Upload
rolando-agustian
View
458
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar Ekstrak Limbah
Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate) dalam Meminimalisasi
Kandungan Logam Berat Cu dan Pb pada Tanah.
BIDANG KEGIATAN
PKM-P (PENELITIAN)
Diusulkan oleh :
Rolando Agustian Halim 04121001010/2012
Risma Arnis 04091001082/2012
Solastika Olivia Mariah Carey S. 04091001030/2012
Anita Permatasari 04091001092/2009
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Palembang, 20 Oktober 2012
1. Judul Kegiatan : Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar
Ekstrak Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa
acuminate) dalam Meminimalisasi kandungan
Logam Berat Cu dan Pb pada Tanah.
2. Bidang Kegiatan : PKM Penelitian (PKM-P)
3. Bidang Ilmu : Pertanian
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Rolando Agustian Halim
b. NIM : 04121001010
c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umum
d. Universitas : Universitas Sriwijaya
e. Alamat rumah : Jl. Kapt. Anwar Sastro No.1228 , Palembang.
f. No. HP : 081994814068
g. email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana : 3 orang
6. Dosen Pembimbing :
a. Nama lengkap : Drs. Kusumo Haryadi, MS, Apt.
b. NIP : 195306131986031002
7. Biaya Kegiatan Total : Rp 3500000
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan
Menyetujui Pembantu Dekan III
FK Universitas Sriwijaya
dr. Theodorus, M.Med.Sc NIP. 196009151989031005
Ketua Pelaksana
Rolando Agustian Halim
NIM. 04121001010
Pembantu Rektor III Universitas Sriwijaya
dr. Syarif Husin, MS NIP 196112081992031003
Dosen Pembimbing
Drs. Kusumo Haryadi, MS, Apt. NIP. 195306131986031002
iii
A. JUDUL
Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar Ekstrak Limbah Kulit Pisang
Kepok (Musa acuminate) dalam Meminimalisasi Kandungan Logam Berat Cu
dan Pb pada Tanah.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Proyek pertambangan Batubara di Sumatera Selatan kian gencar sejak
awal tahun 2009, terutama di daerah Lahat dan Tanjung Enim. Di satu sisi proyek
ini menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar lokasi tambang, namun
tidak dapat di pungkiri bahwa aktivitas pertambangan dapat dipastikan
menyebabkan rendahnya kualitas lingkungan (Ince et. al., 2010). Hasil penelitian
Zulkiflimansyah (2007) menyatakan bahwa pertambangan batu bara membawa
dampak negative terhadap pencemaran air, erosi dan sedimentasi tanah,
Suhada et a/. (1995) menyatakan bahwa pertambangan batubara membawa
dampak negatif terhadap lingkungan karena merubah topografi,dan bentang alam
serta meninggalkan lubang-lubang besar bekas galian tambang. Lubang-lubang
besar tersebut menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam
yang sangat tinggi dan mengandung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe
dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan
tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat
kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan
yang ada diatasnya akan mati. (Arief, 2012)
Kandungan logam berat pada tanah akan terakumulasi pada tumbuhan-
tumbuhan yang ditanam di atasnya. Kemudian logam berat ini akan menetap di
tumbuhan tersebut, hingga dikonsumsi oleh konsumen tingkat pertama seperti
hewan maupun manusia secara langsung. Di dalam tumbuhan, logam berat tidak
menimbulkan efek yang signifikan, hanya gangguan metabolisme hasil
fotosintesis dan gangguan pertumbuhan minor, namun jika terakumulasi di
manusia, logam berat akan menunjukkan efek yang masif, seperti timbal yang jika
terakumulasi akan menimbulkan keracunan dan kematian jaringan.
iv
Logam berat dapat dikelola dengan cara sederhana yaitu memanfaatkan
arang tempurung kelapa atau tanaman seperti enceng gondok, kangkung, serta
semanggi air. Bisa juga memanfaatkan mikroorganisme seperti Escherichia coli,
Theobacillius ferooxidan, bacillus,sp. Hingga saat ini upaya yang paling untuk
menghilangkan logam berat efektif dan sederhana adalah karbon aktif, namun
biaya yang tinggi dan terbatasnya pasokan bahan telah menimbulkan masalah bagi
metode penyerapan. Alternatif baru untuk karbon aktif dan memiliki bahan alami
adalah kulit buah, sehingga mudah didapat dan murah.
Limbah kulit pisang dapat ditemukan dengan mudah. Jumlah dari kulit
pisang cukup banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai
limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak. Hewwet et al (2011)
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kulit pisang kepok (Musa acuminate)
didalamnya mengandung beberapa komponen biokimia, antara lain selulosa,
hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang mengandung asam
galacturonic, galaktosa dan rhamnosa. Asam galacturonic menyebabkan kuat
untuk mengikat ion logam yang merupakan gugus fungsi gula karboksil.
Didasarkan hasil penelitian, selulosa juga memungkinkan pengikatan logam berat.
Limbah kulit daun pisang yang dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi
tembaga dan ion timbal pada air yang terkontaminasi. Hanya butuh sekitar 20
menit untuk konsentrasi Cu dan Pb untuk mencapai keseimbangan. Kulit buah
yang salah satunya kulit pisang dapat digunakan sebagai ekstraktor logam berat.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis akan melakukan penelitian untuk
membuat pupuk cair berbahan dasar limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate)
dan menguji efektifitasnya sebagai pengikat logam berat pada tanah yang
tercemar.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengolah limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate)
menjadi pupuk cair?
2. Bagaimana efektifitas pupuk cair kulit pisang kepok (Musa acuminate)
dalam mengikat logam berat pada tanah tercemar?
v
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membuat pupuk cair dari olahan limbah kulit pisang kepok (Musa
acuminate) dan menguji efektifitas pupuk tersebut sebagai pengikat logam
berat.
2. Tujuan Khusus
a. Mendaur ulang limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate) yang
biasanya hanya dibuang, dan dijadikan bahan pupuk cair
b. Menciptakan produk pupuk cair yang ramah lingkungan dan dapat
menjadi solusi bagi tanah yang tercemar logam berat.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah pupuk cair berbahan
dasar limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate) yang efektif dalam
mengelola tanah yang tercemar logam berat.
F. KEGUNAAN
1. Untuk mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
b. Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki.
c. Melatih diri untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta mampu
bekerja sama dalam satu tim.
d. Mampu mengembangkan produk dari bahan sederhana yakni limbah
kulit pisang yang belum dioptimalisasi fungsinya.
2. Untuk masyarakat
Membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan tanah yang
tercemar logam berat dan mengurangi dampak negatif pencemaran tanah
oleh logam berat dengan pengolahan limbah kulit pisang.
3. Untuk ilmu pengetahuan
Memicu penemuan-penemuan baru dalam bidang pertanian yang berbasis
pemanfaatn limbah kulit buah.
vi
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pisang Kepok (Musa acuminate)
Berikut adalah klasifikasi dari buah pisang kepok (Musa acuminate)
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberraceae
Genus : Musa
Spesies : Musa acuminata
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari
buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan
suku Musaceae termasuk kedalam tanaman yang besar memanjang. Tanaman
pisang sangat menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan
lembab terlebih si dataran rendah. Pisang dapat berbuah sepanjang tahun pada
daerah dengan hujan merata sepanjang tahun. Umumnya, kebanyak orang
memakan buah pisang kulitnya akan dibuang begitu saja. Seringkali kulit
pisang dianggap sebagai barang tak berharga alias sampah. Ternyata dibalik
anggapan tersebut, kulit pisang memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium,
protein dan juga lemak yang cukup baik. (Mashur, 2011).
Pisang kepok (Musa acuminate) memiliki tinggi 370 cm dengan umur
berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang daun 258 cm
dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua.
Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah
14 cm dan diameter buah 3.46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning
tua. Produksi Pisang Kepok dapat mencapai 40 ton/ha (Firmansyah, 2012).
Menurut Hewwet et al (2011), menyebutkan bahwa kulit pisang kepok
(Musa acuminate) didalamnya mengandung beberapa komponen biokimia,
antara lain selulosa, hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang
mengandung asama galacturonic, arabinosa, galaktosa dan rhamnosa. Asam
galacturonic menyebabkan kuat untuk mengikat ion logam yang merupakan
gugus fungsi gula karboksil. Didasarkan hasil penelitian, selulosa juga
vii
memungkinkan pengikatan logam berat. Limbah kulit daun pisang yang
dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi tembaga dan ion timbal pada
air yang terkontaminasi. Hanya butuh sekitar 20 menit untuk konsentrasi Cu
dan Pb untuk mencapai keseimbangan. Kulit buah yang salah satunya kulit
pisang dapat digunakan sebagai ekstraktor logam berat.
Menurut Castro et al (2011), kulit pisang dapat dimanfaatkan dalam
mengikat tembaga dan timah dari air sungai Parana Brasil yang tercemar
dengan tembaga dan timah. Hasilnya pun lebih baik dibandingkan dengan
bahan penyaring yang biasa digunakan seperi karbon dan silika. Kulit pisang
ini dapat digunakan hingga 11 kali proses penjernihan.
2. Logam Berat
Menurut Rinawati dkk (2008), menyebutkan bahwa salah satu bahan
pencemar yang sering ditemukan di lingkungan perairan adalah logam berat.
Logam berat yang telah mencemari suatu perairan akan terakumulasi dalam
sedimen dan organisme melalui proses gravitasi, bio-konsentrasi, bio-
akumulasi, dan bio-magnifikasi. Urutan toksisitas logam berat adalah: Hg2+ >
Cd2+ > Ag2+ > Ni2+> Pb2+> As2+> Cr2+> Sn2+> Zn2. Kadar ini akan meningkat
bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak
mengandung logam berat masuk ke lingkungan laut. Beberapa daerah yang
kaya akan industri, sayur-sayuran, ikan-ikan mengandung logam berat. Apabila
makanan tersebut dikonsumsi secara terus menerus, maka logam berat dapat
terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker, atau penyakit lain
seperti gangguan ginjal, sistem saraf pusat, saluran pencernaaan, pernafasan,
darah, kulit, sistem endokrin, dan kardiovaskuler. Hal itu dikarenakan logam
berat tersebut bersifat kumulatif, akan menumpuk dalam jumlah banyak dalam
tubuh jika kita sering mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat
tersebut (Suyanto dan Koesmantoro, 2010).
Logam berat dapat dikelola dengan cara sederhana yaitu memanfaatkan
arang tempurung kelapa atau serbuk gergaji dari berbagai kayu, atau
menggunakan tanaman seperti enceng gondok, kayu apu, kangkung, serta
semanggi air. Bisa juga memanfaatkan mikroorganisme seperti Escherichia
viii
coli, Theobacillius ferooxidan, bacillus,sp dapat digunakan untuk mengeliminir
Pb. Karbon aktif atau arang tempurung kelapa (cocos nucefera L) memiliki
kemampuan menyerap atau mengeliminir Cd dalam larutan sebesar 64,06
persen. Serbuk gergaji kayu sengon (albizzia falcata) menyerap Pb sebesar
0,15 mg/gram atau menurunkan kadar Pb sebesar 35,81 persen (Suyanto dan
Koesmantoro, 2010).
Logam tembaga (Cu) merupakan salah satu logam essensial yang
diperlukan makhluk hidup dalam pertumbuhannya. Cu banyak terdapat dalam
air, tanah, dan udara baik dalam bentuk ion maupun persenyawaan. Semakin
meningkatnya aktifitas dan tuntutan kesejahteraan manusia akan berdampak
pada peningkatan pencemaran berbagai macam logam berat, diantaranya
adalan Cu. Logam Cu termasuk logam berat essensial, jadi meskipun beracun
tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam jumlah yang kecil. Toksisitas yang
dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah masuk ke dalam tubuh organisme
dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai toleransi organisme terkait.
Logam Cu yang masuk ke dalam tatanan lingkungan perairan dapat terjadi
secara alamiah maupun sebagai efek samping dari kegiatan manusia. Secara
alamiah Cu masuk kedalam perairan dari peristiwa erosi, pengikisan batuan
ataupun dari atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan. Sedangkan dari
aktifitas manusia seperti kegiatan industri, pertambangan Cu, maupun industri
galangan kapal beserta kegiatan dipelabuhan merupakan salah satu jalur yang
mempercepat terjadinya peningkatan kelarutan Cu dalam perairan. Menyatakan
bahwa Cu merupakan logam essensial yang jika berada dalam kosentrasi
rendah dapat merangsang pertumbuhan organisme sedangkan dalam konsetrasi
yang tinggi dapat menjadi penghambat. Biota perairan sangat peka terhadap
kelebihan Cu dalam perairan sebagai tempat hidupnya. Konsentrasi Cu terlarut
yang mencapai 0,01 ppm akan menyebabkan kematian bagi fitoplankton.
Dalam tenggang waktu 96 jam biota yang tergolong dalam Mollusca akan
mengalami kematian bila Cu yang terlarut dalam badan (Siska, 2008).
Timbal atau timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan
kata plumbum, logam ini disimpulkan dengan Pb. Pb sangat rapuh dan
mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air
ix
asam timah hitam dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat
pekat. Timah hitam dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit
sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb
tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10 mg dapat
tertahan di paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di
saluran nafas bagian atas. Pb adalah racun sistemik, keracunan Pb akan
menimbulkan gejala rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, ganggunan GI,
anorexia, muntah-muntah, kolik, encephalitis, wirstdrop, iritasi, perubahan
kepribadian, kelumpuhan dan kebuataan. Basophilic stippling dari sel darah
merah merupakan gejala patogenesis bagi keracunan Pb. Gejala lain dari
keracunan ini berupa Anemia dan Albuminuria. Timbal dalam susunan unsur
merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan
tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan
gunung berapi dan proses geokimia. Kadarnya dalam lingkungan meningkat
karena penambangan, peleburan dan berbagai penggunaannya dalam industri.
Timah hitam digunakan pula sebagai zat warna yaitu Pb karbonat dan Pb sulfat
sebagai zat warna putih dan Pb kromat sebagai krom kuning, krom jingga,
krom merah dan krom hijau (Ardyanto, 2005).
3. Pupuk Cair Organik
Pupuk cair organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari
bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair orgnaik memiliki beberapa
manfaat, yaitu:
a. Untuk menyuburkan tanaman.
b. Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah.
c. Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar.
Keunggulan pupuk organik cair adalah dapat dilakukan di rumah, murah,
dan tidak ada efek samping, namun pupuk ini juga memiliki kekurangan
kekurangan yaitu perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi, dan hasilnya
kurang banyak.
x
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau
bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah
dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol).
Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio) maka proses
penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi,
bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman
H. METODE PELAKSANAAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris, sehingga
sampel maupun perlakuan lebih terkendali, terukur, dan pengaruh
perlakuan dapat dipercaya. Kemudian hasilnya akan dipaparkan
menggunakan table, grafik, dan narasi.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium biokimia FK
Unsri dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang Laboratorium
Mikrobiologi Palembang. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan.
3. Bahan dan Objek Penelitian
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit pisang
kepok (Musa acuminate) yang diperoleh dari pedagang pisang goreng dan
banana split di kampus FK Unsri Madang dan sekitarnya. Sedangkan,
objek penelitian ini adalah tanah yang tercemar logam berat Cu dan Pb
yang didapat dari daerah Lahat dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
4. Prosedur Penelitian
a. Pembuatan molase
Molase dibuat dengan mencampurkan air bersih dan gula putih dengan
perbandingan 1:1.
b. Pembiakan Bakteri EM-4
xi
Campurkan 5 liter air yang sudah dididihkan sebelumnya dengan cairan
molase, terasi, dan cairan berisi bakteri EM-4. Jangan dibuka selama 2
hari. Pada hari ketiga sampai hari ketujuh, buka tutupnya sedikit-
sedikit, lalu aduk kurang lebih selama 10 menit. Setelah satu minggu,
cairan EM-4 sudah siap untuk digunakan.
c. Pembuatan pupuk cair dari limbah kulit pisang
Masukkan bahan-bahan cairan molase yang telah berisi biakkan bakteri
EM-4 sebanyak 500 ml, 1 liter air cucian beras, 1 liter air bersih, 1 liter
air kelapa, dan terakhir rajangan kulit pisang. Tutup rapat sehingga
udara tidak dapat masuk, dan simpan selama 10 hari di tempat teduh.
5. Uji efektifitas daya ikat pupuk cair sebagai pengikat logam berat
Cek kadar Cu dan Pb awal tanah tercemar yang akan diuji. Lalu berikan
pupuk cair secara rutin satu hari sekali pada tanah yang tersebut, lakukan
selama 10 hari, kemudian cek kembali kadar Cu dan Pb pada tanah
tersebut.
6. Analisis Data
Analisis data dengan membandingkan kadar awal Cu dan Pb pada tanah
yang tercemar dengan kadar akhir setelah pemberian pupuk cair berbahan
dasar pisang kepok (Musa acuminate)
xii
I. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembelian dan
pengumpulan alat
dan bahan
2. Ekstraksi limbah
kulit pisang
3. Pembuatan pupuk
cair kulit pisang
4. Uji efektifitas daya
ikat terhadap logam
berat pada tanah
tercemar
5. Analisis hasil
6. Penarikan
kesimpulan dan
pembuatan laporan
xiii
J. RANCANGAN BIAYA
No Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Satuan Harga
1 Pisang Kepok 10 buah Rp 5.000 Rp 50.000
Sewa Labotarium 2 - Rp 500.000 Rp 1500.000
Sewa alat labotarium Rp 500.000 Rp 500.000
Transportasi 4 Orang Rp 100.000 Rp 500.000
Dokumentasi penelitian - - - Rp 50.000
Biaya print laporan 100 Lembar Rp 800 Rp 80.000
Pembuatan laporan 10 Buah Rp 7.000 Rp 70.000
Pengemasan dan
pelabelan
- - - Rp 250.000
Biaya tak terduga - - - Rp 200.000
Jumlah
K. DAFTAR PUSTAKA
Ardyanto, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal kesehatan lingkungan, vol. 2, NO.68 1, Juli 2005 : 67 76.
Castro, R. S. D., Caetano, L., Ferreira, G., Padilha, P. M., Saeki, M. J., Zara, L. F., Martines, M. A. U., & Castro, G. R. (2011). Banana peel applied to the solid phase extraction of copper and lead from river water: Preconcentration of metal ions with a fruit waste. Industrial & Engineering Chemistry Research, 50(6), 3446-3451. Retrieved from pubs.acs.org/IECR.
Hewett, Emma., Stem A and Mrs. Wildfong. 2011. Banana Peel Heavy Metal Water Filter. http://users.wpi.edu.
Ince, Raden., Soleh, Pulungan. 2010. Kajian Dampak Penambangan Batubara terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan di Kabupaten Kutaikartanegara
Rinawati, R. Supriyanto, Widya S. Dewi. 2008. Profil Logam Berat (Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Mn, Pb dan Zn) Di Perairan Sungai Kuripan Menggunakan ICP-OES. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II Unila, ISBN : 978-979-1165-74-7.
Suyanto , Beny dan Koesmantoro, Hery. 2010. Efektifitas Limbah Serbuk Gergaji Kayu Kelapa Dan Kayu Randu Dalam Mengeliminir Logam Besi Pada Limbah Cair. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 237.
xiv
L. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Rolando Agustian Halim
b. NIM/BP : 04121001010 / 2012
c. Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 8 Agustus 1995
d. Alamat : Jl. Kapten Anwar Sastro No. 1228
e. Agama : Katholik
f. Jenis Kelamin : Laki-laki
g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
2. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Solastika Olivia Mariah Carey Sabatini
b. NIM/BP : 04121001082/2012
c. Tempat/Tanggal Lahir :
d. Alamat :
e. Agama : Katholik
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
3. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Risma Arnis Putri
b. NIM/BP : 04121001030/2012
c. Tempat/Tanggal Lahir :
d. Alamat :
e. Agama : Islam
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Anita Permatasari
b. NIM/BP : 04091001092/2009
c. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 7 Mei 1991
xv
d. Alamat : jalan Lebak Rejo No. 1020, palembang
e. Agama : Islam
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
3. Biodata Dosen Pendamping
a. Nama : Drs. Kusumo Haryadi M.S.Apt.
b. NIP : 195306131986031002
c. Pekerjaan : Dosen tetap bagian Kimia
d. Institusi : Universitas Sriwijaya
e. Alamat : Kompleks Multi Wahana Blok J No.6 Sako
f. Telepon Rumah / Hp : 08163290057