36
i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Otentisitas Hadis Di Kalangan Syiah (Kajian Hadis- hadis Akidah)” yang disusun oleh Abdullah Ma‟ruf dengan nomor induk 212410485 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah. Pembimbing I Pembimbing II Dr. Sahabuddin, MA Dr. Ahmad Fudhaili, MA Tanggal : Tanggal :

PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Otentisitas Hadis Di Kalangan Syiah (Kajian Hadis-

hadis Akidah)” yang disusun oleh Abdullah Ma‟ruf dengan nomor induk

212410485 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh

pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di sidang

munaqasyah.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sahabuddin, MA Dr. Ahmad Fudhaili, MA

Tanggal : Tanggal :

Page 2: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

ii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Otentisitas Hadis di Kalangan Syiah (Kajian Hadis-hadis

Akidah)” yang disusun oleh Abdullah Ma‟ruf dengan nomor induk

212410485 telah diujikan di sidang munaqasyah Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 14 Bulan Januari Tahun

2016. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Agama (MA) dalam bidang Ilmu Agama Islam Konsentrasi

Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis.

Jakarta , 14 Januari 2016

Direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dr. KH.Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Panitia Ujian

Tanda tangan

(Dr. KH.Ahmad Munif Suratmaputra, MA) ...........................

Ketua Sidang

(Prof. Dr. KH. Said Agil Husen Al-Munawar, MA) ...........................

Penguji I

(Dr. H. Nadratuzzaman, M. Sc, M. Ec) ...........................

Penguji II

(Dr. Sahabuddin, MA ) ...........................

Pembimbing I

(Dr. Ahmad Fudhaili, MA) ...........................

Pembimbing II

(Dr. Ahmad Fudhaili, M. Ag.) ...........................

Sekertaris

Page 3: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdullah Ma‟ruf

Tempat/tanggal lahir : Pati, 04 Mei 1985

NIM : 212410485

Jurusan/konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Hadis

Menyatakan bahwa Tesis yang berjudul “Otentisitas Hadis Di Kalangan

Syiah :Kajian Hadis-hadis Akidah” adalah benar-benar asli karya saya

kecuali kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam

karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 10 September 2015

Abdullah Ma‟ruf

Page 4: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Ilâhî Rabbi al-„âlamîn Allah

subhânahu wa ta‟âlâ atas segala nikmat dan hidayah-Nya sehingga sehingga

penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Tanpa izin-Nya pasti tesis ini

tidak akan terwujud.

Shalawat serta salam semoga selalu Allah limpahkan kepada kekasih

dan utusan-Nya Nabi Muhammad shalla Allah „alaihi wa sallam, junjungan

kita dan tauladan bagi seluruh umat manusia.

Alhamdulliah dengan izin-Nya penulisan tesis ini telah selesai.

Meskipun pengerjaan tesis ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu

sekitar satu tahun, namun penulis yakin dalam tesis masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat memohon kasih

sayang dan rahmatnya serta maghfirah-Nya dengan sangat mengharapkan

keridhaan-Nya atas segala usaha dan ijtihad dalam penulisan tesis ini.

Dalam penyelasian tesis ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak baik yang bersifat moril maupun materiil baik secara langsung maupun

tidak, dengan rasa hormat saya haturkan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jaarta, Prof. Dr. Hj.

Huzaemah Tahido Yanggo, MA.

2. Direktur Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Dr.

K.H. Munif Suratmaputra, MA. beserta jajarannya.

3. Bapak Dr. Syahabuddin, MA dan Bapak Dr. Ahmad Fudhaili, MA

yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, arahan, motifasi serta saran kepada penulis sehingga

bisa menyelesaikan tesis ini.

4. Segenap dosen yang dengan sabar membimbing kami hingga

akhir kuliah yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

5. Khusus kepada Kedua orang tua kami yang sangat kami sayangi,

ayahanda Bapak Ahmad Suhaily Ya‟qub dan Ibunda Ibu Imronah,

kami sangat menantikan doa dan ridha dari keduanya.

6. Belahan jiwa penulis, istri tercinta Irsyadah Musthofiyah, yang

selalu mensuport dan membantu penulis hingga tesis ini selesai.

7. Tesis ini penulis persembahkan kepada buah hati penulis,

Muhammad Zakariyya al-Anshori, penulis sangat berharap kelak

dia akan menjadi orang shalih dan alim.

8. Semuat sahabat-sahabat di kelas pasca IIQ, terima kasih atas

segala bantuannya. Semoga sukses semua.

Page 5: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

v

9. Semua pihak yang mungkin penulis lupa yang telah membantu

dan mendoakan penulis hingga tesis ini rampung

Semoga mereka semua selalu mendapatkan rahmat Allah swt, diampuni

dosa-dosanya, diangkat derajatnya, dilapangkan rizkinya dan dikumpulkan

kembali bersama kelak di dalam jannah-Nya, amiiin ya Rabb al-„âlamin.

Tangerang Selatan, 10 Agustus 2015

Penulis

Abdullah Ma‟ruf

Page 6: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................iii

KATA PENGANTAR ...............................................................................iv

DAFTAR ISI .............................................................................................vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ...............................................................viii

ABSTRAK ................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan

Masalah..........................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……................…...……8

D. Tinjauan Pustaka…………………………...……….….8

E. Metodologi Penelitian………………....……………… 10

F. Sistematika pembahasan……………………………..…12

BAB II SEJARAH SYIAH DAN SEKTE-SEKTENYA

A. Pengertian Syiah …………..………............................. 14

1. Makna Syiah Secara Bahasa................................. 14

2. Makna Syiah Secara Istilah................................... 16

3. Makna Syiah Dalam Al-Qur`an............................. 18

B. Sejarah munculnya Syiah ….……………………..….. 23

C. Sekte-sekte dalam Syiah …………………………........ 29

BAB III HADIS DALAM SYIAH

A. Istilah-istilah Hadis Dalam Syiah ….……………….....49

B. Pembukuan Hadis Dalam Prespektif Syiah ……….…. 51

C. Ilmu Hadis Dalam Syiah ….……………...…………... 52

1. Klasifikasi Hadis Dalam Syiah ............................. 54

2. Klasifikasi Hadis Berdasarkan Kuantitasnya........ 55

3. Klasifikasi Hadis Berdasarkan Kualitasnya .......... 56

4. Macam-macam Hadis Secara Umum .....................64

5. Macam-macam Hadis Dha‟îf ................................. 71

D. Kitab-kitab Hadis Kaum Syiah ..................................... 75

1. Kitab Pokok Hadis Syiah ....................................... 75

a. Al-Kâfî Karya Al-Kulainî .................................. 75

2. Kitab Ilmu Hadis dan Ilmu Rijâl al-Hadis ............. 81

3. Kitab Rijâl Hadis .................................................. 81

E. Kaedah pentashihan Hadis dalam Syiah ..................... 83

Page 7: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

vii

1. Kritik Sanad ......................................................... 83

2. Kritik Matan ......................................................... 89

BAB IV OTENTISITAS HADIS-HADIS AKIDAH SYIAH

TENTANG IMÂMAH BERDASARKAN KAIDAH HADIS

SYIAH

A. Pengertian Imâmah ......................................................92

B. Rukun Islam ............................................................... 98

C. Kewajiban Beriman Kepada Imam .............................117

D. Kewajiban taat kepada imam.......................................133

E. Imam sebagai Khalîfah Allah di Muka bumi ...............147

F. Imam Sebagai Tiangnya Bumi .................................... 151

G. Imam Ma‟shûm ...........................................................157

H. Kedudukan Imam Setara Dengan Rasulullah saw ........159

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………..……………………...…..162

B. Saran-saran……………………...………………..…..163

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 164

Page 8: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Aksara

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif - tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Tsa Ts Te dan Es ث

Jim J je ج

Ha H حHa (dengan garis di

bawahnya)

Kha Kh Ka dan Ha خ

Dal D De د

Zal DZ ذZet dengan garis di

bawahnya

Ra R Er ر

Za Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan Ye ش

Shad Sh Es dan Ha ص

Dhad Dh De dan ha ض

Tha Th Te dan Ha ط

Zha Zh Zet dan Ha ظ

„ Ain„ عKoma terbalik di atas

Ghain Gh Ge dan Ha غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Page 9: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

ix

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ` Apostrof ء

Ya y Ye ي

B. Vokal

1. Vokal Tunggal atau Monoftong

Volkal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat

ditrasliterasikan sebagai berikut:

Tanda

Vokal Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

Nama

-- -- A Harakat Fathah A

-- -- I Harakat Kasrah I

---- U Harakat Dhammah U

2. Vokal Rangkap atau Diftong

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antar

harakat dan huruf ditransliterasikan sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan Nama

”Au Huruf “A” dan “U -- --وFathah

dan wau

”Ai Huruf “A” dan “I -- --يFathah

dan ya

Page 10: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

x

C. Maddah atau Vokal Panjang

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf

ditransliterasikan sebagai berikut:

Tanda

Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin keterangan Nama

……

ا… Â huruf “A” dengan topi

di atas Fathah dan Alif

….ي…

Î huruf “I” dengan topi

di atas Kasrah dan ya

…..و….

Û huruf “U” dengan topi

di atas Dhammah dan wau

Page 11: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

xi

Abstrak

Ajaran Syiah disinyalir memiliki paham atau akidah yang berbeda

dengan umat Islam bahkan dianggap menyalahi atau bertentangan dengan Al-

Qur`an dan Hadis. Akidah Syiah tersebut semuanya bersumber kepada

Hadis-hadis Syiah yang sangat berbeda dengan Hadis Sunni. Hadis-hadis

yang dijadikan rujukan utama mereka berasal dari empat kitab induk, yaitu

al-Kâfî, karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulaynî (w. 329 H), Man lâ

Yahdhuruhu al-Faqîh oleh Muhammad bin Bâbawaih al-Qummî (w. 381),

Kitâb at-Tahdzîb dan Kitâb al-Istibshâr, keduanya oleh Muhammad ath-

Thûsî (w. 460 H). Namun di antara empat kitab tersebut yang paling utama

adalah kitab al-Kâfî karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulaynî, karena di

kalangan Syiah kitab ini dianggap paling otoritatif dalam bidang hadis

dibanding yang lain, dan kitab ini pula yang lebih banyak memuat tentang

akidah-akidah Syiah dari pada kitab yang lain. Hadis-hadis Syiah juga sangat

berbeda dengan Sunni karena Syiah memiliki pemahaman yang berbeda

dengan Sunni.

