17
PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM PERSEPSI PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI SWASTA Bethari Anindya Putri Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Lieli Suharti Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] Yustina Ertie Pravitasmara Dewi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] ABSTRACT Every individual who works will enter the elderly and will eventually face a condition where they will retire. Retirement is a time when every individual will no longer work because they have already reached a certain age. Some people feel very happy when retirement arrives, but for others the pension is regarded as a time of worry.This study aims to determine how the responses of the employees regarding the enforcement of government rules on the extension of the retirement age to 58 years. In addition, this study also see the connection between employee readiness to face retirement with their efforts in preparing financial and non-financial programs before they retired. This is a qualitative descriptive study. The data was collected using indepth interview method. Research was conducted on pre-retirement workers with aged over 50 years, which consist of 5 civil servants and 8 employees whom work in a private sector. The results showed different responses among the resource persons of civil servants with private employees. Civil servants prefer to retire at age before the enactment of government regulations on the retirement age, i.e the pension at age 55 instead of retiring at the age of 58 years. They argued that they would like to spend more time with their family during their retirement. Instead, the results showed private employees who work at one of the universities in Central Java, preferred to retire at the age of 58 years. Associated with the preparation of financial and non-financial preparation, it was showed that the employees who perform the preparation of financial and nonfinancial programs before retiring more ready and liked to retire at the age of 55 years. The study also found that the economic conditions and dependent family members become other reasons of employees whom expect to retire at the age of 58 years. Keywords: retirement, retirement preparation, readiness of pensions, retirement age PENDAHULUAN Setiap individu yang bekerja akan memasuki masa lanjut usia pada akhirnya akan menghadapi suatu kondisi dimana mereka akan memasuki masa-masa pensiun. Pensiun akan dihadapi oleh setiap individu yang bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta. Masa pensiun atau berhenti dari pekerjaan merupakan suatu tantangan sekaligus kesempatan untuk melakukan hal-hal baru (Brotoharjo 2007), sehingga sebagian dari individu merasa sangat bahagia ketika masa pensiun itu tiba. Akan tetapi bagi sebagian lainnya pensiun dianggap

PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    35

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM PERSEPSI

PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI SWASTA

Bethari Anindya Putri

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Lieli Suharti

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected]

Yustina Ertie Pravitasmara Dewi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected]

ABSTRACT

Every individual who works will enter the elderly and will eventually face a condition where

they will retire. Retirement is a time when every individual will no longer work because they

have already reached a certain age. Some people feel very happy when retirement arrives, but

for others the pension is regarded as a time of worry.This study aims to determine how the

responses of the employees regarding the enforcement of government rules on the extension of

the retirement age to 58 years. In addition, this study also see the connection between employee

readiness to face retirement with their efforts in preparing financial and non-financial

programs before they retired.

This is a qualitative descriptive study. The data was collected using indepth interview method.

Research was conducted on pre-retirement workers with aged over 50 years, which consist of

5 civil servants and 8 employees whom work in a private sector. The results showed different

responses among the resource persons of civil servants with private employees. Civil servants

prefer to retire at age before the enactment of government regulations on the retirement age,

i.e the pension at age 55 instead of retiring at the age of 58 years. They argued that they would

like to spend more time with their family during their retirement. Instead, the results showed

private employees who work at one of the universities in Central Java, preferred to retire at

the age of 58 years. Associated with the preparation of financial and non-financial preparation,

it was showed that the employees who perform the preparation of financial and nonfinancial

programs before retiring more ready and liked to retire at the age of 55 years. The study also

found that the economic conditions and dependent family members become other reasons of

employees whom expect to retire at the age of 58 years.

Keywords: retirement, retirement preparation, readiness of pensions, retirement age

PENDAHULUAN

Setiap individu yang bekerja akan memasuki masa lanjut usia pada akhirnya akan

menghadapi suatu kondisi dimana mereka akan memasuki masa-masa pensiun. Pensiun akan

dihadapi oleh setiap individu yang bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta. Masa

pensiun atau berhenti dari pekerjaan merupakan suatu tantangan sekaligus kesempatan untuk

melakukan hal-hal baru (Brotoharjo 2007), sehingga sebagian dari individu merasa sangat

bahagia ketika masa pensiun itu tiba. Akan tetapi bagi sebagian lainnya pensiun dianggap

Page 2: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

sebagai suatu masa yang mecemaskan, sehingga tidak tahu apa yang akan dilakukannya kelak

apabila dirinya pensiun (Hakim 2007) .

Setiap karyawan perlu melakukan persiapan menghadapi masa pensiun sehingga ketika

saatnya tiba untuk pensiun, karyawan menjadi siap menghadapi pensiun. Menurut Safitri

(2013) kesiapan pensiun merupakan hal penting yang harus dimiliki karyawan demi

keberlangsungan hidup di masa tua setelah pensiun. Lebih lanjut, Willet (2008) (dalam

Larasati, 2011) mendefinisikan kesiapan pensiun sebagai suatu cara mempersiapkan masa

pensiun pekerja sehingga nantinya dapat menjalani masa pensiun dengan baik.

Persiapan finansial menjelang masa pensiun perlu dilakukan oleh setiap individu yang

akan memasuki masa pensiun. Joo dan Pauwels (2002) mengatakan bahwa persiapan finansial

yang dilakukan oleh setiap individu berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah pensiun

nanti. Persiapan finansial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu ketika memasuki

masa pensiun, karena ketika individu memasuki masa pensiun mereka tidak akan mendapatkan

gaji atau pendapatan sehingga mereka harus mempunyai persiapan finansial untuk mencukupi

kebutuhan hidup masing-masing.

Selain mempersiapkan finansial, setiap individu diharapkan untuk mempersiapkan

persiapan kegiatan pengganti setelah masa pensiun.Penelitian menunjukkan bahwa persiapan

kegiatan pengganti setelah masa pensiun mempengaruhi kesiapan pensiun (Latif dan

Alkhateeb, 2012). Karena dengan adanya kegiatan pengganti, membuka peluang untuk

mendapatkan pendapatan tambahan dan dapat juga dilakukan untuk mengisi waktu luang setiap

individu setelah masa pensiun tiba.

Persiapan lainnya yang harus dipersiapkan oleh setiap individu yang akan memasuki

masa pensiun adalah persiapan mental dari masing- masing individu. Menurut Handayani

(2007) setelah masa pensiun tiba, setiap individu akan merasa sedih dan stress karena tidak

dapat berbuat apa-apa lagi dan tidak dapat mecari pekerjaan sehingga setiap individu perlu

untuk melakukan persiapan mental agar mereka lebih mampu menerima keadaan ketika mereka

pensiun.

Pemerintah mempunyai aturan mengenai batas usia pensiun, dimana setiap individu

yang sudah memasuki batas usia tersebut diwajibkan untuk pensiun. Batas usia pensiun yang

ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 1979

menyatakan bahwa batas usia pensiun bagi Pegawai Negri Sipil adalah 56 tahun. Seiring

dengan berjalannya waktu pemerintah membuat peraturan baru mengenai batas usia pensiun

bagi para PNS. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2013 menyatakan bahwa

batas usia pensiun PNS menjadi 58 tahun. Pada instansi swasta masih memiliki kebijakan yang

berbeda-beda antara satu instansi swasta dengan instansi yang lainnya dalam menentukan

aturan batas usia pensiun bagi pegawainya. Namun sebagian instansi swasta juga telah

memperpanjang batas usia pensiun pegawainya menjadi 58 tahun.

