Upload
dwiyanita-paramarini
View
145
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
power point, auditingchp 15
Citation preview
OLEH :
Syifaul Qolbi 041013046Dwiyanita Paramarini 041013092Ula Winda Dewitasari 041013093
Mariyatul Qibthiyah 041013095
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa.
Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah :
1. Membeli barang dan jasa (transaksi pembelian)
2. Melakukan pembayaran (transaksi pengeluaran kas)
Sifat siklus pengeluaran
Bagi sebuah perusahaan manufaktur, siklus operasi kotor diestimasi oleh jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan untuk memutar persediaan & menagih piutang.
Siklus operasi bersih =Siklus operasi kotor – hari perputaran hutang usaha
Hari perputaran hutang usaha yaitu waktu yang diberikan pemasok untuk menggunakan kredit dagang sebelum barang & jasa harus dibayar.
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien
Pemahaman tentang bisnis & industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu dapat membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :
1) Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.
2) Risiko inheren dalam siklus pengeluaran.3) Pengendalian internal kunci dimana
auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian bisnis.
4) Pemberian jasa bernilai tambah.
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Misal: karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk mendeteksi kesalahan hutang usaha tidak sebesar biaya untuk mendeteksi kesalahan putang usaha / persediaan. Akibatnya jumlah materialitas yang lebih kecil dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha.
1. Materialitas
Faktor-faktor yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalah sajikan asersi siklus pengeluaran meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas yang dalam kenyataan tidak tercapai.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas.
2. Risiko Inheren
Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi antara lain :
Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggiPembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan
tanpa otorisasi.Pembelian aktiva dapat diselewengkan.Pembayaran atas faktur penjual mungkin
dilakukan dua kali.Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin
terjadi.
Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material.
Rumus prosedur analitis yang umum digunakan :1. Jumlah hari perputaran hutang usaha =
rata-rata hutang usaha : pembelian x 3652. HPP terhadap hutang usaha =
HPP : hutang usaha
3. Risiko prosedur analitis
3. Hutang sebagai persentase dari total aktiva =hutang usaha : total aktiva
4. Rasio lancar = aktiva lancar : kewajiban lancar
5. Rasio cepat = aktiva moneter lancar : kewajiban moneter lancar
Lingkungan pengendalianberikut ini adalah faktor-faktor yang relevan pada siklus pengeluaran :
1. Integritas & nilai etis2. Komitmen terhadap kompetensi3. Struktur organisasi4. Penetapan kewenangan & tanggung jawab.
Mempertimbangkan komponen pengendalian Internal
Penilaian Resiko Manajemena. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.
b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting & stabilitas pemasok yang penting.
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
e. Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda & kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
Informasi & komunikasi (sistem akuntansi)
Informasi yang harus dipahami auditor meliputi :
Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang & jasa diterima / barang dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap siklus pembelian.
Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang & jasa.
PemantauanAktivitas pemantauan yang
mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, mencakup :
umpan balik yang terus-menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran.
Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan, yang ditemukan selama audit sebelumnya.
Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
Penilaian awal atas risiko pengendalianAuditor dapat melaksanakan beberapa
pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan.
Transaksi Pembelian
Aktivitas Pengendalian
Dokumen dan Catatan yang UmumPermintaan
PembelianPesanan Pembelian Laporan penerimaan Faktur penjualan Voucher Laporan
pengecualianIkhtisar voucher Register voucher
File induk pemasok yang telah disetujui
File pesanan pembelian terbuka
File penerimaan File transaksi
pembelian File induk hutang
usaha File suspensi
penolakan
Pengajuan pembelianPencantuman nama pemasok yang telah disetujuiPengajuan kembali permintaan barang dan jasaPembuatan pesanan pembelian
Penerimaan barang dan jasaPenerimaan barang Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan kewajibanPembuatan voucher pembayaran dan pencatatan
kewajiban Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat
Fungsi-Fungsi
Setiap fungsi-fungsi penting itu harus dilimpahkan kepada orang yang berbeda atau departemen yang berbeda. Hal ini merupakan pemisahan tugas yang klasik dengan memisahkan otorisasi atas transaksi, penyimpanan aktiva, dan pencatatan transaksi.
Fungsi-Fungsi
Pada umumnya, suatu transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ketiga. banyak perusahaan yang melakukan pemisahan sub fungsi ini untuk transaksi dalam jumlah tertentu
Pengajuan Pembelian
Proses menyetujui pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting. Hal ini untuk menghindari pengajuan pembelian dengan pemasok fiktif.
Mencantumkan Nama Pemasok pada Daftar Pemasok yang Disetujui
permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi pembelian.Pengendalian penting yang harus dipertimbangkan adalah bahwa seluruh permintaan memenuhi kebijakan otorisasi yang di tetapkan perusahaan
Permintaan Barang dan Jasa
Pesanan permintaan yang dibuat dengan komputer akan mensyaratkan pemasukan nomor pegawai yang sah, yang akan digunakan komputer untuk mengecek apakah permintaan itu berada dalam batas otorisasi dari pegawai bersangkutan.Laporan kesalahan yang tidak urut harus dibuat secara rutin, dan setiap pengecualian harus segera diinvestigasi.
Permintaan Barang dan Jasa
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan pembelian hanya setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar. Pesanan pembelian harus berisi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan, kualitas, harga, dan nama serta alamat pemasok.
Pembuatan Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian juga dapat menjadi bagian dari jejak transaksi untuk mendokumentasikan bukti yang mendukung asersi eksistensi atau kejadianPengecekan independen atas disposisi pesanan pembelian untuk meriview status semua pesanan pembelian terbuka dan yang belum di penuhi berkaitan dengan asersi kelengkapan
Pembuatan Pesanan Pembelian
Penerimaan barang atau jasa ini biasanya membuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi. Personel departemen penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang yang rusak.
Permintaan Barang dan Jasa
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan bahwa kewajiban telah ditetapkan. Laporan permintaan merupakan dokumen yang penting untuk mendukung asersi eksistensi atau kejadian.
Pembuatan Laporan Penerimaan
Setelah menyerahkan barang ke gudang, klerk penerimaan harus meminta tanda terima. Salinan laporan penerimaan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi eksistensi atau kejadian.Pemisahan fungsi penyimpanan barang dengan fungsi pembelian lainnya dapat mengurangi resiko terjadinya pembelian yang tidak diotorisasi atau penyalahgunaan barang.
Penyimpanan Barang yang Diterima Sebagai Persediaan
Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Banyak perusahaan yang membuat voucher untuk mengakui kewajiban dan mencatatnya dalam jurnal.Perusahaan menggunakan pengendalian keakuratan pencatatan kewajiban dengan data yang dimasukan ketika barang atau jasa diterima
Pencatatan Kewajiban
Voucher merupakan dokumen bernomor urut yang berhubungan dengan pencatatan kewajiban. Biasanya departemen hutang usaha bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pembelian telah dicatat secara akurat. Seorang supervisor akuntansi harus memantau o Ketepatan klasifikasi akun yang diperlihatkan
dalam register vouchero Ketepatan waktu pencatatan dengan
membandingkan secara periodik tanggal ayat jurnal register voucher dengan tanggal pada salinan voucher.
Pembuatan Voucher dan Pencatatan Kewajiban
Auditor dapat mengambil kesimpulan mengenai keefektifan pengendalian terprogram dengan mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum komputer dan mengajukan pertanyaan serta menginspeksi dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan untuk menindaklanjuti laporan pengecualian yang dihasilkan oleh pengendalian terprogram.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
Auditor dapat menguji keefektfan pengendalian manajemen seperti pengendalian anggaran dan review manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung jawabnya.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, makan biasanya harus o Menguji keefektifan pengendalian umumo Menggunakan teknik audit berbantuan
komputer untuk mengevaluasi keefektifan pengendalian terprogram
o Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian risiko pengendalian yang rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten daripada penilaian risiko pengendalian yang lebih tinggi.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
AKTIVITAS PENGENDALIAN
Dokumen dan Catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas:
CekIkhtisar cekFile transaksi pengeluaran kasJurnal pengeluaran kas atau register cek
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Fungsi-Fungsi
Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa.
Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Pembayaran Kewajiban dan Pencatatan Pengeluaran.
Pengendalian atas pembuatan dan penandatanganan cek serta tujuan audit spesifik terkait mencakup hal berikut:
Pejabat yang berwenang di departemen keuangan harus bertanggung jawab atas penandatanganan cek.
Pengendalian yang terprogram atas cek untuk menentukan bahwa setiap cek telah dicocokkan secara tepat dengan voucher yang belum dibayar yang disetujui dan nama penerima pembayaran serta jumlah dalam cek telah sesuai dengan voucher.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Pengendalian yang terprogram akan membatalkan nomor voucher dan mereview file voucher yang telah dibayar untuk mencegah voucher tersebut dibayar dua kali.
Untuk mengurangi risiko pencurian atau perubahan, departemen pengendali produksi cek harus mengendalikan pengiriman cek tersebut.
Tidak ada yang diterbitkan berupa “cek tunai” dan tidak ada blanko cek yang harus diterbitkan.
Cek bernomor urut harus dipertanggungjawabkan.Akses ke blanko cek dan cap tandatangan harus dibatasi
kepada pejabat yang diotorisasi.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Pengendalian atas pengeluaran kas meliputi hal berikut:
Membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo akhir yang diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas serta file induk hutang usaha.
Pengecekan yang independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan total batch voucher yang diproses untuk pembayaran.
Pengecekan yang independen oleh supervisor akuntansi atas kesesuaian jumlah yang dijurnal dan dibukukan ke hutang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara.
Rekonsiliasi bank secara independen.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Memperoleh Pemahaman & Penilaian Risiko PengendalianPengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian internal. Penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten tentang keefektifan operasi pengendalian internal. Bukti mengenai keefektifan pengendalian internal dapat diperoleh ketika auditor memperoleh pemahaman atau melalui pengujian pengendalian spesifik.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Pengujian Subtantif atas Saldo Hutang Usaha
Hutang usaha merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan.
Audit atas hutag lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi untuk menghindari manajemen memanipulasi hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Penentuan Resiko Deteksi untuk Pengujian RincianResiko pengujian rincian untukasersi hutang usaha dipengaruhi oleh resiko inheren, resiko analitis, dan faktor2 resiko pengendalian yang terkait.Auditor menggunakan metodologi matriks resiko audit untuk menentukan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima pada tahap pengujian rincian.
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian
Komponen Resiko EO C RV VA PD
Audit Risk L L L L L
Inherent Risk H H M H H
Control Risk-Purchase Transaction
L H M H M
Control Risk-Cash Disbursement Transaction
M L L L L
1.Dapatkan Pemahaman bisnis dan industri klien dan tentukan:
Pentingnya pembelian dan hutang usaha bagi entittasPemacu ekonomik kunci yang mempenagurhi pembelian
dan hutang usaha klienSyarat perdagangan standar industri, termasuk saat
musim dsbg.Luas konsentrasi aktivitas dengan pemasok dan
komitmen pembelian
2.Lakukan prosedur awal atas saldo hutang usaha dan catatan yang harus diuji lebih lanjut:
Lacak (trace) saldo awal hutang usaha ke KKP tahun laluReview aktivitas buku besar hutang usaha dan selidiki
ayat-ayat yang tampak janggal Dapatkan daftar saldo hutang usaha pada tanggal neraca
dan tentukan keakuratannya
Initial Procedures (Prosedur Awal)
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Prosedur AwalMemperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri klienMemahami tentang signifikansi siklus pembelian u/
penilaian resikoMemahami pemicu atau penggerak ekonomi
perusahaan, termin perdagangan standar dan seberapa luas konsentrasi bisnis perusahaan
Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan mengggunakan perangkat lunak audit tergeneraliasi dalam memeriksa akun buku besar serta menentukan kecepatan matematis dari daftar tersebut.
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Prosedur Analitis Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo hutang usaha, hubungan hutang usaha dengan pembelian atau persediaan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Uji Rincian Transaksi Terdapat 4 pengujian substantif atas rincian
transaksia. Menelusuri Hutang yang Dicatat ke
Dokumentasi Pendukungb. Melaksanakan Pengujian pisah-batas
pembelianc. Melaksanakan Pengujian Pisah Batas
Pengeluaran Kasd. Melakukan Pencarian Hutang yang Belum
Tercatat
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Pengujian Rincian SaldoKonfirmasi Hutang Usaha
Mengidentifikasi pemasok utama dengan mereview register voucher atau buku pembelian atau file induk hutang uasaha dan mengirimkan permintaan konfirmasi kepada pemasok dengan saldo yang besar, aktivitas yang tak biasa, bersaldo kecil atau no, dan bersaldo debet
Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok.
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Penyajian dan Pengungkapano Bandingkan pelaporan hutang dengan GAAP:
Tentukan bahwa hutang telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan layak dan perkirakan periode pembayarannya
Tentukan apakah ada saldo debet yang jumlah keseluruhannya signifikan dan hasil harus direklasifikasi
Tentukan ketepatan pengungkapan sehubungan dengan pihak afiliasi atau hutang yang ada jaminannya
Tanyakan kepada manajemen keberadaan komitmen yang belum diungkapkan atau hutang kontijensi
Pengujian Subtantif atas Hutang Usaha
Pengujian Rincian SaldoKonfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Pertibangan yang relevan dalam melakukan pengujian subtantif ini adalah sbb:Prosedur audit yang berlaku umum
Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang berlaku umum. Auditor tidak akan melakukan konfirmasi apabila : Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu
prosedur audit Penilaian auditor atas resiko inheren serta resiko pengendalian rendah
dan telah dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku.
Pengujian Subtantif atas Piutang Usaha
Jasa Bernilai Tambah
Biasanya auditor sangat memahami tentang bisnis serta praktik bisnis klien, sehingga manajemen dan dewan komisaris biasanya ingin secara penuh memanfaatkan pengetahuan auditor tersebut.Dalam pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur (benchmark) atas pengeluaran perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.Jasa penting yang ditawarkan akuntan publik adalah membantu klien mengantisipasi jenis peluang dan membantu mengembangkan visi bagaimana membuat arus kas menjadi positif
Jasa Bernilai Tambah