9
PLAGIARISME DAN KEJUJURAN DALAM PENELITIAN Untuk melaksanakan suatu cita cita menjadi tindakan yang direalisasikan pada kelompok masyarakat akademik, diperlukan perilaku aktif berupa integritas akademik. Suatu iklim untuk mempertahankan integritas berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh institusi, dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur dengan dukungan pengajar dan mahasiswa, yang juga akan berdampak membyat suatu budaya masyarakat yang memiliki integritas 1. Plagiarisme bukanlah hal baru, tidak hanya mahasiswa yang sering dianggap menjadi pelaku plagiarisme, nyatanya dosen atau bahkan tokoh-tokoh akademisi yang memiliki gelar seperti doktor atau profesor tidak luput dari momok yang memalukan ini. Sebagai seorang akademisi, kejujuran merupakan sebuah landasan agar tidak terperangkap ke dalam plagiarisme. Oleh karena itulah seorang akademisi harus memiliki pengetahuan mengenai plagiarisme. Agar peneliti tidak masuk ke dalam lingkaran plagiarisme diperlukan adanya kejujuran dari peneliti tersebut. Terlebih lagi saat peneliti tersebut mempublikasikan hasil penelitiannya. Publikasi yang dilakukan oleh peneliti haruslah dalam bentuk yang kesahihannya dapat dinilai dan dievaluasi secara bebas. Terkait dengan penelitian ilmiah yang dilakukannya, penelitian ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan, dimana peneliti mempercayai bahwa data atau

Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

filsafat ilmu

Citation preview

Page 1: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

PLAGIARISME DAN KEJUJURAN DALAM PENELITIAN

Untuk melaksanakan suatu cita cita menjadi tindakan yang direalisasikan pada kelompok

masyarakat akademik, diperlukan perilaku aktif berupa integritas akademik. Suatu iklim untuk

mempertahankan integritas berkewajiban untuk dikelola dengan ditopang dan dipelihara oleh

institusi, dengan memperkuat integritas kebijakan akademik dan prosedur dengan dukungan

pengajar dan mahasiswa, yang juga akan berdampak membyat suatu budaya masyarakat yang

memiliki integritas 1.

Plagiarisme bukanlah hal baru, tidak hanya mahasiswa yang sering dianggap

menjadi pelaku plagiarisme, nyatanya dosen atau bahkan tokoh-tokoh akademisi yang

memiliki gelar seperti doktor atau profesor tidak luput dari momok yang memalukan ini.

Sebagai seorang akademisi, kejujuran merupakan sebuah landasan agar tidak terperangkap

ke dalam plagiarisme. Oleh karena itulah seorang akademisi harus memiliki pengetahuan

mengenai plagiarisme.

Agar peneliti tidak masuk ke dalam lingkaran plagiarisme diperlukan adanya

kejujuran dari peneliti tersebut. Terlebih lagi saat peneliti tersebut mempublikasikan hasil

penelitiannya. Publikasi yang dilakukan oleh peneliti haruslah dalam bentuk yang

kesahihannya dapat dinilai dan dievaluasi secara bebas. Terkait dengan penelitian ilmiah

yang dilakukannya, penelitian ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan, dimana peneliti

mempercayai bahwa data atau informasi yang dilaporkan oleh peneliti lain benar dan valid

adanya. Masyarakat percaya bahwa penelitian merefleksikan usaha yang jujur dari peneliti

untuk menjelaskan fenoman secara akurat tanpa bias. Kepercayaan ini hanya dapat

dipertahankan jika nilai dalam scientific conduct tetap dijunjung tinggi.

Plagiarisme terdiri dari dua kategori yaitu, plagiarisme atas karya orang lain dan

plagiarisme atas karya sendiri. Terkait dengan plagiarisme atas karya sendiri, terkait

dengan publikasi data penelitian yang sama berulang-ulang pada jurnal yang berbeda,

membagi-bagi atau memecah data penelitian yang harusnya menjadi satu kesatuan dan

diterbitkan menjadi artikel yang berbeda.

Page 2: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

Integritas penelitian memiliki lima nilai dasar yang terdiri dari kejujuran, kepercayaan,

kewajaran, respect, dan tanggung jawab.Lima Hal yang merupakan pilar dalam kejujuran

akademik dalam penelitian adalah 1:

1. HONESTY

Kegiatan dalam lingkungan akademik yang terdiri dari pengajaran, pembelajaran,

penelitian, yang merupakan realisasi dari rasa hormat, dan tanggungjawab. Kebijakan

institusi pendidikan diharapkan memiliki aturan yang seragam tentang tindakan

berbohong (akademik), penipuan, pencurian, dan lainnya. Dengan melakukan kejujuran,

nilai kesejahteraan masyarakat akan distabilkan, dan begitu juga dengan derajat

akademis. Kejujuran harus melingkupi mahasiswa, staf pengajar, dan dimulai dari diri

sendiri.

2. TRUST

Suatu iklim saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi

potensi orang-orang yang ada di dalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan

bebas. Hanya dengan kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain,

bekerja sama dengan berbagai individu, dan berbagi informasi.

3. FAIRNESS

Diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota universitas. Bagi

mahasiswa komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas

dan konsisten, dan adanya respon dari ketidakjujuran. Anggota fakultas juga memiliki

hak untuk mendapat perlakuan yang adil, begitu juga untuk rekan administrasi.

4. RESPECT

Sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang

lain dalam proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka

juga harus menghormati diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk memperluas

pengetahuan, menguji keterampilan baru, dan mengembangkan keberhasilan yang telah

diraih, serta belajar dari kegagalan.

Page 3: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

5. RESPONSIBILITY

Tanggung jawab dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul bersama, dan

mendistribusikan kekuatan untuk mempengaruhi perubahan, membantu mengatasi sikap

apatis, dan merangsang investasi pribadi dalam menegakkan standar integritas akademik.

Individu diharapkan bertanggung jawab atas kejujuran mereka sendiri dan harus

mencegah dan berusaha untuk mencegah pelanggaran oleh orang lain.

Plagiarisme

Hal yang paling sering dilakukan yang merupakan pelanggaran atas kejujuran penelitian

adalah Plagiarisme. Berikut pengertian plagiarism menurut beberapa ahli :

a. Menurut  Cambers English Dictionary, Plagiarisme adalah penggunaan kata-kata

lain, karya, pikiran, atau ide tanpa memberikan atribusi yang tepat untuk penulis

asli; Atau mencuri pikiran atau tulisan orang lain .

b. Menurut Kamus Besar Bagasa Indonesia (KBBI), Plagiator adalah orang yang

mengambil karangan (pendapat an sebagainya), milik orang lain dan disiarkan

sebagai karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri. Menurut  sejarah, asal kata

Plagiarisme berasal dari Plagium (Romawi), yang artinya adalah penculikan anak

atau budak, dengan pemikiran bahwa hasil ciptaan dinilai sebagai anak kandung

dari penciptanya, yang menggambarkan adanya hubungan hukum yang sifatnya

pribadi.

c. Menurut Black’s Law Dictionary yang merupakan referensi konseptual Hukum di

Amerika, definisi Plagiarisme tindakan imoral dan ilegal. Plagiasi merupakan

pelanggaran Undang Undang Hak Cipta bila yang diplagiasi merupakan “Original

Creative Expression”.

Dinyatakan dalam  The World Intellectual Property Organization/ WIPO

dalam glossary 1980; Apabila sebuah karya dilindungi oleh UU hak cipta, maka bila terjadi

plagiat hal tersebut merupakan pelanggaran hak cipta; Sebaliknya, bila suat karya

merupakan Public Domain, maka hal ini bukan merupakan tindakan pelanggaran. Yang

Page 4: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

membedakan kedua refrensi di atas adalah melihat manfaat keuntungan materi plagiarism bagi

pelaku dan ia diancam sanksi membayar ganti rugi secara perdata.

d. Sedangkan di Indonesia tindakan Plagiarisme diatur dalam Peraturan Mentri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi 6.

Tipe Plagiarisme yang disarikan dari tulisan Iyer dan  Singh adalah sebagai berikut :

1. Plagiarisme Ide (Plagiarism of Ideas)

Hal ini adalah bila dua orang memikili ide yang mirip, atau bahkan sama. Hal ini

banyak terjadi di kehidupan berseni dan kegiatan kebudayaan, termasuk tafsir, sejauh bila

tidak dinyatakan sumbernya.

2. Plagiarisme kata demi kata (Word for Word Plagiarism)

Mengutip kata demi kata dari karya orang lain, tanpa disebutkan sumbernya.

3. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source)

Terjadi karena tidak menyebutkan secara selengkap lengkapnya referensi yang

dirujuk dalam kutipan.

4. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)

Hal ini terjadi bila seseorang mengakui hasil karya yang disusul orang lain, atas

dasar kesadaran dan motif kesengajaan membohngi publik.

5. Hal lain yang sering tidak disadari adalah Self Plagiarism ,

Seperti yang dikutip Belinda dari Irving Hexam, Universitas Calgary, Albertha,

Kanada. Tindakan yang dibahas pada jenis plagiarisme ini dalah melakukan publikasi

artikel lebih dari satu jurnal, atau daur ulang pada teks.

Menurut  Kaidah Dasar Moral yang ditulis oleh Felicia Utorodewo, berdasarkan kutipan

dari buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. menggolongkan hal-hal berikut

sebagai tindakan plagiarisme :

Page 5: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

1. Mengakui tulisan orang lain sebagai hasil karya sendiri

2. Mengakui gagasan pemikiran orang lain sebagai pemikiran sendiri

3. Mengakui penemuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri

4. Mengakui karya yang dihasilkan kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri

5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-

usulnya

6. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan

sumbernya

7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat

dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Bagaimana upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari

perilaku plagiarisme yaitu,

1. Dalam menulis karya ilmiah, rangkailah kata menjadi kalimat, kalimat

menjadi paragraf, paragraf menjadi tulisan.

2. Jika menggunakan ide, data, pendapat, pernyataan, atau ungkapan seseorang,

sebutkan acuan sumbernya sebagai pengakuan dan penghargaan atas

pemiliknya.

3. Jika menggunakan pendapat pernyataan, ungkapan, kalimat, atau paragraf

secara langsung dari tulisan orang lain, tidak hanya cukup dengan

menyebutkan sumbernya, tetapi harus menulisnya dengan kutipan untuk

mengatakan bahwa pendapat, pernyataan, ungkapan, kalimat, atau paragraf

tersebut bukan milik penulis, tapi adalah pinjaman.

4. Dalam penulisan karya ilmiah, berhentilah sebagai penyadur tulisan orang

lain yang dipindahkan ke tulisan kita.

5. Kita harus mengingatkan semua lingkungan sivitas akademika untuk

menegakkan perbuatan baik dan menghidari dari perbuatan tercela dalam

ilmu pengetahuan.

Page 6: Plagiarisme - Kejujuran Dalam Penelitian

KESIMPULAN

  Budaya menulis, atau berkarya, terutama dalam pendidikan tinggi harus dibangun diatas

dasar integritas penelitian yang kokoh. Integritas penelitian dalam akademik memiliki lima nilai

dasar yang terdiri dari kejujuran, kepercayaan, kewajaran, respect, dan tanggung jawab

Pencurian kekayaan intelektual sebagian besar dilakukan dengan sengaja, tetapi sisanya

adaah karena ketidak tahuan akan plagiarisme dan hukum.Aturan dan kebijakan wajib disahkan

dan disosialisasikan kepada seluruh civitas akademik sejak awal, dan dilakukan evaluasi secara

berkala.

REFERENSI

Sulistyo H. Kerangka Konseptual. Dalam Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika.

Yogyakarta. Kanisius IKAPI. 2011.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010

Chambers English Dictionary. 1988; 1112 7th ed. Available melalui:

http://www.lwionline.org/publications/plagiarism/lawschool.pdf (diakses pada tanggal 28

November 2013 pukul 11.53)

Universitas Alazhar Indonesia. 2013. SEMINAR PLAGIARISME DAN UPAYA

PENCEGAHANNYA DI LINGKUNGAN AKADEMIK DI INDONESIA. Melalui :

http://uai.ac.id/2013/07/03/seminar-plagiarisme-dan-upaya-pencegahannya-di-lingkungan-

akademik-di-indonesia/ (diakses tanggal 28 November 2013 pukul 11:28)

Keket, Hanna. 2012. Kejujuran akademik plagiarism. Melalui :

http://hannakeket.wordpress.com/2012/10/23/kejujuran-akademik-plagiarisme/ (diakses

pada tanggal 28 November 2013 pukul 11:58)