Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
(Skripsi)
Oleh :
ASTRI AYU ANDARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
PERTUMBUHAN GENERATIF TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)DARI BENIHLAMA DAN BENIH BARU DI BAWAH PENGARUH LAMAPEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT YANG BERBEDA
ii
ABSTRAK
Oleh :
Astri Ayu Andari
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman bernilai ekonomitinggi karena kandungan gizinya yang baik bagi kesehatan. Tingginya permintaanmasyarakat akan tomat mendorong petani untuk terus berinovasi dalammemaksimalkan produksi tomat di indonesia. Salah satu faktor penting yangmempengaruhi pertumbuhan tomat yaitu umur benih. Benih lama atau benih yangsudah habis masa simpannya mengalami kemunduran mutu yang menyebabkanpertumbuhan tanaman menjadi lambat. Upaya untuk menanggulangi kemunduranbenih yaitu dengan dilakukan pemaparan medan magnet. Tujuan dari penelitianini yaitu mengetahui pengaruh medan magnet 0,2 mT dengan lama paparan yangberbeda terhadap pertumbuhan generatif tomat dari benih lama dan benihbaru.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri daridua faktor. Faktor pertama yaitu umur benih yang digunakan yaitu benih baru(Sn), dan benih lama(So). Faktor kedua yaitu perlakuan lama pemaparan medanmagnet yang terdiri dari 4 perlakuan: 7 menit 48 detik (M7), 11 menit 44 detik(M11), 15 menit 36 detik (M15), dan tanpa pemaparan medan magnet (M0) sebagaikontrol.Berdasarkan hasil Anova dan uji Tukey’sα=5% menunjukkan bahwapaparan medan magnet berpengaruh nyata terhadap kandungan karohidrat yangdiukur pada akhir fase pertumbuhan vegetatif dan berat buah. Paparan medanmagnet selama 7 menit 48 detik memberikan hasil yang paling baik padaparameter jumlah biji. Paparan medan magnet 0,2 mT menyebabkan tanamantomat yang berasal dari benih lama menghasilkan pertumbuhan generatif yangrelatif sama dengan tanaman tomat yang berasal dari benih baru.
Kata Kunci : Lycopersicum esculentum Mill., Benih Lama dan Benih Baru,Pertumbuhan Generatif, Medan Magnet
PERTUMBUHAN GENERATIF TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)DARI BENIH LAMA DAN BENIH BARU DI BAWAH PENGARUH LAMAPEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT YANG BERBEDA
iii
Oleh :
Astri Ayu Andari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
PERTUMBUHAN GENERATIF TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)DARI BENIH LAMA DAN BENIH BARU DI BAWAH PENGARUH LAMAPEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT YANG BERBEDA
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada
tanggal 23 Agustus 1996 dari pasangan Bapak
Surya Z. Dan Ibu Sunarmi. Penulis merupakan
putri ketiga dari tiga bersaudara.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD
Negeri 1 Talang Bandar Lampung hingga tahun
2008, lalu melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 3 Bandar Lampung hingga tahun 2011. Penulis
melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 8 Bandar Lampung
hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) pada tahun 2014.
Selama menempuh pendidikan di kampus, Penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Mikrobiologi Umum, Fisiologi Tumbuhan, dan
Parasitologi. Selain itu Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi internal
kampus. Aktivitas organisasi Penulis dimulai sejak menjadi Anggota Muda
vii
Biologi (AMUBA), Anggota Muda Rois (AMAR), dan Generasi Muda Badan
Eksekutif Mahasiswa (GARUDA BEM) Fakultas MIPA periode tahun 2014-
2015. Dalam berorganisasi penulis pernah diamanahkan menjadi pengurus
Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagaianggota Bidang Kominfo
periode tahun 2015-2016 dan periode tahun 2016-2017. Penulis juga diamanahkan
menjadi pengurus Rohani Islam (Rois) sebagai anggota divisi BBQ periode tahun
2015-2016. Selain itu, Penulis juga diamanahkan menjadi pengurus Badan
Eksekutif Mahasiswa(BEM) Fakultas MIPA sebagai sekretaris Departemen
Kominfo periode tahun 2016 dan sebagai bendahara Departemen Pengembangan
Sains dan Lingkungan Hidup periode tahun 2017.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lampung
Tengah, Kecamatan Seputih Raman, Desa Buyut Baru pada Bulan Januari-
Febuari 2017. Penulis Melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada bulan Juli-Agustus
2017 di UPTD-Laboratorium Pengandalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan
(LPPMHP) Provinsi Lampung dengan judul “Pengujian Bakteri Vibrio cholerae
pada Produk Ikan Tuna di UPTD-Laboratorium Pengandalian dan
Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Lampung”. Penulis
melaksanakan penelitian di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian dan
Laboratorium Botani I Jurusan Biologi pada bulan Oktober 2017- Januari 2018.
viii
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu menunjukkan jalan kebaikan dan melimpahkan
nikmat sehat, sehingga atas Ridho-Nya karya ini dapat terselesaikan dengan baik,
Dengan setulus hati karya ini ku persembahkan kepada :
Kedua orangtua, yang selalu memanjatkan doa-doanya untukku, dan dengan segala
kesederhanaan serta kerja keras menjadikan aku anak yang baik dan kelak akan sukses, yang
selalu memberikan segalanya untuk pendidikanku, yang menjadi sumber kekuataku untuk
tetap bertahan dalam muwujudkan cita-cita dan yang selalu aku harapkan Ridhanya dalam
setiap langkah hidupku.
Kakakku, yang selalu memberikan dukungan, nasihat-nasihat yang baik, dan menjadi teman
cerita baik suka maupun duka.
Para Guru dan Dosen atas dedikasi ,yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
moral.
Sahabat-sahabat tersayang, teman-teman seperjuangan , yang telah membagi canda tawa,
yang telah memberikan kekuatan, kebahagiaan, dan nasihat-nasihat baik selama masa
perkuliahan, yang selamanya akan menjadi bagian dari perjalanan masa perkuliahanku.
Almamater tercinta
ix
MOTTO
“ Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadanya-Nya aku
bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (Singgasana) yang agung” – QS. At-
Taubah: 129
“ Keep calm and just do your best”
“Trust your self, don’t be afraid of bad possibilities, because every failure is advice”
“ What i’m doing today will get me closer to where i will be “
“Education is the most powerful weapon we can use to change the world “– Nelson Mandela
“Perlu mimpi setinggi langit, hati serendah bumi, dan pengetahuan sedalam lautan untuk
menggapai cita-cita”- Fiersa Besari
x
SANWACANA
Alhamdulillah hirabbil aa’lamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pertumbuhan Generatif Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.) dari Benih Lama dan Benih Baru di Bawah Pengaruh Lama Pemaparan
Medan Magnet 0,2 mT yang Berbeda” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Penulis mengucapkan terimakasih dengan tulus kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, nasihat, semangat dan dukungan dalam proses
penyusunan skripsi ini maupun selama masa study kepada Penulis. Secara Tulus,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D.selaku pembimbing 1, yang telah meluangkan
waktu, memberikan bimbingan, saran dan nasihat-nasihat baik kepada Penulis
selama proses penyusunan skripsi maupun selama masa perkuliahan.
2. Ibu Dra. Yulianty, M.Si.selaku pembimbing 2, yang telah memberikan waktu,
bimbingan, dan semangat selama proses penyusunan skripsi maupun selama
masa perkuliahan.
xi
3. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Sc. selaku pembahas, yang telah memberikan
waktu dan saran selama proses penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Emantis Rosa, M.Biomed. selaku pembimbing akademik, yang selalu
memberikan masukan, nasihat dan perhatian selama masa perkuliahan.
5. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
7. Bapak Ibu dosen yang tidak dapat Penulis Sebutkan satu persatu, terimakasih
sebesar-besarnya untuk segala ilmunya, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu
tentang kehidupan, masukan, motivasi dan perhatian selama masa perkuliahan.
8. Kedua orangtua, yang selalu menjadi kekuatan terbesarku untuk melakukan
yang terbaik dalam hidup, terimakasih atas segala support, doa-doa, kasih
sayang yang tak pernah putus, perhatian, nasihat, dan menjadi tempat
ternyamanku untuk bercerita baik suka maupun duka.
9. Kakakku dan keponakan-keponakanku (Allya, Athala, Pipo, Dirga dan Vatra)
yang selalu memberikan canda tawa, motivasi dan doa-doa agar aunty selalu
semangat dalam menjalankan apapun.
10. Tim tomat Yunita Sari, Okta Maida Listiawati dan Febi Angelica Rivera yang
sudah berjuang bersama menaklukan indahnya masa skripsi. Terimakasih atas
segala bantuan, canda tawa dan kebersamaannya. Semoga hanya kebaikan
yang selalu diingat selama kurang lebih 10 bulan ini.
11. Tim cabe Retno Wulantari, Theodorius Aprienta, Irma Aryani dan Nurjulia
Jashinda Akas atas kerjasamanya selama penyusunan skripsi.
xii
12. Sahabat-sahabat tersayang Aprilia Sari, Nuzulul Istiqomah, Nadhiroh Zulfa,
Retno Wulantari, Betara Sona, Irani Maya Safira dan Nabiilah Iffatul Hanuun
who have been taking care of me for less than 4 years, accompanying and
hugging me when i was up and down, taught me not only about lessons also
how to be a better person, giving me laugh and tears of happiness, and always
be my sideno matter any circumstances i’ve been facing. I’m so grateful having
you girls as the part of my study days. I love you.
13. Mona Desbrigita, Anggun Destiani and Dani saifuddin who have been by my
side since we were in High School, who always cheer me up, loving me like
your sister, keep supporting me no matter how annoying i am, who always
taking care of me, laughing, discussing, fighting and giggling together.
14. Tiara Windy, Mela Rahmadani, dan Mona Desbrigita atas kemurahan hatinya
yang selalu bersamaku melewati 25 kilometer perjalanan untuk menuntut ilmu.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian.
15. Woro-woro (Vielda Rahmah, Betara Sona, Diajeng Larasati, Tara Sesafia P.,
M. Hidayatullah, Mardhi, Kiki alendra, Annisa Gena), geng terusuh dimanapun
berada yang baru kali ini Penulis temukan, yang telah memberikan canda tawa,
kebahagian dan kepalengan luar biasa karena hobinya yang pance.
16. Aditya Riefaldy, yang selalu memberikan saran-saran sejak SMA, awal masuk
kuliah hingga memasuki dunia kerja, traktiran serta cerita-cerita menarik
kepada Penulis. Semoga anda selalu berada dijalan yang benar.
17. Microholic’14 yang telah memberikan canda tawa, tempat berdiskusi yang
seru, berbagi pengetahuan baik pelajaran, games hingga dunia kpop yang
penuh keindahan.
xiii
18. Saudara-saudara KKN Desa Buyut Baru anaknya Bu Sunah dan Pimen: kak
Aziz, kak Tata, Joshua, Othi, Dini dan Bulan yang telah bersama-sama
bertahan selama 40 hari dalam senang maupun sedih, yang sudah mengajarkan
Penulis arti dari loyalitas tanpa batas, kesabaran menghadapi nyinyiran orang ,
memasak, mengendarai motor, luluran setiap hari agar selalu cantik hingga
dekat dengan sang pujaan hati. Semoga rasa trauma kalian hilang sehingga kita
bisa berkunjung lagi ke Buyut, ya.
19. Tyas Dwi chintya, sahabat karate, sahabat berenang dan jogging sejak zaman
SMP yang selalu meluangkan waktu untuk olahraga bersama. Semoga kita
selalu tumbuh sehat ya, yas.
20. Keluarga IPATIGA8 yang selalu mendoakan dan mendukung satu sama lain.
21. HIMBIO, Rois FMIPA periode 2014, BEM FMIPA periode 2016 dan 2017,
tempat Penulis mengemban amanah, terimakasih atas ilmu , pengalaman dan
kebersamaannya.
22. Jimin Park and Jinu who have been entertaining me when i was stress due to
my study and pushing me to be success one in order to i could visit you
someday.
23. Seluruh kakak dan adik tingkat Jurusan Biologi FMIPA Unila yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas kebersamaannya selama masa perkuliahan.
24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, doa dan dukungan kepada Penulis sehingga Penulis
mampu menyelesaikan study S1 di Biologi dengan baik.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua,Aaamiin. Penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
xiv
namun semoga karya ini mampu memberikan pengetahuan dan manfaat bagi yang
membaca.
Bandar Lampung, 22 Mei 2018
Penulis,
Astri Ayu Andari
xv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
MOTTO .................................................................................................. ix
SANWACANA ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................ 3
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 3
E. Hipotesis .......................................................................................... 5
xvi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Tomat............................................................................... 6
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Generatif Tanaman Tomat ........ 11
C. Syarat Tumbuh Tomat ..................................................................... 12
D. Benih................................................................................................ 13
E. Perkecambahan ................................................................................ 15
F. Medan Magnet dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman..................... 16
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ....................................................................... 20
B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 20
1. Alat-alat Penelitian .................................................................... 20
2. Bahan-bahan Penelitian............................................................. 21
C. Rancangan Penelitian ................................................................... 21
D. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 22
E. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 23
1. Persiapan .................................................................................. 23
2. Perlakuan ................................................................................... 23
3. Perkecambahan, Penyemaian, Penanaman dan Pemeliharaan .. 24
4. Pengambilan Data ..................................................................... 30
F. Analisis Data.................................................................................. 32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Klorofil ...................................................................... 34
B. Kandungan Karbohidrat ................................................................ 38
C. Kecepatan Berbunga dan Jumlah Bunga....................................... 43
D.Kecepatan Berbuah, Jumlah Buah, Berat Buah dan Diameter
Buah .............................................................................................. 46
E. Jumlah Biji..................................................................................... 51
xvii
IV. KESIMPULAN
A. Simpulan ...................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 55
LAMPIRAN............................................................................................. 60
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Kandungan gizi buah tomat .................................................................. 7
2. Kandungan karbohidrat pada akhir fase pertumbuhan vegetatif akibatpaparan medan magnet 0,2 mT ............................................................ 38
3. Kecepatan berbuah akibat paparan medan magnet 0,2 mT................... 45
4. Berat buah akibat paparan medan magnet 0,2 mT................................ 48
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Bunga tomat ......................................................................................... 9
2. Buah tomat ........................................................................................... 2
3. Gaya tarik menarik kutub-kutub medan magnet .................................. 16
4. Kaidah tangan kanan ............................................................................ 17
5. Bagan alir penelitian ............................................................................ 22
6. Perendaman benih dengan air selama 15 menit ................................... 23
7. Pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih selama 7 menit 48
detik, 11 menit 44 detik, dan 15 menit 36 detik ................................... 24
8. Proses perkecambahan benih ............................................................... 24
9. Penyemaian kecambah dalam bubung semai ....................................... 25
10. Tata letak tanaman pada polybag........................................................ 26
11. Bibit tomat yang telah siap dipindahkan ke polybag .......................... 27
12. Bibit tomat yang telah dipindahkan ke polybag.................................. 27
13. Tanaman tomat yang siap dipanen...................................................... 29
14. Buah tomat yang dipetik ketika panen ................................................ 29
15. Buah tomat diukur diameternya (a) Pengukuran diameter buahmenggunakan jangka sorong.............................................................. 31
16. Pengukuran kandungan klorofil .......................................................... 32
17. Pengukuran kandungan karbohidrat.................................................... 33
18. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapkandungan klorofil total. Perlakuan paparan medan magnet 0,2 mT(a) Perlakuan umur benih (b) Kombinasi antara perlakuan medanmagnet dan umur benih (c) ................................................................ 35
xx
19. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapkandungan kandungan karbohidrat pada akhir fase pertumbuhanvegetatif. Perlakuan paparan medan magnet 0,2 mT (a) Perlakuanumur benih (b) Kombinasi antara perlakuan medan magnet danumur benih (c).................................................................................... 38
20. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapkandungan karbohidrat pada fase pertumbuhan setelah memasukimasa berbuah. Perlakuan paparan medan magnet 0,2 mT (a)Perlakuan umur benih (b) Kombinasi antara perlakuan medanmagnet dan umur benih (c) ................................................................ 42
21. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapkecepatan berbunga dan jumlah bunga. Perlakuan paparan medanmagnet 0,2 mT (a) Perlakuan umur benih (b) Kombinasi antaraperlakuan medan magnet dan Umur benih (c) ................................... 44
22. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapkecepatan berbuah dan jumlah buah a) Perlakuan pemaparanmedan magnet 0,2 mT b) Perlakuan umur benih c) Kombinasiantara perlakuan medan magnet dan umur benih (c) ......................... 47
23. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomatterhadap berat buah dan diameter buah. Perlakuan pemaparanmedan magnet 0,2 mT (a) Perlakuan umur benih (b) Kombinasiantara perlakuan medan magnet dan Umur benih (c) ........................ 50
24. Pengaruh paparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat terhadapjumlah biji. Perlakuan pemaparan medan magnet 0,2 mT (a)Perlakuan umur benih (b) Kombinasi antara perlakuan medanmagnet dan umur benih (c) ................................................................ 51
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman hortikultura bernilai
ekonomi tinggi, karena mempunyai kandungan gizi yang baik bagi kesehatan.
Selain itu, tomat memiliki multifungsi sehingga banyak dimanfaatkan dalam
bidang kuliner, kecantikan dan farmasi (Pitojo, 2005). Tingginya permintaan
masyarakat akan tomat mendorong petani untuk terus berinovasi dalam
memaksimalkan produksi tomat di Indonesia. Namun budidaya tomat banyak
mengalami kendala diantaranya dalam teknologi budidaya (Nonnecke, 1989).
Pertumbuhan tomat juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor
eksternal seperti juga tumbuhan pada umumnya. Faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu faktor genetik
(Pratiwi, 2006) dan umur benih (Putra dkk., 2013). Benih merupakan bagian
terpenting yang menunjang keberhasilan produksi tanaman. Semakin tua suatu
benih tingkat keabnormalannya semakin tinggi sehingga menyebabkan
kemunduran benih (Putra dkk., 2013), yang ditandai adanya perubahan fisiologi
dan biokimia benih (Rohandi dan Widyani, 2016).
2
Faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu air, cahaya, temperatur, oksigen,
medium, dan unsur hara (Campbell dkk., 2003). Namun, beberapa tahun
belakangan banyak juga diteliti tentang pengaruh medan magnet sebagai faktor
eksternal terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa penelitian membuktikan
medan magnet mampu mempengaruhi ukuran stomata daun tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) (Setyasih dkk., 2013), meningkatkan aktivitas
enzim α-amilase pada kacang merah dan kacang buncis hitam (Phaseolus vulgaris
L.) (Rohma dkk., 2013), meningkatkan besar indeks mitosis dan diameter
parenkim pada tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) (Kusuma, 2013),
meningkatkan vigor padi dan bawang yang memiliki viabilitas rendah (Alexander
dan Doijodje, 1995) serta meningkatkan kandungan klorofil a, klorofil b, dan total
klorofil pada tanaman kurma dan kedelai (Radhakrishnan dan Kumari, 2013).
Medan magnet juga memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan daun,
batang, akar pada fase vegetatif dan pertumbuhan buah selama fase generatif pada
tanaman tomat (De Souza dkk., 2005).
Pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang dimulai dengan
terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan fase
pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan tempat tumbuh
tanaman (Gardner dkk., 1985). Menurut penelitian Agustrina dkk. (2016) kuat
medan magnet sebesar 0,2 mT dengan lama paparan 7 menit 48 detik mampu
meningkatkan pertumbuhan tomat.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa medan magnet mampu meningkatkan
fase generatif pada tomat. Namun, belum diketahui apakah medan magnet juga
3
mampu meningkatkan pertumbuhan generatif pada tanaman tomat dari benih
lama. Dalam skripsi ini diajukan penelitian mengenai pengaruh paparan medan
magnet 0,2 mT dengan lama paparan yang berbeda terhadap pertumbuhan
generatif tomat dari benih lama dan benih baru.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui pengaruh medan magnet 0,2 mT terhadap pertumbuhan generatif
tomat dari benih lama dan benih baru.
2. mengetahui lama paparan medan magnet 0,2 mT yang paling baik untuk
pertumbuhan generatif tomat dari benih lama dan benih baru.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
pengaruh medan magnet terhadap pertumbuhan generatif tomat dari benih yang
umurnya berbeda sehingga informasi yang diperolah dapat menjadi bahan acuan
dalam memanfaatkan benih tomat lama agar tetap dapat berproduksi dengan baik.
D. Kerangka Pikir
Tomat merupakan tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi sehingga menjadi
komoditas penting bagi masyarakat. Permintaan yang tinggi akan tomat tidak
berbanding lurus dengan produksi tomat oleh petani. Permasalahan pada budidaya
4
tomat dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor
internal yang mempengaruhi yaitu umur benih yang tersedia. Semakin tua umur
benih, cadangan makanan dalam benih semakin sedikit sehingga lama kelamaan
menyebabkan terjadi kemunduran benih. Hal ini ditandai dengan adanya
perubahan fisiologi yaitu menurunnya daya vigor dan perkecambahan, dan
perubahan biokimia yang ditandai dengan menurunnya aktivitas enzim serta
kandungan cadangan makanan.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vigor tanaman dipengaruhi oleh
medan magnet yang merupakan salah satu faktor eksternal yang diketahui dapat
meningkatkan pertumbuhan tomat baik pada fase vegetatif maupun generatif.
Adapun bukti-bukti pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman antara lain paparan
medan magnet pada benih tomat mampu meningkatkan luas stomata daun
tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), meningkatkan aktivits enzim α-
amilase pada kacang merah dan kacang buncis hitam (Phaseolus vulgaris L.),
meningkatkan besar indeks mitosis dan diameter parenkim pada tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.), meningkatkan vigor padi dan bawang yang
memiliki viabilitas rendah, meningkatkan kandungan klorofil a, klorofil b, dan
total klorofil pada tanaman kurma dan kedelai.
Penelitian-penelitian sebelumnya membuktikan bahwa paparan medan magnet
berpengaruh terhadap tanaman yang berasal dari benih yang belum kadaluarsa
atau benih yang masih baru. Dalam penelitian ini digunakan benih lama dan benih
baru untuk mengetahui apakah kuat medan magnet 0,2 mT dengan waktu paparan
5
yang berbeda mampu mengembalikan kemampuan pertumbuhan benih yang telah
disimpan lama dan kadaluarsa seperti pada benih yang masih baru.
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. medan magnet dapat meningkatkan pertumbuhan generatif tomat dari benih
lama maupun benih baru.
2. pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih lama dan benih baru selama 7
menit 48 detik mampu menghasilkan kecepatan pertumbuhan generatif yang
tinggi.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Tanaman tomat menurut sistem klasifikasi Cronquist (1981) adalah sebagai
berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Marga : Lycopersicum
Jenis : Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman tomat merupakan tanaman setahun pada daerah dingin dan merupakan
tanaman berumur pendek di daerah tropis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Terdapat lebih dari 600 varietas tomat yang digolongkan berdasarkan cara
tumbuh, bentuk buah, besar buah, metode penanaman dan tujuan produksi
(Ashari, 2006). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Direktorat jenderal
Hortikultura (2016) produksi tomat di Indonesia pada tahun 2016 mengalami
penurunan 0,56 % dibandingkan produksi tomat tahun 2015. Salah satu
7
penyebabnya adalah rendahnya produksi benih tomat yang berkualitas yaitu
kurang dari 80kg/ha (Pitojo, 2005).
