44
Rapatkan Barisan Berjama'ah... Posisi Shaf Shalat Berjama'ah http://subhan-nurdin.blogspot.com 1

Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Rapatkan Barisan Berjama'ah...Posisi Shaf Shalat Berjama'ah

http://subhan-nurdin.blogspot.com

1

Page 2: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

 03 Juni 2010 jam 23:32 61. Surat As-Saff, Medinan, 14 verses

٦١ . , , مدنية الصف آية 14سورة�ه�م ن

� �أ ك ص�ف�ا ��ه بيل س� فى �لون� �ق%ت ي �ذين� ال �ح�ب( ي �ه� الل �ن� م�رصوص- إ %ن- �ني ٤ب ﴾

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Ra-Sad-Sad

to cement or join together, make compact, stack, overlay with lead. trassa - to close ranks. arassa - having the teeth close together.

رصص

'' '' ح�و5ل� �د�ور وت ص ص :رإن�: ) - �عال�ى ت قال �م� الم�ح5ك ه�و� ص�وص� الم�ر5 5يان� �ن ف�الب ن� الض�م< ن�يا ب� ن ب� � ن أا ك ف �ا ن� ل�ه ل�ي ن� في ن� ب�و �ل ب�قا ن� �الذ # ب ل$ �ب نه ال�

�ه�( ن وز5 Aن> �ي ل Bى �ز< ف�ل 5ص�ر- ع�ن ه�و� ص�اص� والر� ، ص�وص- ى( م�ر5 ى( 207, 21الذ�ر< الذ�ر< �ه� 82وع�د�د�ه� �ثاف�ت وك 5ص�ه�ر� 11,34 �ن م327ع�ند� وي

�م�ه� أح5ك 5ضLا وأي ،Aع5ض� ب إل�ى �ع5ض�ه� ب ض�م� اى ص�ا ر� ص(ه� �ر5 ي ص�ه� ص� ر� ور� ،��ه ب ه� ط�ال� أو �بالر�صاصصLصLا ر� �ر�ص( ي �نان كاألس5 ىء� ر�ص�اء�، الش� ر�ص(وه�ى�

� Aفه�و�أ 5ض�م�ام �و�ىم�ع�ان واس5ت �ظ�م� 5ت أو5 أىان ��ه�بالر�صاص أىع�م�ل الش�ىء� ور�ص�ص� ��ر�ص�ص�ت �ه�،وت ب �ك� ) طاله� وكذل Aع5ض� ب إل�ى �ع5ض�ها ب 5ض�م� ان أى �ص�ت5 ت وار5 ياء� �ار�ى(،( األش5 الن ،والر�صاص�ه�و�الط�ل5ق� �ر�اص�ت5 ت

��م�الر�صاص �و�اه�م�اد�ة�الج�راف�يت� وق�ل الذ�يم�ح5ت �ى( 5م�الخ�ش�ب الم�رأة� ه�و�الق�ل �قاب� ه�و�ن 5رA،والر�ص�يص� ح�ب ��هام�ن5غ�ير ب �ب� 5ت �ك الم�رأة� وي �ص�ص�ت ور� ور�ص�ص�ت 5ناه�ا، ع�ي �ر�ىإال� ي فال �ت5 �ق�ب �ن 5ه� أىت �ت أد5ن أى <قاب� الن .

: 1461رقمالحديث ) نا )حديثمرفوع ، 5س�ي( 5ق�ي ال Bي�5ع ر�ب �5ن ب �م�ع5م�ر 5ن� ب م�ح�م�د� 5ن� نا ب �ان� �ب أ نا ، اه�يم� 5ر� �ب إ 5ن� اب �ي �ع5ن ي �م- ل م�س5

�ز�يد� �ن� ي أ ، Aك� م�ال �5ن ب ��س �ن أ ع�ن5 ، �اد�ة� ق�ت ثنا ، 5ع�ط�ار� ق�ال� : " ال ، �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي� �ب النص(وا ، ر� ��اق �ع5ن �األ و�ح�اذ�واب ، �ه�ا 5ن �ي �واب و�ق�ار�ب ، �م5 5ط�ان� ص�ف�وف�ك ي الش� ى ر�

� أل <ي �ن إ ��د�ه �ي ب Aم�ح�م�د �ف5س� ن �ذ�ي �د5خ�ل�م�ن5 ف�و�ال ي . " ن ل� ن% ب& ن' ن)ا ب( نذ ن$ نل ا ن�ا � ن نأا نك ف* , ن ال ل- ن� � : : ل. �م 5غ�ن و5الد�ال

� أ �ق�د�الص<غ�ار� ،الن �ق�د�الص<غ�ار� �يالن �ع5ن ي .

: رجالهثقات إسنادهمتصل، .الحكمالمبدئي

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHAF DALAM SHOLAT BERJAMAAH

Di antara syari'at yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya adalah meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan syari'at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba' nya [mengikuti] dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf diantaranya sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Artinya: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan"

2

Page 3: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

[HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah].

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An Nu'man bin Basyir, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

Artinya: Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan kepada kami )sampai shof kami telah rapi-pent(, kemudian suatu hari beliau keluar )untuk shalat( kemudian beliau berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para hamba Allah, sungguh kalian benar-benar meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian".[HR. Muslim]

Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra., Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku"[HR. Al Bukhari dan Muslim],

dan pada riwayat Al Bukhari, Anas r.a. berkata:

"Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya pada kaki temannya"

sedangkan pada riwayat Abu Ya'la, berkata Anas:

"Dan jika engkau melakukan yang demikian itu pada hari ini, sungguh engkau akan melihat salah satu dari mereka seolah-olah seperti keledai liar yaitu dia akan lari darimu."

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf pada waktu shalat berjamaah karena hal tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat".

Bahkan sampai ada sebagian ulama yang mewajibkan hal itu, sebagaimana perkataan Syeikh Al-Albani rahimahullah dalam mengomentari sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : '... atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian': "Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan, sebagaimana tidak samar lagi [pengertian seperti itu dikalangan ahli ilmu, pent-]". Akan tetapi sungguh amat sangat disayangkan, sunnah meluruskan dan merapatkan shaf ini telah diremehkan bahkan dilupakan kecuali oleh segelintir kaum muslimin.

Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman: "Apabila jamaah shalat tidak melaksanakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas dan An Nu'man maka akan selalu ada celah dan ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada kenyataannya -kebanyakan- para jamaah shalat apabila mereka merapatkan shaf maka akan luaslah shaf [menampung

3

Page 4: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

banyak jamaah, pent-] khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang ketiga. Apabila mereka tidak melakukannya, maka:

Pertama: Mereka terjerumus dalam larangan syar'i, yaitu tidak meluruskan dan merapatkan shaf.

Kedua: Mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah akan memutuskan mereka, sebagaimana hadits dari Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda:

"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya".[HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim ]

Ketiga: Terjadi perselisihan dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di antara mereka, sebagaimana dalam hadits An Nu'man terdapat faedah yang menjadi terkenal dalam ilmu jiwa, yaitu: sesungguhnya rusaknya dhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya. Disamping itu bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin menempel dengan bahu si kaya dan kaki orang lemah merapat dengan kaki orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan yang kuat, saling menopang satu sama lainnya.

Keempat: Mereka kehilangan pahala yang besar yang dikhabarkan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya sabda Nabi:

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf".[HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah].

Dan sabda Nabi yang shahih:

"Barangsiapa menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya".[HR.Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah]

Dan sabda Nabi yang lain:

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya )mau untuk ditempeli bahu saudaranya -pent( ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya".[HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban].

Keutamaan shaf pertama bagi laki-laki.

Diantara haditsnya adalah :

Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan sejelek-jelek shaf laki-laki adalah yang laing belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang,

4

Page 5: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

dan sejelek-jelek shaf perempuan adalah yang paling depan.)H.R. Muslim(.

Kalaulah manusia mengetahui apa yang terdapat di azan dan shaf pertama )dari besarnya pahala-pent( kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, maka pastilah mereka telah mengadakan undian, dan kalaulah mereka mengetahui apa yang terdapat di sikap selalu didepan, pastilah mereka telah mendahuluinya, dan kalaulah mereka mereka mengetahui apa yang terdapat di shalat isya dan shalat subuh )dari keuntungan( maka pastilah mereka mendatangi keduanya walaupun dengan merayap.)Bukhari dan Muslim.(

Keutamaan mendapat takbiratul ihram bersama imam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Barangsiapa talah melakukan shalat karena Allah selama 40 hari berjama’ah, ia mendapatkan takbir pertama )takbiratul ihram dengan imam –pent(, maka dicatatlah baginya dua kebebasan ; kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan. )H.R. Tirmidzi dari Anas, dihasankan oleh Syeikh Al Albani di kitab shahih Al Jami’ II/1089(.

================

a. Posisi shalat berjama'ah dua orang

Jika yang berjama'ahnya dua orang, hendaklah ma'mum berdiri di sebelah kanan imam. Jika yang berjama'ahnya terdiri dari dua orang atau lebih, hendaklah ma'mum

berdiri di belakang imam. Hal ini didasarkan pada hadits berikut:

Jabir ibn Abdillah RA berkata, Nabi SAW berdiri shalat Maghrib, lalu aku datang dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau melarang saya dan menjadikan saya di sebelah

kanannya. Lalu datang seorang kawanku. Maka kami berdiri di belakangnya. *( 275

)*275 Shahih Ibnu Khuzaimah 3:18 no. 1535, Musnad Ahmad ibnu Hanbal 3:326 no. 14536

(Risalah Shalat, Dewan Hisbah PP Persis, hlm. 153)

=========

Adapun hadits yang mengkhabarkan bahwa Rasulullah pernah melihat seseorang shalat sendirian dibelakang shaf, maka beliau memerintahkan dia untuk mengulangi

shalatnya. )H.R Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albany dalam shahih Abu Dawud no.633(

Larangan hadits ini berlaku bagi mereka yang mendapatkan shaf dalam keadaan lowong dan masih ada kemungkinan untuk masuk padanya. Sementara bagi mereka

5

Page 6: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

yang tidak menjumpai celah yang kosong sama sekali pada shaf, maka dia boleh shalat sendirian dibelakang karena termasuk orang yang mendapatkan udzur

)keringanan(. Dan tidak diperbolehkan baginya untuk menarik seseorang yang ada di shaf depannya dalam rangka mengamalkan hadits yang diriwayatkan oleh Ath

Thabrani:

�ج5ذ�ب5 5ي �م�ف�ل و�ق�د5ت ��ل�ىالص�ف إ �م5 ح�د�ك� �ه�ىأ 5ت ان �ذ�ا �ه� إ 5ب �ىج�ن �ل �م�هإ �ق�ي ي L ر�ج�ال �5ه �ي �ل إ

“Bila seseorang diantara kalian mendapati shaf yang telah sempurna, maka hendaklah dia menarik seseorang hingga berdiri disebelahnya.” Karena Hadits ini adalah dha’if )lemah( sehingga tidak boleh dijadikan sandaran dalam beramal. )lihat Silsilah Adh

Dha’ifah no. 921 karya Asy Syaikh Al Albani

(www.assalafy.org/mahad/?p=112)

Penjelasan:

Hadits di atas memang keduanya dla'if karena ada rawi bernama Syurahbil ia dipandang dla'if oleh para ahli hadits. seperti dijelaskan dlm Tahdzibul Kamal:

المدني ] 2714[ الخطمي سعد �و �ب أ سعد بن شرحبيل ق د بخاألنصار مولى

عن روىبخدق - 1 ��ه 5دالل 5نع�ب جابربطالب - 2 أبي 5ن ب علي 5ن ب والحسن5نثابت - 3 وزيدب5نعباسبخق - 4 ب ��ه 5دالل وع�بالخطاب - 5 5ن ب ع�م�ر 5ن ب ��ه الل 5د وع�باألنصاري - 6 ساعدة 5ن ب وعويمق - 7 5ه�وس�ل�م� �ي �ه�ع�ل ص�ل�ىالل rي� �ب �يرافعمولىالن ب

� وأد - 8 الخدري ع�يد س� �ي ب

� وأهريرة - 9 �ي ب

� وأ

روىعنه أمية - 1 5ن ب إسماعيلالبجلي - 2 نعم أبي 5ن ب الرحمن 5د ع�ب 5ن ب والحكمسعد - 3 5ن ب وزيادأنيسة - 4 أبي 5ن ب وزيدالحزاميق - 5 5م�ان� 5نع�ث والضحاكباألحول - 6 وعاصمذكوان - 7 5ن ب ��ه الل 5د ع�ب الزناد �و �ب وأالمدنيق - 8 ��ه 5دالل 5نع�ب ب ��ه 5دالل �وأويسع�ب �ب وأالزناد - 9 أبي 5ن ب الرحمن 5د وع�ب

الغسيل - 10 5ن ب 5م�ان �ي ل س� 5ن ب الرحمن 5د وع�بطويل - 11 بدهر قبله ومات عباس 5ن اب مولى وعكرمةد - 12 بخ غزية 5ن ب وعمارةد - 13 بخ خليفة 5ن ب وفطر5نأنسوكنىعنهولميسمه - 14 ومالكب

6

Page 7: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

يسار - 15 5ن ب إسحاق 5ن ب ومحمدد - 16 ذئب أبي 5ن ب الرحمن 5د ع�ب 5ن ب ومحمد5نراشدقوكناهولميسمه - 17 ومخولبالعبدري - 18 شرحبيل 5ن ب م�ح�م�د 5ن ب ومصعبعقبة - 19 5ن ب وموسىالمدني - 20 معشر �و �ب أ ونجيحاألنصاري - 21 ع�يد س� 5ن ب ويحيىد - 22 بخ الهاد 5ن ب ويزيدفروة - 23 أبي 5ن ب ��ه الل 5د ع�ب 5ن ب ويونس

والتعديل الجرح علماء

ذئب , 1قال أبي ابن ع�ن هارون 5ن ب وهو 2: 1يزيد شرحبيل �ا ن �ر� ب خ5� لكم أ بينا وقد 2شرحبيل

ذئب 1وقال أبي ابن �ع�ن م�ح�م�د، 5ن ب 5ن 2: 1حجاج ب شرحبيل �ا �ن متهما ح�د�ث �ان� وك .2سعد،

ع�م�ر 1وقال 5ن ب فقال 2: 1بشر سعد 5ن ب شرحبيل ع�ن5 أنس، 5ن ب م�ال�ك بثقة : سألت ليس2.

علي 1وقال 5ن ب : 2: 1ع�م5رو قالرجلالبنإسحاق قال :: سألتيحيىالقطان، فقال ؟ سعد 5ن ب شرحبيل حديث كيفقاليحيى 5نسعد، شرحبيلب هنامنيحدث : واحديحدثع�ن5 وها شرحبيل، ويرغبع�ن5 اهلالكتاب، � عنه العجبمنرجليحدثع�ن

2.

المديني 1وقال 5ن ب : 2: 1علي سعد 5ن ب شرحبيل �ان� ك عيينة 5ن ب لسفيان : قلت قال ؟ يفتيفكأنهم فاحتاج منه، والبدريين بالمغازي أعلم أحد يكن ولم اتهموه نعم،

: : يكن لم قال سعد، 5ن ب شرحبيل ع�ن5 وسئل �ان، ف5ي س� سمعت آخر موضع ف�ي أحد وقالفكانوايخافونإذاجاءإلى واصابتهحاجة، إن بالمدينةأعلمبالبدريينمنه، يعطه، فلم الشيء منه يطلب الرجل

بدرا: أبوك يشهد لم .2يقول

معين 1وقال 5ن ب يحيى ع�ن5 الدوري، ضعيف 2: 1عباس بشيء ليس

: خير سعد 5ن ب وشرحبيل كذابا، البياضي جابر �و �ب أ �ان� ك آخر موضع ف�ي منملءاألرضمثله وقال2.

معين 1وقال 5ن ب يحيى ع�ن5 مريم، أبي 5ن ب سعد 5ن ب �ح5م�د يكتب 2: 1أ 2حديثه ضعيف

سعد 5ن ب م�ح�م�د ب�ي 2: 1وقال� وأ ثابت، 5ن ب زيد عن روى قديما شيخا �ان� وعامة ك ع�يد، س� �ي ب

� وأ هريرة، �5ه �ي �ه�ع�ل ولهأحاديث أصحابر�س�ولالل�هص�ل�ىالل واحتاجحاجةشديدة، وبقيإلىآخرالزمانحتىاختلط، .2وليسيحتجبه وس�ل�م�،

زرعة 1وقال �و �ب لين 2: 1أ .2فيه

.2ضعيف 2: 1النسائي 1وقال

.2ضعيفيعتبربه 2: 1الدارقطني 1وقال

عدي 1وقال 5ن ب �ح5م�د أ �و �ب ما 2: 1أ عامة وفي بالكثيرة، وليست أحاديث إنكار , له يرويهوغيرهم ائمتهم من المدينة أهل من جماعة عنه حدث قد أنه فإنه على 5نأنس، إالم�ال�كب

الحديثين ف�ي اسمه �ع�ن وكنى عنه، الرواية �ه� كره ن� أ م�ال�ك حديث يعني أقرب الضعف إلى وهو ذكرتهما، اللذين

5ه� بلغهع�ن5 �ي �ه�ع�ل أنر�س�ولالل�هص�ل�ىالل ،��ه 5دالل 5نع�ب : “ جابرب ثوب ف�ي فليصل ثوبين يجد لم من قال ، �م� ل وس�

7

Page 8: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

�ان� ك فإن به، ملتحفا : “ واحد عادالرجلالمريضخاضالرحمةحتى “ . إذا وحديث قعد الثوبصغيرافليأتزربه إذاهذا “ نحو أو منه قرب .2عنده

ومائة , 2 وعشرين ثالث سنة مات وقال الثقات كتاب ف�ي حبان ابن 2ذكره

وابنم�اج�ه5 �وداود، �ب وأ روىلهالبخاريف�ياألدب،

: 7975رقمالحديث

( ) 5ن� ب ح�ف5ص� �ا ن ، �ع5ق�وب� ي 5ن� ب م�ح�م�د� �ا �ن ح�د�ث مرفوع ، حديث 5ر�اه�يم� �ب 5ن�إ �ش5ر�ب �اب ن ، �ي( �ال ع�م5رAوالر�ب�ن�ي ، ح�د�ث Aاس� 5ن�ع�ب اب �،ع�ن 5ر�م�ة� ،ع�ن5ع�ك 5ن�ح�س�ان� 5ح�ج�اج�ب �م� : ال ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ��ه الل س�ول� ر� ق�ال� : "ق�ال�

�ج5ذ�ب5 5ي ،ف�ل �م� و�ق�د5ت �ل�ىالص�ف< إ �م5 ح�د�ك� �ه�ىأ 5ت ان �ذ�ا 5ح�د�يث� " . إ ال ه�ذ�ا و�ى �ر5 ي ال ��ه 5ب ن ج� �ل�ى إ �ق�يم�ه� ي ج�ال ر� �5ه �ي �ل ع�ن5 إ

�ه�ذ�ا ب �ال إ �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ��ه الل �س�ول اه�يم� : ر� 5ر� �ب إ 5ن� ب ر� �ش5 ب ��ه ب د� �ف�ر� ت ، ��اد ن �س5 .اإل

: إسنادفيهبشربنإبراهيماألنصاريوهويضعالحديث .الحكمالمبدئي

القول # العالمكيف 1 أدري ال واألئمة، الثقات عن الحديث منكر الجرجاني عدي بن أحمد من أبو عقل

جدا الضعف بين وهو كالما له أجد لم فإني عنه الرجال في غير تكلم يروي عمن يرويها التي ورواياتهذكرتهعنهعناألوزاعيوثوربنيزيدومبارك محفوظةوهوعنديممنيضعالحديثعلى وما الثقات،

حرة وأبو فضالة وغيرهم بنعليها 2 يتابع ال األوزاعي عن موضوعة أحاديث روى العقيلي جعفر أبوأبوحاتمالرازيشيخضعيفالحديث 3إال 4 الكتب في ذكره يحل ال الثقات على الحديث يضع البستي حبان بن حاتم سبيل أبو على

القدحفيه

: 1452رقمالحديث ( ) نا ، �ف�ي� ن 5ح� ال �ي �ع5ن ي A5ر �ك ب �و �ب أ نا ، 5د�ار- �ن ب نا مرفوع س�ع5دA حديث 5ن� و�ه�و�اب �يل� �يش�ر�ح5ب �ن ح�د�ث ، 5م�ان� 5ن�ع�ث �و الض�ح�اك�ب �ب أ

�ق�ول� : ي ، ��ه الل �5د ع�ب 5ن� ب �ر� اب ج� م�ع5ت� س� ق�ال� ، Aع5د �م� : " س� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ��ه الل س�ول� ر� ق�ام��ص�ل<ي ، ي ��س�ار�ه �ه�ع�ن5ي 5ب �ل�ىج�ن إ �ه�ف�ق�م5ت� 5ت ،ف�ج�ئ 5م�غ5ر�ب� ل�ي، ال ج�اء�ص�اح�ب- �م� ،ث ��ه �م�ين ي �يع�ن5 �ن �يف�ج�ع�ل �ه�ان س�ول� ف�ن ر� �ا �ن ب ف�ص�ل�ى ، 5ف�ه� ل خ� �ا ف�ص�ف�ف5ن

