11
IX. ANALISIS PERCOBAAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada saat melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO 4 .5H 2 O digerus terlebih dahulu agar luas kontak CuSO 4 lebih besar. Pada percobaan penambahan CuSO 4 anhidrat, CuSO 4 .5H 2 O harus dikeringkan ke dalam oven untuk menghilangkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru menjadi putih dan kemudian memasukkannya ke dalam desikator untuk didinginkan. Untuk menentukan t3 didapatkan dari penaikan garis lurus pada grafik sehingga didapatkan suhu t3 = 32.3 dan tetapan harga kalorimeternya yaitu 882 j/ Dari hasil percobaan R 2 yang didapat sebesar 0.7273 sedangkan R 2 yang seharusnya didapatkan yaitu mendekati nilai 1, hal ini di karenakan kurangnya ketelitian dalam menggunakan thermometer, thermometer yang dipakai merupakan thermometer berskala 2 sehingga agak sulit membacanya. Pada penentuan panas pelarutan dan panas rekasi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Hukum HESS. X. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada thermometer.

pnas plrautan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panas pelarutan

Citation preview

Page 1: pnas plrautan

IX.      ANALISIS PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada saat melakukan

pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan konstan.

Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO4.5H2O digerus terlebih dahulu agar luas

kontak CuSO4 lebih besar. Pada percobaan penambahan CuSO4 anhidrat, CuSO4.5H2O harus

dikeringkan ke dalam oven untuk menghilangkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai

berubah warna dari biru menjadi putih dan kemudian memasukkannya ke dalam desikator untuk

didinginkan.

Untuk menentukan t3 didapatkan dari penaikan garis lurus pada grafik sehingga didapatkan

suhu t3 = 32.3  dan tetapan harga kalorimeternya yaitu 882 j/ Dari hasil percobaan R2 yang

didapat sebesar 0.7273 sedangkan R2 yang seharusnya didapatkan yaitu mendekati nilai 1, hal ini

di karenakan kurangnya ketelitian dalam menggunakan thermometer, thermometer yang dipakai

merupakan thermometer berskala 2 sehingga agak sulit membacanya. Pada penentuan panas

pelarutan dan panas rekasi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Hukum HESS.

X. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

      Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat

terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada thermometer.

      Faktor-faktor yang mempengaruhi entalpi yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan

pelarutnya, konsentrasi awal dan akhir larutan.

      Tetapan calorimeter (K) = 80 j/

      Panas rekasi CuSO4.5H2O,

      Panas larutan pada :

- CuSO4 = 101 j

- CuSO4.5H2O = 202 j

      Panas pelarutan untuk 1 mol pada :

- CuSO4 = 5.050 kj

- CuSO4.5H2O = 6.516 kj

Page 2: pnas plrautan

DAFTAR PUSTAKA

… Jobsheet, 2011. Kimia Fisika. Palembang. 2011

… Tony Bird.“Penuntun Praktikum Kimia Fisika” untuk Universitas.Gramedia,Jakarta.1987

Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan Kristal CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat H3 H2O (kalor integral dari CuSO4.5H2O dan CuSO4untuk menentukan anhidrat), dimana kalor pelarutan integral merupakan kalor yang diserap dan dilepaskan ketika satu mol zat (CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat) dilarutkan dalam n mol pelarut.Langkah pertama yang harus dilakukan pada percobaan ini adalah menentukan tetapan calorimeter (K), karena alat yang digunakan untuk menentukan perubahan kalor adalah calorimeter. Etatpan calorimeter perlu dilakukan karena adanya sejumlah kalor yang diserap oleh calorimeter (wadah, thermometer, pengaduk) sehingga tidak semua perubahan suhu dapat diukur.Pada percobaan selanjutnya, Kristal CuSO4.5H2O yang akan ditentukan kalor pelarutan integralnya, dilarutkan dengan 100 mL aquadest di dalam calorimeter. Selama proses pelarutan yang harus diperhatikan adalah perubahan suhu larutan, dimana suhu larutan dibaca setiap menit sampai diperoleh suhu yang konstan. Perlunya ditentukan suhu larutan konstan adalah untuk memudahkan dalam perhitungan harga kalor yang diserap atau dilepas karena jika suhunya tidak konstan maka akan sulit untuk menentukan suhu mana yang akan digunakan dalam perhitungan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah larutan harus terus diaduk di dalam calorimeter agar semua Kristal CuSO4.5H2O benar-benar larut dan tidak mengendap.Adapun pada penentuan kalor pelarutan integral CuSO4 anhidrat, hal pertama yang dilakukan adalah memanaskan Kristal CuSO4.5H2O dalam oven sampai Kristal berubah warna dari biru menjadi putih. Perubahan warna tersebut menandakan bahwa air yang terikat pada Kristal telah menguap. Selanjutnya Kristal anhidrat tersebut dilarutkan dengan aquadest di dalam calorimeter, mengamati perubahan suhu yang terjadi saat Kristal mulai dimasukkan sampai diperoleh suhu yang konstanBerdasarkan hasil analisis data, diperoleh harga tetapan calorimeter (K) sebesar 84 J/K yang berarti bahwa calorimeter menyerap sebesar 84 J kalor tiap kenaikan suhu satu Kelvin. Adapun harga kalor pelarutan integral CuSO4.5H2O adalah 0 (nol) yang disebabkan karena pada saat sebelum dan setelah penambahan Kristal CuSO4.5H2O kedalam calorimeter, T=0).suhu larutan tetap sama sehingga tidak ada perubahan suhu ( Sedangkan harga kalor pelarutan CuSO4 anhidrat sebesar 1,6 kJ/mol yang berarti bahwa dalam setiap mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu mol pelarut system menyerap kalor sebesar 1,6 kJDengan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan hukum hess, diperoleh nilai pelarutan CuSO45H2O menjadi CuSO4 sebesar 1,9 kJ/mol. Adapun reaksinya : CuSO4(l) + 5H2O(aq)CuSO45H2O(s) H yang positif menandakan bahwa reaksi yang terjadi berlangsungNilai secara endoterm atau kalor berpindah dari lingkungan ke system.

Page 3: pnas plrautan

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanNilai tetapan calorimeter pada percobaan ini adalah 84 J/KKalor pelarutan integral CuSO45H2O adalah 0 kJ/mol yang artinya tidak terjadi pelepasan ataupun penyerapan kalorKAlor pelarutan ntegral CuSO4 anhidrat adalah 1,6 kJ/mol yang berarti dibutuhkan kalor sebesar 1,6 kJ untuk melarutkan tiap mol CuSO4 anhidrat.Kalor pelarutan CuSO4 menjadi CuSO45H2O sebesar 1,69 kJ/mol

SaranSebaiknya praktikan lebih teliti dan focus pada saat melakukan praktikum agar hadil yang diperoleh dapat lebih baik dan diaharapkan kepada asisten untuk memberikan pemahaman kepada praktikan tentang prosedur kerja sebelum praktikum dimulai.

Daftar Pustaka

Achmad, hiskia. 2001. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.Anonim. 2006. Pengertian/Definisi Kalor dan Teori Kalor Umum Dasar. Http://organisasi.org/pengertian-definisi-kalor-dan-teori-kalor-umum-dasar-kuantitas-jumlah-panas/ diakses pada 14 April 2010.Anonim. 2010. Kalorimeter Larutan. http://id.wikipedia.org/wiki/kalorimeter/ diakses pada 13 April 2010.Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Edisi Keenam Jilid Keempat. Jakarta : Erlangga.Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta : UI-Press.Rohman, Ijang. 2004. Kimia Fisik I. Malang : JICA.Tim Dosen Kimia Fisik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM

VII.          ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai “PANAS PELARUTAN” pada saat

melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan

konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO4 harus dikeringkan ke dalam

oven untuk menghilanhkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru

menjadi putih dan kemudian memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan.

Untuk menentukan t3 didapatkan dari penarikan garis lurus kurva pada grafik sehingga

didapatkan suhu t3 = 33.76 dan tetapan calorimeternya = -55.41 j/ dari jumlah panas reaksi yang

dihasilkan sebesar 0.00859 kj.

Page 4: pnas plrautan

Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi dapat juga ditentukan dengan

menggunakan Hukum Hess.

VIII.       KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan :

         Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol zat

terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer.

         Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan

pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.

         Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ .

  PEMBAHASAN

Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa

dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu senyawa harus diukur

pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam prakteknya, pelarut yang ditambahkan

jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih

banyak pelarut.

Dalam percobaan panas pelarutan ini akan dicari panas pelarutan dari CuSO4.5H2O dan

CuSO4 anhidrat. Biasanya panas pelarutan sulit untuk ditentukan tetapi dengan menggunakan

hukum Hess dalam reaksi dapat dihitung secara tidak langsung. Dalam percobaan ini digunakan

pelarut air yang dimana air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai

kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut

yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik,

senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang

polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air. Salah satu penyebab mengapa air itu

dapat melarutkan zat-zat ionik adalah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan

hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh

Page 5: pnas plrautan

besarnya tetapan dielektrik yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah  suatu tetapan yang

menunjukkan kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan

listrik yang terdapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengarah pada

menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat disekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik-

menarik muatan yang berlawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan

dielektrik besar.

Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi

untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi

hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua

tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya.

Oleh karena itu hukum hess juga disebut hukum penjumlahan kalor. Dalam kalor reaksi dikenal

dua reaksi yaitu reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melapaskan kalor dari sistem

kelingkungan dan reaksi endoterm dimana reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan kesistem.

Dalam praktikum ini yang menjadi sistem adalah larutan air dengan CuSO4.5H2O atau dengan

CuSO4 anhidrat sedangkan yang menjadi lingkungannya adalah kalorimeter.

Pengamatan yang pertama adalah pada CuSO4.5H2O setelah air dalam kalorimeter

suhunya telah konstan maka serbuk  CuSO4.5H2O yang telah ditimbang dimasukkan kedalam

kalorimeter dan tepat pada saat itu juga suhunya diukur ternyata suhu air mengalami penurunan

setelah serbuk CuSO4.5H2O dimasukkan, hal ini dapat dilihat pada grafik hubungan suhu dan

waktu untuk CuSO4.5H2O.

Suhu air mengalami penurunan setelah serbuk CuSO4.5H2O dimasukkan karena disini

sistem melepaskan kalor kelingkungan sehingga suhunya turun. Turunnya suhu air dalam

kalorimeter dikarenakan karena pada serbuk CuSO4.5H2O telah mengandung air sehingga pada

Page 6: pnas plrautan

saat dilarutkan kedalam air terjadi interaksi antara keduanya yang menyebabkan suhu larutan

menjadi turun.

Pengamatan yang kedua yaitu pada CuSO4 anhidrat. Setelah CuSO4.5H2O ditimbang

kemudian CuSO4.5H2O ini dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar air hidrat yang

terdapat dalam CuSO4.5H2O ini hilang yang mengahasilkan CuSO4 anhidt. Setelah itu CuSO4 ini

dimasukkan kedalam desikator agar suhunya dingin dan juga menghindarkannya agar tidak

terkontaminasi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam desikator konstan maka serbuk CuSO4

anhidrat ini dimasukkan kedalamnya dan pada saat dimasukkan saat itu juga suhunya diukur

ternyata suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat dimasukkan seperti yang

diperlihatkan dalam grafik di atas.

Suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat dimasukkan karena disini

sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga suhu mengalami kenaikan. Naiknya suhu

larutan ini disebabkan karena pada CuSO4 anhidrat tidak mengandung air seperti pada

CuSO4.5H2O sehingga pada saat CuSO4 anhidrat dimasukkan antara air dan CuSO4 anhidrat

mengalami tarik menarik yang mengakibatkan naiknya suhu dari larutan. Adapun perbedaan

anatara CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat adalah pada CuSO4.5H2O mengandung air dan pada

CuSO4 anhidrat tidak.

Sesuai dengan hukum Hess bahwa hukum hess juga dikenal dengan hukum penjumlahan

kalor maka setelah diketahui kalor pada reaksi pertama dan kedua maka anatara kedua kalor

tersebut dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah molnya sehingga diketahui ΔHnya adalah

sebesar - 71,0451 kJ/mol.

F.     KESIMPULAN

Page 7: pnas plrautan

Berdasarkan data pengamatan dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu :

1. Panas pelarutan CuSO4.5H2O adalah -555,949 J  dan panas pelarutan CuSO4 adalah -1667,7642

J.

2. Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum  penjumlahan kalor sehingga hukum  Hess dapat

digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

II.7. Kegunaan Panas Pelarutan dalam Industri Dapat panas bahan bakar yang semaksimal mungkin, misal suatu zat diketahui kelarutannya 4000oC maka bahan bakar yang memberi panas 4000oC, sehingga keperluan bahan bakar dapat ditekan semaksimal mungkin. Dalam pembuatan reaktor kimia, bila panas pelarutannya diketahui dengan demikian perancangan reaktor disesuaikan dengan panas pelarutan zat, hal ini untuk menghindari kerusakan pada reaktor karena kondisi thermal tertentu dengan kelarutan reaktor tersebut.II.3. Penentuan Tetapan Kalorimeter Tetapan kalorimeter adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu kalorimeter beserta isinya 10C. Pada kalibrasi panas sejumlah panas dimasukan, bisa daari kalorimeter dan menentukan perubahan suhu yang terjadi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memasukan sejumlah solute tertentu yang telah diketahui panas pelarutan ke dalam kalorimeter yang telah diisi solvent lalu perubahan suhu yang terjadi dicatat berdasarkan Asas Black.m. ∆H = C. ∆T

Dimana ; C = tetapan kalorimeter m = jumlah mol solute∆H = panas pelarutan∆T = perubahan suhu yang terjadi