115
STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani NIM : 078114086 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2 0 1 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

  • Upload
    dobao

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL

PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Dewi Sri Mulyani

NIM : 078114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2 0 1 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

ii

STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL

PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Dewi Sri Mulyani

NIM : 078114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2 0 1 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

v

‘’ BERUSAHALAH MAKA

ENGKAU AKAN BERHASIL ’’

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK :

Tuhan Yesus Kristus yang Senantiasa Memberiku kemudahan Alm Mamak & Bapakku Keluarga Kecilku Sahabat-Sahabat Setiaku Almamaterku Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka

saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Yogyakarta, 2 Oktober 2013

Penulis

Dewi Sri Mulyani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : F. Dewi Sri Mulyani

Nomor Mahasiswa : 078114086

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI PEMAHAMAN DAN ALASAN PEMILIHAN OBAT HERBAL

PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secra terbatas, dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 November 2013

Yang menyatakan

Dewi Sri Mulyani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

karunia dan anugerah-Nya yang senantiasa menjadi kekuatan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Studi Pemahaman Dan

Alasan Pemilihan Obat Herbal Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” ini dipersiapkan dan disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini dapat selesai dengan baik atas doa dan dukungan dari berbagai

pihak yang telah banyak membantu penulis. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih atas segala dukungannya kepada :

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Prof Dr dr I Nyoman Kertia SpPD-KR selaku Dosen Pembimbing I

yang telah banyak mengarahkan, mendampingi serta memberikan

bimbingan, bantuan dan saran kepada penulis.

3. Ibu Yunita Linawati, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu, pikiran, perhatian dan kesabaran untuk

mengarahkan, mendampingi serta memberikan bimbingan, bantuan dan

saran kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

ix

4. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji, atas kritik

dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Aris Widayati, M, Si., PhD., Apt selaku Dosen Penguji, atas kritik dan

saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc., Sp PK (K) selaku Kepala

Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Bapak MT. Sutena, SKM., MM., M.Sc. selaku Ka. Sub. Bag. Diklit

Keperawatan dan Non Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah

membantu penulis dalam proses perijinan untuk melakukan penelitian.

8. Bapak dr. Bambang Sigit Riyanto, Sp PD. KP selaku Ka. Instalasi Rawat

Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Dra. Rosita Mulyaningsih, Apt. Sp.FRS selaku Ka. IP2S yang telah

memberi izin dan mendukung penulis.

10. Keluargaku tercinta Yanu Ariyoko, Amk., Gerardo Briyan Pradana, Firdan

Baruta Arnandika yang banyak mendukung dan menyemangati penulis.

11. Teman-teman baikku Fenny Noviana, Fransisca Kurnianingsih, Aryanti,

Dina Wulandari, Maria Lisa Nova, Ratna Mustika, Paulina, Maria Yesia,

Kadek Risna, Elisa Eka, dan Aloysia Yossy atas kebersamaan kita

selama ini dan atas dukungan, bantuan dan doa yang selalu diberikan

kepada penulis.

12. Teman-teman FKK‟B 2007 atas kerjasama selama proses perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

x

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang

harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun terhadap skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, 09 Oktober 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL...................................................................................

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................

PRAKATA......................................................................................................

vii

viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

INTISARI......................................................................................................

xxiii

xxiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xii

ABSTRACT .................................................................................................... xxv

BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

1. Permasalahan ............................................................................... 2

2. Keaslian penelitian .......................................................................

3. Manfaat penelitian.......................................................................

a. Manfaat teoritis........................................................................

b. Manfaat praktis........................................................................

B. Tujuan Penelitian.......................................................................................

a. Tujuan umum...........................................................................

b. Tujuan khusus..........................................................................

2

3

3

3

4

4

4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 5

A. Obat Herbal ..................................................................................... 5

B. Pemahaman.................................................................................. 7

C. Pengetahuan ......................................................................................

1. Proses adopsi perilaku.............................................................

2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif ........................

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan........................

8

8

9

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xiii

D. Sikap.......................................................................................... 13

E. Keterangan Empiris............................................................................ 15

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 16

B. Variabel Penelitian ....................................................................... 16

C. Definisi Operasional.......................................................................... 16

D. Subjek Penelitian...............................................................................

E. Besar Sampel..............................................................................

F. Waktu Penelitian...........................................................................

G. Tempat Penelitian........................................................................

H. Instrumen Penelitian...........................................................................

17

18

19

19

20

I. Tata Cara Penelitian ........................................................................

1. Studi pustaka……………………………………………….....

2. Analisis situasi…………………………………………….......

a. Penentuan lokasi penelitian..............................................

b. Perijinan...........................................................................

c. Penentuan sampel penelitian............................................

3. Pengujian instrumen penelitian (kuesioner)..............................

4. Uji pemahaman bahasa, uji validasi dan uji reliabilitas............

21

23

23

23

23

24

24

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xiv

5. Hasil uji instrumen penelitian...................................................

a. Uji pemahaman bahasa..................................................

b. Uji validitas.....................................................................

c. Uji reliabilitas.................................................................

6. Analisis hasil........................................................................

a. Perhitungan persentase profil responden..........................

b. Uji chi-square (crosstab)..................................................

7. Pembahasan data dan kesimpulan.............................................

J. Keterbatasan Penelitian................................................................

25

25

25

27

28

28

29

29

30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 31

A. Karakteristik Responden ...............................................................

1. Jenis kelamin……………………………………………...........

2. Usia……………………………………………….....................

3. Pendidikan……………………………………………………..

4. Pekerjaan…………………………………………………….....

31

31

32

32

33

B. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal..................................

1. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang merupakan

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xv

bagian dari obat tradisional..........................................................

2. Pengetahuan responden mengenai definisi obat herbal...............

3. Pengetahuan responden mengenai keamanan obat herbal...........

4. Pengetahuan responden mengenai khasiat obat herbal................

5. Pengetahuan responden mengenai obat herbal teruji keamanan

dan khasiatnya..............................................................................

6. Pengetahuan responden mengenai kandungan obat herbal yang

memiliki khasiat masing-masing.................................................

7. Pengetahuan responden mengenai efek samping obat herbal......

8. Pengetahuan responden mengenai cara pemakaian obat herbal..

9. Pengetahuan responden mengenai obat herbal memiliki

kadaluwarsa..................................................................................

10. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang sudah

kadaluwarsa boleh dikonsumsi........................................

11. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh

dikonsumsi semua usia..............................................................

12. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh

dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui maupun yang

memiliki gangguan fungsi organ...............................................

13. Pengetahuan responden mengenai obat herbal perlu

dikonsultasikan..........................................................................

14. Pengetahuan responden mengenai obat herbal tidak boleh

35

36

37

38

38

39

40

42

42

43

44

46

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xvi

mengandung bahan kimia obat.................................................

15. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh diminum

bersama-sama obat modern (obat konvensional)......................

16. Pengetahuan responden tentang obat herbal merupakan jamu

dalam bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil................................

17. Pengetahuan responden mengenai obat herbal diminum

bersama dengan obat konvensional selalu aman.......................

18. Pengetahuan responden mengenai obat herbal dapat dijadikan

pengobatan alternatif.................................................................

19. Pengetahuan responden mengenai obat herbal mempunyai

efek samping lebih ringan dibanding dengan obat

konvensional............................................................................

20. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang aman dan

efektif perlu memperhatikan produsen pembuatnya..................

48

49

50

51

52

53

54

C. Alasan Responden Mau Menggunakan Obat Herbal........................

1. Sumber pengenalan dan pemberi informasi mengenai obat

herbal.......................................................................................

2. Peran tenaga kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam

memberikan saran pada responden untuk menggunakan obat

herbal ........................................................................................

3. Bentuk sediaan obat herbal yang sering dipilih/digunakan

oleh responden...........................................................................

56

56

57

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xvii

4. Tujuan mengkonsumsi obat herbal...........................................

5. Hasil umum yang dirasakan setelah mengkonsumsi obat

herbal......................................................................................

6. Antara obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan

kimia obat), mana yang dipilih (lebih sering menggunakan)

untuk mengatasi keluhan yang dirasakan..................................

7. Alasan pemilihan obat herbal daripada obat konvensional

(dengan bahan kimia obat).........................................................

8. Alasan pemilihan obat konvensional (dengan bahan kimia

obat) daripada obat herbal.........................................................

D. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman................

1. Jenis kelamin…………………………………………….........

2. Usia………………………………………………..................

3. Pendidikan………………………………………………….....

4. Pekerjaan……………………………………………………....

5. Pemahaman................................................................................

58

59

60

61

62

63

63

65

66

68

70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xviii

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran ……………………………………………………………..

71

72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

LAMPIRAN.................................................................................................... 76

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel I. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pemahaman Responden tentang

Obat Herbal secara Umum............................................................. 26

Tabel II. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Pemahaman..........

64

Tabel III. Hubungan Usia Responden dengan Pemahaman.......................... 65

Tabel IV. Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemahaman................ 67

Tabel V. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemahaman.................. 68

Tabel VI. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman Obat

Herbal.............................................................................................. 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xx

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.

Gambar 2.

Skema Tata Cara Penelitian............................................................

Karakteristik Jenis Kelamin Responden.........................................

22

31

Gambar 3. Karakteristik Usia Responden........................................................ 32

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar 12.

Gambar 13.

Karakteristik Pendidikan Responden..............................................

Karakteristik Pekerjaan Responden................................................

Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Merupakan

Bagian dari Obat Tradisional..........................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Obat Herbal..............

Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Aman untuk

Digunakan/Dikonsumsi..................................................................

Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Manjur untuk

Digunakan/Dikonsumsi...................................................................

Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Sudah Teruji

Keamanan dan Khasiatnya..............................................................

Pengetahuan Responden bahwa Setiap Kandungan yang Ada

pada Obat Herbal Memiliki Khasiat Masing-Masing.....................

Pengetahuan Responden Mengenai Tidak Adanya Efek Samping

yang Berbahaya pada Semua Obat Herbal......................................

33

34

34

35

36

37

38

39

40

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xxi

Gambar 14.

Gambar 15.

Gambar 16.

Gambar 17.

Gambar 18.

Gambar 19.

Gambar 20.

Gambar 21.

Gambar 22.

Gambar 23.

Pengetahuan Responden Mengenai Cara Pemakaian untuk

Semua Obat Herbal Sama...............................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Memiliki

Tanggal Kadaluwarsa......................................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Sudah

Kadaluwarsa Masih Boleh Dikonsumsi..........................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh

Dikonsumsi Semua Usia.................................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh

Dikonsumsi oleh Ibu Hamil dan Menyusui maupun yang

Mengalami Gangguan Fungsi Organ..............................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Perlu

Dikonsultasikan Terlebih Dahulu pada Dokter/Apoteker/Ahli

Herbal..............................................................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Tidak Boleh

Mengandung Bahan Kimia Obat....................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Diminum

Bersama-Sama Obat Modern (Obat Konvensional).......................

Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Merupakan Jamu

Dalam Bentuk Sirup, Kapsul, Tablet atau Pil.................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Diminum

Bersama dengan Obat Konvensional Selalu Aman........................

42

43

44

45

46

47

48

49

51

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xxii

Gambar 24.

Gambar 25.

Gambar 26.

Gambar 27.

Gambar 28.

Gambar 29.

Gambar 30.

Gambar 31.

Gambar 32.

Gambar 33.

Gambar 34.

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal dapat Dijadikan

Pengobatan Alternatif....................................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Mempunyai

Efek Samping Lebih Ringan Dibanding dengan Obat

Konvensional............................................................................

Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Aman dan

Efektif Perlu Memperhatikan Produsen Pembuatnya.....................

Sumber Pengenalan dan Pemberi Informasi Mengenai Obat

Herbal.......................................................................................

Peran Tenaga Kesehatan (Dokter/Apoteker/Bidan) Dalam

Menyarankan Responden Untuk Menggunakan Obat Herbal........

Bentuk Sediaan Obat Herbal yang Sering Dipilih/Digunakan oleh

Responden.......................................................................................

Tujuan Mengkonsumsi Obat Herbal..............................................

Hasil Umum yang Dirasakan Setelah Mengkonsumsi Obat

Herbal.......................................................................................

Antara Obat Herbal dan Obat Konvensional (dengan BKO),

Mana yang Dipilih (Lebih Sering Menggunakan) Untuk

Mengatasi Keluhan yang Dirasakan...............................................

Alasan Pemilihan Obat Herbal daripada Obat Konvensional.........

Alasan Pemilihan Obat Konvensional (dengan Bahan Kimia

Obat) daripada Obat Herbal............................................................

53

53

55

56

57

58

59

60

61

61

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Surat Ethical Clearance..............................................................

Instrumen Penelitian (Kuesioner)...............................................

Hasil Uji Reliabilitas.................................................................

Gambaran Karakteristik Responden........................................

Hasil Perhitungan Kuesioner Pengetahuan Responden

tentang Obat Herbal Secara Umum..........................................

Hasil Perhitungan Kecenderungan Jawaban Kuesioner pada

Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Secara Umum...

Hasil Perhitungan Kuesioner Alasan Pemilihan Obat Herbal....

76

77

81

82

83

85

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xxiv

INTISARI

Penggunaan obat herbal dalam pengobatan komplementer dan alternatif

di Indonesia semakin populer dengan bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah

yang semakin banyak terhadap khasiat herbal. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang pengetahuan dan alasan pasien poliklinik penyakit

dalam di RSUP Dr. Sardjito mengenai obat herbal secara umum.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif menggunakan teknik sampling kuota secara nonprobability

sampling. Kuesioner yang merupakan instrumen penelitian, diberikan pada 98

pasien poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Uji validitas kuesioner menggunakan metode Produk Momen

Pearson dan Test Total Item-Corrected Correlation, sedangkan uji reliabilitas

menggunakan metode Alpha Cronbach. Data yang diperoleh, diolah secara

statistik deskriptif dalam bentuk persentase dan ditampilkan dengan tabel dan

gambar.

Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito : sebagian besar

responden perempuan (56,12%), berusia 26-50 tahun (46,94%), PNS (48,98%)

dan bertingkat pendidikan SMA atau sederajat (40,82%), pengetahuan/

pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum tergolong tinggi ( baik),

dengan rata-rata skor jawaban responden yang didapat, yaitu sebesar 78,37% ;

pasien mau mengkonsumsi /memilih obat herbal 72,45% dengan hasil chi square

tests 0,002 dari nilai tersebut dapat dikatakan ada hubungan pengaruh pemahaman

pasien tentang obat herbal dengan pasien mau mengkonsumsi obat herbal.

Karakteristik pasien mempunyai pengaruh terhadap pemahaman tentang obat

herbal, dibuktikan dengan nilai chi-square < 0,05 untuk jenis kelamin, usia,

pendidikan dan pekerjaan.

Kata kunci: pengetahuan, alasan pemilihan, obat herbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

xxv

ABSTRACT

The use of herbal medicine as a complementary and alternative medicine

in Indonesia has become popular with the empirical evidence and the scientific

support for the efficacy of many herbals. This study aimed to gain insight into the

patient‟s knowledge and reason of using herbs medicine in the Internal medicine

out patient of Dr. Sardjito Hospital.

This research was a non-experimental researchwith descriptive design

using a quota sampling technique in non-probality sampling. The questionnaire as

a research instrument, given to 98 patients in Internal medicine out patient of Dr.

Sardjito Hospital who met the inclusion with dan exclusion criteria. The validity

test of questionnaire used the pearson product moment test and corrected item

total correlation while the reliability test used alpha cronbach method. Data

obtained were processed in the form of descriptive statistics and percentages and

were displayed with tables and figure.

The data obtained, as described below: the majority of female

respondents (56.12%), respondents aged 26-50 years old (46.82%), civil servant

(48.98%) and High school education or equivalent (40.82%). Respondents

knowledge/ understanding of herbal medicine in general is high (good), with an

average score of respondents obtained, amounting to 78.37%. Patients wanted to

eat/ pick herbs 72.45% with the results of the chi square test 0.002 of value can be

said to exist a relationship influences patient understanding about herbal

medicines to patient willing herbs. Patient characteristics have an influence on the

understanding of herbal medicine, evidenced by the chi-square value < 0.05 for

gender, age, education, and occupation

Key words : knowledge, reason of selection, herbal medicine

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Saat ini penggunaan obat herbal dalam pengobatan komplementer dan

alternatif di Indonesia semakin popular dengan bukti-bukti empiris dan dukungan

ilmiah yang semakin banyak terhadap khasiat herbal sehingga banyak digunakan

oleh masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, termasuk

penyakit-penyakit berat seperti kanker, diabetes mellitus, jantung, hipertensi,

stroke, hepatitis dan AIDS (Harmanto,2007).

Obat herbal dapat didefinisikan sebagai produk obat jadi dalam kemasan

akhir yang diberi penandaan, mengandung zat aktif yang berasal dari bagian

tanaman diatas atau dibawah tanah, atau bagian tanaman lainnya, atau kombinasi

dari bagian-bagian tersebut, baik dalam bentuk yang belum diolah maupun bentuk

preparat (Hartadi, 2012).

Persepsi masyarakat beragam tentang obat tradisional ada yang fanatik

percaya dan ada yang tidak, bagi yang fanatik percaya dengan obat tradisional

mengganggap bahwa yang berasal dari alam pasti baik dan aman sehingga

menggunakan obat tradisional bertahun-tahun, sebaliknya bagi yang tidak percaya

menganggap obat tradisional tidak semanjur obat modern dan bentuk serta

kemasaan obat tradisional yang tidak meyakinkan (Hakim, 2002).

Obat herbal dapat memberikan manfaat jika tepat penggunaannya baik

dosis serta cara penggunaannya juga arahan dan pemantauan oleh ahlinya. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

pemaparan diatas maka tidak sedikit rumah sakit yang berminat untuk

pengembangkan layanannya pada pengobatan herbal, salah satunya adalah Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito,

responden yang dipilih adalah pasien poliklinik penyakit dalam karena persentase

jumlah pasien poliklinik penyakit dalam paling banyak dari jumlah keseluruhan

pasien rawat jalan, dengan batasan usia diatas 17 tahun.

1. Permasalahan

a. Seperti apakah deskripsi karakteristik, tingkat pemahaman, dan alasan

membeli dari para pasien poliklinik penyakit dalam di Rumah Sakit Dr.

Sardjito terhadap obat herbal?

b. Apakah ada hubungan pengaruh karakteristik pasien dengan tingkat

pemahaman pasien tentang obat herbal?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis pernah dilakukan, yaitu “Kajian Pengetahuan dan Alasan

Pemilihan Obat Herbal pada Pasien Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”

(Noviana, 2011). Penelitian Noviana (2011) ini lebih menitikberatkan pada

persentase hasil dari kajian pengetahuan dan alasan pemilihan obat herbal saja,

sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih menitikberatkan pada hubungan

antara karakteristik pasien poliklinik penyakit dalam di RSUP Dr. Sarjito dengan

pemahaman dan alasan pemilihan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

3

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif teknik sampling kuota secara nonprobability sampling

menggunakan kuesioner. Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien

penyakit dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan judul “Studi

Pemahaman Pasien Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terhadap Obat

Herbal”. Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan di bidang kefarmasian tentang obat herbal.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat

pemahaman dan alasan penggunaan obat herbal.

b. Manfaat praktis

1) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui

pemahaman pasien penyakit dalam terhadap produk tradisional.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Rumah

Sakit Dr. Sardjito dalam pengembangan layanan poliklinik herbal di

RS Dr. Sardjito.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

4

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui deskripsi karakteristik, tingkat pemahaman, dan alasan

pasien mau menggunakan obat herbal, dari para pasien poli penyakit

dalam di Rumah Sakit Dr. Sardjito, terhadap produk tradisional atau

produk herbal.

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh karakteristik pasien

dengan tingkat pemahaman pasien tentang obat herbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Herbal

Obat herbal Indonesia selama ini lebih dikenal dengan nama jamu dan izin

dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI juga mengolongkan

dalam jamu. Jamu sendiri identik dengan serbuk yang harus diseduh dan terasa

pahit sehingga sebagian masyarakat modern merasa tidak nyaman dan bahkan

terkesan kuno. Menyadari hal ini, maka produsen jamu mulai membuat inovasi

dengan memproduksi jamu dalam bentuk kapsul atau tablet dan sekarang dikenal

dengan obat herbal.

Sesuai dengan Keputusan Badan POM RI No. 00.05.4.2411 tahun 2004,

berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian

khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Jamu, yang merupakan obat tradisional warisan nenek moyang.

2. Obat herbal terstandart, yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti

ilmiah dan uji pra klinik serta standarisasi bahan baku.

3. Fitofamaka, yang dikembangkan berdasarkan uji klinik, standarisasi bahan

baku dan sudah bisa diresepkan dokter. Khusus fitofarmaka, konsepnya

tidak berbeda dengan obat modern karena merupakan obat yang berasal

dari tanaman dan telah melalui prosedur uji pra klinik persyaratan formal

produk pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

6

Beberapa kendala yang menghambat perkembangan jamu dan obat herbal

di Indonesia adalah:

(1) Pengolahan bahan jamu/herbal yang belum terstandar, terutama mutu.

(2) Industri jamu/obat herbal kadang tidak jujur dengan menambahkan bahan-

bahan kimia ke dalam produknya sehingga sering menimbulkan efek

samping yang tidak dikehendaki.

(3) Kurangnya penelitian ilmiah dan dukungan pemerintah terus-menerus.

(4) Sebagian masyarakat tidak tahan dengan rasa pahit dan aroma tidak enak.

(5) Masyarakat terbiasa mengkonsumsi sesuatu yang bisa dirasakan secara

instan (seketika).

(6) Tidak semua bahan baku obat herbal dibudidayakan secara serius.

(7) Sulitnya meraih kepercayaan masyarakat karena belum dilakukan

penelitian ilmiah secara menyeluruh.

(8) Biaya penelitian untuk uji pra klinik dan uji klinik sangat mahal sehingga

menjadi kendala utama bagi industri jamu yang kebanyakan merupakan

industri kecil dan menengah (Harmanto dan Subroto, 2007).

Dengan perkembangan masyarakat, akhir-akhir ini pengobatan alternatif

atau ramuan trasional mulai diminatai. Dimana-mana mulai banyak bermunculan

klinik-klinik pengobatan tradisional yang sangat diminati oleh masyarakat luas

masyarakat mulai menyadari obat tradisional tidak kalah hebat dengan obat

modern. Ada pula sebagian golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan

realistis, yaitu dengan tetap melakukan diagnosa medis dan ingin tahu proses

perkembangan penyakitnya tetap menggunakan jasa dokter, namun proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

7

pengobatannya menggunakan obat tradisional/herbal (Harmanto dan Subroto,

2007).

Dari literatur yang sudah ada, sesungguhnya herbal Indonesia sangat

potensial mengatasi aneka macam penyakit terutama bila benar cara

pengolahannya, tepat cara penggunaan maupun dosisnya serta selalu dilakukan

pemantauan untuk megnetahui proses kesembuhannya. Sinergi pengalaman

empiris dan penelitian ilmiah tentang khasiat dan manfaat herbal akan menjadi

bukti yang kuat keberhasilan obat herbal yang relatif kecil efek sampingnya. Hal

ini akan meningkatkan pula kepercayaan masyarakat untuk tidak ragu lagi

menggunakan warisan nenek moyang, yakni obat herbal (Harmanto dan Subroto,

2007).

B. Pemahaman

Pemahaman adalah proses perbuatan atau cara memahami dan

memahamkan. Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk

menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu

bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk

penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

8

C. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman,

indra rasa dan indra raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata (indra penglihatan) dan telinga (indra pendengaran). Pengetahuan juga dapat

diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain,

media masa maupun lingkungan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis

dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku

setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus dan

merupakan domain yang sangat penting terhadap tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang

dipahami yang dapat diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat

dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri

sendiri maupun lingkungannya (Supriyadi, 1993).

1. Proses adopsi perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak disadari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

9

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

d. Trial, yakni orang mulai mencoba perilaku baru

e. Adaption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkat :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

10

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang diperlajari antara lain: menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

11

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Pendidikan

Yaitu untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

perilaku positif yang meningkat (Soekanto, 2002). Seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

12

mempunyai pendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima

informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Artinya, ia

dapat mengadopsi inovasi dengan cepat dibandingkan dengan

orang berlatar belakang pendidikan rendah yang cenderung sulit

untuk mengetahui atau mengikuti informasi yang tersedia dengan

keterbatasan pengetahuan (Notoatmojo, 2003).

b. Umur

Sistem pendidikan bertambah maju seiring perkembangan zaman,

sehingga orang muda yang sudah matang pemikirannya akan lebih

berpendidikan jika meningkatkan pengetahuannya. Artinya

semakin matang umur, maka kesempatan untuk memperoleh

pengetahuan melalui pendidikan semakin banyak sehingga

pengetahuan bertambah (Barnet, 2000).

c. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002).

d. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang suatu yang bersifat non formal (Soekanto,

2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

13

e. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup

(Soekanto, 2002).

f. Budaya

Tingkah laku manusiawi atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan (Soekanto, 2002).

D. Sikap

Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu

tindakan. Konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk

menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan

kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu maupun menilai atau menanggapi

sesuatu (Azwar, 1995). Berkman dan Gilson (1981) mendefinisikan sikap adalah

evaluasi individu yang berupa kecenderungan (inclination) terhadap berbagai

elemen di luar dirinya. Allfort (dalam Assael, 1984) mendefinisikan sikap adalah

keadaan siap (predisposisi) yang dipelajari untuk merespon objek tertentu yang

secara konsisten mengarah pada arah yang mendukung (favorable) atau menolak

(unfavorable).

Hawkins, dkk. (1986) menyebutkan, sikap adalah pengorganisasian secara

ajeg dan bertahan (enduring) atas motif, keadaan emosional, persepsi dan proses-

proses kognitif untuk memberikan respon terhadap dunia luar.

Azwar (1995), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka

pemikiran, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

14

1. Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi

seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut

mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

2. Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chief,

Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok

pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi

terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa

kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial

untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada

suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

3. Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi

pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu

sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif

yang saling berinteraksi di dalam memahami, merasakan dan

berperilaku terhadap suatu objek.

Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut:

1) Menerima (Receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

15

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Indikasi sikap tingkat ketiga adalah mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung-jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi adalah tanggung-jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek, sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden

(Azwar, 1995).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pemahaman

terhadap produk obat herbal dan latar belakang pemilihan obat herbal pada pasien

penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Juli 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian berjudul “Studi Pemahaman Pasien Penyakit dalam Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta Terhadap Obat Herbal periode Juli

2010” ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif, yaitu mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang

merupakan pendukung terhadap aspek keamanan, khasiat, dan mutu obat

tradisional, kemudian dianalisis untuk dicari peranannya sejauh mana pasien

Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito memahami tentang obat herbal.

B. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah: karakteristik responden, pemahaman

responden terhadap obat herbal, alasan pemilihan atau mau mengkonsumsi obat

herbal oleh responden.

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik responden adalah data pribadi responden yang meliputi

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

17

2. Alasan pemilihan adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu

pemilihan, yang bisa dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi

dan psikologis.

3. Pemahaman responden adalah gambaran subyektif internal seseorang

dalam bentuk pendapat terhadap suatu hal yang dilihat, didengar dan

dirasakan sehingga mampu untuk mengartikan dan menjelaskan dengan

baik dan benar tentang obat herbal.

4. Obat tradisional adalah obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar

ataupun simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan

jamu berbentuk cairan ataupun serbuk kering, tablet.

5. Pengetahuan atau pemahaman dikatakan baik jika skor jawaban responden

> 75%

6. Pengetahuan atau pemahaman dikatakan kurang baik jika skor jawaban

responden < 40%

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien penyakit dalam di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta. Dalam penelitian ini subjek penelitian disebut responden.

Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam

penelitian. Kriteria inklusi adalah responden yang berumur diatas 17 tahun baik

laki-laki maupun perempuan yang periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta pada periode bulan Juli 2010, pernah mengkonsumsi obat

herbal serta bersedia mengikuti kegiatan pada penelitian ini. Kriteria eksklusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

18

adalah pasien Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang

dalam pengisian kuesioner tidak terisi penuh/tidak lengkap.

E. Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil secara random dan

bersifat representative (mewakili) (Praktiknya, 2001). Jumlah sampel yang

digunakan didapatkan dari hasil sampling. Berdasarkan data kunjungan pasien

instalasi rawat jalan sub instalasi penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,

jumlah pasien rata-rata yang periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta pada bulan Januari-Juni 2010 sebanyak 800 pasien.

Jumlah sampel pada penelitian ini dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus berikut (Notoatmodjo, 2002) : (Rumus di mana populasi < 10000)

n = N

1 + N (d2)

n= besar sampel yang diambil

N= besar populasi

d= tingkat signifikansi (10%)

Perhitungan jumlah sampel yang diambil:

n = N

1 + N (d2)

= 800 = 88,88 pasien = 89 pasien

1 + [800 x (0,12)]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

19

Untuk mengatasi dropped out maka jumlah sampel ditambah 10% dari

jumlah sampel awal, sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

menjadi 98 pasien. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

teknik sampling kuota secara nonprobability sampling. Sampling kuota adalah

teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2008). Nonprobability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil

data dari sampel yang ditemui secara kebetulan di Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan

dan bersedia mengikuti kegiatan pada penelitian ini.

F. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2010 pada hari kerja di

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu selama 25 hari

pada jam 08.00 hingga 12.00 WIB, namun bila masih ada pasien yang datang

untuk periksa di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta maka

peneliti tetap melanjutkan pengambilan data.

G. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

20

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang seseorang ketahui

(Arikunto, 2006).

Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yang berisi pertanyaan yang mengacu

pada permasalahan penelitian ini. Pada bagian pertama dari kuesioner merupakan

jenis pertanyaan terbuka yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden

(seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan). Disebut

pertanyaan terbuka karena jawaban tidak disediakan dan responden harus mengisi

sendiri.

Pada bagian kedua dari kuesioner berisi pernyataan untuk mengetahui

pemahaman responden terhadap obat herbal. Dipandang dari cara menjawab

merupakan kuesioner tertutup karena telah disediakan jawabannya sehingga

responden memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan tersebut.

Pernyataan yang ada pada bagian kedua dari kuesioner penelitian ini

menggunakan skala Likert sebagai metode penskalaan pernyataan sikap yang

menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Setiap

butir pernyataan diberikan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Responden wajib untuk

memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan tersebut. Pada penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

21

peneliti melihat kecenderungan jawaban dengan menjumlahkan persentase

jawaban responden, yaitu SS + S dan ST + STS. Didapat jawaban responden

lebih dari 75% benar sesuai dengan acuan yang ada maka secara umum

pemahaman responden dapat disimpulkan sudah baik.

Pernyataan yang ada pada bagian kedua dari kuesioner terdiri atas dua

sifat, yaitu: favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah suatu

pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi

pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada objek sikap. Sebaliknya,

suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap

(sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung atau kontra terhadap objek sikap

yang hendak diungkap) disebut dengan pernyataan unfavorable (Azwar, 1995).

Pada bagian ketiga dari kuesioner merupakan jenis pertanyaan semi

terbuka yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang melatarbelakangi atau alasan responden memilih obat herbal. Disebut

pertanyaan semi terbuka karena pertanyaan yang pilihan jawaban yang dapat diisi

sendiri oleh responden atau berupa alasan yang dapat diisi bebas oleh responden.

I. Tata Cara Penelitian

Suatu penelitian yang baik, harus dilakukan dengan urutan langkah-

langkah yang sistematis. Adapun skema langkah-langkah penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

22

Gambar 1. Skema Tata Cara Penelitian

Valid

Tidak

Reliabel

Pengumpulan Data

Uji Validitas

Kuesioner

Penentuan Metode

sampling dan ukuran

sampel

Reliabel

Pengolahan Data:

Deskripsi Variabel Penelitian

Pengujian dengan Chi-square (Crosstab)

Analisis dan Intepretasi Data

Pemahaman dan Alasan pemilihan

Kesimpulan dan Saran

Membuang

pernyataan

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Penetapan Tujuan Penelitian

Model Penelitian

(Studi Pemahaman dan alasan pemilihan obat herbal

Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito)

Penentuan Variabel

Penelitian Menentukan Sumber

Data Penelitian

Mulai

Observasi Pendahuluan

Membuang

pernyataan

Uji Reliabilitas

Kuesioner

Tidak

Valid

Membuat dan menyebar kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

23

1. Studi pustaka

Peneliti memulai dengan studi pustaka seperti membaca literatur-literatur

yang ada mengenai obat tradisional khususnya obat herbal, peraturan yang

terkait obat herbal meliputi keamanan, khasiat, dan mutu obat herbal,

metodologi penelitian, pembuatan kuesioner dan perhitungan menggunakan

statistik yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya peneliti

dapat meminimalkan atau bahkan meniadakan kesalah pahaman tentang

pengetahuan obat herbal.

2. Analisis situasi

a. Penentuan lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang ditentukan oleh peneliti, yaitu Poliklinik

Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta, yang sedang mengembangkan Poliklinik Herbal.

b. Perijinan

Sebelum dilakukan penelitian dilakukan perijinan. Perijinan dimulai

dari Sekretariat Kampus kepada bagian Diklit RSUP Dr. Sardjito yang

akan diteruskan ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta. Disamping melakukan perijinan, peneliti juga mencari

informasi mengenai data responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

24

c. Penentuan sampel penelitian

Sesuai dengan perhitungan, minimal besar sampel atau subyek

penelitian adalah 98 pasien.

3. Pengujian instrumen penelitian (kuesioner)

Kuesioner dibuat setelah melakukan observasi dan membaca literatur.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan tujuan penelitian yang terbagi

menjadi 3 bagian, yaitu pertanyaan terbuka, tertutup, dan semi terbuka, yang

berupa karakteristik responden (nama, jenis kelamin, umur, pendidikan

terakhir, pekerjaan, alamat tempat tinggal dan riwayat penyakit), pemahaman

responden terhadap obat herbal dan faktor-faktor apa yang melatar belakangi

atau alasan responden dalam mau menggunakan obat herbal.

4. Uji pemahaman bahasa, uji validitas dan uji reliabilitas

Setelah kuesioner dibuat, dilakukan uji pemahaman bahasa, uji validitas

dan uji reliabilitas terhadap kuesioner tersebut. Uji-uji tersebut telah dilakukan

sebanyak tiga kali, untuk setiap uji baik uji pemahaman bahasa, uji validitas

dan uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dengan karakteristik mirip

dengan responden namun di luar daerah uji. Hasil uji ketiga sebanyak 30

responden karena uji realibitas dan validitas memenuhi maka data digunakan

untuk penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

25

5. Hasil uji instrumen penelitian

a. Uji pemahaman bahasa

Uji pemahaman bahasa dilakukan kepada 30 item pertanyaan yang ada

pada kuesioner. Setelah diujikan terdapat 9 pertanyaan yang tidak dapat

dipahami atau kurang dimengerti oleh responden. Oleh karena itu, peneliti

melakukan penyebaran kuesioner kembali dengan menggunakan 21

pertanyaan kepada 30 responden yang berbeda, hasilnya ada 1 pertanyaan

yang tidak valid sehingga peneliti menggunakan 20 pertanyaan untuk

mengetahui pemahaman responden berjumlah 98 responden, 20

pertanyaan tentang pengetahuan obat herbal dirasa cukup untuk

mengetahui pengetahuan responden.

b. Uji validitas

Tahapan pengujian validitas kuesioner merupakan pengukuran data

dari hasil kuesioner uji-coba (try-out/pre-test) yang telah diisi oleh para

responden sebanyak 30 orang. Data dari kuesioner tersebut disusun dan

diuji validitasnya, apakah data tersebut valid atau tidak valid. Apabila

terdapat data yang tidak valid, maka data tersebut diulang apakah

jawabannya sesuai dengan yang ada di lapangan atau butir-butir dalam

kuesioner tersebut mengikut petunjuk yang telah ditetapkan. Berikut

adalah tahapan dalam melakukan pengujian validitas:

1) Menentukan nilai r tabel

Dari tabel r untuk korelasi pearson product moment untuk n = 30

dan taraf kesalaham () = 0,05 didapat nilai r tabel = 0,361.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

26

Selanjutnya, angka 0,361 akan dipakai sebagai uji validasi terhadap

butir-butir kuesioner.

2) Mencari r hitung

Untuk mencari r hitung dari semua butir kuesioner ditunjukkan

pada kolom Tabel I, maka terdapat nilai-nilai angka dari setiap butir.

3) Pengambilan keputusan

Dasar dalam pengambilan menentukan butir kuesioner tersebut

valid atau tidak valid adalah sebagai berikut:

a) Data valid apabila r hasil > 0,361 dan r hasil signifikan.

b) Data tidak valid apabila r hasil ≤ 0,361 dan r hasil tidak

signifikan.

Tabel I. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pemahaman Responden

tentang Obat Herbal secara Umum

No. r hitung p r tabel validitas No. r hitung p r tabel validitas

1 0.632 0.000 0.361 Valid 16 -0.470 0.009 0.361 Invalid

2 0.615 0.000 0.361 Valid 17 0.541 0.002 0.361 Valid

3 0.558 0.001 0.361 Valid 18 0.128 0.499 0.361 Invalid

4 0.441 0.015 0.361 Valid 19 0.320 0.085 0.361 Invalid

5 0.632 0.000 0.361 Valid 20 -0.403 0.027 0.361 Invalid

6 0.445 0.014 0.361 Valid 21 0.343 0.064 0.361 Invalid

7 0.558 0.001 0.361 Valid 22 0.634 0.000 0.361 Valid

8 0.637 0.000 0.361 Valid 23 0.512 0.004 0.361 Valid

9 0.673 0.000 0.361 Valid 24 0.077 0.685 0.361 Invalid

10 0.726 0.000 0.361 Valid 25 0.46 0.010 0.361 Valid

11 0.649 0.000 0.361 Valid 26 0.282 0.131 0.361 Invalid

12 0.322 0.083 0.361 Invalid 27 0.628 0.000 0.361 Valid

13 -0.363 0.048 0.361 Invalid 28 0.512 0.004 0.361 Valid

14 0.541 0.002 0.361 Valid 29 0.094 0.621 0.361 Invalid

15 0.588 0.001 0.361 Valid 30 0.595 0.001 0.361 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

27

Dari hasil pengujian validitas kuesioner dengan menggunakan uji

korelasi Produk Momen Pearson dapat disimpulkan bahwa dari 30 item

pernyataan yang diuji-cobakan, yang dinyatakan valid sebanyak 20 item

pernyataan, karena 20 item pernyataan ini memiliki nilai r hitung yang lebih

besar atau sama dengan nilai r tabel 0,361 (dengan N sebanyak 30 dan

tingkat kepercayaan 95% atau taraf kesalahan 0,05), sedangkan 10 item

pernyataan yang dikatakan invalid (gugur) yang tidak akan dipakai lagi

dalam penyebaran kuesioner berikutnya (direduksi).

c. Uji reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji

reliabilitas. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,

2002). Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

konsistensi instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

(kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memberikan hasil

score yang konsisten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran kuesioner

tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel (Uyanto, 2009). Apabila

kereliabilitasan suatu instrumen penelitian tinggi hal ini berarti instrumen

penelitian tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian di waktu dan

tempat yang berbeda. Uji reliabilitas terhadap kuesioner dalam penelitian

ini juga hanya dilakukan pada bagian kedua dari kuesioner, yaitu

pernyataan yang menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

28

pengujian reliabilitas isi kuesioner menggunakan Tes Total Item-

Corrected Correlation.

Salah satu koefisien reliabilitas yang sering digunakan pada uji

reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Skala pengukuran yang reliabel

sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,70 (Uyanto, 2009).

Semakin besar nilai Alpha Cronbach yang didapat, maka semakin reliabel

instrumen tersebut (Azwar, 2003). Pada penelitian ini didapatkan nilai

Alpha Cronbach untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,886,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan pada bagian kedua

kuesioner penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik, ditunjukkan

dengan nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,70.

6. Analisis hasil

a. Perhitungan persentase profil responden

Pengolahan data kualitatif dianalisis dengan metode statistik

deskriptif. Data berupa profil karakteristik responden, profil pemahaman

responden terhadap obat herbal dan profil faktor-faktor apa saja yang

melatarbelakangi atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal.

Metode statistik yang digunakan adalah dengan teknik perhitungan

persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.

Penghitungan persentase dilakukan dengan menggunakan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

29

P : persentase jawaban (dalam %)

A : jumlah jawaban yang sejenis

B : jumlah responden total

b. Uji chi-square (crosstab)

Uji chi-square (crosstab) (Ghozali, 2009) digunakan untuk

mengetahui apakah variabel-variabel penelitian berupa karakteristik

responden, pemahaman dan faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi

atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal, mempunyai hubungan

pengaruh atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, variabel-variabel

tersebut harus diuji dengan menggunakan uji χ2 pada taraf signifikansi

0,05. Jika χ2hitung (χ

2 hasil analisis) bertaraf signifikansi (p) lebih kecil atau

sama dengan 0,05, berarti hubungan variabel-variabel tersebut adalah

hubungan pengaruh yang kuat. Jika χ2hitung bertaraf signifikansi (p) lebih

besar atau sama dengan 0,05 berarti hubungan variabel-variabel tersebut

adalah hubungan pengaruh yang lemah.

7. Pembahasan data dan kesimpulan

Pembahasan dibuat berdasarkan analisis data yang diperoleh dari tahap

sebelumnya dan dikaitkan dengan acuan yang telah ada, sehingga dapat diketahui

karakteristik responden dan sejauh mana pengetahuan responden terhadap obat

herbal serta dapat mengetahui alasan responden dalam pemilihan obat herbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

30

Selain itu dapat mengetahui adanya hubungan pengaruh atau tidak antara

karakteristik responden, pemahaman dan faktor-faktor apa saja yang

melatarbelakangi atau alasan responden dalam pemilihan obat herbal.

J. Keterbatasan Penelitian

Bias yang mungkin timbul pada penelitian ini disebabkan karena pada

kuesioner 20 pertanyaan tertutup tidak diberikan pilihan jawaban „tidak tahu‟ dan

adanya beberapa responden yang bersedia diikutsertakan dalam penelitian namun

mengalami kesulitan membaca kuesioner karena kemampuan pengelihatannya

sudah berkurang untuk mengatasi atau menimimalisir peneliti membantu

responden dalam membaca.

Dalam pertanyaan pengetahuan tentang obat herbal pada bagian kedua

merupakan pertanyaan tertutup dimana jawaban telah disediakan namun jika

responden tidak dapat menjawab kerana tidak tahu belum dapat terakomodasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini peneliti melihat dari beberapa aspek karakteristik

responden yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis pekerjaan. Tujuan

penelitian karakteristik responden adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

profil pasien Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sadjito Yogyakarta.

1. Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dari 98 responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden adalah perempuan dengan persentase sebesar 56,12%

(55 responden) dan sisanya adalah laki-laki sebesar 43,88% (43 responden).

Gambar 2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sarwono (2007) yang mengatakan

bahwa perempuan lebih peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan

keluarganya. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kaum perempuan

lebih peduli pada kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

32

2. Usia

Usia sangat berpengaruh terhadap banyaknya pengalaman seseorang

dalam melakukan pengobatan (Holt dan Hall, 1990). Pada penelitian ini

ditetapkan subjek penelitian yang diteliti adalah subjek penelitian yang berusia ≥

17 tahun dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok.

Gambar 3. Karakteristik Usia Responden

Dapat dilihat pada Gambar diatas bahwa responden yang menggunakan

obat herbal terbanyak (46,94%) adalah yang berusia 26-50 tahun. Ini

menggambarkan bahwa responden dengan usia 26-50 tahun lebih mendapatkan

pengetahuan yang cukup tentang manfaat dan menggunakan obat herbal.

3. Pendidikan

Responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan berbeda-beda

mulai dari SMP sampai sarjana (S2). Tingkat pendidikan tidak dijadikan kriteria

inklusi karena secara umum tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan,

sikap dan tindakan seseorang terhadap kesehatan, salah satunya terhadap

penggunaan obat herbal. Hal ini sesuai dengan penyataan dari Holt dan Hall

(1990), tingkat pendidikan seseorang dalam hubungannya dengan sikap terhadap

kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor

yang menentukan karena pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

33

terhadap berbagai informasi kesehatan yang ada di masyarakat. Maka tingkat

pendidikan responden penting untuk diketahui.

Gambar 4. Karakteristik Pendidikan Responden

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase terbesar adalah

responden dengan tingkat pendidikan terakhir lulusan SMA atau sederajat

(40,82%). Ini menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan tinggi tidak

mudah terpengaruh dengan iklan obat di media dan lebih banyak membaca label

pada kemasan obat sebelum mengkonsumsi obat. Mereka juga lebih sering

menggunakan obat herbal dibandingkan dengan obat kimia, dengan demikian

akan mengurangi risiko efek samping dari obat kimia yang jauh lebih besar

dibandingkan obat herbal.

4. Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden pada penelitian ini antara lain pensiunan, PNS

dan wiraswasta. Menurut Sarwono (2007), pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat

sosial seseorang dan interaksi didalam kelompok sosial tersebut dapat

mempengaruhi cara pandang dan mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

Dalam lingkungan pekerjaan dapat saling bertukar informasi tentang

perkembangan kesehatan atau informasi yang dapat digunakan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

34

pertimbangan tindakan mereka dalam memelihara kesehatan, salah satunya

dengan menggunakan obat herbal.

Gambar 5. Karakteristik Pekerjaan Responden

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 98 responden, jumlah

terbanyak 65,31% (64 responden) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini

disebabkan pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito sebagian besar

adalah PNS dengan memakai pelayanan AsKes menurut data dari bagian

pendaftaran.

B. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal

Berdasarkan hasil skor skala Likert dari kuesioner pengetahuan responden

98 responden, yang diolah dengan menggunakan statistik deskriptif maka

diperoleh hasil sebagai berikut.

Gambar 6. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal

Pengetahuan tentang obat herbal ini merupakan representasi jawaban dari

98 responden secara total (Gambar 6) memperoleh hasilnya sebagai berikut, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

35

yang pengetahuannya sangat tinggi sejumlah 35,72%, yang pengetahuannya tinggi

sejumlah 32,65%, yang pengetahuannya sedang sejumlah 27,55% dan yang

pengetahuannya rendah sejumlah 4,08%. Semakin besar tingkat persetujuan

responden terhadap semua pernyataan kuesioner maka semakin tinggi pemahaman

responden (pasien) tentang obat herbal secara umum. (Harmanto dan Subroto,

2007). Menurut Pratomo cit Ganie tingkat pengetahuan dikatakan baik jika

jawaban responden > 75%, cukup baik 40% - 75%, kurang baik jika < 40%

1. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang merupakan bagian

dari obat tradisional

Pernyataan ke-1 mengenai responden tahu obat herbal yang merupakan

bagian dari obat tradisonal.

Gambar 7. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Merupakan Bagian dari

Obat Tradisional

Hasil penelitian (Gambar 7) menunjukkan bahwa responden cenderung

menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal merupakan bagian dari

obat tradisional, dengan persentase sebesar 70,41% (69 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memahami bahwa obat herbal

merupakan bagian dari obat tradisional. Menurut Undang-Undang No.23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

36

Tahun 1992 tentang kesehatan Bab I Pasal 1 ayat (10), obat tradisional adalah

bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang

secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman, sedangkan menurut Syahputri (2007), obat herbal merupakan

produk obat jadi dalam kemasan akhir yang diberi penandaan yang

mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman. Oleh karena itu, obat

herbal masuk dalam bagian dari obat tradisional.

2. Pengetahuan responden mengenai definisi obat herbal

Pernyataan ke-2 responden tahu bahwa obat herbal merupakan produk

obat yang mengandung zat aktif dari bagian tanaman, didapat distribusi

jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 8. Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Obat Herbal

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab

setuju pada pernyataan bahwa obat herbal merupakan produk obat jadi yang

mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman, dengan persentase

sebesar 78,57% (77 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memahami bahwa obat herbal merupakan produk obat jadi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

37

mengandung zat aktif yang berasal dari bagian tanaman. Syahputri (2007)

mendefinisikan obat herbal sebagai berikut: produk obat jadi dalam kemasan

akhir yang diberi penandaan, mengandung zat aktif yang berasal dari bagian

tanaman diatas atau di bawah tanah, atau bagian tanaman lainnya, atau

kombinasi dari bagian-bagian tersebut, baik dalam bentuk yang belum diolah

maupun dalam bentuk preparat.

3. Pengetahuan responden mengenai keamanan obat herbal

Pernyataan ke-3 responden tahu bahwa obat herbal aman untuk

digunakan/dikonsumsi, didapat bahwa distribusi jawaban dari 98 responden

adalah sebagai berikut.

Gambar 9. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Aman untuk

Digunakan/Dikonsumsi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan persentase

sebesar 68,37% (67 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan

bahwa obat herbal aman untuk digunakan/dikonsumsi. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka memahami bahwa obat herbal itu aman, namun dalam

penggunaannya harus tetap memperhatikan indikasi, kontraindikasi, dosis,

waktu konsumsi, cara penggunaan dan efek samping yang mungkin timbul

(Harmanto dan Subroto, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

38

4. Pengetahuan responden mengenai khasiat obat herbal

Pernyataan ke-4 responden tahu bahwa obat herbal manjur untuk

digunakan/dikonsumsi, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah

sebagai berikut.

Gambar 10. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Manjur untuk

Digunakan/Dikonsumsi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan persentase

sebesar 69,39% (68 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan

obat herbal manjur untuk digunakan/dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memahami bahwa obat herbal manjur untuk

digunakan, karena kemanjuran atau khasiat obat herbal telah dibuktikan dengan

pengujian serta adanya keterangan empiris (berdasarkan pengalaman turun

temurun).

5. Pengetahuan responden mengenai obat herbal teruji keamanan dan

khasiatnya

Pernyataan ke-5 responden tidak tahu bahwa obat herbal sudah teruji

keamanan dan khasiatnya didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

39

Gambar 11. Pengetahuan Responden bahwa Obat Herbal Sudah Teruji Keamanan dan

Khasiatnya

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan tidak tahu bahwa obat

herbal sudah teruji keamanan dan khasiatnya, dengan persentase sebesar

69,39% (68 responden). Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami

bahwa obat herbal sudah teruji keamanan dan khasiatnya. Ini sesuai dengan

pernyataan Handayani dan Suharmiati (2002) yang menyatakan bahwa obat

herbal yang sudah memiliki izin edar, sebelum diedarkan ke masyarakat harus

memenuhi persyaratan keamanan dan khasiat sehingga setelah diedarkan di

masyarakat dapat dipastikan keamanan dan khasiatnya.

6. Pengetahuan responden mengenai kandungan obat herbal yang

memiliki khasiat masing-masing

Pernyataan ke-6 responden tahu bahwa setiap kandungan yang ada pada

obat herbal memiliki khasiat masing-masing, diperlihatkan bahwa distribusi

jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

40

Gambar 12. Pengetahuan Responden bahwa Setiap Kandungan yang Ada pada Obat

Herbal Memiliki Khasiat Masing-Masing

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase

sebesar 72,45% (71 responden). Hal ini menunjukkan bahwa responden

memahami bahwa setiap kandungan yang ada pada obat herbal memiliki

khasiat masing-masing.

7. Pengetahuan responden mengenai efek samping obat herbal

Pernyataan ke-7 responden mengetahui dan memahami bahwa semua obat

herbal tidak memiliki efek samping yang berbahaya, didapat distribusi jawaban

dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 13. Pengetahuan Responden Mengenai Tidak Adanya Efek Samping yang

Berbahaya pada Semua Obat Herbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

41

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan semua obat herbal tidak memiliki

efek samping yang tidak berbahaya, dengan persentase sebesar 68,37% (67

responden). Hal ini tidak senada dengan pendapat Harmanto dan Subroto

(2007) yang mengatakan bahwa semua obat baik obat modern maupun obat

tradisional (dalam hal ini obat herbal) pasti mempunyai efek samping. Efek

samping bisa bersifat intrinsik (dari obat itu sendiri), bisa pula bersifat

ekstrinsik (dari luar obat itu sendiri). Termasuk faktor intrinsik, antara lain:

salah dosis, salah waktu pemakaian, alergi atau tidak cocok dengan kondisi

kesehatan pemakai dan interaksi negatif dengan obat atau herbal lain.

Sedangkan hal yang termasuk faktor ekstrinsik, antara lain salah identifikasi

jenis obat atau tanaman, proses pengolahan dan kemasan tidak berkualitas,

klaim atau iklan yang menyesatkan dan pemalsuan. Winata (2003) juga

menegaskan bahwa sangat keliru bila mengganggap obat tradisional (obat

herbal) tidak memiliki efek samping karena bagaimanapun tanaman obat

sebagai bahan baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat

menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan tubuh.

Cara yang dapat dilakukan oleh ahli obat herbal, tenaga kesehatan, ataupun

pihak-pihak yang terkait, yaitu memberikan informasi mengenai obat herbal,

khususnya menekankan bahwa obat herbal pun memiliki efek samping yang

berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat dan rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

42

8. Pengetahuan responden mengenai cara pemakaian obat herbal

Pernyataan ke-8 responden mengetahui dan memahami bahwa cara

pemakaian untuk semua obat herbal sama, didapat distribusi jawaban dari 98

responden adalah sebagai berikut.

Gambar 14. Pengetahuan Responden Mengenai Cara Pemakaian untuk Semua Obat

Herbal Sama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 72.45% (71

responden) cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan bahwa cara

pemakaian untuk semua obat herbal sama. Mereka memahami bahwa cara

pemakaian obat herbal tidak sama (berbeda-beda), hal ini senada dengan

pernyataan dari Harmanto dan Subroto (2007) yang mengatakan bahwa cara

pemakaian obat herbal berbeda-beda tergantung jenis penyakit dan dosisnya.

9. Pengetahuan responden mengenai obat herbal memiliki kadaluwarsa

Pernyataan ke-9 bahwa semua obat herbal memiliki tanggal kadaluwarsa,

didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

43

Gambar 15. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Memiliki Tanggal

Kadaluwarsa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab

setuju pada pernyataan bahwa semua obat herbal memiliki tanggal

kadaluwarsa, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden). 24,49%

responden menyatakan bahwa semua obat herbal tidak memiliki tanggal

kadaluwarsa. Hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena obat herbal juga dapat

mengalami penurunan mutu dan keamanan akibat kondisi lingkungan

penanganan, pengangkutan dan penyimpanan sebelum digunakan maka perlu

mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada setiap kemasan obat herbal yang

diproduksi dan diedarkan (Chosin, 2001).

10. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang sudah

kadaluwarsa boleh dikonsumsi

Pernyataan ke-10 obat herbal yang sudah kadaluwarsa masih boleh

dikonsumsi, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

44

Gambar 16. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Sudah Kadaluwarsa

Masih Boleh Dikonsumsi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan bahwa obat herbal yang

sudah kadaluwarsa masih boleh dikonsumsi, dengan persentase sebesar 75,51%

(74 responden). Hal ini menunjukkan mereka mengetahui dan memahami

bahwa obat herbal yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi. Obat

herbal yang sudah kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi karena dikhawatirkan

obat herbal tersebut telah mengalami penurunan mutu dan keamanan sehingga

menyebabkan terjadinya efek yang tidak diharapkan.

11. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh dikonsumsi

semua usia

Pernyataan ke-11 semua orang dari segala usia boleh mengkonsumsi obat

herbal, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

45

Gambar 17. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Dikonsumsi Semua

Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa semua orang dari segala

usia boleh mengkonsumsi obat herbal, dengan persentase sebesar 72,45% (71

responden). Sisanya, yaitu 27,55% (27 responden) menyatakan bahwa obat

herbal tidak boleh di konsumsi oleh semua orang dari segala usia.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak responden yang

mengatakan bahwa obat herbal boleh dikonsumsi oleh segala usia hal ini cukup

berisiko. Dalam penggunaan obat baik obat konvensional maupun obat herbal

tetap harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor usia, karena faktor

usia akan berpengaruh pada perhitungan dosis obat yang akan diberikan. Hal

ini senada dengan pernyataan dari Stoklosa dan Ansel (1996) yang mengatakan

bahwa umur seseorang menjadi pertimbangan dalam menentukan dosis obat

untuk anak-anak dan orang yang lanjut usia.

Oleh karena itu, perlu diberikan informasi lebih lengkap oleh tenaga

kesehatan maupun ahli obat herbal mengenai penggunaan obat herbal secara

baik dan benar serta siapa-siapa saja yang boleh menggunakan obat herbal

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

46

12. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh dikonsumsi oleh

ibu hamil dan menyusui maupun yang memiliki gangguan fungsi

organ

Pernyataan ke-12 seseorang sedang hamil dan menyusui ataupun yang

mengalami gangguan fungsi organ boleh mengkonsumsi obat herbal, didapat

distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 18. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Dikonsumsi oleh Ibu

Hamil dan Menyusui maupun yang Mengalami Gangguan Fungsi Organ

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 80,61% (79

responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa orang hamil

dan menyusui bayi atapun mengalami gangguan fungsi organ boleh

mengkonsumsi obat herbal, hal ini sangat berisiko. Menurut Harmanto dan

Subroto (2007) menegaskan bahwa bila wanita hamil yang sedang sakit tidak

boleh sembarangan minum obat herbal karena bisa mempengaruhi janin dalam

kandungannya, karena dapat menyebabkan kecacatan janin atau mengalami

keguguran. Hal ini juga senada dengan pernyataan dari Suhadi (2000)

menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional (dalam hal ini obat herbal)

tidak boleh berlebihan terutama bila seseorang dalam keadaan hamil karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

47

dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Begitu

juga untuk yang mengalami gangguan fungsi organ. Oleh karena itu, dalam

penggunaan obat herbal tetap harus memperhatikan kondisi pengguna dan

sebaiknya mengkonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter/apoteker

ataupun dengan ahli obat herbal sebelum menggunakan obat herbal.

13. Pengetahuan responden mengenai obat herbal perlu dikonsultasikan

Pernyataan ke-13 yaitu dalam membeli dan mengkonsumsi obat herbal

perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter/apoteker/ahli herbal, didapat

distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 19. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Perlu Dikonsultasikan

Terlebih Dahulu pada Dokter/Apoteker/Ahli Herbal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab

setuju pada pernyataan bahwa dalam pembelian obat herbal perlu konsultasi

terlebih dahulu pada dokter/apoteker/ahli herbal, dengan persentase sebesar

74,49% (73 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

telah memahami manfaat berkonsultasi pada dokter/apoteker ataupun ahli obat

herbal sebelum membeli dan menggunakan obat herbal. Salah satu manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

48

berkonsultasi pada dokter/apoteker ataupun ahli obat herbal sebelum membeli

dan menggunakan obat herbal adalah mencegah terjadinya pemilihan dan

penggunaan obat herbal yang tidak tepat dan tidak rasional. Ini sesuai dengan

pendapat Duke (2000) yang menegaskan bahwa pentingnya berkonsultasi lebih

dahulu dengan dokter/apoteker ataupun ahli obat herbal sebelum membeli dan

menggunakan obat herbal untuk mendapatkan obat herbal yang aman, tepat dan

sesuai dengan kondisi kesehatan kita.

14. Pengetahuan responden mengenai obat herbal tidak boleh

mengandung bahan kimia obat

Pernyataan ke-14 obat herbal tidak boleh mengandung bahan kimia obat,

didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 20. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Tidak Boleh Mengandung

Bahan Kimia Obat

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal tidak boleh

mengandung bahan kimia obat, dengan persentase sebesar 80,62% (79

responden). Hal ini menyatakan bahwa responden telah mengetahui dan

memahami bahwa obat herbal tidak boleh mengandung bahan kimia obat. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

49

penelitian ini sudah sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM RI No:

HK.00.05.41.1384 (2005) pasal 34 ayat 1 poin a yang menyebutkan bahwa

obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung

bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. Hal ini dikarenakan

dengan adanya penambahan bahan kimia obat kedalam ramuan obat herbal

memiliki risiko yang sangat tinggi di mana dapat menimbulkan efek yang

membahayakan kesehatan konsumen.

15. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh diminum

bersama-sama obat modern (obat konvensional)

Pernyataan ke-15 pasien tidak tahu bahwa penggunaan obat herbal

bersama-sama dengan obat modern aman, didapatkan distribusi jawaban dari

98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 21. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Diminum

Bersama-Sama Obat Modern (Obat Konvensional)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan penggunaan obat herbal boleh

bersama-sama dengan obat modern (obat konvensional) asal diberi jeda waktu

minum, dengan persentase sebesar 77,55% (76 responden). Ini menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

50

bahwa sebagian besar responden belum mengetahui dan memahami bahwa

dalam menggunakan obat herbal tidak boleh bersama-sama dengan obat

konvensional (obat resep dokter maupun obat bebas). Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari Winata (2003) yang menyatakan bahwa meminum obat

tradisional (dalam hal ini obat herbal) sebaiknya tidak dicampur dengan obat

paten yang diberikan oleh dokter, kecuali ada saran khusus dari dokter tersebut.

Harmanto dan Subroto (2007) juga menegaskan bahwa ketika herbal atau

jamu dikonsumsi secara bersamaan dengan obat konvensional (obat resep

dokter maupun obat bebas) mereka dapat berinteraksi didalam tubuh,

menyebabkan perubahan kerja mereka dibandingkan bila digunakan secara

terpisah. Selain itu, belum ada penelitian yang menyatakan tentang keamanan

penggunaan herbal secara bersamaan dengan obat konvensional (obat resep

dokter maupun obat bebas). Oleh karena, itu dalam menggunakan obat herbal

tidak boleh bersama-sama dengan obat konvensional (obat resep dokter

maupun obat bebas) meskipun diberi jeda waktu minum, karena dapat

mempengaruhi kesehatan dan keefektivitasan pengobatan.

16. Pengetahuan responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam

bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil

Pernyataan ke 16 responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam

bentuk sirup, kapsul, tablet, atau pil didapat distribusi jawaban dari 98

responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

51

Gambar 22. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Merupakan Jamu Dalam

Bentuk Sirup, Kapsul, Tablet atau Pil

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung

menjawab setuju pada pernyataan ke-16, maka dapat disimpulkan sebagian

besar responden tahu bahwa obat herbal adalah jamu dengan bentuk sirup,

kapsul, tablet atau pil, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden).

17. Pengetahuan responden mengenai obat herbal diminum bersama

dengan obat konvensional selalu aman

Pernyataan ke-17 responden tidak tahu bahwa penggunaan obat herbal

bersama-sama dengan obat konvensional itu selalu aman meskipun diberi jeda

waktu minum, didapat distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai

berikut.

Gambar 23. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Diminum Bersama

dengan Obat Konversional Selalu Aman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

52

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung

menjawab setuju pada pernyataan ke-17, maka dapat disimpulkan sebagian

besar responden tidak tahu kalau penggunaan obat herbal bersama-sama

dengan obat konvensional itu tidak selalu aman meskipun diberi jeda waktu

minum, dengan persentase sebesar 75,51% (74 responden). Oleh karena itu,

perlu adanya perhatian khusus dalam penggunaan obat herbal bersama-sama

dengan obat konvensional, karena penggunaan obat herbal bersama-sama

dengan obat konvensional tidak selalu aman. Hal ini disebabkan karena tidak

sedikit zat kimia yang berasal dari obat konvensional dapat berinteraksi dengan

bahan penyusun didalam obat herbal. Ini dapat menimbulkan efek yang tidak

diharapkan yang dapat mengancam kesehatan. Supardi (1997) menegaskan

bahwa penggunaan obat akan menjadi tidak efektif bila tidak sesuai indikasi,

kombinasi beberapa zat untuk satu keluhan dapat menyebabkan terjadinya

interaksi baik searah maupun berlawanan arah.

Untuk mencegah/menghindari komplikasi yang mungkin terjadi, sangat

dianjurkan untuk memberitahu dokter mengenai obat herbal yang digunakan

dan bila dikehendaki penggunaan obat herbal bersama-sama dengan obat

konvensional maka penggunaannya perlu dibawah pengawasan dokter/apoteker

atau ahli obat herbal.

18. Pengetahuan responden mengenai obat herbal dapat dijadikan

pengobatan alternatif

Pernyataan obat herbal dapat dijadikan pengobatan alternatif, didapat

distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

53

Gambar 24. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal dapat Dijadikan

Pengobatan Alternatif

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung

menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal dapat dijadikan

pengobatan alternatif, dengan persentase sebesar 74,49% (73 responden).

Banyaknya responden yang setuju akan pernyataan tersebut menunjukan

mereka mempercayai manfaat dari obat herbal.

19. Pengetahuan responden mengenai obat herbal mempunyai efek

samping lebih ringan dibanding dengan obat konvensional

Pernyataan ke-19 obat herbal memiliki efek samping yang lebih ringan

dibandingkan dengan obat konvensional (dengan bahan kimia obat), didapat

distribusi jawaban dari 98 responden adalah sebagai berikut.

Gambar 25. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Mempunyai Efek Samping

Lebih Ringan Dibanding dengan Obat Konvensional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

54

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa obat herbal memiliki efek

samping yang lebih ringan dibandingkan dengan obat konvensional (dengan

bahan kimia obat), dengan persentase sebesar 73,47% (72 responden).

Banyaknya responden yang setuju akan pernyataan bahwa obat herbal memiliki

efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan obat konvensional,

disebabkan karena sebagian besar masyarakat percaya bahwa mengkonsumsi

obat yang alami jauh lebih aman dari pada mengkonsumsi obat yang

mengandung bahan kimia obat (BKO). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan

oleh Harmanto dan Subroto (2007) bahwa seperti halnya obat konvensional,

obat herbal tetap memiliki efek samping walaupun relatif lebih ringan

dibandingkan obat konvensional. Karena itu dalam mengkonsumsi obat herbal

tetap harus memperhatikan dosis, waktu konsumsi yang tepat, indikasi dan

kontraindikasi untuk mencegah timbulnya efek samping yang tidak diharapkan.

20. Pengetahuan responden mengenai obat herbal yang aman dan

efektif perlu memperhatikan produsen pembuatnya

Pernyataan ke-20 dalam memilih obat herbal yang aman dan efektif perlu

memperhatikan produsen pembuatnya, didapat distribusi jawaban dari 98

responden adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

55

Gambar 26. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal yang Aman dan Efektif

Perlu Memperhatikan Produsen Pembuatnya

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

81,63% (80 responden) cenderung menjawab setuju pada pernyataan bahwa

dalam memilih obat herbal yang aman dan efektif perlu memperhatikan

produsen pembuatnya. Menurut Harmanto dan Subroto (2007) menegaskan

bahwa selalu saja ada produsen jamu atau obat herbal yang tidak memikirkan

efek negatif atau efek samping yang mungkin saja timbul, dengan

mencampurkan bahan kimia ke dalam jamu atau obat herbal. Oleh karena itu,

dalam memilih obat herbal harus sangat kritis memperhatikan produsen

pembuat obat herbal baik nama maupun alamatnya, agar dapat menjamin

kualitas, keamanan dan khasiat dari produk obat herbal yang konsumen beli/

konsumsi. Harmanto dan Subroto (2007) juga menyarankan untuk memilih

produk obat herbal yang berkualitas dengan ciri-ciri diantaranya dijual

ditempat-tempat resmi, nama dan alamat produsen jelas, memiliki merek

dagang terdaftar, memiliki izin edar dari BPOM, memiliki klaim sesuai aturan,

tercantum tanggal kadaluwarsa dan kode produksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

56

Dari hasil jawaban pertanyaan pengetahuan responden tentang obat

herbal secara umum pada 20 pertanyaan di dapat hasil rata-rata adalah 78,37%,

dari hasil rata-rata tersebut dapat di simpulkan pengetahuan responden dapat

dikatakan baik karena menurut Pratomo tingkat pengetahuan dikatakan baik

bila skor jawaban responden lebih dari 75%.

C. Alasan Responden Menggunakan Obat Herbal

1. Sumber pengenalan dan pemberi informasi mengenai obat herbal

Sesuai hasil kuesioner tentang sumber pengenalan dan pemberi informasi

mengenai obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 98 responden

yaitu sebagai berikut.

Gambar 27. Sumber Pengenalan dan Pemberi Informasi Mengenai Obat Herbal

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab keluarga/teman, yaitu sejumlah 45,92% (45 responden). Hal ini

sesuai dengan pernyataan Kotler (2006) bahwa keluarga, saudara dan teman

merupakan kelompok acuan yang mempunyai pengaruh langsung pada diri

konsumen, karena mereka selalu berhubungan/berinteraksi dengan konsumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

57

2. Peran tenaga kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam menyarankan

responden untuk menggunakan obat herbal

Mengacu pada hasil kuesioner pada 98 reponden tentang peran tenaga

kesehatan (dokter/apoteker/bidan) dalam menyarankan responden untuk

menggunakan obat herbal, maka diperoleh hasil statistik deskriptif, yaitu

sebagai berikut.

Gambar 28. Peran Tenaga Kesehatan (Dokter/Apoteker/Bidan) Dalam Menyarankan

Responden Untuk Menggunakan Obat Herbal

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab sering menerima saran dari tenaga kesehatan untuk

menggunakan obat herbal, yaitu sejumlah 47,96% (47 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa kini tenaga kesehatan telah dapat menerima penggunaan

obat herbal pada pelayanan kesehatan formal karena didukung dengan

banyaknya pengujian-pengujian terhadap obat herbal baik secara pra klinik

maupun klinik sehingga tidak sedikit tenaga kesehatan telah berani

menyarankan penggunaan obat herbal dalam pelayanan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

58

3. Bentuk sediaan obat herbal yang sering dipilih/digunakan oleh responden

Menurut hasil kuesioner pada 98 responden tentang bentuk sediaan obat

herbal yang sering dipilih/digunakan oleh responden, diperoleh hasil statistik

deskriptif, yaitu sebagai berikut:

Gambar 29. Bentuk Sediaan Obat Herbal yang Sering Dipilih/Digunakan oleh Responden

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab tablet yaitu sejumlah 46,94% (46 responden). Ini dikarenakan

produk obat herbal dalam bentuk tablet memberikan kelebihan tersendiri bagi

pengguna obat herbal, yaitu lebih praktis dibandingkan bentuk serbuk.

4. Tujuan mengkonsumsi obat herbal

Berdasarkan hasil kuesioner pada 98 responden tentang tujuan

mengkonsumsi obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif yaitu sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

59

Gambar 30. Tujuan Mengkonsumsi Obat Herbal

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab mencegah penyakit sejumlah 37,76% (37 responden) dan

menjawab mengobati penyakit sebanyak 35,71% (35 responden). Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa kini masyarakat lebih mengandalkan obat

herbal untuk mencegah penyakit dan mengobati penyakit. Selain itu, adanya

dukungan/peran tenaga kesehatan dalam mengembangkan pengobatan

tradisional terutama penggunaan obat herbal makin meningkatkan semangat

masyarakat untuk menggunakan obat herbal lagi untuk pengobatan.

5. Hasil umum yang dirasakan setelah mengkonsumsi obat herbal

Hasil umum yang dirasakan akan menentukan perilaku responden

selanjutnya. Hal ini senada dengan teori inovasi Roger (cit. Sarwono, 2007)

tentang innovation decision process dimana seseorang yang telah mengetahui

dan menaruh perhatian terhadap suatu ide serta memberi penilaian, akan

mencoba memakainya dan bila mendapatkan hasil seperti yang diharapkan

maka orang tersebut akan mengadopsi/menerima hal baru tersebut, dalam hal

ini tentang penggunaan obat herbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

60

Merangkum hasil kuesioner pada 98 responden tentang hasil umum yang

dirasakan setelah mengkonsumsi obat herbal, diperoleh hasil statistik deskriptif

yaitu sebagai berikut

Gambar 31. Hasil Umum yang Dirasakan Setelah Mengkonsumsi Obat Herbal

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab sembuh total yaitu sejumlah 43,88% (43 responden). Hal ini

disebabkan karena obat herbal bersifat konstruktif dimana obat herbal

membangun sedikit demi sedikit organ yang mengalami gangguan tapi secara

menyeluruh (Harmanto dan Subroto, 2007).

6. Antara obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan kimia obat),

mana yang dipilih (lebih sering menggunakan) untuk mengatasi keluhan

yang dirasakan

Dari hasil kuesioner pada 98 responden tentang pemilihan obat antara

obat herbal dan obat konvensional (dengan bahan kimia obat) yang lebih sering

menggunakan untuk mengatasi keluhan yang dirasakan, diperoleh hasil statistik

deskriptif yaitu sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

61

Gambar 32. Antara Obat Herbal dan Obat Konvensional (dengan BKO), Mana yang

Dipilih (Lebih Sering Menggunakan) Untuk Mengatasi Keluhan yang Dirasakan

Tampak dari jawaban 98 responden tersebut didominasi oleh responden

yang lebih memilih (lebih sering menggunakan) obat herbal untuk mengatasi

keluhan yang dirasakan yaitu sejumlah 72,45% (71 responden).

7. Alasan pemilihan obat herbal daripada obat konvensional (dengan bahan

kimia obat)

Dari 71 responden (72,45%) yang lebih memilih obat herbal daripada

obat konvensional (dengan bahan kimia obat), diperoleh hasil statistik

deskriptif alasan responden yang lebih memilih obat herbal yaitu sebagai

berikut.

Gambar 33. Alasan Pemilihan Obat Herbal daripada Obat Konvensional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

62

Tampak dari alasan 71 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab obat herbal memiliki efek samping ringan 25,35% (18

responden). Alasan tersebut dapat dipahami karena obat herbal berasal dari

bagian tanaman alami yang tidak dikombinasikan dengan bahan kimia obat

(BKO). Alasan tersebut juga senada dengan pendapat Harmanto dan Subroto

(2007).

8. Alasan pemilihan obat konvensional (dengan bahan kimia obat) daripada

obat herbal

Dari 27 responden (27,55%) yang lebih memilih obat konvensional

(dengan bahan kimia obat) daripada obat herbal, diperoleh hasil statistik

deskriptif alasan responden yang lebih memilih obat konvensional (dengan

bahan kimia obat) yaitu sebagai berikut.

Gambar 34. Alasan Pemilihan Obat Konvensional (dengan Bahan Kimia Obat) daripada

Obat Herbal

Tampak dari alasan 27 responden tersebut didominasi oleh responden

yang menjawab obat konvensional mudah didapat, yaitu sejumlah 55,56% (15

responden). Hal ini dikarenakan distribusi obat konvensional lebih terstruktur

dari pabrik obat hingga apotek/toko obat ataupun pedagang kaki lima, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

63

obat konvensional lebih mudah didapatkan dibandingkan obat herbal yang

hanya ada tempat-tempat tertentu.

D. Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemahaman

Uji chi-square (crosstab) digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel penelitian, yaitu karakteristik responden, pemahaman, dan alasan

pemilihan obat herbal, mempunyai hubungan pengaruh atau tidak. Untuk

mengetahui hal tersebut, variabel-variabel tersebut harus diuji dengan

menggunakan uji χ2 pada taraf signifikansi 0,05. Jika χ2

-hitung (χ2 hasil analisis)

bertaraf signifikansi (p) lebih kecil atau sama dengan 0,05, berarti hubungan

variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan pengaruh yang kuat. Jika χ2-

hitung bertaraf signifikansi (p) lebih besar atau sama dengan 0,05, berarti

hubungan variabel-variabel tersebut adalah hubungan pengaruh yang lemah.

1. Jenis kelamin

Berdasarkan data tentang hubungan jenis kelamin responden (pasien)

Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan

pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka

diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

64

Tabel II. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Pemaham

Crosstab

Pemahaman

Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Jenis_Kelamin Laki-laki Count 3 15 17 8 43

% of Total 3.1% 15.3% 17.3% 8.2% 43.9%

Perempuan Count 1 12 15 27 55

% of Total 1.0% 12.2% 15.3% 27.6% 56.1%

Total Count 4 27 32 35 98

% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.460a 3 .015

Likelihood Ratio 10.925 3 .012

Linear-by-Linear Association 8.709 1 .003

N of Valid Cases 98

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.76.

Pada Tabel II ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)

memberikan hasil bahwa jenis kelamin responden berpengaruh signifikan

terhadap pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,003 <

0,05, sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua

variabel tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

65

2. Usia

Mengacu pada data tentang hubungan usia responden (pasien) Poliklinik

Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang diolah dengan

menggunakan program komputer, maka diperoleh hasil statistik kuantitatif

sebagai berikut.

Tabel III. Hubungan Usia Responden dengan Pemahaman

Crosstab

Pemahaman

Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Usia 17-25 th Count 1 18 16 7 42

% of Total 1.0% 18.4% 16.3% 7.1% 42.9%

26-50 th Count 3 9 15 19 46

% of Total 3.1% 9.2% 15.3% 19.4% 46.9%

> 50 th Count 0 0 1 9 10

% of Total .0% .0% 1.0% 9.2% 10.2%

Total Count 4 27 32 35 98

% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

66

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 23.641a 6 .001

Likelihood Ratio 25.497 6 .000

Linear-by-Linear Association 14.486 1 .000

N of Valid Cases 98

a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .41.

Pada Tabel III ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)

memberikan hasil bahwa usia responden berpengaruh terhadap pemahaman

tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,000 < 0,05, sehingga

menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel tersebut.

3. Pendidikan

Menganalisis data tentang hubungan pendidikan responden (pasien)

Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan

pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka

diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

67

Tabel IV. Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemahaman

Crosstab

Pemahaman

Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Pendidikan SMP Count 0 0 0 4 4

% of Total .0% .0% .0% 4.1% 4.1%

SMA Count 2 15 16 7 40

% of Total 2.0% 15.3% 16.3% 7.1% 40.8%

D3 Count 2 11 9 8 30

% of Total 2.0% 11.2% 9.2% 8.2% 30.6%

S1 Count 0 1 7 6 14

% of Total .0% 1.0% 7.1% 6.1% 14.3%

S2 Count 0 0 0 10 10

% of Total .0% .0% .0% 10.2% 10.2%

Total Count 4 27 32 35 98

% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 37.423a 12 .000

Likelihood Ratio 42.902 12 .000

Linear-by-Linear Association 9.684 1 .002

N of Valid Cases 98

a. 13 cells (65.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

68

Pada Tabel IV ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)

memberikan hasil bahwa pendidikan responden berpengaruh terhadap

pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,002 < 0,05,

sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel

tersebut.

4. Pekerjaan

Menunjuk data tentang hubungan pekerjaan responden (pasien)

Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan

pemahaman yang diolah dengan menggunakan program komputer, maka

diperoleh hasil statistik kuantitatif sebagai berikut.

Tabel V. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Pemahaman

Crosstab

Pemahaman

Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Pekerjaan PNS Count 3 14 18 13 48

% of Total 3.1% 14.3% 18.4% 13.3% 49.0%

Wiraswasta Count 1 10 10 6 27

% of Total 1.0% 10.2% 10.2% 6.1% 27.6%

Pensiunan Count 0 3 4 16 23

% of Total .0% 3.1% 4.1% 16.3% 23.5%

Total Count 4 27 32 35 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

69

Crosstab

Pemahaman

Total Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Pekerjaan PNS Count 3 14 18 13 48

% of Total 3.1% 14.3% 18.4% 13.3% 49.0%

Wiraswasta Count 1 10 10 6 27

% of Total 1.0% 10.2% 10.2% 6.1% 27.6%

Pensiunan Count 0 3 4 16 23

% of Total .0% 3.1% 4.1% 16.3% 23.5%

Total Count 4 27 32 35 98

% of Total 4.1% 27.6% 32.7% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16.087a 6 .013

Likelihood Ratio 16.300 6 .012

Linear-by-Linear Association 7.698 1 .006

N of Valid Cases 98

a. 3 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.

Pada Tabel V ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)

memberikan hasil bahwa pekerjaan responden berpengaruh terhadap

pemahaman tentang obat herbal secara umum dimana p = 0,006 < 0,05,

sehingga menunjukkan hubungan pengaruh yang kuat antara kedua variabel

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

70

5. Pemahaman

Menyimak data tentang hubungan pemahaman responden (pasien)

Poliklinik Penyakit Dalam di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, tentang obat

herbal secara umum dengan karakteristik responden yang diolah dengan

menggunakan program komputer, maka diperoleh hasil statistik kuantitatif

sebagai berikut.

Tabel VI. Hubungan Karakteristik Responden dengan

Pemahaman Obat Herbal

Hubungan / Pemahaman Obat Herbal

Keterkaitan χ2 p χ

2tabel r r tabel status ranking

Jenis_Kelamin 8.709 0.003 3.841 0.300 0.198 kuat 3

Usia 14.486 0.000 3.841 0.386 0.198 kuat 1

Pendidikan 9.684 0.002 3.841 0.316 0.198 kuat 2

Pekerjaan 7.698 0.006 3.841 0.282 0.198 kuat 4

Pada Tabel VI ditunjukkan bahwa hasil uji chi-square (crosstab)

memberikan hasil bahwa jenis kelamin responden (di mana p = 0,003 < 0,05;

memiliki pengaruh yang kuat), usia responden (di mana p = 0,000 < 0,05;

memiliki pengaruh yang kuat), pendidikan responden (di mana p = 0,002 <

0,05; memiliki pengaruh yang kuat) dan pekerjaan responden (di mana p =

0,006 < 0,05; memiliki pengaruh yang kuat), sehingga karakteristik responden

berpengaruh signifikan terhadap pemahaman tentang obat herbal secara umum.

Tampak bahwa pengaruh usia responden terhadap terhadap pemahaman

tentang obat herbal secara umum adalah pengaruh terbesar, sebab mempunyai

nilai χ2 terbesar dan r terbesar, yaitu 14,486 dan 0,386.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito:

sebagian besar responden perempuan (56,12%), berusia 26-50 tahun (46,94%),

PNS (48,98%) dan bertingkat pendidikan SMA atau sederajat (40,82%).

2. Pengetahuan/pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum

tergolong tinggi (baik), dengan rata-rata skor jawaban responden yang didapat,

yaitu sebesar 78,37%; pasien mau mengkonsumsi/memilih obat herbal 72,45%

dengan hasil chi square tests 0,002 dari nilai tersebut dapat dikatakan ada

hubungan pengaruh pemahaman pasien tentang obat herbal dengan pasien mau

mengkonsumsi obat herbal.

3. Karakteristik pasien mempunyai pengaruh terhadap pemahaman tentang obat

herbal, dibuktikan dengan nilai chi-square < 0,05 untuk jenis kelamin, usia,

pendidikan dan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

72

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut manfaat dan efek samping obat herbal.

2. Melihat pengetahuan/pemahaman responden terhadap obat herbal secara umum

tergolong tinggi (baik) maka peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Poliklinik

Herbal RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta untuk lebih mengenalkan penggunaan

obat herbal dengan lebih sering memberikan informasi kepada pasien tentang

obat herbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

73

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Pendekatan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 141, 151, 168-169, 178-179.

Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi I, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, pp. 106-125.

Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 1-

71.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2002, Keputusan Kepala Badan

Pengawasan Obat dan Makanan No: HK.00.05.23.02769 tentang

Pencantuman Asal Bahan Tertentu, Kandungan Alkohol, Dan Tanggal

Kadaluwarsa pada Penandaan atau Label Obat, Obat Tradisional,

Suplemen Makanan, dan Pangan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia, Jakarta.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2005, Peraturan Kepala Badan

Pengawasan Obat dan Makanan No: HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria

Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal

Terstandar Dan Fitofarmaka, Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia, Jakarta.

Barnet, 2000. The yeast A taxonomic Study. Economics, Life Science & Social

Science. pp 37-39

Berkman dan Gilson, 1981, Sikap Terhadap Lingkungan Alam, Universitas

Sumatera Utara.

Chosin, A., 2001, Kajian Waktu Daluwarsa Obat Tradisional/ Jamu Bentuk

Serbuk, Evaluasi Parameter serta Implementasi pada Campuran Serbuk

Simplisia (Obat Tradisional/ Jamu), Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, http://digilib.litbang,depkes.go.id/, diakses tanggal 26

Oktober 2010.

Departemen Kesehatan, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.pp 32-33.

Duke, J.A., 2000, Herbs Green Medicine, C. R. C. Boka Raton Inc Florida, pp.

106-113.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Keempat, Universitas Diponegoro, Semarang. pp. 21-24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

74

Hakim, L., 2002, Kajian Stategis Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan

Obat Alam Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat

Indonesia XXI, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya, pp. 9-

17.

Harmanto, N. dan Subroto, M.A., 2007, Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek

Samping, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. xi, 1, 7, 14-17, 27,

35-36, 47-49, 77, 84-85, 89, 102, 110.

Hartadi, 2012, Dasar-dasar Ilmu Farmasi, Universitas Indonesia Timur, Makasar

Holt, G.A., dan Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E. G.,

(Editor), Handbook of Non Prescription Drugs, 9th

ed., AphA,

Washington DC, pp. 1-10.

Ismail dkk, 2009, Sosiologi Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Kotler, P., 2006, Managemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi,

dan Kontrol, Prehallindo, Jakarta, pp. 229-273.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

pp. 79-92.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Cetakan 5, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, pp. 10-18.

Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya, UGM

Press, Yogyakarta, pp. 1-9, 30-32, 54-79.

Soekanto, Soejono. 2002, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Stoklosa, M.J., dan Ansel, H.C., 1996, Pharmaceutical Calculations, 10th

ed.,

William and Willkins, USA, pp. 66.

Sugiono, 2008, Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, Jawa Barat,

pp. 66-67.

Suhadi, R., 2000, Keluarga Sehat dengan Biaya Murah Melalui Sistem Perawatan

Sendiri, Seri Menyongsong Milenium Ke-3, Mencegah Penyakit Lebih

Mudah daripada Mengobati Penyakit, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, pp. 95-111.

Supardi, S., 1997, Pengobatan Sendiri di Masyarakat dan Masalahnya, Cermin

Dunia Kedokteran, Nomor 118, Kalbe Farma, Jakarta, 48-50.

Suparno, A.S, 2001, Membangun Kompetensi Belajar, Departemen Pendidikan

Nasional, Jakarta. pp. 6-11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

75

Supriyadi, 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Univertas

Terbuka, Jakarta

Syahputri, M.V., 2007, Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan Bahan-

Bahan Terkait, Vol. I, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 37-38.

Uyanto, S., 2009, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi 3, Graha Ilmu,

Yogyakarta, pp. 273-275.

Winata, S.D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. 11,

No.29, 50-55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

76

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

77

Lampiran 2. Instrumen Penelitian (Kuesioner)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

81

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

82

Lampiran 4. Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik Usia Responden ( jumlah responden 98 orang )

Kelompok Usia Jumlah Responden % Responden

17 – 25 tahun 42 42,86 %

26 – 50 tahun 46 46,94 %

> 50 tahun 10 10,20 %

Karakteristik jenis kelamin Responden ( jumlah responden 98 orang )

Jenis Kelamin Jumlah Responden % Responden

Perempuan 55 56,12 %

Laki - laki 43 43,88 %

Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ( jumlah responden 98 orang )

Tingkat Pendidikan

SMP SMA D3 S1 S2

Jml Responden 4 40 30 14 10

% Responden 4,08 % 40,82 % 30,61 % 14,29 % 10,20 %

Karakteristik Pekerjaan Responden (jumlah responden 98 orang )

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden % Responden

Pensiunan 7 7,14 %

PNS 64 65,31 %

Wiraswasta 27 27,55 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

83

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Kuesioner Pengetahuan Responden

tentang Obat Herbal Secara Umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

85

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Kecenderungan Jawaban Kuesioner pada

Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Secara Umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

87

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Kuesioner Alasan Pemilihan Obat Herbal

No Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase

1. Dari siapa anda mengenal dan mendapat informasi mengenai Obat

Herbal?

a. a. Keluarga/Teman 45 45,92%

b.Tenaga Kesehatan (dokter, apoteker,

bidan,dll)

27 27,55%

c. Pengalaman masa lalu 16 16,33%

d. Iklan surat kabar/ buku/ majalah/

televisi/radio

5 5,10%

e.lainnya 5 5,10%

Total 98 100,00%

2 Apakah Anda pernah disarankan oleh tenaga kesehatan

(dokter/apoteker/bidan) untuk menggunakan Obat Herbal?

a.Selalu 0 0%

b. Sering 47 47,96%

c. Kadang-kadang 25 25,51%

d. Tidak pernah 26 26,53%

Total 98 100,00%

3 Bentuk sediaan Obat Herbal yang sering Anda pilih / gunakan?

a. Tablet 46 46,94%

b. Kapsul 23 23,47%

c. Cair/Sirup 16 16,33%

d. Pil 8 8,16%

e.Lainnya 5 5,10

Total 98 100,00%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

88

No. Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase

4 Tujuan Anda mengkonsumsi Obat Herbal?

a. Mencegah penyakit 37 37,76%

b. Mengobati penyakit 35 35,71%

c. Memulihkan kesehatan 13 13,27%

d. Menjaga dan meningkatkan kesehatan

(menjaga stamina)

8 8,16%

e.Lainnya 5 5,10%

Total 98 100,00%

5 Bagaimana umumnya hasil yang Anda rasakan setelah mengkonsumsi

Obat Herbal?

a. Berkhasiat (sembuh total) 43 43,88%

b. Berkhasiat (sembuh sementara/ hanya

meredakan gejala)

27 27,55%

c. Tidak berkhasiat 13 13,27%

d. Tambah parah/ ada keluhan 13 13,27%

e.Lainnya 2 2,04%

Total 98 100,00%

6 Antara Obat Herbal dan Obat Modern (dengan bahan kimia obat), mana

yang Anda pilih (sering gunakan) untuk mengatasi keluhan yang Anda

rasakan?

a. Obat Herbal (Silahkan melanjutkan

soal nomor 7)

71 72,45%

b. Obat Modern (dengan bahan kimia obat)

(Silahkan melanjutkan soal nomor 8)

27 27,55%

Total 98 100,00%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

89

7

Anda lebih memilih Obat Herbal daripada Obat Modern (dengan bahan

kimia obat), karena:

a. Obat Herbal sudah digunakan turun

temurun

8 11,27%

b. Obat Herbal berasal dari bahan tanaman

alam

17 23,94%

c. Obat Herbal harganya lebih terjangkau

(murah)

15 21,13%

d. Efek samping ringan (relatif aman) 18 25,35%

e.Alternatif obat kimia 9 12,68%

Lainnya 4 5,63%

Total 71 100,00%

No. Pertanyaan dan Jawaban Jumlah Persentase

8 Anda lebih memilih Obat Modern (dengan bahan kimia obat) daripada

Obat Herbal, karena:

a. Obat Modern mudah didapat 6 22,03%

b. Obat Modern khasiat yang timbul lebih

cepat

13 47,46%

c. Lebih terpercaya karena sudah dilakukan

pengujian

2 6,78%

d. Disarankan oleh tenaga kesehatan (dokter,

apoteker, bidan,dll)

6 23,73%

Total 27 100,00%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Dewi Sri Mulyani

90

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Dewi Sri Mulyani, dilahirkan

di Klaten pada tanggal 13 Oktober 1973. Penulis

bersuami Yanu Ariyoko dan mempunyai dua orang

anak. Penulis menempuh pendidikan dari SDN Pluneng

I di Klaten pada tahun 1980-1986. Pada tahun 1987-

1989 menempuh pendidikan di SLTP Negri I Kebon

Arum di Klaten, kemudian melanjutkan ke SMF

“Indonesia” Yogyakarta dan tamat pada tahun 1992.

Lulus langsung bekerja di Apotik Putra Yk, Selanjutnya

bekerja di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari tahun

1993 sampai sekarang, kemudian pada tahun 2007

penulis mendapat tugas belajar dari Rumah Sakit di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penulis memiliki pengalaman sebagai Asisten Praktikum Perbekalan

Steril tahun ajaran 2010/2011 dan juga berhasil mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa PKM 2009 dengan judul “ Pemanfaatan Limbah Serbuk Jamu PT.

Capung Indah Abadi Menjadi Biopestisida Dengan Metode Fermentasi

Bioaktivator EM-4”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI