18
1 PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN UPAYA FORMULASINYA SEBAGAI PRODUK SEDIAAN FARMASI *Iin Fitriana, Yustirahayu B, Andi Rezkiani Beta LATAR BELAKANG MASALAH Konsumsi sayur dan buah dapat mereduksi resiko dari penyakit kronik termasuk penyakit kardiovaskular, stroke, neurodegeneratif, dan diabetes tipe II. Banyak penelitian sekarang yang telah dilakukan untuk menyelidiki manfaat kesehatan dari potensi antioksidan dalam makanan. Antioksidan dapat menghambat reaksi oksidatif in vivo, dan membantu dalam kinerja fungsional dari sistem enzim untuk pertahanan diri mekanisme dalam sel . (Lee,Koo,Miun. 2004) Bawang merah merupakan salah satu bumbu pelengkap masakan. Sebelum digunakan, bawang merah dikupas kulitnya terlebih dahulu. Kulit bawang merah tersebut akan menjadi limbah yang tidak digunakan lagi. Di beberapa wilayah limbah kulit bawang tersebut akan mencemari lingkungan. Namun beberapa penelitian telah membuktikan bahwa, dalam limbah kulit bawang merah tersebut masih mengandung senyawa alami yang sangat bermanfaat. Senyawa tersebut antara lain serat, senyawa fenolik seperti quercetin dan flavonoid lain dengan kandungan antioksidan yang tinggi, serta beberapa senyawa metabolit lainnya yang bermanfaat (Anonim, 2011). Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan seperti superoksid dismutase (SOD) (Maestro, 1991) dan gluthation peroksidase (Sies, 1991). Akan tetapi, antioksidan tersebut diproduksi dalam jumlah tertentu. Dilihat dari aktivitas sehari – hari dan lingkungan yang mungkin tercemar, maka dibutuhkan tambahan suplemen antioksidan. Adanya kandungan senyawa fenolik pada limbah bawang merah ini membuat peneliti tertarik untuk menguji aktivitas antioksidan dan membuat suatu produk sediaan farmasi yang dapat dijadikan sebagai suplemen

PKM kti.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

program kreativitas mahasiswa/ karya tulis ilmiah

Citation preview

Page 1: PKM kti.doc

1

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN UPAYA FORMULASINYA

SEBAGAI PRODUK SEDIAAN FARMASI*Iin Fitriana, Yustirahayu B, Andi Rezkiani Beta

LATAR BELAKANG MASALAH

Konsumsi sayur dan buah dapat mereduksi resiko dari penyakit kronik termasuk penyakit kardiovaskular, stroke, neurodegeneratif, dan diabetes tipe II. Banyak penelitian sekarang yang telah dilakukan untuk menyelidiki manfaat kesehatan dari potensi antioksidan dalam makanan. Antioksidan dapat menghambat reaksi oksidatif in vivo, dan membantu dalam kinerja fungsional dari sistem enzim untuk pertahanan diri mekanisme dalam sel. (Lee,Koo,Miun. 2004)

Bawang merah merupakan salah satu bumbu pelengkap masakan. Sebelum digunakan, bawang merah dikupas kulitnya terlebih dahulu. Kulit bawang merah tersebut akan menjadi limbah yang tidak digunakan lagi. Di beberapa wilayah limbah kulit bawang tersebut akan mencemari lingkungan.

Namun beberapa penelitian telah membuktikan bahwa, dalam limbah kulit bawang merah tersebut masih mengandung senyawa alami yang sangat bermanfaat. Senyawa tersebut antara lain serat, senyawa fenolik seperti quercetin dan flavonoid lain dengan kandungan antioksidan yang tinggi, serta beberapa senyawa metabolit lainnya yang bermanfaat (Anonim, 2011).

Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan seperti superoksid dismutase (SOD) (Maestro, 1991) dan gluthation peroksidase (Sies, 1991). Akan tetapi, antioksidan tersebut diproduksi dalam jumlah tertentu. Dilihat dari aktivitas sehari – hari dan lingkungan yang mungkin tercemar, maka dibutuhkan tambahan suplemen antioksidan.

Adanya kandungan senyawa fenolik pada limbah bawang merah ini membuat peneliti tertarik untuk menguji aktivitas antioksidan dan membuat suatu produk sediaan farmasi yang dapat dijadikan sebagai suplemen antioksidan dan alternatif pengolahan terhadap kulit bawang merah untuk mengurangi limbah di lingkungan.

PERUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan di atas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah :1. Apakah limbah kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki efek sebagai

antioksidan?2. Apakah limbah kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat di formulasi

menjadi produk sediaan farmasi dan sebagai sumber antioksidan dalam tablet effervescent?

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui adanya efek antioksidan dari ekstrak limbah kulit bawang merah (Allium cepa L.) sebelum dan setelah diformulasi menjadi tablet effervescent dan membuat evaluasi sediaannya.

Page 2: PKM kti.doc

2

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber artikel ilmiah mengenai pemanfaatan limbah bawang merah. Selain itu, untuk memperoleh produk paten yakni sediaan farmasi dari limbah kulit bawang merah yang dapat digunakan sebagai sumber antioksidan.

KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif dalam penanggulangan limbah yang dapat merusak lingkungan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal yang dikempa atau dicetak dari serbuk kering, kristal, atau granulat. Umumnya dengan penambahan bahan pembantu menggunakan tekanan tinggi (Voigt, 1995). Sedangkan tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Dasar formula pada minuman serbuk dan tablet effervescent adalah reaksi antara asidulan dengan karbonat atau bikarbonat menghasilkan karbondioksida (Hui, 1992).

Radikal bebas merupakan suatu molekul yang sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif karena kehilangan satu atau lebih elektron yang bermuatan listrik, dan untuk mengembalikan keseimbangannya maka radikal bebas berusaha mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak berpasangan tersebut. Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel, asam nukleat, protein dan jaringan lemak. Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernapasan. Di dalam tubuh terdapat mekanisme antioksidan atau antiradikal bebas secara endogenik. Tetapi bila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih maka dibutuhkan antioksidan yang berasal dari sumber alami atau sintetik dari luar tubuh. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Praptiwi, et al, 2006).

Definisi antioksidan secara umum adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Antioksidan dapat menghambat laju oksidasi bila bereaksi dengan radikal bebas (Praptiwi, et al, 2006).

Uji DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) adalah suatu metode kolorimetri yang sederhana, cepat dan mudah untuk memperkirakan aktivitas antiradikal. Selain itu, metode ini terbukti akurat, reliabel dan praktis (Marxen et al., 2007). Uji kimia ini secara luas dipergunakan dalam penelitian produk alami untuk isolasi antioksidan fitokimia dan untuk menguji seberapa besar kapasitas ekstrak dan senyawa murni dalam menyerap radikal bebas.

Radikal DPPH adalah suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada λmaks 517 nm dan berwarna ungu gelap dengan ε = 1,05 x 103 L/mol cm (Reynertson, 2007). Senyawa ini bersifat tidak

Page 3: PKM kti.doc

3

stabil karena memiliki satu elektron bebas tidak berpasangan yang mampu mengalami resonansi dan dapat berikatan dengan senyawa lainnya untuk mencapai kestabilan strukturnya. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning. Perubahan tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer dan diplotkan terhadap konsentrasi (Reynertson, 2007).

Secara alami beberapa jenis tumbuhan merupakan sumber antioksidan, hal ini dapat ditemukan pada beberapa jenis sayuran, buah-buahan segar, beberapa jenis tumbuhan dan rempah-rempah (Praptiwi, et al, 2006). Menurut Silalahi (2006), masyarakat yang mengkonsumsi banyak sayur dan buah lebih sehat dengan risiko penyakit degeneratif termasuk kanker yang rendah. Sifat protektif ini diyakini karena kandungan berbagai jenis antioksidan yang terdapat di dalam sayur dan buah. Fakta ini sesuai dengan hasil penelitian pada kultur dan hewan percobaan yang menunjukkan bahwa kerusakan oksidatif DNA merupakan bagian dari karsinogenesis.

Tumbuhan bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim, yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Tumbuhan bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum (L.) Back.), famili Alliaceae adalah spesies dengan nilai ekonomi yang penting, yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia, khususnya di benua Asia dan Eropa (Manullang, 2010).

Umbi bawang merah mengandung senyawa - senyawa yang dipercaya berkhasiat sebagai antiinflamasi dan antioksidan seperti kuersetin yang bertindak sebagai agen untuk mencegah sel kanker. Kuersetin, selain memiliki aktivitas sebagai antioksidan, juga dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase (Manullang, 2010). Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat (Manullang, 2010).

Umbi bawang merah dapat disimpan lama dalam keadaan kering apabila tanpa dikupas, hal ini memperlihatkan bahwa kulit bawang merah mempunyai senyawa aktif yang melindungi umbinya. Kulit bawang merah ini banyak digunakan dalam pembuatan telur pindang, hal ini bertujuan untuk menambah masa penyimpanan telur rebus (Manullang, 2010). Kulit bawang merah banyak ditemukan sebagai limbah petani bawang merah.

Menurut para peneliti, kulit bagian luar bawang yang mengering dan kerap berwarna kecoklatan kaya serat dan flavonoid. Sedangkan bonggol bawang bawang mengandung senyawa belerang dan fructans (Anonim, 2011).

Menurut penelitian, kulit bawang yang mengering mengandung serat diet tinggi, terutama yang sulit larut. Kulit bawang juga mengandung senyawa fenolik, seperti quercetin dan flavonoid, serta metabolit lain yang bersifat obat. Dua lapisan bawang paling luar juga mengandung serat dan flavonoid (Anonim, 2011).

Senyawa fenolik, membantu mencegah penyakit koroner dan bersifat anti-karsinogenik. Tingginya tingkat senyawa fenol pada lapisan kulit bawang menunjukkan bumbu dapur satu ini memiliki kandungan antioksidan tinggi (Anonim, 2011).

Nutrisi antioksidan diyakini memaikan peran dalam pencegahan dan pengobatan suatu varietas penyakit kronis. Mekanisme kerjanya yaitu antioksidan

Page 4: PKM kti.doc

4

melindungi sel dari stress oksidatif dengan mencari radikal bebas dan menghentikan reaksi perosidasi rantai lipid yang dapat menyebabkan kerusakan DNA. (Cheryl, 2005)

Kulit secara alami menggunakan nutrisi antioksidan untuk melindungi diri dari kerusakan radikal bebas. Memang banyak antioksidan yang paling poluler adalah vitamin C dan E, mineral selenium (Se), ekstrak kedelai genistein dan urbiquinone, telah terbukti efektif dalam melindungi kulit dari serangan ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan dapat menghindari penuaan dengan mengurangi hiperpigmentasi matahari, dan kerutan kecil jika digunakan pada kulit. Penggunaan antioksidan secara topikal dapat memberikan konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asupan oral yang maksimal. Namun yang sangat penting adalah formulasi yang benar untuk mencapai efek. (Diana, 2006)

METODE PELAKSANAAN

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah toples sebagai wadah maserasi, rotaevaporator, eksikator, alat-alat gelas, neraca analitik, almari pengering, oven, ayakan 12 dan 16 mesh, mesin cetak tablet.

BahanBahan yang digunakan adalah kulit Bawang Merah (Allium cepa L.), asam

sitrat, asam tartrat, aspartam , aquadest, BHT, DPPH , flavoring agent, HPC (Hidroxypropil Cellulosa), laktosa, magnesium stearat , metanol, natrium bikarbonat, dan talk, vitamin C.

Metode Penelitian

Pembuatan Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)

Limbah kulit bawang merah dikumpulkan, disortasi basah, dicuci bersih, ditiriskan, lalu dioven pada suhu 40-60°C. Simplisia kering diserbuk dengan menggunakan mesin penyerbuk. Simplisia kemudian diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan metanol selama 5 hari di tempat yang terlindung cahaya. Pembuatan ekstrak ini bertujuan untuk menarik senyawa fenolik dari limbah kulit bawang merah (Allium cepa L.).

Pengujian Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Pengujian aktivitas antiosidan dari bawang merah telah dilakukan dengan

menggunakan metode DPPH (Sun, Tang, Power, 2005). Larutan DPPH (diphenyl picril hydrazil hydrate) 0.004% dalam etanol (pereaksi standar) harus selalu dalam keadaan baru. Dua mg ekstrak yang dilarutkan dalam 4 ml air bebas ion ke dalam larutan DPPH (1mM, 1 ml). Campuran tersebut dikocok dan dibiarkan pada suhu kamar selama 30 menit dan diukur absorbansinya. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.

Page 5: PKM kti.doc

5

Pembuatan Sediaan Tablet Effervescent

Formulasi tablet effervescent ekstrak kulit bawang merah dibuat dengan variasi konsentrasi sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Ekstrak yang telah diperoleh kemudian dibuat menjadi granul dengan cara penambahan laktosa pada ekstrak kulit bawang merah dengan rasio 20: 90 lalu dihomogenkan menggunakan mixer, kemudian diayak dengan ayakan 12 mesh sehingga terbentuk granul basah. Selanjutnya, dikeringkan ke dalam lemari pengering dengan suhu 50o C selama 10 jam. (Ansar,

Tabel.1. Rancangan Formula Tablet Effervescent dengan Variasi Konsentrasi

Bahan FungsiKonsentrasi (%)

I II III IV VEkstrak Kulit Bawang Merah

Zat aktif, sumber antioksidan

5 10 15 20 25

Asam Sitrat Sumber Asam 15 15 15 15 15Asam Tartrat Sumber Asam 10 10 10 10 10Natrium Bikarbonat Sumber Basa 30 30 30 30 30HPC Pengikat 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5Magnesium Stearat Lubrikan 4 4 4 4 4Talk Lubrikan 2 2 2 2 2Aspartam Pemanis 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5Flavoring agent Pengaroma 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15Laktosa Pengisi Ad

100 Ad 100

Ad 100

Ad 100

Ad 100

Sebelum pencetakan tablet, bahan-bahan tambahan (Rowe,2009) dicampur rata. Granul ekstrak kulit bawang merah awal dicampur dengan aspartam, kemudian ditambahkan natrium bikarbonat, diaduk hingga rata. Selanjutnya ditambahkan asam sitrat dan asam tartrat,dan flavoring agent dan diaduk hingga homogen. Pencampuran terakhir dengan penambahan HPC sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga diperoleh campuran yang homogen.

Pencetakan tablet dilakukan dengan metode kompresi (Lachman,1997). Bahan-bahan yang sudah dicampur berdasarkan pada formula I sampai dengan V, dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet single-punch dengan tambahan talk dan magnesium stearat sebagai lubrikan. Pengepresan menjadi bentuk tablet dengan tebal ±0,5 cm, diameter ±2,0cm, dan bobot ±3 gram. Tablet effervescent ekstrak kulit bawang merah dengan aluminium foil.

Pengujian Aktivitas Antioksidan dari Sediaan Tablet Effervescent

Tablet effervescent dilarutkan dalam metanol dan dibuat dalam berbagai konsentrasi ( 10, 30, 50 dan 70 ppm). Masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke dalam tiap tabung reaksi ditambahkan 500 μl larutan DPPH 1mM dalam metanol. Volume dicukupkan sampai 5,0 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit, selanjutnya serapannya diukur pada panjang

Page 6: PKM kti.doc

6

gelombang 515 nm. Sebagai control positif, dan untuk pembanding digunakan vitamin C (konsentrasi 2, 3, 4 dan 5 ppm) dan BHT (konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm). Nilai IC50 dihitung masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus persamaan regresi.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan pada pembuatan tablet effervescent menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima taraf yaitu Formula I, Formula II, Formula III, Formula IV, dan Formula V. Data dianalisa statistik dengan analisis varian dan apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji lanjutan.

Evaluasi Sediaan

Uji kadar Air

Pada uji ini digunakan alat moisture balance. Pada alat tersebut dimasukkan minimal 2 gram massa tablet dalam aluminium foil lalu ditara dan diukur kadar airnya.Syarat kadar air massa tablet effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%

Pemeriksaan Penampilan Fisik Tablet dan larutan Effervescent

Tablet yang dihasilkan dinilai bentuknya secara keseluruhan meliputi bentuk, keadaan permukaan, serta adanya cacat pada tablet. Bentuk larutan effervescebt yang dihsilkan juga diperhatikan meliputi warna dan tingkat kejernihannya.

Uji Waktu Larut

Pada uji ini diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas yang dapat meredam seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai 200ml kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit (300detik) pada suhu 25oC.

