15
POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI ISOLAT AKTIF EKSTRAK n-HEKSAN DAUN SUNGKAI (Peronema canescens.Jack) TERHADAP BEBERAPA MIKROBA UJI ANTIMICROBIAL POTENCY AND SPECTROSCOPY ANALYSIS OF ACTIVE ISOLATE OF SUNGKAI LEAVE EXTRACT n-HEXANE (Peronema canescens.Jack) ON SOME TEST MICROBIAL Arna Ningsih, Subehan, M. Natsir Djide Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Arna Ningsih Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP :085242293806 Email :[email protected]

POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI ISOLAT AKTIF EKSTRAK n-HEKSAN DAUN SUNGKAI (Peronema

canescens.Jack) TERHADAP BEBERAPA MIKROBA UJI

ANTIMICROBIAL POTENCY AND SPECTROSCOPY ANALYSIS

OF ACTIVE ISOLATE OF SUNGKAI LEAVE EXTRACT n-HEXANE (Peronema canescens.Jack) ON SOME TEST

MICROBIAL

Arna Ningsih, Subehan, M. Natsir Djide

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Arna Ningsih Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP :085242293806 Email :[email protected]

Page 2: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Abstrak

Tanaman sungkai merupakan tanaman dari suku Verbenaceae, secara tradisional berkhasiat sebagai obat antara lain sebagai obat pilek, demam, obat cacingan (ringworms), dijadikan mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak daun sungkai, mengisolasi senyawa bioaktif antimikroba, mengkarakterisasi senyawa aktif yang diperoleh berdasarkan data spektroskopi, dan mengetahui potensi antimikroba senyawa bioaktif yang diisolasi dari daun sungkai (Peronema canescens. Jack) terhadap beberapa mikroba uji. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan uji skrining ekstrak metanol, n-heksan, etil asetat, dan etanol 70% dengan kadar 1 mg/ml. Mikroba uji yang digunakan sebanyak 9 jenis terdiri atas 5 jenis bakteri gram negatif, 3 jenis bakteri gram positif dan 1 jenis jamur. Hasil penelitian pendahuluan diperoleh ekstrak n-heksan memberikan hambatan pertumbuhan terhadap seluruh mikroba uji. Ekstrak n-heksan difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum, selanjutnya fraksi aktif dimurnikan menggunakan metode KLT-Preparatif dengan fase gerak kloroform : metanol (20:1) hingga diperoleh isolat B1 yang aktif sebagai antimikroba terhadap tujuh mikroba uji. Karakterisasi isolat dengan spektrofotometer UV menunjukkan panjang gelombang maksimum 207,00 nm, data IR senyawa isolat aktif mengandung gugus fungsi OH (hidroksil) -CH- alifatik, C=O (karbonil), C – O (keton), C=C– (ester siklik atau aromatik), dan CH2 dan CH3 (alkil alifatik),dan reagen kimia spesifik menunjukkan bahwa isolat positif golongan terpenoid. Hasil penelitian potensi antimikroba metode dilusi cair menunjukkan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) sebesar 500 ppm, dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 2000 ppm. Hasil pengujian isolat aktif B1 dengan metode difusi agar efektif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif.

Kata kunci : daun sungkai, karakterisasi, mikroba, potensi antimikroba. Abstract

Sungkai is a plant of the tribe Verbenaceae, traditionally among other efficacious as a medicine as a cure colds, fever, deworming medication (ringworms), made mandian for women after childbirth and as a gargle preventive dental pain. The aims of the research are to determine antimicrobial activity of sungkai leave extract, to isolate and characterize the bioactive antimicrobial compounds based on spectroscopic data, and to know antimicrobial potency of bioactive compounds isolated from sungkai leaves (Peronema canencens. Jack) on some test microbial. Primary study was done witha screening test of methanol extract, n-hexane, ethyl acetate, and ethanol 70% of 1 mg/ml. Test microbial used nine species consisting of five species of negative gram bacteria, three species of positive gram bacteria, and one species of fungus. The results of the research reveal that n-hexane extract inhibits the growth of all bacteria. The n-hexane extract is fractionated with vacuum liquid column chromatography method. Then, purified active fraction uses TLC-preparative method with mobile phase of kloroform : methanol (20:1) to obtain active isolate B1 as an antimicrobial towards seven microbial test. Characterization of isolates with a UV spectrophotometer showed the maximum wavelength of 207.00 nm, IR data isolate the active compounds containing the functional group OH (hydroxyl), -CH- aliphatic, C=O (carbonyl), C-O (ketone), C=C- (cyclic or aromatic esters), and CH2 and CH3 (alkyl aliphatic), and specific chemical reagents indicate that the positive isolates classes of terpenoids. The results of antimicrobial potency liquid dilution method showed the value of Minimum Inhibitory Levels (MIC) of 500 ppm, and Kill Minimum level (KBM) at 2000 ppm. The test results isolate active B1 to agar diffusion method is effective against gram-positive and gram-negative.

Key words : Sungkai leave, characterization, microbial, antimicrobial potency

Page 3: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

PENDAHULUAN Salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia yang akhir-

akhir ini banyak dimanfaatkan adalah tanaman sungkai (Peronema

canescens.Jack). Pada suku Dayak di Kalimantan Timur sampai saat ini masih

tetap mempertahankan tradisi dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya

untuk pengobatan ataupun perawatan kesehatan misalnya tanaman sungkai

(Peronema canescens. Jack) suku verbenaceae pada bagian daun muda

digunakan sebagai obat pilek, demam, obat cacingan (ringworms), dijadikan

mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit

gigi. Sebagian masyarakat di Sumatera Selatan dan Lampung menggunakan daun

sungkai (Peronema canescens. Jack) sebagai antiplasmodium dan obat demam

(Harmida, 2011). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas Indonesia yang

terdapat di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan (Heyne, 1987; Subeki, 2004).

Hasil penelitian ekstrak etanol daun sungkai memiliki aktivitas penghambatan

pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit jantan galur Swiss dengan ED50

102 mg/kgBB (Suwandi, 2006). Ekstrak daun sungkai juga terbukti mempunyai

sifat antiparasitik yaitu pada kultur in vitro Babesia gibsoni (Subeki, 2004;

Murningsih, 2005).

Besarnya potensi alam flora yang kita miliki memungkinkan kita

melakukan riset untuk memperoleh senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai

antimikroba. Hal ini mungkin dapat menjawab kebutuhan pasar akan obat-obat

baru baik domestik maupun internasional (Djauhariyah, 2004). Saat ini obat

antimikroba standar yang ada sekarang semakin berkurang efektivitasnya, karena

banyak bakteri patogen sudah mulai resisten terhadap antimikroba yang

digunakan saat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antimikroba,

menganalisis data spektroskopi isolat aktif ekstrak daun sungkai (Peronema

canescens. Jack) dan menentukan potensi isolat aktif terhadap beberapa mikroba

patogen.

Page 4: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

METODE PENELITIAN

Bahan

Air suling, Amoxicillin, biakan murni (Bacillus subtilis, Candida albicans,

Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella thyposa, Staphylococcus

aureus, Streptococcus mutans, Shigella dysentri dan Vibrio cholerae), daun

sungkai (Peronema canescens. Jack), dimetil sulfoksid (DMSO), larutan natrium

klorida fisiologis 0,9%, lempeng KLTP (E.Merck), lempeng KLT PF254

(E.Merck), medium Glukosa Nutrien Agar (GNA), medium Glukosa Nutrien

Broth (GNB), metanol teknis, n-heksan, etil asetat, etanol 70 %, pereaksi semprot

(asam sulfat 10%, asam fosfat basa 85%, pereaksi kimia Lieberman – Burchard).

Ekstraksi dan Fraksinasi

Serbuk daun sungkai kering diekstraksi secara maserasi dengan metanol

selama 1 x 24 jam sebanyak 14,5 liter, proses maserasi diulangi sebanyak 3 kali.

Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak

metanol kental kemudian dikeringkan di dalam vakum desikator. Ekstrak metanol

kental dipartisi cair-padat berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan

etanol 70%. Fraksi – fraksi selanjutnya diuapkan hinga diperoleh ekstrak kental,

kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze drying (Houghtin., dkk.,

1998). Ekstrak n-heksan sebagai ekstrak aktif selanjutnya difraksinasi dengan

menggunakan metode isolasi Kromatografi Cair Vakum (KVC) menggunakan

eluen, dengan gradien kepolaran semakin meningkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh

selanjutnya diamati profil KLT menggunakan eluen gradien. Fraksi yang

memiliki kesamaan Rf selanjutnya digabung menjadi satu fraksi (Houghtin., dkk.,

1998)

Pengujian Fraksi Aktif dengan Metode KLT-Bioautografi

Fraksi - fraksi gabungan selanjutnya diuji aktivitas senyawa

antimikrobanya dengan metode KLT-Bioautografi yaitu dengan meletakkan

lempeng KLT di atas permukaan medium agar padat selama 0,5 - 1 jam yang

sebelumnya telah dielusi. Hasil pengujian KLT-bioautografi dengan spot/noda

yang memberikan zona penghambatan pada permukaan media agar padat

Page 5: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

selanjutnya diisolasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP)

(Hamburger, 1987), (Mathias, O., dkk., 1987), (Rahalison, dkk., 1991).

Isolasi dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Fraksi yang memiliki aktivitas antimikroba selanjutnya diisolasi dengan

metode KLTP menggunakan fase diam GF 254. Fraksi ekstrak kemudian ditotol

pada lempeng KLTP ukuran 20 x 20 cm kemudian dielusi dengan fase gerak

kloroform : metanol (20:1). Pita-pita diamati dengan sinar UV 254 nm dan 366

nm, pita yang sama dengan noda yang memberikan efek antimikroba ditandai dan

dikeruk (Houghtin, dkk., 1998).

Elusi Sistem Multi Eluen

Isolat aktif yang diperoleh selanjutnya diuji kemurniaannya dengan

metode elusi sistem multi eluen. Isolat aktif ditotolkan pada lempeng KLT,

selanjutnya dielusi menggunakan tiga macam fase gerak dengan perbandingan

yang berbeda. Spot/noda tunggal yang tampak menandakan bahwa senyawa isolat

yang diperoleh merupakan senyawa kimia tunggal atau murni (Mathias, O., dkk.,

1987)

Kromatografi Lapis Tipis Dua Dimensi

Isolat murni yang telah diperoleh kemudian ditotolkan pada lempeng KLT

PF 254 nm, dielusi menggunakan 2 eluen dengan tingkat kepolaran dan arah yang

berbeda. Hasil elusi diamati menggunakan penampak noda sinar ultra violet 254

dan 366 nm serta pereaksi semprot H2SO4 10%. Hasil pengamatan yang

menunjukkan satu spot/bercak tunggal menandakan senyawa isolat yang

diperoleh merupakan senyawa kimia tunggal atau murni (Harborne, 1984).

Selanjutnya di karakterisasi berdasarkan sifat fisikokimia senyawa terhadap

berbagai deteksi reagen kimia (Mathias, O., dkk., 1987)

Uji Potensi Antimikroba

Uji potensi isolat antimikroba dilakukan dengan metode lempeng atau

difusi agar dengan menggunakan cakram kertas (paper disc). Cakram kertas

direndam ke dalam larutan isolat, kemudian paper disk diletakkan pada

permukaan medium GNA yang telah diinokulasikan bakteri yang sensitif terhadap

isolat. Diinkubasi pada suhu 37oC selama ± 24 jam, diukur daerah hambatan

Page 6: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

(zona). Untuk kontrol positif, digunakan larutan baku amoxicillin 2000 ppm

(Djide, 2008).

Analisis Data

Data karakteristik senyawa isolat aktif ekstrak n-heksan daun sungkai

meliputi nilai Rf, warna spot pada penampak noda, panjang gelombang

maksimum sinar UV, dan gugus fungsi berdasarkan bilangan gelombang hasil uji

spektrofotometer infra red (IR) menggunakan analisis kualitatif deskriptif, dan

data aktivitas dan potensi antimikroba isolat murni ekstrak n-heksan daun sungkai

dianalisis menggunakan metode kuantitatif-deskriptif dengan mengukur luas

hambatan atau zona bunuh isolat terhadap bakteri uji .

HASIL PENELITIAN

Hasil Fraksinasi dan Isolasi Senyawa Aktif Antimikroba

Ekstrak kasar sebanyak 30,29 gram, difraksinasi metode Kromatografi

Vakum Cair diperoleh 4 fraksi dengan bobot masing-masing fraksi (A) sebanyak

5,56 gram, fraksi (B) sebanyak 7,68 gram; fraksi (C) sebanyak 2,75 gram dan

fraksi aktif (D) sebanyak 14,23 gram. Hasil isolasi fraksi aktif D diperoleh

sebanyak 0,073 gram. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

Hasil Pengujian KLT-Bioautografi dan Profil KLT Isolat Aktif Antimikoba

Hasil pengujian KLT-bioautografi isolat aktif B1 menunjukkan bahwa

isolat B1 terdapat 1 noda dengan nilai Rf 0,66 memberikan penghambatan

pertumbuhan mikroba uji, dengan karakteristik berwarna biru pada sinar UV 254

nm dan ungu pada sinar dan UV 366 nm. Isolat B1 menunjukkan aktifitas

terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera,

Satphylococcus mutans, Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis dan

Pseudomonas aeruginosa.

Hasil Kromatogram isolat aktif B1 dengan metode KLT multi eluen dan dua

dimensi

Hasil pemisahan kromatografi lapis tipis isolat aktif B1 menunjukkan satu

noda tunggal dengan Rf 0,66 cm. Hasil pemisahan kromatografi lapis tipis multi

eluen dan hasil pemisahan KLT dua dimensi isolat aktif B1 dengan menggunakan

fase diam silika gel PF 254 menunjukkan satu noda tunggal.

Page 7: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Hasil Karakterisasi dengan reagen kimia

Hasil karakterisasi menggunakan reagen kimia Lieberman-Burchard pada

lempeng kromatogram, diperoleh hasil bahwa isolat B1 memberikan hasil positif

pendaran biru pada sinar UV 366 nm, dan warna coklat kemerahan pada sinar

tampak dengan nilai Rf 0,64. Hasil karakterisasi menggunakan reagen kimia asam

fosfat 85 % memberikan pendaran biru pada sinar UV 366 nm, dan warna coklat

pada sinar tampak dengan nilai Rf 0,79. Data selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 2.

Hasil Karakterisasi Spektroskopi Ultra Violet (UV) dan Sinar Infra red (IR)

Hasil karakterisasi UV terhadap isolat B1 dengan diperoleh 4 panjang

gelombang dengan satu 1 puncak pada panjang gelombang 207,00 dengan

absorbansi 1,944 nm. Data selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3. Hasil

karakterisasi infra red (IR) terhadap isolat B1 diperoleh 15 pita khas dengan

bilangan gelombang masing-masing : 3744 cm-1; 3364 cm-1; 2924 cm-1; 2863 cm-

1; 2363 cm-1; 1740 cm-1; 1693 cm-1; 1647 cm-1; 1532 cm-1; 1515 cm-1; 1461 cm-1;

1396 cm-1; 1168 cm-1; 1028 cm-1 dan daerah finger print 720-629 cm-1. Data

selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.

Hasil Pengujian Potensi Isolat Aktif Metode Lempeng Agar

Hasil pengujian potensi isolat aktif B1 terhadap 7 jenis bakteri uji

memberikan zona bunuh terbesar pada konsentrasi 2000 ppm yaitu terhadap

bakteri E. coli 13,7 mm; S. thyposa 14,7 mm; V. cholera 10,3 mm; P. aeruginosa

11,7 mm; B. subtillis 18,3 mm; Str. mutans 11,0 mm, dan S. aureus 11, 7 mm.

