35
PKM-M Kriteria dan Pengusulan Kriteria, persyaratan pengusul dan tata car dijelaskan sebagai berikut: a. Peserta PKM-M adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti program S- atau !iploma" b. #nggota kelompok pengusul berjumlah $%& or c. 'ama-nama pengusul (ketua dan anggota) haru lengkap dan tidak boleh disingkat" d.*idang kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan harus sesuai dengan bidang ilmu ket dan anggota dari lintas bidang sangat dianjur e. Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan s kegiatan sebagai ketua" f. Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok (untuk seluruh bidang kegiatan g. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berba studi yang berbeda atau dari satu program stu namun masih dalam satu perguruan tinggi yang h. Keanggotaan setiap kelompok PKM-M disaranka dari minimal dua angkatan yang berbeda" i. *esarnya dana kegiatan per judul +p .& . lima ratus ribu rupiah) s.d. +p .& . ,- lima ratus ribu rupiah)" j. umlah halaman maksimum yang diperkenank setiap usulan adalah 10halaman (tidak termasuk /alaman Kulit Muka, /alaman Pengesahan, !aftar 0si,!aftar 1ambar, 23 pengusul serta Surat Pernyata Mitra)" dan k. Keseluruhan usulan disimpan dalam satu file format PDF dengan ukuran file maksimum 5 MB dan diberi nama Nama Ketua Peneliti _NamaPT_PKMMpdf , kemudian diunggah ke S0M-405#*M#S. Hardcopy dikumpulkan di perguruan tinggi masing-masing. !"

PKMM

Embed Size (px)

Citation preview

PKM-M Kriteria dan Pengusulan Kriteria, persyaratan pengusul dan tata cara pengusulan dijelaskan sebagai berikut:a. Peserta PKM-M adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;b. Anggota kelompok pengusul berjumlah 35 orang;c. Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat;d. Bidang kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan harus sesuai dengan bidang ilmu ketua kegiatan dan anggota dari lintas bidang sangat dianjurkan;e. Seorang mahasiswa hanya boleh mengusulkan satu judul kegiatan sebagai ketua;f. Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimum sepuluh kelompok (untuk seluruh bidang kegiatan PKM).g. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama;h. Keanggotaan setiap kelompok PKM-M disarankan berasal dari minimal dua angkatan yang berbeda;i. Besarnya dana kegiatan per judul Rp2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah) s.d. Rp12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah);j. Jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap usulan adalah 10halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman Pengesahan, Daftar Isi,Daftar Gambar, CV pengusul serta Surat Pernyataan Kesediaan Mitra); dank. Keseluruhan usulan disimpan dalam satu file format PDF dengan ukuran file maksimum 5 MB dan diberi nama Nama Ketua Peneliti _NamaPT_PKMM.pdf, kemudian diunggah ke SIM-LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di perguruan tinggi masing-masing.23Sistematika Usulan Kegiatan Usulan PKM-M ditulis menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran font 12 dengan jarak baris 1,5 spasi kecuali ringkasan satu spasi dan ukuran kertas A-4 serta mengikuti sistematika sebagai berikut.

a. HALAMAN SAMPUL (Lampiran 4.1).b. HALAMAN PENGESAHAN (Lampiran 4.2).c. DAFTAR ISI

d. RINGKASAN (maksimum satu halaman) Pada bagian ini kemukakan tujuan jangka panjang dan target khusus yang ingin dicapai serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan yang diusulkan.

e. BAB 1. PENDAHULUAN Uraikan latar belakang dan permasalahan atas kegiatan yang diusulkan. Pada bab ini juga uraikan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKM-M. Uraikan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini dan manfaat kegiatan juga harus disajikan pada bab ini.

f. BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Penjelasan mengenai kondisi masyarakat sasaran yang akan menerima kegiatan pengabdian agar diuraikan secara faktual. Uraikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang membutuhkan bantuan penyelesaiannya. Hindari adanya kegiatan percobaan atau kegiatandalam usulan PKM-M.

g. BAB 3. METODE PELAKSANAAN Pada bagian ini uraiakan secara jelas teknik, cara atau tahapan pekerjaan dalam menyelesaikan permasalahan dan sekaligus pencapaian tujuan program.

h. BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1 Anggaran BiayaRingkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format Tabel 4.1.4.2 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan antara 3 (tiga) sampai 5 (lima) bulan dan disusun dalam bentuk bar chart untuk rencana kegiatan yang diajukan dan sesuai dengan format pada Lampiran 3.

i. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber. Hanya pustaka yang dikutip dalam usulan kegiatan yang dicantumkan di dalam daftar pustaka.

j. LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota (Lampiran 4) Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 5).

NoJenis PengeluaranBiaya (Rp)

1.Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan(1525%)

2,Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan(3040%)

3,Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa(1525%).

4.Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnyasebutkan (Maks. 10%)

Jumlah100 %

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pemba-gian Tugas (Lampiran 6).Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan (Lampiran 7)Lampiran 5. Nota Kesepahaman MOU atau Pernyataan Kesediaan dari Mitra (harus ada) (Lampiran 8).Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterap- kembangkan. Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM

SINERGI PEMBERDAYAAN POTENSI MASYARAKAT DI KAWASAN AGROPOLITAN AIK MENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BIDANG KEGIATAN :PKM - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkam Oleh :Adnan (ketua Kelompok/NIM/Tahun anggkatan 2010/2011)Ibrahim(Anggota/NIM/Tahun anggkatan 2010/2011)Salahudin (Anggota/NIM/Tahun anggkatan 2010/2011)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM Tahun 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan: Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat Di Kawa- San AIK MENENG Kabupaten Lombok Tengah Bidang Kegiatan: PKM MKetua Pelaksana KegiatanNama Lengkap: AdnanNIM:Jurusan/Prodi:Universitas: Muhammadiyah MataramAlamat Rumah dan Telp/HP:Alamat Email:Anggota Pelaksana Penulis: 2 orangDosen Pendamping1. Nama Lengkap:1. NIDN:1. Alamat Rumah dan NoTelp/HP:Biaya Kegiatan Total1. Dikti: Rp. 12.000.0001. Sumber Lain: -Jangka Waktu Pelaksanaan: 3 Bulan

Mataram, 3 Oktober 2013

Menyetujui :Wakil Dekan III/Ketua Prodi.. Ketua Pelaksana Kegiatan,

----------------------------- --------------------------------NIP/NIDN: NIM.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pemboimbing,

---------------------------------- ---------------------------NIP/NIDN. NIP/NIDN.

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL,,,,,,,,,,iHALAMAN PENGESAHANiiDAFTAR ISI ..iiiRINGKASAN .1BAB I. PENDAHULUAN1.1. Analisis Situasi2 1.2. Tujuan dan Manfaat Sibermas1.3. Target LuaranBAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN2.1. Usaha Sektor Pertanian2.2. Usaha Sektor Industri2.3. Aspek Kependudukan dan Lapangan KerjaBAB III. METODE PELAKSANAAN3.1. Lokasi Sibermas3.2. Khalayak Sasaran3.3. Teknik Pelaksanaan3.4. Rencana KegiatanBAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1. Anggaran Biaya4.2. Jadwal Kegiatan DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMIRAN.

iii

RINGKASAN

Kegiatan Sibermas ini bertujuan untuk: menginventarisasi masalah dan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, melakukan pemerataan terhadap potensi sumber daya alam dan seumberdaya manusia yang dapat dikembangkan, memeberdayakan masyrarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, meningkatkan status ekonomi masyarakat dengan mengembangkan potensi daerah melalui kegiatan transfer teknologi yang berkelanjutan, serta melakukan transfer teknologi pengembangan potensi daerah melalui kegiatan-kegiatan pelatiahn dan pendampingan masyarakat dalam mengembangkan komoditi-komoditi unggulan dan komoditi pendukng dalam kawsan agropolitan. Sehingga di harapkan dapat tercapai target khusus meliputi : tersedianya basis data potensi daerah (SDA, SDM, dan industri kecil) ditingkat kecamatan dan desa, tersusunnya program aksi yang aplikatif dan berbasis masyarakat, serta tersusunnya usulan program aksi yang dibutuhkan oleh masyarakat baik melalui program-progran vucer, penerapa ipteks, dan program lainnya. Sementara itu metode pelaksanaan ditetapkan lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan. Kawasan agropolitan meliputi 3 (tiga) kecamatan, salah satu diantaranya Kecamatan Batukliang Utara. Lokasi Sibermas akan difokuskan pelaksanaannya di Kecamatan Batukloiang Utara, dengan mengambil. 4 desa yakni Desa Setiling, Desa Lantan, Desa Teratak dan Desa Aik Buka dari 8 desa yang ada. Ruang lingkup kegiatan Sibermas akan dilakukan dengan tahapan kegiatan secara umum sebagai berikut : pertemuan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Lombok Tengah, sosialisasi kegiatan baik ditingkat kabupaten, Kecamatan dan desa, melakukan kegiatan pengumpulan data-data ditingkat kecamatan dan desa untuk mengetahui potensi sumberdaya alam masing-masing desa, dan melakukan kegiatan workshop perencanaan program dengan pendekatan partisipatif di setiap desa,

BAB IPENDAHULUAN1.1. Analisis SituasiSejalan dengan semangat otonomi daerah pasca lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, dan telah direvisi menjadi undang-undang Nomor 32 tahun 2004, kabupaten Lombok Tengah telah menetapkan beberapa program pembangunan melalui Propeda dengan urutan prioritas bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan pendapatan Masyarakat. Untuk menncapai tujuan itu, maka diperlukan upaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang mendukung terciptanya Lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan bagi Masyarakat.Kabupaten Lombok tengah merupakan salah satu kabupaten dari 9 (Sembilan) kabupaten/Kota di Propinsi NTB, memiliki luas Wilayah 1.208,39 km2. Secara topografis, wilayah Kabupaten Lombok Tengah terbagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu dataran tinggi, rebdah dan berbukit-bukit. Di bagian Utara merupakan Daerah dataran tinggi dan berada di areal kaki Gunung Rinjani. Curah Hujan di daerah tersebut relative tinggi sehingga kegiatan di sector pertanian berkembang dengan baik. Dibagian Tengah terdiri dari dataran rendah dan sangat potensial untuk pengembangan pangan. Bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Daerah ini selain memiliki potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang besar juga sangat potensial untuk pengembangan pariwisata bahari.Mengacu kepada pembagian wilayah berdasarkan kondisi topografi seperti tersebut di atas, maka Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan keputusan Nomor 20 A Tahun 2006 tentang penunjukan Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi pengembangan Kawasan Agropolitan. Sebagai tindak lanjut dari surat keputusan Gubernur tersebut maka telah dikeluarkan Surat keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 170 tahun 2006 tentang penunjukan Kawasan Aik meneng sebagai Lokasi pengembangan Kawasan Agropolitan yang meliputi 3 (tiga)wilayah kecamatan yakni Kecamatan batukliang Utara, kecamatan Kopang dan kecamatan Janapria.2Untuk mewujudkan pertanian industri, maka pada kawasan agropolitan yang mencakup 3 (tiga) wilayah kecamatan ini ditunjang oleh sarana pasar sebagai tempat masyarakat membeli sarana produksi pertaniannya. Di kawasan ini tersedia 10 buah pasar sebagai transaksi perdagangan antar wilayah kecamatan yang ada di Wilayah kabupaten Lombok tengah maupun derah tujuan Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Timur. Kondisi didukung oleh lokasi pengembangan kawasan agropolitan yang dilintasi oleh jalan antar kecamatan dalam kawasan agropolitan sepanjang 609,0 km jalan aspal, 163,63 km jalan diperkeras dan 147,15 km jalan tanah . kawasan ini juga dilintasi oleh jalan utama atau jalan propinsi dan jalan kabupaten serta transportasi antar kabupaten dan antar propinsi. Dengan kondisi tersedianya sarana prasarana jalan ini akan memberikan kemudahan terjadinya pertukaran barang dan jasa antar kecmatan dalam kawasan agropilitan dan diluar kawasan agropolitan.Kecamatan Batukliang Utara sebagai salah satu sub kawasan pengembangan dalam Kawasan agropolitan Aik Meneng memiliki potensi wilayah yang belum dikembangkan secara optimal. Sub kawasan pengembangan kecmataan batukliang Utara berada pada rentang ketinggian antara 100-500 m dpl, dari rona kawasan sebagian berupa daratab dan sebagiannya lagi berupa perbukitan. Kawasan perbukitan dengan kemiringn rata-rata 15-45 persen sebagian besar berada dibagian uatara yang merupakan bagian wilayah pegunnungan Rinjani. Dominasi penggunaan lahan pada kawasan bagian utara ini berupa hutan seluas 13.369 ha (sesuai dengan karakteristik topografinya), perkebunan 1.911 ha, sawah irigasi 1.929 ha, sawah tadah hujan 165 ha, bangunan/pekarangan 250 ha dan lainnya 163 ha (kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka,2005). Wilayah kecamatan Batukliang Utara denga letak geografis yang berada di wilayah vulkanik gunung Rinjani, dan kawsan ini memiliki tingkat curah hujan tinggi yakni berkisar antara 0 420 mm, dengan jumlah 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Wilayah Kecamatan Batukliang Utara memiliki iklim yang 3sangat sejuk, sehingga usaha disektor pertanian dan perkebunan berkembang dengan baik. Oleh karenanya wilayah merupakan kawasan areal persawahan dan perkebunan yang cukup potensial untuk dikembangkan agrobisnis.Agribisnis diartikan sebagai salah satu sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan: (1) pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebab antara bagian satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional (Sumodiningrat, 2000).1.2 Tujuan dan manfaat SibermasTujuan :Kegiatan Sibermas bertujuan untuk:a. Menginventarisasi masalah dan potensi sumber daya alam dan sumber daya Manusia.b. melakukan pemetaan terhadap potensi sumber daya alam dan seumberdaya manusia yang dapat dikembangkanc. Memeberdayakan masyrarakat dengan mengoptimaljkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan s umberdaya manusiad. meningkatkan status ekonomi masyarakat dengan mengembangkan potensi daerah melalui kegiatan transfer teknologi yang berkelanjutane. melakukan transfer teknologi pengembangan potensi daerah melalui kegiatan-kegiatan pelatiahn dan pendampingan masyarakat dalam mengembangkan komoditi-komoditi unggulan dan komoditi pendukng dalam kawsan agropolitan.

4Manfaat Sibermas:a. kegiatan Sibermas sangat bermanfaat dalam membantu pemerintah daerah untuk merencanakan implementasi program yang berbasis masyarakat sesuai dengan potensi daerab. membantu pemerintah daerah untuk mempercepat terwujudnya kawasan sehingga pembangunan infrastruktur pendukung kawasan menjadi lebih cepat.c. Berbagai potensi daerah dapat diusulkan dengan skala usahan yang lebih besar dan melibatkan banyak pihak sehingga dapat menarik investasi yang dilakukan oleh investor local maupun investor dari luar.d. Kegiatan sibermas tentu saja akan mempercepat terimpelementasinya program-program pembangunan daerah, khusunya program pengembangan kawasan agropolitan Aik Meneng1.3, Target LuaranTahun 1a. Tersedianya basis data potensi daerah (sda, sdm, industri kecil) ditingkat kecamatan desa.b. Tersusunnya program aksi yang aplikatif dan berbasis masyarakat c. Tersusunnya usulan program aksi yang dibutuhkan oleh masyarakat baik melalui program-progran vucer, penerapa ipteks, VMT dan program DP2M lainnya, serta usulan implementasi program dengan pembiayaan dari pemerintah daerahd. Terlaksananya implementasi program aksi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan potensi daerah.

BAB IIGAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1. Usaha Sektor PertanianUsaha disektor pertanian dan perkebunan berkembang dengan baik sehingga menghasilkan beberapa komoditi unggulan di masing-masing sektor seperti sektor pertanian memiliki komoditi yang umumnya sudah diusahakan oleh masyarakat seperti padi, palawija dan tanaman hortikultura yang meliputi cabe, kacang panjang, tomat. Sektor perternakan antara lain sapi yang merupakan bantuan dari Dinas Instansi terkait merupakan potensi lain dari kawasan ini dengan usaha penggemukan sapi. Komoditi perkebunan meliputi tanaman buah-buahan manggis, durian, sawo, coklat, kopi, pisang dan nangka. Salah satu komoditi yang mulai dikembangkan dan digeluti oleh petani sejak tahun 2006 di wilayah ini, khususnya di desa setiling kecamatan Batukeliang Utara adalah pengembangan komoditi sutra alam yang melibatkan 100 orang petani dengan luas areal kebun murbei sebagai pakan ulat sutra mencapai 15 ha. Walaupun komoditi sutra alam belum dimasukkan sebagai salah satu komoditi unggulan, tetapi kondisi agroklimat kawasan ini sangat mendukung usaha sutra alam sebagai salah satu komoditi unggulan kawasan untuk masa yang akan datang. Pasar bagi komoditi ini tidak mengalami kendala yang berarti, karena Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah yang memiliki 3000 industri tenun yang membutuhkan bahan baku pohon sutra maupun benang sutra. Jejaring pasar untuk komoditi ini di samping memenuhi kebutuhan wilayah Lombok Tengah dan NTB, juga meliputi Denpasar Bali, Garut Jawa Barat, Balai Tekstil Bandung, Koperasi Sutra Alam Yogyakarta, Sopeng Sulawesi Selatan, dan Bogor Jawa Barat.

2.2. Usaha Sektor IndustriPotensi lain dapat dilihat dari sektor industri, berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah (2005) menunjukkan bahwa sekotor indusrti cukup berkembang. Di Kecamatan Batukeliang Utara berupa 23 buah sentra industry dan 575 unit usaha 6kerajinan rakyat dengan skala usaha kecil sampai sedang, sperti pembuatan genting, meublair, kripik singkong, pembuatan bedek bamboo, bata dan anyaman, pembutan gula merah, pengolahan umbi-umbian, anyaman roket, konveksi/border, krupuk terigu, keripik pisang, pengolahan buah, pengolahan ubi kayu, temped an pengolahan tembakau.

2.3. Aspek Kependudukan dan Lapangan KerjaDari aspek kependudukan dan lapangan kerja menunjukkan lapangan pekerjaan yang paling dominan digeluti oleh penduduk adalah pertanian, kemudian industri kerajinan dan perdagangan. Sedangkan secara detail sebagaimana besar penduduk di kawasan ini berprofesi sebagai petani sebanyak 6.797 jiwa, buruh tani 5817 jiwa, brurh 703 jiwa, PNS 268 jiwa, pengrajin 241 jiwa, pedagang 212 jiwa, montir 156 jiwa, dan Doktor 1 orang. Kondisi petani yang tergolong petani kecil dan buruh tani tak bertanah dengan penghasilan yang rendah menyebakan sebagian dari potensi tenaga kerja ini menjadi buruh migran ke negara tetangga Malasysia. Bekembangnya berbagai jenis usaha di berbagai sektor dalam kawasan mapun berkembangya usaha ikutan di luar kawasan merupakan potensi lapangan kerja bagi masyarakat di kawasan ini, sehigga buruh migran terutama negara tujuan Malasya setidaknya dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, mengingat berbagai persoalan yang dihadapi oleh buruh migran di negara tujuan.Namun demikian, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan baik komoditi unggulan maupun komoditi pendukung khususnya di sektor pertanian secara umum dan sektor industrimeliputi : 1. Skala usaha diberbagai sektor usaha masyarakat baik pada kegiatan on farm maupun kegiatan off faram belum dilakukan secara efisiesn karena keterbatasan sumberdaya (lahan, air, modal dan skill).2. Penanganan pasca panen komoditi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan belum banyak dilakukan oleh masyarakat,

7sehingga proses peningkatan nilai tambah (value added) belum berlangsung di desa.3. Perilaku petani/pertenak masih dilakukan secara tradisional dan belum berorientasi pasar.4. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan produk komoditi-komoditi pertnian secara umum maupun produk industri masyarakat tekendala dengan terendahnya aksesbilitasnya terhadap teknologi, permodalam usaha dan pemasaran hasil.5. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, Kelompok Usaha Bersama, Koperasi dan lembaga ekonomi lain belum berfungsi secara optimal guna mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha.Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di wilayah Kecamatan Batukliang Utara sebagai salah satu wilayah yang membentuk kawasan agropolitian Aik Meneng, maka diperlukan upaya-upaya yang dilakukan secara integrativ melalui kegiatan pemberdayaan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat, seperti kegiatan pelatihan-pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat. Upaya seperti ini dinilai dapat meningkatkan produksi dan produktivitas serta proses peningkatan nilai tambah (value added) berbagai komoditi unggulan maupun komoditi pendukung guna meningkatkan pendapatan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kawasan agropolitan.

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi SibermasLokasi sibermas dilaksanakan di kawasan agropolitan Aik Meneng Kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 170 Tahun 2006 tentang penunjukan kawasan Aik Meneng sebagai lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan. Kawasan agropolitan meliputi 3 (tiga) wilayah kecamatan yakni Kecamatan Batukliang Utara, kecamatan Kopang dan Kecamatan janapria. Lokasi Sibermas akan difokuskan pelaksanaannya di Kecamatan Batukliang Utara sebagai salah satu wilayah kecamatan yang termasuk dalam kawasan agropolitan. Kecamatan Batukliang Utara terdiri atas 8 desa yakni Desa Mas-mas, Desa Aik Bukak, Desa Setiling, Desa Aik Berik, Desa Teratak, Desa Lantan, Desa Tanak Beak dan Desa Karang Sidemen. Lokasi Kegiatan Sibermas dilaksanakan di 4 (empat) desa yakni Desa Setiling, Desa Lantan, Desa Teratak dan Desa Aik Buka.Penentuan lokasi desa kegiatan itu didasarkan bahwa di Desa Setiling terdapat Teaching Farm Pengembangan Sutera Alam yang merupakan salah satu potensi yang biasa dikembangkan oleh masyarakat sebagai salah satu usaha produktif. Teaching farm Pengembangan Sutera Alam mini dikelola sebagai tempat proses belajar masyarakat. Penentuan 3 (tiga) desa lainnya berdasarkan pada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang akan dikembangkan. Disamping itu, penentuan ini juga didasarkan pada kedekatan wilayah antar desa sehingga memberikan kemudahan dalam hal pembinaan dan pendamping lapangan.3.2 Khalayak sasaranKegiatan Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat (SIBERMAS) ini ditunjuk untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di kawasan Agropolitan Aik Meneng Kabupaten Lombok Tengah, Khususnya 9Pemberdayaan masyarakat di wilayah 4 desa Kecamatan Batukliang Utara. Adapun Khalayak sasaran SIBERMAS pada tahun pertama adalah:a. Tokoh pemerintah kecamatan, desa dan dusunb. Tokoh masyarakat dan tokoh agama, keterlibatan kelompok ini terutama dalam hal penyusunan program Sibemasc. Kelompok Tani dan Gapoktand. Kelompok Wanita Tanie. Karang taruna dan pemuda tanif. Lembaga pendidikan formal umum dan pondok pesantren3.3 Teknik PelaksanaanSesuai dengan target luaran pada tahun I, maka telah dilakukan pengumoulan data dengan menggunakan metode survey, observasi dan PRA. Sedangkan untukl menyusun program aksi dilakukan melalui kegiatan workshop dengan menggunakan pendekatan PRA dengan harapan program aksi yang dihasilkan itu merupakan aksi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam kegiatan sibermas ini masyarakat mulai dilibatkan dalam kegiatan perencanaan program, pelaksanaan program dan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan bahwa program aksi yang tersusun nanti adalah program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.3.4 Rencana Kegiatan Ruang lingkup kegiatan Sibermas akan dilakukan dengan tahapan kegiatan secara umum sebagai berikut :a. Pertemuan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Lombok Tengahb. Sosialisasi kegiatan baik ditingkat kabupaten, Kecamatan dan desac. Melakukan kegiatan pengumpulan data-data ditingkat kecamatan dan desa untuk mengetahui potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia masing-masing desa.10d. Melakukan kegiatan workshop perencanaan program dengan pendekatan partisipatif di setiap desa, ditujukan untuk menyusun program aksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan berdasarkan pada potensi wilayah desae. Penentuan program unggulan yang aplikatif untuk diimplementasikan dan penentuan kelompok sasaranf. Sebagian program aplikatif yang disusun bersama masyarakat dapat di implementasikan (pengembangan pertanian organik dan pengolahan hasil pertanian dan perkebunan). Sedangkan rencana aksi jangka pendek dalam 3 bulan ke depan, diarahkan ke Desa Setiling dengan kegiatan sebagai berikut :a. Budidaya ulat sutera, pengembangan Sutera Alam mini dikelola sebagai tempat proses belajar masyarakat.b. Pengolahan Talas menjadi kripik talas, memanfaatkan potensi talas yang sangat besar di Desa Setiling.

BAB IVBIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

NoJenis pengeluaranKuantitasHarga Satuan (Rp)Total (Rp)

1.Peralatan Penunjanga. Pembuatan Teaching Farm Sutera Alam Minib. Pembelian peralatan pembuatan kripik talas

Sub Total

1 buah

1 buah

2.000.000

2.000.000

1.000.000

3.000.000

2,Bahan Habis Pakaia. Biaya pertemuan koordinasib. Biaya Pengumpulan Datac. Biaya Workshop Penyusun- an Programd. Biaya sosialisasi program aksie. Biaya pelatihan masyarakat pembuatan kripik talas dan budidaya ulat sutera

Sub Total30 orang10 hari

50 orang

60 orang

2 hari20.00045,000

20.000

20.000

775.000600.000450.000

1.000.000

1.200.000

1.550.000

4.800.000

3,PerjalananBiaya Transportasi anggota Tim 3 orang ke lokasi kegiatan

60 hari

50.000

3.000.000

4.Lain Laina. Biaya pembuatan proposalb. Biaya publikasic. Biaya pembuatab Laporan Kemajuand. Biaya Seminar Laporane. Biaya pembutan Laporan Akhir

Sub Total4 hari1 paket

5 hari1 kali

8 hari50.000150.000

50.000200.000

50.000200.000150.000

250.000200.000

400.000

1.200.000

Total12.000.000

4.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan PKM-M ini di rencanakan selama 5 bulan dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut :12NoTahapan KegiatanBULAN

IIIIII

123412341234

1.Pertemuan Koordinasi dengan Camat, Kepala Desa dan Tokoh masyarakat

2.Pengumpulan data untuk mengetahui potensi desa

3.Workshop penyusunan prog-ram aksi

4.Sosialisasi program aksi

5.Pelatihan masyarakat pemb-uatan kripik talas dan budi-daya ulat sutera

6.Evaluasi program

7.Pembuatan laporan kema-juan

8.Pembuatan Laporan akhir

9.Seminar laporan akhir

10.Pengiriman Laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2007. Hasil Review Terhadap Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Tengah 2005 2010 (Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2006)Sumodiningrat, Gunawan, 2000. Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian. Jakarta : PT. Bina Rena Pariwisata.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep AgropolitanKonsep pengembangan agropolitan pertama kai diperkenalkan Mc.Douglass dan Fiedmann (1974, dalam pasaribu, 1999) sebagai siasat untuk pengembanga pedesaan. Meskipun termaksud banyak hal dalam penegmbnagan agropolitan, seperti redistribusi tanah, namun konsep ini pada dasarnya memberikan pelayanan perkotan di kawasan perdesaan atau dengan istilah lain yang digunakan oleh Friedmann adalah kota di lading.Dengan demikian petani atau masyarakat desa tidak perlu harus pergi ke kota untuk mendapatkan pelayanan, baik dalam pelayanan yang berhubungan dengan maslah produksi dan pemasaran maupun masalah yang berhubungan dengan kebutuhan social budaya dan kehidupan setiap hari. Pusat pelayanan diberikan pada setingkat desa, mengenai teknik berbudidaya pertanian maupun kredit modal kerja dan informasi pasar.Besarnya biaya produksi dan biaya pemasaran dapat diperkecil denagn meningkatkan factor-faktor kemudahan pada kegiatan produksi dan pemasaran. Faktor-faktor tersebut menjadi optimal dengan adanya kegiatan pusat agropolitan. Jadi peran agropolitan adalah untuk melayani kawasan produksi pertanian di sekitarnya diaman berlangsung kegitatan agribisnis oleh para petani setempat. Fasilitas pelayanan yang diperluakn untuk memberikan kemudahan produksi dan pemasraan antara lain berupa input sarana produksi (pupuk, bibit, obat-obatan, peralatan, dan lain-lain), serta sarana pemasaran (pasar, terminal angkutan, sarana trasportasi, dan lain-lain).Konsep agropolitan mencoba untuk mengakomodasi dua hal utama, yaitu menetapkan sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi utama dan diberlakukannya ketentaun-ketentuan mengenai otonomi daerah.Iwan Setuiajadi berpendapat bahwa secara garis, konsep agropolitan mencakup beberapa dimensi yang meliputi: (a). pengembangan kota-kota berukuran kecil sampai sedang dengan jumlah penduduk maksimum 600.000 jiwa dan luas maksimum 30.00 hektar (setara dengan kota kabupaten) (b). daerah belakang (pedesaan) dikembangkan berdasarkan konsep pewilayahan komoditas yang menghasilkan satu komoditas/bahan mentah utama dan beberapa komoditas penunjang sesuai kebutuhan . (c) Pada daerah pusat peryumbuhan (kota) dibangun agroindustri terkait, yaitu terdiri atas beberapa perusahaan sehingga terdapat kompetisi yang sehat. (d) Wilayah pedesaan didorong untuk membentuk satuan-satuan usaha yang optimal dan selanjutnya diorganisakn dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan menengah, dan (e) Lokasi dan system transoprtasi agroindustri dan pusat pelayanan harus memungkinkan para petani untuk bekerja sebagai pekerja paruh waktu (partime workers).Terdapat syarat kunci untuk pembumian agropolitan nasoetion (1999) dalam Sudaryanto dan JW Rusastra (2000) yakni: (1). Produksi dengan bobot sektor pertanian. (2). Prinsip ketergantungan dengan aktivitas pertanian sehingga neuro-Sistemnya; (3) Prinsip pengaturan kelembagaan dan (4) Prinsip seimbang dinamis.Keempat syarat kunci tersebut bersifat mutlak dan harus dikembangkan secara simultan dalam aplikasi pengembangan agropolitan. Kurang berhasilnya program SPAKU (sentra pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan), Program Inkubasi Bisnis, Program Pengembangan Wilayah Terpadu (Khusus bobot pertanian) dan program sejenis lainnya, disebabkan oelh sifatnya yang persial dan tidak mengakomodasi secara utuh dab silmultan keempat syaratv utama pengembangan agropolitan tersebut. Dalam konsep agropolitan juga diperkenalkan adanya agropolitan distric, suatu daerah perdesaan dengan radius pelayanan 5-10 km dan dengan jumlah penduduk 50 150 ribu jiwa serta kepadatan minimal 200 jiwa/km2 . jasa-jasa danpelayanan yang disediakan diseduaikan dengan tingkat perkembangan ekonomi dan social budaya setempat.Agropolitan distric perlu mempunyai otonomi local yang member tattanan terbentuknya pusat-pusat pelayanan di kawasan perdesaan telah dikenal sejak lama. Pusat-pusat pelayanan tersebut dicirikan denga adanya pasar-pasar untuk pelayanan masyarakat pedesaan. Mengingat volume permintaan dan penawaran yang masih terbatas dan jenisnya berbeda, maka telah tumbuh pasar minggua untuk jenis komoditi yang berbeda. Di jawa, pusat-pusat pelayanan tersebut dikenal dengan nama pasar Pahing, Pon, Wage atau Kliwon, sedangkan di Jakarta dikenal dengan nama pasar Minggu, senen, rebo, dan Jum;at. Pusat-pusat tersebut berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan yang terkait dengan kegiatan yang prodiktif maupun untuk pelayanan kebutuhan non produktif.2.2 AgribisnisAgribisnis merupakan suatu system yang terdiri atas subsistem hulu, usahatani, hilir, dan penunjang. Menurut Saragih (1998, dalam Pasaribu 1999), batasan agribisnis adalah system yang utuh dan saling terkait di antara seluruh kegiatan ekonomi (yaitu subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis budidaya, subsistem agribisnis hilir, subsistem agribisnis jasa penunjang agribisnis) yang terkait langsung dengan pertanian.Agribisnis diartikan sebagai salah satu sebuah system yang terdiri dari unsure-unsur kegiatan: (1) pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebagai salah satu sama lainnya, slaing menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya system tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian daris sektor industry. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional (Gunawan Sumodininggat, 2000).Perkembangan agribisnis di Indonesia sebagian besar telah mencakup subsistem hulu, subsistem usahatani, dan subsistem penunjang, sedangkan subsistem hilir masih belum berkembang secara maksimal. Industri pupuk dan alat-alat pertanian telah berkembang dengan baik sejak pelita I hingga saat ini. Telah banayak yang diperkenalkan bibit atau varietas unggul dlaam berbagai komoditi untuk peningkatan produksi hasil pertanian. Demikian juga telah diperkenalkan teknik-teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian.Subsistem penunjang yang bersifat fisik dan fiscal telah lama diperkenalkan kepada para petani. Jaringan irigasi telah banyak dibangun dan mampu mengairi jutaan hektar sawah dan lahan pertanian lainnya, untuk meningkatkan produksi pertanian. Demikian juga fasilitas kredit pertanian telah lama diterapkan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran berbagai komoditi pertanian.Meskipun sudah banyak yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya mengembangkan agribisnis, tetapi masih terdapat berbagai kendala, terutama dalam menjaga kualitas produk yang memenuhi standar pasar internasional serta kontionuitas produksi sesuai dengan permintaan pasar maupun untuk mampu mendukung suatu industry hilir dari produksi pertanian. Salah satu alternative untuk menjaga kontinuitas dari kualitas produk adalah dengab mengembangkan kegiatan agribisnis disesuaikan dengan potensi sumber daya alam. Potensi sumber daya alam tersebut tersebar tidak merata untuk setiap pulau/wilayah/daerah. Oleh sebab itu pengembangannya perlu dikaitkan dengan pengembangan wilayah nasional dan local, yang berpedoman kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) yang telah mengidentifikasi kawasan andalan dan kawasan prioritas pengembangan serta jenis pengembangannya.Pengembangan agropolitan sangat diperlukan dalam mendukung agribisnis, yang dimasa mendatang berperan sangat strategis dalam pembangunan ekonomis nasional Agropolitan perlu diposisikan secara sinergis dalam system pengembangan wilayah. Implementasi konsep agropolitan dalam pengembangan wilayah dilakukan melalui penerapan system pemukiman kota dan pedesaan serta Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) yang terkait dengan kawasan budidaya dan system transportasi.2.3 Agribisnis Dalam Pembangunan Ekonomi DaerahMenurut teori ekonomi sederhana, nilai moneter dari suatu produk akan terbagikan habis(exhausted) kepada pembayaran factor-faktor produksi yang terlibat dalam menghasilkan produk yang bersangkutan. Oleh karena itu, agar manfaat ekonomi dari pembangunan ekonomi daerah dapat dinikmati secara nyata oleh rakyat daerah bersangkutan, maka kegiatan ekonomi yang dikembangkan dalam pembangunan ekonomi daerah haruslah kegiatan ekonomi yang mendayagunakan seumber daya yang terdapat atau dikuasai/dimiliki daerah yang bersangkutan.Saat ini, sumber datya ekonomi yang dikuasai oleh rakyat di setiap daerah adalah sumber daya agribisnis, yaitu sumber daya agribisnis berbasis tanaman pangan, holyikultura, perkebunan, perikanan, peterbakan, dan kehutanan. Oleh karena itu, cara yang paling efektif untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah melalui pengembangan agribisnis. Pengembangan agribisnis yang dimaksud bukan hanya pengembangan pertanian primer atau subsistem on farn agribusiness, tetapi juga mencakup subsistem agribisnis hulu(up stream agribusniess), yaitu industry-industri yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian primer, seperti industry pembibitan/pembenihan, industry agro-otomotif, industry agro-kimia, dan subsistem agribisnis hilir (down stream agribusiness), yaitu industry-industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan beserta kegiatan perdagangannya.Pengembangan agribisnis di setiap daerah jangan hanya puas pada pemanfaatan kelimpahan sumberdaya yang ada (factor driven) atau mengandalkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) seperti sekarang ini, tetapi secara bertahap harus dikembangkan kearah agribisnis yang didorong oleh modal mane-made (capital driven) dan kemudian kepada agribisnis yang didorong oleh inovasi (innovation driven). Dengan perkataan lain, keunggulan komparatif agribisnis pada setiap daerah ditranformasi menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage) melalui pengembangan mutu sumberdaya manusia, teknologi, kelembagaan dan organisasi ekonomi lokal yang telah ada pada masyarakat setiap daerah (bukan menggantikannya dengan sesuatu yang benar-benar baru).Dengan transformasi agribisnis seperti ini, kemampuan rakyat untuk menghasilkan produk-produk agribisnis yang saat ini masih didominasi oleh produk-produk yang bersifat natural resources and unskill labor based, secara bertahap beralih kepada produk-produk agribisnis yang bersifat capital and skill labor based dan kemusian kepada produk yang bersifat knowledge and skill labor based. Dengan transformasi produk agribisnis yang demikian, maka produk-produk agribisnis yang dihasilkan setiap daerah dapat mampu bersaing dan memasuki segmen pasar yang lebih luas di pasar internasional. Pengembangan produk yang demikian juga akan memperbesar manfaat ekonomi yang dapat dinikmati oleh rakyat di setiap daerah.Pengembangan agribisnis di setiap daerah juga disertai dengan pengembangan organisasi ekonomi, khususnya rakyat petani, agar manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat benar-benar dinikmati oleh rakyat dan daerah. Di masa lalu, rakyat petani (bahkan daerah sentra-sentra agribisnis) hanya menikmati nilai tambah dari subsistem on farm agribisnis yang umumnya relative kecil. Nilai tambah yang paling besar, yakni pada subsistem agribisnis hulu dan hilir, dinikmati oleh para pedagang atau pengusaha luar daerah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pendapatan petani tetap rendah dan ekonomi daerah sentra-sentra agribisnis kurang berkembang. Di masa yang akan datang, para petani harus diikutsertakan untuk menikmati nilai tambah pada subsistem agribisnis hulu dan hilir melalui pengembangan koperasi agribisnis yang ikut mengelola subsistem agribisnis hulu dan hilir melalui usaha patungan (joint venture) dengan pengusaha swasta atau BUMN/BUMD yang saat ini telah exist pada subsistem tersebut. Jika pengembangan agribisnis yang demikian dapat berlangsung di setiap daerah, maka perekonomian daerah akan mampu bekembang lebih cepat. Setiap peningkatan perkembangan agribisnis di daerah akan secara langsung mendorong pengembangan ekonomi daerah, karena sebagian besar nilai tambah agribisnis akan tertahan di daerah yang bersangkutan selanjutnya peningkatan pendapat rakyat di daerah akan menarik perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya di luar agribisnis, sehingga kesempatan-kesempatan ekonomi baru akan berkembang di setiap darah.Meningkatnya kesempatan ekonomi baru disetiap daerah akan mampu menghambat arus urbanisasi bahkan sebaliknya mampu mendorong naturalisasi sumber daya manusia, sehingga penduduk yang selama ini terkonstrasi di Pulau Jawa akan menyebar ke seluruh daerah tanpa program transmigrasi.

2.4.Visi dan Misia.V i s iTerwujudnya masyarakat Lombok Tengah yang beriman, bertaqwa, berbudaya luhur, mandiri, aman, sejahtera, produktif, demokratis dan berkesadaran hukum dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.b.M i s iDalam rangka mewujudkan pencapaian visi Kabupaten Lombok Tengah maka dirumuskan misi sebagai berikut :a. Mewujudkan masyarakat Lombok Tengah yang beriman, bertaqwa, berbudaya luhur dan aman;b. Mewujudkan masyarakat Lombok Tengah yang demokratis dan berkesadaran hukum selaras dengan misi mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis;c. Mewujudkan masyarakat Lombok Tengah yang mandiri, produktif dan sejahtera.Program Pembangunan Daerah Tahun 2005 2010 pada hakekatnya adalah merupakan rangkaian upaya pemerintah daerah dalam bentuk rangkain kegiatan untuk menjabarkan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Berangkat dari Visi dan Misi Pembangunan Daerah 2005 2010 serta memperhatikan pula agenda pembangunan nasional dalam RPJM Nasional Tahun 2004 2009, dijabarkan operasionalisasi strategi dan kebijakan dalam bentuk program-program sebagai berikut :

2.5.Strategi Pembangunan Daeraha.Fokus Pembangunan DaerahUntuk melaksanakan misi-misi yang telah ditetapkan dalam rangka terwujudnya visi pembangunan Lombok Tengah, diperlukan adanya fokus yang menjadi arah dan orientasi semua kontribusi yang harus diberikan oleh segenap stakeholders untuk mencapai percepatan pembangunan. Fokus juga dibutuhkan karena demikian banyaknya sasaran yang ingin dicapai, sementara sumberdaya yang dimiliki terutama kemampuan pendanaan sangat terbatas.Sesuai dengan potensi sumberdaya lokal yang tersedia dan masalah-masalah mendesak yang harus ditangani, serta adanya peluang-peluang emas yang tersedia untuk segera dimanfaatkan maka pembangunan Lombok Tengah difokuskan pada Pertumbuhan ekonmi dan pemerataan pembangunan untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan sosial, berbasisi pada pengembangan agrobisnis dan pariwisata.Pilihan fokus pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan agrobisnis dan pariwisata tidak akan mengecilkan peranan sektor lainnya, karena pembangunan kedua sektor tersebut tidak akan mungkin berhasil tanpa dukungan sektor lain. Beberapa peluang emas yang harus ditangkap dan didukung dengan mengupayakan adanya iklim investasi yang kondusif antara lain masuknya beberapa infrastuktur strategis. Untuk kelancaran investasi besar itu yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, diperlukan pula dukungan adanya kerangka kebijakan pengembangan pariwisata dan agrobisnis yang baik dan disepakatinya sektor-sektor tersebut sebagai fokus pembangunan dengan demikian segenap kekuatan dan kapasitas yang dimilik di daerah akan digerakkan dan disenergikan untuk mendukung kelancaran upaya tersebut.b.Stragegi PokokDalam kerangka kebijakan pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi, pembangunan Lombok Tengah berbasis agrobisnis dan pariwisata adalah merupakan grand strategi daerah sebagai entitas (Lombok Tengah Incorporation), yang dijabarkan ke dalam 4 strategi pokok, yaitu :a. Strategi pembangunan agribisnis dan pariwisata;b. Strategi peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumberdaya manusia;c. Strageti pengembangan wilayah yang merata, sinergis dan berwawasan lingkungan;d. Strategi penguatan institusi pemerintah dan pemberdayaan masyarakat.Strategi pokok di atas ditetapkan sebagai cara atau langkah-langkah pokok untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan dalam konteks grand strategi. Strategi pokok juga akan memberi arahan dalam menetapkan program-program utama pada berbagai sektor yang dibutuhkan sebagai instrumen kebijakan dalam implementasi grand strategi. Termasuk juga dalam mengarahkan pengelokasian sumberdaya yang tersedia khususnya dana yang ketersdiaannya selalu merupakan kendala.Tercantum dalam RPJM Kabupaten Lombok Tengah bahwa salah satu strategi yang akan ditempuh oleh Pemda Lombok Tengah dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah strategi pengembangan wilayah yang merata, sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian, maka sasaran pengembangan wilayah diorientasikan pada pemerataan pembangunan dengan mengembangkan tiap-tiap wilayah sesuai dengan potensinya, juga membangun sinergi antar wilayah melalui pembentukan keterkaitan fungsional wilayah. Pengembangan wilayah mengandung makna bahwa upaya pengembangan kawasan dilaksanakan secara terpadu sehingga diharapkan mampu : (1) meminimalkan (memecahkan) berbagai permasalahan pada setiap kawasan, (2) mengembangkan dan meningkatkan pemanfataan potensi pada setiap kawasan, dan (3) menciptakan sinergi/integrasi fungsional yang kuat antar kawasan. Dengan demikian diharapkan laju pembangunan antar wilayah menjadi serasi dan dapat mendorong pemerataan pembangunan antara kawasan, akselerasi pembangunan daerah secara keseluruhan, baik wilayah potensial/cepat tumbuh, kawasan tertinggal, kantong kemiskinan, kawasan perbatasan maupun kawasan strategis.Pembangunan kawasan untuk sektor ekonomi dan non ekonomi dilaksanakan berlandaskan pada kerangka perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang atau kawasan. Berdasarkan sistem tata ruang, pengembangan wilayah diarahkan secara terpadu berdasarkan sistem pergerakan ekonomi (sistem pergerakan produk barang dan jasa), sistem jaringan transportasi (sistem dukungan infrastruktur seperti jalan, jembatan), sistem pengembangan jaringan infrastruktur lainnya (listrik, telpon, air bersih), struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang (konservasi, budi daya dan lainnya).Dalam konteks sinergi antar wilayah dengan memperhatikan potensi, fungsi utama wilayah dan kecendrungan image pasar wilayah dietetapkan rencana pengembangan wilayah dengan fokus sebagai berikut :a. Wilayah pantai selatan (kuta dan sekitarnya) difokuskan terutama untuk pengembangan pariwisata dengan investasi padat modal PMA/PMDN, sektor-sektor pendukung pariwisata, dan pengembangan pertanian sesuai dengan potensi yang dimiliki;b. Wilayah Lombok Tengah bagian utara, difokuskan untuk pengembangan agribisnis, fungsi-fungsi konservasi, parisiwata yang ramah lingkungan (eko wisata), agro indsutri dan industri lainnya sesuai dengan potensi unggulan yang tersedia;c. Wilayah Lombok Tengah bagian tengah, difokuskan untuk pengembangan sektor perdagangan dan jasa-jasa (pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi), pengembangan pertanian dan industri sesuai dengan potensi yang dimiliki.Berdasarkan arahan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Lombok Tengah 2006-2016, maka dalam jangka 10 tahun mendatang, pembagian wilayah kabupaten Lombok Tengah dibagi dalam 3 (tiga) wilayah kerja pembangunan, meliputi :a. Wilayah pembangunan bagian utara (wp) utara, meliputi : Batukliang, Batukliang Utara sebagian kec. Kopang, Kec. Pringgarata, dengan kegiatan utama pertanian, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan. Fungsi utamanya: konservasi dan budidaya pertanian yang mendukung konservasi;b. Wilayah pembangunan bagian tengah (wp) tengah, meliputi : kecamatan Praya dan Praya Tengah, kecamatan Jonggat, sebagian kecamatan Kopang dan kecamatan Janapria dengan kegiatan utama perdagangan, jasa-jasa dan pemukiman. Fungsi utamanya sebagai pusat pelayanan umum skala kabupaten.c. Wilayah pembangunan bagian selatan (wp) selatan, meliputi : kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Praya Timur dengan kegiatan utama pariwisata, dan perikanan laut. Fungsi utamanya kawasan pariwisata dan pertanian (perikanan laut).Sesuai dengan karakteristik arahan pengembangan wilayah tersebut akan dikembangkan (1) aksessibiltas jaringan transportasi barang dan orang untuk kelancaran akses dari dan ke ibu kota kabupaten (kota Praya dan sekitranya) (2) aksessibilitas jaringan transportasi publik, dan penyediaan infrastruktur penunjang pengembangan bandara internasional dan pelabuhan perikanan nusantara, (3) aksessibilitas jaringan tranportasi rakyat dan usaha agro untuk memperlancar sistem distribusi dan produksi pada kawasan agropolitan (wilayah kopang dan sekitarnya).Di samping itu dalam menunjang pengembangan kawasan pada masing-masing wilayah tersebut, perlu diperhatikan keterkaitan dan tipologi tiap-tiap kawasan sesua dengan struktur dan karakteristik ruang pada masing-masing wilayah. Perhatian khusus perlu diarahkan pada penanganan kawasan-kawasan tertinggal dengan melaksanakan intervensi sesuai pola karakterisitk sebab ketertinggalan wilayah tersebut (sesuai tipologi tiap-tiap kawasannya).Pembangunan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah secara umum cenderung mengelompok pada pusat-pusat pertumbuhan (growth centre) seperti di ibu kota kabupaten dan kecamatan. Untuk itu, perlu diupayakan pengembangan pengitegrasian kawasan, yang diselenggarakan melalui pembentukan keterkaitan geografis dan fungsional antara kawasan-kawasan yang berperan sebagai prime mover (penggerak utama dan pusat pertumbuhan) dengan kawasan-kawasan disekitarnya (hinterlangd). Integrasi kawasan tersebut diharapkan akan mampu mendorong terwujudnya keseimbangan antara spread effects yang diberikan oleh kawasan yang berfungsi sebagai prime mover, seperti kawasan strategis dan kawasan cepat tumbuh, dengan backwash effects (efek pengurasan) dari kawasan itu terhadap kawasan hiterlandnya, seperti terhadap kawasan tertinggal, kawasan pesisir dan serta kawasan perbatasan.Keterkaitan fungsional diupayakan dengan membentukan dan meningkatkan keterkaitan pada aspek penyediaan sumberdaya maupun kegiatan ekonomi antar kawasan ersebut. Sedangkan keterkaitan geografis akan dibangun dengan menciptakan sistem prasarana (transportasi) wilayah yang memadai, antara kawasan prime mover dengan kawasan hinterland. Implikasinya, perlu dilaksanakan agenda kegiatan untuk peningkatan kuantitas, kapasitas dan kualitas jalur-jalur strategis utama dalam penyelenggaraan pembangunan pada periode 2005-2010. Jalur-jalur strategis sebagaiman dimaksud adalah : Jalan lingkar barat-selatan; Jalan pada kawasan pertanaian; dan Jalan menuju infrastruktur strategis.Sasaran strategis yang ingin dicapai pada strategi pokok ini untuk periode waktu rencana 5 tahun adalah : (1) pembangunan Bandara Internasional Lombok (2) pembangunan kawasan pengembangan pariwisata Kute dan sekitarnya (3) pengembangan kawasaan agropoltik; (4) peningkatan kapasitas dan kualtas pelayanan pada kawasan pusat pemerintahan dan perdagangan Praya dan sub pusat lainnya.Khusus pada stragei yang ingin dicapai dalam periode perencanaan 5 tahun ke depan menunjukkan bahwa pengembangan kawasan agropolitan merupakan strategi ke 3 yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah Lombok tengah. Oleh karena itu, maka pengembangan kawasan agropolitan merupakan prioritas yang perlu dikembangkan baik yang dilakukan oleh pihak Pemda Lombok Tengah maupun pihak lain yang berkepentingan untuk mempercepat terwujudnya kawasan agropolitan.Berdasarkan arahan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Lonbok Tengah 2008-2016, menunjukkan bahwa kawasan agropolitan Aik Meneng terletak pada wilayah pembangunan bagian utara (wp) utara, meliputi : kec. Batukliang, Kec. Batukliang utara, sebagian kec. Kopang, kec. Pringgarata, dengan kegiatan utama pertanian, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan. Fungsi utamanya : konservasi dan budidaya pertanian yang mendukung konservasi. Dengan demikian, maka prograrm-program pengembangan kawasan agropolitan pada lokasi SIBERMAS lebih diarahkan pada pengembangan budidaya pertanian yang mendukung kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan, peningkatan kapasitas SDM dalam menangani kegiatan budidaya pertanian secara umum dan peningakatan kapasitas SDM dalam menangani kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan.c.Struktur Ruang Kawan Agropolitan Aik MenengKawasan agropolitan ik Meneng meliputi 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Kopang, Kecamatan Batukliang Utara dan Kecamatan Janapria. Wilayah desa meliputi 27 desa yang tersebar di 3 (tiga) wilayah kecamatan, dengan pusat kawasan di desa Kopang Rembiga Kec. Kopang.Disamping sebagai pusat kawasan, desa Kopang Rembiga juga merupakan pusat simpul transportasi kendaraan dan barang di wilayah kawasan agropolitan Aik Meneng. Keberadaan desa ini sebagai pusat kawasan di dukung oleh tersedianya jalan negara yang merupakan jalur utama di Provinsi NTB yang menghubungkan antara Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur dan kabupatenkabupaten yang berada di Pulau Sumbawa NTB. Jalur utama ini juga sekaligus merupakan simpul pertemuan dari beberapa ruas jalan baik dalam kawasan maupun luar kawasan agropolitan Aik Meneng.Salah satu kecamatan yang menjadi lokasi SIBERMAS adalah Kecamatan Batukliang Utara yang tediri dari 8 (delapan) desa. Hubungan desa-desa ini terhadap pusat kawasan cukup lancar karena ditunjang oleh jalan antar desa berkonstruksi aspal yang kodisinya masih cukup baik dan sebagian desa masih berkonstruksi tanah namun demikian hubungan antar desa relativ lancar.Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat bahwa struktur ruang kawasan agropolitian Aik Meneng di wilayah Kecamatan Batukliang Utara yang terbentuk adalah sebagai berikut :1. Desa Teratak sebgai pusat budidaya pertanian, perikanan, perkebunan kopi, hortikultura dan sayur-sayuran, peternakan sapi, dan pusat pemerintahan skala kecamatan.2. Desa mas-mas sebagai pusat budidaya pertanian, dan hortikultura.3. Desa Lantan sebagai pusat budidaya pertanian, perkebunan kopi, hortikultura dan sayur-sayuran, perikanan air tawar, kakao, pertenakan sapi.4. Desa Aik Buka dapat dikembangkan budidaya pertanian, hortikultura dan sayur-sayuran, kakao, kopi, perikanan air tawar dan pernakan sapi.5. Desa Setiling sebagai pusat budidadya pertanian, hortikultura, kakao, bamboo, talas, sutera alam, perikanan air tawar peternakan sapi..6. Desa Karang Sideman sebagai pusat pengembangan kopi dan pertanian tanaman pangan.7. Desa Aik Berik sebagai pusat pengembangan budidaya pertanian, agroindustri.8. Desa Tanak Beak sebagai pusat pengembangan budidaya pertanian, perikanan air tawar.