24
Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video compact disk) bajakan di Surakarta (study deskriptif kualitatif tentang persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD bajakan di pasar Notoharjo Semanggi, Surakarta) Disusun oleh: Rio Murdiyanto D 3201030 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak cipta memberikan perlindungan terhadap setiap ciptaan, di mana hasil setiap ciptaan dalam bentuk yang lebih khas menunjukkan keasliannya baik dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni maupun sastra. Hak cipta pada dasarnya ada atau lahir bersamaan dengan lahirnya suatu karya cipta atau ciptaan. Undang-Undang memberikan pengakuan terhadap hak cipta, diberikannya perlindungan hukum sejak suatu ide diwujudkan dengan suatu yang nyata dalam arti dapat dilihat, didengar, dibaca oleh orang lain maka hal tersebut merupakan hak cipta. Adanya Undang-Undang tentang perlindungan hak cipta, maka sudah selayaknya karya cipta seseorang dapat terlindungi. Dalam kaitan ini pasal 2 ayat 1 Undang-Undang hak cipta menyatakan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta. Jadi kegiatan yang termasuk memperbanyak atau mengumumkan suatu karya cipta harus dengan seijin

Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video compact disk) bajakan

di Surakarta

(study deskriptif kualitatif tentang persepsi masyarakat terhadap penjualan

VCD bajakan di pasar Notoharjo Semanggi, Surakarta)

Disusun oleh:

Rio Murdiyanto

D 3201030

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak cipta memberikan perlindungan terhadap setiap ciptaan, di mana

hasil setiap ciptaan dalam bentuk yang lebih khas menunjukkan keasliannya

baik dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni maupun sastra. Hak cipta pada

dasarnya ada atau lahir bersamaan dengan lahirnya suatu karya cipta atau

ciptaan. Undang-Undang memberikan pengakuan terhadap hak cipta,

diberikannya perlindungan hukum sejak suatu ide diwujudkan dengan suatu

yang nyata dalam arti dapat dilihat, didengar, dibaca oleh orang lain maka hal

tersebut merupakan hak cipta.

Adanya Undang-Undang tentang perlindungan hak cipta, maka sudah

selayaknya karya cipta seseorang dapat terlindungi. Dalam kaitan ini pasal 2

ayat 1 Undang-Undang hak cipta menyatakan bahwa hak cipta merupakan hak

eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta. Jadi kegiatan yang termasuk

memperbanyak atau mengumumkan suatu karya cipta harus dengan seijin

Page 2: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

pemegang hak cipta. Jika tidak melakukan ijin maka dapat dianggap karya

tersebut tidak sah atau ilegal.

Pembajakan merupakan momok dalam suatu negara, karena semakin

marak dan terjadi peningkatan atas pembajakan suatu karya cipta, itu juga

disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti yang

dilangsir dalam Jurnal Intenasional Bisnis dan Masyarakat oleh Shaari,

Hasnizam, Halim, Fairol sebagai berikut:

“Piracy is a severe problem worldwide and the common perception is that it is increasing (BSA, 2001). However, it is virtually impossible to find accurate statistics to substantiate these perceptions because of the clandestine nature of the activity. This study aims to discover the non-price factors that affect the consumer purchases of pirated VCDs. Four variables namely, attitude towards piracy, value consciousness, social influences and product attributes were examined. A convenience survey of consumers in the northern region of Peninsular Malaysia suggested that consumer purchase of pirated VCDs is directed by value consciousness towards the product. Therefore, the high price differential between pirated VCDs and originals is still a consideration when purchasing a pirated VCD.” (Pembajakan adalah suatu masalah yang menjengkelkan di seluruh dunia dan persepsi yang umum adalah terus terjadi peningkatan (BSA, 2001). Bagaimanapun, hampir mustahil untuk menemukan statistik yang akurat untuk memperkuat persepsi ini karena menyangkut tentang aktifitas yang alami. Studi ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen dari VCD bajakan. Ada empat fariabel yaitu sikap ke arah pembajakan, nilai kesadaran, pengaruh sosial, dan produk-produk yang tersedia. Suatu survei kenyamanan konsumen di daerah utara dari Malaysia merupakan sebuah jasirah mengusulkan pembelian atau konsumen VCD bajakan itu diarahkan oleh kesadaran nilai ke arah produk. Oleh karena itu, perbedaan harga yang mahal antara VCD bajakan dan asli masih menjadi suatu pertimbangan ketika membeli VCD bajakan.) Bahwa meningkatnya pembajakan VCD dan meningkatnya konsumen

bisa dipengaruhi oleh sikap kesadaran diri terhadap hukum yang berlaku.

