Upload
ngotuyen
View
232
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
1
PETUNJUK PELAKSANAAN
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI
(M-KRPL) DI BENGKULU
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012
2
PETUNJUK PELAKSANAAN Nomor : 26./1801.019/011/C/JUKLAK/2012
JUDUL RODHP : Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di
Bengkulu
JENIS KEGIATAN : Diseminasi
LOKASI : Kabupaten Bengkulu Tengah
Kabupaten Bengkulu Utara
Kabupaten Mukomuko
Kabupaten Kaur
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kabupaten Seluma
Kota Bengkulu
TUJUAN : 1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga
melalui pemanfaatan lahan pekarangannya, dan
meningkatkan kemampuan keluarga dan
masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pekarangan
2. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk
menjaga keberlanjutan dan kelestarian
pemanfaatan pekarangan
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif
keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan
hijau yang bersih dan sehat secara mandiri
4. Mereplikasi Model KRPL perdesaan dan
perkotaan ke 5 Kabupaten baru
KELUARAN : 1. Terbentuknya kawasan pengembangan
pekarangan mendukung Rumah Pangan
Lestari (RPL) di Perkotaan dan Perdesaan
sebanyak 6 Kabupaten-Kota
2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi di
setiap rumah tangga
3
3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif di
perdesaan dan perkotaan
4. Tersusunnya Model perdesaan di 6 Kabupaten
(10 unit) dan model Perkotaan (3 unit)
Sasaran : Berkembangnya kemampuan keluarga dan
masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, menuju
keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
4
KONSEP DAN BATASAN
1. Lahan Pekarangan : adalah lahan kering yang berada di sekitar rumah
yang dibatasi dengan pagar/batas
2. Penataan Pekarangan : ditujukan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif
dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.
3. Rumah Pangan Lestari (RPL): rumah yang memanfaatkan pekarangan
secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana,
yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.
4. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): diwujudkan dalam satu dusun
(kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum
lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta
mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus
menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial,
dilengkapi dengan kebun bibit.
5. Pengelompokan Lahan Pekarangan: Dibedakan atas pekarangan
perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk
menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha
pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan.
a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dapat dikelompokkan
menjadi 2 strata, yaitu : (1) Perumahan tanpa halaman sampai dengan
luas lahan 100 m2; (2) Perumahan dengan luas lahan 100 – 200 m2.
b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi
2 strata, yaitu (1) sempit sampai luas : 200 - 400 m2; (2) pekarangan
luas (>400 m2).
6. Pemilihan komoditas: ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya
secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara
lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, belimbing,
jambu biji, Jeruk Kalamansi, mangga bengkulu). Pada pekarangan yang lebih
luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak ayam, itik, kambing.
5
TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Persiapan :
a) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok
sasaran
b) pertemuan dengan SKPD terkait untuk menentukan kesepakatan dalam
penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi,
c) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
2. Pembentukan Kelompok :
Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga, dan
fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu
dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para
anggota kelompok itu sendiri.
3. Sosialisasi
Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal
untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi
dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas
pelaksana instansi terkai
4. Perencanaan Kegiatan
a) Diawali dengan pelaksanaan PRA untuk mengetahui kondisi awal, potensi,
dan kendala, serta menyusun disain pekarangan.
b) Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan
dengan menanam berbagai tanaman pangan, sayuran dan obat keluarga,
ikan dan ternak, serta pengelolaan limbah rumah tangga.
c) Menyusun rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan
bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait.
5. Pelatihan
Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis pelatihan yang
dilakukan diantaranya : penyiapan media tanam, teknik budidaya tanaman
pangan, buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak,
pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah
tangga menjadi kompos.
6
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Tim terpadu yang dikoordinir oleh
Badan Ketahanan Pangan Provinsi, dengan pengawalan teknologi oleh
peneliti/penyuluh BPTP serta pendampingan oleh Penyuluh lapangan.
Kegiatan bersifat lapangan (demplot beberapa titik, penanaman
sayuran/ternak/ikan kepada seluruh anggota, pengelolaan Kebun Bibit
Desa).
7. Monitoring dan Evaluasi
Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan
menilai kesesuaian kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perencanaan.
Evaluasi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan tambahan pendapatan
keluarga
7
DISAIN PEKARANGAN
Model Perkotaan : Strata I (Luas < 100 m2)
1. Untuk rumah tanpa halaman dapat ditanam sayuran vertikultur tingkat
4 (bahan dari paralon atau bambu betung). Tanaman yang dapat
ditanaman adalah jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun
bawang, kemangi; tanaman obat yang dapat diusahakan antara lain :
kencur, jahe, kunyit.
2. Rumah dengan halaman sempit dapat ditanam tanaman sayuran
vertikultur , tanaman dalam polybag seperti : cabe, terung, tomat, dan
bunga kool
3. Rumah yang halaman pekarangan agak luas ( < 100 m2) dapat
diusahakan tanaman dalam polybag maupun bertanam di bedengan
misalnya : cabe, terung, tomat, dan bunga kool, kunyit, kemangi,
lengkuas, jahe.
Model Perkotaan : Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 )
1. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang
diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para
2. Halaman dengan sinar penuh dapat ditanami sayuran, buah-buahan
dan obat. Sayuran yang ditanam dianjurkan dalam bedengan ukuran 1
- 2 m x 4 – 8m tergantung ketersediaan lahan, jenis sayuran seperti :
kangkung, cabai, tomat, kool bunga, terung, atau kacang panjang
Halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) : bayam, sawi, slada,
kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas
3. Pada halaman yang luas dapat diusahakan tanaman buah seperti :
pisang, papaya, jeruk kalamnsi, mangga Bengkulu. Selain tanaman
sayur dan buah juga dapat diusahakan ternak ayam buras, dan kolam
ikan (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata I (luas pekarangan < 400 m2)
1. Pada halaman yang sempit sampai cukup luas dianjurkan menanam
dalam polybag dan bedengan. Tanaman sayuran dalam polibag :
8
tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di halaman depan rumah
menggunakan para-para.
Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh :
kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman
dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, slada,sledri, kunyit,
kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas
Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya :
pisang, mangga, papaya, jeruk kalamansi
2. Ternak ayam kampung
3. Kolam ikan : (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata II (luas pekarangan > 400 m2)
1. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang, sawi
diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para
Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh :
kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman
dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, slada,sledri, kunyit,
kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas
Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya :
pisang, mangga, papaya, jeruk kalamansi
2. Tanaman pangan lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, gayong, garut,
talas)
3. Ternak ayam kampung Kolam ikan : (lele, Nila)
4. Ternak Kambing kacang,
9
KEBUN BIBIT DESA (KBD)
Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan kebun bibit yang dibuat di setiap
Desa untuk menuiapkan bibit tanaman yang dibutuhkan anggota. Tujuan KBD
adalah untuk menyiapkan bibit yang kontinyu, dan varietas terjamin sehingga
dapat mempertahankan kelestarian kawasan.
KBD untuk sayuran terdiri dari : (1) rumah bibit dengan ukuran 3 - 4 m X
5 m, tinggi 3 m, atap terbuat dari plastik bening tebal, dan (2) rak bibit berupa
para-para bertingkat.
KBD nantinya dapat memperoleh benih/bibit dari Kebun Bibit Inti (KBI)
berupa varietas unggul dari Badan Litbang, maupun swasta yang berada di BPTP.
Ketersediaan benih yang ada di BPTP antara lain
No Jenis Tanaman Varietas Keterangan
1 Tomat dataran Rendah Ratna, Opal, Fortuner Balitsa
2 Cabe Merah
Cabe Rawit
Tanjung, Lembang 2, Keriting, Hibrida
Balitsa
3 Terung Matahari, Lezata, Mustang Panah merah
4 Kool Bunga Panah Merah
5 Bayam Giti merah, Giti Hijau Balitsa
6 Kacang Panjang Balitsa
7 Sawi/Caisim Balitsa
8 Kangkung Sutera, lokal Balitsa
9 Ubi Rambat Var produktivitasnya tinggi Balitkabi
10 Ibu Kayu Balitkabi
10
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Menyiapkan Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa
unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran
antara tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan
perbandingan 2:1:1 (ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram).
Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata.
Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur
hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan
prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam
tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan
diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media
tanam seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di
dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah
mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak
terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan
menjaga kelembaban.
Contoh media tanaman
11
Media tanam dalam bedengan, dan polybag
12
2. Pembuatan Kompos dan Mikro Organisme Lokal (MOL)
Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui
proses pembusukan. Pembuatannya dilakukan pada suatu tempat yang
terlindung dari matahari dan hujan. Salah satu aktivator atau dekomposer
yang sering digunakan adalah Stardec, Trico-G atau Starbio. Aktivator
Stardec berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau
dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut
lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi
nitrogen non-simbiotik.
Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos:
1 ton bahan organik (pupuk kandang/limbah kotoran sapi)
2,5 kg Aktivator (Trico G/stardec)
100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus
lainnya)
100 kg abu Sekam
20 kg kalsit atau dolomit.
Alat-alat yang digunakan
Sekop
Cangkul
Gerobak sorong/ arco
Tempat oembuiatan/gudang
Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba stardec :
1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak
kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon
dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan
air. Pengolahan kompos juga bisa menggunakan media berbentuk lobang
dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m dan panjangnya tergantung
lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus untuk
pengolahan secara berkesinambungan.
2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain)
dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata
13
3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan
dasar kompos, kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec
kembali secara merata. Demikian seterusnya dialkukan sesuai dengan
kapasitas bahan yang diproses
4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk
mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s/d 60 %
5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses
pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu
pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton
bahan organik.
Ciri-ciri kompos yang telah matang:
1. Warna menjadi coklat kehitaman
2. Terjadi perubahan bentuk menjadi remah
3. Tidak berbau dan suhu tidak panas.
Cara penggunaan kompos:
Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau
lahan yang dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk
pertanaman padi sawah digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman
jagung 2 s/d 4 ton kompos. Penggunaan kompos dikombinasikan dengan
penggunaan 50 % rekomendasi pupuk kimia.
Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak
hanya untuk komoditi padi dan palawija, tetapi juga sayur-sayuran. Dosis
kompos pada tanaman sayuran (cabe , tomat dan lain-lain) berkisar 10 s/d
20 ton/ha atau 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1
kg kompos/ tanaman, tangkai buah cabe cenderung lebih kuat sehingga
dapat mengurangi gugur bunga. Pada tanaman terung, pemberian kompos
menyebabkan buah terung menjadi besar.
14
3. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Istilah verticultur sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris,
yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya
pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor
maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat
ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan
dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk
menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang
tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini
akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di
pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan
pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya
sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang
menyenagkan.
Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal
disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah
berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga atau
para-para, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan
dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran
Tanaman Vertikultur dari bambu Tanaman Vertikultur dari paralon
15
karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek.
Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain
selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, kemangi, tomat, pare, kacang
panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.
Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu
dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai
melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk
hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan
memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.
Pembuatan wadah tanam vertikultur
Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu
yang masing-masing panjangnya 120 cm, dengan pembagian 100 cm
untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada
setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih
yang batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang
ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin lama masa
pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang nantinya akan menjadi
ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang terakhir
dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam
bambu terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk
ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah
lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi air keluar wadah.
Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm
dengan menggunakan bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti
pahat untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selang-seling pada
keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan bidang kotak).
Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang
tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga
didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang
16
berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang dibuat 30 cm.
17
4. Budidaya Tanaman Cabe
Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis
sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk
dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia. Cabe sebagian
besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk
ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya. Komoditi tersebut
banyak diusahakan di lahan kering baik dataran tinggi maupun dataran
rendah. Cabe merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun
dataran tinggi, pada lahan sawah, pekarangan atau tegalan dengan
ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabe adalah
yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan
organik, pH tanah antara 6-7.
Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabe yang
dibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan,
sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan. Beberaoa varietas cabe
non hibrida spesifik dataran rendah yang dihasilkan Badan Litbang
Pertanian antara lain :
No Nama Varietas Potensi Hasil (ton/ha)
Panjang diameter buah (cm/cm)
Ketahanan terhadap penyakit
Ketahanan terhadap hama
Adaptasi
1 Tombak-1 (K) 19-22 13/1,5 Antraknos Lalat buah DT – DR 2 Tombak-2 (K) 11 9,8/1,3 Antraknos Lalat buah DT – DR 3 Cemeti-1 (K) 8,5 12/0,8 Antraknos Lalat buah DT – DR 4 Tampar-1 (K) 14,3 15,6/0,7 Layu +
Antrknos - -
5 Tampar-2 (K) 15,5 13,2/1,3 Layu + Antrknos
- -
6 Kriting Bkt Tinggi
30 18/0,1 Antraknos + busuk Batang
- -
7 Laris (B) 12 14,5/0,9 Antraknos + busuk daun
- DR – DT
8 Tanjung-1 (K) 18,5 10,9/1,2 - Tungau DR – DT 9 Tanjung-2 (B) 19,5 11,2/1,3 Antraknos - DR – DT 10 Lembang-1 (K) 19 11,2/1,3 Antraknos - DM – DT
18
Tahapan Budidaya
PERSEMAIAN • Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih
di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan
(pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan.
• Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap
menghadap ke timur.
• Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam
(1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan
masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.
• Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis
tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau
karung basah.
• Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung
dibuka.
• Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
• Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan
insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml
per liter
• Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
• Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan
dimusnahkan.
• Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan
bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari
19
dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit
dilakukan selama 7 hari.
• Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah
membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
PENYIAPAN LAHAN
Bedengan
• Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai
gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak
antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan
jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).
Polybag
• Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan
perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki
drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang
dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian
media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan
selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
PENANAMAN
• Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama
berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan
gangguan hama/penyakit.
• Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.
• Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan,
Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk
kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas
pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan,
kemudian diaduk dengan tanah.
• Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab
tapi tidak becek).
• Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per
lubang
Pemulsaan
20
Penggunaan mulsa pada budidaya cabe merupakan salah satu usaha
untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.
Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara
kelembaban dan suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara,
menekan gulma dan mengurangi erosi tanah.
Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabe,
dipasang sebelum tanam cabe.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabe,
mengurangi kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan
menunda insiden virus.
Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat
meningkatkan hasil cabe, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan
pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah tanam.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemupukan
Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam
jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air.
Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per
polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman.
Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.
Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan
pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan
penyakit.
Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum
pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir
ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari
pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “ 8 “
sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan
pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y
pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu
pembesaran buah 50 – 60 hst.
Penyiraman dilakukan setiap hari.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2
minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
21
Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah
sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus
mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Untuk
mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah
diolesi oleh lem yang mengandung “ eugenol “ untuk menarik lalat buah
yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag.
PANEN
• Cabe merah dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah
tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari.
• Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera
dimusnahkan.
• Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk
jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan
dikeringkan dipanen setelah matang penuh.
• Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
5. Budidaya Tanaman Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan dari keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim,
dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tanaman ini dapat diusahakan di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Persyaratan tumbuhnya : tanahnya
gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan
pH antara 5 – 6; curah hujan 750-1250 mm/tahun, serta kelembaban
cukup.
Tahapan Budidaya
22
PERSEMAIAN
• Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1, ayak dengan saringan kasar
• Masukkan dalam polibag plastik ukuran 6 X 10 cm
• Selama dalam persemaian lakukan penyiraman setiap sore hari
• Masukkan benih satu per satu, tutup dengan karung basah selama 3 hari
• Setelah benih berumur 8-10 hari di persemaian, pilih bibit yang baik,
tegar dan sehat dan pindahkan dari rumah semai untuk mendapatkan
sinar matahari langsung.
