Upload
dobao
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL
PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Dewi Sri Mulyani
NIM : 078114086
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2 0 1 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL
PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Dewi Sri Mulyani
NIM : 078114086
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2 0 1 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
‘’ BERUSAHALAH MAKA
ENGKAU AKAN BERHASIL ’’
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK :
Tuhan Yesus Kristus yang Senantiasa Memberiku kemudahan Alm Mamak & Bapakku Keluarga Kecilku Sahabat-Sahabat Setiaku Almamaterku Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Yogyakarta, 2 Oktober 2013
Penulis
Dewi Sri Mulyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : F. Dewi Sri Mulyani
Nomor Mahasiswa : 078114086
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL
PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secra terbatas, dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 10 November 2013
Yang menyatakan
Dewi Sri Mulyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
karunia dan anugerah-Nya yang senantiasa menjadi kekuatan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Studi Pemahaman Dan
Alasan Pemilihan Obat Herbal Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” ini dipersiapkan dan disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik atas doa dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah banyak membantu penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih atas segala dukungannya kepada :
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Prof Dr dr I Nyoman Kertia SpPD-KR selaku Dosen Pembimbing I
yang telah banyak mengarahkan, mendampingi serta memberikan
bimbingan, bantuan dan saran kepada penulis.
3. Ibu Yunita Linawati, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, perhatian dan kesabaran untuk
mengarahkan, mendampingi serta memberikan bimbingan, bantuan dan
saran kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
4. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji, atas kritik
dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Ibu Aris Widayati, M, Si., PhD., Apt selaku Dosen Penguji, atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc., Sp PK (K) selaku Kepala
Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Bapak MT. Sutena, SKM., MM., M.Sc. selaku Ka. Sub. Bag. Diklit
Keperawatan dan Non Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah
membantu penulis dalam proses perijinan untuk melakukan penelitian.
8. Bapak dr. Bambang Sigit Riyanto, Sp PD. KP selaku Ka. Instalasi Rawat
Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Dra. Rosita Mulyaningsih, Apt. Sp.FRS selaku Ka. IP2S yang telah
memberi izin dan mendukung penulis.
10. Keluargaku tercinta Yanu Ariyoko, Amk., Gerardo Briyan Pradana, Firdan
Baruta Arnandika yang banyak mendukung dan menyemangati penulis.
11. Teman-teman baikku Fenny Noviana, Fransisca Kurnianingsih, Aryanti,
Dina Wulandari, Maria Lisa Nova, Ratna Mustika, Paulina, Maria Yesia,
Kadek Risna, Elisa Eka, dan Aloysia Yossy atas kebersamaan kita
selama ini dan atas dukungan, bantuan dan doa yang selalu diberikan
kepada penulis.
12. Teman-teman FKK‟B 2007 atas kerjasama selama proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun terhadap skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, 09 Oktober 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL...................................................................................
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................
PRAKATA......................................................................................................
vii
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
INTISARI......................................................................................................
xxiii
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT .................................................................................................... xxv
BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
1. Permasalahan ............................................................................... 2
2. Keaslian penelitian .......................................................................
3. Manfaat penelitian.......................................................................
a. Manfaat teoritis........................................................................
b. Manfaat praktis........................................................................
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................
a. Tujuan umum...........................................................................
b. Tujuan khusus..........................................................................
2
3
3
3
4
4
4
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 5
A. Obat Herbal ..................................................................................... 5
B. Pemahaman.................................................................................. 7
C. Pengetahuan ......................................................................................
1. Proses adopsi perilaku.............................................................
2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif ........................
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan........................
8
8
9
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Sikap.......................................................................................... 13
E. Keterangan Empiris............................................................................ 15
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 16
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 16
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 16
C. Definisi Operasional.......................................................................... 16
D. Subjek Penelitian...............................................................................
E. Besar Sampel..............................................................................
F. Waktu Penelitian...........................................................................
G. Tempat Penelitian........................................................................
H. Instrumen Penelitian...........................................................................
17
18
19
19
20
I. Tata Cara Penelitian ........................................................................
1. Studi pustaka……………………………………………….....
2. Analisis situasi…………………………………………….......
a. Penentuan lokasi penelitian..............................................
b. Perijinan...........................................................................
c. Penentuan sampel penelitian............................................
3. Pengujian instrumen penelitian (kuesioner)..............................
4. Uji pemahaman bahasa, uji validasi dan uji reliabilitas............
21
23
23
23
23
24
24
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5. Hasil uji instrumen penelitian...................................................
a. Uji pemahaman bahasa..................................................
b. Uji validitas.....................................................................
c. Uji reliabilitas.................................................................
6. Analisis hasil........................................................................
a. Perhitungan persentase profil responden..........................
b. Uji chi-square (crosstab)..................................................
7. Pembahasan data dan kesimpulan.............................................
J. Keterbatasan Penelitian................................................................
25
25
25
27
28
28
29
29
30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 31
A. Karakteristik Responden ...............................................................
1. Jenis kelamin……………………………………………...........
2. Usia……………………………………………….....................
3. Pendidikan……………………………………………………..
4. Pekerjaan…………………………………………………….....
31
31
32
32
33
B. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal..................................
1. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang merupakan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
bagian dari obat tradisional..........................................................
2. Pengetahuan responden mengenai definisi obat herbal...............
3. Pengetahuan responden mengenai keamanan obat herbal...........
4. Pengetahuan responden mengenai khasiat obat herbal................
5. Pengetahuan responden mengenai obat herbal teruji keamanan
dan khasiatnya..............................................................................
6. Pengetahuan responden mengenai kandungan obat herbal yang
memiliki khasiat masing-masing.................................................
7. Pengetahuan responden mengenai efek samping obat herbal......
8. Pengetahuan responden mengenai cara pemakaian obat herbal..
9. Pengetahuan responden mengenai obat herbal memiliki
kadaluwarsa..................................................................................
10. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang sudah
kadaluwarsa boleh dikonsumsi........................................
11. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh
dikonsumsi semua usia..............................................................
12. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui maupun yang
memiliki gangguan fungsi organ...............................................
13. Pengetahuan responden mengenai obat herbal perlu
dikonsultasikan..........................................................................
14. Pengetahuan responden mengenai obat herbal tidak boleh
35
36
37
38
38
39
40
42
42
43
44
46
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
mengandung bahan kimia obat.................................................
15. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh diminum
bersama-sama obat modern (obat konvensional)......................
16. Pengetahuan responden tentang obat herbal merupakan jamu
dalam bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil................................
17. Pengetahuan responden mengenai obat herbal diminum
bersama dengan obat konvensional selalu aman.......................
18. Pengetahuan responden mengenai obat herbal dapat dijadikan
pengobatan alternatif.................................................................
19. Pengetahuan responden mengenai obat herbal mempunyai
efek samping lebih ringan dibanding dengan obat
konvensional............................................................................
20. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang aman dan
efektif perlu memperhatikan produsen pembuatnya..................
48
49
50
51
52
53
54
C. Alasan Responden Mau Menggunakan Obat Herbal........................
1. Sumber pengenalan dan pemberi informasi mengenai obat
herbal.......................................................................................
2. Peran tenaga kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam
memberikan saran pada responden untuk menggunakan obat
herbal ........................................................................................
3. Bentuk sediaan obat herbal yang sering dipilih/digunakan
oleh responden...........................................................................
56
56
57
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
4. Tujuan mengkonsumsi obat herbal...........................................
5. Hasil umum yang dirasakan setelah mengkonsumsi obat
herbal......................................................................................
6. Antara obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan
kimia obat), mana yang dipilih (lebih sering menggunakan)
untuk mengatasi keluhan yang dirasakan..................................
7. Alasan pemilihan obat herbal daripada obat konvensional
(dengan bahan kimia obat).........................................................
8. Alasan pemilihan obat konvensional (dengan bahan kimia
obat) daripada obat herbal.........................................................
D. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman................
1. Jenis kelamin…………………………………………….........
2. Usia………………………………………………..................
3. Pendidikan………………………………………………….....
4. Pekerjaan……………………………………………………....
5. Pemahaman................................................................................
58
59
60
61
62
63
63
65
66
68
70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ……………………………………………………………..
71
72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73
LAMPIRAN.................................................................................................... 76
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel I. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pemahaman Responden tentang
Obat Herbal secara Umum............................................................. 26
Tabel II. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Pemahaman..........
64
Tabel III. Hubungan Usia Responden dengan Pemahaman.......................... 65
Tabel IV. Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemahaman................ 67
Tabel V. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemahaman.................. 68
Tabel VI. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman Obat
Herbal.............................................................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.
Gambar 2.
Skema Tata Cara Penelitian............................................................
Karakteristik Jenis Kelamin Responden.........................................
22
31
Gambar 3. Karakteristik Usia Responden........................................................ 32
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Karakteristik Pendidikan Responden..............................................
Karakteristik Pekerjaan Responden................................................
Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Merupakan
Bagian dari Obat Tradisional..........................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Obat Herbal..............
Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Aman untuk
Digunakan/Dikonsumsi..................................................................
Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Manjur untuk
Digunakan/Dikonsumsi...................................................................
Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Sudah Teruji
Keamanan dan Khasiatnya..............................................................
Pengetahuan Responden bahwa Setiap Kandungan yang Ada
pada Obat Herbal Memiliki Khasiat Masing-Masing.....................
Pengetahuan Responden Mengenai Tidak Adanya Efek Samping
yang Berbahaya pada Semua Obat Herbal......................................
33
34
34
35
36
37
38
39
40
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
Pengetahuan Responden Mengenai Cara Pemakaian untuk
Semua Obat Herbal Sama...............................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Memiliki
Tanggal Kadaluwarsa......................................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Sudah
Kadaluwarsa Masih Boleh Dikonsumsi..........................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh
Dikonsumsi Semua Usia.................................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh
Dikonsumsi oleh Ibu Hamil dan Menyusui maupun yang
Mengalami Gangguan Fungsi Organ..............................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Perlu
Dikonsultasikan Terlebih Dahulu pada Dokter/Apoteker/Ahli
Herbal..............................................................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Tidak Boleh
Mengandung Bahan Kimia Obat....................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Diminum
Bersama-Sama Obat Modern (Obat Konvensional).......................
Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Merupakan Jamu
Dalam Bentuk Sirup, Kapsul, Tablet atau Pil.................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Diminum
Bersama dengan Obat Konvensional Selalu Aman........................
42
43
44
45
46
47
48
49
51
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Gambar 24.
Gambar 25.
Gambar 26.
Gambar 27.
Gambar 28.
Gambar 29.
Gambar 30.
Gambar 31.
Gambar 32.
Gambar 33.
Gambar 34.
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal dapat Dijadikan
Pengobatan Alternatif....................................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Mempunyai
Efek Samping Lebih Ringan Dibanding dengan Obat
Konvensional............................................................................
Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Aman dan
Efektif Perlu Memperhatikan Produsen Pembuatnya.....................
Sumber Pengenalan dan Pemberi Informasi Mengenai Obat
Herbal.......................................................................................
Peran Tenaga Kesehatan (Dokter/Apoteker/Bidan) Dalam
Menyarankan Responden Untuk Menggunakan Obat Herbal........
Bentuk Sediaan Obat Herbal yang Sering Dipilih/Digunakan oleh
Responden.......................................................................................
Tujuan Mengkonsumsi Obat Herbal..............................................
Hasil Umum yang Dirasakan Setelah Mengkonsumsi Obat
Herbal.......................................................................................
Antara Obat Herbal dan Obat Konvensional (dengan BKO),
Mana yang Dipilih (Lebih Sering Menggunakan) Untuk
Mengatasi Keluhan yang Dirasakan...............................................
Alasan Pemilihan Obat Herbal daripada Obat Konvensional.........
Alasan Pemilihan Obat Konvensional (dengan Bahan Kimia
Obat) daripada Obat Herbal............................................................
53
53
55
56
57
58
59
60
61
61
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Surat Ethical Clearance..............................................................
Instrumen Penelitian (Kuesioner)...............................................
Hasil Uji Reliabilitas.................................................................
Gambaran Karakteristik Responden........................................
Hasil Perhitungan Kuesioner Pengetahuan Responden
tentang Obat Herbal Secara Umum..........................................
Hasil Perhitungan Kecenderungan Jawaban Kuesioner pada
Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Secara Umum...
Hasil Perhitungan Kuesioner Alasan Pemilihan Obat Herbal....
76
77
81
82
83
85
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
INTISARI
Penggunaan obat herbal dalam pengobatan komplementer dan alternatif
di Indonesia semakin populer dengan bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah
yang semakin banyak terhadap khasiat herbal. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang pengetahuan dan alasan pasien poliklinik penyakit
dalam di RSUP Dr. Sardjito mengenai obat herbal secara umum.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif menggunakan teknik sampling kuota secara nonprobability
sampling. Kuesioner yang merupakan instrumen penelitian, diberikan pada 98
pasien poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Uji validitas kuesioner menggunakan metode Produk Momen
Pearson dan Test Total Item-Corrected Correlation, sedangkan uji reliabilitas
menggunakan metode Alpha Cronbach. Data yang diperoleh, diolah secara
statistik deskriptif dalam bentuk persentase dan ditampilkan dengan tabel dan
gambar.
Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito : sebagian besar
responden perempuan (56,12%), berusia 26-50 tahun (46,94%), PNS (48,98%)
dan bertingkat pendidikan SMA atau sederajat (40,82%), pengetahuan/
pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum tergolong tinggi ( baik),
dengan rata-rata skor jawaban responden yang didapat, yaitu sebesar 78,37% ;
pasien mau mengkonsumsi /memilih obat herbal 72,45% dengan hasil chi square
tests 0,002 dari nilai tersebut dapat dikatakan ada hubungan pengaruh pemahaman
pasien tentang obat herbal dengan pasien mau mengkonsumsi obat herbal.
Karakteristik pasien mempunyai pengaruh terhadap pemahaman tentang obat
herbal, dibuktikan dengan nilai chi-square < 0,05 untuk jenis kelamin, usia,
pendidikan dan pekerjaan.
Kata kunci: pengetahuan, alasan pemilihan, obat herbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
ABSTRACT
The use of herbal medicine as a complementary and alternative medicine
in Indonesia has become popular with the empirical evidence and the scientific
support for the efficacy of many herbals. This study aimed to gain insight into the
patient‟s knowledge and reason of using herbs medicine in the Internal medicine
out patient of Dr. Sardjito Hospital.
This research was a non-experimental researchwith descriptive design
using a quota sampling technique in non-probality sampling. The questionnaire as
a research instrument, given to 98 patients in Internal medicine out patient of Dr.
Sardjito Hospital who met the inclusion with dan exclusion criteria. The validity
test of questionnaire used the pearson product moment test and corrected item
total correlation while the reliability test used alpha cronbach method. Data
obtained were processed in the form of descriptive statistics and percentages and
were displayed with tables and figure.
The data obtained, as described below: the majority of female
respondents (56.12%), respondents aged 26-50 years old (46.82%), civil servant
(48.98%) and High school education or equivalent (40.82%). Respondents
knowledge/ understanding of herbal medicine in general is high (good), with an
average score of respondents obtained, amounting to 78.37%. Patients wanted to
eat/ pick herbs 72.45% with the results of the chi square test 0.002 of value can be
said to exist a relationship influences patient understanding about herbal
medicines to patient willing herbs. Patient characteristics have an influence on the
understanding of herbal medicine, evidenced by the chi-square value < 0.05 for
gender, age, education, and occupation
Key words : knowledge, reason of selection, herbal medicine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Saat ini penggunaan obat herbal dalam pengobatan komplementer dan
alternatif di Indonesia semakin popular dengan bukti-bukti empiris dan dukungan
ilmiah yang semakin banyak terhadap khasiat herbal sehingga banyak digunakan
oleh masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, termasuk
penyakit-penyakit berat seperti kanker, diabetes mellitus, jantung, hipertensi,
stroke, hepatitis dan AIDS (Harmanto,2007).
Obat herbal dapat didefinisikan sebagai produk obat jadi dalam kemasan
akhir yang diberi penandaan, mengandung zat aktif yang berasal dari bagian
tanaman diatas atau dibawah tanah, atau bagian tanaman lainnya, atau kombinasi
dari bagian-bagian tersebut, baik dalam bentuk yang belum diolah maupun bentuk
preparat (Hartadi, 2012).
Persepsi masyarakat beragam tentang obat tradisional ada yang fanatik
percaya dan ada yang tidak, bagi yang fanatik percaya dengan obat tradisional
mengganggap bahwa yang berasal dari alam pasti baik dan aman sehingga
menggunakan obat tradisional bertahun-tahun, sebaliknya bagi yang tidak percaya
menganggap obat tradisional tidak semanjur obat modern dan bentuk serta
kemasaan obat tradisional yang tidak meyakinkan (Hakim, 2002).
Obat herbal dapat memberikan manfaat jika tepat penggunaannya baik
dosis serta cara penggunaannya juga arahan dan pemantauan oleh ahlinya. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemaparan diatas maka tidak sedikit rumah sakit yang berminat untuk
pengembangkan layanannya pada pengobatan herbal, salah satunya adalah Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito,
responden yang dipilih adalah pasien poliklinik penyakit dalam karena persentase
jumlah pasien poliklinik penyakit dalam paling banyak dari jumlah keseluruhan
pasien rawat jalan, dengan batasan usia diatas 17 tahun.
1. Permasalahan
a. Seperti apakah deskripsi karakteristik, tingkat pemahaman, dan alasan
membeli dari para pasien poliklinik penyakit dalam di Rumah Sakit Dr.
Sardjito terhadap obat herbal?
b. Apakah ada hubungan pengaruh karakteristik pasien dengan tingkat
pemahaman pasien tentang obat herbal?
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan, yaitu “Kajian Pengetahuan dan Alasan
Pemilihan Obat Herbal pada Pasien Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”
(Noviana, 2011). Penelitian Noviana (2011) ini lebih menitikberatkan pada
persentase hasil dari kajian pengetahuan dan alasan pemilihan obat herbal saja,
sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih menitikberatkan pada hubungan
antara karakteristik pasien poliklinik penyakit dalam di RSUP Dr. Sarjito dengan
pemahaman dan alasan pemilihan obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif teknik sampling kuota secara nonprobability sampling
menggunakan kuesioner. Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien
penyakit dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan judul “Studi
Pemahaman Pasien Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terhadap Obat
Herbal”. Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang kefarmasian tentang obat herbal.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat
pemahaman dan alasan penggunaan obat herbal.
b. Manfaat praktis
1) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui
pemahaman pasien penyakit dalam terhadap produk tradisional.
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Rumah
Sakit Dr. Sardjito dalam pengembangan layanan poliklinik herbal di
RS Dr. Sardjito.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui deskripsi karakteristik, tingkat pemahaman, dan alasan
pasien mau menggunakan obat herbal, dari para pasien poli penyakit
dalam di Rumah Sakit Dr. Sardjito, terhadap produk tradisional atau
produk herbal.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh karakteristik pasien
dengan tingkat pemahaman pasien tentang obat herbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Herbal
Obat herbal Indonesia selama ini lebih dikenal dengan nama jamu dan izin
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI juga mengolongkan
dalam jamu. Jamu sendiri identik dengan serbuk yang harus diseduh dan terasa
pahit sehingga sebagian masyarakat modern merasa tidak nyaman dan bahkan
terkesan kuno. Menyadari hal ini, maka produsen jamu mulai membuat inovasi
dengan memproduksi jamu dalam bentuk kapsul atau tablet dan sekarang dikenal
dengan obat herbal.
Sesuai dengan Keputusan Badan POM RI No. 00.05.4.2411 tahun 2004,
berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Jamu, yang merupakan obat tradisional warisan nenek moyang.
2. Obat herbal terstandart, yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti
ilmiah dan uji pra klinik serta standarisasi bahan baku.
3. Fitofamaka, yang dikembangkan berdasarkan uji klinik, standarisasi bahan
baku dan sudah bisa diresepkan dokter. Khusus fitofarmaka, konsepnya
tidak berbeda dengan obat modern karena merupakan obat yang berasal
dari tanaman dan telah melalui prosedur uji pra klinik persyaratan formal
produk pengobatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Beberapa kendala yang menghambat perkembangan jamu dan obat herbal
di Indonesia adalah:
(1) Pengolahan bahan jamu/herbal yang belum terstandar, terutama mutu.
(2) Industri jamu/obat herbal kadang tidak jujur dengan menambahkan bahan-
bahan kimia ke dalam produknya sehingga sering menimbulkan efek
samping yang tidak dikehendaki.
(3) Kurangnya penelitian ilmiah dan dukungan pemerintah terus-menerus.
(4) Sebagian masyarakat tidak tahan dengan rasa pahit dan aroma tidak enak.
(5) Masyarakat terbiasa mengkonsumsi sesuatu yang bisa dirasakan secara
instan (seketika).
(6) Tidak semua bahan baku obat herbal dibudidayakan secara serius.
(7) Sulitnya meraih kepercayaan masyarakat karena belum dilakukan
penelitian ilmiah secara menyeluruh.
(8) Biaya penelitian untuk uji pra klinik dan uji klinik sangat mahal sehingga
menjadi kendala utama bagi industri jamu yang kebanyakan merupakan
industri kecil dan menengah (Harmanto dan Subroto, 2007).
Dengan perkembangan masyarakat, akhir-akhir ini pengobatan alternatif
atau ramuan trasional mulai diminatai. Dimana-mana mulai banyak bermunculan
klinik-klinik pengobatan tradisional yang sangat diminati oleh masyarakat luas
masyarakat mulai menyadari obat tradisional tidak kalah hebat dengan obat
modern. Ada pula sebagian golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan
realistis, yaitu dengan tetap melakukan diagnosa medis dan ingin tahu proses
perkembangan penyakitnya tetap menggunakan jasa dokter, namun proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pengobatannya menggunakan obat tradisional/herbal (Harmanto dan Subroto,
2007).
Dari literatur yang sudah ada, sesungguhnya herbal Indonesia sangat
potensial mengatasi aneka macam penyakit terutama bila benar cara
pengolahannya, tepat cara penggunaan maupun dosisnya serta selalu dilakukan
pemantauan untuk megnetahui proses kesembuhannya. Sinergi pengalaman
empiris dan penelitian ilmiah tentang khasiat dan manfaat herbal akan menjadi
bukti yang kuat keberhasilan obat herbal yang relatif kecil efek sampingnya. Hal
ini akan meningkatkan pula kepercayaan masyarakat untuk tidak ragu lagi
menggunakan warisan nenek moyang, yakni obat herbal (Harmanto dan Subroto,
2007).
B. Pemahaman
Pemahaman adalah proses perbuatan atau cara memahami dan
memahamkan. Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk
menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu
bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk
penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman,
indra rasa dan indra raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata (indra penglihatan) dan telinga (indra pendengaran). Pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain,
media masa maupun lingkungan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis
dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku
setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus dan
merupakan domain yang sangat penting terhadap tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang
dipahami yang dapat diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat
dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri
sendiri maupun lingkungannya (Supriyadi, 1993).
1. Proses adopsi perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak disadari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
d. Trial, yakni orang mulai mencoba perilaku baru
e. Adaption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkat :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang diperlajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Pendidikan
Yaitu untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat (Soekanto, 2002). Seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mempunyai pendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima
informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Artinya, ia
dapat mengadopsi inovasi dengan cepat dibandingkan dengan
orang berlatar belakang pendidikan rendah yang cenderung sulit
untuk mengetahui atau mengikuti informasi yang tersedia dengan
keterbatasan pengetahuan (Notoatmojo, 2003).
b. Umur
Sistem pendidikan bertambah maju seiring perkembangan zaman,
sehingga orang muda yang sudah matang pemikirannya akan lebih
berpendidikan jika meningkatkan pengetahuannya. Artinya
semakin matang umur, maka kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan melalui pendidikan semakin banyak sehingga
pengetahuan bertambah (Barnet, 2000).
c. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002).
d. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang suatu yang bersifat non formal (Soekanto,
2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
(Soekanto, 2002).
f. Budaya
Tingkah laku manusiawi atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan (Soekanto, 2002).
D. Sikap
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu
tindakan. Konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk
menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan
kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu maupun menilai atau menanggapi
sesuatu (Azwar, 1995). Berkman dan Gilson (1981) mendefinisikan sikap adalah
evaluasi individu yang berupa kecenderungan (inclination) terhadap berbagai
elemen di luar dirinya. Allfort (dalam Assael, 1984) mendefinisikan sikap adalah
keadaan siap (predisposisi) yang dipelajari untuk merespon objek tertentu yang
secara konsisten mengarah pada arah yang mendukung (favorable) atau menolak
(unfavorable).
Hawkins, dkk. (1986) menyebutkan, sikap adalah pengorganisasian secara
ajeg dan bertahan (enduring) atas motif, keadaan emosional, persepsi dan proses-
proses kognitif untuk memberikan respon terhadap dunia luar.
Azwar (1995), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka
pemikiran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1. Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi
seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut
mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
2. Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chief,
Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok
pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial
untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
3. Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi
pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu
sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif
yang saling berinteraksi di dalam memahami, merasakan dan
berperilaku terhadap suatu objek.
Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut:
1) Menerima (Receiving)
Menerima dapat diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
Indikasi sikap tingkat ketiga adalah mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4) Bertanggung-jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi adalah tanggung-jawab atas segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek, sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden
(Azwar, 1995).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pemahaman
terhadap produk obat herbal dan latar belakang pemilihan obat herbal pada pasien
penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Juli 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian berjudul “Studi Pemahaman Pasien Penyakit dalam Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta Terhadap Obat Herbal periode Juli
2010” ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif, yaitu mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung terhadap aspek keamanan, khasiat, dan mutu obat
tradisional, kemudian dianalisis untuk dicari peranannya sejauh mana pasien
Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito memahami tentang obat herbal.
B. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah: karakteristik responden, pemahaman
responden terhadap obat herbal, alasan pemilihan atau mau mengkonsumsi obat
herbal oleh responden.
C. Definisi Operasional
1. Karakteristik responden adalah data pribadi responden yang meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Alasan pemilihan adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu
pemilihan, yang bisa dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi
dan psikologis.
3. Pemahaman responden adalah gambaran subyektif internal seseorang
dalam bentuk pendapat terhadap suatu hal yang dilihat, didengar dan
dirasakan sehingga mampu untuk mengartikan dan menjelaskan dengan
baik dan benar tentang obat herbal.
4. Obat tradisional adalah obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar
ataupun simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan
jamu berbentuk cairan ataupun serbuk kering, tablet.
5. Pengetahuan atau pemahaman dikatakan baik jika skor jawaban responden
> 75%
6. Pengetahuan atau pemahaman dikatakan kurang baik jika skor jawaban
responden < 40%
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien penyakit dalam di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Dalam penelitian ini subjek penelitian disebut responden.
Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam
penelitian. Kriteria inklusi adalah responden yang berumur diatas 17 tahun baik
laki-laki maupun perempuan yang periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta pada periode bulan Juli 2010, pernah mengkonsumsi obat
herbal serta bersedia mengikuti kegiatan pada penelitian ini. Kriteria eksklusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adalah pasien Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang
dalam pengisian kuesioner tidak terisi penuh/tidak lengkap.
E. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil secara random dan
bersifat representative (mewakili) (Praktiknya, 2001). Jumlah sampel yang
digunakan didapatkan dari hasil sampling. Berdasarkan data kunjungan pasien
instalasi rawat jalan sub instalasi penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
jumlah pasien rata-rata yang periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-Juni 2010 sebanyak 800 pasien.
Jumlah sampel pada penelitian ini dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut (Notoatmodjo, 2002) : (Rumus di mana populasi < 10000)
n = N
1 + N (d2)
n= besar sampel yang diambil
N= besar populasi
d= tingkat signifikansi (10%)
Perhitungan jumlah sampel yang diambil:
n = N
1 + N (d2)
= 800 = 88,88 pasien = 89 pasien
1 + [800 x (0,12)]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Untuk mengatasi dropped out maka jumlah sampel ditambah 10% dari
jumlah sampel awal, sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
menjadi 98 pasien. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik sampling kuota secara nonprobability sampling. Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2008). Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil
data dari sampel yang ditemui secara kebetulan di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan
dan bersedia mengikuti kegiatan pada penelitian ini.
F. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2010 pada hari kerja di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu selama 25 hari
pada jam 08.00 hingga 12.00 WIB, namun bila masih ada pasien yang datang
untuk periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta maka
peneliti tetap melanjutkan pengambilan data.
G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang seseorang ketahui
(Arikunto, 2006).
Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yang berisi pertanyaan yang mengacu
pada permasalahan penelitian ini. Pada bagian pertama dari kuesioner merupakan
jenis pertanyaan terbuka yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden
(seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan). Disebut
pertanyaan terbuka karena jawaban tidak disediakan dan responden harus mengisi
sendiri.
Pada bagian kedua dari kuesioner berisi pernyataan untuk mengetahui
pemahaman responden terhadap obat herbal. Dipandang dari cara menjawab
merupakan kuesioner tertutup karena telah disediakan jawabannya sehingga
responden memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan tersebut.
Pernyataan yang ada pada bagian kedua dari kuesioner penelitian ini
menggunakan skala Likert sebagai metode penskalaan pernyataan sikap yang
menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Setiap
butir pernyataan diberikan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Responden wajib untuk
memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan tersebut. Pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
peneliti melihat kecenderungan jawaban dengan menjumlahkan persentase
jawaban responden, yaitu SS + S dan ST + STS. Didapat jawaban responden
lebih dari 75% benar sesuai dengan acuan yang ada maka secara umum
pemahaman responden dapat disimpulkan sudah baik.
Pernyataan yang ada pada bagian kedua dari kuesioner terdiri atas dua
sifat, yaitu: favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah suatu
pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi
pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada objek sikap. Sebaliknya,
suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap
(sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung atau kontra terhadap objek sikap
yang hendak diungkap) disebut dengan pernyataan unfavorable (Azwar, 1995).
Pada bagian ketiga dari kuesioner merupakan jenis pertanyaan semi
terbuka yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang melatarbelakangi atau alasan responden memilih obat herbal. Disebut
pertanyaan semi terbuka karena pertanyaan yang pilihan jawaban yang dapat diisi
sendiri oleh responden atau berupa alasan yang dapat diisi bebas oleh responden.
I. Tata Cara Penelitian
Suatu penelitian yang baik, harus dilakukan dengan urutan langkah-
langkah yang sistematis. Adapun skema langkah-langkah penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 1. Skema Tata Cara Penelitian
Valid
Tidak
Reliabel
Pengumpulan Data
Uji Validitas
Kuesioner
Penentuan Metode
sampling dan ukuran
sampel
Reliabel
Pengolahan Data:
Deskripsi Variabel Penelitian
Pengujian dengan Chi-square (Crosstab)
Analisis dan Intepretasi Data
Pemahaman dan Alasan pemilihan
Kesimpulan dan Saran
Membuang
pernyataan
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Penetapan Tujuan Penelitian
Model Penelitian
(Studi Pemahaman dan alasan pemilihan obat herbal
Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito)
Penentuan Variabel
Penelitian Menentukan Sumber
Data Penelitian
Mulai
Observasi Pendahuluan
Membuang
pernyataan
Uji Reliabilitas
Kuesioner
Tidak
Valid
Membuat dan menyebar kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1. Studi pustaka
Peneliti memulai dengan studi pustaka seperti membaca literatur-literatur
yang ada mengenai obat tradisional khususnya obat herbal, peraturan yang
terkait obat herbal meliputi keamanan, khasiat, dan mutu obat herbal,
metodologi penelitian, pembuatan kuesioner dan perhitungan menggunakan
statistik yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya peneliti
dapat meminimalkan atau bahkan meniadakan kesalah pahaman tentang
pengetahuan obat herbal.
2. Analisis situasi
a. Penentuan lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang ditentukan oleh peneliti, yaitu Poliklinik
Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, yang sedang mengembangkan Poliklinik Herbal.
b. Perijinan
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan perijinan. Perijinan dimulai
dari Sekretariat Kampus kepada bagian Diklit RSUP Dr. Sardjito yang
akan diteruskan ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Disamping melakukan perijinan, peneliti juga mencari
informasi mengenai data responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Penentuan sampel penelitian
Sesuai dengan perhitungan, minimal besar sampel atau subyek
penelitian adalah 98 pasien.
3. Pengujian instrumen penelitian (kuesioner)
Kuesioner dibuat setelah melakukan observasi dan membaca literatur.
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan tujuan penelitian yang terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu pertanyaan terbuka, tertutup, dan semi terbuka, yang
berupa karakteristik responden (nama, jenis kelamin, umur, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat tempat tinggal dan riwayat penyakit), pemahaman
responden terhadap obat herbal dan faktor-faktor apa yang melatar belakangi
atau alasan responden dalam mau menggunakan obat herbal.
4. Uji pemahaman bahasa, uji validitas dan uji reliabilitas
Setelah kuesioner dibuat, dilakukan uji pemahaman bahasa, uji validitas
dan uji reliabilitas terhadap kuesioner tersebut. Uji-uji tersebut telah dilakukan
sebanyak tiga kali, untuk setiap uji baik uji pemahaman bahasa, uji validitas
dan uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dengan karakteristik mirip
dengan responden namun di luar daerah uji. Hasil uji ketiga sebanyak 30
responden karena uji realibitas dan validitas memenuhi maka data digunakan
untuk penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Hasil uji instrumen penelitian
a. Uji pemahaman bahasa
Uji pemahaman bahasa dilakukan kepada 30 item pertanyaan yang ada
pada kuesioner. Setelah diujikan terdapat 9 pertanyaan yang tidak dapat
dipahami atau kurang dimengerti oleh responden. Oleh karena itu, peneliti
melakukan penyebaran kuesioner kembali dengan menggunakan 21
pertanyaan kepada 30 responden yang berbeda, hasilnya ada 1 pertanyaan
yang tidak valid sehingga peneliti menggunakan 20 pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman responden berjumlah 98 responden, 20
pertanyaan tentang pengetahuan obat herbal dirasa cukup untuk
mengetahui pengetahuan responden.
b. Uji validitas
Tahapan pengujian validitas kuesioner merupakan pengukuran data
dari hasil kuesioner uji-coba (try-out/pre-test) yang telah diisi oleh para
responden sebanyak 30 orang. Data dari kuesioner tersebut disusun dan
diuji validitasnya, apakah data tersebut valid atau tidak valid. Apabila
terdapat data yang tidak valid, maka data tersebut diulang apakah
jawabannya sesuai dengan yang ada di lapangan atau butir-butir dalam
kuesioner tersebut mengikut petunjuk yang telah ditetapkan. Berikut
adalah tahapan dalam melakukan pengujian validitas:
1) Menentukan nilai r tabel
Dari tabel r untuk korelasi pearson product moment untuk n = 30
dan taraf kesalaham () = 0,05 didapat nilai r tabel = 0,361.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Selanjutnya, angka 0,361 akan dipakai sebagai uji validasi terhadap
butir-butir kuesioner.
2) Mencari r hitung
Untuk mencari r hitung dari semua butir kuesioner ditunjukkan
pada kolom Tabel I, maka terdapat nilai-nilai angka dari setiap butir.
3) Pengambilan keputusan
Dasar dalam pengambilan menentukan butir kuesioner tersebut
valid atau tidak valid adalah sebagai berikut:
a) Data valid apabila r hasil > 0,361 dan r hasil signifikan.
b) Data tidak valid apabila r hasil ≤ 0,361 dan r hasil tidak
signifikan.
Tabel I. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pemahaman Responden
tentang Obat Herbal secara Umum
No. r hitung p r tabel validitas No. r hitung p r tabel validitas
1 0.632 0.000 0.361 Valid 16 -0.470 0.009 0.361 Invalid
2 0.615 0.000 0.361 Valid 17 0.541 0.002 0.361 Valid
3 0.558 0.001 0.361 Valid 18 0.128 0.499 0.361 Invalid
4 0.441 0.015 0.361 Valid 19 0.320 0.085 0.361 Invalid
5 0.632 0.000 0.361 Valid 20 -0.403 0.027 0.361 Invalid
6 0.445 0.014 0.361 Valid 21 0.343 0.064 0.361 Invalid
7 0.558 0.001 0.361 Valid 22 0.634 0.000 0.361 Valid
8 0.637 0.000 0.361 Valid 23 0.512 0.004 0.361 Valid
9 0.673 0.000 0.361 Valid 24 0.077 0.685 0.361 Invalid
10 0.726 0.000 0.361 Valid 25 0.46 0.010 0.361 Valid
11 0.649 0.000 0.361 Valid 26 0.282 0.131 0.361 Invalid
12 0.322 0.083 0.361 Invalid 27 0.628 0.000 0.361 Valid
13 -0.363 0.048 0.361 Invalid 28 0.512 0.004 0.361 Valid
14 0.541 0.002 0.361 Valid 29 0.094 0.621 0.361 Invalid
15 0.588 0.001 0.361 Valid 30 0.595 0.001 0.361 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dari hasil pengujian validitas kuesioner dengan menggunakan uji
korelasi Produk Momen Pearson dapat disimpulkan bahwa dari 30 item
pernyataan yang diuji-cobakan, yang dinyatakan valid sebanyak 20 item
pernyataan, karena 20 item pernyataan ini memiliki nilai r hitung yang lebih
besar atau sama dengan nilai r tabel 0,361 (dengan N sebanyak 30 dan
tingkat kepercayaan 95% atau taraf kesalahan 0,05), sedangkan 10 item
pernyataan yang dikatakan invalid (gugur) yang tidak akan dipakai lagi
dalam penyebaran kuesioner berikutnya (direduksi).
c. Uji reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,
2002). Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
konsistensi instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
(kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memberikan hasil
score yang konsisten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran kuesioner
tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel (Uyanto, 2009). Apabila
kereliabilitasan suatu instrumen penelitian tinggi hal ini berarti instrumen
penelitian tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian di waktu dan
tempat yang berbeda. Uji reliabilitas terhadap kuesioner dalam penelitian
ini juga hanya dilakukan pada bagian kedua dari kuesioner, yaitu
pernyataan yang menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pengujian reliabilitas isi kuesioner menggunakan Tes Total Item-
Corrected Correlation.
Salah satu koefisien reliabilitas yang sering digunakan pada uji
reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Skala pengukuran yang reliabel
sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,70 (Uyanto, 2009).
Semakin besar nilai Alpha Cronbach yang didapat, maka semakin reliabel
instrumen tersebut (Azwar, 2003). Pada penelitian ini didapatkan nilai
Alpha Cronbach untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,886,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan pada bagian kedua
kuesioner penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik, ditunjukkan
dengan nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,70.
6. Analisis hasil
a. Perhitungan persentase profil responden
Pengolahan data kualitatif dianalisis dengan metode statistik
deskriptif. Data berupa profil karakteristik responden, profil pemahaman
responden terhadap obat herbal dan profil faktor-faktor apa saja yang
melatarbelakangi atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal.
Metode statistik yang digunakan adalah dengan teknik perhitungan
persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.
Penghitungan persentase dilakukan dengan menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
P : persentase jawaban (dalam %)
A : jumlah jawaban yang sejenis
B : jumlah responden total
b. Uji chi-square (crosstab)
Uji chi-square (crosstab) (Ghozali, 2009) digunakan untuk
mengetahui apakah variabel-variabel penelitian berupa karakteristik
responden, pemahaman dan faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi
atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal, mempunyai hubungan
pengaruh atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, variabel-variabel
tersebut harus diuji dengan menggunakan uji χ2 pada taraf signifikansi
0,05. Jika χ2hitung (χ
2 hasil analisis) bertaraf signifikansi (p) lebih kecil atau
sama dengan 0,05, berarti hubungan variabel-variabel tersebut adalah
hubungan pengaruh yang kuat. Jika χ2hitung bertaraf signifikansi (p) lebih
besar atau sama dengan 0,05 berarti hubungan variabel-variabel tersebut
adalah hubungan pengaruh yang lemah.
7. Pembahasan data dan kesimpulan
Pembahasan dibuat berdasarkan analisis data yang diperoleh dari tahap
sebelumnya dan dikaitkan dengan acuan yang telah ada, sehingga dapat diketahui
karakteristik responden dan sejauh mana pengetahuan responden terhadap obat
herbal serta dapat mengetahui alasan responden dalam pemilihan obat herbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Selain itu dapat mengetahui adanya hubungan pengaruh atau tidak antara
karakteristik responden, pemahaman dan faktor-faktor apa saja yang
melatarbelakangi atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal.
J. Keterbatasan Penelitian
Bias yang mungkin timbul pada penelitian ini disebabkan karena pada
kuesioner 20 pertanyaan tertutup tidak diberikan pilihan jawaban „tidak tahu‟ dan
adanya beberapa responden yang bersedia diikutsertakan dalam penelitian namun
mengalami kesulitan membaca kuesioner karena kemampuan pengelihatannya
sudah berkurang untuk mengatasi atau menimimalisir peneliti membantu
responden dalam membaca.
Dalam pertanyaan pengetahuan tentang obat herbal pada bagian kedua
merupakan pertanyaan tertutup dimana jawaban telah disediakan namun jika
responden tidak dapat menjawab kerana tidak tahu belum dapat terakomodasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini peneliti melihat dari beberapa aspek karakteristik
responden yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis pekerjaan. Tujuan
penelitian karakteristik responden adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
profil pasien Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sadjito Yogyakarta.
1. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian dari 98 responden menunjukkan bahwa
sebagian besar responden adalah perempuan dengan persentase sebesar 56,12%
(55 responden) dan sisanya adalah laki-laki sebesar 43,88% (43 responden).
Gambar 2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sarwono (2007) yang mengatakan
bahwa perempuan lebih peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan
keluarganya. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kaum perempuan
lebih peduli pada kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap banyaknya pengalaman seseorang
dalam melakukan pengobatan (Holt dan Hall, 1990). Pada penelitian ini
ditetapkan subjek penelitian yang diteliti adalah subjek penelitian yang berusia ≥
17 tahun dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok.
Gambar 3. Karakteristik Usia Responden
Dapat dilihat pada Gambar diatas bahwa responden yang menggunakan
obat herbal terbanyak (46,94%) adalah yang berusia 26-50 tahun. Ini
menggambarkan bahwa responden dengan usia 26-50 tahun lebih mendapatkan
pengetahuan yang cukup tentang manfaat dan menggunakan obat herbal.
3. Pendidikan
Responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan berbeda-beda
mulai dari SMP sampai sarjana (S2). Tingkat pendidikan tidak dijadikan kriteria
inklusi karena secara umum tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan,
sikap dan tindakan seseorang terhadap kesehatan, salah satunya terhadap
penggunaan obat herbal. Hal ini sesuai dengan penyataan dari Holt dan Hall
(1990), tingkat pendidikan seseorang dalam hubungannya dengan sikap terhadap
kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor
yang menentukan karena pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terhadap berbagai informasi kesehatan yang ada di masyarakat. Maka tingkat
pendidikan responden penting untuk diketahui.
Gambar 4. Karakteristik Pendidikan Responden
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase terbesar adalah
responden dengan tingkat pendidikan terakhir lulusan SMA atau sederajat
(40,82%). Ini menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan tinggi tidak
mudah terpengaruh dengan iklan obat di media dan lebih banyak membaca label
pada kemasan obat sebelum mengkonsumsi obat. Mereka juga lebih sering
menggunakan obat herbal dibandingkan dengan obat kimia, dengan demikian
akan mengurangi risiko efek samping dari obat kimia yang jauh lebih besar
dibandingkan obat herbal.
4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden pada penelitian ini antara lain pensiunan, PNS
dan wiraswasta. Menurut Sarwono (2007), pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat
sosial seseorang dan interaksi didalam kelompok sosial tersebut dapat
mempengaruhi cara pandang dan mempengaruhi keputusan yang akan diambil.
Dalam lingkungan pekerjaan dapat saling bertukar informasi tentang
perkembangan kesehatan atau informasi yang dapat digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pertimbangan tindakan mereka dalam memelihara kesehatan, salah satunya
dengan menggunakan obat herbal.
Gambar 5. Karakteristik Pekerjaan Responden
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 98 responden, jumlah
terbanyak 65,31% (64 responden) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini
disebabkan pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito sebagian besar
adalah PNS dengan memakai pelayanan AsKes menurut data dari bagian
pendaftaran.
B. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal
Berdasarkan hasil skor skala Likert dari kuesioner pengetahuan responden
98 responden, yang diolah dengan menggunakan statistik deskriptif maka
diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 6. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal
Pengetahuan tentang obat herbal ini merupakan representasi jawaban dari
98 responden secara total (Gambar 6) memperoleh hasilnya sebagai berikut, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang pengetahuannya sangat tinggi sejumlah 35,72%, yang pengetahuannya tinggi
sejumlah 32,65%, yang pengetahuannya sedang sejumlah 27,55% dan yang
pengetahuannya rendah sejumlah 4,08%. Semakin besar tingkat persetujuan
responden terhadap semua pernyataan kuesioner maka semakin tinggi pemahaman
responden (pasien) tentang obat herbal secara umum. (Harmanto dan Subroto,
2007). Menurut Pratomo cit Ganie tingkat pengetahuan dikatakan baik jika
jawaban responden > 75%, cukup baik 40% - 75%, kurang baik jika < 40%
1. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang merupakan bagian
dari obat tradisional
Pernyataan ke-1 mengenai responden tahu obat herbal yang merupakan
bagian dari obat tradisonal.
Gambar 7. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Merupakan Bagian dari
Obat Tradisional
Hasil penelitian (Gambar 7) menunjukkan bahwa responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal merupakan bagian dari
obat tradisional, dengan persentase sebesar 70,41% (69 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memahami bahwa obat herbal
merupakan bagian dari obat tradisional. Menurut Undang-Undang No.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tahun 1992 tentang kesehatan Bab I Pasal 1 ayat (10), obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman, sedangkan menurut Syahputri (2007), obat herbal merupakan
produk obat jadi dalam kemasan akhir yang diberi penandaan yang
mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman. Oleh karena itu, obat
herbal masuk dalam bagian dari obat tradisional.
2. Pengetahuan responden mengenai definisi obat herbal
Pernyataan ke-2 responden tahu bahwa obat herbal merupakan produk
obat yang mengandung zat aktif dari bagian tanaman, didapat distribusi
jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 8. Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Obat Herbal
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan bahwa obat herbal merupakan produk obat jadi yang
mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman, dengan persentase
sebesar 78,57% (77 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memahami bahwa obat herbal merupakan produk obat jadi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman. Syahputri (2007)
mendefinisikan obat herbal sebagai berikut: produk obat jadi dalam kemasan
akhir yang diberi penandaan, mengandung zat aktif yang berasal dari bagian
tanaman diatas atau di bawah tanah, atau bagian tanaman lainnya, atau
kombinasi dari bagian-bagian tersebut, baik dalam bentuk yang belum diolah
maupun dalam bentuk preparat.
3. Pengetahuan responden mengenai keamanan obat herbal
Pernyataan ke-3 responden tahu bahwa obat herbal aman untuk
digunakan/dikonsumsi, didapat bahwa distribusi jawaban dari 98 responden
adalah sebagai berikut.
Gambar 9. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Aman untuk
Digunakan/Dikonsumsi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan persentase
sebesar 68,37% (67 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan
bahwa obat herbal aman untuk digunakan/dikonsumsi. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka memahami bahwa obat herbal itu aman, namun dalam
penggunaannya harus tetap memperhatikan indikasi, kontraindikasi, dosis,
waktu konsumsi, cara penggunaan dan efek samping yang mungkin timbul
(Harmanto dan Subroto, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Pengetahuan responden mengenai khasiat obat herbal
Pernyataan ke-4 responden tahu bahwa obat herbal manjur untuk
digunakan/dikonsumsi, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah
sebagai berikut.
Gambar 10. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Manjur untuk
Digunakan/Dikonsumsi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan persentase
sebesar 69,39% (68 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan
obat herbal manjur untuk digunakan/dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memahami bahwa obat herbal manjur untuk
digunakan, karena kemanjuran atau khasiat obat herbal telah dibuktikan dengan
pengujian serta adanya keterangan empiris (berdasarkan pengalaman turun
temurun).
5. Pengetahuan responden mengenai obat herbal teruji keamanan dan
khasiatnya
Pernyataan ke-5 responden tidak tahu bahwa obat herbal sudah teruji
keamanan dan khasiatnya didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 11. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Sudah Teruji Keamanan dan
Khasiatnya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan tidak tahu bahwa obat
herbal sudah teruji keamanan dan khasiatnya, dengan persentase sebesar
69,39% (68 responden). Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami
bahwa obat herbal sudah teruji keamanan dan khasiatnya. Ini sesuai dengan
pernyataan Handayani dan Suharmiati (2002) yang menyatakan bahwa obat
herbal yang sudah memiliki izin edar, sebelum diedarkan ke masyarakat harus
memenuhi persyaratan keamanan dan khasiat sehingga setelah diedarkan di
masyarakat dapat dipastikan keamanan dan khasiatnya.
6. Pengetahuan responden mengenai kandungan obat herbal yang
memiliki khasiat masing-masing
Pernyataan ke-6 responden tahu bahwa setiap kandungan yang ada pada
obat herbal memiliki khasiat masing-masing, diperlihatkan bahwa distribusi
jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 12. Pengetahuan Responden bahwa Setiap Kandungan yang Ada pada Obat
Herbal Memiliki Khasiat Masing-Masing
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase
sebesar 72,45% (71 responden). Hal ini menunjukkan bahwa responden
memahami bahwa setiap kandungan yang ada pada obat herbal memiliki
khasiat masing-masing.
7. Pengetahuan responden mengenai efek samping obat herbal
Pernyataan ke-7 responden mengetahui dan memahami bahwa semua obat
herbal tidak memiliki efek samping yang berbahaya, didapat distribusi jawaban
dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 13. Pengetahuan Responden Mengenai Tidak Adanya Efek Samping yang
Berbahaya pada Semua Obat Herbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan semua obat herbal tidak memiliki
efek samping yang tidak berbahaya, dengan persentase sebesar 68,37% (67
responden). Hal ini tidak senada dengan pendapat Harmanto dan Subroto
(2007) yang mengatakan bahwa semua obat baik obat modern maupun obat
tradisional (dalam hal ini obat herbal) pasti mempunyai efek samping. Efek
samping bisa bersifat intrinsik (dari obat itu sendiri), bisa pula bersifat
ekstrinsik (dari luar obat itu sendiri). Termasuk faktor intrinsik, antara lain:
salah dosis, salah waktu pemakaian, alergi atau tidak cocok dengan kondisi
kesehatan pemakai dan interaksi negatif dengan obat atau herbal lain.
Sedangkan hal yang termasuk faktor ekstrinsik, antara lain salah identifikasi
jenis obat atau tanaman, proses pengolahan dan kemasan tidak berkualitas,
klaim atau iklan yang menyesatkan dan pemalsuan. Winata (2003) juga
menegaskan bahwa sangat keliru bila mengganggap obat tradisional (obat
herbal) tidak memiliki efek samping karena bagaimanapun tanaman obat
sebagai bahan baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat
menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan tubuh.
Cara yang dapat dilakukan oleh ahli obat herbal, tenaga kesehatan, ataupun
pihak-pihak yang terkait, yaitu memberikan informasi mengenai obat herbal,
khususnya menekankan bahwa obat herbal pun memiliki efek samping yang
berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat dan rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Pengetahuan responden mengenai cara pemakaian obat herbal
Pernyataan ke-8 responden mengetahui dan memahami bahwa cara
pemakaian untuk semua obat herbal sama, didapat distribusi jawaban dari 98
responden adalah sebagai berikut.
Gambar 14. Pengetahuan Responden Mengenai Cara Pemakaian untuk Semua Obat
Herbal Sama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 72.45% (71
responden) cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan bahwa cara
pemakaian untuk semua obat herbal sama. Mereka memahami bahwa cara
pemakaian obat herbal tidak sama (berbeda-beda), hal ini senada dengan
pernyataan dari Harmanto dan Subroto (2007) yang mengatakan bahwa cara
pemakaian obat herbal berbeda-beda tergantung jenis penyakit dan dosisnya.
9. Pengetahuan responden mengenai obat herbal memiliki kadaluwarsa
Pernyataan ke-9 bahwa semua obat herbal memiliki tanggal kadaluwarsa,
didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 15. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Memiliki Tanggal
Kadaluwarsa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan bahwa semua obat herbal memiliki tanggal
kadaluwarsa, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden). 24,49%
responden menyatakan bahwa semua obat herbal tidak memiliki tanggal
kadaluwarsa. Hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena obat herbal juga dapat
mengalami penurunan mutu dan keamanan akibat kondisi lingkungan
penanganan, pengangkutan dan penyimpanan sebelum digunakan maka perlu
mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada setiap kemasan obat herbal yang
diproduksi dan diedarkan (Chosin, 2001).
10. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang sudah
kadaluwarsa boleh dikonsumsi
Pernyataan ke-10 obat herbal yang sudah kadaluwarsa masih boleh
dikonsumsi, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 16. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Sudah Kadaluwarsa
Masih Boleh Dikonsumsi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan bahwa obat herbal yang
sudah kadaluwarsa masih boleh dikonsumsi, dengan persentase sebesar 75,51%
(74 responden). Hal ini menunjukkan mereka mengetahui dan memahami
bahwa obat herbal yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi. Obat
herbal yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi karena dikhawatirkan
obat herbal tersebut telah mengalami penurunan mutu dan keamanan sehingga
menyebabkan terjadinya efek yang tidak diharapkan.
11. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh dikonsumsi
semua usia
Pernyataan ke-11 semua orang dari segala usia boleh mengkonsumsi obat
herbal, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 17. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Dikonsumsi Semua
Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa semua orang dari segala
usia boleh mengkonsumsi obat herbal, dengan persentase sebesar 72,45% (71
responden). Sisanya, yaitu 27,55% (27 responden) menyatakan bahwa obat
herbal tidak boleh di konsumsi oleh semua orang dari segala usia.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak responden yang
mengatakan bahwa obat herbal boleh dikonsumsi oleh segala usia hal ini cukup
berisiko. Dalam penggunaan obat baik obat konvensional maupun obat herbal
tetap harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor usia, karena faktor
usia akan berpengaruh pada perhitungan dosis obat yang akan diberikan. Hal
ini senada dengan pernyataan dari Stoklosa dan Ansel (1996) yang mengatakan
bahwa umur seseorang menjadi pertimbangan dalam menentukan dosis obat
untuk anak-anak dan orang yang lanjut usia.
Oleh karena itu, perlu diberikan informasi lebih lengkap oleh tenaga
kesehatan maupun ahli obat herbal mengenai penggunaan obat herbal secara
baik dan benar serta siapa-siapa saja yang boleh menggunakan obat herbal
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
12. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh dikonsumsi oleh
ibu hamil dan menyusui maupun yang memiliki gangguan fungsi
organ
Pernyataan ke-12 seseorang sedang hamil dan menyusui ataupun yang
mengalami gangguan fungsi organ boleh mengkonsumsi obat herbal, didapat
distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 18. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Dikonsumsi oleh Ibu
Hamil dan Menyusui maupun yang Mengalami Gangguan Fungsi Organ
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 80,61% (79
responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa orang hamil
dan menyusui bayi atapun mengalami gangguan fungsi organ boleh
mengkonsumsi obat herbal, hal ini sangat berisiko. Menurut Harmanto dan
Subroto (2007) menegaskan bahwa bila wanita hamil yang sedang sakit tidak
boleh sembarangan minum obat herbal karena bisa mempengaruhi janin dalam
kandungannya, karena dapat menyebabkan kecacatan janin atau mengalami
keguguran. Hal ini juga senada dengan pernyataan dari Suhadi (2000)
menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional (dalam hal ini obat herbal)
tidak boleh berlebihan terutama bila seseorang dalam keadaan hamil karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Begitu
juga untuk yang mengalami gangguan fungsi organ. Oleh karena itu, dalam
penggunaan obat herbal tetap harus memperhatikan kondisi pengguna dan
sebaiknya mengkonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter/apoteker
ataupun dengan ahli obat herbal sebelum menggunakan obat herbal.
13. Pengetahuan responden mengenai obat herbal perlu dikonsultasikan
Pernyataan ke-13 yaitu dalam membeli dan mengkonsumsi obat herbal
perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter/apoteker/ahli herbal, didapat
distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 19. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Perlu Dikonsultasikan
Terlebih Dahulu pada Dokter/Apoteker/Ahli Herbal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan bahwa dalam pembelian obat herbal perlu konsultasi
terlebih dahulu pada dokter/apoteker/ahli herbal, dengan persentase sebesar
74,49% (73 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
telah memahami manfaat berkonsultasi pada dokter/apoteker ataupun ahli obat
herbal sebelum membeli dan menggunakan obat herbal. Salah satu manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berkonsultasi pada dokter/apoteker ataupun ahli obat herbal sebelum membeli
dan menggunakan obat herbal adalah mencegah terjadinya pemilihan dan
penggunaan obat herbal yang tidak tepat dan tidak rasional. Ini sesuai dengan
pendapat Duke (2000) yang menegaskan bahwa pentingnya berkonsultasi lebih
dahulu dengan dokter/apoteker ataupun ahli obat herbal sebelum membeli dan
menggunakan obat herbal untuk mendapatkan obat herbal yang aman, tepat dan
sesuai dengan kondisi kesehatan kita.
14. Pengetahuan responden mengenai obat herbal tidak boleh
mengandung bahan kimia obat
Pernyataan ke-14 obat herbal tidak boleh mengandung bahan kimia obat,
didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 20. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Tidak Boleh Mengandung
Bahan Kimia Obat
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal tidak boleh
mengandung bahan kimia obat, dengan persentase sebesar 80,62% (79
responden). Hal ini menyatakan bahwa responden telah mengetahui dan
memahami bahwa obat herbal tidak boleh mengandung bahan kimia obat. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
penelitian ini sudah sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM RI No:
HK.00.05.41.1384 (2005) pasal 34 ayat 1 poin a yang menyebutkan bahwa
obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. Hal ini dikarenakan
dengan adanya penambahan bahan kimia obat kedalam ramuan obat herbal
memiliki risiko yang sangat tinggi di mana dapat menimbulkan efek yang
membahayakan kesehatan konsumen.
15. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh diminum
bersama-sama obat modern (obat konvensional)
Pernyataan ke-15 pasien tidak tahu bahwa penggunaan obat herbal
bersama-sama dengan obat modern aman, didapatkan distribusi jawaban dari
98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 21. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Diminum
Bersama-Sama Obat Modern (Obat Konvensional)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan penggunaan obat herbal boleh
bersama-sama dengan obat modern (obat konvensional) asal diberi jeda waktu
minum, dengan persentase sebesar 77,55% (76 responden). Ini menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bahwa sebagian besar responden belum mengetahui dan memahami bahwa
dalam menggunakan obat herbal tidak boleh bersama-sama dengan obat
konvensional (obat resep dokter maupun obat bebas). Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Winata (2003) yang menyatakan bahwa meminum obat
tradisional (dalam hal ini obat herbal) sebaiknya tidak dicampur dengan obat
paten yang diberikan oleh dokter, kecuali ada saran khusus dari dokter tersebut.
Harmanto dan Subroto (2007) juga menegaskan bahwa ketika herbal atau
jamu dikonsumsi secara bersamaan dengan obat konvensional (obat resep
dokter maupun obat bebas) mereka dapat berinteraksi didalam tubuh,
menyebabkan perubahan kerja mereka dibandingkan bila digunakan secara
terpisah. Selain itu, belum ada penelitian yang menyatakan tentang keamanan
penggunaan herbal secara bersamaan dengan obat konvensional (obat resep
dokter maupun obat bebas). Oleh karena, itu dalam menggunakan obat herbal
tidak boleh bersama-sama dengan obat konvensional (obat resep dokter
maupun obat bebas) meskipun diberi jeda waktu minum, karena dapat
mempengaruhi kesehatan dan keefektivitasan pengobatan.
16. Pengetahuan responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam
bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil
Pernyataan ke 16 responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam
bentuk sirup, kapsul, tablet, atau pil didapat distribusi jawaban dari 98
responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 22. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Merupakan Jamu Dalam
Bentuk Sirup, Kapsul, Tablet atau Pil
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan ke-16, maka dapat disimpulkan sebagian
besar responden tahu bahwa obat herbal adalah jamu dengan bentuk sirup,
kapsul, tablet atau pil, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden).
17. Pengetahuan responden mengenai obat herbal diminum bersama
dengan obat konvensional selalu aman
Pernyataan ke-17 responden tidak tahu bahwa penggunaan obat herbal
bersama-sama dengan obat konvensional itu selalu aman meskipun diberi jeda
waktu minum, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai
berikut.
Gambar 23. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Diminum Bersama
dengan Obat Konversional Selalu Aman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan ke-17, maka dapat disimpulkan sebagian
besar responden tidak tahu kalau penggunaan obat herbal bersama-sama
dengan obat konvensional itu tidak selalu aman meskipun diberi jeda waktu
minum, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden). Oleh karena itu,
perlu adanya perhatian khusus dalam penggunaan obat herbal bersama-sama
dengan obat konvensional, karena penggunaan obat herbal bersama-sama
dengan obat konvensional tidak selalu aman. Hal ini disebabkan karena tidak
sedikit zat kimia yang berasal dari obat konvensional dapat berinteraksi dengan
bahan penyusun didalam obat herbal. Ini dapat menimbulkan efek yang tidak
diharapkan yang dapat mengancam kesehatan. Supardi (1997) menegaskan
bahwa penggunaan obat akan menjadi tidak efektif bila tidak sesuai indikasi,
kombinasi beberapa zat untuk satu keluhan dapat menyebabkan terjadinya
interaksi baik searah maupun berlawanan arah.
Untuk mencegah/menghindari komplikasi yang mungkin terjadi, sangat
dianjurkan untuk memberitahu dokter mengenai obat herbal yang digunakan
dan bila dikehendaki penggunaan obat herbal bersama-sama dengan obat
konvensional maka penggunaannya perlu dibawah pengawasan dokter/apoteker
atau ahli obat herbal.
18. Pengetahuan responden mengenai obat herbal dapat dijadikan
pengobatan alternatif
Pernyataan obat herbal dapat dijadikan pengobatan alternatif, didapat
distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 24. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal dapat Dijadikan
Pengobatan Alternatif
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal dapat dijadikan
pengobatan alternatif, dengan persentase sebesar 74,49% (73 responden).
Banyaknya responden yang setuju akan pernyataan tersebut menunjukan
mereka mempercayai manfaat dari obat herbal.
19. Pengetahuan responden mengenai obat herbal mempunyai efek
samping lebih ringan dibanding dengan obat konvensional
Pernyataan ke-19 obat herbal memiliki efek samping yang lebih ringan
dibandingkan dengan obat konvensional (dengan bahan kimia obat), didapat
distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 25. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Mempunyai Efek Samping
Lebih Ringan Dibanding dengan Obat Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal memiliki efek
samping yang lebih ringan dibandingkan dengan obat konvensional (dengan
bahan kimia obat), dengan persentase sebesar 73,47% (72 responden).
Banyaknya responden yang setuju akan pernyataan bahwa obat herbal memiliki
efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan obat konvensional,
disebabkan karena sebagian besar masyarakat percaya bahwa mengkonsumsi
obat yang alami jauh lebih aman dari pada mengkonsumsi obat yang
mengandung bahan kimia obat (BKO). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Harmanto dan Subroto (2007) bahwa seperti halnya obat konvensional,
obat herbal tetap memiliki efek samping walaupun relatif lebih ringan
dibandingkan obat konvensional. Karena itu dalam mengkonsumsi obat herbal
tetap harus memperhatikan dosis, waktu konsumsi yang tepat, indikasi dan
kontraindikasi untuk mencegah timbulnya efek samping yang tidak diharapkan.
20. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang aman dan
efektif perlu memperhatikan produsen pembuatnya
Pernyataan ke-20 dalam memilih obat herbal yang aman dan efektif perlu
memperhatikan produsen pembuatnya, didapat distribusi jawaban dari 98
responden adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 26. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Aman dan Efektif
Perlu Memperhatikan Produsen Pembuatnya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
81,63% (80 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa
dalam memilih obat herbal yang aman dan efektif perlu memperhatikan
produsen pembuatnya. Menurut Harmanto dan Subroto (2007) menegaskan
bahwa selalu saja ada produsen jamu atau obat herbal yang tidak memikirkan
efek negatif atau efek samping yang mungkin saja timbul, dengan
mencampurkan bahan kimia ke dalam jamu atau obat herbal. Oleh karena itu,
dalam memilih obat herbal harus sangat kritis memperhatikan produsen
pembuat obat herbal baik nama maupun alamatnya, agar dapat menjamin
kualitas, keamanan dan khasiat dari produk obat herbal yang konsumen beli/
konsumsi. Harmanto dan Subroto (2007) juga menyarankan untuk memilih
produk obat herbal yang berkualitas dengan ciri-ciri diantaranya dijual
ditempat-tempat resmi, nama dan alamat produsen jelas, memiliki merek
dagang terdaftar, memiliki izin edar dari BPOM, memiliki klaim sesuai aturan,
tercantum tanggal kadaluwarsa dan kode produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dari hasil jawaban pertanyaan pengetahuan responden tentang obat
herbal secara umum pada 20 pertanyaan di dapat hasil rata-rata adalah 78,37%,
dari hasil rata-rata tersebut dapat di simpulkan pengetahuan responden dapat
dikatakan baik karena menurut Pratomo tingkat pengetahuan dikatakan baik
bila skor jawaban responden lebih dari 75%.
C. Alasan Responden Menggunakan Obat Herbal
1. Sumber pengenalan dan pemberi informasi mengenai obat herbal
Sesuai hasil kuesioner tentang sumber pengenalan dan pemberi informasi
mengenai obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 98 responden
yaitu sebagai berikut.
Gambar 27. Sumber Pengenalan dan Pemberi Informasi Mengenai Obat Herbal
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab keluarga/teman, yaitu sejumlah 45,92% (45 responden). Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kotler (2006) bahwa keluarga, saudara dan teman
merupakan kelompok acuan yang mempunyai pengaruh langsung pada diri
konsumen, karena mereka selalu berhubungan/berinteraksi dengan konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Peran tenaga kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam menyarankan
responden untuk menggunakan obat herbal
Mengacu pada hasil kuesioner pada 98 reponden tentang peran tenaga
kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam menyarankan responden untuk
menggunakan obat herbal, maka diperoleh hasil statistik deskriptif, yaitu
sebagai berikut.
Gambar 28. Peran Tenaga Kesehatan (Dokter/Apoteker/Bidan) Dalam Menyarankan
Responden Untuk Menggunakan Obat Herbal
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab sering menerima saran dari tenaga kesehatan untuk
menggunakan obat herbal, yaitu sejumlah 47,96% (47 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa kini tenaga kesehatan telah dapat menerima penggunaan
obat herbal pada pelayanan kesehatan formal karena didukung dengan
banyaknya pengujian-pengujian terhadap obat herbal baik secara pra klinik
maupun klinik sehingga tidak sedikit tenaga kesehatan telah berani
menyarankan penggunaan obat herbal dalam pelayanan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Bentuk sediaan obat herbal yang sering dipilih/digunakan oleh responden
Menurut hasil kuesioner pada 98 responden tentang bentuk sediaan obat
herbal yang sering dipilih/digunakan oleh responden, diperoleh hasil statistik
deskriptif, yaitu sebagai berikut:
Gambar 29. Bentuk Sediaan Obat Herbal yang Sering Dipilih/Digunakan oleh Responden
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab tablet yaitu sejumlah 46,94% (46 responden). Ini dikarenakan
produk obat herbal dalam bentuk tablet memberikan kelebihan tersendiri bagi
pengguna obat herbal, yaitu lebih praktis dibandingkan bentuk serbuk.
4. Tujuan mengkonsumsi obat herbal
Berdasarkan hasil kuesioner pada 98 responden tentang tujuan
mengkonsumsi obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif yaitu sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 30. Tujuan Mengkonsumsi Obat Herbal
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab mencegah penyakit sejumlah 37,76% (37 responden) dan
menjawab mengobati penyakit sebanyak 35,71% (35 responden). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kini masyarakat lebih mengandalkan obat
herbal untuk mencegah penyakit dan mengobati penyakit. Selain itu, adanya
dukungan/peran tenaga kesehatan dalam mengembangkan pengobatan
tradisional terutama penggunaan obat herbal makin meningkatkan semangat
masyarakat untuk menggunakan obat herbal lagi untuk pengobatan.
5. Hasil umum yang dirasakan setelah mengkonsumsi obat herbal
Hasil umum yang dirasakan akan menentukan perilaku responden
selanjutnya. Hal ini senada dengan teori inovasi Roger (cit. Sarwono, 2007)
tentang innovation decision process dimana seseorang yang telah mengetahui
dan menaruh perhatian terhadap suatu ide serta memberi penilaian, akan
mencoba memakainya dan bila mendapatkan hasil seperti yang diharapkan
maka orang tersebut akan mengadopsi/menerima hal baru tersebut, dalam hal
ini tentang penggunaan obat herbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Merangkum hasil kuesioner pada 98 responden tentang hasil umum yang
dirasakan setelah mengkonsumsi obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif
yaitu sebagai berikut
Gambar 31. Hasil Umum yang Dirasakan Setelah Mengkonsumsi Obat Herbal
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab sembuh total yaitu sejumlah 43,88% (43 responden). Hal ini
disebabkan karena obat herbal bersifat konstruktif dimana obat herbal
membangun sedikit demi sedikit organ yang mengalami gangguan tapi secara
menyeluruh (Harmanto dan Subroto, 2007).
6. Antara obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan kimia obat),
mana yang dipilih (lebih sering menggunakan) untuk mengatasi keluhan
yang dirasakan
Dari hasil kuesioner pada 98 responden tentang pemilihan obat antara
obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan kimia obat) yang lebih sering
menggunakan untuk mengatasi keluhan yang dirasakan, diperoleh hasil statistik
deskriptif yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 32. Antara Obat Herbal dan Obat Konvensional (dengan BKO), Mana yang
Dipilih (Lebih Sering Menggunakan) Untuk Mengatasi Keluhan yang Dirasakan
Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden
yang lebih memilih (lebih sering menggunakan) obat herbal untuk mengatasi
keluhan yang dirasakan yaitu sejumlah 72,45% (71 responden).
7. Alasan pemilihan obat herbal daripada obat konvensional (dengan bahan
kimia obat)
Dari 71 responden (72,45%) yang lebih memilih obat herbal daripada
obat konvensional (dengan bahan kimia obat), diperoleh hasil statistik
deskriptif alasan responden yang lebih memilih obat herbal yaitu sebagai
berikut.
Gambar 33. Alasan Pemilihan Obat Herbal daripada Obat Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tampak dari alasan 71 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab obat herbal memiliki efek samping ringan 25,35% (18
responden). Alasan tersebut dapat dipahami karena obat herbal berasal dari
bagian tanaman alami yang tidak dikombinasikan dengan bahan kimia obat
(BKO). Alasan tersebut juga senada dengan pendapat Harmanto dan Subroto
(2007).
8. Alasan pemilihan obat konvensional (dengan bahan kimia obat) daripada
obat herbal
Dari 27 responden (27,55%) yang lebih memilih obat konvensional
(dengan bahan kimia obat) daripada obat herbal, diperoleh hasil statistik
deskriptif alasan responden yang lebih memilih obat konvensional (dengan
bahan kimia obat) yaitu sebagai berikut.
Gambar 34. Alasan Pemilihan Obat Konvensional (dengan Bahan Kimia Obat) daripada
Obat Herbal
Tampak dari alasan 27 responden tersebut didominasi oleh responden
yang menjawab obat konvensional mudah didapat, yaitu sejumlah 55,56% (15
responden). Hal ini dikarenakan distribusi obat konvensional lebih terstruktur
dari pabrik obat hingga apotek/toko obat ataupun pedagang kaki lima, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
obat konvensional lebih mudah didapatkan dibandingkan obat herbal yang
hanya ada tempat-tempat tertentu.
D. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman
Uji chi-square (crosstab) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel penelitian, yaitu karakteristik responden, pemahaman, dan alasan
pemilihan obat herbal, mempunyai hubungan pengaruh atau tidak. Untuk
mengetahui hal tersebut, variabel-variabel tersebut harus diuji dengan
menggunakan uji χ2 pada taraf signifikansi 0,05. Jika χ2
-hitung (χ2 hasil analisis)
bertaraf signifikansi (p) lebih kecil atau sama dengan 0,05, berarti hubungan
variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan pengaruh yang kuat. Jika χ2-
hitung bertaraf signifikansi (p) lebih besar atau sama dengan 0,05, berarti
hubungan variabel-variabel tersebut adalah hubungan pengaruh yang lemah.
1. Jenis kelamin
Berdasarkan data tentang hubungan jenis kelamin responden (pasien)
Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka
diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel II. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Pemaham
Crosstab
Pemahaman
Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Jenis_Kelamin Laki-laki Count 3 15 17 8 43
% of Total 3.1% 15.3% 17.3% 8.2% 43.9%
Perempuan Count 1 12 15 27 55
% of Total 1.0% 12.2% 15.3% 27.6% 56.1%
Total Count 4 27 32 35 98
% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.460a 3 .015
Likelihood Ratio 10.925 3 .012
Linear-by-Linear Association 8.709 1 .003
N of Valid Cases 98
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.76.
Pada Tabel II ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)
memberikan hasil bahwa jenis kelamin responden berpengaruh signifikan
terhadap pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,003 <
0,05, sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua
variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Usia
Mengacu pada data tentang hubungan usia responden (pasien) Poliklinik
Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang diolah dengan
menggunakan program komputer, maka diperoleh hasil statistik kuantitatif
sebagai berikut.
Tabel III. Hubungan Usia Responden dengan Pemahaman
Crosstab
Pemahaman
Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Usia 17-25 th Count 1 18 16 7 42
% of Total 1.0% 18.4% 16.3% 7.1% 42.9%
26-50 th Count 3 9 15 19 46
% of Total 3.1% 9.2% 15.3% 19.4% 46.9%
> 50 th Count 0 0 1 9 10
% of Total .0% .0% 1.0% 9.2% 10.2%
Total Count 4 27 32 35 98
% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%
Chi-Square Tests
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 23.641a 6 .001
Likelihood Ratio 25.497 6 .000
Linear-by-Linear Association 14.486 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .41.
Pada Tabel III ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)
memberikan hasil bahwa usia responden berpengaruh terhadap pemahaman
tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,000 < 0,05, sehingga
menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel tersebut.
3. Pendidikan
Menganalisis data tentang hubungan pendidikan responden (pasien)
Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka
diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel IV. Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemahaman
Crosstab
Pemahaman
Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pendidikan SMP Count 0 0 0 4 4
% of Total .0% .0% .0% 4.1% 4.1%
SMA Count 2 15 16 7 40
% of Total 2.0% 15.3% 16.3% 7.1% 40.8%
D3 Count 2 11 9 8 30
% of Total 2.0% 11.2% 9.2% 8.2% 30.6%
S1 Count 0 1 7 6 14
% of Total .0% 1.0% 7.1% 6.1% 14.3%
S2 Count 0 0 0 10 10
% of Total .0% .0% .0% 10.2% 10.2%
Total Count 4 27 32 35 98
% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 37.423a 12 .000
Likelihood Ratio 42.902 12 .000
Linear-by-Linear Association 9.684 1 .002
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (65.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pada Tabel IV ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)
memberikan hasil bahwa pendidikan responden berpengaruh terhadap
pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,002 < 0,05,
sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel
tersebut.
4. Pekerjaan
Menunjuk data tentang hubungan pekerjaan responden (pasien)
Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan
pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka
diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.
Tabel V. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemahaman
Crosstab
Pemahaman
Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pekerjaan PNS Count 3 14 18 13 48
% of Total 3.1% 14.3% 18.4% 13.3% 49.0%
Wiraswasta Count 1 10 10 6 27
% of Total 1.0% 10.2% 10.2% 6.1% 27.6%
Pensiunan Count 0 3 4 16 23
% of Total .0% 3.1% 4.1% 16.3% 23.5%
Total Count 4 27 32 35 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Crosstab
Pemahaman
Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pekerjaan PNS Count 3 14 18 13 48
% of Total 3.1% 14.3% 18.4% 13.3% 49.0%
Wiraswasta Count 1 10 10 6 27
% of Total 1.0% 10.2% 10.2% 6.1% 27.6%
Pensiunan Count 0 3 4 16 23
% of Total .0% 3.1% 4.1% 16.3% 23.5%
Total Count 4 27 32 35 98
% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 16.087a 6 .013
Likelihood Ratio 16.300 6 .012
Linear-by-Linear Association 7.698 1 .006
N of Valid Cases 98
a. 3 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.
Pada Tabel V ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)
memberikan hasil bahwa pekerjaan responden berpengaruh terhadap
pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,006 < 0,05,
sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5. Pemahaman
Menyimak data tentang hubungan pemahaman responden (pasien)
Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, tentang obat
herbal secara umum dengan karakteristik responden yang diolah dengan
menggunakan program komputer, maka diperoleh hasil statistik kuantitatif
sebagai berikut.
Tabel VI. Hubungan Karakteristik Responden dengan
Pemahaman Obat Herbal
Hubungan / Pemahaman Obat Herbal
Keterkaitan χ2 p χ
2tabel r r tabel status ranking
Jenis_Kelamin 8.709 0.003 3.841 0.300 0.198 kuat 3
Usia 14.486 0.000 3.841 0.386 0.198 kuat 1
Pendidikan 9.684 0.002 3.841 0.316 0.198 kuat 2
Pekerjaan 7.698 0.006 3.841 0.282 0.198 kuat 4
Pada Tabel VI ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)
memberikan hasil bahwa jenis kelamin responden (di mana p = 0,003 < 0,05;
memiliki pengaruh yang kuat), usia responden (di mana p = 0,000 < 0,05;
memiliki pengaruh yang kuat), pendidikan responden (di mana p = 0,002 <
0,05; memiliki pengaruh yang kuat) dan pekerjaan responden (di mana p =
0,006 < 0,05; memiliki pengaruh yang kuat), sehingga karakteristik responden
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman tentang obat herbal secara umum.
Tampak bahwa pengaruh usia responden terhadap terhadap pemahaman
tentang obat herbal secara umum adalah pengaruh terbesar, sebab mempunyai
nilai χ2 terbesar dan r terbesar, yaitu 14,486 dan 0,386.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito:
sebagian besar responden perempuan (56,12%), berusia 26-50 tahun (46,94%),
PNS (48,98%) dan bertingkat pendidikan SMA atau sederajat (40,82%).
2. Pengetahuan/pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum
tergolong tinggi (baik), dengan rata-rata skor jawaban responden yang didapat,
yaitu sebesar 78,37%; pasien mau mengkonsumsi/memilih obat herbal 72,45%
dengan hasil chi square tests 0,002 dari nilai tersebut dapat dikatakan ada
hubungan pengaruh pemahaman pasien tentang obat herbal dengan pasien mau
mengkonsumsi obat herbal.
3. Karakteristik pasien mempunyai pengaruh terhadap pemahaman tentang obat
herbal, dibuktikan dengan nilai chi-square < 0,05 untuk jenis kelamin, usia,
pendidikan dan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut manfaat dan efek samping obat herbal.
2. Melihat pengetahuan/pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum
tergolong tinggi (baik) maka peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Poliklinik
Herbal RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta untuk lebih mengenalkan penggunaan
obat herbal dengan lebih sering memberikan informasi kepada pasien tentang
obat herbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2006, Prosedur Pendekatan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 141, 151, 168-169, 178-179.
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi I, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, pp. 106-125.
Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 1-
71.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2002, Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan No: HK.00.05.23.02769 tentang
Pencantuman Asal Bahan Tertentu, Kandungan Alkohol, Dan Tanggal
Kadaluwarsa pada Penandaan atau Label Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Makanan, dan Pangan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2005, Peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan No: HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria
Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal
Terstandar Dan Fitofarmaka, Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.
Barnet, 2000. The yeast A taxonomic Study. Economics, Life Science & Social
Science. pp 37-39
Berkman dan Gilson, 1981, Sikap Terhadap Lingkungan Alam, Universitas
Sumatera Utara.
Chosin, A., 2001, Kajian Waktu Daluwarsa Obat Tradisional/ Jamu Bentuk
Serbuk, Evaluasi Parameter serta Implementasi pada Campuran Serbuk
Simplisia (Obat Tradisional/ Jamu), Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, http://digilib.litbang,depkes.go.id/, diakses tanggal 26
Oktober 2010.
Departemen Kesehatan, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.pp 32-33.
Duke, J.A., 2000, Herbs Green Medicine, C. R. C. Boka Raton Inc Florida, pp.
106-113.
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Keempat, Universitas Diponegoro, Semarang. pp. 21-24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hakim, L., 2002, Kajian Stategis Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan
Obat Alam Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia XXI, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya, pp. 9-
17.
Harmanto, N. dan Subroto, M.A., 2007, Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek
Samping, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. xi, 1, 7, 14-17, 27,
35-36, 47-49, 77, 84-85, 89, 102, 110.
Hartadi, 2012, Dasar-dasar Ilmu Farmasi, Universitas Indonesia Timur, Makasar
Holt, G.A., dan Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E. G.,
(Editor), Handbook of Non Prescription Drugs, 9th
ed., AphA,
Washington DC, pp. 1-10.
Ismail dkk, 2009, Sosiologi Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Kotler, P., 2006, Managemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol, Prehallindo, Jakarta, pp. 229-273.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
pp. 79-92.
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Cetakan 5, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, pp. 10-18.
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya, UGM
Press, Yogyakarta, pp. 1-9, 30-32, 54-79.
Soekanto, Soejono. 2002, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Stoklosa, M.J., dan Ansel, H.C., 1996, Pharmaceutical Calculations, 10th
ed.,
William and Willkins, USA, pp. 66.
Sugiono, 2008, Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, Jawa Barat,
pp. 66-67.
Suhadi, R., 2000, Keluarga Sehat dengan Biaya Murah Melalui Sistem Perawatan
Sendiri, Seri Menyongsong Milenium Ke-3, Mencegah Penyakit Lebih
Mudah daripada Mengobati Penyakit, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, pp. 95-111.
Supardi, S., 1997, Pengobatan Sendiri di Masyarakat dan Masalahnya, Cermin
Dunia Kedokteran, Nomor 118, Kalbe Farma, Jakarta, 48-50.
Suparno, A.S, 2001, Membangun Kompetensi Belajar, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. pp. 6-11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Supriyadi, 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Univertas
Terbuka, Jakarta
Syahputri, M.V., 2007, Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan Bahan-
Bahan Terkait, Vol. I, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 37-38.
Uyanto, S., 2009, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi 3, Graha Ilmu,
Yogyakarta, pp. 273-275.
Winata, S.D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. 11,
No.29, 50-55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 2. Instrumen Penelitian (Kuesioner)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 4. Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik Usia Responden ( jumlah responden 98 orang )
Kelompok Usia Jumlah Responden % Responden
17 – 25 tahun 42 42,86 %
26 – 50 tahun 46 46,94 %
> 50 tahun 10 10,20 %
Karakteristik jenis kelamin Responden ( jumlah responden 98 orang )
Jenis Kelamin Jumlah Responden % Responden
Perempuan 55 56,12 %
Laki - laki 43 43,88 %
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ( jumlah responden 98 orang )
Tingkat Pendidikan
SMP SMA D3 S1 S2
Jml Responden 4 40 30 14 10
% Responden 4,08 % 40,82 % 30,61 % 14,29 % 10,20 %
Karakteristik Pekerjaan Responden (jumlah responden 98 orang )
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden % Responden
Pensiunan 7 7,14 %
PNS 64 65,31 %
Wiraswasta 27 27,55 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Kuesioner Pengetahuan Responden
tentang Obat Herbal Secara Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Kecenderungan Jawaban Kuesioner pada
Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Secara Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Kuesioner Alasan Pemilihan Obat Herbal
No Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase
1. Dari siapa anda mengenal dan mendapat informasi mengenai Obat
Herbal?
a. a. Keluarga/Teman 45 45,92%
b.Tenaga Kesehatan (dokter, apoteker,
bidan,dll)
27 27,55%
c. Pengalaman masa lalu 16 16,33%
d. Iklan surat kabar/ buku/ majalah/
televisi/radio
5 5,10%
e.lainnya 5 5,10%
Total 98 100,00%
2 Apakah Anda pernah disarankan oleh tenaga kesehatan
(dokter/apoteker/bidan) untuk menggunakan Obat Herbal?
a.Selalu 0 0%
b. Sering 47 47,96%
c. Kadang-kadang 25 25,51%
d. Tidak pernah 26 26,53%
Total 98 100,00%
3 Bentuk sediaan Obat Herbal yang sering Anda pilih / gunakan?
a. Tablet 46 46,94%
b. Kapsul 23 23,47%
c. Cair/Sirup 16 16,33%
d. Pil 8 8,16%
e.Lainnya 5 5,10
Total 98 100,00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase
4 Tujuan Anda mengkonsumsi Obat Herbal?
a. Mencegah penyakit 37 37,76%
b. Mengobati penyakit 35 35,71%
c. Memulihkan kesehatan 13 13,27%
d. Menjaga dan meningkatkan kesehatan
(menjaga stamina)
8 8,16%
e.Lainnya 5 5,10%
Total 98 100,00%
5 Bagaimana umumnya hasil yang Anda rasakan setelah mengkonsumsi
Obat Herbal?
a. Berkhasiat (sembuh total) 43 43,88%
b. Berkhasiat (sembuh sementara/ hanya
meredakan gejala)
27 27,55%
c. Tidak berkhasiat 13 13,27%
d. Tambah parah/ ada keluhan 13 13,27%
e.Lainnya 2 2,04%
Total 98 100,00%
6 Antara Obat Herbal dan Obat Modern (dengan bahan kimia obat), mana
yang Anda pilih (sering gunakan) untuk mengatasi keluhan yang Anda
rasakan?
a. Obat Herbal (Silahkan melanjutkan
soal nomor 7)
71 72,45%
b. Obat Modern (dengan bahan kimia obat)
(Silahkan melanjutkan soal nomor 8)
27 27,55%
Total 98 100,00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
7
Anda lebih memilih Obat Herbal daripada Obat Modern (dengan bahan
kimia obat), karena:
a. Obat Herbal sudah digunakan turun
temurun
8 11,27%
b. Obat Herbal berasal dari bahan tanaman
alam
17 23,94%
c. Obat Herbal harganya lebih terjangkau
(murah)
15 21,13%
d. Efek samping ringan (relatif aman) 18 25,35%
e.Alternatif obat kimia 9 12,68%
Lainnya 4 5,63%
Total 71 100,00%
No. Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase
8 Anda lebih memilih Obat Modern (dengan bahan kimia obat) daripada
Obat Herbal, karena:
a. Obat Modern mudah didapat 6 22,03%
b. Obat Modern khasiat yang timbul lebih
cepat
13 47,46%
c. Lebih terpercaya karena sudah dilakukan
pengujian
2 6,78%
d. Disarankan oleh tenaga kesehatan (dokter,
apoteker, bidan,dll)
6 23,73%
Total 27 100,00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Dewi Sri Mulyani, dilahirkan
di Klaten pada tanggal 13 Oktober 1973. Penulis
bersuami Yanu Ariyoko dan mempunyai dua orang
anak. Penulis menempuh pendidikan dari SDN Pluneng
I di Klaten pada tahun 1980-1986. Pada tahun 1987-
1989 menempuh pendidikan di SLTP Negri I Kebon
Arum di Klaten, kemudian melanjutkan ke SMF
“Indonesia” Yogyakarta dan tamat pada tahun 1992.
Lulus langsung bekerja di Apotik Putra Yk, Selanjutnya
bekerja di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari tahun
1993 sampai sekarang, kemudian pada tahun 2007
penulis mendapat tugas belajar dari Rumah Sakit di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penulis memiliki pengalaman sebagai Asisten Praktikum Perbekalan
Steril tahun ajaran 2010/2011 dan juga berhasil mengikuti Program Kreativitas
Mahasiswa PKM 2009 dengan judul “ Pemanfaatan Limbah Serbuk Jamu PT.
Capung Indah Abadi Menjadi Biopestisida Dengan Metode Fermentasi
Bioaktivator EM-4”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI