8
26 Februari 2014 Tindak Pidana Bidang Ekonomi Dalam arti sempit: Disebut dengan tindak pidana ekonomi. Pengaturannya hanya pada satu aturan yaitu UU No.7 Drt 1955. Meskipun UU ini sudah tua, tapi masih dinyatakan berlaku. Namun pemberlakuannya kurang efektif, sehingga sering dikatakan UU mandul. Dalam Arti luas: Disebut tindak pidana dibidang ekonomi mencakup tindak pidana dalam arti sempit dan dalam arti luas. Jadi dalam arti luas mencakup berbagai hal tindak pidana. Awalnya TPE dalam arti luas ini merupakan perbuatan – perbuatan pidana yang lingkup perbuatannya ada kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Tentu saja dampaknya lebih banyak pada sektor ekonomi. Seperti: tindak pidana perdagangan, tindak pidana penyelundupan, tindak pidana perbankan. Intinya perbuatan dan akibatnya lebih banyak ke ranah ekonomi. Namun dalam perkembangannya, tindak pidana ini yang awalnya lingkupnya ekonomi kemudian dampaknya tidak hanya pada ranah ekonomi tapi juga ranah sosial. Sehingga ada yang mengatakan tindak pidana ini merupakan Tindak Pidana Sosio – Ekonomi.

Pidsus Pertemuan 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FH UGM 2012

Citation preview

26 Februari 2014Tindak Pidana Bidang EkonomiDalam arti sempit:Disebut dengan tindak pidana ekonomi. Pengaturannya hanya pada satu aturan yaitu UU No.7 Drt 1955. Meskipun UU ini sudah tua, tapi masih dinyatakan berlaku. Namun pemberlakuannya kurang efektif, sehingga sering dikatakan UU mandul. Dalam Arti luas:Disebut tindak pidana dibidang ekonomi mencakup tindak pidana dalam arti sempit dan dalam arti luas. Jadi dalam arti luas mencakup berbagai hal tindak pidana. Awalnya TPE dalam arti luas ini merupakan perbuatan perbuatan pidana yang lingkup perbuatannya ada kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Tentu saja dampaknya lebih banyak pada sektor ekonomi. Seperti: tindak pidana perdagangan, tindak pidana penyelundupan, tindak pidana perbankan. Intinya perbuatan dan akibatnya lebih banyak ke ranah ekonomi.Namun dalam perkembangannya, tindak pidana ini yang awalnya lingkupnya ekonomi kemudian dampaknya tidak hanya pada ranah ekonomi tapi juga ranah sosial. Sehingga ada yang mengatakan tindak pidana ini merupakan Tindak Pidana Sosio Ekonomi. Perkembangan berbagai macam TP Sosio Ekonomi dicetuskan pada 1980 ketika Kongres PBB (Milan). Sebenarnya kongres ini temanya adalah Prevensi Kejahatan dan Perlindungan Terhadap Pelaku Tindak Pidana (Prvention of Crimes and The Treatment of Offenders). Namun salah satu komisi melaporkan karena ada indikasi bahwa tindak pidana di bidang ekonomi tidak hanya berakibat pada sektor ekonomi tetapi juga sektor sosial. Contohnya; tindak pidana narkotika (kerugian juga pada sektor sosial yaitu kesehatan masyarakat terganggu, moral dan mental,), tindak pidana korupsi, TP pencucian uang, TP perdagangan manusia. Selain itu juga berdampak pada ranah politik.Perkembangan TP ini tidak lepas dari suatu proses yang dinamakan Kriminalisasi. Awalnya perbuatan ini merupakan suatu perbuatan biasa lalu ditngkatkan menjadi perbuatan pidana. Contoh: dulu orang menggunakan ganja dibolehkan misalnya untuk bumbu masak. Kemudian perkembangannya orang mengetahui, ganja tidak hanya menyedapkan makanan tapi juga menyedapkan pikiran. Contoh: perdagangan manusia (memperkerjakan perempuan, anak pada pekerjaan yang tak seharusnya dilakukan bahkan terjadi eksploitasi). Padahal zaman dulu juga sudah ada perempuan dan