30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan. Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab, meliputi infeksi karena bakteri, virus, jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paruparu, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol. 1.2 TUJUAN Penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk memberikan pemahaman ilmiah mengenai penyakit pneumonia melalui studi kasus. Di dalam ini akan dibicarakan tentang anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, gejala klinik, diagnosis, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, komplikasi, penanganan dan prognosis akan penyakit ini. 1

Pneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan. Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab, meliputi infeksi karena bakteri, virus, jamur atau parasit.Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paruparu, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.

1.2 TUJUANPenulisan makalah ini adalah bertujuan untuk memberikan pemahaman ilmiah mengenai penyakit pneumonia melalui studi kasus. Di dalam ini akan dibicarakan tentang anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, gejala klinik, diagnosis, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, komplikasi, penanganan dan prognosis akan penyakit ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 ANAMNESISAnamnesis yang baik yerdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan atau anmanesis peribadi.a) IdentitasIdentitas meliputi nama lengkap pasien, umur atu tanggal lahir, jenis kelamin, namaorang tua, pendidikan, pekerjaan sukubangsa dan agama. b) Keluhan Utama ( Presenting Symptom)Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi kedokter ataupun mencari pertolongan. Dalam keluhan utama harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasienmengalami hal tersebut.c) Riwayat Penyakit SekarangRiwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama pasien datang berobat. Riwayat perjalana penyakit disusun yang baik dan sesuai dengan apa yan diceritakan oleh pasien. Dalam melakukan anamnesis, (1) waktu dan lama keluhan berlangsung (2)sifat dan berat beratnya serangan (3) Lokalisasi dan penyebarannya, menjalar atau berpindah-pindah (4) Hubungannya dengan waktu misalnya pagi lebih sakit atau siang atau sore, (5) hubungan dengan aktivitas, (6) Keluhan-keluhan yang menyertai serangan (7) Apakah keluhan baru pertama kali atau berulang kali (8) faktor risiko dan pencetus serangan.d) Riwayat penyakit dahuluBertujuan untuk mengtahui kemungkina-kemungkinan adanya hubungan yang pernah diderita dengan penyakit sekarang. Tanyakan pula apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, menderita yenyakit yang berat dan menjalani operasi tertentu, riwayat alergi obat dan makanan, lama perawatan, apakah sembuh sempurna atau tidak.e) Riwayat peribadiRiwayat peribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Perlu ditanya pula apakah pasien mengalami kesulitan dalam kehidupan hariannya seperti masalah keuangan, perkerjaan dan sebagainya. Kebiasaan yang ditanya adalah kebiasaan merokok, minum alkohol termasuk penyalahgunaan obat yang terlarang (narkoba). Pasien yang sering melakukan perjalanana juga harus ditanyakan tujuan perjalanan yang telah dilakukan untukmencari kemungkinan tertular penyakit infeksi tertentu di tempat perjalananya. Bila ada indikasi riwayat perkawinan dankebiasaan seksual juga harus ditanyakan.

2.2 PEMERIKSAANA. PEMERIKSAAN FISIK Individu dengan gejala pneumonia memerlukan evaluasi medis. Pemeriksaan fisik untuk perawatan kesehatan menunjukan demam atau kadang-kadang suhu tubuh menurun, peningkatan frekwensi pernapasan (RR), penurunan tekanan darah, denyut jantung yang cepat, atau saturasi oksigen yang rendah, dimana jumlah oksigen dalam darah yang diindikasikan oleh pulse oximetri atau analisis gas darah. Orang yang kesulitan bernafas, bingung atau dengan sianosis (kulit berwarna biru) memerlukan pertolongan segera. Mendengarkan paru-paru dengan stetoskop (auskultasi) akan menunjukan beberapa hal. Hilangnya suara nafas normal, adanya suara retak (rales), atau peningkatan suara bisikan (whispered pectoryloqui) dapat mengenali daerah pada paru yang keras dan yang penuh cairan yang dinamakan konsolidasi. Pemeriksa dapat juga merasakan permukaan dada (palpasi) dan mengetuk dinding dada (perkusi) untuk mengetahui lebih jauh lokasi konsolidasi. Pemeriksa juga dapat meraba untuk meningkatkan getaran dari dada ketika berbicara (fremitus raba).8

