PKM Limbah Kulit Pisang-Edited Nita

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar Ekstrak Limbah

    Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate) dalam Meminimalisasi

    Kandungan Logam Berat Cu dan Pb pada Tanah.

    BIDANG KEGIATAN

    PKM-P (PENELITIAN)

    Diusulkan oleh :

    Rolando Agustian Halim 04121001010/2012

    Risma Arnis 04091001082/2012

    Solastika Olivia Mariah Carey S. 04091001030/2012

    Anita Permatasari 04091001092/2009

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2012

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    Palembang, 20 Oktober 2012

    1. Judul Kegiatan : Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar

    Ekstrak Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa

    acuminate) dalam Meminimalisasi kandungan

    Logam Berat Cu dan Pb pada Tanah.

    2. Bidang Kegiatan : PKM Penelitian (PKM-P)

    3. Bidang Ilmu : Pertanian

    4. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama lengkap : Rolando Agustian Halim

    b. NIM : 04121001010

    c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umum

    d. Universitas : Universitas Sriwijaya

    e. Alamat rumah : Jl. Kapt. Anwar Sastro No.1228 , Palembang.

    f. No. HP : 081994814068

    g. email : [email protected]

    5. Anggota Pelaksana : 3 orang

    6. Dosen Pembimbing :

    a. Nama lengkap : Drs. Kusumo Haryadi, MS, Apt.

    b. NIP : 195306131986031002

    7. Biaya Kegiatan Total : Rp 3500000

    8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

    Menyetujui Pembantu Dekan III

    FK Universitas Sriwijaya

    dr. Theodorus, M.Med.Sc NIP. 196009151989031005

    Ketua Pelaksana

    Rolando Agustian Halim

    NIM. 04121001010

    Pembantu Rektor III Universitas Sriwijaya

    dr. Syarif Husin, MS NIP 196112081992031003

    Dosen Pembimbing

    Drs. Kusumo Haryadi, MS, Apt. NIP. 195306131986031002

  • iii

    A. JUDUL

    Uji Efektivitas Pupuk Cair Berbahan Dasar Ekstrak Limbah Kulit Pisang

    Kepok (Musa acuminate) dalam Meminimalisasi Kandungan Logam Berat Cu

    dan Pb pada Tanah.

    B. LATAR BELAKANG MASALAH

    Proyek pertambangan Batubara di Sumatera Selatan kian gencar sejak

    awal tahun 2009, terutama di daerah Lahat dan Tanjung Enim. Di satu sisi proyek

    ini menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar lokasi tambang, namun

    tidak dapat di pungkiri bahwa aktivitas pertambangan dapat dipastikan

    menyebabkan rendahnya kualitas lingkungan (Ince et. al., 2010). Hasil penelitian

    Zulkiflimansyah (2007) menyatakan bahwa pertambangan batu bara membawa

    dampak negative terhadap pencemaran air, erosi dan sedimentasi tanah,

    Suhada et a/. (1995) menyatakan bahwa pertambangan batubara membawa

    dampak negatif terhadap lingkungan karena merubah topografi,dan bentang alam

    serta meninggalkan lubang-lubang besar bekas galian tambang. Lubang-lubang

    besar tersebut menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam

    yang sangat tinggi dan mengandung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe

    dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan

    tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat

    kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan

    yang ada diatasnya akan mati. (Arief, 2012)

    Kandungan logam berat pada tanah akan terakumulasi pada tumbuhan-

    tumbuhan yang ditanam di atasnya. Kemudian logam berat ini akan menetap di

    tumbuhan tersebut, hingga dikonsumsi oleh konsumen tingkat pertama seperti

    hewan maupun manusia secara langsung. Di dalam tumbuhan, logam berat tidak

    menimbulkan efek yang signifikan, hanya gangguan metabolisme hasil

    fotosintesis dan gangguan pertumbuhan minor, namun jika terakumulasi di

    manusia, logam berat akan menunjukkan efek yang masif, seperti timbal yang jika

    terakumulasi akan menimbulkan keracunan dan kematian jaringan.

  • iv

    Logam berat dapat dikelola dengan cara sederhana yaitu memanfaatkan

    arang tempurung kelapa atau tanaman seperti enceng gondok, kangkung, serta

    semanggi air. Bisa juga memanfaatkan mikroorganisme seperti Escherichia coli,

    Theobacillius ferooxidan, bacillus,sp. Hingga saat ini upaya yang paling untuk

    menghilangkan logam berat efektif dan sederhana adalah karbon aktif, namun

    biaya yang tinggi dan terbatasnya pasokan bahan telah menimbulkan masalah bagi

    metode penyerapan. Alternatif baru untuk karbon aktif dan memiliki bahan alami

    adalah kulit buah, sehingga mudah didapat dan murah.

    Limbah kulit pisang dapat ditemukan dengan mudah. Jumlah dari kulit

    pisang cukup banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.

    Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai

    limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak. Hewwet et al (2011)

    dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kulit pisang kepok (Musa acuminate)

    didalamnya mengandung beberapa komponen biokimia, antara lain selulosa,

    hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang mengandung asam

    galacturonic, galaktosa dan rhamnosa. Asam galacturonic menyebabkan kuat

    untuk mengikat ion logam yang merupakan gugus fungsi gula karboksil.

    Didasarkan hasil penelitian, selulosa juga memungkinkan pengikatan logam berat.

    Limbah kulit daun pisang yang dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi

    tembaga dan ion timbal pada air yang terkontaminasi. Hanya butuh sekitar 20

    menit untuk konsentrasi Cu dan Pb untuk mencapai keseimbangan. Kulit buah

    yang salah satunya kulit pisang dapat digunakan sebagai ekstraktor logam berat.

    Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis akan melakukan penelitian untuk

    membuat pupuk cair berbahan dasar limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate)

    dan menguji efektifitasnya sebagai pengikat logam berat pada tanah yang

    tercemar.

    C. PERUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana cara mengolah limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate)

    menjadi pupuk cair?

    2. Bagaimana efektifitas pupuk cair kulit pisang kepok (Musa acuminate)

    dalam mengikat logam berat pada tanah tercemar?

  • v

    D. TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Membuat pupuk cair dari olahan limbah kulit pisang kepok (Musa

    acuminate) dan menguji efektifitas pupuk tersebut sebagai pengikat logam

    berat.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mendaur ulang limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate) yang

    biasanya hanya dibuang, dan dijadikan bahan pupuk cair

    b. Menciptakan produk pupuk cair yang ramah lingkungan dan dapat

    menjadi solusi bagi tanah yang tercemar logam berat.

    E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah pupuk cair berbahan

    dasar limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate) yang efektif dalam

    mengelola tanah yang tercemar logam berat.

    F. KEGUNAAN

    1. Untuk mahasiswa

    a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

    b. Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki.

    c. Melatih diri untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta mampu

    bekerja sama dalam satu tim.

    d. Mampu mengembangkan produk dari bahan sederhana yakni limbah

    kulit pisang yang belum dioptimalisasi fungsinya.

    2. Untuk masyarakat

    Membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan tanah yang

    tercemar logam berat dan mengurangi dampak negatif pencemaran tanah

    oleh logam berat dengan pengolahan limbah kulit pisang.

    3. Untuk ilmu pengetahuan

    Memicu penemuan-penemuan baru dalam bidang pertanian yang berbasis

    pemanfaatn limbah kulit buah.

  • vi

    G. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pisang Kepok (Musa acuminate)

    Berikut adalah klasifikasi dari buah pisang kepok (Musa acuminate)

    Kingdom : Plantae

    Filum : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Zingiberales

    Famili : Zingiberraceae

    Genus : Musa

    Spesies : Musa acuminata

    Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari

    buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan

    suku Musaceae termasuk kedalam tanaman yang besar memanjang. Tanaman

    pisang sangat menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan

    lembab terlebih si dataran rendah. Pisang dapat berbuah sepanjang tahun pada

    daerah dengan hujan merata sepanjang tahun. Umumnya, kebanyak orang

    memakan buah pisang kulitnya akan dibuang begitu saja. Seringkali kulit

    pisang dianggap sebagai barang tak berharga alias sampah. Ternyata dibalik

    anggapan tersebut, kulit pisang memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium,

    protein dan juga lemak yang cukup baik. (Mashur, 2011).

    Pisang kepok (Musa acuminate) memiliki tinggi 370 cm dengan umur

    berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang daun 258 cm

    dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua.

    Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah

    14 cm dan diameter buah 3.46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning

    tua. Produksi Pisang Kepok dapat mencapai 40 ton/ha (Firmansyah, 2012).

