Upload
rahmad-ade-irawan
View
434
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
KOLIYA SEBAGAI PENYEMBUH LUKA
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Sulistianto (04071001111/ 2007)
Rahmad Ade Irawan (04071001008/ 2007)
Nurul Sari (04081001097/ 2008)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT
1. Judul Kegiatan : KOLIYA SEBAGAI PENYEMBUH LUKA
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Sulistianto
b. NIM : 04071001111
c. Jurusan : Fakultas Kedokteran/ Pendidikan
Dokter Umum
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sriwijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Mawar Indah No. 12, RT 008,
Kel. Labuhan Dalam, Kec.Tanjung
Senang, Bandar Lampung, Lampung
(085269700021/08976000521)
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : dua (2) orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Theodorus, M.Med.Sc
b. NIP : 19600915 198903 1 005
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Musi I Blok B 8, Way Hitam,
Pakjo, Palembang, Sumatera Selatan
(Telp 08127809075)
Sumatera Selatan, 15 Maret 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa
( Dr. Syarif Husin, MS ) ( Sulistianto )
NIP. 19611209 199203 1 003 NIM. 04071001111
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(_DR. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE ) ( Dr.Theodorus, M.Med.Sc )
NIP. 19621028 198903 1 002 NIP. 19600915 198903 1 005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Program
Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul “Koliya
Sebagai Penyembuh Luka” tepat pada waktunya.
Karya Tulis PKM-GT ini murni disusun berdasarkan gagasan yang
berorientasi pada penyembuhan luka secara tradisional yang masih dilakukan oleh
sebagian masyarakat. Gagasan ini mendeskripsikan berbagai kandungan kopi
(Coffea robusta) dan lidah buaya (Aloe vera) yang bermanfaat bagi penyembuhan
luka, kemudian penggabungan keduanya menjadi sediaan yang efektif untuk
penyembuhan luka. Selanjutnya juga dibahas cara implementasi yang akan
dilakukan sehingga kopi dan lidah buaya dapat menjadi ”koliya” dan digunakan
di masyarakat.
Penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang
telah mendukung gagasan tertulis ini. Kepada Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyampaikan gagasan
tertulis ini melalui PKM-GT. Kepada Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Sriwijaya, DR. Ir. H. Anis Saggaf, M. Sc yang telah memberikan
dukungan penuh atas nama Universitas dalam pembuatan gagasan tertulis ini.
Kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, Dr. Syarif Husin, MS yang senantiasa memberi dukungan
dan kesempatan seluasnya kepada seluruh mahasiswa agar dapat menyalurkan
kreativitas dan minat di bidang karya tulis.
Penghargaan dan rasa terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan gagasan tertulis ini. Kepada dr.
Theodorus, M.MedSc, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan gagasan tertulis ini menjadi sebuah gagasan yang mengandung nilai-
nilai aplikasi di tengah masyarakat. Kepada dr. Mutiara Budi Azhar, SU.,
M.Med.Sc yang telah membimbing dan memberikan banyak arahan dalam metode
penulisan dan penyusunan gagasan tertulis ini. Kepada drg. Bertha Aulia yang
telah membimbing dan mengarahkan sehingga penulis bisa mencari sumber-
sumber yang mendukung substansi gagasan tertulis ini. Kepada perpustakaan FK
Unsri yang telah menyediakan bahan untuk substansi penulisan gagasan tertulis
ini. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral
maupun materil. Kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan ide serta
saran yang mendukung penyelesaian gagasan tertulis ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa gagasan tertulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
agar dapat membuat gagasan tertulis selanjutnya yang lebih baik lagi.
Palembang, 11 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Usul PKM-GT ……………………………….…………….ii
KATAPENGANTAR ……….………………………………………..………….iii
DAFTAR ISI ………….…………………………………………………….........iv
RINGKASAN ..............................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................2
Latar Belakang ..................................................................................2
Tujuan ..............................................................................................3
Manfaat ............................................................................................3
GAGASAN .................................................................................................3
Kandungan dan Manfaat Kopi (Coffea robusta) ....................................4
Kandungan dan Manfaat Lidah Buaya (Aloe vera) ................................4
Pembuatan Koliya .............................................................................6
Tahapan Pengembangan Koliya ..........................................................6
KESIMPULAN.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)..............................................10
Lampiran............................................................................................................11
RINGKASAN
Saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menggunakan kopi (Coffea
robusta) dan lidah buaya (Aloe vera) secara tradisional untuk penyembuhan luka.
Serbuk kopi mengandung kurang lebih 24 zat, yang terpenting adalah
kofein (1-2,5%) sebagai vasokonstriktor, 5% phenolic acid (chlorogenic acid, 3-
caffeoylquinic acid dan hydrooxicinnamates) yang diketahui dapat mengurangi
atau menangkap oksigen radikal bebas, sehingga dapat mengurangi kerusakan sel
(radical scavenger) dengan menghambat peroksidasi lipid melalui sifat
antioksidan primernya. Efek lain dari senyawa fenolik adalah berkhasiat
antibakteri topical, efek bakterisidal terhadap bakteri MRSA (Methicillin
Resistant Staphylococcus aureus strain ATCC-6538).1, 2
Lidah buaya diketahui memiliki sifat sebagai antinyeri, antioksidan,
antibiotik dan antiseptik. Lidah buaya bersifat seperti gel yang memiliki sensasi
sejuk sehingga dapat digunakan sebagai bahan yang dapat menyatukan zat-zat
penting yang ada di dalam serbuk kopi sekaligus membantu penyembuhan luka
melalui efek perbaikan jaringan.
Lidah buaya mengandung anthraquinon sebagai antiinflamasi, sedikitnya
enam agen antiseptik seperti lupeol, asam salisilat, urea nitrogen, asam
sinnamonat, fenol dan sulfur yang berguna untuk membunuh jamur, dan
mengandung asam lemak antiinflamasi seperti campersterol dan β-sitosterol
(sterol tanaman) yang berguna untuk memperbaiki jaringan dalam proses
penyembuhan luka.
Kadua bahan alami tersebut digabungkan menjadi sediaan kopi dan lidah
buaya (koliya). Koliya diharapkan memiliki sifat sebagai vasokonstriktor,
antioksidan, antibakteri, antiseptik, antiinflamasi, antinyeri dan perbaikan jaringan
yang berguna untuk mencegah infeksi pada luka dan membantu penyembuhan
luka.
Untuk mengimplementasikan gagasan tertulis ini, perlu dilakukan langkah-
langkah strategis yang melibatkan dokter ahli farmakologi, apoteker, dokter
umum, Dinas Kesehatan dan masyarakat. Kemudian perlu evaluasi pada setiap
langkah yang telah dilakukan sehingga akan mendapatkan hasil yang dapat
diterapkan pada masyarakat luas. Masyarakat dapat menikmati kombinasi alamiah
yang sangat berguna dalam hal penyembuhan luka, bahkan masyarakat juga dapat
meningkatkan pendapatannya melalui usaha pembudidayaan kopi dan lidah buaya
sebagai bahan yang sangat berpotensi dan bernilai jual tinggi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak aktivitas yang tanpa disadari dapat
menyebabkan luka. Luka adalah kondisi terputusnya kontinuitas jaringan yang
disebabkan oleh suatu trauma (mekanik, kimiawi, panas, listrik dan radiasi)
ataupun tindakan bedah. Semua luka yang terkontaminasi berisiko untuk
mengalami infeksi. Bila luka trauma tidak diobati lebih dari tiga jam, maka akan
terjadi multiplikasi kuman. Jumlah kuman yang lebih dari 106/gram jaringan akan
menyebabkan terjadinya infeksi.3
Pembagian luka menurut resiko terjadinya infeksi adalah luka bersih dengan
resiko infeksi < 1-2%, luka bersih kontaminasi < 5-10%, luka kontaminasi 10-
20%, dan luka kotor atau infeksi 20-40%. Dari data tersebut disimpulkan bahwa
semua luka trauma beresiko mengalami infeksi. Kuman yang dapat menyebabkan
infeksi pada luka trauma adalah flora yang menetap dan flora sementara di kulit.
Contoh flora yang menetap adalah Corynebacterium, Propiniobacterium,
Staphylococcus epidermis, Peptococcus, Streptococcus viridians dan
Streptococcus faecalis, sedangkan flora sementara di kulit berupa kuman
nonpatogen yang berasal dari lingkungan sekitar yang mendiami kulit untuk
beberapa jam, hari ataupun minggu.3
Agar tidak terjadi infeksi pada luka perlu dilakukan pencegahan dengan cara
menghentikan perdarahan, pembiusan lokal, tindakan aseptik antiseptik di sekitar
luka, menutup luka dengan kain steril, dan pembersihan luka untuk membuang
benda asing. Pencegahan infeksi pada luka akan mempengaruhi proses
penyembuhan luka.3
Saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menggunakan bahan alami
serbuk kopi (simplisia coffea robusta Linden ex de Wildem) secara tradisional
sebagai penyembuh luka karena sifat vasokonstriktor, antiinflamasi, dan
antibakterinya.2
Selain kopi, Menurut Luis Rodolfo Hernández-Cruz dkk dalam
penelitiannya yang berjudul Aloe vera Response to Plastic Mulch and Nitrogen
menyatakan bahwa lidah buaya (Aloe vera) juga mengandung sejumlah aktivitas
fisiologis dan biologis misalnya anthraquinon sebagai antiinflamasi, enam agen
antiseptik seperti lupeol, asam salisilat, urea nitrogen, asam sinnamonat, fenol
dan sulfur yang berguna untuk membunuh jamur, dan asam lemak antiinflamasi
seperti campersterol dan β-sitosterol (sterol tanaman) yang berguna untuk
memperbaiki jaringan. Semua ini berperan untuk mencegahan infeksi pada luka
dan proses penyembuhan luka.4,12
Berdasarkan kandungan dan manfaat yang dimiliki kopi dan lidah buaya,
diajukan gagasan untuk menggabungkan serbuk kopi dan gel lidah buaya menjadi
suatu sediaan gel yang dalam gagasan tertulis ini disebut “Koliya” (kopi dan lidah
buaya). Koliya diharapkan memiliki sifat sebagai vasokonstriktor, antioksidan,
antibakteri, antiseptik, antiinflamasi, antinyeri dan perbaikan jaringan yang
berguna untuk mencegah infeksi pada luka dan membantu penyembuhan luka.
Tujuan
1. Mendeskripsikan kandungan dan manfaat kopi (Coffea robusta)
2. Mendeskripsikan kandungan dan manfaat lidah buaya (Aloe vera)
3. Menggabungkan serbuk kopi (Coffea robusta) dan lidah buaya (Aloe vera)
menjadi “koliya”.
Manfaat
1. Memberikan solusi baru pada masyarakat dalam penyembuhan luka
2. Menjadikan kopi (Coffea robusta) dan lidah buaya (aloe vera) menjadi
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai kesehatan.
GAGASAN
Luka mudah mengalami infeksi. Luka bersih dengan resiko infeksi < 1-2%,
luka bersih kontaminasi < 5-10%, luka kontaminasi 10-20%, dan luka kotor atau
infeksi 20-40%. Infeksi dapat disebabkan oleh flora yang menetap dan flora
sementara di kulit. Contoh flora yang menetap adalah Corynebacterium,
Propiniobacterium, Staphylococcus epidermis, Peptococcus, Streptococcus
viridians dan Streptococcus faecalis, sedangkan flora sementara di kulit berupa
kuman nonpatogen yang berasal dari lingkungan sekitar yang mendiami kulit
untuk beberapa jam, hari ataupun minggu.3
Saat ini masih ada masyarakat yang menggunakan serbuk kopi (Coffoe
robusta) secara tradisional untuk menangani berbagai jenis luka. Masyarakat
meyakini bahwa serbuk kopi akan mudah menghentikan perdarahan dan
mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, sekarang banyak penelitian yang
membuktikan bahwa kopi mengandung kofein dan phenolic acid sebagai zat yang
dapat membantu dalam proses penyembuhan luka.
Selain kopi, lidah buaya (Aloe vera) juga mengandung beberapa zat yang
bersifat antiinfalmasi, antinyeri, antibakteri, antiseptik dan dapat memperbaiki
jaringan sehingga lidah buaya juga diyakini dapat membantu dalam pencegahan
infeksi pada luka dan proses penyembuhan luka.
Kandungan dan Manfaat Kopi
Serbuk kopi mengandung berbagai macam senyawa, antara lain 50% gula
(polysaccharides), 10-12% protein, 10-18% lipid, 0-3% kofein, dan 5% phenolic
acid (chlorogenic acid, 3-caffeoylquinic acid dan hydrooxicinnamates).2
Asam fenolik telah diketahui dapat berfungsi mengurangi atau menangkap
oksigen radikal bebas, sehingga dapat mengurangi kerusakan sel (radical
scavenger) dengan menghambat peroksidasi lipid melalui sifat antioksidan
primernya. Selain itu ada efek antiinflamasi, seperti senyawa flavonoid dengan
cara mengurangi efek histamin, bradikinin, dan leukotrin yang pada akhirnya
dapat mengurangi efek peningkatan permeabilitas kapiler selama fase inflamasi.
Efek lain dari asam fenolik adalah antibakteri topikal, bakterisidal terhadap
bakteri MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus strain ATCC-6538)
seperti pada beberapa antibiotik, yaitu sefalosporin, doksisiklin, ofloksasin,
polimiksin B, metisilin dan tobramisin. Oleh karenanya penggunaan topikal
memungkinkan untuk mengontrol proliferasi bakteri, sehingga dapat mencegah
terjadinya infeksi sekunder pada fase inflamasi.2
Seorang ahli bedah pembuluh darah dari RS Hasan Sadikin, Bandung, Dr.
Hendro Sudjono Yuwono MD, Ph.D sudah membuktikan khasiat kopi tersebut
dengan melakukan serangkaian penelitian terhadap kopi sejak awal tahun 2004.
Hasilnya, ternyata kopi sangat efektif dan aman untuk mengatasi berbagai jenis
luka. Dari luka besut lantaran terjatuh, luka tergores benda tajam, luka bakar,
sampai luka "koreng" yang sudah terinfeksi.5
Pada penelitian Dr. Nirwan Firdaus, seorang residen PPDS bedah FK Unsri/
RS Moh. Hoesin, Palembang, secara statistik menunjukkan bahwa penggunaan
serbuk kopi sama efektifnya dengan Silver Sulfa Diazin (SSD) 1% dalam hal
mengatasi peradangan, mempercepat proses epitelisasi, dan pembentukan serabut
kolagen.2
Kesulitan yang sering timbul pada penggunaan serbuk kopi sebagai
penyembuh luka ialah sifatnya sebagai serbuk yang mudah sekali lepas atau
hilang dari luka. Selain itu, sensasi yang diberikan serbuk kopi terhadap luka ialah
sensasi hangat, yang mungkin membuat individu yang memakainya merasa
kurang nyaman.
