Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH”
Disampaikan Oleh:
BAHRI,SSTP, M.Si
Direktur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Ditjen Bina Keuangan Daerah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Nama : BAHRI, SSTP, M.Si Hp: 081386322638
Tempat/Tgl. Lahir : Kasiputeh, 28 April 1975
NIP/Pangkat : 197504281995111001, IV/c
Agama : Islam
Status : Menikah, dengan 1 anak
Alamat Kantor : Jl. Veteran No 7 Jakarta Pusat Kementerian Dalam Negeri
Alamat Rumah : Jl. Meranti Indah II No.10 Cileunyi Kab. Bandung, Jawa Barat
Jabatan : Direktur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
RIWAYAT PEKERJAAN
▪ Lurah Bukit Wolio Indah, Kota Bau-Bau;
▪ Kabag Perencanaan, IPDN Kemendagri;
▪ Kabag Pelatihan, IPDN Kemendagri;
▪ Kabag Umum, IPDN Kemdagri;
▪ Kasubdit Fasilitasi DAK, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemdagri;
▪ Direktur Pelaksanaan dan Pertangunggjawaban Keuda, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemdagri.
PENDIDIKAN
▪ SD Inpres Ende IX, NTT - D-IV STPDN, Jatinangor Jawa Barat
▪ SMP Negeri Tinanggea Konsel, Sultra - S2 MAPD STPDN, Jatinangor Jawa Barat
▪ SMA Negeri I Bau-Bau, Sultra - S-3 MAP UNPAD, Jawa Barat (Mahasiswa)
KERANGKA PIKIR PERUBAHAN PP PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
UU No.23/2014
Pasal 308
Permendagri No.33 Tahun 2019Evaluasi Gambaran Umum
Pengelolaan Keuangan Daerah
PP 58/2005
1. Analisis Pendapatan-PAD
2. Analisis Struktur Belanja
3. Simpanan Pemda di Perbankan
Strategi dan Kebijakan
Jangka Pendek- Menengah
Intervensi Kebijakan TKDDPerbaikan Regulasi
Pengelolaan Keuda
UU APBN
Setiap Tahun1. Perpres 95 Tahun 2018 ttg Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
Pasal 1 angka 1 Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik yang selanjutnya disingkat SPBE adalah
penyelenggaraan pemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE.
2. Perpres 54 Tahun 2018 ttg Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi
Pasal 3 ayat (1) Fokus Stranas PK meliputi:
a. perizinan dan tata niaga;
b. keuangan negara (termasuk keuda); dan
c. penegakan hukum dan reformasi birokrasi.
PP 12/2019
Pasal 89 ayat (1 & 2)
Pasal 223
1. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah
2. Tindaklanjut Hasil Koordinasi dengan KPK
3. Penyesuaian Pengaturan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020 Terhadap Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
Pedoman penyusunan APBD adalah pokok2
kebijakan yang ditetapkan oleh Mendagri setiap
tahun sebagai petunjuk dan arah bagi pemda
dalam penyusunan, pembahasan dan penetapan
APBD.
0%
50%
100%
Provinsi Kabupaten Kota
49%
10%23%
38%
72%59%
13% 18% 18%
Rata-rata Komposisi Pendapatan APBD
2010-2019
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan
64 87 105 125 151 158 167 190
6,864 7,825
8,672 9,606
10,681 11,653
12,659 13,824
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Perkembangan PDRD vs PDRB
(dalam triliun rupiah)
PDRD
• Selama 10 tahun terakhir, pendapatan APBD Kabupaten dan Kota masih bertumpu pada Dana Perimbangan (72% untuk kabupaten, 59% untuk
kota).
• Selama periode 2010-2017, laju pertumbuhan PDRD belum sebanding dengan pertumbuhan PDRB, dan hal tersebut menunjukkan bahwa Pemda
belum mampu memanfaatkan instrumen PDRD untuk mengoptimalkan pemungutan PDRD di tengah momentum pertumbuhan ekonomi.
PERMASALAHAN & TANTANGAN
• Cakupan dan basis perpajakan daerah masih sempit
• Administrasi pemungutan PDRD belum optimal, karena:
✓ Organisasi Pemda yang belum dimodernisasi sesuai dengan fungsi/proses bisnis pemungutan perpajakan
✓ Keterbatasan SDM Pengelola PDRD, baik jumlah maupun kompetensi, a.l dalam bidang Pemeriksa Pajak, Jurusita Pajak,
dan Penilai PBB-P2
✓ Kepatuhan perpajakan (compliance) Wajib Pajak Daerah masih rendah
1. Hasil Evaluasi Pelaksanaan APBD
a) Analisis Pendapatan- PAD
dalam triliun Rp
• Secara nominal, semua jenis belanja daerah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali belanja modal di 2017 yang mengalami penurunan.
• Selama tahun 2010-2017 rata-rata belanja pegawai 39,52% belanja barang & jasa 20,56%, belanja modal 21,72%, dan belanja lainnya 18,2%.
• Porsi belanja pegawai dan modal terhadap total belanja daerah cenderung turun, sedangkan porsi belanja barang/jasa dan belanja lainnya
cenderung naik.
• Komponen belanja lainnya yang naik paling besar berupa belanja bantuan keuangan, termasuk Alokasi Dana Desa (dilaksanakan mulai tahun
2015 sesuai UU No. 6 tahun 2014 ttg Desa).
Permasalahan & Tantangan
• Porsi belanja pegawai dan belanja modal turun, sedangkan belanja barang & jasa naik, ada kecenderungan menggeser alokasi belanja pegawai
dan belanja modal ke belanja barang & jasa.
• Alokasi anggaran kurang fokus untuk menuntaskan prioritas daerah/nasional, program/kegiatan banyak & bervariasi (150-600 program pada satu
daerah)
• Belum adanya standarisasi satuan biaya yang digunakan dalam menyusun anggaran belanja pegawai, belanja barang & jasa dan belanja modal.
• Sulitnya sinkronisasi dan harmonisasi belanja APBD dengan program belanja K/L karena adanya perbedaan nomenklatur program/kegiatan dan
akun.
• Kurangnya sinergi antar SKPD dalam penganggaran program dan kegiatan.
• Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi RAPBD untuk memastikan penyusunan APBD sesuai dengan prioritas nasional, mandatory spending, dan
prinsip efisiensi.
b) Analisis Struktur Belanja
1. Pada tahun 2015-2018, posisi simpanan pemda di perbankan pada bulan Januari hingga Mei mengalami tren kenaikan. Diduga pola ini karena
pada Triwulan I dan II pemda baru dapat merealisasikan belanja operasional sementara penyerapan belanja modal belum optimal (misalnya
proses pemilihan penyedia (pelelangan) masih berjalan, pembebasan lahan yang belum tuntas, dsb).
2. Pada bulan Oktober-Desember, simpanan pemda di perbankan mengalami tren penurunan dan berada pada posisi terendah di bulan Desember. Hal
ini menunjukkan bahwa pada triwulan IV, pemda menarik sebagian besar simpanannya di perbankan untuk dipergunakan dalam bentuk realisasi
belanja.
3. Posisi Mei 2019, simpanan pemda di perbankan sebesar Rp197.63 T, lebih rendah Rp14.53 T [6.85%] dari periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar Rp212.16 T. Posisi Mei 2019 ini mengalami penurunan dari bulan sebelumnya (April 2019) sebesar Rp228.97 T atau turun sebesar Rp31.34
T [13.69%].
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
c) Simpanan Pemda di Perbankan (Bank Umum)
Tahun 2015 - 2019
2. Intervensi Kebijakan TKDD
Dana Transfer Khusus
Dana Insentif Daerah Dana Desa
▪ Kebijakan minimal 25% DTU untuk infrastruktur▪ Penerapan sanksi terhadap daerah yang tidak
memenuhi mandatory spending▪ Penyaluran DBH yang terdistribusi setiap bulan▪ Peningkatan transparansi PNBP dan DBH▪ Penyediaan APBN untuk memenuhi roadmap
penyelesaian KB/LB DBH▪ Regulasi untuk kebijakan DAU Tambahan agar
termanfaatkan dengan baik
✓ Penguatan peran insentif untuk mendorongperbaikan pengelolaan TKDD, PAD, belanjadaerah dan pembiayaan kreatif
✓ Penyederhanaan & refocusing kategori/indikatorDID agar selaras prioritas nasional
✓ Transparansi kebijakan pengelolaan DID dankoordinasi dengan K/L penyedia data
✓ Sinergi perencanaan belanja K/L dengan DAK (KRISNA)✓ Kolaborasi dengan DJA dalam telaah belanja sektoral K/L
dan DAK✓ Embrio program lintas sektor via DAK Fisik dan Non Fisik
untuk program Stunting✓ Restrukturisasi bidang DAK sesuai program nasional✓ Kebijakan penyusunan rencana kegiatan beserta target
output dan locus kegiatan✓ Penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan dan capaian
output (OMSPAN)
▪ Penyempurnaan kebijakan pengalokasian Dana Desa▪ Peningkatan porsi pemanfaatan Dana Desa untuk
pemberdayaan▪ Penyaluran berbasis kinerja dan insentif atas kinerja
penyaluran▪ Peningkatan kapasitas pemerintah dan kelembagaan
desa▪ Optimalisasi peran pemda dalam pengelolaan Dana
Desa
Dana Transfer Umum
DASAR HUKUM
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Penjelasan
Penyusunan peraturan pemerintah diselaraskan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai keuangan negara dan
perbendaharaan negara serta ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait lainnya
Pasal 293 &
Pasal 330
UU 23/2014
“Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah”
Diundangkan tanggal 12 Maret 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Penegasan Kepala Daerah Berkedudukan Sebagai Pemilik Modal Pada Perusahaan Umum
Daerah Atau Pemegang Saham Pada Perseroan Daerah.
1
Pasal 284 ayat 1 UU No.23/2014
Kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Pasal 4 PP 12/2019
Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Pasal 2 ayat (1) PP 54/2017 ttg BUMD
Kepala Daerah merupakan pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Pasal 3 ayat (1) PP 54/2017
Kepala daerah mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan pada:
a. Perusahan umum daerah, berkedudukan sebagai pemilik
modal; dan
b. Perusahaan Perseroaan Daerah, berkedudukan sebagai
pemegang saham.
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Pejabat Fungsional Umum dapat menjadi PPTK apabila tidak terdapat pejabat struktural.
2
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna
Anggaran
Pejabat
PelaksanaTeknis
Kegiatan
Penetapan
berdasarkan
pertimbangan
KompetensiJabatan
BesaranAnggaranKegiatan
Beban Kerja LokasiRentangKendali
PertimbanganObjektif
Lainnya Yang kriterianya
Pasal 12 dan 13 PP 12 Tahun 2019
merupakan Pegawai ASN yang
menduduki jabatan struktural
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam hal tidak terdapat Pegawai
ASN yang menduduki jabatan
struktural, PA/KPA dapat
menetapkan pejabat fungsional
umum selaku PPTK yang
kriterianya ditetapkan Kepala
Daerah (Pasal 13 ayat 2)
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Merinci Tugas Tim Anggaran Pemerintah Daerah3
TIM ANGGARAN
PEMERINTAH DAERAH
(TAPD)
DIPIMPIN OLEH SEKDA
pejabatlain sesuaidengan
kebutuhan
PPKD
PejabatPerencana
Daerah
a. membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. menyusun dan membahas rancangan KUA dan
rancangan perubahan KUA;
c. menyusun dan membahas rancangan PPAS dan
rancangan perubahan PPAS;
d. melakukan verifikasi RKA SKPD;
e. membahas rancangan APBD, rancangan perubahan
APBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD;
f. membahas hasil evaluasi APBD, perubahan APBD, dan
Pertanggungjawaban APBD;
g. melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD dan
rancangan perubahan DPA SKPD;
h. menyiapkan surat edaran Kepala Daerah tentang
pedoman penyusunan RKA; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
TUGAS
Pasal 22 PP 12 Tahun 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Perubahan Struktur APBD
4
A P B D
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN
PAD
➢ Pajak Daerah
➢ Retribusi Daerah
➢ Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
➢ Lain –lain PAD yg Sah
Pendapatan Transfer
➢ Transfer Pemerintah Pusat
➢ Transfer Antar Daerah
LAIN 2 PD YG SAH
➢ Hibah
➢ Dana Darurat
➢ Lain-Lain Pendapatan Sesuai PUU
Belanja Operasi
➢ B. Pegawai
➢ B. Barang & Jasa
➢ B. Bunga
➢ B. Subsidi
➢ B. Hibah
➢ B. Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Belanja Transfer
➢ B. Bagi Hasil
➢ B. Bantuan Keuangan
Penerimaan Pembiayaan
➢ SiLPA
➢ Pencairan d. cadangan
➢ Penj yang dipisahkan
➢ Penerimaan pinjaman
➢ Penerimaan kembali pemberian pinjaman
➢ Penerimaan Pembiayaan lainnya Sesuai PUU
Pengeluaran Pembiayaan
➢ pembayaran cicilan pokok Utang
➢ Penyertaan modal
➢ Pembentukan dana cadangan
➢ Pemberian pinjaman
➢ pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Fungsi PendidikanAlokasi AnggaranFungsi PendidikanSekurang-kurangnya 20%dari APBD
AnggaranKesehatan Minimal10% dari TotalBelanja Daerahdiluar Gaji
AnggaranInfrastruktur yangBersumber DariDana TransferUmum Sebesar25%
Anggaran PeningkatanKapasitas SDMSekurang-kurangnya0,34% UntukPemerintah Provinsi Dan0,16% UntukPemerintahKabupaten/Kota DariTotal Belanja Daerah
Alokasi AnggaranPenguatan APIPSebesar 0,3%Sampai Dengan0,9% Dari TotalBelanja Daerah
1. Pasal 50 ayat (1) daerah wajib mengalokasikan belanja untuk mendanai UPdaerah yang besaranya telah dtetapkan sesuai dengan ketentuan PP.
2. Pasal 50 ayat (2) dalam hal daerah tidak memenuhi alokasi belanja, menteriyang menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan melakukanpenundaan dan/atau pemotongan penyaluran DTU, stlh berkoordinasidengan Mendagri dan Menteri teknis.
3. Pasal 50 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut penundaandan/atau pemotongan penyaluran DTU diatur dalamperaturan menteri yang menylenggarkan urusanpemerintahan di bidang keuangan.
Pengaturan Daerah tidak memenuhi alokasi belanja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, menteri keuangan melakukan penundaan dan/atau pemotongan penyaluran Dana Transfer
Umum, setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan menteri teknis terkait
5
Belanja daerah berpedoman pada Standar Teknis dan Harga Satuan Regional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12/20191. Pasal 49 ayat (1) belanja daerah untuk mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
2. Pasal 49 ayat (2) UP yang menjadi kewenangan daerah terdiri
atas UPW dan UPP sesuai PP.
3. Pasal 49 ayat (5) “belanja daerah dialokasikan dengan
memprioritaskan pendanaan UPWTPD dalam rangka pemenuhan
SPM.
PP 12/20191. Pasal 51 ayat 1 belanja daerah untuk UPW berpedoman
pada SHSR, ASB, dan ST sesuai PP.
2. Pasal 51 ayat (2) “belanja daerah untuk UPWTTPD dan
UPP berpedoman pada SHSR, ASB, ST sesuai PP.
3. Pasal 51 ayat (3) SHSR ditetapkan dengan Perpres.
4. Pasal 51 ayat (4) “SHSR sebagaimana dimaksud ayat (3)
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Standar
Harga Satuan (SHS) pd masing-masing daerah.
5. Pasal 51 ayat (5) “ASB dan ST sbgmn ayat 1 dan ayat 2
dan SHS sbgmn ayat 4 ditetapkan dengan Perkada.
SHSR1. Meliputi: satuan biaya honorarium, satuan biaya
perjalanan dinas, satuan biaya rapat/pertemuan di dalam
dan diluar kantor, satuan biaya pengadaan kndaraan
dinas, dan satuan biaya pemeliharaan (gedung/bangunan,
kendaraan dinas, dan sarana kantor.
2. Berfungsi sebagai: a. Batas tertinggi yang
besarannya tidak dpt dilampaui dalam
penyusunan RKA-PD, b. Referensi penyusunan
proyeksi perkiraan maju, c. Bahan perhitungan
pagu indikatif APBD.
UU No.23/20141. Pasal 298 ayat (1) belanja daerah diprioritaskan untuk
mendanai UPWTPD yang ditetapkan dengan SPM.
2. Pasal 298 ayat (2) Belanja daerah berpedoman pada Standar
Teknis dan Standar Harga Satuan Regional.
3. Pasal 298 ayat (3) Belanja daerah untuk pendanaan UP yang
menjadi kewenangan daerah selain UPWTPD berpedoman pada
Analisa Standar Biaya (ASB), Standar Harga Satuan Regional
(SHSR) sesuai PP.
6
Pengaturan Pemberian tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN daerah berpedoman
pada Peraturan Pemerintah, Dalam hal belum adanya PP , Kepala Daerah dapat
memberikan tambahan penghasilan bagi Pegawai ASN setelah mendapat persetujuan Menteri
7
Pemerintah DaerahDapat Memberikan TPP-ASN
PersetujuanDPRD
Ditetapkan DenganPerkada Dengan
Berpedoman PadaPeraturan Pemerintah
Dalam Hal Belum AdanyaPP, Kepala Daerah DapatMemberikan TPP-ASN setelahMendapat Persetujuan MenteriDalam Negeri
Persetujuan MenteriDalam Negeri seletahmendapatkanPertimbangan MenteriKeuangan
Dalam Hal Kepala Daerah Menetapkan Pemberian TPP-ASN Tidak Sesuai, Menteri Keuangan
Melakukan Penundaan Dan/AtauPemotongan Dana Transfer UmumAtas Usulan Menteri Dalam Negeri
beban kerjaTempat
bertugaskondisikerja
kelangkaanprofesi
prestasikerja
pertimbanganobjektif lainnya
Kriteria TP ASN
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Penegasan Kepala Daerah menetapkan rancangan KUA dan rancangan PPAS menjadi KUA dan
PPAS berdasarkan RKPD, apabila KDH dan DPRD tidak bersepakat
8
Pasal 91 PP No.12/2019
Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak menyepakati bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS, paling lama 6
(enam) minggu sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepada DPRD, Kepala Daerah menyampaikan
Rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD berdasarkan RKPD, rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusun
Kepala Daerah, untuk dibahas dan disetujui bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD.
1. UU No.23/2014 Pasal 310 ayat (1)
Kepada daerah menyusun KUA dan
PPAS berdasarkan RKPD dan
diajukan kepada DPRD ut dibahas
bersama.
2. Pasal 17 UU 17/2003 ayat 1 APBD
disusn berdasarkan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan
dan kemampuan pendapatan
daerah. Pasal 17 ayat (2)
penyusunan APBD berpedoman
pada RKPD.
UU No.23 Tahun 2014
1. Pasal 311 ayat (1) KDH wajib mengajukan R Perda ttg APBD disertai penjelasan dan
dokumen-dokumen pendukung kepada DPRD sesuai dengan waktu yang ditentukan PP untuk
memperoleh persetujuan bersama.
2. Pasal 311 ayat (2) KDH yang tidak mengajukan R perda ttg APBD dikenai saksi administratif
berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dlaam ketentuan PP selama 6 bulan.
3. Pasal 312 KDH dan DPRD wajib menyetujui bersama R Perda ttg APBD paling lambat 1 bln
sblm dimulainya tahun anggaran setiap tahun.
4. Pasal 312 ayat (2) DPRD dan KDH yang tidak menyetujui bersama R Perda ttg APBD sebelum
dimulainya tahun anggaran setiap tahun dikenai saksi administratif berupa tidak dibayarkan
hak-hak keuangan yang diatur dlm ketentuan PP selama 6 bulan.
5. Pasal 313 ayat (1) apabila KDH dan DPRD tidak mengambil persetujuan bersama dalam
kurun waktu 60 hari sejak disampaikan R Perda ttg APBD oleh KDH kpd DPRD, KDH
menyusun dan menetapkan Perkada ttg APBD paling tinggi sebesar angka APBD TA
sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan.
6. Berdasarkan hal tersebut R Perda ttg APBD disampaikan untuk 5 HARI KERJA YAITU
MINGGU II BLN SEPTEMBER atau MINGGU IV BLN SEPTEMBER UNTUK 6 HARI KERJA
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Proses Penyampaian Rancangan KUA & Rancangan PPAS
KDH
Menyusun
Rancangan KUA
& Rancangan PPAS
PEDOMAN PENYUSUNAN APBD
YG DIKELUARKAN OLEH MENDAGRI
◼ Kebijakan Penyusunan APBD
◼ Teknis Penyusunan APBD
◼ Hal Khusus Lainnya
DPRD
Menyusun
Rancangan KUA
& Rancangan PPAS
Disampaikan
ke DPRD
paling lambat
Minggu Kedua
bulan Juli
dibahas bersama
Dasar
Nota Kesepakatan
Paling lambat
Minggu ke-2
AgustusKUA & PPAS
RKA
pedoman bagi
perangkat daerah
dalam menyusun RKA
SKPD
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Dokumen Yang Memuat Kebijakan Bidang
Pendapatan, Belanja, Dan Pembiayaan Serta
Asumsi Yang Mendasarinya Untuk Periode 1 (Satu)
Tahun
KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA)
Pasal 1 Angka 22
1. kondisi ekonomi makro daerah;
2. asumsi penyusunan APBD;
3. kebijakan Pendapatan Daerah;
4. kebijakan Belanja Daerah;
5. kebijakan Pembiayaan Daerah;
6. strategi pencapaian
memuat
Program prioritas dan batas maksimal anggaran yang diberikan
kepada perangkat Daerah untuk setiap Program dan Kegiatan
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS
Pasal 1 Angka 23
1. menentukan skala prioritas pembangunan daerah;
2. menentukan prioritas Program dan Kegiatan untuk
masing-masing urusan yang disinkronkan dengan
prioritas dan program nasional yang tercantum dalam
rencana kerja Pemerintah Pusat setiap tahun; dan
3. menyusun capaian Kinerja, Sasaran, dan plafon
anggaran sementara untuk masing-masing Program
dan Kegiatan
memuat
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Pengaturan Kegiatan Tahun Jamak dapat melampaui akhir tahun masa jabatan kepala daerah
berakhir untuk kegiatan tahun jamak dimaksud merupakan prioritas nasional dan/atau
kepentingan strategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
9
KRITERIA KEGIATAN TAHUN JAMAK :
o Pekerjaan Konstruksi Atas Pelaksanaan KegiatanYang Secara Teknis Merupakan Satu KesatuanUntuk Menghasilkan 1 (Satu) Keluaran YangMemerlukan Waktu Penyelesaian Lebih Dari 12(Dua Belas) Bulan;
o Pekerjaan Atas Pelaksanaan Kegiatan YangMenurut Sifatnya Harus Tetap Berlangsung PadaPergantian Tahun Anggaran.
