13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam alternatif atau cara akan dilakukan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi hidupnya salah satunya dengan cara berdagang, berdagang seperti halnya pasar pada umumnya disamping melibatkan penjual dan pembeli yang pasti harus ada ialah kebutuhan barang dan jasa yang akan diperjualbelikan, seperti halnya dengan menjadi PKL atau pedagang kaki lima. Pada umumnya pedagang kaki lima(PKL) muncul dari kalangan masyarakat yang tingkat ekonominya bisa dibilang rendah yaitu mereka yang tidak memiliki mata pencaharian(Pekerjaan) tetap. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu nmanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki. Menjadi PKL modal dan biaya yang dibutuhkan relatif kecil, sehingga kerap mengundang pedagang yang dapat memulai bisnis dengan modal yang kecil. 1.2 Tujuan Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 1

pertumbuhan ekonomi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pertumbuhan ekonomi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam alternatif atau cara akan dilakukan manusia untuk dapat memenuhi

kebutuhan ekonomi hidupnya salah satunya dengan cara berdagang, berdagang seperti halnya

pasar pada umumnya disamping melibatkan penjual dan pembeli yang pasti harus ada ialah

kebutuhan barang dan jasa yang akan diperjualbelikan, seperti halnya dengan menjadi PKL

atau pedagang kaki lima. Pada umumnya pedagang kaki lima(PKL) muncul dari kalangan

masyarakat yang tingkat ekonominya bisa dibilang rendah yaitu mereka yang tidak memiliki

mata pencaharian(Pekerjaan) tetap. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa

setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar

ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.Sekian puluh tahun

setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan

oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu nmanya adalah pedagang emperan jalan,

sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya

adalah pedagang lima kaki. Menjadi PKL modal dan biaya yang dibutuhkan relatif kecil,

sehingga kerap mengundang pedagang yang dapat memulai bisnis dengan modal yang kecil.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan PKL dan permasalahan yang

ditimbulkan dikarenakan adanya aktivitas tersebut.

Meberikan solusi kepada pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang di hadapi

karena adanya pedagang kaki lima di kota Manado.

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 1

Page 2: pertumbuhan ekonomi.docx

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian PKL /Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima(PKL) adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang

menggunakan gerobak/atau istilah pedagang di jalanan. Istilah itu sering ditafsirkan demikian

karena jumlah kaki pedagangnya ada lima, Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang

ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki).

Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya. Sebenarnya

istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Pedagang kaki lima (PKL)

merupakan fenomena yang umum ditemui di perkotaan di Indonesia,Pedagang kali lima

dapat kita pribahasakan sebagai berikut : Ada gula ada semut, Seperi halnya jika ada

keramaian pastinya ada pedagang kaki lima, Jika ada kesenangan yang melimpah pasti

banyak orang yang akan datang untuk mengerumuni (wikipedia.com). Keberadaan aktifitas

pendukung (activity support) tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan publik yang

mendominasi penggunaan ruang-ruang umum kota, semakin dekat dengan pusat kota makin

tinggi intensitas dan keberagamannya Bentuk actifity support adalah kegiatan penunjang

yang menghubungkan dua atau lebih pusat kegiatan umum yang ada di kota, mislnya open

space (taman kota, taman rekreasi, plaza, taman

budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan

sebagainya) dan juga bangunan yang

diperuntukkan bagi kepentingan umum.

2.2 Faktor Pendorong Munculnya PKL/Pedagang Kaki Lima

Perpindahan penduduk dari desa ke kota (migrasi desa-kota) merupakan suatu faktor

utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan kota-kota di negara sedang berkembang, tidak

terkecuali di Indonesia. Hal ini dipacu oleh kondisi kehidupan yang buruk di daerah pedesaan

yang menyebabkan kemiskinan di pedesaan, dan keragaman peluang kerja di kota dengan

tingkat upah yang relatif lebih tinggi, sebagai faktor penarik yang diidentifikasikan oleh

beberapa peneliti sebagai pencetus penduduk untuk melakukan migrasi ke kota. Hal yang

mendasari terjadinya kondisi ini, berdasarkan kajian ahli ekonomi (Michael P Todaro),

disebabkan oleh implikasi dari kebijakan sistem ekonomi di negara berkembang yang terlalu

mementingkan modernisasi industri dan terlalu mengutamakan sektor modern kota,

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 2

Page 3: pertumbuhan ekonomi.docx

Akibatnya dengan melihat kondisi yang terjadi di wilayah perkotaan, yaitu membengkaknya

migrasi ke kota, tingginya angkatan kerja dan keterbatasan lapangan kerja dalam menyerap

tenaga kerja di perkotaan menyebabkan berkembangnya sektor usaha tersier atau yang

dikenal dengan sektor informal. Sektor tersier ini berhubungan positif dengan tingkat

urbanisasi yang tinggi dan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi diperkotaan. Sektor

informal dapat didefinisikan sebagai negatif (kebalikan) dari sektor formal yaitu mengacu

pada tingkat rasionalisasi pekerjaan, adanya birokrasi dan pekerja diatur atas dasar gaji tetap.

Sehingga dengan demikian sektor informal dapat diartikan tidak memiliki tingkat

rasionalisasi pekerjaan, tidak ada birokrasi dan tidak memiliki sistem penggajian yang tetap

dan teratur.Salah satu fenomena sektor informal yang menjadi sorotan di wilayah perkotaan

adalah adanya pedagang kaki lima (PKL). Pertumbuhan PKL terkait dengan pertumbuhan

penduduk, angkatan kerja dan lapangan kerja di sektor formal, karena pada umumnya sektor

informal terjadi akibat ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap tenaga kerja dan juga

pertumbuhan PKL berimplikasi terhadap permasalahan ruang tempat berusaha.

2.3 Hubungan PKL Dengan Keberadaan Kota

Seiring perkembangannya PKL menghadapkan pemerintah pada kondisi yang

dilematis, disatu sisi keberadaannya dapat mencipatakan lapangan kerja. Sedangkan di lain

pihak keberadaan PKL yang tidak di perhitungkan dalam perencanaan tata ruang telah

menjadi beban bagi kota. PKL beraktifitas pada ruang – ruang publik kota tanpa

memperhatikan keindahan. Hubungan antara perilaku aktifitas PKL dengan elemen fisik

lingkungan yang menunjukan bahwa perilaku aktifitas PKL berpengaruh terhadap elemen

fisik lingkungan, sedangkan terhadap masyarakat keberadaan PKL selain memberikan

pengaruh negatif juga memberikan manfaat terhadap masyarakat.

Kerangka Konsep

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 3

PKL ( Pedagang Kaki Lima )

Migrasi

kota

Tidak memiliki Mata Pencaharian

Kemiskinan

Page 4: pertumbuhan ekonomi.docx

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 PKL di Kota Manado

Dibeberapa tempat, pedagang kaki lima dipermasalahkan karena menggangu para

pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran

air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Sampah dan air sabun dapat lebih merusak

sungai yang ada dengan mematikan ikan dan menyebabkan eutrofikasi. Tetapi PKL kerap

menyediakan makanan atau barang lain dengan harga yang lebih, bahkan sangat, murah

daripada membeli di toko. Modal dan biaya yang dibutuhkan kecil, sehingga kerap

mengundang pedagang yang hendak memulai bisnis dengan modal yang kecil atau orang

kalangan ekonomi lemah yang biasanya mendirikan bisnisnya disekitar rumah mereka.

Ditinjau dari kegiatannya permasalahan yang ditimbulkan PKL seperti gambar di bawah ini :

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 4

PKL di Pasar 45

PKL di Karombasan

Kemacetan Kesemrawutan kota

Page 5: pertumbuhan ekonomi.docx

Sebagian besar peristiwa-peristiwa penggusuran PKL

diwarnai dengan aksi perlawanan dari para PKL, karena

mereka tidak rela kalau mata pencahariannya digusur. Dalam

aksi perlawanan itu, tidak jarang juga menimbulkan korban.

Baik dari pihak PKL maupun para penggusur (SATPOLL

PP). Hal ini dikarenakan para penggusur juga sering

terpancing emosinya akibat dari perlawanan-perlawanan yang

dilakukan oleh pihak PKL.

3.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif PKL (Pedagang Kaki Lima)

Dampak Positif :

1) PKL menjadi katup pengaman bagi masyarakat perekonomian lemah baik sebagai

profesi maupun bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama

akibat krisis ekonomi;

2) PKL menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang relatif murah bagi masyarakat

yang berpenghasilan menengah ke bawah;

3) Jumlah yang besar, ragam bentuk usaha dan keunikan merupakan potensi yang besar

untuk menghias wajah kota, apabila ditata dan diatur dengan baik;

4) PKL dapat memberikan rasa aman yang menjadi barrier untuk keamanan aktivitas

pedagang formal karena kontiunitas kegiatannya hampir 24 jam.PKL tidak dapat

dipisahkan dari unsur budaya dan eksistensinya tidak dapat dihapuskan;

5) PKL menyimpan potensi pariwisata yang cukup besar apabila diatur dan ditata.

Dampak Negatif :

1) Media dagang yang tidak estetis dan tidak tertata dengan baik menimbulkan kesan

semrawut dan kumuh, akibatnya menurunnya kualitas visual kota;

2) Lokasi berdagang sebagian PKL yang memakai badan jalan yang tidak semestinya

menimbulkan kemacetan lalu lintas;

3) Lokasi berdagang yang menggunakan pedestrian, trotoar dan taman menyita hak para

pejalan kaki Menggeser fungsi ruang publik;

4) Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan pejalan kaki berdesak-

desakan, sehingga dapat timbul tindak kriminal (pencopetan);

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 5

Page 6: pertumbuhan ekonomi.docx

5) Mengganggu kegiatan ekonomi pedagang formal karena lokasinya yang cenderung

memotong jalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko.

3.3 Analisis PKL di Kota Manado

Lokasi Gambar PermasalahanSeputaran Terminal karombasan

Penggunaan badan jalan, pedestrian dan trotoar menyebabkan terjadinya kemacetan, hal ini menyebabkan terjadinya kesemrawutan dalam kota

Terminal karombasan

Berjualan di pinggir jalan dapat menimbulkan kemacetan dan terganggunya aktivitas masyarakat yang ada di tempat tersebut,

Kawasan Pasar 45

Semakin banyaknya PKL yang beraktivitas di khususnya di seputaran kawasan perbelanjaan yang ada di sekitaran pasar 45 mengakibatkan ketidaknyaman dalam kota

Kawasan pasar 45

Karena tidak adanya tempat khusus untuk PKL membuat mereka memilih untuk berjualan di pinggir jalan

Kawasan pasar 45

Menjamurnya PKL membuat pusat kota semakin padat dan terganggu

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 6

Page 7: pertumbuhan ekonomi.docx

Samping terminal karombasan

Nampak terlihat sampah – sampah yang berserakan dikarenakan ketidakpedulian PKL untuk menjaga kebersihan

3.4 Penataan PKL

Saat ini setidaknya terdapat tiga mainstream penataan PKL:

POLA PENATAAN PKL:

Pola shelterisasi: Pada pola ini PKL yang ada dilokalisasi terbatas dalam kawasan

tersebut.Sehingga PKL masih berusaha di kawasan lama, namun secara relatif hak

publik atas public space dan lalu lintas yang lancar dapat dipenuhi;

Pola relokasi: Relokasi terhadap PKL dengan memberikan tempat, Relokasi terhadap

PKL misalnya dilakukan Pemerintah Kota Solo atas PKL Monumen 45 Banjarsari ke

Pasar Klitikan Notoharjo di kawasan Semanggi . Banyak keluhan PKL atas pola

relokasi karena sepinya pembeli. Keberadaan PKL memang dalam kondisi ’sambut

konsumen’. PKL berusaha ’mengadang’ konsumen di sejumlah titik agar (calon)

konsumen tidak kesulitan mendapatkan akses menuju PKL. Ketika direlokasi—

biasanya lokasinya agak jauh dari lokasi semula—peran ’mengadang’ PKL ini

tergantikan. (Calon) konsumen hampir tidak memiliki loyalitas untuk ’mencari’ dan

berlangganan dengan PKL yang telah pindah tempat;

Pola penataan PKL itu sendiri Bentuknya dapat dengan melokalisasi parkir, atau

menata lapak PKL malam dengan sistem knock down.

3.5 Kebijakan Pemerintah

Pemerintah saat ini sudah melakukan proses-proses penanggulangan PKL, tapi dalam

proses pelaksanaannya masih belum bisa diterima oleh para PKL, karena masih banyak PKL

yang menganggap bahwa apa yang dilakukan pemerintah tidak menguntungkan mereka,

melainkan merugikan mereka. Seperti tempat relokasi mereka yang katanya sepi pengunjung.

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 7

Page 8: pertumbuhan ekonomi.docx

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan/Saran

1) Melihat dari hasil studi kasus yang diambil mengenai fenomena pedagang kaki lima

yang ada di kota manado, maka dapat ditarik kesimpulan agar Pemerintah harus

segera mengambil sikap tegas . Sikap tegas yang dimaksud adalah sikap pemerintah

dalam melakukan segala tindakan dengan cekatan dan mengambil segala keputusan

dengan cermat. Tentunya hal itu setelah mengetahui sebab dan mempertimbangkan

akibat nantinya, dan tidak menggampangkan segala masalah. Semua masalah, baik

yang berat maupun yang ringan, kecil ataupun besar. Karena masalah pedagang kaki

lima menjadi masalah kolusi. Maka dari itu masalah yang kecil harus segera

dipecahkan dengan cara memberantasnya mulai dari awal/agar tidak menjadi masalah

yang lebih rumit, khususnya untuk mengatasi permasalahan PKL yang ada di kota

manado.

2) Pemerintah harus lebih cepat tanggap dalam membangun tempat-tempat strategis

tersendiri untuk para PKL yang mudah dijangkau oleh konsumen. Tentunya seelum

mengambil kebijakan ini Pemerintah harus mengadakan sosialisasi terlebih dahulu

sebelum mangadakan proses relokasi mengenai dampak negatif apabila mereka

berjualan di tempat-tempat liar, untuk menghindari adanya aksi-aksi yang menjurus

pada kekerasan.

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 8

Page 9: pertumbuhan ekonomi.docx

PKL di Kuwait

PKL di Polandia Pkl di Polandia

PKL di Kuwait

4.2 SOLUSI PERENCANAAN UNTUK PKL

1. Mempercantik PKL yang ada di kota manado dengan cara meniru PKL yang ada di luar negeri.

Seperti contoh gambar di bawah ini :

2.Menyediakan

tempat relokasi khusus untuk para PKL

Seperti contoh gambar di bawah ini :

DAFTAR PUSTAKA

http://www.Google.com,

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 9

Tenda

Area untuk

Gambar . penyediaan lokasi untuk PKL

Gambar contoh PKL di Luar Negeri

Page 10: pertumbuhan ekonomi.docx

http://www.wikipedia,

Michael P Todaro

hasil survey PKL. Di Manado, terminal karombasan, pasar 45

Fenomena Pedagang kaki Lima di kota manado 10