�ه� الل ص�ل�ى ��ه 5ه� الل 5ن�ط�ر�ف�ي �ي �فLاب م�خ�ال Aد�و�اح Aو5ب� ف�يث �م� 5ه�و�س�ل �ي " .ع�ل

: إسنادضعيففيهشرحبيلبنسعدالخطميوهوضعيفالحديث .الحكمالمبدئي

Maka hadits ini tidak bisa dijadikan dalil. Adapun dalil hadits yg shahih untuk posisi ma'mum dua orang )imam & 1 ma'mum( adalah:

hadits Ibnu Abbas رضاللهعنه beliau berkata:

اء� ” الع�ش� الله ر�سول� ف�ص�ل�ى �ة� 5م�و5ن م�ي �ي �ت ال خ� �5ت �ي ب ف�ي �م� بت( نا �م� ث Aت� �عا ك ر� �ع� ب ر5� أ ف�ص�لrى ج�اء� �م� ث

5ت� ئ �ف�ج �م� قا �م� ( )ث �ي5 : �ن ع�ن5يس�ار�ه�ف�ج�ع�ل ��ه 5ب �ل�ىج�ن إ ف�ق�م5ت� �ة �ه� و�ف�ير�و�اي 5ن �م�ي ي ”ع�ن5

“Aku bermalam dirumah bibiku )yaitu( Maimunah, ketika itu Rasulullah shalat isya’ kemudian beliau pulang ke rumah dan shalat empat rakaat, kemudian tidur. Setelah itu

beliau bangun untuk shalat maka aku pun berdiri disamping kirinya kemudian beliau memindahkan aku ke samping kanannya”. )H.R Al Bukhari no.697(

8

Page 9: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Al Imam Al Bukhari menjadikan hadits diatas sebagai dalil bahwa posisi dua orang yang shalat berjama’ah adalah sejajar. Al Hafizh Ibnu Hajar menerangkan bahwa

makna sejajar yaitu tidak maju dan tidak mundur, berdasarkan konteks dhohir hadits Ibnu Abbas : ��ه 5ب �ل�ىج�ن إ (Lihat Fathul Bari hadits no. 697((. )ف�ق�م5ت�

dan dalil ma'mum yg masbuk membuat shaf baru dan dilarang menyendiri adalah:

hadits yang mengkhabarkan bahwa Rasulullah pernah melihat seseorang shalat sendirian dibelakang shaf, maka beliau memerintahkan dia untuk mengulangi

shalatnya. )H.R Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albany dalam shahih Abu Dawud no.633(

-Larangan ma'mum yg masbuk menarik ma'mum pada shaf di depannya, bertentangan dengan makna "shaf" itu sendiri yg artinya berbaris dan keharusan

merapatkan shaf dalam shalat berjama'ah.

Maka ma'mum masbuk menarik ma'mum yg paling kanan atau menepuknya untuk berdiri di sebelah kanannya itu sejalan dengan hadits shahih yg menjelaskan

Rasulullah SAW memindahkan posisi Ibnu Abbas ke sebelah kanan beliau.

-Memulai shaf baru bukan di tengah-tengah shaf, tetapi di sebelah kanan sebagaimana hadits2 shahih tentang perintah memulai segala sesuatu di sebelah

kanan.

Wallahu A'lam Bish Shawwab

http://www.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=475&hid=7975&pid=674464

http://www.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=121&hid=14204&pid=672359

http://www.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=345&hid=1452&pid=453771

Soal: ada hadis sebagai berikut : �م�ام� 5إل ا و�س<ط�وا �الله س�ول� ر� ق�ال� ق�ال� ة� 5ر� ي ه�ر� �ي ب

� أ . ع�ن5 داود أبو رواه ل�ل� 5خ� ال د(وا و�س�

Dari Abu Hurairah, ia berkata,”Rasulullah saw. bersabda,’Jadikanlah imam itu berada di tengah kalian dan tutuplah kerenggangan-kerenggangan dalam shaf”. H.r. Abu

DaudBukankah hadis ini menunjukkan bahwa makmum mesti menjadikan imam ada di

tengah?! dan hadis ini umum tidak untuk yang bershaf di depan saja tapi bagi makmum yang berada di shaf kedua dan seterusnya..

Jawab: hadits tsb dla'if sekali : 582رقمالحديث

( ) ب�ي � أ 5ن� اب �ا �ن ح�د�ث ، Aر�اف م�س� 5ن� ب ج�ع5ف�ر� �ا �ن ح�د�ث مرفوع ، حديث �م<ه

� أ ،ع�ن5 Aد خ�ال� �5ن �ش�ير�ب ب �5ن �ىب �ح5ي ي ،ع�ن5 A5ك ف�د�ي ، 5ه� 5ق�ر�ظ�ي<ف�س�م�ع�ت ال Aع5ب� 5ن�ك ع�ل�ىم�ح�م�د�ب �ه�اد�خ�ل�ت5 ن

� �ه� : : أ الل ق�ال�ر�س�ول� ،ق�ال� 5ر�ة� �وه�ر�ي ب� �يأ �ن ح�د�ث �ق�ول� �م� : ي ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى

د(وا" و�س� �م�ام� اإل5 �ل� و�س<ط�وا ل 5خ� " .ال

: يامين بنت الواحد أمة هي مجهول راو فيه الضعف شديد إسناد المبدئي .النصرية الحكم

9

Page 10: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

dan jika memulai shaf kedua bagi makmum yg masbuk tentu akan memutuskan shaf pertama dan trjadi kekosongan dlm shaf berjama'ah yg dilarang oleh Rasulullah

SAW.

ada hadits hasan : 357رقمالحديث ( : ) 5ن� اب ثنا ق�ال� ، ون� ه�ار� 5ن� ب ع�ل�ي( �ا �ن ح�د�ث مرفوع ،ع�ن5 حديث A5ب �يذ�ئ ب

� أ 5ن� ثنااب ، �5ج�ع5د ال 5ن� ثناع�ل�ي(ب ، Aيع� م�ن �،ع�ن5ر�س�ول 5ه� �ه�ع�ن 5ر�ة�ر�ض�ي�الل �يه�ر�ي ب

� أ ،ع�ن5 5ظ�ر� : " ع�ج5الن� �ن أل <ي �ن إ ق�ال� ، �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ��ه م�ا الل �ل�ى إ�ق�يم�وا ف�أ ، �د�ي� ي 5ن� �ي ب م�ا �ل�ى إ 5ظ�ر� �ن أ �م�ا ك �ي ائ �م5 و�ر� " .ص�ف�وف�ك

: حسن صدوق وهو المشمعل مولى عجالن عدا ثقات رجاله حسن إسناده المبدئي الحكموعليبنهارونالحربيوهوصدوقتغيربآخره .الحديث،

"Sesungguhnya aku melihat )ma'mum( yg dibelakangku seperti aku melihat di antara dua tanganku )di hadapanku(, maka rapihkanlah shaf kalian".

hadits ini bukan menunjukan mulai shaf di tengah imam, tp anjuran untuk memperhatikan kerapihan/kerapatan shaf.

hadits abu dawud juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani & al-Baihaqy, tp semuanya dla'if...

: 4788رقمالحديث ( ) �و �ب أ أنبأ ، �ار�ي( وذ5ب الر( Bي�ع�ل �و �ب أ �ا ن �ر� ب خ5

� أ مرفوع ، حديث Aر�5ن�م�س�اف ثناج�ع5ف�ر�ب ، �ود�او�د� ب� أ ثنا ، د�اس�ة� 5ن� 5ر�ب �ك ثنا ب

،ع�ن5 Aخ�الد �5ن �ش�ير�ب ب �5ن �ىب �ح5ي ي ،ع�ن5 A5ك �يف�د�ي ب� أ 5ن� ، اب 5ق�ر�ظ�ي< ال Aع5ب� ك �5ن ع�ل�ىم�ح�م�د�ب �ه�اد�خ�ل�ت5 ن

� أ �م<ه� �ن�ي : أ ح�د�ث �ق�ول� ي 5ه� م�ع�ت ف�س�

ق�ال� : ق�ال� ، ة� 5ر� ي ه�ر� �و �ب �و�س�ط�وا : " أ ت �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ��ه الل س�ول� د(وا ر� و�س� ، �م�ام� اإل�ل� ل 5خ� " .ال

: يامين بنت الواحد أمة هي مجهول راو فيه الضعف شديد إسناد المبدئي .النصرية الحكم

األسانيد ] [ ] [ ] [ [ أطراف شواهد ]تخريج

: 4596رقمالحديث ( ) ، �ر�ي( 5ن�الص�ق5ر�الس(ك �ه�ب 5د�الل �اع�ب �ن ح�د�ث نا : : حديثمرفوع ق�ال� ، ام�ي( 5ح�ز� ال �5ذ�ر 5م�ن ال 5ن� ب اه�يم� 5ر� �ب إ نا 5ن� ق�ال� ب �ى ي �ح5 ي

م�ة� : � أ �ي 5ن �ت د�ث ح� ق�ال� ، Aخ�الد �5ن ب �ير ��ش �ت5 ب ،ق�ال �ص5ر�ي< �ه�الن 5د�الل ع�ب �5ن �ام�ين�ب ي 5ت� �ن 5و�اح�د�ب 5ن� : ال ع�ل�ىم�ح�م�د�ب د�خ�ل5ت�

�ق�ول� ي �ه� م�ع5ت ف�س� ، ظ�ي< 5ق�ر� ال Aع5ب� ص�ل�ى : : ك ��ه الل ر�س�ول� س�م�ع5ت� ،ق�ال� 5ر�ة� �وه�ر�ي ب� �يأ �ن و�س<ط�وا : " ح�د�ث �ق�ول� ي ، �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل

، �م�ام� و�ض�ع�وا اإل ، 5ط�ان� ي الش� 5ه�ا �ل ل �خ� �ت ي ال �م� (ل الث د(وا ع�ن5 " . و�س� 5ح�د�يث� �ر5و�ىه�ذ�اال ي ال �م5 ق5د�ام�ك� 5ن�أ �ي �م5ب �ك �ع�ال ب�ي ن

� أ5ن� ب �ى ي �ح5 ي ��ه ب د� �ف�ر� ت ، ��اد ن �س5 اإل �ه�ذ�ا ب �ال إ ة� 5ر� ي �ش�يرA ه�ر� .ب

: يامين بنت الواحد أمة هي مجهول راو فيه الضعف شديد إسناد المبدئي .النصرية الحكم

عبد أقدامكم بين نعالكم وضعوا الشيطان يتخللها ال الثلم وسدوا اإلمام الرحمن وسطواللطبراني األوسط المعجم صخر الطبراني 4457 4596بن أحمد بن 360 سليمان

