PLENO 6 Blok GI Tutor 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi gastrointestinal

Citation preview

PLENO 1 Blok Gastrointestinal

PLENO 6KELAINAN USUS BESARBlok GastrointestinalKELOMPOK 1111 Oktober 201211KELOMPOK 11Fajar Al HabibiHaryo Tri HendrokoM Rezha RemontitoRizki Putra SanjayaHarli FeryadiAroma HarumNorma JuliantiIntan Putri PrayitnoGiska Tri PutriDesfi Lestari09180110430918011113091801105909180110970918011006091801109109180111240918011118091801104609180110922SKENARIOUrusan Belakang

Pasien wanita, umur 42 tahun, datang ke praktek dokter umum dengan keluhan buang air besar disertai bercak darah sejak sepuluh hari yang lalu. Pasien juga sering merasakan nyeri kram pada perut bagian bawah , diare bercampur darah, kadang pula tinja berbentuk bulat-bulat seperti kotoran kambing, nyeri saat defekasi dan urgensi sejak enam bulan yang lalu. Pasien merasakan badannya makin lemah, nafsu makan berkurang dan berat badan turun. Pasien sudah berobat tapi keluhan tidak berkurang, padahal setahun yang lalu ia mengalami irritable bowel syndrome, tapi sembuh setelah diobati. Pada anamnesis lebih lanjut, didapatkan bahwa pasien tidak mau makan sayur. Dokter melakukan pemeriksaan colok dubur, ditemukan bejolan yang lunak dan berwarna merah pada saat inspeksi luar. Pada pemeriksaan dalam didapatkan permukaan rectum yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah. Lalu dokter memberikan terapi awal dan merujuk pasien wanita tersebut.3Rumusan masalahJelaskan penyakit apa saja yang dapat terjadi pada colon dan anus !Bagaimanakah patofisiologi dari gejala pada kasus?Susah Buang Air Besar (BAB) dan sedikit seperti tahi kambing?Diare berdarah ?Nyeri di perut kiri bawah ?Apakah hubungan antara memakan sayur (serat) dan munculnya gejala?Apakah indikasi colonoskopi dan rectal touche?Jelaskan apa differential diagnosis dan diagnosis klinis pasien pada kasus!Bagaimanakah penegakkan diagnosis (pada pasien di kasus) ?44penyakit yang dapat terjadi pada colon dan anus !Secara patogenesisinya, penyakit pada colon dapat dibagi atas :Peradangan : Inflamatory Bowel Disease (IBS) yang terdiri atas crohn disease dan kolitis ulseratif serta Irritable Bowel Syndrome (IBS)Tumor : Polip dan Carcinoma kolorektalPendarahan (Hemorroid)Divertikulitis (Herniasi pada mukosa dan submukosa dinding kolon/defisiensi serat)

5Patofisiologis gejala pada kasus6Berkurangnya konsumsi serat menyebabkan penurunan massa feses menjadi kecil dan keras. Waktu transit kolon lebih lambat, sehingga absorbsi air banyak dan output menurun dan menyebabkan tekanan dalam kolon meningkat untuk dorong feses keluar menyebabkan segmentasi kolon berlebihan menyebabkan divertikularObstruksi kolon karena suatu massa tumorBentuk fese seperti kotoran kambing (bulat-bulat dan kecil-kecil)7Massa tumor yang tervaskularisasi

Pecahnya pembuluh darah

BAB berdarahdiare berdarahAdanya suatu proses peradangan pd SCBB

vasodilatasi kapiler

Penyerapan usus tidak optimal

Adanya ulkus pada saluran cerna bagian bawah

Perdarahan saluran cerna bawah8Kelainan pada colondistal yang mengarah pada colon dessenden / sigmoid / rektum

