Upload
tom-tom
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hutomo,pagaralam
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatan‐peralatan yang
menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila terjadi jatuh dari suatu
tempat. Hal ini meningkatkan kebutuhan akan polimer polietilena (PE). Polietilena
adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong
plastik. Sekitar 60 juta ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya. Polietilena adalah
polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC : etena). Dalam
industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE.
Polietilena (PE) adalah salah satu polimer terbesar diproduksi. Selain ringan,
mudah dibentuk, cukup keras, tahan goresan, tahan terhadap zat kimia, dan sedikit
sekali menyerap air, sifatnya yang transparan, dan tembus cahaya. PE memiliki
kekuatan benturan-benturan yang tinggi dan tahan terhadap pelarut organik pada suhu
60oC. Adanya beraneka ragam produk berbahan polietilena disebabkan karena polimer
ini dapat kompatibel dengan sejumlah bahan aditif sehingga polimer ini dapat
menyumbang 22% berat permintaan termoplastik didunia.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sifat fisika,kimia,kegunaan cara pembuatan polietilena.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. POLITILEN
2.1.1 Sifat Kimia
Polietilen adalah bahan polimer yang sifat – sifat kimianya cukup stabil tahan
berbagai bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat. Karena bersifat non polar,
polietilen tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap. Perlu perlakuan tambahan
tertentu seperti oksidasi pada permukaan atau pengubahan struktur permukaannya oleh
sinar elektron yang kuat. kemudian terurai karena termal jika melampaui suhu tersebut.
Tetapi jika dipanaskan dengan disertai adanya oksigen akan teroksidasi walaupun baru
50°C. Karena polietilen lemah terhadap sinar UV, bahan anti oksida seperti turunan
naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti serbuk karbon, bensofenon, ester asam
salisil, dicampurkan untuk memperbaiki ketahanan UV, perlu menjadi perhatian karena
polietilen akan retak di bawah pengaruh tegangan apabila berhubungan dengan berbagai
surfaktan, minyak mineral, alkali, alcohol, dsb.
Terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC: etena). Molekul etena
C2H4 adalah CH2=CH2. Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena.
Polietilen larut dalam hidrokarbon aromatik dan larutan hidrokarbon yang terklorinasi
di atas suhu 70°C, tetapi tidak ada pelarut yang dapat melarutkan polietilen secara
sempurna pada suhu biasa. Bersifat non polar, polietilen tidak mudah diolah dengan
merekat dan mencap. Jika dipanaskan tanpa berhubungan dengan oksigen, hanya
mencair sampai 300°C. Lemah terhadap sinar UV. Film polietilen sangat sukar
ditembus air, tetapi mempunyai permeabilitas cukup tinggi terhadap CO2, pelarut
organic, parfum, dsb.
Polietilen massa jenis tinggi kurang permeabel daripada polietilen dengan massa
jenis rendah. Polietilena bisa diproduksi melalu proses polimerisasi radikal,
polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan
molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur
kristal, dan berat molekulnya.Temperatur polietilena bervariasi bergantung pada tipe
polietilena. Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik
lelehnya berkisar 120oC hingga 135oC. Titik leleh polietilena berdensitas rendah
berkisar 105oC hingga 115oC. Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai
tingkat resistansi kimia yang sangat baik dan tidak larut pada temperatur ruang karena
sifat kristalinitas mereka. Polietilena umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang
tinggi dalam hidrokarbon aromatik seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi
seperti trikloroetana atau triklorobenzena. Polietilena bermassa molekul sangat tinggi
(Ultra high molecular weight polyethylene) (UHMWPE) .UHMWPE adalah polietilena
dengan massa molekul sangat tinggi, hingga jutaan. Biasanya berkisar antara 3.1 hingga
5.67 juta. Tingginya massa molekul membuat plastik ini sangat kuat, namun
mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi struktur kristal tidak efisien dan
memiliki kepadatan lebih rendah dari pada HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan
teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum. Karena ketahanannya
terhadap penyobekan dan pemotongan serta bahan kimia, jenis plastik ini memiliki
aplikasi yang luas. UHMWPE digunakan sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan
botol, bagian yang bergerak dari mesin pemutar, roda gigi, penyambung, pelindung sisi
luar, bahan anti peluru, dan sebagai implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam
operasi. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) (HDPE) .HDPE
dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE
memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul
yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis
kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. HDPE digunakan
sebagai bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air,
dan tempat sampah . Polietilena ''cross-linked'' (Cross-linked polyethylene) (PEX atau
XLPE) .PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang
memiliki sambungan cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap
temperatur tingi meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia. Polietilena
berdensitas menengah (Medium density polyethylene) (MDPE). MDPE dicirikan
dengan densitas antara 0.926–0.940 g/cm3. MDPE bisa diproduksi dengan katalis
kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE memiliki
ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE biasa digunakan pada pipa
gas. Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene) (LDPE). LDPE dicirikan
dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap
percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi
struktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar
molekul yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah.
LDPE diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas. Polietilena linier berdensitas
rendah (Linear low density polyethylene) (LLDPE) LLDPE dicirikan dengan densitas
antara 0.915–0.925 g/cm3. LLDPE adalah polimer linier dengan percabangan rantai
pendek dengan jumlah yang cukup signifikan. Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi
etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-butena, 1-heksena, 1-oktena, dan
sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil yanglebih tinggi dari LDPE, dan
memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan. Polietilena berdensitas sangat
rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE). VLDPE dcirikan dengan densitas
0.880–0.915 g/cm3. VLDPE adalah polimer linier dengan tingkat percabangan rantai
pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi etilena dengan
rantai pendek alfa-olefin.
2.1.2 Sifat fisika
Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat sifat
fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi bergantung pada tipe polietilena.
Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar
120oC hingga 135oC. Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar 105oC hingga 115oC.
Kebanyakan Polietilena berdensitas rendah , Polietilena berdensitas menengah,
dan Polietilena berdensitas tinggi mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat baik
dan tidak larut pada temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka. Polietilena
umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon aromatik
seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi seperti trikloroetana atau
triklorobenzena.
Selain sifat fisika yang telah dijabarkan, beberapa sifat kimia polietilena
antara lain :
1. Tidak larut dalam pelarut apa pun pada suhu kamar tetapi mengendap oleh
hidrokarbon dan karbon tetraklorida.
2. Tahan terhadap asam dan basa.
3. Dapat dirusak oleh asam sulfat pekat.
4. Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen.
5. Bila dipanasi secara kuat akan membentuk cross linkyang diikuti dengan
pembelahan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi
dipolimerisasi tidak terjadi
6. Larutan dari suspense polietilena dengan karbon tetraklorida pada suhu
sekitar 60 ° C dapat direaksikan dengan Cl membentuk produk lunak dan kenyal.
Pemasukan atom Cl secara acak ke dalam rantai dapat
menghancurkan kekristalan polietilena
7. Polietilena termoplastik dapat diubah menjadi elastomer tervulkanisir yang
mengandung sekitar 30% Cl dan 1,5% belerang melalui
pengklorosulfonan.
8. Vulkanisir pada umumnya dilakukan melalui pemanasan dengan oksida
logam tertentu. Hasil akhir berupa hipalon yang tahan terhadap bahan kimia dan cuaca
2.1.3 Proses Pembentukan Polietilena
Pada umumnya, semua polimer dibentuk dari proses polimerisasi. Begitu pula
dengan Polietilena, Polietilena dibentuk dari proses polimerisasi etena. Berikut adalah
proses pembentukan Polietilena.Reaksi polimer adisi adalah reaksi yang sering
dilakukan dalam pembentukan Polietilena. Reaksi ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu
inisiasi, propagasi dan terminasi.
1. Inisiasi
Untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul
monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas
yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan
CH2= CH2, maka tahap
inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut (gambar 1 terlampir)
2. Propagasi
Dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer
yang terbentuk dalam tahap inisiasi. (gambar 2 terlampir)
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana
ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C–C
pada polimer polietilena.
3. Terminasi
Terminasi dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang
tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2– CH2+ R
CH2– CH2-R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer
lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-
CH2+ CH2-(CH2)n-R’ R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’
2.1.3 Kegunaan Polietilene
Pada suhu rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena
itu dipakai untuk berbagai keperluan termasuk untuk permbuatan berbagai wadah, alat
dapur, berbagai barang kecil, botol – botol, tempat minyak tanah, film, pipa, isolator
kabel listrik, serat, kantong tempat sampah dan sebagainya.pada bidang pertanian
polietilen juga di pakai untuk berbagai keperluan.contohnya tanki sprayer untuk
pengendalian hama.tanki ini di bentuk sebagai wadah peampung cairan.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Polietilen adalah bahan polimer yang sifat – sifat kimianya cukup stabil
tahan berbagai bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat.
2. Polietilen tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap karena bersifat
Non polar.
3. Polietilen Tidak larut dalam pelarut apa pun pada suhu kamar tetapi
mengendap oleh hidrokarbon dan karbon tetraklorida.
4. Polietilen Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca supaya benar benar memahami isi dari makalah
ini,agar benar benar mengetahui apa itu polietilen,sifat kimia dan fisika,proses
pmbentukan polietilen serta keguanaan polietilen.
DAFTAR PUSTAKA
Fillia Darmawan,Karina.2013. SIFAT FISIK DAN KIMIA POLIMER SINTETIK. http://karinafilliadarmawan.blogspot.co.id/2013/10/bahan-kontruksi-teknik-kimia-part-1.html (di akses pada tanggal 1 november 2015)
Uktica.2011.Pengolahan Plastic (Polyethylene) Pada Pembuatan Wadah Makanan Dan Perabot Rumah (Tugas Pengantar FisikaBahan).http://ukhticha.blogspot.co.id/2011/08/pengolahan-plastic-polyethylene-pada.html (di akses pada tanggal 1 november 2015)
Nurhasiyah,arfin.dkk.2013.Produksi polietilen di indonesia. http://documents.tips/documents/polietilen-tugas-2.html (di akses pada tanggal 1 november 2015)
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2