JADWAL KEGIATAN

Tabel.2. Jadwal Kegiatan

WaktuKegiatan

Bulan Ke-I II III IV V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Studi pustaka Penyiapan alat dan bahanEkstraksi sampel Pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrakPembuatan sediaanPengujian aktivitas

Page 7: PKM kti.doc

7

antioksidan dari sediaanEvaluasi dan pelaporan

RANCANGAN BIAYA

Tabel.3. Rekapitulasi Biaya

No Bahan/alat Fungsi Jumlah Harga/satuan

Total

1. Limbah kulit bawang merah

Bahan Baku 10 kg 6.000/kg Rp. 60.000

2. Asam sitrat Sumber asam 2kg 15.000/kg Rp 30.0003. Asam tartrat Sumber asam 2kg 20.000/kg Rp. 40.0004. Na. Bikarbonat Sumber basa 2kg 9.000/kg Rp. 18.0005. Mg. Sterat Lubrikan 1kg 12.000/kg Rp. 12.0006. Talk Lubrikan 1kg 4.000/kg Rp. 4.0007. Aspartam Pemanis 100 g 8.000/100g Rp. 8.0008. Laktosa Pengisi 4kg 12.000/kg Rp. 48.0009. HPC Pengikat 200g 25.000

/100gRp. 50.000

10. Flavoring agent

Pengaroma 10ml 10.000/10ml

Rp. 10.000

12. Aquadest Pencuci / pelarut

5 L Rp. 10.000 Rp. 50.000

13. Metanol p.a Pelarut 1 L Rp. 300.000 Rp. 300.00014. Metanol teknis Pelarut 2,5 L Rp. 30.000 Rp. 75.00015. DPPH Pereakai 100

gramRp. 600.000 / 100 gram

Rp. 600.000

16. Kertas saring Wattman

Penyaring 5 lembar

Rp. 7000 Rp. 35.000

17. Kertas Ph Pengukur pH 1 kotak Rp. 75.000 Rp. 75.000Total Bahan Habis Pakai Rp. 1.415.00018. Gelas arloji Formulasi 3 Rp. 8.000 Rp. 24.00019. Sendok tanduk Formulasi 3 Rp. 7.000 Rp. 21.00020. Tissue Formulasi 3 roll Rp. 3.000 Rp. 9.00021 Aluminium

FoilFormulasi 2 roll Rp. 20.000 Rp. 40.000

22. Pipet tetes Formulasi 5 Rp. 6.000 Rp. 30.00023. Pinset Formulasi 2 Rp. 10.000 Rp. 20.00024. Wadah

ekstraksiWadah 3 Rp. 30.000 Rp. 90.000

25.Cawan porselin

Formulasi 4 Rp. 12.500 Rp. 50.000

26. Kertas perkamen

Penimbangan

2 pack Rp. 20.000 Rp. 40.000

27. Batang pengaduk

Pengaduk 3 Rp. 5000 Rp. 15.000

Page 8: PKM kti.doc

8

Total Peralatan Penunjang PKM-P Rp. 339.00028. Transportasi Pembelian

alat/bahan10 kali Rp. 50.000 Rp. 500.000

Total Transportasi Rp. 500.00029. Tinta printer Hardcopy 3 Rp. 28.000 Rp. 84.000

30. Print warna Hardcopy 62 Rp. 62.00031. Kertas Hardcopy 1 rim Rp. 40.000 Rp. 40.00032. Penjilidan Hardcopy 7 Rp. 10.000 Rp. 70.000

33. Penelusuran pustaka

Pustaka Rp. 200.000

34. Pemakaian lab. 3 Rp. 150.000 Rp. 450.00035. Analisis

(pengukuran Antioksidan)

12 sampel

Rp. 20.000 Rp. 240.000

36. Peminjaman rotavapor

Rp. 100.000

37. Peminjaman alat lab.

Rp. 300.000

38. Lain-lain Rp. 900.000Total Biaya lain-lain Rp. 2.446.000TOTAL BIAYA PKM-P Rp. 4.700.000

( Empat Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Kurangi Risiko Diabetes & Kanker dengan Kulit Bawang Merah. http://www.ciputraentrepreneurship.com/kesehatan/11690-kurangi-risiko-diabetes-a-kanker-dengan-kulit-bawang-merah.html. [12 Mei 2012]

Ansar, Budi, dkk. 2009. Optimasi Teknik Pembuatan Tablet Efferfescent Sari Buah dengan Respon Surface Methode: Jurnal Tekno dan Industri Pangan. Vol.XX.No.1. Hal. 25

Ansel, H., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi ke – 4. Jakarta. UI Press

Cheryl. M. Burgess. 2005. Cosmetic Dermatology. German. Heidelberg. Hal. 3

Diana. Zoe. dkk. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Products. New York. Taylor & Francis Group. Hal. 205, 337

Hui, Y.H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. New York. Jhon Wiley and Sons Inc.

