10
D. Dampak Pencemaran Air dari Limbah Tekstil Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah berupa pencemaran debu yang dihasilkan penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan limbah cair yang berasal dari tumpahan dan air cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan. Zat warna tekstil merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor dan auksokrom sebagai pengaktif kerja kromofor dan pengikat antara warna dengan serat. Kapas mentah mengandung kotoran seperti lilin kapas, zat-zat lemak, senyawa pectin, protein, debu dan tanah (Renita 2004). Menurut hasil wawancara dengan pengelola pompa air serta warga disekitar sungai tempat pengamatan, pencemaran air sungai tersebut berasal dari limbah dari pabrik tekstil disekitar lokasi, yaitu dari industri pengecatan dan pencetakan batik di Pasar Kliwon, Semanggi, Surakarta. Pabrik teksil tersebut membuang limbahnya ke sungai, sehingga sungai menjadi berwarna tidak jernih lagi. Ketika dilakukan pengamatan warna air sungai tersebut dalah cokelat kemerah-merahan. Menurut warga sekitar warna air bisa berubah –ubah tergantung warna limbah yanh dibuang ke sungai. Selain dari limbah tekstilpencemaran juga berasal darisampah-sampah kota. Warga disekitar tempat tersebut merasa

(Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

D. Dampak Pencemaran Air dari Limbah Tekstil

Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah berupa

pencemaran debu yang dihasilkan penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan

limbah cair yang berasal dari tumpahan dan air cucian tempat pencelupan

larutan kanji dan proses pewarnaan. Zat warna tekstil merupakan gabungan

dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor dan auksokrom sebagai pengaktif

kerja kromofor dan pengikat antara warna dengan serat. Kapas mentah

mengandung kotoran seperti lilin kapas, zat-zat lemak, senyawa pectin,

protein, debu dan tanah (Renita 2004).

Menurut hasil wawancara dengan pengelola pompa air serta warga

disekitar sungai tempat pengamatan, pencemaran air sungai tersebut berasal

dari limbah dari pabrik tekstil disekitar lokasi, yaitu dari industri pengecatan

dan pencetakan batik di Pasar Kliwon, Semanggi, Surakarta. Pabrik teksil

tersebut membuang limbahnya ke sungai, sehingga sungai menjadi berwarna

tidak jernih lagi. Ketika dilakukan pengamatan warna air sungai tersebut

dalah cokelat kemerah-merahan. Menurut warga sekitar warna air bisa

berubah –ubah tergantung warna limbah yanh dibuang ke sungai. Selain dari

limbah tekstilpencemaran juga berasal darisampah-sampah kota. Warga

disekitar tempat tersebut merasa terganggu akibat pencemaran tersebut, selain

airnya tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pencemaran

tersebut juga menimbulkan bau yang tidak sedap. Banjir juga kerap menimpa

warga disekitar sungai.

Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses

pengkajian, penghilangan kanji, penggelantangan, merseriasi, pewarnaan,

percetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas

menghasilkan limbah yang lebih banyak daripada limbah dari proses

penyempurnaan bahan sintesis. Pemasakan dan meserisasi kapas serta

pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting. Karena

menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersupsensi dan zat-zat kimia.

Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750

Page 2: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

mg/ padatan tersupsensi dan 500 mg/L BOD. Perbandingan COD dan BOD

adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1(Renita 2004).

Industri tekstil rumahan sebagian besar membuang limbah ke sungai

tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Perbuatan tersebut membuat air sungai

menjadi kotor dan tercemar. Limbah pewarna yang dibuang sembarangan,

juga bisa mencemari lingkungan, ekosistem sungai rusak. Akibatnya, ikan-

ikan mati dan air sungai tidak dapat dimanfaatkan lagi. Lebih dari itu, air

sungai yang telah tercemar meresap ke sumur dan mencemari sumur. Padahal

air itulah yang digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Limbah tekstil

menimbulkan perubahan warna sungai akibat pencemaran limbah cair dari

pabrik yang juga mengeluarkan bau bangkai yang menyengat diikuti oleh

matinya ikan-ikan, banyak ternak yang mati, dan juga kesehatan yang

terganggu seperti penyakit kulit.

Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan limbah

tekstil ke sungai adalah sebagai berikut:

1. Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar

oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pengolahan

limbah dalam sungai.

Berkurangnya jumlah oksigen dalam air mengakibatkan berkurangnya

poulasi ikan dalam sungai, karena kompetisi dalam mendapatkan oksigen

untuk hidup.

2. Limbah tekstil yang dibuang  ke sungai, dapat berakibat menghalangi

cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan

air dan alga, yang menghasilkan oksigen.

Tumbuhan air dan alga memerlukan cahaya matahari untuk melakukan

fotosintesis, jika cahaya matahari kurang maka fotosintesi juga berkurang,

produksi oksigen dalam air juga berkurang, sehingga fauna-fauna dalam

air kekurangan oksigen untuk bernafas.

3. Deterjen yang digunakan untuk proses pencucian  zat warna pada tekstil

sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka

Page 3: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai

organisme air.