Dengan diberlakukannya peraturan mengenai batas usia pensiun yang baru tentu saja

menimbulkan banyak reaksi. Ada pegawai yang menginginkan pensiun di usia 56 tahun saja

tetapi ada pula pegawai yang merasa sangat senang dengan pemberlakuan aturan baru tersebut.

Para pegawai yang memiliki keinginan untuk pensiun di usia 56 tahun kurang mendukung

peraturan baru mengenai perpanjangan batas usia pensiun. Sebagian pegawai menginginkan

untuk lebih cepat pensiun dikarenakan mereka mempunyai keinginan untuk terlibat dalam

Page 3: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

berbagai kegiatan pengganti yang telah disiapkan seperti berwiraswasta, atau bergabung dalam

organisasi politik, atau melakukan pelayanan di organisasi sosial.

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan persoalan penelitian ini sebagai berikut:

1) Bagaimana mengenai perbedaan cara pandang pegawai swasta dan PNS dalam menghadapi

perpanjangan usia pensiun? ; 2) bagaimana persiapan pensiun yang dilakukan oleh pegawai

swasta maupun PNS ?; dan 3) Bagaimana kesiapan PNS dan Pegawai Swasta dalam

menghadapi masa pensiun?.

Tinjauan Pustaka

Pensiun didefinikan Syamsir (2004) sebagai penghargaan tertinggi yang diberikan

kepada setiap PNS yang telah loyal dan mengabdikan diri pada instansinya. Berbeda dengan

pendapat Rosanti dan Krisnansari (2010) yang mengatakan bahwa pensiun merupakan

putusnya hubungan kerja antara karyawan dengan organisasi tempat bekerja pada saat

karyawan sudah mencapai usia tertentu. Pendapat lain menyebutkan pensiun tidak hanya

sekedar berhenti bekerja karena usia tetapi kurang lebih bermakna purnabakti, tugas selesai,

atau berhenti sebagai Sutarto dan Ismulcokro (2008).

Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 1979 menyatakan bahwa batas usia pensiun

bagi Pegawai Negri Sipil adalah 56 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19

tahun 2013 menyatakan bahwa batas usia pensiun PNS menjadi 58 tahun.

Persiapan Pensiun

Salah satu kunci keberhasilan menghadapi pensiun adalah dengan melakukan persiapan

pensiun, dimana persiapan tersebut dilakukan ketika masih produktif. Seseorang yang

melakukan persiapan pensiun cenderung lebih sukses karena dapat beradaptasi dengan

perubahan di dalam hidupnya.Persiapan pensiun didefinisikan sebagai upaya investasi yang

dilakukan oleh individu yang masih sementara bekerja demi kesejahteraan hidup di masa

pensiun (Muratore & Earl, 2010).

Persiapan pensiun ditujukan untuk memberikan gambaran karyawan yang akan

pensiun, sehingga mereka dapat merencanakan apa yang ingin mereka kerjakan saat masa

pensiun benar-benar sudah mereka hadapi. Anderson et al (2000), menjelaskan langkah-

langkah yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa pensiun diantaranya dengan

mencari informasi dan saran tentang kehidupan pensiun, menyiapkan tabungan serta

merancang rencana pensiun dengan keluarga.

Faktor Persiapan Pensiun

Persiapan masa pensiun yang perlu dilakukan oleh individu yang akan memasuki masa

pensiun adalah dengan mempersiapkan finansial agar dapat memenuhi kebutuhan hidup

setelah pensiun nanti (Joo &Pauwels, 2002). Ross dan Wills (2009) menjelaskan bahwa

persiapan finansial sebagai suatu tindakan yang dapat dilakukan oleh setiap individu selama

masa produktif kerja untuk mempersiapkan kemampuan finansial di masa pensiun, dengan

tujuan untuk menambah aset dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup yang diinginkan.

Persiapan finansial dapat berupa rekening tabungan, deposito, asuransi, dll.

Petkoska & Earl (2009) dalam penelitiannya menyebut bahwa persiapan kegiatan

pengganti merupakan suatu upaya yang dilakukan individu dalam mempersiapkan kegiatan

atau aktivitas pengganti dari aktivitas yang merupakan karir utama yang telah diberhentikan

karena sudah mencapai masa pensiun sesuai dengan batas umur yang telah ditetapkan.

Page 4: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Kegiatan pengganti ini meliputi kegiatan sosial, kegiatan berwiraswasta, dan karir kedua.

Persiapan kegiatan pengganti setelah pensiun merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

dilakukan karena dengan adanya kegiatan pengganti tersebut maka ada kemungkinan dapat

memperoleh penghasilan ataupun dapat mengisi waktu luang seseorang setelah pensiun nanti

(Latif & Alkateeb 2012).

Persiapan mental yang perlu dilakukan oleh setiap individu yang akan memasuki masa

pensiun perlu adalah dengan mencoba untuk selalu berfikir positif atas semua hal dan apa yang

telah dicapai selama ini. Perlunya berkomunikasi dan berdiskusi semua hal dengan keluarga

(Paidi 2013) sehingga rencana dapat dimengerti dan mendapatkan dukungan. Dukungan

merupakan faktor penting dalam persiapan dan kesiapan pensiun, hal ini juga ditegaskan

Hamdani (2012) mengenai persiapan mental yang dilakukan oleh seseorang untuk

mempersiapkan suatu pola pikir baru yang dapat memberikan kekuatan dan kemampuan

beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi di masa pensiun. Sofro (2013) menjelaskan

bahwa persiapan fisik merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

dan menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh agar tetap bugar dan sehat di masa pensiun. Untuk

mejaga agar badan tetap sehat adalah dengan melakukan pola hidup sehat dan rajin berolah-

raga.

Kesiapan Pensiun

Kesiapan pensiun didefinisikan sebagai hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

karyawan demi keberlangsungan hidup di masa tua setelah pensiun (Safitri, 2013). Menurut

Larasati (2011) kesiapan pensiun merupakan penerimaan akan suatu perubahan dikarenakan

berhentinya dari pekerjaan yang biasa dilakukan dan masuknya pola hidup baru yang

menyangkut perubahan peran, keinginan, nilai serta perubahan secara keseluruhan. Kesiapan

pensiun juga didefinisikan oleh Moorthy et al (2012) sebagai suatu kondisi dimana individu

sudah siap pensiun secara lahir dan batin sesuai dengan waktu yang ditentukan karena

dukungan dari berbagai faktor yang telah disiapkan sebelumnya. Hal tersebut menjadi sangat

penting bagi seseorang yang akan memasuki masa pensiun karena dengan adanya kesiapan

maka diharapkan kehidupannya di masa pensiun akan bahagia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan sumber data adalah PNS yang

bekerja di BKD Salatiga dan Pegawai non- akademik UKSW Salatiga, masing-masing berusia

minimal 50 tahun. Data primer didapatkan melalui wawancara mendalam kepada narasumber

di kedua instansi seperti tertera dalam tabel narasumber berikut :

Tabel 1

Narasumber Penelitian

No. Sumber Status Jumlah Pegawai berusia

minimal 50 tahun Narasumber

1. Pegawai BKD Salatiga PNS 5 5

2. Pegawai Non Akademik

UKSW Salatiga

Swasta 80 8

Sumber : Data Primer (2016)

Dengan demikian jumlah narasumber yang berasal dari PNS mencapai 100% sementara

narasumber swasta mencapai 10 % dari total karyawan berusia 50 tahun keatas yang

dipertimbangkan sebagai usia dalam masa pensiun.

Page 5: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Pemilihan karyawan PNS di unit BKD karena unit tersebut yang mengurus masalah

kepegawaian di kota Salatiga. Peneliti juga melakukan wawancara kepada para pegawai non-

akademik di UKSW Salatiga. Pemilihan karyawan UKSW dilakukan karena UKSW telah

memberlakukan perpanjangan usis pensiun dari usia 55 tahun menjadi 58 tahun sejak tahun

2014.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisia

deskriptif kualitatif. Strategi analisis deskriptif merupakan sebuah upaya analisis induktif

terhadap data penelitian (Bungin, 2010 : 147). Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti

adalah mendapatkan data setiap narasumber yang akan di wawancarai. Setiap narasumber yang

diwawancarai harus menjelaskan latar belakang mereka masing-masing. Setelah mendapatkan

seluruh data dan latar belakang dari setiap narasumber, peneliti akan menginterpretasikan profil

dari masing- masing narasumber yang sudah diwawancarai.

Narasumber pertama akan disingkat NS 1 dan narasumber kedua akan disingkat NS 2

begitu pula seterusnya, dimana dalam setiap pembahasan profile dari setiap narasumber

peneliti tidak akan menyantumkan nama narasumber. Langkah selanjutnya yang dilakukan

peneliti adalah melakukan wawancara mengenai topik permasalahan yang telah dirumuskan

oleh peneliti

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Unit BKD (Badan Kepegawaian Daerah ) kota Salatiga merupakan lembaga

kepegawaian yang ada di wilayah pemerintahan kota Salatiga yang merupakan perkembangan

dari lembaga kepegawaian yang sudah ada sebelumnya. Secara historis Badan Kepegawaian

Daerah muncul sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah dengan ditetapkannya UU

nomor 22 tahun 1999. BKD Salatiga mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian.

Tabel 2

Profil PNS Unit BKD Salatiga

Karateristik NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5

Jenis Kelamin Laki- Laki Laki-Laki Wanita Laki- Laki Wanita

Usia 54 tahun 54 tahun 56 tahun 54 tahun 54 tahun

Pangkat &

Golongan

Penata Tingkat I

Gol. III D

Penata Tingkat

1 Gol. III D

Penata Tingkat I

Gol. III D

Penata Tingkat I

Gol. III D

Pengatur Muda

Gol. II A

Pekerjaan

Suami/ Istri

Kary. Swasta Pegawai BUMD Pensiunan Guru PNS ─

Jumlah

Tanggungan

Anak

1 ( Kuliah) 1 ( SMA ) ─ 2 ( SMP &

SMA)

Lama Bekerja 30 tahun 30 tahun 31 tahun 31 tahun 30 tahun

Sumber : Data Primer (2016)

Para pegawai di unit BKD kota Salatiga mempunyai latar belakang yang berbeda- beda.

Rata – rata para pegawai tersebut berusia 54 dan 56 tahun. Kebanyakan dari mereka masih

mempunyai anak yang menempuh pendidikan di SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Para

pegawai yang akan memasuki masa pensiun di unit BKD rata- rata sudah bekerja kurang lebih

selama 30 tahun.

Tabel 3

Profile Pegawai Swasta

Page 6: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Karateristik NS 1` NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 NS 7 NS 8

Jenis Kelamin Laki-

Laki

Laki –

Laki

Wanita Laki- Laki Laki –

Laki

Laki- Laki Laki-

Laki

Laki-

Laki

Usia 56 tahun 52 tahun 50 tahun 56 tahun 51 tahun 56 tahun 51

tahun

56

tahun

Pangkat &

Golongan

III B IV A III B III A II D III C III B III C

Pekerjaan

Suami/ Istri

Staff

Swasta

Pegawai

Swasta

─ Pegawai

Swasta

Ibu

Rumah

Tangga

Guru PNS Pegawa

i

Swasta

Pegawa

i

Swasta

Jumlah

Tanggungan

Anak

2 anak

( SD &

SMA)

2 anak

( Kuliah

& SMA )

─ 3 anak

(Kuliah )

2 anak

(

Kuliah&

SMA)

3 anak

(Kuliah,

SMA 7

SMP)

1 anak

(

Kuliah)

Lama Bekerja 31 tahun 21 tahun 20 tahun 30 tahun 25

tahun

28 tahun 26

tahun

37

tahun

Sumber : Data Primer (2016)

Para pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun rata-rata berada pada usia 50

tahun sampai 56 tahun. Mereka sudah bekerja lebih dari 20 tahun, bahkan ada yang sudah

bekerja selama 37 tahun. Pegawai swasta tersebut masih memiliki tanggungan anak yang

menempuh pendidikan di SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Kebanyakan dari mereka

mempunyai istri yang bekerja sebagai pegawai di perusahaan swasta.

Tanggapan PNS Mengenai Perpanjangan Batas Usia Pensiun

Batas usia pensiun yang berlaku bagi PNS saat ini adalah 58 tahun. Banyak tanggapan

yang bermunculan mengenai perpanjangan batas usia pensiun yang baru dimana terdapat PNS

yang berkeinginan untuk pensiun di usia 56 tahun tetapi ada juga PNS yang merasa senang

karena perpanjangan batas usia pensiun. Hal tersebut tersirat dari pernyataan narasumber

berikut ini :

“Jadi bapak lebih setuju pensiun di usia 56 tahun saja,seharusnya di usia 56 tahun lebih

memprioritaskan kesehatan daripada pekerjaan”.(NS 1)

“Kalau pemikiran dinaikannya batas usia pensiun karena pertimbangan usia harapan hidup yang

meningkat, saya pikir tidak perlu dinaikkan batas usia pensiun”.(NS 2)

“Ya menurut saya mbak, saya kurang setuju dengan pemberlakuan batas usia pensiun yang baru saat

ini. Karena saya rasa usia 56 tahun itu sudah cukup untuk pensiun”.(NS 3)

“Kalau bagi saya memperpanjang saya berkarir pada dasarnya tidak masalah karena masih sanggup

bekerja.Selama saya masih bisa menghasilkan ya saya mau saja bekerja”.(NS 4)

“Kurang setuju , kalau saya pilih ya 56 tahun saja. Lebih bisa kemana mana karena tidak ada

tanggungan”.(NS 5)

Dari kelima narasumber yang diwawancara peneliti terdapat 4 narasumber yang merasa

lebih siap untuk pensiun di usia 56 tahun. Hal tersebut dikarenakan karena mereka mempunyai

keinginan untuk beristirahat dan menikmati masa pensiun dengan keluarga mereka masing-

masing. Keempat PNS yang merasa siap untuk lebih cepat pensiun, rata-rata sudah memiliki

persiapan yang cukup terutama bagi mereka yang masih memiliki tanggungan pendidikan

anak. Persiapan yang mereka lakukan berupa persiapan finansial, persiapan kegiatan pengganti

serta persiapan mental dan fisik. Dengan diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun

Page 7: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

yang baru dirasa memberatkan para PNS yang mempunyai keinginan untuk lebih cepat

pensiun. Para PNS merasa lebih siap jika harus pensiun di usia 56 tahun, sehingga

pemberlakuan perpanjangan batas usia pensiun baru tersebut kurang disukai oleh mereka.