Lachman, Leon,dkk. 1997. Teori dan Praktik Farmasi Industri Jilid I. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia

Page 9: PKM kti.doc

9

Lee, J., Koo, N., & Min, D. B. (2004). Reactive oxygen species, aging, and antioxidative nutraceuticals. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 3(1), 21–33.Maestro, R.D. 1991. Free Radical as Mediators of Tissue Injury. Di dalam Dreosti I.E., edition. Trace Elements, Micronutrients, and Free Radicals. New Jersey . Humana Press.

Manullang, L. 2010. Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Umbi Bawang Merah ( Allii cepae var. ascalonicum ) dengan Metode Uji Brine Shrimp (BST). Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Marxen, K, et al. 2007. Determination of DPPH Radical Oxidation Caused by Methanolic Extracts of Some Microalgal Species by Linear Regression Analysis of Spectrophotometric Measurements. Full Research Paper. Germany. Sensor.

Praptiwi, et al. 2006. Nilai peroksida dan aktivitas anti radikal bebas diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH) ekstrak metanol Knema laurina. Majalah Farmasi Indonesia .17(1).

Reynertson, K.A. 2007. Phytochemical Analysis of Bioactive Constituents from Edible Myrtaceae Fruit. Dissertation. New York. The City University of New York.

Rowe. Raymond C. Sheskey, Paul J., Quinn, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient. 6th Ed. USA: Pharmaceutical Press.

Sies, H. 1991. Oxidative Stress. From Basic Research to Clinical Aplication. The American Journal Medicine 91: Suppl 3c. Cahners Publishing Company

Silalahi, Jansen. 2006. Antioksidan dalam Diet dan Karsinogenesis. Tinjauan Kepustakaan. Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Indonesia: Majalah Cermin Dunia Kedokteran No. 153

Sun, T., Powers, J. R., & Tang, J. (2007). Evaluation of the antioxidant activity of asparagus, broccoli and their juices. Food Chemistry, 105(1), 101–106.

Swetman. Sean C. 2009. Martindale, The Complete Drug Reverences. 36 th Ed. USA: Pharmaceutical Press.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kedua. Penerjemah Soendari. Yogyakarta . Gajah Mada University Press.

Page 10: PKM kti.doc

10

LAMPIRAN

Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

Ketua PelaksanaNama Lengkap : Iin Fitriana PakataNIM : N11109272Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi/ FarmasiPerguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin

Ketua Pelaksana

Iin Fitriana Pakata NIM. N11109272

Anggota Pelaksana INama Lengkap : Yustirahayu B.NIM : N11109273Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi/ FarmasiPerguruan Tinggi : Universitas HasanuddinWaktu Untuk Kegiatan : 5-6 jam/minggu

Anggota Pelaksana I

Yustirahayu B. NIM.N11109273

Anggota Pelaksana IINama Lengkap : Andi Rezkiani BetaNIM : N11109270Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi/ FarmasiPerguruan Tinggi : Universitas HasanuddinWaktu Untuk Kegiatan : 5-6 jam/minggu

Anggota Pelaksana II

Andi Rezkiani Beta NIM.N11109270

Anggota Pelaksana IIINama Lengkap : Sri Hartini SamNIM : N11109266Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi/ FarmasiPerguruan Tinggi : Universitas HasanuddinWaktu Untuk Kegiatan : 5-6 jam/minggu

Anggota Pelaksana II

Page 11: PKM kti.doc

11

Sri Hartini Syam NIM.N11109266

Page 12: PKM kti.doc

12

Anggota Pelaksana IVNama Lengkap : Sri Ayu AndiraNIM : N11111011Fakultas/Program Studi : Fakultas Farmasi/ FarmasiPerguruan Tinggi : Universitas HasanuddinWaktu Untuk Kegiatan : 4-5 jam/minggu

Anggota Pelaksana IV

Sri Ayu Andira NIM.N11111011

Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama Lengkap : Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Apt.2. NIP : 19771111 200812 1 0013. Golongan Pangkat : Penata Muda Tk.1/III.b4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli5. Jabatan Struktural : Dosen Fakultas Farmasi Universitas

Hasanuddin6. Fakultas/Program Studi : Farmasi/ Farmasi7. Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin8. Bidang Keahlian : Fitokimia Farmasi9. Waktu untuk Kegiatan : 3-4jam/minggu

Dosen Pendamping

Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Apt.NIP. 19771111 200812 1 001