Upload
lyquynh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA
( Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT
JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh: Natalia Indu Maya NIM : 038114058
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Pengetahuan itu seperti angin yang membawa cinta untuk semua. Nubuat pun akan berakhir, kenangan akan dihapus dan pengetahuan akan dimusnahkan, namun yang tersisa adalah cinta yang tersampaikan melalui sebuah pengetahuan.”
(dari seorang Sahabat)
kupersembahkan salah satu karya yang
terbaik ini untuk………
Jesus, my lord
Ayah dan Ibu tercinta
Adikku yang tersayang
Seseorang yang mengisi hatiku
dan Almamaterku…………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
bahwa oleh karena rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda (Clerodendrum paniculatum
L.) Terhadap Waktu Tidur Mencit Jantan dengan Metode Potensiasi Narkose“ ini
dengan baik.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M. Si., Apt, selaku Dekan Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Mulyono, Apt, selaku dosen pembimbing utama skripsi atas segala
dukungan, bimbingan, kritik dan masukkan kepada penulis demi kemajuan
skripsi ini.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes., selaku dosen penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Erna Tri Wulandari, M. Si, Apt., selaku dosen penguji skripsi yang juga telah
memberikan bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
5. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andri, atas bantuan
determinasi dan pembuatan herbarium bunga pagoda.
6. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanta, S, Si., S.J., atas bantuannya memberikan
masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental.
8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran, atas segala
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
9. Ayah, Ibu dan adikku Iksan yang selalu mendukung terutama dukungan moral,
semangat dan kasih sayang selama ini.
10. Sahabatku Dianita Yulianti, atas persahabatan, dan dukungannya.
11. Setiya Adhi Nugraha atas kasih sayang, dukungan, penyertaan, dan
perhatiannya.
12. Rekan kerjaku Oliv dan Evelin terimakasih atas kerjasamanya.
13. Teman-teman seperjuangan di laboratorium, Nia, Siska, Eka, Agnes, Rini
terimakasih atas canda-tawa dan diskusi yang sangat membantu.
14. Teman-teman kelas B terutama kelompok C atas pertemanan, suka dan duka
selama ini.
15. Teman–teman UKM Aikido atas kebersamaan dan hari-hari yang
menyenangkan.
16. Pihak–pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan masukkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembacanya.
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.) didalam
masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh menenangkan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh serta besarnya pengaruh penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas.
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah dengan subyek uji mencit jantan galur Swiss. Sebanyak 36 ekor subyek uji dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif CMC-Na 1 %, kelompok II sebagai kontrol positif diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB, kelompok III, IV, V, dan VI sebagai kelompok perlakuan yang dipejani dengan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP) dengan dosis 1375 mg/KgBB, 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB, 45 menit kemudian dipejani penginduksi Natrium Tiopental dosis 45,5 mg/kgBB.
Pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur diuji menggunakan metode potensiasi narkose. Data kuantitatif kumulatif perpanjangan waktu tidur (detik) dianalisis dengan uji Kolmogorof-Smirnov, Levene Statistic, dan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur dengan persentase dari 4 peringkat dosis diatas secara berturut-turut adalah sebesar 15,30; 275,14; 878,03; dan 255,55.
Kata kunci : ekstrak etanol bunga bunga-pagoda, bunga bunga-pagoda
(Clerodendrum paniculatum L. )
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The usage of pagoda flower in the society is empirically trusted to be able to give calming effect. Therefore, the writer is interested to conduct the research to the effect of pagoda flower as antianxiety.
This research was a pure experimental research with complete design of simple randomize design with Swiss groove male mice as the object to be tested. Thirty six mice of the test subject were devided into 6 groups. Each group consisted of 6 mice, they were: group I as the negative control CMC-Na 1 %, group II as a diazepam positive control with dosage of 0,4446 mg/kgBB, group III, IV, V, and VI as the groups which were injected with ethanol extract of the flower of pagoda flower (EEFPF) with the dosage of 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB , 2857 mg/kgBB, and 4123 mg/kgBB, 45 minutes later were injected with Sodium Thiopental with the dosage of 45,5 mg/kgBB.
The effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower to the sleeping time was tested using narcose potentiation methode. The quantitative sum of the additional sleeping time (second)) data was analyzed using Kolmogorof-Smirnov, Lavene Statistic, and continued using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test with 95% trust ratio. The result of the research showed that the effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower could longer the sleeping time with the percentage of 15,30; 275,14; 878,03; and 255,55 in the 4 ranks of dosage above. Key words : ethanol extract of the flower of pagoda flower, the flower of pagoda
flower (Clerodendrum paniculatum L. )
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v
PRAKATA……………………………………………………………………. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… ix
INTISARI…………………………………………………………………….. x
ABSTRACT……………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xvi
DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………….. xviii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xix
BAB I PENGANTAR………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
1. Permasalahan…………………………………………….. 2
2. Keaslian Penelitian……………………………………………… 3
3. Manfaat Penelitian………………………………………………. 3
a. Manfaat Teoritis......................................................................... 3
b. Manfaat Praktis.......................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 4
1. Tujuan Umum…………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus…………………………………………………... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………... 5
A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda……………………………………. 5
1. Sistematika Tanaman……………………………………………. 5
2. Sinonim…………………………………………………………. 5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Nama Daerah……………………………………………………. 5
4. Morfologi Tanaman…………………………………………….. 6
5. Kandungan Kimia……………………………………………….. 6
6. Sifat dan Khasiat………………………………………………… 6
B. Ekstrak dan Perkolasi……………………..………………………... 7
1. Ekstrak…………………………………………………………... 7
2. Perkolasi………………………………………………………… 7
C. Ansietas…………………………………………………………….. 9
D. Tidur………………………………………………………………... 9
E. Hipnotik Sedatif……………………………………………………. 10
1. Benzodiazepin…………………………………………………... 13
a. Struktur Kimia Diazepam…………………………………….. 14
b. Mekanisme Kerja Diazepam…………………………………. 14
c. Biotransformasi Diazepam…………………………………… 16
d. Indikasi……………………………………………………….. 17
e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 18
2. Barbiturat………………………………………………………... 19
a. Struktur Kimia Natrium Tiopental.......……………………….. 20
b. Farmakologi………………..…………………………………. 21
c. Biotransformasi……………………………………………… 21
d. Indikasi……………………………………………………….. 21
e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 21
3. Interaksi Obat.…………………………………………………... 22
a. Interaksi Farmasetis................................................................... 22
b. Interaksi Farmakokinetika......................................................... 23
c. Interaksi Farmakodinamik……………………………………. 23
F. Uji efek Hipnotik Sedatif…………………………………………… 24
1. Rotarod Test.................................................................................. 24
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Chimney Test................................................................................ 25
3. Traction Test.................................................................................. 25
4. Jingle Test...................................................................................... 25
5. Evasion.......................................................................................... 26
G. Keterangan Empiris………………………………………………... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………. 28
B. Metode Penelitian………………………………………………….. 28
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………………… 29
1. Variabel Utama …………………………………………………. 29
2. Variabel Pengacau Terkendali…………………………………... 29
3. Variabel Pengacau Tak Terkendali……………………………... 30
4. Definisi Operasional…………………………………………….. 30
D. Bahan yang Digunakan…………………………………………….. 31
1. Bahan Tumbuhan………………………………………………... 31
2. Subyek Uji..................................................................................... 31
3. Bahan – Bahan Kimia.................................................................... 31
E. Alat yang Digunakan……………………………………………….. 32
F. Tata Cara Penelitian………………………………………………… 33
1. Identifikasi Tanaman……………………………………………. 33
2. Pengumpulan Bahan…………………………………………….. 33
3. Pembuatan Ekstrak Etanol............................................................. 33
4. Penyiapan Hewan Uji.................................................................... 35
5. Pembuatan..................................................................................... 35
a. Larutan Pentotal......................................................................... 35
b. Larutan Diazepam..................................................................... 35
c. CMC-Na 1%.............................................................................. 36
d. Suspensi Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................ 36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Penetapan Dosis............................................................................ 36 a. Pentotal...................................................................................... 36 b. Diazepam................................................................................... 37 c. Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................................ 38 7. Orientasi Waktu............................................................................ 40 a. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah
Pemberian Diazepam ................................................................ 40
b. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda......................
40
8. Perlakuan Hewan Uji..................................................................... 41 9. Penentuan Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda.......... 42 10. Tata Cara Analisis Data............................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN…………………….. 44 A. Determinasi Tanaman……………………………………………… 44 B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............................. 45 C. Uji Pendahuluan……………………………………………………. 46 1. Penentuan Kriteria Lama Tidur (durasi) mencit………………… 46 2. Penentuan Dosis Pentotal…………………………................... 46 3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian
Diazepam....................................................................................... 48
4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda( EEBBP)...........................
52
5. Penentuan Dosis Diazepam........................................................... 56 6. Penentuan Kontrol Negatif............................................................ 60 D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............... 61 BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 68 A. Kesimpulan………………………………………………………… 68 B. Saran………………………………………………………………... 68 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 69 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 72 Biografi Penulis……………………………………………………………….. 112
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Penentuan dosis pentotal..................................................... 47
Tabel II Hasil analisis variansi satu arah rata-rata durasi tidur pada
penentuan dosis pentotal.....................................................
48
Tabel III Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada
penentuan selang waktu pemberian pentotal dengan dosis
45,5 mg/kgBB…………………………………………….
49
Tabel IV Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit
pada penentuan selang waktu pemberian pentotal………..
51
Tabel V Hasil uji Scheffe rata-rata PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal…………………………
53
Tabel VI Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada
penentuan selang waktu pemberian pentotal dengan dosis
45,5 mg/kgBB…………………………………………….
53
Tabel VII Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada
penentuan selang waktu pemberian pentotal……………..
55
Tabel VIII Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT mencit pada
penentuan selang waktu pemberian pentotal.....................
55
Tabel IX Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur
(PWT) pada penentuan dosis diazepam..............................
57
Tabel X Hasil analisis variansi satu arah PWT pada penentuan
dosis diazepam....................................................................
58
Tabel XI Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis
diazepam.............................................................................
59
Tabel XII Rata-rata jumlah kumulatif durasi tidur mencit pada
penentuan kontrol negatif...................................................
60
Tabel XIII Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengujian seluruh kelompok……………………………... 62
Tabel XIV Analisis variansi satu arah persen PWT pada pengujian
seluruh kelompok................................................................
63
Tabel XV Hasil uji Mann-Whitney persen persen PWT pada
pengujian seluruh kelompok……………………………...
64
Tabel XVI Data lama waktu tidur (detik) pada penentuan dosis
pentotal...............................................................................
80
Tabel XVII Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang
waktu pemberian Pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah
pemberian diazepam……………………………………...
82
Tabel XVIII Data lama waktu tidur mencit pada selang waktu
pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kg BB setelah
pemberian ekstrak………………………………………...
85
Tabel XIX Data Jumlah PWT (detik) pada penentuan dosis
diazepam…….……………………………………………
90
Tabel XX Data jumlah PWT (detik) pada pengujian penentuan
kontrol negatif………………………………………….....
93
Tabel XXI Data jumlah PWT mencit pada pengujian seluruh
kelompok………………………………………………….
95
Tabel XXII
Tabel XXIII
Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada
pengujian seluruh kelompok……………………………...
Data persen PWT pada pengujian seluruh
kelompok………………………………………………….
195
104
Tabel XXIV Data potensi relatif ekstrak etanol bunga bunga-pagoda… 111
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Beberapa tempat ikatan pada reseptor GABAA................... 12 Gambar 2 Struktur kimia benzodiazepine………………….………... 13 Gambar 3 Struktur kimia diazepam……………………….…………. 14 Gambar 4 Mekanisme kerja diazepam…………………..................... 15 Gambar 5 Skema biotransformasi dari diazepam…………….……… 17 Gambar 6 Struktur kimia barbiturat..................................................... 19 Gambar 7 Struktur kimia Natrium Tiopental…………………..…….. 20 Gambar 8 Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis
pentotal................................................................................. 47
Gambar 9 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................
50
Gambar 10 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................
54
Gambar 11 Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam.....................................................................
58
Gambar 12 Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif......................................................................
61
Gambar 13 (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........
63
(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........................................