anak yang bekerja, tapi perlakuan kepada merekapun manusiawi.Tindak pidana khusus ditemukan pada 1940 oleh seorang kriminolog bernama Shutterland. Ia mengemukakan bahwa banyak TP yang ternyata pelakunya berasal dari kelas kelas tertentu (white collar crime). Selama ini orang beranggapan bahwa kejahatan dilakukan oleh orang orang dari kelompok bawah dan berpendidikan rendah. Namun kejahatan yang mereka lakukan adalah kejahatan konvensional seperti: penipuan, penggelapan. Jadi kedudukan sosial dan ekonomi pelaku white collar crime kebalikan dari pelaku kejahatan konvensional.Ingat asas legalitas bahwa seseorang tidak dapat dipidana apabila belum ada peraturannya. Nah disini kemudian muncul peraturan peraturan baru yang berkaitan dengan tindak pidana khusus. Dalam TP khusus, ketentuan-ketentuan atau aturan yang dibuat merupakan penyimpangan dari ketentuan umum. Kalau kejahatan konvensional (blue collar crimes) acuannya menggunakan KUHP. Tapi dalam TP khusus ada acuannya sendiri sendiri. Hal hal yang menyimpang antara lain: stetsel dan jenis pidana. Penentuan ancaman pidana penjatuhan pidana dalam TP khusus itu ditentukan secara kumulatif. Hakim ketika menjatuhkan pidana juga secara kumulatif. Contoh: barang siapa memproduksi narkotika diancam dengan pidana penjara DAN pidana denda ini kumulatif. Dalam pidana umum, pidana pokok hanya boleh dijatuhkan salah satu. Contoh: barang siapa melakukan perbuatan ini diancam pidana penjara sekian tahun ATAU denda rumusan alternatif. Hakim hanya boleh menjatuhkan pidana secara tunggal dalam pidana umum. Selain rumusan kumulatif, ada beberapa pasal misalanya dalam: UU perbankan dan UU Lingkungan Hidup. Beberapa pasal dalam UU ini rumusannya tidak secara kumulatif tetapi kumulatif alternatif (artinya hakim bisa menjatuhkan putusan baik secara kumulatif atau alternatif). Contoh: pidana penjara sekian tahun DAN/ATAU denda. Dalam tindak pidana umum, batasan maksimalnya berupa maksimal khusus. Contoh barangsiapa melakukan pembunuhan diancam dengan pidana penjara PALING TINGGI 15 tahun. Dan batasan minimal yang digunakan dalah minimal umum. Untuk pidana penjara dan kurungan minimal nya adalah 1 hari. Hal ini berbeda dengan tindak pidana khusus, batasan dalam penentuan hukuman adalah minimal dan maksimal khusus contoh: barang siapa mengedarkan narkotika diancam pidana penjara PALING RENDAH 2 tahun , PALING TINGGI 10 tahun dan denda PALING RENDAH 10 juta, PALING TINGGI 50juta . Harapan pembentuk UU dengan adanya interval hukuman minimal dan maksimal tadi adalah hakim menjatuhkan hukuman diantara interval tersebut. Namun dalam praktek banyak putusan hakim yang dijatuhkan dibawah batasan minimal khusus. Namun putusan yang dijatuhkan tersebut tidak kemudian dibatalkan. Hanya saja putusan hakim itu menjadi catatan bagi Ketua PN terkait dengan track and record. Kalau dalam TP umum acuan batasan minimalnya adalah minimal umum. Untuk pidana penjara dan kurungan minimal nya adalah 1 hari.Pidana tambahan di dalam KUHP yaitu pengumuman putusan hakim, perampasan barang tertentu, pencabutan hak hak tertentu. Sedangkan dalam TP khusus, selain tambahan pidana tadi ada sanksi yang berupa sanksi administratif. Sanksi ini ada mengingat ada bahwa dalam pidsus pelaku tindak pidana tidak hanya orang tapi juga badan hukum / korporasi. Dalam hal korporasi menjadi pelaku, pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda dan sanksi administratif. Misalnya: penutupan