Meskipun ada Undang-Undang yang mengatur masalah hak cipta tersebut,

ternyata dalam kehidupan sehari-hari, memperbanyak hak cipta orang lain

Page 3: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

tanpa ijin banyak dilakukan di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah

Surakarta. Sebagai bukti, yaitu berita dari Kompas yang menyatakan bahwa

“Surakarta selama tahun 2004 menduduki ranking 4 atas pembajakan

VCD,dan telah dilakukan penyitaan terhadap 1.035.000 keping VCD bajakan,

yaitu hasil dari operasi pihak kepolisian”(http:/www.kompas.com/kompas%2

Dcetak/9912/27/iptek/pembl7.html, 30-12-2004). Di negara lain masalah

pembajakan VCD juga sangat besar-besaran. Seperti yang di kutip dalam

Moscow Journal sebagai berikut :

“Moscow is not alone in this problem pirated CD's and videos are available from sidewalk vendors in New York, too but the problem is huge here. While Russians buy 11.5 million legally made music CD's every year, they buy four times that amount in pirated CD's, some of which are imported from China, according to the federation. . Pirated CD's sell for about $2.50.” (Moscow tidak sendiri dalam masalah pembajakan CD dan video, ada tersedia dari pedagang kaki lima di New York, tetapi masalah ini juga sangat besar di sini. Sedangkan Rusia membeli 11.5 juta CD musik yang dibuat setiap tahunnya, mereka membeli CD bajakan empat kali dari jumlah itu, sebagian diimport dari Negeri China.. Menurut Federasi CD bajakan dijual sekitar $ 2.50.)

Besarnya angka beredarnya pembajakan CD sangat merugikan pihak

pemegang hak tunggal dari pencipta, belum lagi kerugian yang didapat oleh

negara-negara yang bersangkutan.

Undang-Undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, khususnya

pasal 2 ayat 1 dan 2 sudah menjelaskan tentang tindakan perbanyakan dan

mengumumkan harus atas seijin pencipta atau pemegang hak cipta

Kenyataannya bahwa di wilayah Surakarta masih banyak dijumpai penjual

Video Compact Disk (VCD) bajakan, dan tidak satupun yang meminta ijin

kepada pencipta atau pemegang hak cipta.

Page 4: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Sampai dengan saat ini, penjualan VCD bajakan di wilayah Surakarta

masih tetap berlangsung dan semakin marak, meskipun sudah dilakukan

penertiban oleh pihak kepolisian. Hasil pengamatan penulis bahwa setiap

diadakan operasi terhadap penjual VCD di kaki lima, mereka sepertinya

mengetahui sebelumnya, sehingga mereka segera mengemas dagangannya dan

meninggalkan tempat. Setelah itu, beberapa hari mereka tidak menjual

dagangannya. Namun, beberapa hari berikutnya, mereka mulai menggelar

dagangannya kembali seperti biasa. Kejadian ini tentunya menimbulkan

masalah tersendiri bagi aparat penegak hukum, yaitu kepolisian, dan hal itu

perlu adanya upaya penanggulangan yang lebih efektif.

Penjual seakan-akan tidak khawatir akan dicekal karena menjual VCD

bajakan dan begitu pula sebaliknya, masyarakat banyak juga yang membeli

VCD bajakan meskipun barang tersebut adalah ilegal. Untuk mendapatkan

hiburan, bahwa masyarakat ada sebagian yang tidak mampu menjangkau

untuk membeli sebuah VCD yang asli, sehingga munculah gagasan untuk

memgkopi atau membajak VCD asli. Dengan sarana yang ada dan tersedia

dipasaran maka VCD bajakan semakin beredar luas di masyarakat, karena

daya minat masyarakat yang tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat terhadap Penjualan

Video Compact Disk (VCD) Bajakan di Pasar Notoharjo Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD Bajakan

terutama di Pasar Notoharjo Surakarta?

