2
Pikiran Rakyat () Selasa :-) Rabu Kamis o Jumat () Sabtu n <:> 3 4 5 6 ~ 8 9 10 11 12 13 14 15 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 ()Mar CiApr OMei OJun eJul GAgs OSep OOkt ONov ~_~~¥2 •• a:u:o;:qlCl.'i2W2!Z •••)2· ••·"""" ••.••••.,..l.....,_.~ Tantangan Profesi Humas ----- di Era Kompetisi Oleh ELVINARO ARDIANTO P ERKEMBANGAN profesi hu- bungan masyarakat (humas) atau public relations semakin dilirik banyak orang. Peminat ke jurus- an humas di perguruan tinggi dari ta- hun ke tahun tidak pemah sepi peminat, kendati persaingan semakin ketat. Mi- natlulusan sarjana dari berbagai disip- lin ilmu untuk melanjutkan studi pasca- sarjana program magister humas juga meningkat, karena program magister humas menerima calon mahasiswa multientry. Kini, dunia humas sudah menjadi in- dustri, seiring dengan berkembangnya dunia industri media. Banyak bermun- culan perusahaan konsultan humas, ter- utama di Jakarta, karena mesin uang ada di ibu kota. Jasa perusahaan konsul- tan humas itu tentunya menjadi suatu industri dalam bidangjasa. Agar mern- peroleh dukungan masyarakat, banyak kader partai politik menggunakan jasa perusahaan humas untuk membuat strategi humas dalam meraup dukung- an untuk menjadi anggota legislatif, bu- pati, wali kota, gubemur, atau presiden. Strategi hubungan masyarakat adalah untuk mencapai image building (mem- bangun citra) dan reputation building bagi individu atau organisasi perlu dila- kukan, dengan melalui sedikitnya empat tahap, yakni defining public relations problems (menemukan masalah-masa- lah humas), planning and program- ming (perencanaan dan pemrograman), taking action and communicating (pe- laksanaan dan komunikasi mengguna- kan media), evaluating (pengukuran basil) (diadaptasi dari Cutlip, Center dan ~--~----~--------~~------ Broom, dalam Elvinaro Ardianto, buku Public Relations Praktis, 2009). • Tahapan pertama, artinya perencana- an dan program hams berdasarkan da- ta dan fakta atau by research (diperoleh dari penelitian), sehingga pada tahap ke- dua pembuatan perencanaan dan prog- ram lebih akurat, Sementara tahap keti- ga adalah seperti apa pelaksanaan dan bentuk komunikasi dan media komuni- kasi humas yang digunakan. Baru tahap terakhir, setiap perencanaan dan prog- ram yang telah dilaksanakan harus bisa diukur, pejabat humas membuat alat ukur atau instrumen yang bisa mengu- kur kegiatan. Tantangan profesi humas ke depan, yang dibahas dalam Konvensi Nasional Humas, BPP Perhumas, di Jakarta, 20- 22 Juli 2010, tidak lagi hams orang ter- kenal atau bekas selebiritis, berparas cantik, mengumbar senyum ke publik, berbusana minim, semua itu sudah menjadi paradigma lama dan usang. Pa- radigma profesi humas sekarang adalah memahami humas sebagai ilmu dan hu- mas sebagai profesi. Humas sebagai il- mu, setidaknya pejabat humas hams menguasai metode penelitian humas (kuantitatif dan kualitatif). Humas seba- gai profesi, setidaknya seseorang hams menguasai public speaking (berbicara di depan publik), writing (menulis rilis, ar- tikel untuk media massa, menyunting house journal atau majalah atau surat kabar perusahaan, menulis company profile, annual report, report writing, dan lainnya). Di era kompetisi ini, tantangan profe- si hum?S tidak hanya datang dari teman Kliping Humas Unpad 2010

PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/07/pikiranrakyat... · bagi individu atau organisasi perlu dila-kukan, dengan melalui sedikitnya empat

  • Upload
    lydiep

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pikiran Rakyat() Selasa :-) Rabu • Kamis o Jumat () Sabtu n

<:>

3 4 5 6

~8 9 10 11 12 13 14 15

19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30()Mar CiApr OMei OJun eJul GAgs OSep OOkt ONov

~_~~¥2 •• a:u:o;:qlCl.'i2W2!Z •••)2· ••·"""" ••.••••.,..l.....,_.~

Tantangan Profesi Humas-----

di Era Kompetisi

Oleh ELVINARO ARDIANTO

P ERKEMBANGAN profesi hu-bungan masyarakat (humas)atau public relations semakin

dilirik banyak orang. Peminat ke jurus-an humas di perguruan tinggi dari ta-hun ke tahun tidak pemah sepi peminat,kendati persaingan semakin ketat. Mi-natlulusan sarjana dari berbagai disip-lin ilmu untuk melanjutkan studi pasca-sarjana program magister humas jugameningkat, karena program magisterhumas menerima calon mahasiswamultientry.Kini, dunia humas sudah menjadi in-

dustri, seiring dengan berkembangnyadunia industri media. Banyak bermun-culan perusahaan konsultan humas, ter-utama di Jakarta, karena mesin uangada di ibu kota. Jasa perusahaan konsul-tan humas itu tentunya menjadi suatuindustri dalam bidangjasa. Agar mern-peroleh dukungan masyarakat, banyakkader partai politik menggunakan jasaperusahaan humas untuk membuatstrategi humas dalam meraup dukung-an untuk menjadi anggota legislatif, bu-pati, wali kota, gubemur, atau presiden.Strategi hubungan masyarakat adalah

untuk mencapai image building (mem-bangun citra) dan reputation buildingbagi individu atau organisasi perlu dila-kukan, dengan melalui sedikitnya empattahap, yakni defining public relationsproblems (menemukan masalah-masa-lah humas), planning and program-ming (perencanaan dan pemrograman),taking action and communicating (pe-laksanaan dan komunikasi mengguna-kan media), evaluating (pengukuranbasil) (diadaptasi dari Cutlip, Center dan~--~----~--------~~------

Broom, dalam Elvinaro Ardianto, bukuPublic Relations Praktis, 2009). •Tahapan pertama, artinya perencana-

an dan program hams berdasarkan da-ta dan fakta atau by research (diperolehdari penelitian), sehingga pada tahap ke-dua pembuatan perencanaan dan prog-ram lebih akurat, Sementara tahap keti-ga adalah seperti apa pelaksanaan danbentuk komunikasi dan media komuni-kasi humas yang digunakan. Baru tahapterakhir, setiap perencanaan dan prog-ram yang telah dilaksanakan harus bisadiukur, pejabat humas membuat alatukur atau instrumen yang bisa mengu-kur kegiatan.Tantangan profesi humas ke depan,

yang dibahas dalam Konvensi NasionalHumas, BPP Perhumas, di Jakarta, 20-22 Juli 2010, tidak lagi hams orang ter-kenal atau bekas selebiritis, berparascantik, mengumbar senyum ke publik,berbusana minim, semua itu sudahmenjadi paradigma lama dan usang. Pa-radigma profesi humas sekarang adalahmemahami humas sebagai ilmu dan hu-mas sebagai profesi. Humas sebagai il-mu, setidaknya pejabat humas hamsmenguasai metode penelitian humas(kuantitatif dan kualitatif). Humas seba-gai profesi, setidaknya seseorang hamsmenguasai public speaking (berbicara didepan publik), writing (menulis rilis, ar-tikel untuk media massa, menyuntinghouse journal atau majalah atau suratkabar perusahaan, menulis companyprofile, annual report, report writing,dan lainnya).Di era kompetisi ini, tantangan profe-

si hum?S tidak hanya datang dari teman

Kliping Humas Unpad 2010

satu kuliah, lulusan perguruan tinggilain di Indonesia, tetapi persaingan un-tuk bisa berkiprah di profesi humas iniberdatangan dari mancanegara. Lihatsaja negara tetangga, seperti Singapuradan Malaysia, para lulusan humasnyasudah memiliki sertifikasi internasional,sehingga bisa berkiprah di negara majuatau masuk ke Indonesia.

Profesi humas di Indonesia hams di-siapkan sumber daya manusianya(SDM) untuk bermain di tingkat global,tidak hanya lokal. Tantangan yang tidaksemudah membalikkan telapak tanganini hams menjadi pekerjaan rumah ba-gi tiga pilar pendidikan humas, yaknimasyarakat perguruan tinggi, masyara-kat profesi humas, dan masyarakatpengguna (organisasi dan perusahaan).

Kendati organisasi profesi humas te-lah melahirkan sertifikasi nasional pro-fesi humas, ke depan perlu digagas lagibahwa humas sebagai open professionmenjadi semi-closed profession (walautidak mungkin menjadi closed profes-sion, seperti kedokteran, akuntansi, si-pil).

Penulis yang masih memegang maz-hab bahwa suatu profesi itu harus mela-lui pendidikan. Apa yang dilakukan seo-rang dokter atau dokter gigi menjalaniprofesi humas, dapat dibayangkan se-perti apa trial and error (coba dan sa-lah) dalam mengaplikasikan ilmu dalamprofesi humas. Bisa saja dokter ataudokter gigiyangjadi humas secara auto-didak, awalnya tidak bisa menulis rilisberita, membuat naskah pidato, walau-pun akhirnya mampu juga menjalaniprofesi humas.

Sepantasnya semua komponen bang-sa ini ini agar persepsinya sama bahwahumas adalahjabatan karier, bukanja-

batan politis (seperti presiden, guber-nur, wali kota, bupati, anggota legislatif).Misalnya jabatan juru bicara presidenitu bukan jabatan politis, tetapi jabatankarier, hams diisi orang yang berlatarbelakang ilmu komunikasi, bukan ilmupolitik. Di beberapa instansi pemerintahhumas bukanjabatan buangan, artinyakarena sudah tidak ada lagijabatan pen-ting yang akan diberikan kepada seo-rang birokrat, temyata dijadikan pejabathumas saja, walau orang itu awam ten-tang dunia kehumasan

Ke depan profesi humas harus sudahsejajar seperti profesi lain (dokter, eko-nom, sipil, arsitek, insinyur, dan lain-nya), dengan memiliki standar kompe-tensi dalam bidang humas yang dapatdiandalkan, sehingga masyarakat meng-akui bahwa profesi humas itu ada dandiperlukan.

Berkaitan dengan profesi humas, ma-sih ada beberapa pekerjaan rumah yanghams diselesaikan, seperti masih adakendala penerapan standar kompetensihumas. Belum satu bahasa antara topmanagement dengan pejabat humas,bahwa humas itu memiliki kompetensisebagai conselor, advicer, dan interpre-ter bagi top management, bukan pem-buat kliping atau pengerek bendera, se-perti olok-olok yang ditujukan kepadaprofesi humas. Pekerjaan rurnah lain-nya, khusus Indonesia, ialah bagaimanamengoptirnalkan humas internasionalyang dapat mendongkrak publisitas ne-gara ini di dunia internasional. ***

Penulis, dosen Jurusan Ilmu Hu-mas Fikom Unpad,fungsionaris BadanPengurus Pusat Perhumas, Ketua De-wan Pakar BPC Perhumas Bandung-JawaBarat.