Upload
abdul-kadir
View
32
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ketika sektor pendidikan dinomorduakan, maka akselerasi pembangunan bidang lainnya pun akan sulit mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan temporer mungkin saja tercapai, namun hakikat dari tujuan itu sendiri masih dipertanyakan. Hanya dengan pendidikan yang baik maka marwah sejati pembangunan dapat dicapai.
Citation preview
POKOK-POKOK PIKIRAN PGRI PROVINSI NTB DALAM
MENDUKUNG AKSELERASI PENDIDIKAN DI KOTA MATARAM
POKOK-POKOK PIKIRAN PGRI PROVINSI NTB DALAM
MENDUKUNG AKSELERASI PENDIDIKAN DI KOTA MATARAM
20102010
PGRI PROVINSI NTB MASA BAKTI XXUNTUK KOTA MATARAM
PGRI PROVINSI NTB MASA BAKTI XXUNTUK KOTA MATARAM
POKOK-POKOK PIKIRAN PGRI PROVINSI NTBDALAM MENDUKUNG AKSELERASI PENDIDIKAN
DI KOTA MATARAM
Ass. Warh. Wabr.
Rasional
Pengelolaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kota Mataram
hendaknya mengacu kepada kerangka kebijakan Kementerian
Pendidikan Nasional Tahun 2011. Hal ini menjadi keharusan, karena
pada dasarnya setiap kebijakan tersebut merupakan implementasi
amanat konstitusi dalam Amandemen UUD RI (Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia) Tahun 1945, khususnya pada Pasal 28 dan Pasal
31 sebagai wujud bahwa negara menjamin hak asasi setiap warga atas
pendidikan. Implementasi Amandemen UUD RI Tahun 1945 tersebut
diantaranya telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan UU Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Selanjutnya, amanat UU Nomor
20/2003 dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; PP Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan; PP Nomor 47
Tahun 2008 tentang Wajib Belajar; dan PP Nomor 48 Tahun 2008
Tentang Pendanaan Pendidikan serta berbagai regulasi lainnya yang
sesungguhnya menjadi kompas bagi setiap jenjang pemerintahan untuk
konsen terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan
berkeadilan.
Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan di Kota
Mataram selain dihajadkan guna memperhatikan komitmen pemerintah
terhadap konvensi internasional mengenai pendidikan, khususnya
Konvensi Dakar tentang Pendidikan untuk Semua (Education For All),
Konvensi Hak Anak (Convention on the Right of Child), Millennium
Development Goals (MDGs), dan World Summit on Sustainable
Development, juga diarahkan sebagai arah dan pedoman bagi
penyelenggara pendidikan di Kota Mataram terkait dengan cara yang
diperlukan untuk mencapai sasaran strategis yang menggambarkan
tujuan-tujuan strategis. Telaah terhadap sasaran strategis,
mengindikasikan adanya sejumlah komponen yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan layanan prima pendidikan di Kota Mataram.
Pendidikan di Kota Mataram hendaknya memiliki standar kualitas
yang harus dicapai dalam lima tahun mendatang dengan meletakkan
patokan-patokan terstandar pada setiap tahapnya. Penanganan
pendidikan tidak boleh lengah dan berjalan secara linear (struktural)
tanpa ada perubahan yang secara sadar ditetapkan. Perubahan itu hanya
dapat dicapai dengan menetapkan tujuan-tujuan yang berbeda namun
terintegrasi pada setiap tahapnya. Tahapan tersebut dapat ditetapkan
dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian ada lima patokan
(benchmarking) yang menjadi target capaian pembangunan pendidikan
sebagaimana diilustrasikan dalam bagan berikut:
Pendidikan Kota Mataram saat ini
(2010/2011)
Tujuan Pendidikan Kota Mataram 2012
Tujuan Pendidikan Kota Mataram 2014
Tujuan Pendidikan Kota Mataram 2013
Tujuan Pendidikan Kota Mataram 2015
Benchmarking
Benchmarking
Benchmarking
Benchmarking
Akunt
abili
tas
Kenali kondisi pendidikan Kota Mataram saat ini dengan menyusun Rencana Strategis yang menggambarkan kondisi kota Mataram yang sebenar-benarnya. Bukan memanipulasi kondisi buruk dan dilaporkan baik-baik saja agar terlihat berhasil. Pendidikan Kota Mataram perlu
melakukan evaluasi diri yang jujur.
Status Quo
Status Quo
Sebagai sebuah Organisasi Profesi yang sangat konsen dengan
perkembangan dan kemajuan pendidikan di Nusa Tenggara Barat,
khususnya di Kota Mataram, setelah melakukan kajian-kajian intens
selama beberapa tahun terakhir ini, PGRI Provinsi NTB berkewajiban
untuk turut menyumbangkan beberapa pokok pikiran yang diharapkan
dapat turut membantu akselerasi pendidikan di Kota Mataram. Kebutuhan
yang dimaksud dalam penyelenggaraan layanan prima di Kota Mataram
mencakup pendidik dan tenaga kependidikan, pembelajaran dan
penilaian, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola yang
selanjutnya akan dielaborasi dalam beberapa sub tema berikut:
Reformasi Birokrasi
Pada prinsipnya, pendidikan diharapkan dikelola oleh figur-figur
terbaik Kota Mataram yang memiliki kompetensi memadai dalam bidang
pendidikan. Untuk itu, Pemerintah Kota Mataram hendaknya
mempertimbangkan Reformasi Birokrasi Dikpora secara Total terhadap
Pejabat Eselon yang harus sesuai dengan Analisis Kompetensi Aparatur.
Dibutuhkan pejabat yang memiliki kompetensi Akademik (75%) dan
kompetensi manajerial (25%). Hal ini dapat diwujudkan dengan
melakukan lima poin berikut:
a. Restrukturisasi organisasi yang mendukung visi dan misi pendidikan
Kota Mataram.
b. Penyempurnaan tata laksana;
c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia;
d. Pengembangan sistem pengukuran dan remunerasi berbasis kinerja;
e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
Dengan demikian dalam rangka profesionalisme pengelolaan
pendidikan di Kota Mataram, maka pejabat di lingkungan Dinas Dikpora
harus berlatar belakang Sarjana Pendidikan dan pernah bekerja sebagai
Hanya ber ja lan l in ier , j ika tanpa t ransformasi
pendidik atau tenaga kependidikan yang berkepribadian terpuji dan
akuntabel.
Penyegaran
Transformasi kualitas pendidikan Kota Mataram dapat berhasil bila
dilakukan penyegaran-penyegaran berkelanjutan. Hal ini dirasakan
penting mengingat terjadi disparitas kualitas antara sekolah-sekolah jalur
Langko-Pejanggik dengan sekolah-sekolah pinggiran kota. Ironis
memang, karena jumlah sekolah yang berlokasi di pinggiran kota lebih
banyak secara kuantitas tetapi termarginalkan secara kualitas. Hal ini
terjadi salah satunya turut disebabkan oleh menumpuknya guru-guru
berkualitas baik di tengah kota yang tentu saja selalu menjadi sorotan
pembinaan. Untuk itu, Pemerintah Kota Mataram hendaknya
mempertimbangkan dua hal berikut:
a. Penyegaran terhadap kepala sekolah yang berpengalaman untuk
dimutasi secara merata yang utamanya di daerah pingiran. Kebijakan
memberikan promosi bagi kepala sekolah pinggiran untuk menjabat
sekolah-sekolah favorit di tengah kota, barangkali perlu diseimbangkan
dengan menempatkan kepala-kepala sekolah favorit tersebut di
sekolah-sekolah pinggiran agar mereka dapat mengimbaskan
pengalamannya demi kemajuan sekolah pinggiran. Kepala-kepala
sekolah favorit pasti memiliki langkah-langkah strategis yang lebih jitu
untuk membangun pendidikan di wilayah pinggiran. Kemampuan
leadership, supervisi, manajerial dan kewirausahaan mereka dapat
ditularkan pada sekolah lain yang lebih membutuhkan kepemimpinan
yang kuat dan inovatif.
b. Masa tugas guru senior di sekolah favorit maksimal 8 tahun
selanjutnya disebarkan ke semua sekolah yang tingkat kelulusan dan
daya serapnya rendah. Hal ini menjadi salah satu catatan penting
mengingat guru-guru senior dan berpengalaman bagus menumpuk di
sekolah-sekolah favorit. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa
pengalaman para guru tersebut ditempa oleh kondisi dan tuntutan
sekolah favorit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai dan tentu
saja persaingan sehat antarguru untuk mencari, menemukan,
mencoba dan mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan baru
yang lebih mudah diperoleh dari berbagai sumber di sekolah-sekolah
favorit tersebut.
Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pendidikan
Beberapa tahun terakhir, Kota Mataram sepertinya selalu tertinggal
peringkat perolehan rerata nilai UN dari Kabupaten/Kota lainnya di NTB.
Tahun 2008 dan 2009 berada pada peringkat keenam. Hal ini menjadi
sangat ironis karena Kota Mataram selama beberapa dekade merupakan
barometer bagi kualitas pendidikan di NTB. Guru-guru terbaik Kota
Mataram menjadi fasilitator dalam berbagai kegiatan diklat baik tingkat
Provinsi maupun Nasional. Bahan ajar dan berbagai referensi pendukung
lebih mudah diperoleh. Informasi lebih cepat dan akurat diakses. Sarana
dan prasarana lebih memadai. Tim penyusun kurikulum, penyusun kisi-kisi
dan soal uji coba dan bahkan soal Ulangan Umum Bersama lebih
dominan berasal dari Kota Mataram. Namun, kondisi tersebut sepertinya
belum dapat mengantar Kota Mataram menempati urutan tertinggi
perolehan rerata nilai UN.
Menurut hemat Pengurus PGRI Provinsi NTB, bila penyegaran
tersebut dilakukan, maka akan menghasilkan pemerataan dan
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Namun demikian, terdapat
beberapa konsep aplikatif yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mengefektifkan wadah guru-guru melalui MGMP bagi guru
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan gugus melalui PKG bagi guru-guru
SD/MI.
Penguatan pemahaman pengembangan KTSP untuk semua
jenjang mengingat sampai saat ini pemahaman guru di Kota Mataram
baru mencapai 43%. Peran MGMP di SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
dan PKG pada Guru-guru yang tergabung dalam gugus di Sekolah
Dasar dan Madrasyah Ibtidaiyah diharapkan dapat menjadi wadah
utama bagi pembinaan para guru dalam memahami KTSP, metodologi
dan aplikasinya, penelitian dan pengembangan pembelajaran serta
hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran
di kelas. Keberadaan MGMP induk di Kota Mataram diharapkan
menelorkan munculnya MGMP-MGMP Rumpun Mata Pelajaran di
setiap satuan pendidikan pada jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Melalui wadah ini, para guru diharapkan dapat saling tukar pikiran,
berdiskusi, saling berbagi dan saling mendukung di luar jam belajar
efektif demi perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan para guru di
dalam kelasnya masing-masing.
Penerapan Metodologi Pendidikan Akhlak Mulia dan Karakter Bangsa
a. Menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan muatan
agama, budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan,
peduli lingkungan, dan peduli ketertiban dalam penyelenggaraan
pendidikan;
b. Mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan
soft skills yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan
karakter berbangsa dan bernegara;
c. Menumbuhkan budaya peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan
peduli ketertiban melalui pembelajaran aktif di lapangan;
d. Penilaian prestasi keteladanan peserta didik yang
mempertimbangkan aspek akhlak mulia dan karakter berbangsa
dan bernegara.
b. Peningkatan Mutu melalui pembinaan terhadap siswa yang
berprestasi secara berjenjang.
Bilamana selama ini para siswa mengikuti berbagai jenis lomba
kecerdasan dan keahlian di berbagai level hanya berdasarkan bakat
alam. Bakat-bakat terpendam tersebut akan menjadi lebih baik,
produktif dan berkualitas bilamana dipoles dan dibina secara
berjenjang sesuai dengan jenjang kelas siswa. Dengan kata lain, para
siswa diharapkan dapat memperlihatkan kemajuan mereka setelah
mendapatkan pembinaan intensif.
c. Pembinaan terhadap pengawas, kepala sekolah dan guru yang
berprestasi secara berjenjang.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap tahun Kementrian
Pendidikan Nasional secara berjenjang melaksanakan pemilihan
Guru, Kepala Sekolah, Pengawas pada setiap jenjang pendidikan
termasuk di dalamnya guru dan pegawas SLB Berdedikasi. Setiap
tahun pula Kota Mataram mengirimkan utusan sebanyak jenjang yang
dilombakan. Alhasil, mengingat guru, kepala sekolah dan pengawas
yang dikirim adalah para tenaga fungsional yang telah memiliki jam
terbang cukup dalam berbagai kegiatan di berbagai level. Namun
demikian, jumlah peserta yang berasal dari Kota Mataram yang dapat
lolos sampai ke tingkat nasional tidak tetap jumlahnya. Sesampainya di
tingkat nasional pun para peserta rontok satu per satu. Belum ada
peserta lomba yang mampu mengangkat nama Kota Mataram di
tingkat nasional. Para peserta sepertinya sangat jauh dari kualitas
prestasi dan inovasi yang dimiliki para peserta dari provinsi-provinsi
lainnya. Untuk itu, menurut akan lebih bijak bila Kota Mataram
menggagas program pembinaan berjenjang bagi peserta pemilihan
guru, pengawas, kepala sekolah berprestasi dan berdedikasi.
d. Pembinaan sanggar sekolah yang menjadi ciri khas Kota Mataram
Kota Mataram yang heterogen, dihuni berbagai varian populasi
perlu memperhatikan dengan seksama keunikan dan jati diri. Salah
satu upaya untuk mempertahankan jati diri tersebut adalah dengan
menghidupkan sanggar sekolah dimana proses pembudayaan dan
penanaman karakter berbangsa dapat ditumbuhsuburkan di
lingkungan sekolah.
Lebih lanjut, penyelenggaraan pendidikan di Kota Mataram
hendaknya berbasis budaya yang diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran maupun melalui penciptaan suasana lingkungan sekolah.
Hal ini relevan dengan kebijakan pendidikan nasional melalui program
“Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” dan motto pembangunan
Kota Mataram “Maju, Religius dan Berbudaya”. Konsep persiapannya
dapat dilakukan dari sekarang dan setelah dirasa siap dapat
dicanangkan pelaksanaannya.
e. Pembinaan O2SN untuk semua jenjang.
Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional merupakan salah
satu ajang yang dihajadkan untuk melahirkan atlet-atlet muda
berprestasi yang dimulai dari jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Hal ini diinspirasikan bahwa atlet-atlet berbakat itu berada
pada usia muda atau pada usia-usia sekolah. Agar benar-benar dapat
dijaring atlet-atlet muda usia yang potensial maka hendaknya
dilakukan pembinaan sejak dini. Pembinaan anak-anak sejak usia
TK/SD dan berkelanjutan sampai mereka benar-benar siap menjadi
atlet sesuai dengan cabang olahraga masing-masing.
f. Pembinaan kreatifitas siswa untuk semua jenjang
Kemampuan siswa berimprovisasi dan berinovasi terlihat sangat
jelas ketika mereka berusia muda. Pada tahap perkembangan mental
dari balita akhir menuju anak-anak sampai remaja awal merupakan
usia emas bagi pembinaan kreativitas siswa. Pembinaan ini
hendaknya dilakukan di semua jenjang pendidikan dengan
menghadirkan pakar sesuai dengan bidang ilmu masing-masing.
Selain itu, pembinaan kreativitas siswa ini dilakukan secara terprogram
dengan target-target tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dinas Dikpora Kota Mataram dengan dukungan berbagai pihak
dan kerjasama yang apik dengan lembaga lain hendaknya
memfasilitasi dengan memperbanyak lomba-lomba yang menekankan
pada pemetaan kreativitas yang selanjutnya difasilitasi pembinaan dan
pengembangannya di sekolah masing-masing.
Untuk itu diperlukan pengembangan metodologi pendidikan yang
Membangun Manusia yang Berjiwa Kreatif, Inovatif, Sportif dan
Wirausaha dengan langkah-langkah berikut:
a. Melakukan kajian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan dan
pelatihan agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan
kewirausahaan peserta didik sedini mungkin;
b. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mendukung
penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada peserta didik sedini
mungkin;
c. Menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan
ekonomi kreatif antarpenyelenggara pendidikan;
d. Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas dan lembaga
pendidikan dan pelatihan formal dan informal yang mendukung
penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif;
e. Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan
pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan yang terkait
dengan kebutuhan pengembangan ekonomi kreatif;
f. Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman
dan keahlian di institusi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
dalam pengembangan ekonomi kreatif;
g. Fasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama
antarinsan kreatif Kota Mataram di dalam dan luar daerah.
Pembiayaan Pendidikan
Tujuan mulia Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya
diharapkan dapat membias pada pola pembiayaan pendidikan yang
merata berkeadilan. Betapa tidak anggaran pendidikan yang sudah
disepakati bersama sebesar 20% diharapkan dapat memberikan jaminan
bagi terselenggaranya pendidikan yang mudah diakses, berkualitas dan
relevan dengan sasaran pembangunan. Untuk itu, hal pertama yang
diusulkan yaitu anggaran pendidikan Kota Mataram hendaknya minimal
20% di luar gaji guru.
Hal lain yang turut meresahkan masyarakat Kota Mataram adalah
adanya berbagai bentuk pungutan dana penyelenggaraan pendidikan
oleh satuan pendidikan dengan berbagai dalih. Hal ini perlu diminimalisir
mengingat tidak adanya keseragaman pandangan dalam hal ini.
Pemerintah Pusat sudah melarang keras adanya pungutan-pungutan
dalam bentuk apapun akan tetapi praktiknya masih terjadi di Mataram.
Kondisi ini selalu berulang setiap tahun di Kota Mataram. Tim Evaluasi
Pungutan Dana Sekolah yang pernah terbentuk hendaknya diaktifkan
kembali dengan rancangan kegiatan baru menyangkut ketentuan
besarnya pungutan bagi sekolah yang diperbolehkan, mekanisme
pungutan, penggunaan dan pertanggungjawabannya dengan tetap
memperhatikan prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.
Pungutan-pungutan siluman dilakukan oleh pihak sekolah ketika
masa Penerima Siswa Baru (PSB). Peristiwa ini sering kali menimbulkan
kisruh pada setiap tahun sehingga perlu dilakukan persiapan, sosialisasi
dan kontrol pelaksanaan yang tepat. Termasuk penataan program Bina
Lingkungan yang disinyalir 99% tidak tepat sasaran. Menurut pantauan
kami bahwa siswa baru yang masuk melalui jalur Bina Lingkungan
mayoritas dari orang tua yang sesungguhnya berkecukupan. Kebijakan ini
sebaiknya ditinjau kembali agar benar-benar berkeadilan.
Terakhir, bantuan bagi siswa dari keluarga tidak mampu disinyalir
banyak yang tidak tepat sasaran. Untuk itu dibutuhkan data base yang
akurat sehingga pemerintah benar-benar dapat melakukan pemetaan
masyarakat miskin kota yang memang perlu dibantu pendidikan,
kesehatan dan aksesnya dalam berbagai bidang.
Perluasan Akses Informasi, Teknologi dan Komunikasi
Sistem Informasi Pendidikan Kota Mataram sudah menunjukkan
geliat ke arah pertumbuhan yang baik. Namun sayangnya akses pada
kemudahan informasi, teknologi dan komunikasi tidak merata dinikmati
oleh sekolah-sekolah pinggiran. Ketika sekolah-sekolah favorit menikmati
hotspot dengan kecepatan tinggi, sekolah-sekolah pinggiran hanya bisa
mendengar tanpa mampu berbuat apa-apa. Ketidakberdayaan sekolah
untuk membangun dan mengembangkan perangkat lunak yang
menunjang perolehan informasi, teknologi dan komunikasi diharapkan
dapat diakses secara merata dan berkeadilan oleh seluruh jenjang dan
tingkatan pendidikan di Kota Mataram.
Penguatan dan Perluasan Pemanfaatan TIK di Bidang Pendidikan
dapat dilakukan dengan beberapa terobosan berikut:
a. Penyediaan sarana dan prasarana TIK serta muatan pembelajaran
berbasis TIK untuk penguatan dan perluasan e-pembelajaran pada
semua jenjang pendidikan.
b. Pengembangan e-manajemen, e-pelaporan, dan e-layanan untuk
meningkatkan efektivitas tata kelola dan layanan publik.
c. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk
mempermudah dalam berbagi informasi dan pengetahuan
antarpeserta didik dan tenaga pendidik.
d. Pengembangan pusat sumber belajar berbasis TIK pada pendidikan
dasar dan menengah.
e. Peningkatan kemampuan SDM untuk mendukung pendayagunaan TIK
di berbagai satuan pendidikan.
Pemberdayaan Masyarakat, Dunia Usaha, dan Dunia
Industri
Keberhasilan pendidikan sangat besar dipengaruhi oleh peran
sentral dan tanggung jawab tiga pilar utama yaitu pemerintah, sekolah dan
masyarakat. Untuk itu masyarakat hendaknya diberdayakan baik melalui
Dewan Pendidikan Kota Mataram maupun melalui jalinan kerjasama
dengan dunia usaha dan dunia industri yang peduli pendidikan.
Singkatnya pemberdayaan tersebut dapat berwujud:
a. Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia
usaha dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan
kebutuhan dunia usaha dan industri;
b. Optimisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR)
untuk bidang pendidikan;
c. Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan
organisasi kemasyarakatan seperti penyelenggaraan satuan
pendidikan dan dengan organisasi profesi seperti penyusunan program
sertifikasi profesi;
d. Membangun mekanisme kemitraan antara pemerintah, lembaga
pendidikan dan pelatihan dengan pelaku usaha untuk
mengembangkan pendidikan dan pelatihan berkualitas;
e. Mendorong pihak swasta untuk membangun lembaga pendidikan dan
pelatihan khususnya yang terkait dengan kebutuhan SDM;
f. Pemanfaatan potensi yang ada di masyarakat, dunia usaha dan dunia
industri untuk peningkatan kualitas pendidikan.
Penutup
Kontribusi pendidikan yang berhasil merupakan salah satu indikator
kesuksesan dalam kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Mataram
periode 2010 s.d 2015. Beberapa pokok pikiran yang kami sumbangkan di
atas memang belum semuanya. Kami hanya melihat beberapa aspek
strategis yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kondisi
Kota Mataram saat ini. Untuk dapat melaksanakan dengan sukses proses
transformasi kualitas pendidikan Kota Mataram, maka diperlukan asupan
dana memadai yang tersedia melalui APBD.
Demikian Pokok-pokok Pikiran yang dapat kami sampaikan kepada
Bapak Walikota semoga dapat dijadikan salah satu acuan dalam
akselerasi pembangunan pendidikan di Kota Mataram. Amin!