Page 5: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi

masyarakat terhadap penjualan VCD Bajakan terutama di Pasar Notoharjo,

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kinerja aparat kepolisian untuk lebih giat dan intensif dalam

mengambil sikap atau kebijakan, dalam hal ini menindaklanjuti penegakan

hukum terhadap masalah penjualan VCD bajakan yang semakin marak.

b. Bagi pihak pencipta suatu karya cipta untuk lebih meningkatkan keaslian

dengan memberikan ciri tersendiri (misal : memberi segel khusus)

sehingga tidak mudah untuk ditiru pelaku penjiplakan.

Keadaan ekonomi seseorang dapat menyebabkan salah satu faktor

penyebab maraknya penjualan VCD bajakan. Keadaan ekonomi yang dimaksud

adalah keadaan ekonomi keluarga yang rendah, belum mapan atau kurang

mampu. Sempitnya lapangan pekerjaan membuat mereka berjualan VCD sebagai

mata pencaharian pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mahalnya harga VCD

asli juga sebagai faktor hambatan bagi upaya penanggulangan VCD bajakan.

Masyarakat menengah ke bawah membutuhkan hiburan dengan harga yang

terjangkau. Mahalnya VCD asli membuat mereka membeli VCD bajakan dengan

harga yang terjangkau dimana masyarakat bisa memenuhi kebutuhan akan hiburan

dengan harga murah.

Page 6: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

E. Landasan Teori

Ditinjau dari sosiologi hukum masalah pembajakan VCD merupakan

problem yang tidak ada habis-habisnya bila dibicarakan, karena memang

aspeknya yang beraneka ragam. Secara luas gejala pembajakan VCD ditandai

dengan adanya penggunaan kekuasaan dan wewenang publik untuk kepentingan

pribadi maupun golongan tertentu yang sifatnya melanggar hukum dan norma-

norma lainya. Sampai sejauh manakah hukum membentuk pola-pola kelakuan

yang bersifat atau apakah hukum yang terbentuk dari pola-pola kelakuan itu.

Ruang lingkup yang pertama dari sosiologi hukum adalah bagaimanakah

cara-cara yang paling efektif dari hukum dalam pembentukan pola-pola kelakuan?

Inikah yang merupakan Ruang lingkup yang selanjutnya menyangkut hukum dan

pola-pola perikelakuan sebagai ciptaan serta wujud daripada keinginan-keinginan

kelompok-kelompok sosial. Kekuatan-kekuatan apakah yang membentuk,

menyebarluaskan atau bahkan merusak pola-pola perikelakuan yang bersifat

yuridis?. Jadi, pada dasarnya ruang lingkup sosiologi hukum adalah pola-pola

perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang

sama dari orang-orang yang hidup bersama dalam masyarakat.

Tekananya disini adalah pada penggunaan kekuasaan dan wewenang

publik, oleh karena setiap hak biasanya dilingkupi kewajiban untuk tidak

menyalahgunakan hak secara sewenang-wenang. Latar belakang dan sebab-

sebabnya ada bermacam-macam antara lain, karena kesadaran masyarakat sangat

kurang dan keadaan ekonomi masyarakat yang menjadi faktor utama merebaknya

pembajakan VCD. Faktor-faktor tersebut memang tidak berdiri sendiri akan tetapi

harus ditinjau dalam kaitanya satu dengan yang lainya.

Page 7: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Didalam sosiologi hukum masalah pelembagaan atau pembudayaan

biasanya dikaitkan dengan norma, yang dimaksutkan dengan norma adalah suatu

patokan atau pedoman berperilaku yang pantas, jadi menyangkut “das sollen”.

Artinya bahwa kenyataan atau kondisi yang ada yang sedang terjadi tidak sesuai

dengan yang seharusnya. Hukum dan Undang-Undang tentang hak cipta sudah

ada, sudah seharusnya masyarakat mentaatinya, tapi pada kenyataanya tidak

demikian banyak masyarakat yang melakukan pembajakan VCD mulai dari

memproduksi, mengedarkan dan mengkonsumsinya.

Suatu norma yang baru dikatakan melembaga atau membudaya, apabila

warga masyarakat mengatahui, memahami, menghargai dan mentaati norma-

norma tersebut. Masalah kataatan merupakan taraf pembudayaan yang paling

tinggi. Pembajakaqn VCD memerlukan penanggulanganya masalahnya sekarang

bukan pada gejala tersebut. Dapat diberantas atau tidak yang lebih penting adalah

program yang dilaksanakan secara kontinu untruk menanggulanginya. Juga tidak

boleh dilupakan bahwa kebudayaan adalah ciptaan manusia, sehingga kadang

pembajakan VCD dianggap sebagai bagian dari kebudayaaan.

1. Konsep

a. Persepsi

Persepsi merupakan sesuatu yang muncul pada pikiran

seseorang setelah orang tersebut melihat, mendengar, atau mengalami

sesuatu. Veithzal Rivai, (2007: 231) mengemukakan bahwa Persepsi

adalah “suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan

dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna

bagi lingkungan mereka”. Pendapat lain dikemukakan oleh

Page 8: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Nugroho J Setiadi (2003: 15) bahwa “Persepsi didefinisikan sebagai

proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan

masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti

dari dunia ini.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditelaah bahwa setiap orang

mempunyai penilaian yang berbeda terhadap suatu persoalan yang

mereka hadapi, sehingga hal tersebut akan berakibat pula dalam

menghadapi berbagai masalah yang timbul di sekelilingnya. Hal

tersebut terjadi dikarenakan adanya berbagai faktor yang

melatarbelakangi, baik faktor dari dalam diri sendiri maupun faktor dari

luar. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang kompleks yang

menyangkut seluruh kegiatan mental individu yang bertujuan untuk

memberi arti atas rangsangan yang masuk lewat alat indera, sehingga

berdampak penentuan sikap dan perbuatan.

Persepsi merupakan suatu proses atribusi, yaitu proses bagi

seseorang dalam memberikan atribut tertentu terhadap sesuatu yang

menjadi objek perhatiannya. Berkaitan dengan masalah proses atribusi

tersebut, pendapat Kelley dalam Sarlito Wirawan (1991: 201) :

“Proses persepsi dan bahwa atribusi bisa ditujukan kepada orang atau lingkungan. Menurut Kelley ada yang menyebabkan orang lebih cenderung kepada atribusi eksternal daripada atribusi internal, yaitu tergantung informasi dan tingkat informasi. Selanjutnya, Kelley menyataan bahwa tingkat informasi seseorang merupakan dasar untuk menganalisa ketergantungan informasi dari orang tersebut. ia beranggapan bahwa setiap orang selalu membutuhkan orang lain untuk memperoleh informasi yang diperlukannya.”

Page 9: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Berdasarkan pendapat Kelley tersebut dapat dipahami bahwa

persepsi seseorang itu bisa dipengaruhi oleh persepsi orang, karena ia

berhubungan dengan tingkat informasi yaitu yang menyangkut

pengetahuan seseorang tentang kenyataan-kenyataan yang terjadi di

lingkungan sekitarnya. Jika pengetahuan seseorang itu tinggi maka

orang itu akan membuat atribusi atau mempersepsikan sesuatu yang

lain dari yang lain, tetapi berkaitan dengan hal-hal yang sudah nyata

atau baru merupakan kemungkinan dan bisa menyangkut pengalaman

dan harapan.

Dari konsep tersebut di atas digunakan oleh Kelley untuk

menjelaskan mudahnya orang dipengaruhi pendapatnya, ia juga

membuat hipotesa bahwa : “makin sering terjadi perubahan atribusi

pada seseorang di waktu yang lampau, makin mudah orang tersebut

dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya” (Sarlito Wirawan, 1991: 202).

Dapat dikatakan juga bahwa semua orang mampu memberikan

persepsi terhadap suatu objek. Dalam melakukan persepsi, seseorang

dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan pengetahuannya.

Sehingga persepsi satu orang dengan orang lainnya akan memiliki

perbedaan yang dikarenakan latar belakang pengetahuan dan

pengalaman yang berbeda. Lebih jelas Bimo Walgito mengemukakan

bahwa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi adalah faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala sesuatu yang

ada pada diri seseorang yang dapat mempengaruhi persepsinya.

Page 10: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Sedangkan faktor eksternal berupa stimulus dan lingkungan. Faktor

internal yang berinteraksi dengan stimulus dan lingkungan akan

membentuk suatu persepsi.

Persepsi seorang dengan orang lain memiliki perbedaan

meskipun objek yang dilihatnya sama. Hal ini dikarenakan adanya

proses dalam membentuk persepsi.

Menurut Nugrojo J Setiadi (2003: 15), proses persepsi terdiri dari

”perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, dan mengingat

kembali yang selektif”. Dengan adanya proses persepsi tersebut, maka

bila ada sekelompok orang melihat suatu benda, maka mereka akan

memberikan persepsi yang berbeda-beda. Meskipun demikian, di antara

mereka ada yang memiliki persepsi yang hampir sama.

Persepsi dipengaruhi oleh kondisi yang ada pada individu itu

sendiri. Kondisi tersebut merupakan faktor internal yang

mempengaruhi persepsi. Selain faktor internal, terdapat pula faktor lain

yang mempengaruhi persepsi, yaitu stimulus dan faktor lingkungan

dimana persepsi tersebut berlangsung. Stimulus dan lingkungan

tersebut merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi.

Bimo Walgito (1994: 57) menyebutkan bahwa

“Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Sedangkan faktor lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus juga akan berpngaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi tersebut adalah manusia.”

Page 11: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Bimo Walgito tersebut

menunjukkan bahwa persepsi tidak dapat datang tiba-tiba tanpa ada

sesuatu yang merangsangnya. Kondisi lingkungan seseoranglah yang

memunculkan stimulus atau rangsangan dan kemudian dapat

menimbulkan persepsi. Mengenai bagaimana persepsi tersebut,

dipengaruhi oleh kondisi internal individu tersebut. Kondisi internal

seseorang dapat diperoleh dari belajar, pengalaman, informasi,

perasaan, kemampuan berpikir, dan sebagainya.

Persepsi yang muncul pada seseorang berbeda dengan orang

lain meskipun memiliki objek yang sama. Perbedaan tersebut tentunya

dilatar belakangi oleh pengetahuan orang yang berbeda-beda pula.

Misalnya, ada sebuah patung yang berdiri di pinggir jalan. Seorang

seniman akan mengamati patung tersebut dari sudut karya seni,

sehingga ia dapat mempersepsikan bagaimana kemampuan pembuat

patung tersebut. Sedangkan dari seorang yang memiliki ahli benda

purbakala akan melihat dan memperhatikan patung tersebut

berdasarkan ilmu arkeologi. Sehingga orang tersebut akan memiliki

persepsi apakah patung tersebut patung buatan jaman sekarang ataukah

patung peninggalan orang-orang terdahulu.

Persepsi memiliki objek tertentu yang dapat berada dalam diri

individu dan objek yang berada di luar individu yang mempersepsi

(Bimo Walgito, 1994: 55). Objek persepsi yang berada dalam individu

berarti seseorang tersebut memperhatikan dirinya sendiri. Perhatian

Page 12: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

terhadap diri sendiri tersebut akan memunculkan persepsi

bagaimanakah keadaan dirinya, serta bagaimanakah ia dapat

mengevaluasi dirinya. Mempersepsi terhadap dirinya sendiri akan dapat

menghasilkan penilaian terhadap dirinya. Hal ini dapat dikatakan

hampir sama dengan introspeksi, yaitu melihat keadaan dirinya sendiri

dan memberikan penilaian. Sedangkan objek persepsi yang berada di

luar individu dapat bermacam-macam. Objek tersebut dapat berujud

benda-benda, situasi, dan juga dapat berujud manusia. Menurut Bimo

Walgito (1994: 55), persepsi terhadap objek yang berujud benda

disebut persepsi benda (things perception) atau juga disebut non-social

perception, sedangkan bila objek berujud manusia atau orang disebut

persepsi sosial atau social perception.

Jadi persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

dalam memahami informasi mengenai lingkungannya melalui

penglihatan, pendengaran dan perasaan.

b. Masyarakat

Masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup

interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Untuk

pemahaman lebih lanjut tentang pengertian masyarakat kita kemukakan

beberapa definisi menurut beberapa ahli sosiologi sebagai berikut :

Page 13: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Menurut Max Weber Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi

yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang

dominan pada warganya (Sosiologi jilid 1, 2007 : 27).

Selain definisi tersebut di atas, Soerjono Soekanto

mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah

sebagai berikut :

1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua

orang

2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya

manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat

hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang

mengatur hubungan antar manusia.

3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu

dengan yang lainnya.

Masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan

pikiran, perasaan, dan keinginan-keinginannya dalam memberikan

reaksi terhadap lingkungannya. Manusia mempunyai naluri untuk selalu

berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan

tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi

sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-pandangan

mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan-pandangan tersebut

Page 14: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

merupakan nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh

terhadap cara dan pola perilakunya.

Dari beberapa uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, hidup

bersama-sama dalam waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu,

memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan kegiatannya di dalam

kelompok tersebut.

c. Penjualan VCD Bajakan

Penjualan VCD bajakan adalah suatu proses atau kegiatan yang

dilakukan beberapa orang untuk mencari nafkah dengan cara menjual

VCD bajakan. Penjual VCD bajakan tersebut sebenarnya juga

mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang

menyalahi hukum. Penjual VCD bajakan yang ada di Surakarta

biasanya menggelar dagangan mereka di lapak kaki lima seperti di

daerah Banjarsari, Manahan, khususnya di relokasikan di Pasar

Notoharjo bahkan hampir disetiap sudut jalan hampir kita jumpai

penjual VCD bajakan.

2. Teori yang digunakan

Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD bajakan adalah

bagian dari tindakan sosial. Secara definitif, Max Weber merumuskan

sosiologi sebagai ilmu yang berusaha menafsirkan dan memahami tindakan

atau perilaku sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai pada

penjelasan kausal (Ritzer, 1985:45).

Page 15: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Secara khusus, penelitian ini menggunakan salah satu teori yang

terdapat dalam paradigma Definisi Sosial, yaitu teori Interaksionis

Simbolik. Substansi dasar dari teori tersebut adalah bahwa kehidupan

bermasyarakat terbentuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar

individual dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang

dipahami maknanya melalui proses belajar. Dalam proses interaksi,

tindakan seseorang bukan semata-mata merupakan suatu tanggapan yang

bersifat langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya atau

dari luar dirinya tetapi tindakan tersebut merupakan hasil interpretasi

terhadap stimulus. Meskipun norma, nilai, dan makna dari simbol itu

memberikan pembatasan terhadap tindakannya, namun dengan

kemampuan berfikir yang dimilikinya manusia mempunyai kebebasan

untuk menentukan tindakan dan tujuan yang hendak dicapainya.

3. Studi Terdahulu

VCD bajakan yang tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia

semakin marak. Hal ini dilatarbelakangi karena permasalahan ekonomi

masyarakat. VCD bajakan bisa tersebar yaitu melalui proses penggandaan

dengan berbagai media yang kemudian di tangan orang tak bertanggung

jawab. Penyebaran VCD bajakan ini bisa dilakukan dengan cara menjual

lewat pedagang kaki lima yang sering kita temui hampir di setiap sudut

kota. Dapat dikatakan juga bahwa produk-produk bajakan akan tetap sulit

dihilangkan sebab pada kenyataannya masyarakat sendiri menyukai karena

harganya yang lebih murah.

Page 16: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Sebagai kesimpulan, suksesnya tugas dalam menangani masalah

pembajakan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, melainkan

dari semua individu dan kelompok yang anti pembajakan. Pemasar,

distributor, pengecer, dan bahkan konsumen perlu memboikot pembuatan,

distribusi, penggunaan dan pembelian barang-barang bajakan.

