Upload
doannhu
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN
KEADILAN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X
YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Stevan Stevy Stefanus Sampeako
NIM: 139114007
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan ada resikonya
Amsal 10:22
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susahpayah tidak akan menambahinya.
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernahdidengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam
hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yangmengasihi Dia.
-1 Korintus 2 : 9-
"janganlah kamu kuatir akan hari besok,karena hari besokmempunyai kesusahannya
sendiri.Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari"
(Matius 6:34)
“It took me a few seconds to draw it, but it took me 34 years tolearn how to draw it in a few seconds”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
SKRIPSI INI SAYA DEDIKASIKAN UNTUK
TUHAN YESUS KRISTUS
ORANG TUA DAN SELURUH KELUARGA
DAN SEMUA ORANG YANG ADA DALAM HIDUP
SAYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGANKEADILAN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X YOGYAKARTA
Stevan Stevy S S
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara leader member exchange (LMX)dengan keadilan organisasi pada karyawan hotel X Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalahada hubungan yang positif dan signifikan antara leader member exchange (LMX) dengan keadilanorganisasi pada karyawan hotel X. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 43 orang dengan kriteriasudah bekerja minimal 1 tahun dan memiliki atasan. Alat pengumpulan data berupa skala leadermember exchange (LMX) yang diadaptasi dari Liden dan Maslyn (1998) dan skala keadilan organisasiyang disusun sendiri oleh peneliti. Skala leader member exchange (LMX) terdiri dari 12 item dengankoefisien reliabilitas αstrat = 0,90 dan skala keadilan organisasi terdiri dari 22 item dengan koefisienreliabilitas αstrat = 0,93. Sebaran data pada variabel leader member exchange (LMX) tidak normal,sehingga data dianalisis dengan uji korelasi Spearman Rho. Berdasarkan hasil uji korelasi diperolehnilai signifikansi p = 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi r =0,532. Hal tersebut ada korelasi yangpositif dan signifikan antara leader member exchange (LMX) dan keadilan organisasi pada karyawanhotel X Yogyakarta. Artinya hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Kata Kunci : Leader Member Exchange (LMX), Keadilan Organisasi, Karyawan Hotel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RELATIONSHIP BETWEEN LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) AND
ORGANIZATIONAL JUSTICE IN HOTEL X EMPLOYEE YOGYAKARTA
Stevan Stevy S S
ABSTRACT
The purpose of this research is to discover the relationship between leader member exchange(LMX) with organizational justice on hotel X employee. The subject in this research are 43 employeeswho have been working there at least 1 year and has supervisor. The data collections used leadermember exchange (LMX) scale, adapted from Liden and Maslyn (1998) and organizational justicescale that made by researcher himself. Leader member exchange (LMX) consists of 12 items withreliability coefficient αstrat = 0,90, and organizational justice scale consists of 22 items with reliabilitycoefficient αstrat = 0,93. Data distribution on leader member exchange (LMX) variable is not normal,therefore the data analyze using Spearman Rho correlation test. According to the result of thecorrelation test, p = 0,000 < 0,05 and r = 0,532. There is a positive and significant correlationbetween leader member exchange (LMX) and organizational justice on hotel X Yogyakarta employee.That means, the hypothesis of this research is accepted.
Keyword : Leader Member Exchange (LMX), Organizatinal Justice, Hotel Employee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan penyertaanNya yang tiada henti selama proses pengerjaan skripsi ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Maka, penulis hendak mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M. App., Ph.D., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M M.Si dan Bapak Minto Istono, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang selalu memberi masukan dan wejangan yang
membuat penulis tidak bingung dalam mengambil keputusan ketika bimbingan
KRS setiap awal semester.
4. Bapak R. Landung Eko P. M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat
sabar mendengarkan keluh kesah penulis dan memberi saran yang sangat
membangun. Walaupun punya banyak kesibukan, tetapi selalu tersenyum ketika
bertemu dengan penulis dan membuat penulis bersemangat. TERBAIK!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak T.M Raditya Hernawa, M.Psi dan Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S.,S.Psi., MA
yang mau membantu penulis dengan memberi masukan ketika penulis
kebingungan.
6. Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan pelajaran hidup selama penulis menempuh pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Bu Nanik dan Mas Gandung yang selalu ramah dan tersenyum saat penulis
mengurus administrasi dan kepada Mas Muji yang selalu membantu penulis saat
praktikum di Laboratorium. Terima kasih untuk canda tawa dan keceriaannya.
8. Papi, Mami dan Stella yang selalu mendukung penulis selama kuliah dan proses
penulisan skripsi ini. Terimakasih karena tidak lelah berdoa, memberikan
semangat dan mengingatkan kepada penulis untuk tetap berserah kepada Tuhan. I
Love You!
9. Jemaat GSJA Talitakum Sokaraja yang tidak lelah berdoa dan memberikan
semangat kepada Penulis.
10. Oma Ruby, Tante Eli dan Om Danang yang menjadi saluran berkat untuk
memberkati penulis selama menjalani perkuliahan.
11. Ladya Hapsari yang selalu memberikan motivasi dan mengingatkan penulis
sedang malas untuk tetap berjuang menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih karena
kamu selalu ada disaat terburuk sekalipun dan mendengar semua keluh kesahku.
Terimkasih telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiranmu untuk selalu
membantuku. ILY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Untuk teman-teman kelas A 2013 Tom, Ko Edwin, Vivi, Praba, Hans, Yoyo,
Erdian, Clara, Isabella, Bella, Vio, Anet, Gabby, Lia, Dita, Yayak, Vita, Rista,
Etha, Sefa, Keke, Vena, Dhani, Citra, Anti, Dea, Vero, Sonya, Yessica, Tia,
Evlyn , Lias, Paskal, Rani, Tata, Fonsa dan Mbakdi. Terimakasih telah menjadi
keluarga selama menjalani perkuliahan serta selalu memberikan masukan dan
semangat kepada penulis. Aku akan merindukan kalian. See you on top gaes!
13. Mbak Apo yang selalu memberikan telinganya untuk mendengar sambatan dari
penulis dan mulutnya yang tidak pernah lelah untuk memberi masukan kepada
penulis. Terimakasih sekali mbak Apo
14. Teman-teman Apahayo dan Papicoustic yang membuat penulis tetap bisa
menyalurkan hobi di bidang musik. Terimakasih atas pengalam berharga
bermusik bersama kalian. OAOE!
15. Bu Ani yang sangat membantu penulis dalam proses pengambilan data.
Terimakasih untuk segala bantuan dan selalu menyempatkan waktu ketika ibu
sedang sibuk. Tuhan Yesus Memberkati.
16. BEMF 2013-2014 yang telah memberikan banyak pengalaman organisasi kepada
penulis terkhusus Aprek, Atenk dan Lia di divisi Internal yang sudah
membimbing penulis untuk menyelesaikan program kerja sehingga membuat
penulis bisa mengembangkan diri.
17. Panti BEMF 2016 Rosa, Nia, Koleta, Galuh dan Rudi yang selalu mendukung
penulis dan berdinamika bersama di BEMF 2016 dan Seluruh anggota BEMF
2016. Koe Kabeh Setrong Cah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
18. Teman-teman payung keadilan organisasi Paskal, Ladya,Vena dan Doni yang
sudah bekerja sama untuk penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kerja keras
dan kerjasamanya bro.
19. Clara Cynthia yang selalu menerima penulis dan juga selalu mau mendengar serta
membantu penulis tanpa mengeluh. Anda teman yang hebat!
20. Teman-kontrakan dari kontrakan pertama hingga kontrakan ketiga Valen, Grego,
Danil, Bombom dan Seno. Terimakasih karena selalu bisa memberikan hiburan
kepada penulis dengan permainan PES atau karambol selepas penulis lelah
menyusun skripsi.
21. Tutor MC Aksi 2017 Titak, Dyah, Kinot, Sintami, Lydia, Adi, Putut, Devi, Soma,
Bagas, Tegar, Esti, Viren, Ratna, Puspa dan Tejo. Terimakasih atas dinamika
berharga di Aksi 2017. Terimakasih buat segala canda tawa, tangis dan
kegoblokan yang terjadi selama tutoring.
22. Anak-anak kelompok Sadomasokis AKSI 2014 Valen, Aji, Lona, Arin, Ima, Fina,
Ara, Suster Liana, Dea, Ulli dan Hilda. Terimakasih telah menjadi bagian penting
dalam perjalanan kuliah penulis dan selalu memberi semangat ketika bertemu.
Sukses ya kalian!
23. Anak-anak Duller Yudha, Septian, Willy, Rafel, Yaffa, Angel, Arum, Natalie,
Nivea, Retta dan Tya. Terimakasih karena selalu mendukung penulis dari awal
bertemu di Aksi 2017 hingga saat ini. Kalian adalah keluarga baru yang berharga.
24. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya penulis ini. Terima
kasih.
Yogyakarta, Desember 2017
Penulis,
Stevan Stevy S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
ABSTRACT................................................................................................................. viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 13
C. Tuhan Penelitian.............................................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 13
1. Manfaat Teoritis ........................................................................................ 13
2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 15
A. Keadilan Organisasi ........................................................................................ 15
1. Definisi ..................................................................................................... 15
2. Dimensi dan Aspek Keadilan Organisasi.................................................. 17
3. Faktor yang mempengaruhi Keadilan Organisasi ..................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Leader Member Exchange (LMX).................................................................. 28
1. Definisi...................................................................................................... 28
2. Dimensi Leader Member Exchange (LMX) ............................................. 31
3. Dampak Leader Member Exchange (LMX) ............................................. 32
C. Karyawan ........................................................................................................ 33
D. Dinamika Hubungan Keadilan Organisasi dan Leader Member Exchange ... 35
E. Kerangka Pemikiran........................................................................................ 38
F. Hipotesis Penelitian......................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 40
A. Jenis Penelitian................................................................................................ 40
B. Variabel Penelitian .......................................................................................... 40
C. Definisi Operasional........................................................................................ 41
1. Leader Member Exchange (LMX)............................................................ 41
2. Keadilan Organisasi .................................................................................. 41
D. Subjek Penelitian ............................................................................................ 42
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .............................................................. 43
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................................... 46
1. Validitas .................................................................................................... 46
2. Seleksi Item............................................................................................... 47
3. Reliabilitas Alat Ukur ............................................................................... 49
G. Metode Analisis Data...................................................................................... 53
1. Uji Asumsi ................................................................................................ 53
2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 55
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 55
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................................ 55
C. Deskripsi Data Penelitian................................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
D. Hasil Analisis Data.......................................................................................... 59
1. Uji Asumsi ................................................................................................ 59
2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 60
E. Analisis Tambahan.......................................................................................... 61
F. Pembahasan..................................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 66
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 66
B. Keterbatasan Penelitian................................................................................... 66
C. Saran................................................................................................................ 67
1. Bagi Subjek Penelitian .............................................................................. 67
2. Bagi Perusahaan ........................................................................................ 67
3. Bagi Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 69
LAMPIRAN................................................................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Leader Member Exchange (LMX) Sebelum Uji Coba................ 44
Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Leader Member Exchange (LMX)................... 44
Tabel 3. Blue Print Skala Keadilan Organisasi Sebelum Diujicobakan ..................... 45
Tabel 4. Pemberian Skor pada Skala Keadilan Organisasi ......................................... 46
Tabel 5. Distribusi item skala Leader Member Exchange setelah seleksi item.......... 48
Tabel 6. Distribusi item skala Keadilan Organisasi setelah seleksi item.................... 49
Tabel 7. Koefisien Reliabilitas Dimensi Leader Member Exchange (LMX) ............. 50
Tabel 8. Koefisien Reliabilitas Dimensi Keadilan Organisasi.................................... 52
Tabel 9. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan................................................... 54
Tabel 10. Deskripsi Usia Subjek Penelitian................................................................ 56
Tabel 11. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ................................................ 56
Tabel 12. Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian................................................. 56
Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ........................................................ 57
Tabel 14. Hasil Perhitungan One Sample T-test ......................................................... 58
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 59
Tabel 16 Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 60
Tabel 17 Hasil Uji Korelasi......................................................................................... 61
Tabel 18 Hasil Analisis Tambahan ............................................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: IVI-I DAN IVI-S SKALA LEADER MEMBER EXCHANGE ......... 77
LAMPIRAN 2: IVI-I DAN IVI-S SKALA KEADILAN ORGANISASI ................. 79
LAMPIRAN 3: SKALA UJI COBA........................................................................... 82
LAMPIRAN 4: RELIABILITAS SKALA ............................................................... 100
LAMPIRAN 5: SKALA PENELITIAN ................................................................... 112
LAMPIRAN 6: HASIL ONE SAMPLE T-TEST....................................................... 127
LAMPIRAN 7: UJI NORMALITAS........................................................................ 129
LAMPIRAN 8: UJI LINEARITAS .......................................................................... 131
LAMPIRAN 9: UJI HIPOTESIS .............................................................................. 133
LAMPIRAN 10: INDEPENDENT SAMPLE T-TEST .............................................. 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan banyak tempat wisata yang
menarik untuk di kunjungi mulai dari pantai, pegunungan, air terjun dan
tempat-tempat bersejarah. Hal tersebut mendorong banyak wisatawan
domestik maupun mancanegara untuk berlibur ke tempat-tempat wisata di
Indonesia. Tidak heran jika jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia
selalu meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara pada bulan Mei 2016 hingga Mei 2017 naik dari
915,21 ribu kunjungan menjadi 1,16 juta kunjungan. Bahkan jika
dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada bulan April 2017, jumlah
kunjungan pada bulan Mei 2017 mencapai kenaikan sebesar 1,49 persen.
Hal tersebut tentunya sejalan dengan meningkatnya Tingkat Penghunian
Kamar (TPK) hotel berbintang di Indonesia. Statistik menunjukkan bahwa
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Indonesia pada Mei
2017 mencapai rata-rata 56,07 persen atau naik 0,61 poin dibandingkan
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Mei 2016. Bahkan jika
dibandingkan dengan bulan April 2017, Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
hotel pada Mei 2017 naik 0,93 poin
(https://www.bps.go.id/brs/view/1320).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Fakta menunjukkan bahwa saat ini semakin banyak bermunculan
hotel baru di Indonesia. Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI) menunjukkan bahwa jumlah hotel di Indonesia pada
tahun 2016 mencapai 270.500 unit (bisnis-wisata.co.id). Wakil ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan bahwa
munculnya banyak hotel baru tersebut menyebabkan persaingan hotel di
Indonesia menjadi semakin ketat (www.msn.com).
Menurut Almansour (2012) untuk dapat bersaing dalam persaingan
yang kompetitif, karyawan menjadi faktor penting yang menentukan
kesuksesan organisasi. Hal penting yang perlu diberikan perusahaan
kepada karyawan adalah rasa keadilan dalam organisasi karena hal
tersebut dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Selain itu,
keadilan organisasi merupakan faktor penting yang akan menentukan
karyawan bekerja secara efektif (Cropanzano, Bowen & Gilliland 2007).
Choi (2011) mengungkapkan bahwa keadilan organisasi menjadi syarat
penting untuk pengelolaan organisasi yang efektif. Ketika individu
merasakan suatu ketidakadilan, moral mereka akan turun dan
kemungkinan besar muncul keinginan untuk meninggalkan pekerjaannya
(Srimulyani, 2016). Persepsi perlakuan organisasi yang tidak adil
merupakan stressor yang dapat memicu terjadinya kelelahan kerja secara
fisik dan mental (Rosidah, 2013). Sedangkan jika karyawan merasa
diperlakukan adil, mereka akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan
keinginan yang rendah untuk meninggalkan organisasi (Sora, Caballer,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Peiro, Silla, & Gracia, 2010).Karyawan akan lebih mengembangkan rasa
kepercayaan dengan atasan jika mereka merasa diperlakukan dengan adil
dalam hal pemberian penghargaan, diberikan kesempatan untuk memberi
masukan kepada perusahaan dalam proses evaluasi, mendapatkan
informasi dengan jelas dan tepat serta mendapat perlakuan yang
menyenangkan dari pihak manajemen (Chen & Jin, 2014).Selain itu, jika
karyawan diperlakukan adil, maka akan meningkatkan performansi kerja
mereka (Choi, 2011).
Faturochman (2002) mengungkapkan bahwa ketidakadilan dapat
menimbulkan reaksi psikologis negatif. Reaksi terhadap ketidakadilan
akan membuat orang berperilaku destruktif dan akan menimbulkan rasa
marah dan tidak senang.Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa di
Indonesia masih banyak kasus ketidakadilan yang terjadi pada karyawan
hotel yang menyebabkan karayawan marah dan ditunjukkan dengan aksi
demo. Di Medan, Serikat Pekerja Mandiri Asean Hotel melakukan aksi
unjuk rasa di depan Hotel Asean Internasional karena manajemen tidak
berperilaku adil. Aksi tersebut dilakukan karena karyawan belum
menerima gaji dari manajemen hotel sedangkan manajemen hotel akan
berganti karena ada rencana pergantian nama hotel
(http://tribunnews.com).Selain itu, karyawan hotel Jimbarawana Bali
mengancam mogok kerja karena THR Nyepi dan gaji bulan Maret belum
dibayarkan (http://suluhbali.co). Di Bandung, sekitar 200 karyawan hotel
Preanger Bandung melakukan aksi mogok kerja. Mereka merasa kecewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan menganggap manajemen tidak adil karena tidak mematuhi sistem
pengupahan yang berlaku di Indonesia. 75% dari gaji pokok yang diterima
oleh karyawan merupakan tunjangan, sehingga mereka selama ini hanya
mendapat gaji sekitar 300 ribu. (http://tribunnews.com).
Serikat Pekerja Hotel Pena Mas yang juga merupakan mantan
karyawan hotel Pena Mas Makassar merasa tidak diperlakukan adil
sehingga melakukan demo tepat didepan hotel tersebut. Dalam tuntutannya
mereka meminta manajemen untuk menuntaskan pembayaran sisa gaji
mereka yang tertunda selama 2 tahun lamanya (http://news.liputan6.com).
Karyawan hotel Sandjaja Palembang merasa diperlakukan tidak adil
karena pihak perusahaan melakukan PHK secara sepihak. Bahkan,
manajemen hotel tidak memberikan hak karyawan yang seharusnya seperti
cuti dan selisih kenaikan upah minimum. Mereka juga menuturkan bahwa
perusahaan memotong hak mereka sebanyak 30 persen (detak-
palembang.com). Hal tersebut menunjukkan bahwa keadilan masih
menjadi hal penting didalam perusahaan, khususnya hotel.
Berdasarkan kasus tersebut, peneliti mencoba melakukan
preliminary researchdi hotel X Yogyakartauntuk mengetahui keadilan
yang ada di salah satu hotel di Yogyakarta. Hasil dari kuesioner tersebut
menunjukkan ada masalah terkait dengan keadilan di hotel tersebut. Salah
seorang karyawan berinisial NNN mengatakan bahwa dirinya merasa
diperlakukan berbeda dengan karyawan lainya ketika menghadapi suatu
permasalahan dalam perkerjaannya.Bahkan, jika masalah tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menyangkut karyawan tertentu, NNN merasa mendapat perlakuan berbeda
dari pihak perusahaan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa atasan tidak
mampu bersikap netral jika terjadi konflik pada karyawannya. Artinya, ia
merasa diperlakukan tidak adil.
Karyawan lain yang berinisial HA mengatakan bahwa atasan tidak
mampu bersikap netral ketika terjadi konflik pada karyawannya. Ia merasa
bahwa selalu ada pihak yang dilindungi oleh atasan jika terjadi konflik. Ia
juga mengatakan bahwa bentuk penghargaan yang diterimanya belum
sesuai dengan pekerjaan yang ia lakukan, sehingga ia berharap
penghargaan yang diberikan manajeman ditambah. Karyawan berinisial
NN juga merasakan ketidakadilan di perusahaan. Hal tersebut berdasarkan
hasil kuesioner yang menyatakan bahwa ia merasa atasan tidak mampu
bersikap netral ketika terjadi konflik pada karyawannya. Ia mengatakan
bahwa ada subjektifitas dalam menangani konflik dimana kedekatan
karyawan dengan atasan akan mempengaruhi keberpihakan atasan.
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya ketidakadilan pada karyawan
hotel X.
Akan tetapi disisi lain, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
HR Manager di hotel tersebut, narasumber mengungkapkan bahwa
perusahaan sudah berusaha memperlakukan karyawan secara adil.
Narasumber mengungkapkan bahwa mereka sudah menerapkan gaji sesuai
dengan aturan dan ditambah dengan beberapa tunjangan seperti jaminan
kesehatan (BPJS), uang makan harian dan Jaminan Hari Tua (JHT). Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
itu, perusahaan juga akan mengadakan pertemuan dengan semua
departement ketika akan mengambil membuat sebiuah kebijakan baru.
Artinya, karyawan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Narasumber
juga mengungkapkan bahwa atasan selalu berusaha mengatasi masalah
secara objektif kepada karyawannya. Hal tersebut membuat peneliti
tertarik untuk meneliti tentang keadilan yang ada di hotel X.
Keadilan organisasi merupakan persepsi individu tentang
perlakuan yang diberikan oleh organisasi kepada mereka (Cropanzanoet
al, 2007). Ahli lain mengemukakan bahwa keadilan organisasi merupakan
perasaaan yang dimiliki karyawan tentang perlakuan atasan terhadap
dirinya (Robbins & Judge, 2008). Colquitt (2001) membagi keadilan
organisasi dalam 4 dimensi. Dimensi pertama adalah keadilan distributif.
Keadilan distributif merujuk pada persepsi individu terkait outcome yang
diperoleh dari perusahaan. Dimensi selanjutnya adalah keadilan prosedural
yang merupakan persepsi karyawan tentang prosedur yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan. Dimensi ketiga adalah keadilan
interpersonal yang merupakan persepsi individu terhadap perlakuan yang
diterima dari individu lain dalam perusahaan. Sedangkan dimensi terakhir
adalah keadilan informasional yang merupakan persepsi karyawan
terhadap cara penyampaian informasi terkait dengan pembuatan keputusan
dalam perusahaan.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keadilan organisasi dapat
berdampak positif terhadap perusahaan. Keadilan organisasi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengurangi outcomes negatif dan juga dapat mengurangi rasa
ketidakamanan kerja pada karyawan (Soraet al., 2010). Keadilan
organisasi juga dapat mendorong sikap OCB karyawan (Chen & Jin, 2014;
Elamin & Tlaiss, 2015). Selain ituNakra (2014) menemukan bahwajika
karyawan diperlakukan adil, maka komitmen mereka akan meningkat.
Nakra (2014) juga mengatakan bahwa keadilan distributif dan prosedural
dapat mempengaruhi keinginan karyawan untuk bertahan di perusahaan.
Selain itu, peneliti lain juga menambahkan bahwa keadilan organisasi
memiliki hubungan yang negatif dengan turnover intension. Artinya
semakin tinggi keadilan yang dirasakan karyawan, maka semakin rendah
keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan (George, George,
Wallio, & Wallio 2017; Choi, 2011; Proost, Verboon, &Ruysseveldt,
2015).
Keadilan organisasi yang tinggi juga akan membuat hubungan
antara kelelahan emosional dan loyalitas organisasi menjadi lemah.
Artinya jika karyawan merasa diperlakukan adil oleh perusahaan, maka
mereka tetap memiliki loyalitas terhadap organisasi meskipun memiliki
beban kerja yang tinggi (Hur, Park & Moon, 2014). Selain itu, penelitian
sebelumnya menunjukkan jika karyawan merasa diperlakukan adil oleh
perusahaan, maka ia akan merasa sejahtera (Huong, Zheng, &Fujimoto,
2016). Ketika karyawan merasakan keadilan dalam perusahaan, dapat
mengurangi hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja dan
turnover intention. Dengan kata lain, meskipun memiliki beban kerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tinggi, karyawan yang merasa diperlakukan adil memiliki keinginan yang
rendah untuk meninggalkan organisasi(Proost et al., 2015).
Penelitian tentang keadilan pada karyawan hotel telah menemukan
bahwa jika karyawan diperlakukan adil, maka akan meningkatkan
komitmen dan loyalitas mereka terhadap perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan karyawan mendapatkan kepedulian dari perusahaan baik
dalam sistem pemberian imbalan maupun prosedur kerja (Oceani &
Sriathi, 2015). Hon dan Lu (2013) menemukan bahwa jika atasan memiliki
interaksi yang baik dengan bawahannya, hal tersebut akan membuat atasan
selalu memberikan bantuan kepada bawahannya. Interaksi yang baik
antara atasan dan bawahan juga akan meningkatkan performansi kerja
karyawan. Penelitian yang dilakukan di Hotel di Portugal menunjukkan
bahwa keadilan distributif dan keadilan interaksional dapat meningkatkan
kepuasan kerja pada karyawan. Selain itu hasil penelitian juga menujukkan
bahwa persepsi karyawan terhadap keadilan prosedural memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap hubungan emosional antara karyawan dengan
organisasi, sehingga komitmen karyawan terhadap organisasi akan
meningkat (Lopez-Cabarcos, de Pinho &Vazquez-Rodriguez, 2015).
Berdasarkan penjabaran tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
keadilan organisasi menjadi hal penting yang perlu ada dalam organisasi.
Colquitt (2001) menyarankan bahwa penelitian selanjutnya perlu
melihat keadilan dari sumbernya, salah satunya adalah kepemimpinan.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa salah satu faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
yang dapat meningkatkan rasa keadilan pada karyawan adalah
kepemimpinan. Srimulyani (2016) dalam penelitiannya menemukan
bahwa integrative leadership berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keadilan organisasi. Artinya pemimpin yang bisa mengintegrasikan
beberapa konsep kepemimpinaan yaitu berorientasi pada pengembangan
karakter, beorientasi pada manusia, beroientasi pada tugas dan berorientasi
pada proses akan meningkatkan rasa keadilan pada karyawan. Penelitian
lain menunjukkan bahwa supportive leadership memiliki korelasi yang
tinggi dengan persepsi tentang keadilan organisasi pada guru di Turki,
yang nantinya membuat para guru memiliki kepercayaan terhadap
pemimpin di sekolah (Yilmaz & Altinkurt, 2012). Di China,
kepemimpinan transformasional akan meningkatkan persepsi karyawan
tentang keadilan sehingga membuat karyawan memiliki komitmen
organisasi yang tinggi (Wang, Ma & Zhang, 2014). Selain itu, studi
metaanalisis yang dilakukan oleh Armagan & Erzen (2015) menujukkan
bahwa kepemimpinan memiliki korelasi yang positif dengan keadilan
organisasi. Hasil itu menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik akan
memiliki efek positif terhadap persepsi karyawan terhadap keadilan
organisasi.
Erdogan (2002) mengemukakan anteseden dari keadilan organisasi,
bahkan ia mengemukakan anteseden dari setiap dimensi keadilan
organisasiyaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan
interpersonal dan keadilan informasional. Dalam paparannya, hanya ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
satu variabel yang menjadi anteseden dari semua dimensi keadilan
organisasi yaitu leader member exchange (LMX).
Data dari preminilary research menunjukkan bahwa rasa
ketidakadilan pada karyawan disebabkan oleh sikap atasan terhadap
mereka.Subjek mengatakan bahwa perlakuan pemimpin berbeda kepada
masing-masing karyawan. Pemimpin dianggap tidak mampu bersikap
netral dan selalu ada karyawan yang dilindungi saat terjadi konflik.
Mereka menganggap atasan akan membela karyawan tertentu saat
menghadapi permasalahan. Selain itu, mereka juga mengatakan atasan
akan bersifat subjektif dalam menangani konflik dania akan berpihak
dengan karyawan yang memiliki kedekatan dengannya. Hal tersebut
membuat mereka merasa tidak diperlakukan adil oleh atasannya.
Sikap atasan tersebut merujuk pada teori leader member exchange
(LMX). Leader member exchange(LMX) adalah sebuah teori
kepemimpinan yang mengambil pendekatan yang berbeda dengan
kepemimpinan lainnya dimana kepemimpinan ditentukan oleh kualitas
interaksi antara pemimpin dengan setiap bawahannya (Riggio, 2009). Pada
dasarnya leader member exchange (LMX) menyatakan bahwa hubungan
timbal balik yang bekembang antara pemimpin dengan masing-masing
bawahnnya akan berbeda, sehingga setiap bawahan memiliki kualitas
pertukaran yang berbeda dengan atasannya. (Riggio, 2009; Graen & Uhl-
Bhien, 1995). Kualitas pertukaran tersebut berkisar dari kualitas yang
rendah hingga kualitas yang tinggi. Karyawan dalamkualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pertukaranyang rendah antara pemimpin dan bawahannya disebut dengan
out-group yaitu pemimpin cenderung memiliki pandangan negatif
terhadap bawahannya dan bawahannya tidak menghormati serta tidak
mempercayai pemimpinnya. Sebaliknya, karyawan dalam kualitas
pertukaran yang tinggi antara pemimpin dan bawahannya disebut dengan
in-group. Bawahan yang masuk dalam in-group cenderung dipandang
positif oleh pemimpinnya dan ia memiliki kepercayaan terhadap
pemimpinnya (Riggio, 2009).
Ketika atasan memberikan dukungan moral kepada bawahannya,
hal tersebut akan menciptakan hubungan timbal balik diantara mereka.
Akibatnya, karyawan akan memberikan usaha lebih melebihi deskripsi
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Leader member exchange
(LMX) terbukti dapat memunculkan extra role behavior. Hasil penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa leader member exchange (LMX) yang
tinggi akan meningkatkan OCB, Knowledge Sharing Behaviour dan
Inovvative Work behavior pada karyawan. Artinya jika hubungan atasan
dan bawahan baik, karyawan secara sukarela akan menyediakan akses
terhadap orang lain tentang pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
dan memiliki inovasi lebih dalam bekerja. Selain itu leader member
exchange (LMX) yang tinggi juga dapat meningkatkan work engagement
pada karyawan. Hal tersebut menujukkan karyawan `dengan leader
member exchange (LMX) memiliki keterlibatan lebih dalam pekerjaan
mereka (Khan & Malik, 2017). Penelitian tentang leader member
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
exchange (LMX) pada karyawan hotel menunjukkan bahwa karyawan
yang memiliki kualitas pertukaran yang rendah dengan atasannya akan
menurunkan tingkat komitmen karyawan (Jaiswal & Dhar, 2016). Selain
itu, jika karyawan di hotel memiliki kualitas pertukaran yang tinggi
dengan atasannya, maka akan meningkatakan performansi dan kreativitas
pada karyawan (Wang & Wang, 2016).
Leader member exchange (LMX) yang tinggi terbukti akan
meningkatkan rasa keadilan pada karyawan karena pemimpin dan
karyawan memiliki hubungan yang baik dalam jangka waktu yang lama
(Park, Sturman, Vanderpool & Chan, 2015). Al-Shammari & Ebrahim
(2014) menemukan bahwa di Bahrain, karyawan yang memiliki kualitas
pertukaran yang tinggi dengan atasannya, akan merasa diperlakukan adil
oleh atasnnya. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sindhu, Ahmad &
Hashmi (2017) menunjukkan bahwa leader member exchange (LMX)
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan persepsi karyawan
tentang keadilan organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan kepada
karyawan indusri manufaktur dan industri jasa tersebut menemukan bahwa
hubungan leader member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi
lebih kuat jika keduanya berhubungan secara langsung tanpa melalui
variabel moderator.
Bedasarkan pemaparan tersebut peneliti ingin meneliti tentang
keadilan organisasi pada karyawanhotel X Yogyakarta dikarenakan ada
fenomena ketidakadilan yang dirasakan karyawan dan belum pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diteliti di hotel tersebut. Maka dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat
apakah leader member exchange (LMX) memiliki hubungan yang positif
dan signifikan dengan keadilan organisasi pada karyawan hotel X
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan
antara leader member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada
karyawan di hotel X?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara leader
member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada karyawan di
hotel X.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
dalam bidang psikologi industri dan organisasi tentang hubungan
antara leader member exchange(LMX) dengan keadilan organisasi
pada karyawan hotel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sarana
refleksi bagi subjek untuk dapat mengantisipasi masalah yang
mungkin timbul dalam organisasi terkait persepsi karyawan
mengenai hubungannya dengan atasan dan persepsi karyawan
tentang keadilan dalam organisasi.
b. Bagi Hotel
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kepada pihak hotel tentang persepsi karyawan tentang
keadilan yang dirasakan. Jika hipotesis dalam penelitian ini
terbukti, penelitian ini dapat menjadi saran bagi pihak hotel dalam
memberikan intervensi guna meningkatkan rasa keadilan pada
karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keadilan Organisasi
1. Definisi
Awalnya penelitian tentang keadilan dicetuskan oleh Adams
(1965). Adam menggunakan kerangka teori pertukaran sosial untuk
melihat keadilan. Menurutnya, individu akan merasa adil jika besarnya
sesuatu yang dia dapatkan, sesuai dengan kontribusi yang sudah dia
berikan. Hal tersebut selanjutnya dikenal dengan keadilan distributif
(Colquitt, Conlon, Wesson, Porter & Ng, 2001). Setelah itu, Thibaut
dan Walker (1975) mengenalkan studi tentang proses dalam keadilan
yang berfokus pada setiap proses dalam setiap keputusan harus adil
yang akhirnya disebut keadilan prosedural. Pada tahun 1986, Bies dan
Moag memperkenalkan konsep terbaru dari literatur keadilan. Konsep
tersebut berfokus pada pentingnya kualitas perlakuan yang diterima
seseorang saat prosedur di terapkan. Konsep tersebut disebut keadilan
interaksional. Selanjutnya, Greenberg (1993) menyatakan bahwa
dalam keadilan interaksional ada 2 unsur yang lebih spesifik yaitu
keadilan interpersonal yang berikaitan dengan perlakuan yang diterima
individu dari orang lain dalam organisasi, dan keadilan informasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang merujuk kepada pemberian informasi berkaitan dengan keputusan
yang dibuat (Colquitt et al., 2001; Colquitt, 2001).
Keadilan Organisasi merupakan persepsi seseorang tentang
keadilan di tempat kerja. Keadilan organisasi merujuk pada perasaan
karyawan tentang perlakuan atasan terhadapnya (Robbins & Judge,
2008). Ahli lain (Cropanzano & Greenberg, 1997) mengatakan bahwa
keadilan organisasi merupakan persepsi seseorang tentang keadilan
dalam organisasi seperti sistem pembayaran, penjadwalan liburan dan
lain sebagainya. Keadilan organisasi mengacu kepada sejauh mana
lingkungan organisasi dianggap adil oleh karyawan sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Moliner, Cropanzano & Martinez-Tur, 2017)
termasuk penggajian, proses dalam pengambilan keputusan, perlakuan
dari rekan kerja dan informasi yang didapatkan dari organisasi
(Colquitt & Roddel, 2015).
Keadilan organisasi adalah persepsi karyawan terhadap
perlakuan yang diberikan oleh organisasi kepada mereka. Keadilan
organisasi merupakan faktor penting yang akan menentukan karyawan
bekerja secara efektif. Dalam hal ini, hubungan antara karyawan dan
atasan menjadi sangat penting. Jika karyawan tidak diperlakukan adil,
maka akan merusak hubungan dengan atasan dan membuat karyawan
menjadi tidak nyaman, sehingga hal tersebut berbahaya bagi organisasi
(Cropanzano et al, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa keadilan organisasi merupakan persepsi karyawan tentang
keadilan yang didapatkan melalui perlakuan yang diperoleh dari
organisasi.
2. Dimensi dan Aspek Keadilan Organisasi
Penelitian mengenai keadilan organisasi secara umum mengacu
pada tiga pendekatan utama dalam mengukur keadilan yaitu keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional
(Cropanzano et al., 2007). Greenberg (1993 dalam Colquitt, 2001)
membagi keadilan interaksional menjadi dua yaitu, keadilan
interpersonal dan keadilan informasional. Maka dari itu, penelitian ini
akan menggunakan 4 pendekatan dalam keadilan organisasi yaitu,
keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interpersonal dan
keadilan informasional.
a. Keadilan Distributif
Keadilan distributif merupakan persepsi tentang keadilan
yang berfokus pada hasil yang didapatkan seseorang, seperti gaji
dan penghargaan (Robbin & Judge, 2017). Studi tentang keadilan
awalnya hanya berkaitan dengan keadilan distributif yang
dicetuskan oleh Adams (1965). Menurut Adams, yang
dikhawatirkan oleh individu adalah adil atau tidaknya hasil yang
didapatkan. Menurutnya, cara untuk menentukan sebuah hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adil adalah dengan menghitung jumlah yang didapatkan
berdasarkan kemampuannya. Artinya ketidakadilan terjadi jika
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan kontribusi seseorang.
(Colquitt et al., 2001).
Colquitt dan Roddel (2015) membagi keadilan distributif
menjadi 3 aspek, yaitu:
1. Equity. Aspek ini menjelaskan bahwa besarnya hasil yang
didapatkan sesuai dengan besarnya kontribusi seseorang.
Menurut Faturrochman (2002) equity memiliki prinsip
proporsional. Artinya, semakin besar kontribusi seseorang,
maka ia mendapatkan hasil yang besar juga.
2. Equality yaitu hasil dibagikan sama. Dengan kata lain, setiap
orang yang terlibat akan menerima pembagian yang sama
dengan orang lain. Aspek ini memiliki prinsip ekualitas yang
bertujuan untuk memelihara relasi sosial yang serasi sehingga
seseorang akan merasa dihargai dan dihormati oleh orang lain
(Faturrochman, 2002).
3. Need. Dalam aspek ini, hasil yang didapatkan seseorang sesuai
dengan kebutuhannya. Pembagian hasil berdasarkan kebutuhan
bertujuan untuk memelihara perkembangan dan kesejahteraan
personal (Faturrochman, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti menyimpulkan
keadilan distributif merupakan persepsi karyawan terhadap
outcome yang diperoleh dari perusahaan.
b. Keadilan Prosedural
Selain karyawan mempersepsikan keadilan berdasarkan
hasil yang didapatkan, mereka juga memperhatikan bagaimana
hasil itu dialokasikan. Jika distributif melihat hasil “apa” yang
dialokasikan, prosedural melihat “bagaimana” hasil itu
dialokasikan. Maka dari itu keadilan prosedural mengacu pada
persepsi karyawan terhadap proses yang digunakan untuk
menentukan cara mendistribusikan hasil (Robbin & Judge, 2017).
Hal tersebut dipertegas oleh Cropanzano et al., (2007) yang
mengatakan bahwa keadilan prosedural berfokus kepada cara yang
digunakan untuk mendistribusikan hasil. Dengan kata lain,
keadilan prosedural adalah persepsi karyawan terhadap prosedur
atau cara yang digunakan dalan proses pengambilan keputusan.
Thibaut dan Walker (1975) dan Leventhal (1980) (dalam Colquitt
dan Roddel, 2015) membagi keadilan prosedural menjadi 8 aspek.
1. Process control. Prosedur yang memberikan kesempatan untuk
voice. Artinya prosedur yang ada dapat membuat karyawan
memiliki kesempatan untuk mengungkapkan yang ingin
diungkapkan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Decision control. Karyawan akan menilai adil jika prosedur
yang digunakan diperusahaan dapat membuat karyawan
memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruh terhadap
hasil keputusan.
3. Consistency. Prosedur akan dinilai adil jika konsisten baik dari
orang satu kepada orang lain maupun dari waktu ke waktu.
Artinya, setiap orang memiliki hak diperlakukan sama dalam
satu prosedur yang sama.
4. Bias suppression. Prosedur dapat meminimalisasi bias. Maka
dari itu, kepentingan individu maupun pemihakan harus
dihindari, sehingga prosedur netral.
5. Acuracy. Prosedur yang dibuat harus berdasarkan fakta dan
bukan opini. Individu akan menilai prosedur adil jika prosedur
tersebut dibuat berdasarkan informasi yang akurat. Jika opini
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka opini
tersebut harus didapatkan dari orang yang mengetahui
permasalahan dengan benar dan informasi yang disampaikan
harus lengkap.
6. Correctability. Prosedur dikatakan adil jika mengandung aturan
yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang ada atau
kesalahan yang akan muncul.
7. Representativeness. Prosedur dikatakan adil jika sejak awal ada
upaya untuk melibatkan semua pihak yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
8. Ethicality. Prosedur yang adil harus sesuai dengan standar
moral dan etika yang ada. Jadi, apabila semua aspek diatas
terpenuhi namun tidak sesuai dengan standar moral dan etika,
maka prosedur dikatakan tidak adil.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa keadilan prosedural merupakan persepsi karyawan
tentang prosedur atau cara dalam proses pengambilan
keputusan.
c. Keadilan Interpersonal
Keadilan interpersonal mencerminkan tingkat perlakukan
yang diterima seseorang secara sopan, bermartabat dan dihormati
oleh pihak lain yang melaksanakan prosedur atau pihak pembuat
prosedur (Greenberg 1990, dalam Colquitt, 2001). Keadilan
interpersonal merupakan jenis keadilan yang berbicara mengenai
interaksi antara manager dengan karyawan. Keadilan interpersonal
mengacu pada persepsi karyawan tentang perlakuan yang
didapatkan dari atasan atau rekan kerjanya. Jika karyawan di
perlakukan dengan hormat dan merasa dihargai, maka karyawan
akan merasa adil (Judge & Robbin, 2017). Hal tersebut dipertegas
oleh Cropanzano et al (2007) yang mengatakan bahwa keadilan
interpersonal mengacu pada perlakuan yang diterima seseorang
dengan rasa hormat dan dihargai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Bies dan Moag (1986) dan Greenberg (1993) (dalam
Colquitt & Roddel, 2015) membagi keadilan interpersonal kedalam
2 aspek, yaitu :
1. Respect. Dalam melaksanakan prosedur, relasi terjadi dengan
tulus dan memperhatikan sopan santun. Artinya, karyawan
merasa adil saat ia mendapat perlakuan yang baik dari atasan
maupun rekan kerja lainnya.
2. Propriety. Karyawan akan merasa adil jika prosedur atau aturan
di organisasi disampaikan dengan baik dan pantas. Dengan kata
lain, aturan harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan
sopan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
keadilan interpersonal merupakan persepsi karyawan terhadap
perlakuan yang diterima dari individu lain dalam organisasi.
d. Keadilan Informasional
Keadilan informasional berfokus pada pemberian informasi
tentang alasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan
(Greenberg 1990, dalam Colquitt, 2001). Greenberg dan
Cropanzano (1993) menambahkan bahwa keadilan informasional
berfokus pada tingkat akurasi dan ketepatan waktu dalam
penyediaan informasi. Keadilan Informasional mengacu pada
penjelasan yang diberikan oleh atasan berkaitan dengan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
keputusan yang penting. Jika penjelasan yang diberikan jujur dan
terperinci, maka karyawan merasa lebih adil (Judge & Robbin,
2017). Hal tersebut dipertegas oleh Bies dan Moag (1986) dan
Greenberg (1993) (dalam Moliner et al., 2017) yang mengatakan
bahwa keadilan informasi mengacu pada ketepatan dalam
penjelasan sebuah informasi yang disampaikan dengan jujur dan
rinci. Bies dan Moag (1986) dan Greenberg (1993) (dalam Colquitt
& Roddel, 2015) membagi keadilan informasional kedalam 2
aspek, yaitu :
1. Truthfulness. Jika informasi dijelaskan secara jujur, maka
karyawan akan merasa lebih adil. Informasi ini terkait
penyampaian hasil keputusan kepada seluruh karyawan.
2. Justification. Jika informasi di jelaskan secara rinci dan
menyeluruh, maka karyawan akan merasa lebih adil. Informasi
ini terkait penyampaian hasil keputusan kepada seluruh
karyawan.
Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa keadilan informasional adalah persepsi karyawan
terhadap cara penyampaian informasi terkait dengan
pembuatan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Faktor yang mempengaruhi keadilan organisasi
Kernan daan Hanges (2002) mengidentifikasi 4 faktor yang
mempengaruhi keadilan organisasi terkhusus pada keadilan prosedural,
keadilan interpersonal dan keadilan informasional.
a. Employee Input
Karyawan yang diberi kesempatan untuk memberikan
masukan kepada perusahaan dapat menyuarakan keluhan
mereka dan berpotensi membentuk prosedur berkaitan dengan
proses reorganisasi. Berdasarkan self interest model dari
keadilan prosedural, masukan dari karyawan sangat penting
karena dapat membawa nilai instrumental (Lind, Kanfer, &
Early, 1990; Thibaut & Walker, 1978 dalam Kernan & Hanges,
2002). Maka dari itu, karyawan percaya masukan yang
diberikan kepada perusahaan dapat mempengaruhi manajemen
dalam manjalankan prosedur. Dengan kata lain, karyawan yang
diberikan kesempatan untuk memberi masukan dapat
memastikan bahwa prosedur yang dijalankan adil sehingga
meingkatkan persepsi keadilan mereka khususnya dalam
keadilan prosedural. Berdasarkan hal tersebut, masukan dari
karyawan sangat relevan mempengaruhi keadilan prosedural.
Menurut group value model dari keadilan prosedural,
masukan dari karyawan memiliki hubungan dengan keadilan
interpersonal. Dalam model tersebut disebutkan bahwa setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
orang menghargai satu sama lain dan berharap dapat
diperlakukan dengan adil. Dengan diperlakukan secara adil,
karyawan merasa diperlakukan secara terhormat dan dihargai,
sehingga meningkatkan harga diri (Brockner & Wiesenfeld,
1993; Tyler & Lind, 1992, dalam Kernan & Hanges, 2002).
Berdasarkan hal tersebut, artinya jika karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan masukan, maka mereka akan
merasa dihargai sebagai anggota organisasi karena manajemen
memperlakukan mereka dengan rasa hormat dan menghargai
mereka. Sehingga masukan dari karyawan sangat relevan
menpengaruhi keadilan interpersonal.
b. Support for Victims
Faktor kedua adalah Support for Victim atau jika
diterjemahkan artinya adalah dukungan untuk “korban”.
Korban yang dimaksud disini adalah karyawan yang
diberhentikan secara permanen sebagai dampak dari
reorganisasi. Bentuk dukungan yang diberikan bisa berupa
pelayanan outplacement bagi karyawan yang berhenti,
konseling karir, atau pesangon. Oleh karena itu, jika karyawan
yang diberhentikan diberi dukungan, maka mereka merasa
diperlakukan dengan hormat sehingga meningkatkan persepsi
keadilan interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Communication
Faktor ketiga adalah kualitas informasi yang diterima
karyawan selama proses reorganisasi. Dalam proses tersebut,
kominikasi menjadi salah satu aspek penting. Memberikan
penjelasan tentang keputusan dalam proses reorganisasi
merupakan strategi komunikasi yang efektif sehingga persepsi
tentang keadilan bergantung pada komunikasi yang terjadi.
Sesuai dengan group-value model, komunikasi dianggap
sebagai prediktor keadilan interpersonal karena menunjukkan
bahwa manajemen peka terhadap keinginan karyawan
berkaitan dengan informasi yang ingin didapatkan.
Colquitt (2001) mengatakan bahwa keadilan informasional
berfokus pada pemberian informasi tentang alasan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
didapatkan karyawan dalam proses reorganisasi secara
langsung ataupun tidak langsung mengungkapkan alasan
dibalik keputusan organisasi berkaitan dengan prosedur yang
berlaku. Dengan kata lain, jika karyawan mendapatkan
informasi berkaitan dengan alasan pengambilan keputusan,
maka karyawan merasa adil. Maka dari itu, communication
relevan berhubungan dengan keadilan informasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Implementation
Karyawan akan membentuk penilaian berkaitan dengan
keefektifan organisasi dan mencari tau seberapa efektif
reorganisasi itu dilakukan. Karyawan akan memeriksa
konsitensi antara tujuan reorganisasi dengan tindakan dari
manajemen. Artinya, persepsi keadilan karyawan dipengaruhi
oleh keefektifan organisasi dalam reorganisasi. Jika karyawan
merasa reorganisasi yang diterapkan sesuai dengan tujuan
managemen, masa karyawan akan merasa adil.
Erdogan (2003) juga mengemukakan anteseden dari setiap
dimensi keadilan organisasi. Erdogan (2003) mengemukakan
anteseden dari keadilan prosedural adalah due process factor
dan contextual factor. Contextual factor terdiri dari perceived
organizational support (POS), organizational culture dan
leader member exchange (LMX). Selanjutnya, keadilan
interaksional memiliki 2 anteseden, yaitu impression
management dan leader member exchange (LMX). Terakhir, ia
mengidentifikasi ada 3 anteseden dalam keadilan distributif.
Ketiga anteseden tersebut adalah performance rating, rater
information use dan leader member exchange(LMX). Dari
anteseden setiap dimensi yang dikemukakan di atas, satu-
satunya variabel yang menjadi anteseden dari setiap dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam keadilan organisasi adala leader member exchange
(LMX).
Selain itu, Murphy (1998) dalam penelitiannya yang
tercantum di absrak penelitian, menemukan bahwa keadilan
berhubungan dengan leader member exchange (LMX), extra
role behavior, Organizational Citizen Behaviour (OCB) dan
Social loafing.
B. Leader Member Exchange (LMX)
1. Definisi
Konsep leader member exchange (LMX) dikenalkan oleh Graen,
Densereau, dan Haga (1975). Saat itu, teori ini dikenal dengan nama
vertical dyad lingkage untuk memahami pengaruh pemimpin terhadap
bawahnnya dengan berfokus kepada hubungan timbal balik pemimpin
dengan bawahannya. Pada tahun 1982, teori ini berganti nama menjadi
leader member exchange dan dikenal hingga sekarang(Graen, Novak,
& Sommerkamp 1982, dalam Dienesch & Liden 1986).
Leader member exchange (LMX) merupakan salah satu
pendekatan kepemimpinan yang unik dengan memusatkan perhatian
pada hubungan yang khusus yang diciptakan pemimpin dengan setiap
bawahannya (Northouse, 2013). Pada dasarnyaleader member
exchange(LMX) menyatakan bahwa hubungan timbal balik yang
berkembang antara pemimpin dengan masing-masing bawahnnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berbeda (Yukl, 2015). Dengan kata lain, setiap bawahan akan memiliki
kualitas pertukaran atau relasi yang berbeda dengan atasannya (Graen
& Uhl-Bhien, 1995). Menurut teori leader member exchange(LMX),
kepemimpinan yang efektif ditentukan oleh kualitas interaksi antara
pemimpin dengan setiap bawahannya (Riggio, 2009).
Teori kepemimpinan ini menekankan pada pengaruh timbal balik
yang terjadi antara pemimpin dengan bawahannya yang disebabkan
oleh jalinan hubungan diantara mereka yang telah berlangsung lama
(Ancok, 2012). Teori ini menjelaskan bahwa untuk membantu
pemimpin menjalankan tugasnya dalam waktu yang sempit, pemimpin
akan membangun hubungan yang dekat dengan kelompok kecil pada
bawahannya (Robins, 2006).
Teori ini menjelaskan bahwa setiap bawahan memiliki kualitas
pertukaran atau relasi yang berbeda dengan atasannya. Kualitas
pertukaran tersebut berkiasar dari kualitas yang rendah hingga kualitas
yang tinggi (Riggio, 2009). Maka dari itu, ada dua jenis kualitas
hubungan dalam leader member exchange (LMX) yaitu in-
group(kualitas tinggi)dan out-group(kualitas rendah)(Northouse,
2003). Individu yang menjadi bagian dari in-group atau out-group
didasarkan pada seberapa baik mereka bekerja dengan pemimpin dan
seberapa baik pemimpin bekerja dengan mereka (Northouse, 2003).