Tanggapan Pegawai Swasta Mengenai Perpanjangan Batas Usia Pensiun

Pemberlakuan perpanjangan batas usia pensiun tidak hanya berlaku bagi para PNS,

aturan tersebut juga berlaku bagi para pegawai swasta yaitu pegawai non akademik UKSW.

Sama halnya dengan PNS, para pegawai swasta juga melontarkan tanggapan yang berbeda

beda terhadap pemberlakuan perpanjangan batas usia pensiun yang ditetapkan oleh instansi

tempat mereka bekerja. Tanggapan- tanggapan yang mereka kemukakan berupa tanggapan

setuju maupun tanggapan tidak setuju. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada narasumber berikut ini :

“Lebih senang, masih ingin bekerja.Istilahnya masih dapet gaji yang memadai”.(NS 1)

“Kalau dari semula kurang jadi lebih ya setuju kan idealnya 60 tahun”(NS2)

“ Ya setuju toh, ditambah kok kan masih sehat di usia 58 tahun”. (NS 3)

“Setuju, karena anak saya masih sekolah, masih butuh biaya”.(NS 4)

“Sangat setuju, kalo pensiun di usia 56 tahun ya setuju juga karena itu kan ketentuan dan kewajiban ya

saya mengalir saja”. (NS 5)

“Sangat setuju, ya karna memang masih ingin bekerja, kondisi kesehatan masih baik dan produktivitas

masih baik”.(NS 6)

“Kalau saya pribadi saya lebih senang pensiun di usia 56 tahun, jangan terlalu tualah kita bekerja”.(NS

7)

“ Ya setuju banget, ditambah karena masih kerja, kalo saya disini kan gaji masih tetap. Kalo pensiun

kan kecil, disini masih bisa bekerja, masih sehat, masih bisa melayani Tuhan”.(NS 8)

Peneliti melakukan wawancara kepada 8 pegawai swasta. Dari ke 8 pegawai tersebut

hanya ada 1 yang merasa lebih siap jika pensiun di usia 56 tahun saja. Sedangkan 7 pegawai

lainnya merasa senang dengan perpanjangan batas usia pensiun yang ditetapkan oleh instansi.

Ketujuh pegawai tersebut dirasa masih memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja selain

karena rata-rata dari mereka masih memiliki tanggungan pendidikan anak, mereka sangat

senang bekerja sehingga dengan diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun sangat

menguntungkan bagi mereka.

Persiapan Yang Dilakukan Oleh Pegawai Yang Akan Memasuki Masa Pensiun

Setiap pegawai yang memasuki masa pensiun, akan melakukan beberapa persiapan

menjelang masa pensiun. Hal tersebut dilakukan agar setiap pegawai yang akan pensiun merasa

lebih siap jika mereka melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan antara

lain persiapan finansial, persiapan kegiatan pengganti dan persiapan secara mental dan fisik.

Persiapan Finansial

Tabel 4

Persiapan Finansial PNS

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5

Ada / Tidak Ada Ada Ada Ada Tidak Ada

Bentuk Tabungan

pendidikananak

Tabungan Tabungan Asuransi

pendidikan anak

Page 8: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

dan tabungan

hari tua.

dan tabungan

hari tua

Sumber : Data Primer (2016)

PNS yang akan memasuki masa pensiun dan masih memiliki tanggungan anak yang

menempuh pendidikan di SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi mempunyai cara untuk

mempersiapkan finansial mereka menjelang pensiun tiba. Hal tersebut sudah mereka

persiapkan agar ketika mereka akan memasuki masa pensiun, mereka tidak perlu khawatir lagi

bagaimana memenuhi kewajiban sebagai orang tua yaitu membiayai pendidikan anak mereka

masing- masing. Sedangkan PNS yang sudah tidak mempunyai tanggungan, mereka lebih

santai dalam melakukan persiapan finansial karena bagi mereka uang pensiun yang akan

mereka terima sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Berikut pernyataan narasumber :

”Kalau dari sisi finansial ya bapak sudah mengatur keuangan agar tetap ada tabungan.Bapak bukan

tipikal orang yang mempunyai basic usaha, yang paling gampang dilakukan ya menabung.Kalau ada

anggaran sisa ya langsung ditabung.”(NS 1)

“Kalau dari sisi materi atau finansial ya kan kita sudah ada pensiun tinggal menikmati saja, lagipula

istri saya masih bekerja jadi masih ada pemasukan untuk pendidikan anak”. (NS 2)

“Persiapan finansial yang ibu lakukan paling cuma ada tabungan kecil-kecilan mbak.”(NS 3)

“Tidak ada persiapan khusus, ya paling hanya ada tabungan saja, toh istri masih bekerja dan sudah ada

asuransi untuk anak”.(NS 4)

“Kalau persiapan finansial, kan sudah ada gaji pensiun jadi menikmati itu saja maunya”.(NS 5)

Tabel 5

Persiapan Finansial Pegawai Swasta

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 NS 7 NS 8

Ada/

Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Tidak

Bentuk ─ ─ ─ ─ ─ ─ Asuransi ─

Sumber : Data Primer (2016)

Pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun kebanyakan belum melakukan

persiapan finansial, sehingga dengan diberlakukannya pertambahan usia pensiun saat ini

sangatlah menguntungkan bagi mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan narasumber

berikut ini :

“Belum ada tabungan”.(NS 1)

“Ga ada persiapan, ya kalau sudah selesai ya sudah kanada uang pensiun”.(NS2)

“Ndak ik, wes mengalir saja, kan sudah dapet pensiun”.(NS 3)

“Belum ada, masih di angan-angan.Malah mau menikmati pensiun saja.Ya ngalir saja”.( NS 4)

“Menurut keyakinan saya hidup itu sudah ada yang ngatur.Mungkin ada yang mempersiapkan kalo saya

belum mempersiapkan tabungan ya mengalir sajalah”.(NS 5)

“Belum ada, ga ada persiapan tabungan”.(NS 6)

“Ya ada tabungan tersendiri, semacam asuransi”.(NS 7)

“Ya mengalir saja, selama ini uang untuk menyekolahkan anak, biaya macem-macem. Kalau sisa ya

disimpen, kalo ada pengeluaran ya dikeluarkan.Pokoknya mengalir sajalah”.(NS 8)

Persiapan finansial yang dilakukan oleh setiap pegawai yang akan memasuki masa

pensiun berguna agar mereka mempunyai tabungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

mereka selama masa pensiun. Terdapat perbedaan antara PNS dan pegawai swasta dimana PNS

Page 9: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

melakukan persiapan finansial terutama bagi mereka yang masih memiliki tanggungan

sedangkan rata-rata pegawai swasta belum melakukan persiapan finansial. Hal tersebut dapat

terjadi karena pegawai swasta cenderung lebih santai ketika memasuki masa pensiun. Dari

pernyataan yang diucapkan para pegawai swasta yang diwawancara menunjukkan bahwa

mereka lebih santai dan hanya ingin menikmati masa pensiun mereka dengan uang pensiun

yang sudah diberikan oleh instansi tempat mereka bekerja. Sedangkan kebanyakan dari PNS

yang diwawancara menyebutkan, bahwa mereka sudah melakukan persiapan finansial

meskipun hanya dalam bentuk tabungan saja.

Persiapan Kegiatan Pengganti

Tabel 6

Persiapan Kegiatan Pengganti PNS

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5

Ada / Belum Ada Ada Ada Ada Ada

Bentuk Merawat cucu,

jalan-jalan, Keg.

Sosial

Usaha Koperasi Kegiatan agama,

dan Merawat

cucu

Jual Beras Merawat cucu

Persiapan kegiatan pengganti yang perlu direncanakan oleh setiap pegawai yang akan

memasuki masa pensiun berguna untuk mengisi waktu luang mereka setelah masa pensiun tiba.

Tetapi dari kelima narasumber yang diwawancarai oleh peneliti, hanya ada dua narasumber

yang sudah mempersiapkan kegiatan pengganti berupa usaha sampingan. Sedangkan yang

lainnya hanya ingin menikmati hidup. Kegiatan yang ingin mereka lakukan hanya ingin

menikmati masa pensiun mereka dengan berkumpul bersama keluarga, jalan-jalan, merawat

cucu dan mengikuti kegiatan keagamaan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara berikut ini :

“Belum ada rencana untuk membuat usaha atau kegiatan pengganti, ya hanya mau menikmati hidup

saja paling mau ikut kegiatan sosual saja, sama mau momong cucu. Mau jalan-jalan, senang-senang,

mau bebas menikmati hidup”.(NS 1)

“ Ya itu, paling menjalankan usaha koperasi kecil-kecilan selebihnya saya hanya ingin menikmati hidup

saja”. (NS 2)

“Ya saya hanya mau menikmati masa pensiun saya dengan kegiatan-kegiatan positive.Ya paling ikut

kegiatan keagamaan dan momong cucu”.(NS 3)

“Kalau saat ini belum ada persiapan tapi maunya sih nanti punya usaha jual beras”.(NS 4)

“Gak ah, saya mau menikmati pensiun saja, mau ke tempat anak. Ya mau menikmati hidup, paling ya

sama anak-anak dan cucu’. (NS 5)

Tabel 7

Persiapan Kegiatan Pengganti Pegawai Swasta

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 NS 7 NS 8

Ada /

Belum Ada

Ada Belum

Ada

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Bentuk Jual Air

Kesehatan

dan

Pelayanan

Gereja

Jabatan

Fungsional

Akademik

dan

Kenaikan

Pangkat

Dosen

Kursus

Kuliner

Keg.

Sosial

Mengajar

dan

Bisnis

Jual Beli

Rumah

Kegiatan

Sosial dan

Pekerja

Seni

Merawat

Cucu

Sumber : Data Primer (2016)

Page 10: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Setiap pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun, ada yang sudah

mempersiapkan kegiatan pengganti dan ada juga yang belum mempersiapkan. Persiapan

kegiatan pengganti bertujuan untuk agar setiap pegawai yang akan pensiun dapat mengisi

waktu kosong mereka. Selain untuk mengisi waktu kosong, persiapan kegiatan pengganti juga

dimaksudkan agar setiap pegawai mempunyai usaha sampingan, dimana usaha tersebut dapat

menjadi salah satu cara untuk memperoleh pemasukan ketika mereka sudah pensiun nanti.

Kegiatan pengganti yang sudah disiapkan oleh pegawai swasta berupa usaha, hobi dan kegiatan

sosial maupun spiritual, yang diketahui dalam wawancara berikut :

“Ya sudah ada usaha dari sekarang jual air kesehatan”. (NS 1)

“ Kalau sekarang belum terpikirkan tapi pasti nanti ada, tapi adanya dalam bentuk apa saya juga ga

tau”. (NS 2)

“Kalau sampingan ya ada, mengerjakan jabatan fungsional akademik sama kenaikan pangkat dosen”.

(NS 3)

“Belum, mengalir aja saya.Maunya sih ikut kursus dulu. Ya rencana awal sih mau ikut kursus

kuliner,karna hobi masak“. (NS 4)

“Kalau itu memang belum ada, kalau kegiatan sosial sudah sejak lama saya lakukan”.(NS 5)

“Saya kan sudah ngajar sama saya kan sudah bisnis jual beli rumah”.(NS 6)

“Saya rencana jadi pekerja seni batu akik karna dari kecil sudah suka dan semua sudah saya persiapkan

semua disamping kegiatan sosial jadi relawan”.(NS 7)

“Kalau saya spontanitas, belum ada rencana tapi yang terpenting saya mau momong cucu”.(NS 8)

Persiapan kegiatan pengganti setelah pensiun dirasa perlu dilakukan oleh setiap

pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Kegiatan pengganti yang akan dilakukan oleh

setiap pegawai yang sudah memasuki masa pensiun dapat berupa kegiatan sosial dan kegiatan

ekonomi atau berwiraswasta. Setiap PNS yang diwawancarai, rata-rata mengatakan bahwa

ketika pensiun nanti mereka hanya ingin menikmati masa pensiun mereka dengan keluarga.

Meskipun ada PNS yang mengatakan bahwa mereka ingin membuka usaha sampingan tetapi

pada dasarnya mereka lebih menginginkan jika pada saat mereka pensiun nanti, mereka akan

bersenang senang dan menikmati hidup dengan keluarga mereka masing-masing. Sedangkan

kebanyakan dari pegawai swasta melakukan persiapan kegiatan pengganti setelah pensiun

nanti. Kegiatan pengganti yang dilakukan bukan hanya sebagai sumber penghasilan tetapi

bertujuan untuk mengembangkan hobi mereka masing-masing.

Persiapan Mental atau Fisik

Tabel 8

Persiapan Mental atau Fisik PNS

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5

Ada/ Tidak Ada Ada Ada Ada Ada

Bentuk Pola Hidup

Sehat dan Beli

Suplemen

Kesehatan

Pola Hidup

Sehat

Pola Hidup

Sehat

Pola Hidup

Sehat

Pola Hidup

Sehat dan Askes

Pegawai PNS BKD Salatiga rata-rata melakukan persiapan mental dan fisik dengan

cara melakukan pemeliharaan kesehatan sedini mungkin. Pemeliharaan yang dilakukan adalah

dengan menjalankan pola hidup sehat. Dengan kondisi fisik yang sehat terdapat jiwa yang

Page 11: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

bahagia. Bagi para PNS BKD dengan menjalankan pola hidup sehat sudah sangat membantu

mereka mempersiapkan mental dan fisik menjelang pensiun tiba. Hal tersebut terlihat dari

penjelasan narasumber berikut ini :

“Kalau untuk persiapan mental dan fisik palingan ya menjaga pola hidup sehat dan membeli suplemen

untuk menjaga daya tahan tubuh saja.Tidak ada anggaran khusus asuransi kesehatan”.( NS 1)