    Menurut Hewwet et al (2011), menyebutkan bahwa kulit pisang kepok

    (Musa acuminate) didalamnya mengandung beberapa komponen biokimia,

    antara lain selulosa, hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang

    mengandung asama galacturonic, arabinosa, galaktosa dan rhamnosa. Asam

    galacturonic menyebabkan kuat untuk mengikat ion logam yang merupakan

    gugus fungsi gula karboksil. Didasarkan hasil penelitian, selulosa juga

  • vii

    memungkinkan pengikatan logam berat. Limbah kulit daun pisang yang

    dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi tembaga dan ion timbal pada

    air yang terkontaminasi. Hanya butuh sekitar 20 menit untuk konsentrasi Cu

    dan Pb untuk mencapai keseimbangan. Kulit buah yang salah satunya kulit

    pisang dapat digunakan sebagai ekstraktor logam berat.

    Menurut Castro et al (2011), kulit pisang dapat dimanfaatkan dalam

    mengikat tembaga dan timah dari air sungai Parana Brasil yang tercemar

    dengan tembaga dan timah. Hasilnya pun lebih baik dibandingkan dengan

    bahan penyaring yang biasa digunakan seperi karbon dan silika. Kulit pisang

    ini dapat digunakan hingga 11 kali proses penjernihan.

    2. Logam Berat

    Menurut Rinawati dkk (2008), menyebutkan bahwa salah satu bahan

    pencemar yang sering ditemukan di lingkungan perairan adalah logam berat.

    Logam berat yang telah mencemari suatu perairan akan terakumulasi dalam

    sedimen dan organisme melalui proses gravitasi, bio-konsentrasi, bio-

    akumulasi, dan bio-magnifikasi. Urutan toksisitas logam berat adalah: Hg2+ >

    Cd2+ > Ag2+ > Ni2+> Pb2+> As2+> Cr2+> Sn2+> Zn2. Kadar ini akan meningkat

    bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak

    mengandung logam berat masuk ke lingkungan laut. Beberapa daerah yang

    kaya akan industri, sayur-sayuran, ikan-ikan mengandung logam berat. Apabila

    makanan tersebut dikonsumsi secara terus menerus, maka logam berat dapat

    terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker, atau penyakit lain

    seperti gangguan ginjal, sistem saraf pusat, saluran pencernaaan, pernafasan,

    darah, kulit, sistem endokrin, dan kardiovaskuler. Hal itu dikarenakan logam

    berat tersebut bersifat kumulatif, akan menumpuk dalam jumlah banyak dalam

    tubuh jika kita sering mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat

    tersebut (Suyanto dan Koesmantoro, 2010).

    Logam berat dapat dikelola dengan cara sederhana yaitu memanfaatkan

    arang tempurung kelapa atau serbuk gergaji dari berbagai kayu, atau

    menggunakan tanaman seperti enceng gondok, kayu apu, kangkung, serta

    semanggi air. Bisa juga memanfaatkan mikroorganisme seperti Escherichia

  • viii

    coli, Theobacillius ferooxidan, bacillus,sp dapat digunakan untuk mengeliminir

    Pb. Karbon aktif atau arang tempurung kelapa (cocos nucefera L) memiliki

    kemampuan menyerap atau mengeliminir Cd dalam larutan sebesar 64,06

    persen. Serbuk gergaji kayu sengon (albizzia falcata) menyerap Pb sebesar

    0,15 mg/gram atau menurunkan kadar Pb sebesar 35,81 persen (Suyanto dan

    Koesmantoro, 2010).

    Logam tembaga (Cu) merupakan salah satu logam essensial yang

    diperlukan makhluk hidup dalam pertumbuhannya. Cu banyak terdapat dalam

    air, tanah, dan udara baik dalam bentuk ion maupun persenyawaan. Semakin

    meningkatnya aktifitas dan tuntutan kesejahteraan manusia akan berdampak

    pada peningkatan pencemaran berbagai macam logam berat, diantaranya

    adalan Cu. Logam Cu termasuk logam berat essensial, jadi meskipun beracun

    tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam jumlah yang kecil. Toksisitas yang

    dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah masuk ke dalam tubuh organisme

    dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai toleransi organisme terkait.

    Logam Cu yang masuk ke dalam tatanan lingkungan perairan dapat terjadi

    secara alamiah maupun sebagai efek samping dari kegiatan manusia. Secara

    alamiah Cu masuk kedalam perairan dari peristiwa erosi, pengikisan batuan

    ataupun dari atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan. Sedangkan dari

    aktifitas manusia seperti kegiatan industri, pertambangan Cu, maupun industri

    galangan kapal beserta kegiatan dipelabuhan merupakan salah satu jalur yang

    mempercepat terjadinya peningkatan kelarutan Cu dalam perairan. Menyatakan

    bahwa Cu merupakan logam essensial yang jika berada dalam kosentrasi

    rendah dapat merangsang pertumbuhan organisme sedangkan dalam konsetrasi

    yang tinggi dapat menjadi penghambat. Biota perairan sangat peka terhadap

    kelebihan Cu dalam perairan sebagai tempat hidupnya. Konsentrasi Cu terlarut

    yang mencapai 0,01 ppm akan menyebabkan kematian bagi fitoplankton.

