20
MAKALAH BOTANI FARMASI II “Pluchea indica Sebagai Antipiretik” Disusun Oleh : Saiful Anwar (2011210222) Kelas B Fakultas Farmasi

Pluchea Indica

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pluchea indica

Citation preview

MAKALAHBOTANI FARMASI IIPluchea indica Sebagai Antipiretik

Disusun Oleh :

Saiful Anwar(2011210222)

Kelas B

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

2011

KATA PENGANTARPuji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Botani Farmasi II, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta.Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.Seperti peribahasa yang sudah lama kita kenal Tak ada gading yang tak retak maupun Sepandai-pandainya tupai melompat pasti pernah jatuh juga, begitu pula makalah ini penulis persembahkan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena itu, penulis juga memohon maaf apabila di antaranya ada salah kata yang kurang dapat diterima satu ataupun lain pihak. Sekian dan terima kasih.PenulisDAFTAR ISI

2KATA PENGANTAR

3DAFTAR ISI

4BAB I

4PENDAHULUAN

5BAB II

5Tinjauan Pustaka

7BAB III

7ISI

7A.Daun Beluntas Sebagai Antipiretik

8B.Deskripsi Tanaman Daun Beluntas

8C.Kandungan Kimia

9D.Khasiat dan Penggunaan

11BAB IV

11PENUTUP

11A.Kesimpulan

12DAFTAR PUSTAKA

13Lampiran Jurnal :

BAB I

PENDAHULUANSeirama dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan, para ahli obat - obatan telah mengangkat pengobatan tradisional ke fonem ilmiah, sehingga cukup banyak tumbuhan berkhasiat obat dari lingkungan kita yang dapat diolah menjadi obat mujarab, contohnya daun pegagan atau tapak kuda, setelah diolah oleh ahli farmasi dengan nama garukda. Tumbuhan ini dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai obat efektif untuk mencegah kepikunan. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan.Di Indonesia banyak sekali terdapat jenis tanaman, bahkan diantara tanaman yang ada di Indonesia banyak juga yang memiliki manfaat untuk kesehatan manusia. Salah satunya adalah tanaman daun beluntas (Pluchea indica). Daun beluntas merupakan jenis tanaman yang salah satu khasiatnya adalah untuk menurunkan panas/ demam (antipiretik).

Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri.BAB IITinjauan Pustaka

A. Nama Tanaman Nama ilmiah

: Pluchea indica (L.) Less. Sinonim

: Eupatorium pallescens Nama lokal

: Daun Beluntas (Melayu), Baluntas/ Baruntas (Sunda), Baluntas (Madura), Luntas (Jawa), Lenaboui (Nusa Tenggara), Lamutasa (Sulawesi), Kayu (Burma),Pras anbok (Kamboja), cuc tan, cay luc, tu bi, phat pai (Vietnam), Luan Yi (China), dan Marsh Fleabane (inggris). Familia

: Asteraceae / Compositae Ordo

: Asterales Simplisia

: Plucheacea Folium (daun) dan Plucheacea Radix (akar) Area distribusi

: Jawa (tanaman liar)B. Klasifikasi Tanaman Daun Beluntas Kingdom

: Plantae (Tumbuhan) Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas

: Asteridae Ordo

: Asterales Famili

:Asteraceae Genus

:Pluchea Spesies

:Pluchea indica(L.) Less.

BAB III

ISI

A. Daun Beluntas Sebagai AntipiretikDemam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38oC atau lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih 37,8oC sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40oC disebut demam tinggi (hiperpireksia) dan bila suhu tubuh kurang dari 36oC disebut hipotermi. Sejak dahulu demam merupakan suatu petanda adanya gangguan kesehatan, sehingga pada anak sebanyak 10-15 % demam merupakan alasan orang tua untuk membawa anak ke dokter. Bahkan sering orang tua menyamakan tingginya demam dengan beratnya penyakit. Perlu diketahui bahwa demam hanyalah suatu keluhan dan bukan suatu diagnosis. Sebagai sutu keluhan demam merupakan keluhan kedua terbanyak setelah keluhan nyeri., jadi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih banyak tentang demam. Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan anak.