Pemerintah perlu memusatkan pada aktivitas pembajakan yang

merebak dan tidak menyalahkan satu sama lain. Singkatnya, semua orang

mempunyai tanggung jawab dan peran mereka dalam menghilangkan dan

memecahkan masalah pembajakan.

Faktor harga yang mahal dari barang asli adalah suatu peran utama

dalam menentukan banyaknya VCD bajakan yang dibeli oleh konsumen.

Dari segi pandangan konsumen, membeli produk yang lebih murah

menjadi pilihan yang bijaksana. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa

masalah harga menjadi faktor utama yang memotivasi konsumen untuk

membeli VCD bajakan.

Dari suatu perspektif managerial, penting bagi mereka yang

mempunyai otoritas untuk memperhatikan konsumen supaya membeli

VCD asli. Cara yang terbaik untuk mengurangi semakin banyaknya

konsumen membeli VCD bajakan yaitu melalui anjuran, promosi dan

penyuluhan supaya konsumen merubah sikap mereka.

Sebagian besar konsumen cenderung ke arah pembajakan, yaitu

kecenderungan konsumen untuk membeli barang-barang bajakan. Dalam

hal ini konsumen mendukung pembajakan. Hal itu tidak dipungkiri karena

Page 17: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

kondisi pasar yang terbuka. Hak milik dan kesadaran konsumen harus

dipertimbangkan untuk menanggulangi pembajakan.

Disamping itu, masih ada faktor-faktor lain yang mendorong

mereka untuk membeli ataupun menjual VCD bajakan, misalnya faktor

kurangnya kesadaran hukum dari pihak masyarakat, keadaan ekonomi

(dilema antara mahalnya barang asli dan daya beli masyarakat),

terbatasnya sarana dan prasarana aparat penegak hukum.

Penelitian ini mendiskripsikan penjualan VCD bajakan di kota

Surakarta. Sedangkan penelitian penulis lebih mengarah kepada persepsi

masyarakat terhadap penjualan VCD bajakan di Kelurahan Semanggi

tepatnya di Pasar Notoharjo.

F. Definisi Konseptual

1. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan dalam memahami informasi mengenai lingkungannya melalui

penglihatan,pendengaran dan perasaan.

2. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, hidup

bersama-sama dalam waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu,

memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan kegiatannya di dalam

kelompok tersebut

3. Penjualan VCD bajakan adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan

beberapa orang untuk mencari nafkah dengan cara menjual VCD bajakan.

Page 18: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

4. Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD bajakan adalah pengalaman

sekumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu cukup lama

dan mendiami suatu wilayah tertentu terhadap kegiatan yang dilakukan

beberapa orang untuk mencari nafkah dengan cara menjual VCD bajakan.

G. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini akan

dilaksanakan di Surakarta dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah

Pasar Notoharjo, Surakarta. Pengambilan lokasi ini dikarenakan :

a. Banyaknya para penjual VCD bajakan di Pasar (Klitikan) Notoharjo.

b. Beragamnya status sosial dan ekonomi masyarakat yang ada sehingga

menarik untuk diteliti.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang

merupakan suatu penelitian yang merumuskan pada masalah-masalah

aktual, dimana data yang disusun dijelaskan dan dianalisa. Kualitatif

merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis,

yaitu apa yang dinyatakan tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata,

yang diteliti dan dipelajari sebagai suasana yang utuh. (Soerjono Soekanto,

2001:32)

3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari:

Page 19: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

yaitu:

1) Informasi dari pedagang VCD bajakan terutama di Pasar Notoharjo

Surakarta.

2) Informasi dari masyarakat sebagai pembeli dan penjual VCD

bajakan.

3) Informasi dari pihak kepolisian

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

berasal dari data tertulis, yaitu:

1) Buku-buku hasil penelitian sebelumnya

2) Arsip yang berkaitan dengan penelitian ini dari lembaga terkait

4. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber

data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-

pihak terkait yang dapat memberikan informasi. Wawancara dilakukan

terhadap pedagang VCD bajakan, warga masyarakat dan pihak

kepolisian.

b. Dokumentasi, yaitu mencari data tertulis yang digunakan sebagai

bahan referensi pendukung masalah-masalah yang diteliti.

