Upload
ida-wulan
View
374
Download
66
Embed Size (px)
Citation preview
Personal Resume chapther 22 & 23Organizational Change and Development
(OCD)
Disusun oleh:
Daru Gravianto S4111057
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
CHAPTER 22
PERUBAHAN TRANSORGANISASIONAL
Bab ini menggambarkan intervensi yang bergerak di luar organisasi tunggal
yang mencakup merger, allying atau networking dengan organisasi lain. Program
perubahan multiorganisasi ini menjadi lebih umum dalam OD sebagai organisasi
memperluas batas-batas mereka untuk mengikuti dengan lingkungan yang sangat
kompleks dan cepat berubah. Dengan kondisi tersebut, organisasi dapat bergabung
atau mengakuisisi perusahaan lain untuk mendapatkan kemampuan penting dan
sumber daya, untuk beroperasi pada skala yang lebih besar, dan untuk memasuki
pasar baru.
DASAR PEMIKIRAN PERUBAHAN TRANSORGANISASIONAL
Strategi transorganisasional memungkinkan organisasi untuk melakukan tugas-
tugas yang terlalu mahal dan rumit untuk organisasi tunggal. Tugas-tugas tersebut
meliputi berbagai kegiatan organisasi, termasuk pembelian bahan baku,
mempekerjakan dan kompensasi anggota organisasi, produksi dan pelayanan,
memperoleh modal investasi, pemasaran dan distribusi, dan perencanaan
strategik. Kunci untuk memahami strategi transorganizational adalah mengakui
bahwa tugas individu harus dikoordinasikan satu sama lain. Transaksi terjadi ketika
suatu barang atau jasa dari salah satu tugas yang dipertukarkan antara dua unit
(individu, departemen, atau organisasi). Strategi transorganisasional bekerja dengan
baik ketika transaksi terjadi sering dan dipahami dengan baik.
Cummings menyebut kelompok organisasi yang telah bergabung untuk tujuan
umum sebagai sistem transorganisational. Sistem multiorganisasi ini dapat membuat
keputusan dan melakukan tugas-tugas atas nama organisasi anggota mereka,
meskipun anggota mempertahankan identitas mereka yang terpisah dan tujuan
organisasi.
Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi melibatkan kombinasi dari dua organisasi. Merger
merupakan integrasi dua organisasi sebelumnya independen menjadi organisasi yang
baru, sedangkan akuisisi merupakan pengambilalihan suatu organisasi oleh organisasi
lain untuk diintegrasikan ke dalam organisasi yang mengakuisisi.
Organisasi memiliki sejumlah alasan untuk mengakuisisi atau merger dengan
perusahaan lain, termasuk diversifikasi atau integrasi vertikal; mendapatkan akses
ke pasar global, teknologi, atau sumber daya lainnya, dan mencapai efisiensi
operasional, meningkatkan inovasi atau berbagi sumber daya. Akibatnya, merger
dan akuisisi telah menjadi metode yang disukai untuk pertumbuhan yang cepat dan
perubahan strategis.
Tahapan Aplikasi
Merger dan akuisisi melibatkan tiga fase utama, yaitu:
1. Fase sebelum penggabungan. Fase pertama terdiri dari kegiatan
perencanaan yang dirancang untuk memastikan keberhasilan
penggabungan organisasi yang meliputi mencari dan memilih kandidat,
membuat tim merger dan akuisisi, menetapkan kasus bisnis, melakukan
penilaian yang mendalam, mengembangkan rencana integrasi merger.
2. Fase hukum penggabungan. Fase ini melibatkan aspek hukum dan keuangan
dari transaksi. Kedua organisasi membuat kesepakatan bersama,
mendapatkan persetujuan dari badan hukum dan pemegang saham, dan file
dokumen hukum yang sesuai.
3. Fase operasional penggabungan. Fase terakhir melibatkan pelaksanaan
kegiatan terintegrasi operasional, teknis dan budaya.
INTERVENSI ALIANSI STRATEGI
Strategi aliansi merupakan sebuah persetujuan formal antara dua atau lebih
organisasi untuk melanjutkan serangkaian tujuan pribadi dan umum yang meliputi
pembagian sumber daya property intelektual, modal, teknologi, kemampuan atau
asset fisik lainnya. Strategi aliansi secara umum mengarah pada kolaborasi usaha
antara dua ayau lebih organisasi termasuk persetujuan lisensi, franchise, kontrak
jangka panjang dan joint venture.
Tahapan aplikasi
Pembangunan strategi aliansi yang efektif secara umum mengikuti proses dari
rumusan strategi, pemilihan partner, struktur aliansi dan pembanguanan awal,
operasional aliansi dan penyesuaian.
Langkah-langkah tahapan aplikasi adalah sebagai berikut :
1. Rumusan strategi aliansi
Langkah pertama dalam pengembangan strategi aliansi adalah
menjelaskan strategi bisnis dan memahami mengapa aliansi merupakan
metode yang tepat untu mengimplementasikan strategi tersebut. Setengah
dampai dua per tiga kegagalan aliansi disebabkan karena tujuan
financial,atau sejumlah alasan mengenai ketidakjelasan strategi. Jika
organisasi memahami tentang keinginannya, kemampuan dirinya, kondisi
ekonomi yang berpengaruh, lebih baik menggunakan strategi aliansi untuk
mendukung strateginya. Aliansi merupakan cara dan operasi yang lebih
efektif dari organisasi dibanding mengembangan kemampuan baruuntuk
menunjukkan kerja internal, akuisis atau merger dengan organisasi lain, atau
membeli kemampuan dari organisasi lain dalam hubungan transaksional.
