Upload
tetsuyahyde
View
107
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK 8A
Tutor : dr. Hafni Bachtiar
Dinda Genisya Utami
Elfin Ayu Pratami
Zola S Prima
Putri Julia Sari
Mefri Yulia
Tri Aryati octavia
Suppiah Anarsalam
PLENARY DISCUSSION
MODUL 5SKENARIO : SERUMIT INIKAH PEMERIKSAANNYA
Almira seorang mahasiswi kedokteran semester 2 sedang cemas memikirkan keadaan ayahnya yang belakangan ini sangat menurun kondisi kesehatannya. Ayah Almira 58 tahun adalah seorang karyawan disebuah pabrik textil dan perokok berat sejak muda dia sering batuk tapi 2 bulan terakhir batuknya kadang bercampur darah, nafas agak sesak dan badan makin kurus.
Ayah Almira dibawa kedokter puskesmas untuk diperiksa, dokter menemukan sebuah nodul sebesar kelereng didaerah supraclavicula dextra, disamping itu juga ada ptosis dan enopthalmus pada mata kanan.
Dokter puskesmas menganjurkan agar ayah Almira dirujuk ke dokter spesialis paru yang ada di rumah sakit yang mempunyai fasilitas alat yang cukup karena dokter mencurigai ada kemungkinan ayah Almira menderita kanker paru.
Almira sangat khawatir mendengar ini karena dia memikirkan kemungkinan hemaptoe ayahnya disebabkan oleh TB atau jamur.
Setelah memeriksa ayah Almira, dokter spesialis paru di Rumah Sakit menganjurkan untuk pemeriksaan darah, sputum, rontgen foto torak dan CT Scan, disamping itu untuk nodul claviculanya harus dilakukan Bajah. Dokter menjelaskan bahwa, pengobatan ayah Almira tergantung pada hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Kemungkinan juga harus dilakukan pemeriksaan Tumor Marker. Bagaimana saudara menjelaskan apa yang dialami oleh ayah Almira?
TERMINOLOGI
Ptosis : Turunnya kelopak mata akibat kelumpuhan nervus 3 atau akibat inervasi simpatetik
Enopthalmus : Pergeseran bola mata ke belakang
Kanker Paru : proliferasi sel abnormal yang bersifat ganas yang terdapat pada jaringan paru
IDENTIFIKASI MASALAH1. Bagaimana Hubungan usia, pekerjaan, kebiasaan
ayah Almira dengan penyakitnya?2. Mengapa 2 bulan terakhir batuknya bercampur
darah, nafas agak sesak dan badan makin kurus?3. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?4. Mengapa dokter curiga ayah Almira menderita Ca
paru?5. Bagaimana membedakan dengan TB atau jamur?6. Apa tujuan pemeriksaan penunjang dan hasil yang
mungkin didapatkan?7. Apa diagnosis serta pengobatan yang bisa
diberikan?
ANALISIS MASALAH1. Bagaimana Hubungan usia, jenis kelamin,
pekerjaan, kebiasaan ayah Almira dengan penyakitnya?
=>○ Usia : semakin besar usia semakin
meningkatkan resiko kanker. 40-70 tahun.○ Jenis kelamin : laki-laki lebih sering daripada
wanita○ Pekerjaan : pabrik textil. Terpapar dengan zat
seperti asbes, dll.○ Kebiasaan : Perokok berat = > 40 batang per
hari meningkatkan 60x resiko.
Zat dalam rokok : Potensial karsinogen
=) Inisiator = benzopyrene
=) Promotor = derivat Fenol
=) Zat radioaktif lainnya = polonium 210, karbon 14 potassium-40
Metabolic changes
Tumor
Tumor Produces
Immune Cytokines
Altered Intermediary Metabolism
Poor AppetiteMuscle Wasting
Malnutrition
2. Mengapa 2 bulan terakhir batuknya bercampur darah, nafas agak sesak dan badan makin kurus?
=) Hemaptoe : asap rokok menyebabkan perubahan epitel, terjadi iritasi dan perdarahan. Ruptur arteri atau vena bronkial.
=) Sesak nafas : Pada jaringan paru terjadi infeksi berulang, dan dapat menimbulkan obstruksi. Atau krna penekanan tumor. Dapat menyebabkan ateletaksis dan penurunan faal paru.
=) Badan semakin kurus : Gejala sistemik, suplai nutrisi kurang dan efek TNF.
patofisiologi pajanan asap rokok terhadap tubuh
- Adanya gerakan silia keatas untuk membuang zat asing
- Pengeluaran zat asing dengan reflek batuk
- Terjadinya produksi sekresi mukus
Terjadinya perubahan pada epitel toraks berambut silia menjadi epitel gepeng berlapis-lapis yang mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan akibat rontoknya rambut silia
Akibat iritasi terjadi perdarahan dengan manifestasi batuk berdarah
Akibat adanya bendungan pada saluran pernafasan menyebabkan terjadinya infeksi pada jaringan paru
Akibat tidak terobatinya sumber bendungan menyebabkan infeksi berulangAkibat dari infeksi berulang menyebabkan obstruksi pada jaringan paru sehingga menimbulkan manifestasi sesak nafas.