KEGIATAN TAHUN JAMAK MENGIKAT DANA ANGGARAN
LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN ANGGARAN
PERSETUJUAN BERSAMA
KEPALA DAERAH DAN DPRD
NOTA KESEPAKATAN
Minimal Memuat:
1. Nama kegiatan
2. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan
3. Jumlah anggaran
4. Alokasi anggaran per tahun
( KDH ) ( DPRD )
➢ Ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan nota
kesepakatan KUA dan PPAS pada tahun pertama rencana
pelaksanaan kegiatan tahun jamak
➢ Jangka waktu penganggaran kegiatan tahun jamak tidak
melampaui akhir tahun masa jabatan kepala daerah berakhir
kecuali Kegiatan Tahun Jamak dimaksud merupakan prioritas
nasional dan/atau kepentingan strategis nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 92 PP 12 Tahun 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Dalam hal hasil evaluasi APBD Daerah tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, Menteri
mengusulkan kepada menteri yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
untuk melakukan penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum;
10
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi atas Rancangan Perda provinsi tentang APBD.
Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti, Menteri Dalam Negeri mengusulkan kepada Menteri Keuangan untukmelakukan penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum
Evaluasi APBD untuk pengendalian anggaran
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
DPRDDibahas bersama
DPRD & Pemda
Penyampaian
RAPERDA APBD
& RANPERGUB
PENJABARAN
APBD
(3 hari)
Membuat
RANPERGUB
Sebesar
Pagu APBD
Tahun Lalu
(15 hari)
Pengesahan
MDN
(30 Hari)
Hasil
Evaluasi
Sesuai
dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Bupati/Walikota
menetapkan
PER-GUB
Setuju
RAPERDA
APBD
RAPERGUB
PENJABARAN APBD
Gubernur
menetapkan
PERDA &
PER-GUB
Penyempurnaan
(7 Hari)
Melewati
Batas waktu
Evaluasi
MDN(15 hari)
Tidak Setuju
Tdk Sesuai
Dgn UU
MDN Usul Ke MENKEU Untuk
Penundaan Dan/Atau
Pemotongan Dana Transfer
Umum
PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI DANPERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD
= Substansi Baru
Pasal 111 PP 12 Tahun 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Pengaturan dalam melakukan evaluasi Rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD,
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri dan
selanjutnya Menteri berkoordinasi dengan menteri keuangan
11
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam melakukan evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBDberkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya Menteri Dalam Negeri berkoordinasi Menteri Keuangan.
Dalam hal hasil evaluasi Gubernur tidak, gubernur mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri, yang selanjutnya MenteriDalam Negeri mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk melakukan penundaan dan/atau pemotongan Dana TransferUmum
Evaluasi APBD untuk pengendalian anggaran
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
DPRDDibahas bersama
DPRD & Pemda
Penyampaian
RAPERDA APBD
& RANPERWAL/BUP
PENJABARAN
APBD
(3 hari)
Membuat
RANPERBUP/WAL
Sebesar
Pagu APBD
Tahun Lalu
(15 hari)
Pengesahan
Gubernur
(30 Hari)
Hasil
Evaluasi
Sesuai
dgn UU
Tdk
Disempurnakan
Bupati/Walikota
menetapkan
PERWAL/BUP
Setuju
RAPERDA
APBD
RAPERBUP/WAL
PENJABARAN APBD
Walikota/Bup
menetapkan
PERDA &
PERWAL/BUP
Penyempurnaan
(7 Hari)
Melewati
Batas waktu
Evaluasi
Laporan kpd
MDN
GUB(15 hari)
Tidak Setuju
Tdk Sesuai
Dgn UU
MDN Usul Ke MENKEU Untuk
Penundaan Dan/Atau Pemotongan
Dana Transfer Umum
Konsultasi
MDN
Koordinasi
Kemenkeu
PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT DANPERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD
= Substansi Baru
Pasal 112 PP 12 Tahun 2019
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Pengaturan dalam hal Pengelola Keuangan Daerah yang berhalangan sementara, pejabat
yang berwenang dapat menunjuk pejabat lain untuk melaksanakan tugas pengelola
Keuangan Daerah
12
Rancangan Perda tentang APBD dan rancangan Perkada tentang
penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh Kepala
Daerah menjadi Perda tentang APBD dan Perkada tentang
penjabaran APBD.
