46
153 Lampiran I Hari/Tanggal : Senin, 10 Desember 2012 Tempat : Rumah Ustadzah Solaehah di Kecamatan Susukan Wawancara ini dilakukan peneliti dengan nara sumber perempuan, seorang tokoh perempuan NU bernama Ustadzah Solaehah (nama samaran). Kesehariannya adalah sebagai ibu rumah tangga, Guru Sekolah Dasar, Pedakwah, Inisiator kegiatan- kegiatan Islami dan beliau terlibat dalam kepengurusan Muslimat NU di Kecamatan Susukan. Muslimat Nahdatul Ulama adalah organisasi perempuan yang bertujuan untuk mengayomi, memajukan Islam khususnya Nahdatul Ulama. Aktifitas Muslimat NU yang rutin dikerjakan adalah pengajian. Berikut ini adalah detail wawancara peneliti dengan nara sumber: Peneliti : Siapa yang dapat disebut dengan orang Nahdatul Ulama ? Nara Sumber : Nahdatul Ulama (NU) adalah agama Islam yang ajarannya dibawa oleh para Ulama, termasuk para Wali Songo; kalau disini Ulama yang dimaksud dapat dikatakan termasuk Mbah Kyai Hasyim Ashari. Peneliti : Berarti ajaran yang khas yang membedakan atau ciri khas dari NU, seperti apa ? Nara Sumber : Ciri khas dari NU diantaranya itu ada; dzikir, tahlil dan sholawatan. Peneliti : Misalnya ada teman saya, yang sholatnya masih belum rutin tapi dia menjalankannya sesuai dengan ajaran/tuntunan NU, kemudian juga menjalankan ibadah lainnya seperti tahlil, apakah orang seperti itu tetap bisa disebut orang NU? Nara Sumber : Masalah sholat rutin atau tidak, itu masalah keyakinan dan hak pribadi, apabila dia menjalankan tuntunan NU, ya dapat dikatakan orang NU. Kalau masalah sholat 5 (lima) waktu itu panggilan hati, kesadaran. Peneliti : Kalau prosentase jumlah umat Islam NU di Kecamatan Susukan berapa ya !!

Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

  • Upload
    lethuan

  • View
    240

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

153

Lampiran I

Hari/Tanggal : Senin, 10 Desember 2012

Tempat : Rumah Ustadzah Solaehah di Kecamatan Susukan

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan nara sumber perempuan, seorang

tokoh perempuan NU bernama Ustadzah Solaehah (nama samaran). Kesehariannya

adalah sebagai ibu rumah tangga, Guru Sekolah Dasar, Pedakwah, Inisiator kegiatan-

kegiatan Islami dan beliau terlibat dalam kepengurusan Muslimat NU di Kecamatan

Susukan. Muslimat Nahdatul Ulama adalah organisasi perempuan yang bertujuan

untuk mengayomi, memajukan Islam khususnya Nahdatul Ulama. Aktifitas Muslimat

NU yang rutin dikerjakan adalah pengajian. Berikut ini adalah detail wawancara

peneliti dengan nara sumber:

Peneliti : Siapa yang dapat disebut dengan orang Nahdatul Ulama ?

Nara Sumber : Nahdatul Ulama (NU) adalah agama Islam yang ajarannya

dibawa oleh para Ulama, termasuk para Wali Songo; kalau disini Ulama yang

dimaksud dapat dikatakan termasuk Mbah Kyai Hasyim Ashari.

Peneliti : Berarti ajaran yang khas yang membedakan atau ciri khas dari

NU, seperti apa ?

Nara Sumber : Ciri khas dari NU diantaranya itu ada; dzikir, tahlil dan

sholawatan.

Peneliti : Misalnya ada teman saya, yang sholatnya masih belum rutin

tapi dia menjalankannya sesuai dengan ajaran/tuntunan NU, kemudian juga

menjalankan ibadah lainnya seperti tahlil, apakah orang seperti itu tetap bisa disebut

orang NU?

Nara Sumber : Masalah sholat rutin atau tidak, itu masalah keyakinan dan

hak pribadi, apabila dia menjalankan tuntunan NU, ya dapat dikatakan orang NU.

Kalau masalah sholat 5 (lima) waktu itu panggilan hati, kesadaran.

Peneliti : Kalau prosentase jumlah umat Islam NU di Kecamatan

Susukan berapa ya !!

Page 2: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

154

Nara Sumber : Mayoritas, 95%. Wilayah Susukan yang Muhammadiyah

disekitar pasar Susukan, Ahmadiyah disekitar Desa Muncar. Tetapi kalau secara

prosentase, lebih dominan NU yakni lebih dari 90%. Kalau MTA itu ajarannya

“Jangan menurut Ulama” yang jadi panutan itu yaitu satu; Nabi Muhammad SAW.

Apabila yang jadi panutan Nabi Muhammad maka umat pasti akan benar jalannya, Itu

yang saya dengar dari radio MTA FM. Kalau saya senang mendengarkan radio MTA

FM sebagai alat untuk membandingkan, tapi kalau bapak tidak memperbolehkan.

“kok bisa-bisanya mengikuti tuntunan Ulama itu salah, apakah orang-arang MTA itu

langsung ketemu Nabi”. Islam kan dibawa Nabi Muhammad, terus disampaikan

kepada sahabat, dan sampailah ke Ulama. Yang jelas sudah sepatutnya kita mengikuti

Ulama-Ulama yang dekat saja, kalau Nabi kan tidak bisa, sudah wafat.

Peneliti : Kalau informasi tadi anda dapat dari radio MTA FM ? Ustad

Sukino !!

Nara Sumber : Ya, saya sering mendengarkan radio itu, Ustad Sukino. Tapi

kalau ketahuan bapak tidak diperbolehkan.

Peneliti : Sebagian orang mengatakan Ustad Sukino dalam

pembawaanya sikap kurang santun ? menurut anda.

Nara Sumber : “Kemaki”, semacam nantang. Dia (Ustad Sukino), seperti

orang yang meremehkan Ulama, misalnya saja kalau dipikir secara logika, dia sendiri

(Ustad Sukino) dapat “ngaji” awalnya dari siapa? Pastinya ada gurunya, yaitu Kyai

atau Ulama. Masa dengan sendirinya lansung bisa, tidak mungkin. Kenapa kok dia

bisa mengatakan jangan percaya atau gampang menurut pada Ulama dan Kyai.

Kemudian juga dia seolah-olah meremehkan apa yang yang diajarkan oleh para

Ulama, misalnya tentang “Ajaran Kitab Kuning”.

Peneliti : Berarti sudah ada perbedaan jelas. Masa ibu tadi mengatakan

kalau darah halal menurut MTA?

Nara Sumber : Ya. Saren untuk mereka adalah halal, mungkin karena

katanya yang diharamkan adalah darah yang mengalir. Padahal saren kan darah yang

Page 3: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

155

mengalir dan dikumpulkan dalam wadah. Sekarang masalah Anjing, Anjing saja

apabila tersentuh saja najis, apalagi dagingnya.

Peneliti : Saya dengar informasi, katanya kata Anjing itu haram dalam

Al-Qur’an tidak ada, tetapi memang benar kalau Babi di Al-Qur’an dinyatakan

haram, bagaimana dengan itu?

Nara Sumber : Selain najis untuk Anjing, Anjing kan mempunyai taring dan

pemakan daging, itu sudah jelas untuk menyatakan keharamannya. Sama halnya

dengan Kucing yang juga diharamkan. Menurut saya, MTA ini cocok untuk orang

yang pelit, soalnya ringkas. Orang mati tidak perlu ada peringatan-peringatan seperti

“mitung dino, nyatus atau nyewu”, itu kan lebih ngirit. Katanya (dari MTA) “zaman

dulu waktu zaman Nabi juga tidak ada peringatan-peringatan seperti itu”. Akan

tetapi kalau menurut saya, peringatan-peringatan seperti itu punya tujuan mulia,

diantaranya mengingatkan kita akan jasa orang tua dan keluarga kita sendiri yang

sudah meninggal, memperkuat silaturahmi, dan dengan sodakoh dapat menjadi

penolak bala, seperti yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Hadist.

Sodakoh pada peringatan-peringatan seperti tadi akan menjadi amal baik.

Kemudian yang dibaca pada pada peringatan-peringatan tersebut juga tidak dosa, itu

semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, seperti surat Yassin. Kemudian saya katakan kalau

tidak ada peringatan-peringatan tersebut akan terjadi omongan-omongan tidak benar

terhadap Almarhum. Disamping adanya anggapan negatif, saya kira lebih banyak

nilai positifnya. Kalau untuk orang “irit-irit”, ya cocok (MTA). Warisannya yang

luas bisa diwarisi sendiri, nilainya sebagian tidak dipergunakan untuk peringatan-

peringatan tadi. Begini, semua peringatan-peringatan tadi pada dasarnya digunakan

sebagai rasa bakti dan hormat pada orang tua dari anak dan keluarga, sebagai suatu

penghargaan atas jasanya orang tua, sejak mengandung sampai membesarkan. Masa

di MTA kirim surat Al-Ihklas saja tidak sampai, bagaimana itu?...Kalau saya,

menurut saja pada Ulama yang dekat-dekat saja, masa harus langsung ke Nabi, itu

terlalu jauh, percaya saja pada kitab-kitab dari Ulama.

Page 4: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

156

Peneliti : Kalau boleh dikatakan, NU secara agresif diserang oleh

ajaran MTA dari siaran radio, bagaimana tanggapannnya ?

Nara sumber : Ya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika mendengarkan

radio, mau langsung menanggapi dan protes juga tidak bisa karena tidak ada layanan

interaktif lewat telepon. Isinya cuma jengkel-jengkel saja.

Peneliti : Sewaktu anda mengikuti pengajian Muslimatan, apakah anda

memberi informasi tentang MTA kepada peserta pengajian.?

Nara sumber : Kalau saya tidak pernah memberikan informasi tentang MTA

kepada jamaah pengajian Muslimat. Akan tetapi saya memberikan dakwah-dakwah

yang isinya sebagai benteng untuk umat Islam NU agar tetap berpegang teguh pada

ajaran yang diyakininya. Kalau saya hanya sesuai kemampuan saya. Memang, bagi

para Kyai-Kyai NU, benar memberikan informasi tentang MTA kepada umat, karena

itu memang tugasnya. Alasan saya adalah saya tidak mau menjelek-jelekan pihak

lain, lebih baik memperbaikai rumah sendiri “umat NU”.

Peneliti : Agar orang-orang NU, khususnya pengajian Muslimat, tidak

terpengaruh dengan ajaran MTA, bagaimana caranaya ?

Nara Sumber : Ya kan dengan pengajian, yang ngisi juga dari para Kyai-

Kyai tadi, semuanya disesuaikan dengan tema, misalkan pada Maulid Nabi, kalau di

MTA kan tidak ada, alasannya karena hari kelahiran cuma sekali hanya pada masa itu

saja. Kemudian para Kyai membahasnya kenapa diadakan Maulid Nabi.

Peneliti : Anda kan sering mengikuti pengajian di seluruh wilayah

Kecamatan Susukan , apakah persepsi warga Nahdatul Ulama tentang Ormas MTA di

masing-masing daerah itu sama ?

Nara Sumber : Ya sama, ibaratnya kan satu kitab. Tapi para Ulama NU juga

membebaskan umat untuk memilih pemimpin agamanya. Mau ikut MTA silahkan,

NU atau Muhammadiyah juga silahkan.

Peneliti : Apakah disini ada peristiwa diskriminasi terhadap warga

MTA ?

Nara Sumber : Insyaallah tidak ada.

Page 5: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

157

Peneliti : Bagaimana seharusnya sikap orang NU ?