“Ya yang paling utama menurut saya mempersiapkan mental dengan menata hati agar dapat menerima

keadaan yang baru, dan yang paling penting buat saya ya menjaga pola hidup agar tetap sehat”.(NS 2)

“Ya paling gitu saja mbak, menjaga pola hidup sehat,pola makan di atur, olah raga teratur dan cukup

tidurnya”.(NS 3)

“Pola hidup aja yangdijaga dari sekarang mbak, ga ada asuransi khusus”.(NS 4)

“Ya memang sejak dini saya menjaga pola hidup sehat. Kalau untuk kesehatan ya PNS punya

askes”.(NS 5)

Tabel 9

Persiapan Mental atau Fisik Pegawai Swasta

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 NS 7 NS 8

Ada/ Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Bentuk Pola

Hidup

Sehat

Pola

Hidup

Sehat

Pola

Hidup

Sehat dan

BPJS

Pola Hidup

Sehat dan

BPJS

Pola

Hidup

Sehat

BPJS Pola Hidup

Sehat

Pola Hidup

Sehat

Sumber : Data Primer 2016

Setiap pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun sudah mulai memperhatikan

dan menjaga kondisi fisik agar tetap sehat. Hal yang mereka lakukan adalah dengan menjaga

pola hidup sehat, disamping itu kebanyakan dari mereka sudah mengikuti asuransi BPJS.

Asuransi BPJS merupakan asuransi pemerintah yang banyak diikuti oleh instansi atau

perusahaan. Dengan menjaga pola hidup sehat dan memiliki asuransi BPJS, para pegawai

swasta merasa sudah cukup memiliki persiapan mental dan fisik menjelang masa pensiun,

berikut pernyataan narasumber :

“Ya asuransi setelah pensiun, belum ada sih tapi nanti kan discover. Setelah pensiun tetep discover. (NS

1)

“Ya menjaga pola makan, sudah tau batasan-batasan apa yang boleh dimakan. Menjaga fisik dari

sekarang”.(NS 2)

“ Ya pola hidup sehat, kan sekarang ada BPJS”. (NS 3)

“ Asuransi kesehatan ya paling BPJS itu, sudah lama menjalani pola hidup sehat”. (NS 4)

“ Menjaga pola hidup sehat saja dari sekarang” (NS 5)

“ Kan sudah ada BPJS dari universitas,kalau pola hidup sehat ya belum saya lakukan”. (NS 6)

“ Ya paling yang saya lakukan itu meditasi, kalau senam itu kan pasti rutin saya lakukan”. (NS 7)

“ Ya sudah mulai di atur gitu kan, sudah mendekati pensiun, usia sudah tua kan memang harus menjaga

pola hidup”. (NS 8)

Persiapan mental dan fisik merupakan persiapan yang harus dilakukan oleh setiap pegawai,

karena para pegawai yang akan memasuki masa pensiun harus dapat beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi dan harus melakukan pemeliharaan kesehatan fisik. Hal tersebut harus

dilakukan agar para pegawai lebih siap menerima keadaan mereka masing-masing. Persiapan

mental dan fisik yang rata- rata dilakukan oleh setiap PNS dan pegawai swasta adalah dengan

Page 12: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

menjaga pola hidup sehat. Pola hidup sehat merupakan persiapan fisik yang paling banyak

dilakukan ketika seorang akan memasuki masa pensiun. Selain melakukan pola hidup sehat,

para pegawai swasta juga sudah memiliki asuransi BPJS yang diberikan oleh instansi.

Kesiapan Pensiun PNS

Tabel 10

Kesiapan Pensiun PNS

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5

Siap / Tidak

Siap

Siap Siap Siap Siap Siap

Para PNS merasa bahwa dengan adanya pemberlakuan perpanjangan batas usia pensiun

sangat memberatkan bagi mereka. Para PNS sudah sudah merasa lelah dalam bekerja. Tekanan

kerja yang tinggi membuat para PNS merasa usia 56 tahun merupakan usia yang sudah cukup

sesuai untuk pensiun. Hal tersebut dapat terlihat dari penyataan narasumber berikut ini :

“Ya kalo bapak sebenarnya lebih siap dan lebih ingin pensiun di usia 56 tahun saja. Kalo diumur 58

tahun bapak rasa sudah terlalu tua”.(NS 1)

“Saya rasa saya lebih siap pensiun di usia 56 tahun, karena usia segitu sudah cukup ideal untuk

pensiun.Jangan terlalu lama kita bekerja nanti generasi muda malah ga dapet kerja”.(NS 2)

“Kalo ibu sih lebih siap pensiun di usia 56 saja. Ibu sudah ingin istirahat rasanya”.(NS 3)

“ Kalo bapak ditanya sih, pensiun di usia 56 ya siap, disuruh pensiun di usia 58 ya lebih siap lagi”. (NS

4)

“ Ibu sih rasanya lebih siap pensiun di umur 56 tahun aja. Ga usah ditambah-tambah lagi maunya”.(NS

5)

Pada dasarnya para PNS merasa lebih siap secara mental untuk pensiun di usia 56 tahun.

Mereka sudah merasa lelah dan jenuh dalam bekerja. Tekanan yang tinggi dalam pekerjaan

membuat para PNS merasa lebih ingin untuk cepat pensiun. Mereka sudah menginginkan untuk

cepat pensiun agar mereka dapat menikmati masa pensiun mereka dengan lebih santai.,

terutama bagi mereka yang sudah tidak memiliki tanggungan pendidikan anak. Sehingga

dengan diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun dirasa memberatkan bagi mereka.

Kesiapan Pensiun Pegawai Swasta

Tabel 11

Tabel Kesiapan Pensiun Pegawai Swasta

NS 1 NS 2 NS 3 NS 4 NS 5 NS 6 NS 7 NS 8

Siap /

Belum

Siap

Belum

Siap

Belum

Siap

Belum

Siap

Belum

Siap

Belum

Siap

Belum

Siap

Siap Belum

Siap

Para pegawai swasta merasa belum cukup siap secara mental jika harus pensiun di usia

56 tahun. Mereka masih mempunyai tanggungan pendidikan anak sehingga dengan

diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun sangat menguntungkan bagi mereka. Hal

tersebut tersirat dari pernyataan narasumber berikut ini :

“ Ya saya rasa saya belum siap pensiun di usia 56 tahun. Aturan baru ini sangat menguntungkan bagi

saya”.(NS 1)

Page 13: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

“ Saya kalo mau dibilang siap ya belum siap sih mbak, saya masih belum punya persiapan yang cukup

buat pensiun”. (NS 2)

“Gimana ya bilangnya, saya senang dengan adanya peraturan baru itu. Kalo mau dibilang siap apa gak

ya saya belum cukup siap kalo mesti pensiun di umur 56”. (NS 3)

“ Jujur sih mbak saya belum siap aja kalo harus pensiun di umur 56 itu, anak saya masih pada kuliah

mbak jadi masih butuh biaya”. (NS 4)

“ Bapak ngomong jujur aja ya mbak, kalo disuruh pensiun di umur 56 tahun ya belom siap aja. Bapak

masih ada tanggungan anak yang sekolah sama kuliah”.(NS 5)

“ Bapak rasa bapak belum cukup siap mental ya mbak untuk pensiun di usia segitu, keperluan bapak

masih banyak mbak, anak-anak masih ada yang sekolah, ada yang masih kuliah juga”. (NS 6)

