Upload
phamhuong
View
249
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PERSEPSI ORANG TENTANG PERILAKU CARING
PERAWATAN PADA PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD SERANG TAHUN 2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun oleh:
Ai Rosidah
107104000286
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2012 M
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini; saya :
Nama :Ai Rosidah
NIM : 107104000286
Program studi : Ilmu Keperawatan
Tahun Akademik :2007
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi yang
berjudul:
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERILAKU CARING
PERAWAT PADA PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD SERANG TAHUN 2011
Apabila suatu saat terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, April 2012
Ai Rosidah, NIM: 107104000286
Persepi Orang Tua Tentang Perilaku Caring Perawat Pada Pelaksanaan
asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Serang Tahun 2011
xiii + 80 halaman + 3 tabel + 5 gambar + 2 lampiran
Kata kunci: persepsi, orang tua, perawat dan perilaku caring
ABSTRAK
Caring merupakan salah satu bentuk pelayanan yang didalamnya terdiri
dari kasih sayang, keramahan, dan suatu pendekatan yang dinamis dimana
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kualitas dan kepedulian kepada klien.
Perawat mempunyai tugas untuk selalu menerapkan perilaku yang penuh kasih
sayang, rasa sensitive kepada diri sendiri dan orang lain. Perawat dituntut untuk
selalu dapat menerapkan perilaku caring dalam proses asuhan keperawatan
karena berdampak pada kepuasan pasien dan juga persepsi pasien dan orang
tua.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi orang tuatentang
perilaku caring perawat di ruang rawat inap anak RSUD Serang tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian dilakukan bulan Desember 2011- Januari 2012, dengan
jumlah sampel 96 responden dari 3 ruangan rawat inap anak RSUD Serang.
Tehnik pengambilan data menggunakan simple random sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 96 responden sebanyak 94,8%
responden memiliki persepsi baik dan sebanyak 5,2% responden memiliki
persepsi kurangbaik. Saran, sikap caring yang sudah baik agar dapat
dipertahankan serta komunikasi terapeutik untuk dapat ditingkatkan agar
pencitraan orang tua dan keluarga pasien terhadap perawat tetap baik. Sikap
caring yang masih kurang pada beberapa perawat agar dapat ditingkatkan dengan
cara selalu mengingatkan antara sesama perawat dan kepada kepala ruangan agar
secara terus-menerus mengingatkan setiap perawat agar berperilaku caring saat
melaksanakan asuhan keperawatan.
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduated thesis, April 2012
Ai Rosidah, NIM: 107104000286
Parent’s Perception on Caring Behavior of Nurses in Implementation of
Nursing Care at Pediatric's Ward RSUD Serang 2011
xiii + 80 pages + 3 tables + 5 images + 2 attachements
Key words: perception, parent, nurse and caring attitude
ABSTRACT
Caring is one of service style which is consists of fondness, friendliness
and a dynamic approaches of nurses in improving work qualities and caring
toward the clients. It is the duty of nurses to always have a gently behavior and
the sense of self-sensitive through others. Nurses are required to always put the
caring on tops in nursing care in order to fulfill the satisfaction both of patients
and their parents. The aim of this study is to identify the parent’s perception
through caring behavior of nurses in implementation of nursing care at pediatric’s
ward RSUD Serang in 2011.
This study is a quantitative study using descriptive analysis. The study was
conducted in December 2011-January 2012 with total of 96 respondents in three
pediatric wards at RSUD Serang. The Data collection technique was using simple
random sampling in collecting the data with questionnaire. The analysis was using
univariate analysis.
The result showed that in total of 96 respondents, there were 94,8% of
respondents had a good perception and the rest 5,2% of respondents had
unfavorable perception. Based on this research, the recommendation are both of
caring behavior and therapeutic communications that was already good perception
toward nurses. Caring behavior should be maintenance but for good nurses who
had unfavorable perception can be improved by ongoing reminds among fellow
nurses and for the head nurse to continuing remind every nurses caring behavior is
very important in implementation nursing care.
PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI
Skripsi denganjudul
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERILAKU CARING PERAWATPADA PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD SERANG TAHUN 2011
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Jakarta, Mei 2012
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
VI
viii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ai Rosidah
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 3 Maret 1989
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek Sek-Neg RI Blok B1/ 6 Rt
01/004 Panunggangan Utara Pinang
Tangerang- Banten
No. Telp/HP : 0856 9388 7488
e-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. TK SEKNEG, Tangerang (1994-1995)
2. SDN Panunggangan 1, Tangerang (1995-2001)
3. SMP Pondok Pesantren Daar El Qolam, Balaraja (2001-2004)
4. SMA Pondok Pesantren Daar El Qolam, Balaraja (2004-2007)
5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2007-2012)
ix
KATA PENGANTAR
Bismillairrahmaniirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya. Shalawat dan salam tak lupa disampaikan kepada Rasul kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan ke zaman
yang terang benderang. Atas izinNya lah skripsi dengan judul “Persepsi Orang
Tua Tentang Perilaku Caring Perawat Pada Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Anak RSUD Serang Tahun 2011” dapat diselesaikan.
Skripi ini dibuat untuk memenuhi syarat akhir dari suatu program
akademik Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapat
gelar S.kep., akan tetapi penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
sempurna, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan penulis terhadap pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan penulis melihat fakta dan realita yang ada serta
bagaimana pemecahan masalah dari suatu fenomena yang terjadi disekitarnya.
Penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, dan motivasi dari
berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis menginginkan
memberikan ucapan terimakasih yang mungkin hanya bisa dituliskan dalam
skripsi kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
x
2. Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi
Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dra. Farida Hamid, M.Pd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Tien Gartinah, M.N. selaku Ketua Program Studi IImu Keperawatan
(PSIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ns. Yanti Riyantini M.Kep.Sp.Kep.An dan Bapak Ns. Waras Budi Utomo,
S.Kp., M.KM. selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikiranya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan
arahan kepada penulis selama menyusun skripsi.
6. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan khususnya dosen-
dosen Ilmu Keperawatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta staf
akademik, dan petugas laboratorium..
7. Pihak RSUD Serang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Ucapan terimakasihku teristimewa kepada keluarga tercinta, terutama ayah
dan ibu yang selalu memberikan doanya, motivasinya, kasih sayangnya dan
dukunganya baik moral maupun spiritual demi keberlangsungan studi penulis,
serta untuk kakak dan adikku (Aisyah dan Iqbal) yang selalu memberikan doa
dan semangat.
9. Sahabat-sahabatku Santi, Tya, Nisa, Farizah, Ella, Dawam, Anggun dan
teman-teman kosanku Dienar, Neta, Esa yang selalu memberikan motivasi dan
doanya.
xi
10. Keluarga Besar PSIK UIN khususnya teman-teman angkatan 2007, kakak-
kakak dan adik-adik PSIK yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
namanya. Terima kasih atas semangat dan dukungan kalian.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan kesempurnaan itu dapat terbentuk dengan sebuah kritikan dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga rahmat Allah selalu
tercurahkan kepada kita semua.
Ciputat, April 2012
Ai Rosidah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ...................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIR ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ............................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1. Pelayanan Keperawatan ................................................................ 7
2. Pendidikan Keperawatan ............................................................ 7
3. Rumah Sakit ............................................................................... 7
4. Peneliti Lain ................................................................................ 7
F. Ruang Lingkup Peneliti .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Konsep Caring ........................................................................................ 8
1. Definisi ....................................................................................... 8
2. Faktor carative dalam caring ..................................................... 9
B. Persepsi .................................................................................................... 14
1. Definisi ....................................................................................... 14
2. Macam-macam Persepsi ............................................................. 15
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi .......................................... 15
4. Proses terjadinya persepsi ........................................................... 16
xiii
C. Perilaku .................................................................................................... 17
1. Definisi ....................................................................................... 17
2. Proses pembentukan perilaku ..................................................... 18
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku ......................... 20
4. Bentuk perilaku .......................................................................... 21
D. Keperawatan Anak .................................................................................. 22
1. Perawat ....................................................................................... 22
2. Paradigma keperawatan .............................................................. 23
3. Peran perawat anak ..................................................................... 25
E. Hospitalisasi Pada Anak .......................................................................... 28
1. Definisi ....................................................................................... 28
2. Reaksi anak terhadap proses hospitalisasi .................................. 30
3. Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi anak .............................. 33
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 35
A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 35
B. Definisi operasional .................................................................................... 36
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 38
A. Desain penelitian ........................................................................................ 38
B. Populasi dan sampel penelitian ................................................................. 38
1. Populasi penelitian ......................................................................... 38
2. Sampel penelitian .......................................................................... 39
C. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................................... 40
D. Tehnik pengumpulan sampel .................................................................... 40
E. Alat pengumpulan data ............................................................................. 41
F. Tehnik pengumpulan data ......................................................................... 42
1. Pengumpulan data ......................................................................... 42
2. Tahap pengumpulan data ............................................................... 43
G. Uji validitas dan realibilitas ...................................................................... 44
1. Uji validitas ................................................................................... 44
2. Realibilitas ..................................................................................... 44
H. Pengplahan data ........................................................................................ 45
I. Tehnik analisa data ..................................................................................... 47
J. Etika penelitian .......................................................................................... 47
1. Prinsip-prinsip ............................................................................... 47
2. Masalah etika penelitian ................................................................ 48
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 50
A. Gambaran umum tempat penelitian ........................................................ 50
B. Gambaran persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat .............. 51
C. Distribusi frekuensi persepsi perilaku caring berkaitan 10 faktor ........... 52
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 56
A. Distribusi frekuensi persepsi orang tua tentang perilaku caring ................ 56
xiv
B. Keterbatasan penelitian ............................................................................. 73
C. Implikasi penelitian .................................................................................... 74
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76
A. Kesimpulan ............................................................................................... 76
B. Saran .......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi operasional ....................................................................................... 35
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi persepsi orang tuatentang perilaku caring perawat ....... 51
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi persepsi orang tuatentang perilaku caring berkaitan
dengan 10 faktor perilaku caring perawat ..................................................................... 52
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses terjadinya persepsi (Sunaryo, 2004) ............................................... 13
Gambar 2.2 Hierarki kebutuhan manusia (Abraham Maslow dalam Sunaryo,
2004) .............................................................................................................................. 13
Gambar 2.3 Cabang kebutuhan manusia (Jean Watson 1979, dalam Hidayat,
2004) .............................................................................................................................. 16
Gambar 2.4 Kerangka teori persepsi, perilaku caring, keperawatan & hospitalisasi
pada anak ....................................................................................................................... 33
Gambar 3.1 Kerangka konsep ........................................................................................ 34
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian
Lampiran 2. Informed consent
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil uji validitas dan realibilitas
Lampiran 5. Hasil analisis univariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kesakitan anak merupakan indikator status kesehatan anak.
Survei yang dilakukan oleh Survei Sensus Nasional (SUSENAS) tahun 2005
menunjukkan angka kesakitan pada kelompok anak usia 0-4 tahun ada 27,04%,
kelompok anak usia 5-12 tahun 15,41%, kelompok anak usia13-15 tahun ada
9,71% dan 8,59% pada kelompok anak usia 16-21 tahun. Keadaan ini
menunjukkan bahwa anak usia di bawah 5 tahun lebih rentan dengan penyakit
apabila dibandingkan dengan usia lainnya, hal ini yang dapat menyebabkan
anak harus menjalani hospitalisasi untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Hospitalisasi adalah suatu proses dimana anak akan dirawat inap dan
mendapatkan serangkaian tindakan untuk mencapai kesehatan fisik secara
optimal. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi anak
(Asmadi, 2008). Anak yang menjalani hospitalisasi akan mempunyai perubahan
pada aspek privasi, gaya hidup, otonomi diri dan peran. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh sifat, tingkat perkembangan dan tingkat keparahan kesehatan
dan kondisi anak (Kyle, 2007). Hospitalisasi juga menimbulkan efek negatif
seperti trauma yang ditimbulkan dari tindakan-tindakan yang diberikan kepada
anak. Wong (2009) menyebutkan anak yang menjalani hospitalisasi akan
mengalami distres psikis yang meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan,
kekecewaan, kesedihan, malu, atau rasa bersalah. Perubahan yang terjadi pada
2
hospitalisasi tidak berdampak pada anak saja orang tua anak pun akan
mengalami perubahan seperti perubahan peran, masalah keuangan, kesepian,
perubahan kebiasaan sosial. Hallstrom, Elander, Callery (1997 dalam Asmadi,
2008) membuktikan bahwa dampak hospitalisasi pada anak akan menimbulkan
stress pada orang tua seperti takut, rasa bersalah, stress dan cemas. Brewis
(1995 dalam Asmadi, 2008) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa rasa
takut pada orang tua muncul selama perawatan anak di rumah sakit.
Perawat sebagai pemberi pelayanan (caregiver) akan mempengaruhi
perilaku anak ketika menjalani hospitalisasi (Horner dalam Grayson 1990).
Menurut Casey (1997) untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan
pengobatan pada anak yang mengalami hospitalisasi sangat dibutuhkan
kerjasama antara orang tua dan tim kesehatan (Supartini, 2004). Menurut Wong
(2008) asuhan yang berpusat pada keluarga menunjukkan bahwa dalam
keperawatan anak, keluarga menjadi suatu elemen penting ketika anak
menjalani hospitalisasi.
Distress psikis merupakan salah satu dampak dari hospitalisasi, untuk
meminimalisir adanya dampak tersebut maka perawat harus dapat bersikap
ramah dan penuh kasih sayang , karena anak secara psikologis membutuhkan
cinta dan kasih sayang (Wong, 2009). Dampak hospitalisasi pun dapat
dirasakan oleh orang tua anak seperti ketakuan, cemas dan stress. Perilaku yang
harus ditunjukkan oleh perawat ketika melakukan proses asuhan keperawatan
adalah caring. Caring merupakan salah satu bentuk pelayanan yang didalamnya
terdiri dari kasih sayang, keramahan, dan suatu pendekatan yang dinamis
3
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kualitas dan kepedulian
kepada klien (Muhlisin & Ichsan, 2008). Leininger (1981) menekankan bahwa
mengasuh (caring) adalah tema sentral dari asuhan keperawatan serta
pengetahuan dan praktik keperawatan (Tomey, 2006).
Watson menilai penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya
pengobatan, akan tetapi tanpa perawatan penyakit akan tetap ada. Watson
memberikan pandangan tentang konsepnya yaitu tentang perilaku caring
perawat (Watson, 2008). Perawat mempunyai tugas untuk selalu menerapkan
perilaku yang penuh kasih sayang, rasa sensitif kepada diri sendiri dan orang
lain (Christensen, 2009). Perawat dituntut untuk selalu dapat menerapkan
caring dalam proses asuhan keperawatan karena berdampak pada kepuasan
pasien dan juga persepsi pasien dan orang tua.
Persepsi adalah suatu proses dimana individu menangkap rangsangan
kesan-kesan sensoris guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins
& Judge, 2008). Apabila persepsi seseorang baik maka perilaku yang muncul
juga akan baik. Anne & Byrne (1992) menjelaskan bahwa seseorang
memerlukan persepsi yang baik untuk mendasari penerimaan dan interpretasi
yang baik dan informasi yang masuk untuk menyelesaikan masalah atau tugas
yang abstrak dengan sukses.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2009) mengenai persepsi pasien
tentang perilaku caring dalam pelayanan keperawatan didapat bahwa
pengetahuan perilaku caring perawat menurut pasien adalah perawat memberi
perhatian lebih kepada pasien dan keluarga dan perilaku caring perawat yang
4
dirasakan pasien adalah perawat aktif bertanya, berbicara lembut, memberi
dukungan, responsif, terampil dan menghargai serta menjelaskan.
Hasil penelitian lain oleh Wahyuni (2008) mengenai perilaku caring
perawat di RS Haji Adam Malik didapatkan sebanyak 58% pasien menyatakan
perawat berperilaku baik dan 42% pasien menyatakan perawat berperilaku
cukup, dalam hal ini Wahyuni menjelaskan masih rendahnya pelaksanaan
karatif caring perawat terhadap pasien terutama aspek meningkatkan proses
belajar mengajar dan aspek memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Serang merupakan
rumah sakit rujukan Provinsi Banten. Data pada bulan Januari-Juni 2011 di
RSUD kabupaten Serang terdapat 1.474 pasien anak yang dirawat. Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang tua pasien yang diajukan pertanyaan
tentang perilaku caring perawat 2 diantaranya menyatakan baik dan 3 lainnya
menyatakan cukup. Fenomena ini mengindikasikan bahwa adanya
kecenderungan perawat masih belum berperilaku caring pada saat memberikan
asuhan keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat pada pelaksanaan
asuhan keperawatan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Umum Daerah
Serang.
5
B. Rumusan Masalah
Anak yang menjalani hospitalisasi akan mengalami distres psikis yang
meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, malu, atau
rasa bersalah (Wong, 2009). Dampak hospitalisasi pada anak akan
menimbulkan stress pada orang tua seperti takut, rasa bersalah, stress dan
cemas. Caring hadir sebagai suatu pendekatan yang dinamis dimana perawat
bekerja untuk lebih meningkatkan kualitas dan kepedulian kepada klien
(Muhlisin & Ichsan, 2008). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5
orang tua pasien yang diajukan pertanyaan tentang perilaku caring perawat 2
diantaranya menyatakan baik dan 3 lainnya menyatakan cukup. Fenomena ini
mengindikasikan bahwa sebagian dari orang tua pasien masih belum melihat
perawat berperilaku caring pada saat memberikan asuhan keperawatan.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
pertanyaan penelitian yang akan diajukan adalah bagaimana persepsi orang tua
tentang perilaku caring perawat di ruang rawat inap anak RSUD Kabupaten
Serang?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat di
ruang rawat inap anak RSUD Serang tahun 2011.
6
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat:
a. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik
b. Menanamkan keyakinan dan harapan
c. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain
d. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu
e. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresi perasaan negatif dan
positif
f. Membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
g. Mengajarkan hubungan interpersonal
h. Menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya
sosial dan spiritual
i. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia
j. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologi
E. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi asupan bagi perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan perilaku caring
pada anak sehingga anak akan merasa nyaman dan aman ketika menjalani
hospitalisasi.
7
2. Pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu acuan siswa keperawatan
agar dapat lebih memahami tentang kosep caring yang dilakukan pada
saat memberikan asuhan keperawatan yang dikhususkan kepada pasien
anak.
3. Rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan dasar untuk menerapkan
perilaku caring dalam asuhan keperawatan sehingga pasien merasa puas
dengan pelayanan keperawatan.
4. Penelitian keperawatan
Hasil penelitian dapat menjadi data dasar untuk peneliti selanjutnya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian untuk mengetahui
gambaran tentang sesuatu secara objektif (Setiadi, 2007). Tujuan penelitian
deskriptif adalah mendeskripsikan suatu peristiwa atau kondisi populasi saat
ini (Danim, 2003).
Responden pada penelitian ini adalah seluruh orang tua pasien anak di
RSUD Serang di ruang anak kelas 1, 2, 3. Penelitian dilakukan pada bulan
Desember 2011 s.d Januari 2012 di RSUD Serang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Caring
1. Definisi
Caring adalah perhatian kepada individu ataupun memberikan
bantuan kepada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
(Nursalam, 2003). Watson dalam Muhlisin & Ichsan, 2008 mendefinisikan
caring lebih dari sebuah eksistensi filosofi dan ia memandang caring sebagai
ideal moral keperawatan.
Proses caring keperawatan mencakup wilayah penyuluhan dalam
bentuk ilmu biofisik, perilaku, sosial dan humanistik. Penerapan ilmu caring
harus berlandaskan pengetahuan ilmiah dan perilaku humanistik untuk
mencapai kepedulian terhadap klien (Christensen, 2009). Pandangan teori
Watson dalam Hidayat, 2004 memahami bahwa manusia memiliki empat
kebutuhan dasar yang saling berhubungan diantaranya biofisikal, psikofisikal,
psikososial dan kebutuhan intrapersonal-interpersonal.
9
Gambar 2.3 Cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson
2. Faktor carative dalam caring
Watson mengembangkan original carative factor menjadi clinical
caritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Muhlisin
& Ichsan, 2008), yaitu:
Kebutuhan Biofisikal
Kebutuhan makan dan cairan
Kebutuhan eliminasai
Kebutuhan ventilasi
Kebutuhan
Psikofisikal
Kebutuhan aktivitas dan istirahat
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan
psikososial
Kebutuhan berprestasi
Kebutuhana berorganisasi
Kebutuhan intrapersonal-
interpersonal
Kebutuhan aktualisasi diri
10
a. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik.
Watson (2008) mengungkapkan bahwa perawat menerapkan perilaku
penuh kasih saying, kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran
terhadap caring. Faktor instrinsik yang dimiliki oleh manusia merupakan
suatu bentuk kasih sayang seperti emosi cinta, kepedulian dan cinta diri
sendiri dan orang lain. Watson dalam Asmadi, 2008 mengemukakan
bahwa asuhan keperawatan yang berdasarkan nilai humanistik dan
altruistik dapat dikembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada
diri seseorang, keyakinan, interaksi, kebudayaan dan pengalaman pribadi.
Manifestasi caring perawat pada pengertian humanistik adalah memanggil
namaanak dengan panggilan kesenangan, selalu mendengarkan keluhan
anak dan kebutuhan anak. Perawat membuat anak merasa nyaman
berbicara dengan suara lembut atau menyanyi dengan lembut atau dan
dengan kontak fisik seperti memegang, memeluk, menyentuh, serta
mencium (Potter & Perry, 2005)
b. Menanamkan keyakinan dan harapan.
Perawat hadir dengan sepenuhnya mewujudkan dan mempertahankan
sistem kepercayaan kepada klien. Kita tidak dapat mengabaikan
pentingnya suatu keyakinan dan pengharapan yang ada pada kehidupan
terutama ketika klien merasa kehilangan dan putus asa (Watson, 2008).
Pengembangan hubungan yang efektif antara klien dan perawat maka akan
terjalin suatu nilai kepercayaan dan keyakinan yang kuat dari dalam diri
11
klien (Asmadi, 2008). Manifestasi perilaku caring perawat adalah
memotivasi pasien dan mendorong pasien mencari alternatif terapi secara
rasional, memotivasi pasien untuk menghadapi penyakitnya walaupun
penyakitnya termasuk terminal (Stuart dan Laraia, 2001)
c. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk dapat membangun dan mengembangkan
nilai senitivitas terhadap pribadi dan orang lain (Asmadi, 2008). Apabila
nilai tersebut sudah dikembangkan oleh perawat maka dalam pemberian
pelayanan perawat menjadi lebih sensitif dan bersikap wajar kepada klien
(Muhlisin & Ichsan, 2008). Manifestasi perilaku caring perawat adalah
bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi pasien, ikut
merasakan dan prihatin terhadap penderitaan yang diungkapkan pasien
serta siap membantu setiap saat (Tomey & Alligood, 2006)
d. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu.
Hubungan yang harmonis haruslah terjalin secara terbuka, jujur dan tidak
dibuat-buat (Asmadi, 2008). Perawat memberikan informasi dengan jujur
dan selalu memperhatikan klien dengan sikap empati yaitu turut
merasakan apa yang klien rasakan (Muhlisin& Ichsan, 2008). Potter &
Perry (2005) menyarankan membangun nilai kepercayaan kepada anak
adalah membiarkan anak mengobservasi hubungan yang ramah antara
orang tua dan perawat sebelum secara langsung mendekati anak. Perawat
yang ramah dan informatif, mendengarkan dengan baik tentang
12
kekhawatiran keluarga dan tidak menakutkan bagi anak telah membentuk
dasar untuk hubungan yang positif(Potter & Perry, 2005).
e. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresi perasaan negatif dan positif.
Perawat harus siap menampung dan mendukung perasaan negatif dan
positif yang timbul dari diri klien. Berbagi perasaan merupakan
pengalaman yang cukup baik bagi perawat dan klien. Perawat harus
menggunakan intelektual maupun emosional yang mereka miliki pada saat
keadaan yang berbeda (Tomey& Alligood, 2006). Saat klien mengeluhkan
tentang masalah dan perasaan, perawat dapat memberikan waktunya untuk
mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh klien (Muhlisin, 2008). Perawat
dapat memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya baik positif
maupun negatif seperti memberikan keyakinan kepada anak-anak bahwa
tidak mengapa jika menangis (Potter & Perry, 2005)
f. Membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan
pendekatan kepada klien. Perawat secara kreatif menggunakan diri sendiri
dan cara yang diketahui untuk terlibat dalam proses caring-healing yang
artristik (Muhlisin& Ichsan, 2008). Manifestasi perawat dapat melibatkan
anak dan keluarga dalam perencanaan perawatan dari saat pertama dalam
pertemuan pertama (Ricci & Kyle 2009).
g. Mengajarkan hubungan interpersonal.
Nilai ini menuntut perawat agar memberikan pengajaran kepada klien
untuk dapat menetapkan kebutuhan pribadi dan memberikan kesempatan
13
untuk pertumbuhan personal klien (Muhlisin& Ichsan, 2008).Perawat
memberdayakan keluarga dan anak dengan memberikan pengetahuan
tentang segala sesuatu yang tidak dipahami (Ricci & Kyle 2009).
h. Menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya sosial dan
spiritual.
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal
klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien (Christensen, 2009).
Penciptaan lingkungan healing pada seluruh tingkatan baik fisik maupun
nonfisik lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran yang
memiliki keutuhan. Supartini (2004) menambahkan perlunya modifikasi
lingkungan fisik agar tidak menakutkan. Modifikasi lingkungan tersebut
dapat berupa, mendesainnya seperti rumah, yaitu penataan dan dekorasi
yang bernuansa anak misalnya, menggunakan alat tenun dan tirai
bergambar bunga atau binatang lucu, hiasan di dinding bergambar dunia
binatang, papan nama pasien bergambar lucu, tangga dicat berwarna
warni.
i. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Nilai ini merupakan suatu kebutuhan yang memang diperlukan oleh klien.
Perawat harus mengetahui kebutuhan yang komprehensif yaitu kebutuhan
biofisik, psikososial, interpersonal dan psikofisikal klien. Pemenuhan
kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ketingkat
selanjutnya contohnya pemenuhan nutrisi, eliminasi dan ventilasi (Tomey
& Alligood, 2006).
14
j. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Seorang klien terkadang harus dihadapkan pada pengalaman yang bersifat
provokatif dengan tujuan agar klien dapat meningkatkan pemahaman lebih
mendalam tentang diri sendiri (Muhlisin& Ichsan, 2008). Nilai eksistensi
dan fenomenologis dapat menjadikan seorang klien siap dan mempunyai
kekuatan dalam menghadapi kehidupan nyata dan kematian (Asmadi,
2008).
B. Persepsi
1. Definisi
Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk
memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi yang bertujuan
untuk penggambaran arti suatu objek (Rangkuti, 2009). Menurut Bimo
Walgito (2001 dalam Sunaryo, 2004) persepsi adalah proses
pengorganisasian dan penginterpretasian rangsangan yang diterima oleh
seorang individu yang merupakan suatu aktivitas berintegrasi dalam diri
individu.
Persepi merupakan sebuah proses dimana individu menangkap
rangsangan kesan-kesan sensoris guna memberikan arti bagi lingkungan
mereka (Robbins & Judge, 2008). Anne & Bryne (1992) mendefinisikan
persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, menerima, mengatur dan
menginterpretasikan suatu informasi yang didapat dari lingkungan sekitar.
Persepi dapat diartikan suatu proses penerimaan rangsangan, pemilihan dan
15
penginterpretasian suatu informasi yang diterima individu dalam menilai
suatu objek
2. Macam-macam persepsi
Sunaryo (2004) membagi dua macam pesepsi, yaitu:
a. Eksternal perception, yaitu persepsi ini terjadi apabila rangsangan
datang dari luar individu
b. Self perception, yaitu persepsi yang terjadi apabila rangsangan
tersebut berasal dari dalam diri individu.
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Setiap individu melihat sesuatu hal yang sama namun mengartikan hal
tersebut berbeda dapat diartikan jika persepsi setiap individu berbeda-beda
walaupun objeknya sama. Perbedaan tersebut muncul karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukannya. Faktor pengalaman,
pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan persepsi (Hardjana, 2003)
Interpretasi sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari
pembuat persepsi tersebut. Karakteristik pribadi dipengaruhi oleh sikap,
kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu dan harapan seseorang
(Robbins &Judge, 2008). Menurut Sukadji (1986 dalam Luthfi dkk) faktor-
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah:
a. Diri sendiri, interpretasi seseorang tentang apa yang dilihatnya
dipengaruhi oleh karakteristik individual seperti sikap, minat,
pengalaman dan harapan
16
b. Sasaran persepsi, sasaran persepsi seseorang dapat disebabkan karena
kesamaan, kedekatan dan kebetulan
c. Faktor situasi, misalnya seseorang yang ada di tepi pantai mengenakan
pakaian renang itu merupakan sesuatu yang tidak mengherankan,
tetapi apabila seseorang itu memakai pakaian renang tetapi tidak
berada dalam situasi yang berhubungan dengan renang maka akan
sangat menarik perhatian, karena itu bukan hal yang wajar.
4. Proses terjadinya persepsi
Sunaryo (2004) proses terjadinya persepsi terjadi karena tiga proses,
yaitu:
a. Proses fisik, adanya stimulus berasal dari luar individu dan langsung
mengenai alat indra sebagai reseptor
b. Proses fisiologis, adanya stimulusberasal dari dalam individu dengan
menggunakan saraf sensorisyang menghantarkan ke dalam otak
secara fisiologis
c. Proses psikologis, adanya proses dalam otak sehingga individu
menyadari stimulus yang diterima
Komponen-komponen pembentuk proses persepsi ini tidak dapat
dihilangkan salah satunya, karena sudah menjadi syarat pembentukan proses
terjadinya persepsi yang terdiri dari proses fisik, proses fisiologis dan proses
psikologis. Proses persepsi dalam bagan dapat digambarkan seperti di bawah
ini:
17
Gambar 2.1 Proses terjadi persepsi
C. Perilaku
1. Definisi
Perilaku dari sudut biologis dapat diartikan adanya suatu kegiatan
organisme yang saling bersangkutan dan dapat diamati secara langsung dan
tidak langsung. Perilaku secara operasional adalah suatu rangsangan respon
yang datangnya dari subjek luar (Soekidjo, 1993 dalam Sunaryo, 2004).
Robert Kwick (1974 dalam Sunaryo, 2004) mendefinisikan perilaku adalah
suatu tindakan organisme yang dapat kita amati dan pelajari.
Perilaku jika diibaratkan dengan gunung es, merupakan puncak
gunung es yang dapat dilihat oleh kedua mata. Perilaku yang terlihat itu dapat
diartikan hanyalah sebuah akibat yang muncul dikarenakan adanya sebab
Objek Stimulus
Reseptor
Persepsi
Saraf sensorik
Saraf motorik Otak
18
(akar masalah), sedapat mungkin kita harus berhasil mengatasi akar masalah
tersebut secara otomatis perilaku akan berubah (Gunawan, 2007).
Skinner (1938 dalam Notoatmodjo 2007) mendefinisikan perilaku
sebagai hubungan antara stimulus dan respon. Skinner mengemukakan ada
dua respon (tanggapan) yaitu:
a. Responden respons (perilaku responden)
Tanggapan yang disebabkan oleh rangsangan tertentu atau electing stimuli
yang menimbulkan tanggapan yang relatif tetap. Emosi merupakan salah
satu contoh dari responden respons yang diakibatkan karena adanya hal-
hal yang tidak mengenakan.
b. Operant respon atau instrument behavior
Tanggapan ini timbul karena berkembang dan diikuti rangsangan tertentu.
Perangsangan tersebut atau semacamnya disebut reinforcing stimuli atau
reinforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat
respon yang dilakukan oleh orang. Perangsangan yang demikian itu
mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang telah dilakukan.
2. Proses pembentukan perilaku
Perilaku manusia terbentuk atas dasar atau karena adanya
kebutuhan. Abraham Harold Maslow mengemukakan bahwa ada lima
kebutuhan dasar yang dimiliki oleh manusia, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologi/biologis, merupakan kebutuhan pokok utama
yang dibutuhkan manusia, misalnya: makanan, elektrolit, udara, air
19
dan seks. Apabila ini semua tidak terpenuhi maka kebutuhan fisiologis
dan biologis manusia tidak seimbang.
b. Kebutuhan rasa aman, manusia tidak akan hidup nyaman apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi. Rasa aman terhindar dari tindakan
kejahatan, terhindar dari peperangan dan permusuhan.
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, manusia mendambakan kasih
sayang dari orang lain baik dari orang tua, saudara, kekasih dan lain-
lain. Kebutuhan ini membuat manusia selalu merasa bahagia dan akan
membuat manusia merasa aman dan nyaman.
d. Kebutuhan harga diri, di dalam diri manusia ingin menjadi seseorang
yang selalu diperhatikan dan dihargai oleh orang lain. Hal seperti ini
membuat manusia menjadi sosok makhluk hidup yang berarti.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, manusia selalu ingin lebih sukses
dibanding orang disekitarnya, berhasil dalam menggapai cita-citanya
dan merasa lebih baik dan menonjol dalam karier dan usahanya.
Kebutuhan – kebutuhan yang telah dijelaskan di atas tidak dapat
terpisahkan satu dengan lainnya, karena sudah merupakan suatu rangkaian
kehidupan. Satu kebutuhan tidak terpenuhi maka akan merusak kebutuhan
lainnya.
20
Gambar 2.2 hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham
Maslow
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku
Perilaku terbentuk dari beberpa faktor, dari dalam maupun luar. Green
(1980 dalam Maulana 2009) menjelaskan ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia, diantaranya:
a. Faktor predisposisi
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari diri seseorang dan karena
ini seseorang dapat melakukan banyak hal seperti, pengetahuan, jenis
kelamin, usia, persepsi dan lain-lain.
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku seseorang
untuk melakukan sesuatu hal, seperti lingkungan hidup, sarana kesehatan,
atau sumber-sumber khusus yang dapat mendukung dan keterjangkaunya
sumber dan fasilitas.
21
c. Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor ini merupakan faktor pendorong perilaku seseorang atau
memperkuat perilaku seseorang, seperti orang terdekat, tokoh masyarakat
dan keluarga.
4. Bentuk perilaku
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar individu (Sunaryo,
2004). Perilaku ada dua macam:
a. Perilaku pasif
Perilaku ini masih terdapat di dalam diri manusia sifatnya tertutup dan
tidak dapat dilihat secara langsung.Perilaku ini dapat dilihat dari sikap
bukan dari tindakan nyata, seperti berfikir. Seseorang berfikir kita hanya
dapat melihat ia sedang berfikir tetapi kita tidak dapat melihat apa yang
ada difikirannya
b. Perilaku aktif
Perilaku aktif dapat dilihat langsung sebagai tindakan nyata, terbuka,
seperti saat seseorang membaca buku. Kita dapat melihat sikap dan
tindakan nyata orang tersebut yang sedang membaca buku.
22
D . Keperawatan Anak
1. Perawat
Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan
anak dan orang tua (Supartini, 2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Kepmenkes RI) Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 menjelaskan
bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus dari pendidikan keperawatan
di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentua peraturan perundang-
undangan yang berlaku(Asmadi, 2008).
Florence Nightingale dalam Priharjo, 2008 menyatakan bahwa perawat
adalah mempertahankan kondisi pasien terhadap masalah kesehatan yang
dialaminya. Menurut Elis & Hartley (1980 dalam Priharjo, 2008) perawat
adalah orang yang mengasuh, melindungi dan merawat orang yang sakit,
lanjut usia dan luka. Perawat merupakan seseorang yang berlatar belakang
pendidikan keperawatan yang bertugas memberikan kenyamanan, merawat
dan melindungi pasien dari segala sesuatu kondisi abnormal yang dialami
pasien.
Keperawatan didefinisikan secara umum sebagai hubungan yang
dinamik dimana perawat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar
sehingga mencapai kesehatan yang optimal (Potter & Perry,
2005).International Council of Nurses (ICN) mendefinisikan keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan yang mencakup pelayanan secara mandiri dan
23
kolaboratif yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sehat maupun sakit dalam tatanan pelayanan keperawatan (Priharjo, 2008).
2. Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan terdiri dari empat konsep, yaitu:
a. Manusia
Manusia sebagai sistem adaptif yang selalu berinteraksi dan
berespons terhadap lingkungan, mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi
(Kusnanto, 2004). Manusia sebagai klien keperawatan anak adalah
individu yang berusia 0 sampai 18 tahun yang sedang dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan (Supartini, 2004).
Anak merupakan individu yang unik yang masih bergantung
bantuan orang dewasa dan lingkungannya.Anak secara psikologis
membutuhkan kasih sayang, cinta dan rasa aman dari orang dewasa
yang berada disekitar.
b. Sehat
Definisi sehat menurut Undang-Undang Kesehatan Republik
Indonesia No. 23 tahun 1992 adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa,
dan soial yang memungkinkan individu hidup produktif secara sosial
dan ekonomi (Asmadi, 2008). Sehat merupakan kondisi dinamis
manusia dalam rentang sehat dan sakit yang merupakan hasil interaksi
lingkungan.
24
Sehat dalam keperawatan anak adalah kondisi dimana
kesejahteraan anak terpenuhi antara fisik, mental dan sosial pada masa
pertumbuhan dan perkembangan agara dapat tercapai secara optimal
(Supartini, 2004). Anak sepanjang rentang sehat-sakit memerlukan
bantuan perawat secara langsung maupun tidak langsung dan tidak
terlepas bimbingan dari keluarga.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, baik internal maupun eksternal. Faktor internal
seperti aspek-aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh serta
psikologis sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan fisik,
biologik, sosial, kultural dan spiritual (Asmadi, 2008). Anak selalu
bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya.Perkembangan
anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan eksternal seperti
lingkungan yang aman, peduli dan penuh kasih sayang (Supartini,
2004).
d. Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu profesi pengabdian kepada
manusia dan kemanusiaan yang mementingkan kepantingan kesehatan
masyarakat di atas kepentingan pribadi (Kusnanto, 2004).
Keperawatan menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan
utama dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan.
25
Fokus utama dalam pelayanan keperawatan adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit dengan asuhan keperawatan yang
berfokus pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Konsep yang
mendasari kerjasama antara keluarga dan perawat adalah perawat
memfasilitasi keluarga agar tetap aktif dalam asuhan keperawatan
anaknya di rumah sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga
dari aspek pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
perawatan anak di rumah sakit (Supartini, 2004)
3. Peran perawat anak
a. Advokasi
Perawat sebagai advokasi bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, profesi dan institusi tempat bekerja. Perawat harus bekerja
sama dengan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mereka dan
merencanakan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan (Wong, 2008).
Perawat membantu melindungi klien dari kejadian yang tidak
diinginkan ketika dalam tindakan diagnostik atau pengobatan. Perawat
pun melindungi hak-hak klien sebagai manusia secara hukum serta
membantunya dalam memenuhi kebutuhan dasar (Potter & Perry,
2005)
b. Pendidik
Perawat dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga anak
secara langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan orang tua terhadap
26
pendidikan kesehatan merupakan suatu hal terpenting karena keingin
tahuan keluarga akan kondisi anak yang mencakup penyakit dan
perawat anak selama di rumah sakit. Perawat mempunyai peran sebagai
pendidik kesehatan dapat mengubah tiga sikap orang tua diantaranya
pengetahuan, keterampilan dan sikap keluarga khususnya saat anak
sakit (Supartini, 2004).
c. Konselor
Perawat sebagai konselor dapat memberikan konseling kepada
anak dan keluarga saat mereka membutuhkannya. Proses pemberian
konseling ini akan membedakan dengan pendidikan kesehatan yaitu
mendengarkan keluhan klien, melakukan sentuhan, hadir secara fisik
dan dapat bertukar pikiran anatara keluarga dan perawat (Supartini,
2004).
Wong (2008) menjelaskan perhatian pada kebutuhan emosi
memerlukan dukungan dan terkadang memerlukan konseling.
Konseling melibatkan pertukaran pendapat dan ide yang dapat
memberi dasar untuk pemecahan masalah.
d. Koordinator
Perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas (Wong, 2008). Tujuan dari berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain agar terlaksananya asuhan yang holistik dan
komprehensif.
27
Perawat dijadikan sebagai koordinator karena selama waktu 24
jam perawat berada disisi klien. Perawat bekerja sama dengan keluarga
sangat dibutuhkan dan juga harus terbina dengan baik, tidak hanya saat
perawat membutuhkan informasi dari orang tua tetapi ketika proses
perawatan anak keluarga harus bersikap aktif (Supartini, 2004)
e. Peran restoratif
Perawat membantu klien untuk mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan
asuhannya kepada kebutuhan klien secara holistik (Potter & Perry,
2005).
Aspek penting dari restoratif adalah pengkajian dan evaluasi
status fisik yang berkesinambungan. Fokus utama pada pengkajian
fisik, patofisisologi dan rasional ilmiah yang dilakukan membantu
perawat dalam membuat keputusan mengenai status kesehatan (Wong,
2008)
f. Pengambilan keputusan etis
Perawat sering menghadapi masalah etis dalam perawatan
pasien. Dilema etis muncul ketika pertentangan dan pertimbangan
moral mendasari berbagai alternatif. Peran perawat sebagai anggota
tim pelayanan kesehatan secara rutin menggunakan metode
pemecahan masalah sistematis yang dikenal dengan proses
keperawatan (Wong, 2008). Perawat harus mempunyai suara untuk
28
didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan
yang dapat meningkatkan kesejahteraan anak (Supartini, 2004).
g. Peneliti
Berfikir kritis sangat diperlukan oleh perawat dalam
melakukan penelitian sehingga dapat melihat fenomena yang ada
dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan mempelajari
penelitian sebelumnya untuk dapat meningkatkan kualitas praktek
keperawatan anak (Supartini, 2004). Perawat pelaksana harus
berperan pada riset karena mereka yang mengamati respon individu
terhadap kesakitan dan kesehatan. Konsep praktek berdasarkan
penelitian juga melibatkan analisis riset dalam praktek keperawatan
sehari-hari (Wong, 2008).