Nara Sumber : Tidak berbuat anarkis karena dunia itu tempatnya perbedaan,

kalau harus memaksa untuk sama dengan kita, itu tidak dapat dibenarkan.

Peneliti : Apakah anda mendapatkan informasi adanya perbedaan

antara NU dan MTA itu dari sumber radio saja?

Nara Sumber : Iya, saya cuma dari radio saja, lha saya tidak pernah

berkumpul dengan orang-orang MTA, lingkungan saya kan orang NU.

Peneliti : Berarti perbedaan halal dan haram tentang darah saja ?

Nara Sumber : Darah mengalir atau tidak mengalir tetap sama saja haram

seperti tadi Dideh atau Saren. Mungkin kalau darah yang diharamkan menurut MTA

adalah meminum darah yang mengalir.

Peneliti : Bagaimana tentang masalah-masalah seperti Slametan dan Tahlilan

dalam budaya Jawa ini?

Nara Sumber : Bagi orang MTA, Ingkung dan Tumpeng tidak boleh, haram

katanya. Yang “ewang-ewang” masak saja sebenarnya juga tidak diperbolehkan.

Kalau saya kan yang terpenting adalah proses dan niatnya. Ayamnya halal, cara

masaknya halal, yang terpenting itu niatnya kepada Allah. Kalau bentuknya kan cuma

kreativitas dan orang Jawa memaknainya dengan arti baik. Misalnya Ayam mati atau

bangkai atau tidak disembelih dengan benar itu haram. Saya memang mendengar dari

Radio, orang yang “ewang-ewang” saja dibilang orang yang sesat.

Peneliti : Kalau masalah Aqiqoh ?

Nara Sumber : Kalau MTA (Ustad Sukino), pas hari ketujuh. Kalau NU di

anjurkan pada hari ketujuh terhitung sejak lahirnya anak, kalau belum bisa ya pas

pada saat mampunya.

Oh ya, kalau masalah Kurban, sempat saya dengar dari radio, kalau MTA; bagian-

bagian dari hewan kurban harus dibagi seadil-adilnya, tidak boleh dijual dan

kemudian dibagikan dalam bentuk uang. Sampai kulit pun harus dibagi-bagi. Kalau

NU kan mudah kulit dijual kemudian uangnya dibagi-bagi kepada yang

Page 6: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

158

membutuhkan, kalau kulit dibagi-bagi dapat bagian kecil- kecil, ya mubazir, untuk

apa?

NU dengan MTA banyak perbedaan, kalau NU dengan Muhammadiyah sih damai-

damai saja.

Peneliti : Kalau dengan Muhammadiyah, NU saling menghormati.

Saya dapat info dari teman, kalau nada dari Ustad Sukino dengan nada tinggi,

bagaimana kalau menurut anda ?

Nara Sumber : Kemaki. Saya pernah sholat di daerah ibu saya, itu sholat

jamaah Subuh di Mushola. Sewaktu itu seorang warga MTA jadi imamnya, dia

sebelum sholat, mengatakan kepada jamaah kalau sholatnya tidak akan ada doa

Kunut.

Kalau mau tahu tentang beragamnya ibadah sholat ya waktu saya menunaikan ibadah

Haji di Makkah. Saya ikut Ulama, orangnya pinter-pinter, kalau salah ya sudah

diprotes sewaktu zaman dulu. Orang yang Wali Songo yang mengIslamkan satu

Nusantara saja tidak pernah memusrik-musrikan orang Islam lainnya, tapi kalau

Ustad Sukino kan gampang sekali menyebut orang lain musrik. Tapi kalau menurut

saya, seharusnya saling menghormati, NU dan MTA secara tauhid;sama, sama-sama

mengerjakan rukun Islam. Hanya MTA ini gampang menyalahkan dan memusrikan

orang Islam lainnya. Memang kalau dipikir kan nantinya Islam akan terdiri dari

puluhan golongan. Bagi saya yang terpenting, Kyai dan Ulama tidak akan pernah

menyesatkan umat.

Peneliti : Anda pernah mendengarkan, Kyai NU kalau dakwah

menyinggung MTA?

Nara Sumber : Ya, jelas. Seperti pak Toyyib. Tetapi tidak setiap dakwah, tapi

sering sekali kan tujuannya untuk membentengi umat.

Page 7: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

159

Lampiran 2

Hari/Tanggal : Minggu, 06 Januari 2013

Tempat : Rumah Pramudi di Kecamatan Susukan

Diskusi dilakukan peneliti dangan dua orang pemuda yang mengakui bahwa

dirinya merupakan penganut Islam Nahdatul Ulama (NU). Seorang pemuda berusia

24 tahun berasal dari Desa Susukan bernama Pramudi (nama samaran), sedangkan

seorang lainnya bernama Sentot (nama samaran) berusia 22 tahun berasal dari Desa

Ketapang, Kecamatan Susukan. Keduanya dipilih oleh peneliti sebagai narasumber

dengan alasan mereka adalah warga NU biasa, yang tidak ikut serta dalam

kepengurusan keorganisasian NU dan tidak pernah belajar agama Islam (NU) di

Pondok pesantren. Peneliti sebagai moderator dan diskusi berlangsung dalam kondisi

penuh keakraban.

Peneliti : Menurut anda bagaimana gambaran Nahdatul Ulama,

kemudian ajarannya seperti apa, adakah perbedaanya dengan ajaran Ormas Islam

lainnya ?

Nara Sumber 1 : NU adalah Nahdatul Ulama yang menjalankan syariat Islam

sesuai Al-Qur’an dan Hadist.

Peneliti : Karakter atau ciri khas NU, yang membedakan NU dengan

Ormas Islam lainnya apa?

Nara Sumber : Tidak ada perbedaan dari segi ibadah, misalnya sholat; Ormas

NU dan Ormas Islam lainnya sama-sama mengerjakan sholat 5 (lima) waktu dan

sholat Sunat.

Peneliti : Kalau menurut anda (Nara Sumber 2).

Nara Sumber 2 : “memprotes”….. “ini namanya bukan diskusi”

Nara Sumber 2 meminta apabila ia berbeda pendapat dengan Nara Sumber 1, ia

langsung dapat menyanggahnya.

Peneliti : Setuju.

Page 8: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

160

Nara Sumber 1 : NU adalah Nahdatul Ulama, juga bisa disebut dengan

kumpulan Ulama. Sedangkan Majelis Tafsir Al-Qur’an adalah MTA. Dari sudut

pandang namanya sudah kelihatan berbeda.

Nara Sumber 2 menyanggah pernyataan Nara Sumber 1; menurutnya MTA dan

Nahdatul Ulama dari segi ibadah ada perbedaan, misalnya MTA menghalalkan

Anjing, pada sholat pada bagian “tahiyad ” tidak disebutkan kata “sayidina” namun

cukup dengan melafalkan kata “ngala”; padahal kata “sayidina” artinya adalah

tuanku. “sayidina Muhammad” artinya “tuanku Muhammad”.

Peneliti : Apakah ada indikator tertentu sehingga orang bisa disebut

dengan bagian dari warga NU ?

Nara Sumber 2 : Saya bukan termasuk anggota Ormas NU tetapi ajarannya

misalnya tuntunan dalam shalat; saya lakukan.

Peneliti : Menurut anda, MTA itu bagaimana ? Anda mendapat

informasi dari apa atau siapa tentang Ormas MTA ini ?

Nara Sumber 1 : Sering mendengarkan radio MTA FM. Saya pernah bertanya

kepada orang Islam NU yang fanatik; Apakah mereka cocok dengan ajaran MTA ?

mereka mengatakan, tidak cocok karena ajaran MTA berbeda atau menyimpang dari

ajaran NU, misalnya tentang Aqiqoh, di MTA harus dilakukan pada hari ketujuh

kelahiran, kalau di NU dianjurkan hari ketujuh tapi kalau tidak mampu pada saat itu,

bisa diganti pada masa lainnya. Selanjutnya Zinah, kalau menurut ajaran NU dengan

dilakukannya tobat Nasuha maka akan dilebur dosanya, tapi kalau di MTA ditentang

alasannya karena yang namanya dosa sudah pasti tercatat dan harus

dipertanggungjawabkan.

Peneliti : Anda tahu informasi tersebut, dari sumber mana ? kalau dari

radio MTA FM, nama progam acaranya apa ?

Nara Sumber 1 : Ustad Sukino, Jihad Pagi.

Peneliti : Kalau anda bagimana, (Nara Sumber 2).

Page 9: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

161

Nara Sumber 2 : Saya juga mendengarkan dari radio, benar yang dikatakan

oleh Nara sumber 1, kalau di MTA untuk maslah Aqiqoh tidak boleh memakai usaha

utang-piutang.

Peneliti : Berapa kali anda mendengarkan radio MTA ? Berarti ajaran

MTA berseberangan dengan ajaran NU, ada nilai positifnya tidak, Omas MTA ini?

Nara Sumber 1 : Sering, “bola-bali”. Berseberangan. Nilai positif yang saya

dapat ambil dari sudut pandang Islam. Kalau di MTA jangan takut berbuat salah,

kalau di NU jangan berbuat salah.

Peneliti : Kalau anda seberapa sering anda mendengarkan radio MTA

ini ?

Nara Sumber 2 : Beberapa kali. Dulu saya sering kerumah teman, yang sering

mendengarkan radio MTA, dan saya sempat setuju.

Peneliti : Apa, contohnya bagaimana ?

Nara Sumber 2 : MTA, cara beragama Islam yang ringkes. Kalau MTA hanya

menjalankan syariat Islam saja, kalau NU; bagaimana caranya untuk dapat

mendekatkan diri kepada yang kuasa (Allah SWT). Misalnya dalam sholat, Ormas

selain NU biasanya melakukan gerakan-gerakan sholat yang penuh konsentrasi agar

tidak menyimpang dari yang telah diajarkan, tapi kalau di NU; sesuai yang diajarkan

tapi dibuat senyaman mungkin karena agar tidak mengganggu niatan atau

kehkusukan dalam solat.

Nara Sumber 2 menyanggah Nara Sumber 1 . Nara Sumber 1 salah, kalau MTA

adalah cara berIslam yang ringkes, bukannya bebas. Misalkan tidak ada acara

“matang puluh, nyatus, mitoni, dan lain sebagainya”. Memang benar sebagian

kegiatan itu adalah produk budaya Jawa, tapi dalam segi sudut pandang NU yang

terpenting adalah “bagaimana bisa dekat dengan Tuhan”.

Nara Sumber 1 : Di NU, biasanya walaupun dari orang miskin tapi harus tetap

menjalankan upacara adat seperti “matang puluh dan nyatus”. Kalau di MTA tidak

harus, karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak akan menolong orang yang sudah mati,

kalau banyak dosa ya masuk neraka.

Page 10: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

162

Peneliti : Bagaimana kalau ditempatmu.

Nara Sumber 2 : “menyanggah pernyataan Nara Sumber 1”, orang miskin

kalau dimasyarakat NU akan mendapatkan “sumbangan/bantuan”.

Nara Sumber 1 : Walaupun miskin kan tetap wajib ada, karena malu dengan

masyarakat.

Nara Sumber 2 : Tidak mungkin orang yang melakukan kegiatan “mitoni,

nyatus dan nyewu”, gara-gara hal tersebut akan jatuh miskin, karna pastinya kan

mendapatkan pertolongan dari gusti Allah, yang terpenting adala ihklas. Ada nilai

positif dalam kegiatan itu yaitu berbagi dan memperkuat persaudaraan.

Nara Sumber 1 : “menyangkal pernyatan Nara Sumber 1”. Orang yang miskin

tadi harus memberikan pelayanan yang layak karena gengsi dengan tetangga.

Nara Sumber 2 : Kan bisa apa saja, “sak mampune”, teh saja sudah cukup yang

diberikan saat tahlilan atau kegiatan lainnya.

Peneliti : Ada peristiwa yang fenomenal/unik menyangkut MTA ?

Nara Sumber 1 : Ada, orang Desa Penoh Ketapang, orang yang mengikuti

ajaran MTA dikucilkan, setiap omongannya diabaikan, dia kalau diundang tahlilan

oleh tetangga tidak akan berangkat.

Peneliti : Kalau di Desa Susukan?

Nara Sumber 2 : Pernah dengar tapi belum bisa memastikan kebenarannya,

sewaktu ada pengajian MTA, Power listriknya dimatikan. Sebenarnya kalau menurut

saya, ya tidak usah sampai hal itu dilakukan, terserah mereka mau berkegiatan apa

saja, kan sudah menjadi urusan masing-masing.

Peneliti : Benarkah kalau radio MTA FM ini menjadi sumber utam a

informasi tentang MTA, atukah ada sumber informasi lainnya.?

Nara Sumber 1 : Orang yang pernah ngaji MTA di Solo, pernah mau di usir

dari kampung gara-gara hendak menyebarkan ajararan MTA, informasi itu saya

dapatkan dari orang NU yang taat.

Peneliti : Menurut anda, pandangan NU terhadap MTA banyak positif

atau negatifnya ?

Page 11: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

163

Nara Sumber 1 : Banyak Negatifnya.

Peneliti : Fenomena ini, sering menjadi obrolan dimasyarakat ?

Nara Sumber 1 : Banyak. Biasanya orang tua, tapi kalau anak muda kurang

perhatiannya terhadap masalah ini. Ada orang NU yang taat yang menjadi Muadzin di

Mushola membicarakan tentang MTA ini dan membanding-bandingkannya dengan

kebiasaan yang sudah membudaya di lingkungannya.

Peneliti : Kalau di Desa Susukan sama tidak dengan apa yang

disampaikan oleh Nara Sumber 1 ?

Nara Sumber 2 : Dulu banyak, tapi sekarang setahu saya sudah agak jarang,

sudah biasa.

Peneliti : Berarti MTA banyak negatifnya, terus sebagai warga NU

bagaimana seharusnya menyikapinya ?

Nara Sumber 1 : Cari persamaan dengan NU, lepaskan dari perbedaan bukan

menjadi suatu pemecah belah umat Islam karena pada dasarnya NU dan MTA sama

halnya tentang Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Peneliti : Pernah lihat pengajian NU yang membahas tentang MTA ?

Nara Sumber 1 : Belum Pernah, malah yang dibahas tentang kasus Ariel, saya

jarang mendengarkan dan mengikuti pengajian umum.

Peneliti : Kalau menurut anda ?

Nara Sumber 2 : Keyakinan merupakan hak dasar, berbeda agama saja boleh,

apalagi satu agama.

Peneliti : Berarti menurut anda MTA ini secara Tauhid tidak masalah,

berbeda dengan Ahmadiyah ?

Nara Sumber 2 : Kalau Ahmadiyah sangat ekstrim, MTA dan NU sama-sama

memakai Al-Qur’an, Hadist, Nabi yang terakhir diakui sama, sedangkan Ahmadiyah

kan mempercayai Nabi Muhammad adalah bukan Nabi yang terakhir. Perbedaan NU

dan MTA hanya masalah Hadist.

Peneliti : Kalau boleh dikatakan, NU beradaptasi dengan budaya Jawa,

sedangkan MTA kurang dapat beradaptasi, bagaimana menurut anda ?

Page 12: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

164

Nara Sumber 2 : Kata Cak Nun “ jowo tapi Islam”, orang Jawa beragama

Islam tapi “Jawanya tidak hilang”.

Nara Sumber 1 : Orang MTA tidak memakai budaya Jawa seperti Mitoni.

Peneliti : Ada yang mengatakan Ustad Sukino dari Ormas MTA

mempermasalahkan tumpengan dan lain sebagainya yang identik dengan budaya

Jawa, sebagai bentuk sesaji dan keyakinan terhadap dzat selain Allah SWT, menurut

anda ?

Nara Sumber 2 : Secara pribadi, ada tumpengan dan lainnya tidak masalah

bagi saya, itu tergantung pada konteks kepada siapa persembahan itu kita sampaikan.

Peneliti : Berarti ada suatu kesalahan persepsi terhadap simbol-simbol

dalam budaya Jawa.

Nara Sumber 2 : Ustad Sukino kurang paham dengan budaya, yang sering

disebut sebagai hasil kebudayaan Islam seperti; Sarung, Kupluk, Tasbih itu bukan

dari Islam, agama lain juga menggunakannya.

Peneliti : Untuk pertanyaan terakhir, radio merupakan sumber

informasi tentang Ormas MTA adalah MTA FM, bagaimana kesimpulan tentang

Ormas MTA ini ?

Nara Sumber 1 : MTA adalah Ormas ekstrim, mau menggeser budaya yang

sudah ada, ingin memisahkan budaya dengan agama.

Nara Sumber 2 : Sama dengan Nara Sumber 1.

Peneliti : Kenapa, Jihad Pagi ini sering anda dengarkan, masih banyak

radio lainnya.

Nara Sumber 1 : Ya, karena siaran radionya suaranya jernih, enak didengar,

trus juga bisa nambah wawasan tentang Islam, sekaligus membandingkan dengan

MTA.

Nara Sumber 2 : Kalau saya, biar tahu bagaimana ajaran MTA ini, tapi juga

saya akui kualitas sinyalnya disini bagus dibandingkan siaran radio lainnya.

Page 13: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

165

Lampiran 3

Hari/Tanggal : Minggu, 03 Februari 2013

Tempat : Rumah Ustad Rois di Kecamatan Susukan

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan nara sumber, seorang tokoh Pemuda

Nahdatul Ulama (NU) bernama Ustad Rois (nama samaran), beliau adalah seorang

Ulama muda lulusan Pondok Pesantren ternama di Jawa Timur. Kesehariannya

sebagai Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar, Pedakwah, mantan Ketua IPNU

serta beliau terlibat dalam pembina Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) di

Kecamatan Susukan. IPNU adalah organisasi kepemudaan yang bertujuan untuk

mengayomi, memajukan Islam khususnya Nahdatul Ulama. Aktifitas IPNU yang

rutin dikerjakan adalah rapat rutin keorganisasian dan ragam kegiatan Islami sosial

lainnya. Berikut ini adalah detail wawancara peneliti dengan nara sumber:

Peneliti : Apakah ada indikator khusus, sehingga orang dapat disebut

sebagai orang Nahdatul Ulama ?

Nara Sumber : Memang tidak ada kartu anggotanya untuk dapat diakui

sebagai orang NU, tapi disisi lain terdapat kartu anggota sebagai tanda pengenal

bahwa orang itu adalah anggota Ormas NU ?

Peneliti : Misalkan, ada yang mengaku dirinya NU kemudian orang

tersebut ikut kegiatan “tahlilan” padahal sholatnya saja istilahnya Subuh-Magrib,

menurut anda bagaimana ?

Nara Sumber : Bisa.

Peneliti : Nah kalau begitu, karakter NU seperti apa ?

Nara Sumber : NU dan orang NU adalah dua hal yang serupa tapi agak

berbeda. Orang dapat mengaku dirinya sebagai orang NU bisa didasarkan dengan

pendekatan kultural, misalkan orang mengaku dirinya NU karena dilahirkan dan

dibesarkan dari keluarga NU.

Page 14: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

166

Peneliti : Berarti ciri-ciri orang bisa disebut sebagai orang NU apabila

sewaktu sholat misalnya pada posisi “tahiyat” terdapat kata bacaan “sayidina”, atau

pada sholat subuh membaca doa “kunut” ?

Nara Sumber : Itu bukan orang NU saja.

Peneliti : Kalau ciri khas lain, katakanlah “tahlilan”, bagaimana ?

Nara Sumber : Kegiatam semacam “tahlilan” seperti itu erat kaitannya

dengan adat, biasanya banyak ditemui di Jawa. Kegiatan-kegiatan itu dan sejenisnya,

kalau ditelusuri adalah sebagai bentuk toleransi.

Peneliti : Berarti NU di Jawa dan di luar Jawa berbeda, terus NU ini

seperti apa tepatnya ?

Nara Sumber : NU di dunia ini secara prinsip itu sama. Prinsip pokoknya

antara lain; keseimbangan, toleransi dan moderat. Implementasi dari prinsip pokok

tersebut diantaranya adalah kegiatan tahlilan atau kegiatan yang erat kedekatannya

dengan adat. Itu semua dimaksudkan untuk wadah dan sarana terjalinnya kerukunan

dan sebagai upaya pengembangan agama. Gambarannya seperti perjuangan dari Wali

Songo. Masalah doa “kunut”, “sayidina” dan sebagainya yang dapat dikatakan

melekat pada NU, asal muasalnya karena Kyai atau Ulama yang kita jadikan panutan

dari dulu, menagajarkan demikian itu. Memang itu sudah dari dulu yang

membedakan NU dengan Ormas lainnya, seperti Muhammadiyah. Kalau disebut

orang yang tidak memakai doa “kunut” bukan orang NU ya bisa dan sebaliknya

apabila memakai doa “kunut” juga belum tentu disebut orang NU.

Peneliti : Kalau tidak ikut Tahlilan ?

Nara Sumber : ya bisa, orang non-muslim saja ikut tahlilan. Bukan berarti

ajaran NU itu harus ada tahlilannya, akan tetapi apa yang sudah ada di masyarakat itu

tetap dijaga, kemudian isinya itu dibuat baik, yang kiranya tidak “pas” dihilangkan.

Peneliti : Kalau Pondok Pesantern (Ponpes) di Kecamatan Susukan

yang NU, ada berapa ?

Nara Sumber : Yang istilahnya berasimilasi dengan NU itu, di Desa Kenteng

ada 3 (tiga) Ponpes, Desa Petak 1 (satu), Desa Jetis 1 (satu), Desa Baran 1 (satu), dan

Page 15: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

167

Bakarjo 1 (satu). Kalau di Desa Gentan itu ada 1 Ponpes tapi bukan NU, sedangkan

di Desa Grabakan dulunya ada Ponpes tapi sekarang sudah tidak berkegiatan lagi.

Peneliti : Tolong digambarkan tentang keorganisasian NU di

Kecamatan Susukan ?

Nara Sumber : Di bawah naungan NU itu ada yang namanya Badan

Otonomi, kemudian badan otonomi yang membawahi kepengurusan keorganisasian

Perempuan, namanya Muslimat. Badan Otonomi yang membawahi kepengurusan

keorganisasian Pria adalah NU. Ada Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU), Ikatan

Pelajar Perempuan Nahdatul Ulama (IPPNU), keduanya termasuk badan otonom

yang membawahi Perempuan NU berusia antara 13 s/d 27 tahun. Kemudian ada lagi

yaitu Fataya, Ansor dan Banser. Tetapi yang aktif berkegiatan dan yang mempunyai

struktur keorganisasian yang jelas di Kecamatan Susukan adalah NU, Muslimat,

IPNU, IPPNU. Kalau Banser sebenarnya ada tapi kegiatan dan kepengurusannya

tidak begitu jelas.

Peneliti : Pernah mendengarkan dakwah dari Kyai atau Ulama di

Kecamatan Susukan yang menyinggung tentang Ormas MTA, kan Anda sering

mengikuti pengajian-pengajian umum. Misalnya Kyai dalam pengajian tadi

mengatakan kalau ada “Islam anyar” yaitu MTA ajarannya………..tapi terserah umat

yang menyikapi mau tetap di NU atau ke MTA ?

Nara Sumber : Ya. Tapi tidak demikian. Mereka memberikan informasi

tentang MTA sebagai Ormas Islam baru beserta ajarannya, akan tetapi disisi lain

mereka mengajak umat tetap pada jalurnya dan menjaga “rombongannya” (NU).

