18
174 Kepariwisataan : Provinsi Lampung PETA WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

PETA WILAYAH PROVINSI LAMPUNG - ujp.ucoz.com · Lagu Daerah : Adi-adi laun, Lambar, gambus, kulintang lampung . 177 Kepariwisataan : Provinsi Lampung b. Tarian Tradisional : Tari

  • Upload
    haduong

  • View
    309

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

174 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

PETA WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

175 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

A. Umum 1. Dasar Hukum

Pembentukan provinsi Lampung di dasarkan pada Undang-undang No. 14 Tahun 1964 tanggal 18 Maret 1964.

2. Lambang Provinsi Perisai persegi lima Kesanggupan mempertahankan cita dan membina

pembangunan rumah tangga yang didiami oleh unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan Pancasila.

Pita Sang Bumi Ruwa Jurai Sang Bumi = Rumah Tangga Agung yang berbilik-bilik. Ruwa Jurai = dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Provinsi Lampung. Daun Lada 17 lembar, melambangkan tanggal 17, buah lada 8 biji melambangkan bulan Agustus,

Setangkai padi berjumlah 45, melambangkan tahun 1945. Dengan demikin daun lada, buah lada dan setangkai padi melambangkan hari kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945.

Biji Lada 64, melambangkan terbentuknya Provinsi Lampung tahun 1964.

Laduk, melambangkan Golok rakyat serba guna. Payam, melambangkan Tumbak pusaka tradisional.

Gong, melambangkan alat seni budaya, sebagai pemberitahuan dimulainya karya besar dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.

Siger, melambangkan mahkota keagungan adat budaya dan tingkat

kehidupan terhormat. Payung, Jari payung 17, bagian ruas tepi 8 garis batas, ruas 19 dan rumbay

payung 45, melambangkan Negara RI diproklamasikan tanggal 17-08-1945. Kemudian payung jurai yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua jurai berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung melambangkan satu cita membangun bangsa dan Negara RI dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Warna: Hijau melambangkan dataran tingggi yang subur untuk tanaman musim. Coklat melambangkan Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang. Biru melambangkan Kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan. Putih melambangkan Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat. Kuning tua, muda, emas melambangkan Keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita dan masyarakat untuk membangun daerah dan negaranya.

176 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

3. Pemerintahan Provinsi Lampung terdiri dari 12 Kabupaten dan 2 pemerintahan kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. No. Kabupaten/Kota Ibu kota 1 Kabupaten Lampung Barat Kota Liwa 2 Kabupaten Lampung Selatan Kalianda (kota) 3 Kabupaten Lampung Tengah Gunung Sugih 4 Kabupaten Lampung Timur Sukadana 5 Kabupaten Lampung Utara Kotabumi 6 Kabupaten Mesuji - 7 Kabupaten Pesawaran Gedong Tataan 8 Kabupaten Pringsewu - 9 Kabupaten Tanggamus Kota Agung 10 Kabupaten Tulang Bawang Menggala 11 Kabupaten Tulang Bawang Barat Tulang Bawang Tengah 12 Kabupaten Way Kanan Blambangan Umpu 13 Kota Bandar Lampung - 14 Kota Metro -.

4. Letak Geografis Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara

105°45′-103°48′ BT dan 3°45′-6°45′ LS. Sedangkan batas wilayah provinsi Lampung adalah sebagai berikut :

utara : Sumsel

Selatan : Selat Sunda

Timur : Laut Jawa

Barat : Samudra Indonesia dan Bengkulu.

5. Komposisi Penganut Agama a. Islam : 92 % b. Kristen : 1,8% c. Katolik : 1,8% d. Budha : 1,7% e. Hindu :

6. Bahasa dan Suku Bangsa

Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang, dan bahasa setempat yang disebut bahasa Lampung.

Suku asli yang mendiami Lampung adalah Suku Lampung dan suku melayu. Disamping itu karena kesuburan tanah di lampung, maka banyak suku pendatang lain yang bertujuan untuk menggarap lahan dan usaha lainnya.

7. Budaya : a. Lagu Daerah : Adi-adi laun, Lambar, gambus, kulintang

lampung

177 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

b. Tarian Tradisional : Tari Agung Suci, Tari Kesatuan, Tari Melinting, Tari Jagget

c. Senjata Tradisional : Belati, Beladu, Payan, Penduk, Keris d. Rumah Tradisional : Rumah Nuwo Sesaat, Ulok Gading e. Alat Musik Tradisional :

Serdam yaitu alat musik sebangsa suling yang terbuat dari bambu tipis berlubang empat (4), 3 di atas dan 1 (satu) di bawah, dudukan tiup di ujung dengan resonansi persilangan udara pada kulit bambu.

Kerenceng atau terbangan yaitu alat musik yang terbuat dari kayu (baluh) dan kulit kambing. Untuk menghemat pemakaian dan untuk memeperkeras suara dipergunakan alat peregang kulit yang terbuat dari rotan (sidak). Alat musik ini dipergunakan untuk mengiringi vokal, baik dalam acara ngarak (buharak) dalam bentuk tabuh lama (butabuh) dan mengiringi lagu-lagu dalam tubuh baru (diperbaru).

Sekhdap dan bekhdah yaitu alat musik yang hampir sama seperti terbangan, namun dalam bentuk yang besar (garis tengah berukuran 40 cm s/d 100 cm).

Gambus lunik atau Gambus anak buha yaitu alat musik yang terbuat dari kayu (baiknya kayu nangka) dan kulit, berdawai, bersenar. Alat musik ini mengiringi lagu-lagu, baik berfungsi sebagai hiburan atau sebagai musik pengiring tari.

Alat musik gambus lunik ini merupakan bukti langsung pengaruh kebudayaan Islam yang dibawa pedagang-pedagang arab ke nusantara.

Gitar Tunggal yaitu gitar yang bersenar klasik yang dipergunakan untuk mengiringi lagu-lagu, baik sebagai hiburan atau mengiringi sebuah tarian.Berbeda dari lagu atau petikan yang biasa didengar, gitar tunggal mempunyai lagu atau petikan tersendiri yang khas daerah Lampung.Alat musik ini merupakan bukti pengaruh kebudayaan eropa terhadap budaya Lampung.

Cetik

178 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

cetik atau Kulintang Pekhing yaitu alat musik yang terbuat dari bambu besar (betung), lebih baik yang telah berumur 6 (enam) tahun dan telah mati (Lpg : mati temegi). Ruas bambu dibelah berukuran 5 x 30 cm, sedangkan untuk dudukan (rancak) diberi lubang dengan lebar 7 dampai 10 cm dan panjangnya 45 cm. (Sumber : http://cybertainment.cbn.net.id/cbprtl/cybertravel/detail.aspx?x=Time+Traveller&y=cybertravel%7C0%7C0%7C2%7C46 ) tgl.130810

f. Makan Khas Daerah : Seruit , Serbat (minuman)

8. Bandara dan Pelabuhan Laut a. Bandara : Baranti b. Pelabuhan Laut : Bakauheni

9. Perguruan Tinggi :Universitas Lampung, UIN Raden Intan

(Tanjungkarang).

10. industri,Pertambangan : Batu arang, batu kapur, Biji Besi, Emas, Granit, Perkebunan Kopi.

B. Obyek Wisata 1. Wisata Alam

a. Pantai Pasir Putih

Pantai Pasir Putih adalah salah satu objek wisata di kota Bandar Lampung. Pantai ini menjadi tempat tujuan wisata domestik maupun manca negara. Semenjak dijadikan objek wisata, Pantai Pasir Putih selalu dijaga kebersihannya.

Sepanjang Pantai Pasir Putih yang ditumbuhi pepohonan yang rindang

sehingga pengunjung yang menyusuri sepanjang pantai dapat berteduh jika kepanasan. Kondisi air lautnya bersih sehingga nyaman untuk mandi dan bermain. Kondisi pasirnya yang putih, dapat menyegarkan mata pengunjung sehingga cocok untuk dijadikan tempat berlibur. Selain itu, pada sore hari, para pengunjung dapat menyaksikan indahnya sun set.

179 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Jika ingin menyaksikan karang-karang dan binatang laut, pengunjung dapat berenang dengan batas tertentu atau menggunakan perahu motor sampai ke bagian tengah. Di tempat ini memiliki keanekaragaman ikan, terumbu karang, dan biota laut yang mengagumkan.

Pantai Pasir Putih terletak di bagian selatan Kota Bandar Lampung, sekitar 20 kilometer dari Bandar Lampung di sepanjang Jalan Trans Sumatera.

Untuk mencapai pantai ini pengunjung dapat menggunakan mobil pribadi atau angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari kota Bandar Lampung.

b. Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dihuni oleh berpuluh-puluh jenis kelelawar hutan, berbagai jenis satwa langka, dan berbagai jenis tumbuhan langka di dunia (informasi dari UNESCO). Kawasan hutan ini terletak di daerah Lampung hingga Bengkulu yang di dalamnya sudah didata terdapat jenis tumbuhan, antara lain pidada

(Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera curtisii), ramin (Gonystylus bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.), damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi). Terdapat berbagai jenis binatang antara lain: 118 jenis mamalia, 7 jenis primata, 425 burung, 9 jenis rangkong, 91 jenis reptil dan amphibi, dan 51 jenis ikan. Beruang

180 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Madu, Badak Sumatera, Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dll. Di lokasi wisata ini pengunjung dapat menjelajahi hutan, berenang, bersampan, mengamati tumbuhan di dalam hutan, berkemah, dan menyusuri sungai. Tumbuhan yang menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum). Tinggi bunga bangkai jangkung dapat mencapai lebih dari 2 meter. Lokasi hutan ini meliputi wilayah Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Bengkulu.

c. Taman Nasional Way Kambas

Way Kambas adalah tempat pusat latihan gajah-gajah Sumatera dan merupakan pusat latihan gajah pertama di Indonesia. Di tempat ini gajah-

gajah liar Sumatera dilatih dan dimanfaatkan untuk pertunjukan seperti permainan sepak bola, berenang, dan lain sebagainya.

Pengunjung dapat menunggang gajah dengan didampingi oleh pelatih gajah untuk jalan-jalan di sekitar area atau di tengah hutan. Di Way Kambas,

gajah yang semula menjadi hama dan musuh bagi petani, diubah dengan cara melatih untuk menjadi gajah yang jinak, patuh, dan penurut. Atraksi yang dipertunjukkan oleh gajah-gajah Way Kambas ini sangat unik, menggelikan dan terkadang mendebarkan. Dalam permainan bola, gajah-gajah tersebut diberi fasilitas bola kulit berukuran besar dan gawang. Sedangkan pada saat menari, gajah-gajah tersebut diiringi dengan lagu-lagu Jaipong atau Dangdut, sehingga terlihat lucu karena mereka bisa menggoyangkan pinggulnya layaknya gaya seorang penari. Untuk pertunjukan yang mendebarkan, pengunjung bisa berbaring di tanah lalu gajah akan melangkah di atas tubuh yang berbaring tersebut.

181 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Taman Nasional Way Kambas terletak di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, Provinsi Lampung, Indonesia.

Untuk mencapai Way Kambas hanya membutuhkan waktu 2 jam dari kota Bandar Lampung. Jalan beraspal dalam kondisi bagus. Tersedia jaringan transportasi yang memadai dan setiap saat ada kendaraan umum. Ongkos menuju ke Way Kambas hanya sekitar Rp 7.000,00 dari Bandar Lampung.

d. Gunung Pesagi

Puncak Gunung Pesagi sangat menakjubkan, ketinggian gunung ini mencapai 2.200 meter di atas permukaan laut. Keindahan dan keaslian alam di sekitar Gunung Pesagi masih terjaga, hal ini merupakan suatu daya tarik tersendiri. Dari puncak gunung ini, pengunjung dapat menikmati keindahan wilayah Lampung Barat, Danau Ranau,

permukiman masyarakat OKU, laut lepas Krui, dan laut lepas Belimbing. Puncak Pesagi memiliki jalur pendakian yang menantang. Di area

yang dilewati terdapat berbagai tanaman yang menarik seperti jenis anggrek yang beraneka ragam dan aneka satwa liar mulai burung hingga binatang buas. Siapapun yang melintasi kawasan ini dilarang untuk mengambil dan memetik bunga-bunga, apalagi berburu binatang. Semua pengunjung harus menjaga lingkungan, tidak boleh membuang sampah sembarangan.

Konon, di puncak Pesagi terdapat tujuh sumur, yang satu di antaranya kadangkala mengeluarkan aroma seperti minyak wangi. Tidak semua orang bisa mendapatkan air dari sumur itu. Menurut warga, hanya pendaki yang "berniat bersih" yang bisa mendapatnya. Pendaki yang tidak ramah lingkungan atau tidak memiliki niat baik, tidak akan mendapat air dari sumur itu. Puncak Pesagi terdapat di wilayah Pekon (desa) Hujung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat.

Untuk menuju puncak Pesagi, ada dua rute yang bisa ditempuh, yaitu: alternatif pertama, pengunjung berjalan dari Pekon Bahway, berakhir

182 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

di Pekon Hujung. Lintasan ini membutuhkan waktu tempuh normal 12 jam pergi-pulang dengan jalan kaki.