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG1) Pemeriksaan RadiografiGambaran padat radiografi paru secara klasik dibagi menjadi 3, yaitu : alveolar (disebabkan oleh pneumococcus dan bakteri lain), interstitial pneumonia (disebabkan oleh virus atau mycoplasma), serta Bronchopneumonia (oleh karena S. aureus atau bakteri lain) memiliki pola difus bilateral dengan meningkatnya batas peribroncial, adanya infiltrat fluffy (seperti benang/rambut halus) yang kecil dan meluas ke perifer. Staphylococcal pneumonia terkait dengan gambaran pneumatoceles dan efusi pleura (empyema). Mycoplasma penyebab pneumonia memiliki pola yang sama dengan pola bakteri atau virus, ditambah dengan adanya infiltrat retikulerdan retikulonoduler yang terlokalisir pada satu lobus. Pada anak-anak konsolidasi pneumonia berbentuk spheris menyerupai tumor pada awalnya dan selanjutnya meluas, single dengan batas tidak jelas.7Tes penting untuk mendeteksi pneumonia pada keadaan yang tidak jelas ialah dengan foto thorax. Foto thorax dapat menampakan daerah opak (terlihat putih) yang menggambarkan konsolidasi. Pneumonia tidak selalu dilihat oleh sinar x. Selain karena penyakitnya hanya pada tingkat permulaan atau karena mengenai bagian paru tertentu yang sulit dilihat dengan sinar x. Dalam beberapa kasus CT (computed tomography) dapat menunjukan pneumonia yang tidak terlihat dengan foto thorax sinar x. Sinar x dapat menyesatkan, karena masalah lain, seperti parut pada paru dan gagal jantung kongestif dapat menyerupai pneumonia pada foto thorax sinar x. Foto thorax juga digunakan untuk evaluasi adanya komplikasi dari pneumonia.9Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal

Sebuah fotosinar-Xyang menampilkan paru-paru pengidap radang paru-paru.

2) Pemeriksaan LaboratoriumPada pasien pneumonia oleh karena bakteri jumlah sel darah putih meningkat (neutrofil) (>15000/mm3), thrombocytosis terjadi lebih dari 90 % anak dengan empyema. Hyponatremia akibat sekunder dari meningkatnya hormon ADH. Sputum bisa menjadi bahan pemeriksaan pada orang dewasa dan jarang diproduksi pada anak-anak dibawah 10 tahun, kualitas sputum yang baik mengandung 25 polymorphonucclear sel per field. Kultur darah positif hanya 3-11 % pasien pneumonia. Pemeriksaan antigen bakteri pada serum dan urin mempergunakanlatex particle aglutinationatau CIE memiliki sensitivitas dan spesivisivitas yang rendah. Teknik invasive pada pasien dengan efusi pleura bertujuan untuk memeriksa cairan pleura atau dengan Flexible bronchoscopy (FB) dengan bronchoalveolar lavage (BAL). Ada cara lain yakni open lung biopsy dipergunakan bila cara invasive lainnya gagal dalam mendiagnosa akan tetapi cara ini memiliki kelemahan seperti dapat membentuk broncopleural fistula. Hitung darah lengkap akan menunjukan jumlah sel darah putih yang meningkat, indikasi adanya suatu infeksi atau inflamasi. Pada beberapa orang dengan masalah pada system imun, jumlah sel darah putih menunjukan hasil seperti normal. Tes darah digunakan untuk menilai fungsi ginjal (penting jika ingin memberikan resep antibiotika tertentu) atau untuk mencari sodium darah yang rendah. Sodium darah yang rendah pada pneumonia sering diartikan sama dengan ADH ekstra yang diproduksi ketika paru-paru terkena penyakit. Tes serologi darah yang spesifik untuk bakteri lain (Mycoplasma, Legionella dan Chlamydophila) dan tes urine untuk antigen Legionella yang tersedia. Sekresi dari pernapasan dapat juga dicoba untuk menunjukan virus seperti influenza, virus syncyal respiratory dan adenovirus.6

2.3 GEJALA KLINIKa) Didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa harib) Demamc) Menggigild) Suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat Celsiuse) Sesak nafasf) Nyeri dadag) Batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

2.4 DIANGNOSISA. DIAGNOSIS BANDING71) Asthma BronchialeUmumnya asthma terdapat pada usia lebih dari 9-12 bulan, tapi terbanyak di atas usia 2 tahun. Perlu pula diketahui, bahwa 10-30 % dari anak yang menderita bronchiolitis setelah agak besar menjadi penderita asthma.Yang dapat membantu diagnosis asthma diantaranya, ialah : Anamnesa keluarga : penderita asthma positif atau penyakit atopic Serangan asthma lebih dering berulang atau episodic Mulai lebih akut seringkali tidak perlu didahului oleh adanya infeksi saluran pernapasan bagian atas. Ekspirasi yang sangat memanjang Ronchi lebih terbatas Pulmonary inflation lebih ringan Laboratoris ditemukan eosinophilia Reaksi terhadap bronchodilator pada umumnya nyata, juga epinephrine.

2) Bronchiolitis akut Inflamasi di bronkiolus Menyerang anak-anak usia di bawah 2 tahun Karakteristik : nafas yang cepat, dada tertarik, dan wheezing Ditandai denganrespiratory distressdan overdistensi pada paru Gambaran radiologis didapatkan hiperinflasi paru, sela iga melebar, penekanan diafragma dan sudut costoprenikus menyempit.Diameter AP meningkat pada foto lateral.

3) Bronchitis Acuta Terjadi di bronchus Gejala obstruksi dan gangguan pertukaran tidak nyata atau ringan. Ronchi : basah, kasar. Dapat berkembang menjadi bronchiolitis.

Pneumonia dengan penyebab bakteri maupun non bakteri dapat dilihat dengan perbedaan diagnosis :7BacterialViralMycoplasma

UmurSemuaSemua5-15 tahun

WaktuMusim dinginMusim dinginSemua tahun

PermulaanAbruptVariabelTiba-tiba

DemamTinggiVariabelRendah

Nafas cepat dan dangkalUmumUmumTidak umum

BatukProduktifNonproduktifNonproduktif

Gejala yang menyertaiMild coryza, sakit abdomenCoryza (rhinitis akut)Bullous myringitis, pharingitis

Keadaan fisikKonsolidasi, sedikit crackleVariabelFine crackle, wheezing

LeukositosisUmumVariabelTidak umum

RadiografiKonsolidasiInfiltrate difus bilateralVariabel

Ufusi pleuraUmumJarangKecil dalam 10-20%

B. DIAGNOSIS KERJADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pneumonia mungkin dicurigai ketika memeriksa pasien dan terdengar pernapasan yang kasar atau suara-suara yang pecah ketika mendengarkan pada suatu porsi dari dada dengan sebuah stethoscope. Mungkin ada suara mencuit-cuit, atau suara-suara pernapasan mungkin adalah redup pada suatu area tertentu dari dada. Suatu x-ray dada biasanya dipesan untuk mengkonfirmasi diagnosis dari pneumonia. Paru-paru mempunyai beberapa segmen-segmen yang dirujuk sebagai gelambir-gelambir (lobes), biasanya dua di kiri dan tiga di kanan. Ketika pneumonia mempengaruhi satu dari gelambir-gelambir (lobes) ini ia seringkali dirujuk sebagailobar pneumonia. Beberapa pneumonia-pneumonia mempunyai suatu distribusi yang lebih setengah-setengah yang tidak melibatkan gelambir-gelambir (lobes) yang spesifik. Di waktu lalu, ketika kedua paru-paru terlibat dalam infeksi, istilah "double pneumonia" digunakan. Istilah ini sekarang jarang digunakan.Contoh-contoh sputum (dahak) dapat diambil dan diuji dibawah mikroskop. Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri atau jamur, organisme-organisme dapat seringkali dideteksi dengan pemeriksaan ini. Suatu contoh dari sputum dapat ditumbuhkan di inkubator-inkubator khusus, dan organisme yang menyerang dapat diidentifikasi sesudah itu. Adalah penting untu mengerti bahwa spesimen sputum harus mengandung sedikit air liur (saliva) dari mulut dan dikirim ke laboratorium cukup cepat. Kalau tidak, pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri yang tidak menginfeksi mungkin mendominasi.Suatu tes darah yang mengukur jumlah sel darah putih [white blood cell (WBC)] mungkin dilaksanakan. Suatu jumlah sel darah putih dari seorang individu dapat seringkali memberikan suatu petunjuk pada keparahan dari pneumonia dan apakah ia disebabkan oleh bakteri atau suatu virus. Suatu angka dari neutrophils yang meningkat, satu tipe dari WBC, terlihat pada infeksi-infeksi bakteri, sedangkan suatu peningkatan dalam lymphocytes, tipe yang lain dari WBC, terlihat pada infeksi-infeksi virus.Bronchoscopy adalah suatu prosedur dimana suatu tabung penglihat yang disinari yang tipis, lentur, dimasukan kedalam hidung atau mulut setelah suatu pembiusan lokal diatur. Jalan-jalan lintas pernapasan dapat kemudian diperiksa secara langsung oleh dokter, dan spesimen-spesimen dari bagian paru yang terinfeksi dapat diperoleh.Adakalanya, cairan berkumpul pada ruang pleural sekitar paru sebagai suatu akibat dari peradangan dari pneumonia. Cairan ini disebut suatupleural effusion. Jika jumlah dari cairan ini yang berkembang adalah cukup besar, ia dapat dikeluarkan dengan memasukan sebuah jarum kedalam rongga dada dan menarik cairan dengan suatu penyemprot (syringe) dalam suatu prosedur yang disebut suatuthoracentesis. Pada beberapa kasus-kasus, cairan dapat menjadi meradang sungguh parah (parapneumonic effusion) atau terinfeksi (empyema) dan mungkin perlu diangkat dengan prosedur-rosedur operasi yang lebih agresif.

2.5 PATOFISIOLOGISGejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggungjawab pada sebagian besar kasus. Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.

VirusVirus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus, dapat terjadi kerusakan paru. Sel darah putih, sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru, banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu. Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus influensa, virus syccytial respiratory (RSV), adenovirus dan metapneumovirus. Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga beresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).8

BakteriBakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup, tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung, mulut, dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli. Setelah memasuki alveoli, bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung. Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih, menuju paru. Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan cytokin, menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun. Hal ini menyebabkan demam, menggigil, dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil, bakteri, dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen.Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada (cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae, bakteri gram negatif dan bakteri atipikal. Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri (ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram. Istilah atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat, menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebut pneumococcus adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus. Gram positif penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif. Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis. Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika muntahan terhirup. Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae,dan Legionella pneumophila.2,7,8,9

ParasitBeberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru. Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan. Setelah memasuki tubuh, mereka berjalan menuju paru-paru, biasanya melalui darah. Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain, kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen. Salah satu tipe dari sel darah putih, eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit. Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit. Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii, Strongioides stercoralis dan Ascariasis.