Peneliti : Gambaran dakwahnya seperti apa ?

Nara Sumber : MTA menganggap kegiatan seperti tahlilan itu haram, karena

tidak ada dasarnya dalam Islam. Kemudian Kyai atau Ulama itu menjelaskan bahwa

NU melakukan kegiatan tahlilan seperti itu, pastinya punya dasar yang kuat. Misalnya

mendoakan orang tua adalah kewajiban anak, sedangkan doa dari anak kepada orang

tua adalah amal ibadah yang tidak bisa putus. Disisi lain dikatakan oleh MTA bahwa

bentuk-bentuk makanan yang disajikan kepada jamaah itu perbuatan yang

Page 16: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

168

mengidentifikasikan suatu kesyrikan, misalnya Tumpeng, Ayam ingkung, Nasi

Golong dan sebagainya yang identik dengan tahlilan, slametan, nyatus, nyewu, mitoni

dan sebagainya. Para pedakwah Kyai atau Ulama tersebut menjelaskan tidak apa-apa

tidak akan menggiring ke arah kesyrikan asalkan diniati oleh niat Shodakoh/Jariyah.

Lebih banyak yang mendoakan kan lebih baik, walaupun pada dasarmya bisa saja

anak atau hanya keluarga saja yang mendoakan orang tua yang telah meninggal.

Terkadang seolah-olah antara NU dan MTA mempertahankan kebenarannya sendiri-

sendiri. NU punya dasar, MTA juga punya dasar, yang terpenting dapat

mempertanggungjawbkannya, yang namanya perbedaan dari zaman dulu sampai

besok juga pastinya tetap ada.

Peneliti : Sewaktu anda masih aktif sebagai ketua IPNU, apakah

fenomena MTA ini sudah ada ?

Nara Sumber : Ormas MTA sudah ada, tapi belum menjadi fenomena seperti

sekarang ini.

Peneliti : Pernah mendengar radio MTA FM ?

Nara Sumber : Sering, tadi malam saya mendengarkan, hampir tiap malam

kalau ada waktu.

Peneliti : Apakah ada perbedaan yang anda temukan antara NU dan

MTA saat mendengarkan radio MTA FM. Saya dapat informasi dari nara sumber

lain, katanya darah yang tidak mengalir oleh MTA dihalalkan ?

Nara Sumber : Salah, pernyataan yang dikeluarkan MTA tersebut tidak

benar. Yang dimaksud dengan darah yang tidak mengalir adalah darah yang ada

ditubuh hewan yang tersisa sesudah disembelih. Setahu saya MTA juga tidak

menghalalkan.

Peneliti : Apakah anda menemukan hal lainnya ?

Nara Sumber : Apa ya. Pernah saya temui tentang siaran pada progam acara

Jihad Pagi (Ustad Sukino), ada jamaah pengajian yang menanyakan darah itu katanya

halal menurut MTA, kemudian dijawab oleh Ustad Sukino kalau semua itu tidak

benar, darah tetap haram. Saya tidak suka cara membentengi umat dengan cara

Page 17: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

169

menjelek-jelekan pihak lain, kalau ingin keliahatan bagus (baik), ya kita harus

menunjukan bagusnya-baiknya. Saya tidak setuju kalau ada pengajian NU yang

menjelek-jelekan pihak lain misalnya pihak MTA. Saya suka apa yang diajarkan NU

dan saya mengikutinya, tetapi kalau menjelek-jelekan MTA, saya tidak setuju.

Peneliti : Bagaimana dengan perihal halal-haramnya Anjing, Darah

atau Tahlilan ?

Nara Sumber : Ya sama, Anjing tetap najis. Saya pernah mendengarkan

siaran ulang MTA FM tepatnya pogram acara Ahad Pagi. Ada salah satu jamah yang

membawa rekaman suatu pengajian di daerahnya dan jamaah itu memperdengarkan

rekamannya pada forum tersebut. Isi rekaman tersebut adalah dakwah dari seorang

Ulama yang mengatakan bahwa kalau di Sukoharjo (MTA) banyak yang jualan sate

daging Anjing karena menurut mereka (MTA) Anjing adalah halal. Kemudian hal itu

disangkal oleh Ustad Sukino, dan mengatakan Anjing adalah haram.

Peneliti : Berarti masalah halal-haram antara NU dan MTA sama ?

Nara Sumber : Sama Saja.

Peneliti : Kalau masalah Tahlilan bagiamana dari sudut pandang NU.

Kalau menurut MTA bagaimana sesuai apa yang anda dengar dari MTA FM ?

Nara Sumber : Kalau MTA mengatakan orang yang telah meninggal amal

ibadahnya teputus.

Peneliti : Anda setuju dengan pernyataan dari MTA tersebut ?

Nara Sumber : Itu benar, dalam Hadist diketahui bahwa orang yang telah

meninggal amal ibadahnya akan teputus, kecuali 3 (tiga) perkara yaitu Shodakoh,

Ilmu yang bermanfaat, dan Anak soleh yang mendoakan orang tua.

Peneliti : Apakah MTA juga sepaham dengan hal itu ?

Nara Sumber : Ya, sama. Disisi lain MTA menyatakan bahwa “berkatan”

dalam tahlilam itu haram, karena “berkatan” yang berupa makanan itu diniati untuk

dipersembahkan kepada orang yang meninggal tadi. Padahal aslinya semua itu

dilakukan dengan niat untuk Allah SWT, seperti saat menyembelih Ayam.

Page 18: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

170

Peneliti : Apabila dinyatakan bahwa NU berjalan beriringan dengan

budaya, sedangkan MTA ingin memisahkan budaya dengan agama, menurut anda ?

Nara Sumber : NU bukan mencampuradukkan agama dengan budaya,

budaya tidak akan pernah bisa menjadi agama. Budaya tidak selamanya akan

bertolak-belakang dengan agama, bagian dari budaya yang dianggap “tidak pas” atau

dekat dengan kemusrikan bisa dibelokan isinya menjadi hal baik, walaupun dalam

kemasan yang tetap sama. Makanan yang disajikan dalam kegiatan tahlilan misalnya,

itu diperuntukan untuk tamu, doanya juga ditujukan kepada Allah SWT, yang

didoakan dan yang mendoakan juga orang Islam, kecuali yang didoakan itu bukan

orang Islam maka tidak akan sampai. Itu sudah ada contohnya dalam sejarah Islam,

doa Nabi Ibrahim yang diperuntukan kepada orang tuanya tidak diterima oleh Allah

SWT, karena orang tuanya (Ayahnya) tidak memeluk Islam.

Peneliti : Kalau dilihat secara jeli, dapat dikatakan bahwa dalam

lingkup sosialitas NU di Kecamatan Susukan berkembang respon negatif terhadap

MTA, selanjutnya bagaimana dengan pandangan dan sikap dari Kyai atau Ulama

dalam konteks ini. Anda kan sering ketemu dan menjalin hubungan silaturahmi

secara baik dengan Kyai atau Ulama ?

Nara Sumber : Saya tidak senang kalau ada orang NU yang menjelek-jelekan

MTA tapi juga sebaliknya, saya juga tidak setuju kalau MTA menjelek-jelekan NU.

Seringkali Ustad Sukino (MTA) dengan mudah memberikan pernyataan musrik bagi

orang Islam atau pihak lain yang tindakannya dianggap tidak benar.

Peneliti : Berarti benar kalau ada anggapan bahwa Ustad Sukino

gampang menyatakan orang Islam dari pihak lain itu musrik. Informasi itu apakah

anda dapat dari radio MTA FM ?

Nara sumber : Ya, ada yang sebagian saya setuju. Dari radio MTA FM

tersebut dijelaskan bahwa terdapat adat istiadat di daerah Wonosegoro yang agak

menyimpang. Adat istiadat penghormatan kepada orang yang telah meninggal disana

malah disisipi dengan kegiatan perjudian, kemudian hasil dari perjudian tersebut

sebagian diberikan kepada keluarga dari orang yang meninggal yang bertindak

Page 19: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

171

sebagai tuan rumah kegitan perjudian itu. Orang yang meninggal itu orang Islam,

pemakamannya juga secara Islami. Saya setuju dengan MTA apabila itu dikatakan

musrik atau kegiatan berdosa.

Peneliti : Berarti, yang ditekankan oleh para Kyai NU mengenai

perbedaan dengan MTA itu lebih pada persoalan tahlilan (kegitan NU yang

menyangkut adat lokal) ?

Nara sumber : Ya. Kalau tahlilan di daerah sini saya setuju. Yang

dipermasalahkan kemusrikannya (oleh MTA) ini dimananya. Yang dibaca ayat dari

Al-Qur’an, makanan halal karena didapatkan, diolah dan diniatkan karena Allah.

Menurut saya, misalkan berbentuk sesaji ada kembang dan telur yang ditaruh

diperempatan jalan itu musrik karena diniatkan untuk “danyang”. Pernah saya

mengetahui sesaji di perempatan jalan, dan lalu telurnya saya ambil daripada

mubazir. Pada progam acara Ahad Pagi (Jihad Pagi) terkadang ada penyerahan jimat

dari jamaah MTA untuk dimusnahkan. Saya setuju apabila dikatakan musrik bagi

orang yang mempercayakan jalan hidupnya selain Allah SWT, seperti percaya jimat.

MTA apabila dikatakan salah ya tidak benar karena mereka menganggap ajarannya

benar menurut mereka sendiri. Letak kesalahannya MTA ini adalah sering

menganggap salah terhadap apa yang dilakukan orang lain (pihak lain), padahal orang

yang disalahkan ini juga orang Islam yang punya pedoman sendiri. Begitu juga NU,

kalau menyalahkan MTA ya dapat dikatakan itu tindakan salah. Dari dulu hal kecil-

kecil semacam ini masih diusik-usik, malah tugas yang besar dilupakan, lebih baik

kan memikirkan bagaimana caranya agar orang yang belum masuk Islam itu mau

masuk Islam dengan ihklas.

Peneliti : Kalau perbedaan pandangan tentang Aqiqoh, bagimana ?

Nara Sumber : Yang saya tahu dari radio (MTA FM), mereka mewajibkan

Aqiqoh itu dilaksanakan pada hari ketujuh terhitung dari hari kelahiran, selepas

melebihi hitungan hari tersebut apabila tetap dilaksanakan maka ibadah yang dicatat

tertulis Sodakoh (Jariyah) bukan lagi Aqiqoh. Kalau NU kan dianjurkan pada hari

Page 20: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

172

ketujuh, tetapi kalau belum mampu ya nunggu saat mampu dan itu sah-sah saja

dilakukan.

Peneliti : Ada informasi yang berbeda antara pandangan NU dan MTA

tentang tobat Nasuha, misalkan pada perzinahan; MTA menganggap bahwa dosa ya

tetap dosa walaupun sudah melakukan tobat Nasuha ?

Nara Sumber : Masalah dosa atau tidak itu bukan urusannya manusia, itu

semua tuhan yang menentukan. Manusia cuma diberikan tuntunan dalam melakukan

tobat, diantaranya dengan tobat Nasuha. Tobat Nasuha itu sendiri pada dasarnya

memohon ampun atas dosa yang dilakukannya kepada Allah SWT dan berjanji tidak

akan mengulanginya. Ini kan tidak lepas pada konteks diterima atau tidaknya tobat

Nasuha yang dilakukannya tadi.

Peneliti : Kok, bisa berkembang dikalangan sosialitas warga NU

Kecamatan Susukan kalau daging Anjing itu halal menurut MTA ?

Nara Sumber : Itu sebut saja ada oknum yang memanfaatkan untuk

memecah-belah kerukunan Islam.