للبيهقي الكبرى السنن صخر بن الرحمن عبد الخلل وسدوا اإلمام 3:104 4788توسطوا458البيهقي

: �ص�ل<ي ي �الله س�ول� ر� ق�ام� ق�ال� �الله �5د ع�ب �5ن ب ��ر اب ج� �يح�ت�ى ع�ن5 د�ار�ن� �د�يف�أ �ي ب خ�ذ�

� ف�أ ��س�ار�ه ع�ن5ي ف�ق�م5ت� 5م�غ5ر�ب� ال

10

Page 11: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

� �و�ض�أ ف�ت Aص�خ5ر 5ن� ب �ار� ب ج� اء� ج� �م� ث ��ه �م�ين ي ع�ن5 �ي �ق�ام�ن ذ� أ �خ� ف�أ �الله �س�ول ر� �ار �س� ي ع�ن5 ف�ق�ام� اء� ج� �م� ث�ا 5ن �د�ي �ي . ب مسلم رواه 5ف�ه� ل خ� �ا �ق�ام�ن أ �ى ت ح� �ا ف�د�ف�ع�ن ج�م�يعLا

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata,”Rasulullah saw. berdiri salat maghrib, lalu aku berdiri di sebelah kiri beliau, kemudian beliau memegang tanganku, memutarku hingga menempatkan aku di sebelah kanan beliau. Kemudian datang Jabbar bin Shakher, ia berwudhu terus datang )menuju salat(, lalu ia berdiri di sebelah kiri

Rasululalh saw. Lalu beliau memegang dua tangan kami terus mendorong hingga menempatkan kami di belakang”. H.r. Muslim

Bukankah Nabi saw. menempatkan kedua makmum itu persis di belakangnya?! klo yg jadi kendalanya ada kekosongan shaf, bukankah antar makmum bisa bergeser?! dan

itu tdk melanggar... karena boleh bergerak dalam shalat jika jelas keperluannya!?Sedangakn makmum )masbuk( menempatkan diri di sebelah kanan karena NAbi saw.

suka yg kanan..hal itu terlalu umum? jika bisa...mengapa shaf pertama pun tdk di sebelah kanan!?

dalam hadits di atas siapakah yg prtama kali memulai shaf? Jabir atau Jabbar...Rasulullah SAW memindahkan Jabir ke sebelah kanan beliau dan tidak ke

belakang/tengah beliau. Maka hadits ini sesungguhnya sbgi dalil memulai shaf d sebelah kanan baik shaf pertama dan seterusnya ...

Dari Al-Barra’ bin ’Azib radliyallaahu ’anhu ia berkata:

�5ه �ي ص�ل�ىالله�ع�ل �الله ��اخ�ل5ف�ر�س�و5ل 5ن �ي ص�ل �ذ�ا إ �ا �ن �ا ك 5ن �ي ع�ل �ل� �ق5ب ي ��ه 5ن �م�ي ي ع�ن5 �و5ن� �ك ن �ن5 أ �ا 5ن �ب ب Lح5 أ �م� ل ق�ال� و�س� ��و�ج5ه�ه ب�و5م� ي ع�ذ�ابك� �ي5 ق�ن ب< ر� �ق�و5ل� ي �ه� م�ع5ت �اد�ك� ف�س� ب �ع �ج5م�ع� ت و5

� أ 5ع�ث� �ب ت

”Kami apabila shalat di belakang Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam senang menempati shaff di sebelah kanan. Beliau kemudian menghadap ke arah kami dan

bersabda : “Rabbi )Tuhanku(, peliharalah diriku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan )mengumpulkan( ham-hamba-Mu” [HR. Muslim no. 709, Ibnu

Majah no. 1006, dan Ibnu Khuzaimah no. 1563-1565. Ini adalah lafadh Muslim].[6]

Berikut ini fatwa Syekh Bin Bazفتاوىابنباز

المجلد برقم والعشرون < تصفح السادس القسم < المجلد الحديث كتـاب < الثاني كتابالضـعيفـة أجران حديثمنعمرمياسرالصفوففله < األحـاديـث

أجران : 142 فله الصفوف مياسر عمر من حديث ـ

األيسر: والجانب األول الصف من األيمن الجانب واكتمل العشاء صالة أقيمت فيه سالمصلين : أحد فقال ، اليسار من الصف اعدلوا فقلنا ، الناس في اليمينأفضل، : قليل

الصفوف : مياسر عمر من بحديث وجاء عليه عقب الناس أحد لكنج الدعوة كتاب في نشر ؟ المسألة هذه في الصواب هو ما أفتونا أجران ، 60ص 1فله

ج المجموع في .207ص 12ونشر

رقم : ) : 26الجزء رقم الصفحة ،291)

من : أفضل صف كل يمين أن على يدل ما وسلم عليه الله صلى النبي عن ثبت قد جالصف : يمين يكون أن حرج وال ، الصف اعدلوا للناس يقال أن يشرع وال ، أكثر، يساره

11

Page 12: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

الفضل تحصيل على .حرصا

أخرجهابنماجهفيكتابإقامةالصالة، : ذكرهبعضالحاضرينمنحديث ما برقم أما الصف ميمنة فضل بابضعيف منعمرمياسرالصفوففلهأجرانفهوحديث. 1007 بإسناد ماجه ابن خرجه .ضعيف

Soal : Pada waktu Shalat isya bagian kanan shaaf pertama sudah penuh dan sebelah kiri masih sedikit, maka diperintahkan pada kami "rapihkanlah sampai pertengahan sehingga yg kiri terisi" maka salah seorang jama'ah shalat berkata : "sebelah kanan

adalah lebih utama". namun ada jama'ah lainnya membantah dengan mengemukakan hadits : "barangsiapa yg mengisi shaf sebelah kiri akan mendapat dua pahala."

Manakah yang paling benar?

Jawab : Nabi SAW telah menetapkan bahwa bagian kanan seluruh shaf adalah yang paling utama daripada bagian kiri. maka tidak disyari'atkan untuk menyuruh "ke bagian tengahkanlah shaf !" Tidak masalah jika bagian kanan shaf lebih banyak

sebagai anjuran mendapat keutamaan.

Adapun yg dikemukakan oleh seorang jama'ah "yg kiri mendapat dua pahala" dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Iqamatus shalat bab keutamaan shaf yg

sebelah kanan No. 1007 adalah hadits dla'if dengan sanad dla'if.

http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?BookID=4&View=Page&PageNo=1&PageID=5182

Wallahu A'lam

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHAF DALAM SHOLAT BERJAMAAH

Di antara syari'at yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya adalah meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah.

Barangsiapa yang melaksanakan syari'at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba' nya [mengikuti] dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf diantaranya sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Artinya: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya

malaikat di sisi Rabb mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan

mereka merapatkan barisan"]HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah.[

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An Nu'man bin Basyir, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

Artinya: Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan

kepada kami )sampai shof kami telah rapi-pent(, kemudian suatu hari beliau keluar

12

Page 13: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

)untuk shalat( kemudian beliau berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para

hamba Allah, sungguh kalian benar-benar meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian."

]HR. Muslim[

Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra., Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku"

]HR. Al Bukhari dan Muslim,[

dan pada riwayat Al Bukhari, Anas r.a. berkata:

"Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya pada kaki temannya"

sedangkan pada riwayat Abu Ya'la, berkata Anas:

"Dan jika engkau melakukan yang demikian itu pada hari ini, sungguh engkau akan melihat salah satu dari mereka seolah-olah seperti keledai liar yaitu dia akan lari

darimu".

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf pada waktu shalat berjamaah karena hal tersebut termasuk

kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat."

Bahkan sampai ada sebagian ulama yang mewajibkan hal itu, sebagaimana perkataan Syeikh Al-Albani rahimahullah dalam mengomentari sabda nabi shallallahu 'alaihi

wasallam : '... atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian': "Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan,

sebagaimana tidak samar lagi [pengertian seperti itu dikalangan ahli ilmu, pent-]". Akan tetapi sungguh amat sangat disayangkan, sunnah meluruskan dan merapatkan shaf ini telah diremehkan bahkan dilupakan kecuali oleh segelintir kaum muslimin.

Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman: "Apabila jamaah shalat tidak melaksanakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas dan An Nu'man maka akan selalu ada celah

dan ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada kenyataannya -kebanyakan- para jamaah shalat apabila mereka merapatkan shaf maka akan luaslah shaf [menampung

banyak jamaah, pent-] khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang ketiga. Apabila mereka tidak melakukannya, maka:

Pertama: Mereka terjerumus dalam larangan syar'i, yaitu tidak meluruskan dan merapatkan shaf.

Kedua: Mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah akan memutuskan mereka, sebagaimana hadits dari Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda:

13

Page 14: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung

shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya."

]HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim[

Ketiga: Terjadi perselisihan dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di antara mereka, sebagaimana dalam hadits An Nu'man terdapat faedah yang menjadi

terkenal dalam ilmu jiwa, yaitu: sesungguhnya rusaknya dhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya. Disamping itu bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin menempel dengan bahu si kaya dan kaki orang lemah

merapat dengan kaki orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan yang kuat, saling menopang satu sama lainnya.

Keempat: Mereka kehilangan pahala yang besar yang dikhabarkan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya sabda Nabi:

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf."

]HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah.[

Dan sabda Nabi yang shahih:

"Barangsiapa menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya."]HR.Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah[

Dan sabda Nabi yang lain:

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya )mau untuk ditempeli bahu saudaranya -pent( ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih

besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya."

]HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban.[

Keutamaan shaf pertama bagi laki-laki.

Diantara haditsnya adalah:

Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan sejelek-jelek shaf laki-laki adalah yang laing belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang,

dan sejelek-jelek shaf perempuan adlaah yang paling depan.(H.R. Muslim.)

Kalaulah manusia mengetahui apa yang terdapat di azan dan shaf pertama )dari besarnya pahala-pent( kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi,

maka pastilah mereka telah mengadakan undian, dan kalaulah mereka mengetahui apa yang terdapat di sikap selalu didepan, pastilah mereka telah mendahuluinya, dan

kalaulah mereka mereka mengetahui apa yang terdapat di shalat isya dan shalat subuh

14

Page 15: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

)dari keuntungan( maka pastilah mereka mendatangi keduanya walaupun dengan merayab.

(Bukhari dan Muslim).

