangan lapangan pandang total ipsilateral dan defek

lapangan pandang temporo-superior kontralateral.1,8, 13

Traktus optikus menghubungkan kiasma optikus dengan korpus genikulatum

lateral. Serabut-serabut saraf akan berjalan meninggalkan traktus optikus menuju

korpus genikulatum lateral. Sekitar 10% serabut saraf akan berjalan melalui sisi

medial brakium superior, memasuki kolikulus superior dan nukleus pretektal.

Serabut saraf ini berperan dalam reflek pupil. Lesi di daerah traktus optikus

memberikan gambaran defek aferen pupil dan hemianopia homonimus

inkongruen.8, 12, 13

Serabut- serabut saraf yang sampai di korpus genikulatum lateral akan terpisah

menjadi 6 lapisan. Serabut saraf mengalami rotasi sebesar 90 derajat ketika

mendekati korpus genikulatum lateral. Serabut dari bagian superior akan

berpindah superomedial, bagian inferior akan berputar kearah inferolateral dan

serabut makula akan berpindah superolateral. Defek lapangan pandang pada

korpus genikulatum lateral mengakibatkan hemianopia homonimus total.1, 7, 8,13

Serabut saraf meninggalkan korpus genikulatum lateral sebagai radiasio optik,

yang diproyeksikan menuju korteks visual. Serabut yang berasal dari bagian

superior retina akan di proyeksikan ke belakang oleh lobus parietal. Serabut yang

berasal dari bagian inferior retina akan di proyeksikan oleh lobus temploral, yang

akan berdeviasi kearah lateral di sekitar kornu inferior ventrikel lateral

Page 13: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

13

membentuk Meyer’s loop. Lesi pada daerah ini akan menyebabkan defek pie-in-

the-sky. Lesi radiasio optik yang ada di lobus parietal akan menyebabkan defek

quadranatonopia homonimus bawah.1,2,13

Korteks visual primer menggambarkan aktivitas retina bagian sentral.

Representasi area makula di korteks menempati porsi yang cukup besar bila

dibandingkan ukuran makula yang kecil di retina. Lesi pada korteks visual

posterior menyebabkan skotoma hemianopia parasentral, lesi korteks visual

bagian tengah menyebabkan defek hemianopia homonimus dengan macular

sparing dan lesi pada visual anterior akan menyebabkan defek monokuler

crescent.3,11

Gambar 3.3 Jaras penglihatan dan defek lapang pandang Dikutip dari: Remington LA2

Korteks visual primer akan menggabungkan dan menganalisa informasi visual

yang dikirim dari korpus genikulatum lateral dan mentransmisikan ke area

asosiasi visual untuk interpretasi lanjutan. Area ini mengelilingi area korteks

primer di lateral korteks oksipital. Area asosiasi visual di namakan area brodman

18 dan 19 yang memiliki beberapa area terpisah (V2, V3, V4 dan V5) berfungsi

sebagai tempat proses penglihatan berlangsung. Informasi visual yang dibawa

akan terbagi menjadi jalur oksitoparietal dan jalur oksitotemporal setelah

1. Lesi saraf optikus ipsilateral2. Himianopia bitemporal3. Hilang lapang pandang (OD), temporal

superior (OS)4. Hemianopia homonimus inkongruen kanan5. Hemianopia homonimus total kiri6. Hemianopia homonimus inkongruen kanan7. Hemianopia homonimus inkongruen kanan8. Hemianopia homonimus total kanan9. Hemianopia homonimus total kanan dengan

macular sparing10. Hemianopia homonimus total kiri dengan

macular dan temporal crescent sparing11. Hemianopia homonimus macula kiri12. Kehilangan lapang pandang crescent kiri

Page 14: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

14

mencapai korteks visual asosiasi. Jalur oksitoparietal berfungsi untuk identifikasi

letak suatu objek di dalam ruangan dan arah pergerakannya sedangkan jalur

oksipitotemporal untuk identifikasi suatu objek, simbol dan warna.2,14

IV. Kesimpulan

Saraf optik merupakan salah satu komponen dari jalur visual penglihatan.

Fungsi saraf optik adalah untuk meneruskan rangsang cahaya dari retina hingga

diproses di otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses

di otak dan dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.

Pengetahuan secara mendetail mengenai anatomi dan fisiologi saraf optik

penting karena dengan mengetahui defek lapang pandang kita bisa mengetahui

letak kelainan pada komponen saraf optik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Perpustakaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendoperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/02/... · Web viewSegmen intrakranial memanjang dari kanal optikum hingga

15

1. Skuta, Gregory L., Louis B Cantor & Jayne S. Weiss. Fundamentals and principles of ophtalmology. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2011-2012. Hlm. 87-972. Remington, Lee Ann. Clinical Anatomy and Physiology of The Visual System, edisi ke -2. Missouri: Elsevier; 2012. Hal 232-453. Skuta, Gregory L., Louis B Cantor & Jayne S. Weiss. Neuro-Ophtalmology. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2014-2015. Hlm. 24-36 4. Yanoff, Myron & Jay S. Duker, Ophtalmology, edisi ke-3 section 9 bagian 9.2 Mosby : China, 2009.5. Eva, Paul Riodan., Emmett T. Cunningham Jr. Vaughan & Asbury’s General Opthalmology, edisi ke-18. New York: McGraw-Hill; 2013. Hlm 271-86. American Academy of Ophthalmology. Neuro-Ophthalmology: Basic and Clinical Science Course Section 5. San Fransisco : American Academy of Ophthalmology; 2011. Hlm 159-172.7. Skuta, Gregory L., Louis B Cantor & Jayne S. Weiss. Neuro-Ophtalmology edisi ke -5. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2007-2008. Hlm. 24-31 8. Snell. Richard S, Lemp. Michael A, Clinical Anatomy of The Eye, edisi ke-1 Hlm. 380-408 9. Kidd, Desmond P., Nancy J. Newman & Valerie Biousse, Blue Books of Neurology : Neuro-Ophtalmology, Philadelphia: Elsevier; 2008. Hlm. 1-1210. Miller, Neil R., Nancy J Newman., Valerie Biousse & John B Kerrison. Walsh and Hoyt’s Clinical Neuro-Ophtalmology : The Essentials, edisi ke-2. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2008. Hlm 1-4411. Schiefer, Ulrich, Helmut Wilhelm & William Hart, Clinical Neuro-Ophtalmology A Practical Guide. New York: Verlag Berlin Heidelberg; 2007. Hlm. 19-28.12. Tsai, James C., et al. Oxford American Handbook of Ophthalmology. Oxford : Oxford University Press; 2011. Hlm. 514-40.13. Khurana AK. Comprehensive opthalmologi. edisi ke-4. India : New Age International; 2007. Hlm. 287-91.14. Trobe, J.D. The Neurology of Vision. Oxford : Oxford University Press, Inc; 2001. Hlm. 1-39.