Kandungan dan Manfaat Lidah Buaya (Aloe vera)
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman dengan sejumlah
manfaat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Komponen
terbesar yang terkandung di dalam lidah buaya adalah air, yang mencapai 99,5%,
dengan total padatan terlarut hanya 0,49%, lemak 0,067%, karbohidrat 0,043%,
protein 0,038%, dan vitamin 0,49%, (vitamin C 3,476 mg).7,8
Gel lidah buaya
mengandung sejumlah aktivitas fisiologis dan biologis misalnya anthraquinon
sebagai antiinflamasi, enam agen antiseptik seperti lupeol, asam salisilat, urea
nitrogen, asam sinnamonat, fenol dan sulfur yang berguna untuk membunuh
jamur, bakteri dan virus, dan asam lemak antiinflamasi seperti campersterol dan
β-sitosterol (sterol tanaman) yang berguna untuk memperbaiki jaringan. Semua
ini berperan untuk mencegahan infeksi pada luka dan proses penyembuhan
luka.4,6,12
Penelitian yang dilakukan Robert H. Davis, PhD membuktikan bahwa
lidah buaya memiliki aktivitas factor pertumbuhan dengan cara menghambat
nyeri, inflamasi, menstimulasi fibroblast untuk menghasilkan kolagen dan
proteoglikan dan meningkatkan daya rentang luka sehingga dapat memperbaiki
kerusakan jaringan.11
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Rohmawati Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadyah Surakarta, pada daun dan akar tanaman lidah buaya
(Aloe vera) terkandung saponin dan tanin (campuran polifenol). Saponin dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada konsentrasi yang rendah. Beberapa
saponin juga bekerja sebagai anti mikroba dan memiliki kemampuan sebagai
pembersih, sehingga efektif untuk luka terbuka.
Tanin
merupakan senyawa
kompleks (campuran polifenol) yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam
bentuk kristal. Senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat
pertumbuhan tumor dan mempunyai daya antiseptik.9
Kandungan kimia lain yang telah teridentifikasi adalah lignin, kompleks
anthraquinone, antibiotik Acemannan, Enzim Bradykinase, Karbiksipeptidase,
tennin, aloctin A, salisilat, asam folat serta vitamin A, Bl, B2, B6, B12, C, dan E.
Lignin adalah zat yang mempunyai daya serap yang tinggi, sehingga memudahkan
peresapan gel ke dalam kulit atau mukosa.
Kompleks Anthraquinone (aloin, aloenin, barbaloin, aloesin, isobarbaloin)
adalah bahan laksatif yang dapat menghilangkan rasa sakit, mengurangi racun,
juga bersifat sebagai anti bakteri. Antibiotik Acemannan, bersifat sebagai anti
virus, anti bakteri, dan anti jamur. Enzim bradykinase, karbiksipeptidase, salisilat,
tennin, aloctin A, dapat menghilangkan rasa sakit, dan bersifat antiinflamasi.8
Secara tradisional penggunaan lidah buaya dalam pengobatan luka telah
dilakukan dengan jalan mengoleskan bagian daun yang berlendir pada luka
sampai lendir menutupi seluruh bagian luka. Kandungan saponin, tanin, polifenol
dan flavonoid mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk
menyembuhkan luka terbuka, dan dapat digunakan sebagai pencegah infeksi
karena mempunyai daya antiseptik yang kuat. Penggunaan daun lidah buaya untuk
menyembuhkan luka dapat dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan
seperti gel. Gel mempunyai sifat yang menyejukkan, melembabkan, mudah
penggunaannya, mudah berpenetrasi pada kulit sehingga memberikan efek
penyembuhan. Basis gel dapat dibedakan menjadi basis gel hidrofobik dan basis
gel hidrofilik. Pada berbagai penelitian digunakan basis gel hidrofilik karena daya
sebar pada kulit baik, efeknya mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit,
mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik.10
Hasil penelitian menunjukkan pada pemakaian oral lidah buaya dengan
dosis 100 mg/kgBB/hari mampu menyembuhkan luka 62,5% dan pemakaian
topikal pada krim dengan konsentrasi 25% mampu menyembuhkan luka 50,8%
pada hewan percobaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Visuthikosol et al.,
(1995) pada 27 pasien yang mengalami luka bakar dan dirawat menggunakan gel
lidah buaya, menunjukkan penyembuhan yang lebih cepat bila dibandingkan
penggunaan vaselin (p < 0,002). Waktu penyembuhan luka dengan gel lidah
buaya adalah 11,89 hari sedangkan vaselin menyembuhkan luka dalam waktu
18,19 hari. Menurut Rodriguez et al., (1988) ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dapat
menyembuhkan luka bakar dalam waktu 30 hari pada hewan percobaan.
Pembuatan Koliya
Terdapat berbagai kandungan alami pada kopi (Coffea robusa) dan lidah
buaya (Aloe vera) yang berguna untuk membantu proses penyembuhan luka. Sifat
antioksidan, antibiotik, antiseptik alami, antinyeri, perbaikan jaringan dan perekat
yang baik pada gel lidah buaya dapat digabungkan dengan sifat vasokonstriktor,
antibiotik, antiseptic, dan antiinflamasi yang terdapat pada serbuk kopi sehingga
akan menghasilkan sediaan “koliya” (kopi dan lidah buaya) yang dapat digunakan
untuk pencegahan infeksi pada luka dan membantu proses penyembuhan pada
luka.
Adapun langkah-langkah pembuatan “Koliya” secara tradisional adalah
mengambil bagian gel dari lidah buaya (Aloe vera), menghaluskan gel tersebut
dengan alat penghalus misalnya “blender”, menyaring serbuk kopi untuk
mendapatkan bagian terhalusnya, mencampurkan gel lidah buaya (Aloe vera)
yang sudah dihaluskan dengan serbuk kopi yang telah disaring hingga terbentuk
campuran yang homogen (Koliya).
Tahapan Pengembangan Koliya
Langkah-langkah strategis dalam mengembangkan gagasan ini meliputi dua
tahapan. Pada tahapan pertama, dilakukan penelitian laboratorium (Uji praklinis)
dengan menggunakan binatang (mencit atau kelinci) untuk dengan mempelajari
lebih lanjut mengenai interaksi, potensi dan efek samping ”Koliya”. Kemudian
dilakukan evaluasi. Pada tahapan kedua, dilakukan penelitian pada manusia.
Dalam hal ini adalah sukarelawan. Dilakukan berbagai fase seperti menilai
keamanan penggunaan ”Koliya” untuk menyembuhan luka. Selanjutnya dalam
fase II dilakukan penilaian dosis pemakaian yang efektif untuk penyembuhan luka
apakah itu luka bakar, luka sayat, atau luka “borok”. Penilaian dosis ini penting
sekali untuk mencegah efek samping ”Koliya” apabila dipakai secara berlebihan.
Pada fase III akan dilakukan evaluasi ”Koliya” sebagai pengobatan baru. Apakah
masyarakat dapat menerima dan menjadikan sebagai obat pilihan untuk mengobati
luka. Fase IV dilakukan evaluasi Koliya pascapasar. Fase ini adalah fase terakhir
dimana keseluruhan efektivitas, efek samping penggunaan jangka panjang dan
berulang akan dilakukan penilaian.
Beberapa pihak yang diharapkan dapat membantu mengiplementasikan
gagasan tertulis ini adalah dokter ahli farmakologi, apoteker, pemerintah, dokter
umum dan masyarakat.
Dokter ahli farmakologi dan apoteker diharapkan bisa mengembangkan
gagasan ini dengan mengetahui dosis penggunaan yang tepat, penambahan
substansi yang dapat mendukung kerja koliya, efek sampingnya dan
pengaplikasian lebih jauh dalam pengobatan luka. Jika peran dokter ahli
farmakologi dan apoteker telah berjalan dengan baik maka koliya akan siap
dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan usaha preventif Dinas Kesehatan terhadap infeksi yang terjadi pada
masyarakat. Untuk menyukseskan usaha preventif ini maka diperlukan peran
dokter umum sebagai pelayan kesehatan primer masyarakat. Dokter umum dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan infeksi
khususnya pada luka, dan salah satu usaha untuk mencegah infeksi pada luka
dapat menggunakan koliya.
