Upload
vudan
View
240
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat Oleh:
Thia Zakiyah Oktiviarni (3308100026)
Dosen Pembimbing
IDAA Warmadewanthi, ST., MT., PhD
Latar Belakang
18 Rumah Kompos
Pengelolaan belum
optimal
Emisi GRK, Asidifikasi, Eutrofikasi
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah dampak yang dihasilkan dari pengolahan sampah di rumah kompos Surabaya Barat dan Pusat terhadap jumlah pembentukan gas rumah kaca (GRK), serta dampak pengolahan sampah yang menyebabkan asidifikasi dan eutrofikasi.
o Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pengolahan sampah di rumah kompos terhadap jumlah pembentukan gas rumah kaca.
o Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pengolahan sampah di rumah kompos sehingga menyebabkan terjadinya asidifikasi.
o Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pengolahan sampah di rumah kompos sehingga menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
Rumusan Masalah Tujuan
Ruang Lingkup
Penelitian ini terdiri
dari analisis kuantitas, komposisi, karakteristik sampah
dan lindi.
Lokasi studi penelitian ini terdiri dari enam
rumah kompos, yaitu: Benowo, Sumber Rejo,
Sonokwijenan, Keputran, Putat Jaya,
dan Srikana
Analisis dampak pengolahan sampah terhadap lingkungan
menggunakan pemodelan LCA dengan software
SimaPro
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk penelitian selanjutnya, yaitu untuk memilih skenario pengelolaan sampah di Rumah Kompos yang ramah lingkungan untuk Kota Surabaya khususnya Surabaya Barat dan Pusat, yang nantinya metode pengelolaan tersebut dapat di terapkan.
Tinjauan Pustaka(1)
Pengomposan adalah dekomposisi bahan organik melalui proses biologis, sehingga menghasilkan nutrisi yang kaya humus (Narayana, 2009)
Menurut SNI 19-7030-2004 kematangan kompos ditunjukkan oleh faktor-faktor berikut:
C/N rasio mempunyai nilai 10-20
Suhu sesuai dengan suhu air tanah
Berwarna kehitaman dan tekstur seperti tanah
Berbau tanah.
Tinjauan Pustaka(2)
Gas rumah kaca yang merupakan produk dari hasil pengelolaan sampah berasal dari: CO2 dari biogas di landfill, CO2 dari pembakaran biogas, CO2, CH4 dan N2O yang berasal dari pengomposan serta CO2 yang berasal dari pengolahan tanah (US-EPA, 2010).
Eutrofikasi adalah sebuah fenomena yang dapat mempengaruhi ekosistem air. Nitrogen (N) dan fosfor (P) adalah dua nutrisi yang paling terlibat dalam eutrofikasi. Eutrofikasi ini diakibatkan lindi yang mencemari lingkungan (Banar et al., 2009).
Asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana Polutan utama asidifikasi adalah SO2, NOx, HCl, dan NH3 (Pambudi, 2008).
Tinjauan Pustaka(3)
Menurut Clift et al. (2000), LCA mempelajari intervensi lingkungan dan potensi dampak sepanjang hidup suatu produk (yaitu dari cradle to grave) dari akuisisi bahan baku melalui produksi, dikonsumsi dan terakhir disposal.
SimaPro merupakan program yang terdiri dari database produk dan proses yang menyediakan inventarisasi energi dan bahan sumber daya yang digunakan dan senyawa kimia yang dihasilkan (mengenai, udara dan tanah) selama manufaktur produk atau mengoperasikan sebuah proses.
Tinjauan Pustaka(4)
Fase 1: Goal and scope
definition
Fase 2: Inventory analysis
Fase 3: Impact
assesment
Fase 4: Interpretation
Lokasi Penelitian
Metodologi Penelitian
Realita Kondisi ideal
Ide penelitian
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Kesimpulan
Tujuan
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan Data
Wawancara
Analisa Laboratorium
Pengukurandi lapangan
Titik Pengambilan Sampel
Next
Rutinitas Sampah
Lama Pengomposan
Hasil Wawancara
Pemanfaatan Kompos
Jumlah Sampah
Back
Jumlah Sampah
Back
Rutinitas Sampah yang Masuk
Back
Lama Pengomposan
Back
Pemanfaatan Kompos
Back
Komposisi Sampah di LPS (1)
LPS Pemukiman
LPS Pasar
Back
Komposisi Sampah di LPS (2)
64%
15%
8%
3%
2%
1%
1%
1% 2%
3% Sampah makanan
Plastik
Kertas
Kain
Kaca
Logam
Karet
Kayu
Sampah taman
Lain-lain
LPS Pemukiman
Komposisi Sampah di LPS (3)
2,375 1,25
1,13 0,38 0,38
0,28
0,18
95,53
Sampah makanan
Plastik
Kertas
Kain
Kaca
Karet
Kayu
Sampah sayur dan buah
LPS Pasar
Komposisi Sampah di Rumah Kompos (1)
Sampah Jalan dan Taman
Sampah Pasar
Sampah Jalan, taman dan restauran
Komposisi Sampah di Rumah Kompos (2)
24%
49%
25%
2%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Benowo
Daun
Batang
Ranting
Plastik
23%
50%
25%
2% 0%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Sumber Rejo
Daun
Batang
Ranting
Plastik
Kertas
34%
43%
22%
1%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Sonokwijenan
Daun
Batang
Ranting
Plastik
Sampah Jalan dan Taman
Komposisi Sampah di Rumah Kompos (3)
91%
7%
2%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Putat Jaya
Sayuran
Plastik
Kertas
98%
2%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Keputran
Sayuran
Plastik
Sampah Pasar
Komposisi Sampah di Rumah Kompos (4)
21%
2%
50%
25%
1% 1%
Komposisi Sampah Rumah Kompos Srikana
Daun
Buah
Batang
Ranting
Plastik
Kertas
Sampah Jalan, taman dan restauran
Hasil Pengukuran
Densitas
Kadar Air LPS
Kadar Air RK
Suhu
pH
Back
Densitas Sampah di LPS dan Rumah Kompos
Nama LPS Densitas (Kg/m3)
Sumber Rejo 162
Putat Jaya 159
Keputran 283
Srikana 148
Nama Rumah Kompos
Densitas (Kg/m3)
Benowo 333
Sumber Rejo 377
Sonokwejinan 331
Putat Jaya 462
Keputran 321
Srikana 437
Back
Kadar Air Sampah di LPS
LPS Kadar Air (%)
Sumber Rejo 65,4
Putat Jaya 68
Keputran 85
Srikana 69,5
Back
Kadar Air Sampah di Rumah kompos
Rumah Kompos Kadar Air (%)
Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3
Benowo 62,6 68,7 67
Sumber Rejo 67,4 70,6 40,2
Sonokwejinan 40,1 46 40,5
Putat Jaya 62,5 72,5 19,8
Keputran 62,8 72,8 68,8
Srikana 65,5 69,6 37,9
Back
0 1 2 3 4
3
4
5
6
7
8
9
10
pH
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowejinan
PutatJaya
Keputran
Srikana
pH
Back
0 1 2 3 4
30
40
50
60
70
Su
hu
(0 C
)
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowejinan
PutatJaya
Keputran
Srikana
Suhu
Back
Hasil Analisa Laboratorium
NH4-N
PO4
COD dan BOD
Next
Konsentrasi NH4-N pada Kompos dan Lindi
0 1 2 3 4
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
Kon
sent
rasi
NH
4-N (
%)
Minggu ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowejinan
PutatJaya
Keputran
Srikana
0 1 2 3 4
0
50
100
150
200
250
300
Kon
sent
rasi
NH
4-N (
mg/
L)
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowijenan
PutatJaya
Keputran
Srikana
Kompos Lindi
Back
Konsentrasi PO4 Lindi
0 1 2 3 4
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Kon
sent
rasi
PO
4 (m
g/L)
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowijenan
PutatJaya
Keputran
Srikana
Back
Konsentrasi COD dan BOD Lindi
0 1 2 3 4
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Ko
nse
ntr
asi
CO
D (
mg
/L)
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowijenan
PutatJaya
Keputran
Srikana
0 1 2 3 4
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Ko
nse
ntr
asi
BO
D (
mg
/L)
Minggu Ke-
Benowo
SumberRejo
Sonowijenan
PutatJaya
Keputran
Srikana
Back
Analisis data menggunakan LCA
A. GOAL AND SCOPE
Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa dampak lingkungan seperti asidifikasi dan eutrofikasi serta dampak yang disebabkan oleh emisi GRK dari proses pengomposan di rumah kompos Kota Surabaya bagian Barat dan Pusat.
Ruang Lingkup:
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah proses pengomposan dilakukan secara aerobik dengan menggunakan sistem windrow composting, sehingga dampak yang dikaji adalah emisi gas CO2, asidifikasi dan eutrofikasi.
Analisis data menggunakan LCA (2)
B. LIFE CYCLE INVENTORY
No Inventory Benowo Sumber Rejo Sonokwejinan Putat Jaya Keputran Srikana
1 Sumber Material Biowaste Biowaste Biowaste Biowaste Biowaste Biowaste
2 Volume Material organik yang dikomposkan
1,15 m3 2,14 m3 2,9 m3 2,88 m3 2,98 m3 1,91 m3
3 Berat Material organik yang dikomposkan
382,95 kg 806,78 kg 959,9 kg 1330,56 kg 956,58 kg 834,67 kg
4 Proses pengomposan Windrow
composting Windrow
composting Windrow
composting Windrow
composting Windrow
composting Windrow
composting
5 Alat yang digunakan Mesin
Pencacah Mesin
pencacah Mesin pencacah, mesin pengayak
Mesin pencacah,
mesin pengayak
Mesin pencacah
Mesin pencacah
6 Energi yang diperlukan Air = 60 liter Air = 80 liter Air = 60 liter,
Listrik = 604 kWh Air = 185 liter Air = 60 liter Air = 60 liter
7 Penggunaan Bahan Bakar
Solar = 2 liter Solar = 2 liter Solar = 4 liter Solar = 5 liter Solar = 2 liter Solar = 2 liter
Analisis data menggunakan LCA (3) INVENTORY RESULT
Substansi Kompartemen Satuan Sumber Rejo Srikana Sonokwejinan Putat Jaya Keputran Benowo
Ammonia Udara mg 106,00 110,00 127,00 175,00 126,00 50,60
Karbon dioksida Udara kg 0,83 0,86 1,29 2,11 0,86 0,86
Karbon dioksida, biogenik
Udara g 138,00 143,00 164,00 228,00 164,00 65,60
Ammonia, ion Air mg 11,60 12,00 13,80 19,10 13,70 5,50
BOD5 Air g 23,30 24,10 27,70 38,40 27,60 11,10
COD Air g 23,60 24,40 28,10 38,90 28,00 11,20
Fosfat Air mg 1,60 1,66 1,91 2,64 1,90 0,76
Analisis data menggunakan LCA (4)
B. IMPACT ASSESSMENT
Pada tahap analisis impact assessment ini dilakukan klasifikasi ke dalam masing-masing kategori dampak dan kemudian di persentasekan potensi dampak pada masing-masing kategori dampak tersebut (Gunamantha et al., 2010).
Hasil
Grafik Next
Potensi Pencemaran
Rumah Kompos Global Warming (%) Asidifikasi (%) Eutrofikasi (%)
Benowo 12,00 0,000656 7,28
Sumber rejo 12,55 0,001374 15,31
Sonokwejinan 18,85 0,001647 18,22
Putat Jaya 30,31 0,002269 25,23
Keputran 13,28 0,001634 18,14
Srikana 13,00 0,001426 15,83
Back
Grafik Potensi Pencemaran (1)
Global Warming Asidifikasi
0,000
0,001
0,002
0,003
0,004
5
10
15
20
25
30
35
Per
sent
ase
Dam
pak
(%)
Kategori Dampak
Benowo
Sumber Rejo
Sonokwejinan
Putat Jaya
Keputran
Srikana
A. Pencemaran ke udara
Grafik Potensi Pencemaran (2)
B. Pencemaran ke air
Eutrofikasi
0
5
10
15
20
25
Pers
enta
se D
am
pak
(%)
Kategori Dampak
Benowo
Sumber Rejo
Sonokwejinan
Putat Jaya
Keputran
Srikana
Back
Perbandingan Hasil Analisa Lab dengan LCA menggunakan SimaPro (1)
Global Warming
Global warming disebabkan oleh gas CO2 yang lepas ke udara pada saat proses pengomposan. Berdasarkan hasil analisa menggunakan SimaPro, gas CO2 terbentuk dari proses pengomposan yang berasal dari penguraian sampah dan penggunaan bahan bakar pada alat. Rumah kompos Putat Jaya menyumbang emisi gas CO2 tertinggi yaitu sebesar 2,11 kg CO2 dari bahan bakar alat dan 0,228 kg CO2 dari proses pengomposan, sedangkan Rumah Kompos Benowo menyumbang emisi gas CO2 terendah yaitu sebesar 0,86 kg CO2 dari bahan bakar alat dan 0,0656 kg CO2 dari proses pengomposan.
Perbandingan Hasil Analisa Lab dengan LCA menggunakan SimaPro (2)
Asidifikasi
Kandungan ammonium tertinggi rata-rata yaitu dari Rumah Kompos Putat jaya sebesar 0,45% sedangkan yang terendah yaitu Rumah Kompos Benowo dengan rata-rata sebesar 0,28%. Kandungan ammonium di dalam kompos inilah penyebab terjadinya asidifikasi di lingkungan. Hasil inventory berdasarkan analisa LCA, Rumah Kompos Putat Jaya memiliki nilai tertinggi sebesar 175 mg dan Rumah Kompos Benowo memiliki nilai terendah sebesar 50,6 mg.
Perbandingan Hasil Analisa Lab dengan LCA menggunakan SimaPro (3)
Eutrofikasi
Kandungan N rata-rata tertinggi diperoleh dari lindi yang dihasilkan oleh Rumah Kompos Putat Jaya yaitu 32,34 mg/L dan yang terendah dihasilkan oleh Rumah Kompos Benowo yaitu 12,50 mg/L. Kandungan P rata-rata tertinggi juga dihasilkan dari proses pengomposan di Rumah Kompos Putat Jaya, yaitu sebesar 15,57 mg/L dan yang terendah dihasilkan oleh Rumah Kompos Benowo yaitu 3,90 mg/L. Hasil ini sesuai dengan hasil inventory analisa LCA menggunakan SimaPro. Rumah kompos yang memiliki kadar ammonium dan fosfat tertinggi adalah Putat Jaya yaitu masing-masing sebesar 19,1 mg dan 2,64 mg. Rumah Kompos Benowo memiliki kandungan ammonium dan fosfat yang paling rendah yaitu masing-masing sebesar 5,5 mg dan 0,76 mg.
1. Persentase potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh GRK berkisar antara 12-30,31% dari total dampak ke udara pada setiap proses pengomposan. 2. Persentase potensi pencemaran yang dihasilkan oleh asidifikasi berkisar antara 0,000656-0,002269% dari total dampak ke udara pada setiap proses pengomposan. 3. Persentase potensi pencemaran yang dihasilkan oleh eutrofikasi berkisar antara 7,28-25,23% dari total dampak ke air pada setiap proses pengomposan.
Kesimpulan
1. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan lebih dari tiga kali, sehingga diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat. 2. Penelitian ini sebaiknya juga menganalisis dampak pencemaran terhadap tanah, hal ini dikarenakan banyaknya tumpahan lindi yang masuk kedalam tanah. 3. Hasil penelitian ini, dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu untuk menentukan pengelolaan limbah yang tepat untuk dampak yang dihasilkan dari proses pengomposan.
Saran
Terima Kasih