POTENSI DAERAH

Embed Size (px)

Citation preview

POTENSI DAERAH

Data Pontesi Daerah memberikan gambaran sektor-sektor yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Kepulauan Riau. Sektor-sektor tersebut antara lain :

1. Sektor Kelautan, yang merupakan sektor yang memiliki potensi sangat besar karena berdasarkan karakteristik wilayah Kepulauan Riau yang merupakan 96% lautan. Pada sektor kelautan ini akan memaparkan data potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya, Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau, Migas dan Kapal Tenggelam, serta Industri Kelautan.

2. Sektor Peternakan, memaparkan potensi ternak di Kepulauan Riau yang meliputi jumlah populasi, pemotongan, dan daging yang dihasilkannya.

3. Sektor Pertanian, memaparkan potensi pertanian di Kepulauan Riau yang meliputi luas lahan menurut jenis lahan dan produksi tanaman buah-buahan.

4. Sektor Pariwisata, memaparkan tentang potensi objek-objek pariwisata di Kepulauan Riau. Selain itu juga dipaparkan jumlah fasilitas hotel, kamar, dan tempat tidur serta perkembangan jumlah wisatawan.

5. Sektor Pertambangan, memaparkan potensi potensi sumberdaya alam mineral dan energi di Kepulauan Riau.

6. Sektor Industri, memaparkan tentang kondisi industri manufaktur serta daftar investor asing di kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

SEKTOR KELAUTANSebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya.

Jenis Komoditas yang dikembangkan di Loka Budidaya Laut Batam NoJenis ProduksiProduksi (benih)Teknologi yang dihasilkanDaerah Distribusi

1Kakap Putih500.000Produksi MassalPropinsi Riau

2Kakap Macan80.000Produksi MassalPropinsi Kepulauan Riau

3Bawal Bintang60.000Peningkatan SR, saat SR -nya 5%Propinsi Sumatera Barat

4Kerapu Bebek120.000Peningkatan SR, saat SR -nya 1,25%Propinsi Kalimantan Selatan

5Gonggong-Pemeliharaan larva dan identifikasi pakanPropinsi Kalimantan Barat

6Kakap Merah-Pemeliharaan larva dan peningkatan SR, saat ini SR-nya0,001%Propinsi DKI Jakarta

7Kakap Mata Kucing100.000Produksi MassalPropinsi Sumatera Utara

8Kerapu Lumpur-Pemijahan

9Kerapu Kertang-Pemijahan

10Kerapu Sunu-Kegiatan TA 2006

11Rumput Laut-Kegiatan TA 2006

12Abalone-Kegiatan TA 2006

1. Perikanan Tangkap dan BudidayaPerikanan tangkap beroperasi di wilayah pengelolaan laut Cina Selatan, Natuna dan ZEEI. Selama ini pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dilaut. Pada tahun 2004, produksi perikanan tercatat sebesar 178.802,7 ton. Sejumlah 177.967,8 ton (99,5%) berasal dari perikanan tangkap dilaut. Diikuti oleh produksi perikanan budidaya laut sebesar 827,2 ton (0,4%) dan produksi budidaya air payau (tambak) sebesar 7,7 ton (0,1%).

Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tahun 2004NoJenis IkanSumberdaya tersedia (Ton)Tingkatpemanfaatan (%)

1Ikan Pelagis Kecil

(Ikan Parang-parang, Ikan Teri, Ikan Selar, Ikan Kembung dan Ikan Tembang 513.00065

2Ikan Demersal

(Ikan Kakap, Ikan Pari,dll)656.00075

3Udang Paneid11.000100

4Lobster40060

5Cumi - cumi2.69790

6Ikan Karang

(Ikan Ekor Kuning,Ikan Pisang-pisang,Ikan Baronang, Ikan Kerapu, Ikan Napoleon)27.65675

7Ikan Hias293.595,5-

TOTAL1.504.348,5

Sampai akhir 2004, jumlah rumah tangga perikanan (RTP) tangkap sebesar 33.670 RTP. Sedangkan untuk perikanan budidaya jumlah RTP sebesar 6.126 RTP.

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tahun 2004NoKabupaten/ KotaRumah Tangga Perikanan

TangkapBudidaya

1.Bintan8.010200

2.Lingga5.256300

3.Natuna9.9863.000

4.Karimun1.5671.000

5.anjung Pinang1.24090

6.Batam7.5911.536

Jumlah33.6706.126

Dalam tahun yang sama jumlah armada perikanan tercatat 28.453 buah terdiri dari Perahu Tanpa Motor (PTM) sejumlah 9.649 buah, Motor Tempel (MT) 2.701, Kapal 30 GT sejumlah 15.166 dan Kapal 30 GT 937.

Jumlah Kapal Penangkap Ikan Tahun 2004NoKabupaten/ KotaKapal Penangkap IkanJumlah

PTMMT 30 GT 30 GT

1.Kab. Bintan2.8521304.432967510

2.Kab. Lingga1.764682.267-4.099

3.Kab. Natuna1.526213.98995.543

4.Kab. Karimun2.1925843.8334977.106

5.Kota Tanjung Pinang310-509127946

6.Kota Batam1.0051.8981382083.249

Jumlah9.6492.70115.16693728.453

2. Sumber Daya Pesisir dan Pulau-PulauSumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tersebar di wilayah perairan Kabupaten Bintan, Natuna, Karimun, Lingga, Kota Batam dan Tanjungpinang.

Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil1.Terumbu Karang

50.718,3

Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga

2

Hutan Bakau(Mangrove)

57.849,2

Se- Provinsi Kepulauan Riau

3

Padang Lamun

11.489,6

Se- Provinsi Kepulauan Riau

4

Rumput Laut

37.634,8

Kabupaten Kepulauan Riau

3. Minyak, Gas Bumi dan Kapal TenggelamMinyak dan Gas Bumi terdapat di perairan Natuna (Kab. Natuna). Berdasarkan data dari hasil survey bahwa jumlah cadangan minyak bumi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 291.81 MMBO dan produksi rata-rata pertahun 16,121 MMBO, sedangkan jumlah cadangan gas sebesar 55,3 TSCF

Barang muatan bekas kapal tenggelam banyak didapati di perairan bagian timur Kab. Kep. Riau, perairan Lingga dan Natuna

4. Industri KelautanIndustri Kelautan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya adalah :

1. Industri pembuatan dan perawatan kapal

2. Industri penunjang kegiatan perkapalan , terdapat 105 industri perkapalan di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

SEKTOR PETERNAKANPotensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

Potensi Ternak di Provinsi Kepulauan RiauNo.JenisJumlah

Populasi (ekor)Pemotongan (Ekor)Daging (Kg)

1Sapi9.9107.68910.021.351

2Kerbau19.704183.397

3Kambing3517.64694.239

4Babi680.380201.4658.426.640

5Ayam Beras904.417745.110904.593

6Ayam Petelur258.390219.191492.335

7Ayam Pedaging442.6361.134.1321.508.394

8Itik70.275120.670136.652

Terakhir Diperbarui ( 05 Januari 2007 jam 10:03 )

SEKTOR PERTANIANHampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas, cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.

Luas Lahan menurut Jenis Lahan Tahun 2006Kab/KotaPotensi Lahan (Ha)Komoditas (Ha)

PerkebunanBuahSayuran

Bintan17.3796.6528.7072.020

Karimun4.637,4805,53.377,8454,1

Natuna21.1175.3868.3087.423

Batam8.553,98355,046.906,61.292,34

Tg.Pinang7.3823636.766253

Lingga14.36150013.426435

Total73.430,3814.061,5447.491,411.877,44

Produksi Tanaman Buah-Buahan Tahun 2004Kabupaten /KotaPisang (Ton)Durian (Ton)Duku Lansium (Ton)Mangga (Ton)Jeruk (Ton)

01.Bintan1.4294234411625

02.Batam393,6862209973

03.Karimun8675220799200

04.Natuna1573.5323011.200581

05.Tg Pinang74--14-

06.Lingga-----

Prov Kep.Riau2.9204.5393652.228879

Kabupaten /KotaRambutan (Ton)Pepaya (Ton)Nenas (Ton)Jambu (Ton)Lainnya (Ton)

01.Bintan5595337.52048531

02.Batam420,29150,15159,39748

03.Karimun10310114.330-122

04.Natuna40224031871.324

05.Tg.Pinang297413-64

06.Lingga-----

Prov Kep.Riau1.513,291.098,1522.053,391422.089

Terakhir Diperbarui ( 05 Januari 2007 jam 09:54 )

SEKTOR PARIWISATAProvinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota. Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.

Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat mesjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.

Jika dilihat dari fasilitas hotel sebagai sarana bagi para wisatawan maka Kota Batam merupakan Kota dengan jumlah Hotel, Kamar dan Tempat Tidur paling banyak. Melalui tabel berikut kita dapat mengetahui perbandingan Batam dan pintu masuk utama para wisatawan di Provinsi Kepulauan :

Jumlah Fasilitas Hotel, Kamar dan Tempat TidurKabupaten/KotaHotelKamarTempat Tidur

MelatiBintang

Batam83566.7258.258

Karimun58142.8473.143

Bintan1071,4312.883

Natuna170234275

Tanjung Pinang48122.4992.825

Lingga5069133

Prov Kepri2218913.80517.520

Fasilitas ini sesuai dengan daya tampung dan daya tarik Batam sebagai pintu utama wisatawan memasuki Provinsi Kepulauan Riau. Kondisi ini terlihat dari banyaknya turis manca negara yang menjadikan Batam sebagai pintu masuk utama. Jumlah Wisatawan Tahun 2003, 2004, dan 2005Kabupaten/Kota200320042005

Batam1.285.1921.527.131909.111

Bintan261.724292.654282.137

Karimun220.976229.332203.766

Tanjung Pinang173.587248.098172.417

Total1.941.4792.297.2151.567.433

Dari tabel di atas terlihat bahwa secara rata-rata lebih dari 60% wisatawan masuk melalui Batam sementara sisanya masuk melalui Tanjung Uban, Karimun, Tanjung Pinang.

Terakhir Diperbarui ( 05 Januari 2007 jam 09:53 )

SEKTOR PERTAMBANGANPotensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis), bahan galian B (vital) maupun bahan galian golongan C yang dapat dilihat sebagai berikut :

Jumlah Cadangan Bahan Galian di Provinsi Kepulauan RiauNoJenis Bahan GalianKabupaten/KotaJumlah Cadangan

1Minyak BumiNatuna298,81 MMBO

2Gas AlamNatuna55,3 TSCF

3TimahKarimun

Lingga11.360.500 m3

-

4BauksitBintan

Karimun

Lingga

T. Pinang-

3.832.500 m3

-

1.150.000 m3

5Pasir BesiLingga

Natuna-

-

6ZirconLingga-

7AntimonNatuna-

8GranitKarimun

Bintan

Natuna

Lingga4.204.840 ton

-

19.662.288.605 m3

-

9Pasir DaratKarimun

Lingga

Bintan16.800.000 m3

-

-

10Pasir LautKarimun

Bintan- 7.164.348.267 ton

11KuarsaKarimun

Natuna

Lingga84.930.000 m3

-

-

12GranulitNatuna-

13DioritNatuna

Lingga882.000.000

-

14AndesitNatuna

Karimun-

20.000.000 m3

15RijangNatuna78.013.300.931 m3

16FeldsparLingga-

17KaolinLingga-

18Batu setengah permataLingga-

19HornfelsNatuna43.240.000 m3

20Batuan UltrafamicNatuna36.555.921.955 m

Terakhir Diperbarui ( 05 Januari 2007 jam 09:53

SEKTOR NDUSTRIIndustri manufaktur yang berskala kecil sampai sedang dan industri besar, terutama industri perkapalan, agroindustri dan perikanan. Saat ini industri yang paling banyak di Kepulauan Riau adalah industri elektronik seperti PCB, komponen komputer, peralatan audio dan video dan bagian otomotif. Industri ringan lainnya seperti industri barang-barang, garmen, mainan anak anak, peralatan rumah tangga. Industri lainnya fabrikasi baja, penguliran pipa, peralatan eksplorasi minyak, pra-fabrikasi minyak, jacket lepas pantai dan alat berat terdapat di Bintan, Batam dan Karimun.