Penelliti : bisa-bisanya dapat informasi Anjing itu halal menurut MTA,

darimana ya informasi itu ?

Nara Sumber : Sepertinya juga saya pernah dengar dari radio MTA FM.

Peneliti : Seperti apa ?

Nara Sumber : Seperti itu.

Peneliti : Tapi yang paling dominan menjadi pembeda itu masalah

tahlilan. Siapa saja Kyai yang pernah menyinggung tentang tahlilan sewaktu dakwah

misalnya ?

Nara Sumber : Banyak. Pak Kyai Miftah itu enak kalau diajak ngobrol

tentang MTA ini, santai. Kalau Pak Kyai Mahfur terlalu fanatik dengan NU.

Sebenarnya NU dan MTA ini punya peluang yang sama tentang apakah ajarannya ini

benar atau salah. Dapat dikatakan NU banyak yang benar tapi juga sebagian kecil

juga berpeluang untuk salah, NU mempunyai kesalahan sedikit tapi yang benar jauh

lebih banyak itu juga bisa, hal itu juga kemungkinan terjadi di MTA.

Page 21: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

173

Peneliti : Apakah anda masih membimbing IPNU di Kecamatan

Susukan ?

Narasumber : “ora” (dengan ekpresi tersenyum). Tapi belum lama ini dapat

undangan dari IPNU, ada kegiatan di Bancak.

Peneliti : Apakah pendapat IPNU ini sama dengan para Kyai sepuh,

dalam konteks fenomena Ormas MTA ini ?

Nara Sumber : Sama saja. Tetap sama saja antara NU dan MTA ada

perbedaan pemahaman, yang paling dominan itu masalah tahlilan.

Peneliti : Kalau masalah Anjing tadi ?

Nara Sumber : Ada suatu jawaban dari MTA mengenai pemahaman yang

berkembang kalau katanya MTA menghalalkan Anjing. Itu dijawab pada progam

acara Jihad Pagi bahwa semua itu salah, MTA mengharamkan Anjing.

Peneliti : Berarti, di radio MTA FM yang banyak anda dengarkan itu,

pada progam Jihad Pagi, alasannya?

Nara Sumber : Pertama kali saya mendengarkan radio MTA FM, karena

radio MTA ini kan sinyalnya kuat, baik, jernih suaranya dibandingkan radio-radio

Islam lainnya. Kemudian saya mendengarkan Jihad Pagi, siaran pas Minggu Pagi

atau pas siaran ulangnya, siang malam selalu ada acara Jihad Pagi. Saya ingin

memperluas pengetahuan Islam.

Page 22: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

174

Lampiran 4

Hari/Tanggal : Minggu, 03 Maret 2013

Tempat : Rumah K.H. Muslim di Kecamatan Susukan

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan nara sumber, dapat disebut sebagai

seorang tokoh atau Ulama Nahdatul Ulama (NU) bernama K.H Muslim (nama

samaran), beliau adalah seorang Kyai yang cukup termahsyur. Kesehariannya

sebagai Pedakwah dan guru ngaji. Berikut ini adalah detail wawancara peneliti

dengan nara sumber:

Peneliti : Apakah terdapat indikator khusus, sehingga seseorang dapat

disebut sebagai orang Nahdatul Ulama ?

Nara Sumber : Orang bisa disebut sebagai orang NU, ya kalau dalam

aktifitas agama atau aktifitas lainnya, mencerminkan orang NU. Misalnya saja

mengikuti tuntunan NU, yang diajarkan setidaknya oleh guru ngajinya, apa yang

menjadi arahan dari para Kyai (Ulama NU) dijalankan.

Peneliti : Misalkan, ada yang mengaku dirinya NU kemudian orang

tersebut ikut kegiatan “tahlilan”, padahal sholatnya saja istilahnya Subuh-Magrib,

menurut anda bagaimana ?

Nara Sumber : Kegiatam semacam “tahlilan” seperti itu erat kaitannya

dengan adat. Kegiatan-kegiatan itu dan sejenisnya, memang menjadi tradisi yang

sudah mengakar dalam diri NU. Dikatakan orang NU erat dengan Tahlilan ya bisa,

memang itu yang menjadi kebiasaan warga Nahdiyin (NU).

Peneliti : Kalau Pondok Pesantern (ponpes) di Kecamatan Susukan

yang NU itu ada berapa ?

Nara Sumber : Desa Kenteng ada 3 (tiga) Ponpes, Desa Petak 1 (satu), Desa

Jetis 1 (satu), Desa Baran 1 (satu), dan Bakarjo 1 (satu). Kalau di Desa Gentan itu

sebenarnya ada 1 Ponpes tapi itu bukan NU.

Peneliti : Pernah mendengarkan radio MTA FM ?

Page 23: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

175

Nara Sumber : Pernah, saya mendengarkan dakwah dari Ustad Sukino, tapi

tidak setiap hari, kalau pas tidak ada kegiatan saja.

Peneliti : Jihad Pagi ?

Nara Sumber : Ya..pengajian Ahad Pagi..

Peneliti : Pesan atau informasi seperti apa yang bisa anda dapatkan dari

progam acara Jihad Pagi ?

Nara Sumber : MTA menganggap kegiatan seperti tahlilan itu haram, karena

tidak ada dasarnya dalam Islam. MTA menyebutkan bahwa bentuk-bentuk makanan

yang disajikan kepada jamaah itu perbuatan yang mengidentifikasikan suatu

kesyrikan. Tapi menurut saya, NU melakukan kegiatan tahlilan seperti itu, pastinya

punya dasar yang kuat. Misalnya mendoakan orang tua adalah kewajiban anak,

sedangkan doa dari anak yang saleh kepada orang tua adalah amal ibadah yang tidak

bisa putus. Tumpeng, Ayam ingkung, Nasi Golong dan sebagainya yang identik

dengan tahlilan, menurut saya dikerjakan tidak apa-apa, tidak akan menggiring ke

arah kesyrikan asalkan diniati oleh niat Shodakoh/Jariyah. Lebih banyak yang

mendoakan kan lebih baik, walaupun pada dasarmya bisa saja anak atau hanya

keluarga saja yang mendoakan orang tua yang telah meninggal.

Peneliti : Apakah ada perbedaan yang anda temukan antara NU dan

MTA saat mendengarkan radio MTA FM. Saya dapat informasi dari nara sumber

lain, katanya darah yang tidak mengalir oleh MTA dihalalkan ?

Nara Sumber : Setahu saya MTA juga tidak menghalalkan.

Peneliti : Apakah anda menemukan hal lainnya ?

Nara Sumber : Pernah saya temui tentang siaran pada progam acara Jihad

Pagi (Ustad Sukino), ada jamaah pengajian yang menanyakan darah itu katanya halal

menurut MTA, kemudian dijawab oleh Ustad Sukino kalau semua itu tidak benar,

darah tetap haram. Saya suka apa yang diajarkan NU dan saya mengikutinya, tetapi

kalau menjelek-jelekan MTA, saya tidak setuju.

Peneliti : Bagaimana dengan perihal halal-haramnya Anjing, Darah

atau Tahlilan ?

Page 24: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

176

Nara Sumber : Ya sama, Anjing tetap najis. Saya pernah mendengarkan

siaran ulang MTA FM tepatnya pogram acara Ahad Pagi. Ada salah satu jamaah yang

membawa rekaman suatu pengajian di daerahnya dan jamaah itu memperdengarkan

rekamannya pada forum tersebut. Isi rekaman tersebut adalah dakwah dari seorang

Ulama yang mengatakan bahwa kalau di Sukoharjo (MTA) banyak yang jualan sate

daging Anjing karena menurut mereka (MTA) Anjing adalah halal. Kemudian hal itu

disangkal oleh Ustad Sukino, dan mengatakan Anjing adalah haram.

Peneliti : Berarti masalah halal-haram antara NU dan MTA sama ?

Nara Sumber : Untuk masalah halal-haram saya rasa sama Saja.

Peneliti : Kalau masalah Tahlilan bagiamana dari sudut pandang NU.

Kalau menurut MTA bagaimana, sesuai apa yang anda dengar dari MTA FM ?

Nara Sumber : Kalau MTA mengatakan orang yang telah meninggal amal

ibadahnya teputus. Menurut Hadist diketahui bahwa orang yang telah meninggal amal

ibadahnya akan teputus, kecuali 3 (tiga) perkara yaitu Shodakoh, Ilmu yang

bermanfaat, dan Anak soleh yang mendoakan orang tua.

Peneliti : Apakah MTA juga sepaham dengan hal itu ?

Nara Sumber : Ya, sama. Disisi lain MTA menyatakan bahwa “berkatan”

dalam tahlilam itu haram, karena “berkatan” yang berupa makanan itu diniati untuk

dipersembahkan kepada orang yang meninggal tadi. Padahal aslinya semua itu

dilakukan dengan niat untuk Allah SWT, seperti saat menyembelih Ayam.

Peneliti : Apabila dinyatakan bahwa NU berjalan beriringan dengan

budaya, sedangkan MTA ingin memisahkan budaya dengan agama, menurut anda ?

Nara Sumber : NU bukan mencampuradukkan agama dengan budaya,

budaya tidak akan pernah bisa menjadi agama. Budaya tidak selamanya akan

bertolak-belakang dengan agama, bagian dari budaya yang dianggap “tidak pas” atau

dekat dengan kemusrikan bisa dibelokan isinya menjadi hal baik, walaupun dalam

kemasan yang tetap sama. Makanan yang disajikan dalam kegiatan tahlilan misalnya,

itu diperuntukan untuk tamu, doanya juga ditujukan kepada Allah SWT, yang

didoakan dan yang mendoakan juga orang Islam, kecuali yang didoakan itu bukan

Page 25: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

177

orang Islam maka tidak akan sampai. Itu sudah ada contohnya dalam sejarah Islam,

doa Nabi Ibrahim yang diperuntukan kepada orang tuanya tidak diterima oleh Allah

SWT, karena orang tuanya (Ayahnya) tidak memeluk Islam.

Peneliti : Berarti benar kalau ada anggapan bahwa Ustad Sukino

gampang menyatakan orang Islam dari pihak lain itu musrik. Informasi itu apakah

anda dapat dari radio MTA FM ?

Nara sumber : Ya, saya mendengarkanya dari progam acara Jihad Pagi.

Peneliti : Berarti, yang ditekankan oleh NU mengenai perbedaan

dengan MTA itu lebih pada persoalan tahlilan (kegitan NU yang menyangkut adat

lokal) ?

Nara sumber : Ya. Yang dipermasalahkan kemusrikannya (oleh MTA) ini

dimananya. Yang dibaca ayat dari Al-Qur’an, makanan halal karena didapatkan,

diolah dan diniatkan karena Allah. Menurut saya, misalkan berbentuk sesaji ada

kembang dan telur yang ditaruh diperempatan jalan itu musrik karena diniatkan untuk

“danyang”. Pada progam acara Ahad Pagi (Jihad Pagi) terkadang ada penyerahan

jimat dari jamaah MTA untuk dimusnahkan. Saya setuju apabila dikatakan musrik

bagi orang yang mempercayakan jalan hidupnya selain Allah SWT, seperti percaya

jimat. MTA apabila dikatakan salah ya tidak benar karena mereka menganggap

ajarannya benar menurut mereka sendiri. Letak kesalahannya MTA ini adalah sering

menganggap salah terhadap apa yang dilakukan orang lain (pihak lain), padahal orang

yang disalahkan ini juga orang Islam yang punya pedoman sendiri. Begitu juga NU,

kalau menyalahkan MTA ya dapat dikatakan itu tindakan salah.

Peneliti : Kalau perbedaan pandangan tentang Aqiqoh, bagimana ?

Nara Sumber : Yang saya tahu dari radio (MTA FM), mereka mewajibkan

Aqiqoh itu dilaksanakan pada hari ketujuh terhitung dari hari kelahiran, selepas

melebihi hitungan hari tersebut apabila tetap dilaksanakan maka ibadah yang dicatat

tertulis Sodakoh (Jariyah) bukan lagi Aqiqoh. Kalau NU kan dianjurkan pada hari

ketujuh, tetapi kalau belum mampu ya nunggu saat mampu dan itu sah-sah saja

dilakukan.

Page 26: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

178

Peneliti : Ada informasi yang berbeda antara pandangan NU dan MTA

tentang tobat Nasuha, misalkan pada perzinahan; MTA menganggap bahwa dosa ya

tetap dosa walaupun sudah melakukan tobat Nasuha ?

Nara Sumber : Masalah dosa atau tidak itu bukan urusannya manusia, itu

semua tuhan yang menentukan. Manusia cuma diberikan tuntunan dalam melakukan

tobat, diantaranya dengan tobat Nasuha. Tobat Nasuha itu sendiri pada dasarnya

memohon ampun atas dosa yang dilakukannya kepada Allah SWT dan berjanji tidak

akan mengulanginya. Ini kan tidak lepas pada konteks diterima atau tidaknya tobat

Nasuha yang dilakukannya tadi.

Peneliti : Kok, bisa berkembang dikalangan sosialitas warga NU

Kecamatan Susukan kalau daging Anjing itu halal menurut MTA ?

Nara Sumber : Itu sebut saja ada oknum yang memanfaatkan untuk

memecah-belah kerukunan Islam. Tapi kemungkinan besar mereka juga memperoleh

informasi tersebut dari Ustad Sukino.

Peneliti : Tapi yang paling dominan menjadi pembeda itu masalah

tahlilan. Apakah anda menyinggunya saat dakwah ?

Nara Sumber : Sebenarnya MTA ini tidak mutlak salah, karena mereka juga

mengerjakan rukun Islam. Namun yang saya sesali Ustad Sukino mudah

menyebutkan Tahlilan, Slametan, Mitoni dan lain sebagainya itu cerminan perbuatan

musrik. Sejarah harus kita pelajari kembali bagaimana para wali memperjuangkan

Islam di Jawa dengan pendekatan budaya. Semuanya itu tinggal niatnya. Saya

berpendapat ajaran MTA ini tidak dapat diterapkan di lingkungan warga NU. Yang

saya sampaikan semacam itu, kenapa Slametan ada tahlilnya, saya ingatkan kembali

kepada sejarah.

Peneliti : Kalau masalah Anjing tadi ?

Nara Sumber : Ada suatu jawaban dari MTA mengenai pemahaman yang

berkembang kalau katanya MTA menghalalkan Anjing. Itu dijawab pada progam

acara Jihad Pagi bahwa semua itu salah, MTA mengharamkan Anjing.

Page 27: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

179

Peneliti : Berarti, di radio MTA FM yang banyak anda dengarkan itu,

pada progam Jihad Pagi, alasannya?

Nara Sumber : Pertama kali saya mendengarkan radio MTA FM, karena

radio MTA ini kan sinyalnya kuat, baik, jernih suaranya dibandingkan radio-radio

Islam lainnya. Kemudian saya mendengarkan Jihad Pagi, siaran pas Minggu Pagi

atau pas siaran ulangnya, siang malam selalu ada acara Jihad Pagi. Saya ingin

memperluas pengetahuan Islam.

Page 28: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

180

Lampiran 5

Hasil Observasi

Observasi 1

Waktu : dimulai pada bulan November 2012 s/d Maret 2013

Perihal : Latar Belakang Nara Sumber (informan kunci)

Sebelum memastikan siapa yang kiranya untuk dipilih dan dijadikan informan

kunci dalam studi kasus “persepsi komunitas Nahdatul Ulama (NU) di Kecamatan

Susukan terhadap Ormas Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)”, peneliti menentukan

syarat kompetensi informan kunci terlebih dahulu. Berikut ini adalah syarat-syarat

yang telah ditentukan oleh peneliti :

A. Informan Kunci adalah orang Islam NU.

B. Informan kunci memiliki pengetahuan tentang Islam NU di Kecamatan

Susukan.

C. Informan Kunci warga masyarakat di Kecamatan Susukan.

D. Informan Kunci mengetahui tentang Ormas MTA.

E. Informan Kunci mengetahui tentang radio komunitas MTA FM.

F. Informan Kunci mempunyai pengaruh kepemimpinan di wilayah Kecamatan

Susukan.

G. Informan Kunci mempunyai kredibilitas sosial yang baik.

Selanjutnya peneliti mengumpulkan nama-nama calon informan kunci

kedalam tabel informan yang dilengkapi dengan data analisa kelemahan serta

kelebihan dari calon informan itu sendiri. Data analisa kelemahan serta kelebihan dari

calon informan itu didapatkan oleh peneliti dari hasil rekam jejak informan dengan

cara mengamati langsung kegiatannya dan menanyakan rekam jejak informan ke

orang lain yang dianggap “mengetahui”. Selanjutnya peneliti menentukan jumlah

informan kunci sesuai kebutuhan penelitian. Tahap terakhir peneliti melakukan

observasi tahap lanjut dan pengambilan data melalui proses wawancara yang

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian secara periodik. Berikut ini adalah latar

Page 29: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

181

belakang dari 3 informan kunci dan 2 informan tambahan atau pendukung. Peneliti

menyamarkan nama asli dan tempat tingggal informan itu atas kesepakatan bersama.

a) KH. Muslim

Beliau merupakan seorang Ulama “kondang”di Kecamatan Susukan dan

sekitarnya. Aktivitas kesehariannya adalah mengasuh dan mengajar ilmu agama di

masjid dan forum-forum lainnya, serta berdakwah ke daerah-daerah baik di lingkup

Kecamatan Susukan maupun daerah sekitarnya, bahkan sampai ke luar Kota. Beliau

juga berperan serta dalam kegiatan-kegiatan Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan

sebagai Pembina atau “Sesepuh NU”. KH. Muslim merupakan orang yang dihormati

dan dijadikan tempat untuk “menimba ilmu”. Ia dilahirkan dan dibesarkan di

lingkungan keluarga Kyai Nahdatul Ulama terpandang di Kecamatan Susukan. Sejak

kecil dan memasuki usia sekolah KH. Muslim selalu mementingkan ilmu agama

daripada ilmu duniawi, hal ini dapat dibuktikan bahwa tempat sekolah formal beliau

dari sejak Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas adalah sekolah

yang “bernafaskan Islami”. Ilmu agama Islam, beliau dapatkan dengan belajar pada

orang tuanya sendiri yang juga merupakan Kyai besar pada masanya.

b) Ustadzah solaehah

Beliau merupakan seorang Ulama Wanita yang cukup “kondang” di

Kecamatan Susukan dan sekitarnya. Aktivitas kesehariannya adalah mengajar di

Sekolah Dasar Negeri, dan berdakwah ke daerah-daerah baik di lingkup Kecamatan

Susukan maupun daerah lainnya. Beliau juga berperan serta dalam kepengurusan

Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan sebagai Pembina Kegiatan pemuda NU,

pengurus pengajian muslimat NU dan kegiatan-kegiatan Islami lainnya. Usia

informan ini, sekitar 47 tahun. Ustadzah Solaehah merupakan orang yang dihormati

atas pengetahuan agamanya dan kredibilitasnya sebagai muslim NU yang taat.

c) Ustad Rois

Beliau merupakan seorang Ulama muda “aktif” di Kecamatan Susukan dan

sekitarnya. Aktivitas kesehariannya adalah sebagai kepala sekolah dan mengajar di

Sekolah Dasar swasta, berdakwah ke daerah-daerah di lingkup Kecamatan Susukan.

Page 30: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

182

Beliau juga berperan serta dalam kepengurusan Nahdatul Ulama di Kecamatan

Susukan sebagai Pembina organisasi ikatan pemuda NU Susukan (IPNU). Usia

informan ini, sekitar 30 tahun. Ustad Rois merupakan tokoh muda yang dihormati

dan dijadikan “panutan”. Kepandaian Islami lainnya dari Ustad muda ini adalah

kefasihannya dalam seni membaca ayat suci Al-Qur’an.

d) Pramudi dan Sentot (informan pendukung)

Pramudi merupakan pekerja swasta yang telah berkeluarga dan mengaku

kalau dirinya adalah pengikut ajaran Nahdatul Ulama. Beliau berdomisili di Desa

Susukan. Sedangkan Sentot adalah seorang pengikut ajaran Islam Nahdatul Ulama

yang berdomisili di Desa Ketapang, beliau masih menempuh pendidikan di perguruan

tinggi swasta. Pramudi dan Sentot adalah diantara sekian banyak orang yang

setidaknya pernah mendengarkan radio MTA FM.

Page 31: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

183

Observasi II

Waktu : dimulai pada bulan November 2012 s/d Maret 2013

Perihal : Kegiatan Nara Sumber (informan kunci)

I. Kegiatan Nara Sumber Ustadzah Solaehah

Pada awal bulan November 2012, Ustadzah Solaehah berinisiatif untuk

menyatukan pemuda-pemudi Islam Nahdatul Ulama di salah satu Desa (kelurahan) di

bagian Utara wilayah Kecamatan Susukan. Beliau mengundang beberapa pemuda-

pemudi perwakilan dari tiap-tiap dusun di Desa tersebut untuk menghadiri pertemuan

bertemakan “pembentukan wadah kegiatan pemuda NU” ke rumahnya. Pertemuan

pertama tersebut menghasilkan suatu kesepakatan bersama yaitu melahirkan suatu

wadah organisasi pemuda-pemudi NU di Desa tersebut, menentukan struktur

organisasi, dan menentukan ragam kegiatan rutin. Pada forum itu, juga disepakati

bahwa nama organisasi bentukan dari Ustadzah Solaihah adalah IPNU (Ikatan Pelajar

Nahdatul Ulama) dengan menginduk ke IPNU Kecamatan Susukan. Ustad Rois

terpilih sebagai ketua sementara, dan disepakati bersama bahwa rapat rutin akan

digelar 2 minggu sekali secara berpindah-pindah dari Dusun 1 ke Dusun yang

lainnya. Isi acara rapat rutin diantarannya adalah pembukaan, sambutan-sambutan,

seni baca Al-Qur’an, tahlil, inti acara, warna sari dan penutup.

Ustadzah Solaihah mengikuti ragam kegiatan keagamaan rutin diantaranya

adalah penganjian dusun pada hari Selasa, Rabu, Jumat dan Minggu. Beliau juga

mengikuti kegiatan pengajian bulanan “lapanan” yaitu pengajian Muslimatan antar

Dusun/Desa, dan kegiatan-kegitan keagamaan lainnya. Ustadzah Solaihah

mempunyai 3 orang anak (2 Pria & 1 Wanita) dan 2 orang cucu. Beliau besama suami

sudah menjalankan ibadah haji untuk pertama kalinya. Selain sebagai Ibu rumah

tangga dan Ustadzah, ia juga merupakan seorang Guru sekolah dasar.

Page 32: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

184

II. Kegiatan Nara Sumber Ustad Rois

Peneliti mengamati apa yang menjadi rutinas keseharian dari Ustad Rois.

Ustad Muda ini mengawali aktifitas di pagi hari dengan sholat berjamaah di Mushola

yang tidak jauh dari rumahnya, kemudian beliau menyiapkan diri dan berangkat

menuju ke Sekolah Dasar dimana menjadi tempat ia bekerja sebagai seorang Kepala

Sekolah sekaligus merangkap sebagai seorang guru kelas. Sepulangnya dari kegiatan

di Sekolah Dasar, kemudian Ia istirahat sejenak dan dilanjukan dengan

menyelesaikan pekerjaannya di tempat penggilingan padi miliknya. Walaupun

disibukan dengan rutinitas keseharian yang melelahkan, Ustad Rois tidak pernah

meninggalkan kewajiban ibadah Sholat 5 waktu. Beliau memiliki ilmu agama yang

kuat yang ia peroleh dari lingkungan keluarga, sekolah, dan pondok pesantren.