Freda dalam Wong, (2008) menjelaskan ketika seorang
perawat mendasarkan praktik klinisnya sesuai dengan riset mereka
mampun berkontribusi pada kesehatan, kesejahteraan, dan pengobatan
tidak hanya itu saja berkontribusi juga kepada institusi dan profesi
keperawatan.
D. Hospitalisasi Pada Anak
1. Pengertian
Hospitalisasi merupakan hal yang tidak disukai oleh siapapun tak
terkecuali anak. Hospitalisasi merupakan proses dikarenakan suatu alasan
berencana atau darurat dan mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
29
untuk menjalani terapi dan perawatan sampai mencapai kesehatan yang
optimal (Wong, 2008). Hospitalisasi dan penyakit merupakan pengalaman
yang penuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal
dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan
status kesehatan (Potter & Perry, 2005). Hospitalisasi pada anak mempunyai
dampak (Asmadi, 2005), yaitu:
a. Privasi, saat dirawat di rumah sakit klien pasti kehilangan sebagian
privasinya. Kondisi ini disebabkan karena beberapa hal seperti, selama
dirawat di rumah sakit klien berulang kali diperiksa oleh petugas
kesehatan baik dengan dokter maupun perawat. Bagian tubuh yang
biasanya dijaga agar tidak dilihat orang tiba-tiba dilihat dan disentuh oleh
orang lain.
b. Gaya hidup, aktivitas yang dilakukan atau yang dijalani oleh klien sangat
berbeda sewaktu sebelum dirawat dan ketika dirawat. Hal ini disebabkan
karena perubahan situasi anatara rumah dan rumah sakit. Perubahan gaya
hidup akibat hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap
perawat. Asuhan keperawatan yang diberikan harus diupayakan
sedemikian rupa agar dapat menghilangkan atau meminimalkan perubahan
yang terjadi.
c. Otonomi, klien yang dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan
otonomi. Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada pada
posisi ketergantungan, klien bersikap pasrah terhadap tindakanapapun
yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai kesehatan optimal.
30
Perawat harus selalu memberi tahu klien sebelum melakukan intervensi
apapun dan melibatkan klien dalam intervensi.
d. Peran, klien yang dirawat di rumah sakit sudah pasti mengalami
perubahan peran,peran yang dijalani seseorang juga bergantung pada
status kesehatannya, peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda
dengan peran yang dijalani saat sakit. Perubahan yang terjadi akibat
hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada
keluarga.
2. Reaksi anak terhadap proses hospitalisasi
Menurut supartini (2004) reaksi anak yang dirawat dirumah sakit sesuai
tahapan perkembangan adalah :
a. Masa bayi (0-1 tahun)
Masalah utama yang terjadi adalah karena dampak perpisahan dengan
orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya diri dan
kasih sayang.Anak usia lebih dari enam bulanakan terjadi Stranger
anxiety atau cemas apabila berhadapan dengan orangyang tidak
dikenalnya dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang terjadi pada anak
usia 6 bulan adalah menangis, marah dan banyak melakukan gerakan
sebagai sikap stranger anxiety. Bayi akan merasa cemas apabila
ditinggalkan ibunya karena perpisahan dan perilaku yang ditunjukkan
adalah dengan menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan
exspresi wajah yang tidak menyenangkan.
31
b. Masa toddler (2-3Tahun)
Anak usia toddler biasanya bereaksi terhadap hospitalisasi terhadap
sumber stress yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respon
perilaku anak sesuai dengan tahapannya, yaitu tahap proses, putus asa
dan pengingkaran. Tahap pengingkaran, prilaku yang ditunjukkan
adalah menangis kuat, menjerit memanggil orang tua, atau menolak
perhatian yang diberikan orang lain. Tahap putus asa, perilaku yang
ditunjukkan adalah, menangis berulang, kurang menunjukkan minat
untuk bermain dan makan, sedih, apatis.Tahap pengingkaran perilaku
yang ditunjukan adalah menerima perpisahan, membina hubungan
secara dangkal dan akan memulai menyukai ligkungan.
c. Masa prasekolah (3- 6Tahun)
Perawatan anak dirumah sakit memaksakan untuk berpisah dari
lingkungan yang dirasakannya aman.Penuh kasih sayang dan
menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan dan teman
sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak usia
pra sekolah ialah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis
walaupun secara berlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan, perawatan di rumah sakit juga membuat anak kehilangan
kontrol dirinya.
Perawatan anak dirumah sakit sering diekspresikan anak pra sekolah
sebagai hukuman sehingga anak merasa malu dan takut
bersalah.Ketakutan anak terhadap perlukaan muncul karena anak
32
menganggap atau tindakan dan prosedur yang dilakukan mengancam
integritas tubuhnya.Reaksi yang timbul dari hal tersebut adalah reaksi
agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan
mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama terhadap
perawat dan ketergantungannya terhadap orang tua.
d. Masa sekolah (6-12 Tahun)
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak berpisah dengan
lingkungan yang dicintainya yaitu keluarga dan kelompok sosialnya dan
menimbulkan kecemasan.Kehilangan kontrol yangterjadisaat dirawat di
rumah sakit karena adanya pembatasan aktifitas. Kehilangan kontrol
tersebut berdampak terhadap perubahan peran dalam keluarga, anak
kehilangan kelompok sosialnya karena ia biasa melakukan kegiatan
bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan karena adanya
kelemahan fisik.
Reaksi terhadap adanya perlakuan fisik atau nyeri yang ditunjukkan
dengan ekspresi verbal maupun non verbal. Anak usia sekolah sudah
mampu mengontrol perlakuan jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit
bibir dan memegang sesuatu dengan erat.
e. Masa remaja (13-18 Tahun)
Anak usia remaja mengekspresikan perawatan di rumah sakit dengan
menimbulkan perasaaan cemas karena berpisah dengan teman
sebayanya karena anak remaja begitu percaya dan sering kali
terpengaruh terhadap teman sebayanya. Anak apabila dirawat di rumah
33
sakit akan merasa kehilangan dan timbul perasaan cemas karena
perpisahan. Pembatasan aktifitas di rumah sakit membuat anak
kehilangan kontrol dirinya dan menjadi tergantung pada keluarga atau
petugas kesehatan di rumah sakit. Reaksi yang timbul akibat pembatasan
aktifitas ini adalah dengan menolak tindakan dan perawatan yang
dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif terhadap petugas atau
menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan.
3. Respon keluarga terhadap hospitalisasi anak
Muscari (2005) menjelaskan beberapa reaksi keluarga yang akan muncul
ketika anaknya sakit atau dihospitalisasi:
a. Kemungkinan gangguan koping. Rasa takut dan ansietas tentang penyakit
anak atau hospitalisasi akan meningkat, memperburuk kemampuan
keluarga mengatasi masalah dan membantu anak melakukan koping.
b. Kehilangan kendali. Perasaan putus asa diakibatkan dari beberapa stresor
seperti beratnya penyakit, hospitalisasi sebelumnya, prosedur medis,
kurangnya sistem informasi, sistem pendukung, kekuatan ego, masalah
keluarga yang lain, keyakinan agama atau budaya, komunikasi keluarga,
dan kemampuan koping sebelumnya.
c. Kemungkinan stres yang ditunjukkan oleh orang tua. Contoh stress
keluarga antara lain ansietas, penyangkalan, rasa bersalah, marah, takut,
frustasi, depresi, dan mekanisme pertahanan, seperti displacement dan
proyeksi.
34
F. Kerangka teori
Gambar 2.4 kerangka teori persepsi, perilaku caring, keperawatan& hospitalisasi
pada anak (modifikasi Watson, 1979)
Hospitalisasi
pada anak Distress psikis
Persepsi
orang tua
Caring
perawat
Perilaku caring perawat:
1. Membentuk system nilai
humanistik dan altruistik
2. Menanamkan keyakinan &
harapan
3. Mengembangkan sensitifitas
4. Membina hubungan saling
percaya dan saling bantu
5. Mempromosikan dalam
penerimaan ekspresif negatif
dan positif
6. Membantu menyelesaikan
masalah dan mengambil
keputusan
7. Mengajarkan hubungan
interpersonal
8. Menetapkan untuk mendukung
perlindungan, perbaikan budaya
& spiritual
9. Membantu dalam pemenuhan
kebutuhan manusia
10. Mengembangkan faktor
kekuatan eksistensial dan
fenomenologis
Faktor yang
mempengaruhi
persepsi: diri
sendiri, sasaran
persepsi, faktor
situasi
perilaku
35
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian maka kerangka konsep
dengan judul “Persepsi Orang Tua Tentang Perilaku Caring Perawat Pada
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Serang
Tahun 2011”, adalah:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Faktor karatif caring perawat, meliputi:
1. Membentuk sistem nilai humanistik
dan altruistik
2. Menanamkan keyakinan & harapan
3. Mengembangkan sensitifitas
4. Membina hubungan saling percaya
dan saling bantu
5. Mempromosikan dalam penerimaan
ekspresif negatif dan positif
6. Membantu menyelesaikan masalah
dan mengambil keputusan
7. Mengajarkan hubungan interpersonal
8. Menetapkan untuk mendukung
perlindungan, perbaikan budaya &
spiritual
9. Membantu dalam pemenuhan
kebutuhan manusia
10. Mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial dan fenomenologis
Persepsi orang tua
36
B. Definisi Operasional
Table 3.1
Definisi Operasional
Variable Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Alat ukur Skala ukur
Persepsi orang tua
tentang perilaku caring
perawat
Penginterpretasian suatu
informasi yang diterima oleh
orang tua dalam menilai
perilaku caring perawat yang
meliputi:
1. Membentuk sistem
nilai humanistik dan
altruistik
2. Menanamkan
keyakinan dan
harapan
3. Mengembangkan
sensitivitas untuk
diri sendiri dan
orang lain
4. Membina hubungan
salin percaya dan
saling bantu
5. Mempromosikan
dalam penerimaan
ekspresi perasaan
negatif dan positif
6. Membantu
Angket Persepsi kurang baik (0) :
skor < 75
Persepsi baik (1) : skor > 75
Kuisioner Ordinal
37
menyelesaikan
masalah dan
mengambil
keputusan
7. Mengajarkan
hubungan
interpersonal
8. Menetapkan untuk
mendukung
perlindungan,
perbaikan budaya
sosial dan spiritual
9. Membantu dalam
pemenuhan
kebutuhan manusia
10. Mengembangkan
faktor kekuatan
eksistensial dan
fenomenologi
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian untuk mengetahui
gambaran tentang sesuatu secara objektif (Setiadi, 2007). Tujuan penelitian
untuk mengetahui persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat saat
melakukan asuhan keperawatan pada pasien anak.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yangditeliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh orang tua pasien anak di RSUD Serang di ruang anak kelas 1, 2, 3,
di RSUD Kabupaten Serang.
Alasan pengambilan populasi karena orang tua anak yang dapat
menilai perilaku perawat ketika perawat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien anak.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh orang tua pasien anak di
RSUD Serang di ruang anak kelas 1, 2, 3. Responden berjenis kelamin
39
laki-laki sebanyak 34 orang dan responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 62 orang. Sampel yang diambil berdasarkan pada kriteria.
a. kriteria inklusi, yaitu:
a) Mampu berkomunikasi dengan baik.
b) Memiliki anak yang dirawat di ruang rawat inap anak RSUD
Serang minimal hari kedua perawatan
c) Mampu membaca dan menulis
b. Jumlah Sampel
Penelitian ini menggunakan variabel tunggal (Univariat).
Dikemukakan bahwa ukuran besar sampel diambil dengan
menggunakan rumus Estimasi (Nursalam, 2003), yaitu:
Keterangan :
n : Besarnya sampel
Z21-α/2 : Confident interval = 95% = 1,96
p : Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi
pada populasi = 50% = 0,5
d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan
yang diinginkan
: Peneliti menggunakan presisi sebesar 10% = 0,1
40
n =
n = = = 96,04
= 96 sampel
Peneliti mengantisipasi apabila terjadi data yang mengurangi
kelengkapan dengan menambah jumlah sampel sebanyak 10 % dari jumlah
responden sebenarnya (Hidayat, 2008), dengan perhitungan sebagai
berikut:
10% x 96 = 9,6 = 10
Jadi dari 96 sampel + 10 sampel cadangan = 106 sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96
responden. Responden di tambahkan 10 sebagai cadangan apabila saat
pengambilan sampel ada yang belum memenuhi kriteria inklusi maka
digantikan dengan sampel cadangan, sehingga saat penelitian peneliti
mengambil sampel sebanyak 106 sampel.
C. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang anak kelas 1, 2, 3, dan yang terdiri
dari, Ruang Flamboyan 1 sebanyak 34 responden, Ruang Flamboyan 2
sebanyak 36 responden, Ruang Flamboyan 3 sebanyak 36 responden, di
RSUD Kabupaten Serang pada tanggal 30 Desember 2011- 30 Januari 2012
41
D. Teknik pengumpulan sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sample
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu
membagikan kuesioner kepada semua orang tua pasien anak yang sedang
mendampingi anaknya di rumah sakit, lalu setelah semuanya terkumpul
seluruh kuesioner disesuaikan dengan kriteria inklusi.
E. Alat Pengumpul Data
Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner atau
angket yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada
kerangka konsep dan teori yang telah dibuat. Kuesioner terdiri dari 30
pernyataan: dengan pilihan jawaban menggunakan skala Likert. Skala
Likert banyak digunakan untuk riset SDM termasuk persepsi pekerja
(Istijanto, 2005). Pernyataan positif terdiri dari nomor 1 - 20 dengan nilai:
1 = Sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = Setuju
4 = Sangat setuju
Pernyataan negatif terdiri dari nomor 21 – 30 dengan nilai:
1= Sangat setuju
2 = Setuju
3 = Tidak setuju
4 = Sangat tidak setuju
42
Keterangan:
1. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik, terdiri dari
nomor : 1, 2, 21
2. Menanamkan keyakinan & harapan, terdiri dari nomor : 3, 4, 22
3. Mengembangkan sensitifitas, terdiri dari nomor : 5, 6, 23
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu, terdiri dari
nomor : 7, 8, 24
5. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresif negatif dan positif,
terdiri dari nomor : 9, 10, 25
6. Membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan,
terdiri dari nomor : 11, 12, 26
7. Mengajarkan hubungan interpersonal, terdiri dari nomor : 13, 14,
27
8. Menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya &
spiritual, terdiri dari nomor : 15, 16, 28
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia, teridiri dari
nomor : 17, 18, 29
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologis,
terdiri dari nomor : 19, 20, 30
43
F. Teknik pengumpulan data
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksananakan pada bulan Desember 2011- Januari
2012. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
kuesioner.
2. Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam
penelitian (Nursalam & Efendi, 2003). Pengumpulan data dilakukan di
RSUD Serang dengan prosedur sebagai berikut :
1) Membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing
akademik yang ditujukkan kepada Direktur Utama RSUD Serang
2) Peneliti mendapatkan persetujuan dari Direktur Utama RSUD
Serang lalu peneliti memperlihatkan surat persetujuan kepada
setiap kepala ruangan bukti bahwa peneliti sudah diizinkan untuk
melakukan penelitian.
3) Peneliti melakukan pendekatan dan penjelasan kepada calon
responden tentang penelitian yang akan dilakukan dan bagi
responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani
persetujuan penelitian.
4) Peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner
kepada responden
44
5) Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner
apabila responden tidak mengerti pernyataan didalam kuesioner
dapat langsung ditanyakan kepada peneliti.
G. Uji Validitas dan Realibilitas
1. Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Gumilar, 2007). Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat
mengungkap variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Uji
validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment
Rumus Pearson Product Moment :
Keterangan :
= Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
= Jumlah skor item
Uji validitas ini dilakukan di RSUD Serang di ruang rawat inap
anak kelas 3 dilakukan pada 30 responden pada tanggal 19-23
Desember 2011. Hasil r tabel menunjukkan nilai 0,374. Beberapa
pertanyaan yang kurang dari r tabel tidak dihapuskan karena masih
dianggap penting dan hanya diperbaiki redaksinya. Pertanyaan yang
45
kurang dari r table adalah pada poin 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, 3b, 5b, 8a, 9b,
10b.
2. Realibilitas
Realibilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2006).
Teknik pengujian pada penelitian ini menggunakkan teknik Alpha
Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Ketentuannya
apabila r alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliable. Sebaliknya
bila r alpha < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliable.
Uji reliable dilakukan untuk menguji kuesioner yang akan digunakan
dalam penelitian persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat
pada pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap anak
RSUD Serang tahun 2011. Pernyataan ini diajukan kepada orang tua
anak dengan jumlah responden sebanyak 30, dilakukan pada tanggal
19-23 Desember 2011 di RSUD Serang sebanyak 30 orang.
Hasil dari uji reliabilitas penelitian menunjukkan nilai Alpha
Crombach (α) pada variable perilaku caring yaitu 0,875. Nilai tersebut
menunujukkan bahwa pertanyaan yang berada dalam kuisioner dapat
dikatakan reliabel.
46
H. Pengolahan data
Proses pengolahan penelitian dan langkah-langkah pengolahan data
diantaranya:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
Data yang telah terkumpul dalam minggu terakhir, diperiksa kembali
kelengkapannya. Beberapa lembar kuesioner ada yang tidak terisi
lengkap, lalu mencari kembali responden baru dan kuesioner yang
tidak terisi lengkap dianggap gugur.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan
komputer. Misalnya pemberian kode untuk persepsi orang tua yaitu
0=persepsi kurang baik, dan 1=persepi baik
3. Entry Data
Data enteri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau database computer. Data yang sudah
didapatkan dimasukan kedalam program SPSS hingga memunculkan
hasil, kemudian peneliti membuat distribusi frekuensi sederhana
47
4. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang
sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin
terjadi pada saat meng-entry data ke komputer
I. Tekhnik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengunakan komputer, yaitu
analisa univariat. Analisa univariat adalah analisis yang dilakukkan pada
dua atau lebih variabel yang hanya memiliki satu variabel terikat
(Setiadi, 2007). Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan
terhadap sebuah variabel. Analisa univariat yang digunakan adalah jenis
univariat distibusi frekuensi. Kita dapat mengetahui konsep yang akan
kita ukur sudah siap untuk diteliti atau tidak, selain itu kita pun dapat
mengetahui gambaran konsep secara terperinci (Umar, 2004). Variabel
pada penelitian ini meliputi persepsi orang tua terhadap perilaku caring
perawat
J. Etika Penelitian
1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian
Peneliti harus memahami hak dasar dalam melaksanakan
penelitian khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,
sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung
48
tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia
yang harus dipahami antara lain:
a. Prinsip Manfaat
Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk
penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan
membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada
manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian
yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan
antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang
dilakukan dapat mengalami dilemma etik.
b. Prinsip Menghormati Manusia
Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia yang
harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan
antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek penelitian.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan
terhadap manusia.
2. Masalah Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
49
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian
harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Informed Consent
Inform cosent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian,mengetahui dampaknya.
Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti
harus menghormatinya.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainya. Informasi yang telah dikumpulkan
50
dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tersusun
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
50
BAB V
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa univariat yang
menggambarkan distribusi frekuensi dari responden.
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang adalah salah satu
Rumah Sakit milik pemerintah yang berada di Serang yang diresmikan
pada 20 Agustus 1938. RSUD Kabupaten Serang merupakan rumah sakit
tipe B yang memiliki total kapasitas tempat tidur sebanyak 300 tempat
tidur. Tugas Pokok dari Rumah Sakit Umum Daerah Serang yaitu
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan upaya penyembuhan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan
upaya rujukan.
Tugas pokok Rumah Sakit Umum Daerah Serang tersebut
mempunyai fungsi yang dijabarkan melalui program-program berikut :
1. Penyelenggaraan pelayanan medis
2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang
3. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
51
4. Penyelenggaraan pelayanan rujukan
5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
6. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
7. Penyelenggaraan Administrasi Umum dan Keuangan
Data menunjukkan, kunjungan rawat inap anak di RSUD
Kabupaten Serang selama tahun 2011 sebanyak 528 pasien per bulan atau
6332 per tahun. Ruang khusus rawat inap anak adalah Ruang Flamboyan 1,
Flamboyan 2, Flamboyan 3. Tenaga perawat pelaksana yang bekerja di
ruangan anak sebanyak 38 perawat dengan rincian 10 perawat Ruang
Flamboyan 1, 14 perawat Ruang Flamboyan 2 dan 14 Ruang Flamboyan 3.
2. Gambaran Persepsi Orang TuaTentang Perilaku Caring Perawat
Analisis univariat menjelaskan atau mendeskripsikan tentang
perilaku caring perawat di RSUD Serang
1. Persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat
Tabel 5.1
Tabel 5.1 menunjukkan sebanyak 5 orang tua pasien (5,2 %)
memiliki persepsi kurang baik terhadap perilaku caring perawat secara
menyeluruh dan 91 orang tua pasien (94,8 %) memiliki persepi baik
terhadap perilaku caring perawat
Persepsi orang tua tentang
perilaku caring perawat
Frekuensi
1. Persepsi kurang baik
2. Persepsi baik
5
91
Distribusi frekuensi persepsi orang tua
tentang perilaku caring perawat pada
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap anak RSUD Serang tahun 2011
52
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi persepsi orang tua tentang perilaku caring
berkaitan dengan 10 faktor perilaku caring perawat
10 Faktor Perilaku Caring Persepsi
baik
Persepsi
kurang
baik
1. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistic 92 4
2. Menanamkan keyakinan & harapan 94 2
3. Mengembangkan sensitifitas 94 2
4. Membina hubungan saling percaya dan saling
bantu
94 2
5. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresi
negatif dan positif
94 2
6. Membantu menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan
93 3
7. Mengajarkan hubungan interpersonal 95 1
8. Menetapkan untuk mendukung perlindungan,
perbaikan budaya & spiritual
95 1
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia 93 3
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial dan
fenomenologis
93 3
1. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku perawat
membentuk nilai humanistik dan altruistik
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 4 orang tua pasien (4,2%) memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 92 orang tua pasien (95,8%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
membentuk nilai humanistik dan altruistik.
2. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
menanamkan keyakinan dan harapan
53
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 2 orang tua pasien (2,1%) memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 94 orang tua pasien (97,9%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
menanamkan keyakinan dan harapan.
3. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
mengembangkan sensitifitas
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 2 orang tua pasien (2,1%) memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 94 orang tua pasien (97,9%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
mengembangkan sensitifitas.
4. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
membina hubungan saling percaya dan saling bantu
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 2 orang tua pasien (2,1%) memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 94 orang tua pasien (97,9%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
membina hubungan saling percaya dan saling bantu.
5. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
mempromosikan dalam penerimaan ekspresi negatif dan positif
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 2 orang tua pasien (2,1%) memiliki persepsi kurang
54
baik dan sebanyak 94 orang tua pasien (97,9%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
mempromosikan dalam penerimaan ekspresi negatif dan
positif.
6. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 3 orang tua pasien (3,1%) memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 93 orang tua pasien (96,9%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
7. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
mengajarkan hubungan interpersonal.
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari
penelitiansebanyak 1 orang tua pasien (1%) memiliki persepsi
kurang baik dan sebanyak 95 orang tua pasien (99%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
mengajarkan hubungan interpersonal.
8. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan
budaya& spiritual
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 1 orang tua pasien (1%) memiliki persepsi kurang
55
baik dan sebanyak 95 orang tua pasien (99%) memiliki
persepsi baik yang berkaitan dengan perilaku caring perawat
menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya
& spiritual.
9. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 3 orang tua pasien (3,1%) memiliki persepsi kurang baik
dan sebanyak 93 orang tua pasien (96,9%) memiliki persepsi baik
yang berkaitan dengan perilaku caring perawat membantu dalam
pemenuhan kebutuhan manusia.
10. Persepsi orang tua berkaitan dengan perilaku caring perawat
mengembangkan faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologis
Tabel 5.2 menunjukkan data yang diperoleh dari penelitian
sebanyak 3 orang tua pasien (3,1%) memiliki persepsi kurang baik
dan sebanyak 93 orang tua pasien (96,9%) memiliki persepsi baik
yang berkaitan dengan perilaku caring perawat mengembangkan
faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologis.
56
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai pembahasan yang meliputi interpretasi
dan deskripsi hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan selanjutnya dibahas
juga implikasi penelitian terhadap keperawatan dan penelitian yang
berhubungan dengan persepsi orang tua tentang perilaku caring perawat di
ruang rawat inap anak RSUD Serang.
A. Distribusi Frekuensi Persepsi Orang Tua Tentang Perilaku Caring
Persepsi adalah suatu proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi yang bertujuan untuk
penggambaran arti suatu objek (Rangkuti, 2009). Menurut Bimo Walgito
(2001 dalam Sunaryo, 2004) persepsi adalah proses pengorganisasian dan
penginterpretasian rangsangan yang diterima oleh seorang individu yang
merupakan suatu aktivitas berintegrasi dalam diri individu. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi persepsi adalah diri sendiri, sasaran persepsi dan
faktor situasi (Sukadji 1986 dalam Luthfi dkk).
Hasil penelitian ini menggambarkan hampir semua responden
berpersepsi baik yaitu sebanyak 91 (94,8%) responden memiliki persepsi
baik dan sebanyak 5 (5,2%) responden memiliki persepsi kurang baik.
57
Artinya hampir seluruhnya orang tua pasien anak sudah dapat menilai bahwa
perilaku perawat di ruang rawat inap anak RSUD Serang sudah memiliki
perilaku caring namun masih ada orang tua pasien anak yang menilai bahwa
perilaku perawat di ruang rawat inap anak RSUD Serang tidak dapat
memberikan rasa kenyamanan dan ketentraman kepada anak-anak mereka.
Desiranto dalam Sarwono, 2010 berpendapat fenomena ini terjadi
dikarenakan adanya perbedaan pengalaman terhadap perilaku perawat saat
memberikan asuhan keperawatan,
1. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik.
Caring didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan, yang termasuk
kedalam nilai-nilai kemanusiaan adalah kepedulian, kebaikan, cinta
kasih dan perhatian kepada orang lain (Watson, 2008). Faktor yang
pertama ini terdiri dari 3 pernyataan, yaitu:
a. Perawat selalu memanggil nama pasien sesuai dengan
nama panggilan pasien
b. Perawat selalu menghargai kebebasan pasien (misalnya
kebebasan dalam menerima atau memilih perawatan)
c. Perawat tidak pernah memperkenalkan diri kepada
keluarga pasien
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 92 responden (95,8%)
memiliki persepsi yang baik dan sebanyak 4 responden (4,2%)
memiliki persepsi kurang baik berkaitan dengan faktor karatif caring
yang pertama yaitu membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik.
58
Pernyataan yang terdiri dari 3 poin diatas yang memdapatkan nilai
terkecil yaitu perilaku perawat tidak pernah memperkenalkan diri
kepada pasien dan keluarga pasien. Seiring dengan penelitian yang
dilakukan oleh Edy (2008) didapatkan 56,4% perawat tidak
memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu pasien. Terlihat bahwa
hasil penelitian ini mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Hermawan (2009) bahwa perawat dituntut untuk selalu
menerapkan komunikasi terapeutik dalam melakukan tindakan
keperawatan agar orang tua dan pasien tahu apa yang akan dilakukan
oleh perawat salah satu dari komunikasi terapeutik adalah
memperkenalkan diri.
Orang tua menyadari perilaku perawat yang dapat membuat
anak merasa nyaman yaitu seperti berbicara dengan suara lembut atau
menyanyi dengan lembut atau dan dengan kontak fisik seperti
memegang, memeluk, menyentuh, serta mencium (Potter & Perry,
2005). Peneliti menyarankan agar persepsi orang tua sebanyak 95,8%
dapat dipertahankan oleh perawat pelaksana RSUD Serang agar
pencitraan orang tua dan keluarga pasien terhadap perawat tetap baik.
1. Menanamkan keyakinan dan harapan
59
Kita tidak dapat mengabaikan pentingnya suatu keyakinan dan
pengharapan yang ada pada kehidupan terutama ketika klien merasa
kehilangan dan putus asa (Watson, 2008). Faktor yang kedua ini terdiri
dari 3 pernyataan, yaitu:
a. Perawat selalu meyakinkan anak bahwa tindakan yang
dilakukannya tidak menimbulkan kesakitan
b. Perawat selalu memberi penjelasan pada orang tua dan pasien
bahwa takdir berbeda pada setiap orang dan memberi
keyakinan bahwa kehidupan dan kematian sudah ditentukan
c. Perawat selalu menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
dengan nada cepat sehingga pasien dan orang tua tidak
mengerti
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 94
responden (97,9%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 2 responden
(2,1%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang kedua yaitu menanamkan keyakinan dan harapan.
Persepsi kurang baik didapatkan dari pernyataan “Perawat selalu
memberi penjelasan pada orang tua dan pasien bahwa takdir berbeda
pada setiap orang dan memberi keyakinan bahwa kehidupan dan
kematian sudah ditentukan”, sebanyak 2,1% responden tidak
menyetujui dengan pernyataan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil
60
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008) sebanyak 49%
perawat tidak memberikan keyakinan dan harapan kepada pasien,
dibuktikan dengan banyaknya perawat yang tidak memberikan
keyakinan dan harapan kepada pasien dan keluarga.
Data di atas tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Asmadi (2008) bahwa banyak orang tua menilai terjalinnya
hubungan yang efektif antara klien dan perawat apabila perawat dapat
membangun nilai kepercayaan dan keyakinan yang kuat ke dalam diri
klien. Perawat hadir dengan sepenuhnya, mewujudkan dan
mempertahankan sistem kepercayaan yang ada dalam kehidupan
subjektif dari dirinya dan orang dirawat (Muhlisin dan Ichsan, 2008).
Philip Kotler (1997 dalam Muhlisin & Ichsan, 2008) menyatakan
bahwa pengetahuan, kemampuan dan kesopanan pemberi jasa untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang berupa pengetahuan
dan kemampuan petugas kesehatan menetapkan problematic pasien,
keterampilan petugas dalam bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah,
serta jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap
pelayanan.
2. Mengembangkan sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain
Penerimaan terhadap perasaan diri merupakan kualitas
personel yang harus dimiliki perawat sebagai orang yang akan
memberikan bantuan kepada pasien, apabila nilai tersebut sudah
dikembangkan oleh perawat maka dalam pemberian pelayanan
61
perawat menjadi lebih sensitif dan bersikap wajar kepada klien
(Muhlisin & Ichsan, 2008). Faktor yang ketiga ini terdiri dari 3
pernyataan, yaitu:
a. Sikap perawat selalu menentramkan hati pasien
b. Perawat memuji pasien ketika pasien melakukan tindakan
positif untuk mencapai kesembuhannya
c. Perawat tidak dapat mengendalikan sikap ketika pasien
bersikap kasar
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 94
responden (97,9%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 2 responden
(2,1%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang ketiga yaitu mengembangkan sensitifitas terhadap
diri sendiri dan orang lain. Persepsi kurang baik didapat dari
pernyataan “Perawat tidak dapat mengendalikan sikap ketika pasien
bersikap kasar“, sebanyak 2,1% responden setuju dengan pernyataan
tersebut.
Rosalina (2008) berpendapat seorang perawat harus memiliki
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional perawat sangat
menentukan perilaku saat melayani pasien, jika perawat memiliki
kecerdasan emosional baik maka perilaku perawat dalam memberikan
layanan kepada pasien pun baik karena perawat memiliki kecerdasan
emosional yang baik dapat mengontrol emosi-emosinya pada saat
62
berinteraksi langsung dengan pasien maupun keluarganya. Persepsi
baik sebanyak 97,9% agar selalu dipertahankan dengan selalu
mendengarkan arahan-arahan dari kepala ruangan ataupun kritikan
dari keluarga pasien.
3. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu
Hubungan saling percaya akan meningkatkan dan menerima
perasaan positif dan negatif. Perawat dapat menunujukkan sikap
empati, harmonis, jujur, terbuka dan hangat serta perawat harus dapat
berkomunikasi terapeutik yang baik dalam membina hubungan saling
percaya dan saling bantu (Asmadi, 2008). Faktor karatif caring yang
keempat ini terdiri dari 3 pernyataan, yaitu:
a. Perawat memberikan informasi kepada orang tua tentang
kondisi anak dengan jelas
b. Perawat selau memperkenalkan diri kepada pasien anak
dan orang tua ketika pertama kali bertemu
c. Perawat tidak memberikan penjelasan tentang penyakit
yang diderita kepada pasien anak
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 94
responden (97,9%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 2 responden
(2,1%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang keempat yaitu membina hubungan saling percaya
dan saling bantu. Data tersebut jauh berbeda dengan hasil penelitian
63
Wahyuni (2008) yaitu sebanyak 61% perawat tidak membina
hubungan saling percaya dan saling bantu. Persepsi kurang baik dapat
dilihat dari penyataan “perawat selalu memperkenalkan diri kepada
pasien anak dan orang tua ketika pertama kali bertemu”, sebanyak
2,1% responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Amrullah (2008) yaitu memperkenalkan diri ketika pertama kali
bertemu pasien merupakan bagian dari komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik ditunjukkan dengan empati, rasa
percaya, dan perhatian (Supartini, 2004). Perawat harus selalu
membina hubungan yang harmonis, empati, hangat dan selalu
melakukan asuhan keperawatan secara jujur tampil apa adanya tanpa
dibuat-buat (Asmadi, 2008). Muscari (2005) menyatakan disaat anak
dan orang tua merasa berduka ataupun masih dalam proses berduka
perawat harus dapat memberikan kontak yang konsisten dengan cara
membina hubungan saling percaya kepada anak dan orang tuanya.
Peneliti menyarankan agar perawat pelaksana selalu dapat
membiasakan diri untuk memperkenalkan diri kepada pasien, dan
untuk penyampaian informasi yang tepat dan jelas kepada keluarga
agar selalu dipertahankan
4. Mempromosikan dalam penerimaan ekspresi negatif dan positif
Perawat harus dapat menggunakan intelektual maupun
emosional yang mereka miliki pada saat keadaan yang berbeda
64
(Tomey & Alligood, 2006). Blais (2007) mengemukakan bahwa
perawat harus siap untuk perasaan negatif, berbagai perasaan duka
cita, cinta, dan kesedihan yang merupakan pengalaman yang penuh
resiko. Faktor karatif caring yang kelima terdiri dari 3 pernyataan,
yaitu:
a. Perawat mendorong pasien untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan
b. Perawat menunjukkan ekspresi wajah sesuai situasi
c. Perawat tidak pernah menunjukkan sikap penuh kesabaran
ketika pasien banyak meminta
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 94
responden (97,9%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 2 responden
(2,1%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang kelima yaitu mempromosikan dalam penerimaan
ekspresi negatif dan positif. Persepsi kurang baik dapat dilihat dari
pernyataan “Perawat menunjukkan ekspresi wajah sesuai situasi”,
sebanyak 2,1% responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008) tentang penerimaan
ekspresi negatif dan positif didapatkan hasil sebanyak 45% perawat
tidak pernah melakukan penerimaan perasaan positif dan negatif.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Muhlisin
dan Ichsan (2008) yaitu saat klien mengeluhkan tentang masalah dan
perasaan, perawat dapat memberikan waktunya untuk mendengarkan
65
apa yang dikeluhkan oleh klien. Potter & Perry (2005) berpendapat
untuk membentuk hubungan dasar yang positif perawat dapat bersikap
ramah dan informatif, mendengarkan dengan baik tentang
kekhawatiran keluarga, dan tidak menakutkan bagi anak.. Perawat
dapat memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya baik
positif maupun negatif seperti memberikan keyakinan kepada anak-
anak bahwa tidak mengapa jika menangis.
5. Membantu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis
memecahkan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan
pelayanan yang berfokus klien (Muhlisin & Ichsan, 2008). Proses
keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan
terstruktur. Faktor karatif caring yang keenam ini terdiri dari 3
pernyataan yaitu:
a. Perawat memberikan alternatif lain dalam pengobatan
ketika orang tua dalam kebingungan
b. Perawat bersikap tanggap apabila mengetahui pasien dan
keluarganya menghadapi masalah dalam pengobatan
c. Perawat tidak pernah menanyakan apa-apa ketika
mengetahui pasien dan keluarga dalam kesulitan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 93
responden (96,9%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 3 responden
66
(3,1%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang keenam yaitu membantu menyelesaikan masalah
dan mengambil keputusan. Persepsi kurang baik terhadap faktor ini
dapat dilihat dari pernyataan “Perawat tidak pernah menanyakan apa-
apa ketika mengetahui pasien dan keluarga dalam kesulitan”,
sebanyak 3,1% responden menyatakan setuju dengan pernyataan
tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008) sebanyak
60% responden menyatakan bahwa perawat tidak pernah atau jarang
melakukan metode penyelesaian masalah secara sistematis di ruangan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Muhlisin
& Ichsan (2008) yaitu perawat secara kreatif menggunakan diri
sendiri dan cara yang diketahui untuk terlibat dalam proses caring-
healing yang artristik. Dwidiyanti (2010) berpendapat bahwa perawat
harus menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir
dan pendekatan asuhan kepada klien. Peneliti menyarankan kepada
perawat pelaksana agar dapat mengkaji, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses keperawatan sesuai dengan
masalah klien.
6. Mengajarkan hubungan interpersonal
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan
untuk membedakan caring dan curing (Blais, 2007). Menurut komite
keperawatn RSUP Fatmawati (2008) perawat dalam praktek
67
keperawatan dituntut untuk meningkatkan proses belajar mengajar
interpersonal sehingga tangung jawab tentang kesehatannya ada pada
pasien. Perawat memfasilitasi proses pembelajaran dengan teknik yang
telah dibuat untuk memberi kesempatan klien melakukan perawatan
diri, menentukan kebutuhan diri dan memberi peluang untuk
pertumbuhan diri mereka. Faktor karatif caring yang ketujuh terdiri
dari 3 pernyataan, yaitu:
a. Perawat memberi kesempatan kepada pasien/orang tua
untuk bertanya tentang penyakit yang sedang dialami
b. Perawat memberikan penyuluhan kesehatan kepada
orang tua dan pasien anak
c. Perawat kurang jelas dalam menjawab pertanyaan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 95
responden (99%) memiliki persepsi baik dan sebanyak 1 responden
(1%) kurang baik yang berkaitan dengan faktor karatif caring yang
ketujuh yaitu mengajarkan hubungan interpersonal. Persepsi kurang
baik dapat dilihat dari pernyataan “Perawat kurang jelas dalam
menjawab pertanyaan”, sebanyak 1% responden setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan
Muhlisin dan Ichsan (2008) bahwa perawat dapat memberikan
pengajaran kepada klien untuk dapat menetapkan kebutuhan pribadi
dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien
68
Hubungan interpersonal ini merupakan tujuan dari
keperawatan untuk membentuk interaksi antara perawat dan klien di
dalam lingkungan asuhan keperawatan (Christensen, 2009). Asmadi
(2008) menyatakan bahwa perawat bertanggungjawab akan
kesejahteraan dan kesehatan klien. Perawat pun memfasilitasi proses
belajar mengajar yang didesain untuk memberikan kemampuan kepada
klien untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan
mandiri dan menetapkan kebutuhan personal klien.
7. Menetapkan untuk mendukung perlindungan, perbaikan budaya &
spiritual
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan
eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien (Christensen,
2009). Potter & Perry (2005) menekankan bahwa perawat harus dapat
menciptakan kebersamaan, keindahan, kenyamanan, kepercayaan, dan
kedamaian. Faktor karatif caring kedelapan ini terdiri dari 3
pernyataan, yaitu:
a. Perawat mempersilahkan pasien untuk melakukan aktivitasnya
sesuai dengan batasan yang dimiliki pasien
b. Perawat menjelaskan semua alat-alat yang berada disekitar
pasien
c. Perawat tidak pernah mengizinkan pasien untuk menjalankan
aktivitas yang diinginkan pasien
69
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 95
responden (99 %) memiliki persepsi baik dan sebanyak 1 responden (1
%) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor karatif
caring yang kedelapan yaitu menetapkan untuk mendukung
perlindungan, perbaikan budaya & spiritual. Persepsi kurang baik
dapat dilihat dari pernyataan “perawat menjelaskan alat-alat yang
berada disekitar pasien”. Responden yang memiliki persepsi baik lebih
banyak yaitu 99% dibandingkan dengan responden yang memiliki
persepsi kurang baik yaitu 1%. Hasil penelitian ini lebih baik apabila
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2010)
didapatkan 60% perawat dapat mengontrol diri anak dan orang tua
dengan cara memperkenalkan alat-alat yang akan digunakan dan
berada disekitar pasien kepada pasien dan orang tua.
Menurut Ricci & Kyle (2009) tindakan keperawatan yang
dapat membantu meningkatkan kontrol diri anak dan keluarga salah
satunya adalah memperkenalkan alat-alat yang berada disekitar pasien
contohnya cairan infus dan infus set dan meyakinkan pasien bahwa
alat-alat tersebut tidak mencelakakan pasien.
Memperkenalkan atau menjelaskan alat-alat yang berada
disekitar pasien merupakan suatu bentuk dari atraumatic care yaitu
menguatkan kontrol diri anak dan orang tua (Potter & Perry 2005)..
Perbedaan persepsi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik
70
pribadi dari pembuat persepsi. Karakteristik pribadi dipengaruhi oleh
sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu dan harapan
seseorang (Robbins & Judge, 2008).
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa perawat
mempunyai tugas untuk menciptaan lingkungan healing pada seluruh
tingkatan baik fisik maupun nonfisik. Supartini (2004) menambahkan
perlunya modifikasi lingkungan fisik agar tidak menakutkan.
Modifikasi lingkungan tersebut dapat berupa, mendesain ruangan
seperti rumah, yaitu penataan dan dekorasi yang bernuansa anak
misalnya, menggunakan alat tenun dan tirai bergambar bunga atau
boneka.
8. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri.
Manusia akan selalu membutuhkan peran dari orang lain dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari (Waluyo, dkk 2008). Manusia
mempunyai dua macam kebutuhan yaitu kebutuhan materi dan
kebutuhan non materi (Asmadi, 2008). Kebutuhan pasien pada tingkat
rendah adalah biofisikal, misalnya makan, minum, eliminasi dan
ventilasi. Kebutuhan psikososial adalah kemampuan aktivitas dan
seksual (Wahyuni, 2008).
71
Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai
sebelum beralih ketingkat selanjutnya contohnya pemenuhan nutrisi,
eliminasi dan ventilasi (Tomey & Alligood, 2006). Faktor yang
kesembilan ini terdiri dari 3 pernyataan yaitu sebagai berikut:
a. Perawat selalu memastikan kepada pasien/ orang tua bahwa
yang dibutuhkan oleh pasien sudah terpenuhi semua
sebelum meninggalkan pasien
b. Perawat membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya (buang air besar, buang air kecil, makan, minum,
ganti, baju)
c. Perawat tidak cepat dan tepat dalam melakukan tindakan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
sebanyak 93 responden (96,9 %) memiliki persepsi baik dan
sebanyak 3 responden (3,1 %) memiliki persepsi kurang baik
yang berkaitan dengan faktor karatif caring yang kesembilan
yaitu membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Persepsi kurang baik dapat dilihat dari pernyataan “perawat
tidak cepat dan tepat dalam melakukan tindakan”, sebanyak
3,1% responden menyatakan setuju dengan pernyataan
tersebut.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyuni
(2008) di RS H. Adam Malik didapatkan hasil sebanyak 71%
72
perawat tidak atau jarang membantu memenuhi kebutuhan pasien.
Peneliti berpendapat perilaku perawat pelaksana di RSUD Serang
jauh lebih baik dibandingkan perawat di RS H. Adam Malik
Medan bila dilihat dari hasil penelitian. Peneliti menyarankan agar
perawat pelaksana RSUD Serang khususnya di ruang rawat inap
anak mempertahankan perilaku memenuhi kebutuhan dasar
manusia karena kebutuhan dasar merupakan suatu perilaku yang
bertujuan untuk meningkatkan kepuasan klien agar dapat
mempertahankan hidup (Nursalam, 2001)
9. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologis
Watson berpendapat faktor yang kesepuluh ini dapat
menjadikan seorang klien siap dan mempunyai kekuatan dalam
menghadapi kehidupan nyata dan kematian (Asmadi, 2008). Faktor ini
sulit untuk dipahami, karena hal ini meliputi pengalaman berpikir
menuju pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan
orang lain (Tomey & Alligood, 2006). Faktor karatif caring yang
kesepuluh ini terdiri dari 3 pernyataan yaitu sebagai berikut:
a. Perawat menghargai kepentingan pribadi pasien
b. Perawat memotivasi pasien dalam menghadapi
kondisi/penyakit yang sedang dialami pasien
c. Perawat tidak memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pasien
73
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebanyak 93
responden (96,9 %) memiliki persepsi baik dan sebanyak 3 responden
(3,1 %) memiliki persepsi kurang baik yang berkaitan dengan faktor
karatif caring yang kesepuluh mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial dan fenomenologis. Persepsi kurang baik dapat dilihat dari
pernyataan “Perawat tidak memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pasien”, sebanyak 3,1% responden setuju dengan pernyataan tersebut
artinya masih terdapat perawat yangtidak melakukan pengembangan
faktor kekuatan eksistensial dan fenomenologis kepada pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008) sebanyak 48%
perawat tidak memiliki perilaku yang dapat mengembangkan faktor
kekuatan eksistensial dan fenomenologis kepada pasien.
Peneliti menyarankan kepada perawat pelaksana RSUD Serang
untuk dapat mempertahankan perilaku caring yang kesepuluh yaitu
memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pasien dan dapat
memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena hal ini dapat menguatkan klien maupun orang tua
dalam menghadapi kehidupan dan kematian (Asmadi, 2008).
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,
keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
74
1. Ketidakmampuan responden berkomunikasi bahasa Indonesia
sehingga peneliti harus bertanya terlebih dahulu tentang kemampuan
berkomunikasi
2. Instrumen penelitian sudah ada yang baku tetapi tidak memenuhi
kebutuhan peneliti akan subjek yang diteliti sehingga peneliti
memodifikasi instrumen yang sudah ada untuk menyesuaikan subjek
yang diteliti dan sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
3. Persepsi caring baru dapat ditinjau dari segi orangtua sedangkan
persepsi dari segi perawat belum dapat dilakukan
C. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi asupan bagi
perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
selalu menerapkan perilaku caring pada anak sehingga anak akan
merasa nyaman dan aman ketika menjalani hospitalisasi, karena dari
hasil penelitian penerapan perilaku caring pada saat asuhan
keperawatan sebagian sudah baik.
2. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu acuan siswa
keperawatan agar dapat lebih memahami tentang kosep caring yang
dilakukan pada saat memberikan asuhan keperawatan yang
75
dikhususkan kepada pasien anak dan juga dapat memberikan
gambaran kepada para siswa keperawatan tentang penerapan perilaku
caring oleh perawat pelaksana dilapangan.
3. Implikasi Terhadap Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan dasar untuk
penerapan perilaku caring dalam asuhan keperawatan oleh perawat
pelaksana sehingga pasien merasa puas dan untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di RSUD Serang.
4. Implikasi Terhadap Penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi data dasar untuk peneliti
selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring
perawat
76
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Orang tua yang memiliki persepsi baik terhadap perilaku caring
perawat secara menyeluruh lebih banyak jumlahnya dibandingkan
dengan orang tua yang memiliki persepsi kurang baik terhadap
perilaku caring perawat
a. Persepsi orang tua tentang membentuk sistem nilai humanistik
dan altruistik sebanyak 4,2% memiliki persepsi kurang baik
dan 95,8% memiliki persepsi baik
b. Persepsi orang tua tentang menanamkan keyakinan & harapan
sebanyak 2,1% memiliki persepsi kurang baik dan sebanyak
97,9% memiliki persepsi baik
c. Persepsi orang tua tentang mengembangkan sensitifitas
terhadap diri sendiri dan orang lain sebanyak 2,1% memiliki
persepsi kurang baik dan sebanyak 97,9% memiliki persepsi
baik
77
d. Persepsi orang tua tentang membina hubungan saling percaya
dan saling bantu sebanyak 2,1% memiliki persepsi kurang baik
dan sebanyak 97,9% memiliki persepsi baik
e. Persepsi orang tua tentang mempromosikan dalam penerimaan
ekspresi negatif dan positif sebanyak 2,1% memiliki persepi
kurang baik dan sebanyak 97,9% memiliki persepsi baik.
f. Persepsi orang tua tentang membantu menyelesaikan masalah
dan mengambil keputusan sebanyak 3,1% memiliki persepsi
kurang baik dan sebanyak 96,9% memiliki persepsi baik
g. Persepsi orang tua tentang mengajarkan hubungan
interpersonal sebanyak 1% memiliki persepsi kurang baik dan
sebanyak 99% memiliki persepsi baik
h. Persepsi orang tua tentang menetapkan untuk mendukung
perlindungan, perbaikan budaya & spiritual sebanyak 1%
memiliki persepsi kurang baik dan sebanyak 99% memiliki
persepsi baik.
i. Persepsi orang tua tentang membantu dalam pemenuhan
kebutuhan manusia sebanyak 3,1% memiliki persepsi kurang
baik dan sebanyak 96,9% memiliki persepsi baik
j. Persepsi orang tua tentang mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial dan fenomenologi sebanyak 3,1% memiliki
persepsi kurang baik dan sebanyak 96,9% memiliki persepsi
baik
78
B. Saran
1. RSUD Kabupaten Serang
a. Kepala ruangan
a) Memberikan arahan-arahan kepada perawat pelaksana agar
tetap menerapkan perilaku caring saat melaksanakan asuhan
keperawatan.
b) Mengingatkan secara terus-menerus pentingnya berperilaku
caring saat maelaksanakan asuhan keperawatan
b. Perawat pelaksana
a) Mempertahankan sikap caring dan komunikasi terapeutik agar
pencitraan orang tua dan keluarga pasien terhadap perawat tetap
baik.
b) Memiliki dan meningkatkan kecerdasan emosional karena
kecerdasan emosional sangat menentukan baik buruknya
perilaku saat melayani pasien.
c) Membiasakan untuk memperkenalkan diri kepada pasien, dan
dapat menyampaikan informasi yang tepat dan jelas kepada
keluarga.
d) Memperbaiki penerapan perilaku caring yang masih belum
terlaksana
2. Peneliti selanjutnya
a. Melakukan penelitian tentang perilaku caring ditinjau dari segi
persepsi perawat.
79
b. Melakukan penilaian perilaku caring dengan cara observasi dan
wawancara mendalam kepada orang tua pasien ataupun keluarga
pasien
c. Melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perawat berperilaku caring dan tidak berperilaku caring dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Amrulloh, D. Persepsi Perawat Terhadap Perilaku Caring di BRSD RAA
Soewondho Pati. Program Magister Universitas Diponegoro. 2008
Anne & Byrne, D. Psychology for Nurses:Theory and Practice .Australia:
Elsevier Macmillan Education Australia Pty Ltd. 1992
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006.
Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC. 2008
Blais,K.K. Praktek keperawatan professional. Ed. 4.Jakarta :EGC. 2007
Christensen, P.J. Proses Keperawatan :Aplikasi Model Konseptual. Ed. 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedoktean EGC. 2009.
Dwidiyanti, M. 2010. http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-
caring (diakses pada tanggal 23 Februari 2012)
Edy.S.N.Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan pasien
gangguan kardiovaskuler yang pertama kali dirawat di ICCU RSU Tugurejo
Semarang, Journal keperawatanvol 1, No 2 Maret 2008.
Gumilar, I. Modul Praktikum: Metode Riset Untuk Bisnis dan Manajemen.
Bandung: UniversitasWidyatama. 2007
Grayson, W.B. Pediatric Nursing Care. St. Louis: Mosby Company. 1990
Hardjana, A.M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius. 2003
Hermawan, A.H. Persepsi pasien tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik
perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien di unit gawat darurat RS
Mardi Rahayu Kudus.2009
Hidayat, A.A. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
2004
____________ Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika. 2008
Istijanto. Riset Sumber Daya Manusia; Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
Kerja Karyawan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005
Kusnanto. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Penerbit Buku Kedoktean EGC. 2004
Kyle, T. Essentials of Pediatric Nursing.China : Library of Congress Cataloging
in Publication Data. 2008
Luthfi, I dkk. Psikologi Sosial. Jakarta :LembagaPenelitian UIN Jakarta. 2009
Maulana, HDJ. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. 2009
Muhlisin, A & Ichsan, B. Aplikasi model koseptual caring Jean Watson dalam
asuhan keperawatan.Berita ilmu keperawatan ISSN 1979-2697, vol. 1 No.3,
September. 2008
Muscari, M.E. Panduan Belajar :Keperawatan Pediatrik. Ed. 3.Jakarta :Penerbit
Buku Kedoktean EGC. 2005
Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta.
2007
Nursalam & Efendi, F. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika. 2003
Nursalam. Proses dan Dokumentasi Praktek Keperawatan :Konsep dan Praktek.
Jakarta: Salemba. 2008
Potter, P.A dan Perry, A.G. Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Volume 1. Ed. 4.Jakarta :Penebit Buku Kedokteran
EGC.2005
Priharjo, R. Konsep & Perspektif praktik Keperawatan Profesional. Jakarta :
EGC. 2008
Rangkuti, F. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication.Jakarta :Gramedia pustaka utama. 2009
Ricci,SS& Kyle, T. Maternity and Pediatric Nursing.Library of Congress
Cataloging in Publication Data. 2009
Robbins, S.P. & Judge, T.A.. Perilaku Organisasi; Buku 1.Jakarta :Salemba
Empat. 2008
Rosalina, W.L. Pengaruh kecerdasan emosional perawat terhadap perilaku
melayani konsumen dan kinerja perawat rumah sakit umum daerah
kabupaten Indramayu.Jurnal Vol.2, No. 3, November 2008 hal 195-216.
2008
Saputri, MMA. Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawatan Dalam
Pelayanan Keperawatan di Ruang Maranatha I. 2009
Sarwono, J. Pintar Menulis Karangan Ilmiah“ Kunci Sukses dalam Menulis
Ilmiah. Yogyakarta : ANDI. 2010
Setiadi. Riset Keperawatan; Konsep dan Penulisan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2007
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2004
Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak .Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2004
Tomey, A.M &Alligood, M.R. Nursing Theorist and Their Work. 6th
ed. United
State of America: Mosby. 2006
Umar, H. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
2004
Wahyuni, AS. Hubungan Pelaksanaan Caratif Caring Pada Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap RS Haji Adam Malik Medan.Badan Penelitian
Universitas Sumatera Utara. 2008
Waluyo, dkk. Ilmu Pengetahuan sosial.Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan nasional. 2008
Watson, J. Nursing: The Philosophy and Science of Caring. Colorado : University
Press of Colorado. 2008
Wong, D.L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik .Ed. 6.Jakarta ;Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2008
LEMBAR PERSETUJUAN
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT PADA
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP ANAK
RSUD KABUPATEN SERANG TAHUN 2011
Assalamualaikum.WR. WB
Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang mengadakan
penelitian untuk mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan tugas akhir (skripsi).
Untuk itu saya mohon kepada Bapak/Ibu selaku orang tua pasien (sebagai responden
studi saya) dapat meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban Bapak/Ibu
dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya, sehingga kejujuran Bapak/Ibu dalam
menjawab kuesioner ini akan sangat saya hargai. Terimakasih banyak atas bantuan dan
kerjasama Bapak/Ibu untuk peran sertanya dalam studi saya.
Assalamualaikum.WR. WB
TTD Hormat Saya,
Peneliti
Ai Rosidah
KUESIONER
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT PADA
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
ANAK RSUD SERANG TAHUN 2011
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda checklist () pada pilihan jawaban yang tersedia
Bila ada pernyataan yang kurang dimengerti, tanyakan pada peneliti
A. Kuesioner persepsi orang tua tentang perilaku caring
No
Pernyataan
Skala Likert
Selalu Jarang Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1. Perawat selalu memanggil nama pasien
sesuai dengan nama panggilan pasien
2. Perawat selalu menghargai kebebasan
pasien (misalkan: kebebasan dalam
menerima atau memilih perawatan)
3. Perawat selalu meyakinkan anak bahwa
tindakan yang dilakukannya tidak
menimbulkan kesakitan
4. Perawat selalu memberi penjelasan pada
orang tua dan pasien bahwa takdir
berbeda pada setiap orang dan memberi
keyakinan bahwa kehidupan dan kematian
sudah ditentukan.
5. Sikap perawat selalu menentramkan hati
pasien
6. Perawat memuji pasien ketika pasien
melakukan tindakan positif untuk
mencapai kesembuhannya
7. Perawat memberikan informasi kepada
orang tua tentang kondisi anak dengan
jelas
8. Perawat selalu memperkenalkan diri
kepada pasien anak dan orang tua dan
pasien ketika pertama kali bertemu
9. Perawat mendorong pasien untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan.
10. Perawat menunjukkan ekspresi wajah
sesuai situasi
11. Perawat memberikan alternatif lain dalam
pengobatan ketika orang tua dalam
kebingungan
12. Perawat bersikap tanggap apabila
mengetahui pasien dan keluarganya
menghadapi masalah dalam pengobatan
dan mencoba membantu
13. Perawat memberi kesempatan kepada
pasien/orang tua untuk bertanya tentang
penyakit yang sedang dialami
14. Perawat memberikan penyuluhan
kesehatan kepada orang tua dan pasien
anak
15. Perawat mempersilahkan pasien untuk
melakukan aktivitasnya sesuai dengan
batasan yang dimiliki pasien
16. Perawat menjelaskan semua alat-alat yang
berada disekitar pasien
17. Perawat selalu memastikan kepada
pasien/ orang tua bahwa yang dibutuhkan
oleh pasien sudah terpenuhi semua
sebelum meninggalkan pasien
18. Perawat membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya (buang air
besar, buang air kecil, makan, minum,
ganti, baju)
19. Perawat menghargai kepentingan pribadi
pasien
20. Perawat memotivasi pasien dalam
menghadapi kondisi/penyakit yang
sedang dialami pasien
21. Perawat tidak pernah memperkenalkan
diri kepada pasien dan keluarga
22. Perawat selalu menjelaskan prosedur
yang akan dilakukan dengan nada cepat
sehingga pasien dan orang tua tidak
mengerti
23. Perawat tidak dapat mengendalikan sikap
ketika pasien bersikap kasar
24. Perawat tidak memberikan penjelasan
tentang penyakit yang diderita kepada
pasien anak
25. Perawat tidak pernah menunjukkan sikap
penuh kesabaran ketika pasien banyak
meminta
26. Perawat tidak pernah menanyakan apa-
apa ketika mengetahui pasien dan
keluarga dalam kesulitan
27. Perawat kurang jelas dalam menjawab
pertanyaan
28. Perawat tidak pernah mengizinkan pasien
untuk menjalankan aktivitas yang
diinginkan pasien
29. Perawat tidak cepat dan tepat dalam
melakukan tindakan
30. Perawat tidak memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pasien
KEMENTERIAN AGAMAT-NIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp.Website
(62-21)'l 47 167 18 Fax : (62-21) 7 404985www.uinjkt. ac.id; E-mail : [email protected]
I tll,\rll I
Nomor : Un.01/F10/KM.01 .2lU27eqDC]|1Lampiran : -
llal : Perxnohonan Izin Pengamtrilan Data
Nama
NIh.{
Semester
Program Studi
Fakultas
iakarta. $ Oktober 20ll
Ai Rosidah
1 07r 04000286
IXIlrau Keperawatan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Svarif
Hida3afullah Jakarta
Kepada Yang Terhonnat,Direktur iJtamaRumah Sakit Umum Daerah Serangdr
Serang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul '?ersepsi Orang TuaTentang Perilaku Caring Perawat Pada Pelaksanaan AsuhanKeperawatan di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Serang Tahun 20tr 1""
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpengambilan data atas nama :
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
A.n. DekanPem
Bi
t2
199t03 2 003
-j{
Tembusan:Delqan FKIK
PEMERINTAH KABU PATEN SERANG
TELP. (0254) TANGSUNG/SENTRAL. 200528 & a00829
AUTOFAX t0254) 2AA724
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHJAI-AN RUMAH SAKIT NO. 1
SERANG{421121
SURAT KETERANGANNo:870 /Ps.34? IIV I 2An
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang, dengan ini menerangkan
bahwa:
Nama
NIM
Jurusan
Judul
Benar nama tersebut
sejak tanggal Desember 20AI
: Ai Rosidah
: 107104000286
: Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Jakarta
: Persepsi Orang Tua Tentang Perilaku Caring Perawat
Pada Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Anak RSUD Serang tahun 2011
telah melaksanakan Penelitian di RSIJD Kabupaten Serang
sampai dengan Februart 2AI2
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
prrl2012upaten Serang
& Diklat
199743 2 006
PEMERINTAH KABU PATEN SERANG
TELP. (0254) |-ANGSUNG/SENTRAL. 200s28 & 200829
AUTOFAX (0254) 200724
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHJALAN RUMAH SAKIT NO. 1
SERANG(421121
Nnmor
Lanrgriran
t 9r t!1&l
: ii09r'TU. Ztlq ti:{ / ?#l iI
:-: Permslrrnan iiin Fenelitian
{*.--*- lfr {-..+-**l** '}n1 1rrur al-t lB, &rJ r-rvlrtwt! rL'vl 4v r I
Kepafra Yth"
IJekan Universitss islam Negeri tlifNi,$y*rif Hid nyaiullah J akaria
$i-JA KART A
h"ienr1":ei'h;rtika;-r s-rrat t'rari LTniversitas islam liegeri i fftJ i fiyarif
Hidayafuilali Jakarla td**ror Un.Sl i F.lii i Klv'1.il1.2 14133 I ?i]11 Perihal
Pernohcnan kin Sturii Peirdahuluan tanggat 19 $eptembsr ?*1i i:ada pr=insipq;a
kan'ri iidak lo:*hei:ata* dan siap untuk meffibr,nfr rnaha.qis*a Saudara *nfuk
meiaksanakan studi pardahuluan di Rumah Sakit Umum *aerah l{abupaten ,$erang
^+-- ^ .
1\( t 1a.A-ivlA r\.LWI PROGRAM STLIBI
1. Ai Rnsiciah r u,t rtrrttjutrl6t ilrnu Keperawatan
Dernikiari atas perhatian dan kcdasama yaag baik kami ucapkan terima
kasih.
RSLrB Kabupaten i$erangian & Diftlat
RELIABILITY
/VARIABLES=a1 a2 a3
/SCALE('nilai humanistik dan altruistik') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: nilai humanistik dan altruistik
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.130 .206 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
a1 3.63 .490 30
a2 3.20 .714 30
a3 2.97 .850 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.267 2.967 3.633 .667 1.225 .114 3
Item Variances .491 .240 .723 .483 3.010 .059 3
Inter-Item Correlations .080 -.045 .315 .361 -6.939 .033 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
a1 6.17 1.178 .184 .100 -.094a
a2 6.60 .938 .120 .101 -.054a
a3 6.83 .971 -.048 .002 .454
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.80 1.614 1.270 3
RELIABILITY
/VARIABLES=b1 b2 b3
/SCALE('keyakinan dan harapan') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: keyakinan dan harapan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.308 .303 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
b1 3.27 .583 30
b2 3.07 .691 30
b3 3.20 .610 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.178 3.067 3.267 .200 1.065 .010 3
Item Variances .397 .340 .478 .138 1.405 .005 3
Inter-Item Correlations .127 .039 .211 .172 5.442 .006 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
b1 6.27 .961 .173 .045 .230
b2 6.47 .740 .236 .060 .075
b3 6.33 .989 .114 .017 .344
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.53 1.499 1.224 3
RELIABILITY
/VARIABLES=c1 c2 c3
/SCALE('sensitifitas') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: sensitifitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.538 .542 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
c1 3.37 .556 30
c2 3.17 .531 30
c3 3.37 .556 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.300 3.167 3.367 .200 1.063 .013 3
Item Variances .300 .282 .309 .028 1.098 .000 3
Inter-Item Correlations .283 .108 .487 .379 4.517 .029 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
c1 6.53 .740 .370 .237 .404
c2 6.73 .685 .497 .278 .195
c3 6.53 .878 .207 .064 .654
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.90 1.403 1.185 3
RELIABILITY
/VARIABLES=d1 d2 d3
/SCALE('saling percaya') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: saling percaya
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.666 .674 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
d1 3.43 .504 30
d2 3.10 .607 30
d3 3.23 .568 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.256 3.100 3.433 .333 1.108 .028 3
Item Variances .315 .254 .369 .115 1.452 .003 3
Inter-Item Correlations .408 .330 .478 .148 1.449 .004 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
d1 6.33 .920 .547 .303 .495
d2 6.67 .851 .431 .196 .643
d3 6.53 .878 .470 .249 .581
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.77 1.702 1.305 3
RELIABILITY
/VARIABLES=e1 e2 e3
/SCALE('penerimaan ekspresi') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: penerimaan ekspresi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.483 .520 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
e1 3.23 .626 30
e2 2.83 .834 30
e3 3.23 .568 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.100 2.833 3.233 .400 1.141 .053 3
Item Variances .470 .323 .695 .372 2.153 .039 3
Inter-Item Correlations .266 .143 .423 .280 2.957 .016 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
e1 6.07 1.237 .324 .181 .353
e2 6.47 1.016 .219 .056 .593
e3 6.07 1.237 .411 .209 .242
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.30 2.079 1.442 3
RELIABILITY
/VARIABLES=f1 f2 f3
/SCALE('menyelesaikan masalah') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: menyelesaikan masalah
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.486 .481 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
f1 3.00 .587 30
f2 3.23 .728 30
f3 3.33 .479 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.189 3.000 3.333 .333 1.111 .029 3
Item Variances .368 .230 .530 .300 2.305 .023 3
Inter-Item Correlations .236 .122 .323 .200 2.635 .008 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
f1 6.57 .944 .302 .106 .390
f2 6.33 .644 .394 .155 .214
f3 6.23 1.151 .246 .071 .480
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.57 1.633 1.278 3
RELIABILITY
/VARIABLES=g1 g2 g3
/SCALE('hubungan interpersonal') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: hubungan interpersonal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.486 .487 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
g1 3.43 .568 30
g2 3.13 .571 30
g3 3.33 .547 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.300 3.133 3.433 .300 1.096 .023 3
Item Variances .316 .299 .326 .028 1.092 .000 3
Inter-Item Correlations .240 .184 .296 .112 1.609 .003 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
g1 6.47 .740 .348 .124 .311
g2 6.77 .806 .264 .072 .456
g3 6.57 .806 .305 .101 .388
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.90 1.403 1.185 3
RELIABILITY
/VARIABLES=h1 h2 h3
/SCALE('perbaikan budaya') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: perbaikan budaya
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.370 .344 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
h1 3.03 .490 30
h2 2.93 .583 30
h3 3.10 .712 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.022 2.933 3.100 .167 1.057 .007 3
Item Variances .362 .240 .507 .267 2.110 .018 3
Inter-Item Correlations .149 .008 .349 .341 43.370 .025 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
h1 6.03 1.137 .064 .009 .510
h2 6.13 .809 .280 .122 .153
h3 5.97 .585 .323 .129 .016
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.07 1.444 1.202 3
RELIABILITY
/VARIABLES=i1 i2 i3
/SCALE('pemenuhan kebutuhan') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: pemenuhan kebutuhan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.724 .720 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
i1 3.20 .610 30
i2 3.20 .551 30
i3 3.17 .648 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.189 3.167 3.200 .033 1.011 .000 3
Item Variances .365 .303 .420 .116 1.383 .003 3
Inter-Item Correlations .461 .193 .698 .505 3.611 .052 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 6.37 .861 .780 .620 .320
i2 6.37 1.344 .367 .286 .821
i3 6.40 1.007 .531 .517 .658
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.57 2.116 1.455 3
RELIABILITY
/VARIABLES=j1 j2 j3
/SCALE('faktor kekuatan') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE CORR.
Reliability
[DataSet1] F:\samaaa.sav
Scale: faktor kekuatan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.257 .260 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
j1 3.30 .535 30
j2 3.47 .571 30
j3 3.30 .596 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 3.356 3.300 3.467 .167 1.051 .009 3
Item Variances .323 .286 .355 .069 1.241 .001 3
Inter-Item Correlations .105 -.023 .357 .379 -15.818 .038 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
j1 6.77 .668 .245 .128 -.041a
j2 6.60 .869 -.026 .001 .524
j3 6.77 .599 .232 .128 -.046a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10.07 1.168 1.081 3