Disamping itu, kegiatan perdagangan di Kepulauan Riau difokuskan pada ekspor dan impor dengan total nilai ekspor di tahun 2004 mencapai USD 4.910 milyar dan impor USD 4.175 milyar yang berasal dari kegiatan ekspor 95 perusahaan ke 60 negara. Nilai Ekspor melampaui nilai impor.

Selanjutnya, untuk menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Bintan, dan Karimun, nilai investasi asing yang telah ditanam mencapai US$ 543.200.000. Daftar investor asing di Kawasan BBK Tahun 2006NONAMA PERUSAHAANJLH NAKERBIDANG USAHANILAI INVESTASI (US$)LOKASI

1Batam Fast Indonesia, PT105Angkutan Penyebrangan2.000.000Batam

2Neptune Marine, PT205Pembuatan Kapal1.600.000Batam

3Cemara Intan Shipyard, PT202Pembuatan Kapal2.000.000Batam

4Indo Multi Sarana1500Pengembangan Industri15.000.000Batam

5Tiong Woon Co.Ltd1000Shipping, Kepelabuhanan20.000.000Bintan

6Daeju Construction Engineering Co.Ltd5000Galangan Kapal, Perumahan500.000.000Karimun

TOTAL8057543.200.000

Terakhir Diperbarui ( 05 Januari 2007 jam 09:48 )LINGGA HARUS JADI BANDAR MELAYU DI KEPRI

Thursday, 23 July 2009

Kabupaten Lingga merupakan wilayah otonomi yang disahkan dengan UU nomor 31 2003 di Propinsi Kepulauan Riau. Kawasan Kabupaten Lingga yang terpisah sejauh 150 km di selatan ibukota Propinsi Kepulauan Riau, adalah suatu kawasan dari ratusan pulau yang menyimpan keindahan alam perawan dan peninggalan kebudayaan Melayu masa lalu yang membanggakan.

Secara geografis kabupaten Lingga terdiri dari 5 kecamatan, yakni Singkep, Singkep Barat, Lingga, Lingga Utara dan Senayang dengan luas wilayah 41.080,02 km2 (2.117,272 km2 daratan dan 38.992 km2 lautan), terdiri dari 377 pulau (baru 95 pulau terhuni dan 282 pulau belum terhuni). Hal ini berarti Kabupaten Lingga memiliki lautan yang lebih luas dari daratannya, yang tentunya menyimpan potensi besar untuk pengembangan industri maritim. Potensi yang cukup besar terdapat pada sektor Perikanan (Produksi: 15.973,30 Ton dengan nilai Rp.100.283.982).

Secara historis, daerah ini dahulunya adalah pusat kerajaan Riau dan pernah berdiri pusat istana dan pemerintahan Sultan Mahmud, yang memegang tampuk kesultanan Riau Lingga dan menjadi kebanggaan masyarakat Lingga khususnya dan Kepulauan Riau umumnya. Tentunya catatan sejarah ini merupakan potensi dan memberikan motivasi serta kebanggaan yang dapat dimanfaatkan untuk memacu pembangunan di Kabupaten Lingga. Dari aspek ekonomi, sangat potensial, tapi agak lamban berkembang, terutama sejak penambangan Timah berakhir. Sebagai daerah bekas penambangan timah, Kabupaten Lingga khususnya pulau Singkep sesungguhnya memiliki sarana dan prasarana utama yang cukup lengkap, terutama di pulau Singkep, untuk kepentingan percepatan pembangunan daerah. Apalagi dengan adanya Otonomi Daerah memberikan peluang untuk terus berkembang berkembang.

Selain itu, jika ditinjau dari posisi eco-geografis, Kabupaten Lingga memiliki letak strategis dimana daerah ini berada di antara wilayah segitiga pertumbuhan daerah pertumbuhan Riau, Singapura dan Malaysia dan pusaran tiga kawasan ekonomi regional yang sedang tumbuh (Batam, Bangka Belitung dan Jambi). Apalagi kawasan Kabupaten Lingga merupakan kawasan penyangga KEK (Batam, Bintan dan Karimun). Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat besar untuk akselerasi pembangunan serta kepentingan ekonomi lainnya, dimana pada akhirnya akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat daerah. Selain itu, dengan posisi eco-geografis ini, masyarakat Lingga akan selalu berinteraksi tidak hanya dengan masyarakat lokal tetapi juga dunia internasional, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi budaya masyarakat secara keseluruhan. POTENSI KABUPATEN LINGGAKabupaten Lingga memiliki luas 211.772 Km2 yang terdiri dari daratan 2.117,72 Km2 dan lautan 209.654,28 Km2. Wilayah ini terdiri dari 377 pulau dimana pulau yang sudah dihuni sebanyak 92 buah dan belum dihuni 285 buah. Wilayah Kabupaten Lingga memiliki geografi yang sangat strategis terutama di kawasan Pasifik dan Laut Cina Selatan, sebagai berikut: 1. Kabupaten Lingga terletak pada lintas perdagangan yang sangat ramai antara Jakarta dengan Singapura. Terbuka ke arah kawasan Pasifik dan Laut Cina Selatan, yang menjadi kawasan perdagangan dan ekonomi terpenting pada milenium III ini.2. Kabupaten Lingga berada pada pusaran tiga kawasan ekonomi regional yang sedang tumbuh dan berkembang, yaitu Batam, Bangka Belitung dan Jambi.3. Kawasan Kabupaten Lingga merupakan kawasan penyangga KEK Batam-Bintan-Karimun yang memberikan peluang besar bagi pengembangan ekonomi daerah.3. Memiliki wilayah laut luas lebih kurang 38 ribu Km2, dengan kandungan sumber daya alam laut yang tinggi, seperti ikan, terumbu karang, pantai yang indah, pasir dan lainnya.4. Mempunyai potensi pengembangan perikanan yang besar berbasis pada perikanan tangkap dan budidaya.5. Mempunyai potensi sumber daya alam pertambangan timah, dan galian C seperti pasir kuarsa, kaolin dan granit.6. Mempunyai potensi sumber daya perkebunan yang prospektif, terutama perkebunan rakyat dengan komoditi unggulan karet, lada, gambir dan kelapa (kopra).7. Memiliki salah satu pulau yang dijuluki sebagai Bunda Tanah Melayu yaitu Pulau Lingga, dimana terdapat tapak-tapak sejarah kejayaan Kerajaan Lingga Riau. PERSOALAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KABUPATEN LINGGA1. Kebudayaan Melayu sebagai modal dasar Pembangunan Kabupaten Lingga sebagai jati diri daerah. Sehingga kehidupan sosial berjalan dengan baik tanpa ada masalah - masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan). Masyarakat pribumi dan non pribumi, serta masyarakat asli dan pendatang rukun.2. Masih ada potensi kerawanan sosial karena kesenjangan pembangunan antar wilayah dan antar pulau. Pulau Singkep dan Senayang memiliki cukup potensi dengan sumber ekonominya (Perikanan, Industri dan Perdagangan) dibandingkan dengan Pulau Lingga. 3. Potensi perikanan tangkap besar, sebagai wilayah kepulauan dan masyarakat nelayan, maka kesejahteraaan nelayan dan pengembangan industri perikanan yang bernilai tambah -- potensial menjadi lokomotif pembangunan. 4. Masalah penciptaan lapangan kerja baru, terkait dengan pengembangan SDM yang handal dan pemanfaatan sumber daya alam, agenda yang sangat perlu digesakan pengembangannya.5. Membangun motivasi belajar dan meningkatkan kualitas serta sarana pendidikan menengah, kejuruan hingga pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Kabupaten Lingga.6. Memaksimalkan letak strategis di tengah Bangka-Belitung, Jambi, dan Sumsel untuk percepatan pembangunan Kabupaten Lingga serta mendorong pengembangan perdagangan internasional ke Singapura dan Malaysia.

Melihat sangat besarnya potensi daerah Kabupaten Lingga maka arah pembangunan daerah haruslah menjadikan Kabupaten Lingga ini sebagai Bandar Melayu dengan Berbasis Ekonomi Maritim di Kepulauan Riau. Menurut saya bukanlah hal yang mustahil impian ini untuk diwujudkan, bilamana perencanaan pembangunan disusun dengan komprehensif Oleh karena itu dalam setiap perencanaan program pembangunan harus beracuan pada:1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan pengembangan ekonomi kawasan bahari berbasis ekonomi kerakyatan3. Menjadikan budaya Melayu sebagai marwah jati diri daerah dalam setiap aktivitas pembanguna2. Meningkatkan pemerataan pembangunan antarwilayah/pulau berbasis potensi sumber daya alam bahari.

STRATEGI PEMBANGUNAN Strategi pengembangan daerah yang harus dilaksanakan merupakan upaya untuk menyelesaikan persoalan strategis yang ada dan akan dihadapi Kabupaten Lingga kini dan masa datang. sehingga program pembangunan sebagai implementasinya harus terintegrasi secara terencana dan terarah. Strategi yang dapat digunakan untuk mencapai integritas pembangunan di Kabupaten Lingga adalah:1. Peningkatan Sumber Daya Manusia dan kinerja yang menekankan budaya Melayu sebagai budaya daerah (jati diri daerah)2. Perencanaan pembangunan yang terarah dan terintegrasi dengan berpijak pada nilai-nilai budaya Melayu.3. Pemerataan pembangunan antarwilayah/pulau sesuai dengan daerah pengembangan berdasarkan potensi daerah4. Peningkatan distribusi dan jasa antarwilayah/pulau dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat5. Kebijakan kependudukan yang mengedepankan kepentingan masyarakat tempatan

PRIORITAS PEMBANGUNAN Berpijak pada kondisi dan potensi Kabupaten Lingga, dalam perencanaan pembangunan kedepan perlu adanya penekanan atau prioritas pembangunan di berbagai bidang. Kesemuanya bermuara pada penyelesaian persoalan strategis Kabupaten Lingga. Beberapa hal yang berkaitan dengan bidang-bidang dasar pembangunan yang penting (utama) untuk dikembangkan dalam pembangunan Kabupaten Lingga ke depan, adalah sebagai berikut:

1. Bidang Infrastruktur a. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang lebih efisien dan tepat guna bagi kebutuhan masyarakat. Terutama sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi. seperti jalan, pelabuhan laut (dermaga), bandar udara, jaringan telepon sebagai aksesibilitas antardaerah di Kabupaten Lingga dan dengan daerah lainnya.b. Menggesakan penyusunan RTRW dan RTRK Kabupaten Lingga yang merupakan pedoman pengembangan wilayah/pulau di kawasan Kabupaten Linggac. Peningkatan kuantitas armada laut (partisipasi swasta/BUMD) yang mampu menghubungkan antarwilayah/pulau terutama dalam pengembangan transportasi rakyat, untuk meningkatkan aksesibilitas ekonomi masyarakat. Seperti Kapal Roro dan kapal fery cepat yang memnghubungkan tiga pulau besar (Singkep, Lingga dan Senayang), terutama pulau Singkep dan Lingga secara regular, murah dan cepat. Bila ini terwujud persoalan kesenjangan kawasan akan terselesaikan.f. Pembangunan pembangkit listrik (power suply) di setiap wilayah/pulau pertumbuhan di Kabupaten Lingga dengan memberdayakan sumber daya alam unggulan daerah.

2. Bidang Pendidikan a. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan formal dan penyempurnaan kurikulum lokal yang sesuai dengan pasar kerja terutama di tingkat menengah, khususnya bidang kebahasaan dan teknologi bahari.b. Pengembangan Sekolah Kejuruan yang sesuai dengan potensi daerah dan kebutuhan pasar tenaga kerja (KEK Bintan-Batam-Karimun, Jambi, Singapura dan Malaysia), seperti SMK Teknologi (otomotif, mesin, pertambangan), SMK Perikanan, SMK Pariwisata, SMK perekonomian, SMK kesehatan/medis (farmasi dan analis kimia)c. Persiapan pengembangan pendidikan terminal di tingkat perguruan tinggi berbasis teknologi, seperti Politeknik Kelautan, Akademi Bahasa Asing, Akademi Pariwisata, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.d. Pembangunan pendidikan informal yang berbasis teknologi di setiap kawasan pertumbuhan, seperti Balai Latihan Kerja (BLK) Teknologi Maritim, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berorientasi IT kemaritiman.

3. Bidang Perikanana. Peningkatan kualitas SDM nelayan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) Perikanan di Senayang yang dipadukan dengan SMK Perikanan yang sekarang sedang dibangun.b. Pembangunan tempat pelelangan ikan dan pasar induk ikan berskala internasional (terminal aquabisnis).c. Pengembangan teknologi budidaya ikan laut dan pengembangan teknologi tangkap dengan teknologi tepat guna dan berdaya guna, sehingga meningkatkan pendapatan nelayan.d. Pembangunan industri perikanan yang berskala pasar nasional dan internasional.

4. Bidang Pertanian dan Kehutanana. Pengembangan agribisnis hortikultura (sayuran dan buah-buahan dataran rendah) sebagai pemasok sayuran dan buah-buahan ke kawasan KEK Bintan-Batam-Karimun, Malaysia dan Singapura. Pengembangan dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan eks tambang timah dan tambang pasir (terutama di pulau Singkep) dan kawasan Lingga Utara.b. Pengembangan komoditas unggulan daerah seperti sagu, karet, gambir dan kopra yang merupakan komoditi unggulan masyarakat petani Kabupaten Lingga dengan pengembangan dari industri hulu hingga hilir. c. Membuat Perda tentang pelestarian hutan dan rehabilitasi lahan sebagai penyangga sumber air pulau, yaitu gunung Muncung dan gunung Lanjut di pulau Singkep, Gunung Daik di pulau Lingga.

5. Bidang Ekonomia. Melakukan penyelamatan (Rescue) dan pemulihan (recovery) dengan strategi diversifikasi keahlian nelayan, seperti usaha budidaya ikan laut, peternakan unggas, industri rumah tangga yang memanfaatkan potensi Sumberdaya Alam pantai/laut. Selain itu, pengenalan struktur permodalan, perbankan dan manajerial. Serta pengembangan kemitraan dan wadah ekonomi rakyat melalui kerjasama antarpemerintah daerah dengan para nelayanb. Membangun sinergisitas positif antar komponen pelaku ekonomi di kabupaten Lingga (pemerintah, swasta dan masyarakat) dan membangun koalisi antara nelayan dengan komponen pembangunan di Kabupaten Lingga (Pemerintah, Pengusaha, Tokoh Masyarakat)d. Membangun infrastruktur ekonomi kerakyatan, terutama aksesibilitas permodalan oleh masyarakat, pemasaran hasil, badan penjamin modal masyarakat dan badan pembinaan bisnis masyarakat (konsultan) yang berorientasi pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). e. Sesegera mungkin mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan kekuatan ekonomi daerah. f. Memberikan Otonomi Ekonomi Desa di Kabupaten Lingga dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang merupakan lembaga ekonomi desa yang kuat dan professional.

6. Bidang Budaya Melayua. Menyusun Rencana Induk Pariwisata berbasis Kebudayaan Melayu dan Bahari Kabupaten Lingga. b. Membuat Perda tentang cagar budaya Melayu yang ada di Kabupaten Lingga.c. Mengembangkan kesenian dan adat istiadat Melayu dengan menggali potensi kebudayaan Melayu sehingga kesenian dan adat istiadat Melayu tersebut menjadi jati diri masyarakat Kabupaten Lingga. d. Mengembangkan kelembagaan adat Melayu di Kabupaten Lingga seperti Lembaga Adat Melayu (LAM), Dewan Kesenian Melayu (DKM) dan Balai Kajian Melayu Lingga yang merupakan motor penggerakkan pembumian Melayu di masyarakat.. Konsep pembangunan Kabupaten Lingga harus mencermati dan memahami filosofi paradigma baru pembangunan, dimana komponen partisipasi masyarakat adalah hal yang sangat mendasar. Sehingga pembangunan yang dilakukan harus terencana dan terarah, serta diketahui oleh khalayak komponen pembangunan di Kabupaten Lingga.

Keikutsertaan masyarakat secara menyeluruh dan proporsional sangat diperlukan untuk mendukung semua pelaksanaan pembangunan yang dicita-citakan. Untuk itu, mari kita bersama dengan kemampuan yang ada untuk membangun Kabupaten Lingga menuju Bandar Melayu yang merupakan replika kerajaan Lingga Riau di masa kini yang memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakatnya. **(Ketua Yayasan Singkep, Direktur REC dan Pembantu Dekan IV Bidang Kerjasama dan Perencanaan Fak. Pertanian Universitas Riau)