“ Kalo menurut saya sih mbak, kesiapan secara mental itu lebih penting. Saya sih pensiun di umur 56

ya siap tapi kalo disuruh pensiun di umur 58 ya siap”.(NS 7)

“ Ya jujur aja mbak kalo pensiun kan disini cuma dapet sedikit, kalo ada perpanjangan gini kan jadi

enak saya masih bisa dapet gaji penuh. Kalo saya jujur aja belom siap sih mbak untuk pensiun”.(NS 8)

Para pegawai swasta belum cukup siap secara mental jika harus pensiun di usia 56

tahun. Hal tersebut dikarenakan para pegawai tersebut masih memiliki tanggungan pendidikan

anak yang masih bersekolah dan kuliah. Dengan diberlakukannya aturan baru tersebut sangat

menguntungkan bagi mereka. Para pegawai swasta tersebut masih membutuhkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan mereka dan untuk membayar tanggungan pendidikan anak

mereka. Mereka mengakui bahwa jika pensiun nanti, jaminan uang pensiun yang diberikan

oleh instansi tempat mereka bekerja tergolong rendah. Sehingga karena hal tersebut para

pegawai swasta masih memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan berawal dari berlakunya peraturan perpanjangan batas usia

pensiun. Bagi PNS, batas usia pensiun yang berlaku saat ini adalah 58 tahun. Peraturan tersebut

tidak hanya berlaku bagi PNS saja, perpanjangan batas usia pensiun juga berlaku bagi pegawai

di instansi swasta. Banyak tanggapan yang bermunculan mengenai perpanjangan batas usia

pensiun tersebut. Tanggapan dari para PNS menunjukkan bahwa mereka lebih menginginkan

untuk pensiun di usia 56 tahun saja. Mereka merasa tidak perlu khawatir jika harus pensiun di

usia 56 tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka sudah cukup melakukan persiapan

menjelang masa pensiun tiba. Persiapan yang dilakukan oleh para PNS berupa persiapan

finansial, persiapan kegiatan pengganti dan persiapan mental maupun fisik. Persiapan tersebut

dilakukan dengan cukup baik oleh para PNS karena pada dasarnya ketika memasuki masa

pensiun nanti, para PNS tidak ingin terlalu memaksakan keadaan mereka. Oleh karena itu

mereka sendiri memiliki prinsip untuk mengalir saja dalam menghadapi hidup. Tidak ada rasa

khawatir yang dihadapi oleh PNS jika harus pensiun di usia 56 tahun, selain karena sudah

mendapatkan uang pensiun dari pemerintah, mereka juga mempunyai pasangan yang masih

bekerja. Hal lain yang menjadi alasan para PNS untuk lebih cepat pensiun karena mereka sudah

tidak memiliki tanggungan pendidikan anak. Hal tersebut yang mendorong para PNS untuk

lebih siap dan ingin lebih cepat pensiun

Page 14: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Jawaban yang berbeda datang dari pegawai yang akan memasuki masa pensiun di

instansi swasta. Pegawai swasta yang akan memasuki masa pensiun belum melakukan

persiapan yang cukup sehingga dengan diberlakukannya aturan perpanjangan batas usia

pensiun sangat menguntungkan bagi mereka, terutama bagi pegawai yang masih memiliki

tanggungan pendidikan anak. Ada pula pegawai yang sudah tidak memiliki tanggungan lagi

dan masih senang jika harus bekerja. Para pegawai tersebut masih memiliki motivasi yang

tinggi dalam bekerja. Bagi mereka bekerja bukan hanya sebagai kewajiban tetapi merupakan

satu bentuk pelayanan kepada Tuhan. Suasana kerja yang nyaman merupakan alasan mengapa

para pegawai swasta lebih senang bekerja. Pegawai swasta tersebut dirasa belum siap jika harus

pensiun di usia 56 tahun, sehingga dengan diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun

sangat menguntungkan bagi mereka.

Kesiapan pensiun pegawai tidak hanya tergantung dari masing-masing individu tetapi

juga dari instansi tempat pegawai bekerja. Para PNS merasa lebih siap pensiun karena mereka

merasa bahwa jaminan pensiun yang diberikan oleh pemerintah cukup untuk memenuhi

kebutuhan mereka, disamping itu mereka lebih menginginkan untuk pensiun di usia 56 tahun

karena mereka sudah tidak memiliki tanggungan lagi dan mereka sudah merasa lelah jika harus

bekerja sampai pada usia 58 tahun. Hal berbeda terjadi pada pegawai swasta yang merasa

menginginkan pensiun di usia 58 tahun karena mereka masih mempunyai tanggungan

pendidikan anak yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Sehingga dengan

adanya aturan baru tersebut, mereka masih dapat bekerja dan memperoleh penghasilan sampai

pada usia 58 tahun.

Pensiun merupakan hal yang akan dialami oleh setiap pegawai yang bekerja. Setiap

pegawai yang akan memasuki masa pensiun sebaiknya melakukan persiapan menjelang masa

pensiun. Persiapan merupakan hal yang sebaiknya dilakukan oleh setiap pegawai yang akan

memasuki masa pensiun. Dengan melakukan persiapan pensiun maka diharapkan setiap

pegawai akan merasa lebih siap secara finansial, serta fisik maupun mental. Para pegawai yang

merasa lebih siap pensiun akan memiliki keinginan pensiun di usia 56 tahun tetapi bagi para

pegawai yang belum merasa siap untuk pensiun, perpanjangan batas usia pensiun dirasa sangat

menguntungkan bagi mereka karena mereka masih dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan

mereka masing-masing.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di unit BKD Salatiga dan UKSW Salatiga

tentang tanggapan pegawai mengenai perpanjangan batas usia pensiun, maka beberapa

kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1) Rata- rata para PNS sudah melakukan persiapan

menjelang masa pensiun, sehingga dengan diberlakukannya perpanjangan batas usia pensiun

dirasa memberatkan bagi para PNS. 2) Pegawai swasta belum melakukan persiapan pensiun

dengan baik. Hal itu yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka masih ingin bekerja dan

enggan untuk pensiun di usia 56 tahun. 3) PNS merasa kurang setuju dengan pemberlakuan

perpanjangan batas usia pensiun yang baru. Mereka lebih menginginkan pensiun di usia 56

tahun saja karena mereka sudah ingin beristirahat dan menikmati masa pensiun mereka

bersama keluarga. 4) Pegawai Swasta merasa lebih setuju dengan pemberlakuan perpanjangan

Page 15: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

batas usia pensiun yang baru. Hal itu didorong oleh keberadaan motivasi yang tinggi dalam

bekerja, selain kenyataan mengenai tanggungan pendidikan anak. 5) PNS sudah merasa lebih

siap secara finansial, fisik maupun mental jika harus pensiun di usia 56 tahun. Mereka

memiliki prinsip untuk mengalir saja dalam menghadapi hidup sehingga mereka tidak khawatir

jika harus pensiun di usia 56 tahun. 6) Para pegawai swasta belum merasa siap jika harus

pensiun di usia 56 tahun. Mereka sangat senang dengan adanya pemberlakuan perpanjangan

BUP yang baru.

Setiap pegawai yang bekerja pasti akan mengalami masa pensiun dimana ketika mereka

sudah berada pada usia tertentu dan diharuskan untuk berhenti bekerja. Pensiun merupakan hal

yang akan dijalani oleh setiap pegawai. Para pegawai yang akan memasuki masa pensiun

diharapkan untuk melakukan persiapan terlebuh dahulu agar ketika mereka lebih siap secara

finansial, fisik maupun mental ketika masa pensiun tiba. Tetapi bagi beberapa pegawai merasa

bahwa mereka tidak perlu melakukan persiapan karena mereka mempunyai prinsip mengalir

saja dalam menghadapi hidup. Sehingga ketika pensiun itu tiba, mereka hanya perlu menikmati

masa pensiun tersebut.

Para PNS merasa sudah lebih siap jika harus pensiun di usia 56 tahun karena ketika

mereka pensiun, mereka akan mendapatkan uang pensiun yang tergolong cukup untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan para pegawa swasta merasa belum cukup siap karena

pada dasarnya mereka masih membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka

terutama kebutuhan untuk pendidikan anak. Hal tersebut yang mendasari para pegawai masih

ingin bekerja sampai pada usia 58 tahun. Dalam penelitian ini dapat terlihat bahwa PNS lebih

siap pensiun karena jaminan pensiun yang diberikan oleh pemerintah cukup untuk memenuhi

kebutuhan para pensiunan. Idealnya, hal yang sama juga diberlakukan bagi para pegawai

swasta dimana setiap instansi atau perusahaan swasta harus mempersiapkan jaminan pensiun

yang memadai bagi para pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Dengan memberikan

persiapan pensiun yang memadai maka para pegawai swasta tidak akan perlu merasa khawatir

akan kesejahteraannya di masa pensiun mendatang.

Terkait pelaksanaan persiapan kegiatan pengganti dalam masa pensiun didapatkan hal

itu tidak selalu berupa kegiatan yang dilakukan dengan pihak-pihak luar, dengan melakukan

kegiatan seperti merawat keluarga, cucu, bergabung dalam organisasi keagamaan, serta

melakukan hobi atau kesenangan lainnya termasuk dalam kegiatan pengganti yang secara tidak

langsung dapat dipersiapkan.

Keterbatasan di dalam penelitian ini adalah penelitian ini merupakan penelitian awal

sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk semua instansi swasta lainnya

karena penelitian ini dilakukan pada tingkat instansi pendidikan. Saran untuk penelitian

selanjutnya sebaiknya penelitian ini dilakukan pada jenis instansi swasta yang berbeda. Dan

sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian kuantitatif untuk mengetahui

apakah ada unsur-unsur lain yang berpengaruh terhadap kesiapan pensiun pegawai. Unsur-

unsur lain seperti struktur kelembagaan, iklim kerja, jumlah tanggungan anak dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Anderson, M., Li, Y., Bechhofer, F., McCrone, D., Stewart,R. (2000). Sooner ratherthan

later?Younger and middle-aged adults preparing for retirement. Aging and Society, 20,

445-466.

Brotoharjo, Soeparno. (2007). Muda Berkarya Tua Bahagia. Andi Offset, Yogyakarta.

Bungin, Burhan. ( 2010). Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group, Jakarta.

Donaldson, T., Earl, J, K.,Muratore, A, M. (2010). Extending the integrated model

Of retirement adjustment: Incorporating mastery and retirement planning. Journal of

Vocational Behavior, 77,: 279-289.

Hakim, S, N. (2007). Perencanaan dan Persiapan Menghadapi Masa Pensiun. Warta, Vol. 10,:

96-109.

Hamdani, H.M. (2012). Kesiapan Mental-Spiritual dalam Menghadapi Masa Pensiun.

Diklat.Badan Kepegawaian Daerah Kota Salatiga.

Handayani, Y. ( 2007). Post Power Syndrome pada Pegawai Negeri Sipil yang Mengalami

Masa Pensiun. Fakultas Psikologi Universitas Gunadharma.

Joo, So-Hyun, Pauwels, Vanda W (2002). Factors Affecting Workers' Retirement Confidence:

A Gender Perspective. Financial Counseling and Planning, Vol.8.

Latif, D, A., Alkhateeb, F, M. (2012). Pharmacy faculty retirement at colleges and of pharmacy

in the united states and canada. American Journal of Pharmaceuntical Education, 76, :

1-6.

Larasati, K. (2011). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dan Religiusitas dengan

Kesiapan menghadapi Pensiun Pada Karyawan P.T PLN (Persero) Distribusi Bali.

Fakultas Psikologi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Moorthy, M.K. Chelilah, T.D., Siem. C.S., & Teng, W.Y. (2012). A Study of The Retirement

Planning Behaviour of Worker in Malaysia. International Journal of Economic &

Management Sciences. Vol 1: 54 – 72.

Muratore, A, M., Earl, J, K. (2010). Predicting retirement preparation through the design of a

new measure. Australian Psychologist, 45 (2), 98-111.

Paidi.(2013). Strategi Persiapan Masa Pensiun Bagi Karyawan .E-Journal WIDYA

Ekonomika, Volume 1 Nomor 1.

Petkoska, J., Earl, J, K. (2009). Understanding the Influence of Demographic and

Psychological Variables on Retirement Planning. Psychology and Aging, Vol. 24,:238-

245.

Putra, I. (2006). Faktor-Faktor Pendorong dan Penghalang Pensiun Dini Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Sumatera Barat. JurnaI Demokrasi, Vol. V No.1.

Republik Indonesia.2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2013

tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1979 Tentang

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

http://produkhukum.kemenag.go.id/downloads/22edd9265b1863ecc4d2babe48baf9f8.pdf

Diakses Tanggal 5 Juli 2014

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 1979 Tentang

Pemberhentian Pegawai Negri Sipil.

http://www.sdm.depkeu.go.id/doc/PP%2032%201979.pdf Diakses tanggal 5 Juli 2014

Rosanti, T, I., Krisnansari, D. (2010). Kejadian Depresi Pada Pegawai Menjelang Pensiun,

Studi Pada Kepala Desa di Lima Kecamatan, Kabupaten Demak. Jurnal Keperawatan

Page 17: PERSIAPAN PENSIUN DAN KESIAPAN PENSIUN DALAM …

Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1.

Ross, D, G, L. (2009). Measuring Financial Preparation for Retirement : A New Scale Using

Australian Evidance. Finacial Services Review, 18: 381-399

Safitri, R,B. (2013). Kesiapan menghadapi pensiun ditinjau dari Peran Gender Karyawan.

ISSN-2301-8267, Vol.01 No.02.

Sari, D, E., Kuncoro, J. (2006). Kecemasan dalam menghadapi Masa Pensiun ditinjau dari

Dukungan Sosial pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi,Vol.

1, No. 1.

Sofro, Z.M. (2013). Usia Boleh Tua, Bugar Tetap Terjaga. Diklat.Badan Kepegawaian Daerah

Kota Salatiga.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutarto, J. Tito dan C. Ismul Cokro. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya: Cara Cerdas

Menyiasati Masa Pensiun. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Syamsir. (2009). Kajian tentang Kesiapan PNS Sumatera Barat dalam Menghadapi Masa

Pensiun. Jurnal Demokrasi, Vol.VIII No.1.