2.6 ETIOLOGIPada masa sekarang terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan di berikan. Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar Negara, antara suatu daerah dengan daerah yang lain pada suatu Negara, maupun bakteri yang berasal dari lingkungan rumah sakit ataupun dari lingkungan luar. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi antara lain :1) Bakteri Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gram-negatif seperti : Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae.2) Virus Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herves simpleks, Virus sinial pernapasan, hantavirus.3) Fungi Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis, histoplasma kapsulatum.

Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh bahan-bahan lain/non infeksi :1) Pneumonia Lipid : Disebabkan karena aspirasi minyak mineral2) Pneumonia Kimiawi : Inhalasi bahan-bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti beryllium3) Extrinsik allergic alveolitis : Inhalasi bahan debu yang mengandung alergen seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada ampas debu di pabrik gula4) Pneumonia karena obat : Nitofurantoin, busulfan, metotreksat5) Pneumonia karena radiasi6) Pneumonia dengan penyebab tak jelas.Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah :1) Virus sinsisial pernafasan2) Adenovirus3) Virus parainfluenza4) Virus influenzaAdapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui :1) Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar2) Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain3) Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru

2.7 EPIDEMIOLOGIPneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan mendapatkan pneumonia penyebab kejadian dan kematian tertinggi pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GE, aspirasi, dll.9

2.8 FAKTOR RESIKOa) Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)b) Usia lanjutc) Jenis kelamin laki-lakid) Alkoholismee) Rokokf) Kekurangan nutrisig) Penyakit kronik menahun2.9 PENCEGAHAN Perbaikan sosial ekonomi : perumahan, sanitasi, nutrisi, hygienene Imunisasi : terhadap infeksi lain, kadang menurunkan pula pneumonia Bila ada faktor predisposisi : pengobatan dini dan adekuat, bila mungkin menjauhkan infeksi. Vaksin khusus : pneumococcus dengan vaksin 23-valent pneumococcal, Haemophillus Influenza dengan Vaksin konjugat H. Influenza memiliki jadwal yang rutin diberikan pada anak-anak, atau dengan rifampin prophylaxis untuk yang beresiko tinggi terkena.

2.10 PENATALAKSANAAN1) OksigenBila terdapat tanda hipoksemia ; gelisah, sianosis dan lain-lain. Cukup 40 %. Kecepatan diperkirakan dari volume tidal dan frekuensi pernafasan. Di bawah 2 tahun biasanya 2 ltr/ mnt ; di atas 2 tahun hingga 4 ltr/ mnt. Perkiraan volume tidal menurut umur dan panjang badan :Bayi( 50 cm )5 tahun( 110 cm )10 tahun( 130 cm )15 tahun( 160 cm )

18 ml200 ml300ml500 ml

2) HumiditasHanya bila udara terlalu kering, atau anak dengan intubasi/ trakeostomi. Biasanya dengan mengalirkan melalui cairan.

3) Deflasi abdomenBila distensi abdomen mengganggu pernafasan. Dengan sonde lambung (maag slang) atau sonde rektal ( darm buis ).

4) Cairan dan makanan bergizi Cairan : a) komposisi paling sederhana D5 ; komposisi lain tergantung kebutuhan. b) jumlah : 60-75 % kebutuhan total ; beberapa penulis menyatakan dapat diberikan sesuai kebutuhan maintenance. Makanan : Bila tidak dapat peroral dapat dipertimbangkan intravena : asam amino, emulasi lemak dan lain-lain.

5) Simtomatis Antipiretika bila terdapat hiperpireksia. Hindari asetosal karena dapat memperberat asidosis. Mukolitik/ ekspektorans. Tidak menunjukan faedah yang nyata. Antifusif umumnya tidak diberikan. Antikonvulsan ; dapat dipertimbangkan bila kejang bukan karena hipoksemia ;dapat dicoba kloralhidrat 50mg/kg/hari ( dibagi 3 dosis ) atau diazepam 05-0.73/kg/kali, im/IV

6) Antiviral / antibiotika AntiviralHanya untuk pnemonia viral yang berat/ cenderung menjadi berat ( disertai kelainan jantung atau penyakit dasar yang lain ).VirusAnti virusVirusAnti virus

Resp. sinsitialVariselaRibavirin

AsiklovirInfluensa- A

SitomegalovirusAmantdin

Ganiklovir

AntibiotikaBerdasarkan usiaUsiaEtiologiRawat jalanRawat inap

0-2 minggu2-4 minggu1-6 bulan6 bulan 6 tahun6 tahunDengan gangguan imunologisStrep gr ( + )Enterrobakt gr ( - )Idem = H. InfluensaPnemokok, H influ-ensa, Staf Aureus mungkin klamidiaPnemokok, H influensa, Staf. AureusM. pnemonia, pnemokok Banyak penyebab( - )( - )( - )Eritro/ SulfisoksasolEritra / sulfisoksasol atau amoksisilin/ klavulanat atau trimetoprimsulfa metoksasolEritro atau penisilin (- )Ampi + gentaAmpi + sefotaksimAmpi + seftriaksonSeftriakson / nafsilin + kloramfenikol EritromisinSeftriakson atau naf- silin + kloramfenikolNafsilin atau eritroVankomisin dan sef tasidim

Berdasarkan perkiraan asal infeksiAsal infeksiPerkiraanKumanBeratSakitAntibiotika

Lingkungan( komonitas )NosokomialAspirasiPnemokokus,H influensa,MikoplasamaEnterobakteri gr( -)Staf, AureusStaf. Aureus,Pnemo-kok, HinfluensaRinganBeratRinganBeratAminopenisilin : amoksisilin atau makrolid : eritomisinSefalosporin generasi II/II : sefuroksim + makrolid: eritomisinSefalosporin generasiII/III : sefuroksimSefalosporin generasiII/III : sefuroksim + aminoglikosida: gentamisinAminopenisilin: amoksilin + metronidasol

7) Obat khusus : tuberkulostatika dan lain-lain tergantung sebab8) KortikosteroidKadang-kadang diberikan pada kasus yang berat (konsolidasi masif), atelektasis, Infiltrasi milier (dengan sesak dan sianosis) Jangka pendek.

2.11 KOMPLIKASIKadang-kadang pneumonia berperan penting dalam penambahan masalah medis yang disebut komplikasi. Komplikasi yang paling sering disebabkan oleh pneumonia karenab bakteri daripada pneumonia karena virus. Komplikasi yang penting meliputi :7 Gagal nafas dan sirkulasiEfek pneumonia terhadap paru-paru pada orang yang menderita pneumonia sering kesulitan bernafas, dan itu tidak mungkin bagi mereka untuk tetap cukup bernafas tanpa bantuan agar tetap hidup. Bantuan pernapasan non-invasiv yang dapat membantu seperti mesin untuk jalan nafas dengan bilevel tekanan positif, dalam kasus lain pemasangan endotracheal tube kalau perlu dan ventilator dapat digunakan untuk membantu pernafasan. Pneumonia dapat menyebabkan gagal nafas oleh pencetus akut respiratory distress syndrome (ARDS). Hasil dari gabungan infeksi dan respon inflamasi dalam paru-paru segera diisi cairan dan menjadi sangat kental, kekentalan ini menyatu dengan keras menyebabkan kesulitan penyaringan udara untuk cairan alveoli, harus membuat ventilasi mekanik yang dibutuhkan. Syok sepsis dan septik Merupakan komplikasi potensial dari pneumonia. Sepsis terjadi karena mikroorganisme masuk ke aliran darah dan respon sistem imun melalui sekresi sitokin. Sepsis seringkali terjadi pada pneumonia karena bakteri ; streptoccocus pneumonia merupakan salah satu penyebabnya. Individu dengan sepsis atau septik membutuhkan unit perawatan intensif di rumah sakit. Mereka membutuhkan cairan infus dan obat-obatan untuk membantu mempertahankan tekanan darah agar tidak turun sampai rendah. Sepsis dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan jantung diantara masalah lain dan sering menyebabkan kematian. Effusi pleura, Empyema dan AbcesAda kalanya, infeksi mikroorganisme pada paru-paru akan menyebabkan bertambahnya (effusi pleura) cairan dalam ruang yang mengelilingi paru (rongga pleura). Jika mikroorganisme itu sendiri ada di rongga pleura, kumpulan cairan ini disebut empyema. Bila cairan pleura ada pada orang dengan pneumonia, cairan ini sering diambil dengan jarum (toracentesis) dan diperiksa, tergantung dari hasil pemeriksaan ini. Perlu pengaliran lengkap dari cairan ini, sering memerlukan selang pada dada. Pada kasus empyema berat perlu tindakan pembedahan. Jika cairan tidak dapat dikeluarkan, mungkin infeksi berlangsung lama, karena antibiotik tidak menembus dengan baik ke dalam rongga pleura. Jarang, bakteri akan menginfeksi bentuk kantong yang berisi cairan yang disebut abses. Abses pada paru biasanya dapat dilihat dengan foto thorax dengan sinar x atau CT scan. Abses-abses khas terjadi pada pneumonia aspirasi dan sering mengandung beberapa tipe bakteri. Biasanya antibiotik cukup untuk pengobatan abses pada paru, tetapi kadang abses harus dikeluarkan oleh ahli bedah atau ahli radiologi.

Komplikasi pneumonia lainnya adalah sebagai berikut :1) Perikarditis2) Meningitis3) Hipotensi4) Delirium5) Asidosis metabolic6) Dehidrasi

2.12 PROGNOSISDengan pengobatan, sebagian tipe dari pneumonia karena bakteri dapat diobati dalam satu sampai dua minggu. Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama, pneumonia karena mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama sekali. Hasil akhir dari episode pneumonia tergantung dari bagaimana seseorang sakit, kapan dia di diagnosa pertama kalinya. Angka kematian (mortalitas) tergantung juga penyebab utama dari pneumonia.8Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan kesehatan, pneumonia merupakan ancaman kematian. Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit, akses terbatas untuk sinar x, terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak mampuan untuk perawatan kondisi utama yang tidak dapat dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari pneumonia.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANPnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).Pneumonia merupakan penyakit yang umumnya terjadi pada semua kelompok umur, dan menunjukan penyebab kematian pada orang tua dan orang dengan penyakit kronik. Pneumonia merupakan suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Gejala khas yang berhubungan dengan pneumonia meliputi batuk, nyeri dada demam, dan sesak nafas. Dengan penemuan dari banyak antibiotik-antibiotik yang kuat, kebanyakan kasus-kasus dari pneumonia dapat dirawat dengan sukses. Nyatanya, pneumonia dapat biasanya dirawat dengan antibiotik-antibiotik oral tanpa keperluan untuk opname di rumah sakit. Prognosis untuk tiap orang berbeda tergantung dari jenis pneumonia, pengobatan yang tepat, ada tidaknya komplikasi dan kesehatan orang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1) Suyodo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal. 2196-2062) Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta : EGC. 20063) Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Percetakan Infomedika. 2007. Hal. 1228-334) Thomas JM. Community-Acquired Pneumonia. Edisi ke-1. Springer. 20015) Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2000 6) Bare BG, Smeltzer SC. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC 7) Fransisca S K. Pneumonia. Surabaya : Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma. 2000. Di unduh dari : http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/pneumonia.pdf, 17 Juni 20118) Listyo A, Handayani AB, Suminar AS, Prasiddhanti L, Pratiwi YH. Pneumocystis Pneumonia : Diagnosis Laboratorik & Identifikasi. Diunduh dari : http://adasidna.blogspot.com/2008/03/pneumocystis-pneumonia-diagnosis.html, 17 Juni 20119) Prazetya D. Askep pneumonia. Di unduh : http://wildanprasetya.blog.com/, 19 Juni 201118