Alternatif kedua, pengunjung berjalan dimulai dan berakhir dari Pekon Hujung. Waktu tempuhnya sama dengan alternatif pertama, tidak berbeda dengan Bahway-Pekon Hujung, sama-sama 12 jam dalam kondisi cuaca normal. Kalau musim hujan, jarak tempuh lebih dari 12 jam dengan jalan kaki.

e. Gunung Krakatau

Menyebut Gunung Krakatau (Krakatoa), ingatan kita langsung tertuju pada letusannya yang dahsyat di hari Senin, 27 Agustus 1883. Konon, suara letusan Gunung Krakatau saat itu mencapai radius 4.500 kilometer dari titik pusat letusan dan terdengar oleh seperdelapan penduduk bumi. Debunya

berhamburan ke udara mencapai ketinggian 80 kilometer di atas permukaan laut dan kabarnya bisa dilihat dari langit Norwegia dan New York.

Letusan dahsyatnya itu

memicu gelombang laut pasang setinggi 40 meter dan

memporak-porandakan sekitar 165 desa serta menewaskan sekitar 36.417 orang yang berada di sepanjang Teluk Lampung dan pantai barat Banten. The Guinness Book of Record mencatat sebagai ledakan yang paling hebat yang pernah terekam dalam sejarah manusia modern. Para ilmuwan mengkategorikan letusannya sebagai letusan super volcano. Letusan tersebut sekaligus mengakhiri aktivitas Gunung Krakatau yang sisa-sisanya saat ini masih dapat dilihat pada Gunung Rakata Besar.

183 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Dewasa ini, daya tarik gunung yang berada di perairan Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra ini terletak pada eksotisme bentangan alam sisa-sisa letusan Gunung Krakatau dan aktivitas Anak Gunung Krakatau yang fluktuatif. Selain itu, ketinggian Gunung Anak Krakatau yang senantiasa bertambah dari waktu ke waktu juga menjadi daya tarik lain gunung yang terletak di Kepulauan Krakatau ini. Menurut pakar kegunungapian, ketinggian Gunung Anak Krakatau setiap bulannya bertambah sekitar 5 sentimeter. Para ilmuan mencatat, Gunung Anak Krakatau muncul ke permukaan pertama kali pada tahun 1927, atau sekitar 44 tahun pascaletusan dahsyatnya. Waktu itu, para nelayan yang sedang mencari ikan di kawasan Selat Sunda terkejut melihat kepulan asap hitam yang muncul di antara Pulau Rakata Besar, Pulau Rakata Kecil/Pulau Panjang, dan Pulau Sertung yang mengelilingi kaldera

(kawah besar) letusan Gunung Krakatau.

Dengan segenap pesona dan misteri alamnya yang

sedemikian rupa, cukup alasan kiranya

mengapa kawasan Gunung

Krakatau dan sekitarnya senantiasa

mengundang minat orang untuk berkunjung ke sana, baik para wisatawan yang

hanya sekadar untuk bertamasya atau mencari inspirasi maupun kalangan ilmuwan yang datang dalam rangka penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Penuh misteri namun eksotik. Mengerikan tapi juga memesona. Begitulah kira-kira kesan ketika mengunjungi kawasan Gunung Krakatau. Meskipun rute menuju gunung ini berliku-liku, penuh tantangan, serta terik matahari dan panas pasir yang tidak kenal kompromi, namun semuanya akan terobati ketika berhasil menaklukkan gunung yang berada di tengah-tengah lautan ini. Letusan dahsyatnya pada tahun 1883 memang menghancurkan tiga perempat tubuh Gunung Krakatau, namun letusan itu juga menyisakan bentangan alam yang sangat elok dipandang mata. Pesona kaldera (kawah besar) yang dikelilingi oleh Gunung Rakata Besar, Gunung Rakata Kecil/Gunung Panjang, dan Gunung Sertung menambah daya tarik kawasan ini.

Sekalipun tergolong daerah tandus, namun kawasan Gunung Krakatau masih menyimpan berbagai koleksi flora dan fauna yang langka. Beberapa koleksi flora yang dapat dijumpai di sini, antara lain, kelapa (cocos nucifera), ketapang (terminalia catappa), cemara (casuarina equisetifolia), dan lain

184 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

sebagainya. Berbagai kekayaan faunanya, seperti biawak (varanus salvator), penyu hijau (cholenia midas), ular piton (phyton sp), kalong (pteropus vampirus), burung raja udang (alcedo atthis), kadal (lygosoma), burung hantu, dan kupu-kupu, juga dapat dijumpai di sini.

Sementara itu, laut biru yang mengitari Gunung Krakatau juga tidak bosan-bosannya dipandang mata, seolah-olah laut tersebut telah ditakdirkan menjadi pengawal abadinya. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati kawasan ini dengan cara yang berbeda, dapat memancing ikan di tepi kaki Gunung Krakatau yang dihuni oleh berbagai jenis ikan. Air lautnya yang bersih dan jernih sangat mendukung aktivitas wisatawan yang ingin berenang atau snorkeling. Dengan menyelam, wisatawan akan berdecak kagum melihat pesona dan kehidupan biota bawah laut, seperti rancaknya terumbu karang dan aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombolan. Bila beruntung, wisatawan dapat melihat salah satu spesies fauna laut yang terlihat cantik dan lucu dengan warna merah berpadu garis putih, yaitu ikan nemo (amphiprion ocellaris). Biasanya, spesies yang dijuluki ikan badut ini hidup di antara karang-karang beracun dan tidak lari ketika didekati oleh para penyelam.

Ketika hari merangkak senja, eksotisme kawasan Gunung Krakatau kian kentara. Wisatawan akan terkagum-kagum melihat pesona matahari tenggelam (sunset). Dari punggung gunung ini, wisatawan dapat melihat keindahan Selat Sunda, Teluk Lampung yang rancak, pesona pantai barat Banten, lalu-lalang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni yang selalu ramai, dan kerlap-kerlip bagan nelayan dari kejauhan.

Lain pesona Gunung Krakatau, lain lagi pesona Gunung Anak Krakatau. Bila Gunung Krakatau sudah satu abad lebih tidak aktif, sebaliknya kondisi Gunung Anak Krakatau masih aktif dan bahkan pernah meletus beberapa kali. Daya tarik Gunung Anak Krakatau justru pada kondisinya yang fluktuatif, di samping ketinggiannya yang terus bertambah saban waktu. Bila kondisinya sedang tidak normal, turis dilarang mendekatinya. Andai diizinkan, turis hanya diperbolehkan mendekatinya dalam radius tertentu, maksimal sampai di punggung Gunung Anak Krakatau. Kawahnya yang senantiasa menyemburkan bebatuan, pasir, debu, dan lava panas merupakan momen-momen yang selalu dinanti-nantikan oleh turis domestik maupun asing. Dalam kondisi demikian, turis dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang bagai “kembang api di tengah pesta” itu dari Pulau Sebesi dan Pantai Kalianda Lampung atau dari kawasan pantai barat Banten. Jika sedang stabil, turis dapat melihat bekas muntahan Gunung Anak Krakatau berupa bongkahan tanah dan batu yang didominasi warna cokelat kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran.

Dengan potensi alam, pesona, dan misteri Gunung Krakatau yang sedemikian rupa, masuk akal kiranya bila kalangan ilmuwan menjadikan kawasan tersebut sebagai laboratorium alam bagi beberapa disiplin ilmu, seperti geologi, vulkanologi, biologi, dan konservasi, selain tempat tamasya yang eksotik tentunya. Bahkan, ada juga yang menominasikan Gunung Krakatau sebagai salah satu dari tujuh keajaiban alam dunia.

Secara administratif, Gunung Krakatau masuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Indonesia.

185 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Bagi pelancong yang berada di Provinsi Banten, dapat naik kapal ferry (Roro) dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, menuju Pelabuhan Bakauheni, Kota Bandar Lampung, yang dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam pelayaran. Dari Pelabuhan Merak, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Kota Kalianda, ibukota Kabupaten Lampung Selatan, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Dari Kota Kalianda, pelancong naik bus lagi menuju Dermaga Desa Canti dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Kemudian, dari Dermaga Desa Canti, pelancong dapat menyewa perahu motor menuju Kepulauan Krakatau dengan waktu tempuh sekitar 150 menit.

Sedangkan pelancong yang berada di Provinsi Lampung dapat memulai perjalanan dengan naik bus dari Terminal Bus Rajabasa atau Terminal Bus Panjang, Kota Bandar Lampung menuju Kalianda dengan waktu tempuh lebih-kurang 45 menit. Dari Kalianda, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Dermaga Desa Canti dan kemudian menyewa perahu motor menuju Kepulauan Krakatau.

Selain rute-rute di atas, pelancong juga dapat mengakses Gunung Krakatau dari Pantai Anyer, Pantai Carita, dan Pantai Tanjung Lesung yang dapat ditempuh dalam waktu dua jam dengan menyewa speed boat.

f. Pantai Mutun

Membicarakan tentang wisata di Provinsi Lampung tentu yang pertama terlintas di ingatan adalah pusat pelatihan gajah Way Kambas. Tempat di mana gajah liar dididik untuk menjadi gajah yang patuh dan bisa melakukan berbagai macam pertunjukan. Namun, obyek wisata yang ada di

Provinsi Lampung tidak hanya sebatas Way Kambas saja. Lampung juga memiliki obyek wisata lain yang layak dijadikan destinasi liburan Anda.

Sebagai contoh sebut saja hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Museum Lampung, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Kalianda. Namun, selain obyek wisata yang telah disebutkan di atas, masih ada satu obyek yang tidak kalah menarik dan sayang untuk dilewatkan. Obyek wisata tersebut adalah Pantai Mutun.

186 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Pantai Mutun berada di jalur yang

menuju ke Padang Cermin, kurang lebih

25 kilometer dari Kota Bandar

Lampung. Letak pantai ini sendiri berada di sebelah kiri jalan utama,

dan dari jalan utama berjarak sekitar

satu kilometer. Sebagai tempat kunjungan wisatawan, selama dua tahun

terakhir Pantai Mutun mulai berbenah dan mempercantik diri. Berbagai sarana dan fasilitas telah

dibangun untuk melengkapi keindahan Pantai Mutun. Hamparan pantai berpasir putih dengan laut biru merupakan

pemandangan yang mendominasi obyek wisata Pantai Mutun. Dengan laut yang berombak tenang membuat wisatawan tidak ragu lagi untuk menceburkan diri dan berenang di laut. Bagi yang tidak ingin mandi di laut, Anda dapat duduk dan berteduh di pondok-pondok kecil yang ada di sepanjang pantai sambil mengawasi keluarga Anda yang sedang bermain-main.

Tak puas dengan bermain air laut dan pasir, Anda dapat mencoba bermain flying fox, banana boat, kano, atau naik kuda menyusuri pantai. Semua fasilitas itu tersedia di Pantai Mutun dengan harga yang terbilang murah. Selain melakukan aktivitas yang telah disebutkan di atas, Anda juga dapat memancing di sini. Jika Anda tidak membawa peralatan memancing jangan kuatir, di sini ada tempat khusus yang menyewakan peralatan memancing beserta kapal yang dapat Anda gunakan untuk memancing di tengah laut. Harga sewanya pun relatif terjangkau.

Setelah bosan bermain di pantai, Anda dapat pergi ke pulau kecil yang ada di seberang pantai, pulau tersebut adalah Pulau Tangkil. Pulau Tangkil merupakan pulau kecil dengan pesona alam yang indah. Selain memiliki pantai berpasir putih, pulau seluas 16 hektare ini pun cukup

187 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

rimbun dengan beragam pohon, termasuk pohon kelapa dan pohon bakau. Untuk mencapai Pulau Tangkil Anda dapat menaiki perahu kelotok milik nelayan. Jarak dari Pantai Mutun ke Pulau tangkil hanya 1 mil. Setelah sampai di Pulau Tangkil Anda bisa minta untuk ditinggal atau ditunggu. Jika Anda minta ditinggal untuk mengelilingi Pulau Tangkil, sebaiknya Anda membikin janji dengan pemilik kapal kapan Anda akan dijemput. Pantai Mutun terletak di Jl. Pematang Rinjing, Desa Sukajaya, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Indonesia.

Terletak sekitar 25 kilometer arah barat daya dari Kota Bandar Lampung membuat pantai ini mudah untuk dikunjungi. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi waktu yang diperlukan untuk mencapai pantai ini kurang lebih 30 menit. Namun, bagi Anda yang menggunakan angkutan umum dari Bandar Lampung, Anda cukup naik kendaraan satu kali. Setelah Anda sampai di jalan raya menuju pantai, Anda dapat memilih untuk berjalan kaki atau naik ojek. Jaraknya kurang lebih satu kilometer. Jika Anda memilih untuk menggunakan taksi dari Bandar Lampung, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp50.000,00, dan Anda langsung turun di bibir pantai (Juli 2009). Untuk dapat menikmati keindahan Pantai Mutun, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp5.000 guna membayar tiket masuk. Tiket untuk mobil sebesar Rp10.000,00 (Juli 2009).

g. Pantai Hiburan Duta Wisata, terletak di Jl. Laks. Martadinata kurang lebih 5

KM dari Kota Telukbetung ke arah barat. Dengan panoramanya yang indah dan tersedianya pondok-pondok disepanjang pantai, setiap hari libur selalu ramai dikunjungi karena laut yang bening seputih pasirnya dan terdapat juga kolam pemandian.

h. Rumah Adat Lampung Olok Gading, merupakan Rumah Adat Lampung Pesisir yang terdapat di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Telukbetung Barat. Arsitek tradisinoal Lampung lainnya dapat ditemukan di daerah Negeri Olokgading, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Negeri Olokgading ini termasuk Lampung Pesisir Saibatin .Begitu memasuki Olokgading kita akan menjumpai jajaran rumah panggung khas Lampung Pesisir, dan di sanalah kita akan melihat Lamban Dalom Kebandaran Marga Olokgading, yang menjadi pusat adat istiadat Marga

188 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Balak Olokgading. Bangunan ini berbahan kayu dan di depan rumah berdiri plang nama bertuliskan “Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir”. Bentuknya sangat unik dan khas dengan siger besar berdiri megah di atas bangunan bagian muka . Sampai sekarang lamban dalom ini ditempati kepala adat Marga Balak secara turun temurun. Meskipun berada di perkotaan, fungsi rumah panggung tidak begitu saja hilang. Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak berfungsi sebagai tempat rapat, musyawarah, begawi, dan acara-acara adat lain. Di Lamban Dalom ini ada siger yang berusia ratusan tahun, konon sudah ada sebelum Gunung Krakatau meletus. Siger yang terbuat dari bahan perak ini adalah milik kepala adat dan diwariskan secara turun temurun.Siger ini hanyalah salah satu artefak atau peninggalan budaya yang sudah ratusan tahun usianya disimpan oleh Marga Balak. Selain siger ada juga keris, pedang, tombak samurai, kain sarat( kain khas Lampung Pesisir seperti tapis), terbangan( alat musik pukul seperti rebana), dan tala(sejenis alat musik khas Lampung sejenis kulintang) dan salah satunya dinamakan Talo Balak.

i. Pulau Kubur, berada di Pesisir Kota Bandar Lampung masuk wilayah kecamatan Telukbetung Barat. Pulau kubur ibukota kecamatan Telukbetung Barat dapat ditempuh dengan menggunakan perahu bermesin kurang lebih 10 genit. Memiliki objek wisata berupa kuburan tua dengan usia sekitar 200 tahun dan selain itu objek wisata yang dapat dikembangkan adalah rekreasi memancing.

j. Air Terjun Sukadana Ham, air Terjun Sukadana Ham terletak di Kelurahan

189 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

Sukadana Ham Kecamatan Tanjungkarang Barat pada lembah pegunungan yang hijau, indah dan udara yang segar terdapat air terjun yang mempunyai ketinggian kurang lebih 10 meter.

k. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman, kawasan Hutan Lindung terletak pada

ketinggian 250 meter dari permukaan laut, terletak di sebelah Barat Kota Tanjungkarang. Taman Hutan ini akan dikembangkan sebagai obyek wisata alam, seperti hiking karena terdapat Gunung Sukma Hilang, Camping, penelitian dan lain-lain.

l. Taman Wisata Batu Putuk, obyek Wisata Alam Batu Putuk merupakan salah satu kawasan yang dapat dikembangkan dan memungkinkan pengembangan kawasan dengan paradigma riverfront development. Atas dasar tersebut diatas maka penataan kawasan ini perlu mempertimbangkan pengaturan hubungan antar bangunan dan lingkungan yang ada dalam suatu kawasan perencanaan, baik secara fungsional, visual maupun lingkungan.

2. Wisata Sejarah a. Museum Lampung

Museum Lampung menyimpan benda-benda bersejarah dari nenek moyang masyarakat Lampung. Di museum ini tersimpan benda-benda kuno, seperti: keramik peninggalan Cina dan Siam, dan peralatan rumah tangga yang berasal dari abad lampau. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari kerja dari Senin sampai Sabtu.

Di tempat ini juga terdapat Taman Budaya atau Pusat Kesenian yang pada hari-hari tertentu menyajikan musik klasik dan tarian tradisional Daerah Lampung. Museum ini terletak di jalan Teuku Umar, Bandar Lampung.

190 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

b. Festival Teluk Stabas

Festival Teluk Stabas (FTS), masyarakat Lampung sering menyebutnya juga dengan Pesta Sekura atau Pesta Topeng. Atraksi Topeng (Tari Topeng)

merupakan atraksi budaya leluhur masyarakat Lampung yang digelar sebagai upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan seni budaya Lampung. Pesta Sekura ini merupakan salah satu budaya asli masyarakat Lampung, khususnya masyarakat Lampung Barat. Festival ini biasanya dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan luar

negeri, bahkan tidak ketinggalan para pejabat juga turut memeriahkan festival ini.

Tarian Sekura merupakan salah satu peninggalan leluhur asli di Lambar. Pesta itu merupakan ungkapan kegembiraan umat Islam setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan. Dan, Sekura adalah topeng atau penutup muka, untuk mengubah penampilan yang menggambarkan suasana gembira dan kebebasan berekspresi maupun berkreasi dalam suatu kebersamaan kelompok.

Atraksi Sekura, dengan aneka topeng yang ditampilkan pada awal, di tengah dan akhir acara, menjadi perhatian pengunjung yang berkerumun di sekitar tenda tamu dan undangan maupun sekeliling Lapangan Merdeka Kota Liwa.

Pesta Sekura biasanya dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri dari tanggal 1 Syawal hingga 5 Syawal atau lebih, yang pelaksanaannya secara bergantian dari pekon (desa) ke pekon lainnya.

Sekura ada dua macam, yaitu Betik dan Kamak (Kotor). Disebut Sekura Betik karena topeng penutup muka dihias dengan Kain Panjang. Sedangkan disebut Sekura Kamak karena topeng yang digunakan terbuat dari kayu, terlihat kotor dan menggunakan rumbai tumbuh-tumbuhan sebagai hiasannya. Sekura Betik menggambarkan Keceriaan (menghibur) sedangkan Sekura Kamak menggambarkan Kelucuan.

Dalam festival ini pengunjung dapat ikut menarikan tari topeng ini dengan menggunakan topeng Sekura dan menyatu dengan penari-penari asli. Pesta Sekura itu, diakhiri dengan panjat pinang yang berisikan berbagai hadiah di pucuknya. Selain itu, dengan menyaksikan festival ini, pengunjung dapat mengetahui karya para leluhur masyarakat Lampung. Festival Sekura dilaksanakan di lapangan Merdeka di Kota Liwa-Lambar, Lampung Barat.

191 Kepariwisataan : Provinsi Lampung

C. Budaya :

Upacara adat yang masih dilestarikan : 1. Upacara Kuruk Limau : Upacara tujuh bulanan 2. Upacara Becukor: Upacara gunting rambut bayi yang berumur 2 tahun. 3. Upacara Turun Tanah : Upacara ketika bayi berumur 3 bulan. 4. Upacara Nyerak : Upacara melubangi bagian daun telinga bayi perempuan untuk

memasang anting-anting. 5. Upacara Rebahdiah : Upacara adat perkawinan besar dari suku Saibatin. 6. Upacara Hibalbatin : Upacara adat perkawinan jujur antara pria dan wanita yang

berlainan marga. 7. Upacara Bumbung Aji : Upacara adat perkawinan jujur tingkat 2 dimana

mempelai pria hanya menggunakan pakaian haji. 8. Upacara Intar Padang : Upacara perkawinan adat yang tidak dilakukan di balai

adat, hanya dilakukan oleh pemuka adat dan tidak disaksikan oleh penyimbang. 9. Upacara Sebambangan : Upacara perkawinan tanpa melalui lamaran dan masa

pertunangan. 10. Upacara Ngelepaskan Niat : Upacara yang dilakukan seseorang yang memenuhi

nazar. 11. Upacara Ngerujak-ngelimau : Upacara makan rujak dan membersihkan rambut

pada saat menjelang bulan Ramadhan. 12. Upacara Bujenong Jaru Marga : Upacara pengukuhan kepala marga yang baru. Falsafah Hidup Masyarakat Setempat : 1. Pi’il Pesenggiri : segala sesuatu yang menyangkut harga diri, prilaku, dan sikap

hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik dan martabat secara pribadi maupun secara kelompok yang senantiasa dipertahankan.

2. Sakai Sambaian : gotong royong, tolong menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukan bagi pihak lain.

3. Nemui Nyimah : bermurah hati dan ramah tamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa saja yang berhubungan dengan mereka.

4. Nengah Nyappur : tata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan pengetahuan luas.

5. Bejuluk Baedek : tata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwariskan turun temurun dari zaman dahulu.

6. Kebukit Samo Mendaki, Kelurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul Yang ringan Samo Dijinjing : dengan senatiasa dilandasi dengan semangat hidup atau dikenal dengan 5 (lima) filosofi/prinsip hidup yaitu Piil Pesenggiri, Bejuluk Beadek, Nemuy Nyimah, Nengah Nyappur dan Sakay Sembayan, yang merupakan tekad masyarakat Lampung dengan kesadaran bersama sehingga tetap terpelihara kerukunan antar sesama masyarakat yang saling asah, saling asih dan saling asuh