2. Memilih partner
Satu alasan untuk strategi aliansi adalah jelas, yaitu untuk
mendapatkan partner yang cocok atau partnership dimulai. Alansi selalu
meliputi sebuah tukar menukar keuntungan, dimana organisasi mendapatkan
tambahan kemudahan untuk akses ke pasar baru atau kemampuan baru, dan
itu membutuhkan biaya (harus dibayar) dengan beberapa otonomi dan
pengendalian semua aktivitas. Untuk mengidentifikasi kandidat merger dan
akuisisi telah didiskusikan sebelumnya, langkah-langkahnya meliputi
penentuan criteria, persetujuan tentang kandidat, pembangunan kontak
inisial, merumuskan perjanjian. Hubungan aliansi yang baik dapat
mengelola persamaan dan perbedaan menjadi keunggulan kompetitif. Model
manajemen yang baik, budaya, tujuan, teknologi informasi, dan operasi
merupakan persamaan yang penting yang dapat memperlancar formasi
aliansi dan implementasinya.
3. Struktur aliansi dan pendiriannya
Berdasar persetujuan yang tertuang dalam perjanjian aliansi,
adabagian yang focus pada bagaimana bentuk struktur hubungan,
pengembangan dan pembentukan kepercayaan dalam partnership. Pertama,
struktur yang tepat harus ditentukan dan termasuk didalamnya kontrak
menengah-jangka panjang, keseimbangan investasi minoritas,
keseimbangan hubungan partnership, keseimbangan investasi mayoritas.
Kedua, keseimbangan hubungan merupakan kunci sukses aliansi jangka
panjang.
4. Operasional aliansi dan penyesuaian
Strategi aliansi adalah strategi fungsional, range dari intervensi OD
secara penuh dijelaskan dalam pembentukan tim, resolusi konflik, intervensi
kelompok besar, desain pekerjaan, keterlibatan karyawan, perencanaan
strategi, perubahan budaya yang semuanya dilaporkan dalam kerja aliansi.
Praktisi OD harus memberikan perhatian pada membantu partner yang lain
dalam kejelasan kontribusi kemampuan dalam aliansi, halyang harus
dipelajari, dan keuntungan yang diperoleh.
INTERVENSI JARINGAN
Intervensi jaringan membantu penggabungan organisasi untuk tujuan umum
yaitu pertumbuhan cepat saat ini dengan keunggulan kompetitif yang tinggi,
dilingkungan global. Contoh disektor privat, jaringan antar perusahaan penerbangan
dengan spesifikasi khusus dapat menggabungkan ketersediaan jasa secara luas
(meliputi beberpa negara besar di dunia) seperti Japenese kieretsu, Korean chocabols,
atau Mexican Group dimana mereka merupakan organisasi berbeda dengan
keunggulan competitive yang saling melengkapi. Contoh disektor public, hubungan
antara pemerintah dengan organisasi bisnis, sebagai penyedia sumber daya dan
inisiatif tentang kegiatan atau project pelayanan masyarakat.
Mengelola pengembangan jariangan multiorganisasi meliputi dua tipe
perubahan yaitu:
1. Membuat jaringan inisial
2. Mengelola perubahan dengan membangun jaringan.
Kedua proses tersebut sangat kompleks dan tidak mudah untuk dipahami.
Membuat jaringan inisial menghormati sifat dalam organisasi. Bentuknya lebih
koheren, pemahaman dan hubungan antara organisasi yang terkait dan peran dalam
sistem, seperti implikasi dan konsekuensi organisasi saat keluar dari jaringan,
perubahan peran, dan peningkatan pengaruh. Perubahan dalam jaringan yang ada
harus memperhitungkan keterkaitannya dengan semua anggota organisasi sebagai
keseluruhan sistem.
Membuat jaringan
Praktisi OD mengembangkan bentuk perubahan terencana dengan membuat
jaringan dan meningkatkan efektivitasnya. Langkah-langkah dalam membuat jaringan
tergambar sebagai berikut:
1. Tahap identifikasi
Tahap inisial dari pengembangan jaringan meliputi indentifikasi potensi dan
peran terbaik anggota organisasi disesuaikan dengan pencapaian tujuan bersama.
Mengidentifikasi anggota yang potensial bisa sulit dilakukan karena organisasi
mungkin tidak merasakan kebutuhan bergabung atau tidak cukup mengetahui
tentang keputusan pemilihan anggota satu sama lain. Tahap identifikasi secara
umum membawa satu atau sedikit organisasi tertarik dalam mengeksplor
kemumngkinan untuk membuat jaringan. Praktidi OD bekerja dengan inisiasi
organisasi untuk menjelaskan tujuan sendiri, seperti perubahan produk atau
teknologi, pembelajaran, akses pasar, dan memahami tentang pertukaran antara
kehilangan otonomi dan nilai dalam penggabungan yang dilakukan. Kesulitan
dalam tahap ini adalah kurangnya kepemimpinan dan kohesi antara participant
untuk memilih anggota yang potensial. Dalam situasi ini, praktisi OD perlu
berperan lebih aktif dalam pembuatan jaringan.
2. Tahap penentuan
Setelah anggota yang potensial diidentifikasi, tahap penentuan dilakukan
dengan membawa mereka secara bersama-sama menilai secara formal jaringan
sesuai yang keinginan dan memungkinkan untuk dilakukan. Rapat face-to-face
dengan anggota potensial untuk menggali motivasi untuk bergabung dan
melakukan tugas bersama. Mereka bekerja dengan motivasi yang cukup dan
konsesus tugas dalam bentuk jaringan. Peran praktisi OD dalam tahap ini adalah
berperan netral pada semua anggota organisasi, sebab mereka perlu untuk melihat
anggota organissasi bekerja dalam sistem, dibanding merapikan bagian organisasi
atau mengawasi. Saat praktisi OD berlaku netral, anggota jaringan akan lebih
leluasa untuk berbagi informasi denagn mereka dan mendengarkan input dari
mereka. Saat partisipasi organisasi memiliki banyak motif, terlihat dan memiliki
keterbatasan dalam mengatasi perbedaan, maka agen perubahan perlu membuat
struktur dan mengelola interaksi untuk memfasilitasi penyatuan perbedaan dan
menemukan consensus dari bentuk jaringan.
3. Tahap pengorganisasian
Saat tahap penetapan mengahsilkan keputusan untuk membuat jaringan,
anggota mulai mengorganisasi dirinya sendiri untuk kinerja tugas yang
dilakukan. Tahap ini termasuk pengembangan struktur dan mekanisme yang
mendukung komunikasi dan interaksi antara anggota dan upaya untuk secara
langsung bergabung dalam tugas yang sedang dilaksanakan. Praktisi OD dapat
membantu anggota mendefinisikan keunggulan competitive untuk jaringan seperti
bentuk struktural yang diinginkan dalam rangka pencapaian tujuan.
4. Tahap evaluasi
Langkah terakhir dalam pembentukan jaringan adalah tahap evaluasi yaitu
oenilaian tentang bagaimana kinerja jaringan yang telah dibuat. Anggota
memerlukan feedback, sehingga mereka dapat mengidentifikasi masalah dan
mulai menyelesaikannya. Secara umu aktivitas ini meliputi informasi tentang
konerja outcomes dan kepuasan anggota, dan merupakan indicator seberapa baik
anggota dalam berinteraksi bersama. Agen perubahan secara periodic
menginterview atau mensurvey anggota organisasi tentnag berbagai outcome dan
bentuk jaringan serta memberikan feedback data pada pemimpin jaringan.
Informasi tersebut penting bagi pemimpin jaringan untuk melakukan modifikasi
dan penyesuaian. Dan itu merupakan tanda yang diperlukan untuk lanjut atau
kembali ke tahap sebelumnya seperti terlihat dalam gambar di atas.
Mengelola perubahan jaringan
Selanjutnya, dalam pengembangan jaringan baru, praktisi OD diperlukan untuk
menfasilitasi perubahan dalam pembangunan jaringan. Perubahan terencana dalam
jaringan yang sudah ada berasal dari pemahaman tentang ilmu baru, yang meliputi
kompleksitas, sistem nonlimier, bencana dan teori kekacauan. Dari pandangan
tersebut, jaringan organisasi dipandang sebagai sistem yang kompleks dengan
menunjukkan property sebagai berikut:
1. Perilaku dari sebuah jaringan sensitive pada perbedaan kecil dalam kondisi
awal.
2. Bentuk jaringan berkembang baik property maupun karakteristik yang tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis sebagian-sebagian.
3. Berbagai perilaku dan pola jaringan diharapkan atau tidak diharapkan dapat
membuat satu sama lain sepakat.
Perubahan dalam sistem yang kompleks seperti jaringan meliputi menciptakan
ketidakstabilan, mengelola bagian penting, dan mengandalkan organisasi sendiri.
1. Menciptakan ketidakstabilan dalam jaringan
Sebelum perubahan dalam jaringan dapat dilakuakn, hubungan antara
naggota organisasi dalam jaringan harus tidak stabil. Sebuah jaringan yang
mudah untuk menjadi tidak stabil berfungsi bagi anggota sebagai motivasi
untuk struktur vs. agensi. Struktur adalah peran yang diharapkan oleh
organisasi dalam jaringan, dan menunjukkan sumber daya yang stabil.
Segala sesuatunya menjadi seimbang, anggota jaringan terdorong untuk
berperilaku dan berkinerja berdasar peran yang telah disepakati.
2. Mengelola bagian yang penting
Meskipun ketidakstabilan mendorong dan membuka kesempatan
untuk berubah, arahan, tipe dan proses perubahan belum dihubungkan.
Ketidakstabilan jaringan dapat merubah ke status dan kinerja organisasi
baru, kembali ke kondisi lama, atau berhenti dari keberadaannya (bubar).
Beberapa penelitian menyatakan tentang beberapa panduan dan arahan
dalam perubahan jaringan sebagai berikut :
a. The law of the few
Ide baru, praktek, dan perubahan lain menyebar, karena relative
jarang namun berperan penting dalam jaringan.
b. Stickiness
Diperlukan pesan atau komunikasi yang disampaikan mudah
diingat.
c. The power of context
Pesan harus berarti dan relevan untuk anggota jaringan.
3. Mengandalkan organisasi sendiri
Jaringan bertujuan untuk menunjukkan perilaku organisasi sendiri.
Anggota jaringan diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian dilingkungan
mereka, seperti saat jaringan secara keseluruhan diarahkan pada pemenuhan
banyak permintaan tentang fungsi jaringan tersebut. Praktisi OD dapat
mengandalkan bentuk organisasi sendiri untuk membekukan kembali
(refreeze) perubahan. Sebuah perubahan yang dilakukan dalam jaringan
memrlukan berbagai pengendalian yang dapat mendorong pelembagaan
perubahan tersebut.
BAB 23
Pengembangan Organisasi dalam Setting Internasioanl
Bab ini menjelaskan praktek pengembangan organisasi dalam pengaturan
internasional. Hal ini menyajikan kontinjensi dan isu-isu yang terkait dengan praktek
OD dalam organisasi di luar Amerika Serikat, dalam organisasi seluruh dunia, dan di
global organisasi perubahan sosial. Penerapan dan efektivitas OD di negara dan
budaya di luar Amerika Serikat adalah subyek perdebatan yang inten. OD
dikembangkan secara dominan oleh praktisi Eropa Amerika dan Barat, praktik dan
metode yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan asumsi budaya industri. Dengan
demikian, pendekatan tradisional untuk perubahan direncanakan dapat meningkatkan
praktek manajemen yang bertentangan dengan nilai-nilai dan asumsi dari masyarakat
lain. Akan nilai-nilai budaya Cina, misalnya, dilestarikan atau dipertahankan sebagai
semakin banyak organisasi Eropa dan Amerika mendirikan operasi di negara
tersebut? Bagaimana seharusnya OD dilakukan dalam suatu operasi perusahaan India
di Amerika Serikat? Di sisi lain, beberapa praktisi percaya bahwa PK dapat
menghasilkan perbaikan organisasi dalam setiap kebudayaan "Meskipun berbagai
sudut pandang tentang topik ini., Praktik OD dalam temuan Setting internasional
dapat diharapkan untuk memperluas secara dramatis. Pesatnya perkembangan
ekonomi asing dan perusahaan, bersama dengan evolusi pasar global, adalah
menciptakan kebutuhan organisasi dan peluang untuk perubahan.
Pengembangan Organisasi di Luar United State
Praktek pengembangan organisasi diluar United State sedang meningkat.
Difusi pengembangan organisasi internasional ini berasal dari tiga (3) trend penting:
pesatnya perkembangan ekonomi asing, meningkatnya ketersediaan sumber daya
teknis dan keuangan diseluruh dunia, dan munculnya ekonomi global.
Restrukturisasi dramatis pada ekonomi sosialis dan pertumbuhan ekonomi yang
cepat dari negara-negara berkembang. Organisasi yang beroperasi didalam ekonomi
yang baru ini semakin beralih ke praktek pengembangan organisasi untuk
mendapatkan peluang dan meningkatkan efektivitas.
Tren kedua yang memberikan kontribusi pada applikasi pengembangan
organisasi dalam pengaturan global adalah ketersediaan sumber daya teknologi dan
keuangan dari seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perkembangan
dari internet, world wide web (www ), dan e-commerce meningkatkan akses
pemerintah dan organisasi asing terhadap sumber daya informasi, pertumbuhan dan
pengembangan.Organisasi diluar United State yang mengadopsi teknologi baru,
meningkatkan peluang untuk menggunakan teknik - teknik yang memfasilitasi
perubahan yang direncanakan.
Tren terakhir yaitu munculnya ekonomi global. Banyak organisasi asing
yang memasuki tahap pendewasaan dan tumbuh dengan memasuki komunitas bisnis
global. Ekspansi international ini terdorong dengan menurunkan hambatan
perdagangan, deregulasi dan privatisasi. Sebagai organisasi yang meng-global,
mereka dihadapkan pada adaptasi struktur, sistem informasi, proses koordinasi, dan
praktek sumber daya manusia kedalam operasi worldwide di negara-negara yang
bervariasi. Ini mengarahkan pada intervensi pengembangan organisasi terhadap
perubahan yang terencana dalam budaya dan ekonomi yang berbeda-beda.
Kesuksesan pengembangan organisasi diluar United State tergantung pada
dua kunci kontijensi: konteks budaya dan pengembangan ekonomi. Pertama,
intervensi OD harus mengarah kepada nilai budaya dan organisasi di host country
jika perubahan ditujukan untuk mendapatkan hasil positif seperti yang ditunjukan di
United State. Kedua, perkembangan ekonomi negara bisa mempengaruhi
kesuksesan intervensi OD.
Konteks Budaya
Peneliti mengusulkan untuk menggunakan OD di negara-negara berbeda
yang membutuhkan pendekatan "berbasis konteks" untuk perubahan terencana. Hal
ini melibatkan proses mencocokkan perubahan ke konteks budaya yang dimiliki
organisasi, termasuk nilai-nilai yang dipegang oleh anggota di negara atau wilayah
tertentu. Peneliti telah mengidentifikasi lima (5) nilai yang menggambarkan budaya
nasional dan pengaruh organisasi: konteks orientasi, rentang kendali, menghindari
ketidakpastian, orientasi pencapaian, dan individualisme.
Konteks Orientasi
Nilai ini menggambarkan bagaimana informasi disampaikan dan bagaimana
menghargai waktu didalam sebuah budaya. Dalam budaya konteks rendah, seperti
Scandinavia dan United State, informasi dikomunikasikan dengan kata-kata dan
frasa-frasa, dengan menggunakan kata- kata yang lebih spesifik, arti yang lebih
diekspresikan. Disamping itu, waktu dianggap sebagai diskrit dan linier, sebagai
sesuatu yang dapat dihabiskan, digunakan, disimpan dan dibuang. Di konteks
budaya tinggi, sebaliknya, media komunikasi mencerminkan pesan lebih dari sebuah
kata dan waktu seperti cairan dan fleksibel. Organisasi di konteks budaya tinggi
mengutamakan upacara dan ritual. Di konteks budaya tinggi, struktur kurang formal,
ada beberapa aturan dan prosedur untuk mengarahkan tingkah laku. Karena konteks
budaya tinggi melihat waktu sebagai cairan, ketepatan janji kurang prioritas
daripada menjaga hubungan.
Rentang Kendali
Nilai ini menjelaskan cara orang melihat otoritas, perbedaan status, dan pola
pengaruh. Orang di region yang rentang kendalinya tinggi, seperti Amerika Latin
dan Eropa Timur, cenderung memilih distribusi kekuasaan dan pengaruh yang tidak
merata, sehingga mengakibatkan praktek otokratik dan patternalistik dapat diterima.
Organisasi di budaya rentang kendali tinggi cenderung sangat terpusat (sentralisasi)
dengan beberapa level hirarki dan sebagian besar supervisor.Bawahan di organisasi
ini ditandai dengan kelas sosial yang lebih rendah.
Menghindari Ketidakpastian
Masyarakat di region yang tinggi tingkat menghindari ketidakpastian seperti
wilayah Asia, lebih memilih rutinitas yang stabil, menolak perubahan, dan bertindak
untuk mempertahankan status quo. Mereka tidak suka konflik dan percaya bahwa
peraturan perusahaan tidak boleh rusak. Di wilayah yang memiliki tingkat
menghindari ketidakpastian rendah, seperti dikebanyakan negara Eropa, ambiguitas
bukanlah ancaman. Organisasi di budaya ini cenderung lebih sedikit memiliki aturan
dan partisipasi yang tinggi dalam membuat keputusan, struktur lebih organik dan
lebih mengambil resiko.
Orientasi Pencapaian
Pekerja dalam budaya yang berorientasi pada pencapaian, seperti Asia dan
Amerika Latin, mengedepankan kemajuan karir, kebebasan, dan pertumbuhan gaji.
Organisasi di budaya ini mengejar tujuan agresif dan memiliki tingkat stres dan
konflik yang tinggi. Kesuksesan organisasi diukur dalam besar, pertumbuhan dan
kecepatan.
Individualisme
Dalam budaya individualisme yang tinggi, seperti United State dan Canada,
inisiatif dan kompetitif seseorang dihargai lebih kuat. Organisasi dibudaya ini
memiliki tingkat turnover yang tinggi dan lebih memilih proses membuat keputusan
berdasarkan individual daripada grup. Sementara organisasi yang termasuk dalam
budaya individualisme yang rendah, cenderung lebih mementingkan kerjasama antar
pegawai dan kesetiaan terhadap perusahaan.
Perkembangan Ekonomi
Selain konteks budaya, sebuah kontingensi penting yang mempengaruhi
keberhasilan Pengembangan Organisasi internasional adalah tingkat perkembangan
industri dan ekonomi suatu negara. Pengemabangan ekonomi dapat di nilai dari
perspektif sosial, ekonomi, dan poitik. Sebagai cotoh, hal tersebut dapat tercerim pada
kemampuan manajeman sebuah negara diukur dari
sistem informasi dan keahlian,
pengambilan keputusan dan tindakan yang dapat dilakukan,
perencanaan proyek dan kemampuan berorganisasi,
tekologi evaluasi dan kontrol,
kepemimpinan, motivasional, dan sistem penghargaan.
Seleksi orang, penempatan, dan level pengembangan.
Ekonomi Subsinten
Perkembangan ekonomi negara-negara seperti Pakistan, Nepal, Nigeria,
Uganda dan Rwanda realtif pada tingkat yang rendah dan ekonomi utama mereka
lebih berbasis agricultur. Populasi mereka mengkonsumsi hampir seluruh apa yang
mereka hasilkan, dan kelebihan lain digunakan untuk pertukaran kebutuhan barang
dan jasa lain. Bekerja pada orang lain yang lalu ditukar dengan upah bukanlah hal
biasa dan dimengerti, sehingga hanya ada beberapa organisasi besar selain
Pemerintah. Dalam ekonomi subsisten, intervensi OD menekankan perubahan sosial
global dan fokus untuk menciptakan kondisi untuk kemajuan sosial dan ekonomi
yang berkelanjutan.
Industrialisasi Ekonomi
Negara Malaysia, India, Venezuela, Turkey dan China sedang mengalami
perkembangan dan cenderung memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah. Akibatnya, intervensi OD mengarah pada strategik, struktural, dan
masalah disain kerja. Mereka membantu organisasi mengidentifikasi pasar domestik
dan internasional, membangun tujuan yang sesuai, dan menstukturkan diri mereka
sendiri untuk mencapai kinerja yang efisien dan pertumbuhan pasar.
Ekonomi Industri
Negara-negara maju seperti Swedia, Jepang, Prancis, dan United State,
menekankan industri nonagrikultur. Di ekonomi seperti ini, barang-barang yang
diproduksi diekspor dan diperjualbelikan dengan negara industri lain; dana investasi
tersedia baik dari internal maupun dari eksternal; tenaga kerja yang terlatih dan
berpendidikan; dan teknologi sering menggantikan tenaga kerja.
Bagaimana Konteks Budaya dan Perkembangan Ekonomi
Mempengaruhi Praktek OD
Kontijensi dari konteks budaya dan perkembangan ekonomi memiliki
pengaruh yang besar terhadap bagaimana OD dilakukan dikebanyakan negara.
Mereka bisa menentukan perubahan dilakukan secara cepat atau lambat, sedikit atau
banyak anggota, apakah diarahkan pada otoritas hirarki atau konsensus, fokus
bisnis, organisasi, dan masalah.
Pengembangan Organisasi di Seluruh Dunia
Tren penting yang dihadapi banyak perusahaan bisnis adalah munculnya
pasar global. Didorong oleh tekanan kompetitif, rendahnya hambatan perdagangan,
dan kemajuan teknologi informasi, jumlah perusahaan yang menawarkan produk
dan jasa di banyak negara meningkat pesat.
Orientasi Strategik di Seluruh Dunia
Organisasi diseluruh dunia dapat dibagi dalam tiga tahap penting. Pertama,
mereka menawarkan produk atau jasa di lebih dari satu negara dan aktif menjaga
investasi langsung dinegara tersebut. Kedua, perusahaan yang mendunia harus
menye-imbangkan produk dan fungsi kepentingan dengan masalah geografik seperti
jarak, waktu dan budaya. Ketiga, perusahaan mendunia harus melaksanakan
aktifitas koordinasi lintas batas budaya menggunakan personel yang bervariasi,
termasuk ekspatriat, bisnis traveler, dan pekerja lokal.
Integrasi Global mengacu pada keberhasilan bisnis apakah perlu atau tidak
koordinasi yang ketat terhadap orang, pabrik, peralatan, produk atau pelayanan
berbasis seluruh dunia.
Orientasi Strategik Internasional
Orientasi Internasional ada ketika rendahnya faktor kunci sukses dari
integrasi global dan respon lokal. Ini adalah hal umum yang diberikan organisasi
ketika mereka pertama kali mencoba beroperasi dibukan pasar host country. Hal
yang utama dibutuhkan adalah koordinasi antara negara induk dan sebagian kecil
kantor pemasaran dan penjualan asing di negara-negara terpilih.
Hal yang paling sering ditentukan ketika organisasi memutuskan untuk
memasuki pasar internasional:
1. Pasar negara lain menawarkan keuntungan yang cukup besar untuk menutupi
biaya tangible dan intangible dari penggunaan strategi baru,
2. Produk, jasa, dan proporsi nilai organisasi memiliki cukup kekuatan untuk
mengatasi kekurangan operasi dilokasi asing, dan
3. Organisasi memiliki kemampuan untuk menghasilkan nilai lebih dari operasi
asing dalam kontrak sederhana atau lisensi dari teknologi, produk atau jasa
organisasi di lokasi asing.
Karakteristik Disain Internasional
Tujuan orientasi internasional adalah meningkatkan total penjualan
denganmenambahkan pendapatan dari pasar nondomestik. Dengan menggunakan
produk atau jasa yang sudah ada, melebihkan kapasitas operasi domestik. Hasilnya,
kebanyakan perusahaan domestik akan memasuki pasar internasional dengan
memasukkan produk mereka dahulu ke negara- negara terdekat kemudian
memperluas ke area-area lain. Untuk menunjang tujuan dan strategi operasi ini,
dibutuhkan divisi internasional yang menangani pemasaran, penjualan, dan
distribusi, meskipun hal ini juga bisa dilakukan dengan mengatur joint venture,
kesepakatan lisensi, franchise, dan dalam beberapa kasus, membangun pabrik.
Terakhir, menempatkan staff dari negara induk untuk organisasi internasional yang
baru, sering juga dengan menempatkan orang yang sesuai dengan latihan bahasa
asing, berpengalaman dengan hidup diluar negeri, atau berkeinginan untuk
penugasan internasional.
Implementasi Orientasi Internasional
Merubah dari domestik ke organisasi internasional memperbesar ruang
lingkup bagi kebanyakan perusahaan, dan biasanya ditangani sebagai perpanjangan
strategi memasuki pasar baru yang sudah ada. OD memegang peranan penting
dalam membuat perubahan lebih mulus dan lebih produktif. Intervensi perencanaan
strategik, teknostruktural dan SDM bisa membantu implementasi orientasi
internasional. Pergerakan arena internasional ini membuat organisasi domestik bisa
mempelajari pasar global, dan menyediakan pengetahuan dan pengalaman penting
dengan persyaratan sukses distrategi-strategi mutahir lainnya.
Orientasi Strategik Global
Orientasi ini hadir ketika kebutuhan akan integrasi global tinggi dan
kebutuhan akan respon lokal rendah. Orientasi global dikarakteristikan sebagai
strategi pemasaran yang menstandarkan produk dinegara yang berbeda. Ini
merupakan orientasi yang sesuai ketika hanya ada sedikit alasan ekonomi untuk
menawarkan produk atau jasa dengan fitur-fitur spesial atau tersedia opsi lokal.
Karakteristik Disain Global
Tujuan efisiensi mendominasi di orientasi ini. Efisiensi produk diperoleh
melalui volume penjualan dan sedikit jumlah pabrik besar, dan menjaga efisiensi
diperoleh dengan keputusan mensentralkan desain produk, manufaktur, distribusi
dan pemasaran. Di orientasi global, organisasi cenderung disentralkan dengan
struktur produk global. Presiden dari grup produk mayor melaporkan kepada CEO
dan garis pelaporan organisasi. Masing-masing produk bertanggungjawab untuk
operasi seluruh dunia. Sistem informasi di orientasi global cenderung cukup formal
dengan unit yang melaporkan penjualan, biaya dan data lain kepada presiden produk
tersebut.
Implementasi Orientasi Global
1. Perubahan Terencana di Orientasi Global
Beberapa intervensi mendukung orientasi ini. Perencanaan karir,
klarifikasi peran, keterlibatan pegawai, manajemen konflik, dan membangun
team manajemen senior membantu organisasi mencapai peningkatan efisiensi
operasi.
2. Transisi ke Orientasi Global
OD bisa membantu transisi organisasi dari internasional ke orientasi
strategik global. Pengalaman organisasi dengan orientasi internasional
membantu untuk membangun basis pengetahuan dan kemampuan di bisnis
internasional. Kesuksesan transisi ke strategi global mengasumsikan bahwa
manajer percaya integrasi global lebih penting daripada responsif lokal dan
bahwa organisasi memliki kemampuan operasi disentralisasi yang kuat.
Orientasi Strategik Multinasional
Orientasi strategik ini hadir ketika kebutuhan akan integrasi global rendah,
tapi kebutuhan akan responsif lokal tinggi. Sehingga memunculkan strategi yang
secara konseptual cukup berbeda dengan orientasi strategik global.
Karakteristik Disain Multinasional
Strategi dikarakteristikan dengan jajaran produk yang diwarnai dengan
kondisi lokal dan sesuai dengan pasar yang berbeda antar wilayah atau antar negara.
Orientasi multinasional menekankan desentralisasi, struktur divisi global. Masing-
masing region atau negara dilayani oleh divisi organisasi yang beroperasi secara
mandiri dan melaporkan ke kantor utama. Mengakibatkan tingkat differensiasi yang
tinggi dan koordinasi strukture perusahaan yang longgar. Keputusan operasi, seperti
disain produk, manufaktur, dan distribusi didesentralisasikan serta integrasi yang
ketat kepada lokal. Dilain pihak, perencanaan aktifitas seringkali sentralisasi untuk
mencapai efisiensi yang diperlukan untuk koordinasi mendunia dari munculna
teknologi dan alokasi sumber daya.
Implementasi Orientasi Multinasional
Desentralisasi dan koordinasi lokal orientasi multinasional membutuhkan
paket lengkap intervensi OD.
1. Perubahan Terencana dalam Orientasi Multinasional
Ketika OD digunakan melewati wilayah atau negara berbeda, intervensi
harus didasarkan pada perbedaan budaya dan kondisi ekonomi yang mana
memberikan pengaruh terhadap kesuksesan OD tersebut. Intervensi untuk
orientasi multinasional termasuk hubungan intergroup, team building manajemen
lokal, seleksi manajemen mutahir dan praktek pengembangan, dan perubahan ke
sistem reward.
2. Transisi ke Multinasional
Aktifitas pengembangan organisasi juga bisa membantu memfasilitasi
transisi dari internasional ke orientasi multinasional. Banyak aktifitas yang
direkomendasikan kecuali aktifitas tersebut harus disesuaikan terhadap masalah-
masalah menghadapi strategi multinasional
Orientasi Strategjik Transnasional
Orientasi ini hadir ketika kebutuhan akan baik integrasi global dan
responsife lokal sama- sama tinggi. Dihadirkan sebagai strategi yang paling
komplek dan ambisius serta bercermin pada keyakinan bawah produk dapat dibuat
dimana saja, dan dijual dimana saja.
Karakteristik Disain Transnasional
Strategi Transnasional menggabungkan produk yang dikostumisasi dengan
operasi yang efisien dan responsif, tujuan na adalah pembelajaran. Yang paling
kompleks karena transnasional bisa membuat produk, mengadakan penelitian,
mengumpulkan modal, membeli supply, dan melukan fungsi lainnya kapanpun
didunia dimana pekerjaan bisa selesai dengan optimal. Mereka bisa memindahkan
kemampuan, sumber daya dan pengetahuan ke wilayah yang mereka butuhkan.
Transnasional menggabungkan orientasi terbaik dari global dan multinasional serta
ditambah kemampuan untuk memindahkan sumberdaya diantara perusahaan tanpa
ada batas lintas negara dan budaya.
Implementasi Orientasi Transnasional
1. Perubahan Terencana Orientasi Transnasional
Perusahaan Transnasional membutuhkan OD yang bisa meningkatkan
kemampuan mereka untuk mencapai efisiensi integrasi global dibawah kondisi
pembuatan keputusan desentralisasi yang tinggi. Intervensi ini termasuk seleksi
manajemen yang luas dan praktek pengembangan dari kebijakan geocentric,
hubungan antar group,dan pengembangan dan komunikasi dari budaya dan
pandangan perusahaan yang kuat.
2. Transisi ke Orientasi Transnasional
OD bisa membantu perusahaan membuat transisi yang kompleks ke
strategi transnasional. Persyaratan operasi orientasi transnasional untuk sukses
yaitu integrasi global dan responsif lokal, cukup membatasi dan meminta
sedikit pecahan organisasi untuk mengejar strategi ini. Hasilnya, pengetahuan
tentang transisi ke transnasional masih terus dikembangkan.
Perubahan Sosial Global
Organisasi Perubahan Sosial Global
Merupakan bagian dari pergerakan inovasi sosial untuk mendorong
munculnya peradaban global. Mereka hadir dalam berbagai nama, termasuk
Development Organization (DOs), International Nongovernmental Organization
(INGOs), International Private Voluntary Organization, dan Bridging Organizations.
Mereka hadir untuk mencari permasalahan kompleks sosial, termasuk overpopulasi,
degradasi ecological, meningkatnya konsentrasi kekayaan dan kekuasaan,
kekurangan manajemen infrastruktur dalam memfasilitasi pertumbuhan, dan
kekurangan dalam fundamental hak-hak kemanusiaan.
Berikut karakteristik GSCOs
1. Mereka menegaskan, bahwa tugas utama, berkomitmen untuk melayani sebagai
agen perubahan dalam menciptakan lingkungan dan sosial yang berkelanjutan
untuk masa depan, misi nya berhubungan dengan kebutuhan asli manusia dan
bumi.
2. Mereka telah menemukan dan menggerakkan inovasi arsitektur organisasi
sosial yang memungkinkan manusia bekerja sama melewati batas polarisasi
atau semena-mena yang sebelumnya.
3. Mereka secara global dan lokal terhubung didalam struktur, membership atau
partnership, paling tidak di identitas dan praktek (mungkin belum secara legal)
sebagai entitas diluar bangsa.
4. Mereka adalah multiorganisasi dan sering lintas sektoral. Mereka bisa
berbentuk bisnis, pemerintah, atau bukan untuk keuntungan. Memang, banyak
GCOs mengorganisasikan inovasi melibatkan multiorganisasi partnership
dalam wilayah sektor bentuk hybrid bisnis yang baru, intergovernmental, dan
sektor private voluntary.
Tahap Aplikasi
Membangun Organisasi Lokal
Meskipun GSCOs lebih mengutamakan perubahan lingkungannya, masalah
kritikal dalam proyek pengembangan adalah mengenali potensi masalah didalam
GSCOs itu sendiri. Karena fokus perubahan adalah lingkungan mereka, anggota
GSCOs sering membutuhkan pengembangan internal. Terlebih lagi, kesepakatan
yang komplek dari jaringan membuat perubahan terencana organisasi,
khususnya menantang.
Praktisi OD fokus pada tiga (3) aktifitas yang dapat membantu GSCOs
membangun diri mereka sendiri; menggunakan nilai untuk membuat pandangan,
mengenali konflik internal adalah lebih sering kali merupakan fungsi dari
kondisi eksternal, dan mengerti masalah- masalah kesuksesan. Agar
kepemimpinan berjalan efektif, harus bersih dan lebih dekat dengan ideologi
membernya.
Membuat Hubungan Horizontal
Kesuksesan dari proyek perubahan sosial seringkali membutuhkan jaringan
organisasi lokal yang memiliki pandangan dan objektif yang sama. GSCOs
seringkali melindungi diri mereka sendiri dan ideologinya dari kontaminasi pihak
luar. Anggota GSCO dibantu untuk mengidentifikasi, meninjau, dan
mengorganisasikan kunci eksternal organisasi.
Membangun Hubungan Vertikal
GSCOs juga harus membuat channel komunikasi dan pengaruh keatas ke
pemerintahan dan proses pembuatan keputusan undang-undang. Level tinggi ini
seringkali mempengaruhi kesuksesan aktifitas GSCO. Hubungan keatas juga bisa
dibangun melalui membangun ingatan yang kuat akan kesuksesan
Peran Agen Perubahan dan Kemampuan-Kemampuan
Perubahan terencana dari GSCO relative merupakan applikasi baru dari
pengembangan organisasi dalam pengaturan global. Jumlah praktisi nya masih
sedikit namun terus bertambah, dan pengetahuan yang dibutuhkan OD untuk situasi
ini sedang dikembangkan. Agen perubahan biasanya menempati stewardship dan
peran bridging. Peran Steward berasal dari ideologi dan aktifitas dasar sehubungan
dengan GSCOs. Ia akan meminta agen perubahan untuk menjadi co-learner atau co-
partisipan dalam mencapai perubahan sosial global. Peran yang kedua, bridging,
berasal dari aktifitas dan politik dasar kebanyakan GSCO. Bridging mencerminkan
aktifitas inti GSCO dan agen perubahan yang bekerja dengan mereka.
Melaksanakan Steward dan Bridging membutuhkan komunikasi, negosiasi, dan
kemampuan jaringan kerja.
Summary
Chapter ini menjelaskan praktek pengembangan organisasi internasional di tiga
(3) area. Organisasi diluar United State, pendekatan tradisional OD membutuhkan
adaptasi agar sesuai dengan konteks budaya dan perkembangan ekonomi ditempat
mereka akan mengaplikasikannya.
Aktifitas OD dibutuhkan untuk meningkatkan orientasi strategik internasional,
global, multinasional, dan transnasional. Masing-masing strategi ini merespon
kepada lingkungan, teknologi, dan kondisi ekonomi yang spesifik.
Dengan menguatkan organisasi lokal, membangun hubungan horizontal dan
mengembangkan hubungan vertikal, agen perubahan dapat membantu GSCO untuk
lebih efektif dan mengubah konteks eksternal.