Upload
dobao
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POLA KOMUNIKASI H:U DAN ANAK DALAM PENANAMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN P ADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI ASRAMA SUKlJ DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOT AMADY A JAKARTA BAR.AT
Oleh: NIA EKA vV ATI
NIJVI : 201051000899
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SVARTF HlDA VATrTLT.AH .TAK ARTA
POLA KOMUNIKASI mu DAN ANAK DALAJ\-1 PEN AN AMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN P ADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAJVI :ra:BAKARAN
KOTAMADYA JAKARTA BAJRAT
SKRIP SI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Saijana Ilmu Sosial !slam (S.Sos.1)
Oleh: NIAEKAWATI
NIM : 201051000899
Drs. H. Mah ud Jalal, M.A. NIP. 150 02 342
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
1429 HI 2008 M
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi be1judul POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK DALAM
PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOTAMADYA JAKARTA BARAT telah diujikan dalam sidang Munaqasyah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakaita pada tanggal 23 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ilnm Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi komunikasi
dan penyiaran Islam.
Ketua Merangkap Anggota
= :". ;;§3; ¢a ~-
Dr. H. Murodi, MA NIP. 150 254 102
Jakaita, 15 Juni 2008
Sidang Munaqasyah
Anggota,
~imbing
-
Sekretaris Merai1gkap Anggota
') / f
/,,,., /I /\;\;\ flt\ i ;t.-.._ ./ \../ v i\ I , c
Dfa. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 150 299 324
Penguji II,
J . //l/L/l//1YJr\Avl
ffra. Hj. Musfirail' Nurlailv, MA NIP. 150 299 324
Drs. H. Mahm d Jalal, MA. NIP. 150 202 342
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan has ii karya asli saya yang diaj ukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakaita.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2008
Nia Ekawati
ABSTRAK
Nia Ekawati Pola Kom1mikasi Um da11. Anak dalam Pemmaman Nilai-nilai Keagamaa11. pada Anak Usia Prasekolal! di Asrama Suku Dim1s Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barnt.
Penanaman nilai keagamaan harus dimulai dari masa kanak-hmak, karena masa kanak-kanak merupakan priode yang sangat kritis dan paling penting melalui hubungan komtmikasi antara orang tua dengan anaknya, yang masih usia prasekolah. Pada masa prasekolah ini mempunyai pengamh yang sangat besar dan tidak bisa diremehkan dalam pembentukan pribadi seorang anak. Apapun yang terekam dalam diri anak pada masa ini kelak akan tampak berbagai pengaruhnya dalam kepribadiannya ketika ia beranjak dewasa.
Pendidikan rohani dan jasmani hams diberikan se:cara berbarengan dan berimbang. Biasanya, anak pada usia ini senang mamperhatikan dan meniru apa yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya. Untuk itu penanaman nilai keagamaan sangat penting sekali pada usia prasekolah ini atau usia balita seperti mengajarkan anak untuk selalu berdoa dalam setiap melakukan suatu peke1jaan, mengajak anak untuk mengikuti sholat, walau pada prosesnya anak dalam usia prasekolah baru bisa mengikuti gerakannya. Na.mun dengan mengetahui gerakan sholat dan sering mendengarkan bacaan-bacaan sholat, rnaka dalam memori anak akan terekam, sehingga tanpa disadari anak dapat menirukmmya dan ini merupakm1 awal yang baik bagi perkembangan anak dalam proses pengenalan salah satu nilai keagamaan melalui hubtmgm1 komunikasi m1tara ibu dengan mmknya, yang masih usia prasekolah.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimm1a pola komunikasi ibu dan anak pada usia prasekolah dalam penanaman nilai-nilai keagamaan di Asrama Sudin Pernadarn Kebakaran Kotamadya Jakm·ta Barnt, yang mana diketahui bahwa terdapat ibu-ibu di lingkungan tersebut ym1g tidak mengikuti pengajian, dim1taranya ada yang memiliki anak dalarn usia prasekolah, dan mereka kurm1g peduli terhadap penmiarnan nilai keagamam1 terhadap anaknya. Seperti; Ibu membiarkm1 m1alrnya tidak masuk TPA (Tamm1 Pendidikan Al-Quran)
Setelah dilakukan penelitian di lapangm1 secara mendalam dapat disimpulkan bahwa lebih banyak ibu-ibu di Asrama Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Baral memiliki perhatim1 terhadap m1aknya dalam penanamm1 nilai-nilai keagamaan dan hanya beberapa ibu saja yang tid ak memiliki perhatian. Adapun pola komunikasi yang digunakm1 adalah komunikasi verbal, komunikasi nonverbal dan konmnikasi antarpersonal. Sedangkm1 metode yang digunakan yakni metode pembiasaan dan metode keteladanan.
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas untuk mengawali tulisan ini, selain rasa syukur
kepada Allah SWT pencipta semua akhlak, yang mengetahui apa-apa yang ada di
langit dan di bumi, ym1g nyata mauptm yang tersembunyi, baik dalam keadaan
term1g benderang maupun dalm11 keadaan gelap gulita. Hm1ya kepada-Nya peneliti
memuji, memohon pertolongan, ampunan, dm1 perlindungan dm·i kejahatan jiwa
dan keburukan amal perbuatan .
Shalawat dan Salam tak lupa penulis curahkan kepada pembawa cahaya
penerang dalam kehidupan manusia, dan sebagai figure atau tauladan ummat
Islam di selumh dunia.
Selain itu, penulis menyadari tanpa doa, banluan dan dorongm1 dm·i
banyak pihak, penulisan skripsi ini akan sukar diselesaikm1. Oleh karena itu,
penulis mengucapkm1 terima kasih dan penghargaan ym1g setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Dr. H. Murodi .MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Bapak Dr. Arif Subhan, M.Ag selalo1 Pembantu Dekan
Bidang Akademik, Bapak Drs H. Mahmud Djalal, MA. selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi dm1 Keuangan, Bapak Drs. Study Rizal,
L.K.MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. !bu Dra. Hj. Asriati, M. Hum selaku Koordinator Teknis Program Non
Reguler dan Ibu Dra. I-~j. Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris pada
Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
3. Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan motivasi, mencurahkan perhatian dan meluangkan
waktunya untuk memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat
berharga bagi penulis, sehingga penulis dapat menyt:lesaikru1 skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan lbu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
khususnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islill11, yill1g telah
menstrill1formasikan ilmu dru1 pengalrunan berhru·ga bagi penulis, dan
seluruh staf akademik dan administrasi yan telah rnemberikan pelayanan
kepada peneliti sela111a ini.
5. Pimpinan dill1 segenaf Staf karyawan-karyawati perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi dan perpustakaru1 utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yru1g telaJ1 rnemberikru1 pelayanan yang baik dan pinjaman buku-bukunya.
6. Kepada suamiku tercinta Mama' Agus Koswara yang telah rnemberikill1
dukungan penuh hingga aku bisa menyelesaikill1 kuliah, terima kasih atas
cinta dill1 kesabarannya.
7. Ayahanda Endill1g Iskru1dar dan Ibunda tercinta Nenden Sunarti yang telah
membesarkill1 penulis, menyayangi, dru1 mendidik penulis dengan ikhlas
dan penuh kesabru·ill1.
8. Me1tuaku tersayang H. Endang Suherman dan Hj. Nani Rohani yru1g telah
mernberikru1 kasih sayang dill1 perhatiannya.
9. Kepada anakku tersayang M. Azrni Taswara sernoga enggkau rnenjadi
Anak yang sholeh dru1 untuk Tika sebagai teman perjuru1gan.
10. Kepada Ibu Umi Musyarofah dan teman-temanku khususnya Kurniawati,
Fatma dan Umu Kalsum, Terus bersemangat karena sesungguhnya masa
itu bergulir. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
makasih semuanya
11. Segenap bapak, ibu-ibu dan ade-ade di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, yang telah rnemberikan waktunya
kepada penulis dalam menggali data.
Penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian .sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini..
Hanya kepada Allahlah penulis berserah diri, atas segala kebaikan hati dan
ketulusan jiwa, sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih atas semua
bantuan dan jasa baik dari semua pihak, semoga Allah membalas dengan berlipat
ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini meqjadi buah karya yang
bermanfaat bagi khasanah keilmuan khususnya Ilmu Komunikasi Penyiaran
Islam. Amin.
Jakarta, 15 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISi
PERNY AT AAN ................................................................................................ iv ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFT AR ISi ...................................................................................................... ix BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masai ah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6 C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7 D. Metodologi Penelitian .................................................................... 8 E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 12
BAB II KERANGKA TEOH.I TENTANG POLA KOJ\/lUNIKASI IBU DAN ANAK SERTA PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN A. Komunikasi ..................................................................................... 15
1. Pengertian Komunikasi ............................................................. 15 2. Bentnk-bentnk Komunikasi ....................................................... 15 3. Pola Komunikasi Ibu dan Anak ................................................. 17
B. Penanaman Nilai-nilai Keagamaan ................................................ 21 1. Materi Nilai Keagamaan ............................................................ 22 2. Metode Pembiasaan Nilai Keagamaan ...................................... 23 3. Metode Keteladanan Nilai Keaganman .................................... 24 4. Metode Penanaman Nilai Keagamaan ....................................... 24
a. Metode Mengenalkan Sholat ................................................. 29 b. Metode Mengajarkan Ayat-ayat Pendek ............................. 39 c. Metode Mengajarkan Doa-doa ............................................. 31
C. Usia Prasekolah .............................................................................. 31 1. Pengertian Anak Prasekolah ....................................................... 31 2. Kornunikasi Anak Prasekolah ................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA SUKU J[)INAS PEMADAM JffiBAKARAN KOTAMADYA JAKARTA lBARAT A. Geografis dan Demografis Asrama Suku Dina:s Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakmia Barat .............................................................. 33 B. Program Kegiatan Keagamaan di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakarm1 Kotamadya Jakarta Barat ............................................ 38 C. Aktivitas Ibu-ibu dalam Kegiatllil Keagamaan di Asrama Snku Dinas
Pemadam Kebakarllil Kotamadya Jakmia Bara:t ........................... 40 D. Gambm·an Unmm Ibu-ibu yang Tidak Memasukkm1 Anak-anak
Mereka ke TP A (Tamm1 Pendidikllil Al-Quran) ........................... 40
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK DALAM PEN AN AMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN P ADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN KO'fAMADYA JAKARTA BARA'f A. Identifikasi informan ...................................................................... 42 B. Pola Komunikasi !bu dan Anak Dalam Penanaman Nilai-nilai
Keagamaan pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakm·an Kotamadya Jakm"ta Barnt ........................... 42
C. Metode Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada A.nak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemada.1111 Kebakarm1 Kotamadya Jakarta Ba rat ................................................................................... 51
D. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pola Komunikasi Ibu dan Anak Dalam Penanaman Nilai-nilai Ke:aganiaan pada Anak Usia Prasekolal1 di Asrm11a Stum Dinas Pemadmn K.ebakm·m1 Kotm11adya Jakmia Barat ................................................................................... 55
BAB V PENU'fUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 59 B. Saran-Saran ...................................................................................... 60
DAF'fAR PlJS'fAKA LAMPI RAN
A. Latar Belalrnng Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maup1m tidak, komunikasi
merupakan bagian yang penting dari kehidupan manusia. Adanya komunikasi
yang terjalin dengan harmonis merupakan keadaan yang sangat didambakan oleh
setiap keluarga.
Dengm1 berkomunikasi, seorang suami dapat mencurahkan ka5ih sayang,
menumbuhkan pengertian yang baik, dan bagi isteri komunikasi dapat
menunjukkan pengabdiannya pada keluarga, serta anak pun bisa bennanja-manja
dengan kedua orang tuanya yang dapat menimbulkan sikap terbuka ( curhat) serta
orm1g tua bisa lebih memberikm1 bimbingan kepada mereka. Melalui komunikasi
akan terjadi proses penerimaan informasi dan nilai apa saja yllilg hidup dan
berkembang di lingkungan keluarga. Semua yang diterima dalam fase awal itu
akan menjadi referensi kepribadian miak pada masa··masa selanjut11ya 1• Oleh
sebab itu, keluarga dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai yang positif yaitu,
nilai keagmnaan sehingga terbina kepribadillil anak yang baik pula.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang pasti berlangsung dalam kehidupan
keluarga smnpai kapllil pun. Tanpa komunikasi, kehidupan keluarga terasa hilang.