Penetapan rancangan Perda tentang APBD dan rancangan Perkada
tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun sebelumnya.
Kepala Daerah menyampaikan Perda tentang APBD dan Perkada tentang
penjabaran APBD kepada Menteri bagi Daerah provinsi dan gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Daerah kabupaten/kota paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah Perda dan Perkada ditetapkan.
Dalam hal Kepala Daerah berhalangan, pejabat yang berwenang
menetapkan Perda tentang APBD dan Perkada tentang penjabaran
APBD.
Pasal 117 PP 12 Tahun 2019
a. Pelaksana tugas (plt)
1. Plt mengacu pada Pasal 65 dan 66, Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda).
2. Plt dijabat wakil gubernur, wakil bupati dan wakil wali kota, apabila,
gubernur, bupati dan wali kota di suatu daerah sedang berhalangan
sementara.
b. Penjabat sementara (pjs)
1. pjs turunan dari Pasal 70 UU 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
UU No 1 Tahun 2015 tentang Penetapan PP Pengganti UU No 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi UU.
2. Pada saat pasangan KDH dan wakil KDH petahana maju kembali dalam
pemilihan kepala daerah (pilkada), ada kewajiban untuk cuti sepanjang
masa kampanye.
3. Sesuai Permendagri No 74/2016 tentang Cuti di Luar Tanggungan Negara
Bagi Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota
dan Wakil Wali Kota, sbgmn diubah dgn Permendagri 1/2018 tentang
Perubahan atas Permendagri 74/2016, kata plt berganti menjadi pjs.
d. Pelaksana harian (plh)
Plh, jabatan itu diisi oleh sekretaris daerah (sekda), kalau masa jabatan kepala
daerah kurang dari satu bulan.
c. Penjabat (pj) kepala daerah.
1. istilah pj, diatur dalam Pasal 201 UU 10 Tahun 2016.
2. Ketika akhir masa jabatan (AMJ) selesai, ditambah KDH itu tidak cuti
kampanye, maka sampai dilantik KDH baru.
Selama masa kampanye harus memenuhi ketentuan: (Pasal 2 dan Pasal 8)
1. Menjalani Cuti di Luar Tanggungan Negara; dan
2. dilarang menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya, kecuali: Gaji
pokok, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan beras, tunjangan
kesehatan, tunjangan kecelakaan kerja dan tunjangan kematian.
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Pengaturan Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bagi
Daerah yang Belum Memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
13
KUA & PPAS
Konsultasi MDN bagi Provinsi/
Gubernur bagi Kab/Kota
Pasal 118 PP 12 Tahun 2019KEPALA
DAERAH
Pedoman
penyusunan RKA SKPD
Hasil
Konsultasi
Rancangan Perkada tentang APBD
Disampaikan paling lambat
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
rancangan KUA dan
rancangan PPAS dikonsultasikan
Pengesahan
MDN bagi Provinsi/
Gubernur bagi Kab/Kota
(30 Hari)
Kepala Daerah
menetapkan
PERKADA tentang APBD
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Penegasan penggunaan bagan akun standar dalam mewujudkan statistik keuangan
pemerintah dan laporan keuangan yang terkonsolidasi, proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran dan laporan
14
Dilaksanakan Oleh Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
Pasal 185 PP 12 Tahun 2019
Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Daerah
Bagan akun standar (BAS)
• Sebuah Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan
kodefikasi akun yang menggambarkan struktur APBD dan
laporan keuangan secara lengkap, yang diselaraskan dengan
BAS Pemerintah Pusat.
• Untuk mewujudkan statistik keuangan dan laporan keuangan
secara nasional yang selaras dan terkonsolidasi antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, yang meliputi
penganggaran, pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan.
Pasal 188 PP 12 Tahun 2019
Kemendagri sdg menyusun R Permendagri ttg Klasifikasi, Kodefikasi dan
Nomenklatur Perencanaan Daerah dan Keuda:
1. Lampiran Ia Perencanaan dan Bangda (Urusan, bidang, program,
kegiatan dan subkegiatan)
2. Lampiran Ib fungsi
3. Lampiran Ic Organisasi
4. Lampiran Id Sumber Pendanaan
5. Lampiran Ie Nama Wilayah
6. Lampiran If Rekening (akun, pok, jenis, obyek, rincian obyek dan sub
rincian obyek) untuk Aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja,
pembiayaan, pendapatan-LO dan beban.
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Penegasan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
15
Pasal 222 ayat (1) “Pemda menerapkan SPBE dalam
pengelolaan keuangan daerah.
Pasal 222 ayat (2) penerapan SPBE dpt dilakukan bertahap disesuaikan
kondisi dan/atau kapasitas Pemda paling lambat 3 thn stlh ditetapkan PP
ini.
Pasal 222 ayat (3) Pemda wajib menerapkan SPBE secara terintegrasi
paling sedikit:
1. penyusunan program dan kegiatan dari Renja Pemda,
2. penyusunan RKA-SKPD,
3. penyusunan anggaran,
4. pengelolaan Pendapatan daerah,
5. pelaksanaan dan penatausahaan Keuda,
6. akuntansi dan pelaporan; dan
7. pengadaan barang/jasa
Dalam hal pemda tidak menerapkan SPBE dibidang pengelolaan keuda,
menteri yang menyelenggarakan urusan keuangan melakukan
penundaan/pemotongan DTU sesuai PP atas usulan Mendagri.
1. Perpres 95 Tahun 2018 ttg Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE)
Pasal 1 angka 1
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya
disingkat SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada Pengguna SPBE.
2. Perpres 54 Tahun 2018 ttg Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi
Pasal 1 angka 1:
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut
Stranas PK adalah arah kebljakan nasional yang memuat fokus
dan sasaran pencegahan korupsi yang sebagai acuan kementerian,
lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya
dalam melaksanakan aksi korupsi di Indonesia.
Pasal 3 ayat (1) Fokus Stranas PK meliputi:
a. perizinan dan tata niaga;
b. keuangan negara; dan
c. penegakan hukum dan reformasi birokrasi.
Terintegrasinya kebijakan.
proses perencanaan,
penganggaran dan kinerja
birokrasi.
SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
E-DATABASE
E-PLANNING
E-MONEV
RPJMDRenstra
PD
Renja
PDRKPD
RPJPD
KUA/PPA
Rancangan
APBDAPBD
PELAKSANAAN
ANGGARAN
LAPORAN
KEUANGAN
INFORMASI
ANGGARAN
E-BUDGETING
Pasal 274 & 392
UU 23/2014
Pasal 275UU 23/2014
Pasal 262 (UU 23/2014)dan Pasal 14
(86/2017)
Pasal 314 & 315
UU 23/2014
Pasal 391 UU 23/2014
Pasal 393UU 23/2014
Peluncuran Sistem
Pemerintahan
Berbasis Elektronik di
Bidang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Yang Terintegrasi
Secara Nasional
Direncanakan Bulan
Juli 2019 untuk
penyusunan APBD
Tahun Anggaran
2021
Pasal 391 UU 23/2014
1. Pemda wajib menyediakan informasi
pemerintahan daerah terdiri atas informasi
pembangunan daerah dan informasi keuangan
daerah.
2. IPD dikelola dalam suatu sistem IPD.
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019
Dalam hal hasil evaluasi Ran Perda Provinsi tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
dan Ran Perkada Provinsi tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tidak
ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, Menteri mengusulkan kepada menteri yang
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang keuangan untuk melakukan penundaan
dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum (Pasal 196);
16
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi atas Rancangan Perda provinsi tentang Pertanggungjawaban PelaksanaanAPBD.
Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti, Menteri Dalam Negeri mengusulkan kepada Menteri Keuangan untukmelakukan penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum
Evaluasi APBD untuk pengendalian anggaran
DPRDDibahas bersama
DPRD & Pemda
paling lama 1 bulan
PenyampaianRAPERDA APBD& RANPERGUB PENJABARAN
APBD(3 hari)
MembuatRANPERGUB
(7 hari)
PengesahanMDN
(15 Hari)
Hasil Evaluasi
Sesuaidgn UU
TdkDisempurnakan
Bupati/Walikotamenetapkan
PER-GUB
Setuju
RAPERDAPelak&PertJB
APBD
RAPERGUBPENJABARAN APBD
Gubernurmenetapkan
PERDA & PER-GUB
Penyempurnaan(7 Hari)
MelewatiBatas waktu
Evaluasi
MDN(15 hari)
Tidak Setuju
Tdk SesuaiDgn UU
MDN Usul Ke MENKEU Untuk
Penundaan dan/atau Pemotongan
Dana Transfer Umum
PROSES EVALUASI PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI DAN PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
= Substansi Baru
Pasal 195 PP 12 Tahun 2019
EVALUASI PERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI DAN PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD SAAT INI
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 2017 tentang
Pedoman Evaluasi Ranperda tentang Pertangungjawaban
Pelaksanaan APBD
UU No.23 Tahun 2014 (Pasal 321 ayat 2)
Ranperda tentang Pertangungjawaban Pelaksanaan APBD
dan Ranperkada tentang Pertanggungjawahan Pelaksanaan
APBD di evaluasi MENDAGRI untuk:
1. Menguji kesesuaian dengan Perda Provinsi tentang
APBD dan/atau Perda Provinsi tentang Perubahan
APBD, Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD
dan/atau Peraturan Gubernur tentang Penjabaran
Perubahan APBD;
2. Menguji kesesuaian dengan temuan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
UU No.23 Tahun 2014 (Pasal 320)
1. Kepala Daerah menyampaikan Ranperda Pertangungjawaban
Pelaksanaan APBD kepada DPRD dilampiri laporan keuangan
yang telah diperiksa BPK paling lambat 6 (enam) bulan setelah
TA berakhir.
2. Laporan Keuangan paling sedikit meliputi: LRA, LPSAL, Neraca,
LO, LAK, LPE, dan CaLK.
3. Laporan Keuangan dilakukan sesuai SAP.
4. Rancangan Perda Pertangungjawaban Pelaksanaan APBD
dibahas kepala daerah bersama DPRD untuk mendapat
persetujuan bersama.
5. Persetujuan bersama Ran Pertangungjawaban Pelaksanaan
APBD dilakukan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah TA
berakhir.
Pengawasan DPRD (Pasal 20 PP 12/2017)
1. Pengawasan DPRD Bersifat kebijakan.
2. Pengawasan oleh DPRD meliputi: pelaksanaan Perda dan
Perkada, Pelaksanaan PP yang terkait penyelenggaraan
Pemda, dan Pelaksanaan Tindaklanjut hasil pemeriksaan
Laporan Keuangan oleh BPK.
Pengawasan Tinjut Pemeriksaan BPK atas LK:
1. Mendapatkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK;
2. Melakukan pembahasan terhadap LHP BPK;
3. Meminta klarifikasi atas temuan LHP kepada BPK;
4. Meminta BPK untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai PP
Pembahasan dan klarifikasi terhadap LHP BPK hanya dilakukan
terhadap LKPD yang tidak memperoleh OPINI WTP (Pasal 20
ayat 4)
Evaluasi Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kesesuaian dengan Perda Provinsi tentang APBD dan/atau
Perda Provinsi tentang perubahan APBD, peraturan gubernur
tentang penjabaran APBD dan/atau peraturan gubernur
tentang penjabaran perubahan APBD
menguji kesesuaiannya dengan temuan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
Konsistensi Legalitas Kebijakan
LRA
LPSAL
Neraca
LO
LAK
LPE
CaLK
Kesesuaian Pagu
Anggaran dlm APBD
dgn Ranperda
Pertanggungjawaban
Kesesuaian
Nomenklatur
pendapatan, belanja &
pembiayaan dlm APBD
dgn Ranperda
Pertanggungjawaban
Kesesuaian struktur
& klasifikasi
pendapatan, belanja
& pembiayaan dlm
APBD dgn Ranperda
Pertanggungjawaban
Kepatuhan atas
landasan yuridis
penyusunan
ranperda provinsi
Kepatuhan atas
penyajian informasi
dlm ranperda
provinsi & ranpergub
LRA
LPSAL
Neraca
LO
LAK
LPE
CaLK
SPIP
Kepatuhan
terhadap
peraturan
perundang
-undangan
TerimaKasih
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK IINDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
Jl. Veteran Nomor 7 Jakarta 10110, Telp/Fax (021) 3504042http://keuda.kemendagri.go.id Email: [email protected]
KESESUAIAN RANPERDA PERTANGGUNGJAWABAN
DGN APBD/APBD-P
Konsistensi
• Jika terdapat hasil evaluasi ketidaksesuaian ranperda
pertanggungjawaban dengan APBD/APBD-P dalam butir Konsistensi
maka bunyi Diktum Kedua Kepmendagri Evaluasi Ranperda ttg
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Ranpergub tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD:
Gubernur bersama Dewan Perwakilan Rakyat segera melakukan
penyempurnaan atas Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
................. tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Papua Tahun Anggaran
................. dan Rancangan Peraturan Gubernur ................. tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi ................. Tahun Anggaran
................., berdasarkan hasil evaluasi paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak diterimanya Keputusan Menteri ini.
• Jika hasil evaluasi kesesuaian ranperda pertanggungjawaban
dengan APBD/APBD-P dinyatakan sesuai maka butir konsistensi
tidak dicantumkan dalam Lampiran Kepmendagri Evaluasi
Ranperda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
Ranpergub tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD.
Legalitas
• Jika terdapat hasil evaluasi ketidaksesuaian ranperda
pertanggungjawaban dengan APBD/APBD-P dalam butir
Legalitas maka bunyi Diktum Kedua Kepmendagri Evaluasi
Ranperda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
Ranpergub tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD:
Gubernur segera menetapkan Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi .................... tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran ................. dan Rancangan Peraturan
Gubernur .................... tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran ................., menjadi
Peraturan Daerah Provinsi .................... tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran ................. dan Peraturan
Gubernur .................... tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran ................. paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak diterimanya Keputusan Menteri ini
dengan terlebih dahulu memperoleh nomor register.
• Jika hasil evaluasi kesesuaian ranperda pertanggungjawaban
dengan APBD/APBD-P dinyatakan sesuai maka butir legalitas
tidak dicantumkan dalam Lampiran Kepmendagri Evaluasi
Ranperda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
Ranpergub tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD.
Kebijakan
• Jika terdapat hasil evaluasi ketidaksesuaian ranperda
pertanggungjawaban dengan APBD/APBD-P dalam
butir Kebijakan maka bunyi Diktum Kedua Kepmendagri
Evaluasi Ranperda ttg Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan Ranpergub tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD:
Gubernur segera menetapkan Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi .................... tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
................. dan Rancangan Peraturan Gubernur
.................... tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran ................., menjadi Peraturan
Daerah Provinsi .................... tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
................. dan Peraturan Gubernur ....................
tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran ................. paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak diterimanya Keputusan Menteri ini
dengan terlebih dahulu memperoleh nomor register.
KESESUAIAN RANPERDA PERTANGGUNGJAWABAN
DGN APBD/APBD-P
Kesuaian dgn LHP
• Jika terdapat hasil evaluasi ketidaksesuaian ranperdapertanggungjawaban dengan LHP BPK dalam butir kesesuaiandengan LHP BPK maka bunyi Diktum Kedua KepmendagriEvaluasi Ranperda ttg Pertanggungjawaban PelaksanaanAPBD dan Ranpergub tentang PenjabaranPertanggungjawaban Pelaksanaan APBD:Gubernur bersama Dewan Perwakilan Rakyat segeramelakukan penyempurnaan atas Rancangan Peraturan DaerahProvinsi ................. tentang Pertanggungjawaban PelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi PapuaTahun Anggaran ................. dan Rancangan PeraturanGubernur ................. tentang Penjabaran PertanggungjawabanPelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProvinsi ................. Tahun Anggaran ................., berdasarkanhasil evaluasi paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejakditerimanya Keputusan Menteri ini.
• Jika hasil evaluasi kesesuaian ranperda pertanggungjawabandengan LHP BPK dinyatakan sesuai maka butir kesesuaiandengan LHP BPK tidak dicantumkan dalam LampiranKepmendagri Evaluasi Ranperda ttg PertanggungjawabanPelaksanaan APBD dan Ranpergub tentang PenjabaranPertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
SPIP & Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundag-Undangan
Bersifat penekanan untuk mengingatkan pemerintah daerah
menindaklanjuti Temuan LHP BPK untuk SPIP dan Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-Undangan.