Kontrol positif yang digunakan adalah Amoxicillin sodium dengan diameter zona

bunuh terbesar 18, 7 mm. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan aktivitas ekstrak n-heksan mempunyai

aktivitas penghambatan lebih baik dibanding ekstrak etil asetat dan alkohol 70%.

Ekstrak n-heksan memiliki aktivitas terhadap sembilan mikroba uji yang

digunakan, yaitu Escherichia coli, Salmonella typhosa, Pseudomonas

aerogenosa, Vibrio cholera, Bacillus subtilis, Streptococcus mutans,

Staphylococcus aureus, Shigella dysentri, dan Candida albicans.

Page 8: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Metode pemisahan digunakan untuk memisahkan komponen kimia dalam

suatu ekstrak dalam bentuk fraksi-fraksi ekstrak. Salah satu cara pemisahan

komponen kimia adalah kromatografi kolom cair vakum, yaitu kromatografi

kolom yang dipercepat dan bekerja pada kondisi vakum. Selanjutnya fraksi -

fraksi diuji aktivitasnya dengan metode dilusi padat, hasil pengujian fraksi D

menunjukkan fraksi aktif sedang fraksi lainnya tidak menunjukkan aktifitas.

Fraksi aktif selanjutnya diisolasi menggunakan metode Kromatografi

Lapis Tipis Preparatif. Isolasi senyawa bertujuan untuk melokalisir senyawa target

berdasarkan profil kromatogram dan perbandingan eluen yang digunakan pada uji

sebelumnya. Hasil isolasi diperoleh dua pita isolat, kedua pita isolat selanjutnya

dilakukan uji aktivitas dengan metode KLT-bioautografi langsung. Hasil

pengujian pita B1 menunjukkan satu spot yang memberikan aktifitas antibakteri

dengan zona bunuh dengan nilai Rf 0,66 cm.

Hasil karakterisasi reagen semprot Liberman-Burchard menunjukkan

warna coklat kemerahan, dan noda berflouresensi biru-ungu pada UV 366 nm,

sedangkan hasil karakterisasi reagen semprot asam fosfat 85% menunjukkan

warna coklat, dan noda berflouresensi terang pada UV 366 nm. Hal ini

menunjukkan bahwa isolat aktif B1 positif terhadap reagen semprot golongan

senyawa terpenoid.

Isolat murni yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektra UV untuk

mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa isolat. Hasil pengukuran

tampak 4 (empat) panjang gelombang, dengan 1 (satu) puncak maksimum dengan

panjang gelombang 207,00 nm absorbansi 1,944, menunjukkan bahwa senyawa

isolat aktif B1 mengalami transisi elektronik π π* (tingkat tereksitasi polar).

Sedangkan pada serapan 264,00 nm, 272,00 nm menunjukkan bahwa senyawa

mengalami transisi elektronik pada tingkat n π*. Oleh karena itu dapat

diasumsikan bahwa senyawa isolat aktif B1 memiliki ikatan rangkap terkonjugasi

dalam struktur siklik dan struktur alifatik (cincin benzen) (Sastrohamidjojo, 2001).

Pengujian karakterisasi dilanjutkan dengan pengukuran spektra infra red (IR),

data spektra isolat B1 rentangan gugus C-H muncul pada bilangan gelombang di

atas 3000 cm-1 dan C-H grup metilen antara 3000 cm-1 - 2840 cm-1 menunjukkan

Page 9: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

spektrum yang stabil. Data spektra isolat B1 terlihat pita-pita lemah dan tajam

antara bilangan gelombang 3600 sampai 3800 menunjukkan adanya renggangan

bidang C-H, pita serapan yang melebar pada bilangan gelombang 3364cm-1 adalah

karakteristik gugus hidroksil (O-H), yang membentuk ikatan hidrogen

antarmolekuler dan biasanya muncul pada daerah bilangan 3500-3200 cm-1

(Silverstein, at all., 2005). Pita serapan pada bilangan gelombang 2924 cm-1 dan

2863 cm-1 merupakan serapan grup metil (C-H) alifatik, yang biasanya muncul

pada bilangan gelombang 3000-2700 cm-1, dan diperkuat dengan pita pada

bilangan gelombang 1461 cm-1 dan 1396 cm-1 yang kemungkinan oleh tekukan

gugus metil (CH3 dan CH2) (Juliantina, dkk. 2008). Pita serapan tajam dan lemah

pada bilangan gelombang 2363 cm-1 menunjukkan adanya ikatan rangkap tiga,

akan tetapi pita ini terlalu lemah untuk gugus nitril atau asetilen tersubtitusi

tunggal (-C≡C-H), dan tidak adanya pita tajam dekat bilangan gelombang 3300

cm-1 untuk C-H tunggal dari gugus asetilen. Kenyataan ini menunjukkan adanya

gugus asetilen tersubtitusi rangkap (-C≡C-). Data spektra isolat B1 pada bilangan

gelombang 1740 cm-1, 1693 cm-1, dan 1647 cm-1 menunjukkan adanya karbonil

grup (C=O), dan diduga berhubungan dengan metil keton atau aldehid alifatik

yang biasa muncul pada bilangan gelombang 1740 cm-1 - 1720 cm-1. Menurut

Silverstein, at all., (2005) bilangan gelombang 1532 cm-1 dan 1515 cm-1

mengindikasikan adanya renggangan C=C (alkena) serapan ini diduga dihasilkan

oleh gugus ester siklik. Berdasarkan pita - pita spektra isolat aktif B1 yang muncul

pada bilangan gelombang1740 cm-1, 1693 cm-1, 1647cm-1, 1532 cm-1 dan 1515

cm-1 mengindikasikan adanya karbonil (C=O) atau keton, alkena (C=C) yang

dihasilkan oleh gugus dengan gugus ester siklik (Silverstein, at all., 2005).

Data spektra isolat aktif B1 dengan pita yang timbul pada bilangan

gelombang 1168 cm-1 dengan pita lemah dan bilangan gelombang 1028 cm-1 pita

tajam merupakan karakteristik serapan gugus (C-O) (Silverstein, at all., 2005).

Tiga pita yang ditunjukkan pada daerah sidik jari dengan bilangan 726 cm-1, 666

cm-1 dan 629 cm-1 menunjukkan adanya gugus - gugus alkil yang diindikasikan

mengandung paling sedikit 3 gugus metilen (Sastrohamidjojo, 2001)

Page 10: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Uji potensi antimikroba isolat B1 dilanjutkan dengan uji metode dilusi

agar padat menggunakan cakram kertas (paper disc) pada konsentrasi 2000 ppm,

1000 ppm, dan 500 ppm. Hasil pengujian diperoleh konsentrasi isolat yang

memberikan zona hambat terbesar pada konsentrasi 2000 ppm masing-masing

untuk bakteri E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata 13,70 mm, S. thiposa

rata-rata zona hambat 14,70 mm; bakteri V. cholera rata-rata zona 10,30 mm,

bakteri P. aeruginosa rata-rata zona hambat 11,70 mm; bakteri B. subtilis rata-rata

zona hambat 18,30 mm; bakteri S. mutans rata-rata zona 11,0 mm dan bakteri S.

aureus rata-rata zona 11,70 mm, sedangkan untuk kontrol positif amoxicillin

memberikan zona hambat terbesar rata-rata pada konsentrasi 2000 ppm untuk

bakteri gram negatif sebesar 18,7 mm, dan untuk bakteri gram positif sebesar 19,7

mm. Mekanisme penghambatan atau terbunuhnya mikroba yaitu senyawa aktif

yang mampu menembus dinding sel dapat menghambat sintesis dinding sel

menyebabkan terjadinya kerusakan dinding sel akibat perbedaan tekanan osmotik

di dalam dan di luar yang berakibat fungsi integritas sel mengalami lisis

(Ganiswara, 1995). Oleh karena itu, setiap zat yang mampu merusak dinding sel

atau mencegah sintesisnya, akan menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka

terhadap tekanan osmotik (Syahrurrahman, dkk., 1994).

Kontrol positif yang digunakan adalah amoxicillin sodium, konsentrasi

2000 ppm menunjukkan aktivitas terhadap seluruh jenis bakteri uji. Mekanisme

mengkatalisis pembentukan ikatan silang antara rantai peptidoglikan, dengan

menghambat reaksi katalisis transpetidase, sehingga tidak terjadi penyelesaian

jembatan pentaglisin antara polimer-polimer linier N-asetil glukosamin dan asam

N-asetil muramat, menyebabkan pembentukan ikatan silang yang penting

terhadap integrasi/penggabungan protein penyusun dinding sel tidak terjadi

(Ibrahim, 2011). Kontrol negatif digunakan dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai

pembanding. DMSO digunakan sebagai pelarut ekstrak sehingga dapat terdispersi

merata diseluruh medium untuk mendapatkan hasil yang homogen. Hasil

pengujian menunjukkan tidak memberikan aktivitas pembunuhan.

Page 11: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil isolasi ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack)

diperoleh satu senyawa, yaitu isolat B1, berdasarkan data pereaksi kimia isolat B1

positif golongan senyawa terpenoid, data spektra UV dengan panjang gelombang

maksimum 207, dan data IR senyawa isolat aktif mengandung gugus fungsi OH

(hidroksil) -CH- alifatik, C=O (karbonil), C – O (keton), C=C– (ester siklik atau

aromatik), dan CH2 dan CH3 (alkil alifatik). Potensi isolat aktif B1 dari ekstrak n-

heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack) terhadap bakteri uji, dengan

nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah 500 ppm dan Kadar Bunuh

Minimum (KBM) adalah 2000 ppm. Aktivitas antimikroba isolat aktif B1 dari

ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack) efektif terhadap

bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Karakterisasi lebih lanjut senyawa

aktif daun sungkai (Peronema canescens. Jack) menggunakan data

spektrofotometer massa (MS), 1-H-NMR, dan 13-C-NMR sehingga struktur

senyawa dapat diketahui. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut kearah

pembuatan sediaan farmasi khususnya formulasi sediaan obat antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Djide. N., M. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi F.MIPA. Universitas hasanuddin. Makassar. 45-47.

Djauhariya & Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ganiswara, S. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta. 572-573.

Hamburger, M.O., Cordell, G.A. (1987). Direct Bioautographic TLC Assay for Compounds Possesing Antibacterial Activity. Journal of Natural Products. Vol. 50 (1) : 19 – 22.

Harmida, 2011. Jurnal Penelitian Sains : Studi Etnofitomedika di Desa Lawang Agung Kecamatan Mulak. Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan,Vol. 14 No. 1(On line) (diakses tanggal 8 Februari 2013)

Harborne, J.B. (1984). Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. 1996. ITB, Bandung.

Houghtin, P.J., Raman, A. (1998). Laboratory Handbook for the Fractinatio of

Natural Extrack. Chapman & Hall. 6-7

Page 12: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Cetakan ke-1. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.

Ibrahim, A., (2011). Aktivitas Antimikroba Ektrak Daun Rami (Boehmeria virgata (Forst.) Guill terhadap Beberapa Mikroorganisme. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry. Vol. 1 No. 2 : 86-93)

Juliantina, F., Citra, D., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E. 2008. Jurnal

Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia : Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif, (Online), (diakses tanggal 8 September 2011).

Mathias, O., Hamburger and Geoffrey A. Cordell., (1987). A Direct

Bioautographic Assay for Compounds Possessing Antibacterial Activiity. Journal of Natural Products. Vol. 50. No.1. 19 - 22.

Murningsih, T., Subeki., Matsuura, H., Takahashi, K., Yamasaki, M., Yamato, O., Maede, Y., Katakura, K., Suzuki, M., Kobayashi, S., Chairul., Yoshihara, T. (2005). Evaluation of Inhibitory Activities of The Extracts of Indoneisan Traditional Medical Plants Againts Plasmodium falciparum and Babesia gibsoni. J. Vet. Med. Sci., 67, 8: 829-31.

Rahalison, L. Hamburger, M. Hostettmann, K. (1991). A Bioutographic Agar Overlay Method for the Detection of Antifungal Compounds from Higher Plants. Journal of Phitochemical Analysis. Vol. 2. 199 – 203.

Sastrohamidjojo, H. (2001). Spektroskopi Infra Merah. Liberty, Yogyakarta, 17 – 78.

Silverstein, R.M., Webster, F.X., Kiemle, D.J. (2005). Spektrometric Identifikation of Organic Compounds. Jhon Wiley and Sons. Inc.

Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Subeki., Matsuura, H., Yamasaki, M., Yamato, O., Maede, Y., Katakura, K., Suzuki, M., Trimurningsih., Chairul., Yoshihara, T., (2004). Effects of Central Kalimantan Plant Extracts on Intraerythrocytic Babesia gibsoni in Culture. J. Vet. Med. Sci., 66, 7: 871-4

Suwandi, D. (1995). Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) Terhadap Pertumbuhan Plasmodium berghei (ANKA) pada Mencit Putih Strain Swiss. Padang: Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Andalas.

Syahrurachman,Agus,dkk.,(1994), Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta.

Page 13: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Tabel 1. Hasil kromatografi kolom cair vakum dan hasil isolasi ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack)

Ekstrak n-heksan

(gram) Bobot Fraksi (gram)

Fraksi A Fraksi B Fraksi C Fraksi D

30,29 g

Fraksi D

14,232

5,563 7,679 2,753 14,232

Isolat B1 Isolat B2

0,073 0,007

Tabel 2. Hasil karakterisasi dengan reagen semprot

Rf

(isolat)

Liberman-Burchard

Rf

(isolat)

Asam fosfat 85%

Sinar

tampak

UV 366 nm Sinar

tampak

UV 366 nm

0,64 coklat

kemerahan

berpendar biru 0,79 Coklat berpendar terang

Gambar 3. Profil spektrum absorbsi sinar UV-Vis pada panjang gelombang

200 – 800 nm isolat aktif B1

Page 14: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Gambar 4. Foto profil spektrum Infra Red (IR) isolat aktif (B1) ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack.)

Grup metil (CH3 dan CH2) alifatik

vibrasi rentangan C-O

Gugus C-H O-H (hidroksil)

C≡C tersubtitusi

rangkap renggangan C=C

(Alkena)

alkil alifatik (C-CH3 & C-CH2)

rentangan C-O, ester

alkil alifatik (3 gugus metilen)

karbonil C=O (Keton)

Page 15: POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/7525bb97eeeac033efca9bf37ac523ba.pdf · difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum,

Tabel 5. Hasil pengujian potensi isolat aktif B1 dengan metode difusi agar

Bakteri

Konsentrasi uji (ppm) dan diameter zona bening (mm)

2000 1000 500 K(+) 2000 K (-) Escherichia coli 13,7 8,0 6,0

18,7 0,0 Salmonella thyposa 14,7 8,0 7,7 15,0 0,0 Vibrio cholera 10,3 9,3 0,0 10,3 0,0 Pseudomonas aeruginosa 11,7 7,7 1,0 10,0 0,0 Bacillus subtilis 18,3 8,7 2,0 19,7 0,0 Streptococcus mutans 11,0 9,3 3,0 11,3 0,0 Staphylococcus aureus 11,7 10,0 7,0 11,0 0,0

Keterangan :

K(+) : Kontrol positif (Amoxicillin sodium) konsentrasi 2000 ppm. K(-) : Kontrol negatif DMSO