5. Metode Pengambilan Sampel

Page 20: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

Teknik sampling yang digunakan mengikuti penelitian kualitatif,

yaitu pengambilan sampel variasi maksimum (maximum variation

sampling) strategi pengambilan sampel variasi maksimum dimaksudkan

untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi

melalui informasi yang silang-menyilang dari berbagai tipe responden.

Logika dari pengambilan sampel variasi maksimum adalah pola-pola

umum yang muncul dri variasi-variasi yang besar menjadi perhatian

khusus dan bernilai di dalam suatu penelitian. Cara menyusun

pengambilan sampel variasi maksimum adalah memulai dengan

mengambil informan yang memiliki ciri-ciri yang berbeda. Sesuai dengan

keadaan populasi yang ada di kota Surakarta, maka pengambilan informan

dalam penelitian ini diambil dari warga masyarakat yaitu pembeli dan

penjual VCD bajakan dan menetapkan kategori informan sebagai berikut:

lelaki tua, lelaki muda, perempuan tua dan perempuan muda. jumlah

informan sebanyak 8 orang. Pemilihan informan trsebut tidak dilakukan

dengan random sampel atau sampel acak, melainkan sampel bertujuan atau

purposive sampling dengan dasar pertimbangan bahwa orang tersebut kaya

informasi. Hal ini dilakukan karena dipandang mampu menangkap

kedalaman data dalam menghadapi realitas jamak.

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar “teknik

sampling bertujuan digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara

khusus berdasarkan tujuan penelitiannya” (Husaini Usman dan Purnomo

Setiadi Akbar, 2001: 47). Jadi dengan sampling ini peneliti dapat

Page 21: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

mencapai tujuan yang sesuai dengan permasalahan penelitian dengan

memilih sekelompok subjek atau informan yang dapat memberikan

informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian

6. Teknik Analisis Data

Dari data yang diperoleh dari lapangan kemudian akan dianalisa

secara kualitatif. Dalam tahap analisa ada tiga komponen pokok yang

harus disadari sepenuhnya oleh setiap peneliti, yaitu data reduction, data

display dan conclusion drawing. ( H. Sutopo, 1988:34)

a. Data reduction atau Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan

dan abstraksi yang ada dalam field note (data mentah). Proses ini

berlangsung terus sepanjang riset, yang dimulai dari bahkan sebelum

pengumpulan data dilakukan. Proses reduksi ini terus belangsung

sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis. Reduksi data adalah

bagian analisis, merupakan banyak analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak

penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir dapat dilakukan.

b. Data display atau penyajian data

Sajian data merupakan rangkaian organisasi informasi yang

memberi kemungkinan kesimpulan dapat dilakukan. Sajian ini

merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan

sistematis, sehingga bila dibaca akan bisa dipahami berbagai hal yang

Page 22: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

terjadi. Sajian data dapat berupa skema atau gambar. Adapun sajian

data yang penulis sajikan berupa deskripsi lokasi penelitian dan

deskripsi permasalahan penelitian.

c. Conclucion data atau penarikan kesimpulan

Merupakan proses konklusi-konklusi yang terjadi selama

pengumpulan data dari awal sampai akhir. konklusi-konklusi trsebut

dibiarkan tetap disitu yang pada awalnya kurang jelas kemudian

semakin meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat.

Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang

berupa pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah)

( HB. Sutopo, 1988:36) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan

bisa dipertanggungjawabkan.

Komponen-komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian

dalam proses analisis data yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan,

dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang

lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak

bisa mengambil salah satu komponen.

Adapun proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Page 23: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu

7. Validitas Data

Validitas data membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan

apa yang ada dalam dunia kenyataan dan apakah penjelasan yang

diberikan sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Untuk menguji

keabsahan data yang terkumpul peneliti menggunakan teknik trianggulasi

sumber dengan mengecek, membandingkan informasi yang diperoleh

melalui sumber yang berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil

pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau

pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.

Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Page 24: Persepsi masyarakat terhadap penjualan VCD (video …/Persepsi... · perikelakuan dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau ... adalah “suatu proses yang ditempuh ... tertentu