Proses pengembangan koliya dapat dilakukan oleh dokter ahli farmakologi
dan apoteker dalam suatu laboratorium klinik biasa karena prosedur yang
dilakukan cukup sederhana. Selain itu biaya yang dibutuhkan dalam proses
pengembangan koliya juga tidak terlalu mahal mengingat kopi dan lidah buaya
sebagai bahan utama koliya masih sangat mudah diperoleh. Jika pengembangan
koliya telah berhasil, maka koliya dapat menjadi salah satu pilihan obat luka yang
berperan dalam pencegahan infeksi pada luka dan membantu proses penyembuhan
luka.
KESIMPULAN
Berkaitan dengan kegunaan kopi dan lidah buaya sebagai bahan yang
efektif dalam penyembuhan luka, penulis mengajukan gagasan tentang
pengkombinasian kedua bahan ini atas dasar menyempurnakan dan
memaksimalkan potensi-potensi zat yang terdapat pada keduanya.
Teknik implementasi yang akan dilakukan, berkaitan dengan evaluasi
manfaat dan efek samping kombinasi dari kedua bahan. Pada tahapan pertama,
dilakukan penelitian laboratorium (uji praklinis) dengan menggunakan binatang
(mencit atau kelinci) untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kandungan,
interaksi dan efek samping kopi dan lidah buaya (Aloe vera). Pada tahapan kedua,
dilakukan penelitian pada manusia. Pada tahapan ini dilakukan berbagai fase
seperti menilai keamanan penggunaan Koliya untuk penyembuhan luka, penilaian
dosis pemakaian yang efektif untuk penyembuhan luka apakah itu luka bakar,
luka sayat, atau luka “borok”, evaluasi Koliya sebagai pengobatan baru.
Setelah dilakukan semua tahap perencanaan implementasi yang telah
diuraikan di atas, pengkombinasian kopi dan lidah buaya akan menjadi salah satu
pilihan termudah bagi masyarakat dalam usaha penyembuhan luka. Lebih jauh
lagi, jika hasil yang didapatkan dapat dipublikasikan dengan efektif maka manfaat
yang akan dirasakan tidak hanya bagi masyarakat kota sebagai pengganti berbagai
antiseptic penyembuh luka non alamiah, tetapi manfaat ini juga dapat dirasakan
oleh penduduk desa sebagai solusi termudah dan termurah untuk menjawab
masalah-masalah mereka dalam usaha penyembuhan luka berkaitan dengan semua
pekerjaan mereka yang mengandung resiko terjadinya luka.
Harapan terbesar dari gagasan tertulis ini adalah pengaplikasian koliya
dalam bidang kedokteran. Jika perencanaan implementasi yang telah diuraikan di
atas telah sempurna dan manfaat serta efek samping koliya sudah terkontrol
dengan baik,diharapkan koliya dapat menjadi salah satu obat penyembuh luka
yang efektif yang dapat digunakan dalam pengobatan luka pascabedah.
Proses pengembangan koliya dapat dilakukan oleh dokter ahli farmakologi
dan apoteker dalam suatu laboratorium klinik biasa karena prosedur yang
dilakukan cukup sederhana. Selain itu biaya yang dibutuhkan dalam proses
pengembangan koliya juga tidak terlalu mahal mengingat kopi dan lidah buaya
sebagai bahan utama koliya masih sangat mudah diperoleh. Jika dilihat dari
manfaatnya, koliya sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam hal pencegahan
infeksi pada luka dan membantu penyembuhan luka. Kesimpulannya, gagasan
tertulis tentang kopi dan lidah buaya (koliya) ini optimis berhasil untuk dilakukan
dan sangat bermanfaat bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoan Tjay, Taan dan Kirana Rahardja. 2008. Obat-obat Penting Khasiat
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
2. Firdaus, Nirwan. Perbandingan Efektifitas Serbuk Kopi dan SSD 1 % Secara
Topikal dalam Penyembuhan Luka Bakar. Tesis PPDS Bedah FK Unsri yang
tidak dipublikasikan, RS Dr. Moh. Hoesin, 2006.
