Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POTRET KETAHANAN KELUARGA
INDONESIA
Perspektif Keraganam Pola Nafkah Keluarga
POTRET KETAHANAN KELUARGA
INDONESIA
PERSPEKTIF KERAGAMAN POLA NAFKAH KELUARGA
Penyusun
Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
FEMA IPB TAHUN 2013 BKKBN
ISBN 978-602-8665-12-4
ii
KATA PEGANTAR PENULIS
Pembangunan keluarga, baik secara eksplisit maupun implicit, akan selalu penting selama
berkeluarga atau kehidupan keluarga masih dipandang sebagai kehidupan yang normal dan ideal
bagi manusia. Oleh karenanya, semua orang pasti akan menyetujui (dengan alasan apapun dan dari
sudut pandang manapun), pentingnya keluarga sehingga keluarga harus memiliki ketahanan agar
sejahtera bahkan berkualitas. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa setelah puluhan tahun
Indonesia membangun, masih besar jumlah keluarga Indonesia yang miskin dan belum sejahtera,
apalagi mencapai kehidupan berkualitas. Kondisi tersebut menghantarkan kepada pertanyaan
penting, mengapa pembangunan yang selama ini dilaksanakan di berbagai bidang masih belum
mampu menurunkan proporsi keluarga yang miskin dan belum sejahtera ? Apakah pemerintah telah
melakukan beragam upaya yang optimal untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
memberikan perlindungan yang maksimal terhadap keluarga marjinal ? sudah memadaikan bantuan
dan perlindungan pemerintah terhadap kehidupan keluarga petani, nelayan, peternak, penambang,
dan yang bergerak di sector pariwisata ? Sudah efektifkah pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu
jilid II menjalankan pemerintahan yang pro-poor, pro-growth, dan pro-job ?
Buku ini tidak dimaksudkan untuk membahas efektiftas pembangunan dan dampaknya terhadap
ketahanan keluarga, melainkan memotret secara ringan kehidupan dan ketahanan keluarga
Indonesia sebagai cerminan hasil pembangunan Indonesia. Buku ini merupakan serial kedua dari
tiga serial buku mengenai “Potret Ketahanan Keluarga Indonesia”, yang memfokuskan untuk
memotret ketahanan keluarga Indonesia dalam konteks keragaman pola nafkah dan kaitannya
dengan tantangan ekonomi yang dihadapi keluarga. Oleh karenanya buku ini memotret keluarga
menurut jenis pekerjaan utama di Indonesia serta perubahan sosial yang secara umum dihadapi
keluarga. Buku ini dirancang mengkombinasikan dua kekuatan pesan yaitu pesan berupa foto-foto
yang didesain untuk memvisualisasikan keragaman kehidupan keluarga di berbagai wilayah
Indonesia, dan pesan kehidupan keluarga menurut keragaman pola nafkahnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs Yunus Patriawan Noya, M.Si sebagai Direktur
Advokasi dan KIE BKKBN dan Drs. Adi Wahyono, M.Si sebagai Kasubdit Pengembangan Advokasi dan
KIE BKKBN yang telah memfasilitasi pengumpulan informasi dan penyusunan buku ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada tim lapang yang telah turut serta membantu pengumpulan data,
informasi, dan foto yang diperlukan. Akhir kata, semoga buku ini memberikan manfaat sebagaimana
yang diharapkan. Saran dan perbaikan yang membangun akan menjadi sumber berharga untuk
perbaikan buku ini di kemudian hari.
Bogor, Desember 2013
Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti
iii
SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pembangunan keluarga merupakan bagian dari kebijakan penanganan kependudukan,
bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram,
dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin. Keluarga berkualitas yang dicita-citakan adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keluarga berkualitas juga keluarga yang
berketahanan, yaitu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta memiliki
kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya
untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.
Dalam upaya pembangunan keluarga, pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan
kebijakan pembangunan keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga (PK3) yang dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan
fungsi keluarga secara optimal. Kebijakan pembangunan keluarga melalui PK3
dilaksanakan dengan cara: (1) peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan
perkembangan anak; (2) peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi,
pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga; (3) peningkatan
kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat; (4)
pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan perlindungan dan bantuan untuk
mengembangkan diri agar setara dengan keluarga lainnya; (5) peningkatan kualitas
lingkungan keluarga; (6) peningkatan akses dan peluang terhadap penerimaan informasi
dan sumber daya ekonomi melalui usaha mikro keluarga; (7) pengembangan cara inovatif
untuk memberikan bantuan yang lebih efektif bagi keluarga miskin; dan (8)
penyelenggaraan upaya penghapusan kemiskinan terutama bagi perempuan yang berperan
sebagai kepala keluarga.
Dalam upaya tersebut diperlukan potret tentang kehidupan keluarga terutama aktivitasnya
dalam pencarian nafkah, persepsi mengenai nilai anak dan KB, serta kesejahteraan dan
ketahanan yang dimiliki keluarga. Karaktersitik tersebut diperlukan untuk memetakan
tantangan pembangunan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, saya
menyambut baik disusunnya buku Potret Katahanan Keluarga Indonesia menurut
keragaman pola nafkah dan perubahan kehidupan keluarga ini. Saya berharap buku ini
menjadi dasar dalam menyusun rancangan advokasi dan KIE serta penggarapan program
pembangunan keluarga sejahtera.
Jakarta, Desember 2013
Dr. Sudibyo Alimoeso, MA
iv
SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Sebagai unit sosial terkecil, keluarga memiliki peran amat penting sebagai sumber ketahanan sosial dalam masyarakat. Kekuatan dan ketahanan keluarga akan menciptakan masyarakat yang kokoh terhadap tantangan perubahan sosial yang ada. Upaya menuju masyarakat yang kuat bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil tercipta. Apalagi saat ini merupakan era modernisasi dan industrialisasi dimana transfer teknologi dan informasi sudah sangat cepat sehingga akses informasi dari mana pun akan mudah diperoleh keluarga. Pengaruh nilai-nilai positif dan negatif serta nilai baru dan lama akan terus berkembang dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi keluarga menjadi strategis dalam kerangka menyaring nilai-nilai tersebut.
Buku Potret Ketahanan Keluarga Indonesia. Perspektif Keragaman Pola Nafkah Keluarga ini berisi kajian ekologi keluarga dalam kerangka transformasi nilai untuk menghadapi permasalahan dari luar lingkungannya. Hal ini diyakini bahwa keluarga mampu menjadi jembatan transaksi energi dan materi dengan lingkungannya melalui pengelolaan sumberdaya dan pengaturan ruang, adaptasi terhadap dinamika perkembangan jaman serta mempunyai pengambilan keputusan dalam lingkup skala mikro. Secara sederhana, bahwa keluarga yang mandiri adalah keluarga yang memiliki idealisme ketahanan keluarga yang mampu mengelola lingkungannya berdasarkan dari kemampuan sumberdaya manusia dan kepemilikan sumberdaya alamnya. Prof. Euis Sunarti adalah Guru Besar di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB, yang sangat produktif menulis berbagai publikasi terkait ketahanan keluarga. Sumbangannya terhadap pengembangan ilmu keluarga sangatlah berharga. Saya menyambut hasil karya Prof.Euis Sunarti ini, yang dapat menjadi referensi penting potret keluarga yang nyata di Indonesia. Diharapkan kajian ketahanan keluarga ini dapat mencerahkan peneliti ekologi keluarga, sehingga mampu menciptakan kelembagaan keluarga yang lenting terhadap perubahan sosial dan perubahan ekonomi masyarakat. Buku Potret Ketahanan Keluarga ini tepat menjadi acuan bagi para akademisi dan birokrat dalam menetapkan kebijakan keluarga khususnya terkait ketahanan ekonomi keluarga. Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelesaian isu-isu ketahanan keluarga di Indonesia, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Bogor, Desember 2013
Dr. Arif Satria
v
SAMBUTAN
DIREKTUR ADVOKASI, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
Tantangan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana (KKB) ke depan semakin berat. Hal tersebut berkaitan dengan pencapaian kinerja
Program KKB selama sepuluh tahun terakhir yang kurang menggembirakan: prevalensi pemakaian
kontrasepsi modern yang hanya mengalami peningkatan sebesar 1,2 persen berkontribusi pada
stagnasi angka kelahiran total sehingga laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari
1,45 persen (SP 2000) menjadi 1,49 persen (SP 2010). Hasil evaluasi pelaksanaan KIE hanya berhasil
meningkatkan aspek kognisi (pengetahuan), tetapi tidak diikuti dengan aspek penerimaan (afeksi)
dan perilaku (konasi). Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa hampir semua (98,9 persen) pasangan
usia subur mengetahui tentang alat/cara kontrsepsi (modern methode), tetapi hanya 57,9 persen
yang memakai kontrasepsi (modern methode). Artinya, terdapat 41 persen PUS yang hanya sebatas
mengetahui alat/cara kontrsepsi, tetapi tidak menggunakannya. Kondisi tersebut berkontribusi
pada pencapaian indikator kinerja program pembangunan kependudukan dan KB, terutama dalam
upaya menurunkan angka fertilitas.
Sebagai bagian dari Revolusi Advokasi dan KIE dalam upaya Akselerasi Pembangunan KKB dalam
rangka pencapaian target RPJMN 2010 – 2014 dan MDGs 2015, kegiatan KIE Program KKB Below The
Line dilakukan secara menyeluruh yang mencakup segala wilayah, termasuk wilayah khusus seperti
tertinggal, terpencil, dan perbatasan (Galciltas). Kondisi wilayah yang demikian menyebabkan
terbatasnya infrastruktur sehingga mengakibatkan rendahnya akses penduduk terhadap informasi,
termasuk informasi tentang program KKB. Dalam upaya pemetaan sasaran KIE Program KKB,
pemahaman terhadap sasaran yang lebih spesifik mutlak diperlukan untuk keberhasilan kegiatan KIE
yang akan dilaksanakan. Semua aspek yang menyangkut karakteristik sasaran seperti bentuk rumah
tangga, sumber mata pencaharian, adat istiadat, dan kehidupan sosial budaya lainnya merupakan
informasi yang berharga yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan KIE
dan merancang kegiatan lainnya.
Dalam upaya memberikan pemahaman tentang karakteristik keluarga dalam perspektif keragaman
pola nafkah keluarga, Direktorat Advokasi dan KIE bekerjasama dengan Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti,
M.Si dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor menyusun buku “Potret Ketahanan Keluarga Indonesia dalam Perspektif Keraganan Pola
Nafkah Keluarga”. Keragaman keluarga berdasarkan keragaman pola nafkahnya akan memberikan
gambaran yang variatif tentang implementasi ketahanan keluarga. Buku ini juga memberikan
deskripsi tentang persepsi keluarga tentang kependudukan, nilai anak dan KB serta kehidupan
keluarga di Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat dalam upaya pengembangan program
kependudukan dan pembangunan keluarga di masa yang akan datang.
Jakarta, Desember 2013
Drs. Yunus Patriawan Noya, M.Si
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii SAMBUTAN iii DAFTAR ISI vi BAB I KETAHANAN KELUARGA DALAM KERAGAMAN POLA NAFKAH 1 BAB II KETAHANAN KELUARGA PETANI DAN PEKEBUN 29 BAB III KETAHANAN KELUARGA PETERNAK 45 BAB IV KETAHANAN KELUARGA NELAYAN 55 BAB V KETAHANAN KELUARGA PEDAGANG 67 BAB VI KETAHANAN KELUARGA DI SEKTOR HOME INDUSTRY 75 BAB VII KETAHANAN KELUARGA DI SEKTOR PERTAMBANGAN 87 BAB VIII KETAHANAN KELUARGA DI SEKTOR PARIWISATA 101
BAB I
KETAHANAN KELUARGA INDONESIA
DALAM KERAGAMAN POLA NAFKAH
Sumber : http://jakartacity.olx.co.id/lingkungan-elit-banyak-akses-sangat-prospek-iid-540149388