Karena perbedaan yang sangat mencolok tersebut, banyak pihak

Sunni yang menganggap Syiah sebagai ajaran yang sesat, dan kerap juga

dianggap bukan bagian dari Islam. Banyak pihak Sunni yang sudah

melakukan kritik terhadap ajaran Syiah. Para ulama dan akademisi Sunni

tersebut mengkritik habis ajaran Syiah dan menganggap ajaran tersebut sesat

dan banyak yang bertentangan dengan Al-Qur`an. Namun kritik tersebut oleh

orang Syiah tidak diterima dan dianggap tidak obyektif karena kritik tersebut

menggunakan sudut pandang dan metode Sunni, sedangkan dalam Syiah

memiliki metode tersendiri dalam menilai validitas suatu hadis.

Oleh karena itu, penulis menganggap perlu melakukan sebuah

penelitian atau kajian untuk menilai keotentikan hadis-hadis Syiah yang

berkaitan dengan akidah dan mengkaji problematika di dalam Hadis Syiah

dengan menggunakan metode kritik hadis yang digunakan dalam Syiah.

Penilitian ini bertujuan untuk semakin menguatkan kritik Sunni terhadap

Syiah yang mana ajarannya banyak dianggap telah keluar dari ajaran Islam.

Pengertian Hadis dalam Syiah adalah suatu kalam (cerita) yang di

dalamnya menceritakan tentang ucapan al-ma‟shûm, tindakannya, dan taqrîr-

nya. Adapun riwayat dari Rasulullah saw yang tidak melalui para imam tidak

dapat diterima. Oleh karena itu hadis-hadis Sunni tidak diterima oleh Syiah

karena banyak yang tidak melalui imam-imam Syiah. Pandangan mereka

terhadap sahabat juga berbeda dengan Sunni karena bagi Syiah tidak semua

sahabat adil. Berbeda dengan sunni yang menganggap semua sahabat adil

dalam meriwayatkan hadis. Bagi Syiah hanya beberapa sahabat saja yang

riwayatnya dapat diterima. Adapun pembagian hadis menurut Syiah terbagi

menjadi empat, yaitu sahih, hasan, muwatstsaq dan dha‟îf.

Page 12: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

xii

Di antara akidah Syiah yang merupakan unsur dasar dalam ajaran ini

dan juga yang membedakannya dengan Sunni adalah masalah imâmah. Bagi

Syiah imâmah/wilâyah merupakan salah satu rukun Islam. Imâmah juga

dianggap wajib yang harus diayakini oleh umat Islam, dan bagi siapa yang

mengingkarinya maka orang tersebut dianggap kafir. Selain itu, bagi Syiah

juga wajib taat kepada imam selain taat kepada Allah swt dan rasul-Nya.

Kaum Syiah dalam menilai dan mensifatinya sangat berlebihan, mereka

menganggap para imam memiliki kedudukan yang sejajar dengan Rasulullah

saw bahkan sampai melebihinya. Kaum Syiah juga menganggap para imam

sebagai khalifah Allah, imam sebagai tiang bumi, dan juga ma‟shûm.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam tesis ini, penulis

menyimpulkan bahwa hampir semua hadis-hadis tentang hal tersebut

sanadnya bermasalah. Selain itu, hadis-hadis tersebut juga bertentangan

dengan Al-Qur`an. Oleh karena itu status hadis-hadis tersebut berdasarkan

kaidah kritik hadis Syiah hukumnya adalah dha‟îf.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis tentang

akidah Syiah tidak dapat digunakan sebagai argumen dalam akidah mereka.

Penelitian ini juga semakin menguatkan anggapan bahwa hadis-hadis Syiah

khususnya mengenai akidah hanyalah buatan kaum Syiah yang kemudian

disandarkan kepada imam-imam mereka. Selain itu, kaum Syiah yang

meyakini hadis-hadis tersebut sehingga menganggap kafir bagi umat Islam

yang tidak mempercayainya, maka sesungguhnya merekalah golongan yang

dianggap sesat oleh kaum Sunni.

Page 13: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Munculnya Syiah1 di Indonesia masih menjadi kontroversi di

kalangan masyarakat, ada yang menolak dan ada pula yang menerimanya.

Sunni2 sebagai golongan mayoritas di Indonesia masih belum bisa menerima

sepenuhnya keberadaan Syiah. Sumber kontroversi tersebut terletak pada

akidah yang mana menjadi dasar-dasar ajaran Syiah.

Salah satu yang menjadi perdebatan sengit antara Sunni dan Syiah

adalah masalah imâmah. Imâmah dalam akidah Syiah ada yang mengartikan

kepemimpinan dalam segenap urusan baik dalam agama maupun lainnya

yang diemban oleh seseorang yang mewakili atau menggantikan posisi Nabi

Saw.3 Pemimpin yang dimaksud disebut sebagai imam yang berjumlah dua

belas, mereka adalah Alî bin Abî Thâlib dan keturunannya yang dari istri

Fatimah binti Rasulillah.4 Keyakinan mereka ini berdasakan hadis sahih baik

dalam hadis Sunni maupun Syiah yang menyatakan bahwa khalifah setelah

Nabi saw. yang dapat membawa kejayaan Islam adalah dua belas khalifah.5

Dengan hadis inilah mereka menganggap bahwa ajaran mereka adalah benar.

1 Yaitu salah satu aliran dalam Islam yang menganggap Ali bin bin Abi Thalib

sebagai orang yang paling berhak menggantikan Rasulullah Saw. Mereka juga menamakan

dirinya sebagai Pecinta Ahlu Bait. Kata Syiah berasal dari bahasa Arab yang artinya

pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pecinta, juga dapat diartikan kelompok.

Yaitu kelompok yang memihak kepada Ali dan sangat memuliakannya beserta keturunannya.

Lihat Joesoef Sou‟yb, Aliran-aliran Sekte Syiah, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1982), h. 9 2 Sunni adalah istilah lain untuk Ahlus Sunnah yaitu kelompok dalam Islam yang

mengikuti dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah Saw. dan para sahabatnya dan

orang-orang yang mengikutinya baik dalam perkataannya, akidah maupun perbuatannya.

Mereka adalah kelompok mayoritas tetap istiqamah berpegang teguh kepada sunnah dan

mengikuti para sahabat dan akan tetap ada sampai hari kiamat, lihat Lihat Abdullah bin

Abdul Humaid al-Atsri, al-Wajîiz fi „Aqîdah as-Salaf as-Shâlih Ahlis-Sunnah wa al-

Jamâ‟ah,( Arab Saudi: Wazârah Syu‟ûn al-Islâmiyyah wa al-Auqâf wa ad-Da‟wah wa al-

Irsyâd, 1422 H), h. 25 3 Hasyim al-Musawi, The Syia Mazhab asal-usul dan keyakinannya, (Jakarta:

Lentera, 2008), cet. 1, h. 129 4 Adapun dua belas imam yang dimaksud adalah :1. Alî bin Abî Thâlib (w. 40 H), 2.

Hasan bin Alî (w. 50 H), 3. Husain bin Alî (w. 60 H), 4. Zain al-„Âbidin as-Sajjâd (w. 95 H),

5. Muhammad al-Bâqir (w. 114 H), 6. Ja‟far ash-Shâdiq (w. 148), 7. Mûsâ al-Kâzim (w.183),

8. Alî ar-Ridhâ (W. 203 H), 9. Muhammad at-Taqî (al-Jawâd) (W.220 H), 10. Alî al-Hâdî

(W. 254 H), 11. Hasan al-Askarî (W. 260 H), 12. Mahdi al-Muntazhar (sedang ghaib). Lihat

Tim penyusun, Ahl al-Bait; Maqâmuhum, Manhâjuhum, Masaruhum, (Teheran: al- Majma‟

al-Alamî li ahl al-Bait as., 1992) cet. III, h. 99-100. 5 Hadis “Dua belas khalifah” merupakan hadis yang sangat penting bagi akidah

kaum Syiah. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Muslim dan diakui keshahihannya oleh Sunni,

hadisnya sebagaimana berikut :

Page 14: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

2

Imâmah memiliki dampak yang besar dalam akidah Syiah. Karena

paham inilah banyak kalangan Syiah yang mencela para sahabat, bahkan

sampai mengkafirkannya. Mereka menganggap bahwa orang yang paling

berhak menduduki singgasana kekhakifahan adalah Alî bin Abî Thâlib,6

sehingga Abû Bakar, Umar bin Khattâb dan „Usmân bin „Affân yang

diangkat menjadi khalifah sebelum Alî bin Abî Thâlib dianggap telah

عت جات حشب قال س اك ت س ح ع سه اد ت خانذ الأصدي حذثا ح ذاب ت شج "حذثا س ش ت عت سسىل انه عشش خهفح » قىل -صه الله عه وسهى-قىل س لا ضال الإسلاو عضضا إن اث

ها فقهت لأت يا قال فقال «. ح نى أفه قشش » ثى قال كه «."كههى يLihat Muslim, Shahîh Muslim, Kitâb Imârah, Bâb an-Nâs Taba‟a li Quraysy wa al-Khilâfah

fi Quraysy, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah,2006) cet. IV, h. 730 6 Kisah Ghadîr Khum bagi Syî‟ah Ja‟fariyah (Itsnâ „Asyariyah) dianggap sebagai

landasan utama tentang imâmah. Mereka berpendapat bahwa Rasulullah Saw. ketika berada

di Ghadîr Khum setelah pulang dari haji wadâ‟, menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa

orang yang mendapatkan wasiat dan bakal menjadi khalifahnya adalah Alî bin Abî Thâlib.

Hadis Ghadîr Khum diriwayatkan dalam berbagai riwayat dengan redaksi yang berbeda-

beda. Di antaranya hadis panjang yang diriwayatkan oleh ath-Thabrânî, dan potongan

hadisnya sebagaimana berikut:

حانش ذثع ت شص اث اانق اجانس ح ت اشكص و يشضحان الله ذثع ت ذحي اثذح اءشىان هس ت ذعس اث شىجان ساوسي ت ىاسقان ت ذحأ اثذحو( ح) ت ذص اث اانق طاسىان ا قال :الق اسفغان ذسأ ت حفزح ع: مفانط تأ ع رىتشخ ت فوشعي اث اطأان سحان

، اناط أها" )سسىل الله صه الله عه وسهى( إ انه ؤيين يىن وأا ، يىلا تهى أون وأا ، ان ، أفسهى ي وال انههى ، عها ع ، يىلا فهزا يىلا كت ف وعاد ، والا ي : قال ثى عادا ي وإكى ، فشطكى إ ، اناط أها ا" واسدو يا أعشض حىض ، انحىض عه ، وصعاء تصشي ت قذحا انجىو عذد ف حين سائهكى وإ ، فضح ي تشدو عه ع تخهفى كف فاظشوا ، انثقه

ا كتاب الأكثش انثقم ، فه سثة ، وجم عض انه تذ طشف ، انه سكىا ، تأذكى وطشف فاست لا تم وعتشت ، تثذنىا ولا تضهىا ، تت أ فئ ا انخثير انهطف ثأ أه شدا حت قضا ن عه

" انحىضLihat Sulaimân bin Ahmad at-Thabrânî, al-Mu‟jam al-Kabîr, Bab Hâ`, Hudzayfah bin al-

Yamân Yuknâ Abâ „Abdillâh al-„Absî juz. 3, (Maushul: Maktabah al-„Ulûm wa al-Hikam,

1983) cet. 2, h. 180.

Page 15: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

3

merampas hak „Alî, bahkan banyak juga yang mengkafirkan sahabat-sahabat

yang mulia tersebut.7

Mereka juga meyakini bahwa para Imam dua belas adalah ma‟shûm,8

sebagaimana para nabi.9 Selain itu mereka juga meyakini bahwa para imam

mendapatkan wahyu sebagaimana Nabi Muhammad saw. Dengan begitu

para imam memiliki posisi yang sejajar dengan Nabi Muhammad saw.

sebagai sumber syariat. Oleh karena itu, dalam ilmu hadis Syiah sumbernya

bukan hanya dari Nabi Muhammad saw. saja akan tetapi juga dari para imam

dua belas yang telah diyakini ke-ma‟shûm-annya sehingga terjaga dari

kesalahan dan dosa.10

Namun teori ilmu hadis seperti ini memunculkan dugaan bahwa

apabila hadis hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw saja maka

akan berakibat sedikitnya hadis yang menjadi rujukan kedua setelah Al-

7 Mereka menganggap para sahabat telah menentang perintah Rasulullah Saw. dan

menganiaya „Alî karena telah merampas haknya, begitu juga dengan keluarga Rasulullah

Saw. khususnya Fatimah karena tidak mendapatkan warisan dari Rasulullah saw, oleh karena

itu mereka semua adalah perampas, kafir, munafik dan pendusta. Begitu juga semua orang

yang menyetujuinya. Lihat Abdul Mun‟eim an-Nemr, Sejarah dan Dokumen-dokumen Syi‟a,

( t.k, Yayasan Alumni Timur Tengah, 1988), h. 96. 8 Yang dimaksud dengan ma‟shûm adalah terpelihara dari segala maksiat, adapun

perinciannya mengenai empat hal, yaitu:

1. Masalah akidah, umat Islam sepakat bahwa para nabi terjaga dari kufur kecuali

golongan dari khawarij yang menganggap para nabi juga dapat menjadi kufur.

2. Masalah syariat dan hukum dari Allah. Umat Islam sepakat bahwa para nabi

tidak akan merubah dan berkhianat dengan sengaja maupun lupa.

3. Masalah fatwa, tidak mungkin para nabi salah dalam mengeluarkan keputusan

(fatwa).

4. Hal-hal yang berkaitan dengan tindakan dan ucapannya.

Lihat Fakhr ar-Râzî, „Ishmah al-Anbiyâ`, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1409 H), cet.

Ke 2, h. 26-27. 9 Bagi Sunni, yang memiliki sifat ma‟shûm hanyalah para nabi, namun menurut Syiah

para imam juga diyakini termasuk orang-orang yang ma‟shûm, bahkan menurut Syiah yang

ekstrim kedududkan para imam lebih tinggi dari pada para rasul kecuali Nabi Muhammad

saw. lihat Muhammad Hâris Suhaymî, Tautsîq as-Sunnah baina as-Syî‟ah al-Imâmiyah wa

Ahlu as-Sunnah fî Ahkâm an-Nikâh, (Singapur: Dâr as-Salâm, 2003), h. 7-8 10

Ja‟far as-Subhâni, Ushûl al-Hadîts wa Ahkâmuhu fî „Ilmi ad-Dirâyah (Qum:

Muassasah al-Imam Ash-Shâdiq, 1419 H), h.19. Hadis menurut Syiah adalah perkataan,

perbuatan dan taqrîr dari al-ma‟shûm, dan yang dimaksud dengan al-ma‟shûm adalah Nabi

Muhammad Saw. dan para imam dua belas. Bahkan menurut Syiah Imâmiyah tidak ada

perbedaan antara yang dikatakan para imam ketika kecil maupun ketika sudah baligh. ulama

kontemporer Syiah mengatakan “Sesungguhnya keyakinan akan kema‟shûman para imam

telah membuat hadis-hadis yang berasal dari mereka serta-merta menjadi sahih, tanpa

harus mempersyaratkan adanya persambungan sanad sampai Rasulullah saw, sebagaimana

yang dipersyaratkan di kalangan Ahl as-Sunnah.”lihat Fayyadh, Abdullah, Tarikh al-

Imâmiyah wa Aslâfihim min asy-Syiah (Beirut: Mu‟assasah al-A‟lamy li al-Mathbu‟ah, 1986

M). Cet. III. hal. 158

Page 16: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

4

Qur`an. Hal ini diakibatkan kecerobohan mereka sendiri yang telah menolak

riwayat-riwayat para sahabat kecuali hanya beberapa sahabat saja yang

dianggap dekat dengan Alî bin Abî Thâlib.11

Tentu dengan hanya beberapa

sahabat saja yang diterima riwayatnya banyak hadis yang tidak terpakai dan

hanya sedikit saja yang diterima mereka. Dengan sedikit hadis pasti tidak

akan mencukupi kebutuhan referensi mereka dalam syariah. Oleh karena itu

untuk memenuhinya mereka membutuhkan sumber lain yang banyak dari

selain Nabi Muhammad Saw. maka dijadikanlah imam dua belas tersebut

sebagai sandaran akidah dan syariat mereka.

Pemahaman seperti ini bagi Sunni tentu dianggap sebagai

penyimpangan, namun bukan berarti Syiah tidak memiliki dasar, pemahaman

seperti ini dilandaskan kepada hadis-hadis yang tercantum dalam kitab-kitab

hadis Syiah.12

Adapun mengenai kitab hadis yang menjadi rujukan utama

kaum- Syiah, terdapat empat kitab utama yaitu:

1. Al-Kâfî (انكافي), karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulainî (w. 328 H).

2. Man lâ Yahdhuruhu al-Faqîh (ي لا يحضش انفق) karya Muhammad

bin Bâbawaih al-Qummî (w. 381). 3. Tahdzîbal-Ahkâm (تهزة الاحكاو) karya Muhammad ath-Thûsî (w.

460 H) 4. Al-Istibshâr ( الاستثصاس) , karya Muhammad ath-Thûsî (w. 460 H).

11

Mereka menolak hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat yang

memihak kepada Abû Bakar, „Umar dan „Utsmân. Begitu juga para tâbi‟în yang menyetujui

kekhalifahan Abû Bakar, „Umar dan „Utsmân tidak diterima riwayatnya. Kaum Syiah hanya

mengambil hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat yang jelas-jelas mendukung Ali

seperti al-Miqdâd, Abû Dzar, Salmân al-Fârisî dan „Ammâr. Lihat Abdul Mun‟eim al-Nemr,

Sejarah dan Dokumen-dokumen Syi‟a, h. 97. 12

Bahkan hadis-hadis yang dijadikan dasar akidah Syiah juga terdapat dalam kitab-

kitab Sunni, Salah satunya adalah hadis yang menjadi dasar dijadikannya imam dua belas

sebagai landasan syariah dalam hadis ats-tsaqalain sebagaimana berikut:

حانش ذثع اثذح حانش ذثع ت شص ا: الق ىاتانص سحان ت سحان ت ذص ا: الق اءشانى ت ىتزخا ا اي ىكف تكشت ذق اطا انها قال شاتج ع ، تأ ع ، ذحي ت شفعج ع ، اطأان تت ما تشتعو الله ابتىا : كهضت ن

(Wahai para manusia sungguh telah aku tinggalkan untuk kalian sesuatu yang apabila

kalian mengambilnya maka kalian tidak akan tersesat: yaitu kitab Allah dan keturunan

keluargaku)

Lihat ath-Thabrânî, al-Mu‟jam al-Awsath, juz. 5, (Kairo: Dâr al-Haramain, tt), h. 89

Page 17: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

5

Namun di antara empat tersebut yang paling utama adalah kitab al-Kâfî,13

karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulainî, karena di kalangan Syiah kitab ini

dianggap paling otoritatif dalam bidang hadis dibanding yang lain. Adapun bagi Sunni kitab-kitab hadis Syiah tersebut tidak dapat

diterima karena metodologi ilmu hadisnya berbeda dengan Sunni.14

Bahkan

dalam konsep ilmu hadis Sunni apabila terdapat perawi yang beraliran Syiah

maka riwayatnya ditolak kecuali beberapa perawi Syiah yang dapat

dipercaya.15

Hal ini dikarenakan aliran Syiah termasuk aliran yang fasiq

sehingga riwayatnya ditolak.