Tomat merupakan komoditas sayuran yang banyak mengandung vitamin A dan
vitamin C tinggi. Kandungan gizi tomat per 100 g bahan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi tomat (per 100 g bahan) (Cahyono, 2008)
Jenis Zat Gizi Sari Air Tomat Tomat Muda Tomat Masak
Kalori (Kal.) 15 23 20
Protein (g) 1 2,0 1.0
Lemak (g) 0,2 0,7 0.3
Karbohidrat (g) 3,5 2,3 4.2
Vitamin A (SI) 600 320 1500
Vitamin B-1 (mg) 0.05 0,07 0.06
Vitamin C (mg) 10 30 40
Kalsium (mg) 7 5 5
Fosfor (mg) 15 27 26
Besi (mg) 0,4 0,5 0,5
Air (g) 94 93 94
Tanaman tomat memiliki kemampuan tumbuh mencapai 0,5-2 m. Tanaman
tomat memiliki sistem perakaran tunggang yang kuat dan dalam, beberapa jenis
mampu menembus hingga kedalaman 3m (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Namun menurut Pitojo (2005) tomat tidak hanya memiliki sistem perakaran
tunggang. Tomat juga memiliki sistem perakaran serabut yang mampu menyebar
ke segala arah di sekitar tempat hidupnya.
Batang tomat berwarna hijau, memiliki rambut-rambut halus, berbentuk persegi.
Ruas batang mengalami penebalan dan ruas bagian bawah ditumbuhi akar-akar
8
(Cahyono, 1998). Saat muda batang tomat mudah patah, namun setelah tua
batang menjadi kuat dan tidak mudah patah. Memiliki percabangan mulai dari
ketiak daun yang berada dekat dengan tanah. Memiliki cabang bagian bawah tipe
monopodial, batang pokok lebih besar daripada cabangnya. Percabangan bagian
atas bertipe simpodial, antara batang dan cabang tampak sama (Pitojo, 2005).
Menurut Pitojo (2005) , tipe pertumbuhan batang tanaman tomat dikelompokan
menjadi tiga tipe, yaitu :
a. tipe determinate : pertumbuhan batang tanaman diakhiri dengan rangkaian
bunga atau buah, periode panen pendek, dan habitus tanaman relatif pendek.
b. tipe indeterminate : pertumbuhan batang tanaman tidak diakhiri dengan
rangkaian bunga atau buah, periode panen relatif panjang, dan habitus tanaman
tinggi.
c. tipe semi-determinate : tanaman tomat yang memiliki sifat keduanya
Daun tanaman tomat berwarna hijau dengan panjang mencapai 20–30 cm dan
lebar 15–20 cm (Wiryanta, 2002). Daun tomat majemuk menyirip, bergerigi
kasar, keriting namun terkadang rata, dan permukaannya ditutupi rambut-rambut
halus yang memiliki bau khas (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Daun tomat
tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang (Cahyono,
1998).
Bunga tomat merupakan bunga sempurna, berbentuk bintang dan berwarna
kuning (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Bunga tomat dapat tumbuh pada ketiak
daunnya. Pada setiap bunga terdapat 6 mahkota bunga dan 6 benang sari yang
bersatu dengan kepala sari membentuk tabung berukuran 3-4 cm mengililingi
9
putik. Bunga berbentuk roket dengan petal yang melengkung. Tangkai putik
terkadang lebih pendek, sama atau lebih panjang dari kepala sarinya. Kepala putik
masak dalam waktu 4-8 hari sejak terbentuknya tepung sari dan lebih cepat 1-2
hari dari masaknya kepala putik. Bunga tomat hanya sedikit memproduksi nektar
sehingga serangga tidak tertarik untuk melakukan penyerbukan. Penyerbukan
pada tomat umumnya dilakukan dengan bantuan angin (Ashari, 1995). Intensitas
cahaya yang rendah mampu meningkatkan proses pembungaan dan intensitas
cahaya yang tinggi mampu menghambat pertumbuhan vegetatif dan menunda
pembungaan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Gambar 1. Bunga Tomat (Dokumentasi Pribadi)
Buah tomat merupakan buah buni berdaging, permukaannya agak berbulu ketika
buah muda dan halus ketika buah telah matang. Buah tomat berbentuk bundar
dan memanjang. Warna pada buah matang biasanya berwarna merah, merah
jambu, jingga muda, jingga, dan kuning. Warna-warna ini dipengaruhi oleh
beberapa pigmen yaitu warna merah disebabkan pigmentasi likopen, warna
10
kuning disebabkan karotenoid, dan warna jingga disebabkan adanya perbedaan
persentasi pigmen pada kulit buah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Tomat memiliki perbedaan warna antara kulit buah dan daging buah. Tomat
merah memiliki warna kulit buah kuning dan daging buah merah, tomat merah
jambu memiliki gen resesif sehingga kulit buah tidak berwarna dan daging buah
berwarna merah, tomat kuning menyala memiliki warna kulit dan daging buah
berwarna kuning. Kombinasi antara warna kulit dan daging buah akan
menghasilkan warna buah yang bervariasi. Buah mengandung banyak biji
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Gambar 2. Buah Tomat (Dokumentasi Pribadi)
Tomat yang matang bijinya dikelilingi oleh gel (lendir) yang terdapat dalam
rongga buah. Biji tomat berbentuk pipih, berwarna krem muda hingga cokelat
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1999) memiliki panjang 2-3 mm, lebar 2–4 mm ,
berbulu dan berbentuk seperti ginjal (Pracaya, 1998).
11
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Generatif Tanaman Tomat
Tanaman tomat dibagi ke dalam dua fase pertumbuhan yaitu fase pertumbuhan
vegetatif dan fase pertumbuhan generatif (Wahyudi, 2012). Pertumbuhan dan
perkembangan tomat diawali terjadinya proses perkecambahan. Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan tumbuh yang normal menjadi tanaman baru (Ashari, 1995).
Fase vegetatif merupakan fase yang menentukan produktivitas suatu tanaman.
Jika pada fase vegetatif terbentuk perakaran yang luas dan sehat, batang yang
besar dan daun yang lebar, maka pertumbuhan selanjutnya mampu berlangsung
dengan baik hingga dihasilkan produksi yang tinggi. Fase vegetatif tanaman
tomat berakhir pada saat terbentuk bunga dan berlangsung selama 45-55 hari jika
dinulai dari benih dan selama 25-35 hari jika melalui proses persemaian terlebih
dahulu (Wahyudi, 2012).
Fase generatif tanaman ditandai dengan mulai terbentuknya bunga kemudian
secara terus-menerus dan bertahap menghasilkan bakal buah dan buah.
Pertumbuhan dan perkembangan tomat memerlukan energi untuk proses
pembentukam akar, batang, daun, bunga dan buah. Seiring bertambahnya umur
tanaman, energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
meningkat, dan akan mencapai puncaknya pada saat pembesaran dan pematangan
buah, yaitu sekitar umur 75-105 hari jika ditanam langsung dari benih atau 60-90
hari jika melalui proses persemaian terlebih dahulu (Wahyudi, 2012). Fase
genertif akan berakhir tergantung pada tipe tanaman, kondisi kesuburan tanah, dan
kondisi kesehatan tanaman. Tomat dengan tipe pertumbuhan indeterminate bila
12
ditanam pada tanah yang memilki kesuburan tinggi serta kesehatan tanamannya
terjaga, umur tanaman tomat mampu bertahan hingga enam bulan, bahkan lebih
(Wahyudi, 2012).
C. Syarat Tumbuh Tomat
Pertumbuhan tomat memiliki beberapa syarat tumbuh yang harus terpenuhi
supaya pertumbuhannya optimum. Tanaman tomat memerlukan sinar yang cerah
selama 6 jam pada kondisi yang sejuk dengan suhu optimum 20-25◦C (Ashari,
1995). Pada kondisi tersebut proses fotosintesis dan pembuahan akan
berlangsung optimal. Sirkulasi udara dan drainase air juga mampu dalam
keberhasilan penanaman tomat. lancarnya sirkulasi udara mampu menekan
terjadinya tomat dari serangan penyakit (Wahyudi, 2012). Hujan lebat dan
mendung selain dapat menyebabkan terjadinya serangan penyakit juga
menyebabkan terjadinya dominasi fase pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pada
daerah kering, suhu yang tinggi dan kelembapan yang rendah dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan generatif. Suhu malam dapat mempengaruhi proses
pembentukan buah. Suhu 15-30◦C merangsang pembentukan buah berwarna
merah pada kulit buah, suhu di atas 30◦C menyebabkan pigmen warna kuning
pada kulit buah, sedangkan pada suhu di atas 40◦C tidak terbentuk pigmen pada
kulit buah (Ashari, 1995).
Tomat akan tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki porositas baik dimana
pori-pori tanah dalam kondisi yang sempurna dengan ciri-ciri tanah ringan dan
gembur, tidak lengket dan tidak mudah menggumpal. Dengan demikian
13
komposisi tanah yang baik untuk tomat adalah tanah yang mengandung partikel
tanah liat rendah, mengandung pasir dan debu yang tinggi, serta mengandung
bahan organik tinggi (Wahyudi, 2012). Keasamaan tanah yang baik untuk
pertumbuhan tomat yaitu yang memiliki rentang PH antara 5-6,5. Mulsa dapat
digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan kelembaban apabila ditanam
pada musim kemarau. Tanaman tomat lebih bagus ditanam di dataran tinggi
(700-1500 m di atas permukaan laut). Pada dataran rendah yang biasanya bersuhu
tinggi, tingkat produksi rendah dan pigmen buah menjadi pucat (Ashari, 1995).
D. Benih
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Benih
merupakan suatu tanaman mini yang disimpan dalam keadaan istirahat (Sutopo,
2002) . Struktur benih terdiri dari embrio, endosperma, cadangan makanan, dan
kulit benih yang berfungsi sebagai pelindung. Beberapa jenis benih memiliki
struktur tambahan berupa gluma, braktea, spina dan rambut yang berperan untuk
membantu melindungi benih dari gangguan burung atau tikus (Justice dan Bass,
1994).
Benih yang baik untuk disimpan adalah benih yang memiliki tingkat kemasakan
yang tinggi ditandai dengan tingkat kekeringan yang maksimum, berukuran dan
berbentuk baik, tidak ada luka mekanis dan mikroorganisme, memiliki viabilitas
dan nilai vigor yang baik (Justice dan Bass, 1994).
14
Salah satu permasalahan dalam budidaya tanaman yaitu terjadinya kemunduran
kualitas benih atau benih yang telah melewati masa simpan atau kadaluarsa (Putra
dkk., 2013). Semakin lama masa kadaluarsa suatu benih maka semakin menurun
daya viabilitas dan vigornya sebagai akibat tingginya tingkat keabnormalan
fisiologis dan perubahan struktur benih (Putra dkk., 2013). Kemunduran benih
dapat dikaji secara biokimia dan fisiologi. Secara biokimia kemunduran benih
ditandai dengan adanya penurunan aktivitas enzim, penurunan cadangan
makanan, dan meningkatnya nilai konduktivitas. Sedangkan kemunduran benih
secara fisiologi ditandai dengan adanya penurunan viabilitas dan vigor benih yang
diikuti dengan terjadinya perubahan pada protoplasma antara lain pada inti sel,
mitokondria, plastid, ribosom dan lisosom (Tatipata dkk., 2004).
Penurunan cadangan makanan pada benih tomat disebabkan karena laju respirasi
yang meningkat selama penyimpanan sehingga jaringan benih mengalami
kelaparan. Bila cadangan makanan yang tersedia sedikit, maka pertumbuhan benih
dan viabiliatsnya akan lemah (Ashari, 1995). Benih yang viabilitasnya lemah
memiliki kandungan ATP yang rendah. ATP sendiri diperlukan untuk biosintesis
sel-sel baru. Berkurangnya ATP menyebabkan proses perkecambahan menurun
dan vigor rendah (Tatipata dkk., 2004). Menurut Justice dan Bass (2002),
kemunduran pada benih tomat menyebabkan kecepatan perkecambahan dan
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak merata.
15
E. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen
benih yang memiliki kemampuan tumbuh sehingga tumbuh menjadi tanaman
baru. Terdapat dua aktivitas selama proses perkecambahan berlangsung yaitu
aktivitas morfologi dan aktivitas kimiawi. Aktivitas morfologi ditandai dengan
munculnya organ-organ seperti akar, batang, dan daun. Sedangkan aktivitas
kimiawi ditandai dengan adanya aktivitas perombakan cadangan makanan seperti
karbohidrat, protein dan lemak yang digunakan untuk aktivitas morfologi.
(Ashari, 1995).
Proses perkecambahan dibagi ke dalam beberapa tahapan yaitu imbibisi, sekresi
hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan terutama karbohidrat dan
protein dari bentuk kompleks menjadi sederhana, dan penyebaran zat makanan
terlarut serta hormon ke seluruh tubuh tanaman termasuk titik tumbuh dan proses
fotosintesis (Ashari, 1995).
Mekanisme perkecambahan diawali dengan terjadinya proses imbibisi yaitu
proses menyerapnya air oleh benih. Proses ini mampu mempengaruhi kerja
hormon untuk aktif. Serapan air oleh benih mengaktifkan hormon giberelin dan
mendorong perombakan zat makanan dalam endosperm. Perombakan zat
makanan berlangsung melalui proses glikolisis dan siklus krebs, menghasilkan
energi yang besar yang diperlukan untuk melangsungkan pertumbuhan. dan
perkembangan (Ashari, 1995).
16
Perkecambahan sangat dipengaruhi oleh persediaan cadangan makanan dan
kandungan hormon yang terdapat dalam biji. Faktor lain yang mempengaruhi
perkecambahan adalah temperatur, kelembapan, dan sinar matahari (Ashari,
1995).
F. Medan Magnet dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman
Medan magnet adalah suatu area di sekitar benda magnet yang dipengaruhi oleh
gaya atau energi dari magnet tersebut (Giancoli, 2001). Lebih dari 2000 tahun
yang lalu ditemukan sebuah batuan yang dapat menarik potongan besi oleh
bangsa Yunani. Batuan inilah yang disebut sebagai magnet (Tipler, 2001). Asal
kata magnet diduga berasal dari kata magnesia yaitu nama suatu daerah di Asia
kecil (Suryatin, 2008).
Setiap magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan selatan (Tipler, 2001).
Jika dua batang magnet didekatkan, masing-masing kutub akan memberikan gaya
pada yang lainnya. Jika kedua kutub utara yang berasal dari magnet yang berbeda
didekatkan maka gaya yang dihasilkan adalah tolak menolak. Tetapi jika kutub
utara didekatkan pada kutub selatan, maka akan terjadi gaya tarik menarik
(Giancoli, 2001).
Gambar 3. Gaya Tarik Menarik pada Kedua Kutub Utara dan Selatan, dan Gayatolak menolak pada Kedua Kutub yang sama (Wulandari, 2012).
17
Sumber medan magnet dapat diperoleh dari alam maupun secara buatan.
Medan magnet buatan dapat diciptakan menggunakan solenoida. Solenoida
merupakan lilitan kawat yang dibentuk secara spiral sehingga berbertuk silinder.
Ketika sebuah solenoida jika dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan
magnet. Arah medan magnet dapat ditentukan melalui kaidah tangan
kanan.
Gambar 4. Kaidah tangan kanan (Supiyanto, 2002)
Medan magnet yang terdapat di dalam solenoid merupakan penjumlahan
vektor. Semakin banyak jumah lilitan maka semakin banyak medan magnet yang
ditimbulkan. Arah medan magnet yang muncul tergantung pada arah arus yang
dialirkan (Kuncoro, 2007).
Menurut Kipler (2001) benda yang terdapat di alam digolongkan menjadi 3 jenis
berdasarkan sifat kemagnetannya, yaitu :
1. Feromagnetik yaitu benda yang memiliki sifat kemagnetan kuat. Akibatnya
apabila benda-benda tersebut berada di sekitar medan magnet maka benda-
benda tersebut akan bergerak ke arah medan magnet. Contoh benda
feromagnetik adalah benda-benda logam dari besi, nikel, kobalt, dan baja.
Feromagnetik memiliki sifat kemagnetan yang kuat.
18
2. Paramagnetik yaitu benda yang memiliki sifat kemagnetan lemah. Akibatnya
apabila terdapat benda-benda di sekitar medan magnet maka benda-benda
tersebut akan bergerak ke arah medan magnet namun dengan kekuatan yang
lebih lemah dari benda-benda feromagnetik. Sebagai contoh yaitu aluminium
dan platina.
3. Diamagnetik yaitu benda yang tidak memiliki sifat kemagnetan. Sehingga
walaupun di sekitar benda terdapat medan magnet benda-benda diamagnetik
tidak akan bergerak mengikuti gaya atau arus medan magnet. Contoh dari
benda-benda diamagnetik adalah logam dari aluminium, perak, dan tembaga
serta benda-benda yang bukan logam, seperti plastik, kertas, dan daun .
(Giancoli, 2001).
Menurut Putra dkk. (2013), medan magnet mampu mempengaruhi proses
perkecambahan. Alexander dan Doijodje (1995) menyatakan bahwa perlakuan
magnet mampu meningkatkan vigor padi dan bawang yang viabilitasnya rendah.
Air yang dipapar medan magnet mampu menyebabkan lebih mudah diserap benih
pada saat imbibisi dan juga dapat meningkatkan suplai oksigen ke dalam benih
yang dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas enzim, perombakan cadangan
makanan dan respirasi pada benih. Putra dkk. (2013) menjelaskan bahwa medan
magnet statik diketahui mampu mempengaruhi aktivasi ion-ion dan polarisasi
dipol di dalam sel. Medan magnet diduga dapat merubah sifat fisik dan kimia air
sehingga mengalami perubahan sehingga menjadi lebih mudah menghidrasi sel
yang kemudian memicu aktifnya hormon dan enzim perkecambahan yang lebih
cepat (Morejon dkk., 2007).
19
Pemaparan 0,3 mT pada benih tomat setelah direndam selama 15 menit diketahui
dapat meningkatkan ukuran stomata pada tomat (Setyasih dkk., 2013). Paparan
medan magnet 0,1 mT mempengaruhi aktivitas enzim α-amilase pada kacang
merah dan kacang buncis hitam (Phaseolus vulgaris L.) (Rohma dkk., 2013).
Paparan medan magnet 0,2 mT pada tomat memberikan pengaruh positif
terhadap indeks mitosis dan diameter parenkim (Kusuma, 2013). Hasil penelitian
Winandari (2011) menunujukkan bahwa kuat medan magnet sebesar 0,2 mT
dengan lama pemaparan 7 menit 48 detik dapat meningkatkan produktivitas
tomat. Kuat medan juga mampu meningkatkan kecepatan pembentukan bunga,
jumlah bunga, diameter polen, berat buah, diameter buah, kandungan vitamin C
(Listiana, 2016), jumlah buah per tanaman, dan jumlah biji perbuah (Pertiwi,
2011).
20
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018 di
Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat untuk pemaparan
medan magnet, alat untuk perkecambahan, penyemaian, penanaman dan
pemeliharaan , serta alat untuk analisis data.
a. Alat untuk pemaparan medan magnet adalah : selenoida.
b. Alat untuk perkecambahan, penyemaian, penanaman dan pemeliharaan
adalah: cawan petri, pinset, inkubator kayu, labu semprot, penggaris,
plastik semai, polybag ukuran 10 kg, bambu (ajir), tali rafia, selang air,
plastik 1kg, neraca analitik, jangka sorong, pipet volume, corong, gelas
ukur 100 ml, beaker glass 2000 ml dan 50 ml, kertas saring, blender, botol
gelap, neraca digital dan kamera.
21
c. Alat untuk menganalisis data : Penggaris, jangka sorong, timbangan kue,
saringan teh, beaker glass, sendok, botol hitam, dan kamera.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat buah kultivar
servo yang didapatkan dari Desa Gisting, Kabupaten Tanggamus dengan masa
kadaluarsa tahun 2016 dan 2018, aquades, air, tanah dan humus dengan
perbandingan 3:1, dolomit serta pupuk NPK.
C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua
faktor. Faktor pertama yaitu umur benih yang digunakan yaitu benih baru (Sn),
dan benih lama (So). Faktor kedua yaitu perlakuan lama pemaparan medan
magnet yang terdiri dari 4 perlakuan: 7 menit 48 detik (M7), 11 menit 44 detik
(M11), 15 menit 36 detik (M15), dan tanpa pemaparan medan magnet (M0) sebagai
kontrol. Dalam setiap perlakuan dilakukan 5 kali pengulangan.
22
D. Bagan AlirPenelitian
Berikut merupakan gambaran singkat pelaksanaan penelitian
Gambar 5. Bagan Alir Penelitian
Benih tomat lama dan baru
Perendaman benih tomat selama 15
menit
Perlakuan tanpa paparan medan magnet dan dengan paparan medan
magnet 0,2 mT pada masing-masing benih tomat lama dan benih baru
dengan lama pemaparan 7 menit 48 detik, 11 menit 44 detik dan 15
menit 36 detik
Penyemaian benih pada bubung
Penanaman tomat ke lahan pertanian
Pengambilan data
Kandungan Karbohidrat
Kandungan Klorofil
Kecepatan pembentukan
bunga
Jumlah bunga
Kecepatan pembentukan
buah
Jumlah buah
Berat buah/tanaman
Diameter buah
Jumlah biji/buah
Analisis Data
23
E. Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan bagan alir penelitian, penelitian dibagi ke dalam 4
tahap yaitu tahap persiapan; tahap perlakuan; tahap perkecambahan,
penyemaian, penanaman serta pemeliharaan; dan tahap pengambilan data
(Listiana, 2016).
1. Tahap Persiapan
a. Perendaman benih tomat
Benih direndam dengan aquadest selama 15 menit dalam cawan petri
sebelum dipapar medan magnet (Agustrina dkk., 2016).
Gambar 6. Perendaman benih dengan air selama 15 menit (Dokumentasi
Pribadi)
2. Tahap Perlakuan
a. Pemaparan medan magnet
Benih yang telah direndam aquades selama 15 menit kemudian dipapar
medan magnet 0,2 mT dengan lama paparan yang berbeda yaitu kontrol
(M0) (tanpa perendaman medan magnet), M7 (7 menit 48 detik), M11 (11
menit 44 detik), dan M15 (15 menit 36 detik) (Agustrina dkk., 2016).
24
Gambar 7. Pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih selama 7 menit 48 detik,
11 enit 44 detik, dan 15 menit 36 detik (Dokumentasi Pribadi)
3. Tahap Perkecambahan, Penyemaian, Penanaman dan Pemeliharaan
a. Perkecambahan benih
Benih yang telah dipapar medan magnet disusun dalam cawan petri yang telah
diberi label sesuai dengan perlakuan kemudian benih didiamkan selama 2 hari
(Listiana, 2016).
Gambar 8. Proses perkecambahan benih (Dokumentasi Pribadi)
25
b. Penyemaian
Penyemaian dilakukan saat kecambah telah berumur 2 hari dan radikula
telah tumbuh sekitar 0,5 cm. Kecambah disemai di dalam bubung dengan
kedalaman 0,2-0,5 cm (Listiana, 2016). Media semai yang digunakan adalah
tanah dan humus dengan perbandingan 3:1 (3 untuk tanah dan 1 untuk
humus) yang dimasukkan ke dalam plastik kecil berukuran 4x6 cm.
Semaian kemudian diletakkan dalam keranjang kemudian disimpan di green
house Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian.
Gambar 9. Penyemaian kecambah dalam bubung semai (Dokumentasi
Pribadi)
c. Pemindahan Tanaman ke dalam Polibag
Bibit tomat pada bubungan yang telah berumur 10 hari dipindahkan ke
dalam polybag. Berdasarkan Djafar dkk. (2014) adapun campuran media
tanam yang digunakan yaitu berisi media tanah dan humus dengan
perbandingan 3:1. Media tanah ditambahkan dolomit dengan komposisi 1,6
26
gram dalam setiap polybag, kemudian polybag disusun secara acak pada
tempat yang telah disediakan.
Gambar 10. Tata letak tanaman pada polybag
Keterangan :
Sn : Benih yang memiliki masa kadaluarsa 2018 (Benih baru)
So : Benih yang memiliki masa kadaluarsa 2016 (Benih lama)
M0 : Benih yang tidak diinduksi medan magnet (kontrol)
M7 : Benih yang diinduksi medan magnet 0,2 mT selama 7’48”
M11 :Benih yang diinduksi medan magnet 0,2 mT selama 11’42”
M15 : Benih yang diinduksi medan magnet 0,2 mT selama 15’36”
SnM15-2
SnM15-3
SnM15-4
SnM15-1
SnM15-5
SoM15-5
SoM15-1
SoM15-3
SoM15-4
SoM15-2
SoM11-2
SoM11-3
SoM11-4
SoM11-5
SoM11-1
SnM11-2
SnM11-1
SnM11-3
SnM11-5
SnM11-4
SoM0-1
SoM0-4
SoM0-2
SoM0-5
SoM0-3
SnM7-5
SnM7-3
SnM7-1
SnM7-2
SnM7-4
SoM7-5
SoM7-3
SoM7-1
SoM7-4
SoM7-5
SnM0-3
SnM0-5
SnM0-4
SnM0-1
SnM0-2
27
Gambar 11. Bibit tomat berumur 12 hari setelah semai yang telah siap
dipindahkan ke polybag (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 12. Bibit tomat berumur 12 hari setelah semai yang telah
dipindahkan ke polibag (Dokumentasi Pribadi)
d. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan dari awal benih ditanam hingga panen
berakhir. Pemeliharaan tanaman meliputi:
28
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari, dan tidak dilakukan
penyiraman jika hari hujan.
2) Pemupukan
Tanaman diberi pupuk NPK pada saat tanaman berumur 10 hari
setelah tanam dengan dosis 3 gr, 20 hari setelah tanam dengan dosis 5
gr, 30 hari dan 40 hari setelah tanam dengan dosis 6gr pada setiap unit
perlakuan (Listiana, 2016).
3) Penyiangan
Penyiangan dilakukan saat terdapat gulma yang tumbuh disekitar
tanaman tomat. Penyiangan dilakukan saat gulma sudah terlihat
tumbuh.
4) Pemasangan ajir
Pemasangan ajir dilakukan saat tinggi tanaman antara 1- 1,75 m.
Pemasangan ajir dilakukan dengan mengikatkan pangkal tanaman,
tengah tanaman dan ujung tanaman pada ajir menggunakan tali rapia
dengan ikatan angka 8 sehingga menghindari adanya gesean pada
batang dan ajir. Pemasangan ajir bertujuan agar tanaman tetap kokoh
(Supriati dan Siregar, 2009).
5) Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berusia 63 hari setelah tanam.
Panen dilakukan ketika buah tomat belum terlalu masak yaitu pada
29
saat buah tomat berwarna merah atau merah jambu pada seluruh
permukaan kulit buah, tetapi keadaan buah belum lunak (Supriati dan
Siregar, 2009).
Gambar 13. Tanaman tomat yang siap dipanen (Dokumentasi Pribadi)
Gambar 14. Buah tomat yang dipetik ketika panen (Dokumentasi Pribadi)
SoM0 SoM7 SoM11 SoM15
SnM0 SnM7 SnM11 SnM15
30
4. Tahap Pengambilan Data
1. Kecepatan pembentukan bunga
Kecepatan pembentukan bunga diamati saat tanaman berumur 13 hari
setelah tanam, ketika kuncup bunga muncul pada masing-masing tanaman
pada setiap perlakuan (Listiana, 2016).
2. Jumlah Bunga
Jumlah bunga dihitung saat tanaman berumur 13 hari setelah tanam ketika
tanaman memasuki fase generatif hingga panen berakhir.Bunga dihitung
baik yang masih kuncup maupun yang mekar (Listiana, 2016). Proses
penghitungan dilakukan setiap 3 hari, lalu data tersebut dipilih berdsarkan
jumlah bunga maksimal selama pertumbuhan .
3. Kecepatan pembentukan buah
Kecepatan pembentukan buah diamati saat tanaman berumur 24 hari
setelah tanam. Kecepatan pembentukan buah diamati ketika buah muncul
pada masing-masing tanaman pada setiap perlakuan. (Listiana, 2016).
4. Jumlah buah
Buah tomat dipanen saat tanaman berusia 63 hari setelah tanam dengan
cara memetik satu persatu dengan memutar tangkai buah searah jarum jam
dengan hati-hati sampai tangkai buah terputus (Supriati dan Siregar, 2009).
Jumlah buah dihitung dari rata-rata jumlah buah yang dihasilkan pada
setiap tanaman.
31
5. Berat buah/ tanaman
Seluruh buah hasil panen per tanaman dari masing-masing tanaman
ditimbang menggunakan neraca analitik (Listiana, 2016).
6. Diameter Buah
Sepuluh buah terbesar dari setiap unit perlakuan diukur diameternya
menggunakan jangka sorong pada bidang horizontal buah bagian tengah
(terbesar) (Listiana, 2016).
Gambar 15. Buah tomat yang akan dilakukan pengukuran diameter (a)
Pengukuran diameter buah menggunakan jangka sorong (b)
(Dokumentasi Pribadi)
7. Jumlah biji/buah
Lima buah tomat termatang dari setiap unit perlakuam dipecah untuk
diambil bijinya lalu dihitung jumlah rata-rata setiap pengulangan (Pertiwi,
2011).
8. Analisis Kandungan Klorofil
Analisis kandungan klorofil menggunakan metode Harbourne (1987).
Daun tanaman tomat yang telah terbuka sempurna, berada pada daun
keempat dari daun paling atas. Daun diambil sebanyak 0,1 gram pada
32
setiap unit perlakuan dihaluskan dan dilarutkan dalam 10 ml aseton 80%
lalu disaring dengan kertas Whatmann No.1. Kandungan klorofil diukur
menggunakan spektrofotometri pada λ= 663 nm.
Perhitungan kandungan klorofil dilakukan dengan rumus :
Klorofil total = (17,3 x λ663) + (7,18 x λ663)
Keterangan :
λ663= nilai absorbansi pada panjang gelombang 663
Gambar 16. Pengukuran kandungan klorofil (Dokumentasi Pribadi)
9. Analisis Kandungan Karbohidrat
Daun tanaman tomat sebanyak 0,1 gram pada setiap unit perlakuan
dihaluskan dan dilarutkan dalam 10 ml aquadest lalu disaring dengan
kertas Whatmann No.1. Satu ml sampel ditambahkan 2 ml aquadest, 2 ml
H2SO4 pekat dan 1 ml larutan Fenol 5% kemudian dikocok dan didiamkan
beberapa menit. Kandungan karbohidrat sampel diukur menggunakan
spektrofotometer pada λ= 490 nm (Apriantono dkk., 1989).
33
Gambar 17. Pengukuran kandungan karbohidrat (Dokumentasi Pribadi)
F. Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif dan didukung dengan foto. Data
kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Analysis of Variance)
atau Anova serta diuji lanjut dengan Tukey’s pada taraf nyata α=5% jika terdapat
beda nyata antar perlakuan.
53
V.SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini meliputi .
a). Paparan medan magnet 0,2 mT dengan lama pemaparan yang berbeda
menyebabkan pertumbuhan generatif tanaman tomat dari benih lama
relatif sama dengan pertumbuhan generatif tanaman tomat dari benih baru.
b). Tanaman yang berasal dari benih baru memberikan hasil yang paling baik
pada parameter klorofil total, karbohidrat pada fase pertumbuhan generatif,
kecepatan berbunga, jumlah bunga, kecepatan berbuah, jumlah buah,
diameter buah dan berat buah. Sedangkan tanaman yang berasal dari benih
lama memberikan hasil paling baik pada parameter karbohidrat pada fase
akhir pertumbuhan vegetatif dan jumlah biji.
a). Perlakuan paparan medan magnet 0,2 mT dengan lama pemaparan yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap kandungan karbohidrat pada akhir
fase pertumbuhan vegetatif dan berat buah.
b). Paparan medan magnet selama 7 menit 48 detik memberikan hasil yang
paling baik pada parameter jumlah biji, 11 menit 44 detik pada jumlah
buah, 15 menit 36 detik pada kandungan karbohidrat dan kecepatan
1.
2.
54
berbuah, dan tanpa pemaparan medan magnet pada kandungan klorofil,
kecepatan berbunga, diameter buah, berat buah, jumlah biji, dan jumlah
bunga.
1. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan menggunakan perbedaan
umur benih yang lebih lama.
2. Perlu dilakukan pengukuran kandungan karbohidrat pada tanaman
sebelum tanaman berbunga, saat berbunga dan sebelum berbuah serta
saat setelah berbuah.
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, k., Raju, K., Suresh dan Damodharam, T. 2012. Effect of HgCl2 onseed germination, chlorophyll and protein contents of Arachis hypogeaeL.. Journal of Chemical adn Pharmaceutical Research, 4(9):4112-4114.
Agustrina, R., Nucahyani, E., Pramono, E., Listiana, I., dan Nastiti, E. Theinfluence of magnetic field on the growth of tomato (Lycopersicumesculentum) infected with Fusarium oxysporum. Insist. eISSN: 2502-8588. Vol 1 (1): 30-33.
Alexander, M.P., dan S.D. Doijode. 1995. Electromagnetic Field, a Novel Tool toIncrease Germination and Seedling Vigor of Conserved Onion (Alliumcepa L.) and Rice (Oryza sativa L.) Seeds with Low Viability. PlantGenet. Resource. Newslett. 104: 1-5.
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto.,1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB Press.
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Astuti, Tri dan Damayanti, Sri. 2010. Produksi Bunga Rosella (Hibiscussabdariffa L.) yang Diperlakukan dengan Naungan dan VolumePenyiraman Air yang Berbeda. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. 11(1): 19-28.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Holtikultura. 2016.http://www.pertanian.go.id/indikator/tabel-2-prod-lspn-prodvitas-horti.pdf. Diakses pada tanggal 10 September 2017 pukul 18.30 WIB
Cahyono, B. 1998. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius:Yogyakarta.
56
Campbell, N.A., Reece, J.B dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga.Jakarta.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.
De Souza, A., Garcia, D., Sueiro, L., Licea, L., dan Porras, E. 2005. Pre-SowingMagnetic Treatment of Tomato Seeds Effects on The Growth and Yieldof Plants Cultivated Late in the Season. Spanish Journal of AgriculturalResearch. Hal. 113-122.
Fauzia, Annisa’ul. 2015. Pengaruh Paparan Medan Magnet TerhadapPerkecambahan Tanaman Kurma (Phoenix dactylifera) Jenis Majol.Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Gardner, 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Edisi ke lima. Erlangga: Jakarta.
Harbourne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan:Padmawinata, K danSudiro. I. Penerbit ITB Bandung, Hal. 259-261.
Himmah, Nasyiatul. 2017. Indeks Stomata, Kandungan Klorofil dan KarbohidratTanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) F1 Hasil InduksiMedan Magnet Yang Diinefeksi Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici.Skripsi. Universitas Lampung
Justice, O.L., dan Bass, L.N. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. RajaGrafindo. Jakarta.
Kuncoro Asih Nugroho.2007. Pemanfaatan Gaya Tolak Menolak Magnet SebagaiGenerator Alternatif Bertenaga Gelombang Air. Universitas NegeriYogyakarta. Yogyakarta.
Kusuma, Dinastuti Anggareini. 2013. Indeks Mitosis Ujung Akar Kecambah DanAnatomi Batang Serta Daun Tanaman (Lycopersicum esculentum Mill.)Di Bawah Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT. Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.
57
Lestari, G. W., Sulichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, KandunganKlorofil, dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinaceaL.) setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3). Bioteknologi. ISSN: 0216-6887 5. (1): 1.
Listiana, I. 2016. Pengaruh Medan Magnet 0,2 mT Terhadap PertumbuhanGeneratif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) YangDiinfeksi Fusarium oxysporum. Tesis. Universitas Lampung : Lampung.
Morejon, L.P., J.C. Castro Paloco., V, Abad., dan A.P. Govea. 2007. Stimulationof Pinus tropicalis m. Seeds by Magnetically Treated Water. Cuba:International Agrophysics. Hal. 173-177.
Napitupulu, J.P., Irmansyah, I., dan Jonis, G. 2013. Respons Pertumbuhan danProduksi Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) terhadap PemberianFungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Kompos Kascing. Jurnal OnlineAgroekoteknologi . Vol.1 (3) 497-510.
Nonnecke, LI. 1989. Vegetable Production. Canada. Van Nostrand Reinhold.
Pertiwi, A. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet TerhadapProduktivitas Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Skripsi.Jurusan Biologi Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius: Yogyakarta.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius: Yogyakarta.
Pratama, A.J., dan Laily A.N. 2015. Analysis Kandungan Gandasuli (Hedychiumgardnerianum Shephard ex Ker-Gawl) pada Tiga Daerah PerkembanganDaun yang Berbeda. Seminar Nasional Konservasi dan PemanfaatanSumber Daya Alam, SP005-035, 216-219.
Pratiwi. 2009. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Putra,Y., Rusbana, T., dan Anggraeni, W. 2013. Pengaruh Kuat Medan MagnetDan Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan Padi (Oryza sativa
58
L.) Kadaluarsa Varietas Ciherang. Jurusan Agrokotek FakultasPertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten. 6 (2) : 157 – 168.
Radhakrishnan, R dan Kumari, Bollipo D.R. 2013. Influence of Pulsed MagneticField on Soybean (Glycine max L.) Seed Germination Seedling Growthand Soil Microbial Population. Indian Journal of Biochemistry danBiophysics vol 50: 312-317.
Rubatzky, V.E. dan Yamaguchi, M. 1999. Sayuran Dunia 3. ITB: Banduung.
Rohdani, Asep dan Nurin Widyani. 2016. Perubahan Fisiologis Dan BiokimiaBenih Tengkawang Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian EkosistemDipterokarpa 2 (1) :9‐20. P-ISSN: 2460‐5875 E-ISSN: 2460--‐5883.
Rohma, A., Sumardi., Ernawiati, E., dan Agustrina, R. 2013. Pengaruh MedanMagnet Terhadap Aktivitas Enzim α- Amilase Pada Kecambah KacangMerah dan Kacang Buncis Hitam (Phaseolus vulgaris L.). SeminarNasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian UniversitasLampung.
Salaki, M. 2000. Biologi Sel. Proyek Pengembangan Tinggi Indonesia TimurKerjasama Universitas Sam Ratulangi Canadian InternasionalDevelopment Agency Simon Fracer University.
Saragih, Tobing, dan Silaban. 2010. Meningkatkan Laju Pengecambahan danLaju Pertumbuhan Kecambah Kedelai dengan Berbantuan MedanMagnetik Statik. Prosiding Seminar Nasional Fisika Univarsitas AdventIndonesia. Bdanung
Setyasih, N., Agustrina, R .,Hdanayani,T., Ernawati, E. 2013. Pengaruh MedanMagnet 0,3 mT terhadap Stomata Daun Tanaman Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.Lampung.
Suryatin, Puneet. 2008. Structural Mossbauer dan MagneticStudied on Mn-Substituted Barium Hexaferites Prepared by High Energy Ball Milling.Hyperfine Interact 175: 77-84.
Supiyanto, 2002. Sains Fisika. Erlangga. Jakarta.
59
Supriati,Y. dan Siregar, F.D. 2009. Bertanam Tomat dalam Pot dan Polibag.Penebar Swadaya: Jakarta.
Sutopo, Lita. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta.
Tatipata, T., P. Yudono., A. Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo. 2004. KajianAspek Fisiologi dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai dalamPenyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian11 (2) : 76-87.
Tipler, P.A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wahyudi. 2012. Bertanam tomat didalam pot dan kebun mini. AgromediaPustaka: Jakarta.
Windanari,O.P, 2011. Perkecambahan dan Pertumbuhan Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.) di Bawah Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnetyang Berbeda. Skripsi. Universitas Lampung. Bdanar Lampung.
Wiryanta,W.T.B, 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka: Jakarta.
Wuldanari, Dewi. Fisika Dasar II. http://Dian-Wuldanari-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-FisikDasarII-Magnet.html. Diaksespada tanggal 2 Oktober 2017 Pukul 19.32 WIB