Banyak organisasi sosial dan keagamaan yang setidaknya pernah ia ikuti, diantaranya

adalah; Organisasi Karang taruna, Organisasi Sinoman, Organisasi IPNU dan lain

sebagainya. Pada hari minggu setelah sholat Maghrib, beliau beserta Ustad lainnya

mengajar seni baca Al-Qur’ankepada jamaah Nahdatul Ulama di salah satu Desa di

Kecamatan Susukan. Ustad Rois dalam berbagai kesempatan juga menjadi orang

yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pemimpin doa tahlil, sholawatan, dan

pembawa seni baca Al-Qur’an. Ustad Rois merupakan salah satu orang kepercayaan

dari para Kyai/Ulama di Kecamatan Susukan untuk mengusung ragam kegiatan

keagamaan Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan, misalnya sebagai panitia

pengajian akbar yang diikuti oleh ribuan jamaah Nahdatul Ulama. Beliau juga

melakukan dakwah Islami pada forum-forum kepemudaan Islam, khususnya

Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan. Ustad Rois merupakan Putra ke-dua dari 4

(empat bersaudara), beliau merupakan anak dari seorang Ustad dan dididik sejak dini

ilmu agama di Pondok Pesantren ternama di Jawa Timur.

III. Kegiatan Nara Sumber K.H Muslim

K.H muslim merupakan Kyai/Ulama “sepuh” yang disegani baik para

Kyai/Ulama di wilayak Kecamatan Susukan maupun di daerah sekitarnya. Beliau

disegani bukan perkara ilmu dan harta duniawi melainkan karena besarnya

Page 33: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

185

pengetahuan agama Islam yang ia kuasai. Saat ini beliau menjadi panutan, tempat

dimana Kyai/Ulama, Tokoh Masyarakat, dan masyarakat biasa meminta

pertimbangan (petuah) tentang masalah agama dan sosial yang melibatkan kehidupan

pribadi atau masyarakat luas. K.H muslim dipercaya masyarakat setempat sebagai

Imam masjid, Pedakwah, Guru Agama (guru ngaji) dan lain sebagainya. Sering kali

beliau berdakwah di wilayah Kecamatan Susukan dan sekitarnya dalam berbagai

kesempatan misalnya; pada peringatan Aqiqoh, Maulid Nabi, Sadranan dan

pengajian-pengajian umum lainnya. Secara garis keturunan, K.H Muslim merupakan

anak-cucu dari Kyai besar “kondang” di Kecamatan Susukan yang berpengaruh

terhadap tumbuh kembangnya Islam (Nahdatul Ulama) dari masa ke masa.

IV. Kegiatan Nara Sumber Pramudi

Pramudi merupakan warga masyarakat di Kecamatan Susukan yang beragama

Islam berhaluan Nahdatul Ulama. Saat ini, ia merupakan wiraswastawan muda dan

telah berkeluarga dengan seorang anak Wanita yang berusia 1 (satu) tahun. Pramudi

dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan Islam yang kuat. Rumahnya bersebelahan

dengan Masjid besar yang mengakomodasi seluruh kegiatan keagamaan di

kampungnya. Kegiatan kesehariannya adalah menjalankan usaha yang dirintisnya

sejak duduk di bangku Universitas. Pramudi menjalankan ibadah Islaminya sesuai

dengan ajaran Nahdatul Ulama, hal ini dapat dilihat dari aktivitas yang mencirikan

seperti mengamalkan doa tahlil.

V. Kegiatan Nara Sumber Sentot

Sentot merupakan warga masyarakat di Kecamatan Susukan yang beragama

Islam berhaluan Nahdatul Ulama. Saat ini, ia masih tercatat sebagai mahasiswa salah

satu perguruan tinggi swasta di Salatiga. Sentot dilahirkan dan dibesarkan di

lingkungan Nahdatul Ulama yang kuat. Kegiatan kesehariannya adalah kuliah dan

aktif diberbagai macam kegiatan di kampungnya. Sentot menjalankan ibadah

Islaminya sesuai dengan ajaran Nahdatul Ulama, hal ini dapat dilihat dari aktivitas

yang mencirikan seperti mengamalkan doa tahlil.

Page 34: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

186

Observasi III

Waktu : dimulai pada bulan November 2012 s/d Maret 2013

Perihal : Ragam tradisi komunitas NU di Susukan

Berikut ini adalah beberapa rangkuman ragam tradisi Jawa yang erat

kaitannya dengan kegitan dari komunitas Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan.

Peneliti memperoleh informasi dari observasi dan wawancara singkat.

1. Jagongan Bayi dan Aqiqoh

Aqiqoh atau sering juga dari kebanyakan orang Jawa (Islam NU),

menyebutnya dengan sebutan “sepasaran bayi”. Kegiatan ini lazimnya dilakukan

pada hari ke-tujuh setelah kelahiran anak. Aqiqoh biasanya juga sebagai pertanda

berakhirnya prosesi perayaan penyambutan lahirnya seorang “bayi” (anak). Sebelum

sampai pada hari peringatan/perayaan Aqiqoh terdapat suatu tradisi yaitu “Jagongan

bayi”. Jagongan bayi dilakukan mulai malam pertama sejak kelahiran bayi, biasanya

dimulai dari pukul 19.30 s/d 20.00 Wib. Dalam lingkup masyarakat Jawa yang

beragama Islam khususnya berpedoman pada ajaran Nahdatul Ulama, tradisi

Jagongan bayi dihadiri oleh keluarga besar, kerabat, dan tetangga atau masyarakat

sekitar. Peneliti melihat isi acara pada tradisi Jagongan bayi ini, antara lain; Seni baca

Al-Qur’an, Tahlilan, Sholawatan serta Makan Bersama. Kesemuanya itu dipimpin

oleh para tokoh agama dan Kepala Desa/Dusun. Pada kegiatan Aqiqoh yang menjadi

inti acaranya hampir sama dengan tradisi Jagongan bayi, hal yang membedakan

adalah adanya tambahan acara yaitu dakwah (penyampaian petuah Islami) oleh

Ulama yang sengaja diundang oleh pihak tuan rumah. Pembeda lainnya terletak pada

banyaknya jumlah tamu undangan yang hadir dan diantara makanan yang disajikan,

biasanya terdapat makanan berupa olahan dari daging Kambing atau Domba. Ini

merupakan bentuk dari kewajiban dalam tradisi Islam tentang Aqiqoh yaitu

menyembelih 2 ekor Kambing/Domba Jantan untuk anak Pria, dan 1 ekor

Kambing/Domba Jantan untuk anak Wanita. Prosesi Aqiqoh biasanya dimulai dari

pukul 19.30 s/d 23.00 Wib.

Page 35: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

187

2. Ziarah Kubur

Tradisi Ziarah Kubur biasanya dilakukan oleh masyarakat Islam NU

(Nahdatul Ulama) pada hari Kamis sore pada setiap minggunya. Kegiatan ini

dilakukan oleh para anak-cucu, keluarga dan kerabat untuk mendoakan orang yang

sudah meninggal dan dimakamkan pada kompleks pemakaman setempat.

Kebanyakan, orang akan mendatangi tempat pemakaman, kemudian menuju ke

kuburan. Selanjutnya mereka akan membersihkan rumput atau sampah di area

kuburan itu dan lalu membacakan doa Tahlil serta doa-doa lainnya, sebagai upaya

untuk memohonkan ampunan atas dosa-dosa orang yang sudah meninggal tadi

(anggota keluarganya).

3. Maulid Nabi

Maulid Nabi adalah tradisi Islam dalam memperingati hari kelahiran Nabi

Besar Muhammad SAW. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada tanggal 12 (dua belas)

maulud (penanggalan Jawa/Islam) atau pada hari sesudahnya itu. Terkadang di

wilayah Kecamatan Susukan terjadi perbedaan penentuan hari dilaksanakannya

peringatan Maulid Nabi, hal itu didasari karena alasan kesanggupan dari pengisi acara

inti yaitu dakwah Islami oleh Ulama. Acara yang sering dipergunakan di berbagai

Desa di Kecamatan Susukan adalah Hiburan Rebana (Musik Islami), Pidato sambutan

oleh panitia, Pidato Sambutan dari pemerintah Dusun/Desa, Seni baca Al-Qur’an,

Tahlilan, Sholawatan, Istirahat/Hiburan Rebana (Musik Islami), dan terakhir penutup

acara yaitu dakwah dari Ulama.

4. Sadranan

Sadranan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat NU

(Nahdatul Ulama) di Kecamatan Susukan pada bulan Ruwah (penanggalan

Jawa/Islam). Hari pelaksanaannya pun terkadang berbeda-beda antara daerah satu

dengan daerah lainnya. Umumnya masyarakat Islam NU baik Pria-Wanita , tua atau

muda pada suatu daerah misalnya di Desa Timpik; akan berbondong-bondong dengan

Page 36: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

188

membawa segala rupa makanan, minuman dan buah-buahan ke area pemakaman

setempat. Makanan yang dibawa antaranya adalah Nasi Ingkung, makanan khas Jawa,

buah-buahan, makanan ringan dan lain sebagainya. Acara dimulai dengan pidato

sambutan oleh Panitia/Kepala Dusun, kemudian dilanjutkan dengan Seni baca ayat

suci Al-Qur’an, Tahlilan yang dipimpin oleh Ulama setempat, istirahat (makan

bersama) dan ditutup dengan dakwah dari Ulama yang telah ditunjuk oleh penitia.

Namun adakalanya juga tradisi sadaranan ini ditempatkan atau dipusatkan di Masjid,

seperti halnya yang ditemukan oleh peneliti yaitu di Dusun Margosari, Desa Koripan,

Kecamatan Susukan. Untuk isi acaranya tetap selaras dengan yang digunakan di desa-

desa lainnya.

5. Merti Deso

Merti Deso merupakan tradisi yang masih banyak ditemui di berbagai

Dusun/Desa di Kecamatan Susukan. Merti Deso biasanya dilaksanakan pada bulan

Agustus bertepatan dengan kegiatan penyambutan atau peringatan hari proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia. Merti Deso kebanyakan diikuti oleh Pria dewasa

dan kegiatan ini ditempatkan di rumah kepala Dusun atau serambi Masjid setempat.

Pada hari dan waktu yang telah ditentukan, orang akan berbondong-bondong dengan

membawa “Ambeng” (nasi beserta lauk-pauk dan makanan khas Jawa) dan nasi

Ingkung (nasi dengan lauk ayam jantan, yang berbentuk satu ekor utuh) ke tempat

yang telah ditetapkan dan disediakan oleh panitia. Dalam perkembangannya sampai

saat ini banyak warga yang tidak hanya membawa “nasi Ambeng” saja, melainkan

juga ada yang membawa aneka buah-buahan serta makanan ringan. Sesampainya

ditempat tujuan, kemudian acaranya dimulai dengan ditandai adanya pidato sambutan

dari penitia/Kepala Dusun, dan dilanjutkan Tahlilan serta makan bersama. Bekal yang

masing-masing dibawa oleh kebanyakan orang itu kemudian dipertukarkan dan

dinikmati bersama. Setelah itu mereka saling berpamitan kepada para tokoh agama

dan tokoh masyarakat setempat untuk pulang menuju kembali ke aktivitasnya

masing-masing. Biasanya kegiatan Merti Deso ini dilanjutkan dengan digelarnya

hiburan rakyat seperti, pegelaran Wayang Kulit dan Kuda Lumping.

Page 37: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

189

6. Nyatus/Nyewu

Salah satu tradisi yang berkembang dan sampai saat ini masih dipertahankan

oleh masyarakat (komunitas) Islam Nahdatul Ulama adalah tradisi dalam rangka

penghormatan kepada anggota keluarga, kerabat atau orang yang telah meninggal

yang menjadi bagian dalam komunitas Nahdatul Ulama ini. “Penghormatan” kepada

orang yang meninggal ini dilaksanakan secara periodik (berkelanjutan), misalnya

terdapat tradisi yang disebut dengan nelung dino, matang puluh, nyatus, mendak

pisan, mendak pindo, nyewu dan khaul. Tradisi berkelanjutan ini dilakukan oleh

pihak dari orang yang telah meninggal, misalnya anak-cucu dalam upaya untuk

mendoakan dan memintakan ampunan kepada Allah SWT atas dosa dari anggota

keluarganya yang meninggal tadi. Tuan rumah mengundang keluarga, kerabat, dan

masyarakat sekitar untuk kesediannya mendoakan orang yang telah meninggal itu.

Peneliti melihat, inti acara dalam tradisi ini adalah tahlilan dan doa yang dilakukan

secara bersama-sama, kemudian masyarakat yang hadir disuguhi dengan hidangan

“ala kadarnya” (semampunya) oleh pihak tuan rumah.

7. Slametan

Slametan dalam konteks tradisi masayarakat Islam Nahdatul Ulama adalah

bentuk rasa syukur atas kemurahan Allah SWT dalam aspek yang cukup luas. Peneliti

melihat tradisi slametan ini dapat dilaksanakan oleh orang secara individu atau

kelompok pada saat mendapatkan berkah dari tuhan (Allah SWT) sehingga mereka

merasa kiranya perlu membalasnya dengan rasa syukur yang dikemas dalam aspek

doa dan shodakoh (beramal). Misalnya, slametan yang dilaksanakan saat atau setelah

pembangunan rumah, ini merupakan bentuk syukur dari orang yang mempunyai hajat

(tuan rumah), serta terdapat suatu pengharapan agar semuanya; apa yang telah dan

akan dikerjakan nanti berjalan dengan baik, tanpa adanya suatu permasalahan yang

berarti. Kemudian tuan rumah (orang yang mempunyai hajat) menyampaikan maksud

dan tujuannya slametan yang ia lakukan itu kepada Ulama setempat untuk memimpin

Page 38: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

190

tahlilan dan doa-doa lainnya. Makanan yang identik dengan tradisi Slametan adalah

nasi Tumpeng dan Ingkung.

Page 39: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

191

Lampiran 6

PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA

Berikut ini adalah pedoman pertanyaan dalam proses wawancara dengan nara

sumber. Pedoman wawancara ini dapat dialihbahasakan kedalam bentuk bahasa Jawa

dan dikembangkan oleh peneliti sebagai tindakan inisiatif “menggali data” yang

efektif. Latar belakang dan aktivitas nara sumber telah dipelajari oleh peneliti dari

informasi yang didapat dari informan lainnya dan pengamatan langsung.

1. Bagaimana sejarah dan ajaran Islam dari sudut pandang Nahdatul Ulama

(NU) di Kecamatan Susukan.

2. Bagaimana karakter dan ciri khas Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan.

3. Apakah terdapat indikator orang beragama Islam dapat disebut sebagai orang

Nahdatul Ulama.

4. Apa saja ragam kegiatan masyarakat Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan.

5. Bagaimana gambaran kepeminmpinan dalam masyarakat Nahdatul Ulama di

Kecamatan Susukan.

6. Apakah setidaknya nara sumber mengetahui sedikit-banyak tentang Ormas

Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA).

7. Setujukah nara sumber dengan pernyataan bahwa fenomena Majelis Tafsir Al-

Qur’an (MTA) ini, menjadi topik hangat dalam lingkup sosialitas warga NU

di Kecamatan Susukan.

8. Apakah nara sumber mengetahui informasi tentang MTA ini dari radio MTA

FM, atau sumber lain.

9. Progam apa saja yang anda dengarkan, dan berapa kali nara sumber

mendengarkannya (ukuran waktu), adakah alasannya.

10. Dari kegiatan mendengarkan radio tersebut, nara sumber dapat menangkap

informasi seperti apa.

11. Menurut nara sumber, di Kecamatan Susukan ini, bagaimana pendapat warga

Nahdatul Ulama dalam menanggapi Ormas MTA ini.

Page 40: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

192

12. Apakah ada peristiwa fenomenal menyangkut Ormas MTA ini yang terjadi di

Kecamatan Susukan.

13. Apakah kalau terdapat pandangan yang berlainan dengan yang nara sumber

sampaikan tentang Ormas MTA ini, itu juga merupakan pandangan warga

Nahdatul Ulama di Kecamatan Susukan.

14. Kesimpulan pandangan nara sumber tentang Ormas MTA ini bagaimana.

15. Apakah ada peran yang nara sumber dalam kegiatan islami NU di Kecamatan

Susukan. Apakah nara sumber memberikan informasi tentang MTA ini

kepada orang lain.

16. Bagaimana reaksi mereka, apakah mereka sudah mengetahui tentan Ormas

MTA ini sebelumnya.

17. Apakah proses penyebaran informasi tentang MTA ini, berpola sama dengan

halnya yang terjadi di lingkup sosialitas warga NU Kecamatan Susukan.

18. Bagaimana peran Ulama atau pemimpin warga NU dalam fenomena ini. Anda

(nara sumber) sebagai pedakwah, berkesempatan menyampaikan informasi

tentang MTA ini kepada warga NU lainnya. Apakah terdapat ruang atau

forum untuk menyampaikannya, bagaimana gambarannya.

19. Apabila dikatakan bahwa warga NU di Kecamatan Susukan “berselisih

paham” dengan Ormas MTA ini, apakah hal tersebut dapat menjadi

kesimpulan persepsi dari sudut pandang warga NU itu sendiri.

20. Dengan sepengatuhan anda tadi, saya (peneliti) ulangi pertanyaanya, apakah

anda (nara sumber) dapat memastikan warga NU di Kecamatan Susukan

mempunyai pandangan seperti yang anda (nara sumber) katakan, buktinya

apa.

Page 41: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

193

Lampiran 7

Hasil Pra-Penelitian I

Waktu : Januari 2012

Tempat : Rumah Bapak Madi di Desa Koripan, Kecamatan Susukan

Peneliti menghadiri prosesi pemakaman Mbah Pardi, dirumah duka yang

bertempat di Dusun Margosari, Desa Koripan, Kecamatan Susukan. Mbah Pardi

seorang muslim yang kegiatan semasa hidupnya erat dengan Nahdatul Ulama. Beliau

memiliki 5 (lima) orang anak; 3 (tiga) perempuan dan 2 (dua) laki-laki. Diantara

Putra-Putri Mbah Pardi terdapat 1 (orang) anak laki-laki bernama Madi. Madi beserta

keluarganya menjadi warga komunitas Majelis Tafsir Al-Qur’an dan kebetulan satu

atap dengan Mbah Pardi. Lingkungan tempat tinggal Mbah Pardi adalah lingkungan

Jawa dan Nahdatul Ulama. Perbincangan-perbincangan tentang MTA muncul

diantara warga muslim (mayoritas Nahdatul Ulama) yang hadir dalam prosesi

pemakaman itu, karena berbagai macam faktor diantaranya adalah :

1. Hadirnya teman-teman pengajian Madi di Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)

saat prosesi pemakaman Mbah Pardi yang notabene tidak dikenal oleh warga

sekitar.

2. Madi dan teman-temannya tidak melakukan tahlilan sebagaimana sepatutnya

dilakukan oleh warga sekitar.

3. Teman-teman Madi membawa bekal makanan dan minuman sendiri saat

berada di rumah duka.

Ketiga faktor tersebut membuat warga sekitar di kediaman Madi yang pada

hakikatnya menjalankan Islam sesuai cara pandang Nahdatul Ulama (NU) menjadi

gusar, bagaimana selayaknya jenazah Mbah Pardi dimakamkan dengan tradisi seperti

apa, apakah secara NU atau MTA?.... Mulailah perbincangan-perbincangan tentang

adat kebiasaan dari Majelis Tafsir Al-Qur’an melebar. Inti dari perbincangan-

perbincangan tersebut oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa MTA tidak melakukan

Tahlilan dan tradisi-tradisi Jawa seperti Nelung Dino, Mitung Dino dan lain

sebagainya, informasi-informasi tersebut diperoleh dari progam acara Jihad Pagi

Page 42: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

194

MTA FM. Singkat cerita Madi sebagai tuan rumah memberikan keputusan bahwa

tidak akan ada prosesi Tahlilan dan Tradisi seperti Nelung Dino, Mitung Dino dan

lain sebagainya untuk menghormati wafatnya Mbah Pardi. Disisi lain warga sekitar

mengadakan doa Tahlilan di Mushola terdekat untuk mendoakan Mbah Pardi dan

anak-anak Mbah Pardi lainnya sepakat untuk menggelar tradisi seperti Nelung Dino

di rumah salah satu anak perempuan Mbah Pardi. Dari peristiwa ini terdengar banyak

dari warga Nahdatul Ulama yang mengutarakan keinginannya untuk mendengarkan

radio MTA FM, khususnya pada progam acara Jihad Pagi.

Page 43: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

195

Hasil Pra-Penelitian 2

Waktu : 05/Juli/2012

Tempat : Rumah Bapak Rois (nama samara) di Kecamatan Susukan

“Nahdatul Ulama mengajarkan Islam sebagai pembawa rahmat bagi semesta

alam artinya pembawa rahmat kepada seluruh isi Jagad Raya ini. Seperti Wali

Songo berperan mengembangkan Islam di Indonesia dengan cara

mengalkulturasikan budaya lokal dengan Islam, akan tetapi dengan sayarat tidak

menodai keimanan berIslam”, (Bapak Rois).

Waktu : 08/Juli/2012

Tempat : Rumah Bapak Mustaqim (nama samaran) di Kecamatan Susukan

“Intinya Majelis Tafsir Al-Qur’an memberikan tuntunan dalam kehidupan ini

sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman

kepada Al-Qur’an”, (Bapak Mustaqim).

Page 44: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

196

Hasil Pra-Penelitian 3

Waktu : Juli 2012

Tempat : Kecamatan Susukan

Tabel Pengetahuan Responden di Kecamtan Susukan Terhadap Ormas Majelis Tafsir

Al-Qur’an (MTA) dan Radio MTA FM

NO

NAMA

ALAMAT

KETERANGAN

1. Hidayah Desa Ngasinan Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

2. Taufiq Desa Muncar Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

3. Umi Mutmainah Desa Kemetul Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

4. Hidayat Desa Kenteng Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

5. Siti Muawanah Desa Koripan Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

6. Muh Rifa’i Desa Gentan Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

7. Triamin Desa Sidoharjo Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

8. Ipang Desa Susukan Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

9. Gatot Desa Ketapang Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

10. Mashudi Desa Bakalrejo Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

11. Sri Mulyani Desa Timpik Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

12. Mutmainah Desa Tawang Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

13. Ahmad Rofiq Desa Badran Mengetahui Ormas MTA dari radio

MTA FM

Page 45: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

197

Lampiran 8

Foto Kegiatan Penelitian

Pengajian Muslimatan; identik dengan Tahlilan, foto ini diambil tanggal 25 Oktober

2012 di Wonosari, Desa Koripan, Kecamatan Susukan

Page 46: Persepsi Tokoh dan Anggota Komunitas Nahdatul Ulama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3839/8/T1_362008053... · semua dari ayat-ayat Al-Qur’an, ... Berarti perbedaan halal

198