2
Karena didalamnya tidak ada kegiatan berbicara, berdialog, bertukar fikiran dan
sebagainya, sehingga kerawanan hubungan antara ibu dan anak sukar dihindari."2
Terjalinnya hubungan baik dalam keluarga dipengaruhi oleh pendidikan, kasih
sayang, profesi, bimbingan terhadap nilai keagammm dan lain-lain. Hubungan
baik antara ibu dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan kebutuhan materil
saja, tetapi juga kebutuhan mental spiritual.
Kasih sayang ibu terhadap anaknya merupakan faktor yang sangat penting
dalam keluarga, karena Islam mengajarkan, anak yang lahir ke alam dunia ini
memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dittmaikan oleh orang tuanya,
sebagai tanggung jawab mereka kepada Allal1 SWT. Dengan pendidikan agama
penai1an1an nilai keagamaan yang diberikan kepada a11ak di lingkungan keluarga,
ora11g tua berharap agar kelak a11alc dapat melaksa11akan perintall Allah denga11
baik, memiliki ahklakul karimah da11 honnat kepada kedua ora11g tuanya.
Keluarga merupaka11 unit terkecil dalam sebuah negai11 ya11g memiliki fungsi
yang sangat penting dalam usaha membina generasi yang akan datang tmtuk
mengga11tikan posisi orang tua dimasa yang aka11 datang.3
Fungsi yang sangat penting sebagai seorang ibu adalal1 berkomunikasi dalam
menanamkan nilai keagamaan yang baik bagi anak-anaknya, karena ibu adalah
tempat pendidikai1 pertaina sebelum a11ak menerima pendidika11 dari lembaga
lainnya.
Mengingat perkemba11gan zaman yang sudal1 sa11gat maju, dima11a a11ak sa11gat
dimanjaka11 oleh arus teknologi, media dan hiburan-hibura11 yang sifatnya
3
melemahkan dan membuat orang lupa daratan, sehingga bisa menyebabkan anak
terjemmus ke arah yang tidak baik. Untuk itu hubungan komunikasi yang terjalin
antara ibu dengan anak sangat berperan bagi perkembangar1 prilaku anak.
Berbicara mengenai prilaku, sangat ditentukan oleh bimbingan dan
penanaman nilai keagamaan, pendidikan dan pengalaman-pengalaman yang
dilalui pada masa kecil <lulu. Seseorang yang pada masa kecilnya tidak pemah
mendapatkan bimbingan serta nilai keagamaan dari orang tuanya maupun
lingkungaunya sejak dini, maka pada masa dewasanya nanti ia akan melakukan
hal yang tidak sesuai dengan ajaran agania. Berbeda dengan anak yang pada masa
kecilnya sudah diberikan nilai keagamaan, sikap dam tingkah lakunya akan
tercermin dengan baik sejak dini. Misalnya, jika orang 1:ua dan lingktmgaunya
menanamkan nilai keagamaan, maka orang itu akan dengan sendirinya
mempunyai kecendemngan untuk berprilaku sesuai dengan nilai keagamaan yang
diajarkan di lingkungaunya, temtama di lingkungan keluarga, yaitu orang tua.
Dengan perjalanan waktu, maka peradabanpun berangsur berkemba:ng. Banyak
faktor budaya dan sosial yang memberikan anclil tmtuk kemajuaunya.
Sebagaimana telah dicatat bahwa penanaman nilai keagamaan mempunyai peran
yang sangat mendasar dalam memba:ngun kepribadian dan prilaku mrumsia agar
sesuai denga:n ajaran agama. Oleh karena itu, orru1g tualal1 yang pertama kali
memberika:n bimbinga:n dan pendidika:n dalru11 nilai-nilai keagamaannya kepada
rumk-ru1ak, agar mereka berprilaku ya:ng baik da:n benar.4
4
Dalam Al-Qur'an Allah berfim1an:
/ ,,.. ·~ f",.,_ ir .,t .. J. J( 0 j. " ,,,.. .... 11,.... ,J 1£ ,,.. ( i: l"ly.:ill) 0 ................... 1.).) :~lj~.ii.:il I~ ly..1~ ~r..;IJI t;._U:;i
Artinya: "Hai Orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari ap1
neraka ... " (Q.S. At Tahrim [66]: 6).
Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan orartg-orang yang beriman
untuk mendidik keluarga dan diri mereka dengan baik sehingga menjadi sebuah
keluarga yang bertakwa kepada Allah.
"Syaikh Abu Hamid Al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Yusuf Muhammad al-Hasan ketika membahas tentang peran orang t1ia dalam pendidikan mengatalcan: "Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan pemmta alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan .apapun dan condongan kepada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan clan diajarkan kebaikan dia akan tmnbuh dalan1 kebaikan, dan berbalmgialah kedua orang 1uanya di dunia dan diakhirat, juga setiap pendidik dan gnrunya, tapi jika dibiasakan kejelekkan dan dibiarkan sebagaimana binatang, niscaya akan menjacli jahat dan binasa. Dosanyapun ditanggung oleh pengurus walinya. Maka hendaklah ia memelihara, membimbing, mendidik dan membina serta mengajari ahklak yang baik. Menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenangsenang dan tidak pula menjadilrnnnya suka kepada keme:wahan, sehingga akan menghabiskan t1111urnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa."5
Persoalan akan muncul ketika suasana kehidupan keluarga tidak lagi kondusif,
misalnya sering terjadi konflik antara orang tua dengan anak, karena tidak ada
hubungan atau komunikasi yang harmonis antarn keduanya. Sehingga
menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang ..
Kegagalan seorang ibu dalam mendidik anak yang selama ini terjadi, bukan
tidak mungkin disebabkan oleh komunikasi yang clibangnn beralaskan
5
kesenjru1gan tanpa memperhatikru1 sejumlah etika komuuikasi. Padahal etika
komtmikasi sangat penting dalrun rru1gka mengakrabkru1 hubungan ibu dan anak.
Dengan beralaskan komunikasi yang harmonis antara :ibu dan anak, pendidikan
dapat berl311gsung dengan baik, d311 tentu saja itu semua tidak terlepas dari
perhatian seor311g ibu dalrun memruifaatkan sejumlah prinsip etika Islrun seperti
Qawlan Karima (perkata311 y311g mulia), Qawlan Syadidan (perkataan y311g
benar/lurus), Qawlan Ma'rl.{fan (perkataan yang baik), Qawlan Baliqha
(perkata311 y311g efektif/keterbukaru1), Qawlan layyina (perkata311 y311g lemal1
lembut) dan Qawlan Masura (perkata311 yang p311tas), yang menjadi acuan utruna
ketika offil1g tua berkomunikasi dengfil1 Mak. 6
Di Asrruna suku Dinas Pemadrun Kebakarfil1 Kotamadya Jakarta Barat,
terdapat ibu-ibu y311g memiliki ru1alc usia prasekolal1. Sayangnya ibu-ibu tersebut
tidak mengikuti pengajian, padal1al diantarru1Ya ada yang memiliki anak usia
prasekolal1. Setelab dirunati, temyata mereka kur311g peduli terhadap penfil1runfil1
nilai keagrunaan terhadap anaknya. Seperti; Ibu membiarkan Maknya tidak belajar
mengaji, tidak memperkenalk311 sholat d311 tidak mengajarkfil1 Mak tentfil1g
hafalan surat-surat pendek. Selain itu kurang terjalinnya komunikasi antra ibu dan
Male dalrun pen311run311 nilai-nilai agruna.
Melihat latar belakMg di atas dan mengingat pentingnya terjalin komunikasi
yang baik 311tara ibu d311 Mak, terutruna dalrun penanaman nilai keagrun= pada
anak usia prasekolal1. Hal ini yru1g membuat penulis tertarik mengambil penelitian
di Asrruna Suku Dinas Pemadrun Kebakar311 Kotrunadya Jakarta Barat dengfil1
6
mengangkat judul: "Pola Komunilrnsi Ilm dan Anak Dalam Pcnanaman Nilai
nilai Kcagamaan Pada Anak Usia Prasckolah di Asrama Snkn Dinas
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakiuta Barnt".
B. Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pola komunikasi adalah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat difahami7• Di dalam penelitian ini penulis membuat batasan pada
pola komunikasi yang dipalcai dalam hubungan ibu dan anak khususnya anak usia
prasekolah dalam penanaman nilai-nilai keagamaan di Asrama Suk:u Dinas
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat
Penanaman nilai agama yang dimaksud disini ada]ah ibadah, aqidah dan
akhlak. Penulis membatasi nilai keagamaan hanya pada bidang ibadah yaitu
bagaimana cara mengenalkan sholat, cara menghafalkan surat-surat pendek dan
cara menghafalkan do' a .
2. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana pola komunikasi ibu dan anak dalan1 penanaman nilai-nilai
keagamaan pada anak usia prasekolah di Asrama Suku Dinas
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat '?
7
b. Bagaimana metode penanaman nilai-nilai kcagamaan pada anak usia
prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya
Jakarta Barat.
c. Apa saja hambatan-hambatan dalam pelaksanrum pola komunikasi ibu
dan anak dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak nsia
prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya
Jakarta Barat ?
C. Tujmm dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai oleh penulis adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi antara ibu clan anak
dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia prasekolah di
Asrama Sukn Dinas Pemadam Kebalmran Kotamadya Jakarta Barat.
b. Untuk mengetahui bagaimana Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada
anak usia prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat.
c. Untuk mengetalmi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pola
komunikasi ibu clan anak dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada
anak usia prasekolal1 di Asrama Suku Dhias Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jalrnrta Barat.
2. Manfaat Penelitian
8
Dapat menambah khazanah literatur bacaan dalam rangka pemennhan
bahan referensi bagi penelitian selanjutny~ klmsusnya dibidang ilmu
komunikasi.
b. Manfaat Praktis
'' Dapat membantu orang tua bagaimana cara berkomunikasi dalam
menanamkan nilai keagamaan pada anak dan memberikan alternatif
pada orang tua dalam membawa anak-anaknya ke dalam kehidupan
Islami yang pennh dengan kasih sayang dan kedamaian, serta suasana
religius dalam rumah tangga.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
berdasarkan pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. 8 Y aitu
berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok
mas al ah yang alcan dikaj i.
Dalam penelitian ini penulis alcan menggambarkan bagaimana pola
komunikasi ibu dan anak dalam penanaman nila keagm11aan pada anak usia
prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat.
11
a. Studi Dok:umentasi
Dokumentasi yaitu suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga
dengan menyajikan basil pengolahan bahan-bahan dokumen yang betmanfaat bagi
badan atau lembaga yang mengadakan. Seperti keadaan Wilayah, keadaan
Penduduk, Jumlah penduduk, keadaan Ekonomi, dan Pendidikan, serta buk:u-buku
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
b. Observasi
Observasi yaitu sebagai metode ilmiah observasi !biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan dengan sistimatis feno:mena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini mengadakan pengamatan sambil mencatat data atau
informasi yang diperlukan dan dibutuhkan sesuai dengan masalah yang diikuti.
Salah satunya mengamati keadaan warga Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Kotan1adya Jakarta Barat, sambil bertanya jumlah orang tua yang
mempunyai anak yang berusia 3-5 tahun (prasekolah), dan mengamati pola
komunikasi ibu dan anak dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia
prasekolah.
c. Wawancara
Wawancara yaitu suatu proses tanya jawab lisaJ11, dimana dua orang atau
lebih berhadapan fisik (face to face). Metode ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data dengan cara mewawancarai orang yang dianggap perlu,
berpatokan kapada pertanyaan-pertanya:m yang telah disiapkan sebehu1111ya.