Akibat tidak terobatinya sumber bendungan menyebabkan infeksi berulang
Akibat dari infeksi berulang menyebabkan obstruksi pada jaringan paru sehingga menimbulkan manifestasi sesak nafas.
3. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?
=) Nodul sebesar kelereng didaerah supraclavicula dextra = pembesaran KGB N3. Penyebaran sel tumor ke KGB
=) Ptosis dan enopthalmus = horner syndrome, karena penekanan saraf cervikal 7 – torakal 1
4. Mengapa dokter curiga ayah Almira menderita Ca paru?
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik :
-. Pekerjaan, perokok berat.
-. Hemaptoe, pembesaran KGB , penurunan BB.
5. Bagaimana membedakan dengan TB atau jamur?Dari pemeriksaan sputum, kanker dengan sitologi sputum, TB dengan pemeriksaan BTA, jamur gambaran rontgen khas adanya fungus ball.
6. Apa tujuan pemeriksaan penunjang dan hasil yang mungkin didapatkan?
Darah = rutin.
Sputum = adanya sitologi sputum. Menentukan letak tumor terhadap bronkus.
Rontgen = tumor, indentasi, tumor satelit. Baik untuk tumor >1cm
CT Scan = untuk tumor <1cm. Lebih baik daripada rontgen. Pembesaran KGB dapat dideteksi.
Bajah = deteksi sel kanker.
Tumor marker = penanda tumor, belum ada yang spesifik.
7. Apa diagnosis serta pengobatan yang bisa diberikan?
Diagnosis = kanker paru.
Pengobatan = tergantung daripada hasil pemeriksaan penunjang dan stadium kanker.
SISTEMATIKAAyah Almira (58 Tahun) Perokok Berat, pekerja
industri
Horner Syndrome dan invasi ke KGB
Anamnesis
=) Sering batuk sejak kecil
=) 2 bulan terakhir batuk darah
=) Sesak Nafas=) Penurunan BB
Pemeriksaan Fisik
=) Pembesaran nodul
supraclavicula dextra, ptosis , enopthalmus
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Tatalaksana
KANKER PARU
Prognosis
1. Darah2. sputum -> sitologi3. rontgen -> ukuran, letak
tumor, gambaran khas tumor
4. CT Scan ->vukuran tumor, KGB
5. Bajah -> Sel kanker
Benzipirine 3,4 dan polonium 210
asbes
LEARNING OBJECTIVE KANKER PARU
Epidemiologi
Etiologi dan faktor resiko
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Tatalaksana
Prognosis
EPIDEMIOLOGI
Hasil SKRT 1972 mortalitas kanker 1,01% menjadi 4,5% pada tahun 1990.
Data WHO menunjukan kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat keganasan baik pada laki-laki atau pun perempuan.
Sebenarnya belum diketahui, tapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi :
1.Merokok (85%)Ada hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari dengan tingginya insiden kanker paruDalam jangka panjang (10-20 tahun) :
1-10 batang / hari me risiko 15 x
20-30 batang / hari me risiko 40 – 50 x
40-50 batang / hari me risiko 70 – 80 xBahan karsinogen pada asap rokok : Polonium 210 dan 3,4 Benzopyrene
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
2. Bahaya industri
Abestos (10x lipat risiko kanker paru ) Radiasi ion pada kerja tambang uranium Radon , Arsen, Kronium , Nikel , Polisiklik
hidrokarbon , Vinil Klorida, Besi, Oksida besi
3. Makanan rendah vitamin A , penurunan betakarotene dan selenium
4. Polusi Udara lebih banyak pada daerah
perkotaan yang polusi udaranya
tinggi
5. Genetik terdapat perubahan / mutasi gen yang berperan pada kanker paru yaitu :
- protoonkogen
- tumor supresor gene
- gene encoding enzyme
PATOFISIOLOGI
Terjadinya perubahan pada epitel toraks berambut silia menjadi epitel gepeng berlapis-lapis =) iritasi pada saluran pernafasan akibat rontoknya rambut silia
Akibat iritasi : perdarahan dengan manifestasi batuk berdarah
Akibat adanya bendungan pada saluran pernafasan : terjadinya infeksi pada jaringan paru
Akibat tidak terobatinya sumber bendungan menyebabkan infeksi berulang =) obstruksi pada jaringan paru -> manifestasi sesak nafas.
GEJALA LOKAL DAN SISTEMIK AKIBAT TUMOR
1.BATUK ,umumnya batuk kering iritatif, tanpa sputum atau sedikit sputum mucoid putih. Batuk dikarenakan tumor mengenai berbagai percabangan bronkus.
2. HEMOPTOSIS, umumnya sputum berserat darah atau bernoda darah. Hemoptosis disebabkan kanker menginvasi kapiler bronkial,sering bercampur dengan sel ganas yang terlepas, angka positif pemeriksaan sitologi sputum tinggi.
3.Dada penuh, sakit,stadium dini hanya tampil sebagai dada terasa penuh ringan, ketika kanker mengenai pleura parietal atau langsung mengenai dinding torax, dapat timbul nyeri menetap di lokasi tersebut.
MANIFESTASI KLINIS
4. Dyspnea, tumor menyumbat bronkus menimbulkan pneumonia obstruktif atau atelektasis merupakan salah satu sebab terjadinya nafas pendek pada pasien karsinoma paru. Derajat dyspnea bervariasi menurut lingkup obstruktif.5. Demam,pneumoni obstruktif merupakan sebab utama pada karsinoma paru.kekhasan demam ini adalah berkepanjangan intermitten,kadang memburuk atau membaik, sulit diterapi. Demam juga dapat disebabkan oleh toksin kanker atau metastasis sumsum tulang.6.Gejala sistemik nonspesifik antara lain anoreksia, penurunan berat badan, kakeksia pada stadium lanjut.
Gejala invasi keluar dan metastasis karsinoma paru.1.Sindroma obstruktif vena cava superior : udem di bagian kepala, leher bahkan kedua extremitas atas, dsb.2.Sindroma Horner : ptosis palpebra superior, celah mata menyempit,pupil mengecil.3.Sindroma Pancoast :timbul nyeri extremitas atas.4.Gejala lain invasif dan metastasis yang sering ditemukan adalah mengenai nervus rekuren laryngeus timbul suara serak.
Gejala penyerta karsinoma paru : 1.Osteoartropati hipertrofik pulmonal.2.Sindroma karsinoid.3.Ginekomastia.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MENENTUKAN LOKASI DAN
STAGINGTUMOR MARKER
MENENTUKAN JENIS KANKER
HISTOLOGI : -BIOPSI BRONKUS- BIOPSI PLEURA /
KGB-- BIOPSI NODUL
SUPERFISIAL-- TORAKOTOMI
EKSPLORASI
SITOLOGI :-SPUTUM- SIKATAN
-- CAIRAN PLEURA-- BJH KGB/ NODUL
SUPERFISIAL
FOTO TORAKS PA/ LATERAL
CT-SCAN TORAKS
BRONKOSKOPI
ANAMNESIS : keluhan, faktor resiko.
PEMERIKSAAN FISIK : dari manifestasi Klinis
PEMERIKSAAN PENUNJANG : Foto Toraks : massa tumor >1cm. Tepi irreguler,
identasi pleura, dll. Keterlibatan KGB agak sulit ditentukan
CT SCAN Toraks : menentukan kelainan diparu lebih baik. Dapat deteksi tumor dengan ukuran <1cm. Keterlibatan KGB dapat dinilai.
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Bronkoskopi : Dapat mengambil jaringan atau sel agar dapat dipastikan ganas/tidaknya. Ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan mukosa saluran nafas, seperti kelainan mukosa tumor.
Biopsi Aspirasi Jarum : dilakukan , krna bilasan dan biopsi sering memberikan hasil negatif.
Transbronchial Needle Aspiration : di Karina, atau 2 cincin diatas karina pada posisi jam 1 bila tumor dikanan, informasi =) sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakea
Transbronchial Lung Biopsy : jika lesi kecil dan lokasi agak diperifer serta ada sarana utk fluoroskopik
Biopsi Transtorakal : Jika lesi di perifer ddan ukuran > 2cm, dengan bantuan fluoroscopic angipgraphy. Jika <2cm dengan CT SCAN.
Biopsi KGB : supraklavikula, leher atau axilla.
Torakoskopi : tumor perifer, pleura visceral dan parietal
Sitologi Sputum : pada tumor yang letaknya dekat dengan bronkus.
STAGE TNMOccult Carcinoma T N M
Tis No MO
T1 No MO
T2 No MO
T1 N1 MO
T2 N1 MO
T3 NO MO
T3 N2 MO
any T N3 MO
T4 Any N MO
Any T Any N M1
O
IA
IB
IIA
IIB
IIIA
IIIA
IIIB
IIB
IV
Kategori TNM untuk Kanker Paru :
T : Tumor Primer To : Tidak ada bukti ada tumor primer Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau bronkoskopis.Tis : Karsinoma in situ T1 : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor sembarang ukuran dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus utama.T2 : Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai
berikut :- Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm- Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina, dapat mengenai pleura viseral- Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru.
T1 : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor sembarang ukuran dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus utama.
T2 : Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut :- Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm- Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina, dapat mengenai pleura viseral- Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru.
T3 : Tumor sembarang ukuran, dengan perluasan langsung pd dinding dada (termasuk tumor sulkus superior) diafragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru.
T4 : Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung, pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
N : Kelenjar getah bening regional (KGB) Nx : Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai No : Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening N1 : Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial
dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor
secara langsung N2 : Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum
ipsilateral dan/atau KGB subkarina N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral
atau KGB skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral
M : Metastasis (anak sebar) jauh Mx : Metastasis tak dapat dinilai Mo : Tak ditemukan metastasis jauh M1 : Ditemukan metastasis jauh. Nodul ipsilateral di luar lobus
tumor primer dianggap sebagai M1
TATALAKSANA
PROGNOSIS