TANAM
• Siapkan bedengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm
untuk barisan tunggal, panjang disesuaikan kondisi lahan.
• Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30
cm untuk pembuangan air
• Campurkan kompos yang telah disiapkan, pada setiap lubang tanam yang
disiapkan
• Apabila menggunakan polybag, siapkan media tana, kompos dan sekam
dicampur merata. Isikan sampai ¾ bagian
• Pindahkan bibit tanaman yang telah berumur 3 minggu dengan jarak
tanam X cm
PEMELIHARAAN
• Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas air
mineral dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral
larutan pupuk NPK di sekitar tanaman, lakukan hal yang sama setelah 2
minggu.
• Pada saat tanaman mulai berbunga dapat di pupuk dengan gandasil B
sesuai anjuran dalam label
• Apabila dijumpai jamur, atau terjadi serangan daun, lakukan
penyemprotan dengan pestisida nabati (larutan daun sirsak) atau
larutan Trico G sesuai anjuran dalan label
• Lakukan penyiraman setiap hari
6. Budidaya Tanaman Kangkung
23
Kangkung (Ipomoea reptans) terdiri dari 2 jenis, yaitu kangkung
darat dan Kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau
parit-parit. Kangkung air memiliki ciri berbunga putih kemerah-merahan,
batang berwarna hijau dan berdaun besar, dan memiliki biji lebih sedikit
daripada kangkung darat. Kangkung darat memiliki ciri bunga berwarna
putih bersih, batang berwarna putih kehijau- hijauan, batang dan daun
lebih kecil daripada kangkung air dan lebih banyak berbiji daripada
kangkung air.
Ada beberapa varietas Kangkung antara lain Bangkok LP1, Serimpi,
Large Leaf, Kangkung Grand, Kangkung Bisi, Kangkung Sutera, dan
Kangkung Bisi.
Kangkung dapat tumbuh pada tanah lempung sampai lempung
berpasir, gembur dan mengandung bahan organik, dengan pH tanah
optimum 5,5 - 6,5. Kangkung dapat hidup dengan baik pada tanah dengan
ketinggian 50 - 500 m di atas permukaan laut (dpl), lokasi terbuka, dan
memperoleh sinar matahari langsung. Namun demikian kangkung juga bisa
ditanam di tanah rawa yang drainase airnya tidak lancar.
Tahapan Budidaya
PERSIAPAN LAHAN
Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul sedalam ± 20 cm untuk
membalik dan memecah agregat tanah. Buat bedengan dengan lebar 100
cm, tinggi 25-30 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Dibedengan
ditambahakan pupuk kandang/ kompos sebanyak 1 Kg/m2.
PENANAMAN
• Dibuat alur- alur melintang pada bedengan dengan menggunakan sebilah
bambu atau kayu. Kedalaman alur 1,5 - 2 cm, jarak antar alur 10- 15
cm.
• Tanam benih di alur yang sudah dibuat dengan cara menebar benih di
lubang alur dengan
• kerapatan 1 – 2 biji per cm.
24
• Timbun alur penanaman dengan tanah tipis (0,5 cm).
PEMELIHARAAN
• Periksa tanaman setiap hari.
• Setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore
hari.
• Perlu dilakukan penyiangan pada umur tanaman 7 HST.
• Sebagai tambahan, lakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 2
Kg/100 m2 pada umur tanaman 7 HST.
PANEN
Panen dilakukan dengan mencabut batang kangkung hingga akar pada
umur tanaman 20 - 30 HST. Lakukan panen pada sore hari, pada bedengan
10 m2 diperkirakan akan menghasilkan 16 kg setiap panen
7. Budidaya Tanaman Bayam
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama
ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasaYunani berarti
"everlasting" (abadi). Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan
sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang.
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam yaitu : Bayam cabut dan
Bayam Tahun. Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, dimana saja baik di
dataran rendah, maupun di dataran tinggi. Pertumbuhan paliang baik pada
tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang paling baik 25 0 C - 35 0
C dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam terbaik pada awal musim hujan
atau pada awal musim kemarau.
Varietas bayam yang banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai
komersil yang tinggi antara lain : Cummy, Green, Lake, Strayful, varietas
bayam unggul ada 7 macam; Giti Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi,
Skop dan Hijau. Sedangkan Varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka
10 dan Cempaka 20.
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih
harus cukup tua (± umur 3 bulan) biji dipanan pada waktu musim kemarau
dan hanya dipilih tandan yang sudah tua, tandan harus dijemur beberapa
hari kemudian biji dirontokkan dan dipisahkan dari sisa-sisa tanaman.
Benih yang baik untuk tanaman bayam adalah : berasal dari tanaman yang
25
sehat, bebas Hama Penyakit, daya keambah 80 %, dan memiliki kemurnian
yang tinggi. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun.
Benih bayam tidak memiliki masa Dormansi. Kebutuhan benih adalah
sebanyak 5-10 Kg/ha atau 0.5-1 gr/m2
Tahapan Budidaya
PERSIAPAN LAHAN
• Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.
• Buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar
mendapatkan cahaya penuh, lLebar bedengan sebaiknya 100-150 cm
dengan tinggi 25-30 cm sedangkan untuk panjang bedengan
disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm.
• Pemberian pupuk kandang dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah. Jumlah pupuk kandanga /5 m2
TANAM
Penanaman atau penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu;
• Ditabur langsung diatas bedengan. Sebelum benih disebar perlu
dicampurkan dengan abu atau pasir kering dengan perbandingan 1
bagian benih : 10 bagian abu atau pasir kering dengan tujuan agar
penaburan benih merata dan tidak bertumpuk-tumpuk
• Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm pada garitan yang
dibuat menurut baris sepanjang bedengan. Benih yang sudah ditabur
segera ditutup tanah tipis secara merata kemudian disiram dengan
menggunakan gembor penyiraman dilakuakan setiap pagi dan sore hari
kecuali hari hujan.
• Disemai terlebih dahulu. Keuntungannya tanaman dapat tumbuh dengan
baik karena benih diperoleh secara seleksi untuk ditanam. Jarak tanam
untuk bayam yang disemaikan adalah antara 60 x 50 cm atau 80 x 40
cm jarak tanam dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
PEMELIHARAAN TANAMAN.
• Penjarangan dan Penyulaman
Apabila saat menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata
sehingga pertumbuhan jadi mengelompok maka perlu dilakukan
penjarangan sekaligus panen perdana.
26
• Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka
dilakukan penyulaman jika ada yang mati/terserang penyakit.
• Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh gulma atau rumput liar lainya.
Penyiangan dilakukan bersamaan penggemburan tanah.
• Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan
intensif 1-2 kali sehari, terutama dimusim kemarau. Waktu yang paling
baik untuk penyiraman tanaman bayam adalah pagi dan sore hari
dengan menggunakan alat bantu Gembor agar siramannya merata.
Untuk tanaman muda membutuhkan air 4 liter/m2/hari dan menjelang
dewasa membutuhkan air sekitar 8 liter/m2/hari.
• Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya; Ulat
Daun, Katu Daun, Penggorok, Belalang dan Lalat yang dapat
dikendalikan dengan pestisida nabati.
PANEN
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 15-20 cm
yaitu pada umur 3-4 minggu setelah tanam. Tanaman dicabut dengan
akarnya atau dipotong pangkalnya, tanaman yang masih kecil diberi
kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayan identik
dengan penjarangan.
Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1-1,5
bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
PENGESAHAN
No. Uraian Nama Tanda Tangan
1. Penjab Teknis Pelaksanaan
Dr. Umi Pudji Astuti,MP
2. Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Umi Pudji Astuti, MP
27
BERBAGAI TANAMAN SAYURAN DALAM BEDENGAN DAN VERTIKULTUR
28
BERBAGAI TANAMAN SAYURAN DITANAM SECARA VERTIKULTUR DALAM POLYBAG, RAK BAMBU, PARALON