Dalam ha! ini penulis mewawancarai Kepala Asrama Suku Dinas Pemadam
12
Kebakaran Kodya Jakarta Barat, 10 orang ibu yang mempunyai anak yang berusia
3-5 tahun (prasekolah) dan 12 anak dalam usia prasekolah.
7. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan
penelitian dan dianalisis serta memberikan interpretasi, dalam menganalisis data
penulis juga menggunakan kerangka teori yang ada, kemudian diambil
kesimpulan.
8. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan, berpedornan pada buku
Pedornan Penulisan Karya Ilrniah ( skripsi, tesis dan desertasi) yang disusun oleh
Hamid Nasuhi , dkk, (Jakarta: CeQDA UlN Syarif Hidayatullah Jakmta Tahun
2007) cet ke-2.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini disesuaikan dengan pokok masala11 yang
dikaji, sebagai km-ya tulis ilmiah, skripsi ini disusun dalrun lima bab dan tiap-tiap
bab di bagi lagi ke dalam sub-sub dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I
BAB II
Pendahuluan, meliputi; Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat JPenelitim1, Metodologi
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Kerangka Teori Tentmlg Pola Komunikasi Ibu dan anak serta
penanaman nilai-nilai keagamaan, meliputi; Komunikasi:
Pengertian Komunikasi, Bentuk-bentuk Komunikasi, Pola
13
Materi Nilai Keagamaan, Metode Pernbiasaan Nilai Keagamaan,
Metode Keteladanan Nilai Keagamaan, Metode Penanaman Nilai
Keagamaan: Materi nilai keagamaan, Metode Mengajarkan Ayat
ayat Pendek, Metode Mengajarkan Doa-doa, Usia Prasekolah:
Penge1tian Anak Prasekolah dan Komunikasi Anak Prasekolah.
BAB m Gambaran Umum Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
BAB IV
Kotamadya Jakarta Barat, meliputi; Geografis dan Demografis
Asrama Suku Dinas Pemadan1 Kebakaran Kotamadya Jakarta Barnt,
Program Kegiatan Keagamaan di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, Akitivitas Ibu-ibu dalam
Kegiatan Keagamaan di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat, Gambaran Umura Ibu-ibu yang Tidak
Memasukkan Analc-anak Mereka ke TPA (Taman Pendidikan Al
Quran)
Analisis Pola Komunikasi Ibu dan Anak dalam Penanaman Nilai-
nilai Keagamaan Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku
Dinas Pemadan1 Kebakaran Kotamdya Jakarta Barat, meliputi;
Identifikasi Informan, Pelaksanaan Pola Komunikasi Thu dan Anak
Dalam Penanaman Nilai-nilai Keagama:m pada Anak Usia
Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat, Metode Penanaman Nilai-nilai
Keagamaan pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas
BAB V
14
Hambatan dalam pelaksanaan Pola Komunikasi Ibu clan Anak
Dalam Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Usia
Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat.
Penutup meliputi; kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI TENTANG POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK
SERT A PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN
A. Kom1mikasi
1. Pengcrthm Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologi yang dalam bahasa lnggris
Communication berasal dari bahasa latin Comumunicati, dan bersumber dari kata
Communis yang berarti sama. Maksudnya sama maknanya1•
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengmman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami2.
2. Bentuk-bentuk Kom1:mikasi
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan kmmmikasi antara individu atau
kelompok yang menggunakan bahasa sebagai alat perhubungan3. Selain itu
Komunikasi verbal yakni komunikasi dengan menggunakan symbol-simbol
verbal. Symbol verbal baliasa merupakan pencapaian manusia yang paling
impresif. Saat ini terdapat sekitar l 0.000 bahasa dan dialek digunakan umat
manusia di dunia. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan:
1 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Kaiya, 1997), h. 9.
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai P11staka. 19901. h 585.
16
!) Fonologi: cara bagaimana suara dikombinasikan tmtuk membentuk
kata
2) Sintaksis: cara bagaimana kata dikombinasikan hingga membentnk
kalimat
3) Semantic: arti kata
4) Pragmatis: cara bagaimana bahasa digunakan4
b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalal1 suatu kegiatan komunikasi yang
menggunakan bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).5
Istilah nonverbal biasanya digunakan untnk melukiskan semua peristiwa
komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus
menyaclari bahwa banyak pelistiwa dan prilaku non verbal ini clitafsirkan melalui
simbol-simbol itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.6
Tiga perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan non verbal yakni:
l) Sementara prilaku verbal adalah saluran tunggal, prilaku nonverbal
bersifat multisaluran
2) Pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal
bersinambung
3) Komunikasi nonverbal mengandung lebih banyak muatan
emosional dari pada komunikasi verbal 7
4 Siti Mut1nainnah, Kon-1unikasi Verbal dan Kon1unikasi Nonverbal (Jaka1ta: Universitas Terbuka, 2005), h. 3.11.
5 Hafied Cangara, Pengantar !/mu Komunikasi, ( Jakm1a: RajaGrafindo Persada, 2006), h.99. 6 nf>clv M11lvnnn //mu /(nn111nikns:i .'\110111 PPn(711ntnr (H:::inclnnp-· Rf>nHtin Rof::rl::iknrvn_ ?_007)_ h
18
ingin disarnpaikan. Siapa yang berkepentingan untulc rn1myampaikan suatu pesan
berpeluang untuk memulai kornunikasi.
Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan tercipta pola asuh
yang baik. Kegiatan pengasul1an akan berhasil dengan baik jika po la korntmikasi
yang tercipta diiringi dengan cinta dan kasih sayang dengan rnemposisikan anak
sebagai subjek yang hams dibina, dibirnbing dan dididik, bukan sebagai objek
semata.
Hubungan ibu dengan anak bersifat fisiologis dan psikologis. Secara
fisiologis makanan yang dirnakan oleh ibu yang sedang hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan fisik anak. Kalan tidak ada kelainan karena faktor
lain di luar perkiraan, maka anak akan tumbuh dengan merniliki organ tubuh yang
sempurna.
Secara psikologis, antara seorang ibu dan anak te1jalin hubw1gan
emosional. Ada jiwa yang terbuhul utuh dan tidak bisa diceraiberaikan. Sentul1ai1
kasih sayang seorang ibu dapat meredakan tangisan anak. Kesakitan anak
mernpakan derita seorang ibu.
Hubw1gan darah antara ibu dengan anak melal1irkan pendidikan yang
bersifat kodrati. Karenanya secara naluriah, meskipun mendidik anak merupakan
suatu kewajiban, tetapi setiap ibu merasa terpanggil u111i1k mendidik anaknya
dengan cara mereka sendiri. Sedangkan pendidikan dasar yang baik ya11g hams
diberikan di dalam keluarga adalah pendidikan dasar agama, akhlak, moral, sosial,
susila, dan etika.
19
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda,
Artinya:
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan perkata:m yang diridoi Allah, tanpa ia sangka-sangka dengan sebab dengan perkataan itu Allah akan mengangkat hamba itu beberapa derajat. Dan sesungguhnya seseorang berbicara dengan perkataan yang dimurkai Allah, tanpa ia sangka-sangka dengannya Allah akan memasukkannya ke nerakajahannan1."11
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, terdapat tiga bentuk atau pola
komunikasi, yaitu;
a. Model Stimulus-Respons, yaitu pola komunikasi yang menunjukkan
komunikasi sebagai suatu proses "aksi-reaksi" yang sangat sederhana.
Pola ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat, gambar, dan
tindakan tertentu akan merangsang orang lai.n untuk memberikan
respons dengan cara tertentu.
b. Model ABX, pola ini ditemukan oleh Newcomb dari perspektif
psikologi-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A)
menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai
sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ( sikap)
terhadap B dan terhadap X saling berhubungan.
20
c. Model lnteraksional, dalam pola ini komunikasi digambarkan sebagai
pembentukkan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang
Jain oleh peserta komw1ikasi. 12
Komunikasi berpola stimulus-respon adalah model komw1ikasi yang
seling terlihat dalam kehidupan keluarga. Komunikasi seperti ini sering terjadi
pada saat orang tua mengasuh seorang bayi. Orang tua lebih aktif dan kreatif
memberikan stimulus (rangsangan), sementara bayi berusaha memberikan respons
(tanggapan). Hal inipun te1jadi pada komunikasi antara ibu dengan anak dalam
usia prasekolah, dimana orang tua mengajak anak untuk melakukan ha! yang
bersifat positif, misalnya mengajarkan atau menymuh 1mak tmtuk mengikuti
pengajian, menghafalkan doa-doa pendek dan lain-lain, sedangkan anaknya
memberikan respons dengan mengikuti atau mungkin ada yang membantah
terhadap apa yang diajarkan atau apa yang dianjmkan oleh ibtmya.
Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua.
Menurut Theresia lndria Shanti, Psi.,Msi., pola asuh mempakan pola interaksi
antara orang tua dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan,
mengajarkan nilai atau nornm, membelikan perhatian dan kasih sayang serta
menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan
bagi anaknya13•
21
B. Pemmaman Nilai-nilai Keagamaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah proses, cara,
perbuatan menanam(kan). 14 "Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun
perasaan yang di yakini sebagai suatu identitas yang memberi corak yang khusus
kepada pola pemikiran, perasaan, ketertarikan maupun prilaku". 15
Keagamaan, kata dasarnya adalah agama, secara bahasa, perkataan
"agama" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "ticlak pergi, tetap di tempat,
diwarisi tunm temurun" adapun dalam bahasa arab, kata agama adalah "din" yang
mengandung arti "menguasai, menunclukkan, pati.tl1, utang, balasan atau
kebiasaan", "din" juga membawa peraturan berupa hukum yang hams dipatuhi
baik dalam bentuk perintah yang wa,jib dilaksananakan maupun berupa Iarangan
yang harus ditinggalkan dan pembalasannya. 16
Sedangkan pengertian agama menurut Dr. M. Quraish Shihab adalal1
"hubungan antara makhluk clan Khaliq-nya". Hubungan ini 111eW11jud dalam sikap
batinnya serta tampak dalan1 ibadah yang dilalo.tlcam1ya clan tercennin pttla dalam
·1 k h . 17 s1 mp ese anannya .
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman nilai
keagamaan merupakan suatu proses, atau cara menm1an1kan perm1gkat keyakinan
tentang peraturan berupa lmkum yang harus clipatuhi baik clalam bentuk perintah
yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan clan
pembalasmmya.
14 Pusat Pembinaan dan Pengen1bangan Bahasa, Ka1nus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. I 002.
15 7::ikfr1h Dar::icli:oit_ Dasnr-dns:nr Ao-nn1n fr;/n111_ (Jnknrl-r1· Rnl::in Hinhini:r 1 QR4.l h ?6
22
Penanaman nilai keagamaan hams dimulai dari masa kanak-kanak
(prasekolah), karena masa kanak-kanak merupakan priode yang sangat kritis dan
paling penting. Pendidikan rohani dan jasmani harus diberikan secara berbarengan
dan berimbang. Biasanya, anak pada usia ini senang mamperhatikan dan meniru
apa yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya. Untuk itu penanaman nilai
keagamaan sangat penting sekali pada usia prasekolah atau usia balita seperti
mengajarkan anak untuk selalu berdoa dalam setiap melakukan suatu peke1:jaa11,
mengajak anak untuk mengikuti sholat, walau pada prosesnya anak barn bisa
mengikuti gerakannya. Namun dengan mengetahui gerakan sholat dan sering
mendengarkan bacaan-bacaan sholat, malrn dalam memod anak alrnn terekam,
sehingga tanpa disadari anak dapat menirukannya dan ini merupakan awal yang
baik bagi perkembangan anak dalam proses pengenalan salah satu nilai
keagamaan.