Dengan begitu banyaknya perbedaan antara Sunni dan Syiah dalam

segala bidang, baik dalam akidah, tafsir hadis maupun yang lain, sering

menimbulkan gesekan antara keduanya. Bahkan banyak kalangan dari Sunni

yang menganggap bahwa Syiah merupakan golongan di luar Islam.16

13 Al-Kâfi merupakan kitab hadis Syiah yang ditulis oleh al-Kulainî. Dibagi menjadi

tiga bagian: Pertama, al-Ushûl, yaitu hadis-hadis mengenai dasar-dasar agama dan prinsip-

prinsip di mana hukum agama berpijak. Kedua, al-furû‟, yaitu hadis-hadis yang yang

memperinci hukum agama secara detail. Ketiga, ar-Raudhah. 14

Berbeda dengan pengertian hadis dalam Syiah, hadis dalam Sunni adalah segala

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik mengenai ucapan, tindakan,

ketetapan atau sifatnya. Mahmûd al-Thahhan, Taisîr Musthalâh al-Hadîts, (t.k.: Dâr al-Fikr,

t.t.), hal. 14. Sedangkan hadis dapat dianggap sahih apabila memenuhi lima syarat, yaitu : 1.

Memiliki sanad muttashil, 2. Tidak syâdz, 3. Tidak ber-„illah. 4. Diriwayatkan oleh orang-

orang yang „âdil. 5. Berdaya ingat kuat serta dapat dipertanggungjawabkan. Lihat

Muhammad Zarqânî al-Mâlikî, Syarh Manzûmah al-Baiqûniyyah fî „Ilmi Musthalah al-

Hadîts, (Beirut: Dâr al-Masyâri‟, 2001), h. 13. 15

Perawi Syiah ditolak riwayatnya karena dianggap tidak adil, yang mana salah satu

syarat adil tidak boleh pelaku bid‟ah, dan penganut Syiah dianggap sebagai pelaku bid‟ah.

Namun Para ulama tidak begitu saja menolak riwayat Syiah, menurut imam adz-Dzahabi (w.

748 H), bid‟ah itu ada dua jenis; bid‟ah kecil seperti tasyayyu‟ yang tidak ekstrim dan

akidahnya masih lurus. Hal ini banyak terjadi pada kalangan tâbi‟în dan tâbi‟ at-tâbi‟în, akan

tetapi mereka tetap merupakan sosok yang agamis, wara‟ dan jujur. Maka riwayat-riwayat

mereka dapat diterima, karena jika hadis mereka ditolak maka akan banyak yang hilang dari

hadits-hadits Nabi saw dan tentunya ini merupakan kerusakan yang besar. Kemudian yang

kedua adalah bid‟ah yang besar seperti kaum Rafidhah yang menolak kekhilafahan Abu

Bakar dan Umar secara total, bersikap ekstrim dan melaknat keduanya. Maka

periwayatannya tidak bisa menjadi hujjah dan tidak ada kemuliaan bagi mereka. Kalangan

ini menjadikan dusta sebagai syi‟arnya dan taqiyah serta kemunafikan sebagai selimutnya.

Bagaimana bisa keadaan mereka yang seperti ini bisa diterima. Jelas tidak bisa. Lihat Adz-

Dzahabi, Mîzân al-I‟tidâl fiî Naqd ar-Rijâl, Juz. 1, (Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, tt), h. 5 16

Salah satu yang menganggap Syiah sesat adalah Forum Ulama Ummat Indonesia

(FUUI), MUI sendiri mengeluarkan fatwa pada tanggal 7 Maret 1984 yang isinya himbauan

kepada umat muslim supaya waspada terhadap ajaran Syiah karena perbedaan pokok dengan

ajaran Ahlussunnah Wal Jama‟ah, bahkan dalam satu forum yang dihadiri oleh berbagai

ormas-ormas Islam, menyatakan bahwa Syiah merupakan kelompok yang sesat, lihat Tim

penulis MUI Pusat, Mengenal dan mewaspadai Penyimpangan Syi‟ah di Indonesia, (t.k.:

Nâsir as-Sunnah, 2013), h. 119-120. NU sendiri sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia

secara kelembagaan menyatakan Syiah tidak sesat, namun fakta di lapangan berkata lain,

Page 18: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

6

Tentunya tuduhan ini bukan tanpa landasan, banyak sumber rujukan Syiah

seperti hadis yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti kredibilitas hadis-

hadis Syiah yang menjadi dasar akidahnya dengan menggunakan metodologi

(kritik hadis) Syiah, dengan maksud untuk menegaskan kembali kritik

terhadap hadis-hadis Syiah namun dengan menggunakan mentode kritik

hadis Syiah, sehingga diharapkan penelitian ini akan menghasilkan sebuah

kajian yang obyektif dalam menilai hadis-hadis yang bermasalah bukan

karena apriori dan juga bukan berdasarkan fanatisme belaka. Dengan begitu,

diharapkan hasil dari penelitian ini dapat mengungkapkan kredibilitas hadis-

hadis Syiah yang dijadikan pedoman dalam akidahnya.

Adapun mengenai perkembangan ilmu hadis Syiah, pada masa

permulaan mereka belum menetapkan kaedah kritik hadis untuk menguji

kualitas hadis yang terdapat kitab hadis pegangan mereka, akan tetapi kaum

Syiah lebih cenderung untuk menguatkan dan menerima semua hadis-hadis

dalam kitab-kitab hadis yang menjadi pegangan mereka. Ulama Syiah baru

menerapkan kaedah kritik hadis setelah mendapatkan kritik dari Sunni bahwa

dalam hadis-hadis mereka banyak yang bermasalah sanadnya.17

Sehingga

akhirnya ulama syiah terbagi menjadi dua dalam menyikapi hadis mereka.

Kelompok yang pertama yaitu kelompok yang mensahihkan semua hadis-

hadis yang terdapat dalam kitab hadis mereka. Kedua, kelompok yang

mengkaji ulang kualitas hadis dalam kitab hadis mereka dan

mengkritisinya.18

Oleh karena itu, penulis dalam melakukan penelitian ini

mengacu kepada kelompok kedua yang bersikap obyektif dalam

menyikapinya hadisnya bukan kepada kelompok pertama.

Penelitian ini sangat penting karena isu tentang Syiah sampai saat ini

masih menjadi isu yang krusial. Di Indonesia sendiri Syiah masih sulit

diterima dan dianggap sebagai aliran yang sesat. Anggapan ini berdasarkan

banyak akidah-akidah Syiah yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan

akidah-akidah ini bersumber dari hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab

hadis Syiah.

Dengan terbuktinya akan lemahnya hadis-hadis akidah Syiah tentu

akan mengungkapkan fakta-fakta sebenarnya mengenai keyakinan/akidah

Syiah yang selama ini yang mereka yakini. Jadi dalam penelitian ini penulis

bermaksud mengungkapkan validitas hadis-hadis akidah Syiah dengan

menggunakan metode ilmu kritik hadis dalam Syiah. Adapun judul mengenai

kerusuhan di Madura pada tahun 2012 membuktikan bahwa warga NU tidak menerima

kelompok Syiah. 17

Asyraf al-Jaizawî, „Ilm al-Hadîts baina Ashâlah Ahl as-Sunnah wa Inthâl asy-

Syî‟ah. (Mesir: Dâr al-Yaqîn, 2009), cet. Ke 1, h. 195 18

Ja‟far as-Subhânî, Kulliyyât fî „Ilm ar-Rijâl, (Qum: Muassasah an-Nasyr al-Islâmî,

1420 H), cet. Ke 6, h. 358-359.

Page 19: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

7

penelitian ini adalah “Otentisitas Hadis di Kalangan Syiah (Kajian Hadis-

hadis Akidah)”.

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis menemukan

beberapa hal yang menarik untuk diteliti, dan penulis mengidentifikasi

beberapa masalah berikut untuk kemudian diteliti lebih lanjut:

a. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kaedah ilmu Hadis

Syiah dan Sunni.

b. Kitab al-Kâfî dan beberapa kitab hadis Syiah lainnya yang menjadi

rujukan utama mereka tidak diterima oleh kalangan Sunni.

c. Banyak akidah dan keyakinan Syiah yang dianggap sesat dan

bertentangan dengan ajaran Islam bahkan Syiah dianggap bukan

bagian dari Islam yang mana ajaran-ajaran tersebut bersumber dari

kitab-kitab hadis Syiah.

d. Kitab al-Kâfî yang dikarang oleh al-Kulainî memberikan kontribusi

dan pengaruh yang cukup besar dalam akidah Syiah.

e. Banyak pihak yang meragukan kesahihan hadis yang terdapat dalam

dalam kitab-kitab hadis Syiah bahkan termasuk sebagian orang

Syiah sendiri juga meragukan hal tersebut.

f. Ditemukan banyak sanad yang terputus dalam periwayatan hadis

yang terdapat dalam kitab-kitab hadis Syiah karena tidak

bertemunya antar perawi.

g. Banyak perawi dha‟îf yang terdapat dalam sanad hadis kitab-kitab

hadis Syiah.

h. Sebagian ulama Syiah sendiri yang memiliki kapabilitas yang

memadai dalam hadis juga menganggap banyak hadis dha‟îf yang

terdapat di dalam kitab-kitab hadis Syiah.

i. Ada indikasi yang kuat bahwa banyak hadis-hadis dalam kitab-kitab

hadis Syiah isinya hanya berkutat pada fanatisme yang berlebihan

kepada Alî bin Abî Thâlib.

j. Hadis-hadis Syiah ini berkontribusi besar terhadap konflik antara

Sunni dan Syiah.

2. Pembatasan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah tentang hadis-hadis

akidah Syiah. Namun karena sangat luasnya hadis Syiah yang terdapat dalam

berbagai kitab maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas

sebagai berikut:

a. Hadis-hadis yang digunakan Syiah untuk melegetimasi akidah

mereka mengenai imâmah yang bersumber dari al-Kâfî.

Page 20: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

8

b. Hadis-hadis akidah yang dikaji hanya mengenai rukun Islam,

kewajiban beriman kepada imam, kewajiban taat kepada para imam,

keutamaan imam sebagai khalifah Allah, imam sebagai tiang bumi,

anggapan bahwa para imam ma‟shûm dan para imam memiliki

kedudukan yang sejajar dengan Rasulullah saw.

c. Metodologi yang digunakan untuk mengungkapkan otentisitas hadis

akidah Syiah adalah dengan menggunakan metodologi Syiah dan

juga pendapat ulama mereka.

3. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka

pembahasan akan mengerucut kepada pertanyaan pokok yaitu:

a. Bagaimana metodologi kritik hadis dalam Syiah yang dijadikan

pedoman dalam menilai otentisitas sebuah hadis?

b. Bagaimana otentisitas hadis-hadis yang menjadi dasar akidah kaum

Syiah mengenai imâmah yang terdapat dalam kitab al-Kâfî?

c. Bagaimana pendapat ulama Syiah mengenai otentisitas hadis akidah

Syiah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengungkapkan otentisitas

hadis-hadis akidah Syiah yang terdapat dalam kitab-kitab hadis Syiah dengan

menggunakan metode penelitian yang telah menjadi standarisasi dalam kajian

ilmu hadis Syiah. Dengan begitu penelitian ini menjadi penelitian yang

obyektif dan ilmiah, sehingga sangat diharapkan dapat mengungkapkan

validitas akidah Syiah yang mana telah difatwakan sesat oleh MUI Jawa

Timur dan beberapa kelompok umat Islam lainnya. Penelitian ini juga

bertujuan untuk membeberkan fakta-fakta sebenarnya mengenai hadis akidah

Syiah kepada masyarakat yang mana selama ini dianggap sesat oleh sebagian

masyarakat.

Adapun manfaat/signifikansi yang bisa terealisasikan kaitannya

dengan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi dan

pemahaman kepada masyarakat mengenai problematika akidah Syiah yang

dilandaskan kepada hadis-hadis Syiah. Secara umum penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi khazanah ilmu pengetahuan.

D. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya kajian mengenai Syiah sudah banyak dilakukan oleh

kelompok Sunni baik berupa karya ilmiah, buku maupun artikel dari berbagai

aspek. Di antaranya: Asy-Syî‟ah wa as-Sunnah, dan Asy- Syî‟ah wa at-

Tasyaayyu‟, karya Ihsan Ilahi Zhahir (w. 1987 H). Buku ini menjelaskan

Page 21: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

9

mengenai sejarah munculnya Syiah yang mana kesimpulannya Syiah muncul

akibat pengaruh Abdullah bin Saba`.

Selain itu karya lain yang mengkaji kitab al-Kâfî ini adalah al-Kulainî

wa Ta`wîlâtuh al-Bâthiniyyah li al-Âyât Al-Qur`âniyyah fî Kitâbihi Ushûl al-

Kâfî karya Shalâh Abdul Fatah al-Khâlidî, menurut dia dalam al-Kâfî

pembahasan yang paling penting dan paling banyak mendapatkan perhatian

al-Kulainî adalah mengenai kitâb al-hujjah karena dalam kitab ini al-Kulainî

menyebutkan banyak riwayat tentang tafsir dengan tujuan memberikan hujjah

atau dalil atas keyakinan Syiah Imâmiyah mengenai wilâyah, imâmah

maupun wishâyah, begitu juga mengenai keyakinan bahwa Imam Ali dan

keturunannya adalah orang yang paling berhak menduduki kursi Khalifah

dan hal tersebut telah ditetapkan dalam Al-Qur`an dan ucapan Rasulullah

saw namun para sahabat menghapusnya dan lebih memilih Abû Bakar,

„Umar dan „Utsmân ketimbang Alî bin Abî Thâlib. Maka dari itulah,

kesalahan penafsiran dalam kitab hujjah lebih besar dibanding dalam kitab

lain.19

Karya-karya para akademisi terbaru mengenai Syiah khususnya di

Nusantara antara lain disertasi yang ditulis oleh H. M. Tamimy dengan judul

“Habib Husein al-Habsyi dan Perannya dalam perkembangan Syiah di

Bangil”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009. Muhammad Baharun

dengan judul “Tipologi Pemahaman Doktrin Syiah di Jawa Timur”, IAIN

Sunan Ampel Surabaya, 2006 dan tesis yang ditulis oleh Fadhlullah Muh.

Nuh Said dengan judul “Konsep Hadis Shahih Menurut Sunni dan Syi‟i, UIN

Jakarta, 2004. Disertasi terakhir dengan tema yang sama ditulis oleh Zeid B.

Smeer. dengan judul “Kredibilitas Kritik Nashir al-Qifari Terhadap Hadis-

hadis Syiah Imamiyah”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Adapun mengenai karya Zeid B. Smeer, yaitu “Kredibilitas Kritik

Nashir Al-Qifari Terhadap Hadis-hadis Syia‟ah Imamiyah”, adalah sebuah

disertasi yang mengkritisi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nashir

bin Abdullah bin Ali bin al-Qifari pada tahun 1994 di Universitas Imam

Muhammad bin Sa‟ud al-Islamiyah. Dalam disertasinya, Zeid B. Smeer

mengkritisi al-Qifari dalam metode kritiknya terhadap Syiah yang dianggap

tidak tepat karena al-Qifari dalam kritiknya menggunakan metode Sunni.

Seharusnya dalam mengkritik Syiah khususnya mengenai validitas hadis-

hadis yang terdapat dalam kitab Syiah menggunakan metodologi kritik hadis

Syiah serta bagaimana pendapat para ulama Syiah mengenai hadis-hadis

tersebut.20

Namun dalam penelitiannya ini Zeid B. Smeer belum menjelaskan

19

Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Al-Kulayni wa Ta`wilatuhu al-Bathiniyyah lil ayath

al-Qur`aniyah fi kitabihi Ushul al-Kafi. (Amman: Dâr al-„Umar, 2007) h. 11 20

Zeid B. Smeer, Kredibilitas Kritik Nashir Al-Qifari Terhadap Hadis-hadis Syia‟ah

Imamiyah, (Jakarta: Arifa Publising, 2011), h. 7. Sebagaimana yang penulis ungkapkan

sebelumnya bahwa dalam tradisi ilmu Syiah memiliki metodologi yang sangat berbeda

Page 22: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

10

secara rinci validitas hadis-hadis akidah Syiah. Zeid B. Smeer lebih

cenderung mengkritisi metode al-Qifari dalam menilai Syiah. Oleh karena itu

penulis bermaksud meneliti lebih lanjut mengenai kualitas dan validitas

hadis-hadis akidah Syiah berdasarkan ilmu hadis Syiah secara lebih rinci dan

bagaimana pendapat ulama-ulama Syiah mengenai kualitas hadis-hadis

tersebut. Jadi yang membedakan antara tesis ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah :

1. Tesis ini lebih menfokuskan pada penelitian keotentikan hadis

akidah Syiah baik secara matan maupun sanad.

2. Masalah akidah Syiah yang dikaji hanya masalah imâmah, yaitu

mengenai rukun Islam, kewajiban beriman kepada imam,

kewajiban taat kepada para imam, keutamaan imam sebagai

khalifah Allah, imam sebagai tiang bumi, anggapan bahwa para

imam ma‟shûm, para imam memiliki kedudukan yang sejajar

dengan Rasulullah saw selain itu juga dikaji akidah Syiah yang

mencela dan mengkafirkan para sahabat. 3. Penelitian hadis-hadis ini terbatas hanya yang besumber dari kitab

al-Kâfî.

4. Penelitian validitas hadis ini hanya berdasarkan kaidah hadis

Syiah dan juga pendapat ulama mereka, tidak menggunakan

kaidah Sunni dan juga tidak merujuk kepada pendapat ulama

Sunni.

E. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, oleh karena itu

penelitian ini akan menggunakan cara yang ilmiah yang didasarkan pada ciri-

ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.21

Untuk memudahkan

penulis melakukan penelitian ini, maka penulis akan mengikuti prosedur dan

alur penelitian sebagai berikut:

dengan Sunni yang mana mereka tidak menerima riwayat kecuali dari para imam, lihat Ja‟far

as-Subhani, Ushûl al-Hadîts wa Ahkâmuhu fi al-„ilmi al-Dirâyah, (Qum: Lajnah Idârah al-

Hawzat al-„Ilmiyyah, 1412 H), h. 58 21

Rasional berarti kegiatan penelitian ini masuk akal sehingga terjangkau oleh nalar

manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia,

sehingga yang lain dapat mengamati dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis

berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu

yang bersifat logis. Lihat Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi,(Bandung: AlfaBeta,

2013), cet. Ke 3, h. 3.

Page 23: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

11

1. Jenis Penelitian Tesis ini termasuk jenis penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.22

Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif karena permasalahan yang dikaji berupa teks dan naskah

yang berkaitan dengan Syiah beserta ilmu hadisnya yang tidak menggunakan

model-model matematik, statistik atau komputer.

Dalam pembahasannya, penelitian kualitatif ini akan menggunakan

kajian pustaka (library research).23

Karena obyek utama dalam penelitian ini

adalah kitab-kitab klasik maupun karya-karya ilmiyah kontemporer yang

berisi tentang Syiah. Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah teknik

pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-

buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam pencarian teori,

peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari

kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh

dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan

sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll).24

2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer

berupa kitab hadis Syiah, utamanya al-Kutub al-Arba‟ah (al-Kâfî karya karya

Muhammad Ya‟qub al-Kulainî (w. 328 H), Man lâ Yahdhuruhu al-Faqîh

karya as-Shadûq Abî Ja‟far al-Qummi (w. 381 H), at-Tahdhîb karya

Muhammad bin al-Hasan ath-Thûsi (w. 460 H), dan al-Ibtishâr juga karya

at-Thûsî, Bihâr al-Anwâr karya al-Majlisi (w. 1111 H). Selain itu juga kitab-

kitab rijâl Syiah yang utama seperti, Rijâl an-Najâsyî dan Rijâl ath-Thûsî

Ikhtiyâr ma‟rifah ar-Rijâl, al-Fahrasât karya Muhammad bin al-Hasan ath-

Thûsi (385-460 H). Mu‟jam Rijâl al-Hadîts karya Abu al-Qasim al-Khû‟î (w.

1412 H) dan beberapa kitab rijâl lainnya juga penulis jadikan sebagai sumber

primer.

22

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2004), h. 4. 23

Empat ciri utama studi kepustakan adalah: pertama: peneliti berhadapan langsung

dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan

atau saksi mata. Kedua; data pustaka bersifat siap pakai. Ketiga ; data pustaka umumnya

adalah sumber sekunder, dalam arti bawa peneiliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan

bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan. Keempat ; kondisi data pustaka tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu. Peniliti berhadapan langsung dengan informasi statik. lihat

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), cet.

Ke 2, h. 4-5 24

M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), cet. ke-5, h. 27.

Page 24: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

12

Adapun sumber data sekunder yang akan digunakan untuk

melengkapi data-data primer yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti antara lain adalah kitab-kitab hadis seperti Syarh Ushûl al-Kâfî karya

Muhammad Shâlih al-Mazandarani (w. 1081 H), Wasâil asy-Syî‟ah al-

Imâmiyah dan kitab al-Fushûl fi Ushûl al-Aimmah karya al-Hur al-Amili

Muhammad bin al-Husayn (1033-1104 H) dan beberapa kitab lainnya.

Sumber sekunder lainnya seperti kitab-kitab Syiah dalam bidang

tafsir, sejarah, serta karya-karya kontemporer juga akan menjadi sumber

sekunder dalam penelitian ini. Begitu juga dengan kitab-kitab dan karya

ilmiah di luar Syiah yang masih berkaitan denga Syiah akan menjadi sumber

sekunder yang lain.

3. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis-

komparatif, yaitu penelitian yang berupaya memberikan gambaran secara

deskriptif data-data yang telah dikumpulkan (baik primer maupun sekunder)

berkenaan mengenai hadis dalam Syî‟ah. Kemudian sumber data yang telah

didapat akan dideskripsikan dan dianalisa dengan menggunakan metode

content analysis, yaitu menganalisa isi secara obyektif, teliti, dan ilmiah.

Selanjutnya penulis akan mengkomparasikan hasil penemuan mengenai

validitas hadis-hadis akidah Syiah dengan pendapat ulama-ulama mereka.

4. Teknik Penulisan

Teknik penulisan Tesis ini berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Tahun 2011.

F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan pengaturan alur pembahasan

supaya runtut, ada keterkaitan yang harmonis antara pembahasan pertama

dengan pembahasan berikutnya, antara bab satu dengan bab-bab selanjutnya.

Untuk mempermudah dalam memberikan pemahaman dan gambaran yang

utuh dan jelas tentang isi penelitian ini, maka pembahasan dalam tesis ini

akan disusun dalam sebuah sistematika pembahasan yang teratur, dimana

tesis ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab, satu bab pendahuluan dan

tiga bab isi, kemudian ditutup dengan satu bab penutup yang memuat

kesimpulan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis membuat sistematika

pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya

dijelaskan tentang latar belakang munculnya permasalahan penelitian ini.

Setelah itu, permasalahan yang muncul dibatasi dan menetapkan

Page 25: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

13

permasalahan yang menjadi masalah utama serta arti penting dan manfaat

yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi studi Islam.

Karena penelitian ini bersifat ilmiah maka perlu diadakan tinjauan

pustaka dengan tujuan untuk memposisikan studi ini di antara studi-studi

terkait lainnya yang pernah dilakukan atau searah dengan penelitian ini,

selanjutnya di jelaskan juga mengenai kekhususan penelitian ini. Setelah

jelas posisi dan kekhususan penelitian ini kemudian diuraikan kerangka teori

dan metode penelitian yang akan penulis pakai untuk menyelesaikan

penelitian ini. Pada pembahasan terakhir dari bab pertama ini, akan

dijelaskan mengenai sistematika pembahasannya.

Kemudian dilanjutkan dalam bab kedua mengenai pengertian Syiah

baik secara bahasa maupun istilah dari berbagai pendapat para ulama, begitu

juga mengenai sejarah Syiah, bagaimana kronologi munculnya, selain itu

juga akan dibahas mengenai sekte-sekte dalam Syiah yang jumlahnya sangat

banyak sekali.

Bab ketiga akan membahas mengenai ilmu hadis Syiah yang akan

penulis gunakan sebagai acuan untuk meneliti validitas hadis-hadis dalam al-

Kâfî, bagaimana konsepnya dalam menentukan hadis sahih yang dapat

dijadikan sebagai dasar akidahnya, baik mengenai matannya, sanadnya

maupun perawinya. Dalam bab ini juga penulis bahas tentang kitab al-Kâfî

yang menjadi obyek penelitian.

Bab keempat merupakan bab analisa dan penilaian atas data-data

yang telah penulis kumpulkan. Hadis-hadis yang menjadi landasan akidah

Syiah akan penulis kaji dan teliti ketotentikannya dengan menggunakan

kaedah kritik hadis dalam Syiah baik yang berkaitan dengan matan maupun

sanadnya.

Bab kelima merupakan akhir pembahasan yang berisi tentang

kesimpulan sebagai jawaban dalam penelitian ini. Selain itu juga akan

disampaikan rekomendasi berdasarkan temuan dalam penelitian ini.

Page 26: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

179

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi tesis ini meneliti dan mengkaji otentisitas hadis-hadis Syiah

khususnya hadis-hadis mengenai akidah. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode kritik Syiah yang sangat berbeda dengan metode kritik

hadis Sunni. Dalam menilai hadis-hadis ini penulis tidak menukil pendapat

ulama-ulama Sunni, akan tetapi murni pendapat ulama Syiah. Dengan

demikian penelitian ini diharapkan dapat menjawab kritik kaum Syiah yang

menolak dan menganggap kritik kaum Sunni terhadap hadis Syiah tidak

obyektif karena mengkaji hadis Syiah menggunakan metode ilmu hadis

Sunni, padahal di dalam Syiah memiliki kaedah ilmu hadis sendiri.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, tesis ini mampu

mengungkapkan bahwa :

1. Metodologi kritik hadis dalam Syiah mengalami perkembangan dari

semula yang menganggap bahwa semua hadis yang terdapat dalam

empat kitab hadis utama mereka semuanya sahih, namun akhirnya

mereka menganggap perlu mengkaji ulang ulang otentisitas hadis

mereka sehingga mereka merumuskan kaedah ilmu hadis sendiri yang

berbeda dengan Sunni, namun hakikatnya ilmu hadis mereka banyak

yang mengadopsi dari Sunni. Dalam menilai kesahihan sebuah hadis,

dapat melalui dua metode yaitu dengan menggunakan kritik sanad dan

kritik matan. Adapun dalam kritk sanad yang menjadi objek kajiannya

adalah, pertama tentang kriteria perawi, yaitu perawi harus orang

yang beragama Islam, baligh, berakal, beriman (Syiah) adil dan

dhâbith. Kedua, Ilmu ar-rijal, yaitu penilaian tentang keadilan dan

kelemahan perawi. Ketiga Itishâl as-sanad, yaitu sanadnya

bersambung kepada imam yang ma’shûm tanpa terputus. Sedangkan

tolak ukur untuk mengetahui kesahihan suatu hadis berdasarkan

matannya adalah dengan menggunakan Al-Qur’an, hadis Nabi

Muhammad saw, ijma’ dan akal.

2. Otentisitas hadis akidah imâmah yang penulis kaji yaitu mengenai

rukun Islam, kewajiban beriman kepada imam, kewajiban taat kepada

para imam, keutamaan imam sebagai khalifah Allah, imam sebagai

tiang bumi, anggapan bahwa para imam ma’shûm dan para imam

memiliki kedudukan yang sejajar dengan Rasulullah saw, hampir

semua hadis-hadis tersebut adalah dha’îf karena sanad-sanadnya dan

juga matannya bermasalah.

3. Pendapat ulama Syiah mengenai otentisitas hadis tentang akidah

Syiah terdapat perbedaan pendapat, suatu hadis terkadang dinilai

sahih oleh al-Majlisî (w.1111 H) namun menurut al-Bahbûdî (w.

Page 27: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

180

2015) dha’îf, begitu juga sebaliknya, dan terkadang mereka juga

sepakat kesahihannya dan juga ke-dha’îf-annya. Namun secara

keseluruhan hadis akidah imâmah yang penulis teliti menurut ulama

Syiah kebanyakan dha’îf.

Dengan demikian hasil penelitian ini semakin menguatkan anggapan

bahwa hadis-hadis Syiah terutama yang berkaitan dengan akidah tentang

imâmah yang penulis kaji diragukan benar-benar berasal dan otentik

bersumber dari para imam. Oleh karena itu hadis-hadis tersebut tidak dapat

digunakan sebagai landasan bagi kaum Syiah dalam akidah mereka.

Penelitian ini juga menguatkan fatwa MUI Pusat yang menghimbau umat

Islam Indonesia terhadap ajaran Syiah yang bertentangan dengan ajaran

Ahlussunnah wal Jama’ah, begitu juga fatwa MUI Jawa Timur yang

menganggap Syiah merupakan ajaran yang sesat dan menyesatkan.

B. Saran-saran

Penelitian ini masih banyak kekurangan karena ruang lingkup yang

penulis bahas sangat kecil dan masih banyak sekali hadis-hadis Syiah yang

berkaitan dengan akidah maupun yang lain masih perlu dikaji dan diteliti.

Hadis-hadis yang menjadi obyek kajian penulis dalam tesis ini hanyalah

sebagian saja dari hadis-hadis akidah Syiah. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan suatu kesimpulan yang lebih sempurna maka kajian mengenai

hal ini masih perlu dan patut untuk ditindak lanjuti.

Dari penelitian ini diharapakan dapat meluruskan akidah-akidah yang

menyimpang yang dianut oleh kaum Syiah, sehingga tidak ada klaim saling

mengkafirkan terhadap sesama orang Islam. Karena klaim saling

mengkafirkan tersebutlah yang menjadi pemicu ketegangan antara Syiah

dengan golongan lain.

Secara umum penelitian ini diharapan menambah khazanah keilmuan

yang bermanfaat bagi umat Islam. Dan akhirnya hanya kepada Allah kita

semua meminta petunjuk. Ihdinâ ash-shirâth al-mustaqîm, shirâth alladzîna

an’amta ‘alaihim ghair al-maghdhûbi ‘alaihim wa lâ adh-dhâllîn. Amîn.

Page 28: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

181

Daftar Pustaka

Abd al-Hâdî, Ushûl al-Hadîts, Beirut: Muassasah Ummu al-Qur`ân, 1421 H.

Adz-Dzahabi, Mîzân al-I’tidâl fiî Naqd ar-Rijâl, Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, t.t.

Adz-Dzahabî, Muhammad Husayn, at-Tafsîr wa al-Mufassirun, Kairo: Dâr

al-Hadîts, 2005

Ahmad as-Salus Ensiklopedi Sunnah Syiah studi perbandingan Hadits dan

Fikih, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011.

Al-„Âmilî, Al-Hur, Amal al-Âmil,Baghdâd: Maktabah al-Andalus, t.t.

Al-„Amili, Muhammad bin al-Hasan al-Hurr, Wasâ`il asy-Syiah ilâ Tahshîl

al-Masâ`il asy-Syarî’ah, Qum; Muassasah Âlu al-Bait as. li Ihyâ` al-

Turats, 1412 H.

Al-„Âmilî, Zayn ad-Dîn, al-Bidâyah fî ‘Ilm ad-Dirâyah, Qum: Intisyârat

Mahallâtî, 1421 H.

Al-„Âmilî, Zayn ad-Dîn, ar-Ri’âyah fî ‘Ilm ad-Dirâyah, Qum: Maktabah

Âyât Allâh al-„Uzhmâ, 2012.

Al-„Atsqalânî, Ahmad bin „Alî bin Hajar, Thabaqât al-Mudallisîn, „Ammân:

Maktabah al-Mannâr, 1983.

Al-„Atsqalâni, Ibn Hajar, Fath al-Bârî, Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, 1379.

Al-„Atsqalânî, Tahdzîb at-Tahdzîb, t.k.: Dâr al-Fikr, 1984.

Al-Abthahî, Muhammad, Tahdzîb al-Maqâl, Qum: Ibn Al-Muallif as-Sayyid

Muhammad, 1417 H.

Al-Albânî, Muhammad Nâshir ad-Dîn, Silsilah al-Ahâdîts adh-Dha’îfah wa

al-Mawdhû’ah wa Atsaruhâ as-Sayyi`fî al-Ummah, Riyâdh: Dâr al-

Ma‟ârif, 1992.

Al-Âmilî, Al-Hur, Wasâ`il asy-Syî’ah, Qum: Muassasah Âl al-Bayt Li Ihyâ`

at-Turâts, 1414 H.

Page 29: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

182

Al-Anshârî, Murtadhâ, Farâid al-Ushûl, Qum, majma‟ Fikr al-Islâmî, 1419.

Al-Asy‟arî, Abû al-Hasan, Maqâlah al-Islamiyyin wa Ihkhtilaf al-Mu`minîn,

Beirut: Maktabah al-„Ashriyyah, 1990.

Al-Atsri, Abdullah bin Abdul Humaid, al-Wajîiz fi ‘Aqîdah as-Salaf as-

Shâlih Ahlis-Sunnah wa al-Jamâ’ah, Arab Saudi: Wazârah Syu‟ûn

al-Islâmiyyah wa al-Auqâf wa ad-Da‟wah wa al-Irsyâd, 1422 H.

Al-Azhari, Abu Manshûr Muhammad bin Ahmad, Tahdzîb al-Lughah,

Beirut: Dâr Ihyâ at-Turats al-„Arabî, 2001.

Al-Badawî, Abd ar-Rahmân, Madzâhib al-Islâmiyyîn, Beirut: Dar al-„Ilm lil

Malâyîn, 1997.

Al-Baghdâdî, Abû Bakar, al-‘Aqidah, Maktabah as-Syâmilah.

Al-Baghdâdî,Abd al-Qâhir, al-Farq bayn al-Firaq, Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, 2009.

Al-Bahrânî, Hâsyim, Hilyah al-Abrâr, Qum: Muassasah al-Ma‟ârif al-

Islâmiyyah, 1411 H.

Al-Bâjurdî, „Alî, Tharâ`if al-Maqâl, Qum: Maktabah Âyâtullâh akl-„Uzhmâ,

1410.

Al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, Beirut: Dâr al-Fikr, 1995.

Al-Ghifârî, „Abdullah, al-Kulaynî wa al-Kâfî, Qum: Muasasah an-Nasyr al-

Islâmî, 1416 H.

Al-Ghithâ`, Muhammad al-Husayn Kâsyif Alî, Ashl as-Syî’ah wa Ushûluhâ

Muqâranatan ma’a al-Madzâhib al-Arba’ah, Beirut: Dar al-Fikr,

1995.

Al-Habsyi, Husayn, Sunnah dan Syiah dalam Ukhuwah Islâmiyah, Malang:

Yayasan al-Kautsar, 1992.

Al-Hasanî, Hâsyim Ma‟rûf, Dirâsât fî al-Hadîts wa al-Muhadditsîn, Beirut:

Dâr at-Ta‟âruf lil Mathbû‟âh, t.t.

Page 30: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

183

Al-Hasyimi, Muhammad, Hakikat Akidah Syiah Aqâ’idus Syiah fî al-Mîzân,

Jakarta: Bulan Bintang,1989.

Al-Hawâlî,Safar bin Abd ar-Rahman, Zhâhirah al-Irja` fi al-Fikr al-Islâmî,

Dâr al-Kalimah, 1999.

Al-Hullî, Ibn Dâwûd, Rijâl Ibn Dâwûd, an-Najaf: Mansyûrât al-Haydariyyah,

1972.

Al-Irdibilî, Jâmi’ ar-Ruwâh, Qum: Maktabah Âyât Allah al-„Azhamî, 1403

H.

Al-Irwânî, Muhammad Bâqir, Durûs Tamhîdiyyah fî al-Qawâid ar-

Rijâliyyah, Qum: Al-Qalam, 2007.

Al-Jawharî, Muhammad , al-Mufîd Min Mu’jam ar-Rijâl al-Hadîts, Qum: Al-

„Ilmiyyah, 1424 H.

Al-Jawzî, Jamâl ad-Dîn, al-Mawdhû’ât, Maktabah as-Syamilah.

Al-Jayzawî, Asyraf, ‘Ilm al-Hadîts bayn Ashâlah Ahl as-Sunnah wa intihâl

asy-Syî’ah, Mesir: Dâr al-Yaqîn, 2009.

Al-Juhnî, al-Mawsu'ah al-Muyassarah fi al-Madzâhib wa al-Ahzâb al-

Ma'ashirah, Maktabah as-Syamilah.

Al-Kâsyânî, Al-Faydh, At-Tafsîr ash-Shâfî, Qum: Muassasah al-Hâdî, 1416

H.

Al-Khalidi, Shalah Abdul Fatah, Al-Kulayni wa Ta`wilatuhu al-Bathiniyyah

lil ayath al-Qur`aniyah fi kitabihi Ushul al-Kafi, Amman: Dar al-

Umar, 2007.

Al-Khû‟î, Abû al-Qâsim al-Mûsâwî, al-Bayân fî Tafsîr al-Qur`an, Beirut:

Dâr az-Zahrâ`, 1975.

Al-Khûî, Abû al-Qâsim al-Mûsawî, Mu’jam Rijâl al-Hadîts watafshîl

Thabaqât ar-Ruwâh, t.k. Munaqqahah wa Mazîdah, 1992.

Al-Kulaynî, Ushûl al-Kâfî, Teheran: Dâr al-Kutub al-Islâmiyyah, 1388 H.

Page 31: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

184

Al-Majlisî, Mir`ah al-‘Uqûl fî Syarh Akhbâr ar-Rasûl, Teheran: Dâr al-

Kutub, t.t.

Al-Mâlikî, Abû Muhammad Makkî bin Abî Thâlib, al-Hidâyah ilâ Bulûgh

an-Nihâyah fî ‘Ilmi Ma’âni Al-Qur`ân wa Tafsirihi wa Ahkâmih,

Al-Mâzandarânî, Muhammad Shâlih, Syarh Ushûl al-Kâfî li al-

Mâzandarânî, Beirut: Dâr Ihyâ` at-Turats, 2000.

Al-Mâzandarî, Muhammad bin Ismâ‟îl, Muntahâ al-Maqâl fî Ahwâl ar-Rijâl,

Qum: Muassasah Âlu al-Bayt, 1416 H.

Al-Mufîd, Awâ`il al-Maqâlât, Beirut: Dâr al-Mufîd, 1993.

Al-Musawî, Muhammad, Mazhab Syiah Kajian al-Qur`an dan Sunnah,

Bandung: Muthahhari Press, 2005.

Al-Mûsawî, Muhyî ad-Dîn, Qawâ’id al-Hadîts, Beirut: Dâr al-Adhwa`, 1986.

Al-Mûsâwî, Syaraf ad-Dîn, al-Murâja’ât, t.k.: Dâr al-Islâmiyyah, 1406.

Al-Musawi, Hasyim, The Syia Mazhab asal-usul dan keyakinannya, Jakarta:

Lentera, 2008.

Al-Qifârî, Nâshir bin Abdillâh, Ushûl Madzhab asy-Syî’ah al-Imâmiyyah al-

Itsnâ ‘Asyariyah, Jizah: Dâr ar-Ridhâ, 1998.

Al-Qummî, Abû Ja‟far, ‘Ilal asy-Syarâ`i’,an-Najaf: Maktabah al-Haydariyah,

1385.

Al-Qummî, Ibn Bâwabaih, Man lâ yahdhuruhu al-Faqîh, Beirut: Muassasah

al-A‟lamî lilmathbû‟ât, 1986.

Al-Qummî, Al-„Abbâs, al-Kunâ wa al-Alqâb, Qum: Maktabah ash-Shadr, t.t.

Al-Qurthubî, Abû „Abdillâh, al-Jâmi’ li Ahkam Al-Qur`ân (Tafsir al-

Qurthubi), Kairo: Dâr al-Kutub al-Mishriyyah, 1964.

An_Nûrî ath-Thibrîsî, Khâtimah al-Mustadrak, Qum: Muassasah Âlu al-Bayt

Li Ihyâ` at-Turats, 1415 H.

Page 32: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

185

An-Najasyî, Abû al-„Abbâs Ahmad bin „Alî, Rijâl an-Najâsyî, Qum:

Muassasah an-Nashr al-Islâmî, 1418 H.

An-Nasâi, Sunan an-Nasâi al-Kubrâ, Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah,

1991.

An-Nemr, Abdul Mun‟eim, Sejarah dan Dokumen-dokumen Syi’a, t.k,

Yayasan Alumni Timur Tengah, 1988.

An-Nubkhatî, Al-Hasan bin Mûsâ, Kitâb Firaq as-Syî’ah, t.k: Dâr ar-Rasyâd,

1992.

Anwar, Moh. Dawam, “Inilah Hakikat Syiah”, Mengapa Kita Menolak Syiah,

Jakarta: LPPI,1998.

Ash-Shadr, Al-Hasan, as-Syî’ah wa Funûn al-Islâm, Qum: Muassasah as-

Sibthîn al-„Ilmiyyah, 1427.