3. Hendriyadi, Eddy. Efektifitas Irigasi Tekanan Tinggi Dibandingkan Bilasan
Dalam Menurunkan Jumlah Kuman pada Luka Trauma. Tesis PPDS Bedah
FK Unsri yang tidak dipublikasikan, RS Dr. Moh. Hoesin, 2006.
4. Janick, J dan A. Whipkey. 2002. Trends in new crops and new uses.
Alexandria : ASHS Press.
5. Yuwono, Hendro Sudjono. Dapatkah Serbuk Kopi Membantu
Menyembuhkan Luka ? Penelitian Pendahuluan. SubBagian Ilmu Bedah
Vaskuler, FK Unpad Bandung; Kongres Nasional Ke-2 Obat Tradisional
Indonesia, Diselenggarakan SP3T Jawa Barat; 2005.
6. Davis, R.H. Biological activity of Aloe vera. J SOFW. 1993; 11 :648.
7. Maiti, Satyabrata dan Ram Chandra. 2002. Cultivation of Aloe vera. Gujarat :
Anand Press.
8. Yuyun Sri Mulyani, Diah. Uji Organoleptik dan Kadar Vitamin C Dodol
Susu Pasteurisasi dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera).
Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2008.
9. Rohmawati, Nina. Efek penyembuhan luka bakar dalam sediaan gel ekstrak
etanol 70% Daun Lidah Buaya (Aloe vera L) pada kulit punggung kelinci
New Zealand. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
10. Setani, Tenny., F. Sari, dan K. Usri. Penerapan Penggunaan Daun Lidah
Buaya untuk Pengobatan Stomatitis Aftosa (Sariawan) si Desa Ciburial
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Suatu Penelitian. FKG. Unpad.
11. Davis, Robert H. The Conductor Orchestra Concept of Aloe Vera.
http://www.aloe-info.nl/ Diakses tanggal 5 Maret 2010.
12. Hamman, Josias H. Composition and Applications of Aloe vera Leaf Gel.
Molecule J. Published 8 August 2008. Available from
http://www.mdpi.org/molecules
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
1. a. Nama Lengkap : Sulistianto
b. Tempat dan tanggal lahir : Lampung tengah, 21 April
1989
c. Alamat : Jl. May Sabara, Lrg. Hannan
Sekip Palembang, No. 2015
d. Asal Sekolah : SMA N 5 Bandar Lampung
e. Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat : -
f. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
2. a. Nama Lengkap : Rahmad Ade Irawan
b. Tempat dan tanggal lahir : Metro, 07 April 1989
c. Alamat : Jl. May Sabara, Lrg. Hannan
Sekip Palembang
d. Asal Sekolah : SMA N 2 Kota Manna
Bengkulu Selatan
e. Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat : -
f. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
3. a. Nama Lengkap : Nurul Sari
b. Tempat dan tanggal lahir : Gaung, 12 April 1989
c. Alamat : Lorong Makmur II, NO.
54A , Madang, Sekip
d. Asal Sekolah : SMA N 1 Kota Solok
e. Karya-karya ilmiah yang pernah dibuat : Aplikasi Stem Cell untuk
Pengobatan Penyakit
Jantung Iskemik
f. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
LAMPIRAN
g.
h.
i.
Gambar 2. Tanaman lidah buaya (Aloe vera)
Gambar 3. Pemotongan daun lidah
buaya yang berukuran besar
Gambar 4. Daun lidah buaya siap diolah
Gambar 1. Tanaman kopi (Coffea
robusta)
Gambar 5 dan 6. Gel lidah buaya yang telah diambil dari daunnya
Gambar 8. Penuangan lidah buaya ke mangkuk
kecil Gambar 7. Penghalusan gel lidah
buaya selama 30 detik
Gambar 9. Penampilan lidah buaya setelah selesai
dihaluskan
Gambar 11. Mencampurkan serbuk kopi
dengan gel lidah buaya
Gambar 10. Penyaringan serbuk kopi
Gambar 12 dan 13. Koliya siap digunakan