perusahaan, pencabutan izin, teguran tertulis, larangan melukan kegiatan usaha, menarik barang yang sudah beredar. Sanksi administratif lebih efektif diterapkan pada korporasi. Kalau pelakunya saja yang dijatuhi pidana, tetapi korporasinya tidak tersentuh maka hanya dijatuhi pidana badan.Ciri Ciri Economic Crime: Termasuk white collar crime Kedudukan sosial si pelaku tinggi Pekerja / jabatan tertentu dan terhormatSifat Economic Crime: Kejahatan di lingkungan bisnis Fungsi pemidanaan tidak hanya pendekatan tradisional Melanggar kepentingan umum dan individu Stetsal dan jenis pidana lebih beratFaktor Pendorong Economic Crime: Mobilitas masyarakat tinggiPerpindahan penduduk kini juga antar negara. Dengan tingginya mobilitas antar negara ini bisa memperlemah sistem keamanan. Kemudian muncullah tindak pidana di bidang keimigrasian. Misalnya: untuk membuat paspor, sering kali dijadikan celah oleh pihak tertentu untuk mempersulit ini kemudian muncul TP suap Regulasi kompleks dan birokratisRegulasi kompleks suatu perbuatan diatur dalam beberapa ketentuan. Namun antara satu ketentuan dengan ketentuan lain tidak sinkron. Ketidaksinkronan ini menyebabkan adanya celah yang dimanfaatkan oleh oknum2. Contoh: pelibatan anak dalam peredaran narkotika diatur dalam UU narkotika dan UU perlindungan anak. Contoh: kewajiban korporasi untuk menyisihkan dana sosial (corporate social responsbility) diatur dalam UU PT dan UU Penanaman Modal. Dalam UU PT besarnya dana sosial diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan berdasarkan asas kepatutan dan kewajaran. Namun dalam UU penanaman modal ditentukan besarnya secara tegas yaitu 4% dari keuntungan bersih. Sehingga muncullah tindak pidana penggelapan yang mengarah pada korupsi. Pengaturan yang birokratis ada program BPJS (badan penyelenggara jamanan sosial) yang dikeluarkan secara tiba tiba sehingga belum siap. Orang yang semula sakit ringan bisa menjadi sakit berat karena susahnya akses pada rumah sakit. Kemakmuran meningkatKekayaan yang dimiliki oleh orang maupun korporasi justru menjadi pemicu untuk berusaha melindungi kekayaannya sehingga muncul salah satunya tindak pidana perpajakan. Distribusi barang banyakKecenderungan masyarakat zaman sekarang bersifat konsumerisme. Sehingga barang palsupun mau. Celah ini dimanfaatkan oleh produsen untuk membuat barang palsu sehingga timbulah praktek praktek perdagangan curan dan pemalsuan. Kemajuan teknologiMisalnya: adanya pabrik ekstasi (bahan bahan kimia ditingkankan kemampuannya untuk membuat orang high). Praktek perdagangan curang juga berawal dari kemajuan teknologi. Penanggulangan Kejahatan Ekonomi1. Preventif (prevention without punishment)Misalnya: dengan sosialiasi undang undang. Adanya ancaman pidana yang terdapat dalam suatu undang undang diharapkan menjadi peringatan bagi masyarakat agar tidak melakukan tindak pidana. Selain itu suatu perbuatan dicari akar penyebabnya dan dicari cara mengantisipasinya. Contoh: Hakim banyak yang menerima suap lalu pemerintah mencari jalan keluar dengan menaikkan gaji hakim yang diharapkan dalam menjalankan pekerjaannya bisa bersikap adil dan jujur. Namun ternyata masih banyak juga yang menerima suap.2. Represif : sarana penalUpaya lain: Evaluasi kriminalisasi Peningkatan pengetahuan penegak hukum Pembuatan badan khusus Meningkatkan kerjasama internasional Meningkatkan efektivitas penuntutan Pemidanaan terhadap korporasi Tujuan pemidanaan adalah moral dan detterence effect