Keutamaan mendapat takbiratul ihram bersama imam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa talah melakukan shalat karena Allah selama 40 hari berjama’ah, ia mendapatkan takbir pertama )takbiratul ihram dengan imam –pent(, maka dicatatlah

baginya dua kebebasan ; kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan. )H.R. Tirmidzi dari Anas, dihasankan oleh Syeikh Al Albani di kitab shahih Al Jami’

II/1089(.>Photo 2>>Photo 4>

Penegakan Tauhid, Pelurusan Aqidah, Pemberantasan Syirik dan Bid'ahPosisi Shof Saat Berjama’ah Dua Orang

tinggalkan komentar»

“ Lurus dan rapatkan shof” sambil memerintah makmum untuk sejajar dengannya )imam(, namun si makmum berceloteh “masa ada dualisme kepemimpinan??” dengan

memundurkan posisinya sehasta.

“ Lurus dan rapatkan shof” sambil memerintah makmum untuk sejajar dengannya )imam(, namun si makmum ragu untuk maju dan tetap dengan posisi kira-kira satu

hasta dari ujung kaki makmum.

“ Lurus dan rapatkan shof” sambil memerintah makmum untuk sejajar dengannya )imam(, namun si makmum sedikit mundur satu hasta saat di rakaat berikutnya.

Kisah di atas merupakan kisah yang nyata, sungguh meluruskan shof dan merapatkannya kian ditinggalkan oleh umat Islam karena kurangnya ilmu yang justru

menjadikan pelakunya membuat suatu opini yang sekali lagi justru menjadi salah kaprah karena melihatnya dari sisi dunia.

Maka coba perhatikan dan kaitkan sabda-sabda Rasulullah وسلم عليه الله صلىdalam urusan meluruskan shof dan merapatkan shof:

��ة �ق�ام�ة�الص�ال إ م�ن5 ��ة�الص(ف�و5ف �س5و�ي ت �ن� �م5ف�إ س�و(واص�ف�و5ف�ك

“Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk bagian dari mendirikan shalat.” )H.R Al Bukhari(

�م5 �ك �و5ب �ف�و5اق�ل �ل �خ5ت ف�ت �ف�و5ا �ل �خ5ت ت � �و�و5او�ال اس5ت

“Luruskanlah shaf dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan hati kalian akan berselisih.” )H.R Muslim: 432(

��الص�الة �م�ام منت ��ة�الص(ف�و5ف �س5و�ي ت �ن� �م5ف�إ س�و(واص�ف�و5ف�ك

15

Page 16: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

“Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk dari menyempurnakan shalat.” )H.R Muslim(

, اللهو�م�ن5 �ه� ص�ف�او�ص�ل و�م�ن5و�ص�ل� �5ط�ان �لش�ي ل Aذ�ر�و5اف�ر�ج�ات� �ت و�ال �م5 �ك �خ5و�ان 5د�يإ ي� �أ ب �و5ا 5ن �ي ول س�د(و5االخ�ل�ل� و� ��اك�ب 5ن�الم�ن �ي ح�اذ�و5اب و� 5م�و5االص(ف�و5ف� ق�ي

� أالله ص�ف�اق�ط�ع�ه� ق�ط�ع�

“Luruskanlah shaf-shaf kalian, jadikanlah sejajar diantara bahu-bahu kalian, tutuplah celah yang kosong, bersikap lunaklah terhadap tangan saudara-saudara kalian dan

jangan kalian meninggalkan sedikitpun celah-celah bagi syaithan. Barang siapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang

memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.” )H.R Abu Dawud no.666 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani(

Serta dalam cara mengisi shof dua orang berjamaah:

Apabila dua orang shalat berjama’ah dan salah seorang mengimami yang lainnya, maka posisi shaf adalah sejajar dengan menempelkan bahu dengan bahu mata kaki

dengan mata kaki di antara keduanya. Sebagaimana hadits Ibnu Abbas رضاللهعنهbeliau berkata:

) ع�ن5” ) : ��ه 5ب �ل�ىج�ن إ ف�ق�م5ت� �ة و�ف�ير�و�اي 5ت� �م�ف�ج�ئ �م�قا �م�ث �م�نا ث Aت� �عا �ع�ر�ك ر5ب� ف�ص�لrىأ ج�اء� �م� اللهالع�ش�اء�ث ف�ص�ل�ىر�سول� �ة� 5م�و5ن �يم�ي �ت خ�ال �5ت �ي ف�يب بت(

” ��ه 5ن �م�ي ي �ي5ع�ن5 �ن يس�ار�ه�ف�ج�ع�ل

“Aku bermalam dirumah bibiku )yaitu( Maimunah, ketika itu Rasulullah shalat isya’ kemudian beliau pulang ke rumah dan shalat empat rakaat, kemudian tidur. Setelah itu

beliau bangun untuk shalat maka aku pun berdiri disamping kirinya kemudian beliau memindahkan aku ke samping kanannya”. )H.R Al Bukhari no.697(

Al Imam Al Bukhari menjadikan hadits diatas sebagai dalil bahwa posisi dua orang yang shalat berjama’ah adalah sejajar. Al Hafizh Ibnu Hajar menerangkan bahwa

makna sejajar yaitu tidak maju dan tidak mundur, berdasarkan konteks dhohir hadits Ibnu Abbas( .)) :��ه 5ب �ل�ىج�ن إ (Lihat Fathul Bari hadits no. 697ف�ق�م5ت�

Adapun hadits yang mengkhabarkan bahwa Rasulullah pernah melihat seseorang shalat sendirian dibelakang shaf, maka beliau memerintahkan dia untuk mengulangi

shalatnya. )H.R Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albany dalam shahih Abu Dawud no.633(

Larangan hadits ini berlaku bagi mereka yang mendapatkan shaf dalam keadaan lowong dan masih ada kemungkinan untuk masuk padanya. Sementara bagi mereka

yang tidak menjumpai celah yang kosong sama sekali pada shaf, maka dia boleh shalat sendirian dibelakang karena termasuk orang yang mendapatkan udzur

)keringanan(. Dan tidak diperbolehkan baginya untuk menarik seseorang yang ada di shaf depannya dalam rangka mengamalkan hadits yang diriwayatkan oleh Ath

Thabrani:

��ه 5ب �ىج�ن �ل �م�هإ �ق�ي ي L ر�ج�ال �5ه �ي �ل إ �ج5ذ�ب5 5ي �م�ف�ل و�ق�د5ت ��ل�ىالص�ف إ �م5 ح�د�ك� �ه�ىأ 5ت ان �ذ�ا إ

16

Page 17: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

“Bila seseorang diantara kalian mendapati shaf yang telah sempurna, maka hendaklah dia menarik seseorang hingga berdiri disebelahnya.” Karena Hadits ini adalah dha’if )lemah( sehingga tidak boleh dijadikan sandaran dalam beramal. )lihat Silsilah Adh

Dha’ifah no. 921 karya Asy Syaikh Al Albani(

Akhir dari tulisan ini, penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga shof-shof sholat berjamaah di masjid-masjid bisa lebih rapi yaitu lurus dan rapat.

disalin dari beberapa sumber salah satunya di http://www.assalafy.org/mahad/?p=112

: 7975رقمالحديث ) (، 5ر�م�ة� ،ع�ن5ع�ك 5ن�ح�س�ان� 5ح�ج�اج�ب �يال �ن ح�د�ث ، 5ر�اه�يم� �ب 5ن�إ �ش5ر�ب �اب ن ، �ي( �ال ع�م5رAوالر�ب 5ن� �اح�ف5ص�ب ن ، �ع5ق�وب� 5ن�ي �ام�ح�م�د�ب �ن ح�د�ث حديثمرفوع

�ل�ى : : " إ �م5 ح�د�ك� �ه�ىأ 5ت ان �ذ�ا إ �م� 5ه�و�س�ل �ي �ه�ع�ل ص�ل�ىالل ��ه الل ق�ال�ر�س�ول� ،ق�ال� Aاس� 5ن�ع�ب اب � ع�ن

. " ��ه الل �ع�ن5ر�س�ول 5ح�د�يث� �ر5و�ىه�ذ�اال ي ال ��ه 5ب �ل�ىج�ن إ �ق�يم�ه� ر�ج�الي �5ه �ي �ل إ �ج5ذ�ب5 5ي ،ف�ل �م� و�ق�د5ت الص�ف<اه�يم� : . 5ر� �ب إ 5ن� ب ر� �ش5 ب ��ه ب د� �ف�ر� ت ، ��اد ن �س5 اإل �ه�ذ�ا ب �ال إ �م� ل و�س� �5ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى

. : إسنادفيهبشربنإبراهيماألنصاريوهويضعالحديث الحكمالمبدئي

القولالعالم # الجرجاني 1 عدي بن أحمد كيف أبو أدري ال واألئمة، الثقات عن الحديث منكر

التي ورواياته جدا الضعف بين وهو كالما له أجد لم فإني عنه الرجال في تكلم من عقلذكرته وما يرويهاعمنيرويغيرمحفوظةوهوعنديممنيضعالحديثعلىالثقات،

وغيرهم حرة وأبو فضالة بن ومبارك يزيد بن وثور األوزاعي عن عنهالعقيلي 2 جعفر عليها أبو يتابع ال األوزاعي عن موضوعة أحاديث روىالرازي 3 حاتم شيخضعيفالحديث أبوالبستي 4 حبان بن حاتم يضعالحديثعلىالثقاتاليحلذكرهفيالكتبإالعلىسبيلالقدحفيه أبو

: 1452رقمالحديث ) �يل�) ب ح5 ر� ش� �ي �ن ح�د�ث ، 5م�ان� ع�ث 5ن� ب الض�ح�اك� نا ، �ف�ي� ن 5ح� ال �ي �ع5ن ي A5ر �ك ب �و �ب أ نا ، 5د�ار- �ن ب نا مرفوع حديث

ص�ل�ى : : " ��ه الل ق�ام�ر�س�ول� �ق�ول� ،ي ��ه 5د�الل ع�ب 5ن� �ر�ب ج�اب س�م�ع5ت� ،ق�ال� Aوس�ع5د� �ب أ Aس�ع5د 5ن� و�ه�و�اب�يع�ن5 �ن �يف�ج�ع�ل �ه�ان ف�ن ، ��س�ار�ه �ه�ع�ن5ي 5ب �ل�ىج�ن إ �ه�ف�ق�م5ت� 5ت ،ف�ج�ئ 5م�غ5ر�ب� �ص�ل<يال ي �م� 5ه�و�س�ل �ي �ه�ع�ل الل

. " �5ه 5ن�ط�ر�ف�ي �ي �فLاب م�خ�ال Aد�و�اح Aو5ب� ف�يث �م� 5ه�و�س�ل �ي �ه�ع�ل ص�ل�ىالل ��ه الل �ار�س�ول� �ن ف�ص�ل�ىب ، 5ف�ه� �اخ�ل ف�ص�ف�ف5ن ل�ي، ج�اء�ص�اح�ب- �م� ،ث ��ه �م�ين ي

. : إسنادضعيففيهشرحبيلبنسعدالخطميوهوضعيفالحديث الحكمالمبدئي

عن فصففنا : البحــث لي صاحب جاءحديث 2يوجد

السابق

| صفحة

17

Page 18: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

1من |

التالي المصنالعزوأفقاسم الكتابالصحابيطرف الحديث م

سنة الوفاةف

1

إلى فقمت فجئت المغرب يصليفجعلني جنبه فنهاني يساره عن

لي صاحب جاء ثم يمينه عنرسول بنا فصلى خلفه فصففنا

ثوب في وسلم عليه الله صلى اللهطرفيه بين مخالفا واحد

الله عبد بن أحمد جابر حنبل مسند 1420414087بن أحمد

بنحنبل

241

2

إلى فقمت فجئته المغرب يصليفجعلني جنبه فنهاني يساره عن

لي صاحب جاء ثم يمينه عنرسول بنا فصلى خلفه فصففنا

ثوب في وسلم عليه الله صلى اللهطرفيه بين مخالفا واحد

الله عبد بن ابن جابر 14521448خزيمة صحيح ابن

311خزيمة

Hukum Seputar Shaff dalam Shalat Berjama'ah

Abu Al-Jauzaa' :, 01 Juli 2008

Oleh : Abu Al-Jauzaa’ Al-Bogory

Menyusun shaff

Hadits dari Abu Mas’ud, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan bahwa beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

MيNنNلOيNل MمPكMن Nو مPولPأ Nالم MحO Mى األOهUالن Oو VمPث OنMيNذVال Mم PهOن MوPلOي VمPث OنMيNذVال Mم PهOن MوPلOي

“Hendaklah yang ada di belakangku (shaf pertama bagian tengah belakang imam) adalah kalangan orang dewasa yang berilmu. Kemudian diikuti oleh mereka yang lebih rendah keilmuannya. Kemudian diikuti lagi oleh kalangan yang lebih rendah keilmuannya” [HR. Muslim no. 432].

Hadits ini mengandung faedah bahwa menyusun shaf sesuai dengan urutan keutamaan di belakang imam. Hendaknya di belakang imam adalah orang-orang yang lebih faqih di bidang agama dan lebih bagus hafalan/bacaannya dalam Al-Qur’an dibandingkan yang lain; sebagaimana imam dipilih berdasarkan yang demikian[1]. Hal tersebut mengandung hikmah bahwa bila sewaktu-waktu imam lupa/salah dalam bacaan Al-Qur’an, makmum dapat mengingatkannya. Atau sewaktu-waktu imam ada udzur syar’i )misal batal, sakit, dan lain-lain( sehingga imam tidak bisa meneruskan shalatnya, maka orang yang di belakangnyalah yang akan maju menggantikan dan meneruskan imam sebelumnya memimpin shalat berjama’ah.[2]

Meluruskan dan merapatkan shaff

18

Page 19: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

1. Hadist An-Nu’man bin Basyir radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

OانOك PلMو Pس Oوسلم عليه الله صلى الله ر Mو]ي OسPا يOن Oف Mو Pف Pى صVت Oا ح OمVنOأOك Mو]ي OسPا ي OهNب OاحOد NقMى الVت Oى حOأ Oا رVنO دM أ Oا قOنMل OقOع PهMنOع VمPث Oج Oر Oخ a امO يOوMما Oق Oى فVت Oح

OادOك Pب]رOكPى يOأ Oر Oف a ال Pج Oر a هP بOادNيا OرMد Oص Oن Nف] م Vالص Oال Oق Oف OادOب Nع Nالله VنPو OسPتOل MمPك OفMو Pف Pص Mو

O نV أ OفNال OخPيOل Pالله OنMيOب MمPك NهMو PجPو

Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam meluruskan shaf-shaf kami )para shahabat( seolah-olah beliau meluruskan ‘qadah’ [3] sehingga beliau yakin bahwa kami telah menyadari kewajiban kami )untuk meluruskan shaf(. Suatu hari, ketika beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam sudah hendak takbir, tiba-tiba beliau melihat salah seorang diantara kami membusungkan dadanya ke depan melebihi shaf. Maka beliau bersabda : “Hendaknya kalian meluruskan shaf-shaf kalian, kalau tidak Allah akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih” [HR. Muslim no. 436].

2. Hadits Anas bin Malik, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasalam :

ا Mو Uو Oس MمPك OفMو Pف Pص VنNإ Oف OةOي Nو MسOت NفMو Pف Uالص Mن Nم Nة Oام OقNإ Nالة Vالص( .MيNفOو kظ MفOل :

VنNإ Oف OةOي Nو MسOف] ت Vالص Mن Nم Nام OمOت Nالة Vالص)

“Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf-shaf termasuk menegakkan shalat (berjama’ah)”. Dan dalam lafadh lain : “…karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat (berjama’ah)” [HR. Bukhari no. 690 dan Muslim no. 433].

3. Hadits An-Nu’man bin Basyir radliyallaahu ‘anhu ia berkata :

OلOب MقOأ PلMو Pس Oى وسلم عليه الله صلى الله رOلOع NاسVالن Nه Nه MجOوNب Oال Oق Oف ا Mو PمMي NقOأ MمPك OفMو Pف Pص a اللهN ثOالثا Oو Vن PمMي NقPتOل MمPك OفMو Pف Pص Mو

O نV أ OفNال OخPيOل Pالله OنMيOب MمPكNب MوPل Pق Oال Oق PتMيOأ Oر Oف Oل Pج Vالر PقNزMلPي PهOبNكMن Oم NبNكMن OمNب NهNب Nاح Oص PهOتOبMك PرOو NةOبMك PرNب

NهNب Nاح Oص PهOبMعOكOو NهNبMعOكNب

Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam pernah menghadap ke arah jama’ah shalat dan bersabda : “Tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian, tegakkanlah shaf kalian. Demi Allah, bila kalian tidak menegakkan shaf kalian, maka Allah akan mencerai-beraikan hati kalian”. An-Nu’man berkata : “Aku saksikan sendiri, masing-masing diantara kami saling menempelkan bahunya dengan bahu temannya, lututnya dengan lutut temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya” [HR. Abu Dawud no. 662 dengan sanad shahih].

4. Atsar dari Nafi’ Maula Ibni ‘Umar bahwasannya ia menceritakan :

أن فيخبره يأتيه حتى يكبر ال ثم الصفوف يقوم رجال يبعث عمر كان اعتدلت قد الصفوف

19

Page 20: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

”Adalah ’Umar )bin Al-Khaththab( radliyallaahu ’anhu menugaskan seseorang untuk mengatur shaff-shaff. Tidaklah ’Umar mulai bertakbir hingga ia )orang yang ditugaskan tersebut( kembali dan mengkhabarkan bahwasannya shaff-shaff telah lurus” [Diriwayatkan oleh ’Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf no. 2437 dan 2439].

Hadits di atas mengandung faedah diantaranya :

Disunnahkannya meluruskan shaff dalam shalat berjama’ah, bahkan banyak di antara ulama yang mengatakannya wajib. Hendaknya para jama’ah benar-benar memperhatikannya dengan memperhatikan kanan kirinya, mengatur diri, dan saling mengingatkan jama’ah lain, sehingga shaf dapat menjadi benar-benar lurus dari awal sampai akhir shalat.

Termasuk kesempurnaan shaff shalat berjama’ah adalah dengan merapatkannya dengan tidak membiarkan ruang-ruang yang longgar/sela antar jama’ah. Caranya adalah dengan menempelkan bahu dengan bahu dan mata kaki dengan mata kaki antar jama’ah/makmum sebagaimana hadits Nu’man bin Basyir di atas. Jangan ada perasaan risih karena tertempelnya badan saudara kita dengan badan kita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

MمPك PارOي Nخ MمPكPنOيMلO نOاكNبO أ Oي مNف Nالة Vالص

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempunyai bahu paling lembut di dalam shalat” [HR. Abu Dawud no. 623; shahih lighairihi].

Maksud hadits ini adalah bahwa salah satu katagori orang yang paling baik adalah orang yang ketika berada di dalam shaff, kemudian ada orang lain yang memegang bahunya untuk menyempurnakan )merapatkan dan meluruskan( shaff, ia akan tunduk dengan hati yang ikhlash lagi lapang tanpa ada pembangkangan [lihat selengkapnya dalam Badzlul-Majhuud 4/338 dan Ma’alimus-Sunan 1/184].

Hendaknya imam memperhatikan keadaan para jama’ahnya dengan selalu mengingatkan agar shaff selalu lurus dan rapat. Menjadi satu “keharusan” bagi seorang imam sebelum memulai shalat untuk mengatur shaff jama’ah. Tidak cukup bagi imam hanya mengatakan [sawwuu shufuufakum dst. “ ا Mو Uو Oس كPم OفMو Pف P5ص ......]. Tapi harus diikuti dengan mengingatkan dan memeriksa keadaan shaf jama’ahnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Imam bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya )yaitu jama’ah/makmum(. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

MمPكUلPك kاع Oر MمPكUلPك Oو rولPؤ MسOم MنOع NهNتVي Nع Oر Pام OمN MإلOا kاع Oر rولPؤ MسOمOو MنOع NهNتVي Nع Oر

“Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan seorang imam adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya” [HR. Bukhari no. 853].

Bolehnya seorang imam menugaskan seseorang atau lebih untuk mengatur shaff-shaff shalat agar lurus dan rapat.

20

Page 21: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Sangat dianjurkan menyambung shaff dan mengisi shaff yang lowong.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

VنNإ Oالله PهOتOكNالئOمOو OنMوUل OصPى يOلOع OنMيNذVال OنMوPل NصOي OفMو Pف Uالص Mن OمOو Vد Oس aة Oج Mر Pف PهOع Oف Oر Pا الله OهNب aة Oج OرOد

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu mendoakan orang-orang yang menyambung shaf-shaf dalam shalat. Siapa saja yang mengisi bagian shaff yang lowong, akan diangkat derajatnya oleh Allah satu tingkat” [HR. Ibnu Majah no. 995; shahih lighairihi].

Termasuk hal yang diperbolehkan dalam hal ini adalah seorang makmum maju mengisi shaff yang lowong/kosong yang ada di depannya )yang mungkin disebabkan makmum yang ada di shaff di depannya batal meninggalkan shaff( ketika shalat berjama’ah sedang berlangsung.[4]

Shaff pertama adalah shaff yang paling baik

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

MوOل PمOلMعOي PاسVا الن Oي مNف NاءOف] الن]د VالصOو NلVوO Mاأل VمPث MمOوا لPد NجOي VالNإ MنOوا أ Pم NهOت MسOي NهMيOلOع

مPوا OهOت Mس Oال ...

“Seandainya manusia mengetahui pahala dari adzan dan shalat jama’ah di shaff pertama, dan itu hanya bisa mereka dapatkan dengan berundi, maka pasti mereka berundi” [HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437].

PرMي Oخ Nوف Pف Pص Nال Oج ا الر] OهPل VوOا أ Oه Uر OشOا و Oه Pر Nآخ PرMي OخOو Nوف Pف Pص Nاء Oا الن]س Oه Pر Nا آخ Oه Uر OشOو

ا OهPل VوOأ

“Sebaik-baik shaff bagi laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling jelek adalah yang paling belakang. Adapun sebaik-baik shaff bagi wanita adalah yang paling belakang, dan yang paling jelek adalah yang paling depan” [HR. Muslim no. 440] [5]

Shaff bagian kanan lebih afdlal daripada shaff sebelah kiri.

Point ini khusus ditujukan bagi makmum secara umum yang bukan termasuk jajaran orang-orang yang lebih berhak menempati posisi di belakang imam )yaitu makmum dari kalangan ’alim dan faqih( sebagaimana dibahas di point 1.

Dari Al-Barra’ bin ’Azib radliyallaahu ’anhu ia berkata :

لVيMنOا إNذOا كPنVا Oص OفMل Oخ NلMو Pس Oر Nى اللهVل Oص Pالله NهMيOلOع OمVل OسOا وOنMبOب Mحaأ MنOأ OنMوPكOن MنOع NهNنMي NمOي PلOب MقPا يOنMيOلOع Nه Nه MجOوNب Oال Oق PهPتMع Nم OسOف PلMو PقOب] ي Oر MيNن Nق OابكOذOع Oم MوOي PثOعMبOت Mو

O أ Pع Oم MجOت OكOادOب Nع

21

Page 22: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

”Kami apabila shalat di belakang Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam senang menempati shaff di sebelah kanan. Beliau kemudian menghadap ke arah kami dan bersabda : “Rabbi (Tuhanku), peliharalah diriku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan (mengumpulkan) ham-hamba-Mu” [HR. Muslim no. 709, Ibnu Majah no. 1006, dan Ibnu Khuzaimah no. 1563-1565. Ini adalah lafadh Muslim].[6]

Berdirinya makmum sendirian di belakang shaff dapat menyebabkan shalatnya (si makmum tersebut) tidak sah.

Dari Hadits Ali bin Syaiban radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah melihat seorang laki-laki shalat bermakmum di belakang shaf, maka beliau berhenti sampai laki-laki itu selesai shalat. Selanjutnya beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

MلNب MقOت Mاس OكOالت Oال صOف Oالة Oص kل Pج OرNل kد Mر Oف OفMل Oف] خ Vالص

“Ulangi kembali shalatmu. Tidak sah shalat seorang yang yang bermakmum sendirian di belakang shaf” [HR. Ahmad 4/23 no. 16340 dan Ibnu Majah no. 1003; dengan sanad shahih].

Para ulama berbeda pendapat tentang permasalahan ini. Namun yang rajih, insya allah, adalah pendapat yang mengatakan : “shalat tersebut tidak sah tanpa adanya udzur syar’i”. Maksudnya : Bila shaff di depannya masih longgar atau tidak rapat sehingga masih memungkinkan baginya masuk mengisi di shaff tersebut; namun dia malah memilih berdiri sendirian di belakang shaf tersebut, maka shalatnya tidak sah. Namun bila shaf di depannya telah penuh dan rapat sehingga tidak mungkin dia masuk mengisi di antara shaf-shaf tersebut, maka shalatnya tetap sah. Wallaahu a’lam. [7]

Orang yang bermakmum sendirian berada sejajar satu shaff dengan imam.

Dari ’Abdullah bin ’Abbas radliyallaahu ’anhuma ia berkata :

UتNي بNف NتMيOي بNتOال Oخ OةOون PمMي Oم NتMنNب NثNار OحMال NجMو Oي] زNبVى النVل Oص Pالله NهMيOلOع OمVل OسOو OانOكOو UيNبVى النVل Oص Pالله NهMيOلOع OمVل OسOا و OهOدMن Nي عNا ف OهNتOلMيOى لVل OصOف UيNبVى النVل Oص Pالله NهMيOلOع OمVل OسOو Oاء OشNعMال VمPث Oاء Oإلى ج NهNلNزMن Oى مVل OصOف OعOب Mر

Oأ NkاتOعOك Oر VمPث OامOن VمPث Oام Oق VمPث Oال Oق OامOن Pي]مOلPغMال Mو

O ةPr أ OمNلOا ك Oه PهNب MشPت VمPث Oام Oق PتMم Pق Oف MنOع Nه Nار OسOي يNنOلOع Oج Oف MنOع NهNنMي NمOى يVل OصOف OسMم Oخ NkاتOعOك Oر VمPى ثVل Oص NنMيOتOعMك Oر VمPث OامOى نVت Oح PتMع Nم Oس PهOطMيNطOغ Mو

O أ PهOطMيNط Oخ VمPث Oج Oر Oلى خNإ Nالة Vالص

”Aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah bin Al-Harits, istri Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam; dan ketika itu beliau berada di rumah bibi saya itu. Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat ‘Isya’ )di masjid(, kemudian beliau pulang, lalu beliau mengerjakan shalat sunnah empat raka’at. Setelah itu beliau tidur, lalu beliau bangun dan bertanya : “Apakah anak laki-laki itu (Ibnu ‘Abbas) sudah tidur ?” atau beliau mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu. Kemudian beliau berdiri untuk melakukan shalat, lalu aku berdiri di sebelah kiri beliau untuk bermakmum. Akan tetapi kemudian beliau menjadikanku berposisi di sebelah kanan beliau. Beliau shalat lima raka’at, kemudian shalat lagi dua raka’at, kemudian beliau tidur. Aku mendengar suara dengkurannya yang samar-samar. Tidak berapa lama

22

Page 23: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

kemudian beliau bangun, lalu pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh” [HR. Bukhari no. 117, Muslim no. 763].

Muhammad bin Isma’il Ash-Shan’ani berkata : ”Kemudian perkataan Ibnu ‘Abbas : “Lalu beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam menjadikanku )berposisi( di sebelah kanan beliau” jelas menunjukkan bahwa ia )Ibnu ‘Abbas( berdiri sejajar dengan beliau. Dan dalam lafadh yang lain disebutkan ) جنبه إلى فقمت ( = “Aku berdiri di samping beliau”. Dari sebagian shahabat Asy-Syafi’i menyukai/menganjurkan agar makmum berdiri sedikit di belakang )dari imam(. Akan tetapi )hal itu terbantah( bahwasannya Ibnu Juraij telah meriwayatkan/berkata : Kami bertanya kepada ‘Atha’ : Seorang laki-laki shalat )berjama’ah( bersama seorang laki-laki )imam(. Dimanakah posisi ia berdiri dari imam tersebut ?”. ‘Atha’ menjawab : “Di sebelahnya”. Aku berkata : “Apakah ia berdiri sejajar dengan imam sehingga berbaris ) = sebaris dengan imam(, sehingga tidak ada selisih antara imam dan makmum ?”. ‘Atha’ menjawab lagi : “Ya”. Aku berkata : “Apakah tempatnya tidak jauh sehingga tidak ada selang antara keduanya ?”. Beliau menjawab : “Ya”. Riwayat serupa )juga terdapat( dalam Al-Muwaththa’ dari ‘Umar dari hadits Ibnu Mas’ud bahwasannya Ibnu Mas’ud satu shaff dengan ‘Umar dan ‘Umar menjadikan dia sejajar dengan ‘Umar di sebelah kanannya. [Subulus-Salaam 2/44]. [8]

Menghindari tiang atau sesuatu lain dalam shaff (yang akan memutus kebersambungan shaff).

Dari Mu’awiyyah bin Qurrah dari bapaknya radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

فV أOنM نPنMهOى كPنVا PصOن OنMيOب MيNار Oو Vى السOلOع Nد MهOع NلMسو Oر Nوسلم عليه الله صلى الله Pد OرMطPن Oا و OهMنOع a دا MرOط

“Kami dilarang untuk berbaris di antara tiang-tiang di jaman Rasulullah dan kami menyingkir darinya” )HR. Ibnu Majah no. 1002, Ibnu Khuzaimah no. 1567, dan Ibnu Hibban no. 2219; dengan sanad shahih(.

Dari Abdul Hamid bin Mahmud berkata :

PتMيVل Oص Oع Oم NسOنOأ NنMب NكNال Oم Oم MوOي NةOع Mم PجMا الOنMع NفPد Oى فOلNإ MيNار Oو Vا السOن MمVد OقOت Oا فOن Mر VخOأOت Oو Oال Oق Oس فOنOا أVنPي كNقVتOا نOذ Oى هOلOع Nد MهOع NلMسو Oر Nوسلم عليه الله صلى الله

“Aku shalat bersama Anas bin Malik, dan kami terdesak )berbaris( pada tiang-tiang masjid. Sebagian di antara kami ada yang maju dan ada pula yang mundur. Maka Anas berkata : ‘Kami menghindari ini di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam” )HR. Abu Dawud no. 673, Ibnu Khuzaimah no. 1568, Ibnu Hibban no. 2218, dan lain-lain; dengan sanad shahih(.

Hadits di atas menunjukkan bahwa shaff sebaiknya menghindari jalur yang ada tiangnya, karena hal itu dapat memutuskan shaff. Hal ini dilakukan apabila memungkinkan, yaitu masjidnya luas. Namun apabila sempit, maka tidak mengapa insya Allah.

***

23

Page 24: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Marilah kita membiasakan diri dan ‘memakmurkan’ sunnah-sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Sebagai penutup bahasan, apa yang menjadi maksud penulisan risalah singkat ini adalah sebagaimana dikatakan Nabi Hud dalam Al-Qur’an :

MنNإ PيدNرPأ � الOحO إNال MصNا اإل Oم PتMعOطOت Mا اس OمOو Oي NيقNف MوOت � ك�لMتP عOلOيMهN بNالل�هN إNال OوOت NهMيOلN إ Oو PيبNنP أ

“Aku tidak bermaksud (kecuali) mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufiq bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali” [QS. Huud : 88].

Semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam.

Catatan kaki :

[1] Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam telah bersabda :

” فأعلمهم سواء القراءة في كانوا فإن الله لكتاب أقرؤهم القوم يؤم الهجرة في كانوا فإن هجرة، فأقدمهم سواءa السنة في كانوا فإن بالسنة،

aفأقدمهم سواء a a رواية وفي – سلما نV وال - سن�ا جلP يؤم� Vالر Oجل Vفي الر تNه على بيته في يقعد وال سلطانه OمNرMالقوم يؤم”لفظ: بإذنه“. وفي إال تك

سواءa قراءتهم كانت فإن قراءة، وأقدمهم الله لكتاب أقرؤهم ...“

”Yang berhak mengimami shalat adalah orang yang paling bagus atau paling banyak hafalan Al-Qur’annya. Kalau dalam Al-Qur’an kemampuannya sama, dipilih yang paling mengerti tentang Sunnah. Kalau dalam Sunnah juga sama, maka dipilih yang lebih dahulu berhijrah. Kalau dalam berhijrah sama, dipilih yang lebih dahulu masuk Islam”. Dalam riwayat lain : ”.....yang paling tua usianya”. Janganlah seseorang mengimami orang lain dalam wilayah kekuasannya, dan janganlah ia duduk di rumah orang lain di tempat duduk khusus/kehormatan untuk tuan rumah tersebut tanpa ijin darinya”.

Dan dalam lafadh yang lain : ”Satu kaum diimami oleh orang yang paling pandai membaca Al-Qur’an di antara mereka dan yang paling berpengalaman membacanya. Kalau bacaan mereka sama.... (sama seperti lafadh sebelumnya)". [HR. Muslim no. 673].

[2] Caranya adalah : Imam yang udzur atau batal shalatnya tersebut memegang tangan salah seorang makmum di belakangnya yang menurutnya pantas untuk maju menggantikannya sebagai imam shalat. Dasarnya adalah atsar ‘Amru bin Maimun yang menceritakan :

أصيب غداة عباس بن الله عبد الخطاب( إال بن عمر) بينه بيني ما لقائم إني حين الكلب أكلني أو يقول: قتلني فسمعته كبVر أن إال هو ،...... فما

بهم فقدVمه،..... فصلى عوف بن الرحمن عبد يد عمر طعنه،.... وتناول خفيفة صالة الرحمن عبد

”Aku ketika itu sedang berdiri, sementara antara aku dengannya )yaitu ’Umar bin Al-Khaththab( hanya ada ’Abdullah bin ’Abbas - pada hari ketika beliau tertikam. Saat itu ’Umar hanya bertakbir dan aku mendengarnya berkata : ”Aku dibunuh atau aku dimakan oleh anjing” ; yaitu ketika beliau tertikam. ’Umar segera memegang tangan ’Abdurrahman bin ’Auf dan mengajukannya sebagai imam. ’Abdurrahman langsung shalat mengimami jama’ah secara ringkas” [HR. Bukhari no. 3497 dengan peringkasan].

24

Page 25: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

Asy-Syaukani menjelaskan : ”Dalam hal itu ada indikasi yang membolehkan seorang imam mengambil pengganti ketika ia berhalangan sehingga tindakan itu harus diambil. Karena para shahabat membenarkan tindakan ’Umar dan tidak ada yang menyalahkannya, sehingga menjadi ijma’. Demikian juga tindakan serupa dilakukan oleh ’Ali dan para shahabat juga membenarkannya” [Nailul-Authaar 2/416].

[3] Kayu untuk anak panah ketika dipahat dan diasah menjadi anak panah.

[4] Dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa’d As-Saa’idy radliyallaahu ‘anhu :

ليصلح عوف بن عمرو بني إلى ذهب وسلم عليه الله صلى الله رسول أن فأقيم بالناس أتصلي فقال بكر أبي إلى المؤذن فجاء الصالة فحانت بينهم

والناس وسلم عليه الله صلى الله رسول فجاء بكر أبو فصلى قال نعم قال ال بكر أبو وكان الناس فصفق الصف في وقف حتى فتخلص الصالة في

صلى الله رسول فرأى التفت التصفيق الناس أكثر فلما الصالة في يلتفت امكث أن وسلم عليه الله صلى الله رسول إليه فأشار وسلم عليه الله

الله رسول به أمره ما على وجل عز الله فحمد يديه بكر أبو فرفع مكانك الصف في استوى حتى بكر أبو استأخر ثم ذلك من وسلم عليه الله صلى

ما بكر أبا يا فقال انصرف ثم فصلى وسلم عليه الله صلى النبي وتقدم بين يصلي أن قحافة أبي البن كان ما بكر أبو قال أمرتك إذ تثبت أن منعك عليه الله صلى الله رسول فقال وسلم عليه الله صلى الله رسول يدي

فإنه فليسبح صالته في شيء نابه من التصفيق أكثرتم رأيتكم مالي وسلم للنساء التصفيح وإنما إليه التفت سبح إذا

Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah pergi ke Bani ‘Amru bin ‘Auf untuk mendamaikan mereka. Datanglah waktu shalat, lalu muadzin datang menemui Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu dan berkata : “Maukah engkau shalat bersama manusia )dan menjadi imam( ? Akan aku kumandangkan iqamat sekarang”. Abu Bakr menjawab : “Ya”. Maka Abu Bakr pun shalat )dan menjadi imam bagi mereka(. Datanglah Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam ketika manusia sedang menunaikan shalatnya. Beliau mengendap ke depan hingga masuk ke shaff makmum. Para makmum pun bertepuk tangan memberi isyarat, namun Abu Bakr tidak menoleh sedikitpun dalam shalatnya. Ketika semakin banyak makmum yang bertepuk tangan, Abu Bakr pun akhirnya menoleh dan melihat Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam. Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam memberikan isyarat kepadanya agar tetap diam di tempatnya )menjadi imam shalat(. Abu Bakr mengangkat kedua tangannya, bertahmid kepada Allah ’azza wa jalla atas perintah Rasulullah kepada dirinya tersebut. Namun ia tetap mundur dan masuk ke dalam shaff makmum )yang ada di belakangnya(. Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam pun maju menjadi imam. Ketika selesai, beliau bersabda : ”Wahai Abu Bakr, apa yang menghalangimu untuk tetap berada di tempatmu sebagaimana aku perintahkan ?”. Abu Bakr menjawab : ”Tidaklah pantas bagi seorang anak Abu Quhafah shalat di depan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam” [HR. Bukhari no. 652 dan Muslim no. 421].

Hadits di atas menunjukkan bolehnya seorang imam atau makmum untuk maju atau mundur dari shaff karena satu sebab/keperluan dalam shalat.

[5] Shaff paling baik bagi wanita adalah yang paling belakang ini berlaku ketika jama’ah bercampur antara laki-laki dan perempuan. Namun jika jama’ah hanya terdiri dari kaum wanita saja, maka shaff yang paling baik adalah yang terdepan sebagaimana keumuman hadits sebelumnya. Wallaahu a’lam.

[6] Tanbih !! Termasuk kesalahan imam adalah ketika ia memerintahkan makmum untuk menyeimbangkan antara shaff yang sebelah kanan dengan shaff sebelah kiri ketika ia melihat para jama’ah lebih memilih shaff sebelah kanan. Samahatusy-Syaikh ’Abdul-’Aziz bin Baaz mengatakan :

وال ، يساره من أفضل ، صف� كل يمين أن على يدل ما النبي عن ثبت قد أكثر الصف يمين يكون أن حرج وال[ الصف : ]اعدلوا للناس يقال أن يشرع

، a نM حديث من بعضهم ذكره ما . أما الفضل تحصيل على حرصا Oعمر : ))م

25

Page 26: Posisi Shaf Shalat Berjamaah

a له أعلم أجران(( فال فله ، الصفوف مياسر ، موضوع أنه األظهر و!! أصال يسابقون ال أو ، الصف يمين على يحرصون ال الذين الكسالى بعض وضعه

السبيل سواء إلى الهادي والله ، إليه

”Telah tetap dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam yang menunjukkan bahwasannya shaff di sebelah kanan itu lebih afdlal )utama( dibandingkan sebelah kiri. Tidaklah disyari’atkan )bagi imam( untuk mengatakan kepada makmum : ”Seimbangkanlah shaff”. Tidaklah mengapa jika makmum yang berada di sebelah kanan shaff itu lebih banyak )dibandingkan sebelah kiri( karena menginginkan keutamaannya. Adapun yang disebutkan oleh sebagian orang tentang hadits : ”Barangsiapa yang mengisi shaff sebelah kiri, maka baginya dua pahala” . Aku tidak mengetahui darimana hadits ini berasal. Bahkan hadits itu adalah hadits palsu, yang dipalsukan oleh sebagian orang-orang yang malas yang tidak bersemangat atau bergegas mengisi shaff sebelah kanan. Hanya Allah sajalah yang menunjukkan jalan yang benar” [Al-Fataawaa 1/61].

[7] Sebagai rujukan untuk muraja’ah, dapat dilihat kitab-kitab sebagai berikut : Al-Mughni )Ibnu Qudamah( 3/49, Nailul-Authar )Asy-Syaukani( 2/429, Asy-Syarhul-Mumti’ )Al-‘Utsaimin(, dan yang lainnya.

[8] Hal ini berlaku pada shalat wajib dan shalat sunnah secara umum yang antara makmum dan imam sejenis )laki-laki semua atau wanita semua(. Adapun jika imamnya laki-laki dan makmumnya wanita, maka posisinya tetap sebagaimana biasa, yaitu imam di depan dan makmum di belakang.

Kaifiyah ini dikecualikan untuk shalat jenazah berjama’ah. Imam tetap berada di depan makmum, berapapun jumlah makmum. Hal itu didasari oleh hadits ‘Abdullah bin Abi Thalhah disebutkan :

طلحة أبي بن عمير إلى وسلم عليه الله صلى الله رسول دعا طلحة أبا أن منزلهم في عليه فصلى وسلم عليه الله صلى الله رسول فأتاه توفي حين

سليم وأم وراءه طلحة أبو وكان ، وسلم عليه الله صلى الله رسول فتقدم ، غيرهم معهم يكن ولم ، طلحة أبي وراء

“Bahwasannya Abu Thalhah pernah mengundang Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mendatangi ‘Umair bin Abi Thalhah pada saat itu ia meninggal dunia. Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam datang menshalatkannya di tempat tinggal mereka. Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam maju sedang Abu Thalhah di belakang beliau serta Ummu Sulaim di belakang Abu Thalhah. Dan tidak ada orang lain lagi bersama mereka” [HR. Hakim 1/365, Baihaqi 4/30 dan 31. Al-Hakim berkata : “Hadits ini shahih sesuai syarat Asy-Syaikhaan”. Pernyataan ini disepakati oleh Adz-Dzahabi. Akan tetapi perkataan Al-Hakim itu dibantah oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkaamul-Janaaiz yang mengatakan : Hadits itu shahih hanya berdasarkan syarat Muslim saja].

26