Pengobatan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna malahan mungkin berbahaya. Untuk menurunkan demam dapat digunakan cara fisik dan pemberian antipiretik. Pengobatan yang rasionil memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh, penyebab demam serta pengetahuan tentang cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pengobatan yang ditujukan terhadap penyakit yang menyebabkan demam tersebut tentu saja tetap merupakan prioritas utama.

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran panas., dan hampir selalu diidentikkan dengan terjadi infeksi padahal cukup banyak keadaan yang dapat menimbulkan demam. Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29 - 52%, sedangkan 11-20 % berhubungan dengan penyakit kolagen, 6 - 8 % dengan keganasan, 4 % dengan penyakit metabolik dan 11 - 12 % dengan penyakit lain. Penyakit infeksi yang terbanyak menimbulkan demam adalah infeksi saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue dan demam tifoid serta malaria (pada daerah endemis). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya disebabkan oleh virus.

Penatalaksanaan demam, dapat dilakukan secara fisik dan obat-obatan atau kombinasi keduanya.1. Secara fisik:

Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan.

a.. Memperhatikan aliran udara didalam ruangan

b.. Jalan napas harus terbuka

c.. Berikan cairan yang dingin melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya.

d.. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

e.. Kompres dengan air hangat. Tidak dianjurkan dengan alkohol.

2. Antipiretik:

Antipiretik mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set-point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal, yang mana perintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.

B. Deskripsi Tanaman Daun BeluntasBeluntas umumnya tumbuhan liar di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikti naungan, banyak ditemukan di daerah pantai dekat laut sampai ketinggian 1.00 m dpl.

Perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus, berambut lembut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, helaian daun telur sungsang, ujung bulat melancip, tepi bergerigi, berkelenjar, panjang 2,5-9 cm, lebar 1-5,5 cm, warnanya hijau terang, bila diremas harum. Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, cabang-cabang perbungaan banyak sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk, warnanya putih kekuning-kuningan sampai ungu. Buah longkah agak berbentuk gangsing, kecil, keras, cokelat dengan sudut-sudut putih, lokos. Biji kecil, cokelat keputih-putihan. Perbanyakan dengan setek batang yang cukup tua.

C. Kandungan Kimia

Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida, tanin , minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, magnesium dan fosfor. dan akarnya mengandung flavonoid, tanin.D. Khasiat dan Penggunaan

1. Bau badan dan bau mulut

Cara pemakaian :- Daun Beluntas di makan sebagai lalapan / daun beluntas di kukus dahulu.- Daun Beluntas tambah air di rebus, air rebusan di saring kemudian air diminum.2. Penurun panas (Antipiretik)

Cara pemakaian :

15 helai daun beluntas + air kemudian di rebus, setelah dingin disaring lalu airnya diminumsatu kali sehari.3. Penambah nafsu makanCara pemakaian :

Daun beluntas + air lalu direbus kemudian air disaring lalu diminum.4. Peluruh keringat (Diaforetika)

Cara pemakaian :

Daun beluntas + air lalu direbus kemudian air disaring lalu diminum.5. Pegal-linu

Cara pemakaian :

Beberapa helai daun beluntas diseduh dengan air panas, diminum dua kali sehari.6. Rematik

Cara pemakaian : Daun beluntas + air lalu direbus kemudian air disaring lalu diminum.7. Sakit perutCara pemakaia : 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan air panas sambil di beri sedikit garam dan asam, lalu di saring dan diminum selagi hangat dua kali sehari.8. Nyeri haid (Analgesik)

Cara pemakaian : 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan air panas sambil di beri sedikit garam dan asam, lalu di saring dan diminum selagi hangat dua kali sehari.9. Ulcer, lebam, dan bengkak

Cara pemakaian : Serbuk yang dihasilkan oleh daun di campur dengan sedikit air hingga menjadi pes.10. Gangguan pencernaan

Cara pemakaian : 8 helai daun beluntas dicuci bersih, lalu ditaruh di nasi yang akan di tim.BAB IV

PENUTUPA. KesimpulanBeluntas umumnya tumbuhan liar di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikti naungan, banyak ditemukan di daerah pantai dekat laut sampai ketinggian 1.00 m dpl.Daun beluntas merupakan tanaman yang dapat di manfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit, dan salah satunya ialah sebagai obat anti piretik. Antipiretik itu sendiri adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Tanaman daun beluntas sebagai obat antipiretik memiliki kandungan kimia seperti : alkaloid, flavonoida, tanin , minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, magnesium dan fosfor. dan akarnya mengandung flavonoid, tanin.DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, S., Naiola, BP, Rasmadi, ER, Roemantyo, Soepardjono, EK, Waluyo, EB: "Tanaman Pekarangan", halaman 67-68. Jakarta. Balai Pustaka. 1979Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya, Anggota Ikapi, Jakarta, 1999.http://fakta-daun.blogspot.com/http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1981201-analisa-kimia-berkhasiat-daun-beluntas/http://www.ff.unair.ac.id/sito/index.php?search=Plucea+indica&p=1&mode=search&more=true&id=115http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=329http://id.wikipedia.org/wiki/BeluntasLampiran Jurnal :

Judul Penelitian

Uji Efek Antipiretik Daun Beluntas (Pluchea indica(L.) Less), Daun Kaca Piring (Gardenia jasminoidesEllis) dan Faun Ubi Jalar (Ipomoea batatas(L.) L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley

PenelitiYuni Rinawati

Elin Yulinah S.

Maria Immaculata

Abstrak

1. Pembuatan inokulum mikroba

- inokulum bakteri

Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli, danBacillus substilis. Bakteri diinokulasi dalam media pertumbuhan Nutrient Agar (NA) steril, diinkubasi 18-24 jam pada 37oC. Kemudian biakan disuspensikan ke dalam Nutrient Broth, transmitan diatur pada T 25% pada panjang gelombang 530 nm .- inokulum fungi (Aspergillus niger, Candida albicansdanAspergillus fumigatus)

Fungi dibiakkan dalam media Saboraud Dextrose Agar (SDA) steril, diinkubasi 72 jam pada 22-25oC. Biakan disuspensikan dalam SDB dan transmitan diatur pada T 25% pada panjang gelombang 530 nm.

2. Pengujian aktivitas ekstrak terhadap bakteri dan jamur

Media steril dimasukkan dalam cawan petri yang telah berisi 0,1 ml suspensi bakteri

(untuk fungi 0,5 ml) kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat, lalu ditempelkan cakram kertas steril lalu diberi tanda. Sebanyak 10 l ekstrak diteteskan pada masing-masing cakram, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam untuk bakteri dan . 22-25oC selama 24 jam untuk fungi. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 20, dan 30 g/cakram. Konsentrasi terkecil yang masih memberi hambatan merupakan KHM.

3. Penetapan kesetaran potensi ekstrak terhadap antibiotik pembandingDilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Kurva kalibrasi dibuat antara log konsentrasi dengan diameter hambat. Dari garis linear yang terbentuk dapat dilihat kesetaraan aktivitas ekstrak terhadap antibiotik pembanding yaitu tetrasiklin HCl pada mikroba uji.

4. Bioautografi

Ekstrak dikromatografi preparatif lebih dahulu dengan pengembang yang sesuai, lalu dikeringkan dan ditempelkan pada media padat yang berisi suspensi mikroba, dibiarkan pada suhu kamar selama 20-30 menit supaya bercak pada pelat dapat berdifusi ke agar. Pelat diangkat dari media, lalu diinkubasi pada suhu 37oC, selama 18-24 jam untuk bakteri dan pada suhu 22oC selama 24-48 jam untuk jamur. atau lebih. Diamati bagian bening yng terjadi, dan hitung nilai Rfnya.

KeteranganSkripsi

Tahun2000

Tempat Penelitian

Dept. Farmasi ITB

Uji Farmakologi

1. Pembuatan inokulum mikroba

- inokulum bakteri

Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli, danBacillus substilis. Bakteri diinokulasi dalam media pertumbuhan Nutrient Agar (NA) steril, diinkubasi 18-24 jam pada 37oC. Kemudian biakan disuspensikan ke dalam Nutrient Broth, transmitan diatur pada T 25% pada panjang gelombang 530 nm .- inokulum fungi (Aspergillus niger, Candida albicansdanAspergillus fumigatus)Fungi dibiakkan dalam media Saboraud Dextrose Agar (SDA) steril, diinkubasi 72 jam pada 22-25oC. Biakan disuspensikan dalam SDB dan transmitan diatur pada T 25% pada panjang gelombang 530 nm.2. Pengujian aktivitas ekstrak terhadap bakteri dan jamurMedia steril dimasukkan dalam cawan petri yang telah berisi 0,1 ml suspensi bakteri (untuk fungi 0,5 ml) kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat, lalu ditempelkan cakram kertas steril lalu diberi tanda. Sebanyak 10 l ekstrak diteteskan pada masing-masing cakram, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam untuk bakteri dan . 22-25oC selama 24 jam untuk fungi. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 20, dan 30 g/cakram. Konsentrasi terkecil yang masih memberi hambatan merupakan KHM.3. Penetapan kesetaran potensi ekstrak terhadap antibiotik pembandingDilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Kurva kalibrasi dibuat antara log konsentrasi dengan diameter hambat. Dari garis linear yang terbentuk dapat dilihat kesetaraan aktivitas ekstrak terhadap antibiotik pembanding yaitu tetrasiklin HCl pada mikroba uji.4. BioautografiEkstrak dikromatografi preparatif lebih dahulu dengan pengembang yang sesuai, lalu dikeringkan dan ditempelkan pada media padat yang berisi suspensi mikroba, dibiarkan pada suhu kamar selama 20-30 menit supaya bercak pada pelat dapat berdifusi ke agar. Pelat diangkat dari media, lalu diinkubasi pada suhu 37oC, selama 18-24 jam untuk bakteri dan pada suhu 22oC selama 24-48 jam untuk jamur. atau lebih. Diamati bagian bening yng terjadi, dan hitung nilai Rfnya.KHM ekstrak n-heksana, metilen klorida, etil asetat, fraksi metilen klorida dan etil asetat berturut-turut 6, 8, 10, 8, dan 10 mg. Semua ekstrak tidak menunjukkan aktivitas antifungi sampai konsentrasi 750 mg.Masing-masing 0,3 mg ekstrak n-heksana, metilen klorida, etil asetat, etanol, fraksi air, metilen klorida, dan etil asetat setara dengan tetrasiklin HCl berturut-turut 0,2; 0,04; 0,15; 0,05; 0.18; 0,02; dan 0,06 mg terhadapS. aureus; setara dengan 0,06; 0,03; 0,26; 0,02; 0,007; 0,1; dan 0,33 mg terhadapK. pneumoniae; setara dengan 0,34; 0,05; 0,56; 0,13; 0,14; 2,40; dan 0,2 mg terhadapE. coli; setara dengan 0,1; 0,03; 0,4; 0,04; 0,15; 0,03; dan 0,11 mg terhadapB. substilis.Analisis dengan bioautografi menunjukkan hambatan padaE. coliterjadi pada HRf 65 dan 24 pada ekstrak n-heksan, 32,66, dan 90 pada ekstrak metilen klorida, 55 dan 93 pada ekstrak etil asetat; terhadapK. pneumoniaepada HRf 4 dan 96 pada n-heksana, 30 dan 81 pada metilen klorida, 62 dan 90 pada etil asetat; padaB. substilis2 dan 90 pada n-heksana, 22 dan 68 pada metilen klrida, 60 dan 88 pada etil asetat; padaS. aureus19 dan 94 pada n-heksana, 27 dan 47 pada metilen klorida, serta 62 dan 90 pada etil asetat.Gbr : Pluchea Indica

Page 6 of 15