Zat-zat racun dalam limbah yang ada dalm air akan meracuni fauna-fauna

dalam air, sehingga banyak fauna-fauna dalam air yang mati. Jika manusia

dan hewan lainnya juga mengkonsumsi air tercemat zar racun tersebut

maka juga akan mengalami keracunan atau terkena penyakit.

4. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa

fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan

ganggang dan eceng gondok (Eichhornia crassipes).

Eutrofikasi adalah masalah lingkungan hidup yang mengakibatkan

kerusakan ekosistem perairan khususnya di air tawar. Hal tersebut

disebabkan oleh limbah fosfat (PO3-), dimana fosfat tersebut dihasilkan

oleh limbah rumah tangga seperti detergen, selain itu limbah tersebut juga

dapat dihasilkan dari limbah peternakan, limbah industri, dan berasal dari

pertanian. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP)

dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L.

5. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali

menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga

menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya

proses fotosintesis.

Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran

mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat

ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal

ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak

sedap, dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Akibatnya,

kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya

konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan

makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh

dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya

dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya

keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-

Page 4: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko

kesehatan bagi manusia dan hewan. Alga bloom juga menyebabkan

hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga

dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk

mengatasinya.

6. Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat

proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.

Proses pembusukan membutuhkan oksigen, sehingga jika banyak fauna

dan flora air yang mati maka akan terjadi proses pembusukan yang

banyak. Banyaknya proses pembusukkan akan banyak memerlukan

oksigen, sehingga konsentrasi oksigen menjadi sangat berkurang.

7. Material pembusukan tumbuhan air akan menyebabkan mengendapkan

dan menyebabkan pendangkalan sungai.

Pendangkalan sungai membuat daya tampung sungai menjadi menurun.

Akibatnya jika musim hujan tiba sungai tidak dapat menapung air,

sehingga banjir tidak dapat dihindari. Air banjir juga menimbulkan

dampak bagi kesehatan manusia, berbagai penyakit dapat ditimbulkan

akibat banjir tersebut.

Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata

kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan

pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat

maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran

dalam waktu relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun

sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah masa 20 tahun

atau lebih. Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun

setelah menjalani waktu yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan

nyata dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,

mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang semula hidup cukup

subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang

tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian

menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain.

Page 5: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan, misalnya,

timbul penyakit baru yang sebelumnya belum/tidak ada. Kondisi air sungai,

mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika mengalami perubahan yang

cukup menyedihkan. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah industri

ternyata telah memberikan dampak serius mengancam satu atau lebih unsur

lingkungan. Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang

tergantung pada sifat limbah, jenis, volume limbah, frekuensinya dan

lamanya limbah berperan.

 

Dampak Positif dilaksanakannya pengolahan air

1. Dampak kesehatan

Di Solo terdapat empat dampak kesehatan besar disebabkan oleh

pengelolaan air dan banjir yang sering terjadi, yakni diare, tipus, polio dan

cacingan. Dengan dilaksanakannya pengolahan air yang intensif dan dapat

membersihkan sungai dapat mengurangi beberapa penyakit yang sering

kali muncul di masyarakat sekitar.

2. Dampak lingkungan

Lingkungan yang tidak kotor karena dilakukannya pengolahan

terhadap limbah sekitar pintu air demanggan memberikan dampak positif.

Dampak positif dari lingkungan sekitar seperti menghilangkan bau yang

sering sekali muncul saat air mulai berubah warna akibat limbah tekstil

dan sampah yang tergenang. Selain itu air yang mengalirpun tidak

tergenang sampah lagi. Peningkatan kualitas kondisi existing sungai di

Solo terkait dengan rencana pengembangan potensi jalur sungai

melakukan program peningkatan kualitas (badan) air dengan pihak-pihak

yang lebih kompeten, baik di dalam maupun luar negeri dalam suatu

program revitalisasi kondisi eksisting.

Page 6: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

3. Dampak Sosial dan Ekonomi

Peningkatan kualitas terhadap persepsi, sikap dan perlakuan  warga Kota

Solo terhadap adanya pengembangan jalur sungai sebagai alternatif obyek

wisata air. Dari analisis yang telah dilakukan, peran masyarakat, pada

akhirnya sangat signifikan bagi pengembangan wisata. Karenanya

diperlukan pelibatan masyarakat dalam berbagai skala kegiatan wisata.

Pengembangan wisata UKM merupakan salah satu inovasi dapat

digunakan sebagai faktor pemicu dalam pelibatan masyarakat.

Pengembangan Potensi sungai di Solo untuk dijadikan obyek wisata, baik

wisata alam maupun wisata budaya. Tercapainya pemenuhan kebutuhan

dan harapan warga Kota Solo terhadap adanya pengembangan jalur sungai

sebagai alternatif obyek wisata air, dengan adanya pengembangan jalur

sungai sebagai alternatif obyek wisata air yang memiliki daya tarik.

Page 7: (Poin D) Dampak Pencemaran Air Dari Limbah Tekstil

DAPUS

Renita, Manurung 2004.  Perombakan Zat Warna Azo Reaktif  Secara Anaerob – Aerob. Sumatera Utara: Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sumatra Utara.