6
Bismilahirrahmaanirrahiim Setiap manusia yang mampu menyingkapkan dirinya dengan benar berdasarkan al-Qur'an akan selalu menghasilkan kodefikasi numerik 114 sebagai an-Naas dan sebagai Bani Adam yang menjadi Khalifah (Penguasa Pengetahuan Tauhid). Petunjuk penyingkapan jati diri; 1) Tauhidkanlah dengan benar dan murni Laa ilaaha illaa Allaah, Muhammadurrasulullah”, Tuhanmu Yang Maha Esa dan tempat bergantung (QS 112:1-4) dan Yang Maha Menciptakan (QS 96:1-5) dan Muhammad Utusan Allah, washilah dan pembimbingmu sebagai orang yang diberi nikmat yang banyak oleh Allah, yang akan mengiringimu memasuki Shirathaal Mustaqiim. Jangan syirik, baik yang halus maupun yang vulgar. Jauhi dunia perklenikan dan perdukunan karena merupakan salah satu instrumen Iblis yang nyata benar menjadi sarana pembodohan manusia yang berakal pikiran. Selain itu, dunia perdukunan dan perklenikan akan dapat menyebabkan manusia menjadi satanik. Juga , hati-hatilah, jangan pernah beranggapan bahwa doa dan memajang kaligrafi di rumahmu akan dapat mengusir setan. Hal ini termasuk syirik juga karena hanya Allah lah bukan karena kaligrafi atau rentetan doa yang mengusir setan. Khususnya setan dari dalam dirimu yaitu was-was dihati (QS 114:1-4) yang berkembang menjadi buruk sangka kepada sesama makhluk atau bahkan buruk sangka kepada Tuhan. Doa hanya sekedar bahasa yang kita gunakan untuk memohon bantuan Allah SWT, jadi bukan karena doamu tetapi karena kehendak, kekuasaan, ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah lah semua keinginanmu maujud. Selalu bersandarlah kepada-Nya. 2) Mulailah dari diri Anda sendiri, apakah berdasarkan profesi maupun berdasarkan apa yang Anda sukai. Apakah berdasarkan tanggal lahir, ataupun nama Anda sendiri, ataupun hal-hal lainnya yang mungkin.

Petunjuk Menemukan Jati Diri

  • Upload
    atmonadi

  • View
    20.875

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Artikel ini merupakan ringkasan langkah-langkah bagi Umat Islam untuk menemukan jati dirinya

Citation preview

Page 1: Petunjuk Menemukan Jati Diri

Bismilahirrahmaanirrahiim

Setiap manusia yang mampu menyingkapkan dirinya dengan benar berdasarkan

al-Qur'an akan selalu menghasilkan kodefikasi numerik 114 sebagai an-Naas

dan sebagai Bani Adam yang menjadi Khalifah (Penguasa Pengetahuan

Tauhid).

Petunjuk penyingkapan jati diri;

1) Tauhidkanlah dengan benar dan murni “Laa ilaaha illaa Allaah,

Muhammadurrasulullah”, Tuhanmu Yang Maha Esa dan tempat bergantung

(QS 112:1-4) dan Yang Maha Menciptakan (QS 96:1-5) dan Muhammad

Utusan Allah, washilah dan pembimbingmu sebagai orang yang diberi nikmat

yang banyak oleh Allah, yang akan mengiringimu memasuki Shirathaal

Mustaqiim. Jangan syirik, baik yang halus maupun yang vulgar. Jauhi dunia

perklenikan dan perdukunan karena merupakan salah satu instrumen Iblis

yang nyata benar menjadi sarana pembodohan manusia yang berakal

pikiran. Selain itu, dunia perdukunan dan perklenikan akan dapat

menyebabkan manusia menjadi satanik. Juga , hati-hatilah, jangan pernah

beranggapan bahwa doa dan memajang kaligrafi di rumahmu akan dapat

mengusir setan. Hal ini termasuk syirik juga karena hanya Allah lah bukan

karena kaligrafi atau rentetan doa yang mengusir setan. Khususnya setan

dari dalam dirimu yaitu was-was dihati (QS 114:1-4) yang berkembang

menjadi buruk sangka kepada sesama makhluk atau bahkan buruk sangka

kepada Tuhan. Doa hanya sekedar bahasa yang kita gunakan untuk

memohon bantuan Allah SWT, jadi bukan karena doamu tetapi karena

kehendak, kekuasaan, ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah lah semua

keinginanmu maujud. Selalu bersandarlah kepada-Nya.

2) Mulailah dari diri Anda sendiri, apakah berdasarkan profesi maupun

berdasarkan apa yang Anda sukai. Apakah berdasarkan tanggal lahir,

ataupun nama Anda sendiri, ataupun hal-hal lainnya yang mungkin.

Page 2: Petunjuk Menemukan Jati Diri

Ketahuilah, al-Qur'an adalah suatu kesempurnaan pedoman yang rigid,

namun fleksibel karena mempunyai arah pandangan dan pintu masuk berupa

lingkaran kesempurnaan 360 derajat sebagai wujudnya kesempurnaan dan

detak jantung kehidupan semua makhluk yaitu YaaSiin.

3) Singkapkanlah dengan panduan Iqra dan jiwa yang termurnikan dengan

pedoman kepada akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Berfikirlah dengan

filosofis, logis, dan kreatif sebagai pemahaman tri-lateral untuk menyelami al-

Qur’an yang pemahamannya bertingkat-tingkat mulai dari makna lahiriah

yang terbaca, makna ilmiah yang tersingkap secara logis melalui nomor surat

maupun ayatnya, maupun hakikat terdalam sebagai makna batiniah yang

tersirat didalamnya, dan akhirnya menjadi dasar-dasar bagaimana Anda

bertindak yaitu akhlak Rasulullah (simak QS 9:128-129, QS 10:9-10).

4) Ketika Tuhan memberikan petunjuk, berdoalah agar pengetahuan-Nya

dilimpahkan kepadamu. Berendah dirilah dihadapan-Nya, sucikan dirimu

ketika engkau ingin membaca Al Qur'an dan jauhilah hawa nafsu ketika

membaca al-Qur’an. Penelusuran dengan meneliti nomor surat dan ayat,

huruf-huruf, makna terdalam, dan simbol-simbol serta ungkapan yang

dinyatakan dengan kisah Nabi dan orang beriman maupun kaum yang

menentang Tuhan akan membantu melacak jejak-jejak historis Anda dalam

al-Qur'an sebagai Bani Adam, anak-anak Adam yang menguasai

Pengetahuan Tauhid. Engkau adalah “Khalifata” bagi dirimu sendiri dan

orang-orang disekitarmu. Jangan takuti bahasa Arab di Al Qur’an, pelajarilah

sedikit demi sedikit semampumu.

5) Jalankan perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Shalatlah dengan ikhlas dan

ridha tanpa beban dan keinginan untuk ini atau itu. Shalatlah sebagai

pemenuhan hak-hak Allah untuk menerima maghfirah (ampunan) yang

dianugerahkan Allah kepadamu sebagai ‘Abd Allah yang berserah diri (Umat

Islam) dengan ampunan dan taubat (Istighfar) yang menauhidkan dan

menjadi bagian dari kontinuitas keseimbangan jagat raya. Sebagai muslim,

engkau adalah tetapan awal mula yang menjadikan bagian dari eksistensi al-

Aalamin (alam semesta global). Engkau adalah an-Naas (Qs 114), al-

Page 3: Petunjuk Menemukan Jati Diri

Insaan(Qs 76), al-Mukminin(Qs 23), al-Mukmin(Qs 40) yang berasal dari "fii

ahsaani taqwiim" (sebaik-baiknya bentuk) (Qs 95:4) yang bisa menjadi al-

Insaan al-Kamil (QS 2:128-129) dibawah naungan Rahmaatan Lil Aalamin

(Nabi Muhammad SAW), dengan pedoman Dzikrul Lil Aalamin (Al Qur’an),

dan pengajaran Rabbul Aalamin. Sadarilah itu sebagai konsep fundamental!

6) Selama perjalanan Anda menelusuri Al Qur’an, Anda akan menemui berbagai

hal yang dapat Anda terapkan maupun peringatan yang membantu Anda

untuk memperbaiki apa yang perlu Anda perbaiki.

7) Hati-hati Iblis dan setan dari dirimu, was-was yang engkau tumbuhkan di

dadamu, dan lingkungan sekelilingmu dapat menjadi Iblis dan setan yang

menyesatkan. Iblis dan setan dapat berupa apa saja dan datang dari depan,

belakang, kiri dan kanan (QS 7:17), maka WASPADALAH!

8) Sadarilah dalam dirimu bersemayam senyawa Iblis (kalor panas tubuh) yang

dapat menjadikan dirimu satanik, dajjalik (buta mata hati, summum, bukmum

umyun), dan menjadi bagian dari “kaum Yakjuj dan Makjuj” yaitu “kaum

panjang angan-angan dan khayal” yang condong kepada ilusi mental yang

menuruti hawa nafsu.

9) Perhatikanlah makanan dan minumanmu dari mana asal muasalnya, dan

bagaimana komposisinya apakah mengandung senyawa yang membuat

kalor tubuhmu menjadi tak tekendali atau tidak. Jangan sekalipun memakan

“makanan dan minuman” yang “memabukkan” atau minuman tonik yang

mempunyai kecondongan kepada meningkatnya kalor tubuh dan syahwat.

Tetapi jangan bodoh untuk mengatakan alkohol murni itu haram, karena

alkohol dapat dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih berguna. Jika kita tidak

memahami maksud halal dan haram dalam makanan dan minuman sebagai

hasil olahan yang menyebabkan pengaruh buruk pada akal pikiran kita

(kesehatan mental kita), maka kita semua akan di adzab Allah karena

mengharamkan penampilan Asma dan Sifat-Nya, dan tentunya karena kita

setiap hari menggunakan bahan bakar yang merupakan keluarga alkohol

atau bahan-bahan lainnya yang bersinggungan secara alamiah. Jadi

pikirkanlah jangan mengikuti kedunguan Iblis.

Page 4: Petunjuk Menemukan Jati Diri

10) Jangan sandarkan dirimu pada amaliah lahirmu, apalagi dari pakaianmu,

karena ke surga dan ke neraka bukanlah karena amaliah kita tetapi semata-

mata karena anugerah Allah. Seandainya Allah hanya mengatakan bahwa

tiket masuk surga karena amal lahiriah semata, maka ketahuilah seumur

hidup ibadahmu yang terbaik sekalipun tak akan sanggup untuk membalas

limpahan keikhlasan Allah untuk menciptakan selembar bulu rambut yang

ada di lubang hidungmu. Perbanyaklah amaliah lahir dengan landasan batin

yang benar, dengan ikhlas dan ridha tanpa kecenderungan untuk

mendapatkan surga atau neraka, apalagi ingin menjadi kaya di dunia.

Keikhlasanmu adalah keikhlasan Allah yang telah menciptakanmu. Tanpa

ikhlas-Nya maka makhluk tak akan pernah ada.

11) Ketahuilah, ibadahmu tak ada hubungannya dengan kekayaanmu di dunia.

Karena itu ibadahmu hanya patut untuk Allah SWT karena engkau diciptakan

sebagai cermin untuk menampilkan Pengetahuan-Nya dengan landasan

penauhidan dan engkau sekedar menjadi abdi (‘Abd) yang menyembah-Nya.

12) Tahajudlah dan perbanyaklah istighfar dan memohon ampunan Allah,

bagaimana pun kondisimu, baik keadaan susah maupun senang. Tahajudlah

untuk memohon ampunan dan memohon ridha dan tambahan pengetahuan-

Nya. Tahajud adalah shalat wajib yang akhirnya diringankan karena

keterbatasan fisikal manusia. Jadi, sejatinya tahajud shalat wajib namun

karena kalau malam manusia umumnya beristirahat maka shalat tahajud

diringankan Allah hanya bagi yang mau dan mampu (QS 73:20).

13) Istiqamah-lah, jalankan semua ubudiyyahmu dengan ketekunan, bukan

dengan nafsu dan ingin cepat-cepat menjadi ahli ibadah. Bukankah di al-

Qur'an disebutkan untuk beribadah semampunya?Jangan menyesali apa

yang tak bisa kau raih, lakukanlah semua ibadahmu semampumu, apapun

kondisimu saat itu.

14) Setiap kali selesai shalat, perbanyaklah istigfar-mu, dzikirmu dengan

kodefikasi 4x33 kali yaitu tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir (urutannya bebas),

dan perbanyaklah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW karena dialah

yang menjadi washilah-mu sejak awal dan akhir penciptaan makhluk.

Page 5: Petunjuk Menemukan Jati Diri

Perbanyaklah membaca surat al-Fatihah, an-Nashr, al-Ikhlas, al-Falaq, dan

an-Naas dalam keadaan apapun.

15) Jangan pernah merasa diri paling beriman, paling suci, paling baik, ataupun

sikap menyombongkan diri. Ketahuilah, sikap itu muncul dari kebodohan Iblis

yang tidak tahu bagaimana dirinya diciptakan. Kebodohan adalah musuh

Umat Islam yang memunculkan sikap banggga diri yang membahayakan.

Ketahuilah semua makhluk diciptakan dengan limpahan kalimat Basmalah

maka semua makhluk sejatinya menerima rahmat Allah SWT. Jadi, jangan

menyombongkan diri karena kesombongan muncul dari penyakit Ghurur

(bangga diri) yang akan menimbulkan sombong, takabur, riya, kedengkian

dan sederetan penyakit Iblis yang akan sambung menyambung

menggelapkan hati. Kalau ini terjadi, maka sebaik apapun lahiriahnya engkau

menampilkan diri tak lebih dari keinginan untuk dipuja puji orang lain. Iblis

adalah musuhmu, esensinya ada dalam diri setiap manusia maka ia akan

selalu berupaya terus menerus menggodamu dengan berbagai cara, bahkan

dengan jubah-jubah kesucian dan peribadahan sekalipun.

16) Mulailah berpikir dengan mendalam atas semua aktivitasmu. Jangan menjadi

TAKLID buta, apalagi membebek dan nyambat apa kata orang, sikap ini

muncul dari kebodohan Iblis. Juga, jangan mudah dipanas-panasi atau

dibodohi dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Boleh jadi berita itu

adalah berita dari kaum al-Kafiruun atau al-Munafiquun.

17) Jangan lupakan bahwa semua itu tak lebih dari anugerah Allah karena

realitas tegaknya semua makhluk adalah "Laa Hawla Walla Quwwaata Illa

Billah"(Tiada daya dan upaya kecuali daya dan upaya Allah semata).

ATMND (114912)

Page 6: Petunjuk Menemukan Jati Diri