As-Sijistânî, Abû Dâwûd, Sunan Abî Dâwûd, Kitâb as-Sunnah, Bâb fî al-

Qadar, Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2007.

As-Subhânî, Ja‟far, Kulliyyât fî ‘Ilm ar-Rijâl, Qum: Muassasah an-Nasyr al-

Islâmî, 1420 H.

_______, “Menimbang Hadis-Hadis Dalam Syî‟ah: Studi Atas Kitab Al-

Kâfî”, Jurnal Al-Huda Jakarta: 2002.

_______, Ushûl al-Hadîts wa Ahkâmuhu fî ‘Ilm ad-Dirâyah, Beirut: Dâr

Jawâd al-A`immah, 2012.

_______, Ushûl al-Hadîts wa Ahkâmuhu fî ‘Ilmi ad-Dirâyah, Qum:

Muassasah al-Imam Ash-Shâdiq, 1419 H.

As-Suyuthi, Jalal ad-Din, ad-Durr al-Mantsûr fi at-Ta’wîl bi al-Ma`tsur,

Maktabah Syamilah.

Asy-Syabastarî, Abd al-Husayn, Ashhâb Imâm ash-Shâdiq, Qum: Muassasah

an-Nasyr al-Islâmî, 1418 H.

Asy-Syahrastâni, al-Milal wa an-Nihal, Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah,

2009.

Page 33: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

186

Asy-Syâtibî,Ibrâhim bin Mûsâ, al-I’tisham, t.k, Dâr Ibn „Affân, 1992.

Ath-Thabâthabâî, Muhammad Husayn, Tafsîr al-Mîzân, t.k.: Muassasah

Ismâ‟îliyyân, 1412 H.

Ath-Thabrânî, Sulaimân bin Ahmad, al-Mu’jam al-Awsath, Kairo: Dâr al-

Haramayn, t.t.

________, al-Mu’jam al-Kabîr, Maushul: Maktabah al-„Ulûm wa al-Hikam,

1983.

Ath-Thahhan, Mahmûd, Taysîr Musthalâh al-Hadîts, Riyâdh: Dâr al-

Ma‟ârif, t.t.

Ath-Thahrânî,Aqâ Bazrak, adz-Dzarî’ah ilâ Tashânif as-Syî’ah, Birut: Dâr

al-Adhwâ`, t.t.

Ath-Thibrîsî, Husayn an-Nûrî, Mustadrak al-Wasâ`il wa Mustanbath al-

Masâ`il,Qum: Muassasah Âlu Bayt „Alayh as-Salam Li Ihyâ` at-

Turâts, t.t.

________, al-Ihtijâj, t.k.: Dâr an-Nu‟mân, 1966.

Ath-Thûsî, Abû Ja‟far Muhammad bin al-Hasan, al-Fahrasat, Qum:

Muassasah an-Nasyr al-Islâmî, 1417 H.

________, al-Istibshâr, Teheran: Dâr al-Kutub al-Islâmiyyah, 2000.

________, Ikhtiyâr Ma’rifah ar-Rijâl, Qum: Muassasah Âlu al-Bait, 1404 H.

________, Rijâl ath-Thûsî, Qum: Muassasah an-Nasyr al-Islâmî, 1415 H.

________, Tahdzîb al-Ahkâm, Teheran: Dâr al-Kutub al-Islâmiyyah, 1390

H.

At-Tafrisyî, Musthafa, Naqd ar-Rijâl, Qum: Muassasah Alu al-Bayt alaih as-

Salam Li Ihya`i at-Turats, 1418 H.

'Awaji, Ghalib bin 'Alî, Firaqun Mu’âshirah Tantasibu ilâ al-Islâm wa

Bayyanî Mauqif al-Islâm Minhâ, Jeddah: al-Maktabah al-„Ariyyah

adz-Dzahabiyyah, 2001.

Page 34: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

187

Azami, M.M. Hadis Nabawi Dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2012.

Az-Zarkalî, Khair ad-Dîn, al-I’lâm Qâmûs Tarâjum li Asyhur ar-Rijâl wa

an-Nisâ` min al-‘Arab wa al-Musta’ribîn wa al-Mustasyriqîn,

Beirut: Dâr al-„Ilmî lil Malâyîn, 1980.

Az-Zubaidi, Muhammad bin Muhammad, Tâj al-‘Urûs min Jawahir al-

Qâmûs, t.k.:Dâr al-Hidâyah, t.t.

Az-Zuhailî,Wahbah, Tafsîr Munîr, Damaskus: Dâr al-Fikr al-Ma‟âshir, 1418

H.

Fayyadh, Abdullah, Tarikh al-Imâmiyah wa Aslâfihim min al-Syiah, Beirut:

Mu‟assasah al-A‟lamy li al-Mathbu‟ah, 1986 M.

Ghifârî, „Alî Akbar, Dirâsât fî ‘îlm ad-Dirâyah, t.k. : Jâmi‟ah Imam ash-

Shâdiq, 1369 H.

Ibn „Asâkir, Târikh Madînah Dimasyqâ, Beirut: Dâr al-Fikr, 1995.

Ibn al-Masyhadî, Muhammad, al-Mizâr, Teheran: Muassasah an-Nasyr al-

Islâmî, 1419 H.

Ibn an-Nadîm, al-Fahrasât, Beirut: Dâr al-Ma‟rifah, t.t.

Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad Ahmad bin Hanbal, t.k.: Muassasah ar-Risâlah,

2001.

Ibn Hazm, al-Fashl fî al-Milal wa al-Ahwâ` wa an-Nihal, Kairo: Maktabah

al-Khanjî, t.t.

Ibn Katsîr, Ismâ‟îl bin „Umar, Tafsîr Al-Qur`ân al-‘Azhîm, t.k.: Dâr

Thayyibah li an-Nasyr wa at-Tawzî‟, 1999.

Ibn Khaldûn, Târîkh Ibn Khaldûn, Birut: Muassasah al-A‟lamî, 1971.

Ibn Mandzur, Muhammad, Lisân al-‘Arab, Beirut: Dâr ash-Shâdir, t.t.

Ibn Muhammad, Abû Hanîfah an-Nu‟mân, Tafsîr Ibn Hayyun, Maktabah asy-

Syamilah.

Page 35: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

188

Ibn Taymiyyah, Majmû’ Fatâwâ, t.k.: Dâr al-Wafâ`, 2005.

_______, Manhâj as-Sunnah an-Nabawiyyah, Riyâdh: Jâmi‟ah al-Imâm Ibn

Sa‟ud, 1986.

Ibn Zayn ad-Dîn, Hasan, at-Tahrîr ath-Thâwûsî, Qum: Maktabah âyâtullâh

al-„Uzhmâ, 1411 H.

________, Muntaqâ al-Jumân, Qum: t.p., 1362 H.

Joesoef Sou‟yb, Aliran-aliran Sekte Syiah, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1982.

Lajnah At-Ta‟lif Muassasah Al-Balagh, Nama-nama Yang Terlupakan

Telaah Atas Fenomena: Metode dan Posisi Kesejarahan Keluarga

Nabi Muhammad saw. Teheran: Organisasi Budaya dan Komunikasi

Islam Republik Islam Iran, t.t.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2004.

M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.

Mahfûzh , Husayn „Alî, Pengantar dalam kitab Ushûl al-Kâfî karya al-

Kulaynî, Beirut: Dâr al-Adhwâ`, 1992.

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008.

Muaddab, Sayyid Ridha, Durûs fî ‘Ilm ad-Dirâyah, Qum: Mansyûrât al-

Markaz al-„Alami li al-Dirâsât al-Islâmiyâat, 1382 H.

Muslim, Shahîh Muslim, Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2006.

Musthafa bin Muhammad, Ushûl wa Târikh al-Firaq al-Islâmiyyah, t.k. : t.p.

2003.

Nâshir bin „Alî, ‘Aqîdah Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah fi ash-Shahâbah al-

Kirâm, Riyadh: Maktabah ar-Rusyd, 2000.

Ridhâ, Ghulâm, Masyâyîkh ats-Tsiqqât, Qum: Muassasah an-Nasr al-Islâmî,

1411 H.

Page 36: PERSETUJUAN PEMBIMBING - IIQrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/623/2/212410485... · 2020. 4. 14. · Ulum al-Qur`an dan Ulum al-Hadis. Jakarta , 14 Januari 2016 Direktur Pascasarjana

189

Sachedina, Abdul Aziz A. Kepemimpinan Dalam Syiah Prespektif Syiah,

Bandung: Mizan, 1994.

Shihab, M. Quraish, Sunnah Syiah Bergandengan Tangan!

Mungkinkah?Kajian atas Konsep ajaran dan Pemikiran, Jakarta:

Lentera Hati, 2007.

Smeer, Zeid B. Kredibilitas Kritik Nashir Al-Qifari Terhadap Hadis-hadis

Syia’ah Imamiyah, Jakarta: Arifa Publising, 2011.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi,Bandung: AlfaBeta, 2013.

Suhaymî, Muhammad Hâris, Tawtsîq as-Sunnah bayna as-Syî’ah al-

Imâmiyah wa Ahlu as-Sunnah fî Ahkâm an-Nikâh, Singapur: Dâr as-

Salâm, 2003.

Syâfi‟, Muhammad, Tharâ`if al-Maqâl, Qum: Maktabah Âyâtullâh al-

„Uzhmâ, 1410 H.

Tim penyusun, Ahl al-Bait; Maqâmuhum, Manhâjuhum, Masaruhum,

Teheran: al- Majma‟ al-Alamî li ahl al-Bait as., 1992.

Tim penulis MUI Pusat, Mengenal dan mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di

Indonesia, t.k.: Nâsir as-Sunnah, 2013.

Zâhir, Ihsân Ilahî, as-Syî’ah wa as-Sunnah, Lahore: Idârah Tarjamân as-

Sunah, t.t.

Zâhir, Ihsân Ilahî, asy-Syî’ah wa at-Tasyayyu’ Firaq wa Târîkh, Lahore.: Dâr

Tarjamân as-Sunnah, 1995.

Zarqânî, Muhammad, Syarh Manzûmah al-Baiqûniyyah fî ‘Ilmi Musthalah

al-Hadîts, Beirut: Dâr al-Masyâri‟, 2001.