    Dalam tenggang waktu 96 jam biota yang tergolong dalam Mollusca akan

    mengalami kematian bila Cu yang terlarut dalam badan (Siska, 2008).

    Timbal atau timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan

    kata plumbum, logam ini disimpulkan dengan Pb. Pb sangat rapuh dan

    mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air

  • ix

    asam timah hitam dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat

    pekat. Timah hitam dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui

    saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit

    sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb

    tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10 mg dapat

    tertahan di paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di

    saluran nafas bagian atas. Pb adalah racun sistemik, keracunan Pb akan

    menimbulkan gejala rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, ganggunan GI,

    anorexia, muntah-muntah, kolik, encephalitis, wirstdrop, iritasi, perubahan

    kepribadian, kelumpuhan dan kebuataan. Basophilic stippling dari sel darah

    merah merupakan gejala patogenesis bagi keracunan Pb. Gejala lain dari

    keracunan ini berupa Anemia dan Albuminuria. Timbal dalam susunan unsur

    merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan

    tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan

    gunung berapi dan proses geokimia. Kadarnya dalam lingkungan meningkat

    karena penambangan, peleburan dan berbagai penggunaannya dalam industri.

    Timah hitam digunakan pula sebagai zat warna yaitu Pb karbonat dan Pb sulfat

    sebagai zat warna putih dan Pb kromat sebagai krom kuning, krom jingga,

    krom merah dan krom hijau (Ardyanto, 2005).

    3. Pupuk Cair Organik

    Pupuk cair organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari

    bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair orgnaik memiliki beberapa

    manfaat, yaitu:

    a. Untuk menyuburkan tanaman.

    b. Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah.

    c. Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar.

    Keunggulan pupuk organik cair adalah dapat dilakukan di rumah, murah,

    dan tidak ada efek samping, namun pupuk ini juga memiliki kekurangan

    kekurangan yaitu perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi, dan hasilnya

    kurang banyak.

  • x

    Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau

    bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah

    dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol).

    Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio) maka proses

    penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi,

    bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman

    H. METODE PELAKSANAAN

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris, sehingga

    sampel maupun perlakuan lebih terkendali, terukur, dan pengaruh

    perlakuan dapat dipercaya. Kemudian hasilnya akan dipaparkan

    menggunakan table, grafik, dan narasi.

    2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium biokimia FK

    Unsri dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang Laboratorium

    Mikrobiologi Palembang. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan.

    3. Bahan dan Objek Penelitian

    Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit pisang

    kepok (Musa acuminate) yang diperoleh dari pedagang pisang goreng dan

    banana split di kampus FK Unsri Madang dan sekitarnya. Sedangkan,

    objek penelitian ini adalah tanah yang tercemar logam berat Cu dan Pb

    yang didapat dari daerah Lahat dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

    4. Prosedur Penelitian

    a. Pembuatan molase

    Molase dibuat dengan mencampurkan air bersih dan gula putih dengan

    perbandingan 1:1.

    b. Pembiakan Bakteri EM-4

  • xi

    Campurkan 5 liter air yang sudah dididihkan sebelumnya dengan cairan

    molase, terasi, dan cairan berisi bakteri EM-4. Jangan dibuka selama 2

    hari. Pada hari ketiga sampai hari ketujuh, buka tutupnya sedikit-

    sedikit, lalu aduk kurang lebih selama 10 menit. Setelah satu minggu,

    cairan EM-4 sudah siap untuk digunakan.

    c. Pembuatan pupuk cair dari limbah kulit pisang

    Masukkan bahan-bahan cairan molase yang telah berisi biakkan bakteri

    EM-4 sebanyak 500 ml, 1 liter air cucian beras, 1 liter air bersih, 1 liter

    air kelapa, dan terakhir rajangan kulit pisang. Tutup rapat sehingga

    udara tidak dapat masuk, dan simpan selama 10 hari di tempat teduh.

    5. Uji efektifitas daya ikat pupuk cair sebagai pengikat logam berat

    Cek kadar Cu dan Pb awal tanah tercemar yang akan diuji. Lalu berikan

    pupuk cair secara rutin satu hari sekali pada tanah yang tersebut, lakukan

    selama 10 hari, kemudian cek kembali kadar Cu dan Pb pada tanah

    tersebut.

    6. Analisis Data

    Analisis data dengan membandingkan kadar awal Cu dan Pb pada tanah

    yang tercemar dengan kadar akhir setelah pemberian pupuk cair berbahan

    dasar pisang kepok (Musa acuminate)

  • xii

    I. JADWAL KEGIATAN

    No Kegiatan

    Jadwal Pelaksanaan

    Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Pembelian dan

    pengumpulan alat

    dan bahan

    2. Ekstraksi limbah

    kulit pisang

    3. Pembuatan pupuk

    cair kulit pisang

    4. Uji efektifitas daya

    ikat terhadap logam

    berat pada tanah

    tercemar

    5. Analisis hasil

    6. Penarikan

    kesimpulan dan

    pembuatan laporan

  • xiii

    J. RANCANGAN BIAYA

    No Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Satuan Harga

    1 Pisang Kepok 10 buah Rp 5.000 Rp 50.000

    Sewa Labotarium 2 - Rp 500.000 Rp 1500.000

    Sewa alat labotarium Rp 500.000 Rp 500.000

    Transportasi 4 Orang Rp 100.000 Rp 500.000

    Dokumentasi penelitian - - - Rp 50.000

    Biaya print laporan 100 Lembar Rp 800 Rp 80.000

    Pembuatan laporan 10 Buah Rp 7.000 Rp 70.000

    Pengemasan dan

    pelabelan

    - - - Rp 250.000

    Biaya tak terduga - - - Rp 200.000

    Jumlah

    K. DAFTAR PUSTAKA

    Ardyanto, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal kesehatan lingkungan, vol. 2, NO.68 1, Juli 2005 : 67 76.

    Castro, R. S. D., Caetano, L., Ferreira, G., Padilha, P. M., Saeki, M. J., Zara, L. F., Martines, M. A. U., & Castro, G. R. (2011). Banana peel applied to the solid phase extraction of copper and lead from river water: Preconcentration of metal ions with a fruit waste. Industrial & Engineering Chemistry Research, 50(6), 3446-3451. Retrieved from pubs.acs.org/IECR.

    Hewett, Emma., Stem A and Mrs. Wildfong. 2011. Banana Peel Heavy Metal Water Filter. http://users.wpi.edu.

    Ince, Raden., Soleh, Pulungan. 2010. Kajian Dampak Penambangan Batubara terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan di Kabupaten Kutaikartanegara

    Rinawati, R. Supriyanto, Widya S. Dewi. 2008. Profil Logam Berat (Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Mn, Pb dan Zn) Di Perairan Sungai Kuripan Menggunakan ICP-OES. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II Unila, ISBN : 978-979-1165-74-7.

    Suyanto , Beny dan Koesmantoro, Hery. 2010. Efektifitas Limbah Serbuk Gergaji Kayu Kelapa Dan Kayu Randu Dalam Mengeliminir Logam Besi Pada Limbah Cair. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 237.

  • xiv

    L. LAMPIRAN

    1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

    1. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama : Rolando Agustian Halim

    b. NIM/BP : 04121001010 / 2012

    c. Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 8 Agustus 1995

    d. Alamat : Jl. Kapten Anwar Sastro No. 1228

    e. Agama : Katholik

    f. Jenis Kelamin : Laki-laki

    g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

    2. Anggota Pelaksana Kegiatan

    a. Nama : Solastika Olivia Mariah Carey Sabatini

    b. NIM/BP : 04121001082/2012

    c. Tempat/Tanggal Lahir :

    d. Alamat :

    e. Agama : Katholik

    f. Jenis Kelamin : Perempuan

    g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

    3. Anggota Pelaksana Kegiatan

    a. Nama : Risma Arnis Putri

    b. NIM/BP : 04121001030/2012

    c. Tempat/Tanggal Lahir :

    d. Alamat :

    e. Agama : Islam

    f. Jenis Kelamin : Perempuan

    g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

    4. Anggota Pelaksana Kegiatan

    a. Nama : Anita Permatasari

    b. NIM/BP : 04091001092/2009

    c. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 7 Mei 1991

  • xv

    d. Alamat : jalan Lebak Rejo No. 1020, palembang

    e. Agama : Islam

    f. Jenis Kelamin : Perempuan

    g. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

    3. Biodata Dosen Pendamping

    a. Nama : Drs. Kusumo Haryadi M.S.Apt.

    b. NIP : 195306131986031002

    c. Pekerjaan : Dosen tetap bagian Kimia

    d. Institusi : Universitas Sriwijaya

    e. Alamat : Kompleks Multi Wahana Blok J No.6 Sako

    f. Telepon Rumah / Hp : 08163290057