1. Materi Nilai Keagamaan
a. Aqidah, yaitu keimanan atau keyakinan pokok, kepercayaan dasar18,
sumbernya adalal1 al-Quran dan Al-Hadits.
b. Ibadah pada hakekatnya merupakan bentuk pengakuan bahwa betapa
kecil dan hinanya diri kita di hadapan Allah, sekaligus sebagai
pengejawantahan kecintaan kita kepada-Nya. Sehingga bisa dikatakan,
segala yang dilakukan seorang muslim dengan niat hanya karena Allah
semata merupakan ibadah. 19
23
c. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
memunculkan perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan dengan
mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.20
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya, manusm
memerlukan kekuatan di luar dirinya yang bisa membantunya yaitu berdoa.
Karena dengan berdoa, Allah akan memberikan pertolongan dengan cara yang
sama sekali tidak terduga.
Dari Nu'man Basyir ra. Bahwa Nabi saw besabda
Artinya ; "Doa itu ruhnya ibadah" (HR. Bukhm:i)21
"Seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW. Berkenaan dengan doa, "Apakah Tuhan kami dekat sehingga kaini berbisik kepada-Nya atau jauh sehingga kami memanggilnya?" Rasulullal1 terdiarn tidak menjawab, kemudian turunlah ayat;"Dan apabila hmnba·-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Alm, maka (Jawablah) bahwa Alm adalall dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku. Maka hendaklall mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklall mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah 186)"22
2. Metode Pembiasaan Nilai Keagamaan
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran, dapat dikatakan bahwa
pembiasam1 adalah sebuall cara yang dapat dilakukan untuk membiasakm1 anak
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan nilai-nilai keagamaan. Dan
20 Asma'Umar Hasan Fad'aq, Menangkap Makna & Hikmah Sabar, (Jakarta: Lentera R:'lsritrirna_ 1 Q9Q)_ h. 17.
24
sangat efoktif jika diterapkan terhadap anak yang masih bemsia dini. Karena
memiliki "rekaman" ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum
matang.
3. Metode Keteladanan Nilai Keagamaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa "keteladanan"
dasar katanya "teladm1" yaitu perbuatlli1 atau bmm1g dsb yang patut ditim dan
dicontoh. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau
dicontoh seseorm1g dari orang lain. Contoh teladan yang paling baik dizaman
Rasulullah Saw dapat dipahm11i bahwa salah satu faktor terpenting ym1g
membawa beliau kepada keberhasilan adalah keteladanan (uswah). Rasulullah
ternyata banyak memberiklli1 keteladmmn dalam mendidik sahabatnya. Untuk itu
agar m1ak dapat berkembm1g baik fisik maupun mental dm1 memiliki akhlak ym1g
baik clan henar orang tualah yang hams merealisasikan penanmnan nilai
keagmnalli1 dengan memberikan contoh keteladanlli1 yang baik kepada anaknya.
4. Metode Penanm11m1 Nilai Keagmnam1
Menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak dimulai pada usia dini yaitu
pada masa-masa prasekolah dengm1 tujuan akan tertanmn hingga dewasa nlli1ti,
kmena pada masa kecil anak mudah merekam apa yang me:reka lihat dm1 apa yang
sering diajarkan oleh orang tuanya. Apabila orang tua menanamkan nilai-nilai
keagamaan dilingkungan keluargm1ya diusia dini anak akan terbiasa
melalrnkmmya, misalnya mengajarkan doa-doa harim1 dan menerapkan pada
kehidupan sehari-hari.
25
Untuk itu orang tua harus mempunyai metode agar anak terbiasa berdoa,
dengan memberikan metode yang tidak menjenuhkan dan otoriter.
Berikut ini merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak di usia prasekolah:
a. Bennain
Bermain mernpakai1 kagiatan yang diberika11 kesenangai1 dai1 dilaksai1akan
untuk kegiatai1 itu sendiri, yang lebih ditekai1kan pada caranya dari pada hasil
yang diperoleh dari kegiatan itu. Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius dan
fleksibel.
Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak. Ada enam
belas nilai bermain bagi anak, yaitu;.
1) Bermain membantu perturn buhan ai1ak
2) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
3) Bermain memberi kebebasan ai1ak untuk bertindak
4) Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
5) Bermain mempunyai unsur berpetualang didalamnya
6) Bermain meletakkai1 dasar pengembai1gan bahasa
7) Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan
hubungai1 antai· pribadi
8) Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
9) Bermain memperluas minat dai1 pemusatan perhatian
l 0) Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
11) Bermain mempakan cara rurnk mempelajari peran orang dewasa
12) Bermain mernpakan cara dinamis untuk belqjru·
13) Bermain merupakru1 menjernihkru1 peliimbangan anak
26
15) Bern1ain merupakan keknatan hidup
16) Bermain marupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
manusia."23
Begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka ibu hams pandai
memberikan permainan yang bermanfaat Lmtuk anak agax dalam bennain anak
dapat belajar (bermain sambil belajar).
b. Beryanyi
Menyanyi merupakan satu sarana yang cukup efoktif dalam menanamkan
keimanan dan ketakwaan anak, serta mengenalkan ajaran-ajaran agama kepada
mereka. Melalui lagu, daya imajinasi anak ditimbulkan. Lagu memudahkan
mereka menerima dan mengingat pesan-pesan agama yang diberikai1, dengai1
mengajarkan doa melalui lagu-lagu yang bernuansa islami. Nyanyian islan1
banyak beredar dewasa ini, sehingga orai1g tua di tuntut k!ieatif mengembangkan
lagu-lagu islami untuk anaknya di rumah agar anak terbiasa mendengar lagu-lagu
yang bermanfaat yang mengandung unsur-unsur doa dan jangan membiasakan
mendengar lagu-lagu yang tidak bermai1faat dan lebih dekat kepada maksiat.
c. Bercakap-cakap
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran perasaan
secara verbal atau mewujudkim kemampuan bahasa reseptif dan balmsa ekspresif.
Dalain bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbalmsa reseptif maupun
eksprestif. "kemampuan bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengar dan
memahami bicara orang lain, sedangkan kemampuan bahasa ekspresif meliputi
27
kemampuan menyatakan gagasan, perasaan, dan kebutuhan kepada orang lain".24
Menurut Bruner seperti yang dikutip oleh Moslichatoen R, adalah "Bahasa itu
memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak, dan
setiap perkembangan anak menuntut aktifitas anak"25
"Dengan kemampuan bahasa anak, kemampuan bersosialisasi akan baik,
karena bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk menyatakan atau
mengm1gkapkan keinginan atau kemamm dirinya. Jika anak terhambat
dalam perkembangan ini, akan mengalami han1batan sosial, anak tidak
nyambung berbicara dengan teman sebaya, dan memw1culkan
kesalahpahaman dengan teman sebaya maupun dengan orang turu1ya,
akibatnya pendirun dan malu serta minder."26
Progran1 kegiatan yang cocok dengan menggunakan rnetode bercakap-
cakap antara lain adalah pengembangan aspek-aspek perkembangan kognitif,
bahasa, sosial, emosi, dan konsep diri.
Perkernbangru1 kognitif yang dapat dikernbangkan dengan rnetode ini ialali
kernrunpuan rnenalar, memecal1kan masalah, dan sebagainya
"Perkembangan bahasa yang dapat dikembangkan dengan metode ini
kemampuan makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi
pembicaraan orru1g lain secru·a lisrui. Perkembangan bahasa ini juga diikuti
dengru1 perkembru1gan proses berfikir, maka akan kita dapatkrui ru1ak
mulai banyak bertru1ya, segala hal yru1g akan ditanyakan sesuai dengru1
keingintahuan anak. "27
24 Ibid, h. 94 25 lhirl h O'i
28
Perkembangan sosial yang dapat dikembangkan adalah kemarnpuan
rnenyatakan perasaan senang atau tidak senang rnengenai benda, situasi, kejadian,
peke1:jaan tertentu.
Perkembangan ernosi yang dapat dikernbangkan antara lain mengatur
tingkah laku terhadap orang lain, cinta kasih dan rninat kepada anggota keluarga
di rurnah, dan sebagainya.
Agar konsep diri anak turnbuh secara sehat, kehutuhan psikologis utarna
anak harus dipenuhi yakni rnemperoleh kasih sayang, dorongan, dan birnbingan
dari ibu. Pengalarnan rnernperoleh kasih sayang rnemberikan rasa arnan dan
dihargai; sedangkan rnernperoleh dorongan akan mern hantu pembentukan rasa
percaya diri dan perasaan rnarnpu, dan pemberian akan mernberi rasa rnampu dan
berhasil.
d. Bercerita I Dongeng
Bercerita rnerupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang
diceritakan akan memberikan suasana yang segtll', menarik dan menjadi
pengalaman yang unik bagi anak.
Bercerita mempunyai makna yang penting bagi perkembangan anak
karena melalui bercerita kita dapat :
l) Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya
2) Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial
3) Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan
29
5) Membantu mengembangkan dimensi baha:sa a:nak."28
Selain metode-metode di a:tas, metode yang bersifat khusus pa:da
penanaman nilai keagamaan adalah sebagai berikut;
a. Metode Mengenalkan Sholat
Cara mengenalka:n sholat pada anak dalam usia prasekolah, bisa dilakukan
dengan cara mengajaknya untuk mengikuti gerakan sholat, pada saat orang tuanya
sedang sholat atau dengan perbincangan-perbinca:ngan (ko1mmikasi verbal) yang
dilakukan terhada:p anak mengenai wajibnya: sholat bagi manusia. Hal ini bisa
dila:kuka:n dengan nuansa yang santai dan dengan baha:sa yang ringan dan mudah
untuk difaharni oleh anak seusianya, selain itu juga orang tua memberikan
pembiasaan yang baik dan memberikan keteladan yang baik juga agar anak
terbiasa untuk melakukan perbuatan dan keteladanan yang baik. Contohnya dalam
melaksanakan shalat lima waktu apabila orang tua membiasakan mengajak sejak
usia dini kelak nanti anak akan terbiasa melakukan shalat lirna waktu.
b. Metode Mengajarkan Ayat-Ayat Pendek
Menurut Zulia Ilmawati, (seorang psikolog, pemerhati masalah anak dan
keluarga), ada 7M agar anak selalu hidup bersama Al-Qur-an atau agar anak
belajaT Al-Quran, yaitu;
1. Mengenalkan. Saat yang paling tepat mengenalkan Al-Quran adalah
ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Mengenalkan Al-Quran
juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih <lulu hmuf-huruf
hijaiyal1; bukan mengaJa:nnya: rnembaca:, tetapi sekedar
memperlihatka:nya sebelum anak mengenal A, B, C, D ....
30
2. Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran. Mernperdengarkan Al-Quran
bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja; juga tidak mengenal batas
usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, insya Allah
lantunan ayat Al-Qman itu akan terekam dalam memorinya. Jangan
aneh kalau tiba-tiba si kecil lancar melafalkan surat al-Fatihah,
misalnya, begitu dia bisa berbicara.
3. Menghafalkan. Menghafal Al-Quran bisa dimulai sejak anak lancar
berbicara. Mulailah dengan surat atau ayat yang pendek atau potongan
ayat yang pendek. Menghafal juga bisa dilakukan dengan cara sering
sering membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Lalu latihlah anak
untuk menirnkannya. Hal ini dilakukan bemlang-ulang sampai anak
hafal di luar kepala.
4. Membaca. Alangkah baiknya membaca Al-Qman dilakukan secara
bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orang tua. Ketika
seorang anak sedang membaca, yang lain menyimaknya. Jika anak
salah membaca, yang lain membetulkam1ya. Dengan cara itu, rumah
akan selalu dipenuhi dengan bacaan Al-Quran sehingga berkah.
5. Menulis. Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar
membaca Al-Quran. Diktekan kepada anak kata-kata tertentu yang
mempunyai malma. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus
anak belajar bahasa arab. Mulai.lah dengan kal:a-kata yang pendek.
6. Mengkaji. Ajaklah anak mulai mengkaji isi Al-Qman. Ayah bisa
memimpinnya setelah sholat magrib atau subuh. Tema yang diangkat
bisa saja tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan
perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari.