Proses inflamasi,Gangguan motilitas,Gangguan pasase,

Nyeri perut bagian bawah9hubungan antara memakan sayur (serat) dan munculnya gejalaserat pangan dapat mempengaruhi rnikroflora usus sedemikian rupa sehingga senyawa karsinogenik tidak terbentuk. serat pangan bersifat dapat mengikat air, sehingga dapat rneningkatkan kandungan air dalam usus besar; dengan demikian konsentrasi senyawa karsinogenik menjadi rendah dan tidak efektif lagi untuk rnembentuk sel kankerserat pangan dapat mempercepat waktu transit residu makanan di dalarn usus besar, sehingga tidak terdapat cukup waktu bagi senyawa karsinogen untuk melakukan kontak dengan sel-sel mukosa usus10indikasi colonoskopi dan rectal toucheIndikasi colonoskopi :Mengevaluasi hasil pemeriksaan radiologiAdanya keluhan BAB dengn disertai darah (Hematokezia/melena)Perdarahan per anus/rektumDugaan adanya radang pada kolon,divertikel kolitis ulseratifDugaan adanya keganasan kolonEvaluasi setelah pembedahan kolon dan atau suatu polipAnemia defisiensi zat besiyang tidak diketahui penyebabnya

11LANJUTAN....Indikasi colonoskopi :Mengevaluasi hasil pemeriksaan radiologiAdanya keluhan BAB dengn disertai darah (Hematokezia/melena)Perdarahan per anus/rektumDugaan adanya radang pada kolon,divertikel kolitis ulseratifDugaan adanya keganasan kolonEvaluasi setelah pembedahan kolon dan atau suatu polipAnemia defisiensi zat besiyang tidak diketahui penyebabnya

12Diferential diagnose?Berdasarkan gejala klinis yang terjadi di kasus, maka dapat didapatkan differensial diagnosis berupa :Divertikulitis dengan perforasiPolip KolonIBD : Kolitis Ulseratif dan Crohn DiseaseIBSKeganasan kolorektalHemoroidDiagnosis sementara : Carsinoma Colorektal dan Hemoroid

13HAEMORRHOID14klasifikasi1. hemoroid internaMerupakan varises vena hemoroidalis superior dan media

152. hemoroid eksternamerupaHemorid interna terbagi menjadi 4 derajat :- Derajat ITimbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya daatdi temukan dengan proktoskopi.- Derajat IITerdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.- Derajat IIIKeadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong- Derajat IVSuatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di masukan lagi. varises vena hemoroidalis inferior.

16HEMOROID EKSTERNAa. AkutBentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:- Sering rasa sakit dan nyeri- Rasa gatal pada daerah hemoridKedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .

b. KronikHemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah. 17komplikasi- Terjadinya perdarahan- Terjadi trombosis- Peradangan- Hemoroidal strangulasi.

18pemeriksaan a. Pemeriksaan colok duburb. Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rektum)c. Pemeriksaan rectal dan palpasi digital.d. Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid internal)

- laboratorium : > Eritrosit> Lekosit > led> Hb

19penatalaksanan Medis (Untuk Hemoroid Interna derajat I-III atau semua derajat yang kontraindikasi operasi atau pasien menolak operasi)1) Farmakologis- Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi sembelit dan terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.- Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan rasa sakit, gatal, dan kerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk supositoria untuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim / salep untuk hemoroid eksterna.- Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%)

202. nonfarmakologis-Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.-Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. -Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. Selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.

21DIVERTIKEL KOLON

DEFINISI222324Gejala klinik :Nyeri lokalSerangan akutKonstipasiDiarePemeriksaan foto barium dan endoskopi dilakukan setelah proses akut reda

GEJALA dan Diagnosis2526Inflammatory Bowel DiseasesInflammatory Bowel Diseases

Dua penyakit yang sering dijumpai :Penyakit CrohnKolitis ulserativa

27Penyakit radang granulomatik gastrointestinalBersifat kronik progresifTerutama orang muda

Penyakit Crohn (Regional Enteritis)

28Belum jelas.Pendapat akhir merupakan kelainan genetik dengan faktor eksternal sebagai antigenTerjadi reaksi inflamasi menyebabkan kerusakan mukosa sampai seluruh tebal dinding usus disertai penebalan mesenterium.Mengenai ileum distal (75%) usus besar dan gastrointestinal yang lain.Staduium lanjut mukosa berbenjol karena jaringan granulasi diselingi mukosa yang normanl (cobble stone appearance)Dinding usus menebal dengan lumen yang menyempit.

ETIOLOGI2930TerapiSteroid : Prednison 0,25 0,75 mg/Hari ,Prednisolon.Sulfasalazine : 1 g/15kg/Hari.Immunosuppresive : Azothioprine, MercaptopurineCyclosporine.Elementary Diet : Pada serangan akut.

31Kolitis UlseratifPenyakit radang granulomatik terutama usus besarPenyakit genetik dengan manifestasi berbedaMengenai usia muda 15-30 tahun dan usia tua 60 sampai 80 tahunMengenai seluruh kolon (pan kolitis), terutama rektumRadang menjalar secara horisontal pada submukosa dan membentuk tukak.

3233TERAPI34POLIP3536Polip AdenomatosaInsiden didapatkan pada usia > 20 tahunInsiden meningkat dengan meningkatnya usiaLetak 70 % pada sigmoid dan rektumSifat premalignaHarus dilakukan operasi

37Poliposis Kolon (Familial PoliposisHerediterPolip majemukTersebar pada seluruh kolonPotensial ganas ( 60 % kasus )Insiden pria = wanitaDiagnosa ditegakkan berdasarkanRiwayat polip pada keluargaFoto barium EndoskopiPencegahan :Pemeriksaan berkala pada keluarga yang beresiko

38Polip SesileSindroma GardnerHeriditerPolip majemukOsteoma mandibula, calvariaTumor jaringan lunakPotensial maligna

3940Karsinoma Kolon dan RektumEPIDEMOLOGI

Keganasan peringkat ke-3 di USADi Indonesia (BKKI)Karsinoma kolon peringkat ke-7Karsinoma rektum peringkat ke-10Karsinoma kolo rektal peringkat ke-6Insiden pria sama dengan wanitaInsiden cenderung pada usia lebih muda

4142DiagnosisANAMNESAPerubahan pola defikasiFrekuensiKonsistensi tinjaKonstipasiKaliberBerak lendir dan hematokesiaTenesmusNyeri perutkolikmenetap43DiagnosisPEMERIKSAAN FISIKAnemiaMassa dirongga abdomenTanda obstruksiDarah dan lendir pada colok duburPenurunan berat badan

PEMERIKSAAN LABORATORIUMTest darah tersamarTest kolon albuminCarcino embryonic antigen (CEA)44DiagnosisPemeriksaan PenunjangFoto KolonBarium enema dan kontras ganda

Ultra SonogafiIdentifikasi metastaseMenilai reseklabilitas

Intra Venous Pyelography (IVP)Menilai infiltrasi ke sistem urinari

Thoraks FotoMetastase paru4546Karsinoma Kolon Kanan

Nyeri tumpulTeraba massa pada 1/3 kasusAnemiaSering diareSifat tumorFungatingBesar ulserasi rapuh47Karsinoma Kolon KiriKeluhan yang sering konstipasi Kadang dapat juga diareKeluhan kaliber feses megecilKeluhan obstruksiSifat tumorTumbuh anuler dan konstrikting sehingga menyebabkan obstruksi

48Karsinoma RektumBerak darah dan lendirTenesmusSering didiagnosa sebagai hemorhoidSifat tumorUlseratifVegetatifInfiltratifDiagnosaColok duburProktoskopiSigmodoskopi

49Stadium Menurut Dukes (Modifikasi)Dukes A :Mukosa dan muskularis mukosaKelenjar negatipDukes B :Seluruh dinding kolonKelenjar negatipDukes C1 :Seluruh dinding kolonKelenjar sekitar kolon positip Dukes C2 :Kelenjar pangkal pembuluh darah positipDukes D :Metastase ke organ yang berdekatanMetastase jauh (hepar, paru) 50Stage Grouping (TNM)(IUCC International Union Against Cancer) TNMDukesStage 0TisN0M0Stage IT1N0M0AT2N0M0Stage IIT3N0M0BT4N0M0Stage IIIAny TN1M0CAny TN2, N3M0Stage IVAny TAny NM1 D51PenyebaranPenyebaran langsung ke organ sekitar tumorHematogen :sistem porta hepar sistemik paru3.Limfogen:kelenjar para kolonkelenjar meso kolonkelenjar para aortaTrans peritoneumrongga peritoneum disebut abdominal karsinomatosisIntra lumenJarang terjadi pada mukosa yang utuh52PembedahanKolon Kanan :Hemikolektomi kanan Ileo - TransverostomiKolon Kiri :Hemikolektomi kiri Kolo -SigmoidostomiKolon Transversum :Kolotransvesectomi Kolo KolostomiKolon Sigmoid :Reseksi Anterior Kolo - RektostomiRektum Letak Tinggi Reseksi Anterior Kolo - Rektostomi Rektum Letak Rendah Reseksi Abdomino Perineal Dengan Permanen Kolostomi (Operasi Miles)

53Pembedahan PaliatifReseksi tumor dan anastomosisBy pass (pintas usus)Kolostomi diversi

Tindakan operasi paliatif bertujuan mengatasikeluhan tetapi tidak merubah jalannya penyakit 54Pengobatan Penunjang (Adjuvant)RadiasiPra bedahPasca bedahKombinasi ( sandwich )KemoterapiObat tunggal : 5 fluorouracilObat kombinasi : 5 fluorouracilLevamizolCalcium leucovorinIrinotecan3.Kombinasi : Kemo - Radiasi

55PrognosaTergantung padaStadium penyakitDiferensiasi patologiKomplikasi yang ditimbulkanPenyakit sekunder yang menyertai56Bagaimanakah penegakkan diagnosis (pada pasien di kasus)1. Anamnesis yang teliti Meliputi perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare ataupun konstipasi (change of bowel habit), perdarahan per anum (darah segar), penurunan berat badan, faktor predisposisi (risk factor), riwayat kanker dalam keluarga, riwayat polip usus, riwayat colitis ulserosa, riwayat kanker payudara/ovarium, uretero sigmoidostomi, serta kebiasaan makan (rendah serat, banyak lemak).

572. Pemeriksaan Fisik Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola buang air besar (change of bowel habits), bisa diare bisa juga obstipasi. Semakin distal letak tumor semakin jelas gejala yang ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin keras dan sulit dikeluarkan akibat lumen yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan perdarahan, bisa jelas atau samar. Warna perdarahan sangat bervariasi, merah terang, purple, mahogany, dan kadang kala merah kehitaman. Makin ke distal letak tumor warna merah makin pudar. Perdarahan sering disertai dengan lendir, kombinasi keduanya harus dicurigai adanya proses patologis pada colorectal. Selain itu, pemeriksaan fisik lainnya yaitu adanya massa yang teraba pada fossa iliaca dextra dan secara perlahan makin lama makin membesar. Penurunan berat badan sering terjadi pada fase lanjut, dan 5% kasus sudah metastasis jauh ke hepar.

58Pemeriksaan rectal toucher

Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada setiap penderita dengan tujuan untuk menentukan keutuhan spinkter ani, ukuran dan derajat fiksasi tumor pada rectum 1/3 tengah dan distal. Pada pemeriksaan colok dubur yang harus dinilai adalah pertama, keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding rectum. Kedua, mobilitas tumor untuk mengetahui prospek terapi pembedahan. Ketiga, ekstensi penjalaran yang diukur dari ukuran tumor dan karakteristik pertumbuhan primer, mobilitas atau fiksasi lesi.

593. Pemeriksaan laboratorium Meliputi pemeriksaan tinja apakah ada darah secara makroskopis/mikroskopis atau ada darah samar (occult blood) serta pemeriksaan CEA (carcino embryonic antigen). Kadar yang dianggap normal adalah 2,5-5 ngr/ml. Kadar CEA dapat meninggi pada tumor epitelial dan mesenkimal, emfisema paru, sirhosis hepatis, hepatitis, perlemakan hati, pankreatitis, colitis ulserosa, penyakit crohn, tukak peptik, serta pada orang sehat yang merokok. Peranan penting dari CEA adalah bila diagnosis karsinoma colorectal sudah ditegakkan dan ternyata CEA meninggi yang kemudian menurun setelah operasi maka CEA penting untuk tindak lanjut.

604. Double-contrast barium enema (DCBE) Pemeriksaan dengan barium enema dapat dilakukan dengan Single contras procedure (barium saja) atau Double contras procedure (udara dan barium). Kombinasi udara dan barium menghasilkan visualisasi mukosa yang lebih detail. Akan tetapi barium enema hanya bisa mendeteksi lesi yang signifikan (lebih dari 1 cm).42 DCBE memiliki spesifisitas untuk adenoma yang besar 96% dengan nilai prediksi negatif 98%. Metode ini kurang efektif untuk mendeteksi polips di rectosigmoid-colon. Angka kejadian perforasi pada DCBE 1/25.000 sedangkan pada Single Contras Barium Enema (SCBE) 1/10.000.

615. Flexible Sigmoidoscopy Flexible Sigmoidoscopy (FS) merupakan bagian dari endoskopi yang dapat dilakukan pada rectum dan bagian bawah dari colon sampai jarak 60 cm (sigmoid) tanpa dilakukan sedasi. Prosedur ini sekaligus dapat melakukan biopsi. Hasilnya terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat karsinoma colorectal hingga 60%-80% dan memiliki sensistivitas yang hampir sama dengan colonoscopy 60%-70% untuk mendeteksi karsinoma colorectal. Walaupun jarang, FS juga mengandung resiko terjadinya perforasi 1/20.000 pemeriksaan.Intepretasi hasil biopsi dapat menentukan apakah jaringan normal, prekarsinoma, atau jaringan karsinoma. American Cancer Society (ACS) merekomendasikan untuk dilakukan colonoscopy apabila ditemukan jaringan adenoma pada pemeriksaan FS. Sedangkan hasil yang negatif pada pemeriksaan FS, dilakukan pemeriksaan ulang setelah 5 tahun.

626. Endoscopy dan biopsi Endoscopy dapat dikerjakan dengan rigid endoscope untuk kelainan-kelainan sampai 25 cm 30 cm, dengan fibrescope untuk semua kelainan dari rectum sampai caecum. Biopsi diperlukan untuk menentukan secara patologis anatomis jenis tumor.

637. Colonoscopy Colonoscopy adalah prosedur dengan menggunakan tabung fleksibel yang panjang dengan tujuan memeriksa seluruh bagian rectum dan usus besar. Colonoscopy umumnya dianggap lebih akurat daripada barium enema, terutama dalam mendeteksi polip kecil. Jika ditemukan polip pada usus besar, maka biasanya diangkat dengan menggunakan colonoscope dan dikirim ke ahli patologi untuk kemudian diperiksa jenis kankernya.Tingkat sensitivitas colonoscopy dalam mendiagnosis adenokarsinoma atau polip colorectal adalah 95%. Namun tingkat kualitas dan kesempurnaan prosedur pemeriksaannya sangat tergantung pada persiapan colon, sedasi, dan kompetensi operator. Colonoskopi memiliki resiko dan komplikasi yang lebih besar dibandingkan FS. Angka kejadian perforasi pada skrining karsinoma colorectal antara 3-61/10.000 pemeriksaan, dan angka kejadian perdarahan sebesar 2-3/1.000 pemeriksaan.6464DAFTAR PUSTAKASudoyo, W. Aru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI.

Price, A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

De Jong, Wim & R. Sjamsuhidajat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sabiston. Buku ajar bedah(Essentials of surgry). Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. 1994.

Schwartz. et al. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.Ed. 6. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC, 2000.

65