139
LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Oleh MARASIAN SIANIPAR NIRM. 01.4.3.15.0357 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019

Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dalam Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao

(PBK) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Oleh

MARASIAN SIANIPAR

NIRM. 01.4.3.15.0357

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 2: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

i

Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam

Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK)

di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian

Oleh

MARASIAN SIANIPAR

NIRM. 01.4.3.15.0357

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 3: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

ii

Page 4: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

iii

Page 5: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

iv

Page 6: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

v

Page 7: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

vi

HALAMAN PERUNTUKAN

Kupersembahkan hasil karya ini untuk Bapak ku yang sangat

kukasihi Sahat Sianipar dan Mama ku Nur Sarima Simanungkalit yang

sangat kucintai dan abangku Saut Martogi Sianipar, adekku Arianto

Sianipar,adekku Marista Lastriana Sianipar, adekku Tomi Syaputra

Sianipar, adekku Gunawan Ade Syaputra Sianipar, adekku siappudan kami

Wannober Sianipar. Untuk Bapak ku Terimah kasih tidak seperti bapak

yang lain,terimah kasih untuk perjuangan mu untuk anak mu, aku percaya

doa mu selalu menyertai aku. Untuk Mama ku, Aku bersyukur lahir dari

rahim mu, aku gak tau bagaimana sakit nya kau melahirkan aku, terimah

kasih untuk semua nasehat yang kau berikan pada ku.

Untuk Bapak dan Ibu dosen di POLBANGTAN Medan kuucapkan

ribuan terimah kasih yang sebesar-besarnya untuk bimbingan Bapak dan

Ibu.

Untuk rekan-rekan ku kelas JURLUHBUN 15 kuucapkan terimah

kasih untuk kebersamaan kita selama 4 tahun di POLBANGTAN Medan.

TUHAN YESUS KRISTUS MENYERTAI KITA..

Page 8: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

vii

RIWAYAT HIDUP

Marasian Sianipar, lahir pada tanggal 13 Desember

1997 di Tg.Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara dari pasangan

Ayahanda Sahat Sianipar dengan Ibunda Nur Sarima

Simanungkalit dan merupakan anak kedua dari tujuh

bersaudara. Penulis berdomisili di RT 02, RW 02 Desa

Buantan Besar Kecamatan Siak Kabupaten Siak.

Penulis pernah bersekolah di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 118160 pada tahun 2004 sampai dengan 2007

lalu pindah dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 004 Siak, kemudian pada tahun 2009-2012 menyelesaikan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

09 Siak, kemudian pada tahun 2012-2015 menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Siak, Pada

Tahun 2015 Penulis diterima sebagai Mahasiswa di Politeknik Pembangunan

Pertanian (POLBANGTAN) Medan dan pada tahun 2019 berhasil menamatkan

Diploma IV dengan menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt).

Page 9: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

viii

ABSTRAK

Marasian Sianipar, Nirm 01.4.3.15.0357, Persepsi Petani terhadap teknik

Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi dalam pengendalian hama

Penggerek Buah Kakao di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Tujuan

pengkajian ini adalah untuk mengetahui tingkat persepsi petani dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap teknik Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi dalam pengendalian hama Penggerek Buah

Kakao di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Pengkajian ini dilakukan di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat pada 25 Maret hingga 24 Mei 2019.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi ,wawancara

menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dan

dokumentasi. Metode analisis data menggunakan skala likert dan analisis korelasi

Rank Spearman. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap

teknik teknik Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi dalam

pengendalian hama Penggerek Buah Kakao berada dalam kategori tinggi yaitu

65,06%. Analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa umur,

pengalaman dan interaksi sosial berhubungan dengan persepsi petani terhadap

teknik Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi dalam pengendalian

hama Penggerek Buah Kakao.

Kata kunci : Persepsi, Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi,

Penggerek Buah Kakao, Kecamatan Binjai

Page 10: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

ix

ABSTRACT

Marasian Sianipar, Nirm 01.4.3.15.0357, Farmers perception on technique of

pruning, fertilization, frequent harvest and sanitation in pest control of cocoa fruit

borer in Binjai subdistrict Langkat Regency. The purpose of this assessment are to

know the level of perception of farmers and factors related to the farmers

perception on the techniques of pruning, fertilization, frequent harvest and

sanitation in pest control of cocoa fruit borer in Binjai subdistrict Langkat

Regency. This assessment was conducted in Binjai subdistrict Langkat Regency

on 25 March until 24 May 2019. Data collection methods are using observation

methods, interviews using questionnaires that have been tested for validity and

reliability and documentation. The data analysis method uses the Likert scale and

correlation analysis Rank Spearman. Results showed that the farmers perception

on techniques of pruning, fertilization, frequent harvest and sanitation in pest

control cocoa fruit borer is in the high category of 65,06%. Rank Spearman

correlation analysis showed that age, experience and social interaction related to

farmers perception on techniques of pruning, fertilization, frequent harvest and

sanitation in pest control of cocoa fruit borer.

Keywords: perception, pruning, fertilization, frequent harvest and sanitation,

cocoa fruit grinders, Binjai subdistrict

Page 11: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir

(TA) dengan judul “Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi Dalam Pengendalian Hama

Penggerek Buah (PBK) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat” .

Laporan Tugas Akhir (TA) ini penulis buat setelah selesai melaksanakan

pengkajian dari tanggal 25 Maret s/d 24 Mei 2019 di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat. Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian

(POLBANGTAN) Medan

2. Dr. Iman Arman, SP, MM selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan selaku Ketua

Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi;

3. Mawar Indah P, STP, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I.

4. Silvia Nora, SP, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II.

5. Panitia pelaksana Tugas Akhir (TA).

6. Teman-teman Kelas Penyuluhan Perkebunan Presisi semester VIII.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir (TA).

Demikian penyusunan laporan ini, kiranya dapat berguna bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Juni 2019

Penulis

Marasian Sianipar

Page 12: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Pengesahan Penguji ....................................................................... ii

Halaman Pengesahan Pembimbing .............................................................. iii

Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................ iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................. v

Halaman Peruntukan .................................................................................... vi

Riwayat Hidup ................................................................................................ vii

Abstrak ............................................................................................................ viii

Abstract ........................................................................................................... ix

Kata Pengantar .............................................................................................. x

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

Daftar Tabel .................................................................................................... xiii

Daftar Gambar .............................................................................................. xiv

Daftar Lampiran ........................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................... 3

D. Manfaat ............................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

A. Landasan Teoritis .............................................................................. 5

1. Persepsi ........................................................................................ 5

2. Tanaman Kakao ........................................................................... 6

3. Teknik P3S ................................................................................... 9

4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi ....................... 12

B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 17

C. Kerangka Pikir .................................................................................. 19

D. Hipotesis ............................................................................................ 20

III. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 21

A. Waktu dan Tempat ............................................................................. 21

B. Batasan Operasional........................................................................... 21

C. Pelaksanaan Pengkajian .................................................................... 22

1. Prosedur Pelaksanaan................................................................... 22

2. Pengumpulan Data ....................................................................... 23

3. Analisis Data ................................................................................ 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 34

A. Deskripsi Wilayah Pengkajian ............................................................. 34

1. Letak dan Keadaan Geografis ........................................................ 34

2. Luas Wilayah ................................................................................. 35

3. Kependudukan................................................................................ 36

4. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan ........................................... 38

Page 13: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

xii

B. Hasil Pengkajian................................................................................... 39

1. Karakteristik Internal Petani Responden ........................................ 39

2. Karakteristik Eksternal Petani Responden ..................................... 43

C. Pembahasan Pengkajian ....................................................................... 45

1. Tingkat Persepsi Petani .................................................................. 45

2. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan

Persepsi Petani .............................................................................. 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 75

A. Kesimpulan .......................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 76

C. Implikasi ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN ................................................................................................... 87

Page 14: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Hal

1 Pengukuran variabel faktor persepsi petani terhadap teknik P3S

dalam pengendalian hama PBK ........................................................................ 24

2 Populasi pengkajian di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ........................ 26

3 Sampel pengkajian di Kecamatan Binjai .......................................................... 27

4 Hasil uji validitas kuisioner .............................................................................. 29

5 Hasil uji reliabilitas kuisioner ........................................................................... 32

6 Data curah hujan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun

2018………………………………………………………………. 34

7 Luas wilayah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ....................................... 35

8 Jumlah Penduduk menurut umur di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat tahun 2018 .......................................................................................... 36

9 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan

Binjai Kabupaten langkat tahun 2018 ............................................................... 37

10 Luas lahan menurut penggunaan Lahan di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat tahun 2018 ........................................................................ 38

11 Distribusi tingkatan usia responden .................................................................. a 39

12 Distribusi tingkatan pendidikan responden ……………………… 40

13 Distribusi jenis kelamin responden ……………………………… 41

14 Distribusi luas lahan responden ………………............................. 42

15 Distribusi pendapatan responden ……………............................... 42

16 Distribusi pengalaman responden ………...................................... 43

17 Distribusi interaksi sosial responden ……………………………. 44

18 Distribusi intensitas responden mengikuti penyuluhan …………. 44

19 Distribusi petani responden berdasarkan tingkat persepsi

terhadap aspek-aspek teknik P3S ………....................................... 45

20 Analisis hubungan antara umur dengan persepsi petani terhadap

teknik P3S ……………………. 52

21 Analisis hubungan antara pendidikan dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S .......................................................................................... 54

22 Analisis hubungan antara luas lahan dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S .......................................................................................... 57

23 Analisis hubungan antara pengalaman dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S......................................................................... 61

24 Analisis hubungan antara pendapatan dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S …………………...…………......................... 64

25 Analisis hubungan antara peran penyuluh dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S …………………………………….…........... 68

26 Analisis hubungan antara interaksi sosial dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S ………………………………………….…… 71

Page 15: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Hal

1 Garis kontinum ……………………………………………….. 33

2 Garis kontinum persentase persepsi petani terhadap kerumitan 46

3 Garis kontinum persentase persepsi petani terhadap sarana

produksi ………………………………………………………. 47

4 Garis kontinum persentase persepsi petani terhadap

keuntungan ....................................................................................................... 49

5 Garis kontinum persentase persepsi petani terhadap hasil

nyata ................................................................................................................... 50

Page 16: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

1 Kuisioner uji validitas dan reliabilitas ................................................................ 87

2 Rekap skor kuisioner uji validitas dan reliabilitas.............................................. 93

3 Hasil output SPSS uji validitas dan reliabilitas .................................................. 95

4 Responden .......................................................................................................... 106

5

Hasil output SPSS hubungan faktor internal dan eksternal

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S ………………..

107

6 Rekap hasil kuisioner……………………………………….. 121

Page 17: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor dari tanaman perkebunan

yang merupakan komoditas unggulan nasional. Indonesia merupakan salah satu

negara dengan perkebunan kakao terluas di dunia meskipun tanaman kakao

sendiri baru diintroduksi pada sekitar tahun 1845. Hingga kini Indonesia bersama

dua negara lainnya yaitu Pantai Gading dan Ghana menjadi pemasok kakao utama

dunia. Dalam kurun waktu sekitar 165 tahun sejak pertama kali dikembangkan,

luas areal perkebunan kakao di Indonesia telah mencapai 1.425.216 Ha. Total

areal perkebunan kakao di Indonesia tersebut 92,17% diantaranya merupakan

kebun milik rakyat, 3,87% milik swasta dan hanya 3,96% yang merupakan milik

negara (Direktorat Jendral Perkebunan, 2016).

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra penghasil kakao di

Indonesia yang memiliki luas areal tanaman kakao 58.007,31 Ha dengan

produktivitas 41.520,52 ton. Terdapat beberapa Kabupaten yang memiliki areal

kakao yang luas seperti Kabupaten Nias Utara 6.503,34 Ha dengan produksi per

tahun 2.895 ton, Kabupaten Simalungun 5.708,03 Ha dengan produksi per tahun

5.954,3 ton, Kabupaten Nias Selatan 5.861 Ha dengan produksi per tahun

3.660,12 ton, Kabupaten Deli Serdang 4.529,1 Ha dengan produksi per tahun

3.796,57 ton, dan Kabupaten Langkat 3.016 Ha dengan produksi per tahun 2.887

ton (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2017).

Kabupaten Langkat termasuk dalam wilayah penghasil kakao terbanyak di

Sumatera Utara. Kabupaten Langkat merupakan kabupaten yang luas lahan

tanaman kakaonya mencapai angka 3.016 Ha yang seluruhnya dimiliki oleh petani

yang tersebar di seluruh penjuru kabupaten dengan jumlah produksi hanya 2.887

ton/tahun yang apabila dirata-ratakan produksinya hanya 0.957 ton/Ha/tahun

(Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2017).

Kecamatan Binjai merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Langkat

yang terdiri dari enam desa dan satu kelurahan dimana sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Disamping membudidayakan

tanaman pangan, tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, kakao, karet,

Page 18: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

2

pinang, kapuk, tebu, dan aren juga merupakan jenis tanaman yang banyak

dibudidayakan oleh petani di wilayah ini. Kecamatan Binjai juga merupakan

wilayah yang berpotensi dalam budidaya tanaman kakao. Tercatat luas tanaman

kakao di Kecamatan Binjai seluas 79 Ha dengan produksi 40,18 ton per tahun dan

apabila dirata-ratakan produksi kakao di Kecamatan Binjai hanya 0,508

ton/Ha/tahun (BPS, 2018). Angka produksi kakao di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kemampuan produksi

tanaman kakao di Indonesia dimana kemampuan produksi tanaman kakao di

Indonesia dapat mencapai 2-3/Ha/tahun (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang

dihadapi oleh petani kakao di Kecamatan Binjai.

Pada umumnya rendahnya produksi disebabkan oleh penggunaan bibit yang

tidak unggul dan kegiatan pemeliharaan yang kurang baik. Salah satu kegiatan

pemeliharaan yang kurang diperhatikan adalah kegiatan pengendalian hama dan

penyakit tanaman. Salah satu serangan hama yang sering menyerang dan sangat

berakibat fatal terhadap penurunan produksi buah kakao adalah serangan hama

penggerek buah kakao.

Penggerek Buah Kakao (PBK) merupakan salah satu hama tanaman kakao

yang paling ditakuti oleh petani khususnya petani kakao di Kecamatan Binjai.

Hama PBK ini sangat merugikan karena serangannya langsung pada buah kakao

yang mengakibatkan buah kakao menjadi rusak sehingga produktivitas menurun

drastis yang mengakibatkan hasil atau pendapatan petani rendah. Selain itu, hama

PBK juga sangat sulit untuk dikendalikan selain karena besarnya intensitas

serangan yang dihasilkan, petani juga sangat sulit untuk mendeteksi adanya

serangan hama PBK pada tanaman kakaonya.

Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama PBK

yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman kakao. Berdasarkan

kegiatan identifikasi dilapangan bahwa pengendalian hama PBK dengan

menggunakan teknik P3S telah diperkenalkan tetapi masih banyak petani yang

belum menerapkan dan melaksanakan teknik ini. Hal ini terlihat dari banyaknya

tanaman kakao petani yang masih rimbun dan belum disanitasi.

Page 19: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

3

Berdasarkan uraian diatas maka timbul minat bagi penulis untuk melakukan

pengkajian dengan judul Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam Pengendalian Hama Penggerek

Buah Kakao (PBK) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diidentifikasi dari penelitian mengenai persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ?

2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian mengenai Persepsi Petani terhadap Teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering, dan Sanitasi) dalam Pengendalian

Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S dalam pengendalian

hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

2. Mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat.

Page 20: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

4

D. Manfaat

Adapun manfaat dari pengkajian mengenai persepsi petani kakao terhadap

teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam

pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah sebagai

berikut:

1. Sarana bagi mahasiswa untuk mempraktikkan secara komprehensif semua ilmu

yang telah dipelajari dan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian

akhir/ujian komprehensif Diploma IV Politeknik Pembangunan Pertanian

(POLBANGTAN) Medan.

2. Sarana bagi mahasiswa untuk mengetahui persepsi petani kakao terhadap

teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi) dalam

pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

3. Bahan masukan bagi seluruh penyelenggara penyuluhan pertanian untuk lebih

memperhatikan kegiatan petani kakao di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat.

4. Bahan pembelajaran bagi petani agar dapat melakukan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam mengendalikan

hama PBK.

Page 21: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Persepsi

Persepsi dalam artian umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu

yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Setiap orang tentu memiliki pandangan atau pendapatnya masing-masing di dalam

melihat sebuah hal yang sama. Perbedaan pendapat serta pandangan ini tentu saja

akan ditindaklanjuti dengan respon dan tindakan yang berbeda. Persepsi dari

seseorang akan menentukan bagaimana caranya memandang sebuah dunia. Kunci

untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan

suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang

benar terhadap situasi.

Persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan

(Arindita S, 2017 ). Walgito (2017), mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu

proses pengorganisasian penginterpretasian suatu stimulus yang diterima oleh

suatu individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti yang merupakan aktifitas

yang integrated dalam diri individu tersebut.

Menurut Rivai dalam Tarihoran (2016), menyatakan bahwa persepsi adalah

suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan

kesan-kesan indera mereka yang memberikan makna bagi lingkungan mereka.

Persepsi menurut Atkinson (2015), merupakan proses menyusun dan menafsirkan

pola rangsangan di lingkungan, persepsi ditentukan berdasarkan faktor struktural

dan faktor fungsional. Faktor struktural yaitu sifat stimuli fisik yang diterima

manusia, manusia cenderung memandang stimuli berdasarkan konteksnya

sehingga cenderung mengelompokkan berdasarkan persamaan dan kedekatan.

Sedangkan faktor fungsional terdiri dari kebutuhan, pengalaman dan unsur

personal.

Menurut Mulyana (2010) persepsi petani adalah komunikasi, sedangkan

penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian

balik dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika

persepsi kita tidak akurat bagaimana mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.

Page 22: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

6

Persepsi lah yang menentukan kita menerima pesan dan mengabaikan yang lain.

Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, maka semakin mudah

dalam proses penerimaan stimuli yang diberikan.

Wagner dan Hollenbcek (1995) mengatakan “We human beings have five

senses through which experience the world around us: sight, heraing, touch, smell

and taste”. Menurutnya, setiap manusia dianugerahi dengan 5 indera yang mana

dengan kelima-limanya anda bisa merasakan dunia yang ada di sekitar. Mulai dari

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, serta pengecap. Definisi persepsi

menurut Wagner dan Hollenbeck sendiri adalah sebuah proses yang mana

seseorang tersebut dapat memilih, mengelola, menyimpan, serta

menginterpretasikan informasi-informasi yang telah dikumpulkan melalui kelima

indera tersebut.

Robbins (2003) menyatakan jika persepsi merupakan sebuah proses yang

ditempuh masing-masing individu untuk mengorganisasikan serta menafsirkan

kesan dari indera yang di miliki agar memberikan makna kepada lingkungan

sekitar. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebuah persepsi, mulai

dari pelaku persepsi, objek yang dipersepsikan serta situasi yang ada. Rata rata

karakteristik pribadi yang ada dari pelaku persepsi kebanyakan merupakan sikap,

motif, minat, kepentingan, pengharapan, serta pengalaman dari masa lalu yang

lebih relevan mempengaruhi sebuah persepsi.

2. Tanaman Kakao

Tanaman kakao dahulunya diberi nama “Arborea cacavifera americana”

juga sering disebut dengan nama “Amygdalus similis guamalensis” yang akhirnya

oleh LINIEUS diberi nama Theobroma cacao L., termasuk ke dalam salah satu

anggota genus Theobroma dari familia Sterculiaceae yang banyak dibudidayakan

oleh masyarakat. Selain Theobroma cacao L masih ada satu anggota lain yang

mempunyai nilai ekonomis yaitu Theobroma pentagona Bern. Jenis terakhir ini

kurang populer karena coklat yang dihasilkan mempunyai mutu yang kurang baik

atau bermutu rendah dibandingkan dengan jenis yang pertama.

Page 23: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

7

Sistimatika tanaman kakao dapat dilihat dibawah ini.

Divisio : Spermatophyta

Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao

a. Deskripsi Tanaman

Tanaman kakao dapat tumbuh sampai ketinggian 8-10 m, namun ada

kecenderungan tumbuh lebih pendek bila ditanam tanpa pohon peneduh. Tanaman

yang diperbanyak dengan biji, mula-mula akan tumbuh membentuk batang yang

lurus sebelum menumbuhkan cabang primer. Tempat tumbuhnya cabang primer

disebut jorquette, biasanya terletak pada ketinggian 1-2 m dengan

ketinggian jorquette yang ideal adalah 1,2-1,5 m. Dari batang maupun cabang

akan muncul tunas air (chupon). Pada batang, tunas air tumbuh di bawah jorquete

dan bila dibiarkan tumbuh terus akan membentuk lagi jorquette sampai terbentuk

3-4 susunan jorquette.

Kakao memiliki percabangan yang bersifat dimorphous (memiliki 2 bentuk

percabangan yang berbeda), cabang yang selamanya tumbuh vertikal disebut

cabang orthotrop, sedangkan cabang yang tumbuh horizontal disebut cabang

plagiotroph. Daun kakao terdiri dari tangkai daun dan helai daun, dengan panjang

25-34 cm serta lebar 9-12 cm (chupori) dan 1/2 pada cabang plagiotroph. Daun

yang baru tumbuh disebut flush, berwarna merah, permukaannya halus seperti

sutera, dan setelah dewasa warna daun berubah menjadi hijau.

Tanaman kakao memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke bawah

mencapai 15 m, namun pada tanah yang drainasenya kurang baik atau permukaan

air tanahnya dangkal, pertumbuhan akar tunggang tidak lebih dari 45 cm. Akar-

akar lateral (sekunder) tumbuh pada leher akar tidak jauh dari permukaan tanah,

dan pada tanaman dewasa menyebar pada kedalaman 15-20 cm di bawah

permukaan tanah. Tanaman yang diperbanyak dengan stek tidak memiliki akar

tunggang, namun biasanya ada 2-3 akar yang tumbuh lurus ke bawah menyerupai

akar tunggang.

Page 24: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

8

Bunga tumbuh dari bantalan bunga yang terletak pada cabang (ramiflora)

atau pada batang (cauliflora). Tergolong bunga sempurna, terdiri atas : daun

kelopak (5 helai) berbentuk lanset, panjang 6-8 mm berwarna putih, mahkota

berbentuk cawan, panjang 8-9 mm, berwarna putih kekuningan atau kemerahan,

benang sari (10 helai) tersusun dalam dua lingkaran (satu lingkaran bersifat steril),

putik (5 helai) dengan tepi saling bersatu membentuk bakal buah beruang satu,

diameter bunga 1,5 cm disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2-4 cm.

Berdasarkan tipe penyerbukannya, tanaman kakao digolongkan dalam dua

golongan: (a) bersifat self fertile atau self compatible, yakni dapat dibuahi oleh

tepung sari dari bunga tanaman itu sendiri, atau tanaman self steril; contoh: DR 2,

DR 38., dan (b) bersifat self steril atau self incompatible, yakni hanya dapat

dibuahi oleh tepung sari dari bunga dari klon lain.

Buah kakao berupa buah buni, daging bijinya sangat lunak. Waktu masih

muda biji menempel pada kulit buah, dan akan terlepas bila buah sudah masak.

Buah muda yang masih kecil disebut cherelle (pentil), kebanyakan akan

mengering (disebut chrelle wilt) sehingga hanya sebagian kecil saja yang

berkembang menjadi buah sampai matang. Buah muda berwarna hijau atau merah

dan berubah menjadi kuning atau oranye setelah masak. Di dalam setiap buah

terdapat 30-50 biji, dengan bobot kering satu biji sekitar 0,8 - 1,3 g.

b. Penggolongan Jenis/Tipe

Pada dasarnya tanaman kakao terdiri dari 3 tipe :

(1) Criolo, dibedakan lagi menjadi : Central American Criollos dan South

American Criollos.

Criollo adalah tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji kakao kering

yang biasa dikenal sebagai fine flavour cocoa, choiced cocoa, edel cocoa, atau

kakao mulia. Ciri-ciri utama tipe criolo: tongkol berwarna hijau atau merah; kulit

berbintil-bintil kasar, tipis dan lunak; biji bulat telur dengan kotiledon berwarna

putih pada waktu basah.

(2) Forastero, dibedakan lagi menjadi: Lower Amazone Forastero dan Upper

Amazone Hybrids (UAH)

Page 25: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

9

Forastero adalah tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji kering yang

biasa dikenal sebagai bulk cocoa, ordinary cocoa, atau kakao baku. Ciri-ciri

utama tipe forastero: tongkol berwarna hijau; kulit tebal; biji gepeng dengan

kotiledon berwarna ungu pada waktu basah

(3) Trinitario

Trinitario adalah tipe tanaman kakao hasil persilangan alami antara criollo

dengan forastero, sehingga sangat heterogen dengan biji kering yang dihasilkan

bisa edel cocoa, atau bulk cocoa. Ciri-ciri utama tipe trinitario: tongkol berwarna

hijau atau merah; kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua. Berdasarkan

bentuk buahnya Trinitario dikelompokan lagi menjadi 4 golongan, yaitu:

a) Angoleta : bentuk luar lebih dekat dengan criollo, kulit sangat kasar, tanpa

botle neck, buah besar, biji bulat, alur dalam, endosperm ungu, kualitas

superior.

b) Cundeamor : bentuk buah seperti angoleta, kulit kasar, botle neck jelas, biji

gepeng (sedikit manis), alur tidak dalam, endosperm ungu gelap, kualitas

superior.

c) Amelonado : bentuk buah bulat telur, kulit halus, ada yang memiliki botle

neck ada yang tidak, biji gepeng (sedikit manis), alur jelas, endosperm ungu,

kualitas ada yang sedang ada yang superior.

d) Calabacillo : buah pendek dan bulat, kulit sangat halus (licin), tanpa botle

neck, biji gepeng (lebih pahit), alur sangat dangkal, endosperm ungu, kualitas

rendah.

3. Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi)

a. Pemangkasan

Pemangkasan adalah kegiatan membuang cabang, ranting atau daun yang

tidak produktif untuk mengatur distribusi cahaya matahari dalam tajuk tanaman

sehingga proses fotosintesis berjalan secara efektif. Adapun tujuan dari

pemangkasan itu sendiri yaitu untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman,

untuk merangsang pembungaan dan pembuahan serta untuk pengendalian hama

dan penyakit yang menyerang tanaman kakao. Terdapat tiga jenis pemangkasan

Page 26: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

10

pada tanaman kakao yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan

Pemangkasan produksi.

1) Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk bertujuan membentuk kerangka (frame) tanaman agar

tercipta bentuk pertumbuhan tanaman yang baik, yakni tanaman kakao yang

memiliki cabang-cabang utama (cabang primer) yang tumbuhnya kokoh dan sehat

dengan arah tumbuh yang teratur. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara

mengurangi cabang primer yang semula berjumlah empat atau lebih menjadi

hanya 3 (tiga) cabang saja. Objek utama dalam pemangkasan ini adalah cabang

primer, sehingga pelaksanaannya dilakukan setelah tanaman kakao muda telah

membentuk cabang primer pada umur tanaman sekitar 1-2 tahun setelah tanam.

2) Pemangkasan Pemeliharaan

Pemangkasan pemeliharaan bertujuan memelihara dan mempertahankan

kerangka yang telah dibentuk pada pemangkasan bentuk. Pemangkasan

pemeliharaan merupakan lanjutan dari pemangkasan bentuk yang dilakukan pada

tanaman yang berumur diatas dua tahun. Pada pemangkasan ini cabang-cabang

sekunder diatur pertumbuhannya dengan memangkas sebagian cabang agar tidak

saling menaungi. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sejak tumbuhnya

cabang-cabang sekunder sehingga pertumbuhan tajuk tanaman kakao tidak saling

menutupi, misalnya mengeluarkan tunas air (wiwilan).

3) Pemangkasan Produksi

Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah berproduksi

(umur 3-4 tahun). Tujuan utama pemangkasan produksi adalah meningkatkan

kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah. Pemangkasan ini yang

berdampak langsung terhadap tingkat produksi tanaman sehingga sangat penting

untuk dilakukan. Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah tunas air, cabang

balik, cabang gantung, cabang mati, cabang yang terserang hama penyakit, cabang

cacing, cabang bersinggungan, cabang cambuk, cabang bertingkat, cabang

bersilangan dan cabang yang saling tindih.

Page 27: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

11

b. Pemupukan

Pemupukan merupakan bagian terpenting dalam budidaya tanaman kakao

sejak awal penanaman sampai tanaman berproduksi. Pemupukan adalah kegiatan

menambahkan unsur hara kedalam tanah dan tanaman untuk mencukupi nutrisi

yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang optimal. Pemupukan

mempunyai tujuan untuk :

1) Mengganti dan menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.

2) Merangsang pembungaan dan pembuahan.

3) Meningkatkan daya tahan tanaman.

Dosis pemupukan tergantung pada kondisi dan umur tanaman, kondisi tanah

(pH tanah), kondisi lingkungan (jumlah naungan dll). Sedangkan cara pemupukan

dapat dilakukan dengan cara penaburan, larikan, piringan, dan cara tugalan.

Waktu pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan atau tanaman

kakao mulai berbunga setelah pemangkasan.

c. Panen Sering

Panen adalah kegiatan pemetikan buah yang telah masak secara fisiologis

pada tanaman tertentu. Ciri-ciri buah kakao yang layak untuk panen adalah warna

buah telah berubah dari warna hijau sewaktu muda dan bila masak berwarna

kuning. Sedangkan buah yang berwarna merah sewaktu muda akan menjadi

kuning/jingga setelah berumur 6 bulan sejak terbentuknya bunga. Alat-alat yang

digunakan dalam pemanenan adalah ember, karung, parang atau gunting gala.

Pemanenan harus dilakukan secara hati-hati untuk menjaga agar bantalan buah

tidak rusak karena akan mengganggu proses pembungaan berikutnya. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam pemanenan buah, yaitu : Panen dilakukan setiap

satu minggu. Panen buah yang sudah masak, hindari memanen buah yang masih

mengkal dan buah yang masih muda serta buah yang terlalu masak. Panen buah

dengan alat panen yang tajam, sehingga tidak merusak bantalan buah. Gunakan

alat tumpul dalam memecah buah dan pisahkan antara biji yang sehat dan biji

yang terserang hama dan penyakit.

Page 28: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

12

d. Sanitasi

Kegiatan sanitasi atau pembersihan adalah tindakan membersihkan areal

perkebunan kakao dari segala sampah seperti ranting, cabang, dan daun serta

bahan lain yang tidak diinginkan. Bahan lain disini seperti sisa-sisa kulit buah

hasil panen termasuk juga buah kakao yang terserang hama penyakit, disamping

itu juga dilakukan juga pembersihan terhadap gulma atau rumput. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara : Kubur kulit buah kakao yang telah dipanen ke

dalam tanah, Perontokan buah yang busuk, buah yang hitam dan kering atau buah-

buah terserang hama dan penyakit, dan Sanitasi sisa-sisa pemangkasan. Dengan

melakukan perawatan secara rutin dapat menurunkan tingkat serangan organisme

pengganggu tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman kakao yang

diusahakan.

4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Persepsi Petani terhadap teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam

mengendalikan hama PBK.

1) Umur

Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Dalam psikologi perkembangan Yudrik Jahja (2011) menjelaskan bahwa

terdapat tahapan dalam rentan kehidupan, yaitu: Periode pranatal (konsepsi

kelahiran), bayi (kelahiran sampai minggu kedua), masa bayi (akhir minggu kedua

sampai akhir tahun kedua), awal masa kanak-kanak (dua sampai enam tahun),

akhir masa kanak-kanak (6-10 atau 12 tahun), masa puber (10-12 sampai 13 atau

14 tahun), masa remaja (13 atau 14 sampai 18 tahun), awal masa dewasa (18-40

tahun), usia pertengahan/ masa dewasa madya (40-60tahun),masa tua atau usia

lanjut (60 sampai meninggal).

Menurut Soekartawi (2003), rata rata petani Indonesia yang cenderung tua

dan sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian Indonesia. Petani

Page 29: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

13

berusia tua biasanya cenderung sangat konservatif (memelihara) menyikapi

perubahan terhadap inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia

muda.

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

berakhlak mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan

masyarakat (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003).

Menurut Hasyim (2003), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani

akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani

menerapkan apa yang diperolehnya untuk meningkatkan usaha tani nya.

Mengenai tingkat pendidikan petani, dimana mereka yang berpendidikan tinggi

relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Tingkat pendidikan

manusia pada umum nya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berfikir

dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurang nya pengetahuan dalam

memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Pendidikan akan mempengaruhi persepsi petani dalam melakukan inovasi

atau kegiatan lainnya dalam berusaha tani. Pada umumnya, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula hasrat atau keinginan nya untuk

menerapkan inovasi baru yang menunjang kualitas dan kuantitas hasil usahanya.

3) Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai suatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,

dan ditanggung). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu

memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami

individu pada waktu dan tempat tertentu yang berfungsi sebagai referensi

otobiografis (Syah, 2003).

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani

dalam menerima suatu inovasi. Pengalaman berusahatani terjadi karena pengaruh

Page 30: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

14

waktu yang telah dialami oleh petani. petani yang berpengalaman dalam

mengahadapi hambatan-hambatan usaha taninya akan tahu cara mengatasinya.

Lain hal nya dengan petani yang belum atau kurang pengalaman, dimana akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut. Semakin

banyak pengalaman petani maka diharapkan produktivitas petani akan semakin

tinggi, sehingga dalam mengusahakan usaha taninya akan semakin baik dan

sebaliknya jika petani tersebut belum atau kurang berpengalaman akan

memperoleh hasil yang kurang memuaskan (Khairani, 2013).

Menurut Soekartawi (2003), pengalaman seseorang dalam berusaha tani

berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani

akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru.

Petani yang sudah lama berusaha tani akan lebih mudah menerapkan anjuran

penyuluhan dimikian pula dengan penerapan teknologi.

Lama nya berusaha tani untuk setiap orang berbeda beda, oleh karena itu

lama nya berusaha tani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan

kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal hal yang baik untuk waktu

waktu berikutnya (Hasyim, 2003).

4) Pendapatan

Pendapatan merupakan seluruh penerimaan baik berupa uang maupun

berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas

dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku. Petani yang berpenghasilan rendah

cenderung lambat untuk melakukan difusi inovasi, sebaliknya petani yang

berpenghasilan tinggi mampu untuk melakukan percobaan-percobaan dan

perubahan.

5) Luas lahan

Lahan bagi petani merupakan faktor produksi yang sangat penting. Lahan

merupakan sumber pendapatan untuk kelangsungan hidup. Luas pemilikan dan

penguasaan lahan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan tingkat

pendapatan suatu keluarga atau rumah tangga petani. Oleh karena itu,

ketidakadaan atau sempitnya pemilikan dan penguasaan lahan merupakan awal

Page 31: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

15

terjadinya kemiskinan di pedesaan. Luas penguasaan lahan pertanian merupakan

sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani dan usaha

pertanian. Dalam usahatani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit

sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit

lahan usaha, semakin tidak efisien usahatani dilakukan. Kecuali bila suatu

usahatani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi

yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi.

Karena pada luas lahan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung

berlebihan dan menjadikan usaha tidak efisien (Moehar Daniel, 2004).

6) Peran Penyuluh

Peran penyuluh bukanlah hanya melaksanakan tugas pokoknya

melaksanakan penyuluhan, karena dalam melaksanakan tugas pokoknya tidak

akan berhasil dengan baik bila penyuluh tidak mampu memerankan peran-peran

tambahan lainnya. Peran-peran tambahan penyuluh yaitu : penyuluh sebagai

inisiator, penyuluh sebagai fasilitator, penyuluh sebagai motivator, penyuluh

sebagai penghubung, penyuluh sebagai peneliti, penyuluh sebagai guru, penyuluh

sebagai organisator, penyuluh sebagai penganalisa dan penyuluh sebagai agen

perubahan.

7) Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan dan pengaruh timbal balik antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan

kelompok. Interaksi sosial juga dapat dikatakan sebagai proses saling

mempengaruhi tindakan individu atau kelompok melalui simbol-simbol dan

bahasa. Sebuah interaksi sosial bisa terjadi harus memenuhi beberapa syarat yang

harus terpenuhi. Syarat itu ialah adanya kontak sosial (social contact) dan

komunikasi (communication). Interaksi petani dengan petani lain maupun

interaksi petani dengan kelompok tani maupun dengan penyuluh tentunya

mempengaruhi persepsi maupun pandangan petani terhadap suatu inovasi

teknologi.

Page 32: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

16

8) Kerumitan

Kerumitan merupakan tingkat kesusahan maupun kesukaran dalam

pemahaman maupun penerapan suatu hal. Kerumitan dalam hal ini dilihat dari

pandangan petani terhadap mudah tidaknya suatu teknologi untuk diadopsi.

Teknologi yang sulit untuk dijalankan tentu akan sangat sulit untuk diadopsi oleh

petani.

9) Ketersediaan sarana Produksi

Sarana produksi merupakan hal yang tidak bisa dihilangkan dari proses

produksi pertanian, sarana produksi merupakan hal penting yang harus terpenuhi

dalam proses produksi dan budidaya tanaman pertanian. Ketersediaan sarana

produksi akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses produksi pertanian.

Sarana produksi mulai dari hulu dan hilir yang tersedia akan membantu

mendorong peningkatan hasil produksi.

10) Keuntungan

Keuntungan dapat didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang

investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang

berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Keuntungan merupakan elemen

yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka keuntungan yang diperoleh

dapat menjadi pemicu bagi seseorang untuk bertindak melakukan suatu hal.

Dalam dunia pertanian keuntungan yang besar tentu akan mendorong pelaku

utama maupun pelaku usaha untuk lebih lagi meningkatkan kapasitas usahanya.

11) Hasil nyata

Hasil nyata dapat didefinisikan sebagai akibat dari suatu tindakan yang

dapat dilihat langsung oleh panca indera manusia. Hasil nyata dari tindakan

manusia ini dapat berdampak buruk maupun berdampak baik bagi manusia itu

sendiri.

Page 33: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

17

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang sama

namun tidak sama secara keseluruhan sehingga karya penelitian tetap asli dan

penelitian terdahulu ini bukan digunakan untuk sebagai jiplakan melainkan untuk

mencari relevansi pada penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian seputar persepsi dan kajian mengenai kajian

teknologi maupun teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK dan peningkatan produksi kakao.

Dengan adanya hasil penelitian terdahulu ini sangat membantu dalam melakukan

penelitian mengenai persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK.

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK diantaranya yaitu:

1. Yasinta Roslinda Mero, M. Muslich Mustadjab, Nuhfil Hanani (2015)

Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini dilakukan oleh

Yasinta Roslinda Mero, M. Muslich Mustadjab, Nuhfil Hanani (2015) dalam tesis

berjudul “Pengaruh Teknologi P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering

Dan Sanitasi) Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usaha Tani Kakao (Studi

Kasus Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur)”

menyimpulkan bahwa Teknologi P3S kakao dapat meningkatkan produksi kakao

petani terbukti dengan adanya perbedaan tingkat produksi usahatani kakao petani

dimana rata-rata tingkat produksi kakao pengguna teknologi P3S sebesar 378.05

kg/ha, sedangkan tingkat produksi kakao non pengguna teknologi P3S sebesar

165.66 kg/ha.

2. Galib Suwito Cora, Didi Rukmana, A. Amrullah (2018)

Dalam jurnal yang berjudul “Persepsi Petani Kakao terhadap Teknik

Sambung Samping di Desa Batu Lappa, Sulawesi Selatan” menyimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara pendidikan non formal dalam hal ini keikutsertaan

penyuluhan dan pelatihan penyambungan, aksesibilitas terhadap informasi dalam

hal ini frekuensi pencarian informasi, kemauan mendapatkan informasi, jumlah

Page 34: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

18

sumber informasi yang dimanfaatkan, dan juga terdapat hubungan pada

lingkungan sosial dengan persepsi petani kakao terhadap tahapan teknik sambung

samping. Terdapat hubungan antara pendidikan non formal terhadap hasil teknik

sambung samping.

3. Widiyastuti, Emi Widiyanti, Sutarto (2016)

Dalam jurnal yang berjudul “ Persepsi Petani terhadap Pengembangan

System Of Rice Intensification (SRI) di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang”

menyimpulkan bahwa Hubungan antara faktor pembentuk persepsi dengan

persepsi petani terhadap pengembangan SRI: terdapat hubungan yang tidak

signifikan antara umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan,

dan keterpaan media massa dengan persepsi petani terhadap pengembangan SRI

di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang. Terdapat hubungan yang sangat

signifikan antara pendidikan nonformal dengan persepsi petani terhadap

pengembangan SRI di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang. Terdapat

hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan persepsi petani

terhadap pengembangan SRI di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang.

4. Rendi Robiyan, Tubagus Hasanuddin, Helvi Yanfika (2014)

Dalam jurnal yang berjudul “Persepsi Petani terhadap Program Sl-Pht dalam

Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Kakao (Studi Kasus

Petani Kakao di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu)”

menyimpulkan bahwa Tingkat pengalaman berusahatani, tingkat pengetahuan

usahatani dan tingkat interaksi sosial memiliki hubungan nyata dengan persepsi

petani kakao terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas

dan pendapatan usahatani kakao, sedangkan tingkat kebutuhan hidup petani tidak

berhubungan dengan persepsi petani kakao terhadap SL-PHT kakao dalam

meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kakao.

Page 35: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

19

C. Kerangka Pikir

Keadaan saat ini

Belum diketahuinya tingkat persepsi dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ?

Keadaan yang diinginkan

Diketahuinya tingkat persepsi dan faktor-faktor yang

berhubungan dengan persepsi petani terhadap teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat ?

Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ?

2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi petani terhadap teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ?

Tujuan

1. Mengetahui tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

2. Mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi petani terhadap teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

Hipotesis

1. Diduga tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dalam

kategori rendah.

2. Diduga ada hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam

pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

Variabel X

a. Faktor internal

1. Umur (X1)

2. Tingkat pendidikan

(X2)

3. Pengalaman bertani

(X3)

4. Pendapatan (X4)

5. Luas lahan (X5)

b. Faktor eksternal

Variabel Y

Variabel Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. 1. Kerumitan

2. Ketersediaan Sarana Produksi

3. Keuntungan

4. Hasil nyata

HASIL PENGKAJIAN

Penyusunan Rancangan

Penyuluhan teknik P3S

Page 36: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

20

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian mengenai persepsi petani terhadap teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian

hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:

1. Diduga tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dalam kategori rendah.

2. Diduga ada hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat.

Page 37: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

21

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Pengkajian ini dilaksanakan dari tanggal 25 Maret sampai dengan 24 Mei

2019 di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi pengkajian

dilakukan secara purposive yaitu dengan cara sengaja karena pertimbangan

tertentu berupa ketersediaan dana serta karena kecamatan ini merupakan

kecamatan yang mempunyai perkebunan kakao cukup luas.

B. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dari pengkajian ini adalah sebagai berikut:

1) Petani responden adalah petani yang membudidayakan tanaman kakao dari

Kelompok Tani Mulia, Kelompok Tani Karya Sari, Kelompok Tani Harapan

Makmur, dan Kelompok Tani Karya Tani.

2) Tanaman kakao adalah salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan

petani anggota kelompok tani.

3) P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) merupakan teknik

dalam pengendalian hama PBK yang dapat meningkatkan hasil produksi pada

tanaman kakao.

4) Umur adalah lamanya petani responden hidup atau usia responden saat

pengkajian dilakukan. Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu

petani yang berada pada rentang umur 25-60 tahun.

5) Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dicapai petani

responden. Petani yang menjadi sampel dalam pendidikan ini yaitu petani

yang telah menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD).

6) Pengalaman adalah lamanya petani responden berusahatani kakao. Petani yang

menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu petani yang telah berusahatani

kakao minimal selama 5 tahun.

7) Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa

barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas

dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan

Page 38: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

22

sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari dan

sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.

8) Luas lahan adalah adalah jumlah lahan yang digarap untukusaha tani tanaman

kakao tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut

dengan indicator lahan yang digunakan dalam satuan Ha. Petani yang menjadi

sampel dalam penelitian ini yaitu petani yang kakao yang memiliki lahan

kakao minimal seluas 0,2 Ha.

9) Peran penyuluh adalah sejauh mana penyuluh menjalankan perannya selain

menyampaikan penyuluhan. Peran penyuluh dalam penelitian ini yaitu

peranan penyuluh dalam mendorong dan memotivasi petani untuk

melaksanakan kegiatan P3S.

10) Persepsi adalah pandangan petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam mengendalikan hama PBK

untuk meningkatkan produksi kakao.

11) Ketersediaan sarana produksi adalah tersedianya alat dan bahan produksi yang

diperlukan oleh petani kakao dalam melakukan kegiatan P3S untuk

mengendalikan hama PBK.

12) Keuntungan adalah tingkatan dimana sesuatu dianggap lebih baik dari pada

ide-ide yang ada sebelumnya dan secara ekonomis menguntungkan.

13) Kerumitan adalah tingkat kesukaran dari petani melaksanakan teknik P3S

dalam mengendalikan hama PBK. Indikator tingkat kerumitan adalah tingkat

kesukaran petani untuk memahami dan melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK.

14) Hasil nyata adalah kemungkinan hasil dari pelaksanaan teknik P3S dapat

diamati

C. Pelaksanaan Pengkajian

1. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah :

1) Melapor ke BPP Kecamatan Binjai perihal akan melakukan identifikasi

potensi wilayah.

Page 39: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

23

2) Meminta data-data wilayah yang membudidayakan tanaman perkebunan dari

BPP Binjai.

3) Memutuskan mengidentifikasi Desa Suka Makmur, dan Desa Sendang Rejo,

Desa Sambirejo, dan Desa Pardamean Kecamatan Binjai karena desa tersebut

yang membudidayakan kakao.

4) Berkoordinasi dengan PPL untuk melakukan survey atau identifikasi

langsung.

5) Melakukan survey bersama PPL dan petani kakao anggota poktan.

6) Menyusun proposal sesuai hasil identifikasi potensi wilayah.

7) Meminta data-data petani anggota poktan yang membudidayakan tanaman

kakao.

8) Melakukan anjangsana dan wawancara serta pengisian kuisioner masing-

masing petani kakao.

9) Melakukan rekapitulasi data.

10) Melakukan analisis data.

11) Menetapkan pemecahan masalah.

12) Menuangkan hasil analisis data ke dalam Tugas Akhir.

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah pengkajian baik data primer

maupun data sekunder. Umumnya cara mengumpulkan data dapat menggunakan

teknik pengamatan (observation), wawancara (interview), angket (questionnaire),

dan dokumentasi (Sugiyono, 2016). Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam pengkajian ini adalah:

1) Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengamati langsung keadaan

terhadap sasaran pengkajian untuk mendapatkan data-data yang berhubungan

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dalam mengendalikan hama PBK.

Page 40: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

24

2) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

langsung antara peneliti dengan petani responden yang disertai dengan

pemberian kuesioner sebagai panduan yang telah disiapkan sebagai alat ukur.

3) Kuesioner yaitu instrumen yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang relevan

dengan variabel yang diamati berupa faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) dalam mengendalikan hama PBK.

4) Dokumentasi yaitu teknik pencatatan data yang diperlukan tentang identitas

responden, faktor yang mempengaruhi, dan data pendukung dengan mengutip

dan mencatat sumber-sumber informasi baik itu dari petani responden, pustaka,

ataupun instansi yang terkait dengan pengkajian.

b. Sumber Data

1) Data primer, merupakan data yang diperoleh dari petani responden langsung

baik melalui hasil wawancara maupun kuesioner.

2) Data sekunder, merupakan data tertulis yang didapat dari catatan, buku,

laporan pemerintah, dan data lainnya yang mendukung pengkajian.

Tabel 1.Pengukuran Variabel Faktor Persepsi Petani terhadap Teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi) dalam

Pengendalian Hama PBK

No Variabel X Indikator Kriteria Skor

1. Umur Usia yang dimiliki petani saat pelaksanaan

pengkajian

a. ≤ 25 tahun

b. 26-30 tahun

c. 31-40 tahun

d. 41-50 tahun

e. > 50 tahun

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

2. Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang dicapai

petani responden

a. Diploma/Strata

b. SLTA

c. SLTP

d. SD

e. Tidak sekolah

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

3. Pengalaman Lamanya petani responden berusahatani

kakao

a. > 15 tahun

b. 13-15 tahun

c. 9-12 tahun

d. 6-8 tahun

e. < 5tahun

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Page 41: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

25

Lanjutan Tabel 1

4.

Pendapatan

Pendapatan petani dalam 1 bulan

a. > Rp 2.000.000

b. Rp 1.600.000-Rp 2.000.000

c. Rp 1.100.000-Rp 1.500.000

d. Rp 500.000-Rp 1.000.000

e. < Rp 500.000

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

5. Luas lahan Luas lahan yang dimiliki

a. > 2,1 ha

b. 1,6 s/d 2 ha

c. 1,1 s/d 1,5 ha

d. 0,6 s/d 1 ha

e. < 0,5 ha

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

6. Interaksi

sosial

Seberapa sering dalam seminggu berdiskusi

dengan petani lain mengenai teknik P3S

a. > 7 kali

b. 5-6 kali

c. 3-4 kali

d. 1-2 kali

e. Tidak pernah

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

7. Peran

penyuluh

Intensitas petani responden berdiskusi atau

berkomunikasi dengan penyuluh tentang

teknik P3S kakao dalam 1 tahun

a. > 15 kali

b. 11-15 kali

c. 6-10 kali

d. 1-5 kali

e. Tidak pernah

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

No Variabel Y Indikator Kriteria Skor

1 Kerumitan Kegiatan P3S mudah untuk dilakukan

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

2 Sarana

Produksi

Sarana Produksi penerapan teknik P3S

mudah didapat

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

3 Keuntungan Penerapan teknik P3S dalam mengendalikan

hama PBK lebih menguntungkan

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

d.Rendah

e.Sangat Rendah

5

4

3

2

1

4 Hasil nyata Dengan penerapan teknik P3S terlihat nyata

tanaman kakao lebih sehat

a. Sangat setuju

a.Sangat Tinggi

b.Tinggi

c.Sedang

5

4

3

Page 42: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

26

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

d.Rendah

e.Sangat Rendah

2

1

c. Populasi

Menurut Sujarweni (2014), populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri

dari atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Petani yang menjadi

populasi dalam pengkajian ini disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Populasi Pengkajian di Kecamatan Binjai

No Desa Nama Kelompok Tani Jumlah Petani

1 Suka Makmur Mulia 36

2 Sendang Rejo Karya Sari 30

3 Sambi Rejo Subur Tani 24

4 Pardamean Sepakat 24

Jumlah 114

Jumlah populasi dalam pengkajian ini adalah 114 orang yang terdiri dari 4

kelompok tani dalam 4 desa.

d. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,

2006). Penarikan sampel menurut Yamane dalam Riduwan (2010), populasi yang

melebihi 100 maka menggunakan presisi (d) sebesar 15-20%, jika kurang dari 100

dan diatas 51 menggunakan presisi 10% dan apabila presisinya kurang dari 50

maka diambil semua sebagai sampel. Adapun rumus penarikan sampel adalah :

n = N

N . (d)2 + 1

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi

Dengan jumlah petani 114 orang yang ada di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat yang menjadi populasi dalam pelaksanaan pengkajian ini, jika merujuk

pada rumus Yamane diatas dengan presisi 15% maka penghitungan sampelnya

sebagai berikut :

Page 43: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

27

114

n =

114 .( 0,15 )² + 1

114

=

3,565

= 31,97 orang atau 32 orang

Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah sampel pada penelitian ini yaitu

sebanyak 32 orang. Selanjutnya dilakukan Proportionate Stratified Random.

Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subjek dari

tiap kelompoktani ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek di masing-

masing wilayah (Sugiyono, 2016). Adapun rumus perhitungan pengambilan

sampel dengan metode Proportionate Stratified Random adalah sebagai berikut :

Ni= N xn

ƩN

Keterangan :

Ni : Sampel

ƩN : Jumlah populasi keseluruhan

N : Jumlah populasi

n : Sampel hasil perhitungan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih jelas nya dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. sampel Pengkajian di Kecamatan Binjai

N0 Desa Nama Kelompoktani

tani

Jumlah Populasi

anggota

Sampel

1

2 3

4

Suka Makmur

Sambirejo

Pardamean

Sendang Rejo

Mulia

Harapan Makmur

Karya Tani

Karya Sari

36

30

24

24

10

8

7

7

Jumlah 32

3. Analisis Data

a. Instrumen

Page 44: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

28

Menurut Notoatmodjo (2010), instrumen penelitian adalah alat-alat yang

akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa

kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner tersebut harus dilakukan pengujian keandalan dan validitas

pengukuran. Uji keandalan maksudnya adalah bahwa kuesioner tersebut harus

benar-benar menggambarkan tujuan dari penelitian dan juga harus konsisten bila

pertanyaan tersebut dijawab dalam periode waktu yang berbeda atau disebut juga

reliable.

b. Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa

yang ingin diukur. Menurut Sugiono (2010) untuk menguji validitas konstruk

dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor

totalnya. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Rumengan Jemmy, dkk, 2015).

Uji validitas dilakukan untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan

dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel. Jika rtabel< rhitung,

maka butir soal tersebut valid. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas

instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

rxy : N ((∑XY)-(∑X) (∑Y)

√ {N∑X2 – (∑X)

2} { N∑Y

2 – (∑Y)

2}

Keterangan :

N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

XY = Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor total

r = Koefisien Korelasi

Hasil uji validitas dalam pengkajian ini disajikan dalam Tabel 4.

Page 45: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

29

Tabel.4 Hasil Uji validitas kuisioner

No Variabel Pertanyaan/

Pernyataan

R hitung R tabel

(α=0,050)

Keterangan

1 X1 Umur 1 ,647 0,5140 Valid

2 Umur 2 ,805 0,5140 Valid

3 Umur 3 ,770 0,5140 Valid

4 Umur 4 ,647 0,5140 Valid

5 Umur 5 ,530 0,5140 Valid

6 X2 Pendidikan 1 ,794 0,5140 Valid

7 Pendidikan 2 ,738 0,5140 Valid

8 Pendidikan 3 ,665 0,5140 Valid

9 Pendidikan 4 ,592 0,5140 Valid

10 Pendidikan 5 ,769

0,5140 Valid

11 X3 Luas Lahan 1 ,833 0,5140 Valid

12 Luas Lahan 2 ,732 0,5140 Valid

13 Luas Lahan 3 ,674 0,5140 Valid

14 Luas Lahan 4 ,811 0,5140 Valid

15 Luas Lahan 5 ,680 0,5140 Valid

16 X4 Pengalaman 1 ,775 0,5140 Valid

17 Pengalaman 2 ,652 0,5140 Valid

18 Pengalaman 3 ,769 0,5140 Valid

19 Pengalaman 4 ,562 0,5140 Valid

20 Pengalaman 5 ,717 0,5140 Valid

21 X5 Pendapatan 1 ,320 0,5140 Tidak Valid

22 Pendapatan 2 ,820 0,5140 Valid

23 Pendapatan 3 ,847 0,5140 Valid

24 Pendapatan 4 ,636 0,5140 Valid

Page 46: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

30

25 Pendapatan 5 ,800 0,5140 Valid

26 X6 Peran Penyuluh 1 ,963 0,5140 Valid

27 Peran Penyuluh 2 ,959 0,5140 Valid

28 Peran Penyuluh 3 ,891 0,5140 Valid

Lanjutan Tabel 4

No Variabel Pertanyaan/

Pernyataan R

Hitung

R tabel

(a=0,050)

Keterangan

29 X6 Peran Penyuluh 4 ,963 0,5140 Valid

30 Peran Penyuluh 5 ,793 0,5140 Valid

31 X7 Interaksi Sosial 1 ,742 0,5140 Valid

32 Interaksi Sosial 2 ,854 0,5140 Valid

33 Interaksi Sosial 3 ,831 0,5140 Valid

34

Interaksi Sosial 4 ,791

0,5140 Valid

35 Interaksi Sosial 5 ,809

0,5140 Valid

36 Y1 Kerumitan 1 ,496 0,5140 Tidak Valid

37 Kerumitan 2 ,750 0,5140 Valid

38 Kerumitan 3 ,919 0,5140 Valid

39 Kerumitan 4 ,905 0,5140 Valid

40 Kerumitan 5 ,846 0,5140 Valid

41 Y2

Sarana Produksi 1 ,736 0,5140 Valid

42 Sarana Produksi 2 ,632 0,5140 Valid

43 Sarana Produksi 3 ,452 0,5140 Tidak Valid

44 Sarana Produksi 4 621 0,5140 Valid

45 Sarana Produksi 5 725 0,5140 Valid

46 Y3

Keuntungan 1 ,673 0,5140 Valid

47 Keuntungan 2 ,729 0,5140 Valid

48 Keuntungan 3 ,680 0,5140 Valid

49 Keuntungan 4 ,579 0,5140 Valid

Page 47: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

31

50 Keuntungan 5 ,733 0,5140 Valid

51 Y4

Hasil Nyata 1 ,955 0,5140 Valid

52 Hasil Nyata 2 ,922 0,5140 Valid

53 Hasil Nyata 3 ,862 0,5140 Valid

54 Hasil Nyata 4 ,753 0,5140 Valid

55 Hasil Nyata 5 ,693 0,5140 Valid

Dari tabel diketahui bahwa dari 55 butir pertanyaan/pernyataan yang

diberikan terdapat tiga pertanyaan/pernyataan yang tidak valid.

c. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada

suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama

yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah, Riduwan (2010).

Kuesioner dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama (ajeg)

pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu

yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas dilakukan dengan

rumus berikut :

r =(

) (

)

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas test

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam test

a2

= Jumlah varian skor n tiap-tiap butir item

a2 = Varian total

Jika nilai a > 0,600 Alpa disebut reliable. Analisis validitas dan reliabilitas

diolah dengan bantuan program SPSS. Selanjutnya dalam pemberian interpretasi

terhadap koefisien reliabilitas test (r) pada umumnya diberikan patokan sebagai

berikut :

Page 48: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

32

a) Apabila rhitung sama atau lebih besar dari rtabel berarti test hasil kuisioner yang

sedang diuji reabilitas dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi

(reliabel).

b) Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel berarti test hasi kuisioner yang sedang diuji

reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang rendah

(Mardikanto, 2006).

Hasil uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil uji reliabilitas kuisioner

No Variabel r Hitung R Tabel Keterangan

1 Umur ,758 0,600 Reliabel

2 Pendidikan ,757 0,600 Reliabel

3 Luas Lahan ,784 0,600 Reliabel

4 Pengalaman ,767 0,600 Reliabel

5 Pendapatan ,770 0,600 Reliabel

6 Peran Penyuluh ,828 0,600 Reliabel

7 Interaksi Sosial ,807 0,600 Reliabel

8 Kerumitan ,804 0,600 Reliabel

9 Sarana Produksi ,751 0,600 Reliabel

10 Keuntungan ,766 0,600 Reliabel

11 Hasil Nyata ,814 0,600 Reliabel

Dari tabel diketahu bahwai semua variabel dinyatakan reliabel, hal ini

menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

d. Analisis Tingkat Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S dalam

Pengendalian Hama PBK (Hipotesis 1)

Analisis tingkat persepsi dilakukan untuk mengetahui persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pangkas, Pupuk, Panen sering dan Sanitasi) dalam

mengendalikan hama PBK. Untuk mengetahui tingkat persepsi petani digunakan

rumus berikut :

Tingkat persepsi = Skor persepsi yang diperoleh X 100%

Skor persepsi maksimum

Dengan kriteria interpretasi (Riduwan, 2015) :

0 – 20 % = Sangat Rendah

21 – 40 % = Rendah

41 – 60 % = Sedang

Page 49: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

33

61 – 80 % = Tinggi

81 – 100 % = Sangat Tinggi

Hasil nilai yang di peroleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 20 40 60 80 100

Gambar 1. Garis Kontinum

e. Analisis Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan

Persepsi Petani terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

Sering dan Sanitasi) dalam Pengendalian Hama PBK di Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat (Hipotesis 2)

Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik internal dan eksternal

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat digunakan analisis korelasi Rank Spearman

(rs), dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi rank spearman

N = banyaknya sampel

di = selisih antara ranking dari variabel

Pengambilan keputusan :

Hubungan antara karakteristik internal dan eksternal petani dengan

persepsi petani terhadap teknik P3S dalam pengendalian hama PBK dibagi dalam

empat area (Colton, 2007) yaitu :

1. Tidak ada hubungan/hubungan sangat lemah (rs=0,00-0,25)

Page 50: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

34

2. Hubungan cukup erat (rs=0,26-0,50)

3. Hubungan erat (0,51-0,75)

4. Hubungan sangat erat (rs=0,76-1,00)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi wilayah pengkajian

1. Letak dan Keadaan Geografi

Kecamatan Binjai merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah

Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Binjai terdiri dari 6 desa

dan 1 kelurahan, yaitu Desa Sendang Rejo, Desa Perdamaian, Desa Tanjung Jati,

Desa Sambirejo, Desa Sidomulyo, Desa Suka Makmur dan Kelurahan Kwala

Begumit. Kecamatan Binjai berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Stabat

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Binjai

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai

Secara geografis Kecamatan Binjai terletak antara 03° 27’ 00”– 03° 42’ 20”

lintang utara dan 98° 25’ 20”– 98° 30’ 20” bujur timur dengan ketinggian ± 28

meter dari permukaan laut dengan suhu antara 21- 35ᴼC dan curah hujan

mencapai 36 mm per tahun.

Keadaan iklim di Kecamatan Binjai sama seperti wilayah di Indonesia pada

umumnya yaitu termasuk daerah tropis dan terdiri dari dua musim yaitu musim

penghujan dan musim kemarau, untuk lebih rinci curah hujan di Kecamatan

Binjai dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Curah Hujan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2018

No Bulan Curah Hujan (mm3) Hari Hujan

Page 51: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

35

Sumber: Kecamatan Binjai dalam Angka 2018

Dari tabel 6 dapat kita ketahui bahwa intensitas curah hujan yang tertinggi

terjadi pada bulan Oktober yaitu 482 mm sedangkan intensitas curah hujan yang

terendah terjadi pada bulan Maret yaitu 30 mm, adapun rata-rata jumlah curah

hujan di Kecamatan Binjai adalah sebesar 258,33 mm3.

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Binjai yaitu 4.205 Ha (42,05 km²), Adapun

pembagian luas wilayah Kecamatan Binjai disajikan pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Luas Wilayah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

No Desa/Kelurahan Luas (Km2)

Rasio Terhadap Total

Luas Kecamatan (%)

1 Tanjung Jati 13,41 31,89

2 Sidomulyo 5,34 12,70

1. Januari 118 10

2. Februari 154 12

3. Maret 30 3

4. April 113 9

5. Mei 242 14

6. Juni 117 12

7. Juli 277 14

Lanjutan Tabel 6

No Tahun Curah Hujan Hari Hujan

8. Agustus 188 99

9 September 466 22

10. Oktober 482 19

11. November 89 13

12. Desember 139 15

Jumlah 3.100 152

Rata – rata 258,33 12,67

Page 52: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

36

3 Sendang Rejo 3,76 8,94

4 Sambirejo 8,91 21,19

5 Perdamaian 2,33 5,54

6 Suka Makmur 4,62 10,99

7 Kwala Begumit 3,68 8,75

Jumlah 42,05 100

Sumber: Kecamatan Binjai dalam Angka 2018

Dari tabel 7 diatas diketahui bahwa Desa Tanjung Jati merupakan

Desa/Kelurahan dengan luas wilayah terbesar yaitu 13,41 km2

dan apabila

dipersentasekan mencapai 31,89% dari total luas wilayah Kecamatan Binjai

secara keseluruhan, sedangkan Desa Perdamaian merupakan Desa/Kelurahan

dengan luas wilayah terkecil yaitu 2,33 km2

dan apabila dipersentasekan hanya

mecapai 5,54% dari total luas wilayah Kecamatan Binjai secara keseluruhan.

3. Kependudukan

Penduduk di Kecamatan Binjai diklasifikasikan dengan beberapa kategori,

yang meliputi karakteristik masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin, dan

pekerjaan. Pembagian jumlah penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat selengkapnya disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Umur Tahun 2018

No Golongan Umur

(Tahun)

Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 <10 4.858 4.578 9.436

2 11 – 20 4.361 4.096 8.457

3 21 – 30 3.757 3.632 7.389

4 31 – 40 3.341 3.350 6.691

5 41 – 50 2.846 2.810 5.656

6 >50 3.408 3.453 6.861

Jumlah 22.571 21.919 44.490

Sumber: Kecamatan Binjai dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa umur penduduk yang

berdomisili di Kecamatan Binjai sangat beragam. Penduduk yang berada pada

Page 53: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

37

usia produktif yaitu yang berusia 20 tahun – 50 tahun berjumlah 19.736 orang

atau 44% dari 44.490 penduduk di Kecamatan Binjai. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk di wilayah ini hampir 50% penduduknya berumur produktif, angka ini

cukup berpengaruh terhadap proses pembangunan. Pembangunan dapat berjalan

dengan lancar jika semua elemen masyarakat produktif ini turut berpartisipasi

aktif didalamnya, terutama di bidang pertanian. Generasi penerus yang terdapat di

wilayah Kecamatan Binjai juga persentasenya tidak kalah banyak, berdasarkan

tabel 6 dapat diketahui bahwa generasi penerus yang terdapat di Kecamatan

Binjai sebesar 40,22% atau sebanyak 17.893 orang.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh menurut statistik kecamatan

tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan Binjai berdasarkan jenis kelamin

berjumlah 44.490 jiwa dimana laki-laki berjumlah 22.571 jiwa dan perempuan

berjumlah 21.919 jiwa. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Binjai bermata

pencaharian sebagai petani, perdagangan, PNS/TNI/POLRI, industri/kerajinan dan

angkutan. Berikut disajikan pada Tabel 9 banyaknya tenaga kerja yang bekerja

menurut lapangan pekerjaan di Kecamatan Binjai.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat Tahun 2018

No Desa

/kelurahan

Jenis Pekerjaan

Pertanian Industri/

Kerajinan

PNS/TNI/

POLRI

Dagan

g

Angk

utan

Lain-

lain

1 Tanjung Jati 1.548 1.461 96 412 108 616

2 Sidomulyo 1.381 254 45 877 112 690

3 Sendang

Rejo

1.248 45 301 686 61 116

4 Sambirejo 2.229 25 57 1.021 5 85

5 Perdamaian 830 325 83 614 28 652

6 Suka

Makmur

1.056 20 21 51 5 672

7 Kwala

Begumit

4.011 9 288 62 175 212

Jumlah 12.303 2.139 891 3.723 494 3.043

Page 54: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

38

Sumber: Kecamatan Binjai dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa mata pencaharian mayoritas

penduduk di Kecamatan Binjai adalah pertanian, khususnya tanaman pangan dan

hortikultura serta sebagian juga memiliki tanaman perkebunan. Pada tabel 9 diatas

dapat dilihat bahwa masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani di

Kecamatan Binjai sebanyak 12.303 orang dan jika di persentasekan menjadi

54,45% dari jumlah penduduk di Kecamatan Binjai. Dapat disimpulkan bahwa

Kecamatan Binjai merupakan daerah yang potensi pertanian nya sangat besar,

dimana luas areal di kecamatan ini sebagian besar diusahakan untuk kegiatan-

kegiatan pertanian, baik itu pertanian tanaman pangan, hortikultura ataupun

perkebunan.

4. Luas Lahan Menurut Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kecamatan Binjai sangat bervariatif. Untuk lebih

jelasnya luas penggunaan lahan di Kecamatan Binjai disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Luas Lahan Menurut Penggunaan Lahan Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat 2018

No Desa/kelurahan Lahan

Sawah (Ha)

Lahan

Kering (Ha)

Lahan Non

Pertanian

(Ha)

Jumlah

1 Tanjung Jati 20 1.304 17 1.341

2 Sidomulyo 388 99 47 534

3 Sendang Rejo 201 141 34 376

4 Sambirejo 423 327 141 891

5 Perdamaian 32 358 72 462

6 Suka Makmur 217 120 31 368

7 Kwala Begumit 30 158 45 233

Jumlah 1.311 2.570 387 4.205

Sumber: Kecamatan Binjai dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel 10 dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar lahan yang

terdapat di Kecamatan Binjai digunakan untuk lahan pertanian baik itu lahan

sawah maupun lahan kering. Luas lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan

Page 55: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

39

Binjai secara keseluruhan adalah 3.881 Ha, dimana lahan sawah memiliki luas

1.311 Ha dan lahan kering memiliki luas 2.570 Ha, sedangkan lahan non pertanian

memiliki luas 387 Ha.

B. Hasil Pengkajian

1. Karakteristik Internal Petani Responden

a. Umur Responden

Umur responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lama hidup

yang telah dijalani oleh petani responden. Umur petani kakao yang menjadi

responden dalam penelitian ini yaitu mulai dari umur 25 tahun sampai dengan

umur 60 tahun. Petani kakao yang menjadi responden dalam penelitian ini

memiliki keragaman dalam tingkatan usia, distribusi tingkatan usia responden

dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Tingkatan Usia Responden

No Klasifikasi umur

(Tahun)

Jumlah Responden Presentase(%)

1 25-30 1 3.125

2 31-36 1 3.125

3 37-42 9 28.125

4 43-48 10 31.25

5 49-54 7 21.875

6 55-60 4 12.5

Jumlah 32 100 Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Page 56: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

40

Data pada tabel 11 menunjukkan bahwa responden didominasi oleh

kelompok pada rentang usia antara 43-48 tahun yaitu sebanyak 10 responden dan

bila dipersentasekan mencapai angka 31.25 %. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) yaitu pada rentang usia 15-60 tahun digolongkan sebagai usia produktif,

maka dapat disimpulkan bahwa semua petani kakao yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah petani dalam kelompok usia produktif. Berdasarkan

usia kerja menurut Kementerian Tenaga Kerja yaitu mulai dari usia > 18 Tahun (

UU No.13 Tahun 2003), maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua petani

yang menjadi responden dalam penelitian ini tergolong pada usia kerja.

Kelompok usia petani kakao yang menjadi responden dalam penelitian ini

tergolong dalam usia yang produktif. Biasanya kelompok usia produktif

mempunyai semangat bekerja yang lebih besar bila dibandingkan dengan

kelompok usia nonproduktif, sehingga usia produktif sangat berpotensi untuk

meningkatkan perannya di setiap kegiatan.

b. Pendidikan Responden

Pendidikan responden dalam penelitian ini yaitu pendidikan formal yang

telah ditempuh oleh petani responden, mulai dari tingkat pendidikan yang paling

rendah yaitu SD hingga pada tingkat pendidikan perguruan tinggi. Petani kakao

yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang

berbeda-beda. Adapun distribusi tingkat pendidikan responden disajikan pada

tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (100%)

1 SD 4 12.5

2 SMP 6 18.75

3 SMA 20 62.5

4 Perguruan Tinggi 2 6.28

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Page 57: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

41

Dari data pada tabel 12 diperoleh informasi bahwa untuk tingkat

pendidikan responden didominasi oleh tingkat pendidikan SMA sederajat yaitu

sebanyak 20 responden bila dipersentasekan maka mencapai angka sebesar 62,55

% dari jumlah seluruh responden, maka dapat diambil kesimpulan bahwa petani

kakao yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan

yang tergolong tinggi.

Jika dilihat pada tabel 12 bahwa seluruh responden telah mengenyam

pendidikan dan telah menamatkan setidaknya tingkat pendidikan yang paling

rendah yaitu Sekolah Dasar (SD) dan untuk tingkat pendidikan SMA

mendominasi tingkat pendidikan petani responden. Hal ini menunjukkan bahwa

petani responden menyadari akan arti penting pendidikan. Tingkat pendidikan

yang ditempuh seseorang dapat mempengaruhi cara berpikir, memberikan

pengetahuan dan mendukung usaha tani yang dilakukan. Tingkat pendidikan

responden juga sangat mempengaruhi kemampuan responden untuk menerima

inovasi yang diberikan.

c. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin petani kakao yang menjadi responden dalam penelitian ini

dapat dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin dapat

menunjukkan tingkat keaktifan dan peranan yang diberikan dalam menjalankan

usahatani. Distribusi jenis kelamin petani responden dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Distribusi Jenis Kelamin Petani Responden

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 27 84,375

2 Perempuan 5 15,625

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Tabel 13 menunjukkan bahwa jenis kelamin petani responden didominasi

oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 27 responden dan apabila

Page 58: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

42

dipersentasekan maka mencapai angka 84,375 %. Hal ini menunjukkan bahwa

dalam kegiatan pengendalian hama PBK dengan menggunakan teknik P3S laki-

laki lebih banyak berperan terlebih mereka merupakan tulang punggung keluarga

serta aktif berperan dalam melakukan usahatani serta sebagai pengambil

keputusan dalam menjalankan usahatani.

d. Luas Lahan Responden

Luas lahan yang digunakan oleh petani responden untuk budidaya tanaman

kakao dapat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan oleh petani

responden dalam budidaya kakao. Distribusi luas lahan responden dapat dilihat

pada tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Luas Lahan Respon

No Luas Lahan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 0,5 Ha-1,5 Ha 31 96,875

2 1,6 Ha-2,1 Ha 1 3,125

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa rata-rata petani responden memiliki

dan menggunakan lahan untuk budidaya tanaman kakao yaitu antara 0,5 Ha-1 Ha.

Lahan petani responden tersebut merupakan lahan milik sendiri. Luas lahan dapat

mempengaruhi produksi tanaman kakao yang tentu nya mempengaruhi

pendapatan petani kakao responden.

e. Pendapatan Responden

Pendapatan responden yaitu pendapatan yang diperoleh oleh petani kakao

responden dalam budidaya kakao dalam 1 bulan. Pendapatan responden

dipengaruhi oleh beberapa hal salah satu nya yaitu luas lahan, responden dengan

Page 59: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

43

kepemilikan lahan yang luas cenderung memiliki pendapatan yang lebih bila

dibandingkan dengan respon dengan kepemilikan lahan yang lebih sedikit.

Distribusi pendapatan responden dapat dilihat dalam tabel 15.

Tabel 15. Distribusi Pendapatan Responden

No Pendapatan (Rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Rp 100.000-Rp 500.000 31 96,875

2 Rp 600.000-Rp 1000.000 1 3,125

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata petani kakao yang

menjadi responden dalam penelitian ini masih tergolong rendah dimana sebanyak

31 orang atau apabila di persentasekan yaitu 96,875 % memiliki pendapatan

berkisar antara Rp 100.000-Rp 500.000/bulan dari usaha budidaya kakao nya.

f. Pengalaman Responden

Pengalaman responden merupakan pengalaman petani kakao responden

dalam budidaya kakao. Pengalaman responden dilihat dari berapa lama responden

dalam membudidayakan kakao. Distribusi pengalaman petani responden dalam

budidaya kakao dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Pengalaman Petani Responden

No Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 5-10 tahun 3 9,375

2 11-15 tahun 1 3,125

3 16-20 tahun 12 37,5

4 21-25 Tahun 11 34,375

5 >25 tahun 5 15,625

Page 60: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

44

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Dari tabel 16 diatas dapat disimpulkan bahwa petani kakao yang menjadi

responden dalam penelitian ini memiliki pengalaman yang cukup lama dalam

budidaya kakao,dimana rata-rata petani kakao sudah memiliki pengalaman dalam

budidaya kakao selama rentang 16-20 tahun yaitu sebanyak 12 responden dan

apabila dipersentasekan maka sampai pada angka 37,5 %. Pengalaman yang

dimiliki oleh petani menjadi salah satu faktor untuk melihat dan memandang

suatu inovasi dan dengan pengalaman yang dimiliki petani lebih mudah dalam

menentukan suatu keputusan.

2. Karakteristik Eksternal Petani Responden

a. Interaksi Sosial Responden

Interaksi sosial responden dengan petani lain merupakan hubungan yang

menimbulkan komunikasi dan interaksi. Interaksi sosial responden yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu interaksi yang membahas mengenai pertanian dan

khususnya pembahasan mengenai budidaya tanaman kakao. Distribusi interaksi

sosial responden dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Distribusi Interaksi Sosial Responden

No Interaksi dengan petani

lain/Minggu

Jumlah (Orang) Persentase

1 1-2 kali 29 90,625

2 3-4 kali 3 9,375

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Berdasarkan tabel 17 dapat kita ambil kesimpulan bahwa interaksi sosial

responden dengan petani lain cenderung ke dalam kategori rendah, dimana

sebanyak 29 orang petani responden memiliki intensitas interaksi dengan petani

Page 61: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

45

lain yaitu sebanyak 1-2 kali dalam seminggu, sementara petani responden yang

memiliki intensitas interaksi yang cukup tinggi hanya berjumlah 3 orang.

b. Intensitas Mengikuti Penyuluhan

Intensitas mengikuti penyuluhan dalam penelitian ini yaitu seberapa sering

petani responden mengikuti kegiatan penyuluhan dalam satu tahun. Distribusi

intensitas petani responden mengikuti penyuluhan dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Intensitas Responden Mengikuti Penyuluhan

No Intensitas mengikuti

penyuluhan

Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1- 5 kali 22 68,75

2 6-10 kali 10 31,25

Jumlah 32 100

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Berdasarkan tabel 18 dapat kita lihat bahwa intensitas petani responden

mengikuti penyuluhan cenderung rendah, dimana sebanyak 22 orang petani

responden hanya mengikuti penyuluhan sekitar 1-5 kali dalam satu tahun,

sementara untuk 10 petani responden lainnya mengikuti penyuluhan sekitar 6-10

kali dalam satu tahun.

C. Pembahasan Pengkajian

1. Analisis Tingkat Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen Sering Dan Sanitasi) Dalam Pengendalian Hama

PBK Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Pengukuran tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dilakukan dengan cara pembagian

kuisioner kepada 32 orang petani responden. Persepsi petani terhadap teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) merupakan penilaian

petani terhadap teknik P3S dalam pengendalian hama PBK, yang meliputi aspek-

aspek : kerumitan teknik P3S untuk dilaksanakan, sarana produksi yang

Page 62: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

46

digunakan, keuntungan, dan hasil nyata penerapan teknik P3S. Persepsi petani

responden dikategorikan menjadi : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi. Distribusi petani responden berdasarkan tingkat persepsi terhadap

aspek-aspek teknik P3S disajikan pada tabel 19.

Tabel 19. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Persepsi Terhadap

Aspek-Aspek Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering

Dan Sanitasi)

No Aspek persepsi Skor

Ideal

Skor

diperoleh

Persentase

(%)

Kategori

1 Tingkat

Kerumitan

640 368 57,5 Sedang

2 Sarana Produksi 640 336 52,5 Sedang

3 Keuntungan 800 602 75,25 Tinggi

4 Hasil nyata 800 600 75 Tinggi

Persepsi 65,06 Tinggi

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Pada tabel 19 dapat dilihat bahwa persepsi petani terhadap teknik P3S

dalam pengendalian hama PBK berada dalam kategori tinggi.

a. Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kerumitan

Persepsi petani terhadap tingkat kerumitan mengacu pada penilaian petani

tentang mudah atau tidaknya teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK untuk dilakukan.

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa skor yang diperoleh yaitu sebesar 368 atau

apabila dipersentasekan mencapai 57,5 % dari jumlah skor maksimum yang dapat

diperoleh yaitu 640. Berdasarkan skor yang diperoleh dari pembagian kuisioner

kepada 32 petani responden maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi

petani mengenai tingkat kerumitan teknik P3S terletak pada kategori sedang.

Page 63: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

47

Persepsi petani terhadap tingkat kerumitan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

secara garis kontinum dapat dilihat pada gambar 2.

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

0 20 40 57,5 60 80 100

Gambar 2. Garis Kontinum Persentase Persepsi Petani Terhadap Kerumitan

Tingkat kerumitan dalam teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK diukur berdasarkan mudah

tidak nya teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

untuk dilakukan, banyak tidak nya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dan panjang

atau pendek nya proses teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) untuk dilakukan.

Soekartawi (2005), mengatakan bahwa tingkat kerumitan suatu inovasi

mempengaruhi proses adopsi inovasi oleh petani. Semakin mudah teknologi baru

dapat dipraktikkan, maka semakin cepat pula proses adopsi inovasi yang

dilakukan petani. Berdasarkan wawancara dilapangan dengan petani responden,

bahwa kegiatan Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi pada

tanaman kakao tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena

sebagian besar petani responden mengatakan bahwa penerapan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) tidak terlalu banyak

menyita waktu petani dan penerapannya pun tergolong mudah.

b. Persepsi Petani Terhadap Sarana Produksi

Persepsi petani terhadap sarana produksi mengacu pada mudah atau sulit

nya sarana yang diperlukan dalam teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) untuk diperoleh, Terjangkau nya harga sarana yang

Page 64: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

48

dibutuhkan untuk melaksanakan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) serta memadai atau tidak memadainya sarana yang diperlukan

untuk melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi).

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa skor yang diperoleh untuk persepsi

petani terhadap sarana produksi yaitu sebesar 336 atau apabila dipersentasekan

mencapai 52,5 % dari jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh yaitu 640.

Berdasarkan skor yang diperoleh dari pembagian kuisioner kepada 32 petani

responden maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi petani mengenai

sarana produksi dalam teknik P3S terletak pada kategori sedang.

Persepsi petani terhadap sarana produksi dalam teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

secara garis kontinum dapat dilihat pada gambar 3.

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

0 20 40 52,5 60 80 100

Gambar 3. Garis Kontinum Persentase Persepsi Petani Terhadap Sarana Produksi

Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat pertanian, pupuk dan

pestisida, dimana alat-alat pertanian digunakan untuk mengelolah lahan dan

tanaman. Dengan sistem pengelolahan lahan dengan baik maka akan diperoleh

hasil yang lebih bagus. Pupuk juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman

karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman. Sarana produksi yang

digunakan oleh petani responden untuk melakukan teknik P3S terdiri dari gunting

pangkas, gunting panen, cangkul, babat, arit dan pupuk NPK.

Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa persepsi petani terhadap sarana

produksi dalam teknik P3S berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan

bahwa secara umum sarana yang dibutuhkan dalam kegiatan P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) tidak terlalu sulit untuk diperoleh, harga

Page 65: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

49

sarana yang dibutuhkan untuk melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) tidak terlalu mahal dan masih terjangkau serta cukup

memadainya sarana yang dimiliki oleh petani untuk melakukan kegiatan P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

c. Persepsi Petani Terhadap Keuntungan

Persepsi petani terhadap keuntungan mengacu pada penilaian petani

terhadap keuntungan yang diperoleh petani dalam penerapan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi), keuntungan dalam hal

penghematan biaya dalam pengendalian hama PBK serta keuntungan dalam hal

penggunaan tenaga kerja dalam pengendalian hama PBK.

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa skor yang diperoleh untuk persepsi

petani terhadap keuntungan yaitu sebesar 602 atau apabila dipersentasekan

mencapai 72,25 % dari jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh yaitu 640.

Berdasarkan skor yang diperoleh dari pembagian kuisioner kepada 32 petani

responden maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi petani mengenai

keuntungan dalam penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) terletak pada kategori tinggi.

Persepsi petani terhadap keuntungan dalam teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

secara garis kontinum dapat dilihat pada gambar 4.

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

0 2 40 60 72,25 80 100

Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Persepsi Petani Terhadap Keuntungan

Page 66: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

50

Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa persepsi petani terhadap

keuntungan dalam teknik P3S berada dalam kategori tinggi. Soekartawi (2005),

menyatakan bahwa teknologi baru akan memberikan keuntungan yang relatif

lebih besar dari nilai yang dihasilkan oleh teknologi lama, maka kecepatan adopsi

inovasi akan berjalan lebih cepat. Secara umum penggunaan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK sangat menguntungkan. karena pengendalian hama PBK dengan

menggunakan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dapat meningkatkan pendapatan petani, Pengendalian hama PBK dengan teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) lebih menghemat

biaya dari pada pengendalian dengan cara lain serta tidak memerlukan tenaga

kerja yang banyak.

d. Persepsi petani terhadap hasil nyata

Persepsi petani terhadap hasil nyata mengacu pada penilaian petani

terhadap hasil yang dapat dirasakan oleh petani dalam penerapan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi), bertambah nya produksi

kakao, semakin baik nya mutu dan kwalitas tanaman kakao serta berkurangnya

serangan hama PBK pada tanaman kakao.

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa skor yang diperoleh untuk persepsi

petani terhadap hasil nyata yaitu sebesar 600 atau apabila dipersentasekan

mencapai 75 % dari jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh yaitu 640.

Berdasarkan skor yang diperoleh dari pembagian kuisioner kepada 32 petani

responden maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi petani mengenai hasil

nyata dalam penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) terletak pada kategori tinggi.

Persepsi petani terhadap hasil nyata dalam teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

secara garis kontinum dapat dilihat pada gambar 5.

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

Page 67: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

51

Rendah Tinggi

0 20 40 60 75 80 100

Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Persepsi Petani Terhadap hasil nyata

Berdasarkan gambar 5 diketahui bahwa persepsi petani terhadap hasil

nyata dalam teknik P3S berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum hasil nyata penggunaan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK lebih terlihat karena

dengan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

kwalitas dan mutu tanaman kakao lebih baik, dengan penerapan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) tanaman kakao lebih sehat

dan hasil produksi kakao pun lebih tinggi.

2. Analisis Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Petani Dengan

Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) Dalam Pengendalian Hama PBK di

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Analisis hubungan faktor internal dan eksternal petani dilakukan untuk

melihat hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat. Analisis hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Uji korelasi Rank

Spearman dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 for windows dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1.

2. Angka korelasi menentukan kuat atau lemah nya hubungan antar kedua

variabel dengan patokan sebagai berikut :

a. 0-0.25 : Korelasi sangat lemah

Page 68: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

52

b. >0.25-0.5 : Korelasi cukup erat

c. >0.5-0.75 : Korelasi erat

d. >0.75-1 : Korelasi sangat erat

3. Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi negatif menunjukkan arah yang

sama hubungan antar variabel.

4. Signifikansi hubungan dua variabel

ditentukan sebagai berikut :

a. Jika probabilitas <0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan

b. Jika probabilitas >0,05, maka hubungan kedua variabel tidak

signifikan.

Berikut adalah hasil analisis hubungan faktor internal dan eksternal petani

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

a. Hubungan Antara Faktor Internal Petani Responden Dengan Teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi)

1). Hubungan Antara Umur Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara umur

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara umur dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

disajikan pada tabel 20.

Tabel 20. Analisis Hubungan Antara Umur dengan Persepsi Petani Terhadap

Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan Sanitasi)

Persepsi Petani Umur

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,021 -0,405*

Sarana Produksi 0,012 0,437*

Page 69: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

53

Keuntungan 0,009 0,457**

Hasil Nyata 0,047 0,353*

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Keterangan

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a) Hubungan Antara Umur Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa umur dengan

persepsi petani terhadap kerumitan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau probabilitasnya 0,021 dengan

koefisien korelasi sebesar -0,405, artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dan cukup erat antara umur dengan kerumitan. Nilai koefisien korelasi

menunjukkan bahwa umur dan kerumitan berhubungan tidak searah, hal ini

menunjukkan bahwa semakin tua umur maka kemampuan dan persepsi petani

dalam menganalisis suatu inovasi ditinjau dari kerumitan inovasi tersebut semakin

turun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Priyo Utomo (2012) yang

menjelaskan bahwa umur berhubungan sangat nyata dengan persepsi tentang

kerumitan terhadap inovasi budidaya padi dengan metode System Of Rice

Intensification untuk Petani SRI. Hasil dilapangan menunjukkan bahwa semua

responden dalam penelitian ini adalah petani kakao dalam kelompok usia

produktif, hal ini berarti bahwa petani responden dianggap mampu dalam

menganalisis kerumitan dalam pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh pangesti (2012), bahwa pada usia produktif merupakan usia yang

paling berperan dan memiliki kemampuan kognitif yang baik.

b) Hubungan Antara Umur Dengan Sarana Produksi

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa umur dengan

persepsi petani terhadap sarana produksi teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau probabilitasnya 0,012

dengan koefisien korelasi sebesar 0,437, artinya bahwa terdapat hubungan yang

Page 70: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

54

signifikan dan cukup erat antara umur dengan sarana produksi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa umur responden memiliki hubungan yang nyata dan kuat

dengan persepsi nya terhadap sarana produksi yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan usaha taninya. Dalam penelitian ini petani responden

memiliki rata-rata usia yang produktif hal ini menunjukkan bahwa usia responden

memiliki kematangan dalam berpikir terhadap sarana yang diperlukan dalam

melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

c) Hubungan Antara Umur Dengan Keuntungan

Pada tabel 20 menunjukkan hasil korelasi Rank Spearman antara umur

dengan persepsi petani terhadap keuntungan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil korelasi Rank Spearman diperoleh

nilai sig (2-tailed) sebesar 0,009 dengan koefisien korelasi sebesar 0,457 artinya

bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara umur dengan

persepsi petani terhadap keuntungan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) . Hal ini bermakna bahwa semakin bertambah nya

umur responden maka persepsi nya terhadap keuntungan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) semakin tinggi. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Priyo Utomo (2012) yang menjelaskan bahwa umur

berhubungan nyata positif dengan persepsi tentang keuntungan relatif terhadap

inovasi budidaya padi dengan metode System Of Rice Intensification untuk Petani

SRI.

Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa semua responden dalam

penelitian ini memiliki umur antara 25-60 tahun, dimana umur ini masuk dalam

kategori usia produktif sehingga adopsi teknologi dapat dilakukan dengan cepat.

Petani yang berusia muda cenderung akan mencari metode baru yang dapat

meningkatkan produksi serta memberikan keuntungan secara ekonomi.

d) Hubungan Antara Umur Dengan Hasil Nyata

Pada tabel 20 hasil analisis korelasi Rank Spearman antara umur dengan

persepsi petani terhadap hasil nyata teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,047 dengan

Page 71: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

55

koefisien korelasi sebesar 0,353 artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan

dan cukup erat antara umur dengan persepsi petani terhadap hasil nyata teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian

hama PBK.

Umur responden yang tergolong kedalam usia produktif membuat

responden mampu melihat hasil dari pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

2) Hubungan Antara Pendidikan Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara

pendidikan dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara

pendidikan dengan persepsi petani terhadap teknik P 3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) disajikan pada tabel 21.

Tabel 21. Analisis Hubungan Antara Pendidikan dengan Persepsi Petani Terhadap

Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan Sanitasi)

Persepsi Petani Pendidikan

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,585 0,101

Sarana Produksi 0,824 0,041

Keuntungan 0,297 -0,190

Hasil Nyata 0,387 0,158

Sumber: Pengolahan data primer 2019

Dari tabel 21 diketahui bahwa pendidikan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi), hal ini terjadi karena tidak selamanya

pendidikan membentuk keyakinan dan pandangan terhadap suatu inovasi.

a) Hubungan Antara Pendidikan Dengan Kerumitan

Page 72: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

56

Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara pendidikan dengan kerumitan

diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,585 dengan koefisien korelasi sebesar 0,101.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan petani tidak memiliki hubungan dengan

persepsi petani terhadap kerumitan teknik teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi). Hal ini terjadi karena selama petani responden

mengenyam pendidikan di sekolah, petani tidak pernah diajarkan tentang teknik

P3S ataupun informasi akan teknik P3S itu sendiri sehingga tidak ada hubungan

yang terjadi antara pendidikan dengan persepsi terhadap tingkat kerumitan teknik

P3S. Melalui pendidikan, petani tidak mengetahui apakah teknik P3S tersebut

rumit atau tidak.

Hasil pengkajian ini sejalan dengan hasil penelitian Ufik, dkk (2016)

menyebutkan bahwa pendidikan formal petani tidak berhubungan signifikan

dengan persepsi petani terhadap kerumitan penggunaan pupuk organik cair limbah

etanol karena baik pendidikan petani tinggi maupun rendah, petani beranggapan

bahwa pupuk organik terlalu mahal (dinilai dari segi harga dan bukan dari

kerumitan).

b) Hubungan Antara Pendidikan Dengan Sarana Produksi

Analisis korelasi Rank Spearman antara pendidikan dengan sarana produksi

diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,824 dengan koefisien korelasi sebesar 0,041,

hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan persepsi petani terhadap sarana produksi. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widoretno Damayanti (2010)

bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara pendidikan formal dengan

persepsi terhadap budidaya wijen.

Sama halnya dengan hubungan antara pendidikan terhadap kerumitan P3S,

pendidikan juga tidak berhubungan terhadap sarana produksi. Dikarenakan selama

di sekolah dulu petani tidak pernah diajarkan tentang teknik P3S sebagai

pengendalian hama PBK tanaman kakao termasuk tentang ketersediaan sarana

produksi, harga sarana produksi, sifat kerja sarana produksi, maupun akses dalam

memperoleh sarana produksi itu apakah mudah atau sulit. Kondisi ini menjadi

Page 73: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

57

alasan mengapa pendidikan petani kakao di Kecamatan Binjai tidak berhubungan

dengan persepsi petani terhadap sarana produksi teknik P3S dalam pengendalian

hama PBK tanaman kakao.

c) Hubungan Antara Pendidikan Dengan Keuntungan

Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara pendidikan dengan persepsi petani terhadap keuntungan.

Analisis korelasi Rank Spearman antara pendidikan dan persepsi petani terhadap

keuntungan diperoleh sign (2-tailed) 0,297 dengan koefisien korelasi sebesar -

0,190, hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan persepsi petani terhadap

keuntungan.

Selain petani tidak pernah mendapatkan informasi tentang teknik P3S dalam

pengendalian hama PBK tanaman kakao baik itu cara melakukan termasuk di

dalamnya tingkat kerumitan pelaksanaan teknik P3S tersebut, sarana produksi

yang dibutuhkan, petani juga tidak mengetahui keuntungan yang diperoleh

sebagai akibat dari melaksanakan teknik P3S tersebut dalam pengendalian hama

PBK. Meski rata-rata petani responden telah menamatkan pendidikan tingkat

SMA, tetap saja tidak ada hubungannya terhadap persepsi petani dalam

keuntungan dilakukannya teknik P3S ini dalam pengendalian hama PBK.

Pendidikan yang tinggi tidak menjamin petani akan selalu memiliki persepsi yang

tinggi pula atau berhubungan terhadap suatu inovasi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Syahirul Alim dan Lilis Nurlina (2007), bahwa

tidak terdapat huubungan antara pendidikan dengan persepsi peternak terhdap

inseminasi buatan.

d) Hubungan Antara Pendidikan Dengan Hasil Nyata

Analisis korelasi Rank Spearman antara pendidikan dengan hasil nyata di

peroleh sign (2-tailed) 0,387 dengan koefisien korelasi sebesar 0,158, hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan

dengan persepsi petani terhadap hasil nyata. Hubungan yang tidak signifikan

terjadi karena tidak selamanya pendidikan membentuk keyakinan dan pandangan

Page 74: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

58

seseorang terhadap suatu inovasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Widiyastuti,dkk (2016), bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan formal petani dengan persepsinya terhadap

pengembangan SRI di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang.

Kondisi petani responden tentang hubungan antara pendidikan dengan

persepsi akan hasil nyata yang diperoleh dengan melaksanakan teknik P3S tidak

jauh berbeda dengan hubungan pendidikan terhadap persepsi tingkat kerumitan,

sarana produksi, dan keuntungan melakukan teknik P3S. Melalui pendidikan yang

pernah ditempuh oleh petani responden, petani juga tidak mendapatkan ilmu atau

informasi seperti apa gambaran hasil nyata yang diperoleh jika melaksanakan

teknik P3S untuk mengendalikan hama PBK sehingga hal ini mampu menjelaskan

bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan baik itu tingkat SD, SMP, SMA,

maupun perguruan tinggi terhadap persepsi petani akan hasil nyata penerapan P3S

dalam pengendalian hama PBK tanaman kakao.

3) Hubungan Antara Luas Lahan Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara luas lahan

dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara luas lahan dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) disajikan pada tabel 22.

Tabel 22. Analisis Hubungan Antara Luas Lahan dengan Persepsi Petani

Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan

Sanitasi)

Persepsi Petani Luas Lahan

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,303 -0,188

Sarana Produksi 0,959 -0,009

Keuntungan 0,930 0,016

Hasil Nyata 0,964 -0,008

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Page 75: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

59

Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman diketahui bahwa luas lahan

kakao yang dimiliki petani tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi).

a) Hubungan Antara Luas Lahan Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara luas dengan kerumitan

diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,303 dengan koefisien korelasi sebesar -0,188,

hal ini menunjukkan bahwa luas lahan kakao yang dimiliki petani tidak memiliki

hubungan dengan persepsi petani terhadap kerumitan teknik teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisa di lapangan

menunjukkan bahwa baik jumlah lahan petani luas ataupun sempit, tidak ada

hubungannya terhadap kerumitan dalam pelaksanaan teknik P3S tersebut. Hal ini

dikarenakan level kerumitan teknik P3S tersebut dinilai sama oleh petani tanpa

dipengaruhi oleh luas dan sempitnya lahan kakao mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widiyastuti, dkk (2016) yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara luas lahan dengan persepsi petani terhadap pengembangan SRI

di Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang. Petani yang menjadi responden dalam

penelitian ini berpendapat bahwa dengan lahan kakao yang luas, tidak membuat

tingkat kerumitan berkurang ataupun menjadi bertambah dan sebaliknya dengan

lahan kakao yang sempit sekalipun tidak membuat tingkat kerumitan berkurang

maupun bertambah juga karena tingkat kerumitan teknik P3S dinilai sama oleh

petani meski dilakukan untuk lahan yang luas ataupun sempit.

b) Hubungan Antara Luas Lahan Dengan Sarana Produksi

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara luas lahan dengan sarana

produksi diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,959 dengan koefisien korelasi sebesar

-0,009, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara luas lahan yang dimiliki petani dengan persepsi petani terhadap sarana

produksi.

Page 76: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

60

Hasil analisa dilapangan diketahui bahwa petani yang memiliki lahan yang

luas maupun petani yang memiliki lahan yang sempit tetap menggunakan jenis

sarana produksi yang sama dalam pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK. Lahan

yang luas maupun sempit tidak berpengaruh terhadap sarana produksi yang

digunakan petani untuk melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi).

c) Hubungan Antara Luas Lahan Dengan Keuntungan

Analisis korelasi Rank Spearman antara luas lahan dan persepsi petani

terhadap keuntungan diperoleh sign (2-tailed) 0,930 dengan koefisien korelasi

sebesar 0,016, hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara luas lahan dengan persepsi petani terhadap

keuntungan.

Luas lahan yang dimiliki petani kakao di Kecamatan Binjai dimana sebanyak

96,875% petani memiliki luas lahan antara 0,5 Ha hingga 1,5 Ha tidak

berhubungan terhadap persepsi petani akan keuntungan melaksanakan teknik P3S

dalam pengendalian hama PBK. Melalui hasil analisa di lapangan menunjukkan

bahwa baik lahan yang luas maupun sempit, keuntungan dari teknik P3S tersebut

akan tetap sama. Bukan berarti saat lahan kakao yang dimiliki petani luas maka

keuntungan yang dihasilkan oleh teknik P3S ini juga akan semakin besar atau

keuntungan akan semakin kecil. Atau jika lahan kakao yang dimiliki petani

responden sempit, bukan berarti keuntungan dari teknik P3S ini juga akan kecil

atau bahkan akan besar sehingga dapat disimpulkan bahwa luas atau sempitnya

lahan yang dimiliki petani di Kecamtan Binjai tidak berhubungan dengan persepsi

petani terhadap keuntungan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Priyo (2012)

dalam penelitiannya bahwa luas lahan tidak memiliki hubungan terhadap persepsi

akan keuntungan.

d) Hubungan Antara Luas Lahan Dengan Hasil Nyata

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara luas lahan dengan hasil nyata

di peroleh sign (2-tailed) 0,964 dengan koefisien korelasi sebesar -0,008, hal ini

Page 77: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

61

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan

dengan persepsi petani terhadap hasil nyata.

Hasil analisa di lapangan menunjukkan bahwa luas lahan tidak berhubungan

dengan hasil nyata yang diperoleh dengan melakukan teknik P3S karena baik

lahan petani yang luas maupun sempit, hasil nyata yang diperoleh melalui

pelaksanaan teknik P3S akan tetap sama. Lahan petani yang luas tidak

memberikan hasil nyata baik berupa peningkatan produksi yang berbeda, mutu

hasil panen yang berbeda, atau tanaman kakao yang lebih sehat dibanding dengan

lahan petani yang sempit yang juga melakukan teknik P3S. Sama halnya dengan

lahan petani kakao yang sempit tidak akan memberikan hasil nyata yang berbeda

dengan kakao pada lahan yang luas. Misalnya produksi kakao di lahan salah satu

petani adalah 1 ton/Ha/tahun maka di lahan yang hanya 0,5 Ha pun akan

menghasilkan kakao sebanyak 0,5 ton/Ha/tahun atau tingkat peningkatan

produknya tetap sama karena teknik yang dilakukanpun sama yaitu teknik P3S.

Bukan berarti jika luas lahan misalnya 2 Ha atau cukup luas maka produksi

setahun sebanyak 2 ton sementara produksi di luas lahan yang hanya 1 Ha atau

sempit menghasilkan produk hanya 0,2 ton saja per tahun.

4) Hubungan Antara Pengalaman Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara

pengalaman petani dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara

pengalaman dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) disajikan pada tabel 23.

Page 78: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

62

Tabel 23. Analisis Hubungan Antara Pengalaman dengan Persepsi Petani

Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan Sanitasi)

Persepsi Petani Pengalaman

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,014 -0,429*

Sarana Produksi 0,001 0,552**

Keuntungan 0,000 0,660**

Hasil Nyata 0,049 0,351*

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Keterangan

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a) Hubungan Antara Pengalaman Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa pengalaman

dengan persepsi petani terhadap kerumitan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau

probabilitasnya 0,014 dengan koefisien korelasi sebesar -0,429 artinya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara pengalaman petani

dengan kerumitan. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang

tidak searah antara pengalaman dengan persepsi petani terhadap tingkat

kerumitan, Hal ini berarti bahwa semakin besar pengalaman yang dimiliki petani

maka persepsi petani akan kerumitan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) semakin kecil.

Hasil penelitian Priyo (2012) juga mengatakan hal yang sama bahwa

pengalaman atau lamanya seseorang berusahatani berhubungan terhadap persepsi

petanai akan kerumitan suatu inovasi. Semakin lama petani melakukan suatu

usahatani, maka tingkat kerumitan tehadap suatu inovasi akan rendah karena

petani sudah terampil dan lebih mudah memahami suatu inovasi.

Kondisi di Kecamatan Binjai menunjukkan bahwa sebesar 71,875% petani

telah membudidayakan kakao selama 16-25 tahun. Dengan lamanya petani

Page 79: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

63

membudidayakan kakao tersebut membuat petani memiliki persepsi bahwa

dengan pengalaman tersebut, petani tidak sulit lagi dalam melakukan teknik P3S

karena petani sudah pernah melakukannya.

b) Hubungan Antara Pengalaman Dengan Sarana Produksi

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa pengalaman

dengan persepsi petani terhadap sarana produksi teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau

probabilitasnya 0,001 dengan koefisien korelasi sebesar 0,552, artinya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara pengalaman dengan sarana

produksi. Hal ini berarti bahwa pengalaman responden memiliki hubungan yang

nyata dan kuat dengan persepsi nya terhadap sarana produksi yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi).

Dalam penelitian ini rata-rata petani responden memiliki pengalaman

budidaya tanaman kakao yaitu antara 10-15 tahun hal ini menunjukkan bahwa

pengalaman yang dimiliki responden menjadi salah satu modal bagi responden

untuk dapat menilai ketersediaan sarana produksi serta dapat menilai

keterjangkauan harga sarana produksi yang dibutuhkan dalam melakukan teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Pengalaman

berusahatani petani responden yang sudah terbilang lama membuat sarana

produksi mudah didapatkan atau dengan kata lain sarana produksi yang

diperlukan dalam melaksanakan P3S tidak menjadi hambatan karena

ketersediaannya dapat dijangkau. Melalui pengalaman, petani sudah tahu dimana

tempat untuk mendapatkan sarana produksi, berapa harga yang diperlukan untuk

mendapatkan sarana produksi, dan bagaimana penggunaan sarana produksi

tersebut karena petani sudah pernah dan bahkan sudah terbiasa mendapatkan dan

menggunakan sarana produksi tersebut. Semakin lama petani berusahatani maka

semakin mudah pula petani menyedikan sarana produksi yang diperlukan dalam

melakukan teknik P3S. Sebaliknya, semakin sedikit pengalaman yang dimiliki

petani maka semakin sulit juga petani menemukan sarana produksi.

Page 80: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

64

c) Hubungan Antara Pengalaman Dengan Keuntungan

Pada tabel 23 menunjukkan hasil korelasi Rank Spearman antara pengalaman

dengan persepsi petani terhadap keuntungan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil korelasi Rank Spearman diperoleh

nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar 0,660, artinya

bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara pengalaman dengan

persepsi petani terhadap keuntungan.

Adanya hubungan antara pengalaman berusahatani kakao dengan keuntungan

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dikarenakan melalui pengalaman petani yang rata-rata telah membudidayakan

tanaman kakao selama 16-25 tahun ditemukan adanya keuntungan berupa

peningkatan pendapatan dan peningkatan keterampilan petani yang diperoleh dari

penerapan teknik P3S itu sendiri. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa

dengan adanya penerapan teknik P3S tersebut, tanaman kakao petani dapat

terhindar dari serangan hama PBK sehingga membuat produksi stabil dan bahkan

meningkat yang pada akhirnya menambah keuntungan petani di Kecamatan

Binjai. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh Wijayanti, dkk (2015) bahwa

persepsi petani terhadap inovasi dipengaruhi secara nyata oleh pengalaman.

Semakin lama pengalaman petani membudidayakan sayuran organik, petani

semakin terampil menggunakan teknologi budidaya dan juga membaca peluang

pasar sehingga petani merasakan keuntungan dari budidaya sayuran organik

(Rani,dkk 2017). Begitu juga hal yang sama dirasakan oleh petani kakao di

Kecamatan Binjai, semakin banyaknya pengalaman dalam budidaya tanaman

kakao maka petani akan semakin terampil dalam penerapan teknik P3S sehungga

petani merasakan keuntungan dari teknik P3S tersebut.

d) Hubungan Antara Pengalaman Dengan Hasil Nyata

Pada tabel 23 hasil analisis korelasi Rank Spearman antara pengalaman

dengan persepsi petani terhadap hasil nyata teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,049

dengan koefisien korelasi sebesar 0,351 artinya bahwa terdapat hubungan yang

Page 81: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

65

signifikan dan cukup erat antara pengalaman dengan persepsi petani terhadap

hasil nyata teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

Hubungan antara pengalaman dan hasil nyata dapat terjadi karena dengan

pengalaman yang dimiliki petani dalam budidaya kakao petani dapat

membandingkan hasil dari penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) dengan teknik lain dalam pengendalian hama PBK.

Petani responden yang memiliki pengalaman berusahatani tanaman kakao

yang lama dapat merasakan perbedaan nyata hasil kakao yang dilakukan kegiatan

P3S dengan yang tidak dilakukan kegiatan P3S. Sebaliknya, petani responden

kakao yang memiliki pengalaman yang masih sedikit atau belum lama, belum

dapat membandingkan atau merasakan dengan baik perbedaan tanaman kakao

yang dilakukan kegiatan P3S dengan yang tidak dilakukan kegiatan P3S. Hasil

nyata yang dapat dirasakan oleh petani kakao dalam penerapan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK yaitu terlihat berkurangnya serangan hama PBK pada tanaman kakao,

tanaman kakao terlihat lebih baik pertumbuhannya serta meningkatnya produksi

kakao.

5) Hubungan Antara Pendapatan Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara

pendapatan petani dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara

pendapatan dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) disajikan pada tabel 24.

Tabel 24. Analisis Hubungan Antara Pendapatan Dengan Persepsi Petani

Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan

Sanitasi)

Persepsi Petani Pendapatan

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,579 -0,102

Page 82: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

66

Sarana Produksi 0,090 0,304

Keuntungan 0,009 0,452**

Hasil Nyata 0,706 0,069

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Keterangan

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman diketahui bahwa pendapatan

yang dimiliki petani memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi petani

terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

mengenai.

a) Hubungan Antara Pendapatan Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan

kerumitan diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,579 dengan koefisien korelasi

sebesar -0,102, ini menunjukkan bahwa pendapatan tidak memiliki hubungan

dengan persepsi petani terhadap kerumitan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hal ini berarti bahwa berapapun

pendapatan yang diperoleh petani responden tidak mempengaruhi persepsi nya

mengenai kerumitan yang dihadapi dalam melaksanakan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi muthiah sholikhatun (2010),

yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan kerumitan yang dihadapi dalam pengelolaan bibit.

Berdasarkan wawancara dengan petani responden bahwa rata-rata petani

responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp 100.000-Rp 500.000/bulan

dari hasil budidaya tanaman kakaonya. Tinggi atau rendahnya pendapatan petani

responden tidak akan mengubah tingkat kerumitan kegiatan P3S itu sendiri.

b) Hubungan Antara Pendapatan Dengan Sarana Produksi

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan sarana

produksi diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,090 dengan koefisien korelasi sebesar

Page 83: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

67

0,304, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan persepsi petani terhadap sarana produksi. Soekartawi dalam

Kartika (2007) mengatakan bahwa sarana produksi pertanian terdiri atas bahan

(benih, pupuk, obat-obatan), peralatan, dan sarana lainnya yang digunakan untuk

melaksanakan proses produksi pertanian.

Kondisi dilapangan diketahui bahwa sarana produksi yang digunakan

responden untuk melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) sudah cukup memenuhi serta harga dari sarana-sarana produksi yang

digunakan untuk melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) masih dapat dijangkau baik oleh responden yang memiliki

pendapatan yang besar maupun responden yang memiliki pendapatan yang kecil,

sehingga berapapun besarnya pendapatan petani responden tidak ada

hubungannya dengan sarana produksi dalam melakukan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

c) Hubungan Antara Pendapatan Dengan Keuntungan

Analisis korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan persepsi petani

terhadap keuntungan diperoleh sign (2-tailed) 0,009 dengan koefisien korelasi

sebesar 0,452, hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan dan cukup erat antara pendapatan dengan persepsi

petani terhadap keuntungan. Adanya hubungan antara pendapatan dengan

keuntungan petani disebabkan karena semakin besar pendapatan yang diperoleh

petani maka semakin besar pula keuntungan yang didapat. Hal yang sama

dikemukakan oleh Priyo, dkk (2012) dalam penelitiannya yang berjudul persepsi

petani terhadap budidaya padi SRI di Desa Ringgit bahwa pendapatan memiliki

hubungan yang erat dan positif terhadap keuntungan karena petani yang

mempunyai pendapatan yang besar akan lebih mudah menerima dan mencoba

metode baru. Petani akan lebih leluasa mengalokasikan pendapatannya dalam

budidaya sehingga keuntungan yang diperoleh setelah pengalokasian pendapatan

dalam budidaya tersebut juga semakin besar.

Page 84: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

68

Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sebanyak 96,875% petani memiliki

pendapatan sebesar Rp 100.000,00 hingga Rp 500.000,00 per bulannya dari usaha

budidaya kakao. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh petani maka semakin

tinggi pula keuntungan yang diterima petani. Dengan pendapatan petani tersebut,

petani telah menerima keuntungan karena dalam pengalokasian pendapatan

tersebut terhadap budidaya kakao, petani tidak perlu mengeluarkan banyak dana

karena teknik P3S itu sendiri merupakan teknik pengendalian hama PBK yang

tidak memerlukan banyak dana sehingga pendapatan per bulan yang diterima

petaani sudah merupakan keuntungan. Maka semakin besar pendapatan yang

diterima melalui budidaya kakao, semakin besar jugalah keuntungan yang

didapatkan petani di Kecamatan Binjai.

d) Hubungan Antara Pendapatan Dengan Hasil Nyata

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara pendapatan dengan hasil

nyata di peroleh sign (2-tailed) 0,706 dengan koefisien korelasi sebesar 0,069, hal

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan persepsi petani terhadap hasil nyata teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan persepsi

responden terhadap hasil nyata berarti bahwa berapapun penghasilan yang

diperoleh oleh petani responden tidak akan mengubah persepsinya terhadap hasil

nyata penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK.

b. Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani Responden dengan Teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

1. Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara peran

penyuluh dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara peran penyuluh dengan

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) disajikan pada tabel 25.

Page 85: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

69

Tabel 25. Analisis Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Persepsi Petani

Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan

Sanitasi)

Persepsi Petani Peran Penyuluh

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,066 -0,329

Sarana Produksi 0,413 -0,150

Keuntungan 0,264 0,203

Hasil Nyata 0,000 0,652**

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Keterangan

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a) Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara peran penyuluh dengan

kerumitan diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,066 dengan koefisien korelasi

sebesar -0,329, hal ini menunjukkan bahwa peran penyuluh tidak memiliki

hubungan dengan persepsi petani terhadap kerumitan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hal ini berarti bahwa frekuensi

keikutsertaan petani responden dalam mengikuti penyuluhan tidak mempengaruhi

persepsi responden tersebut dalam menyelesaikan masalah maupun kerumitan

yang dihadapi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi muthiah

sholikhatun (2010), yang mengatakan bahwa pendidikan non formal (pelatihan

atau penyuluhan) mempunyai hubungan yang tidak signifikan. Berdasarkan

wawancara dilapangan, frekuensi keikutsertaan petani responden dalam mengikuti

penyuluhan cenderung rendah yaitu 1-5 kali dalam satu tahun. Hal ini

Page 86: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

70

menunjukkan bahwa petani responden kurang aktif dalam mengikuti penyuluhan,

oleh karena itu kerumitan yang dihadapi belum tentu dapat diselesaikan oleh

petani responden.

b) Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Sarana Produksi

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara peran penyuluh dengan

sarana produksi diperoleh sign (2-tailed) sebesar 0,413 dengan koefisien korelasi

sebesar -0,150, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara peran penyuluh dengan persepsi petani terhadap sarana produksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden dilapangan bahwa

baik petani yang intens mengikuti penyuluhan maupun yang tidak intens

berpendapat bahwa sarana produksi yang digunakan untuk melakukan teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) cukup memadai dan harga

sarana nya pun masih dapat terjangkau. Responden memperoleh sarana yang

dibutuhkan dalam melakukan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dari toko saprodi yang tersedia di daerah Kecamatan Binjai

maupun meminjam pada petani kakao yang lain yang memiliki sarana produksi

yang dibutuhkan.

c) Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Keuntungan

Analisis korelasi Rank Spearman antara peran penyuluh dengan persepsi

petani terhadap keuntungan diperoleh sign (2-tailed) 0,264 dengan koefisien

korelasi sebesar 0,203, hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara peran penyuluh dengan persepsi petani

terhadap keuntungan dalam pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi). Kondisi ini dapat terjadi karena dalam kegiatan

penyuluhan materi yang disampaikan oleh penyuluh tidak hanya mengenai teknik

P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hal ini diperkuat

oleh pendapat Umi muthiah sholikhatun (2010), dengan sering mengikuti

penyuluhan maka responden akan mempunyai persepsi yang tinggi terhadap

Page 87: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

71

keuntungan yang didapat dengan mengikuti kegiatan program, terlebih lagi materi

yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan responden.

Berdasarkan wawancara dilapangan, petani yang mengatakan bahwa

teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

menguntungkan untuk dilakukan tidak hanya petani yang intens mengikuti

penyuluhan, ada juga petani yang mengatakan bahwa teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) menguntungkan untuk dilakukan

walaupun petani tersebut jarang mengikuti penyuluhan, hal ini bisa terjadi karena

walaupun petani tersebut jarang mengikuti penyuluhan namun petani tersebut

intens bersosialisasi dengan petani kakao yang lain.

d) Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Hasil Nyata

Untuk analisis korelasi Rank Spearman antara peran penyuluh dengan

hasil nyata di peroleh sign (2-tailed) 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar

0,652, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

peran penyuluh dengan persepsi petani terhadap hasil nyata teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK. Hubungan searah yang terjadi antara peran penyuluh dengan hasil nyata

berarti bahwa semakin sering atau semakin banyak nya petani mengikuti

penyuluhan mengenai teknik P3S maka akan membangkitkan semangat petani

untuk mencoba teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Umi muthiah sholikhatun (2010), yang mengatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan dan erat antara pendidikan non formal (Penyuluhan

atau pelatihan) dengan observabilitas dalam penanganan bibit.

Soekartawi (2008), menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi mengikuti

penyuluhan maka keberhasilan penyuluhan yang disampaikan semakin tinggi

pula. Frekuensi petani dalam mengikuti penyuluhan dapat meningkat disebabkan

karena penyampaian yang menarik dan tidak membosankan serta benar-benar

bermanfaat bagi petani untuk usahataninya.

Page 88: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

72

Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa intensitas petani responden

mengikuti penyuluhan cenderung rendah, dimana rata-rata petani responden

mengikuti kegiatan penyuluhan hanya sekitar 1-5 kali dalam satu tahun. Rendah

nya intensitas petani mengikuti penyuluhan menyebabkan kurang tersampainya

tujuan penyuluhan mengenai teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen

sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK.

2. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Persepsi Petani

Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara interaksi

sosial dengan persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi). Hasil analisis hubungan antara interaksi sosial dengan

persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) disajikan pada tabel 26.

Tabel 26. Analisis Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Persepsi Petani

Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering Dan

Sanitasi)

Persepsi Petani Interaksi Sosial

Sign (2-tailed) Koefisien Korelasi

Kerumitan 0,047 -0,354*

Sarana Produksi 0,033 0,378*

Keuntungan 0,000 0,761**

Hasil Nyata 0,000 0,589**

Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Keterangan

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a) Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Kerumitan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa interaksi sosial

dengan persepsi petani terhadap kerumitan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau

Page 89: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

73

probabilitasnya 0,047 dengan koefisien korelasi sebesar -0,354 artinya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara interaksi sosial petani

dengan kerumitan. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang

tidak searah antara interaksi sosial dengan persepsi petani terhadap tingkat

kerumitan. Hal ini berarti bahwa semakin besar atau semakin banyak petani

berinteraksi dengan petani lain maka kerumitan terhadap teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) semakin kecil, hal ini bisa

terjadi karena dengan adanya interaksi antar sesama petani maka akan terjalin

komunikasi,dengan komunikasi petani akan saling berbagi informasi mengenai

masalah yang dihadapi dan cara penanggulangan masalah-masalah yang dialami

oleh petani.

Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh Priyo (2012), bahwa

interaksi petani dengan petani lain berhubungan dengan persepsi petani terhadap

tingkat kerumitan. Semakin tinggi interaksi yang dilakukan oleh petani, maka

tingkat kerumitan akan rendah. Hasil di lapangan juga menunjukkan bahwa petani

memiliki interaksi sosial yang tinggi sehingga teknik P3S dinilai kerumitannya

berada pada tingkat yang rendah karean petani telah melakukan interaksi sosial

berupa diskusi dengan pihak atau petani lain tentang teknik P3S sehingga

membuat petani mudah dalam memahami teknik P3S tersebut.

b) Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Sarana Produksi

Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa interaksi

sosial dengan persepsi petani terhadap sarana produksi teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) memilki nilai sig (2-tailed) atau

probabilitasnya 0,033 dengan koefisien korelasi sebesar 0,378, artinya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara interaksi sosial dengan

sarana produksi. Hal ini berarti bahwa interaksi sosial memiliki hubungan yang

nyata dan kuat dengan persepsi terhadap sarana produksi yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

Sarwono dan Meinarno (2009) berpendapat bahwa interaksi sosial adalah

hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan

Page 90: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

74

individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

Hasil wawancara dilapangan dengan petani responden mengatakan bahwa

interaksi yang dilakukan oleh petani dengan petani lain membuat petani saling

berbagi informasi mengenai sarana produksi. Informasi yang diperoleh dalam

interaksi petani mengenai sarana produksi yaitu berupa ketersediaan sarana,

keberadaan sarana produksi, keunggulan dari sarana produksi produksi, informasi

mengenai sarana produksi terbarukan serta informasi mengenai harga sarana

produksi yang dibutuhkan dalam melakukan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

c) Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Keuntungan

Pada tabel 26 menunjukkan hasil korelasi Rank Spearman antara interaksi

sosial dengan persepsi petani terhadap keuntungan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hasil korelasi Rank Spearman diperoleh

nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar 0,761, artinya

bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara interaksi sosial dengan

persepsi petani terhadap keuntungan.

Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2007:65) mengatakan bahwa bentuk

interaksi sosial ada dua yaitu proses yang asosiatif dan proses yang disosiatif.

Interaksi antar petani responden dalam pelaksanaan teknik P3S di golongkan

termasuk dalam interakasi asosiatif, yaitu kerja sama. Charles H.cooley dalam

Soekanto (2006:66), mengatakan bahwa pentingnya kerjasama, dan kerjasama

timbul apabila ada kesadaran bahwa orang tersebut mempunyai kepentingan-

kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan

dan pendidikan terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan

tersebut. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan dan erat antara interaksi sosial dengan keuntungan terhadap teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) hal ini berarti bahwa

semakin sering petani berinteraksi dengan petani lain maka semakin besar pula

keuntungan yang dapat diperoleh oleh petani tersebut, hal ini dapat terjadi

karenakan dengan semakin banyaknya petani berinteraksi dengan petani lain maka

Page 91: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

75

petani akan lebih banyak menerima informasi dan semakin banyak pula petani

mendapatkan dukungan dari petani lain. Jumlah dukungan yang didapat oleh

petani tentunya menjadi keuntungan dan motivasi tersendiri bagi petani dalam

penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

d) Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Hasil Nyata

Pada tabel 26 hasil analisis korelasi Rank Spearman antara interaksi sosial

dengan persepsi petani terhadap hasil nyata teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000

dengan koefisien korelasi sebesar 0,589 artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dan erat antara interaksi sosial dengan persepsi petani terhadap hasil

nyata teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin sering seorang responden berinteraksi dengan

petani lain maka semakin tinggi persepsi nya untuk melihat hasil nyata dalam

penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi).

Hubungan antara interaksi sosial dengan hasil nyata dapat terjadi karena

dengan banyaknya interaksi yang dilakukan petani dengan lingkungan sosial

petani dapat menambah dan berbagi informasi kepada petani mengenai teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi), dengan informasi yang

didapat oleh petani maka hasil dari penerapan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) akan terlihat. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi muthiah sholikhatun (2010) yang

mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kosmopolitan

dengan observabilitas penanganan bibit.

Page 92: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

76

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang mengkaji tentang persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat persepsi petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan,

Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat dalam kategori tinggi yaitu 65,06 %.

2. Hubungan antara karakteristik internal dan eksternal petani dengan persepsi

petani terhadap teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat adalah sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara umur

dengan persepsi petani terhadap kerumitan, sarana produksi dan hasil

nyata, sementara terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara

umur dengan keuntungan.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal

dengan persepsi petani.

c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan dengan

persepsi petani.

d. Terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara pengalaman

dengan persepsi petani terhadap kerumitan dan hasil nyata, sementara

terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara pengalaman dengan

sarana produksi dan keuntungan.

e. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan

persepsi petani terhadap kerumitan, sarana produksi dan hasil nyata,

sementara terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara

pendapatan dengan keuntungan.

f. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran penyuluh

dengan persepsi petani terhadap kerumitan, sarana produksi dan

Page 93: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

77

keuntungan, sementara terdapat hubungan yang signifikan dan erat

antara peran penyuluh dengan keuntungan.

g. Terdapat hubungan yang signifikan dan cukup erat antara interaksi

sosial dengan persepsi petani terhadap kerumitan dan sarana produksi,

sementara terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara interaksi

sosial dengan hasil nyata dan terdapat hubungan yang signifikan dan

sangat erat antar interaksi sosial dengan keuntungan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis sampaikan

yaitu :

1. Kepada petani kakao agar dapat menerapkan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK agar

tanaman kakao mencapai produksi yang optimal sehingga pendapatan petani

dapat meningkat.

2. Kepada Badan Pelaksana Penyuluhan Kecamatan Binjai dapat kiranya

menambah kegiatan penyuluhan serta pelatihan mengenai teknik P3S

(Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian

hama PBK agar petani terus termotivasi serta memperkuat keyakinan petani

untuk melaksanakan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK.

3. Kepada Dinas Pertanian Penulis mengharapkan adanya bantuan berupa sarana

produksi baik berupa pupuk maupun alat yang digunakan dalam

melaksanakan P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

dalam pengendalian hama PBK.

C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan)

Bentuk rencana tindak lajut dari pengkajian mengenai persepsi petani

terhadap teknik P3S dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat maka disusunlah rancangan penyuluhan pertanian yang tersaji

dalam bentuk matrik rencana kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan

PERMENTAN nomor 47 tahun 2016 tentang pedoman penyusunan programa

Page 94: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

78

penyuluhan pertanian. Berikut disajikan matrik rencana kegiatan penyuluhan

pertanian.

Page 95: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

79

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul : Penerapan teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering

dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK.

Tujuan : Petani mau dan mampu menerapkan teknik P3S (Pemangkasan,

Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama

PBK dari 65% menjadi 90 %.

Media : Slide power point, video

Metode : Ceramah, diskusi dan demontrasi cara (demcar)

Waktu :80 menit

Lokasi : Balai desa

Alat bantu : Laptop, display proyektor, gunting pangkas, pupuk dan cangkul.

Pokok

Kegiatan

Uraian Kegiatan Waktu Keterangan

Pendahuluan a) Salam pembuka

b) Menjelaskan tujuan

penyuluhan

c) Menjelaskan cakupan materi

dalam pertemuan.

10

menit

Salam pembuka

dan perkenalan

Isi/Materi a) Penjelasan hama PBK

b) Bagaimana teknik P3S dalam

pengendalian hama PBK

c) Praktek penerapan teknik P3S

pengendalian hama PBK

40

menit

Pemutaran slide

dan video,

Praktek

pemangkasan,

pemupukan,

sanitasi dan

panen pada

tanaman kakao

Penutup a) Membuat kesimpulan

b) Tanya jawab dan diskusi

30

menit

Ceramah

Langkat, September 2019

Marasian Sianipar

Page 96: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

80

SINOPSIS

A. Hama PBK

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas yang

mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2002,

Indonesia pernah menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua di

dunia setelah Pantai Gading, tetapi kemudian posisi Indonesia tergeser oleh Ghana

menjadi urutan ketiga sejak tahun 2003 sampai sekarang. Salah satu penyebab

turunnya produksi dan produktivitas kakao nasional disebabkan karena adanya

serangan hama penggerek buah kakao (PBK). Buah kakao yang terserang PBK

umumnya menunjukkan gejala masak lebih awal, yaitu belang kuning hijau atau

kuning jingga. Buah kakao yang terserang menjadi lebih berat dan bila diguncang

tidak terdengar suara ketukan antara biji dengan dinding buah, Hal ini terjadi

karena timbulnya lendir dan kotoran pada daging buah dan rusaknya biji-biji di

dalam buah. Biji kakao yang terserang tidak dapat difermentasi karena biasanya

buah yang terserang selain rusak, kematangan buah juga tidak sempuna dan

apabila tetap difermentasi biji akan busuk karena adanya infeksi sekunder pada

biji. Pengendalian hama PBK sangat mahal dan sulit apabila larva telah

menyerang buah, sebab sejak telur menetas menjadi larva langsung masuk dan

berkembang di dalam buah kakao. Selama ini petani kakao umumnya

menggunakan insektisida kimia sintetik, akan tetapi telah diketahui bahwa

pengendalian dengan menggunakan pestisida kimia sintetik terbukti dapat

menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain: meninggalkan residu pada

hasil, pencemaran lingkungan, dan mengakibatkan ketidakseimbangan pada

ekosistem di lahan perkebunan. Untuk itu perlu adanya pengendalian secara alami

dan ramah lingkungan sehingga keseimbangan ekosistem dapat terjamin.

B. Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam penanggulangan hama

PBK.

Page 97: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

81

1. Pemangkasan

Tanaman kakao mengalami pertumbuhan tunas baru secara berkala sehingga

pada umur tertentu tanaman kakao menjadi rimbun, Akibatnya penetrasi dan

distribusi cahaya kedalam kanopi menjadi lemah, pertumbuhan generatif dan

vegetatif tidak seimbang, dan produktivitas tanaman juga rendah. Upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan penetrasi dan distibusi cahaya serta

memperoleh keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif yaitu dengan

pemangkasan. Pemangkasan adalah kegiatan mengurangi sebagian daun, ranting,

daan cabang yang bersifat parasit dan merugikan tanaman. Selain memudahkan

pelaksanaan panen dan pengendalian hama dan penyakit, Pemangkasan juga dapat

menjamin aerasi yang baik. Pemangkasan yang tidak optimal menyebabkan

rendahnya produktivitas buah kakao. Pemangkasan merupakan aspek budidaya

yang berpengaruh secara langsung terhadap produksi dan produktivitas buah

kakao, minimnya pemangkasan dalam jangka waktu yang panjang dapat

menyebabkan bentuk tajuk tidak teratur dan menciptakan kondisi yang lembab

dibawah pohon kakao. Kelembaban terjadi karena cahaya matahri terhalang

masuk sampai kepermukaan tanah karena terhalang oleh rindangnya pohon kakao,

dimana kondisi ini menjadi kondisi yang diinginkan oleh hama dan penyakit

tanaman untuk bersarang. Pemangkasan dibagi menjadi beberapa macam yaitu :

a) Pangkas bentuk,dilakukan pada saat kakao berumur 1 tahun setelah muncul

cabang primer (jorquette) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3

cabang primer yang baik dan letaknya simetris.

b) Pangkas pemeliharaan, pangkas pemeliharaan bertujuan untuk mengurangi

pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air pada

batang pokok atau cabangnya.

c) Pangkas produksi, pangkas produksi bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi

tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas produksi

bergantung pada keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim

hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.

d) Pangkas restorasi, pangkas restorasi bertujuan untuk memotong bagian

tanaman yang rusak dan memelihara tunas air.

Page 98: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

82

2. Pemupukan

Pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal berkaitan erat dengan

ketersediaan unsur hara yang cukup padah tanah. Terpenuhinya unsur hara yang

dibutuhkan tanaman akan memperlancar proses metabolise tanaman. Lancarnya

proses metabolisme pada tanaman akan mempercepat masaknya buah dan

memungkinkan frekuensi panen lebih sering. Pertumbuhan tanaman yang optimal

akan mempengaruhi daya tahan tanaman terhadap serangan hama meskipun

pengaruhnya tidak begitu besar. Pemupukan berarti menambah unsur-unsur

tertentu kedalam tanah yang berada dalam keadaan kekurangan. Nitrogen

merupakan unsur hara yang selalu kekurangan dalam tanah. Oleh sebab itu,

pemberian pupuk ZA dan pupuk urea selalu memberikan hasil yang sangat nyata

Pemupukan dan konservasi tanah merupakan pemeliharaan kesuburan tanah

yang umum dilakukan. Pemeliharaan kesuburan tanah merupakan salah satu aspek

budidaya yang sangat penting pada sistem budidaya tanaman termasuk tanaman

kakao. Tanaman kakao cenderung menyebabkan kemunduran kesuburan lahan

apabila tidak diimbangi dengan masukan unsur hara yang cukup dan pengolahan

kesuburan tanah yang bijaksana. Melalui analisis kimia kebutuhan unsur hara

pada tanaman kakao dapat diketahui pada setiap tahapan perkembangan tanaman,

Sebagai contoh dibutuhkan 200 kg N, 25 kg P, 300 kg K dan 140 kg Ca/hektarnya

untuk membentuk kerangka dan tajuk pohon kakao sebelum tanaman kakao mulai

berbuah. Umumnya pemupukan tanaman kakao dilakukan dua kali dalam setahun

yaitu pada awal musim hujan (Oktober-November) dan akhir musim hujan

(Maret-April).

Pemupukan tanaman kakao dilakukan dengan membuat alur sedalam ±10 cm

mengelilingi batang tanaman kakao. Jarak antara batang kakao dan alur kira-kira

setengah diameter tajak daun. Lalu, pupuk ditabur sepanjang alur yang telah

dibuat dan segera ditutup dengan tanah.

3. Panen Sering

Panen sering merupakan bagian yang sangat penting dari metode P3S. Karena

dengan memanen seluruh buah kakao yang telah masak dengan rotasi sekali

seminggu termasuk ketika tingkat produksi rendah, maka petani dapat memutus

siklus hidup PBK pada tahap larva. Hama PBK harus keluar dari dalam buah pada

Page 99: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

83

saat memasuki fase pupa sehingga perlakuan panen sering diharapkan akan dapat

memutuskan siklus hidupnya. Bila panen sering dilaksanakan dengan benar, maka

akan menurunkan tingkat serangan PBK dan akan berpengaruh pada peningkatan

kualitas biji kakao. Sarana yang digunakan untuk memanen kakao antara lain

sabit, gunting potong, keranjang, ember plastik dan karung plastik. Pemetikan

buah kakao harus hati-hati supaya bantalan buah tidak rusak. Tangkai buah

disisakan sekitar 1–1,5 cm pada batang atau cabang. Bantalan buah yang rusak

akan mengganggu pembungaan yang akan datang. Semua buah yang sudah masak

harus dipanen ,termasuk buah yang terserang hama dan penyakit.

4. Sanitasi

Sanitasi merupakan usaha untuk memperkecil kemungkinan meluasnya atau

menularnya serangan OPT. Tindakan yang dapat dilakukan adalah menggunakan

benih bersertifikat yang bebas penyakit, karena banyak sekali penyakit yang

menular melalui benih, memusnahkan atau memangkas tanaman yang sakit,

terutama tanaman yang terkena penyakit akibat virus, membersihkan areal

pertanian dari tumpukan sampah, karena sampah merupakan sumber berbagai

macam penyakit dan selalu memilih tumpukan sampah untuk meletakkan telurnya

dan membersihkan peralatan yang terkontaminasi oleh penyakit tanaman.

Page 100: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

84

DAFTAR PUSTAKA.

Alim, S dan Lilis Nurlina. 2007. Hubungan Antara Karakteristik Dengan

Persepsi Peternak Sapi Potong Terhadap Inseminasi Buatan. Bandung:

Universitas Padjadjaran.

Asra, Abuzar, Prasetyo, Achmad. 2015. Pengambilan Sampel Dalam Penelitian

Survei. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Damayanti, W. 2010. Persepsi Petani Terhadap Budidaya Wijen Di Kabupaten

Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Damayanti, Widoretno. 2010. Persepsi Petani Terhadap Budidaya Wijen Di

Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara. 2017. Statistik Perkebunan Kakao

Sumatera Utara.

Dinata, Kusmea, Afrizon, Siti Rosmanah, Herlena Bidi Astuti. 2012.

Permasalahan Dan Solusi Pengendalian Hama PBK Pada Perkebunan

Kakao Rakyat Di Desa Suro Bali Kabupaten Kepahiang. Bengkulu.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia.

Faradilla, Lusiana. 2018. Analisis Teknik Pemangkasan, Pemupukan, Panen

Sering Dan Sanitasi (P3S) Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan

Usaha Tani Kakao (Theobroma Cacao L) Di Kabupaten Pinrang,

Bantaeng Dan Luwu Timur. E-Jurnal Agroteknologi. Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Hermawati, U. 2016. Persepsi Petani Terhadap Karakteristik Pupuk Organik Cair

Limbah Etanol Di Kecamatan Mojolaban. Surakarta: Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Indrayana, ketut, Indra Muhammad. 2017. Kajian Pengendalian Hama Penggerek

Buah (PBK ) Kakao Ramah Lingkungan Di Kabupaten Mamuju. Sulawesi

Barat: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat.

Kartika. 2007. Kajian Tingkat Produksi Dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran

Dataran Rendah Di Kawasan Agribisnis Kota Medan. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Khairuddin, Fadila Marga Saty, Dedi Supriyatdi. 2014. Analisis Faktor-Faktor

Adopsi Metode PsPSP Pada Penanggulangan Hama Penggerek Buah

Kakao (Pbk) Di Pekon Kuripan. Jurnal Agro Industri Perkebunan.

Lampung: Politeknik Negeri Lampung

Kusumo, Rani Andriani Budi, Anne Charina, Agriani Hermita Sadeli, Gema

wibawa Mukti. 2017. Persepsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya

Sayuran Organic Dikabupaten Bandung Barat. Bandung: Universitas

Padjajaran.

Page 101: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

85

Lumbangaol, Natalia. 2018. Persepsi Petani Terhadap Pola Tanam Serentak Di

Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara.

Medan: STPP Medan

Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

Mulyana, D.2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pangesti, A. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Aplikasi kesiapsiagaan

Bencana Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budidaya

Kakao. Jember: Agro Media Pustaka.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Kajian Pengembangan

Perkebunan Kakao Kabupaten Pidie Jaya. Jember: Badan Pengembangan

Daerah Kabupaten Pidie Jaya.

Reinissa, Arindita. 2017. Persepsi Ibu Nifas tentang pelayanan Postnatalcare

Dengan Kunjungan Ulang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rudiansyah. 2010. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta: Universitas Indonesia

Sahumur, Yusuf. 2017. Persepsi Petani Dalam Pemupukan Berimbang Tanaman

Cabai Di Kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Luwes. Medan:

STPP Medan.

Sarwono dan Meinarno. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali pers

Sembiring, Permana Boby. 2018. Persepsi Petani Kelapa Sawit Terhadap Kinerja

Penyuluh Pertanian Di Kecamatan Kutalimbaru. Medan: STPP Medan

Sholikhatun Umi Muthiah. 2010. Hubungan Antara Karakteristik Social Ekonomi

Dengan Persepsi Masyarakat Kota Tentang Sifat-Sifat Inovasi Program

Peningkatan Dan Pengembangan Pertanian Perkotaan Di Kota

Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sianturi, Lamsari. 2018. Persepsi Petani Dalam Menggunakan Bibit Bawang

Merah Varietas Bima Brebes Di Kecamatan Sei Suka Kabupaten

Batubara Provinsi Sumatera Utara. Medan: STPP Medan.

Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Soekartawi. 2008. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas

Indonesia press

Page 102: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

86

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta Bandung.

Syahrum, Salim. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka

Media.

Syaukani. 2013. Metode Penelitian. Medan.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Utomo, Priyo. 2012. Persepsi Petani Terhadap Metode Budidaya padi system Of

Rice Intensification (Sri) Di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol kabupaten

Purworejo. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Wahyudi, Teguh. 2014. Panduan Fasilitator Utama. Jember: Pusat Penelitian

Kopi dan Kakao Indonesia.

Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Widiyastuti, Emi Widiyanti, Sutarto. 2016. Persepsi Petani Terhadap

Pengembangan System Of Rice Intensification (SRI) Di Kecamatan Moga

Kabupaten Pemalang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Wijayanti A, Subejo, Harsoyo. 2015. Respons Petani Terhadap Inovasi Budidaya

Dan Pemanfaatan Sorgum Di Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Page 103: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

87

Lampiran 1. Kuesioner Persepsi Petani Terhadap Teknik

P3S (Pangkas, Pupuk, Panen sering dan Sanitasi) dalam

Mengendalikan Hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat.

KUESIONER TUGAS AKHIR

No. Responden

KATA PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Angket

Lampiran : Satu Berkas

Judul Tugas Akhir : Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pangkas,

Pupuk, Panen sering dan Sanitasi) dalam

Mengendalikan Hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat

Kepada Yth:

Bapak/Ibu/Sdr

Di-

Tempat.

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu persyaratan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. Pt.) di

POLBANGTAN Medan, maka saya memohon dengan sangat kepada

Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi angket yang telah disediakan. Angket ini bukan tes

psikologi, maka dari itu Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam

memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Sdr rasakan saat ini.

Atas ketersedian Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terimakasih.

Binjai, Maret 2019

Hormat Saya

Marasian Sianipar

Page 104: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

88

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR (TA)

No.

Responden

Kecamatan : Binjai

Kabupaten : Langkat

Tahun : 2019

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian Tugas Akhir

a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian Bapak/Ibu/Sdr untuk

menjawab seluruh pertayaan/pernyataan yang ada.

b. Isilah pernyataan dibawah ini dengan keadaan sebenarnya dan pilih lah

options yang sudah ada pada tabel (skor : 1. Sangat Tidak Setuju, 2.

Tidak Setuju, 3.Ragu-Ragu , 4. Setuju, 5. Sangat Setuju) dengan tanda

contreng (√) !

Nb:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-Ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2. Identitas Responden

a. Nama :……………………………………

b. Umur :…………………………………….

c. Jenis Kelamin : L / P

d. Tanggal Lahir : …………………………………….

e. Pendidikan Terakhir : …………………………………….

f. Kelompok Tani :……………………………………..

g. Frekuensi mengikuti penyuluhan/tahun : .............................

h. Luas Lahan :…………………………………..Ha

i. Lama Berusaha tani :……………………………………..

j. Interaksi dengan petani lain/minggu :..............................

Page 105: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

89

Berikut Kuesioner Persepsi Petani terhadap Teknik P3S (Pangkas, Pupuk,

Panen sering dan Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK di Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat.

Isilah pertanyaan/pernyataan dibawah ini menggunakan tanda (√) kolom

alternatif jawaban.

No Pertayaan/Pernyataan Alternatif Jawaban

Faktor internal

Umur

SS S R TS STS

1. Produktivitas kerja saya dipengaruhi oleh

umur saya

2. Umur berpengaruh terhadap kemampuan

fisik saya dalam penerapan teknik P3S

(Pangkas, pupuk, Panen sering dan

Sanitasi) dalam pengendalian hama PBK

3. Semangat saya dalam berusaha tani

dipengaruhi oleh umur saya

4. Dengan umur saya saat ini, saya lebih

mudah mengerti dan menerima informasi

teknik P3S dalam mengendalikan hama

PBK

5. Umur saya saat ini mempengaruhi kinerja

saya dalam menerapkan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

Pendidikan Formal

1. Pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir

saya untuk menentukan sebuah keputusan

2. Pendidikan menyebabkan saya dapat

berfikir secara logis untuk dapat

menerapkan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

3. Kemauan saya menerapkan tenik P3S

dalam mengendalikan hama PBK

dipengaruhi oleh pengetahuan saya

4. Semakin tinggi pendidikan saya maka akan

semakin mudah saya dalam menerapkan

teknik P3S dalam mengendalikan hama

PBK.

5. Keahlian saya dalam melaksanakan teknik

P3S dalam pengendalian hama PBK

dipengaruhi oleh pendidikan saya

Page 106: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

90

Luas Lahan

1. Luas lahan kakao yang saya miliki

mempengaruhi saya dalam melaksanakan

teknik P3S dalam pengendalian hama PBK

2. Dengan luas lahan yang sedikit saya tidak

tertarik untuk melaksanakan teknik P3S

dalam pengendalian hama PBK

3. Lahan yang luas membuat saya tertarik

untuk melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

4. Dengan lahan yang luas maka penerapan

teknik P3S semakin mudah untuk

dilakukan

5. Teknik P3S cocok dilakukan hanya pada

lahan yang luas

Pengalaman

1. Saya memiliki pengalaman dalam

melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan ham PBK

2. Pengalaman yang saya miliki menjadi

alasan saya dalam melaksanakan teknik

P3S dalam mengendalikan hama PBK

3. Dalam melaksanakan teknik P3S untuk

mengendalikan hama PBK dibutuhkan

pengalaman yang banyak

4. Pengalaman yang banyak membuat

pengendalian hama dengan teknik P3S

semakin mudah

5. Pengalaman saya dalam budidaya tanaman

kakao membuat saya tertarik untuk

melaksanakan teknik P3S

Pendapatan

1. Pendapatan mempengaruhi saya

melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

2. Dengan pendapatan saya saat ini, membuat

saya tertarik untuk melaksanakan teknik

P3S dalam mengendalikan hama PBK

3. Pendapatan yang tinggi membuat saya

tertarik untuk menerapkan teknik P3S

dalam pengendalian hama PBK

4. Besarnya pendapatan saya saat ini menjadi

motivasi bagi saya melaksanakan teknik

P3S

Page 107: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

91

Faktor Eksternal

Peran Penyuluh

1. Penyuluhan mengenai teknik P3S membuat

saya mau menerapkan teknik P3S dalam

pengendalian hama PBK

2. Penyuluhan selalu memotivasi saya untuk

melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

3. Penyuluh berperan dalam menyampaikan

informasi kepada saya mengenai teknik

P3S dalam mengendalikan hama PBK

4. Saya mengetahui teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK dari

penyuluhan yang diberikan

5. Penyuluh memfasilitasi saya dalam

melaksanakan teknik P3S dalam

mengendalikan hama PBK

Interaksi sosial

1 Interaksi saya dengan petani lain

membangkitkan semangat saya untuk

melaksanakan teknik P3S

2 Interaksi saya dengan petani lain membuat

saya yakin untuk menerapkan teknik P3S

3 Interaksi saya dengan petani lain membuat

saya mengerti bagaimana cara untuk

menerapkan teknik P3S

4 Interaksi saya dengan petani lain menjadi

pertimbangan bagi saya untuk menerapkan

teknik P3S

5 Interaksi saya dengan petani lain

mendorong minat saya untuk menerapkan

teknik P3S

Variabel Y

Kerumitan

1 Kegiatan P3S mudah untuk dilakukan

2 Kegiatan P3S memerlukan keahlian

khusus

3 Kegiatan P3S hanya dapat dilakukan oleh

orang yang telah berpengalaman

4 Kegiatan P3S harus melewati proses

yang panjang

Sarana Produksi

1 Sarana yang dibutuhkan dalam penerapan

teknik P3S sulit didapatkan

Page 108: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

92

2

Harga sarana yang dibutuhkan dalam

penerapan teknik P3S tidak terjangkau

3 Kegiatan P3S memerlukan sarana yang

lebih canggih

4 Sarana yang saya miliki belum

memenuhi kebutuhan sarana yang di

perlukan dalam penerapan teknik P3S

Keuntungan

1 Penerapan teknik P3S dalam

pengendalian hama PBK lebih

menguntungkan

2 Menggunakan teknik P3S memberikan

penghematan biaya dalam pengendalian

hama PBK

3 Menerapkan teknik P3S dalam

pengendalian hama PBK lebih tidak

memerlukan tenaga kerja yang banyak

4 Menerapkan teknik P3S

mengoptimalkan modal yang saya miliki

5 Menerapkan taknik P3S lebih

menguntungkan jika dibandingkan

dengan menggunakan teknik

pengendalian yang lain

Hasil Nyata

1 Dengan penerapan teknik P3S terlihat

nyata tanaman kakao lebih sehat dan

tidak adanya serangan hama PBK

2 Dengan penerapan teknik P3S terlihat

nyata mutu hasil panen buah kakao lebih

baik

3 Dengan penerapan teknik P3S hasil

produksi kakao lebih tinggi

4 Hasil nyata penerapan teknik P3S lebih

terlihat bila dibandingkan dengan teknik

pengendalian yang lain

5 Dengan penerapan teknik P3S terlihat

nyata berkurangnya serangan hama PBK

pada tanaman kakao

Page 109: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

93

Lampiran 2. Rekapitulasi skor Kuisioner Uji Validitas

No Responden Umur Pendidikan Luas Lahan Pengalaman Pendapatan Peran Penyuluh

1 Supiana 4 4 4 3 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 2 2 2 2 2

2 Jumiati 5 5 5 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

3 Sunarto 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

4 Sulaiman 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4

5 Supardi 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 3 2 4

6 Sri gunawan 4 4 2 4 3 4 4 5 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2

7 Febrianti 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 4 5 4 4 4 4 4 4

8 Warsianto 5 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 4 2 2 4 2 2 5 4 1 4 2 4 2 4 4 4 4 4

9 Juliardi 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 2 2

10 Kiswanto 5 4 4 3 3 5 4 5 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4

11 Juliardi 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4

12 Ramiadi 5 4 5 4 2 5 4 5 2 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 2 4 2 4 3 3 4 3

13 Kusnoto 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 5 4 4 3 3 4 4

14 Sukarman 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4

15 Nuriyadi 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 110: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

94

No Responden Interaksi Sosial

Kerumitan Sarana Produksi

Keuntungan Hasil Nyata

1 Supiana 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

2 Jumiati 4 4 3 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Sunarto 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

4 Sulaiman 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

5 Supardi 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 Sri gunawan 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

7 Febrianti 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

8 Warsianto 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4

9 Juliardi 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3

10 Kiswanto 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 Juliardi 5 4 4 5 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

12 Ramiadi 4 4 4 4 5 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4

13 Kusnoto 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 Sukarman 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

15 Nuriyadi 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

Page 111: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

95

Lampiran 3. Output SPSS uji validitas dan reliabilitas

a.Uji Validitas Variabel X1 (Umur)

Correlations

Umur 1 Umur 2 Umur 3 Umur 4 Umur 5 Total

Umur 1 Pearson

Correlation 1 ,463 ,426 ,318 ,182 ,647

**

Sig. (2-tailed) ,082 ,113 ,248 ,516 ,009

N 15 15 15 15 15 15

Umur 2 Pearson

Correlation ,463 1 ,520

* ,463 ,385 ,805

**

Sig. (2-tailed) ,082 ,047 ,082 ,157 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Umur 3 Pearson

Correlation ,426 ,520

* 1 ,426 ,033 ,770

**

Sig. (2-tailed) ,113 ,047 ,113 ,908 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Umur 4 Pearson

Correlation ,318 ,463 ,426 1 ,182 ,647

**

Sig. (2-tailed) ,248 ,082 ,113 ,516 ,009

N 15 15 15 15 15 15

Umur 5 Pearson

Correlation ,182 ,385 ,033 ,182 1 ,530

*

Sig. (2-tailed) ,516 ,157 ,908 ,516 ,042

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,647

** ,805

** ,770

** ,647

** ,530

* 1

Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,001 ,009 ,042

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 112: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

96

b. Uji Validitas Variabel X 2 (Pendidikan)

Correlations

Pendidik

an 1

Pendidikan

2

Pendidikan

3

Pendidikan

4

Pendidik

an 5 Total

Pendidikan

1

Pearson

Correlation 1 ,286 ,288 ,331 ,844

** ,794

**

Sig. (2-

tailed) ,302 ,299 ,229 ,000 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Pendidikan

2

Pearson

Correlation ,286 1 ,841

** ,378 ,365 ,738

**

Sig. (2-

tailed) ,302 ,000 ,165 ,182 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Pendidikan

3

Pearson

Correlation ,288 ,841

** 1 ,117 ,345 ,665

**

Sig. (2-

tailed) ,299 ,000 ,678 ,208 ,007

N 15 15 15 15 15 15

Pendidikan

4

Pearson

Correlation ,331 ,378 ,117 1 ,127 ,592

*

Sig. (2-

tailed) ,229 ,165 ,678 ,652 ,020

N 15 15 15 15 15 15

Pendidikan

5

Pearson

Correlation ,844

** ,365 ,345 ,127 1 ,769

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,182 ,208 ,652 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,794

** ,738

** ,665

** ,592

* ,769

** 1

Sig. (2-

tailed) ,000 ,002 ,007 ,020 ,001

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 113: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

97

c. Uji Validitas Variabel X3 (Luas Lahan)

Correlations

L.Lahan

1

L.Lahan

2

L.Lahan

3

L.Lahan

4

L.Lahan

5 Total

Luas Lahan 1 Pearson

Correlation 1 ,764

** ,452 ,667

** ,372 ,833

**

Sig. (2-

tailed) ,001 ,091 ,007 ,173 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Luas Lahan 2 Pearson

Correlation ,764

** 1 ,345 ,600

* ,210 ,732

**

Sig. (2-

tailed) ,001 ,207 ,018 ,452 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Luas Lahan 3 Pearson

Correlation ,452 ,345 1 ,302 ,550

* ,674

**

Sig. (2-

tailed) ,091 ,207 ,275 ,034 ,006

N 15 15 15 15 15 15

Luas Lahan 4 Pearson

Correlation ,667

** ,600

* ,302 1 ,304 ,811

**

Sig. (2-

tailed) ,007 ,018 ,275 ,271 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Luas Lahan 5 Pearson

Correlation ,372 ,210 ,550

* ,304 1 ,680

**

Sig. (2-

tailed) ,173 ,452 ,034 ,271 ,005

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,833

** ,732

** ,674

** ,811

** ,680

** 1

Sig. (2-

tailed) ,000 ,002 ,006 ,000 ,005

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 114: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

98

d. Uji Validitas Variabel X4 (Pengalaman)

Correlations

Pengala

man 1

Pengala

man 2

Pengala

man 3

Pengala

man 4

Pengala

man 5 Total

Pengalaman 1 Pearson

Correlation 1 ,535

* ,327 ,607

* ,464 ,775

**

Sig. (2-tailed) ,040 ,234 ,016 ,081 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Pengalaman 2 Pearson

Correlation ,535

* 1 ,272 ,134 ,200 ,652

**

Sig. (2-tailed) ,040 ,326 ,635 ,474 ,008

N 15 15 15 15 15 15

Pengalaman 3 Pearson

Correlation ,327 ,272 1 ,218 ,600

* ,769

**

Sig. (2-tailed) ,234 ,326 ,435 ,018 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Pengalaman 4 Pearson

Correlation ,607

* ,134 ,218 1 ,339 ,562

*

Sig. (2-tailed) ,016 ,635 ,435 ,216 ,029

N 15 15 15 15 15 15

Pengalaman 5 Pearson

Correlation ,464 ,200 ,600

* ,339 1 ,717

**

Sig. (2-tailed) ,081 ,474 ,018 ,216 ,003

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,775

** ,652

** ,769

** ,562

* ,717

** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,008 ,001 ,029 ,003

N 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 115: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

99

e. Uji Validitas Variabel X5 (Pendapatan)

Correlations

Pendap

atan 1

Pendapa

tan 2

Pendapatan

3

Pendapatan

4

Pendapat

an 5 Total

Pendapatan 1 Pearson

Correlation 1 ,200 ,099 ,000 ,100 ,320

Sig. (2-

tailed) ,475 ,727 1,000 ,723 ,245

N 15 15 15 15 15 15

Pendapatan 2 Pearson

Correlation ,200 1 ,640

* ,707

** ,500

,820*

*

Sig. (2-

tailed) ,475 ,010 ,003 ,058 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Pendapatan 3 Pearson

Correlation ,099 ,640

* 1 ,453 ,542

*

,847*

*

Sig. (2-

tailed) ,727 ,010 ,090 ,037 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Pendapatan 4 Pearson

Correlation ,000 ,707

** ,453 1 ,354 ,636

*

Sig. (2-

tailed) 1,000 ,003 ,090 ,196 ,011

N 15 15 15 15 15 15

Pendapatan 5 Pearson

Correlation ,100 ,500 ,542

* ,354 1

,800*

*

Sig. (2-

tailed) ,723 ,058 ,037 ,196 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,320 ,820

** ,847

** ,636

* ,800

** 1

Sig. (2-

tailed) ,245 ,000 ,000 ,011 ,000

N 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 116: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

100

f. Uji Validitas Variabel X6 (Peran Penyuluh)

Correlations

P.Penyulu

h 1

P.Penyuluh

2

P.Penyuluh

3

P.Pen

yuluh

4

P.Pen

yuluh

5 Total

Peran

Penyuluh 1

Pearson

Correlation 1 ,933

** ,794

** 1,000

** ,660

** ,963

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,007 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Peran

Penyuluh 2

Pearson

Correlation ,933

** 1 ,874

** ,933

** ,648

** ,959

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,009 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Peran

Penyuluh 3

Pearson

Correlation ,794

** ,874

** 1 ,794

** ,645

** ,891

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,009 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Peran

Penyuluh 4

Pearson

Correlation 1,000

** ,933

** ,794

** 1 ,660

** ,963

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,007 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Peran

Penyuluh 5

Pearson

Correlation ,660

** ,648

** ,645

** ,660

** 1 ,793

**

Sig. (2-

tailed) ,007 ,009 ,009 ,007 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,963

** ,959

** ,891

** ,963

** ,793

** 1

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 117: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

101

g. Uji Validitas Variabel X7 (Interaksi Sosial)

Correlations

I.Sosial

1

I.Sosial

2

I.Sosial

3

I.Sosial

4

I.Sosial

5 Total

Interaksi Sosial

1

Pearson

Correlation 1 ,447 ,411 ,853

** ,400 ,742

**

Sig. (2-

tailed) ,095 ,128 ,000 ,140 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Interaksi Sosial

2

Pearson

Correlation ,447 1 ,735

** ,477 ,671

** ,854

**

Sig. (2-

tailed) ,095 ,002 ,072 ,006 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Interaksi Sosial

3

Pearson

Correlation ,411 ,735

** 1 ,456 ,658

** ,831

**

Sig. (2-

tailed) ,128 ,002 ,088 ,008 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Interaksi Sosial

4

Pearson

Correlation ,853

** ,477 ,456 1 ,533

* ,791

**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,072 ,088 ,041 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Interaksi Sosial

5

Pearson

Correlation ,400 ,671

** ,658

** ,533

* 1 ,809

**

Sig. (2-

tailed) ,140 ,006 ,008 ,041 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,742

** ,854

** ,831

** ,791

** ,809

** 1

Sig. (2-

tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 118: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

102

h. Uji Validitas Variabel Y1 (Kerumitan)

Correlations

Kerumitan

1

Kerumitan

2

Kerumitan

3

Kerumitan

4

Kerumitan

5 Total

Kerum

itan 1

Pearson

Correlation 1 -,028 ,490 ,439 ,237 ,496

Sig. (2-

tailed) ,921 ,064 ,102 ,396 ,060

N 15 15 15 15 15 15

Kerum

itan 2

Pearson

Correlation -,028 1 ,594

* ,562

* ,693

** ,750

**

Sig. (2-

tailed) ,921 ,019 ,029 ,004 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Kerum

itan 3

Pearson

Correlation ,490 ,594

* 1 ,873

** ,659

** ,919

**

Sig. (2-

tailed) ,064 ,019 ,000 ,008 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Kerum

itan 4

Pearson

Correlation ,439 ,562

* ,873

** 1 ,674

** ,905

**

Sig. (2-

tailed) ,102 ,029 ,000 ,006 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Kerum

itan 5

Pearson

Correlation ,237 ,693

** ,659

** ,674

** 1 ,846

**

Sig. (2-

tailed) ,396 ,004 ,008 ,006 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,496 ,750

** ,919

** ,905

** ,846

** 1

Sig. (2-

tailed) ,060 ,001 ,000 ,000 ,000

N 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 119: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

103

i. Uji Validitas Variabel Y2 (Sarana Produksi)

Correlations

S.Produ

ksi 1

S.Produ

ksi 2

S.Produ

ksi 3

S.Produks

i 4

S.Produ

ksi 5 Total

Sarana

Produksi 1

Pearson

Correlation 1 ,531

* ,257 ,163 ,298 ,736

**

Sig. (2-tailed) ,042 ,356 ,561 ,280 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Sarana

Produksi 2

Pearson

Correlation ,531

* 1 ,000 ,096 ,234 ,632

*

Sig. (2-tailed) ,042 1,000 ,733 ,401 ,011

N 15 15 15 15 15 15

Sarana

Produksi 3

Pearson

Correlation ,257 ,000 1 ,139 ,113 ,452

Sig. (2-tailed) ,356 1,000 ,621 ,688 ,091

N 15 15 15 15 15 15

Sarana

Produksi 4

Pearson

Correlation ,163 ,096 ,139 1 ,707

** ,621

*

Sig. (2-tailed) ,561 ,733 ,621 ,003 ,013

N 15 15 15 15 15 15

Sarana

Produksi 5

Pearson

Correlation ,298 ,234 ,113 ,707

** 1 ,725

**

Sig. (2-tailed) ,280 ,401 ,688 ,003 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,736

** ,632

* ,452 ,621

* ,725

** 1

Sig. (2-tailed) ,002 ,011 ,091 ,013 ,002

N 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 120: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

104

j. Uji Validitas Variabel Y3 (Keuntungan)

Correlations

Keuntung

an 1

Keuntungan

2

Keuntungan

3

Keuntungan

4

Keuntungan

5 Total

Keun

tung

an 1

Pearson

Correlation 1 ,413 ,295 ,387 ,366 ,673

**

Sig. (2-

tailed) ,126 ,285 ,154 ,180 ,006

N 15 15 15 15 15 15

Keun

tung

an 2

Pearson

Correlation ,413 1 ,276 ,426 ,443 ,729

**

Sig. (2-

tailed) ,126 ,319 ,113 ,098 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Keun

tung

an 3

Pearson

Correlation ,295 ,276 1 ,076 ,447 ,680

**

Sig. (2-

tailed) ,285 ,319 ,787 ,095 ,005

N 15 15 15 15 15 15

Keun

tung

an 4

Pearson

Correlation ,387 ,426 ,076 1 ,189 ,579

*

Sig. (2-

tailed) ,154 ,113 ,787 ,500 ,024

N 15 15 15 15 15 15

Keun

tung

an 5

Pearson

Correlation ,366 ,443 ,447 ,189 1 ,733

**

Sig. (2-

tailed) ,180 ,098 ,095 ,500 ,002

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,673

** ,729

** ,680

** ,579

* ,733

** 1

Sig. (2-

tailed) ,006 ,002 ,005 ,024 ,002

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 121: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

105

k. Uji Validitas Variabel Y4 (Hasil Nyata)

Correlations

Hasil

Nyata 1

Hasil

Nyata 2

Hasil

Nyata 3

Hasil

Nyata 4

Hasil

Nyata 5 Total

Hasil

Nyata 1

Pearson

Correlation 1 ,931

** ,801

** ,760

** ,528

* ,955

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,043 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Hasil

Nyata 2

Pearson

Correlation ,931

** 1 ,768

** ,696

** ,483 ,922

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,004 ,068 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Hasil

Nyata 3

Pearson

Correlation ,801

** ,768

** 1 ,509 ,483 ,862

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,053 ,068 ,000

N 15 15 15 15 15 15

Hasil

Nyata 4

Pearson

Correlation ,760

** ,696

** ,509 1 ,323 ,753

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,004 ,053 ,241 ,001

N 15 15 15 15 15 15

Hasil

Nyata 5

Pearson

Correlation ,528

* ,483 ,483 ,323 1 ,693

**

Sig. (2-tailed) ,043 ,068 ,068 ,241 ,004

N 15 15 15 15 15 15

Total Pearson

Correlation ,955

** ,922

** ,862

** ,753

** ,693

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,004

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 122: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

106

No Nama Desa

Kelompok

Tani Umur Pendidikan

Luas

lahan

1 Saring Suka Makmur Mulia 55 SLTA < 0,5

2 Swarno Suka Makmur Mulia 47 SLTA 2,1

3 Sugianto Suka Makmur Mulia 46 SLTA < 0,5

4 Selamat Suka Makmur Mulia 39 SLTA < 0,5

5 Muhamad Ali Suka Makmur Mulia 34 SLTA < 0,5

6 Kiswanto Suka Makmur Mulia 55 SLTP < 0,5

7 Ngateman Suka Makmur Mulia 50 SD 0,7

8 Muh. Zulham Suka Makmur Mulia 48 SLTA < 0,5

9 Juliardi Suka Makmur Mulia 42 S1 < 0,5

10 Kusnoto Suka Makmur Mulia 43 SLTA 1

11 Suprianto Sendang Rejo Karya Sari 38 SD < 0,5

12 Noman Sendang Rejo Karya Sari 38 SLTA < 0,5

13 selamet arianto Sendang Rejo Karya Sari 39 SLTA < 0,5

14 Basir Sendang Rejo Karya Sari 56 SLTA 0,6

15 Petok Sendang Rejo Karya Sari 59 SLTA < 0,5

16 Nopi Sendang Rejo Karya Sari 50 SLTA < 0,5

17 Pariadi Sendang Rejo Karya Sari 38 SLTP < 0,5

18 Ramiadi Sendang Rejo Karya Sari 49 SLTA < 0,5

19 Sukarman Sambi Rejo Subur Tani 53 SLTP < 0,5

20 Warsianto Sambi Rejo Subur Tani 43 SLTP < 0,5

21 Febrianti Sambi Rejo Subur Tani 28 SLTA < 0,5

22 Supardi Sambi Rejo Subur Tani 50 SD < 0,5

23 Nuriyadi Sambi Rejo Subur Tani 49 SLTP < 0,5

24 Sri Gunawan Sambi Rejo Subur Tani 46 SLTA < 0,5

25 Bambang Sahputra Sambi Rejo Subur Tani 39 SLTA < 0,5

26 Sulaiman Pardamean Sepakat 47 S1 <0,5

27 Indrawati Pardamean Sepakat 37 SLTP < 0,5

28 Sarmi Pardamean Sepakat 46 SD < 0,5

29 Sunarto Pardamean Sepakat 44 SLTA < 0,5

30 Ernawati Pardamean Sepakat 39 SLTA < 0,5

31 Jumiati Pardamean Sepakat 48 SLTA 1

32 Supiana Pardamean Sepakat 54 SLTA < 0,5

Page 123: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

107

Lampiran 5. Output spss hubungan faktor internal dan eksternal petani

dengan teknik P3S

a.Umur

Correlations

Umur Sarana Produksi

Spearman's

rho

Umur Correlation

Coefficient 1,000 ,437*

Sig. (2-tailed) . ,012

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient ,437* 1,000

Sig. (2-tailed) ,012 .

N 32 32

Correlations

Umur Kerumitan

Spearman’s

rho

Umur Correlation

Coefficient 1,000 -,405*

Sig. (2-tailed) . ,021

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,405* 1,000

Sig. (2-tailed) ,021 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 124: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

108

Correlations

Umur Keuntungan

Spearman's

rho

Umur Correlation

Coefficient 1,000 ,457**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 32 32

Keuntungan Correlation

Coefficient ,457** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Umur Hasil Nyata

Spearman's

rho

Umur Correlation

Coefficient 1,000 ,353*

Sig. (2-tailed) . ,047

N 32 32

Hasil Nyata Correlation

Coefficient ,353* 1,000

Sig. (2-tailed) ,047 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 125: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

109

b.Pendidikan

Correlations

Pendidikan

Formal

Kerumit

an

Spearman's

rho

Pendidikan

Formal

Correlation Coefficient 1,000 ,101

Sig. (2-tailed) . ,584

N 32 32

Kerumitan Correlation Coefficient ,101 1,000

Sig. (2-tailed) ,584 .

N 32 32

Correlations

Pendidikan

Formal Sarana Produksi

Spearma

n's rho

Pendidik

an

Formal

Correlation

Coefficient 1,000 ,041

Sig. (2-tailed) . ,824

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient ,041 1,000

Sig. (2-tailed) ,824 .

N 32 32

Page 126: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

110

Correlations

Pendidikan

Formal Keuntungan

Spearman's

rho

Pendidikan

Formal

Correlation

Coefficient 1,000 -,190

Sig. (2-tailed) . ,297

N 32 32

Keuntungan Correlation

Coefficient -,190 1,000

Sig. (2-tailed) ,297 .

N 32 32

Correlations

Pendidikan

Formal Hasil Nyata

Spearman's

rho

Pendidikan

Formal

Correlation

Coefficient 1,000 ,158

Sig. (2-tailed) . ,387

N 32 32

Hasil Nyata Correlation

Coefficient ,158 1,000

Sig. (2-tailed) ,387 .

N 32 32

Page 127: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

111

C.Luas Lahan

Correlations

Luas

lahan Kerumitan

Spearman's

rho

Luas lahan Correlation

Coefficient 1,000 -,188

Sig. (2-tailed) . ,303

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,188 1,000

Sig. (2-tailed) ,303 .

N 32 32

Correlations

Luas

lahan

Sarana

Produksi

Spearman's

rho

Luas

lahan

Correlation

Coefficient 1,000 -,009

Sig. (2-tailed) . ,959

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient -,009 1,000

Sig. (2-tailed) ,959 .

N 32 32

Page 128: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

112

Correlations

Luaslahan Keuntungan

Spearma

n's rho

Luas

lahan

Correlation

Coefficient 1,000 ,016

Sig. (2-tailed) . ,930

N 32 32

Keuntungan Correlation

Coefficient ,016 1,000

Sig. (2-tailed) ,930 .

N 32 32

Correlations

Luaslahan Hasil Nyata

Spearm

an's rho

Luas

lahan

Correlation

Coefficient 1,000 -,008

Sig. (2-

tailed) . ,964

N 32 32

Hasil

Nyata

Correlation

Coefficient -,008 1,000

Sig. (2-

tailed) ,964 .

N 32 32

Page 129: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

113

d.Pengalaman

Correlations

Pengalaman Kerumitan

Spearma

n's rho

Pengalaman Correlation

Coefficient 1,000 -,429*

Sig. (2-tailed) . ,014

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,429* 1,000

Sig. (2-tailed) ,014 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Pengalaman

Sarana

Produksi

Spearma

n's rho

Pengalaman Correlation

Coefficient 1,000 ,552**

Sig. (2-tailed) . ,001

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient ,552** 1,000

Sig. (2-tailed) ,001 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 130: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

114

Correlations

Pengalaman Keuntungan

Spearma

n's rho

Pengalaman Correlation

Coefficient 1,000 ,660**

Sig. (2-

tailed) . ,000

N 32 32

Keuntungan Correlation

Coefficient ,660** 1,000

Sig. (2-

tailed) ,000 .

N 32 32

Correlations

Pengalaman

Hasil

Nyata

Spearma

n's rho

Pengalaman Correlation

Coefficient 1,000 ,351*

Sig. (2-

tailed) . ,049

N 32 32

Hasil

Nyata

Correlation

Coefficient ,351* 1,000

Sig. (2-

tailed) ,049 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 131: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

115

e.Pendapatan

Correlations

Pendapatan Kerumitan

Spearman's

rho

Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 -,102

Sig. (2-tailed) . ,579

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,102 1,000

Sig. (2-tailed) ,579 .

N 32 32

Correlations

Pendapatan

Sarana

Produksi

Spearman's

rho

Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 ,304

Sig. (2-tailed) . ,090

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient ,304 1,000

Sig. (2-tailed) ,090 .

N 32 32

Page 132: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

116

Correlations

Pendapatan Keuntungan

Spearman's

rho

Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 ,452**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 32 32

Keuntungan Correlation

Coefficient ,452** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Pendapatan HasilNyata

Spearman's

rho

Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 ,069

Sig. (2-tailed) . ,706

N 32 32

Hasil

Nyata

Correlation

Coefficient ,069 1,000

Sig. (2-tailed) ,706 .

N 32 32

Page 133: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

117

f.Peran Penyuluh

Correlations

Peran

Penyuluh Kerumitan

Spearma

n's rho

Peran

Penyuluh

Correlation

Coefficient 1,000 -,329

Sig. (2-tailed) . ,066

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,329 1,000

Sig. (2-tailed) ,066 .

N 32 32

Correlations

Peran

Penyuluh

Sarana

Produksi

Spearma

n's rho

Peran

Penyuluh

Correlation

Coefficient 1,000 -,150

Sig. (2-tailed) . ,413

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient -,150 1,000

Sig. (2-tailed) ,413 .

N 32 32

Page 134: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

118

Correlations

Peran

Penyuluh Keuntungan

Spearman

's rho

Peran

Penyuluh

Correlation

Coefficient 1,000 ,203

Sig. (2-tailed) . ,264

N 32 32

Keuntung

an

Correlation

Coefficient ,203 1,000

Sig. (2-tailed) ,264 .

N 32 32

Correlations

Peran

Penyuluh

Hasil

Nyata

Spearman

's rho

Peran

Penyuluh

Correlation

Coefficient 1,000 ,652**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 32 32

Hasil

Nyata

Correlation

Coefficient ,652** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 32 32

Page 135: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

119

g.Interaksi Sosial

Correlations

Interaksi

Sosial Kerumitan

Spearm

an's rho

Interaksi

Sosial

Correlation

Coefficient 1,000 -,354*

Sig. (2-tailed) . ,047

N 32 32

Kerumitan Correlation

Coefficient -,354* 1,000

Sig. (2-tailed) ,047 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Interaksi

Sosial

Sarana

Produksi

Spear

man's

rho

Interaksi

Sosial

Correlation

Coefficient 1,000 ,378*

Sig. (2-tailed) . ,033

N 32 32

Sarana

Produksi

Correlation

Coefficient ,378* 1,000

Sig. (2-tailed) ,033 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 136: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

120

Correlations

Interaksi

Sosial Keuntungan

Spearman's

rho

Interaksi

Sosial

Correlation

Coefficient 1,000 ,761**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 32 32

Keuntung

an

Correlation

Coefficient ,761** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Interaksi

Sosial

Hasil

Nyata

Spearman's

rho

Interaksi

Sosial

Correlation

Coefficient 1,000 ,589**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 32 32

Hasil

Nyata

Correlation

Coefficient ,589** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 32 32

Page 137: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

121

No Nama

Respondedn

Umur Pendidikan Luas Lahan Pengalaman Pendapatan Peran Penyuluh

1 Saring 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4

2 Swarno 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

3 Sugianto 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5

4 Selamat 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2

5 Muhamad

Ali 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2

6 Kiswanto 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4

7 Ngateman 5 4 2 2 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

8 Muh.

Zulham 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4

9 Juliardi 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

10 Suprianto 5 4 2 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

11 Juliardi 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 2 5 2 4 2 2 2 2 2 2

12 Selamet

Arianto 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 Noman 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

14 Basir 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4

15 Petok 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 2 4 2 4 4 4 4 2

16 Pariadi 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4

17 Nopi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

18 Ramiadi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2

19 Sukarman 5 4 2 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2

20 Warsianto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4

21 Febrianti 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4

22 Supardi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2

23 Nuriyadi 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2

24 Sri

Gunawan 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4

25 Bambang

Sahputra 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2

26 Sulaiman 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4

27 Sarmi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4

28 Indrawati 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4

29 Sunarto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2

30 Ernawati 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 2 3 2 4 4 4 4 4

31 Jumiati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4

32 Supiana 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 2 3 2 4 4 4 4 4

Page 138: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

122

Lampiran 6. Rekap Hasil Kuisioner

No Nama

Responden

Interaksi

Sosial Kerumitan

Sarana

Produksi Keuntungan Hasil Nyata

1 Saring 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 Swarno 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

3 Sugianto 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 Selamat 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 Muhamad

Ali 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 6

Kiswanto 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 7

Ngateman 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 Muh.

Zulham 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9

Juliardi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 10

Suprianto 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11

Juliardi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 12 Selamet

Arianto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13

Noman 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 14

Basir 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15

Petok 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16

Pariadi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17

Nopi 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 18

Ramiadi 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19

Sukarman 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20

Warsianto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21

Febrianti 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22

Supardi 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 23

Nuriyadi 2 2 2 2 2 5 5 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24

Gunawan 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25

Bambang 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 26

Sulaiman 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27

Sarmi 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28

Indrawati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 29

Sunarto 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 30

Ernawati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31

Jumiati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Supiana 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

Page 139: Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, … · 2019. 10. 21. · LAPORAN TUGAS AKHIR Persepsi Petani Terhadap Teknik P3S (Pemangkasan, Pemupukan, Panen sering dan Sanitasi)

123