7. Mengamalkan dan memperjuangkan Al-Quran. Al-Qman tentunya
tidak hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Justru yang paling
penting adalal1 diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar
benar dapat menyinari kehidupan manusia.29
31
c. Metode Mengajarkan Doa-doa
Cara mengajarkan doa pada anak, bisa dilakukan sambil bermain, atau
sebelum tidur. Buatlah suasana yang menyenangkan bagi anak, misalnya dengan
memberikan pujian pada saat anak dapat mengikuti doa ym1g di ucapkan, apalagi
pada saat anak telah dapat menghafal doa yang di ajarkm1, hal tersebut dilakuakan
berulang-ulang. Boleh juga dengan mernberikan hadiah pada anak karena telah
berhasil menghafalkan doa. Hal ini akan menimbulkan kepercayam1 diri mmk
semakin lcuat, sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak
bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang berharga, selain itu juga memberi
memotivasi kepada mmk agar semangat untuk menghafalkan doa.-doa yang
diberikan orang tua kepada. anaknya.
C. Usia Prasekolah
1. Pengertian Anak Usia Prasekolah
Yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka ym1g berusia 3-6
tahun menurut Biechler dan snowman (1993). Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya
mereka mengikuti progrmn Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan
kelompok !Jermain (usia 3 tahun sedangkan pada usia 4··6 tahun biasm1ya mereka
mengikuti prO!,,TIWn taman kanak-kanak.
2. Komtmikasi Anak Prasekolah
Anak prasekolah biasanya telah mmnpu mengembangkan keterampilan
32
menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara lain dengan bertru1ya,
melakukan dialog dan menyanyi. Sejak anak berusia dua tahun anak memiliki
minat yang kuat untuk menyebutkan berbagai nama benda. Minat tersebut ak811
terns berlangsung dru1 meningkat yang sekaligus akan menambah perbendaharaan
kata yfil1g telah dimiliki. Hal-ha! di sekitar anak akan mempunyai arti apabila ooak
mengenal nama diri; pengalaman-pengalaman dan sit1.1asi yang dihadapi anak
aka11 mempunyai ruti pula apabila ruiak mampu menggunakru1 kata-kata untuk
menjelaskannya. Dengan menggunakan kata-kata untuk menyebutkan benda
benda atau menjelaskan peristiwa, akan memb811tu 811ak untuk membentuk
gagasan yfil1g dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
BAB III
GAMBARAN UMUM ASRAMA SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOTAMADYAJAKARTABARAT
A. Geografis chm Kondisi Sosial Masyarakat di Asrama Suku Dinas
Pemadam Kebakaran Kotamadya .Jakarta Bara£.
I. Letak Geografis Asrama Suku Dinas Pemadam J(ebakara11 Kotamadya
Jakarta Barat
Asrama Suku Dinas (Sudin) Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakaiia
Bai·at, berada di lingkungai1 Rw. 02 Kelurahan Joglo, Kecamatai1 Kembangan,
Kodya Jakarta Barat denga11 luas areal ± 9 Ha. Dai·i luas ym1g ada telah dibai1gun
untuk perumahan dan sarana penunjang lainnya ± 4,5 Ha, sedangkan yang
sebagian masih merupakan lahan kosong.
Batas-batas wilayah asrama, sebagai berikut:
" Sebelah Timur Rt. 0013 Rw. 02 Kelurnhan Joglo
" Sebelah Selatan Rt. 006 Rw. 02 Kelmahai1 Joglo
" Sebelah Barat Rt. 005 Rw. 02 Kelurahan Joglo
" Sebelah Utai·a Rt. 006 Rw. 02 Kelurahan Joglo
Bangunan perwnahan dinas yang ada saat ini sebanyak 169 unit yai1g
terdiri dari 53 unit kopel dan 44 unit tingkat atau flat. Sarana jalan belum tersedia
5. Kepengurusan Mesjid Al-lkh\as
6. Kepengurusan Mesjid Ta'lim Nurul Haq
7. Kepengurusan Me~jid Ta'lim Khusnul Khotimah
8. Kepengurusan Remaja Islam Mesjid Al-Ikhlas (RISMA)
9. Kepengurusan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Al lkhlas
10. Kepengurusan Posyandu
l l. Kepengurusan Lanjut Usia (LANSIA)
12. Kepengurusan Tenda
13. Kepengurusan Arisan Rt.
14. Kepengurusan Perelek
15. Kepengurusan Kematian
16. Kepengurusan Pengajian Ibu-ibu Dharma Wanita
e. Keamanan dan Ketertiban
35
Upaya memberikan suasana aman dan tertib di lingkungan Asrama
telah dilakukan kegiatan-kegiatan Siskamling/ ronda malam. Penertiban yang
telah dilakukan berupa pembongkaran bangunan wimmg yang terletak di Pos
Pemadam Kebakaran Joglo dan disebelah barat berbatasan dengan tempat
penampungan mobil Pool Dian Taksi, ha! tersebut dilakukan sesuai surat perintah
bongkar yang dikeluarkan oleh Kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kodya
Jakarta Barat.
36
Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya gangguan keamanan
telah ditugaskan Seksi Keamanan untuk dapat menjalin kerja sama dan koordinasi
dengan aparat setempat baik kepada BABINSA dan BlNAMAS Kelmahan Joglo,
juga kepada pihak Kepolisian Polsek Kembangan Jakarta Barat.
d. Kegiatan Kerja Bakti
Kebersihan lingkungan merupakan citra baik bagi pencluduk setempat,
untuk itu telah diusahakan secara rutin. Kegiatan ke1ja bakti secara massal
dilaksanakan sebulan sekali, sedangkan khusus untuk ibu-ibu dilakukan sesuai
clengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya. Untuk Rt. 009 dan Rt. 0012
setiap hari Minggu, dan untuk Rt. 0010 clan Rt. 0011 setiap hari Sabtu. Adapun
sasarannya aclalah penyapuan sampah di jalan-jalan, pemangkasan tanaman pagar
hidup sekitar jalan dan tempat-tempat umum, serta pembersihan selokan.
e. Paguyuban Tenda
Di Asrama telah memiliki perlengkapan tencla warga dengan ukuran 5
meter x 16 meter lengkap clengan asesoris clan pera.latan lainnya. Mengenai
pengelolaan, perawatan, dan pengembangannya secara teknis clilaksanakan oleh
pengurus tenda yang tentunya setiap program kegiatan atau sela.lu
climusyawaTahkan dengan seluruh anggota.
f. Paguyuban Kematian
Pelayanan santunan kepada keluarga yang terkena musibah kematian
40
C. Aktifitas Ibu-ibu dalam Kegiata11 Keagamaa11 di Asrama S11lm Di11as
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Jlarat
Aktifitas Ibu-ibu dalam kegiatan keagamaan di Asrarna Suku Dinas Pemadam
Kebakarm1 Kotarnadya Jakarta Bara!, tidak begitu padat Dalmn seminggu hanya
ada sekali pengajian yang dilaksmiakan setiap hari Rabu di Mesjid Al-Ikhlas.
Serta pengajian yasinm1 bulanm1 yfillg dilaksmmkan setiap hari Rabu pada minggu
pertama yang dilaksanakan secara bergiliran di kediaman anggota. Dalam
pengajian ini tidak semua ibu-ibu dapat menghadi:rinya.
Selain kegiatan pengajian yfillg dilaksanakan secara rutin, dalfil11 rangka
pembinaan mental rohani bagi karyawan clan keluarga di tingkat asrama, telah
diselenggarakan kegiatan peringatan hari-hari besar Islam seperti; Peringatfill Isro
Mi'raj, Tahun Barn Islam, Maulid Nabi dan kegiatan ibadah Qurbfill dengm1
pernotongan hewan Qurbfill, dll. Mengenai rencana penyelenggaram1 Ibadah
Qurbm1, telah dibentuk kepanitiaan yang bertugas unt11k mengurus dan mengelola
kegiatfill tersebut yang masih berada di bawah naungan Mesjid Al-Ikhlas. Khusus
untuk kegiatan bulan Suci Rmnadhan, dilakukfill kegiatan-kegiatan seperti;
Tadarus Al-Qur'an, Bazar Islam, Pesantren Kilat, Sholat Tarawih, Sholat Idul
Fitri, serta Buka dan Sahur bersama dengfill il1ak-m1ak jalanfill.
D. Gambaran Umnm Ibu-ibu yang Tidak Memasukk:m A11ak-a11ak Mereka
ke TPA.
lbu-ibu yfillg tidak memasukkan illak-illaknya ke TP A berjumlah sepuluh
ormw. Mereka {ihn-ihn) herlafar heh1kam' nenrlirliknn ~:;n SMA .-Inn n TH
41
adapun pekerjaan mereka rata-rata sebagai ibu rnmah tan.gga dan ada yang beke1ja
sebagai tukang gorengan dan sekretaris. Mereka adalah ibu-ibu muda yang baru
memiliki satu anak dan ada yang memiliki dua anak (2 orang).
Keadaan penunahan Suku Dinas Pemadam Kebakaran berada dalam
lingkungan asrama, yang membedakan hanyalah bagian lapangan yang hams siap
sedia 24 jam.
Akan tatapi dari basil wawancara penulis bahwa tidak hanya faktor ibu-ibu
akan tetapi ada faktor dari anak yang tidak mau mengikuti pendidikan tersebut,
mungkin faktor usia yang masih tergolong balita dzm orang tua tidak bisa
memaksakan anaknya.
BABliV
ANALISIS POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK
DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DI ASRAMA
SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTAMADYA
JAKARTA BARAT
A. Iclentifikasi Informan
Sebelwn penulis menguraikan tentang pola komunikasi ibu clan anak dalam
penanaman nilai-nilai keaganman pada anak usia prasekolah di Asrama Sudin
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, maka dalam ha! ini penulis akan
menjelaskan data identifikasi informan, yang me11jadi informan pada penelitian ini
adalah para ibu yang memiliki anak usia prasekolah serta yang tidak mengikuti
acara-acara keagamaan seperti pengajian clan Anak usia prasekolah (bemsia 3-5
tahun) serta anak yang tidak mengikuti TP A (Taman Pendidikan Al-Quran)
Data yang diperoleh penulis bahwa terdapat 10 ibu yang memilki anak usia
prasekolah clan ticlak memasukkan anaknya ke Taman Pendidikan Al-Quran.
Dilihat clari segi pendidikan bermacam-macam yaitu D3 tiga orang, SMA tiga
orang, SMK satu orang clan SD tiga orang. Pekerjaan ibu-ibu tersebut clalan1
kesehariannya lebih banyak sebagai ibu rwnah tangga clan be1jumlah 7 orang, clan
3 orang beke1ja. Ibu-ibu tersebut berusia antara 27-35 tahun clan rata-rata
memiliki I anak sebanyak 8 orang clan memiliki 2 anak yakni 2 orang ibu.
Latar belakang ekonomi mereka lumayan cukup atau sedang-sedang Sf\ja
43
hampir semua sama, sederhana tetapi te1iata rapi karena disetiap rumah
diharuskan memiliki tanaman. Dari penuturan infonnan kebanyakan usia
pernikahan mereka (ibu-ibu) kurang lebih 5-7 tahun.
Adapun anak-anak usia prasekolah yang dijadikan subje,k penelitian be1jumlah
15 anak, terdiri dari laki-laki sebanyak 9 anak dan pernmpuan sebanyak 6 anak.
Dari segi pendidikan mereka belum sekolah (tidak mengikuti IPA, dan bernsia
antara usia 3-5 tahun).
Sedangkan aktifitas anak-anak prasekolah tersebut layaknya seperti anak-anak
seusia mereka, yang mana lebih banyak bennain dengan sesama teman seusianya,
clan terkadang mereka hanya bermain di dalan rumah dengan pe1mainan yang
mereka miliki seperti robot-robotan dan sebagainya. Demikianlah gambaran
aktifitas keseharian anak-anak yang tidak mengikuti TP A.
Data di atas diperoleh dari hasil observasi langsung kelapangan dan wawancara
(tanya jawab lisan) antara penulis dengan ibu-ibu clan anak-anak seeara tatap
muka.
B. Pola Kom1mikasi Ilm dan Am1k Dalam Pe1raanama11 Nilai-nilai
Keagamaan pada Anak Usia Prnsekolah di Asrama S11k11 Dinas
Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barnt
Pola komunikasi ibu clan anak yang dikembangkan sala11 satnnya, adalah
komunikasi berpola stimulus-respon. Yakni, pola komunikasi yang menunjukkan
komunikasi sebagai suatu proses "aksi-reaksi" yang sangat sederhana. Pola ini
44
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat, gambar, dan tindakan te1ientu
akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu.
Pola komunikasi berpola stimulus-respon ini merupakan model komunikasi
yang penulis amati, melalui hubungan komunikasi antara ibu dengan anaknya,
yang masih usia prasekolah di lingkungan Asrama Sudin Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat ternyata pelaksanaan pola komunikasi antara ibu dengan
anaknya tidak selamanya berjalan efektif. Hal ini diakibatkan minimnya
pemahaman keagan1aan dan kepedulian ibu dalam penanaman nilai keagamaan.
Dengan demikian pola komunikasi seorang ibu dengan anaknya yang masih
usia prasekolah disesuaikan dengan kemampuan intdegensia anaknya, meski
masih sangat terbatas, tetapi anak telah memiliki kemampum1 berkomunikasi, baik
secara verbal maupun nonverbal dengan orang tua, saudara bahkan lingkungan
sekitarnya.
Dengan keterbatasan komunikasi anak tersebut, maka perlu adanya respons
ibu untuk merangsang kemampuan anaknya agar berkomunikasi lebih optimal.
Dalam hal ini, ibu memiliki peranan penting sehingga dituntut memiliki
penguasaan berkomunikasi yang baik dengan anaknya. Selama ini, pola
komunikasi yang banyak dikembangkan adalah stimulus respons. Komunikasi
seperti ini sering terjadi pad.a saat orang tua mengasuh seorang bayi. Orang tua
lebih aktif dan kreatif memberikan stimulus (rangsangan), sementara bayi
berusaha memberikan respons (tanggapan).
45
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan di Asrama
Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, bahwa terjadi komunikasi
antara ibu dengan anak, dan pola komunikasi yang banyak digunakan oleh ibu
terhadap anaknya yaitu:
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau
kata-kata, baik yang dinyatakan secara formal atau lisan rnaupun secara tulisan.
Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa di pandang sebagai suatu wahana
penggunaan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk menjelaskan suatu konsep
tertentu .. 1
Ibu-ibu di Asrama Sudin Pemadan1 Kehakaran yang kebanyakan statusnya
sebagai ibu rumah tangga dan setiap hari bersama anak-anaknya yang usia
prasekolah, mereka mengatakan bahwa sering terjadi komunikasi antara ibu dan
anak-anaknya baik setiap hari, setiap saat dan setiap wak1u. Topik pembicaraan
antara ibu dengan anak bennacam-macam, akan tetapi karena dalam penelitian ini
penulis menganalisis pola komunikasi dalam penanaman nilai-nilai keagaamaan
klmsusnya bidang ibadah.
Komunikasi yang te~jadi antara ibu dan anak biasanya terjadi saat ibu
memiliki waktu senggang di mana saat itu dipergunak:m ibu berkomunikasi
dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ibadah, sepe1ii
ibu mengajarkan anak tentang gerakan-gerakan sholat yang dilakukan dengan
46
kata-kata dan bacaan-bacaan sbolat yaitu yang lebih sering ibu ajarkan adalah
bacaan surat alfatihah. Bagi ibu yang penting anak rnau belajar walau sebatas
surat fatihah saja. Walaupun terkadang mereka tidak mengikuti hanya
rnendengarkan saja.
Selain itu yang dilakukan terhadap anak adalah mengi\jarkan anak mengenai
wajibnya sholat bagi rnanusia. Hal ini bisa dilakukan dengan nuansa yang santai
dan dengan bahasa yang ringan dan mudah untuk difaharni oleh anak seusianya.
Tidak hanya itu ibu juga rnengajarkan doa-doa inipun terbatas pada doa mau
makan dan sesudah makan.
Selain itu karena usia mereka masib kecil sehingga dalmn berkomunikasi ibu
ibu selalu memancing mereka dengan bujukan, rayuan dan terkadang ibu
memancing anaknya dengan memberikm1 main!ll1 terlebih dahulu. Contoh "karena
dia masih kecil clan belum sekolah, jadi kalau ada yang ingin saya sampaikm1
harus dibujuk dulu, diceritakan dulu, ya ... pokoknya dirayu-rayu <lulu!.
Berkomunikasi dengan anak sangat penting te1:jacli interaksi antara ibu dan mmk,
ini merupakan jalan yang efektif bagi ibn guna memudahkan ibu dalam
pembelajaran nilai-nilai keagamaan terhadap anak khususnya tentang ibadah.
Komtmikasi yang berlangsung tidak hanya terbatas pada ibu yang selalu berada di
rumah atau yang selalu bersama anak-anaknya, akan tetapi ibu-ibu yang bekerja
atau di luar rumah, mereka selalu menyempatkan dirinya berkomunikasi dengan
47
anaknya. Contoh "ya .... walaupun saya bekerja, tapi saya selalu menyempatkan
untuk ngobrol, tanya-tanya yang penting komunikasi lancar•··. 2
Berkomunikasi dengan anak prasekolah yang masih lrncil lebih banyak tidak
ada respon atau feed back dari anak yang diajak bicara, sehingga disini ibu lebih
banyak berperan dalam berkomunikasi dengan anaknya. Misalnya hasil
wawancara yang diperoleh penulis di lapangan, Seperti penuturan informan,
"kalau saya ajak ngobrol, tanya-tanya dia cuek tidak memperhatikan". "Kadang
perhatiannya kemana-mana, tapi kalau diajak bicara atau ditanya menjawab" 3
Tapi dari basil keseluruhan lebih banyak tidak ada feed back dari anak-anak
terhadap komunikasi yang disampaikan ibu-ibu tersebut.
Kelebihan dari komunikasi melalui lisan ini anak-anak menjadi lebih mudah
mengetahui atau mengerti pesan yang disampaikan, dan kelemahannya adalah
anak menjadi cepat lupa akan pesan yang telah disampaikan.
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggllnakan gerakan tubuh,
sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak rnata, ekspresi rnuka, kedekatan
jarak dan sentuhan.4
Dalam berkomunikasi hampir secara otornatis komunikasi non verbal banyak
dipakai. Karena itu komunikasi non verbal bersifa:t tetap dan selalu ada,
2 Ati, Beke1ja, Masyarakat Asrarna Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, Wawancara Prihadi, Jakarta, 23 Pebruari 2007.
3 Rini dan Fuii Astuti. Bekeria. MasvarakatAsram Sndin Pe1na<la1n Kehnkaran Kotamnrlv::i
48
komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal-hal yang mau diucapkan
karena spontan.
Karena sifat alamiah yang dimiliki oleh anak-anak (meniru apa yang dilihat
dan didengarnya saat itu) seperti keadaan yang terjadi di !ingkungan Asrama
Suclin Pemaclam kebakaran Kotarnaclya Jakarta Barat khususnya di !ingkungan
sekitar rurnah clan di clalam rumah.
Dari hasil pengarnatan penulis bahwa selain komunikasi verbal juga
menggunakan komunikasi nonverbal yaitu komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak tubuh, ekspresi muka clan sentuhan kepacla
anaknya, seperti Cara mengenalkan sholat pacla anak usia prasekolah, yang
clilakukan clengan cara mengajaknya untuk mengikuti gerakan sholat, pada saat
orang tuanya sedang Sholat. Selain itu anak-anak sering sekali mengikuti atau
meniru apa yang clilalrnkan ibu pacla saat mengajarkan doa-doa, biasanya ibu
mengajarkan doa sebelurn makan clan sesuclah makan seperti ibu mengangkat
tangan di saat membaca cloa.
Ibu yang selalu menjalankan kewajibannya yaitu sholat, sehingga dengan
sendirinya anak suka mengikuti ibunya sholat serta ibu sering mempraktekkan
langsung bagaimana sholat itu sendiri. Kebanyakan anak yang suka
mempraktekkan sholat karena anak sering melihat bapaknya sholat. Sebaliknya
acla ibu yang tidak rnengenalkan sholat kepada anaknya karena ibunya tidak
melaksanakan sholat. Selain itu ibu mengajarkan anaknya dengan menggunakan
poster-poster (gambar yang klmsus untuk anak-anak) semua ini untuk
49
memudahkan anak dalam belajar tentang ibadal1 karena banyak sekali poster atau
gambar yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ibadah.
3. Komunikasi antarpersonal
Selain komw1ikasi verbal dan nonverbal yang digunakan ibu-ibu di
lingkungan Asrama Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, juga
menggllilakan komunikasi antarpersonal yaitu dengan eara ibu menanyakan
kepada anaknya satu persatu tentang apa saja yang dilalcukan anak dalam
kesehariannya ataupun tentang apa yang dipikirkannya, seperti "jangan seperti itu
ga' baik",?
Komllilikasi antarpersonal, ibu berupaya mempengaruhi anaknya dan
mengendalikan perilaku anaknya melalui pendekatan psikoligis. Komunikasi
antarpersonal digunakan untuk membina akhlak anak. dimana melarang anak
melakukan hal-hal yang tidak baik serta menanyalrnn kegiatan yang dilakukan
anak sehingga anak merasa mendapat perhatian dari ibunya.
Kelebihan komunikasi ini adalall anak merasa diperhatikan dan disayang oleh
ibunya, sehingga tidak merasa sungkan atau malu-malu sama ibunya secara
otomatis anak merasa senang. Dan adapun kelemalmn komunikasi ini adalah anak
yang tidak suka ditanya merasa terganggu dengan pertanyaan ibunya. ( anak yang
pendiam)
Implementasi komunikasi ibu dan anak dalam keluarga di lingkw1gan Asranm
Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat berlangsw1g secara timbal
balik dan silih berganti.
50
Awai te1jadinya komunikasi karena ada sesuatu pesan yang mgm
disampaikan. Siapa yang berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesau
berpeluang untuk memulai komunikasi.5
Hubungan komunikasi antara ibu dengan anak bersifat fisiologis dan
psikologis sehingga antara seorang ibu dan anak terjalin hubungan emosional.
Ada jiwa yang terbuhul utuh dan tidak bisa diceraiberaikan. Sentuhan kasih
sayang seorang ibu dapat meredakan tangisan anak. Hubungan darah antara ibu
dengan anak melahirkan pendidikan yang bersifat kodrati. Karenanya secara
naluriah, meskipun mendidik anak merupakan suatu kewajiban, tetapi setiap ibu
merasa terpanggil w1tuk mendidik analmya dengan cara mereka sendiri.
Aspek-aspek tersebut merupakan basic atau dasar dari pola pendidikan dasar
yang baik diberikan di dalam keluarga melalui proses komunikasi yang efektif
berdasarkan pada pendidikan dasar agama, akhlak, moral, sosial, susila, dan etika
melalui hubungan komunikasi antara ibu dengan anaknya, yang masih usia
prasekolah.
Berhasil tidaknya pelaksanaan pola komunikasi atau fungsi dari komunikasi,
melalui hubungan komunikasi antara ibu dengan anaknya, yang usia prasekolah di
lingkungan Asrama Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat. Semua
bisa tercapai apabila te1jadi kesamaan malma dan pemahaman dalam pesan yang
diterima dan disampaikan baik oleh komunikator atau komunikan (ibu dan anak).
Selain itu yang terpenting adalah peran ibu dalam berkomunikasi dengan anak.
51
C. Metode Pemma1mm Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Usia Prasekolah
di Asrama Suk11 Dinas Pemadam Kebakaran Kotam:adya Jakarta Barat.
Penanamru1 nilai keagamaan hru·ns dimnlai dari masa krumk-km1ak, kru·ena
masa kanak-krumk mempakan priode yang sangat kritis dru1 paling penting. Pada
masa krumk-kanak (prasekolah) ini mempunyai pengim1h yang sangat besar dm1
tidak bisa diremehkru1 sruna sekali kru·ena akru1 mempengruuhi dalrun
pembentukan pribadi seorang anak. Apapun yang terekam dalam diri anak pada
masa ini kelak akaJ1 tampak berbagai pengaruhnya dalam kepribadiannya ketika ia
ber311jak dewasa.
Pendidikan rohaJ1i dan jasmani hams diberikan secara berbarengan dan
berimbang atau sejalan. Biasanya, aJ1ak pada usia ini senang memperhatikan dan
meniru apa yru1g dilakukan oraJ1g-orang di sekelilingnya ten1tama kedua orru1g
tuanya, khususnya ibu hams mencerminkan sikap yang baik dan terpuji baik dari
ucapan dan perbuatan sehari-hari karena ibu yang paling sering bersruna anak bisa
dibilang ibu bersama, anak dari bru1gun tidur sampai tidur lagi.
Ibu s311gat berperan dalam penanaman nilai-nilai keagamaan terhadap
anaknya. Karena penanaman nilai keagamaan sangat penting sekali pada usia
prasekolah atau usia balita seperti mengajru·kan ru1ak untuk selalu berdoa dalam
setiap melakukan suatu pekerjaan, mengajak anak untuk rnengikuti sholat, walau
pada prosesnya anak dalam usia prasekolah bru·u bisa mengikuti gerakannya dan
terkad311g salah dm1 tidak beraturaJ1. Namun dengru1 mengetahui gerakan sholat
dan sering mendengarkan bacaan-bacaan sholat, maka dalam memori anak akan
52
awal yang baik bagi perkembangan anak dalam proses pcngenalan salah satu nilai
keagamaan melalui hubungan komunikasi antara ibu dengan anaknya, yang masih
usia prasekolah di lingkungan Asrama Sudin Pemadarn Kebakaran Kotamadya
Jakarta Barat.
Dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada ibadah dalam
menanan1kan nilai-nilai keagamaan dengan mengajarkan doa-doa, ayat-ayat
pendek (Juz'amma) dan mengajarkan sholat, yang dilakukan oleh ibu pada
anaknya melalui hubungan komunikasi antara ibu dengan anaknya, yang masih
usia prasekolah.
Metode-metode dalam penanan1ai1 nilai-nilai keagamaan ibu dan anak usia
prasekolah di lingkungan Asrama Sudin Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta
Barat. Adapun metode yang digunakan adalah:
1. Metode Pembiasaan
Al-Qur'an mencontohkan pembiasaan sebagai salah satu bentuk atau metode
dalam pendidikan sebagai contoh, kata "dirikanlah sholat dan bayarlah zakat"
yang diulang berkali-kali dalam Al-Qur'ai1. Pengulangan ini dimaksudkan untuk
mengubah seluruh sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan
kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa
banyak menemukai1 kesulitai1. selain itu Al-Qur'an juga menciptakan agai· tidak
tc~jadi kerutinai1 yang kaku dalam bertindak, dengan cara terus-menerus
mengingatkai1 tujuan yang ingin dicapai dengan kebiasaan itu, dan dengan
menjalin hubungan yai1g hidup antara manusia dengai1 Allah dalam suatu
53
hubungan yang dapat mengalirkan berkas cahaya ke dalam hati sehingga tidak
gelap gulita.6
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika diterapkan dan dilakukan terhadap imak
yang masih bemsia dini. Karena memiliki "rekaman'"' ingatan yang kuat dan
kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mudah terlamt dengan
kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting, karena dengan
pembiasaan inilah ald1imya aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari.
Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang
baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang bumk akan membentuk sosok manusia
yang berkepribaclian yang bumk pula. Biasanya begitulah yang terlihat clan yang
te1jacli pada diri seseorang. Misalnya, ibu selalu mengajarlrnn kepacla anaknya
membaca doa makan pacla saat makan dan cloa ticlur menjehmg mau ticlur, agar
dijadikan suatu kebiasaan pacla saat mau makan clan mau :tidur clalam kehidupan
sehari-hari. Seperti penuturan ibu "paling doa ticlur dan mau makan tapi kaclang ia
ga' mau ngikutin kalau saya ajarin yang penting ia mendengar, paling ticlak clia
lama-lama karena sering dengar jacli bisa"
Menanamkan kebiasaan yang baik memang ticlak muclah, clan kadang
memakan waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang suclah menjacli kebiasaan sukar
pula untuk mengubahnya. maka, penting sekali pacla awal kehidupan anak untuk
menanamkan kebiasaan yang baik saja clan jangan sekali-kali mengajarkan anak
rnisalnya berbohong, berkelahi clan lain sebagainya.
54
2. Metode Keteladanan
Keteladanan adalah perbuatan yang patut ditim dan dicontoh. Dengan
demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh dari orang
lain Keteladanan yang paling baik adalah Rasulullah Saw dapat dipahami bahwa
salah sat11 faktor terpenting yang membawa beliau kepad!a keberhasilan adalah
keteladanan (uswah). Rasulullah ternyata banyak memberikan keteladanan dalam
mendidik sahabatnya.
Untuk itu agar anak dapat berkembang baik fisik maupun mental dan
memiliki akhlak yang baik dan benar orang tualah yang hams merealisasikan
penanaman nilai keagamaan dengan memberikan contoh keteladanan yang baik
kepada anaknya. Seperti dalam keluarga hendaknya meneiptakan lmbm1gan yang
harmonis antara seorang isteri dengan suaminya, seorang adik dan kakaknya dan
seorang anak kepada orang tuanya, bagaimana cara menghormati sesmna saudara
ymig lebih muda kepada ymig lebih tua dan sebalilrnya yang tua kapada yang
muda. Hubungan semacam ini mayoritas selalu melandaskan atau berdasarkan
kepada kemanusiaan dan saling menyayangi sesamanya.
Komunikasi yang terjadi di sini adalah komunikasi keteladanan, anak akm1
meniru, meneladani segala gerak gerik, tingkah laku ibunya dmi semua yang ada
di dalam rumah dm1 lingkungan sekitar. Misalnya ibu yang selalu rnernbiasakan
melakukan sholat lima waktu dan membaca doa mau makandan sesudah makan
terhadap anak sehingga anak mengikutinya, selain itu kebanyakan anak selalu
meniru gerak-gerik ibunya seperti anak yang mengikuti gerakan ibunya pada saat
55
sholat, saat ibu ruku' anakjuga ruku' dan pada saat ibu takbir anakjuga mengikuti
takbir walaupun terkadang anak mengikutinya sambil bercanda dan main-main.
D. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pola Kom1mikasi Ibn dan
Anak Dahlm Penanaman Nilai-niiai Keagam11au pacla Auak Usia
Prasekolah di Asrama Sukn Dinas Pemadam J(ebakarnn Kotamaclya
Jak:uta Barat.
Berdasarkan observasi penulis di lapangan, tampak adanya beberapa hambatan
pada pola komunikasi antara ibu dengan anak usia prasekolah, diantaranya yaitu:
1. Hambatan semantik,
Y akni seorang ibu mengalami gangguan komunikasi dengan anaknya yang
masih nsia prasekolah yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan. Misalnya kebanyakan ibu-ibu yang berkomunikasi dengan anaknya
usia prasekolah tidak dipahami oleh anaknya tersebut, tak terkecuali ada juga
yang mengerti apa yang dibicarakan ibunya. Alasan kebanyakan ibu-ibu karena
masih kecil sehingga anak susah menagkap apa yang disampaikan oleh ibunya.
2. Berlaku kasar (kata-kata kasar)
Ibu terkadang berlaku kasar atan menggnnakan kata-kata kasar dalan1
membangun pola komunikasi dengan anaknya. Maka efoknya antara anak dan ibu
tidak terjalin pola hubnngan komunikasi yang baik dan efoktif, sebab sang anak
justrn menghindar dan taknt dengan ibunya sehingga proses pembelajaran soal
keagamaan sulit terwujud.
57
yang disampaikan sehingga anak mengerti apa yang disampaikan oleh
ibunya.
d. Alangkah baiknya pesan yang disampaikan ibu kepada anaknya
diperkuat dengan bahasa isyarat" 7
Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, komunikasi
mempakan bagian yang penting dari kehidupan manusia. Adanya komunikasi
yang terjalin dengan harmonis mempakan keadaan yang sangat didambakan oleh
setiap keluarga.
Mela!ui komunikasi itulah akan tezjadi proses penerirnafil1 informasi dill1 nilai
apa saja yang hidup dan berkembang di lingkungan keluill·ga. Semua yang
diterima dalam fase awal itu akan menjadi referensi kepribadian anak pada masa-
I . 8 masa se anJutnya ..
O!eh sebab itu, keluarga dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai yang positif
yaitu nilai keagamaan sehingga terbina kepribadiilll anak yang baik pula. Dalilln
ha! ini komunikasi dirnaknai sebagai suatu kegiatan yfillg pasti berlangsung dalam
kehidupill1 keluarga sampai kapan pun. Tanpa komunikasi, kehidupan keluarga
terasa hilang. Karena didalamnya tidak ada kegiatfill berbieara, berdialog bertukar
fikiran dan sebagainya, sehingga kerawamm hubungan antara ibu dan anak sukar
dihindari.
Terjaliru1ya komunikasi melalui hubw1gan baik dalam keluarga dipengamhi
oleh pendidikilll, kasih sayang, profesi, bimbingan terhadap nilai keagamaan, clan
58
lain-lain. Hubungan baik antara ibu dan anak tidak hanya diukur dengan
pemenuban kebutuban materil saja, tetapi juga kebutuhan mental spiritual.
Pola komunikasi yang baik barns dioptimalkan dalam rumah tangga sebab
rnenurut M. Quraish Shihab bahwa keluarga rnerupakan unit terkecil dalam
sebuah negara yang rnerniliki fimgsi yang sangat penting dalarn usaha membina
generasi yang akan datang untuk rnenggantikan posisi orang tua dimasa yang akan
9 datang.
Fungsi yang sangat penting sebagai seorang ibu adalah berkomunikasi dalarn
rnenanamkan nilai keagamaan yang baik bagi anak-anaknya, karena ibu adalah
ternpat pendidikan pertarna sebelurn anak menerima pendidikan dari lembaga
lainnya.
A. Kesimpulan.
BABV
PENUTUP
Dari basil observasi penulis tentang pola komunikasi ibu dengan anak
dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia prasekolah di Asrama
Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotarnadya Jakarta Barnt. Dalam ha! ini penulis
menyimpulkan hasil temuan sebagai berikut:
1. Pola komunikasi ibu dan anak dalam penanaman nilai-nilai keagamaan
pada anak usia prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakmia Barat adalah komunikasi verbal, komunikasi
nonverbal, dan komtmikasi m1tarpersonal
2. Metode penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia prasekolah di
Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakm·an Kotamadya Jakarta Barat.
sebagai berikut: metode pembiasaan dan metode keteladanan.
3. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pola Komunikasi Ibu dan
Anak Dalam Penanaman Nilai-nilai Keagamaa11 pada Anak Usia
Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakm·a11 Kotmnadya
Jakarta Barat adalah: hambatan semantik, berlaku kasar (kata-kata
kasar), kurm1g perhatian dm1 kurang bisa menggunakan metode ym1g
berfariasi.
60
B. Saran-saran
1. Komunikator atau para ibu hendaklah menggunakan kata yang baik
dan benar serta bahasa yang mudah dipahami oleh anaknya yang usia
pra-sekolah, sehingga anak dapat mengerti apa yang dimaksud oleh
orang tnanya. Kemudian pesan yang telah disampaikan dapat diterima
dan mendapat feedback dari anak sehingga dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Diharapkan para ibu lebih peduli dan memperhatikan terhadap
penanaman nilai-nilai keagamaan analmya dengan diiringi cinta dan
kasih sayang dengan memposisikan anak sebagai subjek yang harus
dibina, dibimbing dan dididik, bukan sebagai ol~jek semata. Selain itu
akan menjadi bekal dia dimasa yang akan datang.
3. Kepada seluruh masyaralrnt khususnya di lingkungan Asrama Suku
Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barnt, lebih
memperhatikan pendidikan anaknya yang usia prasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aghla Ummi, Mengakrabkan Anak Pada Ibadah, (Jakarta: Al-Mahira: 2004).
Ahmad Atha Abdul Qadir, Adabun Nabi(Jakarta: Pustaka Azzam, 1999).
Baradja Abu Bakar, Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Studia Press 2004).
Basri Hasan, Keluarga Sakinah, (Y ogyakarta: Pustaka Palajar, 1997).
Cangara Hafiied, Penghatar !!mu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2005) .
........ ., Penghantar !!mu Komunikasi, (Jakarta: R1lia Grafindo, 1998).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003).
Dewan redaksi Ensiklopedi Islam, "lbadah" . Ensiklopedi Islam, (Jakarta: lctiar
Barn Van Hoeve, 1994).
Djamarah Syaifol Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua clan Anak dalam Keluarga,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ).
Effendy M A, Onong Uchjana, Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1997) .
. . .. . . . . . ., Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, l 990) .
. . . . . .. . .. , Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986).
Elizabeth. Hurlock, Psikologi Perkembangan. (Jakarta: !Erlangga, 1980)
Hasan Fad'aq Asma;Umar, Menangkap Makna & Hikmah Sabar, (Jakarta:
l,entera Basritama, 1999).
Hasan Yusuf Muhammad. Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Darul Haq.
1998).
Jalaluddin dan Said Usman, Filasajat Pendidikan Islam, (Jakarta: Grafindo
Persada, ! 994).
Kurniawan Yedi, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga lvfasa Depan, (Jakmia:
Firdaus 1991).
Muhammad Arni, Komunikasi Oeganisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 200 I).
Moeslishattoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak~kanak, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004).
Moleong Lexy, Meiodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1991 ).
Nata Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacmia llmu, 1997).
Partono Puis .A dan Al Barry M Dahlan, Kamus llmiah Populer, (Surabaya:
Arkola, 1994).
Phil. Dr. S Astrid. Susanto, "Komunikasi dalam Teori don Praktek" (Jakarta: Bina
Cipta, 1974).
Qardhawi Yusuf, Ibadah dalam Islam, Terjemah Umar Fahrni, (Surabaya: Birn
llmu, 1988).
Ritonga, A, Rahman dan Zainuddin, Fiqh Jbadah, (Jakarta: Ichtiar barn Van
Hoeve, 1994 ).
Shihab M. Quraish, Membumikan Al-Qur 'an, (.Jakarta : i'v!izan, 2002).
Sihanan, Komunikasi Pemahaman dan Penerapan, (Jakarta: Gunung Mulia,
1991).
Sohm-, Alex, Pembinaan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia. 1998).
Sutrisna Hadi, Metodologi Research, (Y ogjakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGO., 1981 ).
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta:
Kalarn Mulia, l 989).
Tafsir, Ahmad (ed), Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bnadung: Remaja
Rosada Karya, 1996).
Widjaya, A, W, !!mu Komunikasi Penghantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipla,
2000).
Yusuf LN H. syamsu, Psikologi Belqjar Agama, (Persektif Pendidikan Agama
Islam), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004).
Yusuf Muhammad, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: [·Iida Karya Agung, 1990).
Zuhairi, dkk, Filsqfat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, l 995) .
. . . . . . . . ., llmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).
http: //www .tabloid-nikita.com/Khasanah/khasanah 06279-08.htrn.
Lampiran Hal
: 1 Berkas Proposal : Pengajuan Jndul Skripsi
Assalamu'laikum Wr.Wb.
Bersama ini disampaikan bahwa : Nama :NIAEKAWATI Nim : 20105100899
Jakarta, 02 Mei 2006
Kepada Yth Ketua Program Non Reguler FD & K lill! SyarifHidayatullah Di
Tempat
Fakultas : Dakwah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Bermaksud mengajukan proposal skripsi dengan judul "Pl~RANAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK DALAM BIMBJNGAN KEAGAMAAN PADA USIA 7-8 'fAHUN DI SD 'AMALINA PONDOK AREN-TANGERANG". fP LI . Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan : s· --[' ~' ~~ \~'b' i'.~·~
1. Outline . () ~. !.~ ~,k ~~ ~"-1 ;: ~:~!rPustaka lb~~ g \j~c~ f~ ~i'Ll
Demikian pengajuan proposal ini disampaikan, atas perhatiannya saya ucapakan terima kasih.
Wasallamu'alaikum Wr. Wb
(M.~,MA) •
NIP 150 289 437
Yang Mengajukan
l:.NJlA EKA WA TI ) NDvl: 20105100899
CL
DEPAUTEMEN AGAMA UNIVERSlTAS lSLAM NEGJ~Rl
SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA FAKUI,TAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jin. Ir. H. :Juanda No. 95 Ciputat
Nomor: FT. 51/KM.04/iz,/Xl//2006 Lamp. : 1 (satu) Proposal Hal : Bimbingan Skripsi
Kepacla Yth. : Bapak RT -----------------------di
T<Olepon/Fax: 7432728/74703580
""'"" --- """ Jakarta, 10 November 2006
Komplek Pemaclam Kebakaran Jakarta Baral
Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Dakwah dan Kornunikasi UIN Syarif I-Iidayatullah Jakarta
menerangkan Bahwa mahasiswi di bawah ini:
Nama Temap,tgl lahir NIM Jurusan Program
NiaEkawati Bandung, 8 Desember 1976 20 l 051000899 Komunikasi clan Penyiaran Islam Strata Satu (S-1)
Bermaksud mengadakan wawancara/rifiet untuk bahan penulism! skripsi yang
berjudul "Pola Konnmikasi !bu dan Anak Dafam Penanama11 Nilai-nilai
Keagamaan Pada A1asa Pra Sekolah di Komp/ek .Pemadam Kebakaran Jakarta
Barat"
Untuk melengkapi data yang berkaitan dengan judul skripsi di atas, kami
•nohon kepada Bapak dapat menerima yang bersangk:utan untuk melaksanakan
wawancara/riset tersebut.
Alas kesediaan Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.,
A.n. De!{l).n \ ,...---;:: Koord n or T•~ms .Prognrn1,
Tembusan: Dekm1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
{/ Dra. Hj. A ati Jamil, M. Hum N!P. 150 244 766
ASRAMA PEMADAM KEBA.KARAN KODYA JAKAR.TA BARA.T
SEKRETARIAT: KOMPLEK PEMADAM KEBAKARAN JL. RAYA JOGLO JAK BAR
SURAT KETERANGAN
NOMOR .. 9 .. /f:.?.f?J?.t<; .. ( 1.'!_/{>F/.
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Asrama Pemadam Kebakaran Kotamadya
akarta Barat menerangkan bahwa :
Nama : NIA EKAWATI
NIM : 201051000899
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
Bahwa nama tersebut diatas mulaI tanggal 01 Januari 2007 san1pai dengan tanggal 01 Maret
!007 telah mengadakan riset di Asrama Pemadam kebakaran Kotamadya Jakarta Barat .
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk di pergunakan. seperlunya.
Jakarta , 06 April 2007
Kepala Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Barat
HASIL WA WANCARA
Responden : !bu Ati
: Beke1ja
: 23 Pebruari 2007
Jabatan
Hariffgl
(T) Apakah ibu sering ugobrol de11ga11 auak?
(J) Ya .... Saya seringlah ngobrol sama anak saya. Walaupun saya beke~ja
tetapi saya selalu sempatkan ngobrol dengan anak karena dengan ngobrol
kami memiliki keterikatann satu sama lainnya.
(T) Kapan waktu ib11 sering ugobrol?
(J) Kapan saja saya ngobrol dengan anak, terutama yang saya pakai waktu
senggang. Berhubung saya kerja jadi waktu pulang ke1ja saya ngobrol
dengan anak selain itu pada saat malam sebelum tidur.
(T) Hal apa saja yang diomongin?
(J) Kegiatan anak, seperti main apa? Tadi kamu makannya banyak nga'?.
Yang terpenting kami ngobrol dulu deh.
(T) Apakah ibu juga membicarak:rn soal agama pmfa anak?
(J) Ya .... itu pasti karena sangat penting sekali kita membicaran masalah
agama terhadap anak, bukankah kita tahu bahwa pendidikan anak itu harus
dipupuk dari ia kecil terutama seperti usia sekarang ini. Anak cepat
tanggap Joe ba'.
(T) Bagaimana pola komunikasi yang ibn laknkan t1,rhadap imak?
(J) Yang saya lakukan terhadap anak adalah saya berbincang-bincang dan
terkadang saya memberikan gerakan-gerakan terten:tu yang harus di ikuti
anak. Anak itu cepat sekali menangkap apa yang diomongkan kitajuga,
apa-apa yang kita lakukan jadi kita harus hati-hati takulnya yang jelek kita
omongin atau gerakan yang tidak baik.
(T) Apakah ibu memberikan nmgssmgan komnnikasi dengan anak?
(J) Karena ia belum sekolah dan masih kecil, jadi kalau ada yang ingin saya
sampaikan harus dibt\iuk dulu, diceritakan dulu, ya ... poloknya dirayu
rayu dulu.
(T) Rangs:rngam1ya seperti apa?
(J) Ya ... paling dirayu, dikasi mainan atau apalah yang terpenting anak mau
gitu aja ba'
(T) Apakah selama ini proses kommdkasi bcrjalan dengan lancar?
(J) Lancar tapi terkadang ada hambatan, maklum kita ngobrol sama anak kecil
bukan ngobrol sesama kita yang udah pada ngerti yang kita maksud beda
dengan anak. Jadi kalau kita ngobrol harus pake bahasa yang betul-betul
dipahami anak gitu.
(T) Bagaim:ma tanggapan :mak terbadapa kom1milmsi yang ibn lakukan?
(J) Karena masih kecil kadang dia cuek tapi dia terkadang memperhatikau.
(T) Apakah ibn smlah mcngajarlmn doa kepada :mak?
(J) karena ia masih kecil jadi saya barn mengajarkan doa mau makan dan doa
mau tidur segitu aja. Abisan agak sulit ba'.
(T) Bagaimana caranya?
(J) Jadi waktu mau makan saya membaca doa-doa rnau makan, ntar mereka
ngikutin walaupun bacaannya ga' pas dan saya mempraktekkan dengan
mengangkat tangan waktu berdoa.
(J) Apakah ibn sudah mengenalk:m sholat kepada anak?
(J) Bel um, tapi dia suka mengikuti kalau saya sholat kan kalau saya mau
sholat saya ajak ia, biasanya anak suka ngikut-ngikut gitu.
(T) Bagaimana caranya?
(J) Kalau saya mau sholat saya ajak ia, biasanya anak suka ngikut-ngikut gitu
tapi ia paling sering ngikutin bapaknya sholat.
(T) Apakah ilm smlah mengajarkan snrat-surat p'endek pada au.ak?
(J) Cuma surat fatihah saja abisan anakny aga' sulit kalau diajak baca surat
surat pendek jadi ya surat fatihah saja
(T) Bagaimana caranya?
(.I) Pertama-tama saya membaca surat fatihah dengan suara yang lumayan
keras ntar dia ngikutin saya walaupun ucapannya ga' pas gitu.
(T) Kapan waktn yang tepat nntnk mengajarkim nilai-nilai ibadah
seperti?
(J) Kapan saja tapi kalau saya ngajarinya lagi santai-sarntai sama anak
(T) Apa yang meujadi factor peng!mmbat pola kmmmikasi yang terjadi?
(J) Mungkin pola berfikir karena terkadang anak nga' paham apa yang saya
bicarakan.
(T) Apakah ibu merasa komuuikasi yang dnlalrnkau 1terlmdap anak sudah
efektif atau mencapai sasarau?
(J) Lumayan cukup.
Inform an
!bu Ati