Karyawan yang menjadi bagian dari in-group akan melakukan
pekerjaan melebihi job desk yang diberikan kepadanya, dipercaya oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
atasannya, mendapat perhatian lebih dari atasan dan mendapatkan hak
istimewa seperti mendapat informasi yang lebih dari atasan,
pendelegasian tanggung jawab dan diberi kesempatan untuk
mempengaruhi keputusan yang diambil oleh atasan (Northouse 2013;
Yukl, 2015 & Robbins, 2006). Sedangkan karyawan yang menjadi
bagian dari out-group biasanya merasa tidak cocok dengan
pemimpinnya, sehingga ia hanya akan bekerja sebagai formalitas
(Northouse 2013 & Yukl, 2015).Pemimpin memperlakukan karyawan
yang menjadi bagian dari out-group dengan adil sesuai kesepakatan
resmi, namun tidak memberikan perhatian khusus kepada mereka
(Yulk, 2015).
Penelitian ini mengukur persepsi karyawan tentang pemimpinnya
dikarenakan beberapa penelitian sebelumnya berfokus pada persepsi
karyawan mengenai kualitas pertukaran dengan atasan. Setiap
karyawan akan memiliki persepsi yang berbeda tentang perlakuan
atasannya. Jika mereka memiliki persepsi bahwa mereka memiliki
kualitas pertukaran yang tinggi dengan atasannya, maka hal tersebut
dapat mengurangi dampak negatif untuk perusahaan. Selain itu,
persepsi karyawan tentang kualitas pertukaran yang tinggi dengan
atasannya akan mengurangi stress dan kelelahan kerja pada karyawan
(Chernyak-Hai & Tziner 2014; Seo & Lee, 2017; Son, Kim & Kim,
2014; Wan, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan penjabaran tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
leader member exchange (LMX) adalah pendekatan kepemimpinan
yang berfokus pada hubungan timbal balik antara atasan dengan setiap
bawahannya, sehingga setiap karyawan akan diperlakukan berbeda
oleh atasan mereka. Maka dari itu, karyawan terbagi dalam in-group
dan out-group.
2. Dimensi Leader Member Exchange (LMX)
Liden & Maslyn (1998) membagileader member exchange
(LMX) ke dalam 4 dimensi yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Kontribusi
Dimensi ini merujuk pada persepsi karyawan tentang
jumlah, perintah atau arahan dan kualitas pekerjaan yang telah
dilakukan oleh pemimpin dan bawahan untuk mencapai tujuan
bersama baik secara eksplisit maupun implisit (Liden & Maslyn,
1998). Karyawan akan mengerjakan tugasnya melebihi deskripsi
pekerjaan (job description) (Maslyn & Uhl-Bien, 2001).Kontribusi
mengacu pada perilaku karyawan dalam mengerjakan pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama (Sin, Nahrgang & Morgeson,
2009). Bawahan yang kinerjanya baik dan membuat pemimpin
terkesan akan menimbulkan kualitas pertukaran yang lebih tinggi
daripada bawahan yang kinerjanya buruk (Liden & Maslyn, 1998).
2. Loyalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dimensi ini merujuk pada sejauh mana kesetiaan pada
pemimpin dan bawahannya atau dengan kata lain sejauh mana
pemimpin dan bawahan saling mendukung satu sama lain (Liden &
Maslyn, 1998; Sin et al., 2009).
3. Afeksi
Afeksi membahas tentang ketertarikan yang dimiliki
individu kepada individu lain berdasarkan daya tarik interpersonal
(Liden & Maslyn, 1998). Dimensi ini hubungan yang dijalin sangat
akrab (friendship) dan saling menyukai secara interpersonal
(Maslyn & Uhl-Bien, 2001). Artinya, pemimpin dan bawahan
saling menyukai atau mengagumi satu sama lain (Sin et al., 2009).
4. Penghargaan professional
Penghargaan professional membahas tentang kekaguman
dan rasa hormat yang dirasakan seseorang atas pekerjaan yang
telah mereka lakukan (Liden & Maslyn, 1998). Dengan kata lain,
pemimpin dan bawahan saling menghormati satu sama lain (Sin et
al., 2009).
3. Dampak dari Leader Member Exchange (LMX)
Studi meta analisis yang dilakukan di 23 negara menunjukkan
bahwa leader member exchange (LMX) dapat meningkatkan OCB,
persepsi keadilan (distributif, prosedural dan interaksional), kepuasan
kerja dan dapat menurunkan turnover intention pada karayawan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
oraganisasi (Rocksthul, Ang, Dulebohn, & Shore, 2012). Teori leader
member exchange (LMX) secara tidak langsung akan meningkatkan
kreativitas karyawan. Leader member exchange (LMX) berfungsi
memberikan perasaan yang positif terhadap karyawan, yang akhirnya
akan meningkatkan kreativitas karyawan (Northouse, 2013).
Kualitas pertukaran yang tinggi antara atasan dan bawahan akan
membuat karyawan memiliki kesiapan untuk berubah. Karyawan akan
menyetujui, mendukung dan melaksanakan perubahan yang terjadi
dalam organisasi (Veronika & Prihatsanti, 2017). Selain itu, kualitas
pertukaran yang tinggi juga akan menimbulkan terjadinya proses
motivasional, yaitu ketika kualitas petukaran tinggi, karyawan akan
merasa mendapat dukungan sosial sehingga meningkatkan keterlibatan
kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan performansi
kerja karyawann (Breevaart, Bakker, Demerouti, & Heuvel, 2015).
Selain itu, leader member exchange (LMX) juga memiliki dampak
negatif. Ketika karyawan memiliki keintiman dengan pemimpin, maka
ia merasa posisinya aman. Hal tersebut akan membuat karyawan
terkesan menyepelekan pekerjaannya dan tidak menunjukkan
komitmen yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya (Rofcanin &
Mehtap, 2010).
C. Karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Hotel merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Keberhasilan dalam industri jasa
sangat ditentukan oleh kualitas interaksi antara karyawan dengan
pelanggan. Konsumen akan mempersepsikan kinerja perusahaan
berdasarkan interaksi yang dimiliki dengan karyawan (Djati &
Ferrinadewi, 2004).
Pada karyawan bidang jasa, setidaknya ada 5 hal yang perlu
dimiliki oleh karyawan untuk memiliki kualitas pelayanan yang baik.
Pertama adalah Reliability yang merupakan kemampuan karyawan untuk
memberikan jasanya dengan cepat, tepat dan memberikan rasa puas pada
konsumen. Kedua, karyawan harus memiliki kemampuan untuk tanggap
dalam memberikan jasa atau disebut dengan Responsiveness. Ketiga
adalah Assurance yaitu karyawan harus sopan, bebas dari bahaya dan tidak
ragu-ragu sehingga dapat dipercaya oleh konsumen. Berikutnya adalah
Emphaty yang merupakan hubungan melalui komunikasi yang baik
dengan konsumen untuk memahami kebutuhan konsumen dan
memberikan kemudahan bagi konsumen. Terakhir adalah Tangibles yang
merupakan fasilitas fisik yang dimiliki karyawan seperti perlengkapan dan
sarana komunikasi (Parasuraman, Zeithaml & Berry, 1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D. Dinamika hubungan antara Keadilan Organisasi dengan Leader
Member Exchange (LMX)
Kualitas interaksi antara atasan dan bawahan menjadi faktor kunci
kualitas leader member exchange (LMX) yang terjadi (Riggio, 2009).
Maka dari itu, ada dua jenis hubungan dalam LMX yaitu in-group dan
out-group. Individu yang menjadi bagian dari in-group atau out-group
didasarkan pada seberapa baik mereka bekerja dengan pemimpin dan
seberapa baik pemimpin bekerja dengan mereka. Individu yang memiliki
kualitas pertukaran tinggi dengan atasannya akan masuk dalam kategori
in-group dan individu yang memiliki kualitas pertukaran yang rendah
dengan atasannya akan masuk dalam kategori out-group (Northouse,
2003). Ketika karayawan merasa diperlakukan secara adil, maka mereka
akan mengembangkan hubungan pertukaran yang tinggi (Fein, Tziner,
Lusky,& Palachy, 2013).
Bawahan yang memiliki kualitas pertukaran yang tinggi (in-group)
akan mendapat beberapa keuntungan yaitu kenaikan gaji dan tunjangan
khusus seperti mendapat jadwal kerja yang lebih baik (Yukl, 2015). Hal
tersebut berkaitan dengan keadilan secara distributif yang merupakan
persepsi tentang keadilan yang berfokus pada hasil yang didapatkan
seseorang, seperti gaji dan penghargaan (Robbin & Judge, 2017). Maka
dari itu, bawahan yang memiliki kualitas pertukaran yang tinggi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
atasannya akan memiliki persepsi bahwa ia diperlakukan adil secara
distributif.
Selain itu, bawahan yang termasuk dalam kelompok in-group akan
mendapat akses untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
perusahaan (Yukl, 2015). Hal tersebut tentunya akan membuat karyawan
merasa adil secara prosedural. Dalam salah aspek decision control,
Karyawan akan menilai adil jika prosedur yang digunakan diperusahaan
dapat membuat karyawan memiliki kesempatan untuk memberikan
pengaruh terhadap hasil keputusan. Maka dari itu, bawahan yang memiliki
kualitas pertukaran yang tinggi dengan atasannya akan memeiliki persepsi
bahwa ia diperlakukan adil secara prosedural.
Bawahan yang termasuk dalam kategori in-group mendapatkan
perhatian yang lebih tinggi dari atasannya, dibandingkan dengan bawahan
out-group (Graen et al., 1975; Yulk, 2015). Artinya, bawahan akan
mendapatkan perlakuan yang baik dari atasannya. Hal tersebut
berhubungan dengan keadilan interpersonal yang merupakan jenis
keadilan yang berbicara mengenai interaksi antara manager dengan
karyawan. Keadilan interpersonal mengacu pada persepsi karyawan
tentang perlakuan yang didapatkan dari atasan atau rekan kerjanya. Jika
karyawan di perlakukan dengan hormat dan merasa dihargai, maka
karyawan akan merasa adil (Judge & Robbin, 2017). Maka dari itu,
karyawan in-group akan mempersepsikan bahwa ia diperlakukan adil
secara interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Disamping itu, bawahan in-group akan mendapatkan informasi
yang lebih banyak dari atasan berkaitan dengan apa yang terjadi di
perusahaan (Yukl, 2015). Hal itu berkaitan dengan keadilan informasional
yang berfokus pada pemberian informasi tentang alasan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan (Greenberg 1990, dalam Colquitt, 2001).
Maka dari itu, bawahan in-group akan mempersepsikan bahwa ia
diperlakukan adil secara informasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
E. Kerangka Pemikiran
Kualitas pertukaranpemimpin dan bawahan
(LMX)
Tinggi
In-group
- Kenaikan Gaji danTunjangan Khusus
- Mendapat Akses untukberpartisipasi dalampembuatan keputusan
- Mendapat perhatian dariatasan
- Menerima informasi yanglebih banyak dari atasan
Rendah
Out-group
- Tidak menerima kenaikanGaji dan TunjanganKhusus
- Tidak mendapat Aksesuntuk berpartisipasidalam pembuatankeputusan
- Kurang mendapatperhatian dari atasan
- Tidak menerimainformasi yang dari atasan
Persepsi diperlakukantidak adil
Persepsi diperlakukanadil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan keterkaitan antara leader member exchange (LMX)
dengan keadilan organisasi, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Ada hubungan yang positif dan signifikan antara leader member
exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada karyawan hotel X”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data dan analisisnya, penelitian dapat dibagi
menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif secara
umum menguji teori secara objektif dengan cara memeriksa atau meneliti
hubungan antar variabel. Desain penelitian kuantitatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah desain survei. Desain survei bertujuan untuk
menghasilkan sebuah deskripsi numerik tentang pendapat, sikap, atau
tingkah laku pouplasi dengan cara meneliti salah satu atau lebih sampel
dari populasi tersebut (Supratiknya, 2015). Penelitian ini menggunakan
studi korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
atau lebih variabel (Sangadji & Sopiah, 2010). Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitaif korelasional karena ingin mengetahui hubungan
antara leader member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada
karyawan hotel X Yogyakarta.
B. Variabel penelitian
Variabel bebas : Leader Member Exchange (LMX)
Variabel tergantung : Keadilan Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Definisi Operasional
1. Leader Member Exchange (LMX)
Leader member exchange (LMX) adalah hubungan timbal balik
yang terjadi antara karyawan hotel dengan atasannya melibatkan
afeksi, kesetiaan, saling menghormati dan saling terlibat untuk
mencapai tujuan organisasi.Leader member exchange (LMX) diukur
dengan mengadaptasi skala Liden & Maslyn (1998) yang terdiri dari
12 item berdasarkan 4 dimensi yaitu kontribusi, loyalitas, afeksi dan
penghargaan professional. Skor leader member exchange (LMX) yang
tinggi menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas pertukaran
yang tinggi dengan atasannya, begitu juga sebaliknya.
2. Keadilan Organisasi
Keadilan organisasi merupakan persepsi karyawan tentang
keadilan yang didapatkan melalui perlakuan yang diperoleh dari
organisasi. Keadilan organisasi diukur menggunakan skala yang dibuat
sendiri oleh peneliti berdasarkan Colquitt(2001) dengan 4 dimensi
yaitu keadilan prosedural, keadilan distributif, keadilan interpersonal
dan keadilan informasional. Keadilan distributif merupakan kesesuaian
antara hal yang didapatkan karyawan dan hal yang diberikan karyawan
kepada perusahaan. Keadilan prosedural merupakan persepsi tentang
bagaimana perusahaan mengalokasikan hasil. Keadilan interpersonal
merupakan persepsi tentang perlakuan yang diterima seseorang dari
orang lain dalam organisasi. Jika karyawan diperlakukan dengan baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
maka ia akan mempersepsikan adil. Sedangkan keadilan informasional
merupakan informasi yang diberikan berkaitan dengan alasan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Skala tersebut terdiri dari
22 item. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan
subjek merasa diperlakukan adil oleh perusahaan, begitu juga
sebaliknya.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan hotel X. Kriteria
subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang telah bekerja minimal 1
tahun dengan asumsi mereka telah memiliki pengalaman dalam
menyelesaikan pekerjaan yang ada di perusahaan. Selain itu, kriteria lain
untuk subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang memiliki atasan,
sehingga karyawan dapat menilai kualitas pertukaran yang dialami dengan
atasannya. Dalam pengambilan data, peneliti memilih subjek yang
berpartisipasi dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan kemudahan
untuk ditemui. Jika subjek yang ditemui dianggap sesuai dengan kriteria,
maka subjek tersebut diminta untuk mengisi skala penelitian. Berdasarkan
hal tersebut, peneliti menggunakan teknik convenience sampling. (Noor,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Metode dan Alat pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar skala kepada
karyawan hotel X. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Subjek akan diminta secara memberikan respon kesesuaian-
ketidaksesuaian terhadap sebuah kontinum yang terdiri dari beberapa
respon (Supratiknya, 2014). Alat tes leader member exchange (LMX)
yang digunakan terdiri dari 6 respon, yaitu “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak
Setuju”, “Agak Tidak Setuju”, “Agak Setuju”, “Setuju”, “Sangat Setuju”.
Sedangkan untuk alat tes keadilan organisasi yang digunakan terdiri dari 4
respon : “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, “Sangat
Setuju”. Pilihan jawaban netral tidak diberikan oleh peneliti untuk
mengurangi kecenderungan subjek memberikan respon netral pada setiap
item atau sering disebut dengan central tendency effect (Azwar, 2012).
Variabel leader member exchange (LMX) diukur menggunakan
skala yang diadaptasi dari Liden & Maslyn (1998). Skala ini terdiri dari 12
item berdasarkan 4 dimensi yang terdiri dari kontribusi, loyalitas, afeksi
dan penghargaan professional. Skor 1 diberikan pada respon jawaban
“Sangat Tidak Setuju” dan skor 6 diberikan pada respon jawaban “Sangat
Setuju”. Distribusi item dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 1
Blue rint skala LMX sebelum uji coba
Dimensi SebaranItem
Jumlah Item Presentase
Kontribusi 4, 7, 11 3 item 25%Loyalitas 2, 5, 9 3 item 25%Afeksi 3, 6, 10 3 item 25%PenghargaanProfesional
1, 8, 12 3 item 25%
Jumlah 12 item 100%
Respon jawaban pada skala ini tediri dari 6 respon, yaitu “Sangat
Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Agak Tidak Setuju”, “Agak Setuju”,
“Setuju”, “Sangat Setuju”. Skor 1 diberikan pada respon jawaban “Sangat
Tidak Setuju” dan skor 6 diberikan pada respon jawaban “Sangat Setuju”.
Tabel 2
Pemberian Skor pada Skala Leader Member Exchange (LMX)
Pilihan Respon SkorSangat Tidak Setuju (STS) 1Tidak Setuju (TS) 2Agak Tidak Setuju (ATS) 3Agak Setuju (AS) 4Setuju (S) 5Sangat Setuju (SS) 6
Variabel keadilan organisasi menggunakan skala yang dibuat
sendiri oleh peneliti berdasarkan Colquitt (2001) dengan 4 dimensi yaitu
keadilan prosedural, keadilan distributif, keadilan interpersonal dan
keadilan informasional. Rancangan item yang disusun peneliti untuk skala
keadilan organisasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3
Blue Print Skala Keadilan Organisasi Sebelum Diujicobakan
Dimensi AspekNo Item
Jumlah PersentaseFavorable
Unfavorable
Prosedural ProcessControl
15 32 2
38,10 %
DecisionControl
24 2 2
Consistency 23 29 2Bias
Suppression1 21 2
Acuracy 38 33 2Corectability 13 37 2
Representative 5, 7 - 2Ethicality 9 42 2
Distributif Equity 14, 16 6, 19 4
28,60%Equality 10, 11 17, 20 4
Need 27,34, 41
31 4
Interpersonal Respect 22, 39 25 314,30%Propierty 12,
28, 40- 3
Informasional Truthfullness 4, 18 30, 36 419,00%
Justification 8, 35 3, 26 4Total 42 100%
Pada item favorable skor 1 diberikan pada respon jawaban “Sangat
Tidak Setuju” dan skor 4 diberikan pada respon jawaban “Sangat Setuju”.
Sedangkan untuk item unfavorable skor 1 diberikan pada respon jawaban
“Sangat Setuju” dan skor 4 diberikan pada respon jawaban “Sangat Tidak
Setuju”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4
Pemberian Skor pada Skala Keadilan Organisasi
Item Favorable Item UnfavorableSangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Setuju (SS) 1Tidak Setuju (TS) 2 Setuju (S) 2Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS) 3Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 4
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Tujuan dari uji validitas adalah untuk melihat kesesuain alat tes
dengan variabel psikologis yang akan diukur (Supratiknya, 2014).
Peneliti menggunakan evidensi terkait isi tes atau validitas isi.
Validitas isi merupakan tahap untuk melihat kesesuaian alat ukur
dengan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti
menetapkan validitas isi dengan metode yang bersifat kuantitatif dan
melibatkan beberapa panel ahli. Penilaian para ahli selanjutnya
dikuantifikasikan sehingga menghasilkan sebuah indeks yang disebut
Indeks Validitas Isi (IVI) (Supratiknya, 2016). Dalam hal ini peneliti
panel ahli yang dilibatkan oleh peneliti antara lain dosen yang
memiliki peminatan dalam bidang PIO dan beberapa mahasiwa yang
sudah menyelesaikan masa studinya. IVI merupakan metode yang baik
untuk menilai validitas isi sebuah skala baru atau skala revisi (Polit,
Beck dan Owen, 2007 dalam Supratiknya 2016). Setelah itu, peneliti
melakukan penghitungan Indeks Validitas Isi (IVI-I) dan Indeks
Validitas Skala (IVI-S). Skala dinilai memiliki validitas yang baik jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memiliki skor IVI-I minimal 0,78 dan skor IVI-S minimal 0,90 (Polit
& Beck, 2006 dalam Supratiknya, 2016).
Nilai IVI-I pada skala leader member exchange (LMX)
berkisar pada 0,78 – 1 dengan nilai IVI-S 0,93. Sedangkan untuk skala
keadilan organisasi, nilai IVI-I berkisar pada 0,78-1 dengan nilai IVI-S
sebesar 0,96. Karena skala leader member exchange (LMX) adalah
skala dalam bahasa asing, maka sebelum melakukan proses validasi,
peneliti terlebih dahulu menerjemahkan skala dalam bahasa Indonesia.
Pada proses penerjemahan, peneliti menggunakan 3 tahap dan setiap
tahap di terjemahkan oleh ahli yang berbeda.
2. Seleksi Item
Setelah melakukan penghitungan IVI-I dan IVI-S, peneliti
melakukan seleksi item. Seleksi item adalah proses menganalisis item
yang sudah diujicobakan pada sekelompok sampel yang
terstandarisasi. Peneliti melakukan ujicoba skala terhadap 30 karyawan
salah satu hotel di Yogyakarta. Seleksi item digunakan untuk memilih
item-item yang akan digunakan dalam skala penelitian, sehingga skala
tersebut akan bersifat homogen dan memiliki daya diskriminasi yang
baik (Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi yang baik dilihat dari skor
koefisien korelasi aitem-total (rix). Item yang memiliki nilai koefisien
korelasi aitem-total (rix) yang tinggi akan lolos. Nilai koefisien korelasi
aitem-total (rix) yang memuaskan adalah rix ≥ 0,30. Semakin baik daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diskriminasi item maka nilai koefisien korelasi aitem-total (rix)
semakin mendekati 1,00. (Azwar, 2012).
a. Skala Leader Member Exchange (LMX)
Pada skala Leader Member Exchange (LMX), peneliti tidak
menggugurkan item karena semua item memiliki nilai
koefisien korelasi aitem-total (rix) ≥ 0,30.
Tabel 5
Distribusi item skala Leader Member Exchange setelah
seleksi item
Dimensi Sebaran Item JumlahItem
Presentase
Kontribusi 4, 7, 11 3 item 25%Loyalitas 2, 5, 9 3 item 25%Afeksi 3, 6, 10 3 item 25%PenghargaanProfesional
1, 8, 12 3 item 25%
Jumlah 12 item 100%Ket : Tidak ada item yang gugur
b. Skala Keadilan Organisasi
Pada skala keadilan organisasi, peneliti menggugurkan item
yang memiliki nilai rix ≤ 0, 30. Selanjutnya, peneliti juga
menggugurkan item pada setiap aspek keadilan organisasi
dengan tujuan agar setiap dimensi memiliki item yang
seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 6
Distribusi item skala Keadilan Organisasi setelah seleksi item
Dimensi AspekNo Item
JumlahPersentase
Favorable
Unfavorable
Prosedural Process Control (15) 32 1
36,36%
DecisionControl
24 2* 1
Consistency 23 (29) 1Bias
Suppression(1) 21 1
Acuracy 38 (33) 1Corectability 13 (37) 1
Representative (5), 7 - 1Ethicality 9 42* 1
Distributif Equity 14, 16 (6), 19* 2
27,27%
Equality (10),11*
17, 20 2
Need (27),34, 41
(31) 2
Interpersonal Respect 22, 39 (25) 218,18
%Propierty 12, 28,40*
- 2
Informasional Truthfullness 4*,(18)
30, 36 218,18
%Justification 8*, 35 (3), 26 2
Total 22 100%Ket = * : Item yang gugur
() : Item yang sengaja digugurkan
3. Reliabilitas Alat Ukur
Salah satu ciri alat ukur yang memiliki kualitas yang baik
adalah reliabel. Reliabilitas adalah kepercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar, 2012). Nilai reliabilitas yang baik adalah 0, 70. Jika skor
reliabilitas di bawah 0,70, artinya alat ukur kurang baik untuk
digunakan karena menunjukkan kesalahan baku yang besar, sehingga
interpretasi skor menjadi meragukan (Supratiknya, 2014). Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
ditemukan skor dibawah 0,70 masih bisa dianggap baik terutama
apabila skor skala yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan
hasil ukur tes lai dalam suatu perangkat pengukuran (Azwar, 2012).
Nilai reliabilitas dilihat dari skor koefisien Alpha’s Cronbach. Jika
koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1,00 artinya item
semakin reliable.
a. Skala Leader Member Exchange (LMX)
Nilai koefisien Alpha’s Cronbach pada skala leader
member exchange (LMX) adalah α = 0,893. Karena Skala
leader member exchange (LMX) merupakan skala
multidimensional, maka peneliti menghitung nilai Cronbach's
Alpha dari masing-masing dimensi sebagai berikut :
Tabel 7
Koefisien Reliabilitas Dimensi Leader Member Exchange
No Dimensi Skor Cronbach's Alpha1 Kontribusi 0,6312 Loyalitas 0,7613 Afeksi 0,7434 Penghargaan Profesional 0,739
Selain itu, peneliti juga melakukan penghitungan Alpha
Stratifed. Alpha Stratifed berguna untuk mengestimasi
reliabilitas instrument yang terdiri dari beberapa subtes.
Penghitungan Alpha Stratifed digunakan pada tes yang bersifat
multidimensi untuk melihat konsistensi internal secara
keseluruhan (Widhiarso, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Rumus Alpha Stratifed :
α strat= 1-∑ ( )
σi2 : varians sub total butir komponen ke-i
σx2 : varians skor total
α : koefisien alpha komponen ke-i
αstrat = 1 -, , , , , , { , ( , },
= 1 -, , , ( , ),
= 1 - , ,= 1 – 0,0972788609
= 0,9027211391
αstrat = 0,90
Hal tersebut menujukkan bahwa skala leader
member exchange (LMX) memiliki konsistensi internal
yang baik.
b. Skala Keadilan Organisasi
Skala keadilan organisasi memiliki skor Cronbach's Alpha
sebesar α = 0,922. Hal itu menunjukkan bahwa skala keadilan
organisasi memiliki reliabilitas yang baik. Skala keadilan
organisasi dalam penelitian ini merupakan skala multidimensi,
sehingga peneliti menghitung nilai Cronbach's Alpha dari
masing-masing dimensi dalam keadilan organisasi sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 8
Koefisien Reliabilitas Dimensi Keadilan Organisasi
No Dimensi Skor Cronbach's Alpha1 Keadilan Distributif 0,8302 Keadilan Prosedural 0,8593 Keadilan Interpersonal 0,6054 Keadilan Informasional 0,797
Karena skala keadilan organisasi adalah skala
multidimensi, maka peneliti melakukan penghitungan Alpha
Stratifed yang berguna untuk mengestimasi reliabilitas
instrument yang terdiri dari beberapa subtes. Widhiarso (2009)
mengatakan penghitungan Alpha Stratifed digunakan pada tes
yang bersifat multidimensi untuk melihat konsistensi internal
secara keseluruhan (Widhiarso, 2009).
Rumus Alpha Stratifed :
α strat= 1-∑ ( )
σi2 : varians sub total butir komponen ke-i
σx2 : varians skor total
α : koefisien alpha komponen ke-i
αstrat = 1 -, , , , , , { , ( , },
= 1 -, , , ( , ),
= 1 - , ,= 1 – 0,0700635897
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
= 0,9299364103
αstrat = 0,93
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa skala keadilan organisasi memiliki konsistensi
internal yang baik.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi norma atau tidak (Siregar, 2013). Jika
nilai taraf signifikan (p) lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, namun apabila nilai
taraf signifikan (p) lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa data tidak terdistribusi normal. Jika jumlah subjek kurang
dari 50, maka uji ini dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk.
Namun jika jumlah subjek lebih dari 50, maka uji ini dilakukan
dengan metode Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan
progam IBM SPSS versi 23 (Santoso, 2010).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
memiliki hubungan yang linear (Siregar, 2013). Jika nilai p ≤ 0,05,
artinya data dapat dikatakan linear. Jika nilai p ≥ 0,05, maka data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tidak linear (Widhiarso, 2010). Uji ini dilakukan dengan metode
Test for Linearity dengan bantuan program IBM SPSS versi 23.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji korelasi.
Uji korelasi dilakukan untuk melihat pola hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent. Jika satu variabel memiliki
kecenderungan untuk naik dan diikuti oleh kenaikan pada variabel
lainnya, artinya kedua variabel memiliki hubungan atau korelasi,
begitu juga sebaliknya (Santoso, 2010). Jika data terdistribusi normal,
maka uji korelasi menggunakan teknik Product-Moment Pearson.
Teknik ini digunakan untuk mengukur besar atau kuat-lemahnya
hubungan antara dua variabel yang akan di ukur (Rea & Parker, dalam
Supratiknya, 2015). Sedangkan jika data tidak terdistribusi normal,
maka uji korelasi menggunakan teknik Spearman Rho. Siregar (2013)
mengemukakan tingkat korelasi dan kekuatan hubungan dua variabel
sebagai berikut:
Tabel 9
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Nilai Korelasi (r) Tingkat hubungan1 0,00 – 0,199 Sangat lemah2 0,20 – 0, 399 Lemah3 0,40 – 0,599 Cukup4 0,60 – 0,799 Kuat5 0,80 – 0,100 Sangat Kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaannya, penelitian diawali dengan memasukan
surat perijinan ke hotel X. Setelah itu, peneliti diminta menemui HR
manager di hotel X dan berdiskusi mengenai penelitian yang akan
dilakukan. Akhirnya, pengambilan data dilakukan pada tanggal 5
November-21 November 2017. Peneliti menitipkan skala kepada HR
Manager yang selanjutnya skala tersebut dibagikan kepada para karyawan
di hotel X. Peneliti menyebarkan 50 skala yang ditujukan untuk karyawan
hotel X yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dari 50 skala tersebut
sebanyak 49 skala kembali kepada peneliti. Setelah dilakukan pengecekan,
sebanyak 5 skala gugur karena subjek tidak sesuai dengan kriteria dan 1
skala gugur karena merupakan outlier. Sehingga skala yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 43 skala.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan hotel X yang sudah
bekerja minimal 1 tahun dan memiliki atasan. Subjek dalam penelitian ini
berusia 21-41 tahun dengan lama bekerja berkisar antara 1-7 tahun. Subjek
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang dan berjenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
perempuan sebanyak 23 orang. Deskripsi mengenai subjek dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 10
Deskripsi Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah20 – 25 tahun 1726 – 30 tahun 1631 – 35 tahun 536 – 40 tahun 3
> 40 tahun 1Jumlah 43
Tabel 11
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis Kelamin JumlahLaki- laki 20
Perempuan 23Jumlah 43
Tabel 12
Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian
Lama Bekerja Jumlah1 – 3 tahun 303 – 6 tahun 12> 6 tahun 1Jumlah 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskripsi terhadap hasil penelitian
dengan membandingkan antara pengkuruan teoritik dan pengukuran
empirik pada variabel leader member exchange (LMX) dan keadilan
organisasi dengan hasil sebagai berikut
Tabel 13
Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel
Variabel Teoritis EmpirisMin Max Mean Min Max Mean SD
LMX 12 72 42 38 62 53,56 5,925OJ 22 88 55 48 70 58,19 5,247
Dari tabel tersebut diketahui bahwa mean empirisdari leader member
exchange (LMX) dan keadilan organisasi lebih tinggi dibanding mean
teoritis. Leader member exchange (LMX) memiliki mean empiris sebesar
53,56 dan mean teoritis sebesar 42. Sedangkan keadilan organisasi
memiliki mean empiris sebesar 58,19 dan mean teoritik sebesar 55.
Perbedaan antara mean empiris dan mean teoritis didukung dari uji one
sample t-test yang dilakukan peneliti untuk membandingkan mean teoritis
dan mean empiris pada kedua variabel. Berikut adalah hasil uji one sample
t-test :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 14
Hasil Perhitungan One Sample T-test
Variabel T DfSig. (2-tailed)
MeanDifference
Leader MemberExchange(LMX)
12,791 42 0,000 11,558
KeadilanOrganisasi
3,981 42 0,000 3,186
Berdasarkan hasil uji one sample t-test, diketahui bahwa skala
leader member exchange (LMX) memiliki nilai signifikansi sebesar p=
0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala leader member exchange
(LMX) memiliki mean empiris yang lebih besar dari mean teoritik dengan
nilai signifikansi sebesar p = 0,000 < 0,05. Hal tersebut menujukkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis.
Artinya, subjek memiliki leader member exchange (LMX) yang tinggi.
Pada skala keadilan organisasi diketahui bahwa hasil mean empiris
lebih besar dari mean teoritis dengan nilai signifikasi sebesar p = 0,000 <
0,05. Artinya nilai mean empiris dan teoritis memiliki perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan hal tersebut dapat disumpulkan bahwa subjek
memiliki keadilan organisasi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Peneliti melakukan uji normalitas untuk mengetahui normal
atau tidaknya sebaran data dalam penelitian ini (Siregar, 2013).
Data berdistribusi normal jika nilai p > 0,05. Sedangkan jika nilai p
< 0,05, artinya data tidak terdistribusi secara normal. Karena data
dalam penelitian ini kurang dari 50, maka uji normalitas
menggunakan metode Shapiro Wilk (Santoso, 2010). Berikut hasil
uji normalitas dalam penelitian ini:
Tabel 15
Hasil Uji Normalitas
VariabelShapiro-Wilk
Statistic Df Sig.LMX 0,944 43 0,036
OJ 0,973 43 0,414
Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa nilai
signifikansi (p) pada leader member exchange (LMX) sebesar
0,036 (p < 0,05). Hal tersebut menujukkan bahwa leader member
exchange (LMX) tidak terdistribusi normal. Sedangkan untuk
variabel keadilan organisasi nilai signifikansi (p) yang diperoleh
sebesar 0,414 ( p > 0,05). Artinya variabel keadilan organisasi
terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Uji Linearitas
Peneliti melakukan uji linearitas untuk mengetahui
hubungan antara variabel independent dan variabel dependent
mengikuti garis lurus atau tidak (linear). Data dikatakan linear jika
nilai p ≤ 0,05. Akan tetapi jika nilai p ≥ 0,05, maka data dikatakan
tidak linear. Berikut hasil uji linearitas dalam penelitian ini :
Tabel 16
Hasil Uji Linearitas
F Sig.LMX OJ Between
Groups(Combined) 2,531 0,018
Linearity 21,985 0,000DeviationfromLinearity
1,507 0,177
Berdasarkan hasil uji linearitas, diketahui bahwa nilai
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Hal tersebut menujukkan
bahwa leader member exchange (LMX) memiliki hubungan yang
linear dengan keadilan organisasi.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji korelasi yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel dalam
penelitian ini. Karena data tidak terdistribusi normal, maka uji korelasi
menggunakan teknik Spearman Rho. Kedua variabel dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
memiliki korelasi jika nilai signifikansi (p) < 0,05. Berikut adalah hasil
uji korelasi dalam penelitian ini :
Tabel 17
Hasil Uji Korelasi
LMX OJSpearmanRho
LMX CorrelationCoefficient
1,000 0,532
Sig. (1-tailed) 0,000N 43 43
OJ CorrelationCoefficient
0,532 1,000
Sig. (1-tailed) 0,000N 43 43
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p
< 0,05) dengan nilai koefisien korelasi 0,532. Skor tersebut termasuk
dalam tingkat sedang. Artinya dapat simpulkan bahwa leader member
exchange (LMX) memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan keadilan organisasi.
E. Analisis Tambahan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis tambahan untuk
melihat perbedaan persepsi keadilan organisasi antara karyawan laki-laki
dan karyawan perempuan. Analisa dilakukan menggunakan independent
sample T-test. Sebelum melakukan analisa independent sample T-test,
peneliti melakukan uji homogenitas terlabih dahulu. Hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa nilai signifikansi p = 0,580 > 0,05. Hasil tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menunjukkan bahwa varian pada kedua kelompok data sama yang artinya
data bersifat homogen.
Selanjutnya peneliti melihat nilai t hitung pada equal variance
assumed karena data bersifat homogen. Berdasarkan tabel, ditemukan
bahwa nilai t hitung sebesar -0,679 (sig< 0,05) yang artinya tidak ada
perbedaan persepsi keadilan organisasi pada karyawan laki-laki dan
perempuan. Dari hasil analisa, diperoleh nilai signifikansi (2-tailed)
sebesar 0,501. Nilai signifikansi tersebut > dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara karyawan laki-
laki dan karyawan perempuan dalam mempersepsikan keadilan organisasi
pada karyawan Hotel X Yogyakarta. Hasil analisis dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 18
Hasil analisis tambahan perbandingan persepsi keadilan organisasi
antara karyawan laki-laki dan perempuan
Independent Samples TestLevene'sTest for
Equality ofVariances t-test for Equality of Means
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
KeadilanOrganisasi
Equalvariancesassumed
.312 .580 -.679 41 .501
Equalvariancesnotassumed
-.672 37.907 .506
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara leader
member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada karyawan hotel
X. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik Spearman’s Rho
karena data tidak terdistribusi normal. Dari hasil uji hipotesis, diperoleh
nilai signifikansi p= 0,000 dengan nilai koefisien korelasi r= 0,532. Skor
itu termasuk dalam golongan korelasi yang sedang. Hasil ini menujukkan
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara leader member
exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada karyawan hotel X.
Artinya, semakin tinggi leader member exchange (LMX) semakin tinggi
pula keadilan organisasi yang dirasakan oleh karyawan.
Hasil penelitian didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Park et al., (2015) yang menemukan bahwa leader member exchange
(LMX) memiliki hubungan yang positif dengan keadilan organisasi.
Karyawan akan merasakan keadilan yang lebih kuat ketika hubungan
timbal balik antara atasan dan karyawan berlanjut. Artinya, ketika
seseorang menciptakan hubungan yang baik dengan atasan dalam jangka
waktu yang panjang, maka hal tersebut akan meningkatkan rasa keadilan
pada karyawan. Menurut Cropanzanoet al., (2007), hubungan antara
atasan dan karyawan sangat penting. Karena jika atasan memperlakukan
karyawan secara adil, maka mereka akan memiliki hubungan yang baik
dan akan membuat karyawan nyaman dalam bekerja, sehingga hal tersebut
menguntungkan bagi organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hal senada juga dikemukakan oleh Al-Shammari dan Ebrahim
(2014).Al-Shammari dan Ebrahim mengungkapkan bahwa pemimpin yang
memelihara hubungan baik dengan karyawannya akan meningkatkan
persepsi keadilan pada karyawan. Selain itu, Sindhu et al.,(2017)dalam
penelitian juga mengugkapkan bahwa hubungan leader member exchange
(LMX) dengan keadilan organisasi akan lebih kuat ketika hubungan kedua
variabel terjadi secara langsung tanpa melalui variabel moderator. Hal
tersebut tentunya sesuai dengan penelitian ini dan memperkuat teori yang
mengatakan bahwa leader member exchange (LMX) menjadi salah satu
prediktor untuk meningkatkan keadilan pada karyawan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada skala leader
member exchange (LMX) ada perbedaan yang signifikan antara mean
teoritis dan mean empiris. Skor mean empiris lebih besar dibanding mean
teoritis (53,56 > 42) dengan nilai signifikansi p = 0,000. Hal tersebut
menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat leader member exchange
(LMX) yang tinggi, yang berarti karyawan dan atasan memiliki kualitas
pertukaran yang tinggi. Menurut Yulk (2015) ketika atasan memiliki
kedekatan dengan bawahannya memungkinkan bawahan akanmudah
mendapatkan kenaikan gaji, mendapatkan akses untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan, mendapat perhatian lebih dari atasan dan
menerima banyak informasi dari atasan. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara dengan salah subjek yang mengatakan bahwa atasan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kedekatan dengan bawahannya, sehingga bawahan dapat dengan mudah
memberikan ide langsung kepada perusahaan melalui atasannya.
Perbedaan mean empiris dan teoritis juga terjadi pada skala
keadilan organisasi dengan nilai mean empiris lebih besar dari mean
teoritis (58,18 > 55). Perbedaan tersebut signifikan karena diperoleh nilai
signifikansi p= 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi karyawan
tentang keadilan dalam organisasi cenderung tinggi. Menurut Chen dan Jin
(2014) ketika karyawan diperlakukan adil, mereka akan lebih percaya
kepada atasannya. Mereka juga diberikan kesempatan untuk terlibat dalam
proses evaluasi melalui masukan-masukan yang mereka berikan. Selain
itu, karyawan juga memiliki keinginan yang rendah untuk meninggalkan
organisasi (Sora et al., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil uji hipotesis Spearman’s rho menunjukkan bahwa nilai
koefisien korelasi r = 0,532 dengan nilai signifikansi p = 0,000. Hasil
tersebut menujukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan
antara leader member exchange (LMX) dengan keadilan organisasi pada
karyawan hotel X. Artinya, semakin tinggi kualitas pertukaran antara
atasan dan bawahan, maka semakin tinggi pula persepsi keadilan pada
karyawan.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan.
Data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena pihak hotel hanya bisa menyanggupi
menyebarkan skala sebanyak 50 buah dari 90 karyawan yang sesuai
dengan karakteristik subjek dalam peneltian ini. Dari 50 skala tersebut
ternyata hanya kembali sebanyak 49 skala dan 5 skala gugur karena tidak
sesuai kriteria. Hal tersebut memungkinkan persebaran data menjadi tidak
normal. Selain itu, penelitian ini juga kurang memberi penjelasan kepada
subjek mengenai siapa atasan yang dinilai, apakah atasan langsung seperti
supervisor divisi, General Manager atau yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
C. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa leader member exchange
(LMX) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
keadilan organisasi pada karyawan. Artinya, semakin tinggi kualitas
pertukaran antara atasan dengan bawahan, maka semakin tinggi pula
keadilan yang dirasakan oleh karyawan. Karyawan perlu
mempertahankan hubungan yang baik dengan atasannya, sehingga
mereka akan merasakan tingkat keadilan yang tinggi dalam perusahaan
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan
memfasilitasi hubungan antara atasan dengan bawahan. Karena
terbukti kualitas pertukaran atasan dan bawahan dapat meningkatkan
rasa keadilan pada karyawan. Perusahaan bisa memberi masukan
kepada para pemimpin untuk meningkatkan hubungan yang baik
dengan bawahannya yang selanjutnya akan membuat karyawan merasa
diperlakukan dengan adil dan membuat mereka nyaman dalam bekerja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan keterbatasan dalam
penelitian ini. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak
jumlah subjek dalam penelitian sehingga sebaran data semakin merata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan mewakili populasi. Peneliti selanjutnya juga diharapkam dapat
meneliti hubungan kedua variabel penelitian tidak hanya pada satu
hotel karena setiap hotel memiliki budaya kerja yang berbeda.
Selain itu dikarenakan penelitian ini hanya mengambil persepsi
karyawan dalam penilaian leader member exchange (LMX), peneliti
selanjutnya diharapkan untuk mengambil 2 sudut pandang dalam
penelitian leader member exchange (LMX) yaitu sudut pandang atasan
dan bawahan. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk
memberikan penjelasan kepada subjek mengenai siapa atasan yang
dinilai. Apakah atasan langsung seperti supervisor, atau General
Manager dan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. S. (1965). Inequity in social exchange. In L. Berkowitz (Ed.), Advancesin experimental social psychology (pp.276-299). New York: AcademicPress
Almansour, Y. M. (2012). The mediating role of organizational justicecomponents in the relationship between leadership styles and jobsatisfaction. Global Journal of Management and BusinessResearch, 12(20).
Al-Shammari, M., & Ebrahim, E. H. (2014). Leader-Member Exchange andOrganizational Justice in Bahraini Workgroups. Management andOrganizational Studies, 2(1), 87.
Al-Shammari, M., & Ebrahim, E. H. (2014). The Relationship between Leader-Member Exchange and Organizational Justice: Empirical Evidence fromBahrain.
Ancok, Djamaludin. (2012). Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Jakarta :Erlangga
Armagan. Y. & Erzen E. (2015) The effect of leadership on organizational justice.In Karadağ, E. (Ed.),Leadership and organizational outcomes: Meta-analysis of empirical studies(pp.239-254). Turkey: Springer InternationalPublishing Switzerland.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar
Breevaart, K., Bakker, A. B., Demerouti, E., & van den Heuvel, M. (2015).Leader-member exchange, work engagement, and jobperformance. Journal of Managerial Psychology, 30(7), 754-770.
Chen, H., & Jin, Y. H. (2014). The effects of organizational justice onorganizational citizenship behavior in the Chinese context: The mediatingeffects of social exchange relationship. Public PersonnelManagement, 43(3), 301-313.
Chernyak-Hai, L., & Tziner, A. (2014). Relationships between counterproductivework behavior, perceived justice and climate, occupational status, andleader-member exchange. Revista de Psicología del Trabajo y de lasOrganizaciones, 30(1), 1-12.
Choi, S. (2011). Organizational justice and employee work attitudes: The federalcase. The American Review of Public Administration, 41(2), 185-204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Colquitt, J. A. (2001). On the dimensionality of organizational justice: a constructvalidation of a measure. Journal of applied psychology, 86(3), 386.
Colquitt, J. A., & Rodell, J. B. (2015). Measuring justice and fairness. Oxfordhandbook of justice in the workplace, 187-202.
Colquitt, J. A., Conlon, D. E., Wesson, M. J., Porter, C. O., & Ng, K. Y. (2001).Justice at the millennium: a meta-analytic review of 25 years oforganizational justice research.
Cropanzano, R., Bowen, D. E., & Gilliland, S. W. (2007). The management oforganizational justice. The Academy of Management Perspectives, 34-48.
Cropanzano, R., Greenberg, J. (1997). Progress in Organizational Justice:Tunneling Through the Maze. New York: John Wiley & Sons.
Dienesch, R. M., & Liden, R. C. (1986). Leader-member exchange model ofleadership: A critique and further development. Academy of managementreview, 11(3), 618-634.
Djati, S. P., & Ferrinadewi, E. (2005). Pentingnya Karyawan dalam PembentukanKepercayaan Konsumen Terhadap Perusahaan Jasa:(Suatu kajian danProposisi). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 6(2), pp-114.
Elamin, A. M., & Tlaiss, H. A. (2015). Exploring the relationship betweenorganizational citizenship behavior and organizational justice in theIslamic Saudi Arabian context. Employee Relations, 37(1), 2-29.
Erdogan, B. (2002). Antecedents and consequences of justice perceptions inperformance appraisals. Human resource management review, 12(4),555-578.
Faturochman. (2002). Keterikatan Antara Anteseden, Penilaian KeadilanProsedural, Penilaian Keadialan Distributif dan Dampaknya. (DoctoralDissertation, Universitas Gajah Mada)
Fein, E. C., Tziner, A., Lusky, L., & Palachy, O. (2013). Relationships betweenethical climate, justice perceptions, and LMX. Leadership &Organization Development Journal, 34(2), 147-163.
George, J., George, J., Wallio, S., & Wallio, S. (2017). Organizational justice andmillennial turnover in public accounting. Employee Relations, 39(1), 112-126.
Graen, G. B., & Uhl-Bien, M. (1995). Relationship-based approach to leadership:Development of leader-member exchange (LMX) theory of leadershipover 25 years: Applying a multi-level multi-domain perspective. Theleadership quarterly, 6(2), 219-247.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Greenberg, J., & Cropanzano, R. (1993). The social side of fairness: Interpersonaland informasional classes of organizational justice. Justice in theworkplace: Approaching fairness in human resource management,Lawrence Erlbaum Associates, Hillsdale, NJ.
Greenberg, J., & Cropanzano, R. (1993). The social side of fairness: Interpersonaland informasional classes of organizational justice. Justice in theworkplace: Approaching fairness in human resource management,Lawrence Erlbaum Associates, Hillsdale, NJ.
Hon, A. H., & Lu, L. (2013). Be good for love or for money? The roles of justicein the Chinese hotel industry. International Journal of ContemporaryHospitality Management, 25(6), 883-902.
http://bisniswisata.co.id/bisnis-perhotelan-di-indonesia-tumbuh-persaingan-kian-sengit/
http://detak-palembang.com/merasa-diperlakukan-tidak-adil-dan-didzolimi-karyawan-hotel-sandjaya-unjuk-rasa/
http://news.liputan6.com/read/614462/video-demo-tuntut-bayar-gaji-puluhan-eks-karyawan-bakar-ban?source=search
http://suluhbali.co/karyawan-hotel-jimbarwana-ancam-mogok/
http://www.tribunnews.com/regional/2016/02/23/puluhan-karyawan-demo-hotel-asean-international
http://www.tribunnews.com/regional/2016/11/03/200-karyawan-hotel-grand-preanger-bandung-mogok-kerja
https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/07/03/1320/jumlah-kunjungan-wisatawan-mancanegara-ke-indonesia-mei-2017-mencapai-1-16-juta.html
https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomidanbisnis/persaingan-bisnis-perhotelan-kian-ketat/ar-AAq4fxb
Huong, L., Zheng, C., & Fujimoto, Y. (2016). Inclusion, organisational justiceand employee well-being. International Journal of Manpower, 37(6),945-964.
Hur, W. M., IL Park, S., & Moon, T. W. (2014). The moderating roles oforganizational justice on the relationship between emotional exhaustionand organizational loyalty in airline services. Journal of ServicesMarketing, 28(3), 195-206.
Ilies, R., Nahrgang, J. D., & Morgeson, F. P. (2007). Leader-member exchangeand citizenship behaviors: a meta-analysis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Jaiswal, D., & Dhar, R. L. (2016). Impact of perceived organizational support,psychological empowerment and leader member exchange oncommitment and its subsequent impact on service quality. InternationalJournal of Productivity and Performance Management, 65(1), 58-79.
Judge, T. A., Robbins, S. P. (2017). Organizational Behavior: seventeenth edition.England: Pearson Education
Kernan, M. C., & Hanges, P. J. (2002). Survivor reactions to reorganization:antecedents and consequences of prosedural, interpersonal, andinformasional justice. Journal of Applied Psychology, 87(5), 916.
Khan, M. N., & Malik, M. F. (2017). “My leader’s group is my group”. Leader-member exchange and employees’ behaviours. European BusinessReview, 29(5), 551-571.
Liden, R. C., & Maslyn, J. M. (1998). Multidimensionality of leader-memberexchange: An empirical assessment through scale development. Journalof management, 24(1), 43-72.
López-Cabarcos, M. Á., Machado-Lopes-Sampaio-de Pinho, A. I., & Vázquez-Rodríguez, P. (2015). The influence of organizational justice and jobsatisfaction on organizational commitment in Portugal’s hotelindustry. Cornell Hospitality Quarterly, 56(3), 258-272.
Maslyn, J. M., & Uhl-Bien, M. (2001). Leader–member exchange and itsdimensions: Effects of self-effort and other's effort on relationshipquality. Journal of applied psychology, 86(4), 697.
Moliner, C., Cropanzano, R., & Martínez-Tur, V. (Eds.). (2017). Organizationaljustice: International perspectives and conceptual advances. Taylor &Francis.
Murphy, S. M. (1998). Organizational justice: An examination of antecedents andconsequences. Dissertation Abstracts International Section A:Humanities and Social Sciences, 58(11-A), 4349.
Nakra, R. (2014). Understanding the impact of organizational justice onorganizational commitment and projected job stay among employees ofthe business process outsourcing sector in India. Vision, 18(3), 185-194.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan KaryaIlmiah. Jakarta : Kencana
Northouse, Peter G. (2013). Kepemimpinan: Teori dan Praktik (edisi keenam).Jakarta: PT. Indeks.
Oceani, N. M. P., & Sriathi, A. A. A. Pengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional dan Keadilan Organisasi Terhadap Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Organisasi Karyawan Dibagian Housekeeping pada Hotel Bali DynastyResort Kuta. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(10).
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1985). A conceptual model ofservice quality and its implications for future research. the Journal ofMarketing, 41-50.
Park, S., Sturman, M. C., Vanderpool, C., & Chan, E. (2015). Only time will tell:The changing relationships between LMX, job performance, andjustice. Journal of Applied Psychology, 100(3), 660.
Proost, K., Verboon, P., & Van Ruysseveldt, J. (2015). Organizational justice asbuffer against stressful job demands. Journal of ManagerialPsychology, 30(4), 487-499.
Riggio, R. E. (2009). Introduction to Industiral/Organizational Psychology fifthediton. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Robbins, S., & Judge, T. A. (2008). Organizational Behaviour Edisi 12, buku2. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Robins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia (Jilid 10).Jakarta: PT. Index Kelompok Gramedia.
Rockstuhl, T., Dulebohn, J. H., Ang, S., & Shore, L. M. (2012). Leader–memberexchange (LMX) and culture: A meta-analysis of correlates of LMXacross 23 countries. Journal of Applied Psychology, 97(6), 1097.
Rofcanin, Y., & Mehtap, Ö. (2010). Implications of Leader-Member ExchangeRelationship (LMX) Theory and Transformational LeadershipDimensions on Subordinate Citizenship Behavior: An Empirical Paperfrom Turkey with Services Industry Focus. International Journal ofGlobal Business, 3(1).
Rosidah, A. (2013). Pengaruh Keadilan Organisasi Dengan Mediasi StrategiKoping Terhadap Burnout Pada Pekerja Sosial Dinas Sosial. ProsidingPESAT, 5.
Sangadji, E. Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis DalamPenelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.Yogyakarta: Penerbit USD
Seo, Y., & Lee, J. Y. (2017). Leader–member exchange level and differentiation:The roles of interpersonal justice climate and group affective tone. SocialBehavior and Personality: an international journal, 45(7), 1175-1186.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Sin, H. P., Nahrgang, J. D., & Morgeson, F. P. (2009). Understanding why theydon’t see eye to eye: An examination of leader–member exchange (LMX)agreement.
Sindhu, M. I., Ahmad, H. M., & Hashmi, S. H. (2017). Leader-member exchangerelationship and organizational justice: Moderating role of organizationalchange. International Journal of Organizational Leadership, 6(2), 276.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi PerbandinganPerhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Son, S., Kim, D. Y., & Kim, M. (2014). How perceived interpersonal justicerelates to job burnout and intention to leave: The role of leader–memberexchange and cognition‐based trust in leaders. Asian Journal of SocialPsychology, 17(1), 12-24.
Sora, B., Caballer, A., Peiró, J. M., Silla, I., & Gracia, F. J. (2010). Moderatinginfluence of organizational justice on the relationship between jobinsecurity and its outcomes: A multilevel analysis. Economic andIndustrial Democracy, 31(4), 613-637.
Srimulyani, V. A. (2016). Analisis Pengaruh Integrative Leadership TerhadapOrganizational Justice, Employee Engagement Dan OrganizationalCitizenship Behavior. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan| Journal ofTheory and Applied Management, 9(2).
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas SanataDharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif DalamPsikologi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.Yogyakarta : Sanata Dharma University Press
Veronika, T., & Prihatsanti, U. (2017). Hubungan Antara Leader MemberExchange Dengan Kesiapan Untuk Berubah Pada Pegawai UniversitasTidar Di Magelang. Empati, 6(1), 407-410.
Wan, H. L. (2011). The role of leader-member exchange in organisational justice:Organisational citizenship behaviour relationship. Research & Practice inHuman Resource Management, 19(2), 1.
Wang, C. J., & Wang, C. J. (2016). Does leader-member exchange enhanceperformance in the hospitality industry? The mediating roles of taskmotivation and creativity. International Journal of ContemporaryHospitality Management, 28(5), 969-987.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Wang, X., Ma, L., & Zhang, M. (2014). Transformational leadership and agencyworkers' organizational commitment: The mediating effect oforganizational justice and job characteristics. Social Behavior andPersonality: an international journal, 42(1), 25-36.
Widhiarso, W. (2010). Catatan Pada Uji Linieritas Hubungan.
Widhiarso, W., & UGM, F. P. (2011). Menghitung Koefisien Alpha Berstrata.
Yilmaz, K., & Altinkurt, Y. (2012). Relationship between the leadership behaviors,organizational justice and organizational trust. Çukurova University.Faculty of Education Journal, 41(1), 12.
Yukl, G. (2015). Kepemimpinan dalam Organisasi: Edisi Ketujuh. Jakarta : Indeks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN 1
IVI-I DAN IVI-S
SKALA LEADER MEMBEREXCHANGE (LMX)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
IVI-I dan IVI-S Skala Leader Member Exchange (LMX)
DimensiNo.Item
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 IVI-I
IVI-S
Contribution 4 1 1 1 1 0 1 0 4 3 0,85
0, 93
7 1 1 1 1 1 1 1 4 3 111 1 1 1 1 1 0 1 4 3 0,92
Affection 3 1 1 1 1 1 0 1 4 3 0,9210 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0,786 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
Loyalty 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 15 1 1 1 1 1 1 1 4 3 19 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0,78
Respect 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 18 1 1 1 1 1 1 1 4 3 112 1 1 1 1 1 1 0 4 3 0,92
Keterangan
P1 = Sarjana S1 Psikologi
P2 = Sarjana S1 Psikologi
P3 = Psikologi Semester 9
P4 = Sarjana S1 Psikologi
P5 = Sarjana S1 Psikologi
P6 = Sarjana S1 Psikologi
P7 = Sarjana S1 Psikologi
P8 = Dosen Psikologi
P8 = Dosen Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 2
IVI-I DAN IVI-S
SKALA KEADILANORGANISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
IVI-I dan IVI-S Skala Keadilan Organisasi
Dimensi &Aspek
Item
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 IVI-I
IVI-S
KeadilanProsedural(ProcessControl)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
0, 96
2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanProsedural(DecisionControl)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanProsedural(Consistency)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
2 1 0 1 1 1 1 1 4 3 0,92
KeadilanProsedural(BiasSuppression)
1 1 1 0 1 1 1 0 4 3 0,85
2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanProsedural(Acuracy)
1 0 1 1 1 1 1 1 4 3 0,92
2 1 0 1 1 1 1 1 4 3 0,92
KeadilanProsedural(Correctability)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanProsedural(Representativeness)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
2 0 0 1 1 1 1 1 4 3 0,85
KeadilanProsedural(Ethicality)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1KeadilanDistributif(Equity)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 1 1 4 3 13 1 1 1 1 1 1 1 4 3 14 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanDistributif(Equality)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0,783 1 1 1 1 1 1 0 4 3 0,924 1 1 1 1 1 1 0 4 3 0,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
KeadilanDistributif(Need)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 1 1 4 3 13 1 1 1 1 1 1 1 4 3 14 1 0 1 1 1 1 1 4 3 0,92
KeadilanInterpersonal (Respect)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 1 1 4 3 13 1 1 1 1 1 1 0 4 3 0,92
KeadilanInterpersonal(Propriety)
1 0 1 1 1 1 1 1 4 3 0,922 1 0 1 1 1 1 1 4 3 0,92
3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
KeadilanInformasional(Truthfulness)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 1 1 4 3 13 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
4 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0,78
KeadilanInformasional(Justification)
1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 12 1 1 1 1 1 0 1 4 3 0,923 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
4 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1
Keterangan
P1 = Sarjana S1 Psikologi
P2 = Sarjana S1 Psikologi
P3 = Sarjana S1 Psikologi
P4 = Sarjana S1 Psikologi
P5 = Sarjana S1 Psikologi
P6 = Sarjana S1 Psikologi
P7 = Sarjana S1 Psikologi
P8 = Dosen Psikologi
P8 = Dosen Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 3
SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
SKALA PENELITIAN
Nama : Stevan Stevy S S
NIM : 139114007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Yogyakarta, November 2017
Saya Stevan Stevy Stefanus Sampeako mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir dengan
judul “Hubungan atanra Leader Member Exchange (LMX) dengan Keadilan
Organiasi pada Karyawan Hotel” sebagai syarat untuk menyelesaikan masa studi
saya. Untuk itu, saya memohon kepada saudara/i untuk mengisi angket ini sebagai
alat pengumpulan data.
Skala ini terdiri dari 2 bagian. Bagian 1 merupakan skala tentang leader
member exchange (LMX) yang terdiri dari 12 pernyataan. Bagian 2 merupakan
skala tentang keadilan organisasi yang terdiri dari 22 pernyataan. Saya harap
setiap pernyataan dapat diisi dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya
sesuai dengan kondisi Saudara/i saat ini karena tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah. Saya mengharapkan Saudara/i mengisi semua pernyataan
yang ada tanpa terlewatkan.
Hasil dari angket ini akan digunakan untuk keperluan penelitian, sehingga
semua informasi dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Atas partisipasi dan kesediaan Saudara/i saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Stevan Stevy S S
139114007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan kesediaan untuk mengisi angket tanpa
adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Saya dengan sukarela mengisi
angket ini untuk membantu terlaksananya penenitian ilmiah yang disusun.
Semua informasi yang saya berikan sesuai dengan kondisi saya saat ini.
Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam
kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga memberikan izin agar informasi dan jawaban yang saya berikan dapat
digunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan
identitas pribadi saya.
Yogyakarta, November 2017
.......................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut ini. Saudara/i diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan
Saudara/i, dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Setuju dengan yang Saudara/i
alami
TS : Bila pernyataan Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
ATS : Bila pernyataan Agak Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
AS : Bila pernyataan Agak Setuju dengan yang Saudara/i alami
S : Bila pernyataan Setuju dengan yang Saudara/i alami
SS : Bila pernyataan Sangat Setuju dengan yang Saudara/i alami
Jawaban setiap individu dapat berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing
dan sangat diharapkan untuk memeriksa kembali semua jawaban dari
pernyataan yang ada setelah mengerjakan skala ini, supaya tidak ada yang
terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Saudara/i ketika
mengerjakan skala ini.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya merasa atasan menghargai
pendapat saya√
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda centang (√)
pada jawaban yang dipilih.
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya merasa atasan menghargai
pendapat saya√= √
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Responden
Inisial :..............................................................
Usia :...................tahun
Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)
Lama bekerja :..........................
Jabatan/Divisi/Posisi :.........................
Pilih satu jawaban dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi
Saudara/i saat ini dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewat
NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
1. Saya menghargai
pengetahuan dan kompetensi
atasan saya dalam hal
pekerjaan.
2. Atasan saya akan membela
saya di hadapan orang lain
apabila saya melakukan
kesalahan yang tidak
disengaja.
3. Atasan saya adalah sosok
yang menyenangkan untuk
dijadikan teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
4. Saya tidak keberatan untuk
bekerja keras demi atasan
saya.
5. Atasan akan membela saya
apabila saya diserang oleh
orang lain.
6. Saya sangat menyukai pribadi
yang dimiliki oleh atasan
saya.
7. Saya bersedia melakukan
pekerjaan untuk atasan saya
melebihi deskripsi pekerjaan
(job description) yang saya
miliki.
8. Saya mengagumi kemampuan
atasan saya
9. Atasan membela kinerja saya
terhadap atasan lain, bahkan
tanpa memiliki informasi
yang lengkap mengenai
masalah yang terjadi.
10. Atasan saya adalah sosok
yang menyenangkan untuk
diajak bekerja sama.
11. Saya bersedia melakukan
upaya lebih untuk memenuhi
target pekerjaan atasan saya
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
12. Saya terkesan dengan
pengetahuan atasan saya
mengenai pekerjaannya.
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat !
Terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAGIAN II
Petunjuk Pengisian:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut ini. Saudara/i diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan
Saudara/i, dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia, yaitu:
SS : Bila pernyataan Sangat Setuju dengan yang Saudara/i alami
S : Bila pernyataan Setuju dengan yang Saudara/i alami
TS : Bila pernyataan Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Setuju dengan yang Saudara/i
alami
Jawaban setiap individu dapat berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing
dan sangat diharapkan untuk memeriksa kembali semua jawaban dari
pernyataan yang ada setelah mengerjakan skala ini, supaya tidak ada yang
terlewatkan.
Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Saudara/i ketika
mengerjakan skala ini.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS1. Saya merasa atasan menghargai pendapat
saya√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda centang (√)
pada jawaban yang dipilih.
No. Pernyataan STS TS S SS1. Saya merasa atasan menghargai pendapat
saya√= √
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pilih satu jawaban dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi
Saudara/i saat ini dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewat
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1. Perusahaan mampu untuk
mengedepankan kepentingan sebagian
besar karyawan dalam pembuatan
kebijakan
2. Saya merasa bahwa pendapat yang
saya berikan tidak berdampak apapun
bagi perusahaan
3. Saya merasa kesulitan untuk
mendapatkan penjelasan mengenai
kebijakan baru di dalam perusahaan
4. Peraturan yang berlaku di perusahaan
dijelaskan dengan apa adanya
5. saya merasa pendapat setiap divisi
ditampung dengan baik oleh
perusahaan.
6. Gaji yang saya terima tidak sebanding
dengan apa yang saya kerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
NO PERNYATAAN STS TS S SS
7. saya merasa kebijakan yang
dihasilkan perusahaan melalui diskusi
banyak bidang.
8. Semua kebijakan yang ada
diperusahaan selalu disosialisasikan
kepada karyawan.
9. Sejauh ini, perusahaan telah
memberikan cuti kepada karyawan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
10. Setiap karyawan mendapatkan hak
cuti untuk keperluan pribadinya.
11. Seluruh karyawan memiliki
kesempatan yang sama untuk
dipromosikan.
12. Aturan yang dihasilkan perusahaan
disampaikan dengan jelas bagi seluruh
karyawan.
13. Perusahaan mengadakan pertemuan
dengan karyawan untuk menilai
kebijakan yang sudah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
NO PERNYATAAN STS TS S SS
14. Saya mendapatkan penghargaan
sesuai dengan apa yang sudah saya
berikan kepada perusahaan.
15. Perusahaan memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk
mengungkapkan pendapat berkaitan
dengan keputusan yang dibuat.
16. Perusahaan menggaji karyawan sesuai
dengan beban kerja dan
tanggungjawab
17. Penghargaan yang diberikan
perusahaan berbeda antar karyawan
dalam satu divisi yang sama
18. Perusahaan menyampaikan keputusan
yang dibuat dengan jujur kepada
semua karyawan.
19. Menurut saya, perusahaan
memberikan gaji tanpa melihat beban
kerja dan tanggungjawab karyawan
20. Perusahaan memberikan tunjangan
yang berbeda kepada setiap karyawan
dalam satu divisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
NO PERNYATAAN STS TS S SS
21. Aturan perusahaan hanya
menguntungkan pihak tertentu saja.
22. Peraturan yang dibentuk oleh
perusahaan menciptakan hubungan
baik bagi seluruh anggota perusahaan.
23. Kebijakan yang dibuat oleh
perusahaan diberikan kepada seluruh
karyawan secara konsisten dari waktu
ke waktu
24. Saya merasa pendapat yang saya
berikan berpengaruh terhadap hasil
keputusan di perusahaan.
25. Atasan terlalu berfokus pada
pekerjaannya, sehingga mengabaikan
karyawan
26. Menurut saya, hanya pihak-pihak
tertentu yang memahami tahap
pengambilan keputusan secara
menyeluruh.
27. Gaji yang saya terima sesuai dengan
kebutuhan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
NO PERNYATAAN STS TS S SS
28. Perusahaan mampu
menyampaikannya hasil keputusan
dengan tepat.
29. Saya merasa kebijakan perusahaan
kerap berubah-ubah.
30. Menurut saya, peraturan yang berlaku
di perusahaan belum dijelaskan secara
menyeluruh
31. Perusahaan tidak memberikan
jaminan biaya kesehatan pada
karyawan.
32. Aturan di perusahaan membuat saya
kesulitan untuk memberikan pendapat
kepada perusahaan.
33. Saya merasa kebijakan yang dibuat
oleh perusahaan bukan berdasarkan
fakta yang sebenarnya.
34. Saya merasa puas dengan fasilitas
kesehatan yang saya terima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
35. Informasi mengenai proses
pengambilan keputusan mudah di
akses.
36. Tidak semua keputusan yang
dihasilkan oleh perusahaan di
beritahukan kepada karyawan.
37. Saya merasa perusahaan mengabaikan
penilaian yang diberikan oleh
karyawan berkaitan dengan kebijakan
yang dimiliki
38. Saya merasa kebijakan yang dibuat
oleh perusahaan sesuai dengan fakta
yang ada.
39. Menurut saya, seluruh karyawan
melaksanakan aturan dengan senang
hati
40. Perusahaan berusaha untuk tidak
menyinggung perasaan semua pihak
dalam menyampaikan aturan
41. Kebutuhan saya ketika Hari Raya
tercukupi dengan THR yang diberikan
oleh perusahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
NO PERNYATAAN STS TS S SS
42. Kebijakan yang dibuat oleh
perusahaan tidak sesuai dengan
standar moral dan etika yang berlaku
di masyarakat.
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat
!Terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 4
RELIABILITAS SKALA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. Reliabilitas Skala Leader Member Exchange (LMX)
1. Reliabilitas skala keseluruhan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 45.07 96.340 .437 .892
Item2 46.30 85.252 .645 .882
Item3 45.90 85.679 .646 .882
Item4 46.20 89.131 .487 .891
Item5 46.03 93.482 .403 .894
Item6 46.27 82.685 .776 .874
Item7 46.40 84.524 .724 .877
Item8 45.57 89.151 .682 .881
Item9 46.67 83.954 .690 .879
Item10 45.83 87.454 .606 .884
Item11 45.73 91.237 .620 .884
Item12 45.50 91.224 .539 .887
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
50.13 104.120 10.204 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Dimensi Respect
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.739 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 9.20 4.303 .333 .873
Item8 9.70 2.562 .705 .470
Item12 9.63 2.378 .712 .456
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
14.27 6.133 2.477 3
3. Dimensi Loyalitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.761 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item2 7.57 5.289 .581 .694
Item5 7.30 6.217 .585 .695
Item9 7.93 5.030 .622 .644
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
11.40 11.076 3.328 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Dimensi Afeksi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.743 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item3 8.17 5.868 .482 .757
Item6 8.53 5.016 .658 .547
Item10 8.10 5.679 .572 .654
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.40 11.007 3.318 3
5. Dimensi Kontribusi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.631 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item4 8.13 4.189 .361 .665
Item7 8.33 3.747 .528 .398
Item11 7.67 5.126 .471 .524
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.07 8.271 2.876 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
B. Reliabilitas Skala Keadilan Organisasi1. Sebelum Seleksi Item
a. Reliabilitas Skala Keseluruhan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
,930 ,927 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 109,30 298,704 ,382 ,929
item2 109,78 303,277 ,117 ,931
item3 109,86 295,347 ,403 ,929
item4 109,24 301,125 ,273 ,929
item5 109,54 296,417 ,387 ,929
item6 109,60 296,367 ,371 ,929
item7 109,62 289,465 ,569 ,927
item8 108,92 302,238 ,289 ,929
item9 109,56 295,068 ,382 ,929
item10 108,92 299,504 ,341 ,929
item11 109,02 301,040 ,237 ,930
item12 109,04 298,080 ,364 ,929
item13 109,36 288,439 ,697 ,926
item14 109,46 290,172 ,645 ,926
item15 109,12 297,659 ,375 ,929
item16 109,26 296,033 ,434 ,928
item17 109,76 292,227 ,490 ,928
item18 109,32 298,630 ,326 ,929
item19 109,68 299,855 ,235 ,930
item20 109,58 295,922 ,363 ,929
item21 109,76 283,492 ,671 ,926
item22 109,58 284,616 ,667 ,926
item23 109,54 288,253 ,656 ,926
item24 109,62 285,751 ,740 ,925
item25 109,74 284,196 ,609 ,926
item26 109,86 288,980 ,581 ,927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
item27 109,56 288,415 ,610 ,927
item28 109,32 294,508 ,493 ,928
item29 109,60 288,694 ,482 ,928
item30 109,62 297,098 ,370 ,929
item31 109,76 278,104 ,733 ,925
item32 109,78 293,440 ,537 ,927
item33 109,62 295,669 ,463 ,928
item34 109,84 290,015 ,615 ,927
item35 109,52 287,847 ,635 ,926
item36 109,74 295,911 ,433 ,928
item37 109,62 290,689 ,599 ,927
item38 109,52 285,887 ,747 ,925
item39 109,68 287,814 ,550 ,927
item40 108,94 305,527 ,057 ,931
item41 109,72 287,226 ,628 ,926
item42 109,50 305,765 ,026 ,932
b. Reliabilitas setiap dimensi Dimensi Keadilan Prosedural
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,859 ,864 16
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlati
on
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item21 39,62 46,200 ,688 ,818 ,840
item13 39,22 48,828 ,671 ,834 ,843
item24 39,48 48,214 ,669 ,711 ,842
item38 39,38 48,404 ,664 ,736 ,842
item37 39,48 49,357 ,608 ,580 ,846
item23 39,40 49,020 ,603 ,686 ,845
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
item7 39,48 49,030 ,556 ,692 ,848
item33 39,48 51,071 ,509 ,677 ,851
item32 39,64 50,929 ,503 ,492 ,851
item15 38,98 51,489 ,460 ,654 ,853
item5 39,40 51,020 ,457 ,440 ,853
item1 39,16 52,586 ,408 ,423 ,855
item9 39,42 51,269 ,370 ,474 ,857
item29 39,46 50,335 ,343 ,643 ,861
item2 39,64 52,602 ,281 ,538 ,861
item42 39,36 54,358 ,117 ,633 ,870
Dimensi keadilan distributif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,838 ,832 12
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item41 29,54 28,294 ,733 ,653 ,806
item34 29,66 29,535 ,695 ,676 ,812
item27 29,38 29,587 ,612 ,595 ,817
item14 29,28 30,614 ,599 ,630 ,820
item31 29,58 27,677 ,599 ,537 ,819
item17 29,58 30,004 ,580 ,726 ,820
item20 29,40 30,327 ,545 ,645 ,823
item16 29,08 32,034 ,445 ,385 ,830
item6 29,42 31,677 ,424 ,562 ,832
item19 29,50 32,378 ,327 ,494 ,839
item10 28,74 34,278 ,206 ,379 ,844
item11 28,84 34,015 ,203 ,214 ,845
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dimensi keadilan Interpersonal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,593 ,595 6
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item22 14,18 5,906 ,465 ,426 ,481
item39 14,28 5,838 ,458 ,380 ,483
item28 13,92 6,973 ,397 ,353 ,526
item12 13,64 7,174 ,365 ,340 ,539
item25 14,34 6,515 ,250 ,317 ,593
item40 13,54 8,294 ,067 ,342 ,632
Dimensi Keadilan informasional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
,637 ,629 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item35 18,70 6,867 ,553 ,383 ,533
item26 19,04 7,019 ,496 ,545 ,552
item30 18,80 7,592 ,473 ,511 ,565
item36 18,92 7,953 ,402 ,608 ,587
item8 18,10 9,031 ,303 ,394 ,617
item3 19,04 8,407 ,227 ,228 ,636
item4 18,42 8,983 ,212 ,250 ,633
item18 18,50 9,561 ,014 ,264 ,683
2. Setelah Seleksi Itema. Reliabilitas Skala Keseluruhan
Reliability
Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.922 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item7 54.66 116.270 .581 .918
Item9 54.60 120.490 .357 .922
Item12 54.08 123.014 .298 .923
Item13 54.40 115.755 .707 .916
Item14 54.50 117.602 .607 .917
Item16 54.30 120.214 .466 .920
Item17 54.80 116.163 .606 .917
Item20 54.62 118.567 .473 .920
Item21 54.80 113.510 .631 .917
Item22 54.62 112.812 .699 .915
Item23 54.58 115.759 .657 .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Item24 54.66 113.780 .765 .914
Item26 54.90 116.092 .586 .918
Item28 54.36 121.296 .393 .921
Item30 54.66 121.943 .334 .922
Item32 54.82 119.498 .509 .919
Item34 54.88 115.700 .687 .916
Item35 54.56 115.435 .638 .917
Item36 54.78 119.808 .485 .920
Item38 54.56 115.272 .689 .916
Item39 54.72 114.736 .582 .918
Item41 54.76 114.390 .665 .916
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
57.22 128.134 11.320 22
b. Reliabilitas Setiap Dimensi Keadilan Prosedural
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
,859 ,861 8
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item7 18,12 17,985 ,597 ,552 ,843
item9 18,06 19,568 ,374 ,347 ,869
item13 17,86 17,960 ,714 ,609 ,831
item21 18,26 16,523 ,692 ,578 ,832
item23 18,04 18,366 ,591 ,505 ,844
item24 18,12 17,414 ,734 ,645 ,827
item32 18,28 19,226 ,546 ,351 ,849
item38 18,02 18,183 ,624 ,580 ,840
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.68 23.242 4.821 8
Keadilan Distributif
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item14 12,74 10,033 ,514 ,403 ,819
item16 12,54 10,335 ,475 ,260 ,826
item17 13,04 9,141 ,614 ,620 ,800
item20 12,86 9,143 ,616 ,619 ,799
item34 13,12 9,087 ,695 ,567 ,783
item41 13,00 8,571 ,691 ,562 ,782
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.46 13.070 3.615 6
Keadilan Interpersonal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
,605 ,616 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Items
N of Items
,830 ,828 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item12 7,96 3,794 ,408 ,277 ,528
item22 8,50 2,990 ,439 ,257 ,491
item28 8,24 3,860 ,352 ,286 ,560
item39 8,60 3,102 ,373 ,252 ,552
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
11.10 5.398 2.323 4
Keadilan Informasional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
,797 ,804 4
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item26 7,66 3,494 ,704 ,535 ,695
item30 7,42 4,085 ,641 ,469 ,733
item35 7,32 4,344 ,421 ,182 ,841
item36 7,54 4,009 ,711 ,561 ,703
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.98 6.632 2.575 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 5
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
SKALA PENELITIAN
Nama : Stevan Stevy S S
NIM : 139114007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Yogyakarta, November 2017
Saya Stevan Stevy Stefanus Sampeako mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir dengan
judul “Hubungan atanra Leader Member Exchange (LMX) dengan Keadilan
Organiasi pada Karyawan Hotel” sebagai syarat untuk menyelesaikan masa studi
saya. Untuk itu, saya memohon kepada saudara/i untuk mengisi angket ini sebagai
alat pengumpulan data.
Skala ini terdiri dari 2 bagian. Bagian 1 merupakan skala tentang leader
member exchange (LMX) yang terdiri dari 12 pernyataan. Bagian 2 merupakan
skala tentang keadilan organisasi yang terdiri dari 22 pernyataan. Saya harap
setiap pernyataan dapat diisi dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya
sesuai dengan kondisi Saudara/i saat ini karena tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah. Saya mengharapkan Saudara/i mengisi semua pernyataan
yang ada tanpa terlewatkan.
Hasil dari angket ini akan digunakan untuk keperluan penelitian, sehingga
semua informasi dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Atas partisipasi dan kesediaan Saudara/i saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Stevan Stevy S S
139114007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan kesediaan untuk mengisi angket tanpa
adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Saya dengan sukarela mengisi
angket ini untuk membantu terlaksananya penenitian ilmiah yang disusun.
Semua informasi yang saya berikan sesuai dengan kondisi saya saat ini.
Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam
kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga memberikan izin agar informasi dan jawaban yang saya berikan dapat
digunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan
identitas pribadi saya.
Yogyakarta, November 2017
.......................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut ini. Saudara/i diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan
Saudara/i, dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Setuju dengan yang Saudara/i
alami
TS : Bila pernyataan Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
ATS : Bila pernyataan Agak Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
AS : Bila pernyataan Agak Setuju dengan yang Saudara/i alami
S : Bila pernyataan Setuju dengan yang Saudara/i alami
SS : Bila pernyataan Sangat Setuju dengan yang Saudara/i alami
Jawaban setiap individu dapat berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing
dan sangat diharapkan untuk memeriksa kembali semua jawaban dari
pernyataan yang ada setelah mengerjakan skala ini, supaya tidak ada yang
terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Saudara/i ketika
mengerjakan skala ini.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya merasa atasan menghargai
pendapat saya√
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda centang (√)
pada jawaban yang dipilih.
No. Pernyataan STS TS ATS AS S SS1. Saya merasa atasan menghargai
pendapat saya√= √
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Identitas Responden
Inisial :..............................................................
Usia :...................tahun
Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)
Lama bekerja :..........................
Jabatan/Divisi/Posisi :..........................
Pilih satu jawaban dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi
Saudara/i saat ini dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewat
NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
1. Saya menghargai
pengetahuan dan kompetensi
atasan saya dalam hal
pekerjaan.
2. Atasan saya akan membela
saya di hadapan orang lain
apabila saya melakukan
kesalahan yang tidak
disengaja.
3. Atasan saya adalah sosok
yang menyenangkan untuk
dijadikan teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
4. Saya tidak keberatan untuk
bekerja keras demi atasan
saya.
5. Atasan akan membela saya
apabila saya diserang oleh
orang lain.
6. Saya sangat menyukai pribadi
yang dimiliki oleh atasan
saya.
7. Saya bersedia melakukan
pekerjaan untuk atasan saya
melebihi deskripsi pekerjaan
(job description) yang saya
miliki.
8. Saya mengagumi kemampuan
atasan saya
9. Atasan membela kinerja saya
terhadap atasan lain, bahkan
tanpa memiliki informasi
yang lengkap mengenai
masalah yang terjadi.
10. Atasan saya adalah sosok
yang menyenangkan untuk
diajak bekerja sama.
11. Saya bersedia melakukan
upaya lebih untuk memenuhi
target pekerjaan atasan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
12. Saya terkesan dengan
pengetahuan atasan saya
mengenai pekerjaannya.
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat !
Terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAGIAN II
Petunjuk Pengisian:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut ini. Saudara/i diminta untuk
mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan
Saudara/i, dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia, yaitu:
SS : Bila pernyataan Sangat Setuju dengan yang Saudara/i alami
S : Bila pernyataan Setuju dengan yang Saudara/i alami
TS : Bila pernyataan Tidak Setuju dengan yang Saudara/i alami
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Setuju dengan yang Saudara/i
alami
Jawaban setiap individu dapat berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing
dan sangat diharapkan untuk memeriksa kembali semua jawaban dari
pernyataan yang ada setelah mengerjakan skala ini, supaya tidak ada yang
terlewatkan.
Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Saudara/i ketika
mengerjakan skala ini.
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS1. Saya merasa atasan menghargai pendapat
saya√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda centang (√)
pada jawaban yang dipilih.
No. Pernyataan STS TS S SS1. Saya merasa atasan menghargai pendapat
saya√= √
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Pilih satu jawaban dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi
Saudara/i saat ini dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewat
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aturan di perusahaan membuat saya
kesulitan untuk memberikan pendapat
kepada perusahaan.
2. Informasi mengenai proses
pengambilan keputusan mudah di
akses.
3. Sejauh ini, perusahaan telah
memberikan cuti kepada karyawan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Saya mendapatkan penghargaan
sesuai dengan apa yang sudah saya
berikan kepada perusahaan.
5. Aturan yang dihasilkan perusahaan
disampaikan dengan jelas bagi seluruh
karyawan.
6. Perusahaan memberikan tunjangan
yang berbeda kepada setiap karyawan
dalam satu divisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No. Pernyataan STS TS S SS
7. Saya merasa kebijakan yang dibuat
oleh perusahaan sesuai dengan fakta
yang ada.
8. Kebijakan yang dibuat oleh
perusahaan diberikan kepada seluruh
karyawan secara konsisten dari waktu
ke waktu.
9. Menurut saya, peraturan yang berlaku
di perusahaan belum dijelaskan secara
menyeluruh.
10. Perusahaan menggaji karyawan sesuai
dengan beban kerja dan
tanggungjawab.
11. Tidak semua keputusan yang
dihasilkan oleh perusahaan di
beritahukan kepada karyawan.
12. Saya merasa kebijakan yang
dihasilkan perusahaan melalui diskusi
banyak bidang.
13. Perusahaan mengadakan pertemuan
dengan karyawan untuk menilai
kebijakan yang sudah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No. Pernyataan STS TS S SS
14. Peraturan yang dibentuk oleh
perusahaan menciptakan hubungan
baik bagi seluruh anggota perusahaan.
15. Menurut saya, hanya pihak-pihak
tertentu yang memahami tahap
pengambilan keputusan secara
menyeluruh.
16. Saya merasa pendapat yang saya
berikan berpengaruh terhadap hasil
keputusan di perusahaan.
17. Saya merasa puas dengan fasilitas
kesehatan yang saya terima.
18. Menurut saya, seluruh karyawan
melaksanakan aturan dengan senang
hati.
19. Penghargaan yang diberikan
perusahaan berbeda antar karyawan
dalam satu divisi yang sama.
20. Aturan perusahaan hanya
menguntungkan pihak tertentu saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No. Pernyataan STS TS S SS
21. Kebutuhan saya ketika Hari Raya
tercukupi dengan THR yang diberikan
oleh perusahan.
22. Perusahaan mampu
menyampaikannya hasil keputusan
dengan tepat.
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat !
Terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN 6
HASIL ONE SAMPLE T-TEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
One Sample T-test
1. LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX)
T-Test LMX
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LMX 43 53.56 5.925 .904
One-Sample Test
Test Value = 42
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
LMX 12.79
142 .000 11.558 9.73 13.38
2. KEADILAN ORGANISASI
T-Test OJ
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
OJ 43 58.19 5.247 .800
One-Sample Test
Test Value = 55
t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
OJ 3.981 42 .000 3.186 1.57 4.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LAMPIRAN 7
UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
LMX .108 43 .200* .944 43 .036
OJ .108 43 .200* .973 43 .414
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 8
UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
OJ
*
L
M
X
Between
Groups
(Combined) 806.154 20 40.308 2.531 .018
Linearity350.123 1 350.123
21.98
5.000
Deviation from
Linearity456.032 19 24.002 1.507 .177
Within Groups 350.357 22 15.925
Total 1156.512 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LAMPIRAN 9
UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Uji Hipotesis
Nonparametric CorrelationsCorrelations
LMX OJ
Spearman's
rho
LMX Correlation Coefficient 1.000 .532**
Sig. (1-tailed) . .000
N 43 43
OJ Correlation Coefficient .532** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 43 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
LAMPIRAN 10
INDEPENDENT SAMPLE T-TEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Independent Sample T-test
Group Statistics
JenisKelamin N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Keadilan
Organisasi
Laki-laki 20 57.6000 5.67914 1.26989
Perempuan 23 58.6957 4.91227 1.02428
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kea
dilan
Org
anis
asi
Equal
variances
assumed
.312 .580 -.679 41 .501 -1.09565 1.61478 -4.35677 2.16546
Equal
variances not
assumed
-.672 37.907 .506 -1.09565 1.63150 -4.39871 2.20740
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI