Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 6%
Date: Selasa, Oktober 01, 2019
Statistics: 503 words Plagiarized / 8901 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
_
DAKWAHDAN PENGENTASAN KEMISKINAN: PERSPEKTIF Al-Q!JR'AN
Sanksi PeJanggaran Pasal113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta, sebagaimana yang diatw: dan diubah dari Undang-undang Nomor 19 Tahun
2002, bahwa: Kutipan Pasall13 (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 ayat (1) huruf i untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal9 ayat (1) huruf C, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (riga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp SOO.OOO.OOO,OO (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaiman2 dimaksud dalam
Pasal9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ at2U huruf g un.tuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penj2ra paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp t.OOO.OOO. 000,00 (satu miIiar rupiah).
(4) ~ Dang png memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dihkuhn
dabm bcntuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara prIiiog lama 10 (scpuluh)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4'(X)OJ)()(lOOO,OO (c:mpat miiar
rupiah).
DAKWAH DAN PENGENTASAN KEMISKINAN: PERSPEKTIF AL-Q1JRAN Prof. Dr. H.
Budihardjo. M.Ag. Editor: Beny Ridwan
DAKWAH DAN PENGENTASAN KEMISKINAN: Perspektif al-Qur'an Penulis : Prof. Dr. H.
Budihardjo, MAg.
Editor : Beny Ridwan Sampul : Wakhyudin Layout : Javier Penerbit: Getar Hati Yogyakarta
Email: omahjogja305@gmaiLcom Kerjasama dengan lAIN Salatiga Press ISBN:
978-602-60908-2-9 Cetakan I, April 2017 14,5x20,5 em, xi+235 him.
KATA PENGANTAR AlhamdNlillah, puji syukur disampaikan ke hadirat Allah swt., Dzat
Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang relah memberikan limpahan karunia-Nya,
berupa potensi berpikir, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya yang
berjudul: "Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Qur'aa", kepada para
pembaca.
Penulis ingin mengambil bagian dalam usaha menambah, dan memperkaya
perpustakaan, khusunya perpustakaan Islam. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
dakwah harus dilaksanakan setiap muslim sesuai dengan kemampuannya dimanapun ia
berada. Salah satu obyek dakwah adalah orang- orang miskin, dan kemiskinan di
Indonesia selama ini masih banyak dan orang-orang miskin semakin hari semakin
banyak.
Untuk itulah perlu jalan keluar penangguJan kemiskinan. Penulis menyadari bahwa
banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik moril maupun
materiil, yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu, sehingga dapat
merampungkan penulisan ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
vii
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Qur'an dan semoga Allah swt
memberikan _balasan _kebaikan _yang _ _berlipat ganda. Saran dan kritik senantiasa _
penulis _ harapkan _ dari _ _semua pihak, demi untuk memperbaiki semua kesalahan
dan kekurangan, sehingga dapat memperbaiki kesalahan dan me- lengkapi kekurangan
yang sangat mungkin terdapat dalam kitab ini. Akhirul kalam, kepada Allah SWf.
penulis mohon taufiq dan Hidayah-Nya, semoga kitab yang sangat sederhana ini
diterim.a sebagai amal bakti yang berguna dan bermanfaat, ammo Salatiga, Maret 2017
Penulis Budihardjo viii Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
DAFTARISI Pedoman Transliterasi Kata Pengantar Daftar lsi _v vn ix _ _ BAB I:
PENDAHULUAN _ 1 _ _A. Pengertian Dakwah _1 _ _B. Hakekat Dakwah _8 _ _1.
Dakwah sebagai jalan Ketawhidan _9 _ _2. Dakwah Sosial Masyarakat _17 _ _3. Dakwah
sebagaiAmarMo'rlif Nom Mllnkar _21 _ _c. Dasar Hukum Dakwah _26 _ _D. Materi dan
Tujuan Dakwah _36 _ _E. Subyek dan Obyek Dakwah _40 _ _1. Subyek Dakwah _40 _ _2.
Obyek Dakwah _47 _ _ BAB II: METODE DAN ASAS DAKWAH 59 A. Metode Dakwah 59 1.
Hikmab 60 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. ix
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Qur'an 2. Malll'izhah Hasanab ( ~;
;.~.i~I.;1Ij) 65 3. Berdiskusi atau Tukar Fikiran dengan Cara yang Baik 68 4. Kisah
(Qashaash) 73 5. Perumpamaan (A'-Amtsa~ 83 6. Tanya Jawab 89 7.
Keteladanan yang Baik (US1IIahHasanah) 97 8. Berdalil Naqli yang Baik 99 B. Asas
Metode Dakwah 102 1. Asas Sistematis 102 2. Asas Rasional 113 3. Asas Toleransi 115 4.
Asas Tab!Jirdan TandiJr 117 5. Asas Ramah 119 6. Asas Menari.k Perhatian 120 C.
_Teknik. Penyajian Materi _121 _ _D. _Pembinaan Dakwah _127 _ _1. _Peningkatan
kualitas cLl'i _128 _ _2. _Peningkatan sarana dakwah _129 _ _3.
_Aplikasi dakwah bi/ha/ _l30 _ _ BAB III: _DAKWAH DAN KEMISKINAN _137 _ _A.
_Pengertian Kemiskinan _137 _ _B. _Sebab-sebab Terjadinya Kemiskinan _144 _ _C. _Cara
Pengentasan Kemiskinan sebagai _ _ _ _Sarana Dakwah _148 _ _ _1. Pemberian Makanan
_149 _ _ _2. Ihsan _151 _ _ x Prof. Dr. H. Budihardjo, M.~
3. InEa! 157 4. Fidyah 160 5. Ghanimah 162 6. Warisan 165 7. Fa'i 167 8. Kifilrat 172 9.
Zakat 179 10. Memberikan Modal kepada Pengusaha Keci1 205 11.
Menciptakan lapangan kerja yang pantas 214 12. Bantuan rutin 223 DAFfAR PUSTAKA.
229 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. xi
BAH I PENDAHULUAN A. Pengertian Dakwah Kata dakwah berasal dan bahasa Arab
0-,",.3yang ber- abr kata dan huruf dal, ra: dan '/PaW yang berarti. dasar ke-
uoderungan sesuatu yang disebabkan suara dan kata-kata,' .an mencintai sesuatu atau
mendekatkan diri pada sesuatu," om akar kata ini terangkai menjadi ls..3(ji'il mu tal
ndqish), yang menjadi asal kata 0-,",')J ~ls.J --,",-4-ls..3, berarti "memanggil,
mcngundang, meminta tolong, meminta, memohon".' Dati ba kerja -,",..1:! -ls.J ini, jika
isim mashdarnya ~ls..3berarti me- manta tolong, meminta, dan memohon, sedangkan
yang isim I Ahmad bin Faris Zalwiya. MIIJaI1t Maqayis ughah, Juz II, ~ Dar al-Fikr, t.t.),
hIm. 279.
2 Al-Milyaru bin al-Ahmadi.MIIJaI1t al-Af4i al-MIlIa'adiyah biHaif, ~ Dar al-'llm Ii
al-Maliyin, 1979), hIm. 100. 3 Ahmad Warson Munawwir. Kmmu Arab Illtiollesia,
(Yogyakarta: Paadok Pesanttren al-Munawwir. 1984), hIm. 438. PIlOt. Dr. H. Budihardjo,
M.Ag. 1
mashdarnya 0-,",.) berarti memanggil, mengundang, mengajak atau menyeru." Dakwah
menurut istilah dapat dikemukakan dati para pakar sebagai berikut: 1.
Muhammad 'Abduh, dakwah sama dengan ishldh, yaitu memperbaiki keadaan kaum
muslimin dan memberi petunjuk kepada orang-orang kafu agar mau memeluk Islam.5 2.
'Ali Mahfudz, dakwah ialah mendorong manusia meJaku- kan kebajikan dan memberi
petunjuk, menyuruh mereka berbuat yang makruf dan melarang yang munkar agar
mereka mendapat kebahagiaan eli dunia dan akhirat. 6 3.
Abu Bakar Zarkasyi, dakwah ialah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki
ilmu dalam masalah agama dengan memberi pengajaran kepada masyarakat pada hal-
ihwal yang dapat menya-darkan mereka terhadap urusan keagamaaooya dan
keduniaannya sesuai kemampuan yang dimilikinya.' 4. Bahi al-Khulli, dakwah ialah
memindahkan suatu situasi manusia kepada situasi lebih baik. 8 4 Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamll.f
BeJar Bahasa Indonesia, Qakarta: Balai Pustaka, 1990), him. 181. 5 Mochtar Husein,
Dalewah Masa Kin;, (Ujung Pandang: Nuhiyah, 1987), him. 2. 6 Thoha Yahya Omar, lImN
Dabah. Qakarta: Wtdjaya, 1967). him. 1. 7AbU Bakar Zarbsyi, ai-Da'wah ita ai-Islam,
(Mesir: Dar.Allah. tt).
him. 8. _ 8 'Ali MahfUzh, ~at ita MMrSyidin, (Mesir: Dar al-Kitib al-
'Arabi. 1952), hIm. 17. 2 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag
Bab II Pendahuluan DIIi bcrbagai pendapat tersebut semuanya hampir sama dan dapat
ditarik kesinp>ulan h..ahw.3~ ~ s~Jv proses penyampaian, a)akan atau seruan kepada
orang lain Will keped« lZ1Ilsyarakat ag:u msu memeJuk, mempeJaj.ari, dan
mengamalkan ajaran agama secara sadar, sehingga membangkitkan dan
mengembalikan potensi fitri mereka, yang pada akhirnya dapat hidup bahagia di dunia
dan akhirat.
Isim Fa'il dari o~~ -~-4 -~~ adalah ~b jamaknya ;~~, mllannatmya ~b jamaknya ~~b,
berarti orang yang menyeru kepada orang lain agar mau memeluk, mempelajari agama
yang disampaikan itu, Dari asal kata itu dalam berbagai bentuknya (/i'il dan isim),
terulang sebanyak 219 kali dalam al-Qur'an. Dalam bentuk ft'il mddhi ma7lim sebanyak
23 kali, ft'il mlldhari' marlim sebanyak 99 kali, ft'il amr sebanyak 32 kali, ji'il madbi majMI
sebanyak 5 kali, ft'il mlldhari' majhlil sebanyak 13 kali, ji'il mt«ihtlri'tsuitJlsi mat/d bihaif
wahid (atau) sebanyak 6 kali, Isim j(J'it sebanyak 7 kali, dan isim masbdar dengan kata
dan ) mao- pun jamaknya sebanyak 34.9 Kata l...) pertama kali dipakai dalam al-Qur'an
dengan ani mengaduh (meminta pertolongan kepada Tuhan) yang pelalrunya adalah
Nabi NUb.
Hal itu dalam Q.S. al Qamar (54) : 10 9 Muhammad FWd 'Abd al-Baqi.
MMJQ11IMaJahras Ii Afazh al- Qllrm, al-Karitw, (BeirUt: Dar al- Fila, 1981), hlm. 257-260.
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 3
Maka NUll menyeru Tuhannya: Aku dikalahkan, m.aka tolonglah. Lalu kata ~,) ini
berarti memohon pertolongan (ke- pada Tuhan) yang pelakunya adalah manusia (dalam
arti umum). Hal ini ada dalam Q.S.
al-Zumar (39) : 8 Apabila bencana itu menimpa manusia, ia menyeru Tuhan- nya, dan
kembali kepadaNya. Kemudian, apabila Tuhan memberi kenikma-tan kepadanya, ia
menjadikan sesembah- an tandingan bagi Allah, untuk menyesatkan (orang lain) dari
jalanNya. Katakanlah: Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu untuk sementata.
Sesungguhnya kamu ter- masuk orang-orang penghuni neraka.
Setelah itu, kata ~,) berarti menyeru kepada Allah yang pelakunya adalah kaum
muslimin. Hal ini ada dalam Q.S. Fushilat (41)33 : Dan siapakah yang lebih baik
perk.ataannya dari orang- orang yang menyeru ke jalan Allah, beramal saleh dan
berkata: A.ku tennasuk orang-orang muslim . .. Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab I IPendahuluan Kata ~~ berarti mengajak Ire neraka, Kata mi pcrtama kali
disebutkan dalam Q.S.
Fithir (35): 6 Sesungguhnya syaithan itu musuhmu, maka perlakukanlah sebagai musuh.
Ia hanya mengajak golonganya agar menjadi penghuni-penghuni neraka. Selanjutnya
kata _,.~ mengajak ke surga (Dar ai- .s.t4m) sebagai pelaku-nya adalah Allah, Q.S Yunus
(10): 25 Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalaam. Ia memberi hidayah kepada siapa
saja yang Ia kehendaki ke jalan yang lurus. Kata _,.~ ada yang disebutkan untuk
mengajak ke aaka sekaligus ke surga.
Ke neraka bagi orang-orang musy- .. dan ke surga bagi orang mukmin. Hal itu dalam
Q.S al- llecprab (2): 221
.....~. .)~ /.)'~, .;ri!lj '~, •IJ• '1 _~_,'.~·"~CIU' I!j';Lll.~J tIJ,'lU-_: "'~·'''~IJ.It' _ •••
Mereka (orang-orang musyrik) itu mengajak ke neraka dan Allah mengajak ke surga
dan (mendapatkan) ampunan dengan seizin-Nya Kata _,...u
yang pelakunya adalah Kami (Allah) dalam .m menyeru atau memanggil orang-orang
yang melampaui PItlf Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 5
hatas karena merasa dirinya serba kecukupan ada dalam Q.S a1-~q (96): 17-18 Maka
suruhlah ia memanggil kawan-kawannya. Kami akan memanggil malakikat-malaikat
dalam neraka.
Adapun kata t~'I/Id'lI (berdoalah) pertama kali di- pakai dalam al-Qur'an dengan arti
memohon atau meminta, yaitu ketika kaum Nahi Musa untuk memohonkan hagi
mereka kepada Tuhan agar merreka terlepas dari azah. Hal itu dalam Q.S. al-A'rH (7):134
Dan ketika terjadi azab atas mereka, mereka berkata: Wahai Musal Berdo'alah untuk
kami kepada Tuhan-Mu demi [anji yang telah diberikanNya kepadamu, Sesungguhnya
jib kamu dapat menghilangkan azab itu dari pada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil bersamamu.
Kata t~' (lId'lI) herarti serulah atau ajaklah kepada agama yang pelalrunya adalah para
RasuL Hal ini terdapat dalam Q.S al-Syfua (42): 15 6 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab J J PendahuJvan Knma i\u senmb \mere\u), 'oer)a\an\ab \urus illja\an lillah,
sebagaimana diperintahkan kepadamu. Dan janganlah ikuti bawa nafsu mereka, akan
tetapi kata-kanlah: Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah. Dan aku
diperintahkan berlaku adil diantara kamu.
Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu .... Kata t~I(lid'll) berarti serulah orang musyrik itu
Rpada Tuhan yang pelakunya adalah Nabi Muhammad Saw.. ada dalam Q.S al-Qashash
(28): 87
Y'4J".!t; J'I,.t.,~...'J~IA .JI-~,.:J.,;I-,~. _j ~I ~ _ .; cUll u, l;I•~ _ ...~..,.....£.....-~~ _ '}/A
........ ........... . ~. .-~ _ ~~Y~I' _ 0"-,:i._."t:w.
Dan janganlah biarkan mereka menghalangimu (menyam- paikan ayat-ayat Allah,
sesudah diturunkan kepadamu, Serulah mereka kepada Tuhanmu.
Dan janganlah masuk golongan yang mempersekutukan Tuhan. Kata dakwah berbentuk
ism, yaitu "~-'"'~ (da'watlln), ber- ani seruan atau panggilan dan permohonan atau do'a.
Kata JOi pertama kali digunakan dalam al-Qur'an dengan arti seruan yang disertai
dengan jill mlltihJn' (tad~nani). Hal ini termaktub dalam Q.S
al-Mu'min (40): 43 Sudah pasti bahwa apa yang kalian seru aku kepadanya, tidak
memilik:i seruan di dunia maupun di akhirat ... Kata l-,",~berarti panggilan disertai
bentuk ji'il mMhi (Iia'd), dan kali ini panggilan akan terwujud karena Tuhan yang Prof.
Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 7
memanggil. Hal ini dapat kita temukan pada Q.S. al-RUm (30): 25, K.emudian, bila
kamu dipanggil-Nya dengan sekali panggil, tiba-tiba kamu pun keluar (dari kuburan).
Kata _"bj.1~ berarti do'a yang digunakan dalam bentuk
do'a kepada Tuhan dan Dia menjanjikan akan mengAbill.- kannya. Ini bisa kita lihat
dalam Q.S. al-Baqarah (02): 186, ... Aku mengAbUlkan do'a orang yang berdo'a bila ia
berdo'a kepada-Ku ... Uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam bentuk .ft 'il,
kata dakwah menurut al-Qur'an se1ain digunakan dalam arti mengajak kepada kebaikan
yang subyeknya adalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, juga terkadang dipakai dalam arti mengajak kepada kejelekan yang
subyeknya adalah syaitan, orang kafir, dan munafik.
Sementara dalam bentuk ism, kata itu berarti seruan dan permohonan. B. Hakekat
_Dakwah _ _ _Jika _ difabami _ dati penjelasan _ dalam pengertian _ _dakwah
sebelumnya, maka hakekat dakwah dapat dirinci hal- hal berikut ini: 8 Prof. Dr. H.
Budihardjo, MAg.
Bab I IPendahuluan L Dakwah sebagai jalan Ketawhidan Kata tawhid (~_,s) berasal dati
kata wahhada - ~- tawhidan mlljarrad ISIIlasinya dati wahada - yahidll- ~ berarti
sendirian, esa atau tunggaL 10Esa atau satu itu pd:a hakekatnya adalah sesuatu yang
tidak ada balasan sama .ali, kemudian berarti segala sesuatu yang ada, dan bisa ber- .a
satu termasuk bagian dari bilangan. Kata tersebut jika ~r.kan kepada Allah, berarti satu
yang tidak dapat dibagi. ~ diperbanyak. II Al-Jurjaru menjelaskan tawhid secara
etimologis berarti .ocmutuskan dan mengetahui bahwa sesuatu itu adalah esa».12 ~t
istilah para ahli ilmu hakikat atau tasawwuf, tawhid Iwpada Allah berarti "menyingkirkan
apapun yang tergambar dabm pikiran dan terbayang dalam fantasi mengenai Dzat
Tnhan. Tawhid terdiri dati riga unsur yaitu: L Mengenal rububiyyah atau
ke-Mahapenguasa-an Allah b. Mengakui ke-Mahaesa-an Allah c.
Mena6kan semua hal yang dipersamakan dengan Allah.13 Menurut Muhammad 'Abduh,
tawhid adalah: Keyaki- nan bahwa Allah Esa tanpa sekutu," 10 Ahmad bin Fans bin
Zakariya, op.at ,Juz VI, hlm. 90. II AI-lUghib aI-Ashfaharu, op. at, hlm. 857. 12 Ali AI
Jurj3ni, aI-Ta'rlfot , volume 1, (Beirut; Dar aI Kitab al-' _\nbi, 1405H.), hIm. 97.
13 Dengan demikian tawhid bukan berarti menjadikan Allah hanya satu sebab Dia
memang satu. Ini ditegaskan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ketika berbicars tentang
tawhid Lihat, Ahmad bin Hanbal, aI- t AgitJah, (Damask:us: Dar al-Qatibah, 1403 H.), hlm.
102. 14 Muhammad ~bduh, RisaJah TfIIII/JId, (T.Tp.: Dar aI Kiclb aI- ~bi, 1966), hIm. 5.
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
9
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Our'an Menurut Yahya Ibn Mu'idz,
dalam karya al-Baibip menyebutkan bahwa tawhld adalah: Tidak membayangb. apapun
kecuali meyakini bahwa Allah adalah Pemiliknw dipandang dari segi manapun.1S .
Hemat penulis, ketawhldan adalah adanya keyakin. atau kepercayaan bahwa Allah hanya
satu dan tiada satu pta yang dapat menyamai-Nya. Tawhld ada empat tingkat, yaitu: a.
Pengucapan dengan lisan lafadz Jjl ':II! .u! ':II b. Pembenaran makna lafadz tersebut
dengan hati (setelah pengucapan verbal) seperti tawhid kebanyakan orang Islam. c.
Penyaksian m.akna lafadz dengan metode k4-!J'I yakm melalui nur Allah hingga mampu
melihat semua hal meski masih dalam pluralitasnya sebagai sesuatu yang berasal hanya
dari Allah Yang Maha Esa dan Kuasa. d. Tidak melihat apapun yang berwujud ini kecuali
Yang Sam, yaitu Allah. Inilah penyaksian para siddiqtn.16 Menurut Sulaiman Ibn 'Abd
Allah Ibn Muhammad Ibn 'Abdul Wahhab, tawhid adalah: melepaskan diri dari pe-
nyembahan selain Allah dan menghadapkan hati serta meng- hamba pada Allah
semata,' 7 IS Abu Bah Ahmad Ibn al-Husain AI Baihaqi, Syi'b aI Imatt, volume 1, (BeirUt:
Dar al Kntub al-"TImiyah, 1410. H), hIm. 136.
16 Im2m al Ghazili, I~a' Ultmt ai-Din, volume 4, (BeirUt Dar al- Ma'rifah, tt), hIm. 245. 11
Sulaimin Ibn 'Abd Allah Ibn Muhammad Ibn 'Abd al-Wahhib, Syri Kimb TfI1II/JJd, (Riy3d:
Maktabah Riyid al-Haditsah, tt), hIm.112. 10 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab \ \ Penoahu\uan Pada prinsipnya, tawhid adalah keyakinan akan ada- Allah yang
Esa.
Hanya saja dalam literatur tasawwuf, wmioologi tawhid mengalami elaborasi sedemikian
rupa se- IiIgg2 mendekati 1I'abdah aI-S)"hia sebagAi puncllk kuruims ~ ~epeth konsep
al-Ghazali di atas. Baik al-Qur" in. maupun sunnah memanda.ng seluruh ~ dalam
6trahnya yang masih sud sebagai monoteis. Dmm sebuah dialog yang betlangsung
antata Allah dan manusia yang masih dalam wujud dzar,18 Allah meminta ke-
WEgaSanpengakuan mereka atas rububiyyah-Nya yang kemudi- an diiyakan oleh
manusia." Makna dialog ini, seperti yang dipahami Ibnu Katsir, adalah penanaman fitrah
tawhid oleh .\llah pada diri manusia" sebelum mereka terlahir ke muka bumi. Dengan
penanaman ini, semua manusia telah dibekali naluri untuk menyembah Allah.
Dan karena itu semua manusia pada dasamya bertawhid, meng-Esakan Tuhan. Namun
dalam perkembangannya, sebagian manusia gagal membina naluri paling asasi itu.21
Penyebab kegagalan 18 D~ adalah uta untuk menggambaIkan sesuatu yang amat kecil
bagai tanpa massa. Ia juga berarti sesuatu yang terlihat bagai butiran- butiran yang
mengambang dalam cahaya matahari yang menerobos jendela.
Lihat, Jamil al-Din Muhammad Muluam Ibn Maozhfu: op. at; jilid.4, hlm. 304. 19 Q.S, al-
A>ci.f(7): 172-173 20 Ibnu Katsir, op. at; Q.s. al-A'ci.f (7): 172 -173. 21 Al-Thabi Thabai
menyebut nalwi tawhid ioi dengao hitkgah jifhriyah yang kemudiao dikuatkao dengao
dakwah N abi, Kesesatan maousia bukaolah karena disesatkao Allah tapi keesatanoya
sendiri kareoa cintanya pada duoia dan oafsu serta perlawaoanoya pada kebenaran.
Tapi Allah meoimpali kesesatan (yang dipilihoya sendiri itu) deogao memutus rahmat
dan tauiiqNya. Inilah makoa penyesatao Allah yang se1aludidahului Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag. 11
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Qur'an ini karena manusia dibisiki
oleh Syaithan dan manusia yang jabat atau hawa oafsu. 22 Syaithan dan hawa oafsu
yang telah menguasai diri manusia akan mematikan segeoap kekuatan positif lainnya
termasuk naluri tawhid yang merupakan benteng pertahanan utama manusia dari
bisiskan jahatnya..
Dengan demikian setiap kemenangan bagi syaitan atau haW2 nafsu adalah kekalahan
bagi tawhid Penyimpangan yang tertjadi dalam kedua agama samawy sebelum Islam
seca.ra dominan disebabkan oleh faktor ini Dalam hal ini sesuai dengan Q.S. al-Qashash
(28): 87- 88 sebagai berikut ,,:/j ~; Jl t~~",!11 ~;f~l'lid ~I ~~I~ ~ ~"I~O! -Jj ~.'& lit ~
~14J1 ":/, -; I~ ''''I clul "t' jJ":/'. <:« ~&'t'l ~ ~ ~_t: U~J'" , _ ~ ~ --r.-'-'" Dan janganlah
biarkan mereka mengha1a.ng1mu (untuk menyampaikan) ayat-ayat Allah sesudah
diturunkan lee- padamu, dan jangan sekali-kali termasuk golongan orang- orang
musyrik.
Janganlah menyeru di samping Allah ada sembahan yang lain, tiada Tuhan se-lain Dia,
segala (yang ada) akan binasa kecuali wajah-Nya, kepunyaan-Nyalah segala ketentuan,
dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Dua ayat tersebut menunjukkan bahwa
berdakwah adalah mengajak ke-pada umat manusia agar tidak berbuat syirik atau
menyekutukan Allah Swt, sebab kalau masih ada kesesatan manusia sendiri. Muhammad
Husayn al-Thabi Thabi'i, op. at, jilid VIII, hlm.317 22 Q.s, al-Nis (114): 4 - 6. 12 Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Bab I IPendahuluan .-mbahan lain selain rna, berarti sama saja memiliki dua ~ atau
kepercayaan. Syirik dalam Islam dibagi menjadi dua, yaitu: L Syirik 54Zhim (besar), yaitu
ketetapan adanya persamaan kepada Allah, misalnya menyembah berhala. Dalam hal ini,
jika ada orang yang berbuat syirik yang besar, Allah tidak akan mengampuni
dosa-dosanya, 23 termasuk orang- orang yang sangat tersesatj" dan tidak akan masuk
surga.25 b. Syirik Shaghir (kecil), yaitu memelihara dari suatu perkara yang dirasakan
dari selain Allah.
Sebagai contoh perbuatan syirik keci1 adalah riya' dan 1IBlllafik.26 Dengan kata lain,
bahwasanya ayat di atas memberi pcnjelasan bahwa agar menyeru seluruh manusia
untuk bcribadah hanya kepada Allah semata, Dia tiada sekutu bagi- Sya. Hal ini sesuai
dengan Q.S al-Dzanyat (51): 56 Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya
untuk beribadah kepadaKu.
Kata ya'blidUni disini berarti beribadah kepada-Ku. Kata ibadah berakar kata dari 'abada
-ya'bll® - 'ibadatan, me- nurut bahasa berarti memperbudak, tunduk dan taat, mem- 21
Q.S. aI-Nisa' (4): 48. 24 Q.S. aI-Nisa' (4): 116. 25 Q.S. aI-Maidih (5): 72. 26 Al-lUghib
aI-Ashf,.hioi, up. cit, hlm. 452 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
13
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Our'an pertuhankan, dan
I1Illllasik.27 Para ulama' tidak sepakat dalam masalah arti ibadah ini, di antara mereka
misalnya Ibnu Taimiyah: Ibadah dasar maknanya adalah merendahkan diri, akan tetapi
ibadah yang diperintahkan mengandung makna merendahkan diri dan memberikan
makoa kecintaan.
Jadi ibadah itu mengandung makna merendahkan diri dan adanya kecintaan yang
mendalam kepada Allah Swt.28 Al- Wi,hidi bependapat bahwa ibadah bermakna
ketaatan dan merendahkan diri. Dengan demikian, menurut Muin Salim, al-Wi,hidi
mengisyaratkan bahwa ibadah itu adalah perbuatan manusia yang menunjukkan
ketaatan kepada aturan atau perintah dan pengakuan kerendahan dirinya di hadapan
yang memberi perintah." yaitu Allah Swt.
Sehubungan dengan hal tersebut Ibnu Taimiyah men- jelaskan bahwa bagi siapa saja
yang tunduk dan merendahkan diri kepada manusia disertai dengan kebencian, ia
bukan 'abid kepada manusia yang menjadi juragannya, begitu pula sese- orang yang
mencintai sesuatu tanpa ketaatan dan ketundukan kepada sesuatu itu, berarti ia juga
tidak tabid kepadanya.
Oleh karena itu, jika kita beribadah kepada Allah, maka yang paling dicintai, diagungi,
ditaati secara sempurna dari segala sesuatu adalah Allah Swt serta selalu merendahkan
diri kepada-Nya." 'I1 Ibn Manzlrut,Lisawal-.!4mJJ,Juz IY. (Kairo: aI-Dar al-Mishriyah, t.t.),
hlm, 258. 28 ~bdullah Muhammad Syahathah, Fiqh aJ-Ibadah, (Kairo: al- Hayyah
aI-Mishriyyah, 1985), hlm. 289 29 Abdul Muin Salim, op. at: hlm. 182.
30 ~bdullah Muhammad Syahathah, op. at., hIm. 269. 14 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan Dari. keterangan tersebut, dapat difahami bahwa iba- yang hakiki
ada dua hal, yaitu: Taat dan tunduk kepada apa yang disyari' atkan oleh Allah, ~ dibawa
oleh Rasul-Nya, baik perintah maupun Iaangan. Hal initercermin unsur ketaatan dan
ketundukan, brena tidak dapat disebut hamba yang taat dan tunduk, kalau tidak
meogikuti pe.rintah-Nya dan membangkang syari'at-Nya. IL Gnta kepada syari'at Allah
Swt.
yang dibawa oleh Rasul- Nya bersumber dari hati yang cinta kepada Allah Swt, karena
Dialah yang menciptakan manusia dengan sebaik- baik ciptaan, Dia memberi. kelebihan
dibanding dengan makhluk-makhluk lain. Dengan demikian, dapat difahami bahwa
mengajak manusia kepada ketawhid-an (Meng-Esakan Tuhan) pada laakekatnya untuk
memenuhi fittah manusia, karena manusia cfi1ahirkan di bumi ini telah membawa fittah
beragama, yaitu untuk beriman kepada Allah semata. Hal ini dapat dimengerti dengan
menelaah Q.S
aI-RUm (30): 30 sebagaimana berikut,
...~. _u,-u liJl),~ ~:-::1' Iclul;,jLi~-, ~." .::u.~J.'I~!..jd(j
Maka hadapkanlah wajahmu dengan mantap kepada agama menurut 6tnh yang telah
menciptakan fitrah itu kepada manusia. Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa
Allah menyuruh manusia untuk tetap pada pola penciptaan sebagai- mana Allah
menciptakannya, karena Allah menciptakan Prof.
Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 15
Dakwah dan Pengentasan Kemiskinan: Perspektif al-Ourer mereka deogan fittahnya itu
mengarah kepada kf>t1:nri ..... yang sesuai dengan aka! dan nalar yang benar, 31
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dakwah, salah satunya untuk me1uruskan dan
LllC:~I.DU_ serta mengajak kepada manusia agar mengikuti agama deogan
meninggalkan segala bentuk kemusyrikan.
Tawhld adalah tema paling sentral dari se1uruh an para Nabi dan Rasul. Allah
menghendaki umat mam.:a. meyakini keberadaanNya yang Esa dengan segala sifat- •.
yang sempuma agar menjadi satu-satunya fokus peny~ bahan, pengabdian dan
pensucian. Deegan tawhid ini u. nusia akan terus hidup mulia sebab ia akan terhindar
dm penuhanan sesama makhluk yang tak lepas dari segala k~ rangan dan cacat.
Jadi bertawhid adalah satu satunya cua untuk mencapai kemuliaan sejati manusia. Di
samping im, jika seluruh umat manusia meyakini dan mengaktualisasikan tawhid akan
tercipta kesatuan (llnity) kemanusiaan yang akan melahirkan egalitarianisme, Inilah
dakwah semua Nabi dan Rasul, misalnya Q.S. al-Anbiya' (21): 25
tif 'il- 43~1"i :ui d_.l ~ 4.j':~~ 'il~~J.) _' -:~ _,'j_l.l~~i: '~;i.!/)i lA- 4-"': eli
Dan tidaklah Kami utus seorang rasulpun sebelwnmu kecuali Kami wahyukan padanya
bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku. 31
Ahmad Musthafi al-Marighi, TafsiralMaraghi,Juz XXI, (Kairo: Musthafi al-Babi al-Halabi,
1963), him. 45-46. 16 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab I IPendahuluan 1. Dakwah Sosial Masyarakat Dakwah sosial masyarakat di sini yang
dimaksud sdalah ishIah dalam masyarakat. Kata ishlah dari ji'il ma~d bi haif wdhid ~ -~i
berakar kata dari huruf shad, Jam, dan ha' yang berarti lawan kata dari jasad,32 kata
jasad berarti keluamya sesuatu dari garis yang ditentukan," kata jOJidberarti orang yang
berbuat kerusakan," sehingga kata ~(sha"'ha) berarti masuknya sesuatu dari garis yang
ditentukan atau amal perbuatan yang sesuai dengan garis-garis yang ditentukan dan
tidak berbuat kerusakan.
Shalih adalah orang yang mengikuti peraturan-peraturan yang ditentukan dan tidak
membuat kerusakan. Kata ishlah berarti menjadikan masyarakat itu dapat diperbaiki
sehingga mau mengikuti peraturan-peraturan yang ditentukan dalam agama dan tidak
berbuat kerusakan, maka kata ashlaha dapat berarti memperbaiki, membenarkan,
mengoreksi, memperindah, membuat lebih bagus, menyatukan atau mendamaikan."
Hakekat dakwah ialah ishlah sesuai dengan Q.S al- Anill (8): 24 .~ 'J(t ~tl'_' I~IJ J"lt' "I J "II
J'I" jJ"'l '.:!~I' ~~ ~ ~~.3 .3~ ~!!rj HI ~ ~ WL ~II.:! u~J~","_'~.cJI:U~ i'..J.,J;!jj,,..)4't·I~"QW.
~ "~lql·~uI~'Iy' --Ij Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu 32 Ahmad bin Fans bin Zakariya, op. at;
III, hlm. 302. 33 Al-R.2ghib al-Ashfah3.ni, op. at; hlm. 636. 34 Ibcihim Anis, op. at., Juz II,
hlm. 572. 35 Ahmad Warson Munwir, op. dt., hlm. 843. Prof.
Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 17
yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
di- kumpulkan. Ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa .Allah menyuruh manusia
berperang untuk meninggikan kaJjmat Allah yang dapat membinasakan musuh serta
menghidupkan Islam dan muslimin, atau berarti Allah menyuruh kepada ma- nusia
untuk beriman'", berjihad, dan untuk segala yang ada hubungannya dengan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
r Untuk memperkuat ayat terse hut di atas ada dalam Q. S.1tli'~ (3):104 " .,o!.,. ;... ." I , • ,.
~ u_*.j ~bAl~ 0~~j ~I u_,1~ Ut ~j 0~!ti I ft.A !"11_,fj~I Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang fIIa'rKf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Setiap orag maklum bahwa pengetahuan yang djmjJjki seseorang tidak sama, ada yang
tinggi, ada yang sedang, ada yang rendah, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas
ke- mampuan seseorang kepada yang lebih baik agar pengetahuan l6 Kata iman adalah
bentuk. iJi1It mashdar dati kata kerja i111ImtIl yang berakar dari huruf hamZah, mim,
dan lUI" mengandung arti kejujuran, ketenangan hati, dan kepercayaan.
Ahmad bin Fans bin Zakariya, lop. at., hIm. 133. 37 Departemen Agma, op. aL, hIm. 284.
18 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan in} mam\otono. \c.aooqo D90oomo\on qon Doo~o()lIO_oG IDnl~".·
itu mendorong kepada. ~ dan. PeninW=bn. hwlitas amaL Dengan demikian orang yang
tabu dan tidak mesti tidak sama. Hal ini diperkuat oleh Q.S.
al-Zumar (39): 9 (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: «Adakah sarna
orang-orang yang mengetahui dengan orang-Ot"ang yang tidak mengetahui?»
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Kata &0 rf
mengandung dua kemungkinan makna. Pertama, kata am berfungsi sebagai yang
digunakan untuk bertanya.
Dengan demikian ayat ini bagaikan menyatakan: ''Apakah orang kafir yang mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, sama dengan percaya dan tekun beribadah?". Kedua, kata am
berfungsi memindahkan uraian ke uraian yang lain, mirip dengan kata bahkan, sehingga
bagaikan menyatakan: "Tidak usah mengancam mereka, tetapi tanyakanlab apakah
sama yang mengada-adakan sekutu bagi Allah dengan yang tekun beribadah?"38
Kalimat tersebut merupakan kalimat Retoris, yaitu kalimat tanya yang tidak
menghendaki jawaban, atau gaya 38 M Quraish Shihab, Tt(.rir aJ-Mishbah, PUfJ1I, IVJfJ1I
dan IVJ"asian aJ-QMra", Volume 12, Oakarta: Lentera Hati, 2002). hIm. 196. Prof. Dr.
H. Budihardjo, M.Ag. 19
bahasa penegasan yang menggunakan kalimat tanya. Dengan demikian tidak ada
jawaban yang berbeda atau dengan .kat2 lain orang ka£r yang mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah. pasti tidak sama dengan yang percaya dan tekun beribadahl.
Kembali ke ayat yang yang menjadi acuan. Kata yang perlu dijelaskan dalam ayat
tersebut adalah kata khair. Kata khair berakar dari huruf kM~ya: dan rd' berarti
cenderunng dan condong, lawan kata dari .rytm".
39 Maksud alkhair adalah sesuatu yang disenangi orang, 40 karena orang yang
memberikan sesuatu yang disenangi orang lain bagian dari perbuatan kebaikan.
Dakwah kepada masyarakat adalah beramal atau ber- juang untuk kebaikan masyarakat
merupakan misi da'i dalam hidupnya. Untuk itu kita cermati Q.S. al-Hajj (22): 77 - 78
,:~iIIJ~ll'!.k~,I ~I' I ~I' 1_~c·11 ~'I' ~.ill "ttL;
....~-:,?~'T-'r"~ ~"1'14'), ~~~.., I" _ .u',_~ug·p!~.,.,
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, su- paya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah
kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya .... Ayat tersebut
mengisyaratkan bahwa misi setiap dazi mempunyai riga cabang, pertama, ibadah yang
mewujudkan hubungan dengan Allah.
Kedua, berbuat kebaikan sebagai perwujudan hubungan sesama masyarakat. Ketiga,
jihad me- rupakan perwujudan hubungan dengan musuh Allah. l') Ahmad bin Faris bin
Zabriya, op. at., II, hIm. 232. 40 Al-R2ghib al-Ashfahini, op. at., hIm. 301. 20 Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan
ata latu latu _Berdasarkan ayat di atas maka setiap muslim sebagai @i mesti menjadi
anggota masyarakat yang berguna bagi ma- syarakatnya dimanapun mereka berada.
Ia mampu dan mau berbuat kebaikan, mengajak berbuat yang ma~ dan menjauhi yang
mllnkar, menghindati atau menjauhi dan melarang segala kejahatan, membantu fakir
miskin, mau menjenguk orang sakit, bertakziah kerumah keluarga yang ditinggal matt,
me- ngantarkan jenazah kemakam, memuliakan anak yatim dan lainnya yang
berhubungan dengan masyarakat.
Kata aI-ma~ merupakan isim lIIaJ'ul yang berasal dan 'araJa yang terdiri dati huruf 'ain,
ra' dan fa' sesuatu yang berturut-turut dan berhubungan antara satu sama lain," maka
dalam bahasa Indonesia, berarti mengetahui. A1-Ma~ yang dimaksudkan adalah semua
perbuatan yang diketahui kebaikannya, baik ditinjau dari aka! maupun syara', lawan
katanya adalah 1II11nkar yaitu sesuatu yang diingkari kebaikannya oleh aka! maupun
syara'.42 3.
Dakwah sebagai Amar Ma'rU/Nahi Munkar Sebagaimana disebutkan sebelumnya kata
ma ~ merupakan bentuk isim lIIaJ'Ul berarti. sesuatu yang berturut- rorut berhubungan
antara satu sama lain, maka berarti me- ngetahui. AJ-Ma~ yang dimaksudkan adalah
semua per- buatan yang diketahui kebaikannya, baik ditinjau dati aka! maupun syara',
lawan katanya adalah 1IIIInkar yaitu sesuatu yang diingkari kebaikannya oleh aka!
maupun syara'. 4. Ahmad bin Fans bin Zabriya, op. dt., Iv, hlm. 28.. 42 Al-Righib
al-Ashfahini, op. at; hIm. 561. :>rof. Dr.
H. Budihardjo. M.Ag. 21
Jadi amar ma'rU{ nahi munkar berarti mengajak pada perbuatan yang baik yang sudah
diketahui sesuai dengan aka! dan syara' dan melarang perbuatan yang sudah diketahui
pada perbuatan yang tidak baik yang diketahui menurut aka! dan syara', Amar 11Ia't#
lIam fl'lNlIkar ini dapat difahami dari Q.S.
Ali 'Imrin (3): 104 sebagaimana disebutkan sebelumnya dan diperkuat oleh Q.S. Ali
'Imn1n (3): 110 Kamu adalah umat yang terbaik yang djlabjrkan untuk manum,
menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah ....
Para 11I11jassir berbeda pendapat terhadap dua ayat dari surat Ali 'Imran ini, ketika
mereka memberi Tafsir ter- hadap IImmah dan khitab «kum'~ Pendapat tersebut dapat
di- kelompokkan menjadi dua: a. Hanya kepada nabi dan sahabatnya b. Seluruh umat
Islam hingga kiamat Kalau sasaran ayat tersebut hanya nabi dan sahabatnya, maka ayat
tersebut sudah tidak lagi berfungsi untuk kita saat ini dan waktu yang akan datang,
kecuali hanya sebagai catatan sejarah. Oleh karena itu ayat tersebut berarti umat Islam
sampai hari kiamat nanti.
Sekarang timbul pertanyaan akan kejelasan yang mengatakan "umat Islam" sebagai
khair 1I111111ah. Ketika ayat itu dialamatkan kepada Nabi dan sahabatnya 22 Prof. Dr.
H. Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan h ..u jelaslah bahwa rnereka sebagai khair 1I111111ab. Narnun
Iw::gsi., tioa waktu sesudahnya atau waktu sekarang? Dengan .,mikiao amar ma'rUE nahi
rnunkar dan iman kepada Allah ~ dan harus seJalu mdekat pula kepada umat Islam
sarnpai _kiamat.
Lalu apa yang dimaksud dengan ya'mll17llla (ta'mll17llla) . al'rNf 1IIt!JOnhalV1la
(tanhalV1la) 'an ai-fIIIInlem? Untuk menguraikan jawaban terhadap pertanyaan -. perlu
dijelaskan lebih dulu istilah 11Ia'rMf dan f11111Ikar. AI- "I1Iabari mengutip pendapat
Ibn 'Abbas yang menganggap '-hw2 11Ia'riIj benu::ti kesaksian bahwa tidak. ada Tuhan
selain AIah.
pengakuan terhadap apa yang telah diturunkan oleh AIah, berperang demi Allah dan
<tIll ')II 4.J1')I adalah 11Ia'rMf JIIIDg terbesar, sedangkan 11I11nkar adalah
pembohongan ter- ~ hal-hal tersebut; dan ini adalah 11I11nkar yang paling ticaL 43
Al-Thabari juga menjelaskan bahwa fIIa'raj adalah ~ sesuatu yang diketahui baik untuk
dikerjakan, bagus f-il) dan dianggap baik (mustab.san) bukan dianggap burok eh orang
yang beriman kepada Allah. Sedangkan taat ke- pda Allah disebut ma'rlij. Oleh karena
itu im.an kepada Allah eh orang yang beriman dianggap sebagai hal yang diketahui )
pekerjaannya dan merasa tidak membencinya.
Asal _ uta fllllnlear adalah segala sesuatu yang dibenci oleh AIah; Selanjutnya orang
yang berimao beranggapan jelek pe- -.rlaannya. Oleh karena itu, maksiyat kepada Allah
disebut 43 Al-Thabari, J-' aJ.~ ft TafrirAp al-Qlirmr. (Beirut Dar Ii-Karub al-1lmiyah,
t.t.),Juz V, hlm. 318 JItd Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 23
nnmlear, sebah orang yang beriman kepada Allah memhenci pengerjaannya dan
menganggap dosa terhadap pelakunya. ..
Al-Marighi memheri pengertian sebagai berikut: o~ ~I J ,JiAJI J ~I-"" ~J>Al1. Hal ini
berarti bahwa ia melibatkan secara tegas pada otoritas akal, ia te1ah mencoba
memberikan makna konsep fIIa'rlij dan flllI,,1ear tidak hanya mencakup muatan
keagamaan dalam pengertian sempit, namun juga meliputi konsep-konsep yang
mendasarkan pertimbangan akal, atau dengan kata lain akal (hal ini akan meliputi tradisi
dan budaya) juga mempunyai otoritas untuk ikut menentukan makna fIIIJ'rlij dan fllllnkar
itu.
Pendapat Al- Macighi ini tampak mempribumi, tidak hanya melangit dan menatap
langsung ke dalam kehidupan umat. . Muhammad al-Thahir bin 'Ashur memberi
pengertian bahwa fIIa'rlij adalah sesuatu yang diketahui kebaikannya. Istilah ini
merupakan majaz pada masalah yang bisa diterima dan diridhai. Sebab segala sesuatu
yang diketahui kebaikannya menjadi biasa, bisa diterima dan diridhai.
Maksudnya adalah hal-hal yang bisa diterima menurut pertimbangan akal dan
ketetapan Syari'ah, dengan kata lain fIIa'rlij adalah al-baqq (kebenaran) dan al-fllllnkar
adalah fIIajaz terhadap hal-hal yang tidak fIIakrllh (tidak disukai) harus ditolak. Hal-hal
yang ditolak (nllkr) asalnya adalah kebodohan (jahl); dati sinilah disebutnya hal-hal yang
tidak biasa untuk diterima (ghair aI-fIIollIj) dengan tidak diketahui dengan jelas. Maksud
dati flllI,,1eardi sini adalah kebatilan yang tidak disukai secara alami dan netral." +I Ibid.,
him.
392 45 Muhammad al-Thahir bin 'Ashur, Tt(sir al-Tahrir 1IIQ aI-Ttmlllir, 24 Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Dengan demikjan konsep lIIa'rNf selayaknya meliputi Rhailran menurut aka! dan
syari'ah, maksudnya di samping dati .iiikeagamaan, bisa juga meliputi konsep
keduniaan, termasuk sistem sosial, ekonomi, pendidikan, politik, ilmu pengetahuan clan
teknologi yang sekiranya baik dan berfaedah untuk manusia ci dunia yang dengan
kebaikan itu mempunyai akibat baik pula ci akhirat.
Selanjutnya konsep 1II1111karjuga meliputi konsep aka! yang tidak bisa lepas dati
kehidupan nyata di dunia. Oleh karena im kerusakan 1ingkungan, manipulasi, korupsi,
pencemaran, clan kezhaliman semuanya termasuk munkar. Syari'at membagi hal-hal
yang ma'ruf ada riga, yaitu: 1).
Fardhu atau wajib, yaitu sesuatu yang mendapat pahala jika dilaksanakan atau
dikerjakan dan mendapat hukuman jika tidak dilaksanakan atau tidak dikerjakan. 2).
Sunat, yaitu sesuatu yangmendapat pahala jika dilaksanakan atau dikerjakan dan tidak
mendapat hukuman jika tidak dilaksanakan atau tidak dikerjakan. 3). Mubah, yaitu
sesuatu yang tidak berpahala jika dilaksanakan atau dikerjakan dan tidak mendapat
hukuman jika dilaksa- nakan atau dikerjakan.
Perbuatan ma'ruf yang pertama, yaitu wajib, harus di- laksanakan bagi semua umat
Islam, dan syariat telah mem- berikan petunjuk-petunjuk yang je1as dan mengikat.
Perbuatan ma'rUf yang kedua, yaitu sunat, adalah kebajikan - kebajikan yang dalam
syariat supaya diperhatikan untuk dilaksanakan oleh masyarakat Islam. Sedangkan
perbuatan ma'ruf yang (funis: Maktabah Ibnu Taymiyah, t.t.),JUz ill, hIm. 40. Prof. Dr. H.
Budihardjo. M.Ag.
25
ketiga, yaitu mubah, adalah segala sesuatu yang secara tegas tidak dj)arang atau
diperintahkan. Dalam bidang yang ketiga inilah kita diberi kebebasan. Syari'at membagi
hal-hal yang munkar ada dua, yaitu: 1). Haram, adalah segala sesuatu yang mutlak
dilarang dan mendapat huluman jika dikerjakan, dan mendapat pahala jika dikerjakan.
2).
Makruh, yaitu segala sesuatu yang hanya tidak disenangi saja, sehingga tidak mendapat
hukuman jika dikerjakan, namun mendapat pahala jika tidak dikerjakan. Dengan
demikian hal yang haram wajib secara jelas dan tegas bagi umat Islam tanpa kecuali
untuk meninggalkan tau menjauhkan diri mereka dati segala sesuatu yang jelas
dinyatakan haram. c. Dasar aukum Dakwah Perintah untuk berdakwah dijelaskan antara
lain dalam: 1. Q.S al-Nahl (16): 125
~..:-.tfL"",'\!".',".)\'>.' j, a1;,Fe.it ~, ~',t~'I!'j, _a.k.jL,.,~' _~~ I.. ~.. J'•I t' ~I
.; .,.. .,. .,..; .".
~~t':"'" _ ."....'..u, .-.>..»..;.:' _ V' ~:' _ V4i ~~t'.:""'"... _~"~I _ ,. 0'~t.A "c",.
, 1~.YL ~~;
Seru1ah (mannsia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pe1ajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan can yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengeWmi tentmg siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan 26 Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 2 Q.S.
Ali'Imrin (3): 104 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dati yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. 3. Q.S. al-Maidah (5): 67 Hai Rasul,
sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang di- perintahkanitu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat- Nya.
Allah memelihata kamu dati (gangguan) manusia.
Se- sungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang- orang yang kafir.
Berdasarkan Q.S. al-Nahl (16): 125 dan Ali 'Imran (03): 104 yang menggunakan kata t~I
dan ~., yang menunjukkan ft'il amr atau shighat amar menunjukkan bahwa hukum
dakwah adalah wajib, Hal ini sesuai dengan kaidah Ushul Fiqh yang berbunyi; ",=,,~_,.1J
jA'il j ~'il (pada dasamya setiap perintah itu wajib). Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. 27
Dalam Hadits disebutkan sebagai beri.kut: II , II II ",t' , fI ~j ~i.'£ 4.01 ~ ~I u~j ~ jlJ ~ ~
~I "ie ....
~..JS' U~"A"'~ _'i' 'I.~r.. 1 .' ~, 1 »• ; • T ~...", _.' 1.-.,:.." 0 _,-'
r ».> _1j~!r"I'~~V'~, _...,G..' ~ _ y.t,,'~ ~ _1": ~
". .;illl";IY! ~,... aofj!i!'-i,;'I~'Q.7~1I1~;. 'Abel Allah bin 'Amr berkata, bersabda Rasulullah
Saw..:
"Sampaikanlah dariku (Muhammad) walaupun satu ayat, dan ceriterakanlah tentang
Bani Israil. Hal itu tidak berdosa, Barang siapa berbuat bohong dengan
mengatasnakmakan di.riku dengan sengaja, maka hendaknya menempatkan dirinya di
neraka." tl , tl .. ",t' • .,. J, ~j ~!I£ 4.01~ ~I u~j ,-,. ~ ;"...(?.;~I ~ jlJ .... ~t;J..j :.L; ~..~ ~t ~~
o~ ~..1.;,~i!;>' S:;~ ~k~- ~i'~,c:J e,
tv. ·l.4.a"l11 '., -. i~~~' _ .:.L; ~..~ ~t ! Il.
4.) -, ~ , ~,; ; c:-;:--= ~ ur' Berkata Abu Sa'id al-khudri '" aku mendengar Rasulullah Saw..
bersabda: "Barang siapa diantara kamu sekalian melihat kemungkaran, hendaklah
dirubah dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya, jika tidak mampu
dengan hatinya, hal itu yang paling lemah imannya." Hadits pertama tersebut
merupakan ji'il amar atau sighat amar juga, sehingga memperkuat bahwa hukum
dakwah 46 ~bd al-Shamad al-Tamimi al-Samarqandi al-Dirimi, SII1Ia1I aI- DOrimi,
(Mal2ysi2: Sakhr, 1997), no. 541. (I ~bd ADih bin Ahmad bin Hanbal, MII.mI1II AllMad bi"
HtI1Ibal, (Malaysia: Sakhr, 1997), no. 11090. 28 Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan .wah wajib. Jadi, Hadits tersebut sebagai b'!Jfl1l ta'Jejd48 Dalam
Hadits kedua juga adaji'il amrdengan kata b~, sehingga llleDunjukkan bahwa dakwah
hukumnya adalah wajib. Imim al-Ghazali betpendapat bahwa dakwah me- rupakan
kewajiban. sebab dalam Q.S
Ali 'Inuin (03): 104 tasebut dijelaskan bahwa kebahagiaan manusia terkait dengan
pclaksanaan amar ma'ruf nahi munkar. 49 Para ulama setuju bahwa hukum dakwah
adalah wajib, namun mereka tidak sepakat wajibnya itu masuk dalam wajib (fardhu) 'ain
atau wajib (fardhu) leifayah. Sebagian me- IIi1ai bahwa hukum dakwah itu berstatus
sebagai fardhu Jaftiyah, sedangkan yang lain berpendapat sebagai fardhu 'ain.
Tampaknya perbedaan itu timbul disebabkan terjadinya per- bedaao penafsiran mereka
mengenai makna kalimat minkum dan IImmat yang terdapat dalam ayat sebelumnya.
Golongan pertama mengatakan dakwah hukumnya &rdhu leifayah. Mereka itu, seperti
Jalal al-Din al-Suyuthi, al- Zamakhsyari, al-Qurthubi, dan al-Ghazaly, Isma'il Haqqy,
berpendapat bahwa kalimat minkum dalam Q. S.
Ali 'Imran (03): 104 itu menunjukkan makna un!, :ilt (untuk sebagian), maka kata IIf1Imat
berarti thaifah (golongan) sehingga makna .a Hadits, pada hakekatnya beIfungsi sebagai
b'!Y,z" /a'!eid dan .._,. Tt(sir. ~ /a'!eid adalah menetapkan dan memperlruat hukum-
Iwkum yang telah ditentukan dalam al-Qur'an, Sedang Btg,z" Tt(.riradalah manberikan
penjelasaan dan perincian terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang masih 1JItIjmaJ,
memberikan kvfYid yang masih 1II11tl4q.
~ Jamil al-Din al-Qisimi, MIiJizat al-MII'mittitI mill IJga' UIMm al- Via, terj. Mob. Abdai
Rothmy, Billlbillgtm UIlIllIe MmMfHzi Tilll,leat MIl '",;11, Jiid I, (Bandung: Diponegoro,
1975), hIm. 447-448. Prof. Dr. H. Budihardjo, MAg. 29
ayat itu seolah berbunyi: ~I _,~J>Al.4 jA"ii _, o_,...u4 r~ ofi.,u ~~ ~ ~_, .foll~ Mereka
berpendapat demikian karena melihat bah- wa yang wajib berdakwah hanyalah
orang-orang yang me- miliki keahljan dalam masalah agama dan menghayati serta
mengamalkan apa yang didakwahkan itu, sedangkan kenyata- annya tidak semua orang
Islam demikian ha1nya.
Untuk itu, mereka berkesimpulan bahwa yang wajib berdakwah hanyalah golongan
tertentu saja (u1ama». Dengan begitu, apabila para ulamai (sebagai dei) telah
melaksanakan dakwah maka tuntutan berdakwah kepada semua orang Islam sudah
lepas (tidak dikenakan kewajiban berdakwah lagt).50 Al-Zamakhsyari memperkuat
pendapat di atas dengan ! mengatakan bahwa seorang da'i selain harus ahli dalam
bidang agama termaSllk oahu perkembangan berbagai pendapat dari bebenpa
madzMb yang ada, juga hams memahami cara dan strategi pelaks:anun dakwah. SI
Isma'i1 Haqqi berpendapat bahwa dakwah sama dengan jihad.
Jihad tidak semua orang dituntut untuk melak- sanakaanya, \ecna6 bagi orang-orang
yang mempunyai ke- mampuan tIDIUk JIll. 5: Bcarti ia berpendapat bahwa kewajiban liC
_~ "ad .."s al-~ ap. at,juz. Iv, hIm. 22 it "'a ecf t.. 'l:'mar al-Zamakbsyarl, Tafsiral-Kary4f,
(Mesir: 'lsi al-Bibi --BaMbi .. ~ t.t.),juz I, him. 425 s: I.-.i'i l:Ppp.. TtjsiT BMb flI-'&tpI, (BeirUt
Dar al-Fikr, t.t.), juz n, him. --4- 30 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan .< dakwah termasuk fardhu leijayah.
Jalal al-Din aI-Suyuthi, aI-Zamakhsyari, aI-Qurthuby, aI-Ghazaly, Isma'il Haqqi
merupakan para ulama' yang berpendapat bahwa dakwah hukumnya fardhu lei/ayah,
yaitu wajib dilaksanakan oleh orang-orang tertentu dari umat Islam yang
memangmempunyai keahlian agama dan ada kesempatan serta kemampuan untuk itu.
Golongan kedua berpendapat bahwa hukum dakwah adalah wajib 'am, yang
berpendapat seperti ini antara lain Muhammad ~bduh dan Al-Razi.
Muhammad ~bduh berpendapat bahwa kalimat yang berbunyi ~.., dalam Q.S. Ali 'lmcin
(3/89): 104 sebagai- mana telah disebutkan di atas merupakan perintaah wajib secara
mutlak tanpa ada syarat yang mengikat, dan kata UA dalam kalimat ~ dalam ayat
tersebut menunjukkan u4+ll dan bukan uO!.:i1t seperti pendapat golongan pertama. Ke-
mudian kata a..o iyang dimaksud adalah seluruh umat manusia.
Jadi ayat tersebut maksudnya adalah: Dengan demikian, per:intah itu bersifat umum dan
menunjukkan kepada yang umum pula. Ia memberi alasan, semua Muslim wajib
mengetahui agamanya dengan baik dan sempuma, termasuk hukum-hukum dan
per:intah-per:intah- Nya serta mampu membedakan antara yang makruf dan 53
MIlh;ammad lWyid Ridhi. TaJsir ai-Qtlr'att ai-Hakim, (Beinit: Dar al-Ma'rifah, t.t.),juz rv,
him. 26 -27. Prof. Dr. H. Budihardjo. M.Ag.
31
munkar. Vmat Islam sama sekali tidak boleh lalai dan ruu-h.l yang diwajibkan dan
diharamkan oleh agama kepadanya, mab melakukan amar makruf nahi munkar
merupakan kewajiban bagi seluruh umat manusia yang beragama Islam. S4 Al-Razi juga
berpendapat bahwa kata ~ dalam Q.5 Ali'Imcin (03): 104 itu u~ dan bukan u"l' lilt,
pendapat itu dapat diperkuat dengan Q.S
Ali 'Imrin (03): 11 0 dijelas~ ..·~tJ 4u"~., 'yj Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilabirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah ..... Penjelasan Q.S. al-Maidah (5): 67 bahwasanya
Allah Swt.
mengingatkan pada Rasul agar menyampaikan ajaran agama kepada Ahl aI-J(jttJb tanpa
menghiraukan krtitik dan ancaman, apalagi teguran-teguran oleh ayat-ayat sebelumnya
yang hams disampaikan Rasul itu merupakan teguran yang keras. Ayat tersebut turon,
dijelaskan dalam suatu riwayat dikemukakao bahwa Rasulullah Saw.. Pernah bersabda:
"Se- sungguhnya Allah telah mengutusku dengan risaIah kerasu- lan.
Hal tersebut menyesakkan dadaku karena aku tahu bahwa orang-orang akan
mendustakan risalahku. Allah memerintah- kan kepadaku untuk menyampaikannya,
kalau tidak Allah akan menyiksaku." 54 lbid.,Juz Iv, h1m. 27. 55 Qamuruddin Shaleh dkk.,
AsbAbfuI Nuzul, Latar Belakang 32 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab \ \ Pendahu\uan ;.Jl Keteraogan di alas menunjukkan bahwa Rasul harus
menyampaikan amanat-Nya tanpa takut dan ragu, sebab Allah akan seIalu menjaga dan
memelihara kepada Rasul.
Sebagaian para ulama menjadikan ayat ini sebagai salah satu mukjizat al-Qur'in dengan
alasan keterbuktian kebenaran jaminan pemeliharaan itu, kendati orang-orang musyrik
atau Ahl aJ-Kitdb melakukan berbagai upaya untuk membunuh Rasulullah, M. Quraish
Shihab, hal tersebut belum dapat dinilai sebagai salah satu mukjizat, walaupun jaminan
ini terbutki kebenarannya, dan sekaligus menunjukkan kebenaran infor- masi al-Qur'in,
namun hal itu belum dapat dinilai sebagai salah satu mukjizat Hal ini disebabkan unsur
tantangan untuk melakukan hal serupa yang menyertai sesuatu yang dinamai mukjizat
tidak ditemukan disini, dan keterbuktian tersebut barn terjadai setelah beliau wafat.S6
Terlepas mukjizat atau tidak yang jelas Rasulullah wajib menyampaikan dakwahnya
kepada masyarakat. Kembali kepada hukum berdakwah.
Dari dua kelom- pok pendapat tersebut, yaitu ada yang berpendapat wajib kif4Yah dan
ada yang berpendapat wajib 'ain, penulis cenderung bahwa dakwah hukumnya wajib
'ain, dalam arti setiap orang muslim wajib melakukan dakwah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, misalnya bisanya baru menyampaikan atau Historis Turunnya
Ayat-ayat Al-Quraa, (Bandung: Diponegoro, 1993), him. 189. 56 M. Quraish Shihab, Taftir
al-Mirhbah ... op. at; volume3, him. 141 Prof. Dr. H. Budihardjo. M.Ag.
33
mengajari membaca Al-Qur'in, mestinya ia mengajarba membaca al-Qur'in tersebut
walaupun mulai dari hurai hijaiyyah. Pendapat penulis ini diperkuat dengan Hadits yq
disebutkan sebelumnya bahwa Nabi pemah memberitahukaa kepada para sahabatnya
agar menyampaikan ajaran daD Nabi Muhammad Saw. walaupun hanya satu ayat Hal
im menunjukkan bahwa betapapun sedikitnya kemampuaa seorang muslim, wajib
menyampaikan kepada orang lain yq belum mengerti.
Namun, penulis setuju agar dakwah tetap ada kelompok khusus yang me-nanganinya
secara baik dan khusus. Untuk itu Muhammad 'Abduh dan Rasyid Ridha membagi tug2S
dakwah menjadi dua kategori, yaitu: 1. Dakwah Khusus, yaitu dikhususkan kepada
masya.ralw umum. Hal inilah yang harus dilaksanakan oleh orang- orang tertentu yang
mengetahui secara baik dari berbagai rahasia dan hikmah agama serta ilmu-ilmu
lainnya, Kategori ini sesuai dengan Q.S. al-Tawbah (9): 122 Tidak sepatutnya bagi
orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap- tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
mem- perdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya rnereka itu dapat
menjaga dirinya. 34 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag..
Bab I IPendahuluan Ayat tersebut menunjukkan bahwa diantara umat Islam ada yang
betul profesional di bidang agamanya, tidak menunjukkan bahwa dakwah itu wajib
kifdyah.
Kelompok umat yang profesional itulah yang bertugas melaksanakan dakwah secara
massal demi tegak dan tersiarnya agama Islam di mayarakat. 2. Dakwah Umum, yaitu
dakwah yang ditujukan kepada pribadi, rumah tangga, dan kelompok tertentu dalam
masyarakat, sehingga setiap individu wajib mengambil peranan sebagai da'i.
57 Dalam dakwah secara umum ini tidak dituntut per- syaratan keahlian keagamaan
yang profesional, namun sesuai dengan kemampuan mereka, walaupun perlu ada- nya
penningkatana pengetahuan agama mereka. Dalamkaitanini,MnhammadAbuZahrah
berpendapat bahwa tugas dakwah yang diemban oleh Rasulullah Saw.. Memang
dilaksanakan sedara pribadi dan berjama'ah. Hal ini tampak, ketika Rasulullah mengutus
para sahabat untuk mengembangkan risalah beliau ke daerah-daerah tertentu.
Kemudian dilanjutkan pada masa sahabat dan tabi'in-tabi'in, serta dilakukan oleh
pribadi-pribadi, melalui pendekatan keluarga, tetangga, dan sanak famili, baik hal ini
dilakukan oleh Nabi sendiri, para sahabat, dan sesudah itu dilakukan oleh para ulama.
Akhimya dakwah tersiar dengan cepat di kalangan masyarakat. 58 S7IbitJ, Juz rv, hIm.
28. sa Muhammad Abu Zahrah. ai-Da'wah i/a ai-Islam, (f.tp.: Dar al- Fikr, tt). hIm. 20 Prof.
Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
35
Hal tersebut di atas, sesuai dengan fakta sejarah, di mana para sahabat dan tabi'in,
ai-millie, dan ai-II111aT'ajuga me- laksanakannya, Hal ini menunjukkan atau
memperkuat bahwa dakwah merupakan kewajiban bagi stiap muslim, sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Untuk mempertegas bahwa penulis lebih cenderung pada
dakwah adalah wajib cain adalah Hadits sebagai berikut ,·,.i:: 0f:W1 ~~~ _;i _,s:ftl ~
0~:.iJj~J~4 &~W,...
'_~'1';7;41~'1:"~'·:;"!': ~ Y. _ ..J'\:I 4U~..u _ru ~ _ 1~"11.A:;._f !.~t~t~
. .. Hendaknya kamu sekalian mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,
(jika tidak) Allah akan menjadikan orang-orang jahat diantara kamu sekalian untuk
menguasaimu. Kemudian kamu sekalian berdo-a, maka dox itu tidak akan diterima.
Dengan demikian, sangat tidak tepatlah jika dikatakan bahwa dakwah adalah wajib
kitayah, sebab jika dakwah itu hanya wajib kitayah, dikhawat:U:kan adanya dakwah akan
terjadi kemandegan atau masyarakat muslim secara umum kurang memiliki tanggung
jawab dalam pengembangan dan penyiaran Islam. D. Materi dan Tujuan Dakwah Materi
dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang tercakup dalam Al-Qur'in dan Sunnah Rasul
yang meliputi
2095 ..
_59 Al-Turmudzi, SII1IlIII aJ-T~, (Malaysia: Shakr, 1997), no.
36 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab I IPendahuluan riga prinsip pokok; aqidah, akhlaq, dan hukum-hukum yang biasa
disebut dengan "syari'at Islam". Walaupun pengertian syari' at Islam itu sendiri biasa
dikacaukan dengan pengertian 6qih atau hukum Islam. Dalam hal ini menurut
Muhammad Ali al-Sayis, kata .ryari'at berarti jalan lurus.
Kemudian arti ini dijabarkan menjadi hukum-hukum syara' mengenai perbuatan
manusia, yang diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur'in dan Hadits N abi yang sahih. Dengan
begitu, syari' at meliputi selain hukum cabang (berkaitan dengan perilaku), juga hukum
pokok (berkaitan dengan kepercayaan). Bahkan syari'at biasa juga disebut agama (ai-Din
atau almillalJ.
Sementara 6qih, menurut ~bdul Wahab Khallaf adalah pengetahuan tentang hukum
syara' mengenai perbuatan manusia atau kumpulan hukum syara' yang diperoleh dari
dalil-dalil yang terinci. Dalam hal ini, Al-Jurjiniy mengatakan, 6kih adalah usaha yang
dihasilkan oleh pikiran atau ijtihad melalui analisis dan perenungan. Untuk itu, syari'at
Islam, menurut al-Zahabiy, meliputi hukum-hukum I'tiqadiyat dan 'ama#yJt.
Jadi, ruang lingkup syari'at lebih luas dari 6qih, sebab syari'at meliputi aqiddah, ibadah,
dan mu'amalah. Maka 6qih merupakan salah satu bagian dari syari' at secara umum.
Namun perlu digarisbawahi bahwa pada masa awal perkembangan Islam, 6qih identik
dengan syari'at; yakni mencalrup semua aspek dalam Islam.
Semua konsep pokok yang merupakan syari'at Islam itu merupakan ajaran yang
diwahyukan Allah untuk disampai- Un (didakwahkan) kepada seluruh umat manusia.
Syari'at Islam itu dijabarkan dalam beberapa komponen sesuai bidang Prof. Dr. H.
Budihardjo, M.Ag. 37
garapannya, yaitu selain dati riga prinsip pokok tersebut juga termasuk, seperti
ukhuwah, pendidikan, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan kemasyarakatan.
Dengan demikian, materi. dakwah meliputi seluruh ajaran Islam dengan segala
aspeknya, dan hal ini dijiwai dengan keberadaan Rasulullah Saw.. Sebagai pembawa
rahmat di alam ini sesuai dengan Q.S. al-Anbiya' (21): 107, , • If ~f .,
~-lL, U~' _'.),~1al:il;.,!·)II!jA'
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmar" bagi semesta
alam.
61 Dalam kaitan ini, Musthafi al-Macighi mengatakan, ayat di atas mengandung prinsip
bahwa Tuhan tiada mengutus seorang Rasul-Nya dengan membawa agama yang
lengkap dengan metode-metode penjabarannya dari syari'at serta 60 Kata rahmat ini
dalam bahasa Arab berakar dari kata rahtmt yang berarri petanakan atau kandungan.
Apabila disebut kata "rahim", maka yang terlintas di dalam benak adalah "ibu dan anak",
dan ketika itu dapat terbayang betapa besar kasib sayang yang dicurahkan ibu kepada
anaknya. M Quraish Shihab, T'!1m aJ-QNr'a" ai-Karim: Tafm a/tJf SIlrat-1IIrtII Pt1ltiek
BmJasarka1tllrlltan TllrllfI".JO W~, (Bandung: Pustaka al-Hidayah, 1997), hlm. 13.
Al-Raghib al-Ashfaharu menjelaskan bahwa kata tersebut berarri kedekatan.
Kata rahmah berarri menaruh belas kasih dengan menClWlbkan kebaikan kepada yang
dikasihi. Al-Raghib al-Ashfah3ni, op. at,hlm.347. . 61 Kata uY,WJ dalam arti bahasa
Indonesia «untuk seluruh aIam. ini yang dimaksud adalah se-mua makhluk Allah Swt.
termasuk alam manusia, alam jin, alam malaikat, alain hewan, dan lain-lain sebagainya.
Jalil al-Din Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalil al-Din Bad al- Rahman bin Abi
Bakr al-Suyuthi, Tafm Jalalaill, (BeirUt Dar al-Ma'arif, tt), hIm. 2 38 Prof. Dr. H. Budihardjo,
M.Ag.
Bab IIPendahuluan ~ hukum-hukum yang berhubungan dengan kebahagiaan dunia
akhirat, melainkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia se1uruhnya mengenai
urusan kehidupan dunia dan tempat kembalinya (akhirat).62 Perintah terhadap Rasul
untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia, seperti ditegaskan
Allah dalam Q.S
al-Miidah (5): 67, Hai Rasul, sampaikanlah apa yang eli turunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak. kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak.
menyampaikan amanat-Nya ... Sementara itu, kalau dilihat materi dakwah yang sangat
las (me1iputi seluruh ajaran Islam) dan harus disampaikan kepada umat manusia yang
terdiri dati berbagai conk ragam kehidupannya, maka diperlukan suatu metode
pemilihan materi dakwah yang tepat sesuai dengan situasi objeknya.
Dengan begitu, materi dakwah tentunya tidak bisa dilepaskan dati kondisi umat yang
majemuk, begitu juga tingkat intele- gensia, status sosial, tingkat umur, dan jenis
kelamin serta sifat arena yang dihadapi. Kesemuanya itu perlu disesuaikan dengan
materi dakwah yang disampaikan sehingga dakwah dapat berdaya guna dan berhasil
guna. 63 62 Ahmad Musthafi al-Macighi, op.
at.,Juz xvn, him. 78. 63 M Syafa'at Habib, BIIA:Ii PedD11IQIIDaIeIvah, Oakarta: Wijaya,
1982), him. 94-98. Prof. Dr. H. Budihardjo, MAg. 39
Adapun tujuan dakwah, tampaknya terkait dengan materi dakwah itu sendiri. Ini
dipahami dengan mengacu pacta Q.S. Yusuf (12): 108 _ _ A ~_~. ,
4~l)'-:Iu::~J"~ _.~~-, _(·J"AtiJlb~~u-~~ 1~4l)' _'~I.L,:- ..o.lAji "P;~~ ~<:«-r~-~('-)tJ;'! lif
lA~'
Katakanlah: «Inilah jalan (agama) k:u, aku dan orang-orang yang mengilrutiku
mengajak (kamu) kepacla Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan ak:u
tiada termasuk orang-orang yang musyrik», Menurut Ismail Haqqi, kalimat ~ oJ.A
Ji dalam ayat ini berarti berdakwah kepada keimanan dan ketawhidan, dan itulah yang
menurut Nabi Saw.Merupakan jalannya, maka orang yang mengilrutinya tentu
orang-orang yang berdakwah kepada keimanan dan ketawh1dan itu.64 Dengan begitu,
dapat dipahami bahwa Nabi Saw, dengan tegas menandaskan tempat tegaknya yaitu di
jalan Allah dengan menjadikan ajaran Islam itu sendiri, yang ber- tujuan agar umat
manusia mau berjalan di jalan Allah dengan menjadikan ajaran-ajaran Islam itu sebagai
jalan hidupnya. E. Subyek dan Obyek Dakwah 1.
Subyek Dakwah Subyek dakwah yang dimaksud adalah yang melakukan dakwah kepada
seluruh umat agar menyembah kepada Allah 64 Ismi'i1 Haqqi, op. rit., Juz Iv, hlm. 330.
40 Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Bab IIPendahuluan Swt. atau dengan kata lain agar melaksana-kan ajaran-ajaran agama
(Islam). Untuk menjelaskan subyek. dakwah ini perlu dikemu- kakan ayat-ayat yang
berhubungan dengannya antara lain adalah: a. Q.S.
aI-Nnf (J): 11 Sesungguhnya Kami telah mengutus Nub kepada kaumnya lalu ia berkata:
''Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali- kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab
hari yang besar (kiamat). b. Q.S. aI-Nnf (J): 73 ~I ~ !.<-I Lo tul I ~I . -:.\.,;tl,j ~I.;.o • , ~f:) ,
~ il- !j. lA ' .ll1:ilr; ._~ .uslUu o..lA ~' ~ ~ ~r;l> ~ b'·-: t , , , , t ' • ,'" f~' I-=-!.
~ - *~ ~ IJ, qoJ ~ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka,
Shaleh. Ia berkata. «Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuban bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta
betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu
akan ditimpa siksaan yang pedih.» Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://www.slideshare.net/KonservasiBeduatekae/undang-undang-hak-cipta-nomor-28
-tahun-2014
<1% -
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/asuransi/surat-edaran-ojk/Documents/SAL
%20-%20Lampiran%20IV%20-%20KBM.pdf
<1% -
https://asa-keadilan.blogspot.com/2014/12/sekilas-lintas-tindak-pidana-bidang-hak.ht
ml
<1% -
http://eprints.unlam.ac.id/1867/1/2.%20%20Prosiding%20Perubahan%20pengg...%20Ko
mhindo.pdf
<1% - https://addie120212.blogspot.com/2013/
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/7696/1/122111074.pdf
<1% - https://issuu.com/inilahkoran2/docs/30_mei_14
<1% - https://www.scribd.com/document/383948156/Tafsir-Al-Mishbah-Jilid-1
<1% - https://yazidan99.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://www.slideshare.net/MuhsinHariyanto/kajian-tentang-filsafat-dakwah-islam
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/2564/3/071211012_Bab2.pdf
<1% -
https://kabarwashliyah.com/2013/03/21/perkawinan-beda-agama-sama-dengan-kumpu
l-kebo/
<1% -
https://zilfaroni-putratanjung.blogspot.com/2012/11/dakwah-dalam-perspektif-al-quran
.html
<1% -
https://muslim.or.id/27662-hak-allah-taala-yang-wajib-dipenuhi-seluruh-hamba.html
<1% - http://id.noblequran.org/quran/surah-ali-imran/
<1% -
https://saliha.id/oase/article/12004280218-200316-5-cara-memberi-nasihat-yang-baik-
menurut-rasulullah
<1% -
https://www.academia.edu/24919004/IBADAH_DALAM_ISLAM_MAKALAH_KELOMPOK
<1% -
https://sofiswa.blogspot.com/2011/12/prinsip-prinsip-berdakwah-bagi-umat.html
<1% -
https://obedjustin.blogspot.com/2013/02/tahapan-tahapan-mendekatkan-diri-kepada.h
tml
<1% - https://nurhibatullah.blogspot.com/2014/05/kemampuan-berpikir.html
<1% - http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5137/1/Mucharor%2011110193.pdf
<1% -
https://kudus84islam.blogspot.com/2017/02/takutlah-azab-yang-tidak-hanya-menimpa.
html
<1% -
https://id.123dok.com/document/zx5e64wq-pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti
-kelas-xi.html
<1% -
https://id-id.facebook.com/notes/zulfikar-hanafiah/orang-orang-yang-beruntung-dan-o
rang-orang-yang-merugi-menurut-al-quran/805916622773088
<1% - http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-FIQH.pdf
<1% -
https://makalahpaimu.blogspot.com/2017/04/makalah-tafsir-az-zumar-ayat-9.html
<1% -
https://ayudarakharisma.blogspot.com/2015/01/tafsir-ayat-ayat-tentang-ilmu.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/377877506/Pergilah-Ke-Jalan-Islam-Ustad-Husni-Ad
ham-Jarror
<1% -
https://www.pelajaran.co.id/2017/11/pengertian-hukum-waktu-tata-cara-manfaat-dan-
dalil-khitan.html
<1% - https://inspirilo.com/kata-kata-gaul/
<1% -
http://perpus.iainsalatiga.ac.id/resultDocDig.php?keyword=0&rd=2&by=&p=10&limitst
art=20
<1% - https://id.123dok.com/document/ynx8odjq-tafsir-ayat-ayat-al-quran.html
<1% - https://dispendiksurabaya.files.wordpress.com/2017/08/modul-sosiologi-final.doc
<1% - https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-125
<1% -
https://zadandunia.blogspot.com/2013/10/nabi-ibrahim-dan-ismail-dan-ghadir-khum.ht
ml
<1% - http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-al-kahfi-ayat-1-5.html
<1% - https://slideplayer.info/slide/1894271/
<1% - https://ashakimppa.blogspot.com/2012/09/terjemah-kitab-as-syama-il_6336.html
<1% - https://gekoprasetyo.blogspot.com/
<1% -
https://id.scribd.com/doc/147428521/Tragedi-Karbala-Dan-Menjawab-Pelbagai-Keragu
an-Tentangnya
<1% -
https://ghufron-dimyati.blogspot.com/2016/11/tt1-b-11a-metode-tabligh-qs-al-maidah
-67.html
<1% - https://c3r1t4-ku.blogspot.com/2012/07/
<1% - https://anggaz.wordpress.com/2013/
<1% - https://mubarok-institute.blogspot.com/2009/04/
<1% -
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/843/SKRIPSI.docx?sequence=
5
<1% - https://rahimarsyad.blogspot.com/2009_04_05_archive.html
<1% - https://farhabasri.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
<1% - https://warkoplalar.blogspot.com/2011/04/tarjamah-tafsir-jalalain-surat-al.html
<1% -
https://sichesse.blogspot.com/2012/04/makalah-sumber-ajaran-islam-al-quran.html?m
=1
<1% -
https://www.kompasiana.com/teguh_prasettiyo/kewajiban-mengajar_5510b4b38133115
73bbc6c05
<1% -
https://bioearthworm.wordpress.com/assalamualaikum-_/al-quran-sains/kandungan-aya
t-sains-juz-8/
<1% -
https://fidiaayesha.blogspot.com/2015/03/bangsa-arab-sebelum-dan-sesudah-memelu
k.html
<1% -
https://www.academia.edu/34762374/PENDIDIKAN_AKHLAK_DALAM_AL-QURAN_Telaa
h_Surat_Luqman_Ayat_12-19_SKRIPSI