Upload
hendra-saputra
View
232
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB 2 pasir cetak
Citation preview
PL II
PENGUJIAN KARAKTERISTIK PASIR CETAK
2.1 Tujuan Pengujian Karakteristik Pasir Cetak
1. Agar praktikan mengetahui cara menguji karakteristik pasir cetak.
2. Agar praktikan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pasir
cetak.
3. Agar praktikan mengetahui macam-macam karakteristik pasir cetak.
4. Agar praktikan mampu menganalisis karakteristik pasir cetak.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Definisi Karakteristik Pasir Cetak
Pasir cetak merupakan bahan cetakan utama pada industri pengecoran dimana
pasir digunakan untuk semua jenis coran, terlepas dari apakah logam ferro atau non-
ferro, besi atau baja. Karakteristik yang paling penting dari pasir adalah sifat
refraktorinya; yang dengan mudah dapat menahan suhu tinggi logam cair dan tidak
dapat menyatu dengan logam cair.
2.2.1.1 Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida tiap satuan luas
dalam waktu tertentu. Nilai permeabilitas (P) dapat ditentukan dengan perhitungan:
TAp
HV P
Dimana:
P = Permeabilitas (cm3/menit)
V = volume udara (1 ml = cm3)
H = tinggi spesimen (cm)
P = tekanan udara (cmKa)
A = luas penampang spesimen (cm2)
T = waktu (menit)
(P. N. Rao, 1967:64)
2.2.1.2 Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban baik beban
dinamis atau statis yang menyebabkan gaya tekan, tarik dan geser sehingga mencapai
titik dimana tepat sebelum patah. Adapun macam-macam kekuatan:
Berdasarkan arah gaya :
1. Kekuatan Tekan
Kemampuan pasir cetak dalam menahan tekanan hingga tekan
maksimumnyapersatuan luas penampang. Beban tekanan terjadi pada saat
penuangan logam cair. Standar kekuatan tekan basah adalah 5-22 Psi, dan standar
kekuatan tekan kering adalah 20-250 Psi (Richard W.H. 1967:95)
2. Kekuatan Tarik
Kemampuam pasir cetak menerima beban tarik persatuan luas
penampang.Beban tarik biasanya terjadi pada saat penyusutan logam cair yang
berubah fase menjadi padat. Cacat yang ditimbulkan akibat kurangnya nilai
kekuatan tarik adalah cacat inklusi pasir. Standart kekuatan Tarik adalah 1 sampai 6
psi (Richard W.H. 1967:95)
3. Kekuatan Geser
Kemampuan pasir cetak menahan gaya geser persatuan luas spesimen. Beban
geser terjadi pada saat logam cair mengalir di dasar cetakan pasir atau ketika
melewati saluran.Standart kekuatan geser adalah 1,5-7 psi (Richard W.H. 1967:95)
Berdasarkan kadar air :
1. Kekuatan basah
Kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah pasir tersebut dicampur
dengan air. Kekuatan basah dipengaruhi oleh kadar air dan pengikat. Apabila kadar
lempung tetap dan kadar air bertambah maka kekuatan akan meningkat sampai titik
maksimum. Dikarenakan seiring bertambahnya air maka jumlah bentonit yang
teraktivasi dan berikatan dengan pasir cetak bertambah dan kekuatan tekan basah
meningkat, lalu akan menurun setelah melewati batas maksimumnya. Seiring
dengan bertambahnya kadar air menyebabkan kekuatan tekan basahnya menurun
karena air terlampau banyak dan tidak berfungsi sebagai aktivator lagi seperti pasta
sehingga daya ikat bentonit menurun.
2. Kekuatan kering
Kekuatan tekan kering adalah kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah
air bebas yang terdapat dalam pasir cetak telah habis. Kekuatan yang dipengaruhi
oleh kadar air dan bentonit.Apabila kadar lempung tetap dan kadar air bertambah,
maka kekuatan kering akan meningkat terus. Hal ini dikarenakan kekuatan
keringdiukur ketika sudah hilang kadar airnya. Dengan bertambahnya kadar air
maka waktu pemanasan atau suhu pemanasan meningkat, sehingga berpengaruh
pada struktur pasir cetak.
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Pasir Cetak
1. Kadar Air
- Pengaruh kadar air terhadap Kekuatan
Apabila kadar air bertambah dan kadar pengikat tetap maka kekuatan tekan
basah akan menurun karena banyaknya air bebas sehingga bentonite beralih
fungsi sebagai pelumas dan menyebabkan pasir cetak menjadi berbentuk pasta,
namunhal ini berlawanan dengan pengaruhnya pada kekuatan kering karena
bentonit terdistribusi merata pada cetakan pasir dan kemudian diperlakukan panas,
sehingga air bebas yang terdapat pada bentonit menguap.
- Pengaruh kadar air terhadap permeabilitas
pengaruh kadar air dan bentonit pada pasir cetak dapat dilihat bahwa pada
kondisi kadar air yang meningkat dan kadar bentonit yang tetap, maka
permeabilitas akan meningkat sampai titik maksimum, karena bentonit telah
teraktifasi dan jika kadar air terus meningkat maka permeabilitasnya akan
cenderung menurun karena jumlah air bebas yang mengisi rongga – rongga butir
pasir semakin banyak yang mengakibatkan fluida tidak dapat keluar.
2. Kadar Pengikat
- Pengaruh kadar pengikat terhadap permeabilitas
Kadar pengikat (bentonit) pada pasir cetak rata-rata 4-8%, semakin tinggi
kadar bentonit dengan kadar air yang tetap maka permeabilitasnya menurun,
karena semakin tinggi kadar bentonit, ikatan antar butir pasir semakin kuat dan
rongga yang seharusnya terbentuk akan terisi bentonit yang tidak teraktivasi air
sehingga permeabilitasnya rendah.
- Pengaruh kadar pengikat terhadap kekuatan
pencampuran bentonit sampai 8% pada pasir cetak akan meningkatkan
kekuatan pasir cetak dikarenakan permukaaan pasir cetak diikat oleh bentonit.
Namun jika penambahan bentonit lebih dari 8% kekuatannya cenderung konstan,
karena bentonit tidak lagi mengikat pasir cetak, melainkan juga mengikat antar
butir bentonit, sehingga akan mempengaruhi kekuatan pasir cetak. Jika persentase
clay 100% dan presentase pasir 0% maka kekuatan akan tetap karena pasir
sebagai objek yang akan diikat jumlahnya tetap, sedangkan jika presentase clay
0% dan presentase pasir 100% maka kekuatan tidak ada sama sekali karena tidak
ada bentonit yang mengikat antar butir pasir.
3. Bentuk Butir Pasir Cetak
Dari bentuk butirannya, butir pasir dibagi menjadi 4 yaitu butir pasir bulat, butir
pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, dan butir pasir compound.
a. Butir Pasir Bulat
Memiliki permeabilitas tinggi karena rongga udara antar butiran besar,
namun memiliki kekuatan yang rendah karena bidang kontak antar butir kecil.
b. Butir Pasir Sebagian bersudut
Memiliki permeabilitas lebih rendah disbanding butir bulat karena rongga
udara antar butir lebih sempit, namun memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari
pada butir pasir bulat karena luas bidang kontaknya lebih besar.
c. Butir Pasir Bersudut
Memiliki permeabilitas lebih rendah disbanding butir sebagian bersudut
karena rongga udara antar butirnya lebih sempit, namun memiliki kekuatan yang
lebih tinggi daripada butir pasir bulat dan sebagian bersudut karena luas bidang
kontaknya lebih besar.
d. Butir Pasir Compound
Memiliki permeabilitas paling rendah karena rongga udara antar butirnya
paling sempit, namun memiliki kekuatan paling besar dari pada butir pasir yang
lain karena luas bidang kontaknya paling besar.
4. Pemadatan
Semakin banyak penekanan saat kita membuat cetakan pasir maka dapat
menyebabkan jarak antar butir menjadi rapat dan padat. Hal ini dapat menurunkan
permeabilitasnya, pemadatan juga mengakibatkan kekuatannya meningkat. Hal ini
ditunjukkan dengan terjadinya penyempitan celah antar butir sehingga daya ikat dan
gaya tarik menarik antar butir semakin tinggi, sehingga kekuatan pasir cetak semakin
meningkat akibat jarak antar butiran yang lebih rapat.
5.Distribusi Ukuran Butir Pasir Cetak
Distribusi besar ukuran butir pasir cetak merupakan persebaran butir atau
presentase dari besar butir pasir cetak yang digunakan.
Pasir cetak yang baik adalah pasir cetak yang terdiri dari ukuran yang
bermacam-macam, dan kekosongan antar butir besar akan diisi oleh butir yang lebih
kecil, sehingga permeabilitasnya akan rendah dan kekuatannya tinggi. Sebaliknya, jika
ukuran butir pasir seragam atau homogen sehingga nilai permeabilitasnya tinggi dan
kekuatannya rendah.
2.2.3 Pengaruh Karakteristik Pasir Cetak Terhadap Hasil Coran
1. Pengaruh Permeabilitas Terhadap Hasil Coran
Jika permeabilitas pasir cetak rendah, maka akan mengakibatkan udara sulit
keluar melalui celah-celah antar butir pasir cetak pada saat proses penuangan logam
cair. Udara yang terjebak dalam logam cair akan menyebabkan cacat porositas pada
logam setelah pendinginan. Namun apabila permeabilitas terlalu tinggi udara dengan
mudah keluar lewat celah butiran, sehingga logam cair bisa masuk kesela-sela antar
butiran sehingga mengakibatkan cacat coran berupa metal penetration and rough
surface
2. Pengaruh Kekuatan Tekan Pasir Cetak Terhadap Hasil Coran
Apabila kekuatan tekan kurang, maka cetakan pasir akan cepat rusak saat
penuangan. Hal ini akan mengakibatkan celah antar butir terlalu besar sehingga saat
penuangan, logam cair akan masuk ke celah butiran yang mengakibatkan cacat coran
metal penetration.
3. Pengaruh Kekuatan Geser Pasir Cetak Terhadap Hasil Coran
Apabila kekuatan geser rendah, maka saat dilakukan penuangan logam cair,
ketika logam cair memasuki cetakan, permukaan saluran yang memiliki kekuatan
geser rendah akan ikut terbawa aliran logam cair. Sehingga mengakibatkan cacat
coran dirt, sebaliknya jika kekuatan geser tinggi maka berpengaruh baik pada hasil
coran.
4. Pengaruh Kekuatan Tarik Pasir Cetak Terhadap Hasil Coran
Apabila kekuatan tarik rendah, maka saat logam cair dituangkan, permukaan
dalam rongga cetakan akan mengalami pemuaian. Apabila hal ini terjadi, maka
ketika terjadi penyusutan logam cair, pasir cetak akan tertarik oleh logam.
Apabila kekuatan tarik rendah, maka saat logam cair dituangkan, permukaan
dalam rongga cetakan akan ikut terbawa aliran logam cair. Sehingga mengakibatkan
cacat coran dirt, jika kekuatan tarik tinggi maka akan menjadi cacat retak atau scrab
karena pasir cetak tidak tertarik pada proses penyusutan logam.
2.3 Pelaksanaan Pengujian
2.3.1 Pengujian Permeabilitas Pasir Cetak
2.3.1.1 Alat dan Bahan
1. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang
dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm ( luas penampang = 19,625 cm2 ).
Tipe : POU
Merk : George Fisher
Fabr : 2054
Buatan : Jerman Barat
Gambar 2.8 Sand Rammer
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
2. Stop watch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc udara.
Gambar 2.9 Stopwatch
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
3.Permeabilitas meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka permeabilitas dari
pasir cetak yang diuji.
Spesifikasi alat :
Tipe : POU
Buatan : Jerman Barat
Fabr : 1725
Gambar 2.10 Permeabilitas Meter
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
4. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan
digunakan dalam pengujian.
Gambar 2.11 Timbangan Elektrik
Sumber :Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi
1. Pasir silika : 91 %
2. Bentonit : 6 %
3. Air : 3 %
2.3.1.2 Urutan Kerja Pengujian
1. Panaskan pasir cetak selama 60 menit dengan temperatur 110o C
2. Siapkan 150 gr pasir cetak untuk pengujian ini dengan menggunakan sand rammer.
3. Buka pelindung orifice dan pilihlah salah satu posisi penunjuk skala yang akan
digunakan.
a. Tanda biru untuk skala P = 0 – 50
b. Tanda merah untuk skala P = 0 – 500
Skala P dibaca dari skala merah bagian luar dari pengukuran tekanan.
Skala paling dalam menunjukkan tekanan dinamis antara orifice dan
spesimen dalam mm kolom air.
4. Memutar kran pada posisi B dan angkat tabung udara ke atas secara perlahan – lahan
hingga angka nol terlihat tepat pada batas tabung bawah lalu kunci pada posisi E.
5. Letakkan tabung spesimen berikut spesimen di dalamnya pada orifice.
6. Putar kran pada posisi A bersamaan mulai menghitung waktu dengan stopwatch saat
udara dialirkan ke spesimen pasir cetak. Hal ini ditandai dengan tabung udara mulai
turun ke bawah.
7. Catat besar P spesimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada skala
permeabilitas meter saat 1000 cc udara yang sudah terlewatkan.
8. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000 cc melalui
tabung spesimen pasir cetak yang diuji.
9. Ulangi langkah 1 – 8 sampai spesimen 3 serta catat data p (tekanan).
2.3.2 Pengujian Kekuatan Pasir Cetak
2.3.2.1 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pengujian kekuatan pasir cetak, adalah sebagai
berikut:
1. Universal stregth machine
Alat ini digunakan untuk mengujia kekuatan pasir cetak.
Spesifikasi alat:
Merk : George Fischer
Buatan : Jerman Barat
Gambar 2.12Universal Strenght Machine
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
2. Kepala penekan untuk uji kekuatan tekan
Gambar 2.13 Kepala penekan uji kekuatan tekan
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
3. Kepala penekan untuk uji kekuatan geser
Gambar 2.14 Kepala penekan uji kekuatan geser
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
4. Kepala penekan untuk uji kekuatan tarik
Gambar 2.15 Kepala penekan uji kekuatan tarik
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
5. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang
dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm ( luas penampang = 19,625 cm2 ).
Tipe : POU
Merk : George Fisher
Fabr : 2054
Buatan : Jerman Barat
Gambar 2.16 Sand Rammer
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
6. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan
digunakan dalam pengujian.
Gambar 2.17 Timbangan Elektrik
Sumber :Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi
1. Pasir silika : 91 %
2. Bentonit : 6 %
3. Air : 3 %
2.3.2.2 Urutan Kerja Pengujian
Urutan Kerja pengujian kekuatan tekan
a. Langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 100 gram, lalu buat spesimen uji tekan
dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji tekan pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak.
3. Letakkan spesimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara hati-hati jangan
sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut (lengkap demngan
satuannya) pada skala paling lauar yang terdapat pada alat uji tekan pasir
cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakukan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan panas, hanya setelah pasir
cetak dibuat spesimen uji tekan, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanas
dengan suhu 110 C selam 1 jam.
Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Geser
a. Langkah-langkah Pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, kemudian buat spesimen uji
geser dengan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada lat uji kekuatan geser pasir cetak.
3. Letakkan spesimen pada kepala uji geser secara hati-hati jangan sampai
spesimen rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada skala yang di
tengah pada alat uji geser tersebut.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak
dibentuk spesimen uji geser, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanasan
dengan suhu 110 C selam 1 jam.
UrutanKerja Pengujian Kekuatan Tarik pasir Cetak
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat spesimen uji tarik
dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak
3. Letakkan spesimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara hati-hati jangan
sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut (lengkap dengan
satuannya) pada skala paling dalam yang terdapat pada alat uji tarik pasir
cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak
dibentuk spesimen uji tarik, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanasan
dengan suhu 110 C selam 1 jam.