63
Gambar 14 Tanaman bunga pagoda………………………………….. 73 Gambar 15 (a),(b) unga pagoda.......................................................... 74 Gambar 16 Serbuk bunga pagoda......................................................... 75 Gambar 17 Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda..................... 75 Gambar 18 Perkolator………………………………………………… 76 Gambar 19 Mencit pada posisi tidur…………………………………. 77 Gambar 20 Bagan skema kerja perlakuan hewan uji......................... 78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat pengesahan determinasi............................................. 72
Lampiran 2 Foto tanaman bunga pagoda………………………..…..... 73
Lampiran 3 Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur.............. 76
Lampiran 4 Skema kerja perlakuan hewan uji....................................... 78
Lampiran 5 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan dosis pentotal............................................
80
Lampiran 6 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis
45,5 mg/kgBB setelah pemberian diazepam……………...
82
Lampiran 7 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis
45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak………………..
85
Lampiran 8 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan dosis diazepam sebagai kontrol positif….
90
Lampiran 9 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan kontrol negatif………...…………………
93
Lampiran 10 Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit dan hasil
analisis statistik pada seluruh kelompok………………….
95
Lampiran 11 Data persen PWT mencit dan hasil analisis statistik pada
seluruh kelompok................................................................
104
Lampiran 12 Hasil perhitungan potensi relatif efek sedatif pemberian
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam empat
peringkat dosis…………………….……………………...
111
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan keadaan tidak menyenangkan yang penyebabnya
belum dapat diketahui secara pasti. Kecemasan merupakan gangguan yang sering
dijumpai dalam masyarakat. Gejala yang sering dijumpai disertai dengan gelisah,
berkeringat, gemetar, jantung berdebar, otot mengalami ketegangan, dan masih
banyak lagi gejala yang muncul (Mycek, Harvey dan Pamela, 1997).
Secara psikologis, wanita lebih banyak menderita kecemasan dibandingkan
pria dengan rasio 2:1 (Kaplan cit., Idrus, 2006). Pertolongan bagi penderita gangguan
ini yaitu pemberian obat penenang (hipnotik sedatif), pemberian obat penenang
bertujuan untuk menidurkan penderita gangguan kecemasan.
Berdasarkan gejala – gejala yang menyertai gangguan kecemasan, proses
tidur diperlukan untuk mengembalikan fungsi tubuh menjadi normal. Proses tidur
pada manusia dimulai dengan kehilangan kesadaran (kantuk), kemudian
memejamkan mata dalam jangka waktu tertentu (dalam keadaan tidak sadarkan diri).
Semakin meningkatnya penggunaan obat sedatif (senyawa kimia),
masyarakat perlu menyadari bahwa pengggunaan senyawa kimia secara terus
menerus mampu memberi dampak buruk bagi tubuh. Dewasa ini, pengobatan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
alternatif sudah berkembang, sehingga memberikan alternatif pilihan pada
penanganan gangguan kecemasan.
Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.)
didalam masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh hipnotik
sedatif sebagai anticemas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas. Secara
khusus penulis akan meneliti pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap
waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose, sehingga diharapkan
mampu memberikan efek tidur secara optimal.
Pemilihan sediaan berupa ekstrak etanol diharapkan mampu memperoleh
semua kandungan kimia yang terdapat dalam bunga bunga-pagoda. Metode
potensiasi narkose dipilih, karena metode ini merupakan penelitian pendahuluan yang
dapat menginduksi tidur.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. apakah pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur
dengan menggunakan metode potensiasi narkose ?
b. berapakah besar pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose
secara optimum ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh penulis,
penelitian mengenai pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap
waktu tidur mencit jantan dengan menggunakan metode potensiasi narkose
belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya dalam pemanfaatan dan
pendayagunaan obat tradisional.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai kebenaran, pengobatan anticemas ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi
narkose kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh
pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan
menggunakan metode potensiasi narkose sebagai anticemas.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dikerjakan untuk mendapatkan bukti bahwa pengaruh
pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan
menggunakan metode potensiasi narkose dapat memberikan pengaruh
anticemas secara optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda
1. Sistematika Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendrum
Spesies : Clerodendrum paniculatum L.
(Backer, dan Bakhuizen van den Brink, 1965; Backer, dan Bakhuizen van den
Brink, 1968; Anonim, 1997)
2. Sinonim
C. kaempferi (Jacq.) Sleb. (Nagai, 1986)
3. Nama Daerah
Nama daerah Bali: senggugu, tumbak raja (Nagai, 1986)
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
4. Morfologi Tanaman
Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di
tepi jalan daerah luar kota sebagai tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3
meter. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak
berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun
berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30
cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil-kecil
yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat.
Bunga pagoda dapat diperbanyak dengan biji (Anonim,2003).
5. Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun, bunga, dan batang adalah saponin, polifenol,
alkaloida dan flavonoida (Anonim,2003).
6. Sifat dan Khasiat
Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat
antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak, dan
menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, sifatnya
netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga
rasanya manis, sifatnya hangat, berkhasiat hipnotik sedatif, dan menghentikan
perdarahan (hemostatis). Bunga pagoda itu sendiri memiliki khasiat untuk
penambah darah, keputihan, wasir dan susah tidur (Anonim, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Ekstrak dan Perkolasi
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Anonim, 1995).
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung
etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet;
jika tidak dinyatakan lain, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g
simplisia (Anonim, 1995).
2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses
terdiri atas tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi sebenarnya (penetesan dan penampungan ekstrak), terus-menerus
sampai diperoleh ekstrak atau perkolat (Anonim, 1986).
Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam
suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak
ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan (Anonim,1986).
Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat
aktif yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedang sisa setelah
penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim,1986).
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler
dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara maserasi
karena:
1. aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi.
2. ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi (Anonim,1986).
Etanol digunakan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan
kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya
baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang
diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Anonim,1986)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Ansietas
Ansietas (cemas) merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak
menyenangkan, tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan yang muncul dari
penyebab yang tidak diketahui. Gejala ansietas berat serupa dengan takut (seperti
takikardi, berkeringat, gemetar) dan aktivitas simpatik (seperti peningkatan denyut
jantung). Ansietas ringan merupakan pengalaman hidup yang biasa dan tidak
memerlukan pengobatan. Gejala ansietas yang cukup berat, kronis, mengganggu
aktivitas sehari-hari, perlu diobati dengan obat antiansietas (Mycek, dkk , 1997).
D. Tidur
Tidur merupakan keadaan bawah sadar dengan periode kelambanan dan rendahnya
respon, dimana orang tersebut dapat dibangunkan oleh pemberian rangsangan dari
luar secara terus menerus. (Guyton, 1994)
Seseorang akan mengalami dua tipe tidur yang berbeda dan saling bergantian satu
sama lain. Dua tipe tidur tersebut adalah :
1. tidur gelombang lambat, selanjutnya disebut NREM = Non Rapid Eye
Movement. Non Rapid Eye Movement merupakan keadaan tidur dengan
gelombang otak yang sangat lambat. Keadaan ini dapat diketahui dengan
menggunakan alat electroensefalograf (EEG). Tidur NREM terjadi oleh
perangsangan nuklei raphe yang terletak diseparuh bagian bawah pons dan
didalam medula. Ujung-ujung serat dari nuklei raphe ini akan mensekresikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
serotonin. Pembebasan serotonin mungkin akan menghambat sistem yang
aktifkan reptikular menaik (ARAS).
2. tidur dengan gerakan bola mata, selanjutnya disebut REM = Rapid Eye
Movement. REM merupakan keadaan tidur dengan gerak bola mata yang cepat.
Pada saat terjadinya tidur REM terjadi pembebasan noradrenalin dengan cara
aktivasi neuron locus coeruleus, dan ini menyebabkan aktivitas yang berlebihan
pada daerah-daerah tertentu dari otak, salah satunya pengaktifan gerakan mata.
(Mutschler, 1986)
Kondisi normal pada orang dewasa akan mengalami tidur NREM sebesar 75%
sampai 80%, sedangkan tidur REM sebesar 20% sampai 25% dari waktu tidur
keseluruhan waktu tidur (Guyton, 1994)
E. Hipnotik Sedatif
Obat hipnotik sedatif merupakan depresan umum. Sedativa dapat
mengurangi rasa cemas dengan cara menenangkan tanpa atau sedikit efek terhadap
fungsi-fungsi mental dan motoris. Hipnotika harus dapat menyebabkan kantuk dan
mengarah pada mula tidur dan mempertahankan keadaan tidur. Efek hipnotik
meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat daripada sedasi, dan ini dapat
dicapai dengan semua obat sedatif melalui cara yang sederhana yaitu meningkatkan
dosis (Katzung, 2002).
Menurut Neal (2006) Obat-obat hipnotik sedatif bekerja pada susunan saraf
pusat (SSP). Mekanisme bagaimana obat yang bekerja sentral menghasilkan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terapeutik biasanya tidak diketahui. Pengetahuan tentang subsantasi transmitor sentral
penting, karena semua obat yang bekerja pada otak menghasilkan efeknya dengan
memodifikasi transmisi sinaps.
Asam γ-aminobutirat (GABA) merupakan neurotransmiter inhibitor utama
di sistem saraf pusat mamalia dan terdapat pada hampir 40 % saraf. Aktivitas reseptor
GABA menyebabkan depresi sistem saraf sehingga meniadakan potensi kerja. Asam
γ-aminobutirat bekerja pada reseptornya yaitu reseptor GABA (Ikawati, 2006).
Reseptor GABA terdapat dalam tiga tipe, yaitu reseptor GABAA, GABAB,
dan GABAC. Reseptor GABAA dan GABAC merupakan reseptor ionotropik
(reseptor kanal ion), sedangkan GABAB adalah reseptor metabotropik (terkait
dengan protein G). Reseptor GABAA dan GABAC masing-masing terkait dengan
kanal Cl, dan memperantarai penghambatan sinaptik yang cepat. Reseptor GABAA
dan GABAC berbeda secara biokimia, farmakologi dan fisioologi. Reseptor GABAA
secara selektif dapat diblok oleh alkaloid bikukulin dan dimodulasi oleh obat
golongan benzodiazepin (BDZ), barbiturat dan steroid. Reseptor GABAC tidak dapat
diblok oleh bikukulin, juga tidak dimodulasi oleh senyawa BDZ, barbiturat dan
steroid. Aktivitas reseptor GABAB menyebabkan penghambatan adenilat siklase dan
pembukaan kanal ion K+, yang selanjutnya menyebabkan penghambatan sistem saraf.
Reseptor GABAA merupakan kompleks protein heterooligomerik yang
terdiri yang terdiri dari sebuah tempat ikatan GABA (GABA binding site) yang
bergandeng dengan kanal ion Cl-. Reseptor GABAA juga memiliki tempat ikatan
untuk obat-obat BDZ yang disebut benzodiazepine binding site, untuk obat-obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
barbiturat yang disebut barbiturat binding site, untuk obat-obat steroid yang disebut
steroid binding site (gambar 1.).
Asam γ-aminobutirat disintesis pada ujung saraf presinaptik, dan disimpan
di dalam vesikel sebelum dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinaptik
dan akan mengalami sedikitnya tiga peristiwa. Pertama, GABA dapat berinteraksi
dengan reseptornya menimbulkan aksi penghambatan fungsi sistem saraf pusat
Kedua, GABA akan mengalami degradasi oleh enzim GABA-transaminase. Ketiga,
GABA akan diambil kembali (re-uptake) ke dalam ujung presinaptik atau ke dalam
sel glial dalam bentuk GABA dengan bantuan transporte GABA (Ikawati, 2006).
Gambar 1. Beberapa tempat ikatan pada reseptor GABAA (Nestler cit., Ikawati, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Benzodiazepin
Benzodiazepin (BDZ) merupakan obat hipnotik-sedatif terpenting.
Rumus BDZ terdiri dari benzen (A) yang melekat pada cincin aromatik diazepin
(cincin B). Namun karena BDZ yang penting secara farmakologis selalu
mengandung gugus substitusi 5-aril (cincin C) dan cincin 1,4 benzodiazepin,
sehingga rumus bangun kimia golongan ini selalu diidentikkan dengan 5-aril-1,4,
benzodiazepin (Wiria dan Handoko, 1995).
Gambar 2. Struktur kimia benzodiazepin (Wiria dan Handoko, 1995)
Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas adalah sedatif, dan obat-
obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Dalam
penelitian ini obat yang digunakan sebagai kontrol positif adalah diazepam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Diazepam merupakan prototip derivat BDZ yang digunakan secara meluas
sebagai ansietas (Wiria dan Handoko, 1995).
a. Struktur Kimia Diazepam
Rumus molekul : C16H13ClN2O
Nama kimia : 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-
1,4-benzodiazepin-2-1
BM : 284,7
pKa : 3,7; 3,2
Kelarutan : dalam air sangat kecil
(Dollery, 1999a)
Gambar 3. Struktur kimia diazepam (Dollery, 1999a)
b. Mekanisme Kerja Diazepam
Asam γ-aminobutirat yang dilepaskan dari terminal saraf berikatan
dengan reseptor GABA pada membran sel dan akan membuka saluran
klorida. Aktivasi reseptor ini meningkatkan konduktansi Cl- neuron. Aliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
klorida yang masuk menyebabkan hiperpolarisasi lemah, menurunkan potensi
postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja potensial.
Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran
sel. Reseptor BDZ terdapat hanya pada susunan saraf pusat (SSP) dan
lokasinya sejajar dengan neuron GABA. Pengikatan BDZ memacu afinitas
reseptor GABA untuk neurotransmiter yang bersangkutan, sehingga saluran
klorida yang berdekatan lebih sering terbuka. Keadaan tersebut akan memacu
hiperpolarisasi dan menghambat letupan neuron. Benzodiazepin dan GABA
secara bersama-sama akan meningkatkan afinitas terhadap sisi ikatannya
tanpa perubahan jumlah total sisi tersebut (gambar 4.). (Mycek, dkk, 1997)
Gambar 4. Mekanisme kerja diazepam (Neal, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hampir semua benzodiazepin mengalami oksidasi mikrosomal
(reaksi fase I), termasuk dealkilasi-N dan hidroksilasi alifatik. Metabolit
selanjutnya dikonjugasi (reaksi fase II) oleh glucuronosyltransferase
membentuk glucuronide yang diekskresi di urin. Akan tetapi, banyak
metabolit benzodiazepine fase I adalah aktif dengan waktu-paruh yang lebih
panjang daripada obat induknya. (Katzung, 2002)
c. Biotransformasi Diazepam
Jalur utama biotransformasi diazepam terjadi di hati dan metabolit
dikeluarkan melalui ginjal. Diazepam mengalami biotransformasi terutama
menjadi N-desmethyldiazepam, juga diubah menjadi temazepam, kemudian
mengalami metabolisme sebagian menjadi oxazepam (gambar 5.) ( Katzung,
2002).
N-desmethyldiazepam memiliki profil farmakodinamik seperti
diazepam, tetapi waktu paruhnya lebih lama (30 – 200 jam). N-
desmethyldiazepam dihidroksilasi menjadi oxazepam, yang juga merupakan
metabolit aktif tetapi memiliki waktu paruh yang lebih pendek 9 jam (5-15
jam) karena dikonjugasi oleh asam glukoronik. Metabolit aktif yang ketiga
adalah temazepam yang memiliki waktu paruh 12 jam (10 - 20 jam),
merupakan hasil hidroksilasi dari diazepam. Temazepam dikonjugasi secara
langsung oleh asam glukuronik dan dieliminasi melalui urin atau N-
desmethyldiazepam ke oxazepam sebelum dikonjugasi (Dollery, 1999a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambat 5. Skema biotranformasi dari diazepam (Dollery, 1999a)
d. Indikasi
Indikasi dari obat diazepam adalah berikut ini :
i. Manajemen untuk ansietas. Diazepam mungkin berguna dalam simtomatik
pada agitasi akut, dan tremor.
ii. Penarikan kembali penggunaan alkohol akut. Diazepam mungkin berguna
dalam simtomatik pada agitasi akut, dan tremor.
iii. Untuk kejang otot skeletal. Diazepam dapat digunakan sebagai tambahan
bantuan untuk kejang otot skeletal karena reflek kejang patologi lokal
seperti inflamasi pada otot dan sendi atau trauma; spastisiti dikarenakan
kekacauan saraf neuron paling atas, kelumpuhan otak dan paraplegia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
iv. Basal sedasi. Diazepam diberikan secara parenteral ketika respon cepat
dan mungkin berguna dalam ansietas akut atau tekanan yang berhubungan
dengan kondisi stres dan kekacauan emosi non psikotik.
v. Penanganan untuk keadaan epilepsi dan keadaan kejang
(Dollery, 1999a)
e. Kontra Indikasi
Kontra indikasi dari obat diazepam adalah berikut ini :
i. Hipersensitivitas terhadap benzodiazepin
Sejarah tentang hipersensitivitas atau reaksi alergi untuk beberapa
benzodiazepin memberi petunjuk pada pasien yang juga alergi untuk
beberapa memberi petunjuk pada pasien yang juga alergi diazepam.
ii. Myasthenia gravis
Sebelum adanya kelemahan otot, diazepam seharusnya diberikan dengan
hati-hati pada pasien dengan myasthenia gravis.
iii. Bayi
Diazepam tidak boleh diberikan untuk anak-anak yang berumur dibawah
enam bulan, khususnya untuk bayi prematur.
(Dollery, 1999a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Barbiturat
Gambar 6. Struktur kimia barbiturat (Wiria dan Handoko, 1995)
Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat
dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesi, koma, sampai
dengan kematian. Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai
hilangnya kesadaran. Pemberian dosis barbiturat yang hampir menyebabkan tidur
dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya tidak
dipengaruhi. (Wiria dan Handoko 1995)
a. Struktur Kimia Natrium Tiopental (selanjutnya disebut, pentotal)
Rumus molekul : C11H17SNaO2
Nama kimia : (R,S-etildihidro-5-)1-metilbutil)-2-tiokso-4,6(1H,5H)-garam
mono natrium pirimidinedion)
BM : 264,3
pKa : 7,6
Kelarutan : dalam air tinggi (Dollery, 1999b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 7. Struktur kimia Natrium Tiopental (Dollery, 1999b)
Pentotal berwarna kuning pucat dan bersifat higroskopis, rasanya pahit,
berasal dari substitusi asam malonat dan urea. (Dollery, 1999b)
b. Farmakologi
Pentotal merupakan golongan tiobarbiturat pertama sebagai anastesi.
Pentotal bersifat reversibel dalam menekan aktivitas semua otot gerak.
Susunan saraf pusat (SSP) sensitif terhadap aksi ini (Dollery, 1999b).
Pentotal memiliki onset aksi yang cepat dan akan menghilangkan
kesadaran dalam waktu yang singkat. Belum ada mekanisme yang pasti dari
barbiturat (pentotal) dalam memberikan efek pada SSP, akan tetapi obat ini
dipercaya memberikan efek yaitu kemampuannya dalam menurunkan
aktivitas dari GABA.
Tempat pengikatan spesifik untuk barbiturat telah ada di SSP,
kemampuan tempat pengikatan obat ini akan menurun karena GABA dan
klorida. Sisi aksi barbiturat dengan SSP muncul dengan melibatkan kompleks
makromolekul yang meliputi reseptor GABAA, reseptor barbiturat, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
saluran klorida. Interaksi alosterik reseptor barbiturat dengan reseptor GABAA
kemudian pembukaan saluran klorida membutuhkan efek dari obat, reseptor
barbiturat bertindak sebagai modulator pada kompleks. Barbiturat akan
menurunkan angka disosiasi GABA dari reseptor postsynaptic, menurunkan
waktu pembukaan saluran ion, dan meningkatkan transfer ion klorida,
sehingga dapat terjadi hiperpolarisasi pada sel saraf dan menginhibisi
transmisi impuls saraf (Anonim, 2005b).
c. Biotransformasi
Biotransformasi pentotal terjadi di hati. Biotransformasi berjalan
lambat tetapi hampir lengkap dengan oksidasi pada cincin samping 1-methyl-
buthyl. (Dollery, 1999b)
d. Indikasi
Indikasi dari obat pentotal adalah sebagai berikut ini.
i. Sebagai antikonvulsan (antikejang)
ii. Sebagai anastesi umum
iii. Penggunaan lain sebagai pencegah dan terapi penyakit iskemik
(Dollery, 1999b)
e. Kontra Indikasi
Kontra indikasi dari obat adalah sebagai berikut ini.
i. Poriferia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ii. Menyebabkan nyeri lambung
iii. Kesulitan bernafas
iv. Menyebabkan hypovolemia termasuk kurang darah
v. Uremia
vi. Penderita asma
vii. Penderita sakit lambung
(Dollery, 1999b)
3. Interaksi Obat
Menurut Stockley (1994) interaksi obat adalah kejadian dimana efek
yang dihasilkan oleh suatu obat berubah karena adanya obat lain, makanan,
minuman, atau bahan kimia lain. Hasilnya akan merugikan jika interaksi
meningkatkan efikasi atau menyebabkan keracunan obat. Penurunan efikasi obat
juga dapat menimbulkan efek yang merugikan.
Macam-macam tipe interaksi obat antara lain:
a. interaksi farmasetis
Interaksi farmasetis adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada
saat obat diformulasikan atau disiapkan sebelum obat di gunakan oleh
penderita. Misalnya interaksi antara obat dan larutan infus IV (intra venous)
yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi
pengendapan. Contoh lain : dua obat yang dicampur pada larutan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dapat terjadi reaksi kimia atau terjadi pengendapan salah satu senyawa atau
terjadi pengkristalan salah satu senyawa.
(Muhlis, 2006)
b. interaksi farmakokinetika
Interaksi farmakokinetik dapat mempengaruhi obat pada waktu
proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi karena adanya obat
atau senyawa lain. Interaksi ini sering disebut interaksi ADME. Interaksi ini
umumnya diukur dari perubahan pada satu atau lebih parameter
farmakokinetika, seperti konsentrasi serum maksimum, luas area dibawah
kurva, waktu, waktu paruh, jumlah total obat yang diekskresi melalui urine.
(Stockley, 1994)
c. interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik menyebabkan perubahan respon suatu
objek obat dikarenakan adanya obat lain yang bekerja pada sisi ikatan objek
obat tersebut. Penempatan sisi ikatan tersebut dapat terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Interaksi farmakodinamika secara
langsung terjadi jika dua obat yang memiliki aksi ditempat yg sama
(antagonis atau sinergis) atau memiliki aksi pada dua tempat yang berbeda
yang hasil akhirnya sama. Contohnya adalah obat yang memiliki efek
farmakologi yang sama (alkohol dan tranquillizer), dapat menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ketergantungan. Interaksi farmakodinamika secara tak langsung terjadi pada
obat yang memiliki aktivitas saling berlawanan. (Stockley, 1994)
Diazepam dan pentotal merupakan depresant SSP dan bekerja
dengan sinergis. Mekanisme aksi diazepam dan Pentotal berikatan pada
tempat yang sama yaitu reseptor GABAA. Penggunaan diazepam dengan
Pentotal memerlukan perhatian karena Pentotal dapat mempotensiasi aksi
dari diazepam yaitu dapat menyebabkan tidur. Perlu dilakukan pengawasan
pada pasien yang menggunakan obat ini, terutama yang memiliki kelainan
ginjal dan hepar. (Anonim, 2003)
F. Uji Efek Hipnotik Sedatif
Macam-macam uji untuk mengetahui adanya efek sedatif menurut Turner
(1965), antara lain di bawah ini.
1. Rotarod Test
Uji ini dilakukan dengan menggunakan rotarod atau batang berputar.
Mencit diletakkan pada rotarod yang diameternya 32 mm dan kecepatan
berputar 10 kali tiap menit. Mencit yang tidak mendapat perlakuan akan
bertahan lebih dari 300 detik (5 menit) dan mencit yang mendapat perlakuan
akan bertahan kurang dari 5 menit. Uji ini dinyatakan positif bila mencit jatuh
lebih dari satu kali dari batang berputar selama 3 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Chimney Test
Uji ini dilakukan dengan menggunakan cerobong (tabung Pyrex 30
cm). Mencit diletakkan pada dasar cerobong secara horizontal yang diberi tanda
(28 cm dari dasar), kemudian dengan cepat dibalik atau arah vertikal. Mencit
akan berusaha naik ke atas cerobong. Uji ini dinyatakan positif apabila mencit
dapat melewati atau naik cerobong dalam waktu tidak lebih dari 30 detik.
3. Traction Test
Uji ini dilakukan dengan cara : kaki depan mencit diikat pada kawat
yang menggantung. Mencit akan berusaha naik pada kawat (tidak
menggantung) dimana kedua kaki belakang mencit akan berusaha naik. Uji ini
dinyatakan positif apabila tidak kurang dari 5 detik setelah mencapai kawat.
4. Jingle Test
Metode ini dilakukan dengan cara tikus diinjeksi menggunakan larutan
uji. Pergerakan akan terlihat dengan adanya tanda dari “Jingle cage” setelah
satu menit dan 30 menit, dengan periode waktu 10 menit. Jingle cage adalah
kurungan yang memiliki tempat lari yang licin yang dapat bergerak dan
memiliki alat penghitung sirkuit elektrik. Pergerakan hewan uji dicatat selama
periode waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Evasion
Peralatan yang digunakan adalah tabung pyrex 30 cm. tiap tabung
diberi tanda 20 cm dari dasar. Mencit diletakkan didasar tabung. Uji ini
dikatakan positif apabila mencit tidak dapat melewati tanda untuk berusaha naik
tidak lebih dari 30 detik.
Macam-macam uji untuk mengetahui adanya efek hipnotik, antara lain di
bawah ini.
a. narkoscis potentiation ( reflek balik badan)
Menurut Vogel (2002) salah satu uji untuk mengetahui adanya efek
hipnotik sedatif dapat menggunakan uji potensiasi narkose. Menurut
Anonim (1998), potensiasi narkose berasal dari kata potency (hubungan
antara efek terapeutik obat dan dosis yang dibutuhkan untuk mencapai efek
tersebut) dan narcosis ( penurunan fungsi susunan saraf pusat yang
ditimbulkan oleh obat dan ditandai oleh stupor atau insensibilitas). Jadi,
prinsip dari uji ini adalah menggunakan dosis hipnotik yang relatif kecil
yang dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan
sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan
adalah perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit
kontrol.
Waktu tidur dinyatakan sebagai periode waktu kehilangan reflek
tegaknya, yaitu bila mencit tidak mempunyai kemampuan untuk menyentuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
permukaan diam dengan seluruh kakinya dan dapat diletakkan pada sisinya
atau punggungnya tanpa segera tegak kembali. Akhir periode tidur adalah
saat hewan uji itu tidak lagi rebah pada sisinya atau punggungnya tetapi
kembali dengan sendirinya ke posisi tegak yang normal.
b. palpeberal test (tes kelopak mata)
Tujuan dari tes ini untuk memeastikan kecendrungan hewan
berada pada tempat istirahat, saat mulai mengantuk.
Delapan pasang mencit dewasa, 1 kelompok disuntik obat secara
subcutan (s.c) dan kelompok satunya disuntikkan pelarut. Setelah satu jam,
hewan uji ditempatkan sendirian pada wadah. Mencit dipilih yang memiliki
kecendrungan besar untuk menutup mata.
c. motor deficit
Manifestasi pertama dari depresi SSP pada mencit adalah keletihan. Metode
ini digunakan untuk tes relaksasi otot. Tes dilakukan dengan memberikan
senyawa secara oral. Kelelahan aktivitas dideteksi saat mencit gagal berada
pada sisi rotasi, wadah selinder.
(Turner, 1965)
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini bersifat eksploratif, keterangan empiris yang diharapkan
adalah adanya pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur
mencit jantan dengan motode potensiasi narkose.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, yaitu penelitian
yang observasinya dilakukan dengan perlakuan terhadap sejumlah subyek penelitian,
yang memungkinkan dilakukannya pengendalian terhadap hampir semua variabel
pengacaunya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
pola searah.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode potensiasi narkose dengan
menggunakan hewan uji mencit jantan. Metode ini digunakan untuk menjelaskan
aktifitas susunan saraf pusat terhadap obat. Tidak hanya obat hipnotik, hipnotik
sedatif, dan tranquilizer, tetapi juga obat antidepresi dimana pada dosis yang
diberikan sebelumnya (diazepam) dapat mempotensiasi kerja hipnotik setelah
pemberian pentotal.
Prosedur penelitian dilakukan dengan cara memberikan CMC-Na, diazepam,
dan senyawa uji secara peroral pada masing-masing kelompok hewan uji. Empat
puluh lima menit kemudian diberikan pentotal sebagai penginduksi tidur. Waktu tidur
dicatat saat mencit mulai kehilangan reflek pemulihan tubuh hingga kembali ke posisi
normal (ke-empat kaki menyentuh styrofoam). Untuk mengetahui pengaruh senyawa
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
uji terhadap waktu tidur (memperpanjang atau memperpendek waktu tidur),
kemudian dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC-Na) dan kontrol positif
(diazepam).
Persentase pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dapat dihitung dari
perpanjangan waktu tidur (PWT).
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
% PWT = ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −
DDU X 100%
keterangan : U : Waktu tidur tiap kelompok hewan uji diazepam (kontrol positif) maupun ekstrak
etanol bunga-bunga pagoda. D : Waktu tidur rata-rata kontrol negatif CMC-Na 1%
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (mg/ kgBB)
b. Variabel tergantung : perpanjangan waktu tidur (detik)
Pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda pada mencit dengan metode
potensiasi narkose ditandai dengan perpanjangan waktu tidur mencit (detik)
setelah pemberian pentotal sebagai agen penginduksi.
2. Variabel Pengacau Terkendali
a. Galur subyek uji yang digunakan adalah galur Swiss Webster.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Berat badan subyek uji 20-30 g.
c. Umur subyek uji 2-3 bulan.
d. Subyek uji berjenis kelamin jantan.
e. Asal simplisia serbuk bunga bunga-pagoda diperoleh dari lokasi yang sama
yaitu dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.
f. Cara penyarian simplisia dilakukan dengan metode perkolasi dan dilakukan
hingga cairan penyari jernih.
3. Variabel Pengacau Tak Terkendali
Kondisi patologis hewan uji
4. Definisi Operasional
a. Bunga bunga-pagoda adalah bunga yang diambil dari tanaman bunga
pagoda, merupakan bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga
kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung
tangkai.
b. Ekstrak etanol bunga bunga-pagoda adalah ekstrak kental yang diperoleh
dengan mengekstraksi 150 g serbuk kering bunga pagoda secara perkolasi
dengan menggunakan pelarut etanol 70% yang diperoleh hingga larutan
jernih.
c. Metode potensiasi narkose adalah metode yang digunakan untuk
mengukur efek hipnotik sedatif zat uji terhadap subyek uji dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memberikan zat kimia tertentu yang memiliki dosis hipnotik yang relatif
kecil dan dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang
diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik sedatif yang
dimanifestasikan adalah perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan
terhadap mencit kontrol
d. Persentase pengaruh senyawa uji adalah kemampuan ekstrak etanol bunga
bunga-pagoda dalam menimbulkan tidur setelah pemberian Pentotal.
Persentase dapat dihitung dari perpanjangan waktu tidur (PWT) ekstrak
dikurangi dengan rata-rata waktu tidur kontrol negatif dibagi dengan rata-
rata waktu tidur kontrol negatif.
D. Bahan yang Digunakan
1. Bahan Tumbuhan
Bahan uji yang digunakan berupa ekstrak etanol bunga bunga-pagoda.
Bunga bunga-pagoda diperoleh dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.
2. Subyek Uji
Subyek uji yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan galur
Swiss Webster dengan berat badan 20-30 g dan umur 2-3 bulan, diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Bahan-Bahan Kimia
a. Bahan untuk penyarian adalah etanol 96% produksi Brataco. Pelarut dalam
perkolasi, diperoleh di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
b. Diazepam ( Indofarma ) sebagai kontrol positif diperoleh dari RS. Panti Rapih
Yogyakarta.
c. Pentotal (Sodium Tiopentone) produksi Abbot diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi Universitas Sanata Dharma dan RS. Panti Rapih, Yogyakarta.
d. CMC-Na produksi Merck, Jerman sebagai pensuspensi ekstrak etanol yang
diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
e. Akuades sebagai pelarut pentotal, diazepam dan sebagai pengencer
konsentrasi etanol yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-
Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
E. Alat yang Digunakan
1. Neraca analitik merek Metler Toledo seri AE 200 dan seri PM 4600
2. Seperangkat alat untuk membuat ekstrakantara lain seperti di bawah ini.
a. perkolator
b. vacum rotary evaporator merek Janke & Kunkel Ika-Labortechnik
c. pemanas merek Ika-Labortechnik HB4 basic
d. kapas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
e. kertas saring
3. Seperangkat alat gelas seperti: beaker glass, labu ukur, gelas ukur, pipet tetes,
pipet ukur, pengaduk, erlenmeyer, corong
4. Spuit injeksi peroral ukuran 1 ml (Slip TipTM)
5. Spuit injeksi intraperitoneal ukuran 1 ml (Slip TipTM) dan jarum injeksi
(Terumo)
6. Bejana/ wadah mencit yang terbuat dari kaca berukuran 28.5cm x 19cm x
19cm.
7. Styrofoam sebagai alas tidur mencit berukuran 18,5cm x 18,5cm dengan
ketebalan 1 cm.
8. Stopwath
9. Kamera digital ( Fuji Film seri A310 )
F. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi Tanaman
Identifikasi tanaman bunga pagoda dilakukan dengan menggunakan
acuan identifikasi (Backer dan Bakhuizen van den Brink Jr., 1965).
2. Pengumpulan Bahan
Pengumpulan bahan dilakukan dengan mengambil simplisia bunga
bunga-pagoda (serbuk) yang berasal dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Pembuatan Ekstrak Etanol
Pembuatan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dilakukan dengan pelarut
etanol 70% secara perkolasi. Cara pembuatan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
adalah bunga dikeringkan sebanyak 150 g, direndam dalam etanol 70% sekurang-
kurangnya selama 3 jam dan serbuk yang telah terbasahi kemudian dipindahkan
ke perkolator selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
perkolasi, dengan dimana sel-sel bunga dapat terbasahi oleh cairan penyari
sehingga zat-zat aktif yang terkandung dalam bunga dapat terbasahi oleh cairan
penyari sehingga zat-zat aktif yang terkandung dalam bunga akan lebih mudah
tertarik dalam penyari pada ekstraksi secara perkolasi selanjutnya.
Pada perkolator disusun lapisan penyaring dengan urutan dari atas ke
bawah sebagai berikut: kertas saring, kapas, kawat penyaring halus dan kapas.
Serbuk yang telah terbasahi tersebut kemudian dipadatkan dengan hati-hati di
dalam perkolator dan dituangi dengan etanol 70% sampai terdapat selapis penyari
di atas serbuk. Selanjutnya perkolat dibiarkan menetes dengan kecepatan kurang
lebih 1 ml/ menit atau 25 tetes per menit sambil terus ditambah cairan penyari
sehingga selalu terdapat cairan penyari dengan tinggi 1-1,5 cm diatas serbuk.
Perkolat ditampung dalam erlenmeyer. Perkolasi dihentikan bila tetesan terakhir
pada perkolator tidak berwarna lagi. Hal ini menandakan bahwa senyawa-
senyawa yang terlarut dalam etanol sudah terekstraksi semua. Hasil penyarian
yang diperoleh kemudian diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
evaporator dan waterbath sampai didapatkan ekstrak yang pekat. Ekstrak pekat
kemudian disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas).
4. Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah mencit jantan, galur
Swiss, usia 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 g. Hewan uji dibagi secara acak
menjadi 2 kelompok. Kelompok untuk orientasi sebanyak 33 ekor dan kelompok
perlakuan sebanyak 66 ekor. Sebelum digunakan, mencit dipuasakan 18-24 jam
dan tetap diberi minum. Kelompok perlakuan terdiri dari 11 kelompok yaitu
kelompok pentotal sebagai agen penginduksi, kelompok kontrol negatif akuades
dan CMC-Na 1%, kelompok kontrol positif diazepam dalam 4 peringkat dosis
(0,26 mg/kgBB, 0,4446 mg/kgBB, 0,7605 mg/kgBB, dan 1,3 mg/kgBB) dan
kelompok perlakuan ekstrak bunga bunga-pagoda dalam 4 peringkat dosis (1375
mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 2857 mg/kgBB, dan 4123 mg/kgBB).
5. Pembuatan
a. Larutan Pentotal
Cara pembuatan larutan pentotal, yaitu melarutkan pentotal sebanyak
0,5 g dengan akuades secukupnya, kemudian ditambahkan lagi hingga
diperoleh volume 100 ml. Larutan pentotal diberikan secara i.p.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Larutan Diazepam
Cara pembuatan larutan diazepam, yaitu dengan mengencerkan
sediaan injeksi diazepam 5 mg/ml diambil sebanyak 0,5 ml, kemudian
dilarutkan dengan aquades pada labu takar 50 ml. Larutan diazepam diberikan
peroral.
c. CMC-Na 1%
Larutan CMC-Na 1% dibuat dengan cara menimbang secara seksama
CMC-Na sebanyak 1 g kemudian dilarutkan ke dalam sejumlah akuades
sambil terus diaduk-aduk sampai semuanya terlarut dan menjadi jernih.
Larutan dituang ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai
diperoleh volume 100 ml.
d. Suspensi Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Timbang ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dan suspensikan ke
dalam larutan CMC-Na sampai diperoleh konsentrasi tertentu berdasarkan
orientasi.
6. Penetapan Dosis
a. Pentotal
Dosis normal induksi pentotal 4 – 5 mg/kgBB (Dollery, 1999b).
Pentotal yang digunakan sebagai dosis orientasi adalah 36,4 mg/kgBB, 45,5
mg/kgBB, dan 54,6 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Diazepam
Dosis terapi ansietas diazepam peroral adalah 2-10 mg perhari
(Anonim, 2000). Dosis diazepam yang digunakan sebagai dosis orientasi
sebanyak 4 peringkat, diperoleh dengan menggunakan rumus:
increment = 1−nterendahDosistertinggiDosis , dimana n adalah jumlah peringkat
dosis
increment = 142
10−
mgmg = 1,71
Dari rumus tersebut diperoleh 4 peringkat dosis yaitu 2; 3.42; 5.85;
dan 10 mg.
Dari dosis tersebut kemudian dilakukan konversi dosis antara
manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g adalah 0,0026 (Anonim,
2004).
Dosis I : untuk manusia 70 kgBB = 2 mg
konversi ke mencit 20 gBB = 2 mg x 0,0026
= 0,0052 mg/20 gBB
= 0.26 mg/kgBB
Dosis II : untuk manusia 70 kgBB = 3.42 mg
konversi ke mencit 20 gBB = 3,42 mg x 0,0026
= 0,0089 mg/20 gBB
= 0,4446 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dosis III: untuk manusia 70 kgBB = 5,85 mg
konversi ke mencit 20 gBB = 5,85 mg x 0,0026
= 0,0152 mg/20 gBB
= 0,7605 mg/kgBB
Dosis IV: untuk manusia 70 kgBB = 10 mg
konversi ke mencit 20 gBB = 10 mg x 0,0026
= 0,026 mg/20 gBB
= 1,3 mg/kgBB
c. Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Kisaran dosis ekstrak yang digunakan untuk manusia Indonesia
(dengan berat badan 50 kg ) yaitu 30 – 90 g serbuk bunga bunga-pagoda
kering sekali minum. Berdasarkan kisaran tersebut dapat dibuat peringkat
dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan increment :
increment = 1−nterendahDosistertinggiDosis
increment = 143090
−gg = 1,442
Sediaan yang diuji berbentuk ekstrak kental, maka perlu dicari angka
kesetaraan antara serbuk dan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembuatan ekstrak sejumlah 150 g serbuk kering bunga bunga-pagoda
menghasilkan A g ekstrak kental.
Contoh perhitungan:
Berat ekstrak yang setara dengan 30 g serbuk bunga dapat dihitung
sebagai berikut :
Berat ekstrak = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛g
g15030 x A g
= B g
Dari perhitungan tersebut diperoleh dosis ekstrak untuk terapi umum
manusia Indonesia ( 50 kg ) sebesar B BBkgg 50 . Dosis tersebut
dikonversikan untuk mencit, tetapi faktor konversi yang ada adalah untuk
manusia 70 kg, maka dosis untuk 70 kg sebagai berikut ini.
Dosis ekstrak untuk manusia 70 kg BB = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛kgkg
5070 x B g
= BBkggC 70
Dosis tersebut dikonversikan ke mencit (20 g) dengan angka konversi
0.0026. Perhitungan konversi dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda untuk
mencit (20 g) adalah sebagai berikut ini.
Dosis ekstrak untuk mencit 20 g = 0.0026 x C g
= BBggD 20
= BBkggE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
= BBkgmgF
Dosis terapi yang diperoleh adalah BBkgmgF . Dari perhitungan
diperoleh dosis 1375; 1980; 1980; 2857; dan 4123 mg/kgBB.
7. Orientasi Waktu
Pada pokok bahasan orientasi waktu dibagi menjadi dua hal pembahasan, yaitu :
a. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian
Diazepam
Hewan uji sebanyak 12 ekor dibagi dalam 4 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 3 ekor. Hewan uji diberikan diazepam dosis 1,3
mg/kgBB secara peroral. Kemudian tiap kelompok hewan uji diinjeksi i.p
pentotal dengan dosis sesuai hasil orientasi pada selang waktu tertentu yaitu :
15, 30, 45, dan 60 menit. Catat waktu (detik) ketika hewan uji mulai tidur
(onset), dan lama waktu tidur (detik).
b. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian
Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda ( EEBBP)
Hewan uji sebanyak 12 ekor dibagi dalam 4 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 3 ekor. Hewan uji diberikan Ekstrak etanol bunga
bunga-pagoda dosis hasil orientasi secara peroral. Kemudian tiap kelompok
hewan uji diinjeksi i.p pentotal dengan dosis sesuai hasil orientasi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
selang waktu tertentu yaitu : 15, 30, 45, dan 60 menit. Catat waktu (detik)
ketika hewan uji mulai tidur, dan lama waktu tidur (durasi).
8. Perlakuan Hewan Uji
Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 54 ekor yang dibagi secara acak
menjadi 11 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam ekor dengan perlakuan
sebagai berikut ini.
Kelompok I : diberi CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif
Kelompok II : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis
0,26 mg/kg BB mencit
Kelompok III : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis
0,4446 mg/kg BB mencit
Kelompok IV : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis
0,7605 mg/kg BB mencit
Kelompok V : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis
1,3 mg/kg BB mencit
Kelompok VI : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis
perlakuan 1375 mg/kg BB mencit secara oral
Kelompok VII : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis
perlakuan 1980 mg/kg BB mencit secara oral
Kelompok VIII : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis
perlakuan 2857 mg/kg BB mencit secara oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kelompok IX : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis
perlakuan 4123 mg/kg BB mencit secara oral
Semua hewan uji diinjeksi pentotal dosis 45,5 mg/kgBB (hasil orientasi)
secara i.p setelah selang waktu 45 menit (hasil orientasi). Kemudian catat waktu
(detik) ketika hewan uji mulai tidur (onset), dan lama waktu tidur. Posisi mulai
tidur adalah ketika mencit mulai kehilangan reflek pemulihan tubuh (posisi kaki
ke-empat kaki tidak menyentuh alas). Mencit dikatakan bangun ketika muncul
kembali reflek pemulihan posisi tubuh semula (ke-empat telapak kaki menyentuh
alas tidur).
9. Penentuan Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Data pengamatan lama waktu tidur (detik) pada hewan uji digunakan
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda.
Untuk mengetahui persentase pengaruh yang ditimbulkan dapat dihitung dari
perpanjangan waktu tidur (PWT) dengan rumus sebagai berikut ini.
% PWT = ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −
DDU X 100%
keterangan : U : Waktu tidur tiap kelompok hewan uji diazepam (kontrol positif) maupun
ekstrak etanol bunga-bunga pagoda. D : Waktu tidur rata-rata kontrol negatif CMC-Na 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
10. Tata Cara Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov
untuk mengetahui pola distribusi data. Analisis dilanjutkan dengan analisis non
parametrik Kruskal Wallis. Untuk menguji perbedaan tersebut bermakna atau
tidak secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Perbedaan
antar dosis dinyatakan bermakna apabila harga signifikansi (probabilitas) < 0,05
dan perbedaan dinyatakan tidak bermakna apabila harga probabilitas > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Determinasi Tanaman
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bunga dari tanaman bunga
pagoda. Oleh karena itu, determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan bahwa
tanaman yang digunakan adalah benar-benar merupakan tanaman bunga pagoda
dengan nama ilmiah Clerodendrum paniculatum L. Bagian tanaman yang digunakan
dalam determinasi adalah bagian cabang, daun, dan bunga. Determinasi dilakukan
dengan mengunakan acuan (Backer dan Bakhuizen van den Brink Jr., 1965). Hasil
determinasi tanaman bunga pagoda adalah sebagai berikut:
Famili.
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-
29b-30a-31b-403a-414a-415b-451a-452b-453a-454b-460b-461b-462a-
(189…………………………………………………………………..Verbenaceae)
Genera.
1b-3b-5b-6b-7b-8b-11b-15a-16b-17a-19a-(15..................................Clerodendrum)
Spesies.
1b-2b-7b-9b-10a- ( 11.a…………………….……. Clerodendrum paniculatum L.)
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak bunga bunga-pagoda
adalah perkolasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%. Penggunaan etanol 70%
dipilih karena diharapkan dapat melarutkan senyawa-senyawa anti cemas yang
terkandung di dalam bunga bunga-pagoda, yaitu flavonoid, dan alkaloid.
Serbuk bunga bunga-pagoda sebanyak 150 g dibasahi dengan etanol 70% di
dalam erlenmeyer selama 24 jam dalam bejana tertutup. Selama serbuk dibasahi,
cairan penyari dapat masuk ke dalam sel dan melarutkan zat-zat aktif sel yang dilalui
sampai mencapai keadaan jenuh. Dengan adanya proses pembasahan, aliran cairan
penyari tidak akan mengalami hambatan dan dapat menembus serbuk dengan
sempurna.
Kemudian serbuk yang telah dibasahi dipindahkan ke dalam perkolator dan
dituangi etanol 70% secukupnya sampai menetes dan masih terdapat selapis cairan
etanol di atas simplisia. Kran perkolator dibuka dan kecepatan penetesan etanol
adalah 1-3 ml/menit, tidak terlalu cepat ataupun lambat, tujuannya agar proses
penyarian dapat berlangsung optimal. Pada proses perkolasi, cairan penyari yang
terus-menerus baru dapat menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi sehingga
zat aktif dapat tersari lebih sempurna. Selama proses perkolasi berlangsung, tinggi
etanol di atas permukaan serbuk ± 1-1,5 cm. Perkolasi dihentikan jika perkolat yang
diperoleh sudah tidak berwarna lagi. Perkolat yang didapat kemudian dipekatkan
dengan vacum evaporator untuk mempercepat penguapan etanol. Pemekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dilanjutkan dengan menguapkan sisa etanol di atas waterbath sampai diperoleh
ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh berwarna coklat kehitaman dengan
bobot sebesar 37,75 g (gambar 17.) ).
C. Uji Pendahuluan
1. Penentuan Kriteria Lama Waktu Tidur Mencit
Kriteria lama waktu tidur (detik) dapat diamati ketika mencit mulai
kehilangan reflek balik badan (onset) setelah diinjeksi pentotal secara
intraperitoneal (i.p) hingga mencit bangun. Kehilangan reflek pemulihan tubuh
dapat mulai diamati ketika mencit dapat diterlentangkan (bagian perut menghadap
keatas, dan posisi ke-empat kaki tidak menyentuh styrofoam). Kemudian waktu
dihentikan ketika mencit bangun (kembali ke posisi semula, dan ke-empat kaki
mencit menapak pada styrofoam). Respon yang diberikan mencit tidak akan sama
karena setiap mencit memiliki metabolisme dan kondisi patologis yang berbeda.
2. Penentuan Dosis Pentotal
Penentuan dosis pentotal dilakukan untuk mencari dosis yang dapat
menimbulkan waktu tidur yang singkat. Dalam penelitian ini diberikan 3 variasi
dosis pentotal pada 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit
putih jantan, yaitu dosis 36,4 mg/KgBB, 45,5 mg/KgBB, dan 54,5 mg/KgBB.
Pemberian pentotal dilakukan secara i.p. kemudian dicatat waktu mencit mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tidur (onset) dan lama waktu tidur. Rata-rata waktu tidur (detik) mencit pada
penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Penentuan dosis pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah waktu tidur yang muncul pada penentuan dosis pentotal
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.
Gambar 8. Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis pentotal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin meningkat dosis pentotal
maka waktu tidur yang terjadi juga semakin bertambah. Untuk melihat adanya
perbedaan pada ketiga kelompok tersebut dilakukan analisis variansi satu arah.
Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif waktu tidur pada
penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata waktu tidur pada penentuan
dosis pentotal
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,63 (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok dosis
tersebut berbeda tidak bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan uji Scheffe.
Penelitian ini menggunakan pentotal dosis 45,5 mg/KgBB dikarenakan pada dosis
ini telah dapat menyebabkan semua mencit tidur dengan waktu tidur yang pendek.
3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal setelah Pemberian Diazepam
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui
waktu yang tepat agar diazepam (kontrol positif) dapat memberikan efek yang
optimal. Aksi kerja senyawa tersebut ditunjukkan dengan perpanjangan waktu
tidur (PWT) setelah penambahan pentotal dosis 45,5 mg/kgBB (hasil orientasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada penentuan selang waktu pemberian pentotal ini digunakan
diazepam dosis 10 mg yaitu dosis terapi tertinggi yang lazim digunakan. Dosis ini
kemudian dikonversikan pada mencit menjadi sebesar 1,3 mg/KgBB. Variasi
selang waktu yang diuji adalah 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Rata-
rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu
pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian
pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 9. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian Pentotal
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dengan selang waktu menit 15, 30, dan 45
mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami
penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-4 kelompok tersebut
dilakukan analisis variansi satu arah.
Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,014 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok
dosis tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk
mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe rata-rata
PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada
Tabel V.
Tabel V. Hasil uji Scheffe rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu
pemberian pentotal
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok selang waktu pemberian
15 menit tidak berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit tidak berbeda bermakna
dengan selang waktu pemberian 15 menit, 45 menit dan 60 menit. Kelompok
selang waktu pemberian 45 menit berbeda bermakna dengan selang waktu
pemberian 15 menit dan berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian
30 menit dan 60 menit, sehingga dapat dikatakan bahwa pada selang waktu
pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.
Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu
singkat, hal ini mungkin disebabkan diazepam belum terabsorbsi secara optimal.
Pada selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit, terdapat perbedaan
perpanjangan waktu tidur yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa
selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat
dari Tabel III, dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling
lama.
4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak
Etanol Bunga Bunga-Pagoda ( EEBBP)
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui
waktu yang tepat agar EEBBP (senyawa uji) dapat memberikan efek yang
optimal. Prosedur pelaksanaan penentuan selang waktu pemberian pentotal
setelah pemberian EEBBP sama dengan setelah pemberian diazepam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel VI.
Tabel VI. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan penentuan selang waktu
pemberian pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 10. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal pada selang waktu menit 15, 30, dan 45
mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami
penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-empat kelompok tersebut
dilakukan analisis variansi satu arah menggunakan Kruskal Wallis Test. Hasil
analisis variansi satu arah rata-rata PWT pada penentuan selang waktu pemberian
pentotal dapat dilihat pada Tabel VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel VII. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Berdasarkan hasil analisis diperoleh probabilitasnya adalah 0,022
(p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok dosis tersebut
terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui
perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT
mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel
V.
Tabel VIII. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT mencit pada penentuan selang
waktu pemberian pentotal
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok selang waktu
pemberian 15 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit,
45 menit dan 60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit berbeda
tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 45 menit dan berbeda bermakna
dengan selang waktu pemberian 15 menit, dan 60 menit. Kelompok selang waktu
pemberian 45 menit berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 30
menit dan berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 15 menit dan 60
menit. Kelompok selang waktu pemberian 60 menit berbeda tidak bermakna
dengan selang waktu pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu
singkat, hal ini mungkin disebabkan ekstrak belum terabsorbsi secara optimal.
PWT pada selang waktu 60 menit mengalami penurunan, hal ini mungkin
disebabkan ekstrak sebagian besar telah mengalami proses eliminasi. Penentuan
selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat dari tabel.VI,
dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling lama. Selang
waktu pemberian pentotal untuk kelompok kontrol negatif mengikuti selang
waktu pemberian senyawa uji yaitu 45 menit.
5. Penentuan Dosis Diazepam
Pada penelitian ini, diazepam berfungsi sebagai kontrol positif yang
digunakan sebagai pembanding terhadap EEBBP maupun CMC-Na. Kontrol
positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat meningkatkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
signifikan waktu tidur mencit dibandingkan kontrol negatif tetapi masih
memberikan sedikit perpanjangan waktu tidur dibandingkan dengan senyawa uji
(EEBBP). Penentuan dosis diazepam dilakukan untuk mendapatkan dosis yang
optimal, yaitu memberikan perpanjangan waktu tidur yang tidak terlalu panjang
dan tidak terlalu singkat.
Dosis diazepam yang diujikan pada penelitian ini adalah 0,26 mg/KgBB,
0,4446 mg/KgBB, 0,7605 mg/KgBB dan 1,3 mg/KgBB yang diberikan secara
peroral. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dapat dilihat
pada Tabel IX.
Tabel IX. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) pada
penentuan dosis diazepam
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dan persen
proteksi pada penentuan dosis diazepam dapat pula disajikan dalam bentuk
diagram batang seperti pada gambar 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam
Data diatas menunjukkan bahwa pada kenaikan dosis 0,26; 0,4446; dan
1,3 mg/kgBB mengalami peningkatan PWT, akan tetapi pada dosis 0,7605
mg/kgBB PWT mengalami sedikit penurunan dibandingkan dosis 0,4446
mg/kgBB. Selanjutnya dilakukan analisis variansi satu arah terhadap data PWT
untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut. Hasil analisis variansi
satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel X. Hasil analisis variansi satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah
0,000 (p<0,05), hal ini berarti pada keempat kelompok dosis tersebut terdapat
perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut
bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam dapat
dilihat pada Tabel XI.
Tabel XI. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian diazepam dosis 0,26
mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,4446 mg/KgBB dan dosis
0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Dosis
0,4446 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan
0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Untuk
dosis 0,7605 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan
0,4446 mg/KgBB. Dosis 1,3 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 0,26
mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pada dosis 0,26 mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB
terdapat perbedaan PWT yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan ketiga
dosis memberikan hasil yang sama, sedangkan dosis 1,3 mg/KgBB memberikan
hasil yang bermakna dengan ketiga dosis lainnya
Penelitian ini menggunakan diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB yang
sudah dapat meningkatkan PWT yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat.
6. Penentuan Kontrol Negatif
Pada penelitian ini terdapat data yaitu pentotal (pemberian tunggal),
akuades dan CMC-Na 1%. Pentotal ikut disertakan untuk melihat apakah pelarut
yang digunakan akuades dan CMC-Na 1% menimbulkan PWT. Bila tidak
menimbulkan PWT maka akuades dan CMC-Na 1% akan dipilih salah satu untuk
digunakan dalam perhitungan persen proteksi dari diazepam sebagai kontrol
positif dan EEBBP sebagai senyawa uji yang diteliti. Hasil analisis variansi satu
arah PWT pada penentuan dosis kontrol negatif dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada penentuan kontrol
negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan kontrol negatif
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 12.
Gambar 12. Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif
Dari analisis didapat bahwa probabilitasnya sebesar 0.919 dimana
p>0.05 yang menunjukkan ketiganya berbeda tidak bermakna. Hal ini kedua
pelarut baik akuades dan CMC-Na 1% tidak mengalami perpanjangan waktu tidur
(PWT). Pada penelitian ini dipilih CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif
dikarenakan CMC-Na 1% digunakan dalam pembuatan senyawa uji yang diteliti
yaitu ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Pengujian pengaruh EEBBP terhdap waktu tidur mencit dilakukan setelah
seluruh uji pendahuluan selesai dilakukan. Pengujian ini menggunakan pentotal dosis
45,5 mg/KgBB, EEBBP sebagai senyawa uji dengan empat peringkat dosis,
diazepam sebagai kontrol positif menggunakan dosis 0,4446 mg/KgBB, dan CMC-
Na 1% sebagai kontrol negatif. Data tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan
akan diperoleh persen PWT yang dibandingkan dengan kontrol. Data rata-rata jumlah
kumulatif PWT dan persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu
tidur seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIII.
Tabel XIII. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh
kelompok.
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = Standard Error (SD/√n)
Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh
kelompok dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 13. (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur
(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur
Keterangan : I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB
Persen PWT kelompok perlakuan kemudian dianalisis menggunakan analisis
variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah diantara
kelompok perlakuan mempunyai perbedaan atau tidak. Analisis variansi satu arah
persen PWT seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel XIV. Analisis variansi satu arah persen PWT pada pengujian efek hipnotik seluruh kelompok.
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah 0,000
(p<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat perbedaan.
Analisis menggunakan Kruskal Wallis Test, kemudian dilakukan uji Mann-Whitney
untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney
persen proteksi pada pengujian seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XV.
Tabel XV. Hasil uji Mann-Whitney persen PWT pada pengujian seluruh kelompok.
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif
(CMC-Na 1%) memiliki perbedaan persen PWT yang bermakna dengan kelompok
kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB) dan dengan kelompok senyawa uji
(EEBBP) dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB. Perbedaan
tersebut dikarenakan terjadi perpanjangan waktu tidur yang bermakna pada diezepam
dan EEBBP dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB (903,06%,
275,14%; 878,03%; dan 255,55%) jauh lebih besar dibandingkan dengan kontrol
negatif CMC-Na. Kontrol negatif tidak berbeda bermakna dengan kelompok senyawa
uji dosis 1375 mg/KgBB (15,30%) atau tidak menunjukkan perpanjangan waktu tidur
yang berarti.
Pada kelompok kontrol positif diazepam dan keempat kelompok perlakuan
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terjadi perpanjangan waktu tidur pada mencit,
sehingga diasepam terbukti sebagai anticemas.
Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diantara kelompok kontrol positif
(diazepam) dengan kelompok senyawa uji dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980
mg/KgBB, dan dosis 4123 mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang
bermakna. Untuk kelompok kontrol positif dengan kelompok senyawa uji dosis 2857
mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang tidak bermakna atau sama, oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa pada peringkat dosis ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 2857 mg/kgBB memberikan efek yang sebanding dengan diazepam.
Ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 2857 mg/KgBB menunjukkan
perbedaan yang bermakna terhadap diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB sebagai kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
positif sedangkan terhadap EEBBP dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980 mg/KgBB dan
dosis 4123 mg/KgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB memiliki persen PWT (873,03%) yang
sama dengan persen PWT diazepam sebagai kontrol positif (903,06), tetapi berbeda
jauh dengan persen PWT ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 1375 mg/KgBB
(15,30%), 1980 mg/KgBB (275,14%), dan dosis 4123 mg/KgBB (255,55%).
Pada kelompok EEBBP dosis tertinggi 4123 mg/KgBB ini terjadi penurunan
persen PWT dibandingkan dengan dosis 2857 mg/KgBB. Hal ini menunjukkan
bahwa dosis 4123 mg/KgBB kurang dapat memberikan perpanjangan waktu tidur
dibandingkan dosis 2857 mg/KgBB. Penurunan persen PWT ini mungkin
dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB telah mengalami penjenuhan, sehingga
ketika dosis dinaikan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan atau
perpanjangan waktu tidur lebih singkat. Berdasarkan hal tersebut dosis optimum
EEBBP berada pada kisaran dosis 2857 mg/KgBB.
Berdasarkan hasil perhitungan persen PWT kemudian dihitung potensi
relatif EEBBP terhadap kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB).
Potensi relatif semua kelompok perlakuan EEBBP di bawah 100 persen. Hal
ini menunjukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur namun kurang poten
dibanding diazepam. Potensi relatif EEBBP dosis 1375, 1980, 2857, dan 4123
mg/kgBB berturut-turut sebesar 1,69; 30,47; 96,90; dan 28,30%. Potensi relatif
EEBBP dosis 2857 mg/kgBB paling tinggi dibandingkan kelompok senyawa uji
lainnya sehingga dapat dikatakan EEBBP dosis 2857 mg/kgBB dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
memperpanjang waktu tidur yang lebih baik dibandingkan kelompok lainnya. Data
dan perhitungan potensi relatif EEBBP dapat dilihat pada lampiran 17.
Hasil penelitian menujukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur
dibandingkan kontrol negatif, menimbulkan efek anticemas. Perpanjangan waktu
tidur ini dimungkinkan antara senyawa uji dan pentotal (penginduksi) terjadi efek
saling menguatkan. Zat aktif pada senyawa uji bekerja seperti diazepam yaitu
berikatan pada reseptor GABAA dan dengan penambahan Pentotal meningkatkan
hiperpolarisasi kanal ion Cl- sehingga menurunkan potensial kerja.
Harborne (1999) memaparkan bahwa ada senyawa flavonoid beraktifitas
sebagai hipnotik sedatif, seperti: adenosin, apigenin, cinnamaldehyde. Cordell (1981)
juga menyatakan bahwa ada senyawa alkaloid yang menimbulkan anticemas, seperti:
muscimol, reserpine, xylopine. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
memastikan senyawa aktif yang bertanggungjawab sebagai anticemas. Hal ini
dikarenakan belum adanya informasi yang mencantumkan tentang efek dari tanaman
bunga pagoda khususnya bagian bunganya sehingga senyawa aktif yang bertanggung
jawab atas efek anticemas juga belum dapat dipastikan.
Penelitian dengan metode potensiasi narkose ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dapat memperpanjang waktu tidur dan
menenangkan, akan tetapi belum dapat diketahui secara pasti apakah senyawa uji
termasuk obat sedatif, hipnotik, atau bahkan anastesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan,
antara lain :
1. pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda menggunakan potensiasi
narkose menyebabkan perpanjangan waktu tidur dibandingkan kontrol
negatif.
2. besar pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam menyebabkan
perpanjangan waktu tidur adalah 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 2857
mg/kgBB dan 4123 mg/kgBB, adalah 15,30%, 275,14%, 878,03%, dan
255,55%.
B. Saran
Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disarankan sebagai berikut :
1. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa yang
bertanggung jawab terhadap pengaruh dari ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda ini.
2. perlu dilakukan penelitian terhadap ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
dengan menggunakan metode lain seperti Palpeberal test dan Motor
deficit.
3. perlu dilakukan pengujian toksisitas akut terhadap ekstrak etanol bunga
bunga-pagoda.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, 45, 80-90, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik:
Antiansietas, 63-65, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Anonim, 1997, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (IV), 43-44, Departemen
Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, 732, 885-886, EGC, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 131, CV. Sagung Seto,
Jakarta. Anonim, 2003, Bunga Pagoda, http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CLJA3.
diakses pada tanggal 7 November 2006. Anonim, 2004, Petunjuk Praktikum Farmakologi, 7, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Anonim, 2005a, AHFS Drug Information, 1924-1929, American Society of Health-
System Pharmacist Inc., USA. Anonim, 2005b, Bunga Pagoda Penyembuh Insomnia,
http://www.koranmerapi.com/article.php?sid=956, diakses tanggal 29 Mei 2007
Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1965, Flora of Java, Vol. I, 3-
33, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1968, Flora of Java, Vol. III, 199-204, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.
Cordell, G. A., 1981, Introduction to Alkoloids a Biogenetic Approach, 579, 609,
John Wiley and Sons, Inc. United States of America. Dollery, S.C., 1999a, Therapeutic Drugs, Vol. I, D86-D89, Churchill Livingstone,
Edinburgh. Dollery, S.C., 1999b, Therapeutic Drugs, Vol. II, T92-Y95, Churchill Livingstone,
Edinburgh. Guyton, A. C., 1994, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 7, diterjemahkan oleh
Fengadi, K. A., dkk., 408-412, Penerbit: EGC, Jakarta. Harborne, J. B., 1999, The Flavonoids: Advances in Research since 1986, 388, 408,
696, 706, Chapman and Hall/ CRC, United States of America. Hembing, dkk, 2005 Tanaman Berkhasiat Obat
,http://www.tanindo.com/abdi16/hal3801.htm, diakses tanggal 13 Oktober 2006 Idrus, H. M . F., 2006, Anxietas dan Hipertensi, J Med Nus, Vol. 27, No.1, 15 -20 Katzung, B., 2002, Obat Sedatif-Hipnotik, Farmakologi dan Klinik, Edisi VIII, 21-
36, ECG, Jakarta. Muhlis, M., 2006, Drug Interaction,
http://my.opera.com/muhlis3/blog/show.dml/259122, diakses tanggal 23 Januari 2008
Mutschler, E., 1986, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti, A., S., 164-165, Penerbit : ITB, Bandung.
Mycek, M. J., Harvey, R. A., dan C., Pamela, C., 1997, Obat-Obat Ansiolitik dan
Hipnotik dalam Harvey, R. A., Champe, P. C. (editor), Farmakologi: Ulasan Bergambar, diterjemahkan oleh Azwar, A., Edisi II, 89-97, Widya Medika, Jakarta.
Nagai, S., 1986, Medical Herb Index in Indonesia, diterjemahkan oleh Sastrapradja
Didin, 324, 325, PT. Eisai Indonesia, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Neal, M. J., 2006, Medical Pharmacology At a Glance, , edisi kelima, diterjemahkan oleh Safitri Amalia, 50-55, Erlangga, Jakarta.
Santoso, S., 1999, Mengolah Data Statistik secara Profesional, 202-205, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta. Stockley, I. H., 1994, Drug Interaction, Third Ed., 1-11, Blackwell Science, Australia. Tjitrosoepomo, G., 1988, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), 469-471, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 69-91, Academic Press,
New York. Vogel, H. G., 2002, Drug Discoveryand Evaluation Pharmacological Assays, 495,
Springer, Heidelberg. Wiria, M.S.S., dan Handoko, T., 1995, Hipnotik-Sedatif dan Alkohol dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantiastuti, Nafrialdi (editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 124, 125, 134 bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Foto tanaman bunga pagoda
Gambar 14. Tanaman bunga pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(a)
(b)
Gambar 15 (a),(b). Bunga bunga-pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 16. Serbuk bunga bunga-pagoda
Gambar 17. Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3. Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur
Gambar 18. Perkolator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 19. Mencit pada pos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 4. Skema kerja perlakuan hewan uji
45 menit sesudahnya
Onset (detik)
Durasi (detik)
Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 10
Kel 11
Kel 9
Kel 8
Kel 5
Kel 4
Kel 6
Kel 7
Enam puluh enam ekor mencit dibagi dalam 11 kelompok
Diberi Kontrol Positif Diazepam (p.o)
Diberi ekstrak etanol bunga pagoda (p.o)
Kontrol (-) Aquades
Kontrol (-) CMC-Na
Injeksi Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB (i.p)
Catat waktu mencit mulai tidur (onset) dengan membalikan
badannya pada posisi terlentang
Catat waktu mencit bangun (kembali ke posisi normal)
Gambar 20. Bagan Skema Kerja Perlakuan Hewan Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Keterangan : Kelompok I : kelompok uji pendahuluan Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB kelompok II : kelompok kontrol negatif aquades Kelompok III : kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% Kelompok IV : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,26 mg/kgBB Kelompok V : kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB Kelompok VI : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,7605 mg/kgBB Kelompok VII : kelompok kontrol positif diazepam dosis 1,3 mg/kgBB Kelompok VIII : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 1375 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 1980 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 2857 mg/kgBB Kelompok X : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 4123 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 5. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis pentotal
Tabel XVI. Data lama tidur tidur (detik) pada penentuan dosis pentotal Dosis
No. Subyek 4mg/kg 5mg/kg 6mg/kg 1 - 318 3784 2 240 151 7114 3 - 485 1009
Total 240,00 954,00 11907,00 Npar Tests
Descriptive Statistics
9 1455,6667 2431,35235 ,00 7114,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
91455,66672431,352
,351,351
-,2751,052,218
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Durasi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Oneway
Descriptives
Durasi
3 80,0000 138,56406 80,00000 -264,2122 424,2122 ,00 240,003 318,0000 167,00000 96,41749 -96,8510 732,8510 151,00 485,003 3969,0000 3056,70165 1764,788 -3624,2679 11562,2679 1009,00 7114,009 1455,6667 2431,35235 810,45078 -413,2362 3324,5695 ,00 7114,00
4 mg/kgBB5 mg/kgBB6 mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Test of Homogeneity of Variances
Durasi
4,293 2 6 ,070
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Durasi
28510766 2 14255383,00 4,554 ,06318781028 6 3130171,33347291794 8
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 6. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah
pemberian diazepam
Tabel XVII. Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian diazepam
Waktu (menit) No Subyek 15 30 45 60
1 479 4377 8439 2778 2 479 4540 5828 1624 3 - 5007 12936 4982
Total 958,00 13924,00 27203,00 9384,00 NPar Tests
Descriptive Statistics
11 4679,0000 3635,55490 479,00 12936,00DiazepamN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
114679,0000
3635,555,194,194
-,124,644,801
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Diazepam
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Oneway Descriptives
Diazepam
2 479,0000 ,00000 ,00000 479,0000 479,0000 479,00 479,003 4641,3333 326,99592 188,79118 3829,0304 5453,6362 4377,00 5007,003 9067,6667 3595,45996 2075,840 136,0490 17999,2843 5828,00 12936,003 3128,0000 1706,14067 985,04078 -1110,2884 7366,2884 1624,00 4982,00
11 4679,0000 3635,55490 1096,161 2236,6010 7121,3990 479,00 12936,00
15'30'45'60'Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Diazepam
3,653 3 7 ,072
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Diazepam
1,00E+08 3 33427414,89 7,337 ,01431890349 7 4555764,1901,32E+08 10
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: DiazepamScheffe
-4162,3333 1948,453 ,291 -11198,5146 2873,8480-8588,6667* 1948,453 ,020 -15624,8480 -1552,4854-2649,0000 1948,453 ,626 -9685,1813 4387,18134162,33333 1948,453 ,291 -2873,8480 11198,5146-4426,3333 1742,750 ,182 -10719,6852 1867,01851513,33333 1742,750 ,858 -4780,0185 7806,68528588,66667* 1948,453 ,020 1552,4854 15624,84804426,33333 1742,750 ,182 -1867,0185 10719,68525939,66667 1742,750 ,064 -353,6852 12233,01852649,00000 1948,453 ,626 -4387,1813 9685,1813-1513,3333 1742,750 ,858 -7806,6852 4780,0185-5939,6667 1742,750 ,064 -12233,0185 353,6852
(J) waktu30'45'60'15'45'60'15'30'60'15'30'45'
(I) waktu15'
30'
45'
60'
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Homogeneous Subsets Diazepam
Scheffea,b
2 479,00003 3128,0000 3128,00003 4641,3333 4641,33333 9067,6667
,255 ,081
waktu15'60'30'45'Sig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,667.a.
The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 7. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak
Tabel XVIII. Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak Waktu (menit) NO
Subyek 15 30 45 60 1 375 1536 8729 176 2 511 3719 2354 108 3 272 1116 3188 212
Total 1158,00 6371,00 14271,00 496,00
NPar Tests Descriptive Statistics
12 1858,0000 2494,96147 108,00 8729,00EkstrakN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
121858,0000
2494,961,242,218
-,242,837,486
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Ekstrak
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Oneway Descriptives
Ekstrak
3 386,0000 119,87911 69,21223 88,2038 683,7962 272,00 511,003 2123,6667 1397,46783 806,82843 -1347,8359 5595,1692 1116,00 3719,003 4757,0000 3465,03636 2000,540 -3850,6275 13364,6275 2354,00 8729,003 165,3333 52,81414 30,49226 34,1357 296,5309 108,00 212,00
12 1858,0000 2494,96147 720,23334 272,7771 3443,2229 108,00 8729,00
15'30'45'60'Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Ekstrak
10,240 3 8 ,004
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Ekstrak
40520053 3 13506684,22 3,866 ,05627953107 8 3494138,41768473160 11
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
NPar Tests Kruskal-Wallis Test
Ranks
3 5,003 8,673 10,333 2,00
12
Waktu215'30'45'60'Total
EkstrakN Mean Rank
Test Statisticsa,b
9,6673
,022
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Ekstrak
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Ranks
3 2,00 6,003 5,00 15,006
Waktu215'30'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
,0006,000
-1,964,050
,100a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
3 2,00 6,003 5,00 15,006
Waktu215'45'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
,0006,000
-1,964,050
,100a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
3 5,00 15,003 2,00 6,006
Waktu215'60'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Test Statisticsb
,0006,000
-1,964,050
,100a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
3 2,67 8,003 4,33 13,006
Waktu230'45'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
2,0008,000
-1,091,275
,400a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
3 5,00 15,003 2,00 6,006
Waktu230'60'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Test Statisticsb
,0006,000
-1,964,050
,100a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
3 5,00 15,003 2,00 6,006
Waktu245'60'Total
EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
,0006,000
-1,964,050
,100a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Ekstrak
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Waktu2b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 8. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis diazepam sebagai kontrol positif
Tabel XIX. Data jumlah PWT (detik) pada penentuan dosis diazepam
Kelompok Kontrol Positif (diazepam) No Subyek
0,26mg/kgBB 0,4446mg/kgBB 0,7605mg/kgBB 1,3mg/kgBB1 191 125 120 157 2 131 140 124 169 3 242 130 117 132 4 169 88 164 121 5 249 108 148 128 6 213 165 132 104
Total 1195,00 756,00 805,00 811,00 NPar Tests
Descriptive Statistics
24 4302,3333 2886,04900 414,00 9548,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
244302,3333
2886,049,173,173
-,099,848,468
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Durasi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Oneway Descriptives
Durasi
6 1361,3333 1057,87649 431,87627 251,1600 2471,5066 414,00 2718,006 3933,6667 2128,60646 868,99995 1699,8312 6167,5022 1307,00 6455,006 3908,1667 1796,10405 733,25641 2023,2711 5793,0623 1345,00 6080,006 8006,1667 1499,21678 612,05269 6432,8351 9579,4982 5463,00 9548,00
24 4302,3333 2886,04900 589,11229 3083,6617 5521,0049 414,00 9548,00
0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Durasi
1,555 3 20 ,231
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Durasi
1,36E+08 3 45318289,67 16,296 ,00055618544 20 2780927,2171,92E+08 23
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Oneway
ANOVA
Durasi
1,36E+08 3 45318289,67 16,296 ,00055618544 20 2780927,2171,92E+08 23
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: DurasiScheffe
-2572,3333 962,79579 ,100 -5507,7039 363,0372-2546,8333 962,79579 ,105 -5482,2039 388,5372-6644,8333* 962,79579 ,000 -9580,2039 -3709,46282572,33333 962,79579 ,100 -363,0372 5507,7039
25,50000 962,79579 1,000 -2909,8706 2960,8706-4072,5000* 962,79579 ,004 -7007,8706 -1137,12942546,83333 962,79579 ,105 -388,5372 5482,2039
-25,50000 962,79579 1,000 -2960,8706 2909,8706-4098,0000* 962,79579 ,004 -7033,3706 -1162,62946644,83333* 962,79579 ,000 3709,4628 9580,20394072,50000* 962,79579 ,004 1137,1294 7007,87064098,00000* 962,79579 ,004 1162,6294 7033,3706
(J) Diazepam0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB
(I) Diazepam0.26mg/kgBB
0.4446mg/kgBB
0.7605mg/kgBB
1.300mg/kgBB
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
Durasi
Scheffea
6 1361,33336 3908,16676 3933,66676 8006,1667
,100 1,000
Diazepam0.26mg/kgBB0.7605mg/kgBB0.4446mg/kgBB1.300mg/kgBBSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 9. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan kontrol negatif
Tabel XX. Data jumlah PWT (detik) pada penentuan kontrol negatif
Lama Tidur (detik) Kontrol Negatif No Subyek
Pentotal
Aquades CMC-Na 1% 1 544 251 267 2 244 372 214 3 57 402 409 4 427 215 653 5 454 649 406 6 667 266 404
Total 2393,00 2155,00 2353,00 NPar Tests
Descriptive Statistics
18 383,3889 169,13035 57,00 667,00durasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
18383,3889
169,13035,143,143
-,109,608,854
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
durasi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Oneway
Descriptives
durasi
6 398,8333 218,01231 89,00315 170,0434 627,6232 57,00 667,006 359,1667 159,47842 65,10679 191,8043 526,5290 215,00 649,006 392,1667 152,35408 62,19829 232,2809 552,0525 214,00 653,00
18 383,3889 169,13035 39,86441 299,2823 467,4954 57,00 667,00
Pentothal 5mg/kgBBaquadesCMC-Na 1%Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
durasi
,589 2 15 ,567
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
durasi
5413,778 2 2706,889 ,084 ,919480872,5 15 32058,167486286,3 17
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 10. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit dan hasil analisis statistik
pada seluruh kelompok
Tabel XXI. Data jumlah PWT mencit pada pengujian seluruh kelompok
Lama Waktui Tidur (detik)
No Kontrol Negatif Kontrol Positif Kelompok Uji Perlakuan
Subyek CMC-Na Ekstrak (mg/kgBB)
1 %
Diazepam 0,4446
mg/kgBB 1375 1980 2857 4123 1 267 2273 209 1682 1821 702 2 214 3008 520 2366 2272 1678 3 409 4240 411 312 2485 2287 4 653 6319 343 582 4951 581 5 406 6455 674 2711 5231 980 6 404 1307 356 1174 6253 2138
Total 2353,00 23602,00 2513,00 8827,00 23013,00 8366,00 Tabel XXII. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada pengujian seluruh kelompok.
Kelompok Uji
Subyek Uji
Rata-rata Jumlah Kumulatif PWT
(X ± SE) CMC-Na 1% 6 0,000 ± 0,000
Diazepam 0,4446 mg/kgBB 6
903,06 ± 221,588
EEBBP dosis 1375 mg/kgBB 6
15,30 ± 17,254
EEBBP dosis 1980 mg/kgBB 6
275,14 ± 99,903
EEBBP dosis 2857 mg/kgBB 6
878,03 ± 193,989
EEBBP dosis 4123 mg/kgBB 6
255,55 ± 77,103
NPar Tests
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Descriptive Statistics
36 1907,6111 1884,84376 209,00 6455,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
361907,6111
1884,844,184,183
-,1841,102
,176
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Durasi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Oneway Descriptives
Durasi
6 392,1667 152,35408 62,19829 232,2809 552,0525 214,00 653,00
6 3933,6667 2128,60646 868,99995 1699,8312 6167,5022 1307,00 6455,00
6 418,8333 160,70771 65,60865 250,1809 587,4857 209,00 674,006 1471,1667 959,68295 391,78892 464,0412 2478,2922 312,00 2711,006 3835,5000 1863,47307 760,75970 1879,9049 5791,0951 1821,00 6253,006 1394,3333 740,65773 302,37225 617,0607 2171,6059 581,00 2287,00
36 1907,6111 1884,84376 314,14063 1269,8717 2545,3505 209,00 6455,00
CMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Durasi
13,110 5 30 ,000
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ANOVA
Durasi
76731754 5 15346350,78 9,670 ,00047610507 30 1587016,8891,24E+08 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
NPar Tests Kruskal-Wallis Test
Ranks
6 7,17
6 29,33
6 8,006 18,676 28,836 19,00
36
KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank
Test Statisticsa,b
25,0335
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Durasi
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,50 21,00
6 9,50 57,00
12
KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Test Statisticsb
,00021,000-2,882
,004
,002a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 6,17 37,006 6,83 41,00
12
KelompokCMC-NaEkstrak 1375mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
16,00037,000
-,320,749
,818a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 4,33 26,006 8,67 52,00
12
KelompokCMC-NaEkstrak 1980mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Test Statisticsb
5,00026,000-2,082
,037
,041a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,50 21,006 9,50 57,00
12
KelompokCMC-NaEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
,00021,000-2,882
,004
,002a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 6,83 41,00
6 6,17 37,0012
KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Test Statisticsb
16,00037,000
-,320,749
,818a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 8,83 53,00
6 4,17 25,0012
KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
4,00025,000-2,242
,025
,026a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 4,50 27,006 8,50 51,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Test Statisticsb
6,00027,000-1,922
,055
,065a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,50 21,006 9,50 57,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
,00021,000-2,882
,004
,002a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,67 22,006 9,33 56,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Test Statisticsb
1,00022,000-2,722
,006
,004a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 4,33 26,006 8,67 52,00
12
KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
5,00026,000-2,082
,037
,041a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 6,83 41,006 6,17 37,00
12
KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Test Statisticsb
16,00037,000
-,320,749
,818a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 9,00 54,006 4,00 24,00
12
KelompokEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
3,00024,000-2,402
,016
,015a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 11. Data persen PWT mencit dan hasil analisis statistik pada pengujian seluruh
kelompok
Tabel XXIII. Data persen PWT pada pengujian seluruh kelompok
% PWT No Kontrol Negatif Kontrol Positif Kelompok Uji Perlakuan
Subyek CMC-Na Diazepam Ekstrak (mg/kgBB) 0,4446 mg/kgBB 1375 1980 2857 4123 1 0,00 479,6 -46,71 328,9 364,34 79,01 2 0,00 667,02 32,6 503,31 479,35 327,88 3 0,00 981,17 4,8 -20,44 533,66 483,17 4 0,00 1511,3 -12,54 48,41 1162,47 48,15 5 0,00 1545,98 71,87 591,29 1233,87 149,89 6 0,00 233,28 41,78 199,36 1494,48 445,18
(X ± SE)
0,00 ± 0,00
903,06 ± 221,588
15,30 ± 17,254
275,14 ± 99,903
878,03 ± 193,989
255,55 ± 77,103
NPar Tests Descriptive Statistics
36 387,8453 479,27188 -46,71 1545,98DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
36387,8453
479,27188,185,185
-,1821,109
,171
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Durasi
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Oneway Descriptives
Durasi
6 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00
6 903,0583 542,77835 221,58833 333,4474 1472,6693 233,28 1545,98
6 15,3000 42,26393 17,25418 -29,0533 59,6533 -46,71 71,876 275,1383 244,71173 99,90314 18,3291 531,9475 -20,44 591,296 878,0283 475,17422 193,98906 379,3636 1376,6931 364,34 1494,486 255,5467 188,86355 77,10322 57,3465 453,7468 48,15 483,17
36 387,8453 479,27188 79,87865 225,6830 550,0076 -46,71 1545,98
CMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Durasi
13,957 5 30 ,000
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Durasi
4950862 5 990172,370 9,617 ,0003088692 30 102956,3978039554 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
NPar Tests Kruskal-Wallis Test
Ranks
6 6,50
6 29,33
6 8,676 18,506 28,836 19,17
36
KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Test Statisticsa,b
25,2645
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Durasi
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 6,83 41,00
6 6,17 37,0012
KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
16,00037,000
-,320,749
,818a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 8,83 53,00
6 4,17 25,0012
KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Test Statisticsb
4,00025,000-2,242
,025
,026a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 4,50 27,006 8,50 51,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
6,00027,000-1,922
,055
,065a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,50 21,006 9,50 57,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Test Statisticsb
,00021,000-2,882
,004
,002a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 3,67 22,006 9,33 56,00
12
KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
1,00022,000-2,722
,006
,004a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 4,33 26,006 8,67 52,00
12
KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Test Statisticsb
5,00026,000-2,082
,037
,041a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 6,83 41,006 6,17 37,00
12
KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
16,00037,000
-,320,749
,818a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
6 9,00 54,006 4,00 24,00
12
KelompokEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal
DurasiN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Test Statisticsb
3,00024,000-2,402
,016
,015a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Durasi
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 12. Hasil perhitungan potensi relatif pemberian ekstrak etanol bunga
bunga-pagoda dalam empat peringkat dosis
Tabel XXIV. Data potensi relatif ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
Kontrol Dan Perlakuan % PWT % Potensi relatif
Diazepam 0,4446 mg/KgBB
903,06 100
EEBBP dosis 1375 mg/KgBB
15,30 1,69
EEBBP dosis 1980 mg/KgBB
275,14 30,47
EEBBP dosis 2857 mg/KgBB
878,03 96,90
EEBBP dosis 4123 mg/KgBB
255,55 28,30
Potensi relatif = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
DAdDAp x 100 %
Keterangan : DAp = % rata-rata PWT kelompok perlakuan pemberian Ekstrak
Etanol Bunga Bunga-Pagoda. DAd = % rata-rata PWT kelompok kontrol diazepam. Contoh Perhitungan :
Potensi relatif kelompok perlakuan pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
dosis 1375 mg/kgBB
Potensi relatif = 06,903
30,15 x 100 %
= 1,69 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Natalia Indu Maya, lahir di
Tangerang pada tanggal 13 November 1984.
Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, lahir dari pasangan A. Bambang
Gatot Mulyono dan C. Sudjinah. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak
di TK STRADA ST. Aloysius I pada tahun 1991.
Penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di
SD STRADA ST. Aloysius I hingga tahun 1997. Setelah tamat SD, penulis
melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri I Tangerang
hingga tahun 2000. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas di SMU STELLA DUCE I Yogyakarta hingga tahun 2003.
Tamat SMU, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 Farmasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2003-2008). Selama menjadi mahasiswa,
penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. UKM Beladiri Aikido merupakan
salah satu kegiatan yang disenangi, pada UKM ini penulis juga menjabat sebagai
bendahara (2005-2006). Beberapa kepanitiaan seperti TITRASI (2004 & 2005),
Pengambilan Sumpah/ Janji Apoteker Angkatan IX (2005), INSADHA (2006).
Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Mikrobiologi dan
Toksikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI